Jurnal Saya

11
RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum. L) TERHADAP PEMBERIAN VIBRASI SUARA DAN PUPUK PELENGKAP CAIR Paisal Ansiska Prodi Agroteknologi, Jurusan Pertanian, Universitas Musi Rawas Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman bawang daun (Allium fistulosum. L) terhadap pemberian vibrasi suara dan dosis pupuk pelengkap cair. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Rahmah Kecamata Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan mengunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 (dua) perlakuan dengan 3(tiga) kali ulangan. Adapun perlakuan yang dicobakan sebagai berikut : 1. Perlakuan vibrasi suara (S) sebagai petak utama yang terdiri dari tiga macam perlakuan yaitu : S1 = Vibrasi dengan frekuensi rendah, S2 = Vibrasi dengan frekuensi tinggi, dan S3 = Tanpa perlakuan vibrasi. 2. Perlakuan dosis pupuk pelengkap cair (P) sebagai anak petak yang terdiri dari 3 taraf yaitu : P1 = Bayfolan 2 ml/liter, P2 = Bayfolan 3 ml/liter dan P3 = Bayfolan 4 ml/liter. Dari kedua faktor perlakuan diatas didapatkan 9 kombinasi perlakuan dengan ulangan sebanyak 3 kali, sehingga didapatkan 27 unit percobaan dengan sampel tanaman masing – masing 3 tanaman. Hasil penelitian dapatlah disimpulkan sebagai berikut: 1) Perlakuan vibrasi dengan frekuensi tinggi (S2) Memberikan hasil terbaik pada peubah berat basah berangkasan (g), indeks panen (%), 2) Perlakuan aplikasi pupuk pelengkap cair tidak memberikan berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati, dan 3) Interkasi perlakuan vibrasi suara dan aplikasi pupuk pelengkap cair berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati. I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman sayuran merupakan tanaman holtikultura yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, karena sayuran mempunyai gizi yang cukup tinggi. Salah satu jenis sayuran yang sering ditanam yaitu bawang daun (Sumaryono, 1996). Menurut Rukmana (1994), budidaya bawang daun memiliki prospek yang baik guna meningkatkan pendapatan petani serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pasar bawang daun tidak hanya dalam negeri (domestik) tetapi juga telah menembus pasar luar (expor). Rendahnya faktor produksi dapat di tingkatkan melalui budidaya tanaman yang intensif dan pemberian pupuk. Kebutuhan tanaman akan unsur hara sangat tergantung pada jenis tanaman dan varietasnya. Ketersediaan unsur hara di dalam tanah baik unsur mikro maupun makro akan mempengaruhi tanaman, oleh karena itu keduanya harus dalam keadaan seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Brady, 1999).

description

qwdadas

Transcript of Jurnal Saya

Page 1: Jurnal Saya

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum. L) TERHADAP PEMBERIAN

VIBRASI SUARA DAN PUPUK PELENGKAP CAIR

Paisal Ansiska

Prodi Agroteknologi, Jurusan Pertanian, Universitas Musi Rawas

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan tanaman bawang daun (Allium

fistulosum. L) terhadap pemberian vibrasi suara dan dosis pupuk pelengkap cair. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Rahmah Kecamata Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan mengunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 (dua) perlakuan dengan 3(tiga) kali ulangan. Adapun perlakuan yang dicobakan sebagai berikut : 1. Perlakuan vibrasi suara (S) sebagai petak utama yang terdiri dari tiga macam perlakuan yaitu : S1 = Vibrasi dengan frekuensi rendah, S2 = Vibrasi dengan frekuensi tinggi, dan S3 = Tanpa perlakuan vibrasi. 2. Perlakuan dosis pupuk pelengkap cair (P) sebagai anak petak yang terdiri dari 3 taraf yaitu : P1 = Bayfolan 2 ml/liter, P2 = Bayfolan 3 ml/liter dan P3 = Bayfolan 4 ml/liter. Dari kedua faktor perlakuan diatas didapatkan 9 kombinasi perlakuan dengan ulangan sebanyak 3 kali, sehingga didapatkan 27 unit percobaan dengan sampel tanaman masing – masing 3 tanaman.

