JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini...

60
JURNAL PENGADAAN Oktober 2017/ VOLUME 1, NOMOR 1 JURNAL PENGADAAN SEBUAH JURNAL LAPORAN KAJIAN DITERBITKAN OLEH LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH (LKPP) Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa melalui Undang- Undang Nur Hadiyati Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Berdasar Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan Moh. Noor Islami, SH, MM Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Sistem Pengadaan Barang/Jasa Eelektronik Utami Reginasti Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Pemberitaan (Analisis Semiotika Sosial Terhadap Wacana Pemberitaan LKPP Dalam Media Online-Detik.com Tahun 2017) Iswahyu Pranawukir, Agus Hitopa Sukma

Transcript of JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini...

Page 1: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

JURNAL

PENGADAANOktober 2017/ VOLUME 1, NOMOR 1

JURNAL PENGADAAN SEBUAH JURNAL LAPORAN KAJIANDITERBITKAN OLEH LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH (LKPP)

Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa melalui Undang-UndangNur Hadiyati

Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa PemerintahBerdasar Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya MasukanMoh. Noor Islami, SH, MM

Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Sistem Pengadaan Barang/Jasa EelektronikUtami Reginasti

Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPPDini Safitri

Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-CommerceBoy Firmansyah

Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Pemberitaan(Analisis Semiotika Sosial Terhadap Wacana Pemberitaan LKPPDalam Media Online-Detik.com Tahun 2017)Iswahyu Pranawukir, Agus Hitopa Sukma

Page 2: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

JURNAL PENGADAAN KATA PENGANTAR

Volume 1 No. 2, April 2018ISSN 1411-1234

PelindungDr. Agus Prabowo

Pemimpin UmumR. Fendy Dharma Saputra

Pemimpin RedaksiAndi Susanto

RedaksiResa Anggriani, Makkiyah Farizqi,

Ajeng W. Hapsari,Enggar T. Apriyanto, Taufan J. Pramono, M. Adjie Dwihapsoro

Diterbitkan OlehLembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

Gedung LKPPKompleks Rasuna Epicentrum

Jln. Epicentrum Tengah Lot. 11 BKuningan, Jakarta Selatan, 12940

Redaksi menerima artikel/esai yang relevan dengan dunia pengadaan.petunjuk penulisan dapat dilihat di halaman Panduan Penulisan.

Kirimkan ke: [email protected]

Jurnal Pengadaan kembali hadir ke tengah para

pembaca yang budiman. Hal ini tentu tidak lepas

dari perkenan Tuhan Yang Maha Pengasih. Untuk

itu, pertama-tama kami patut menghaturkan syukur

dan terimakasih.

Pada edisi kali ini Jurnal Pengadaan menyuguhkan

enam artikel. Dua artikel pertama menyoroti aspek

hukum (peraturan) terkait pengadaan barang dan

jasa pemerintah. Artikel Nur Hadiyati berjudul

“Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa

melalui Undang-undang” mengaji penting dan

mendesaknya masalah pengadaan barang dan jasa

pemerintah diatur dalam undang-undang. Nur

mengungkapkan, pengaturan mengenai pengadaan

atas barang dan jasa pemerintah di Indonesia saat ini

masih berbentuk Peraturan Presiden yakni Perpres

Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintah.. Pada tahun 2010 LKPP (Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah)

mengajukan usulan draf RUU Pengadaan Barang

dan Jasa Pemerintah. Namun hingga kini draf RUU

tersebut masih berada dalam Program Legislasi

Nasional (Prolegnas) 2015-2019 berada di urutan

152 dari 160. Padahal keberadaan UU Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah saat ini terasa sangat

mendesak, mengingat permasalahan pengadaan

barang dan jasa pemerintah yang makin besar.

Peraturan yang ada saat ini dirasa belum cukup

untuk menjalankan tugas dan fungsi pengadaan

yang baik. Hal ini terbukti dari cukup banyaknya

permasalahan yang terjadi dalam sektor pengadaan

barang dan jasa khususnya maraknya praktik

korupsi. Pembentukan Undang-Undang tentang

Pengadaan Barang dan Jasa diperlukan, karena

undang-undang memiliki kekuatan hukum di atas

dari Peraturan dan Keputusan Presiden.

Namun, menghadirkan Undang-Undang Pengadaan

Barang dan Jasa memerlukan kajian mendalam

agar undang-undang yang diciptakan mampu

memberikan rasa keadilan, kepastian, dan manfaat.

Terdapat konsekuensi yang harus diperhatikan

seluruh pihak terkait keberadaan Undang-Undang

Pengadaan Barang dan Jasa yakni (1) Menuntut

konsistensi dan komitmen yang sungguh-sungguh

dari pemerintah di dalam pelaksanaannya; (2)

Menuntut adanya koordinasi yang dilandasi oleh

satu kepentingan nasional yang mengesampingkan

kepentingan sektoral; (3) Menuntut diwujudkannya

penyelenggaraan negara yang bersih dari KKN.

Artikel ke dua yaitu tulisan M Noor Islami,

“Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi Pengelola

Page 3: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Berdasar

Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya

Masukan,” menyoroti kelaikan penghargaan atau

imbalan yang diterima oleh para tenaga pengelola

pengadaan barang/jasa pemerintah dari tahun ke

tahun. Tenaga-tenaga profesional, berkompeten

dan berintegritas, sangat penting guna mendukung

pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa

pemerintah yang bersih, efektif dan efisien. Untuk

mendorong profesionalitas mereka diperlukan

adanya imbalan (reward) berupa honorarium yang

memadai, sesuai dengan beratnya beban tugas dan

risiko yang disandang. Berdasar kajiannya terhadap

Peraturan Menteri Keuangan, dari tahun 2011 hingga

2018, Noor Islami menemukan fakta, honorarium

bagi Pejabat Pengelola Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah belum memadai dan proporsional

dibanding tugas dan tanggung jawab mereka.

Di samping aspek regulasi tentang pengadaan

barang/jasa pemerintah, Jurnal Pengadaan kali ini

menyajikan tulisan Utami Reginasti tentang sistem

pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik.

Diungkapkan Utami, selama ini praktik korupsi

sering terjadi dalam proses pengadaan barang/jasa

pemerintah. Namun, kini hal itu mulai bisa dikurangi

dengan adanya sistem pengadaan barang/jasa

pemerintah secara online atau elektronik. Melalui

sistem pengadaan barang/jasa online masyarakat

luas dapat mengakses dan menjadi pengawas dalam

setiap langkah suatu proyek berjalan. Hal ini dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah atas penggunan keuangan daerah

maupun negara.

Pengadaan barang/jasa elektronik dapat

memudahkan penyedia barang/jasa dalam

mengikuti proses pengadaan dikarenakan penyedia

barang/jasa tidak perlu melakukan tatap muka

dengan panitia. Pengadaan barang/jasa elektronik

pun dapat mencakup wilayah yang lebih luas.

Dengan terminimalisirnya tatap muka antara

peserta dan penyelenggara, berkurang juga potensi

penyimpangan yang dapat dilakukan baik oleh panitia

maupun peserta pengadaan barang/jasa pemerintah.

Akan tetapi, sistem ini pun memiliki kelemahan

khususnya dalam masalah jaringan, ancaman hacker,

perusahaan boneka serta sumber daya manusia yang

masih minim kemampuannya dalam melaksanakan

pengadaan barang/jasa elektronik ini. Selain itu,

masih perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif

kepada masyarakat maupun aparatur pemerintah

yang nantinya menjadi panitia pengadaan barang/

jasa pemerintah. Sosialisasi ini harus dilanjutkan

dengan pengawasan yang ketat sehingga pelaksanaan

barang/jasa elektronik benar-benar dilakukan secara

menyeluruh dan merata. Selain itu, sebaiknya

pemerintah memberikan konsekuensi tersendiri

bagi pihak yang masih mengesampingkan ketentuan

pada Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 bahwa

pengadaan barang/jasa pemerintah harus dilakukan

secara elektronik sehingga ketentuan tersebut tidak

sekedar ketentuan saja.

