jurnal referensi perumahan MBR

11
 KAJIAN KEMAMPUAN MEMBELI RUMAH BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SULASMAN Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Teknik Sipil Peru ma ha n me rupa ka n sa la h sa tu ke butuha n da sa r manusia da n merupa ka n fakt or pe nt ing da lam peni ngka tan hark at dan marta ba t ke hi dupa nny a. Bagi masyar akat be rpeng ha si lan rendah ,untuk mempero le h ru mah yan g la yak , sehat, aman,serasi dan teratur, baik unt uk  pe milikan ruma h ma upun untuk pe mb angu na n/ pe rb ai ka n ru mah se de rhan a se ha t sa ngat sulit, untuk itu perlu dilakukan suatu kajian terhadap kemampuan membeli rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Data yang dibutuhkan untuk mengkaji besaran subsidi yang harus disediakan yaitu pola penghasilan dan pengeluaran, kemampuan mengangsur, besaran keluarga dari masyarakat berpenghasilan rendah dan nilai jual rumah pada saat sekarang . Untuk selanjutnya dia nalisis hubungan antara kemampuan finansial masyarakat berpenghasilan rendah dan pengadaan rumah serta daya beli masyarakat berpenghasilan rendah. Dari hasil survey didapat kan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah di kota Palembang rata- rata memiliki penghasilan sebesar kurang dari Rp 600.000,00 sampai dengan Rp 1.000 .000,00. Dengan Kemampuan mengangsur be rkisar anatara Rp 100.000,00 sampa i dengan Rp 200.000,00. Dan dari hasil perhitungan didapat bahwa masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Palembang memiliki kemampuan membeli rumah tipe 36 dengan cara mencicil dengan jangka waktu 15 tahun yaitu sebesar Rp 122.126,00 dengan tingkat suku bunga bank yang be rlaku kurang lebih 12 % per tahun. Kata Kunc i : Kemampuan Memb eli Rumah I. PENDAHULUAN Perumahan meru pa kan salah satu keb utu han da sar man usi a dan meru pak an faktor pen ting dal am pen ingkat an h ark at dan mar tabat ke hi du pa nnya. Un tuk it u pe rl u di ci pt ak an kondisi yang dapat mendorong pemban gun an peru ma han untuk menjaga kel an gsung an pen yed ia an perumah an. Bag i masyarakat berpenghasilan rendah, untuk  memperole h ru ma h yan g la yak , se hat , aman, serasi dan teratur, ba ik untuk pe mil ikan rumah mau pun unt uk pembangun an/ pe rba ika n rumah seder han a seh at sa ng at musta hil un tuk  dilakukan tanpa dukungan subsidi dari pemerintah. Pertumbuhan pasar properti diperkirakan diikuti oleh kenaikan harga ru mah , dimana kenaikan ha rg a ru mah ti dak  terlepas dari dampak kenaikan harg a bahan bangunan dan faktor inflasi, sehingga meny ulitka n bag i masy arakat berp engh asilan rend ah untuk me njangk au harga jual ters ebut. Ke sa ng gup an masyar ak at un tuk memp er ol eh ruma h ba ik se ca ra cash ma up un kre dit ti dak terl ep as dari se be ra pa besar pen dap atan yan g di te ri ma ol eh masyarakat di suat u daera h. Kebutuhan perumahan merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat, namun belum keseluruhan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan perumahan tersebut terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kota Palembang, untuk itu perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui  berapa  kemampuan membeli rumah bagi masyarakat  berpenghasilan rendah di ko ta Palembang ? Adapun tujuan penelitian ini adalah meng etahui ke mampu an memb eli rumah bag i ma syara ka t be rpenghasil an rend ah di Kota Palembang. II . KAJI AN PUS TAKA Perumahan dan permukiman tidak dapat dilihat sebagai sarana kebutuhan kehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itu merupakan proses bermukim manusia dalam menciptakan ruang kehidupan untuk 

description

Perumahan MBR

Transcript of jurnal referensi perumahan MBR

  • KAJIAN KEMAMPUAN MEMBELI RUMAH BAGI MASYARAKATBERPENGHASILAN RENDAH

    SULASMAN

    Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan Teknik Sipil

    Perumahan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktorpenting dalam peningkatan harkat dan martabat kehidupannya. Bagi masyarakat berpenghasilanrendah, untuk memperoleh rumah yang layak, sehat, aman, serasi dan teratur, baik untukpemilikan rumah maupun untuk pembangunan/ perbaikan rumah sederhana sehat sangat sulit,untuk itu perlu dilakukan suatu kajian terhadap kemampuan membeli rumah bagi masyarakatberpenghasilan rendah.Data yang dibutuhkan untuk mengkaji besaran subsidi yang harus disediakan yaitu polapenghasilan dan pengeluaran, kemampuan mengangsur, besaran keluarga dari masyarakatberpenghasilan rendah dan nilai jual rumah pada saat sekarang. Untuk selanjutnya dianalisishubungan antara kemampuan finansial masyarakat berpenghasilan rendah dan pengadaan rumahserta daya beli masyarakat berpenghasilan rendah.Dari hasil survey didapat kan bahwa masyarakat berpenghasilan rendah di kota Palembang rata-rata memiliki penghasilan sebesar kurang dari Rp 600.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00.Dengan Kemampuan mengangsur berkisar anatara Rp 100.000,00 sampai dengan Rp 200.000,00.Dan dari hasil perhitungan didapat bahwa masyarakat berpenghasilan rendah di Kota Palembangmemiliki kemampuan membeli rumah tipe 36 dengan cara mencicil dengan jangka waktu 15 tahunyaitu sebesar Rp 122.126,00 dengan tingkat suku bunga bank yang berlaku kurang lebih 12 % pertahun.