Hasil penelitian dapatlah disimpulkan sebagai berikut: 1) Perlakuan vibrasi dengan frekuensi tinggi (S2) Memberikan hasil terbaik pada peubah berat basah berangkasan (g), indeks panen (%), 2) Perlakuan aplikasi pupuk pelengkap cair tidak memberikan berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati, dan 3) Interkasi perlakuan vibrasi suara dan aplikasi pupuk pelengkap cair berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati.

I. PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

Tanaman sayuran merupakan tanaman holtikultura yang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, karena sayuran mempunyai gizi yang cukup tinggi. Salah satu jenis sayuran yang sering ditanam yaitu bawang daun (Sumaryono, 1996). Menurut Rukmana (1994), budidaya bawang daun memiliki prospek yang baik guna meningkatkan pendapatan petani serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Pasar bawang daun tidak hanya dalam negeri (domestik) tetapi juga telah menembus pasar luar (expor). Rendahnya faktor produksi dapat di tingkatkan melalui budidaya tanaman yang intensif dan pemberian pupuk. Kebutuhan tanaman akan unsur hara sangat tergantung pada jenis tanaman dan varietasnya. Ketersediaan unsur hara di dalam tanah baik unsur mikro maupun makro akan mempengaruhi tanaman, oleh karena itu keduanya harus dalam keadaan seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman (Brady, 1999).

Pemberian pupuk pelengkap cair dapat memperbaiki pertumbuhan bawang daun (Sutejo, 1995). Selain memberikan nutrisi yang di butuhkan tanaman, pemberian pupuk pelengkap cair dapat juga memperbaiki sifat fisik tanah, kimia maupun biologis tanah sehingga diharapkan unsur hara yang ada di dalam tanah dapat diserap oleh tanaman (Sarief ,1989). Penggunakan unsur pupuk pelengkap cair dapat menambah pertumbuhan batang dan daun, selain itu juga dapat mempercepat pembungaan dan juga mudah diserap oleh tanah dan tanaman, unsur hara yang terkandung dalam pupuk pelengkap cair cukup lengkap yang terdiri dari unsur hara mikro dan makro (Devita, 2010). Beberapa contoh pupuk pelengkap cair yang banyak beredar dipasaran adalah Bayfolan yang dilengkapi dengan unsur Fe, Mg, B, Cu, Zn dan Mo serta N, P, K (Novizan, 2002). Selain pemberian pupuk pelengkap cair upaya meningkatkan jumlah produksi juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan vibrasi suara.

Penggunaan vibrasi suara merupakan suatu teknologi baru di bidang pertanian yang difokuskan pada pengukuran karakteristik suara yang dapat diterima tumbuhan. Gelombang suara yang dihasilkan oleh musik dapat merangsang pembukaan stomata dan mempengaruhi gerakan karbondioksida di sekitar tanaman sehingga dapat mempengaruhi penyerapan karbondioksida di sekitar daun (Hou dan Mooneyham, 1994). Hal ini dapat meningkatkan hasil fotosintesis. Setiap tanaman dapat merespon berbagai vibrasi suara dengan frekuensi tergantung dengan jenis musik yang dipakai, tanaman yang berbeda akan menyukai musik yang berbeda pula (Retallack, 1973). Aditya Tesar (2013), menyatakan bahwa suara Garengpung yang memiliki frekuensi 6000-9600 Hz dapat mengoptimalkan pertumbuhan dan mempersingkat umur panen tanaman sawi bakso.

