Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

16
PENGARUH PUASA SUNNAH TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER PADA PENGANUT ALIRAN TAREKAT Makalah Agama Islam Disusun oleh : Desta Dwi Putranto(8105112236) Rilo Pambudi (8105112239) Universitas Negeri Jakarta Fakultas Ekonomi Pendidikan Ekonomi Koperasi 2012

description

agama islam

Transcript of Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

Page 1: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

PENGARUH PUASA SUNNAH TERHADAP PEMBENTUKAN

KARAKTER PADA PENGANUT ALIRAN TAREKAT

Makalah Agama Islam

Disusun oleh :

Desta Dwi Putranto(8105112236)

Rilo Pambudi (8105112239)

Universitas Negeri Jakarta

Fakultas Ekonomi

Pendidikan Ekonomi Koperasi

2012

Page 2: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-Nya.

Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Agama Islam

dengan Judul “PENGARUH PUASA SUNNAH TERHADAP PEMBENTUKAN

KARAKTER PADA PENGANUT ALIRAN TAREKAT”, karena terbatasnya ilmu yang

dimiliki oleh penulis maka Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang

membangun sangat penulis harapkan.

Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan

bimbingan yang telAh diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah

SWT. Amin

Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis

dan umumnya bagi pembaca.

Penulis

Page 3: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................ ii

ABSTRAK............................................................................................. 1

PENDAHULUAN.................................................................................. 2

Pengertian Puasa Sunnah........................................................................ 3

Pengertian Pembentukan Karakter........................................................... 6

Pengertian Aliran Tarekat........................................................................ 7

Pengaruh Puasa Sunnah terhadap Pemebentukan Karakter pada Penganut

Aliran Tarekat....................................................................................... 8

Kesimpulan........................................................................................... 11

Saran.................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 12

Page 4: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

ABSTRAK

Akhir-akhir ini banyak sekali kasus yang sangat meresahkan masyarakat. Beritaberita

yang disuguhkan baik oleh media cetak ataupun media elektronik tidak pernah lepas

membahas tentang berbagai kejadian seperti, kekerasan, kejahatan, kriminalitas,

ketidakadilan, pelecehan, pemerkosaan, pelanggaran hak, kerusuhan, bencana alam,

pengengguran, dan penggusuran. Kasus tersebut terjadi disebabkan ketidakmampuan dalam

mengontrol diri membuat manusia bertindak lebih agresif dan mementingkan diri sendiri.

Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana individu mengendalikan emosi dalam dirinya Puasa

sebagai salah satu ibadah yang diperintahkan Allah memiliki hikmah membuat orang bisa

mengontrol dirinya sendiri.

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh puasa sunnah terhadap

Pemebentukan Kepribadian . Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat

memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang ilmu psikologi, khususnya berkaitan dengan

puasa sunnah dan kemampuan kontrol diri dan bagi terapis dalam melihat pengaruh puasa

sunnah terhadap kemampuan kontrol diri.

Tariqah adalah khazanah kerohanian (esoterisme), dalam Islam dan sebagai salah satu

pusaka keagamaan yang terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum

muslimin serta memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembinaan mental

beragama masyarakat. Selama ini, merasa terbelenggu oleh berbagai kecendrungan

materialistis dan nihilisme moderen yang orientasinya mengacu kepada kemudahan,

kenyamanan dan fasilitas hidup yang menyenangkan serta dapat dinikmati dengan leluasa

yang pada kenyataanya tidak selalu mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan ummat.

Namun justru pada sebagian orang yang menganutnya menimbulkan ketenangan jiwa dan

kemampuan spritual bagi dirinya.

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa puasa sunnah berpengaruh terhadap

peningkatan pembentukan kepribadian, sedangkan saran bagi peneliti yang hendak

melakukan penelitian dengan tema yang sama sebaiknya menambah metode pengumpulan

data dengan tema yang sama sebaiknya menambah metode pengumpulan data dengan metode

observasi, selain itu juga menambahkan kelompok kontrol dalam subyek penelitian.