    Kata Kunci : Kemampuan Membeli Rumah

    I. PENDAHULUANPerumahan merupakan salah satu

    kebutuhan dasar manusia dan merupakan faktorpenting dalam peningkatan harkat dan martabatkehidupannya. Untuk itu perlu diciptakankondisi yang dapat mendorongpembangunan perumahan untuk menjagakelangsungan penyediaan perumahan. Bagimasyarakat berpenghasilan rendah, untukmemperoleh rumah yang layak, sehat, aman,serasi dan teratur, baik untuk pemilikan rumahmaupun untuk pembangunan/ perbaikan rumahsederhana sehat sangat mustahil untukdilakukan tanpa dukungan subsidi daripemerintah.

    Pertumbuhan pasar propertidiperkirakan diikuti oleh kenaikan hargarumah, dimana kenaikan harga rumah tidakterlepas dari dampak kenaikan harga bahanbangunan dan faktor inflasi, sehinggamenyulitkan bagi masyarakat berpenghasilanrendah untuk menjangkau harga jual tersebut.Kesanggupan masyarakat untuk memperoleh

    rumah baik secara cash maupun kredit tidakterlepas dari seberapa besar pendapatan yangditerima oleh masyarakat di suatu daerah.

    Kebutuhan perumahan merupakankebutuhan dasar bagi masyarakat, namun belumkeseluruhan masyarakat dapat memenuhikebutuhan akan perumahan tersebut terutamabagi masyarakat berpenghasilan rendah di kotaPalembang, untuk itu perlu dilakukan suatupenelitian untuk mengetahui berapakemampuan membeli rumah bagi masyarakatberpenghasilan rendah di kota Palembang ?

    Adapun tujuan penelitian ini adalahmengetahui kemampuan membeli rumah bagimasyarakat berpenghasilan rendah di KotaPalembang.

    II. KAJIAN PUSTAKAPerumahan dan permukiman tidak

    dapat dilihat sebagai sarana kebutuhankehidupan semata-mata, tetapi lebih dari itumerupakan proses bermukim manusia dalammenciptakan ruang kehidupan untuk

  • memasyarakatkan dirinya dan menampakkanjati diri. Untuk menjamin kepastian danketertiban umum dalam pembangunan danpemilikan, setiap pembangunan rumah hanyadapat dilakukan di atas tanah yang dimilikiberdasarkan hak-hak atas tanah sesuai denganperaturan perundang-undangan yang berlaku.

    Sistem penyediaan tanah untukperumahan dan permukiman harus ditanganisecara nasional karena tanah merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat bertambah akantetapi harus digunakan dan dimanfaatkansebesar-besarnya bagi kesejahteraanmasyarakat. Proses penyediaannya harusdikelola dan dikendalikan oleh Pemerintah agarpenggunaan dan pemanfaatannya dapatmenjangkau masyarakat secara adil dan meratatanpa menimbulkan kesenjangan ekonomi dansosial dalam proses bermukimnya masyarakat.

    Untuk mewujudkan perumahan danpermukiman dalam rangka memenuhikebutuhan jangka pendek, menengah danpanjang sesuai dengan rencana tata ruang, suatuwilayah permukiman ditetapkan sebagaikawasan siap bangun yang dilengkapi denganjaringan prasarana primer dan sekunderlingkungan.

    Perumahan berbeda denganpermukiman dimana permukiman adalahbagian dari lingkungan hidup di luar kawasanlindung, dapat merupakan kawasan perkotaandan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungantempat tinggal dan tempat kegiatan yangmendukung peri kehidupan dan penghidupan.Sedangkan perumahan adalah kelompok tempatkediaman yang dilengkapi dengan prasaranalingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial.Dimana tempat kediaman adalah suatu tempattinggal, untuk seorang atau satu keluarga yangterdiri dari bangunan rumah danpekarangannya. Prasarana lingkungan adalahkelengkapan lingkungan yang antara lainberupa jalan, saluran air limbah dan saluran airhujan, sedangkan utilitas adalah bangunan-bangunan yang dibutuhkan dalam sistempelayanan lingkungan yang diselenggarakanoleh instansi pemerintah, yang terdiri darijaringan listrik, jaringan gas, jaringan air bersih,jaringan telpon, pembuangan sampah danpemadam kebakaran. Dari hal ini dapatdikatakan bahwa permukiman adalah kelompokperumahan-perumahan dengan segala isi dankegiatan didalamnya.

    Perumahan merupakan wadah fisik,sedangkan permukiman merupakan paduan

    antara wadah dengan isinya, yaitu manusiayang hidup bermasyarakat dan berbudayadidalamnya. Permukiman tidak dapatdipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri.Sejak adanya masyarakat yang berkemampuanmengembangkan budi dan dayanya, sejak itupula ada permukiman. Oleh karena itu dapatdikatakan bahwa adanya permukiman telahseumur peradaban dan kebudayaan manusia itusendiri. Sebagai wadah, permukimanmerupakan paduan alam (tanah, air, udara),lindungan (shells) dan jaringan (network),sedangkan isinya adalah manusia danmasyarakat. Alam merupakan unsur dasar dandi alam itulah diciptakan lingkungan (= rumah,gedung, lumbung dan lain-lain) sebagai tempatmanusia tinggal serta menjalankan fungsikemanusiaannya. Jaringan (=air, jalan danutilitas lainnya) merupakan unsur yangmemfasilitasi hubungan antar sesama maupunantar unsur satu dengan unsur lainnya.