Masih terkait dengan sistem pengadaan barang/

jasa secara online, Boy Firmansyah menulis artikel

menarik tentang pengadaan barang, jasa dan

informasi melalui e-commerce dan m-commerce.

Dalam artikelnya Boy menjelaskan apa itu

e-commerce dan m-commerce, seperti apa wujudnya

dan apa saja jenis-jenisnya, disertai contoh-contoh

yang ada dan bisa diakses melalui internet. Tulisan

Boy Firmansyah memberi perspektif yang lebih luas

dan inspiratif untuk memahami sistem pengadaaan

barang/jasa secara online.

Tahun 2017 LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah) berusia 10 tahun.

Berkaitan dengan itu, Jurnal Pengadaan edisi kali

ini mendapat ‘kado istimewa’ berupa tulisan yang

mengaji lembaga ini. Yaitu artikel yang ditulis oleh

Dini Safitri dengan judul “Eksistensi LKPP, Tinjauan

Terhadap Tampilan Website LKPP”. Tulisan Dini

Safitri ini menganalisis tampilan website LKPP

yang dinilai sebagai sarana penting untuk membantu

menyebarkan pengetahuan tentang pengadaan

barang/jasa pemerintah dan peran LKPP. Melalui

survei sederhana yang dilakukan terhadap kalangan

mahasiswa kehumasan Dini menemukan kenyataan,

bahwa sebagian besar responden menyatakan belum

pernah mendengar nama LKPP, apalagi mengetahui

program dan kinerja LKPP. Dalam sepuluh tahun

usianya ternyata LKPP belum dikenal oleh banyak

orang, khususnya di kalangan anak-anak muda.

Para responden survei juga diminta melihat dan

membaca website LKPP. Mereka menilai tampilan

dan isi website LKPP sudah menarik dan informatif.

Sayangnya, tampilan yang menarik website LKPP

belum menunjang tingginya kesadaran dan

pengetahuan responden tentang eksistensi LKPP. Ini

berarti bahwa LKPP perlu bekerja lebih keras lagi

untuk mengenalkan eksistensinya dan menyebarkan

pengetahuan tentang pengadaan kepada masyarakat,

khususnya kalangan muda usia.

Artikel terakhir dari Iswahyu Pranawukir dan Agus

Hitopa Sukma berjudul “Representasi Pengadaan

Barang dan Jasa Dalam Pemberitaan (Analisis

Page 4: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Semiotika Sosial Terhadap Wacana Pemberitaan

LKPP Dalam Media Online-Detik.com Tahun

2017)” menyampaikan hasil penelitian terhadap

pemberitaan media online (detik.com) tentang LKPP

dan masalah pengadaan barang/jasa pemerintah.

Penelitian tersebut mencoba melihat bagaimana

media membangun realitas sosial tentang LKPP

dan pengadaan barang/jasa pemerintah melalui

pemberitaannya. Sebuah tulisan yang cukup

mencerahkan.

Kepada para penulis yang telah berkontribusi

dalam Jurnal Pengadaan edisi kali ini Redaksi

mengucapkan termakasih. Sedangkan bagi para

pembaca yang budiman, Redaksi berharap isi

Jurnal Pengadaan kali ini cukup bermanfaat.

Selamat membaca.

REDAKSI

JURNAL PENGADAAN

Volume 1 No. 2, April 2018ISSN 1411-1234

Daftar Isi

Pengantar

Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa melalui Undang-UndangNur Hadiyati

Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa PemerintahBerdasar Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya MasukanMoh. Noor Islami, SH, MM

Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Sistem Pengadaan Barang/Jasa Elektronik Utami Reginasti

Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPPDini Safitri

Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-CommerceBoy Firmansyah

Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Pemberitaan (Analisis Semiotika Sosial Terhadap Wacana Pemberitaan LKPP Dalam Media Online-Detik.com Tahun 2017)Iswahyu Pranawukir, Agus Hitopa Sukma

Tentang Penulis

Pedoman Penulisan Artikel

1-9

11-23

25-35

37-49

51-67

69-106

107

109

Page 5: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa melalui Undang-Undang

Nur Hadiyati

Abstrak Pengaturan mengenai pengadaan barang dan jasa di Indonesia saat ini masih berbentuk Peraturan dan Keputusan Presiden. Pada tahun 2010 LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) mengajukan usulan draf RUU Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Namun hingga kini draf RUU tersebut masih berada dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2015-2019 berada di urutan 152 dari 160. Padahal keberadaan UU Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah saat ini terasa sangat urgen, mengingat permasalahan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang makin besar. Penelitian ini mengunakan metode yuridis normatif dengan logika deduktif untuk menarik kesimpulan sehingga memberikan pemahaman urgensi pembentukan dan pengesahan Undang-Undang tentang Pengadaan Barang dan Jasa dengan memaparkan alasan serta pemasalahan yang ada selama ini dalam sektor pengadaan barang dan jasa.Kata-kata kunci: Undang-Undang; Hukum; Pengadaan Barang dan Jasa.

Abstract Procurement of goods and services in Indonesia currently regulated by regulation and presidential decree. The idea of establishment of the law on procurement of goods and services is provided by Government Procurement of Good and Services Agency or in Indonesia we called it LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) with draft of statue has been proposed on 2010 and right now the draft have position in 152 of 160 In national legislation program 2015 – 2019. This research used juridicial normative with deductive logic to make conclusion, thus providing of the urgency to form a specific statute as a way to establish the law on procurement of goods and services by explaining the causes and issues that exist in procurement of good and services. Keywords: Statue/Act ; Law; Procurement of Good and Services.

Jurnal PengadaanVol. 1 No. 2, April 2018 1-9

ISSN 1411-1234

Pendahuluan

Indonesia adalah negara hukum sebagaimana

ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD NRI tahun

1945. Implikasi dari cita negara hukum yaitu

seluruh penyelenggaraan kehidupan bernegara

harus berlandaskan hukum, termasuk di dalamnya

berkenaan dengan pengadaan barang dan jasa yang

diselenggarakan oleh pemerintah melalui tender

atau penunjukan secara langsung sebagai upaya

memenuhi kebutuhan rakyat demi tercapainya

kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan

nasional, sebagaimana termaktub dalam Pembukaan

UUD NRI tahun 1945. Pengadaan barang dan jasa

Page 6: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

2 Nur Hadiyati/ Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan...

yang diselenggarakan pemerintah merupakan

perwujudan pelaksanaan tugas dan fungsi negara

dalam memberikan pelayanan umum yang

bersumber dari Anggarapan Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) ataupun melalui

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

bagi pemerintahan daerah sehingga harus dapat

dipertanggungjawabkan.

Dalam rangka akuntabilitas pengadaan barang

dan jasa maka perlu adanya peraturan yang

dapat memberikan jaminan kepastian hukum

sehingga tujuan dari penyelenggaran pengadaan

barang dan jasa dapat terlaksana sebagaimana

mestinya. Mengacu pada theorie von stufenubau

der rechtsordnung yang dikemukakan oleh Hans

Nawiasky, penormaan hukum memiliki hierarki

yaitu bahwa norma-norma hukum di dalam suatu

negara tersusun atas: (1) Norma fundamental negara

(staatfundamentalnorm); (2) Aturan dasar negara

(staatgrundgesetz); (3) Undang-Undang formal

( formal gesetz); dan (4) Peraturan pelaksanaan dan

peraturan otonom (verodnung en autonome satzung).

Hierarki ini kemudian diadaptasi oleh Indonesia

seperti bisa kita temukan dalam Pasal 7 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang

menjelaskan hierarki perundang-undangan sebagai

berikut: (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945; (2) Ketetapan Majelis

Permusyawaratan Rakyat; (3) Undang-Undang/

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

(4) Peraturan Pemerintah; (5) Peraturan Presiden;

(6) Peraturan Daerah Provinsi; dan (7) Peraturan

Daerah Kabupaten/Kota.