Page 5: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

PENDAHULUAN

Puasa merupakan salah satu dari rukun islam kita sebagai umat muslim wajib

menjalankan puasa Ramadhan saya menuliskan tema puasa ini agar kita lebih mengerti apa

puasa itu dan semoga kita menjadi penguasa diri kita sendiri dengan berpuasa. Kalau

berbicara harus kita kendalikan demikian juga dengan mata semuanya harus kita kendalikan

dengan baik. Mungkin kadang ada bertanya kenapa kita tetap sengsara, atau mengapa hidup

kita gelisah dan tidak tenang ? jawaban yang tepat adalah karena kita tidak dapat

mengendalikan diri kita sendiri. Rasulullah mensinyalir,umat islam akan banyak

melaksanakan puasa ,hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Bagaimana menurut ada

apakah ini benar? Kalau Rasulullah sudah mensinyalir demikian memang demikian

keadaannya karena semua yang dikatakan dan dilakukan Rasulullah semua itu benar adanya

dan tidak ada yang salah . Puasa sunnat (nafal) adalah puasa yang apabila dikerjakan akan

mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa.

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran karena pikiran, yang di

dalamnya terdapat seluruh program yang terbentuk dari pengalaman hidupnya, merupakan

pelopor segalanya. Program ini kemudian membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya

dapat membentuk pola berpikirnya yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang

tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal, maka perilakunya

berjalan selaras dengan hukum alam. Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan

kebahagiaan. Sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan prinsip-prinsip hukum

universal, maka perilakunya membawa kerusakan dan menghasilkan penderitaan. Oleh

karena itu, pikiran harus mendapatkan perhatian serius.

Untuk mendekatkan diri pada tuhan maka harus menempuh jalan ikhtiar,salah satu

jalan ihtiar yaitu dengan mendalami lebih jauh ilmu tasawuf ,untuk mengetahui sesuatu maka

pasti ada ilmunya,banyak dikalangan orang awam awam yang kurang mengetahui tentang

ilmu mengenal tuhan (Tarekat). pengertian tentang tarekat yaitu,Tariqah adalah khazanah

kerohanian (esoterisme), dalam Islam dan sebagai salah satu pusaka keagamaan yang

terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum muslimin serta memiliki

peranan yang sangat penting dalam proses pembinaan mental beragama

masyarakat.Masuknya tarekat ke Indonesia bersama dengan masuknya Islam ketika wilayah

Nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan melalui perdagangan dan kegiatan dakwah.

Page 6: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

Pengertian Puasa Sunnah

Puasa sunnah adalah menahan diri dari makan minum serta hal-hal yang

membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, bagi yang melaksanakannya

mendapat pahala dan bagi yang meninggalkannya tidak mendapat dosa.

Adapun puasa sunnat itu antara lain :

1. Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal

Bersumber dari Abu Ayyub Anshari r.a. sesungguhnya Rasulallah saw. bersabda: “ Barang

siapa berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian dia menyusulkannya dengan berpuasa enam

hari pada bulan syawal , maka seakan – akan dia berpuasa selama setahun”.

2. Puasa Tengah bulan (13, 14, 15) dari tiap-tiap bulan Qomariyah

Pada suatu hari ada seorng Arabdusun datang pada Rasulullah saw. dengan membawa kelinci

yang telah dipanggang. Ketika daging kelinci itu dihidangkan pada beliau maka beliau saw.

hanya menyuruh orang-orang yang ada di sekitar beliau saw. untuk menyantapnya,

sedangkan beliau sendiri tidak ikut makan, demikian pula ketika si arab dusun tidak ikut

makan, maka beliau saw. bertanya padanya, mengapa engkau tidak ikut makan? Jawabnya

“aku sedang puasa tiga hari setiap bulan, maka sebaiknya lakukanlah puasa di hari-hari putih

setiap bulan”. “kalau engkau bisa melakukannya puasa tiga hari setiap bulan maka sebaiknya

lakukanlah puasa di hari-hari putih yaitu pada hari ke tiga belas, empat belas dan ke lima

belas.

3. Puasa hari Senin dan hari Kamis.

Dari Aisyah ra. Nabi saw. memilih puasa hari senin dan hari kamis. (H.R. Turmudzi)

4. Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)

Dari Abu Qatadah, Nabi saw. bersabda: “Puasa hari Arafah itu menghapuskan dosa dua

tahun, satu tahun yang tekah lalu dan satu tahun yang akan datang” (H. R. Muslim)

5. Puasa tanggal 9 dan 10 bulan Muharam.

Dari Salim, dari ayahnya berkata: Nabi saw. bersabda: Hari Asyuro (yakni 10 Muharram) itu

jika seseorang menghendaki puasa, maka berpuasalah pada hari itu.