    Rumah adalah suatu yang didambakansetiap keluarga dengan memiliki rumah berartikita mempunyai alamat. Kealamat itulah kitapulang setelah bepergian, kealamat itulah orangmencari kita. Punya rumah sendiri merupakankebanggaan yang tiada taranya apalagi kalaurumah itu punya nilai yang tinggi. Bagi rakyatIndonesia yang sebagian tinggal didesa rumahdibangun dengan sederhana tapi memilikikenyamanan ,keamanan dan sehat sedangrumah rakyat miskin yang tiggal dikotadibangun ditempat yang kumuh dimana unsurkenyamanan hampir terabaikan.

    Rumah sederhana setidaknya memilikisyarat minimal rumah sehat. Syarat minimalrumah sehat adalah kesehatan, kenyamanan dankeamanan. Rumah yang sehat dan nyamandipengaruhi tiga aspek yaitu aspekpencahayaan, aspek penghawaan dan aspekkelembaban didalam rumah itu, kurangnyasalah satu aspek tersebut maka rumah menjaditidak sehat dan tidak nyaman untuk dihuni.

    Aspek pencahayaan artinya setiapruang didalam rumah tersebut pada siang harimendapatkan pencahayaan dari cahaya alamyaitu sinar matahari bukan dari sinar buatanseperti lampu, sinar matahari yang masukmenembus ruangan secara langsung dapatmembunuh bibit penyakit menghantarkan hawahangat yang menyehatkan ruangan maka itudiharapkan setiap ruangan rumah pada sianghari terbuka untuk masuknya sinar matahari.

    Aspek penghawaan artinya didalamruangan ada udara yang bersih,segar dan sehat

  • untuk dihirup kedalam paru-paru. Agardiperoleh kesegaran dengan penghawaan yangalami diperlukan lubang angin yang sebandingdengan luas rumah yaitu luas lubang anginkurang lebih 5 persen dari luas lantai. Usahakanudara yang keluar sama dengan udara yangmasuk dan udara yang masuk tidak berasal dariWC atau dapur.

    Aspek kelembaban artinya udaradidalam rumah tidak terlalu lembab, rumahdinyatakan sehat apabila suhu udara didalamdirumah itu sama dengan suhu tubuh manusianormal apabila kurang atau lebih maka akanmengakibatkan penyakit.

    Rumah yang aman disini bukannyarumah itu aman dari maling atau orang jahattapi yang dimaksud disini adalah waktu rumahitu dibangun apapun yang mendukungberdirinya rumah tersebut aman sewaktu rumahitu kita tinggali. Hal yang dimaksud adalahpondasi rumah tersebut kuat, dindingnya kokohtidak mudah roboh bila ada angin maupunbanjir, lantainya kuat karena tanahnya sudahstabil tidak amblas bila musim hujan dan lantaitersebut selalu kering. Atap terbuat dari bahanyang dapat menahan air hujan bila musimhujan, tidak tumpah atau bocor dan dapatmenahan panas dan angin bila musim hujan danangin. Apabila unsur yang sederhana darisebuah rumah yang disebutkan diatas terpenuhimaka rumah tersebut dapat digolongkan rumahsederhana yang sehat yang tentunya nyamanuntuk ditinggali (http://www.kredit pemilikanrumah.com).

    Penentuan standar rumah yang layakmengacu penelitian yang ada, untuk keluargadengan 2 anak diperlukan tipe 36 m2 diatastanah 60 m2 namun ternyata tipe 36/60 m2 tidakdapat dijangkau oleh masyarakatberpenghasilan rendah, maka dikembangkantipe Rumah Inti 21 m2 diatas tanah 60 m2(http://kongresperkim2009.kemenpera.go.id).

    Lingkungan perumahan merupakansekelompok rumah-rumah dengan prasaranadan fasilitas pendukungnya (Standar KonstruksiBangunan Indonesia, 1987). Sarana lingkunganmerupakan kelengkapan lingkungan meliputi :fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitasperbelanjaan dan niaga, fasilitas pemerintahandan pelayanan umum, fasilitas peribadatan,fasilitas rekreasi dan kebudayaan, fasilitas olahraga dan lapangan terbuka.

    Sedangkan prasarana lingkunganmendasar bagi perumahan meliputi antara lain :

    - Jalan adalah jalur yang direncanakan ataudigunakan untuk lalu lintas kendaraan danorang

    - Air bersih adalah air yang memenuhipersyaratan untuk keperluan rumah tangga

    - Jaringan listrik- Air limbah dan sampah adalah semua air

    buangan yang mengandung kotoran darirumah tangga atau tumbuh-tumbuhan dandapat termasuk pula buangan industri danbuangan kimia

    Umumnya kita semua selalu pilih-pilihyang terbaik untuk kehidupan kita dan itulahyang terjadi ketika kita hendak membeli rumah.Sebelum membeli, kita selalu membanding-bandingkan semua pilihan yang telah kita caridan kita temukan. Bila kita menginginkanmembeli rumah di perumahan ada faktor-faktoryang sebaiknya diperhatikan. Faktor-faktoryang perlu diperhatikan dalam pembelianrumah, antara lain yaitu(http://probohindarto.wordpres.com) :

    1) HargaHarga sebuah rumah selalu berbanding lurusdengan fasilitas didalam dan diluar rumahyang dikembangkan oleh pengembang. Bilafasilitas-fasilitasnya lengkap, tentu sajaharganya lebih mahal. Biasanya, lokasi jugamenentukan harga rumah.