Page 2: Jurnal Saya

Bedasarkan pemaparan diatas, penulis berusaha meneliti pengaruh vibrasi suara pada tanaman dari sisi yang berbeda, yaitu dengan melihat perbandingan antara vibrasi suara dengan low frekuensi (frekuensi rendah) yang terdiri dari musik klasik yang mempunyai getaran suara 500-2000 Hz, karakteristik dari suara ini merupakan alunan musik yang terdiri dari instrument alat msik yang harmonis, penggunaan musik untuk kelompok ini adalah musik Mozart yang berjudul Fur Elise dengan penggunaan alat music piano solo dengan Vibrasi suara high frequency (frekuensi tinggi) yang menggunakan suara dari musik rock, undegroun, dan black metal yang mempunyai getaran suara 4000-8000 Hz, karakteristik dari suara ini adalah dimainkan dalam bentuk band dan memmpunyai tempo yang cepat dan cendrung tidak harmonis.

1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan

perkembangan Bawang Daun (Allium fistulosum L.) terhadap pemberian vibrasi dan pupuk pelengkap cair.

1.3. Hipotesis1. Penggunaan vibrasi suara yang berbeda dapat memberikan pengaruh berbeda terhadap laju

pertumbuhan tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L).2. Perbedaan dosis pupuk pelengkap cair (PPC) akan memberikan pengaruh yang berbedabeda

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L).3. Terdapat interaksi antara vibrasi suara dengan pemberian pupuk daun yang berkala dapat

memberkan pengaruh yang berbeda terhadap laju pertumbuhan tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L)

II. PELAKSANAAN PENELITIAN

2.1 Tempat dan WaktuPenelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2014 di Kelurahan Rahmah Kecamata

Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau, dengan ketinggian tempat 99 meter diatas permukaan laut (dpl).

2.2 Bahan dan AlatBahan yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1) bibit tanaman bawang daun, 2) puppuk

pelengkap cair merek dagang bayfolan, 3) pupuk kandang, 4) Pupuk anorganik. 5 tanah topsoil, 6) polybag, 7) pengeras suara atau speker. Sedangkan Alat yang diggunakan adalah: 1) palu, 2) meteran, 3) gelas ukur, 4) alat tulis, 5) hand sprayer, 6) mp3 player, 7) Rumah bayang yang terbuat dari plastik transparan, 8) Mikroskop.

2.3 Metode Peneitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Petak Terbagi (RPB)

yang terdiri dari dua perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah sebaga berikut: 1). Perlakuan vibrasi suara (S) sebaga petakan utama terdri dari tiga kelompok:S1 = Tanpa perlakuan vibrasi S2 = Perlakuan vibrasi low frequency (500-2000 Hz)S3 = Perlakuan vibrasi high frequency (4000-8000 Hz)2). Perlakuan dosis pupuk pelengkap cair (P) sebagai anakan petakan dan terdiri dari tiga macam: P1 = Bayfolan 2 ml/literP2 = Bayfolan 3 ml/literP3 = Bayfolan 4 ml/liter

Dari dua factor perlakuan diatas terdapat 9 kombinasi perakuan dengan ulangan sebanyak tiga kali, sehingga didapat 27 unit percobaan dengan sample masing-masing 3 tanaman.

2.4. Cara KerjaTahapan kerja dalam penelitian ini meliputi: 1) Persiapan Lahan, 2) Persiapan Media Tanam, 3)

Penanaman, 4) Vibrasi Suara, 5) Persiapan Pupuk Pelengkap Cair, 6) Pemupukan, 7) Pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi: Penyiraman, Penyulaman, Penyiangan, Pengendalian Hama dan Penyakit.