6. Puasa nabi Daud as. (satu hari bepuasa satu hari berbuka)

Bersumber dari Abdullah bin Amar ra. dia berkata : Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda:

“Sesungguhnya puasa yang paling disukai oleh Allah swt. ialah puasa Nabi Daud as.

sembahyang yang paling di sukai oleh Allah ialah sembahyang Nabi Daud as. Dia tidur

sampai tengah malam, kemudian melakukan ibadah pada sepertiganya dan sisanya lagi dia

gunakan untuk tidur, kembali Nabi Daud berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari.”

Page 7: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

Mengenai masalah puasa Daud ini, apabila selang hari puasa tersebut masuk pada hari Jum‟at

atau dengan kata lain masuk puasa pada hari Jum‟at, hal ini dibolehkan. Karena yang

dimakruhkan adalah berpuasa pada satu hari Jum‟at yang telah direncanakan hanya pada hari

itu saja.

7. Puasa bulan Rajab, Sya‟ban dan pada bulan-bulan suci

Dari Aisyah r.a berkata: Rasulullah saw. berpuasa sehingga kami mengatakan: beliau tidak

berbuka. Dan beliau berbuka sehingga kami mengatakan: beliau tidak berpuasa. Saya

tidaklah melihat Rasulullah saw. menyempurnakan puasa sebulan kecuali Ramadhan. Dan

saya tidak melihat beliau berpuasa lebih banyak daripada puasa di bulan Sya‟ban.

Puasa memiliki beberapa manfaat, ditinjau dari segi kejiwaan, sosial dan kesehatan, di

antaranya:

Beberapa manfaat, puasa secara kejiwaan adalah puasa membiasakan

kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaimana menguasai

diri, serta mewujudkan dan membentuk ketaqwaan yang kokoh dalam diri, yang ini

merupakan hikmah puasa yang paling utama.

Firman Allah Ta „ala :

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan

atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. ” (Al-Baqarah: 183)

Termasuk manfaat puasa secara sosial adalah membiasakan umat berlaku

disiplin, bersatu, cinta keadilan dan persamaan, juga melahirkan perasaan kasih

sayang dalam diri orang-orang beriman dan mendorong mereka berbuat kebajikan.

Sebagaimana ia juga menjaga masyarakat dari kejahatan dan kerusakan.

Sedang di antara manfaat puasa ditinjau dari segi kesehatan adalah

membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari

sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di

perut.

Termasuk manfaat puasa adalah mematahkan nafsu. Karena berlebihan, balk

dalam makan maupun minum serta menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat

kejahatan, enggan mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan.

Di antara manfaatnya juga adalah mengosongkan hati hanya untuk berfikir dan

berdzikir. Sebaliknya, jika berbagai nafsu syahwat itu dituruti maka bisa mengeraskan

dan membutakan hati, selanjutnya menghalangi hati untuk berdzikir dan berfikir,

sehingga membuatnya lengah. Berbeda halnya jika perut kosong dari makanan dan

Page 8: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

minuman, akan menyebabkan hati bercahaya dan lunak, kekerasan hati sirna, untuk

kemudian semata-mata dimanfaatkan untuk berdzikir dan berfikir.

Orang kaya menjadi tahu seberapa nikmat Allah atas dirinya. Allah

mengaruniainya nikmat tak terhingga, pada saat yang sama banyak orang-orang

miskin yang tak mendapatkan sisa-sisa makanan, minuman dan tidak pula menikah.

Dengan terhalangnya dia dari menikmati hal-hal tersebut pada saat-saat tertentu, serta

rasa berat yang ia hadapi karenanya. Keadaan itu akan mengingatkannya kepada

orang-orang yang sama sekali tak dapat menikmatinya. Ini akan mengharuskannya

mensyukuri nikmat Allah atas dirinya berupa serba kecukupan, juga akan

menjadikannya berbelas kasih kepada saudaranya yang memerlukan, dan

mendorongnya untuk membantu mereka.

Termasuk manfaat puasa adalah mempersempit jalan aliran darah yang merupakan

jalan setan pada diri anak Adam. Karena setan masuk kepada anak Adam melalui

jalan aliran darah. Dengan berpuasa, maka dia aman dari gangguan setan, kekuatan

nafsu syahwat dan kemarahan. Karena itu Nabi shallallahu „alaihi wasallam

menjadikan puasa sebagai benteng untuk menghalangi nafsu syahwat nikah, sehingga

beliau memerintah orang yang belum mampu menikah dengan berpuasa ( Lihat kitab

Larhaa‟iful Ma‟aarif, oleh Ibnu Rajab, hlm. 163) sebagaimana dalam hadits yang

diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

Pengertian Pembentukan Karakter

Hakekat karakater ialah Menurut Simon Philips, karakter adalah kumpulan tata nilai

yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang

ditampilkan. Sedangkan Doni Koesoema, memahami bahwa karakter sama dengan

kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas

dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

Sementara Winnie, memahami bahwa istilah karakter memiliki dua pengertian. Pertama, ia

menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku. Apabila seseorang berperilaku tidak

jujur, kejam, atau rakus, tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk.