Berdasar hierarki penormaan hukum yang ada,

pengaturan berkenaan pengadaan barang dan jasa

dapat dikatakan belum sempurna dikarenakan hingga

saat ini instrumen hukum pengadaan barang dan jasa

baru berada pada tataran peraturan pelaksanaan dan

peraturan otonom (verodnung en autonome satzung)

dalam bentuk Peraturan dan Keputusan Presiden.

Bahkan pada awalnya pengaturan pengadan hanya

diselipkan dalam Keputusan Presiden (Keppres)

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(APBN), kemudian diatur secara khusus pada

tahun 2000 dalam Keppres Nomor 18 Tahun 2000

tentang pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang

dicabut dengan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 yang

telah tujuh kali dilakukan perubahan. Diantaranya

perubahan dengan Peraturan Presiden (Perpres)

Nomor 95 Tahun 2007, kemudian pada tahun 2010

Keppres Nomor 80 Tahun 2003 dicabut dengan

3Nur Hadiyati/ Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan...

Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, dan terakhir dirubah

dengan Perpres Nomor 4 Tahun 2015.

Gagasan pembentukan undang-undang berkenaan

dengan pengadaan barang dan jasa yang diajukan

LKPP lahir sebagai upaya memberikan kepastian

hukum mengacu kepada hierarki penormaan di

mana di atas peraturan pelaksanaan dan peraturan

otonom (verodnung en autonome satzung) terdapat

undang-undang formal ( formal gesetz) dengan

kekuatan hukum yang lebih besar. Hal ini juga bisa

dilihat dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-

Undangan yang menjelaskan hal serupa. Draf RUU

diajukan LKPP tahun 2010, namun sampai saat

ini dikabarkan masih dalam waiting list Program

Legislasi Nasional (Prolegnas) 2015-2019 dengan

nomor urut 152 dari 160. Fakta ini menunjukkan

bahwa kecil kemungkinan RUU ini akan dibahas dan

disahkan dalam waktu dekat oleh jajaran legislatif

dan eksekutif. Hal ini membuat kita prihatin,

mengingat krusialnya posisi kegiatan pengadaan

barang dan jasa dalam kehidupan masyarakat.

Penggaturan pengadaan barang dan jasa dalam

undang-undang semestinya menjadi hal yang urgen

dewasa ini.

Metodologi Penelitian

Penulisan ini menggunakan metode pendekatan

yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang

dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau

sumber terkait sebagai bahan dasar untuk diteliti

dengan cara mengadakan penelusuran terhadap

peraturan-peraturan dan literatur yang berkaitan

dengan permasalahan yang diteliti. Proses penelitian

ini dilakukan dengan menggunakan logika deduktif

untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat

umum menjadi kasus yang bersifat individual di

mana bahan hukum yang telah dimiliki kemudian

diinventarisasi, dikategorikan, dan disusun

secara sistematis. Dari proses ini akan ditemukan

pemahaman berkenaan dengan pengaturan

pengadaan barang dan jasa dalam undang-undang.

Analisis Pembahasan

Dalam menghadapi tahun 2018, Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) telah mengesahkan Undang-Undang

tentang Anggaran Pendapatan Belanja (APBN)

untuk tahun anggaran 2018 dengan peningkatan

jumlah belanja negara dari Rp2.220,4 triliun tahun

2017 menjadi Rp2.220,7 triliun. Seiring dengan

meningkatnya APBN, anggaran yang dibelanjakan

untuk barang dan jasa juga meningkat. Sekitar

30% anggaran belanja di APBN akan digunakan

Page 7: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

4 Nur Hadiyati/ Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan...

untuk belanja pengadaan barang dan jasa. Sejak

sepuluh tahun lalu hingga saat ini peningkatan

anggaran mencapai hingga 300 persen. Peningkatan

anggaran ini dapat dilihat sebagai wujud keseriusan

pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan

masyarakat. Tetapi, bersamaan dengan itu patut

dicermati potensi terjadinya korupsi dalam

pengelolaan anggaran yang sangat besar ini.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) Alexander Marwata menyatakan bahwa

lebih dari 80 persen perkara korupsi di daerah

menyangkut pengadaan barang dan jasa. Data

Indonesia Corruption Watch (ICW) pada tahun

2016, dari 482 kasus korupsi yang ditindak penegak

hukum, sebanyak 195 kasus terkait pengadaan

barang dan jasa. Dengan nilai kerugian negara Rp

680 miliar dan nilai suap Rp 23,2 miliar. Masih

hangat diperbincangkan dan belum selesai diusut

salah satu kasus korupsi pengadaan barang dan

jasa di Indonesia yakni berkenaan penerapan Kartu

Tanpa Penduduk Elektronik (KTP Elektronik).

Kerugian negara akibat korupsi KTP Elektronik

ini tebilang sangat besar yakni Rp2,3 triliun dari

total dana proyek yang dianggarkan sebesar Rp5,9

triliun. Artinya hampir 50% dana proyek KTP

Elektronik ini telah dikorupsi. Contoh kasus korupsi

pengadaan barang dan jasa lainnya yang juga masih

diusut adalah kasus korupsi proyek pembangunan

Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sarana Olah Raga

Nasional (P3SON) di Hambalang atau dikenal

dengan Kasus Hambalang. Kasus ini mulai diselidiki

oleh KPK sejak tahun 2011, dengan kerugian negara

akibat kasus ini adalah sebesar Rp706 miliar.

Tindakan korupsi pada kegiatan pengadaan barang

dan jasa dapat mengakibatkan tiga hal yakni: (1)

Rendahnya kualitas barang dan jasa pemerintah;

(2) Kerugian keuangan negara; dan (3) Rendahnya

nilai manfaat yang didapatkan. Kegiatan pengadaan

barang dan jasa menjadi salah satu titik yang rawan

dalam tindakan korupsi. Secara spesifik Emil Salim

mengidentifikasi titik rawan dalam tindakan korupsi

Pengadaan Barang dan Jasa pemerintah di Indonesia

adalah: (1) Pada proses perencanaan yang dimulai

dengan identifikasi proyek dan studi kelayakannya

(feasibility study); (2) Pada sistem yang dipakai; (3)

Pada proses tender; (4) Pada penggunaan wewenang

pejabat; dan (5) Pada pengisian Daftar-Isi-Proyek

(DIP) dan pada pencairan DIP yang menjadi

sasaran “disunat”. Menurut Indonesia Procurement

Watch (IPW) penyebab korupsi dalam Pengadaan

Barang dan Jasa adalah: (1) Lemahnya kerangka

hukum dan kelembagaan; (2) Lemahnya kapasitas

5Nur Hadiyati/ Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan...

pengelola pengadaan barang dan jasa pemerintah;

dan (3) Lemahnya kepatuhan terhadap peraturan,

pengawasan dan penegakannya.

Korupsi dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa

yang terus terjadi dan meningkat menunjukkan

terdapat permasalahan dan peraturan yang ada saat

ini dengan ketidakmampuannya untuk memberikan

penyelesaian. Dibutuhkan formulasi hukum baru

berkenaan dengan pengadaan barang dan jasa. Jika

selama ini hanya diatur dalam bentuk Perpres dan

Keppres, maka diperlukan pembentukan peraturan

yang lebih mumpuni dan dapat menjadi payung

hukum bagi penyelenggaraan pengadaan barang

dan jasa. Instrumen hukum yang dibutuhkan adalah

undang-undang secara khusus yang mengacu pada

logika hukum berdasarkan hierarki penormaan

bahwa posisi undang-undang berada di atas Perpres

dan Keppres, sehingga secara otomatis Undang-

Undang memiliki kekuatan lebih dari Perpres dan

Keppres. Pengaturan pengadaan barang dan jasa

dalam undang-undang inipun telah dilakukan oleh

beberapa negara seperti Jerman (sejak tahun 1935),

RRC atau Republik Rakyat Tiongkok (sejak tahun

2003) dan Filipina (sejak tahun 2001).

