jurnal spatoglothis

5
78 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005 T ahun 1928 R.E.Holtum berhasil menumbuhkan biji anggrek melalui kultur in vitro dengan menggunakan formula Knudson. Hasil persilangan Holtum yang pertama kali berbunga adalah hibrida Spathoglottis. Sejak tahun 1970- an, spesies yang tumbuh di Malaysia seperti Spathoglottis affinis, S. aurea, S. graculis, S. hardingiana, S. microchilina, dan S. plicata mulai banyak dibudidayakan di Singapura (Gunadi 1986). Spathoglottis dikenal dengan nama anggrek tanah atau anggrek terestrial. Jenis yang sering dijumpai adalah Spatho- glottis plicata dengan bunga berwarna ungu (Gambar 1). Sekitar 40 spesies terdapat di Asia Tenggara dan Papua Nugini, 7 spesies di antaranya asli Filipina (Holtum dan Enoch 1972). Nama genetik Spathoglottis berasal dari bahasa Yunani; spathe berarti belati dan glossa atau glotta berarti lidah, mengacu pada karakteristik labellum dari genus (Davis dan Steiner 1982). Nama spesifik plicata diperoleh dari pe- nampilan atau lekukan daun yang plicated, suatu karakter botanik yang digambarkan sebagai plicate. Spathoglottis merupakan tanaman taman dan tanaman pot. Anggrek ini pernah dimanfaatkan sebagai bunga potong andalan Singapura pada era 1930-1940-an (Parker 1994 dalam Kartikaningrum et al . 2004). Pada taman, Spathoglotis biasanya ditanam secara massal di dalam bedengan sebagai tanaman pembatas atau tanaman tepi. Di Indonesia, Spathoglottis dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi, bergantung pada spesiesnya. S. plicata banyak dijumpai di dataran rendah dan sedang, sedangkan S. aurea dan S. afnis tumbuh baik di dataran tinggi (Kartikaningrum et al. 2004). Lingkungan tumbuhnya adalah tempat yang terbuka dengan sinar matahari penuh, tetapi perlu sedikit naungan pada sore hari. Spathoglottis menghendaki media tumbuh yang me- miliki drainase baik, karena anggrek ini tidak tahan genangan (Holtum dan Enoch 1972). Media tanam yang cocok adalah lapisan bawah berupa pecahan bata/genteng/arang dan lapisan atasnya humus daun-daunan. Di Malaysia, sebagai media tanam digunakan tanah lumpur yang dibakar dan dicampur dengan humus daun-daunan (Parker 1994 dalam Kartikaningrum et al. 2004). Warna bunga Spathoglottis bervariasi yaitu ungu tua, ungu muda, merah keunguan, pink, oranye, kuning, coklat, putih, dan campuran. Beberapa jenis memiliki panjang tangkai melebihi tinggi tanaman, sedangkan yang lain bunga tersembunyi di bawah kanopi tanaman karena tangkai bunganya pendek. Bunga mekar tidak serempak dalam satu rangkaian bunga; setelah 2-3 hari bunga layu dan diganti dengan bunga yang lain secara berurutan. Jumlah bunga mekar pada saat yang sama bervariasi, dan jumlah bunga tiap tangkai bervariasi antara 6-30 bunga (Hawkes 1970). Spathoglottis berkembang biak melalui anakan atau pseudobulb. Menanam pseudobulb tidak boleh seluruhnya terbenam di dalam tanah, separuhnya diusahakan berada di atas permukaan tanah (Holtum dan Enoch 1972). Pe- ngembangbiakan melalui biji juga dapat dilakukan tetapi memerlukan waktu yang lebih lama, sehingga hanya cocok untuk menanam biji hasil persilangan. Percobaan ini bertuju- an untuk mendapatkan populasi F1 anggrek Spathoglottis yang bervariasi dengan sifat-sifat baik yang diturunkan dari induknya. TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK TANAH SONGKOK ( Spathoglottis plicata) Laily Qodriyah 1 1 Teknisi Litkayasa Pelaksana Pemula pada Balai Penelitian Tanaman Hias, Jalan Raya Ciherang, Segunung, Pacet, Cianjur 43253, Kotak Pos 8 Sindanglaya, Telp. (0263) 512607, Faks. (0263) 514138, E-mail: [email protected] Gambar 1. Spathoglottis plicata