Sebaliknya, apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong, tentulah orang tersebut

memanifestasikan karakter mulia. Kedua, istilah karakter erat kaitannya dengan

“personality”. Seseorang baru bisa disebut orang yang berkarakter (a person of character)

apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.

Sebagai basis acuan dalam merumuskan konsep pendidikan karakter dalam Islam ialah

QS. Rum (30): 30. Dari ayat ini dapat ditarik benang merah bahwa bawaan dasar (fitrah)

Page 9: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

manusia dan proses pembentukan karakternya dapat dikelompokkan menjadi empat aliran

yaitu (1) fatalis-pasif (2) netral-pasif (3) positif-aktif dan (4) dualis-aktif. Pertama, yang

berpandangan fatalis-pasif, mempercayai bahwa setiap individu karakternya baik atau jahat

melalui ketetapan Allah secara asal, baik ketetapan semacam ini terjadi secara semuanya

atau sebagian saja. Faktor-faktor eksternal, termasuk pendidikan tidak begitu berpengaruh

karena setiap individu terikat dengan ketetapan yang telah ditentukan sebelumnya. Kedua,

pandangan netral-pasif yakni anak lahir dalam keadaan suci, utuh dan sempurna, suatu

keadaan kosong sebagaimana adanya, tanpa kesadaran akan iman atau kufur, berkarakter

positif atau berkarakter negatif dan bersifat pasif menghadapi diterminasi alam lingkungan

terutama lingkungan sosial dan pendidikan. Ketiga, pandangan positif-aktif yakni bawaan

dasar atau sifat manusia sejak lahir adalah berkarakter baik, kuat dan aktif, sedangkan

karakter lemah dan jahat bersifat aksidental. Artinya seseorang lahir sudah membawa

karakter yang baik dan positif. Karekter positif dan baik itu bersifat dinamis dan aktif

mempengaruhi lingkungan sekitar. Jika seseorang berkatakter negatif dan jelek, hal itu bukan

dari cetakan dari Tuhan, dan bukan pula bagian integral dari dirinya. Keempat, aliran dualis-

aktif, berpandangan bahwa manusia sejak awalnya membawa sifat ganda. Di satu sisi

cenderung kepada kebaikan (energi positif), dan di sisi lain cenderung kepada kejahatan

(energi negatif). Dua unsur pembentuk esensial dari struktur manusia secara menyeluruh,

yaitu ruh dan tanah, mengakibatkan karakter baik dan karakter jahat sebagai suatu

kecenderungan yang setara pada manusia, yaitu kecenderungan untuk mengikuti Tuhan

berupa nilai-nilai etis religius dan kecenderungan mengikuti syetan berupa nilai-nilai a-moral

dan kesesatan.

Ada sepuluh pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universalitas Islam, yaitu:

1. Karakter cinta dan ikhlas terhadap Allah swt dan segenap ciptaan-Nya. Ibadah pada

hakikatnya segala sikap dan prilaku yang di ditujukan untuk mencari rido Allah, baik

itu ibadah personal maupun ibadah sosial.

2. Tanggung jawab dan kemandirian. Setiap orang bertanggungjawab terhadap apa yang

dikatakan dan dilakukan dalam tindakan manusiawi secara mandiri. Anugerah Tuhan

kepada manusia berupa potensi internal (akal, nafs, kalbu, dan fitrah yang dihidupi

oleh ruh), kesadaran dan kebebasan memilih untuk bertindak, menjadikan manusia

bertanggungjawab apa yang dikatakan dan dilakukan secara mandiri. Setiap kamu

adalah pemimpin dan bertanggungjawab terhadap yang dipimpinnya. Paling tidak

seseorang bertanggungjawab memimpin dirinya sendiri.

Page 10: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

3. Kejujuran dan amanah. Menurut Mohammad Nuh (2010), diantara karakter yang

ingin kita bangun adalah karakter yang berkamampuan dan berkebiasaan memberikan

yang terbaik, giving the best, sebagai prestasi yang dijiwai oleh nilai-nilai kejujuran.