Page 3: Jurnal Saya

2.5. Peubah yang DamatiPeubah yang diamati dalam penelitian ini meliputi: 1) Tinggi Tanaman (cm), 2) Jumlah Stomata

(mm2), 3) Jumlah Daun (helai), 4) Jumlah Anakan (batang), 5) Berat Basah Berangkasan (g), 6) Indeks Panen (%)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1. Hasil

Hasil analisi keragaman Respon Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum. L) Terhadap Pemberian Vibrasi Suara Dan Pupuk Pelengkap Cair, dapat dilihat pada hasil analisis keragaman yang tertera pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Hasil analisis keragaman terhadap semua peubah yang diamati

NoPeubah Yang

DiamatiS P SP KKS(%)

KKP(%)

1.Tinggi Tanaman (cm)

3,12 tn 0,22 tn 0,46 tn 10,34 7,92

2. Jumlah Stomata 2,17 tn 0,43tn 0,47 tn 11,98 20,15

3.Jumlah Daun (helai)

1,31 tn 0,78 tn 0,74 tn 13,68 13,00

4.Jumlah Anakan (batang)

2,50 tn 1,55 tn 0,51 tn 15,51 15,39

5.Berat Basah Berangkasan (g)

177,24** 1,74 tn 0,62 tn 10,06 22,02

6. Indeks Panen (%) 36,17 ** 0,17 tn 0,30 tn 2,54 3,72Keterangan : ** = Berpengaruh Sangat Nyata P = Dosis Pupuk Pelengkap Cair tn = Berpengaruh Tidak Nyata SP = Interaksi N = Vibrasi Suara KK = Koefisien Keragaman

Dari Tabel 3.1. diatas, terlihat bahwa perlakuan Vibrasi Suara (S) berpengaruh sangat nyata terhadap peubah berat basah berangkasan dan indeks panen. tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap peubah lainnya. Perlakuan dosis pupuk pelengkap cair (P) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati, Sedangkan untuk interaksi keduanya (SP) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati.

3.1.1. Tinggi Tanaman (cm) Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan vibrasi suara (S), dosis pupuk

pelengkap (P) cair, dan interaksi keduanya (SP) berpengaruh tidak nyata terhadap peubah laju pertumbuhan. Hasil tabulasi data pengaruh vibrasi suara (S) dan dosis pupuk pelengkap cair (P) serta interaksi keduanya (SP) terhadap laju pertumbuhan ditampilkan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Data Tabulasi Pengaruh Vibrasi Suara Dan Pupuk Pelengkap Cair Dan Interaksi Perlakuan Terhadap Tinggi Tanaman (cm).

Faktor SFaktor P

Rerata SP1 P2 P3

S1 46,06 46,00 47,87 46,64

S2 48,77 49,47 50,97 49,73

S3 43,60 45,90 42,63 44,04

Rerata P 46,14 47,12 47,15

3.1.2. Jumlah Stomata (mm2) Dari hasil pengamatan terhadap peubah jumlah stomata ditampilkan pada Lampiran 7 dan

analisis keragaman ditampilkan pada Lampiran 8. Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan vibrasi suara (S), dosis pupuk pelengkap cair (P), dan interaksi keduanya (SP) berpengaruh tidak nyata terhadap peubah jumlah stomata. Hasil tabulasi data pengaruh vibrasi suara (N) dan dosis

Page 4: Jurnal Saya

pupuk pelengkap cair (P) serta interaksi pengaruh vibrasi suara dan pupuk pelengkap cair (SP) terhadap jumlah stomata ditampilkan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Data Tabulasi Pengaruh Vibrasi Suara, Pupuk Pelengkap Cair, dan Interaksi Perlakuan Terhadap Jumlah Stomata (mm2)

Faktor SFaktor P

Rerata SP1 P2 P3

S1 135,00 118,67 111,00 121,56S2 140,00 129,87 120,67 130,78S 110,33 115,00 122,00 115,78

Rerata P 128,44 121,18 117,89

3.1.3. Jumlah Anakan (batang)

Data pengamatan terhadap peubah jumlah anakan ditampilkan pada Lampiran 9 dan analisis keragaman ditampilkan pada Lampiran 10. Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan vibrasi suara (S), dosis pupuk pelengkap cair (P), dan interaksi keduanya (SP) berpengaruh tidak nyata terhadap peubah jumlah batang. Hasil tabulasi data pengaruh vibrasi suara (S) dan dosis pupuk pelengkap cair (P) serta interaksi pengaruh vibrasi suara dan pupuk pelengkap cair (SP) terhadap jumlah anakan ditampilkan pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Data Tabulasi Pengaruh Vibrasi Suara, Pupuk Pelengkap Cair, dan Interaksi Perlakuan Terhadap Jumlah Anakan (Batang).