description

jurnal anggrek tanah

Transcript of jurnal spatoglothis

Page 1: jurnal spatoglothis

78 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005

T ahun 1928 R.E.Holtum berhasil menumbuhkan bijianggrek melalui kultur in vitro dengan menggunakan

formula Knudson. Hasil persilangan Holtum yang pertamakali berbunga adalah hibrida Spathoglottis. Sejak tahun 1970-an, spesies yang tumbuh di Malaysia seperti Spathoglottisaffinis, S. aurea, S. graculis, S. hardingiana, S. microchilina,dan S. plicata mulai banyak dibudidayakan di Singapura(Gunadi 1986).

Spathoglottis dikenal dengan nama anggrek tanah atauanggrek terestrial. Jenis yang sering dijumpai adalah Spatho-glottis plicata dengan bunga berwarna ungu (Gambar 1).Sekitar 40 spesies terdapat di Asia Tenggara dan PapuaNugini, 7 spesies di antaranya asli Filipina (Holtum danEnoch 1972).

Nama genetik Spathoglottis berasal dari bahasa Yunani;spathe berarti belati dan glossa atau glotta berarti lidah,mengacu pada karakteristik labellum dari genus (Davis danSteiner 1982). Nama spesifik plicata diperoleh dari pe-nampilan atau lekukan daun yang plicated, suatu karakterbotanik yang digambarkan sebagai plicate.

Spathoglottis merupakan tanaman taman dan tanamanpot. Anggrek ini pernah dimanfaatkan sebagai bunga potongandalan Singapura pada era 1930-1940-an (Parker 1994 dalamKartikaningrum et al. 2004). Pada taman, Spathoglotisbiasanya ditanam secara massal di dalam bedengan sebagaitanaman pembatas atau tanaman tepi.

Di Indonesia, Spathoglottis dapat tumbuh di dataranrendah maupun dataran tinggi, bergantung pada spesiesnya.S. plicata banyak dijumpai di dataran rendah dan sedang,sedangkan S. aurea dan S. afnis tumbuh baik di datarantinggi (Kartikaningrum et al. 2004). Lingkungan tumbuhnyaadalah tempat yang terbuka dengan sinar matahari penuh,tetapi perlu sedikit naungan pada sore hari.

Spathoglottis menghendaki media tumbuh yang me-miliki drainase baik, karena anggrek ini tidak tahan genangan(Holtum dan Enoch 1972). Media tanam yang cocok adalahlapisan bawah berupa pecahan bata/genteng/arang danlapisan atasnya humus daun-daunan. Di Malaysia, sebagaimedia tanam digunakan tanah lumpur yang dibakar dandicampur dengan humus daun-daunan (Parker 1994 dalamKartikaningrum et al. 2004).

Warna bunga Spathoglottis bervariasi yaitu ungu tua,ungu muda, merah keunguan, pink, oranye, kuning, coklat,putih, dan campuran. Beberapa jenis memiliki panjangtangkai melebihi tinggi tanaman, sedangkan yang lain bungatersembunyi di bawah kanopi tanaman karena tangkaibunganya pendek. Bunga mekar tidak serempak dalam saturangkaian bunga; setelah 2-3 hari bunga layu dan digantidengan bunga yang lain secara berurutan. Jumlah bungamekar pada saat yang sama bervariasi, dan jumlah bunga tiaptangkai bervariasi antara 6-30 bunga (Hawkes 1970).

Spathoglottis berkembang biak melalui anakan ataupseudobulb. Menanam pseudobulb tidak boleh seluruhnyaterbenam di dalam tanah, separuhnya diusahakan berada diatas permukaan tanah (Holtum dan Enoch 1972). Pe-ngembangbiakan melalui biji juga dapat dilakukan tetapimemerlukan waktu yang lebih lama, sehingga hanya cocokuntuk menanam biji hasil persilangan. Percobaan ini bertuju-an untuk mendapatkan populasi F1 anggrek Spathoglottisyang bervariasi dengan sifat-sifat baik yang diturunkan dariinduknya.