Di samping itu apabila seseorang diberi amanah, maka ia harus mampu memikul dan

menunaikan amanah itu sesuai dengan hak-hak dan kewajiban yang melekat dalam

amanah itu.

4. Saling hormat menghormati dan berlaku santun dalam bersikap dan berkomunikasi.

Kebanyakan orang sukses justru ditentukan sejauh mana seseorang menghormati,

menghargai dan santun dalam berkomunikasi. Intelegensi hanya salah satu faktor saja

untuk menuju sukses.

5. Ta’awun (tolong menolong), adil (hidup seimbang) dan ihsan (berbuat lebih baik dan

terbaik) dan kerjasama dalam menciptakan tatanan dunia yang bermoral. Manusia

diciptakan dalam posisinya bersosial. Tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri,

tanpa bantuan orang lain. Bahkan telah matipun, harus dibantu orang lain, yang

dikenal dalam Islam fardu kifayah (kewajiban kolektif) untuk menyolatkan,

memandikan, mengkafani, dan menanamnya.

6. Percaya diri dan pekerja keras. Setiap muslim diperintahkan, jika seseorang selesai

melakukan suatu pekerjaaan, cepat bergegaslah untuk mengerjakan lainnya. Dalam

Alquran disebutkan: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada

Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (QS. Insyirah: 7-8). Demikian juga seseorang

di larang keras menggantungkan hidupnya pada orang lain, apalagi meminta-minta.

Tangan pemberi lebih baik daripada tangan peminta.

7. Kepemimpinan. Memimpin diri sendiri dan orang lain untuk menata dunia dalam

tatanan moral merupakan suatu keharusan dalam Islam.

8. Berprilaku baik dan rendah hati. Memperjuangkan kebenaran apabila dilakukan

dengan cara yang baik dan rendah hati jauh lebih bermakna dan lebih efektif, daripada

dilakukan dengan cara yang tidak baik dan arogan.

9. Keteladanan. Panji-panji Islam dapat ditegakkan apabila seseorang menempatkan

dirinya sebagai teladan yang baik (uswatun hasanah) bagi masyarkat dan

keluarganya. Tidak akan dapat menciptakan tatanan dunia yang bermoral apabila

terutama para pemimpinnya belum dapat menjadikan diri mereka menjadi teladan

bagi yang dipimpinnya. Presiden menjadi teladan bagi rakyatnya. Orang tua menjadi

teladan bagi anak-anaknya. Guru menjadi teladan bagi murid-muridnya. Majikan

Page 11: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

menjadi teladan bagi para pekerjanya. Supir menjadi teladan bagi penumpangnya.

Pimpinan media menjadi teladan bagi pembacanya dan seterusnya.

10. Toleransi (tasamuh), kedamaian, dan kesatuan. Manusia diciptakan dalam perbedaan.

Yang saudara sekandung dan kembarpun pasti berbeda, apalagi yang bukan saudara

dan bukan pula kembar. Seseorang tidak boleh bercita-cita untuk menyeragamkan

(uniform) setiap orang.

Pengertian Aliran Tarekat

Menurut salhsatu hadits nabi menyatakan :

و المسيب بن سعيذ عن رباح أبي عن كعتين من أكثز الفجز طلىع بعذ يصلي رجال رأي أن كىع فيها يكثز ر جىد الز والس

ذ أبا يا فقال فنهاه بني محم أيعذ الة عل للا بك ولكن ال قال الص يعذ نة بخالف للا الس

“Riwayat dari Abi Rabah, dari Sa‟id bin Musayyab, bahwa dia melihat seorang lelaki shalat

setelah terbit fajar, lebih banyak dari dua raka‟at, dia memperbanyak ruku‟ dan sujud, maka

Sa‟id bin Musayyab melarangnya, lalu orang itu bertanya: Wahai Abu Muhammad, apakah

Allah akan menyiksaku karena shalat? Sa‟id menjawab: “Tidak, tetapi Allah akan

menyiksamu karena (kamu) menyelisihi sunnah.”

Ini termasuk jawaban bagus dari Sa‟id bin Musayyab rahimahullah, yaitu senjata yang

kuat menghadapi pelaku bid‟ah, yang menganggap baik banyaknya bid‟ah, dengan nama

dzikir dan shalat, kemudian mereka mengingkari ahlis sunnah, dengan tuduhan tidak doyan

dzikir dan shalat. Padahal ahlis sunnah itu sebenarnya hanyalah mengingkari penyimpangan

mereka dari sunnah dalam dzikir, shalat, dan sebagainya.