    2) LokasiLokasi perumahan juga faktor pentingdalam pemilihan rumah yang akan dibelioleh calon. Lokasi yang lebih prestisius ataustrategis menuntut harga yang lebih mahal,namun demikian itu bukanlah masalah bagisebagian orang, bila mereka memangmempunyai cukup uang. Pertimbangkanlokasi ketika ingin membeli rumah, agardapat memudahkan pergi ke tempat bekerjaatau berbelanja. Lingkungan disekitarrumah tinggal sangat mendukungperkembangan keluarga.

    3) Keindahan desainDesain adalah salah satu faktor pentingdalam pengembangan sebuah perumahan.Pada saat ini banyak sekali perumahan yangdibangun dengan sebuah tema atau beberapatema sekaligus. Misalnya : tema eropa,tema minimalis, tema mediterania, tematradisional jawa dan sebagainya. Meskipundemikian, keindahan desain bukanlahsegalanya dalam membeli rumah. Yangterpenting adalah, rumah dapat memenuhikebutuhan kita dalam beraktivitas, syukur

  • apabila bisa dikembangkan dikemudianhari.

    4) FasilitasFasilitas apa saja yang ditawarkan olehperumahan. Fasilitas ini bisa meliputi : Lebar jalan

    Lebar jalan dan kondisi jalan didepanrumah merupakan hal yang cukuppenting dan diperhatikan oleh calonpembeli. Disini terkandung pengertianbahwa kenyamanan itu penting danbukan hal yang bisa disepelekan.Lebar jalan bisa dikategorikan sebagaijalan kelas 1 (bila lebarnya tidakkurang dari 50 meter), jalan kelas 2(bila lebarnya antara 30 - 50 meter),jalan kelas 3 (bila lebarnya antara 12 -30 meter), dan jalan kelas empat (bilalebarnya kurang dari 12 meter).Kriteria ini bisa sangat bervariasitergantung dari tipe perumahan, kota,dan peruntukan golongan ekonomiyang mana sebuah perumahandibangun. Semakin lebar jalan, makasemakin leluasa dan lega perasaanpenghuni.

    KeamananKeamanan lingkungan semakindiperhatikan sejalan dengankesuksesan seseorang. Apalagi padamasa sekarang ini, dimana keamanandikota-kota besar semakin berkurangdan tingkat kejahatan semakin tinggi.Sistem keamanan terpadu dalamsebuah perumahan adalah hal yangsangat penting untuk dikembangkan.

    Fasilitas penunjang kenyamanan dankemudahan lain. Fasilitas penunjangseperti pertokoan, pusat kebugaran,arena olahraga, rekreasi dan

    sebagainya. Semakin tinggi kualitasdan kuantitas fasilitas kenyamanan dankemudahan ini, semakin tinggi pulanilai jual dan lingkungan sebuahperumahan.

    Fasilitas didalam rumahFasilitas dalam rumah seperti berapajumlah kamar mandi, kamar tidur,serta ruang-ruang dan kelengkapanseperti kolam renang, kolam ikan danlain-lain patut juga dipertimbangkandalam desain sebuah rumah untukmeningkatkan kualitasnya.

    Untuk menarik peran sertamasyarakat berpenghasilan rendah dalampengadaan perumahan, diperlukan kejelasanperan dari masing-masing pihak yang terlibatdalam pelaksanaannya baik yang membantumaupun yang dibantu. Pembagian tersebutdapat dibagi menjadi dua yaitu pihak yangmembantu (sponsor) dan pihak yang memakai(user). Yang dimaksud dengan pihak sponsordalam hal ini adalah pemerintah atau pihak-pihak lain yang terlibat seperti lembaga sosial,lembaga keagamaan dan lembagakemasyarakatan. Sedangkan yang dimaksuddengan yang dibantu adalah masyarakat yangakan menempati rumah tersebut.

    BPS sejak beberapa tahun yang lalumenentukan batas garis kemiskinanberdasarkan batas kecukupan pangan dan nonpangan. Batas kecukupan pangan berdasarkanpada kebutuhan minimum untuk hidup sehatyaitu 2100 kalori per orang per hari. BPS tahun2007 menggunakan cut of point penghasilanRp. 165.000 perkapita per bulan untuk wilayahkota dan Rp. 145.000 untuk wilayah desa,selanjutnya BPS menetapkan kriteriakemiskinan seperti pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Kriteria Kemiskinan

    Variabel Kemiskinan Karakteristik Kemiskinan1. Luas Lantai banguanan tempat tinggal Kurang dari 8 m2 per orang2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal Tanah/bambu/kayu murahan3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal Bambu/rumbia kayu berkualitas rendah/

    tembok tanpa plester4. Fasilitas tempat buang air besar Tidak punya/bersama rumah tangga lain5. Sumber penerangan rumah tangga Bukan Listrik6. Sumber air minum Sumur/mata air tidak terlindungi/sungai air

    hujan7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari Kayu bakar/arang/minyak tanah8. Konsumsi daging/ayam/ susu perminggu Tidak pernah/satu kali seminggu

  • 9. Pembelian pakaian baru setiap anggotarumah tangga

    Tidak pernah membeli/satu stel

    10. Frekuensi makan dalam sehari untuk setiapanggota rumah tangga

    Satu kali/dua kali makan sehari

    11. Kemampuan membayar untuk berobat kepuskesmas/poliklinik

    Tidak mampu membayar

    12. Lapangan pekerjaan utama kepala rumahtangga

    Petani dengan luas lahan < 0,5 Ha/buruh tani,nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunanatau pekerjaan lainnya dengan pendapatanrumah tangga Rp 600.000,- per bulan