TEKNIK HIBRIDISASI ANGGREK TANAH SONGKOK (Spathoglottis plicata)

Laily Qodriyah1

1Teknisi Litkayasa Pelaksana Pemula pada Balai Penelitian TanamanHias, Jalan Raya Ciherang, Segunung, Pacet, Cianjur 43253, KotakPos 8 Sindanglaya, Telp. (0263) 512607, Faks. (0263) 514138,E-mail: [email protected]

Gambar 1. Spathoglottis plicata

Page 2: jurnal spatoglothis

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005 79

BAHAN DAN METODE

Percobaan dilaksanakan pada bulan Januari 2003 hinggaDesember 2004 di Kebun Percobaan Tanaman HiasPasarminggu, Jakarta dan Kebun Percobaan Balai PenelitianTanaman Hias, Segunung. Bahan induk yang disilangkanmemiliki sifat warna dan bentuk bunga menarik, tegar, tahanhama dan penyakit serta rajin berbunga. Bahan induk yangdigunakan adalah:

1. Spathoglottis plicata berbunga putih, ungu tua, ungusedang, ungu muda, dan pink; S. aurea warna bungakuning oranye dan kuning muda; S. unguiculata warnaungu tua; S. augustorum warna putih; S. vanoverbergiiwarna kuning; dan Spathoglottis sp. dengan warna bungakuning keunguan.

2. Spathoglottis hibrida bertangkai bunga pendek (30-40cm) dengan warna bunga putih, ungu kemerahan, kuning,dan ungu kemerahan berbercak kuning.

3. Spathoglottis hibrida bertangkai panjang, jumlah bunga/tangkai banyak dengan warna bunga kuning berbercakungu, krem, ungu kemerahan berbercak kuning, dan ungutua berbercak kuning.

4. Anggrek tanah dari genus lain seperti Calanthetriplicata dengan bunga putih dan pink serta Bletilastriata yang berwarna ungu.

Alat yang digunakan adalah pinset kecil dan tusuk gigiatau batang korek api . Untuk penanaman buah secara aseptikdiperlukan laminar, botol kultur, cawan petri, lampu bunsen,pinset, scalpel, korek api, spidol untuk pelabelan, dan lampuneon 40 W untuk penerangan.

Persilangan dilakukan secara searah maupun dua arah(resiprok) antara bunga dengan jumlah kuntum banyak dantangkai bunga sedang-panjang dengan tanaman bertangkaibunga pendek. Sebelum persilangan dilakukan pemilihanatau seleksi tetua jantan maupun betina, baik untuk tanamanpot, taman atau bunga potong. Tetua yang digunakan berasaldari koleksi plasma nutfah anggrek Spathoglottis. Penyer-bukan dilakukan pada pagi hari pada bunga yang telah mekar1-2 hari. Ada penyilang anggrek yang beranggapan bahwakuntum bunga nomor ganjil (dihitung dari pangkal tangkai)paling baik untuk dijadikan induk betina, karena buahnyaberbiji banyak dan fertil (Gambar 2). Induk jantan dapatdiambil dari kuntum sembarang.

Kuntum induk jantan anggrek Spathoglottis diambiltepung sarinya dengan menggunakan tusuk gigi yang bersih.Tepung sari yang terbungkus kotak sari terletak di pusatbunga, berwarna kuning. Kotak sari dicungkil pelan sampaitepung sarinya menempel pada alat yang dipakai, kemudian

tepung sari dibawa ke induk betina, yaitu menuju lekukanberlendir yang letaknya persis di bawah kotak sari. Tepungsari induk jantan dilekatkan secara sempurna pada putik indukbetina, sementara itu tepung sari induk betina dibuang agarpersilangannya murni. Sampai langkah ini perkawinan sudahberlangsung. Selanjutnya tanaman diberi label tetua betinax tetua jantan, tanggal penyilangan, dan kode penyilang. Biladalam jangka waktu 3-4 hari tangkai kuntum induk betinamasih segar berwarna kehijauan maka persilangan berhasil.

