JURNAL STINDO PROFESIONALjurnalstipro.com/wp-content/uploads/2019/02/bukti-8-ilovepdf... ·...

5
JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 1 | Januari 2019 I S S N : 2443 - 0536 86 PENGARUH KOMPETISI KERAGAMAN GULMA TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN Oleh : Ir.Bukti Hasiholan, M.Si Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality RINGKASAN Kompetisi gulma adalah salah satu corak hubungan antara spesies tumbuhan yang terjadi pada dua atau lebih individu tanaman dimana kedua belah pihak tumbuhan saling pengaruhi secara negatif karena membutuhkan persyaratan tumbuh yang sama dan tidak tersedia dalam jumlah cukup didalam lingkungan. Pengendalian gulma penting dilakukan dengan memperhatikan karakteristik gulma melalui proses kompetisinya sebab spesies yang berbeda mempunyai kemampuan berkompetisi yang berbeda pula. P. conjugatum dapat menimbulkan kompetisi yang kuat, kecuali pada pemupukan nitrogen yang cukup tinggi karena kebutuhan unsur hara gulma dan tanaman budidaya sudah tersedia cukup. Disamping menurunkan kesuburan tanah jalur tanaman perkebunan karet, gulma dapat menghambat pertumbuhan dan menunda masa sadap karet hingga tiga tahun, dan akan mengalami kerugian sebesar 3.250 kg karet kering/ha. Cabang tanaman teh muda, yang tumbuh pada keadaan bersih gulma menghasilkan 26,28 cabang berbeda nyata dengan jumlah cabang teh yang tumbuh bersama gulma, kecuali spesies Borreria alata. Pendahuluan Gulma termasuk salah satu komponen jasad pengganggu yang dapat menurunkan produksi suatu tanaman budidaya, seperti juga pengaruh penyakit dan hama tanaman. Ada beberapa penyebab sehingga gulma menurunkan hasil tanaman budidaya; a) Menekan, pertumbuhan dan mereduksi hasil dengan jalan bersaing, (kompetisi) dengan tanaman budidaya. Kompetisi ini terutama dalam hal air, unsur hara, cahaya, dan juga CO2. b) Apa bila kita mengendalikan gulma, kadang kala cara pengendalian yang kita gunakan dapat merusak tanaman budidaya dan menurunkan hasil. c) Mengganggu aktivitas panenan, oleh karena itu meningkatkan biaya panenan dan merugikan hasil. d) Merendahkan kualitas hasil dan membuat panenan tidak serempak. e) Memungkinkan sebagai tumbuhan inang (host) dari jasad pengganggu lain (serangga, nematoda dan lain- lain) sehingga dapat menurunkan hasil, baik kualitas maupun kuantitas. Di tanaman perkebunan teh, gulma dapat manurunkan produksi teh dengan menurunkan jumlah daun yang dapat dipetik, menghambat pertumbuhan tanaman teh muda, dan dapat menjadi tumbuhan inang untuk jasad pengganggu lain.

Transcript of JURNAL STINDO PROFESIONALjurnalstipro.com/wp-content/uploads/2019/02/bukti-8-ilovepdf... ·...

Page 1: JURNAL STINDO PROFESIONALjurnalstipro.com/wp-content/uploads/2019/02/bukti-8-ilovepdf... · PENGARUH KOMPETISI KERAGAMAN GULMA TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN ... kuantitas. Di tanaman

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 1 | Januari 2019 I S S N : 2443 - 0536

86

PENGARUH KOMPETISI KERAGAMAN GULMA TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN

Oleh :

Ir.Bukti Hasiholan, M.Si Dosen Fakultas Pertanian Universitas Quality

RINGKASAN

Kompetisi gulma adalah salah satu corak hubungan antara spesies tumbuhan yang terjadi pada dua atau lebih individu tanaman dimana kedua belah pihak tumbuhan saling pengaruhi secara negatif karena membutuhkan persyaratan tumbuh yang sama dan tidak tersedia dalam jumlah cukup didalam lingkungan. Pengendalian gulma penting dilakukan dengan memperhatikan karakteristik gulma melalui proses kompetisinya sebab spesies yang berbeda mempunyai kemampuan berkompetisi yang berbeda pula. P. conjugatum dapat menimbulkan kompetisi yang kuat, kecuali pada pemupukan nitrogen yang cukup tinggi karena kebutuhan unsur hara gulma dan tanaman budidaya sudah tersedia cukup. Disamping menurunkan kesuburan tanah jalur tanaman perkebunan karet, gulma dapat menghambat pertumbuhan dan menunda masa sadap karet hingga tiga tahun, dan akan mengalami kerugian sebesar 3.250 kg karet kering/ha. Cabang tanaman teh muda, yang tumbuh pada keadaan bersih gulma menghasilkan 26,28 cabang berbeda nyata dengan jumlah cabang teh yang tumbuh bersama gulma, kecuali spesies Borreria alata. Pendahuluan Gulma termasuk salah satu komponen jasad pengganggu yang dapat menurunkan produksi suatu tanaman budidaya, seperti juga pengaruh penyakit dan hama tanaman. Ada beberapa penyebab sehingga gulma menurunkan hasil tanaman budidaya; a) Menekan, pertumbuhan dan

mereduksi hasil dengan jalan bersaing, (kompetisi) dengan tanaman budidaya. Kompetisi ini terutama dalam hal air, unsur hara, cahaya, dan juga CO2.