Pembentukan Undang-Undang tentang kegiatan

pengadaan barang dan jasa adalah upaya untuk

memperbaiki peraturan yang ada sehingga tidak

ada lagi penyimpangan yang terjadi. Terdapat 7

(tujuh) alasan pentingnya pengaturan pengadaan

barang dan jasa (Adi, 2012). Pertama, dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum yang merupakan

salah satu tujuan negara sebagaimana tercantum

dalam Pembukaan UUD 1945, diperlukan fasilitas

dan pelayanan publik yang memadai. Ke dua,

pengaturan pengadaan barang dan jasa dibutuhkan

dalam bentuk undang-undang untuk memastikan

agar pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah

mencapai tujuan, yakni efisien dan efektif. Dengan

demikian diperoleh hasil pengadaan barang

dan jasa yang memenuhi spesifikasi teknis dan

kualitas tertentu dengan harga atau biaya yang

wajar. Ke tiga, memenuhi kewajiban Indonesia

selaku negara yang melalui Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2006 telah meratifikasi United

Nations Convention Against Corruption (UNCAC)

- “Each State Party shall, in accordance with the

fundamental principles of its legal system, take the

necessary steps to establish appropriate systems of

procurement, based on transparency, competition

and objective criteria in decision-making, that

are effective, in preventing corruption”. Pasal 9

dari undang-undang tersebut membahas perlunya

Page 8: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

6 Nur Hadiyati/ Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan...

manajemen keuangan dan pengadaan barang dan

jasa di sektor publik. Ke empat, untuk mewujudkan

tujuan penyelenggaraan negara diperlukan sarana

dasar yaitu: uang, pegawai, dan barang sehingga

mempunyai kedudukan sebagai payung hukum bagi

dasar pelaksanaannya, sebaiknya pengaturan ketiga

sarana tersebut disejajarkan dalam bentuk undang-

undang. Urusan keuangan negara diatur dengan

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang

Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor

1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara

sedangkan urusan kepegawaian diatur dengan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 jo Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian. Sementara, untuk urusan pengadaan

barang dan jasa sampai saat ini belum ada payung

hukum berupa undang-undang. Ke lima, pengaturan

pengadaan barang dan jasa untuk pelayanan publik

bertujuan agar para pihak yang terkait dapat

mengetahui secara akurat proses dan prosedur serta

berbagai persyaratan dalam pengadaan barang

dan jasa. Ke enam, pengaturan pengadaan barang

dan jasa dimaksudkan sebagai tindakan preventif

terhadap praktik koruptif dan kolutif. Di samping

itu, pengaturan ini dimaksudkan juga sebagai

upaya represif jika terjadi penyimpangan dalam

proses pengadaan barang dan jasa, di mana undang-

undang memiliki kekuatan sanksi yang lebih tegas.

Jika Perpres dan Keppres hanya memuat sanksi

administratif, undang-undang memiliki kombinasi

sanksi yakni secara administratif dan pidana. Ke

tujuh, pengaturan pengadaan barang dan jasa untuk

menjamin perlindungan hukum bagi para pihak dan

memberikan kepastian agar tercipta iklim usaha

yang sehat.

Dhaniswara K. Harjono menjelaskan bahwa terdapat

beberapa kelemahan dalam Perpres Pengadaan

Barang dan Jasa yang harus diperbaiki. Perpres

Pengadaan Barang dan Jasa belum memiliki

kepastian mengenai prosedur administrasi, terutama

mengenai pihak yang berwenang menentukan satu

perusahaan boleh mengikuti proses pengadaan

atau tidak, dalam Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1987 Tentang Kamar Dagang dan Industri

(Kadin) dijelaskan bahwa semua dunia usaha harus

bernaung di bawah Kadin, namun hal ini tidak

ditemukan dalam Perpres Pengadaan Barang dan

Jasa berkenaan pihak yang boleh mengikut proses

pengadaan. Dhaniswara juga menyoroti nihilnya

klasifikasi badan usaha yang dianggap cukup layak

mengikuti proses pengadaan, termasuk masalah

sertifikasi yang diperlukan, hal ini menimbang

pengadaan barang dan jasa juga sudah menyangkut

7Nur Hadiyati/ Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan...

sebagian besar usaha kecil menengah (UKM) yang

mencapai jumlah 90 persen dari pelaku usaha di

Indonesia. Selain itu, Dhaniswara juga melihat

aturan dalam bentuk undang-undang dapat lebih

mengakomodasi kepentingan semua pihak terkait.

Semua pemangku kepentingan pasti terlibat dalam

penyusunan aturan ini. Proses pembuatan undang-

undang yang melibatkan semua pihak, baik

pemerintah, DPR, dan pelaku usaha semestinya bisa

memberi kepastian hukum dan rasa keadilan bagi

pelaku usaha.

Adanya Undang-Undang Pengadaan Barang

dan Jasa dapat memperlancar penyelenggaraan

pengadaan barang dan jasa sendiri, yang dalam

praktiknya saat ini tidak terdapat pemisahan atau

dikotomi antara aturan prinsip dan aturan teknis;

keduanya termaktub dalam Perpres sehingga

mengakibatkan penyelenggara pengadaan barang

dan jasa sangat sulit untuk memahami dan dapat

mengakibatkan timbulnya masalah dan menghambat

proses pengadaan barang dan jasa. Maka diperlukan

aturan yang bersifat prinsip dituangkan dalam

undang-undang sehingga memiliki fleksibilitas

dan ketahanan (sustainability) keberlakuan dari

ketentuan. Sementara untuk aturan yang bersifat

teknis dapat diatur dalam peraturan perundang-

undangan yang lebih rendah dari undang-undang.

Pengaturan dalam bentuk undang-undang akan

memudahkan dalam pembentukan peraturan

pelaksana dan terciptanya harmonisasi hukum.

Setidaknya terdapat beberapa hal krusial yang

perlu diatur secara khusus dalam Undang-Undang

Pengadaan Barang dan Jasa yakni sebagai berikut:

1. Adanya penegasan tentang prosedur penanganan

pelanggaran yang sifatnya hukum perdata,

administratif, dan/atau pidana. Hal ini dimaksudkan

agar terdapat kepastian mengenai jalur mana

yang harus ditempuh oleh para pihak bila terjadi

pelanggaran pada bagian hukum tersebut (perdata,

administrasi dan pidana);

2. Adanya penegasan tentang siapa yang berwenang

untuk melakukan penyelidikan dan/atau penyidikan

bilamana ada indikasi pelanggaran dalam

penyelenggaran kegiatan pengadaan barang dan

jasa;

3. Adanya penegasan tentang tahap mana yang

diperbolehkan oleh undang-undang untuk dilakukan

penyelidikan/penyidikan dalam penyelenggaraan

kegiatan pengadaan barang dan jasa;

Page 9: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

8 Nur Hadiyati/ Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan...

4. Adanya pengaturan yang jelas tentang koordinasi

dan pembagian kewenangan antara lembaga terkait

yang berwenang dalam penanganan pelanggaran

atau pengawasan dalam penyelenggaraan kegiatan

pengadaan barang dan jasa, seperti: Kementerian/

Lembaga/Pemerintah Daerah/Instansi (K/L/D/I)

terkait lainnya.

Penutup

Kegiatan pengadaan barang dan jasa merupakan

upaya pemenuhan kebutuhan guna mencapai

kesejahteraan masyarakat yang harus dapat

dipertanggungjawabkan. Dalam rangka

akuntabilitas pengadaan barang dan jasa maka

perlu adanya peraturan yang dapat memberikan

jaminan kepastian hukum sehingga tujuan dari

penyelenggaran pengadaan barang dan jasa dapat

terlaksana sebagaimana mestinya. Pengaturan

berkenaan dengan pengadaan barang dan jasa

hingga saat ini berupa Peraturan dan Keputusan

Presiden yakni Perpres Nomor 4 Tahun 2015

tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Peraturan yang ada tersebut dirasa belum cukup

untuk menjalankan tugas dan fungsi pengadaan

yang baik. Hal ini terbukti dari cukup banyaknya

permasalahan yang terjadi dalam sektor pengadaan

barang dan jasa khususnya maraknya korupsi yang

terjadi. Pembentukan Undang-Undang tentang

Pengadaan Barang dan Jasa diperlukan, karena

undang-undang memiliki kekuatan hukum di atas

dari Peraturan dan Keputusan Presiden mengacu

pada hierarki penormaan hukum yang diutarakan

dalam theorie von stufenubau der rechtsordnung

yang diutarakan Hans Nawiasky.