    13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga Tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD14. Pemilik aset/harta bergerak/harta tidak

    bergerakTidak punya tabungan/barang yang mudah dijual dengan nilai nominal Rp 500.000,- sepertisepeda motor (kredit maupun bukan kredit),emas perhiasan, ternak, kapal/perahu motor,atau barang modal lainnya

    (Sumber : BPS Kota Palembang, 2007)

    Meskipun secara teoritis pengadaanperumahan di daerah perkotaan dengan peranserta masyarakat berpenghasilan rendah sangatideal, pada pelaksanaannya tidak mudah karenamenghadapi beberapa hambatan, antara lain(http://openlibrary.org) :1. Hambatan yang berkaitan dengan birokrat

    pemerintah2. Hambatan yang berkaitan dengan masalah

    pembentukan organisasi pelaksanaan3. Hambatan yang berkaitan dengan masalah

    pendanaan4. Hambatan yang berkaitan dengan

    pengadaan lahan dan prasarananya5. Hambatan yang berkaitan dengan masalah

    teknis pelaksanaan pembangunan rumahSebelum memulai pengumpulan data

    didalam rangka melakukan penelitian, makaterlebih dahulu harus dicek apakah data yangdiperlukan sesuai dengan persoalan yangdihadapi. Memperoleh data dari sumber lainbiasanya lebih murah jika dibandingkan denganusaha mengumpulkan data sendiri, apalagi jikapengumpulan data tersebut harus ditempuhdengan penelitian-penelitian lapangan (fieldresearch). Metode pengumpulan data akanberbeda-beda tergantung dari berbagai faktorantara lain metode penelitian, subjek yangditeliti, dana, tenaga, waktu, dan lainsebagainya.

    Pengumpulan data dapat diperolehmelalui dua cara :(1) Pengumpulan data yang langsung

    dikumpulkan dari objek yang ditelitiberasal dari situasi aktual dimana suatuperistiwa terjadi disebut data primer.

    (2) Pengumpulan data dari pihak ketiga ataudari sumber lain yang telah tersediasebelum penelitian dilakukan disebut datasekunder.

    Secara garis besar ada dua kelompokpenyampelan (sampling), yaitu randomsampling (mencomot secara acak) dan nonrandom sampling (mencomot secara tidakacak). Dikatakan random sampling, jika daripopulasi itu peneliti mengambil siapa sajadiantara tanpa menentukan kriteria dari subjekyang diambilnya karena tiap orang anggotadalam populasi itu derajat dan kualifikasinyasama atau setara, atau sama dan serupa tiadabedanya, dengan kata lain homogen. Jadi tiapanggota populasi memiliki kebebasan dankesempatan yang sama untuk disampel.

    Dikatakan non random sampling, jikadari poulasi itu peneliti mengambil subjek atausiapa-siapa yang memenuhi ciri-ciri yangsudah ditentukan terlebih dahulu. Jadimeskipun jadi anggota populasi, tetapi tidakmemenuhi ciri atau ciri-ciri yang ditentukanmaka tidak dapat disampel. Mengapademikian, hal ini didasarkan atas ketentuan,yaitu menurut ciri-ciri tertentu tersebut bahwayang disampel itulah yang dianggap datamewakili atau representatif bagi populasinya.Jadi tidak semua anggota mempunyaikesempatan untuk dicomot seperti dalamrandom sampling.

    Rumus-rumus bunga majemuk yangbiasa digunakan dalam memecahkan masalahEkonomi Rekayasa antara lain, yaitu (Marsudi,1993) :- Present Value (Present worth compound

    amount)

  • 1Rumus :P = F ----------- .............. (2.1)

    (1 + i)n

    Notasi fungsional : P = F(P/F,i,n)Fungsi rumus : Untukmendapatkan P bila F,n, dan i diketahui.Dimana :

    i = Suku bunga untuk suatuperioda bunga tertentu.

    n = Jumlah perioda bunga.P = Jumlah uang pada waktu yang

    ditunjukkan sebagai sekarang(Present).

    F = Jumlah pada suatu waktuyang akan datang (future) nperioda dari waktu sekarang.

    - Future Value (Single payment compoundamount)

    Rumus: F = P (1 + i)n ......... (2.2)

    Dimana :i = Suku bunga untuk suatu

    perioda bunga tertentu.n = Jumlah perioda bunga.P = Jumlah uang pada waktu yang

    ditunjukkan sebagai sekarang(Present).

    F = Jumlah pada suatu waktuyang akan datang (future) nperioda dari waktu sekarang.

    Dari rumus ini kita bisa mencari nilai Fbila P, n, dan i" diketahui. Faktor (1 +I)n menunjukkan ratio F/P dan dikenalsebagai single payment compound amountfaktor (SPCAF). Faktor ini bila dinyatakandalam format fungsional akan ditulissebagai (F/P,i,n).F/P berarti dapatkan F bila diketahui P",di mana i adalah suku bunga per periodayang dinyatakan dalam persen dan nmenunjukkan jumlah perioda yangterlibat. Menggunakan notasi F = P(F/P,i,n).