b) Apa bila kita mengendalikan gulma, kadang kala cara pengendalian yang kita gunakan dapat merusak tanaman budidaya dan menurunkan hasil.

c) Mengganggu aktivitas panenan, oleh karena itu meningkatkan biaya panenan dan merugikan hasil.

d) Merendahkan kualitas hasil dan membuat panenan tidak serempak.

e) Memungkinkan sebagai tumbuhan inang (host) dari jasad pengganggu lain (serangga, nematoda dan lain-lain) sehingga dapat menurunkan hasil, baik kualitas maupun kuantitas.

Di tanaman perkebunan teh, gulma dapat manurunkan produksi teh dengan menurunkan jumlah daun yang dapat dipetik, menghambat pertumbuhan tanaman teh muda, dan dapat menjadi tumbuhan inang untuk jasad pengganggu lain.

Page 2: JURNAL STINDO PROFESIONALjurnalstipro.com/wp-content/uploads/2019/02/bukti-8-ilovepdf... · PENGARUH KOMPETISI KERAGAMAN GULMA TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN ... kuantitas. Di tanaman

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 1 | Januari 2019 I S S N : 2443 - 0536

87

Di perkebunan karet, gulma dapat menghambat pertumbuhan dan menunda masa produktif tanaman karet. Menurut Mangoensoe Kardjo (1980) masa sadap karet akan tertunda tiga tahun, dan akan mengalami kerugian sebesar 3.250 kg karet kering/ha. Disamping itu gulma-gulma

dapat pula berperan dalam penurunan kesuburan tanah jalur tanaman. Banyak perkebunan menduga penurunan (kehilangan) hasil oleh gulma seimbang atau lebih besar dibanding kehilangan yang ditimbulkan oleh jasad pengganggu lain (daftar-1).

Melihat pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh gulma terhadap tanaman perkebunan, maka seyogyanya pengendalian gulma dilakukan dengan setepat mungkin, dengan memperhatikan karakteristik gulma melalui proses kompetisinya. Konsep Kompetisi Kompetisi adalah salah satu corak hubungan antara spesies tumbuhan yang terjadi pada dua atau lebih individu tanaman. Kedua belah pihak tumbuhan akan saling pengaruhi secara negatif karena hubungan tersebut. Hai ini terjadi karena kedua belah pihak membutuhkan persyaratan tumbuh yang sama dan tidak tersedia dalam jumlah cukup didalam lingkungan (Odum, 1975).

Dengan demikian secara lebih luas lagi dapat dikatakan bahwa kompetisi terjadi antara tumbuh-tumbuhan dengan lingkungan. Tumbuhan selama pertumbuhannya akan memodifikasi keadaan lingkungan disekitarnya dan selanjutnya keadaan lingkungan yang telah dimodifikasi itu akan mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan yang lain. Faktor yang mempengaruhi kompetisi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kompetisi, hal

Page 3: JURNAL STINDO PROFESIONALjurnalstipro.com/wp-content/uploads/2019/02/bukti-8-ilovepdf... · PENGARUH KOMPETISI KERAGAMAN GULMA TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN ... kuantitas. Di tanaman

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 1 | Januari 2019 I S S N : 2443 - 0536

88

ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Spesies / jenis gulma Spesies yang berbeda mempunyai kemampuan berkompetisi yang berbeda pula. Dari daftar 2 berikut ini dapat dilihat perbedaan pertumbuhan teh akibat kompetisi berbeda jenis.

Cabang tanaman teh muda, yang tumbuh pada keadaan bersih gulma menghasilkan 26,28 cabang, ini berbeda nyata dengan jumlah cabang teh yang tumbuh bersama gulma, kecuali spesies Borreia alata. Densitas tumbuhan Densitas gulma yang tumbuh pada suatu area bervariasi menurut musim yang ada. Pada musim hujan/basah densitas gulma tinggi karena persediaan air cukup, tetapi pada musim kemarau populasi gulma rendah.

Densitas gulma yang bervariai ini menimbulkan pula variasi dalam penurunan hasil suatu tanaman budidaya. Secara umum hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Jelaslah bahwa semakin tinggi densitas gulma, semakin rendah hasil tanaman budidaya. Namun populasi gulma yang rendah sekali biasanya tak mempengaruhi produksi. Waktu Yang dimaksud pengaruh waktu disini adalah beberapa lama suatu individu tanaman yang ada tumbuh bersama individu tanaman lainnya, atau berapa lama gulma tumbuh bersama tanaman budidaya. Hal ini akan menunjukan informasi periode kritis suatu tanaman budidaya dalam kompetisi dengan gulma. Misalnya pada tanaman tebu periode tersebut terjadi apabila populasi gulma terdapat antara bulan pertama sampai dengan bulan keempat. Untuk menjamin hasil yang baik dari tebu tersebut, gulma perlu dikendalikan pada saat yang tepat. Dafter 3 dibawah ini menceritakan hasil sebuah percobaan tentang pengaruh lamanya gulma Paspalum spp. yang tumbuh dalam pertanaman tebu terhadap penurunan hasil tebu tersebut.