Menghadirkan Undang-Undang Pengadaan

Barang dan Jasa memerlukan pehatian dari segala

pihak terkait, sehingga meski hingga saat ini

RUU Pengadaan Barang dan Jasa cukup berada

dalam urutan belakang di Prolegnas tahun 2015-

2019 diperlukan kajian mendalam yang dapat

menjadi sumbangsih untuk melengkapi RUU

sehingga Undang-Undang yang diciptakan

mampu memberikan rasa keadilan, kepastian,

dan kebermanfaatan. Terdapat konsekuensi yang

harus diperhatikan seluruh pihak terkait dengan

keberadaan Undang-Undang tentang kegiatan

Pengadaan Barang dan Jasa yakni: (1) Menuntut

konsistensi dan komitmen yang sungguh-sungguh

dari Pemerintah di dalam pelaksanaannya; (2)

Menuntut adanya koordinasi yang dilandasi oleh

satu kepentingan nasional yang mengesampingkan

kepentingan sektoral; (3) Menuntut diwujudkannya

penyelenggaraan negara yang bersih dari KKN.

9Nur Hadiyati/ Urgensi Pengaturan Pengadaan Barang dan...

Referensi

Adhitya Himawan, KPK : 80 Persen Korupsi Terkait

Pengadaan Barang dan Jasa (online), diakses

dari https://www.suara.com/news/2017/09/15/

040000/ k pk-80 -per sen-kor upsi- t e rka it-

pengadaan-barang-dan-jasa.

Adi Susila, Mencermati Rancangan Undang-undang

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Jurnal

AKP, 2012.

Amiruddin, Pemberantasan Korupsi Dalam

Pengadaan Barang Dan Jasa Melalui Instrumen

Hukum Pidana Dan Administrasi, Jurnal Media

Hukum, 2012.

Anonim, Aturan Pengadaan Barang dan Jasa

akan Diatur Undang-Undang (online), diakses

dari http://www.hukumonline.com/berita/baca/

lt4c86f16275df0/aturan-pengadaan-barang-dan-

jasa-akan-diatur-undangundang.

Anonim, Wacana Diperlukannya Pengaturan

Pengadaan Barang/Jasa Melalui Sebuah Undang-

Undang (online), diakses dari www.pengadaaan.

net

Galih Gumelar, DPR Ketok APBN 2018, Belanja

Negara Rp2.221 Triliun (online), diakses

dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi

/20171025140233-78-250951/dpr-ketok-apbn-

2018-belanja-negara-rp2221-triliun

Lidya Julita, Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah Capai Rp.1200 Triliun di 2018 (online),

diakses dari https://economy.okezone.com/

read/2017/12/05/20/1825434/pengadaan-barang-

jasa-pemerintah-capai-rp1-200-triliun-di-2018.

Zihan Syahayani, Korupsi Pengadaan Barang

dan Jasa di Indonesia (online), diakses dari http://

www.theindonesianinstitute.com/korupsi-

pengadaan-barang-dan-jasa-di-indonesia/.

Page 10: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Berdasar Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan

Moh. Noor Islami, SH, MM

Tenaga-tenaga yang professional, berkompeten dan berintegritas, sangat penting guna mendukung pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah yang bersih, efektif dan efisien. Untuk mendorong profesionalitas mereka diperlukan adanya imbalan (reward) berupa honorarium yang memadai, sesuai dengan beratnya beban tugas dan risiko yang disandang. Tulisan ini mengaji besaran honorarium bagi Pejabat Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah berdasar Peraturan Menteri Keuangan, dari tahun 2011 hingga 2018. Penulis menemukan fakta, honorarium bagi Pejabat Pengelola Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah belum memadai dan proporsional dibanding tugas dan tanggung jawab mereka.Kata kunci:

Abstrak

Professional, competent and integrity personnel are essential to support the implementation of clean, effective and efficient government procurement activities. To encourage professionalism they need a reward in the form of honorarium adequate, in accordance with the heavy burden of duty and risk that carried. This paper reviews the amount of honorarium for the Government Procurement Management Officials based on the Regulation of the Minister of Finance, from 2011 to 2018. The author found the facts, the honorarium for the Government Procurement Management Officials is insufficient and proportional to their duties and responsibilities.Key words:

Abstract

Jurnal PengadaanVol. 1 No. 2, April 2018 11-23

ISSN 1411-1234

Pendahuluan

Instruksi Presiden nomor 7 tahun 2015 tentang

Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi

memerintahkan kepada seluruh Kementerian,

Lembaga dan Pemerintah Daerah untuk

melaksanakan pengadaan barang/jasa secara

transparan dan akuntabel. Salah satu ukuran

keberhasilan dari pelaksanaan pengadaan barang/

jasa adalah pengembangan kelembagaan, sumber

daya manusia dan tata kelola ULP (Unit Layanan

Pengadaan).

Lingkungan pengadaan yang sehat berupa

kelembagaan dan tata kelola ULP ditambah

sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan

berintegritas sangat diperlukan dalam mewujudkan

transparansi dan akuntabilitas pengadaan barang

Page 11: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

12 13Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

dan jasa pemerintah. Bagaimanapun juga faktor

SDM sangat menentukan dalam keberhasilan

mencapai tujuan, sebagaiman istilah yang sering

kita dengar, “man behind the gun”. Sebagus apapun

sistem pengadaan dibentuk kalau SDM tidak

profesional dan mempunyai integritas, maka tetap

akan mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan.

Sumber daya manusia yang dimaksud di sini adalah

Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil

Negara (ASN). Mereka dituntut untuk menjalankan

tugas secara profesional, serta memberikna

pelayanan yang akuntabel dan transparan. Untuk

itu pemerintah perlu melakukan pembinaan dan

memberi kesejahteraan yang baik kepada ASN.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

77 tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengelola

Pengadaan Barang/Jasa dan Angka Kreditnya, ASN

yang mempunyai tupoksi pengadaan barang jasa

pemerintah yaitu Pengelola Pengadaan Barang/Jasa.

Hasil penelitian Direktorat Penelitian dan

Pengembangan KPK (Komisi Pemberantasan

Korupsi) mengungkapkan, sekitar 30 persen dari

kasus korupsi yang ditangani KPK berkaitan dengan

masalah pengadaan barang/jasa dengan kerugian

hampir satu triliun rupiah. Untuk mencegah

timbulnya kerugian negara dalam pengadaan

barang/jasa akibat korupsi dan penyimpangan, perlu

adanya SDM di bidang pengadaan yang profesional

dan berintegritas. SDM yang profesional dan

berintegritas akan terwujud apabila ada lingkungan

kerja yang sehat dan menjamin kehidupan yang sesuai

tugas dan tanggung jawabnya. Salah satu faktor

penting untuk mendorong terwujudnya lingkungan

kerja yang sehat dan menjamin kehidupan bagi SDM

pengadaan adalah adanya reward atau penghargaan

yang memadai. Reward yang dimaksud adalah

besaran honorarium yang sah diterima berdasarkan

peraturan yang berlaku.