    - Uniform series compound amount

    (1 +i)n - 1Rumus : F = A --------------- .(2.3)

    i

    Notasi fungsional : F=A (F/A, i, n)Fungsi rumus : Untuk mendapatkanF bila A,n, dan i diketahui.Dimana :

    i = Suku bunga untuk suatuperioda bunga tertentu.

    n = Jumlah perioda bunga.A = Pembayaran atau penerimaan

    pada akhir suatu periodabunga (atau nilai-nilaiekivalen akhir tahun) dalamsuatu rangkaian n pembayaranatau penerimaan yang sama

    F = Jumlah pada suatu waktuyang akan datang (future) nperioda dari waktu sekarang.

    - Uniform Series Sinking Fundi

    Rumus : A = F ----------------- ... (2.4)(1 + i)n - 1

    Notasi fungsional : A= F(A/F, i, n)Fungsi rumus : Untuk mendapatkan A bilaF, n dan i diketahui.Dimana :

    i = Suku bunga untuk suatuperioda bunga tertentu.

    n = Jumlah perioda bunga.A = Pembayaran atau penerimaan

    pada akhir suatu periodabunga (atau nilai-nilaiekivalen akhir tahun) dalamsuatu rangkaian n pembayaranatau penerimaan yang sama

    F = Jumlah pada suatu waktuyang akan datang (future) nperioda dari waktu sekarang.

    - Uniform Series Present Worth(1 + i)n - 1

    Rumus : P = A ------------------ ... (2.5)i (1 + i)n

    Notasi fungsional : P = A(P/A, i, n)Fungsi rumus : Untuk mendapatkan P bilaA, n dan i diketahui.Dimana :

    i = Suku bunga untuk suatuperioda bunga tertentu.

    n = Jumlah perioda bunga.A = Pembayaran atau penerimaan

    pada akhir suatu periodabunga (atau nilai-nilaiekivalen akhir tahun) dalam

  • suatu rangkaian n pembayaranatau penerimaan yang sama

    P = Jumlah uang pada waktu yangditunjukkan sebagai sekarang(Present).

    - Uniform Series Capital Recovery

    i (1 + i)nRumus : A = P ------------------- .. (2.6)

    (1 + i)n - 1

    Notasi fungsional :A = P (A/P, i, n)Fungsi rumus: Untuk mendapatkan Abila P, n dan i diketahui.Dimana :

    i = Suku bunga untuk suatuperioda bunga tertentu.

    n = Jumlah perioda bunga.A = Pembayaran atau penerimaan

    pada akhir suatu periodabunga (atau nilai-nilaiekivalen akhir tahun) dalamsuatu rangkaian n pembayaranatau penerimaan yang sama

    P = Jumlah uang pada waktu yangditunjukkan sebagai sekarang(Present).

    - Arithmetic Gradient

    1 nRumus : A = G --- ---------------- (2.6)

    i (1 + i)n - 1Notasi fungsional : A = G(A/G, i,n)Fungsi rumus : Untuk mendapatkan Abila G, n dan i diketahui.Dimana :

    i = Suku bunga untuk suatuperioda bunga tertentu.

    n = Jumlah perioda bunga.A = Pembayaran atau penerimaan

    pada akhir suatu periodabunga (atau nilai-nilaiekivalen akhir tahun) dalamsuatu rangkaian n pembayaranatau penerimaan yang sama

    G = Kenaikan atau penurunanyang sama dalam besamyapenerimaan-penerimaan ataupengeluaran-pengeluaran dariperioda ke perioda (arithmeticgradient)

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan untukmengetahui berapa besaran subsidi perumahanyang seharusnya disediakan oleh pemerintahbagi masyarakat berpenghasilan rendah di kotaPalembang.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pembahasan pada penelitian inidilakukan berdasarkan hasil survei terhadapgolongan masyarakat berpenghasilan rendahyang berada di Kota Palembang.Pemerintah kota Palembang telah membagikelompok masyarakat berpenghasilan rendahdalam beberapa tingkatan, yaitu :(http://www.palembang.co.id)- Penghasilan < Rp 1 juta- Penghasilan Rp 1,1 juta - Rp 1,7 juta- Penghasilan Rp 1,7 Rp 1,8- Penghasilan Rp 1,8 - Rp 2,4 juta

    Gambar 3.1. Skema Diagram Alir KegiatanPenelitian

  • Namun berdasarkan BPS KotaPalembang, 2007, kategori masyarakat miskinadalah yang penghasilan perbulan adalah Rp600.000,- dan dari data ini maka masyarakatberpengasilan rendah yang menjadi prioritaspenyediaan subsidi adalah yang penghasilan perbulan kurang dari Rp 1.000.000,00.

    A. Pola penghasilan dan pengeluaranmasyarakat berpenghasilan rendah

    Besarnya persentase terhadaphasil survei penghasilan rata-rata perbulanmasyarakat berpenghasilan rendah dapat dilihatpada gambar 4.1

    Dari gambar 4.1 dapat dilihat besarnyapersentase penghasilan rata-rata perbulanadalah < Rp 600 rb sebesar 33 %, Rp 600 rb Rp 1,1 jt sebesar 33 %, Rp 1,1 jt 1,7 jt sebesar20 % dan Rp 1,8 jt 2,4 jt sebesar 13 %, hal inimenunjukkan bahwa hampir sebagian besarmasyarakat berpenghasilan rendah memilikipenghasilan berkisar antara kurang dari Rp 600rb sampai dengan Rp 1 juta. Dengan demikianakan sulit sekali bagi MasyarakatBerpenghasilan Rendah untuk memiliki rumahsecara tunai, jadi salah satu solusi untukmendapatkan rumah yaitu dengan caramengangangsur/ mencicil.

    Sedangkan besarnya persentase hasilsurvei terhadap pengeluaran rata-rata perbulanmasyarakat berpenghasilan rendah dapat dilihatpada gambar 4.2.