Dari uraian di atas maka dapat di ambil sebuah pengertian tentang tarekat

yaitu,Tariqah adalah khazanah kerohanian (esoterisme), dalam Islam dan sebagai salah satu

pusaka keagamaan yang terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum

muslimin serta memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembinaan mental

beragama masyarakat. Selama ini, merasa terbelenggu oleh berbagai kecendrungan

materialistis dan nihilisme moderen yang orientasinya mengacu kepada kemudahan,

kenyamanan dan fasilitas hidup yang menyenangkan serta dapat dinikmati dengan leluasa

yang pada kenyataanya tidak selalu mendatangkan kesejahteraan dan kebahagiaan ummat.

Namun justru pada sebagian orang yang menganutnya menimbulkan ketenangan jiwa dan

kemampuan spritual bagi dirinya.

Untuk menghindari adanya trauma pada sebagian masyarakat, dengan kondisi di atas

dan untuk mewujudkan sikap serta mental agamanya, maka dibutuhkan suatu pembinaan

khusus melalui penddikan yang khusus pula secara sistematis, terarah dan kontiniyu yang

Page 12: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

lebih berorientasi pada kehidupan kerohanian yang dapat dijadikan pokok bagi mereka

(masyarakat) di dalam memandang segala persoalan-persoalan kehidupan.

Thariqat dapat dikatakan sebagai jalan menuju Tuhan. Dengan menekuni thariqat merupakan

suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta secara lebih sempurna, Artinya

dengan berthariqat seseorang akan melakukan ajaran-ajaran (syari'at islami dengan lebih

sempurna serta ajaran Allah dan Rasulnya). Hal ini sejalan dengan makna thariqat yang

berkembang dikalangan para ahli thariqat yaitu : "jalan atau petunjuk dalam melakukan suatu

ibadah sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW dan yang diceritakan beliau

dan para sahabatnva. serta para tabi'in, ulama, kyai-kyai secara bersambung hingga pada

masa sekarang ini".

Dari pengertian thariqat di atas dapat dipahami bila dengan berthariqat, maka

sesungguhnya syaria'at yang dikerjakan dapat berjalan di atas rel yang hiras tidak terpeleset,

tidak jatuh jurang kesesatan, sehingga dapat sampai ke tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu

Allah Swt. Thariqat sebagaimana yang lazim dikerjakan oleh para jama'ah mempunyai tujuan

yang sangat mulia bagi kehidupan. Baik di diunia maupun di akherat, dengan cara antara lain:

a) Dengan mengamalkan thariqat berarti mengadakan latihan jiwa (riadhoh) dan

berjuang melawan hawa nafsu (mujahadah), membersihkan diri dari sifat-sifat yang

tercela dan diisi dengan sifat-sifat yang terpuji dengan melalui perbaikan budi pekerti

dalam berbagai seginya.

b) Dengan bertariqat dapat mewujudkan rasa ingat kepada Allah Zat Yang Maha Besar

dan Maha Kuasa atas segalanya dengan melalui jalan mengamalkan wirid dan

dzikiran dan dibarengi dengan tafakkur yang secara teras-menerus

c) Dengan bertariqat akan timbul perasaan takut kepada Allah sehingga timbul pula

dalam diri seseorang itu suatu usaha untuk menghindarkan diri dari segala macam

pengaruh duniawi yang dapat menyebabkan lupa kepada Allah.

d) Jika thariqat dapat dilakukan dengan penuh ikhlas dan ketaatan kepada Allah, maka

akan tidak mustahil dapat dicapai suatu tingkat alam ma'rifat, sehingga dapat

diketahui pula segala rahasia dibalik tabir cahaya Allah dan Rasulnya secara terang

benderang.

Pengaruh Puasa Sunnah terhadap Pemebentukan Karakter pada Penganut Aliran

Tarekat.

Ibadah Puasa dapat membentuk kepribadian, dan puncak pembentukan kepribadian

adalah insan takwa. Inti takwa adalah menjaga diri agar tetap berada pada rambu-rambu

ajaran agama dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan. Dalam

Page 13: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

puasa orang di didik bahwa keridhaan Allah itu lebih besar dari pada dunia seisinya. Menurut

pendapat Al- Ghozali, puasa memiliki tujuan agar manusia berakhlak dengan akhlak Allah

yang Maha Perkasa lagi Maha Agung, yaitu contoh ketergantungan segala sesuatu kepada-

Nya, dan sebisa mungkin mencontoh para malaikat di dalam menahan hawa nafsu, karena

mereka adalah makhluk yang disucikan dari hawa nafsu.