Beberapa hari kemudian kelopak dan mahkota bungamulai layu sampai akhirnya kering dan rontok. Selanjutnyamuncul bakal buah berbentuk bulat telur berwarna hijausampai hijau kecoklatan (Trubus 1993). Buah dipanen 25-65hari setelah penyerbukan. Selanjutnya biji disemaikan secaraaseptik pada media Vacin & Went ditambah air kelapa di dalambotol kultur pada laminar dengan bantuan pinset, scalpel dancawan petri yang disteril dengan lampu spiritus. Semaiandiberi label serta dipelihara dalam ruangan dengan suhu 24oCdi bawah lampu neon 40 W dengan jarak 60 cm. Protokormyang sudah tumbuh disubkultur pada media Vacin dan Wentditambah pisang ambon. Planlet yang telah tumbuh cukupbesar ditanam secara kompotan pada campuran media sekambakar dan kompos daun bambu dan dilekatkan di rumah seredengan naungan lebih kurang 65%. Selanjutnya bibit ditanamsecara individu dalam pot pada media yang sama, namunditambah dengan pupuk kandang dan dipelihara di dalamrumah sere.

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiramansekali sehari. Tanaman kompotan dan tanaman muda dipupukmenggunakan pupuk organik cair yaitu super top soil denganinterval pemberian satu kali seminggu dengan dosis 1 cc/literair. Tanaman induk dan tanaman F1 dewasa dipupuk denganpupuk yang sama dengan interval satu kali seminggu, namun

Gambar 2. Kuntum bunga nomor ganjil dihitung dari pangkaltangkai

Bunga ke-1sudah gugur (ganjil)

Bunga ke-3sudah gugur (ganjil)

Bunga ke-4(genap)

Bunga ke-6(genap)

Bunga ke-5(ganjil)

Bunga ke-2sudah gugur (genap)

Pangkal tangkai

Page 3: jurnal spatoglothis

80 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005

dengan dosis yang lebih tinggi yaitu 2 cc /liter air. Penyiang-an dilakukan sesuai kondisi gulma. Hama dan penyakitdikendalikan menggunakan pestisida dengan dosis sesuaianjuran.

Hibridisasi dinyatakan berhasil apabila dalam satupopulasi persilangan muncul variasi seperti warna bunga,tinggi tanaman, atau bentuk tanaman dan semua itu dapatdiketahui melalui karakterisasi hasil persilangan. Parameteryang diukur dalam karakterisasi adalah variasi warna bunga,panjang daun, lebar daun, pertambahan jumlah anakan,panjang bunga, panjang tangkai bunga, lebar bunga, panjangbibir, lebar bibir, dan jumlah kuntum tiap tangkai (Kartika-ningrum et al. 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persilangan yang dilakukan pada tahun 2004 merupakanlanjutan persilangan tahun-tahun sebelumnya. Status hasilpersilangan sampai tahun 2003 disajikan pada Tabel l. Hasilpersilangan tahun sebelumnya (2003) yaitu antara S. aureadengan S. plicata (ungu muda) terjadi segregasi bentuk dancorak bunga. Corak bunga terbagi dalam tiga tipe (Gambar 3).Persilangan antara S. aurea dengan S. plicata (ungu tua)menghasilkan keturunan yang relatif seragam. Hal inimenunjukkan bahwa S. plicata ungu muda (Spathoglottisyang umum dijumpai) sudah merupakan hasil persilangan(kemungkinan hasil persilangan dengan warna putih),

sedangkan S. plicata ungu tua bukan merupakan hasilpersilangan, sehingga persilangan dengan spesies lainmenghasilkan keturunan yang seragam, baik warna, bentukmaupun corak. Perbedaan hanya terletak pada intensitaswarna pada setiap keturunannya (Gambar 4).