    Dari gambar 4.2 dapat dilihat besarnyapersentase pengeluaran rata-rata perbulanadalah < Rp 600 rb sebesar 57 %, Rp 600 rb Rp 1,1 jt sebesar 20 %, Rp 1,1 jt Rp 1,7 jtsebesar 10 % dan Rp 1,8 jt Rp 2,4 jt sebesar13 %, hal ini menunjukkan bahwa hampirsebagian besar pengeluaran masyarakatberpenghasilan rendah masih kurang dari Rp600 rb.

    Untuk dapat menjangkau harga rumahyang ditawarkan, maka dapat dilakukan dengancara angsuran. Besarnya kemampuanmengangsur masyarakat berpenghasilan rendahberdasarkan hasil survei dapat dilihat padagambar 4.3.

    Dari gambar 4.3 dapat dilihat rata-ratabesarnya persentase kemampuan mengangsurrumah perbulan adalah < Rp 100 rb sebesar 40%, Rp 200 rb sebesar 40 %, Rp 300 rb sebesar7 % dan > Rp 300 rb sebesar 13 %, hal inimenunjukkan bahwa hampir sebagian besarmasyarakat berpenghasilan rendah memilikikemampuan mengangsur rumah maksimalsebesar Rp 200 rb.

    Gambar 4.1. Persentase Penghasilan Rata-rata Perbulan MasyarakatBerpenghasilan Rendah

    Gambar 4.2. Persentase Pengeluaran Rata-rataPerbulan Masyarakat BerpenghasilanRendah

  • Persentase hasil survei terhadapjumlah anggota keluarga masyarakatberpenghasilan rendah dapat dilihat padagambar 4.4.

    Dari gambar 4.4 dapat dilihat besarnyapersentase jumlah anggota keluarga respondenadalah 27 % berjumlah < 4 orang, 37 %berjumlah 5 orang, 17 % berjumlah 6 orang dan20 % berjumlah > 6 orang, hal ini menunjukkanbahwa sebagian besar jumlah anggota keluargadari masyarakat berpenghasilan rendah rata-rataadalah 5 orang dan untuk sebuah keluargadengan jumlah 5 orang idealnya menempatirumah dengan tipe 36 sehingga seluruhkeluarga dapat melakukan aktivitas lebihnyaman.

    B. Hubungan antara kemampuan finansialmasyarakat berpenghasilan rendah danpengadaan rumah

    Dari hasil survei didapatkan bahwapenghasilan masyarakat berpenghasilan rendahRp 600.000 Rp 1.000.000 dan kemampuanmengangsur berkisar Rp 100.000,- sampaidengan Rp 200.000,- sehingga diambil rata-ratakemampuan mengangsur sebesar Rp 150.000,-.Jumlah anggota keluarga masyarakatberpenghasilan rendah rata-rata berjumlah 5orang sehingga rumah yang layak ditempatiadalah type 36.

    Sedangkan berdasarkan hasil survei,harga rumah sederhana type 36 di KotaPalembang tanpa memperhatikan harga tanahpada saat ini adalah berkisar antara Rp 50 jtsampai dengan Rp 80 jt, hal ini diperkuatdengan hasil perhitungan terhadap rencanaanggaran biaya rumah tipe 36 seperti pada tabel4.1.

    Tabel 4.1. Rekapitulasi Biaya RumahSederhana Type 36

    No Uraian Total (Rp)1 Pekerjaan Tanah dan Pasir 722.342,-2 Pekerjaan Pasangan dan

    Plesteran18.820.672,-

    3 Pekerjaan Beton Bertulang (1pc: 2ps : 3kr)

    895.381,-

    4 Pekerjaan Penutup Lantai danDinding

    7.973.203,-

    5 Pekerjaan Kusen dan DaunPintu, Jendela

    9.375.413,-

    6 Pekerjaan Kayu, Rangka Atapdan Rangka Plafon

    14.180.292,-

    7 Pekerjaan Penutup Atap 3.463.249,-8 Pekerjaan Kaca dan Rilling

    Kayu63.963,-

    9 Pekerjaan Cat 3.318.504,-Total Biaya (Rp) 58.813.019,-

    (Sumber : Hasil Perhitungan, 2010)

    Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwaharga rumah sederhana tipe 36 adalah Rp58.813.019,- dan ditambah harga tanah per m2rata-rata Rp 50.000,- sehingga untuk tanahdengan luas 45 m2 harga tanah adalah Rp2.250.000,00. Jadi harga rumah tipe 36ditambah harga tanah adalah Rp61.063.019,00. Untuk mengetahui hubunganantara kemampuan finansial masyarakatberpenghasilan rendah dan penyajian rumah

    Gambar 4.3. Persentase KemampuanMengangsur Rumah MasyarakatBerpenghasilan Rendah

    Gambar 4.4. Persentase Jumlah AnggotaKeluarga Responden MasyarakatBerpenghasilan Rendah

  • maka dapat dihitung dengan menggunakanrumus Ekonomi Rekayasa.