Faktor NFaktor P

Rerata SP1 P2 P3

S1 3,57 3,57 3,63 3,59

S2 2,90 2,90 3,43 3,08

S3 3,67 3,10 3,80 3,52

Rerata P 3,38 3,19 3,62

3.1.4. Jumlah Daun (helai) Data hasil pengamatan jumlah daun ditampilkan pada Lampiran 11 dan analisis keragaman

ditampilkan pada Lampiran 12. Hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan vibrasi suara (S), dosis pupuk pelengkap cair (P) dan interaksi keduanya (SP) berpengaruh tidak nyata terhadap peubah jumlah daun. Hasil tabulasi data pengaruh vibrasi suara (S), dosis pupuk pelengkap cair (P), dan interaksi keduanya (SP) terhadap jumlah daun ditampilkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Data Tabulasi Pengaruh Vibrasi Suara, Pupuk Pelengkap Cair, dan Interaksi Perlakuan Terhadap Jumlah Daun (helai).

Faktor SFaktor P

Rerata SP1 P2 P3

S1 15,00 15,87 15,53 15,47

S2 16,10 16,00 18,47 16,86

S3 17,97 15,77 17,37 17,03

Rerata P 16,35 15,88 17,12

3.1.5. Berat Basah Berangkasan (g) Data hasil pengamatan terhadap peubah berat basah berangkasan ditampilkan pada Lampiran

13 dan analisis keragaman ditampilkan pada Lampiran 14. Hasil analisis bahwa perlakuan vibrasi suara (S) berpengaruh sangat nyata terhadap berat basah berangkasan. Pada dosis pupuk pelengkap cair (P) dan interaksi keduanya (SP) tidak berpengaruh nyata terhadap peubah berat basah berangkasan. Hasil uji lanjut (BNJ) dan tabulasi data pengaruh vibrasi suara (S), dosis pupuk pelengkap cair (P), dan interaksi pengaruh vibrasi suara dan pupuk pelengkap cair (SP) terhadap berat basah berangkasan ditampilkan pada Tabel 4.6.

Page 5: Jurnal Saya

Tabel 3.6. Hasil Uji Lanjut (BNJ) Pengaruh Vibrasi Suara, Pupuk Pelengkap Cair, dan Interaksi Perlakuan Terhadap Berat Basah Berangkasan (g).

Faktor SFaktor P

Rerata SP1 P2 P3

S1 26,03 25,13 22,33 24,50 a A

S2 62,87 76,70 58,33 65,97 c B

S3 51,57 52,67 46,57 50,27 b B

Rerata P 46,82 51,50 42,41

BNJs 0,05 =7,86 BNJs 0,01 = 17,35

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji 5% dan 1%

4.1.5. Indeks Panen (%)

Data hasil pengamatan indeks panen ditampilkan pada Lampiran 15 dan analisis keragaman ditampilkan pada Lampiran 16. Data analisis sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan vibrasi suara (S) berpengaruh sangat nyata terhadap indeks panen. Pada dosis pupuk pelengkap cair (P) dan interaksi Keduanya (SP) tidak berpengaruh nyata terhadap peubah indeks panen. Hasil uji lanjut (BNJ) pengaruh vibrasi suara (S), dosis pupuk pelengkap cair (P), dan interaksi keduanya (SP) terhadap indeks panen (%) ditampilkan pada Tabel 3.7

Tabel 3.7. Hasil Uji Lanjut (BNJ) Pengaruh Vibrasi Suara, Pupuk Pelengkap Cair, dan Interaksi Perlakuan Terhadap indeks panen (%).