Sebagai seorang muslim, kita hanya yakin bahwa jiwa sosial dan menahan diri dari

berbagai kepentingan dan keinginan adalah ciri dari manusia yang bertaqwa, dimana dalam

kontek kebangsaan, pengendalian diri sabagai pangkal tolak pengamalan pancasila. Dengan

demikian kita juga harus yakin bahwa puasa akan dapat menumbuhkan jiwa sosial dan

mental yang tangguh untuk mengendalikan diri dari berbagai kepentingan dan keinginan.

Kerangka berfikir inilah yang ingin penulis paparkan lebih luas dalam menganalisa pengaruh

puasa dalam membentuk karakter pengikut aliran tarekat.

Puasa Sebagai Wahana Pendidikan

Ibadah puasa lebih banyak menekankan kesadaran dan keyakinan pelakunya dalam

melaksanakan kewajiban dari Dzat Yang Maha menentukan corak dan warna kehidupan

manusia. Semua proses spekulatif dalam menjalankan ibadah puasa dari sudut simbolisme,

pada hakekatnya tidak terlepas dari kehidupan manusia. Artinya melakukan ibadah puasa

sebagai bentuk kepasrahan mutlak terhadap Allah Swt. Karena itu orang tidak perlu

mengetahui jawaban atas pertanyaan apa sebetulnya manfaat berpuasa, tetapi harus

membulatkan tekat untuk melakukan puasa. Menurut pendapat Abu Su‟ud; “puasa adalah

salah sebuah simbol kepasrahan diri, suatu sikap yang menunjukkan adanya pemahaman

yang tinggi terhadap sikap hubungan antara manusia dengan Tuhan.

Ketika Allah kembali menerangkan hakekat puasa, adalah berpantang, tidak boleh

makan, tidak boleh minum tidak boleh berhubungan dengan suami- istri, selama waktu

menjalankan puasa, sekali lagi dalam kontek ini Allah menjelaskan dan mengharapkan

kepasrahan mutlak dengan menyatakan ;”La‟allakum tattaquun”( Al-Baqarah, 187). Bahwa

tiga macam sasaran bagi perubahan sikap yang dikehendaki oleh Allah dalam menjalankan

ibadah puasa itu perinciannya adalah:

Pertama; perubahan sikap yang bersifat kognitif, yaitu ketika menerima informasi

tentang seluk-beluk yang terkait dengan pelaksanaan ibadah puasa yang harus

dijalankan oleh setiap muslim.

Kedua; perubahan sikap yang bersifat afektif yaitu ketika manusia mengetahui

hakekat puasa adalah masa berpantang untuk mengendalikan dari dari berbagai

Page 14: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

kepentingan dan keinginan yang dilarang dalam menjalankan puasa, masa ini adalah

merupakan periode penggemblengan jiwa sosial dan mental jihat keagamaan.

Ketiga; perubahan yang dikehendaki oleh Allah itu berupa sikap yang bersifat

kecenderungan untuk berbuat dengan melakukan puasa dibulan Ramadhan sebagai

bulan diturunkannya Al-Qur‟an.

Puasa merupakan pendidikan bagi keutamaan akhlaq dan memperkuat jiwa kebaikan dan

membiasakan manusia untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang rendah.

Puasa Sebagai Sarana Pengendalian Diri

Manusia dalam kehidupan memiliki berbagai keinginan dan kebutuhan yang senantiasa

berusaha untuk dipenuhinya, baik kebutuhan itu bersifat jasmani ataupun rohani. Pada

umumnya dengan berbagai cara manusia cenderung memperjuangkannya, dan bahkan

kadangkala manusia diterlantarkan oleh keinginannya sendiri untuk mewujudkan, sementara

itu kita akui dengan jujur bahwa apa yang terjadi keinginan atau nafsu manusia tidak

memiliki tolak ukur yang pasti, karena bila keinginan yang satu terpenuhi nafsu manusia akan

bergeser untuk mempengaruhi manusia agar menuju keinginan yang lain, dan bahkan banyak

manusia yang lelap hanya memperjuangkan apa yang menjadi keinginannya, sementara apa

yang diamanahkan oleh Allah terabaikan. Inilah kefatalan karena manusia kurang pandai

mengendalikan dirinya.