Rumusan Masalah

Kesejahteraan ASN dalam hal ini reward yang

diterima oleh Pengelola Pengadaan Barang Jasa

sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

tentang Standar Biaya Masukan. Setiap tahun selalu

diatur besaran honorarium bagi ASN yang bertugas

sebagai Pejabat Pengadaan maupun sebagai

Kelompok Kerja ULP. Untuk itu rumusan masalah

yang penulis sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Apakah besaran honorarium dalam Peraraturan

Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan

sudah menunjukkan keberpihakan pemerintah

Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

1contohtesis.idtesis.com/pengertian-reward-imbalan.html/

untuk mewujudkan Pengelola Pengadaan Barang/

Jasa pemerintah yang profesional

2. Korelasi antara besaran honorarium yang diterima

dengan tugas dan tanggung jawab serta risiko bagi

Pengelola Pengadaan Barang Jasa Pemerintah sudah

memenuhi azas keseimbangan

Manfaat Yang Akan DiperolehDengan mengungkapkan besaran honorariun

Pengeloa Pengadaan barang jasa yang sudah diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar

Biaya Masukan, maka dapat diketahui keberpihakan

pemerintah dalam memberikan reward terhadap

pengelola pelaksanaan pengadaan barang/jasa

yang akuntabel dan transparan. Selanjutnya,

dapat diwujudkan SDM pengadaan barang/jasa

pemerintah yang profesional dan berintegritas

dengan memberikan reward atau honorarium yang

layak, sehingga dapat mengurangi kerugian negara

serta meningkatkan efisiensi anggaran pemerintah.

Tinjauan PustakaA. Pengertian Reward Pengelola Pengadaan

Barang Jasa

Reward merupakan istilah dalam bahasa Inggris

yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti imbalan,

penghargaan atau hadiah dan bertujuan agar

karyawan menjadi senang, giat, semangat dan lebih

rajin dalam bekerja di perusahaan1. Sedangkan

dalam Undang-undang Nomor 5 tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara, pasal 82 disebutkan

bahwa Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang telah

menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan,

kejujuran dan prestasi kerja dalam melaksanakan

tugasnya dapat diberi penghargaan. Bisa dikatakan,

maksud dari pasal tersebut adalah bahwa PNS

yang telah menunjukkan profesionalitasnya dalam

menjalankan tugas pokok dan fungsinya dapat

diberi penghargaan.

Penghargaan yang diharapkan oleh PNS adalah

penghargaan yang bersifat finansial untuk

meningkatkan tingkat kesejahteraan dan taraf

hidup yang bersangkutan sehingga tidak tergoda

untuk melakukan hal-hal yang menyimpang dan

berdampak pada kerugian pada negara.

B. Batasan Peraturan Menteri Keuangan tentang

Standar Biaya Masukan

Pemberian honorarium merupakan salah satu

penghargaan pemerintah terhadap aparaturnya

untuk dapat melaksanakan tugas secara profesional

Page 12: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

15Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

dan akuntabel, yang mana besaran honorarium

tersebut diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan.

Setiap awal tahun anggaran selalu terbit peraturan

tentang Standar Biaya Masukan yang dikeluarkan

oleh Menteri Keuangan.

Batasan tahun yang menjadi pembahasan ini adalah

mulai tahun 2011 yaitu Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 100/PMK.02/2010 tentang Standar Biaya

Tahun Anggaran 2011 sampai dengan Nomor 49/

PMK.02/2017 tentang Standar Biaya Masukan

Tahun Anggaran 2018.

Pembatasan tahun 2011 tersebut juga merupakan

awal berlakunya Peraturan Presiden Nomor 54 tahun

2010 tentang Pengadaan Barang Jasa Pemerintah

beserta perubahannnya yang sampai saat sekarang

masih berlaku dan menjadi pedoman utama bagi

Kementerian/Instansi/Lembaga dan Pemerintah

Daerah untuk mewujudkan pengadaan barang jasa

yang tranparans dan dapat dipertanggungjawabkan.

C. Pengelola Pengadaan Barang Jasa Pemerintah

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 77 tahun 2012

tentang Jabatan Fungsional Pengelola Pengadaan

Barang/Jasa dan Angka Kreditnya, telah menetapkan

Jabatan Fungsional baru yaitu Pengelola Pengadaan

Barang/Jasa.

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa adalah Pegawai

Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab,

wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat

yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan

perencanaan pengadaan, pemilihan penyedia,

manajemen kontrak dan manajemen informasi

aset. Berkaitan dengan Standar Biaya Masukan

yang diatur oleh Menteri Keuangan, pengelolaan

pengadaan barang/jasa adalah tugas dan tanggung

jawab Pejabat Pengadaan Barang/Jasa dan Kelompok

Kerja Pengadaan Barang/Jasa.

Metode Penelitian

Untuk menggambarkan keberpihakan pemerintah

dalam mewujudkan SDM pengadaan barang

jasa yang profesional dan berintegritas dengan

meningkatkan kesejahteraan aparaturnya, kajian ini

menggunakan metode pendekatan yuridis normatif.

Metode pendekatan yuridis normatif adalah

pendekatan yang dilakukan dengan cara menelaah

teori-teori, konsep-konsep, asas-asas hukum serta

peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan topik penelitian2.

14 Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

2Digilib.unila.ac.id/525/8/BAB%20III.pdf

Tulisan ini akan membandingkan besaran

honorarium bagi pejabat pengadaan dan panitia

pengadaan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Standar Biaya Masukan dari

tahun 2011 sampai dengan 2018. Penulis mulai dari

tahun anggaran 2011, dengan pertimbangan bahwa

tahun 2011 adalah mulai berlakunya Peraturan

Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang Jasa Pemerintah, beserta perubahannya,

yang mengatur tentang tugas dan tanggung jawab

Pengelola Pengadaan Barang Jasa Pemerintah.

Pembahasan

A. Honorarium Pengelola Pengadaan Barang/

Jasa Tahun 2011 Sampai Dengan 2018

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang Jasa Pemerintah yang telah

mengalami beberapa perubahan, mengamanatkan

tentang Sumber Daya Manusia yang mengelola

pengadaan barang jasa harus profesional dan

mempunyai kompetensi sebagaimana tercantum

dalam pasal 125 ayat 2 dan pasal 126.

Sebagai tindak lanjut dalam meningkatkan

kompetensi dan profesionalisme, Menteri Keuangan

setiap awal tahun anggaran mengeluarkan Peraturan

Menteri Keuangan tentang Standar Biaya Masukan

yang berfungsi sebagai batas tertinggi dan estimasi

dalam menentukan besaran biaya kegiatan.

Salah satu yang diatur dalam Peraturan tersebut

adalah besaran honor maksimal yang diberikan

kepada Pengelola Pengadaan Barang Jasa. Pemberian

honorarium terbagi dalam 4 kategori, yaitu:

1. Honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa

2. Honorarium Kelompok Kerja (Pokja) ULP bidang

Konstruksi

3. Honorarium Kelompok Kerja (Pokja) ULP bidang

Non Konstruksi

4. Honorarium Kelompok Kerja (Pokja) ULP bidang

Non Konstruksi (Konsultansi/Jasa lainnya)

Khusus kategori nomor 2 sampai dengan 4

dikarenakan banyaknya jenis dan besaran pagu

maka penulis mengambil sampling 5 jenis dan

besaran pagu dari masing-masing kategori.

1. Honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa

Pejabat Pengadaan adalah personel yang ditunjuk

untuk melaksanakan pengadaan langsung,

penunjukan langsung dan e-purchasing (Pasal 1

ayat 9 Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya).

Sedangkan tugas dan wewenang Pejabat Pengadaan

adalah melakukan pemilihan penyedia untuk paket

Page 13: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

2. Honorarium Kelompok Kerja (Pokja) ULP

Bidang Non Konstruksi

Kelompok Kerja ULP untuk bidang non konstruksi

ini dimaksudkan untuk pengadaan barang yang

dibutuhkan K/L/D/I. Sama dengan point 2 di atas,

besaran honorarium adalah sebagai berikut (dalam

rupiah):

Sama dengan gambaran pada poin 2, ada kenaikan

besaran honorarium dari tahun 2011, 2012 dan 2013,

sedangkan tahun berikutnya tidak ada kenaikan.

3. Honorarium Kelompok Kerja ULP Non

Konstruksi (Konsultansi dan Jasa Lainnya)

Dengan mengacu kriteria seperti pada poin 2 dan

3, besaran honorarium untuk kelompok kerja

pemuilihan penyedia jasa konsultansi dan jasa

lainnya adalah sebagai berikut (dalam rupiah):

Tidak ada kenaikan besaran honorarium dari tahun

2013 sampai sekarang, sedangkan kenaikan hanya

pada tahun 2011, 2012 dan 2013.

pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya

dengan nilai paling tinggi 200 juta rupiah dan jasa

konsultansi paling tinggi 50 juta rupiah (Pasal 16

Perpres 54 tahun 2010 dan perubahannya).