Faktor SFaktor P

Rerata SP1 P2 P3

S1 83,64 81,01 83,67 82,77 a A

S2 91,15 91,34 92,05 91,51 b B

S3 88,34 89,21 88,56 88,70 a B

Rerata P 87,71 87,19 88,09 BNJs 0,05 = 3,71 BNJs 0,01 = 6,02

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji 5% dan 1%

3.2. Pembahasan 3.2.1. Pengaruh Vibrasi Suara

Perlakuan vibrasi suara (S) berpengaruh sangat nyata terhadap berat basah berangkasan dan indeks panen. Hal ini disebabkan karena proses transpirasi terjadi secara maksimal karena stomata pada daun tanaman terbuka lebih banyak yang mengakibatkan akumulasi penyimpanan air didalam sel meningkat yang mengakibatkan bobot dan pertumbuhan sekunder pada tanaman meningkat. Menurut Coghlan (1994) vibrasi suara dengan frekuensi tertentu dapat mengakibatkan sel-sel lebih cepat membesar ketimbang pencepatan pertumbuhannya

Pada peubah tinggi tanaman, jumlah anakan, dan jumlah daun perlakuan vibrasi suara (S) berpengaruh tidak nyata. Hal ini disebabkan karena penanaman yang dilakukan dengan sistem stek dan pemberian unsur hara melalui tanah yang sama sehingga keadaan internal tanaman menjadi homogen. Sehingga faktor genetiklah yang menentukan peubah-peubah tersebut menjadi berpengaruh tidak nyata.

Pada peubah jumlah stomata perlakuan vibrasi suara berpengaruh tidak nyata, hal ini disebabkan perlakuan yang diberikan hanya mampu membukakan stomata tanaman lebih lebar tanpa menambahkan jumlah stomata atau mengaktifkan stomata lebih banyak. Istamar (2003) suara yang terpancar akan mengenai sitoplasma. Sitoplasma tersusun atas air dan beberapa bahan kimia terlarut. Suara dengan frekuensi tertentu yang mengenai sitoplasma menyebabkan munculnya microbubbles (gelembung-gelembung) yang kemudian beresonansi dengan suara dan mendorong dinding sel penjaga. Oleh karena itu, tekanan turgorsitas mengalami peningkatan dan stomata dapat membuka secara maksimal.

Pada perlakuan vibrasi high frekuensi (S2) mampu menghasilkan nilai tertinggi pada peubah tinggi tanaman, jumlah stomata, berat basah berangkasan dan indeks panen dibandingkan perlakuan low frekuensi (S1) dan tanpa vibrasi (S3). Hal ini disebabkan karena perlakuan high frekuensi (S2)

Page 6: Jurnal Saya

memiliki kekuatan getaran suara tertinggi yaitu 4000-8000 siklus perdetik (Hz) yang mampu menggetarkan udara disekitar tanaman secara cepat. Carson (1980) menyatakan bahwa penggunaan suara alami dengan frekuensi tinggi dapat menggetarkan stomata dan merangsang pembukaan dan pertukaran udara, merangsang pertukaran karbondioksida dan oksigen dan meningkatkan penyerapan hara pada daun.

Pada perlakuan vibrasi suara S1 menunjukan hasil terendah pada peubah jumlah daun, berat basah berangkasan, dan indeks panen. Hal ini dikarenakan perlakuan S1 hanya memiliki getaran suara 500-150 Hz, sehingga pada perlakuan S1 tidak dapat menggetarkan udara di sekitar daun dengan. Setiap tanaman dapat merespon berbagai vibrasi suara dengan frekuensi tergantung dengan jenis musik yang dipakai, tanaman yang berbeda akan menyukai musik yang berbeda pula (Retallack, 1973).