Page 4: JURNAL STINDO PROFESIONALjurnalstipro.com/wp-content/uploads/2019/02/bukti-8-ilovepdf... · PENGARUH KOMPETISI KERAGAMAN GULMA TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN ... kuantitas. Di tanaman

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 1 | Januari 2019 I S S N : 2443 - 0536

89

Distribusi Distribusi dapat diartikan sebagai cara penyebaran gulma. Gulma yang dapat menyebar dengan biji dan akar rimpang besar kemungkinan akan dapat menghasilkan nilai kompetisi yang tinggi. Apabila cara tersebut dapat dorman hingga pada saat tertentu, apabila keadaan lingkungan cocok untuk tumbuh akan dapat tumbuh dan meluas. Banyak biji-biji gulma yang dorman pada musim kemarau. Andaikata musim penanaman suatu tanaman budidaya datang dan air hujan cukup, maka biji gulma akan segera tumbuh. Di perkebunan tebu yang ditanam di daerah-daerah tegalan pada musim penanaman September - Oktober sewaktu bujan mulai datang biji-biji gulma seperti Echinochoa colonum, Mimosa spp., Digitaria spp., Borreria spp., Rotboelia spp., alang-alang dan lainnya tumbuh dan mulai mengadakan kompetisi dengan tanaman tebu sampai 3 - 5 bulan berikutnya. Disamping faktor tersebut diatas, beberapa faktor lingkungan seperti kultur tehnik, pemupukan, varietas tanaman budidaya juga berpengaruh terhadap kompetisi. Kultur tehnik Pada penanaman tanaman budidaya, keadaan populasi gulma akan tinggi

apabila tanaman yang kita tanam masih berumur muda, yaitu tajuk belum tertutup rapat. Pada suatu percobaan dengan Paspalim conjugatum yang dilakukan di BIOTROP, Pamplona (1975) mengatakan bahwa P. conjugatum dapat menimbulkan kompetisi yang kuat, dan pada pemupukan nitrogen yang cukup tinggi barulah Paspalum tidak berkompetisi secara nyata, karena kebutuhan unsur hara gulma dan tanaman budidaya tersedia cukup.

KESIMPULAN 1. Pengendalian gulma penting

dilakukan dengan memperhatikan karakteristik gulma melalui proses kompetisinya sebab spesies yang berbeda mempunyai kemampuan berkompetisi yang berbeda pula.

2. Densitas gulma yang tumbuh pada suatu area bervariasi menurut musim yang menimbulkan variasi pula dalam penurunan hasil suatu tanaman budidaya.

3. Lamanya suatu gulma tumbuh bersama tanaman budidaya akan menunjukan informasi periode kritis suatu tanaman budidaya dalam berkompetisi dengan gulma, sehingga akan memberikan

Page 5: JURNAL STINDO PROFESIONALjurnalstipro.com/wp-content/uploads/2019/02/bukti-8-ilovepdf... · PENGARUH KOMPETISI KERAGAMAN GULMA TERHADAP TANAMAN PERKEBUNAN ... kuantitas. Di tanaman

JURNAL STINDO PROFESIONAL Volume V | Nomor 1 | Januari 2019 I S S N : 2443 - 0536

90

informasi saat yang tepat untuk mengendalikan gulma.

4. Gulma yang dapat menyebar dengan akar rimpang dan biji-biji yang dapat dorman dapat menghasilkan nilai kompetisi yang tinggi, karena tiba pada musim tanam dan air hujan cukup maka biji gulma akan segera tumbuh dan meluas.

DAFTAR PUSTAKA Edi Premono M., Sukarto dan Suryanto, 1988. Kombinasi pengendalian gulma pada tebu keprasan di PG Bunga Mayang. Majalah Perush. Gula Th. XXIV (1/2), Juni 1988. Kim K.U., I.J. Lee, II.J. Jeong and D.S. Kim, 1987. P Potensial allelopathic substances identifield from annual crop straws. Proceed XI th APWSS Confoference. Madkar O.R., T. Kuntohartono dan S. Mangoensoekardjo, 1986. Masalah Gulma dan Cara Pengendalian. Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Bogor. Madkar O.R., 1990. Regulasi Pemakaian Herbisida. Jurusan Budidaya Pertanian. Fak. Pertanian UNPAD, Padjadjaran. Nasution U., 1984. Gulma dan Pengendaliannya di Perkebunan Karet Sumatera Utara dan Aceh. P4TM. Tanjung Morawa. Tjitrosoedirdjo S., I.H.Utomo dan J.Wiroatmodjo, 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. PT Gramedia. Jakarta. 210 halaman. Tjitrosoedirdjo S., I.H.Utomo dan J.Wiroatmodjo, 1987. Pertanian tanpa olah tanah Konservasi pada padang

Alang-alang. Pros. Seminar Budidaya Pertanian Tanpa Olah Tanah I.