Besaran honorarium Pejabat Pengadaan berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya

Masukan dari tahun 2011 sampai dengan 2018

sebagai berikut:

Pada tabel di atas terlihat ada kenaikan honorarium

untuk tahun 2012, 2013 dan 2014, setelah itu sampai

dengan tahun 2018 tidak ada kenaikan.

1. Honorarium Kelompok Kerja (Pokja) ULP

Bidang Konstruksi

Kelompok kerja yang lebih dikenal dengan Pokja

adalah perangkat organisasi ULP (Unit Layanan

Pengadaan) yang tugas dan wewenangnya

melakukan pemilihan penyedia untuk nilai di atas

200 juta rupiah bagi pekerjaan konstruksi. Besaran

honorarium untuk Kelompok Kerja ini bervariasi

tergantung nilai pagu paket yang dilelang.

Seperti sudah dikemukakan di atas, dikarenakan

banyaknya klasifikasi besaran pagu, maka sampling

yang disampaikan hanya 5 nilai besaran pagu dari

tahun 2011 sampai dengan 2018. Adapun honorarium

satuan yang dipakai adalah orang perpaket (OP).

Berikut ini tabel honoraroium mereka dalam satuan

rupiah.

Dari tabel di atas, terlihat kenaikan honorarium

terjadi pada tahun 2012 dan 2013 kemudian tetap

tidak ada kenaikan sampai dengan sekarang.

16 Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi... 17Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

Page 14: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

1. Kelompok Kerja Pemilihan Penyedia Bidang

Konstruksi

2. Kelompok Kerja Pemilihan Penyedia Bidang

Non Konstruksi

3. Kelompok Kerja Pemilihan Penyedia Non

Konstruksi (Konsultansi dan Jasa Lainnya)

Dari gambaran tabel yang disampaikan di atas,

dapat terlihat bahwa semakin besar nilai pengadaan

semakin kecil honorarium yang diterima (Pokja

Pengadaan dibanding nilai keuntungan penyedia-

Red). Padahal kalau nilai pengadaan semakin besar,

semakin kompleks dan sulit proses pemilihannya

dan semakin besar godaan serta risiko yang

kemungkinan terjadi.

B. Peningkatan Honorarium Bagi Pengelola

Pengadaan Barang/Jasa Yang Proporsional

Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan tentang

Standar Biaya Masukan bagi Pengelola Pengadaan

Barang/Jasa, honorarium Pejabat Pengadaan

maupun Kelompok Kerja Pemilihan Penyedia

Barang/Jasa masih sangat rendah. Hal itu tidak sesuai

dengan slogan pemerintah yang selalu didengung-

dengungkan, untuk mewujudkan pengadaan barang/

jasa yang bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme

seperti dalam Instruksi Presiden nomor 7 Tahun

2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan

Korupsi.

18 Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi... 19Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

A. Korelasi Antara Besaran Honorarium dengan

Tugas, Tanggung Jawab serta Risiko Pengelola

Pengadaan Barang/ Jasa

Keuntungan dari sebuah usaha adalah sebuah

keniscayaan bagi penyedia barang/jasa, dikarenakan

tujuan dari penyedia mendirikan usaha adalah untuk

mencari keuntungan. Besaran keuntungan bagi

penyedia tidak ada batasan maksimal prosentase;

yang ditekankan adalah kewajaran harga dan

kewajaran keuntungan.

Oleh karena itu untuk memberikan gambaran

keuntungan bagi penyedia, prosentase keuntungan

penyedia dilihat berdasar Penjelasan Pasal 66 ayat

8 Perpres 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/

Jasa Pemerintah beserta perubahannya, yang

menyebutkan bahwa “contoh keuntungan dan biaya

overhead yang wajar untuk pekerjaan konstruksi

maksimal 15 persen”. Meskipun keuntungan

penyedia bisa lebih dari angka 15 persen.

Dengan besaran pagu pengadaan barang dan

jasa dikalikan prosentase keuntungan penyedia

dibandingkan dengan besaran honorarium,

maka dapat ditemukan perbandingan antara

nilai keuntungan penyedia dengan honorariun

sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Menteri

Keuangan tentang Standar Biaya Masukan.

Adapun yang dapat dibandingkan antara pagu

dengan honorarium adalah honorarium maksimal

yang diterima oleh anggota Kelompok kerja

pemilihan penyedia barang/jasa untuk:

1. Kelompok Kerja pemilihan penyedia bidang

konstruksi

2. Kelompok Kerja pemilihan penyedia bidang non

konstruksi

3. Kelompok Kerja pemilihan penyedia non

konstruksi (Konsultansi dan Jasa Lainnya).

Besaran pagu yang dipakai untuk perbandingan

dengan honorarium kelompok kerja pemilihan

penyedia adalah pagu minimal dalam klasifikasi

yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Keuangan

tentang Standar Biaya Masukan.

Dikarenakan dari gambaran tabel di atas, yang

mana tahun 2013 sampai dengan sekarang bahkan

untuk tahun 2018 juga masih tetap sama, maka

yang dijadikan perbandingan dalam gambaran tabel

berikut adalah pagu dan honorarium tahun 2017

(dalam rupiah).

Page 15: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

20 Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi... 21Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

1. Honorarium Yang Proporsional

Kata “proporsional” mempunyai arti sebanding,

seimbang, berimbang3. Kalau kata tersebut

disandingkan dengan honorarium, maka dapat

diartikan adanya keseimbangan atau sebanding

antara honorarium yang diterima dengan beban

perkerjaan dan tanggung jawab.

Dari gambaran tiga tabel di atas, yaitu besaran

honorarium dengan besaran pagu anggaran tidak

ada keseimbangan, di mana semakin besar pagu

anggaran semakin kecil perbandingan dengan

honorarium, bahkan dengan perbandingan yang

sangat tajam.

Dalam proses pemilihan penyedia pengadaan

barang/jasa baik pemilihan penyedia konstruksi,

barang, konsultansi dan jasa lainnya, semakin besar

nilai pagu anggaran, semakin besar dan kompleks

proses pemilihan dan risikonya.

Risiko yang paling rentan dihadapi anggota

Kelompok Kerja Pemilihan Penyedia adalah

godaan untuk menerima gratifikasi yang dilakukan

oleh calon penyedia. Sebagai asumsi untuk proyek

dengan nilai pagu di atas 25 milyar rupiah, dengan

keuntungan sekitar 15%, kalau dihitung dengan

rupiah, maka besaran keuntungan mencapai

milyaran. Calon penyedia tidak akan ragu untuk

menyisihkan sebagian keuntungan yang akan

diperoleh, diberikan kepada anggota Kelompok

Kerja ULP bila bisa memenangkan proyek tersebut.

Oleh karena itu, untuk menlindungi anggota

Kelompok Kerja ULP dari godaan tersebut, perlu

adanya konsistensi untuk menentukan besaran

honorarium yang seimbang dengan beban kerja dan

risiko.

2. Pengelola Pengadaan Barang Jasa Profesional

Profesional menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah4: a. Bersangkutan dengan

profesi; b. Memerluka kepandaian khusus untuk

menjalankannya; c. Mengharuskan adanya

pembayaran untuk melakukannya.

Sedangkan pengertian profesi adalah bidang

pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian

(keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu5.

Profesi Pengelola Pengadaan Barang Jasa adalah

melaksanakan kegiatan perencanaan pengadaan,

pemilihan penyedia, manajemen kontrak dan 3https//kbbi.web.id/proporsional 4ibid 5ibid

manajemen informasi aset.

Pemilihan penyedia adalah salah satu tugas yang

dilakukan oleh Pengelola Pengadaan Barang jasa,

baik sebagai Pejabat Pengadaan atau anggota

Kelompok Kerja ULP.