3.2.2. Pengaruh Dosis Pupuk Pelengkap Cair Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk pelengkap

cair (P) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati, hal ini dikarenakan perbedaan kosentrasi antara perlakuan relativ kecil sehingga tidak terjadi perbedaan yang nyata dalam pertumbuhan tanaman dan penggunaan pupuk pelengkap cair (P) hanyalah melengkapi kebutuhan hara tanaman, oleh karena itu unsur yang ada di dalam tanahlah yang berperan penting untuk menyediakan unsur yang di butuhkan tanaman. Macam dan jumlah unsur hara serta air yang dapat diserap tanaman sangat tergantung pada kesempatan tanaman tersebut untuk mendapatkannya dari tanah (Sitompul dan Guritno, 1995). Menurut Lingga dan Marsono (1988), bahwa tanaman pada prinsipnya unsur hara dalam jumlah yang seimbang, penambahan pupuk yang diberikan melalui daun, sifatnya hanya melengkapi beberapa unsur yang tidak tersedia didalam tanah. Karena pupuk pelengkap cair merupakan pupuk majemuk yang didalamnya terkandung unsur hara mikro dan makro. Bila ketersediaan unsur makro didalam tanah sudah tercukupi secara maksimal, maka peranan pupuk pelengkap cair tidak dominan. Perlakuan pupuk pelengkap cair 4 ml/liter (P3) menghasilkan nilai tertinggi pada peubah jumlah anakan, jumlah daun, dan indeks panen. Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk pelengkap cair pada kosentrasi 4 ml/liter dapat lebih memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Menurut devita (2010) menggunakan unsur pupuk pelengkap cair dapat menambah pertumbuhan batang dan daun, selain itu juga dapat mempercepat pembungaan. Selan itu juga pupuk pelengkap cair ini mudah diserap oleh tanah dan tanaman, unsur hara yang terkandung dalam pupuk pelengkap cair, unsur makro dan mikro yang lengkap.

Perlakuan pupuk pelengkap cair dengan dosis 3 ml/liter (P2) menunjukan hasil terendah pada peubah jumlah anakan, jumlah daun, dan indeks panen. Hal ini dikarenakan dosis yang diberikan tidak dapat memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanaman dan mengakibatkan pertumbuhan pada tanaman tidak maksimal. Menurut Sutejo dan Kartasapoetra (1995) bahwa kebutuhan tanaman terhadap unsur hara selama pertumbuhan dan perkembangannya tidak sama, dengan waktu yang berbeda. Sehingga dalam hal pemupukan, sebaiknya diberikan pada saat tanaman memerlukan unsur hara secara intensif agar pertumbuhan dan perkembangannnya berlangsung dengan baik.

3.2.3. Pengaruh Interaksi Berdasarkan hasil analisis keragaman menunjukan bahwa perlakuan interaksi perlakuan vibrasi

suara dan pupuk pelengkap cair (SP) memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati. Hal ini diduga bahwa semua kombinasi perlakuan yang diberikan mampu memberikan perlakuan yang relative sama terhadap pertumbuahan tanaman bawang daun, sehingga respon tanaman bawang daun terhadap kedua perlakuan relatif seragam. Hal ini dikarenakan ada faktor lain yang mempengaruhi kondisi tanaman, seperti kondisi internal tanaman, keadaan tanah, dan suhu yang diberikan relatif sama.

Menurut Sitompul dan Guritno (1995) bahwa macam dan jumlah unsur hara serta air yang dapat diserap tanaman sangat tergantung pada kesempatan tanaman tersebut untuk mendapatkannya dari tanah. Pada perlakuan S2P3 memberikan pengaruh tertinggi pada peubah berat basah berangkasan dan indeks panen. Hal ini dikarenakan perlakuan vibrasi suara berkontribusi besar dalam mempengaruhi penyerapan pupuk yang diberikan dan penggunaan vibrasi suara tinggi menyebabkan stomata terbuka membesar dan membuka lebih lama, kondisi demikian ditambah dengan penggunaan pupuk dosis tinggi menyebabkan tanaman menerima hara dalam jumlah besar sehingga pertumbuhan menjadi lebih maksimal. Carson, 1980 (dalam Yannick, 2008) menyatakan bahwa penggunaan suara alami dengan frekuensi tinggi dapat menggetarkan stomata dan merangsang pembukaan dan pertukaran udara dan penggunaan pupuk cair yang sesuai dengan kebutuhan tanaman akan meningkatkan laju substansial dalam penyerapan nutrisi oleh tanaman.