Tabel 1. Status persilangan anggrek Spathoglottis yang dilakukan tahun 2003 di Kebun Percobaan Tanaman HiasPasarminggu Jakarta dan Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung

Sumber tetua Tanggal silang Tanggal panen Keterangan

Betina Jantan

S019 S023 10-1-2003 7-3 -2003 Jumlah klon yang tumbuh 14S019 S005S 20-1-2003 24-2-2003 Sudah berbungaS006 S019 25-1-2003 7-3 -2003 Biji tidak tumbuhS001 S023 10-2-2003 24-3-2003 Sudah berbungaS001 S019 13-2-2003 24-3-2003 Planlet mati dalam botol5 0 0 1 Calanthe sp 17-2-2003 24-3-2003 Planlet tumbuh tidak normalKSP7.3 S023 17-2-2003 26-3-2003 Buah pecahS001 S019 13-2-2003 26-3-2003 Buah pecahS005 Calanthe sp. 17-2-2003 1-4 -2003 Buah tidak berkecambahCalanthe sp Calanthe sp 19-2-2003 3-4 -2003 Bunga gugurS019 S006S 26-2-2003 22-4-2003 Sebagian sudah berbungaS019 S023 13-3-2003 26-6-2003 Sulit diaklimatisasiS021J Calanthe 8-4 -2003 19-5-2003 Buah gugurS021J S005 1-4 -2003 19-5-2003 -S019 5 0 2 3 22-8-2003 13-10-2003 Sulit diaklimatisasiSpa. Plicata 5 0 1 9 19-8-2003 13-10-2003 Bunga gugurSpa. Plicata”putih” S023 28-8-2003 13-10-2003 Sgn100 sudah aklimatisasiSpa. vanoverb. S85-41 7-11-2003 24-12-2003 Sulit aklimatisasi

Sumber: Kartikaningrum et al. (2004)

Gambar 3. Hasil persilangan antara Sphatoglottis aurea dengan S.plicata ( ungu muda)

Gambar 4. Hasil persilangan antara Spathoglottis aurea dengan S.plicata ( ungu tua)

Page 4: jurnal spatoglothis

Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005 81

Persilangan antara S001 dengan S. unguiculata meng-hasilkan keturunan F1 yang seragam. Hal ini juga menan-dakan kedua tetua tersebut masih murni spesies. Hasilpersilangan memiliki karakter yang merupakan kombinasi darikedua tetuanya, namun warna bunga dominan dari tetua S.unguiculata dan tanaman pendek sehingga dapat dijadikansebagai tanaman pot. Namun karakter nonresupinasi (yangmenyebabkan bunga menghadap ke atas) yang berasal dariS. unguiculata masih dominan, sehingga perlu dilakukansilang balik agar bunganya menghadap ke depan.

Persilangan yang dilakukan tahun 2004 (Tabel 2) banyakmenggunakan tetua betina S023 dan S025 yang keduanyamerupakan sumber tetua untuk tangkai bunga pendek. S023merupakan spesies anggrek S. unguiculata yang memilikisifat cepat membentuk anakan, namun memiliki kelemahanyaitu bunganya menggerombol di atas dan menghadap keatas. S025 adalah spesies anggrek S. vanoverbergii yangberwarna kuning, keping sisi ungu sampai merah, dan ukuranbunga kecil, namun tangkai bunganya kurang kokoh.

Hasil persilangan pada tahun-tahun sebelumnya me-nunjukkan bahwa bila kondisi tanaman atau lingkungankering, persilangan sering tidak berhasil. Kondisi yanglembap akan meningkatkan peluang keberhasilan persilang-an. Persilangan dengan menggunakan genus lain sudahdicoba yaitu dengan Bletila striata, namun biji belum

Tabel 2 . Persilangan yang dilakukan tahun 2004 di Kebun Percobaan Tanaman Hias Pasarminggu Jakarta danKebun Percobaan Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung

Sumber tetuaTanggal silang Tanggal panen Keterangan

Betina Jantan

S025 S019 8-1 -2004 26-2-2004 Masih dalam botol kulturS019 S023 2-3 -2004 - Tanaman sudah diaklimatisasiKSP1905-279 S025 9-8 -2004 21-9-2004 Masih dalam botol kulturKSP1905-279 S023 9-8 -2004 21-9-2004 Masih dalam botol kulturKSP1905-252 S025 9-8 -2004 21-9-2004 Masih dalam botol kulturS025 S085-001 10-9-2004 10-10-2004 Masih dalam botol kulturS085-001 S025 10-9-2004 21-10-2004 Masih dalam botol kulturLQ002-1 S025 10-9-2004 5-10-2004 Masih dalam botol kulturS025 LQ002-1 10-9-2004 10-10-2004 Masih dalam botol kulturS003 S023 10-9-2004 22-10-2004 Masih dalam botol kulturS006 S025 26-8-2004 7-10-2004 Masih dalam botol kulturS024 S023 8-10-2004 11-10-2004 Masih dalam botol kulturS024 S025 8-10-2004 11-10-2004 Masih dalam botol kulturS006 S023 26-8-2004 7-10-2004 Masih dalam botol kulturS024 S023 8-10-2004 11-10-2004 Masih dalam botol kulturS024 S025 8-10-2004 11-10-2004 Masih dalam botol kulturS025 S024 18-10-2004 20-12-2004 Masih dalam botol kulturS025 S96 23-11-2004 28-01-2005 Masih dalam botol kulturS96 S025 23-11-2004 4-01-2005 Masih dalam botol kulturS021 S022 8-2 -2005 29-3-2005 Biji belum tumbuh

Sumber: Kartikaningrum et al. (2004)

tumbuh. Persilangan Spathoglottis dengan Calanthe jugatelah dilakukan, namun perkembangan tanaman selanjutnyatidak bagus.

Persilangan S. aurea dengan S. unguiculata sulit mem-peroleh tanaman dalam jumlah besar sehingga persilanganterus dilakukan. Kedua tetua ini mempunyai indikasi me-nurunkan warna-warna yang dominan. Menurut Lacandula(2004) yang mengutip pernyataan Aurique, warna kuningbiasanya bersifat dominan pada setiap persilangan. Namun,persilangan S. plicata dengan S. unguiculata menghasilkanketurunan yang bunganya memiliki warna dominan dari S.unguiculata. Semua keturunan memiliki warna yang samayaitu ungu tua. Diharapkan persilangan antara S. unguiculatadengan S. aurea akan memberikan warna campuran keduanya.

KESIMPULAN

Persilangan anggrek Spathoglottis yang dilakukan tahun2004 menghasilkan populasi Fl hasil persilangan (20 seripersilangan) dengan umur buah berkisar antara 25-65 harisetelah penyerbukan. Keragaman karakter Spathoglottisterletak pada tangkai bunga, bunga dan bagian-bagianbunga, sedangkan karakter pada daun tidak menunjukkankeragaman.

Page 5: jurnal spatoglothis

82 Buletin Teknik Pertanian Vol. 10. Nomor 2, 2005

Persilangan Spathoglottis yang memiliki warna berbedaakan menghasilkan keturunan dengan kombinasi warnakedua tetuanya. Karakter yang dimiliki S. unguiculata sangatmendominasi keturunannya. Dengan adanya hibridisasianggrek Spathoglottis diharapkan dapat diperoleh hibrida-hibrida dengan kombinasi warna yang bervariasi sehinggadapat mendorong minat masyarakat akan anggrek Spatho-glottis.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, R.S and M.L. Steiner. 1982. Philippines Orchids. EntrientPress, Atlagmalolos, Bulacan. 270 pp.

Gunadi, T. 1986. Anggrek dari Benua ke Benua. Angkasa, Jakarta.129 hlm.

Hawkes, A. D. 1970. Encyclopedia of Cultivated Orchids. Faberand Faber Limited, London. p. 602.

Holtum, R.E. and 1. Enoch. 1972. Flora of Malaya. Orchid. GovPrinting Office, Singapura 1: 759.

Kartikaningrum, S., Yoyo Sulyo, Nur. Q. Hayati, dan Suryanah.2004. Hibridisasi anggrek Spathoglottis secara konvensional.Laporan Akhir Tahun Balai Penelitian Tanaman Hias,Segunung, Cianjur. hlm. 74-82.

Lacandula, J.M.M. 2004. The amazing garden sentries (http://www.manilatimes.net/national/2004/may/04/yehey/life/20040504.html).

Trubus. 1993. Menyilang Anggrek. Penebar Swadaya, Jakarta. hlm.27-40.