    C. Daya beli masyarakat berpenghasilanrendah

    Dari hasil perhitungan terhadaptingkat kemampuan masyarakat berpenghasilanrendah untuk mendapatkan tempat tinggal yanglayak maka akan dihitung seberapa besarkemampuan yang ada pada masyarakatberpenghasilan rendah untuk dapat mempunyaisebuah rumah sebagai tempat tinggal. Untukmengetahui kesanggupan mengangsur darimasyarakat berpenghasilan rendah dapatdigunakan rumus 2.4.Dari hasil survey dapat dilihat kemampuanmengangsur bagi masyarakat berpenghasilanrendah antara Rp 100.000,- sampai dengan Rp200.000,-, jika harga rumah tipe 36 ditambahtanah rata-rata diambil Rp 61.063.019,00 (hasilperhitungan) maka angsuran yang harus dibayaroleh masyarakat dengan tingkat suku bungabank yang berlaku rata-rata pertahun adalah 12% (i = 1% perbulan) :Untuk n = 5 tahun = 60 bulan

    A = F (A/F,i,n)= Rp 61.063.019,00 (A/F,1%,60)= Rp 61.063.019,00 (0,01224)= Rp 747.411,00

    Untuk n = 10 tahun = 120 bulanA = F (A/F,i,n)

    = Rp 61.063.019,00 (A/F,1%,120)= Rp 61.063.019,00 (0,00435)= Rp 265.624,00

    Untuk n = 15 tahun = 180 bulanA = F (A/F,i,n)

    = Rp 61.063.019,00 (A/F,1%,180)= Rp 61.063.019,00 (0,002)= Rp 122.126,00

    Hasil perhitungan kemampuanmengangsur rumah bagi masyarakatberpenghasilan rendah dapat dilihat pada tabel4.2.

    Tabel 4.2. Kemampuan Mengangsur Rumahbagi Masyarakat BerpenghasilanRendah

    Tingkatsuku bunga

    i = 12 % per tahun (1% perbulan)

    Lamanyaangsuran

    5tahun

    10tahun

    15tahun

    Kemampuanmencicil

    Rp747.411

    Rp265.624

    Rp122.126

    (Sumber : Hasil Perhitungan, 2011)

    Dari hasil perhitungan denganmenggunakan rumus Ekonomi Rekayasa dapatdilihat bahwa masyarakat berpenghasilanrendah di Kota Palembang masih bisa memilikikemampuan untuk mengangsur rumah denganharga Rp 61.063.019,00 selama 15 tahundengan tingkat suku bunga bank yang berlakukurang lebih 12% per tahun. Jika lamaangsuran yang ditetapkan berkisar antara 5sampai dengan 10 tahun, maka kemampuanmencicil rumah dari sebagian penghasilanbelum dapat memenuhi yaitu antara Rp100.000,00 sampai dengan Rp 200.000,00sedangkan angsuran yang ditetapkan untukjangka waktu 5 10 tahun berkisar antara Rp265.624,00 sampai dengan Rp 747.411,00.

    V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan

    Dari hasil kajian terhadapkemampuan membeli rumah bagi MasyarakatBerpenghasilan Rendah di Kota Palembang,didapatkan bahwa :1) Masyarakat berpenghasilan rendah di kota

    Palembang rata-rata memiliki penghasilansebesar kurang dari Rp 600.000,00sampai dengan Rp 1.000.000,00, yaitusebesar 66 %.

    2) Kemampuan mengangsur rumah yangdimiliki oleh masyarakat berpenghasilanrendah yaitu berkisar anatara Rp100.000,00 sampai dengan Rp 200.000,00.

    3) Dari hasil perhitungan didapat bahwamasyarakat berpenghasilan rendah di KotaPalembang memiliki kemampuan membelirumah tipe 36 dengan cara mencicildengan jangka waktu 15 tahun yaitusebesar Rp 122.126,00 dengan tingkatsuku bunga bank yang berlaku kuranglebih 12 % per tahun.

    B. SaranAdapun saran yang dapat diberikan

    antara lain adalah untuk dapat memenuhikebutuhan akan rumah bagi masyarakatberpenghasilan rendah di Kota Palembangmaka diperlukan peran pemerintah dalampenyediaan subsidi bagi masyarakatberpenghasilan rendah, namun dalampemberian subsidi harus dilakukan pengawasanyang ketat sehingga subsidi yang diberikanbenar-benar tepat pada sasaran.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Bambang Panudju, Ir, Dr, 1999, PengadaanPerumahan Kota Dengan PeranSerta Masyarakat BerpenghasilanRendah, Penerbit Alumni,Bandung.

    J. Supranto, 2001, Statistik : Teori danAplikasi, Edisi 6, Jilid 2, Erlangga,Jakarta.

    Marsudi Joyowiyono, Ir, SE, 1993, EkonomiTeknik, Departemen PekerjaanUmum, Jakarta.

    Miarto, 1996, Modul VI B Sektoral :Permukiman (Analisis PermintaanPerumahan), Universitas GadjahMada, Yogyakarta.

    Peraturan Menteri Perumahan Rakyat, No. 1/Permen/ M/ 2005, TentangPengadaan Perumahan danPermukiman dengan DukunganFasilitas Subsidi Perumahan MelaluiKPR/ KPRS Bersubsidi.

    Peraturan Menteri Perumahan Rakyat, No. 12/Permen/ M/ 2006, TentangPerubahan Atas PerubahanPeraturan Menteri NegaraPerumahan Rrakyat No.1/Permen/M/2005 TentangPengadaan Perumahan danPermukiman dengan DukunganFasilitas Subsidi Perumahan MelaluiKPR/ KPRS Bersubsidi.

    Standar Konstruksi Bangunan Indonesia(SKBI), 1987, PetunjukPerencanaan Kawasan PerumahanKota, Yayasan Badan Penerbit PU,Jakarta.

    http://www.palembang.co.idhttp://www.kredit pemilikan rumah.comhttp://probohindarto.wordpres.comhttp://www.worldbank.org/safetynetshttp://openlibrary.org