Page 7: Jurnal Saya

Kombinasi perlakuan S1P2 memberikan hasil terendah pada indeks panen hal ini menunjukan bahwa vibrasi suara low frekuensi (S1) tidak mampu menyebabkan stomata membuka lebih lebar dan lama, sehingga dosis pupuk yang diberikan tidak mampu diserap tanaman secara maksimal.

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Perlakuan vibrasi suara high frekuensi (S2) memberikan hasil terbaik pada peubah tinggi tanaan,

jumlah stomata, jumlah anakan, berat basah berangkasan, dan indeks panen. 2. Perlakuan pupuk pelengkap cair dosis 4 ml/liter (P3) memberikan hasil terbaik pada peubah jumlah

anakan, jumlah daun, dan indeks panen. 3. Interaksi perlakuan vibrasi suara dan pupuk pelengkap cair S2P3 memberikan pengaruh terbaik pada

peubah jumlah daun dan indeks panen.

5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyarankan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

terhadap pengaruh vibrasi suara terhadap pertumbuhan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Tesar. 2013. Gelombang Bunyi Frekuensi 6000-9600 Hz Untuk Meningkatkan Produktivitas Sawi Bakso (Brassica rapa var. parachinensis L.). Makalah Seminar. Pendidikan dan Penerapan Mipa Fakultas MIPA Universtas Negeri Yogyakarta.

Badan Pusat Statistk. 2012. “Data Produksi Tanaman Bawang Daun”. Jakarta. http://bps.go.id (Diakses

29 desember 2013). Brady.1999. Kimia Universitas. Asas dan Struktur. Binarupa Aksara. Jakarta. Cahyano Bambang. 2005. Bawang Daun, Teknik Budi Daya Dan Analisis Usaha Tani Penerbit

Kanisius, Yogyakarta. Carson Dalam Yannick. 2008. “Musique Pour Les Plantes - Music for Plants”.

Belgium. http://www.music foryourplants.com/ (Diakses 13 januari 2014). Coghlan A. 1994. Good vibrations give plants excitations. New Scientist Doorne Y.V. “Musique Pour Les Plantes – Music For Plants” (Diakses 27 Maret 2013). Engelstad. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Edisi ketiga. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. 230 Hal Hou, TZ. And R.E. Mooneyham. Applied Studies of Plant Meridien System: I.

The Effeck of Agri-Wave Tecnology On Yield Qualty of Tomato. Am. J. Chin Med 27: 1-10, 1999

Iswara. 2004. Dampak Subsidi Pupuk terhadap Kesejahteraan Petani (Studi Kasus : Pupuk Urea)

(Tesis). Jakarta : Universitas Indonesia. Lingga, Pinus.1989.Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya. Sarief, E. S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. 157 Hal Hertz. R Dalam Fisika Untuk SMA/MA. ”Gelombang Bunyi”. Yrama Widhya, Bandung. 341 Hal. Rukmana, R. 1994. Bawang Merah Budidaya dan Pengolahan Pacapanen. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta. Retallack Dalam Tompkins Peter . 1973 “The Secret Life Plant”. Ink: New York. Sarief, E. S. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung. 157 Hal

Page 8: Jurnal Saya

Sumaryono, W. (1996), Pengkajian Metabolit Sekunder dan Prospeknya dalam Perkembangan

Industri Nasional, Kuliah Tamu pada Forum Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA-ITS-Surabaya, Sub Direktorat Medika-Direktorat

Pengkajian Ilmu Dasar dan Terapan BPPT, Jakarta Sutejo. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka Cipta Jakarta. USDA. “Plant Profile Allium fistulosum L.”. http://www.plants.usda.gov/core/pr ofile?symbol =ALFI4

(Diakses 29 desember 2013).