Dengan melakukan ibadah puasa setiap pribadi manusia dilatih untuk mengendalikan

diri berbagai keinginan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan cara ini manusia

tidak merasa tergantung dengan berbagai macam dan jenis kebutuhan yang selayaknya

dipenuhinya. Dapatlah kita bayangkan, bagaimana situasi puasa itu, seseorang yang

mempunyai makanan enak dan siap untuk dimakan, makanan itu halal dan penuh gizi serta

lezat rasanya. Namun pemiliknya sedang aktif menjalankan ibadah puasa, keadaan siang hari

yang panas dan perut benar-benar lapar, tenggorokan kering, suasana sepi, tak ada

seorangpun akan memberikan teguran seandainya saat itu kita lahap makanan. Demikian juga

tak satupun aturan duniawi yang dibuat manusia akan mengenainya, atau mengancamnya

dengan hukuman duniawi. Sekalipun demikian hamba Allah yang telah berniat diri berpuasa

dan meneguhkan niatnya mereka tetap berpusa, hingga saatnya berbuka.

Ibadah Puasa Membina Kedisiplinan

Sebagai mana dalam pembahasan yang sudah penulis paparkan, bahwa didalam ajaran

Islam ibadah puasa dilakukan untuk meninggikan kualitas manusia yang di dalam bahasa Al

qur‟an di sitir dengan sebutan Taqwa. Berdasarkan hal ini, maka puasa sangat berhubungan

Page 15: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

erat, dengan pemberdayaan sumber daya manusia yang telah menjadi trend decade

komtemporer. Kalau kita berbicara mengenai kualitas manusia, maka cakrawalah

pandangnya menjadi sangat komplek dan mendalam, demikian juga apa bila dikaitkan

dengan kedisiplinan yang mempribadi pada diri seseorang. Namun demikian itu pun

merupakan kaitan yang cukup sederhana dan mudah untuk dinalar bagi yang mau berpikir

secara serius dan mendalam. Bahwa pelaksanaan ibadah puasa dapat memberikan pengaruh

terhadap pembinaan kedisiplinan orang yang menjalankannya. Demikian juga anak yang

masih dalam proses pembinaan kedisiplinan, sehingga pada diri manusia utamanya anak akan

tertanan kesadaran pada kedamaian, ketertiban keteraturan dan keaktifan dalam berbagai

proses dan aktifitas yang harus dijalaninya sesuai dengan aturan dan petunjuk yang harus

dipenuhi dan ditaati.

KESIMPULAN

Puasa sunnah adalah menahan diri dari makan minum serta hal-hal yang

membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari, bagi yang melaksanakannya

mendapat pahala dan bagi yang meninggalkannya tidak mendapat dosa. Hakekat karakater

ialah, karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi

pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Karakter sama dengan kepribadian.

Kepribadian dianggap sebagai ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri

seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

Tarekat yaitu,Tariqah adalah khazanah kerohanian (esoterisme), dalam Islam dan

sebagai salah satu pusaka keagamaan yang terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan

dan pikiran kaum muslimin serta memiliki peranan yang sangat penting dalam proses

pembinaan mental beragama masyarakat. Ibadah Puasa dapat membentuk kepribadian, dan

puncak pembentukan kepribadian adalah insan takwa. Inti takwa adalah menjaga diri agar

tetap berada pada rambu-rambu ajaran agama dengan melaksanakan segala perintah dan

menjauhi segala larangan. Dalam puasa orang di didik bahwa keridhaan Allah itu lebih besar

dari pada dunia seisinya.

SARAN

Saran yang diberikan dengan adanya pembahasan ini bisa meningkatkan motivasi

manusia untuk berpuasa sunnah dan bisa menerapkan nilai nilai puasa dalam kehidupan

sehari hari

Page 16: Jurnal Pengaruh Puasa Sunnah Terhadap Pembentukan Karakter Pada Penganut Aliran Tarekat

DAFTAR PUSTAKA

http://koleksi-skripsi.blogspot.com/2008/07/teori-pembentukan-karakter.html

http://abiechuenk.wordpress.com/2012/01/17/pendidikan-dan-pembentukan-karakter/

http://gilan9-bismilllahirahmanirrahiim.blogspot.com/2009/06/makalah-

tarekat_09.html

http://maragustamsiregar.wordpress.com/2012/03/05/mengukir-manusia-berkarakter-

dalam-islam/

http://ekookdamezs.blogspot.com/2010/09/makalah-puasa.html

http://pakroli.blogspot.com/2011/08/puasa-membina-kepribadian-utama.html