Dalam melakukan profesinya, Pengelola Pengadaan

Barang Jasa, dipersyaratkan mempunyai sertifikat

keahlian yang dipersyaratkan. Untuk mendapatkan

sertifikat tersebut, harus lulus uji kompetensi

yang dilakukan oleh LKPP, berdasarkan Peraturan

bersama Kepala LKPP dan Kepala BKN nomor 1

tahun 2013 dan 14 tahun 2013 tentang Ketentuan

Pelaksanaan Peraturan Menteri PAN RB Nomor 77

tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Pengelola

Pengadaan Barang/Jasa dan Angka Kreditnya. Pada

pasal 31 ayat 1 disebutkan: Pengelola Pengadaan

Barang/Jasa yang akan naik jenjang jabatan

setingkat lebih tinggi, selain memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (1)

harus mengikuti dan lulus uji kompetensi.

Setelah lulus uji kompetensi, Pengelola Pengadaan

Barang Jasa mendapatkan sertifikat Keahlian

Pengadaan Barang Jasa Pemerintah yang

merupakan tanda bukti pengakuan dari pemerintah

atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang

Pengadaan Barang dan Jasa.

Sehingga Pengelola Pengadaan Barang Jasa yang

sudah mendapatkan sertifikat Keahlian Pengadaan

Barang Jasa merupakan orang yang mempunyai

kompetensi dan keahlian pengadaan barang dan

jasa, dengan kata lain profesional dalam pengadaan

barang dan jasa sesuai dengan Keputusan Menteri

Ketenagakerjaan Nomor 70 tahun 2016 tentang

Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia Kategori Jasa Profesional, Ilmiah dan

Teknis Golongan Pokok Jasa Profesional, Ilmiah

dan Teknis lainnya Bidang Pengadaan Barang/Jasa.

3. Peningkatan Reward bagi Pengelola Pengadaan

Barang Jasa

Seperti yang dikemukakan pada poin 1 di atas, besaran

honorarium bagi Pengelola Pengadaan Barang Jasa

dibandingkan dengan keuntungan penyedia adalah

jauh dari proporsional, terdapat ketimpangan yang

sangat tajam. Kemungkinan godaan yang dialami

oleh Pengelola Pengadaan Barang Jasa untuk

berbuat yang tidak benar terutama melakukan kolusi

dengan calon penyedia sangat besar.

Page 16: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

22 Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

Oleh karena itu, tuntutan sumber daya manusia yang

profesional harus diimbangi dengan penghargaan

yang akan diperoleh. Pengelola Pengadaan

Barang Jasa telah malampaui tahap seleksi dan uji

kompetensi yang dipersyaratkan. Lulus kompetensi

merupakan pengakuan bahwa yang bersangkutan

telah mempunyai kompetensi dan keahlian.

Besaran honorarium yang proporsianal bagi yang

profesional merupakan tanggung jawab pemerintah

selaku pembina ASN, dan diharapkan pemerintah

bisa memberikan reward yang layak untuk

ASN profesioanal dalam menjalankan tugasnya.

Ancaman dan sanksi tidak cukup untuk menciptakan

pemerintahan dan tata kelola pemerintah yang baik.

Penghargaan yang layak dengan meningkatkan

reward bagi Pengelola Pengadaan Barang Jasa

adalah jalan menuju terciptanya belanja APBN/

APBD yang bersih dan bebas kolusi, korupsi dan

nepotisme.

PenutupA. Kesimpulan

1. Berlakunya Peraturan Presiden nomor 54 tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

merupakan tonggak dalam menwujudkan pengadaan

barang/jasa di lingkungan Kementerian/Lembaga/

Dinas dan Instansi Pemerintah yang bersih dari

korupsi. kolusi dan nepotisme.

2. Untuk mewujudkan Pengadaan Barang/Jasa

yang besih, maka SDM Pengadaan, dalam hal ini

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa, yang mempunyai

tugas, pokok dan fungsi melakukan pengelolaan

pengadaan barang/jasa diberi honorarium yang

ditentukan oleh Pemerintah, yang diatur dalam

Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya

Masukan untuk setiap tahun anggaran.

3. Pemberian reward kepada Pengelola Pengadaan

Barang/Jasa masih sangat kecil dibandingkan

keuntungan yang akan diperoleh penyedia barang/

jasa, bahkan semakin besar nilai pagu pengadaan

semakin kecil proporsi reward yang diberikan.

Tidak sebanding dengan risiko dan tantangan yang

dihadapi.

4. Dari tahun ke tahun tidak ada perubahan yang

berarti dari besaran reward, terkesan pengadaan

barang/jasa bukan merupaka prioritas dalam

pembangunan, meskipun begitu Pengelola

Pengadaan dituntut untuk berlaku profesional dalam

menjalankan tugas dan kewenangannya.

23Moh. Noor Islami, SH, MM/ Reward Dari Tahun ke Tahun Bagi...

5. Peningkatan besaran penghargaan merupakan

cara untuk memacu Pengelola Pengadaan Barang/

Jasa agar meningkatkan kemampuan diri dalam

mengembangkan kompetensi dan keahlian di bidang

pengadaan barang/jasa

B. Saran

1. Pengadaan barang/jasa yang bersih dapat

diwujudkan dengan meningkatkan kemampuan

Pengelola Pengadaan Barang/Jasa yang profesional

dan berintegritas.

2. Untuk mewujudkan Pengelola Pengadaan

yang profesional antara lain dengan memberikan

penghargaan yang layak dan sesuai dengan beban

kerja dan risiko. Hal ini sebagai wujud kepedulian

pemerintah untuk mewujudkan pengadaan barang/

jasa yang berkualitas.

3. Integritas dapat terwujud bila Pengelola Pengadaan

Barang/Jasa yang profesional ditambah dengan

sistem dan lingkungan Pengadaan yang transparan.

Page 17: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Melalui Sistem Pengadaan Barang/Jasa Elektronik

Utami Reginasti

Ketentuan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah telah diubah hingga empat kali demi meminimalisir kemungkinan tindak pidana korupsi yang dilakukan pada pengadaan barang/jasa pemerintah. Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 tentang Perubahan keempat atas Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah mengatur bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan secara elektronik. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas tinjauan sistem dan ketentuan pengadaan barang/jasa pemerintah elektronik serta bagaimana kelebihan kekurangan sistem tersebut.Kata kunci: E-procurement, Lelang, Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Abstrak

Provisions on procurement of government goods/services have been amended four times in order to minimize the possibility of criminal acts of corruption committed in the procurement of government goods/services. Presidential Regulation number 4 of 2015 on the fourth Amendment of Presidential Regulation No. 54 of 2010 concerning Procurement of Government Goods / Services stipulates that the procurement of government goods / services is done electronically. This study will review the system review and procurement of government electronic goods/services as well as how the advantages of the system deficiency.Key words: Government Goods/Services Procurement, Tender, E-Procurement

Abstract

Jurnal PengadaanVol. 1 No. 2, April 2018 25-35

ISSN 1411-1234

Pendahuluan

Secara filosofis, pengadaan barang dan jasa adalah

upaya untuk mendapatkan barang dan jasa yang

diinginkan dengan melakukan atas dasar pemikiran

logis dan sistematis (the system of thought); mengikuti

norma dan etika yang berlaku berdasarkan metode

dan proses pengadaan baku (Gatot Nursetyo, 2014).

Maka dari itu, pengadaan barang/jasa memiliki

peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi

sehingga apabila pengadaan tidak diatur dengan

baik akibatnya adalah : (a) menjauhkan penyedia

barang/jasa, karena tidak memiliki kesempatan

cukup untuk dapat mengikuti pemilihan penyedia;

(b) menghasilkan penyedia yang tidak tepat akibat

ketidaksesuaian target bidang usaha pemasok

dengan struktur pasar (c) tingkat persaingan

yang rendah akibat persyaratan spesifikasi yang

tidak sesuai; (d) sanggahan dan tuntutan akibat

ketidakmampuan untuk melakukan keputusan

Page 18: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

26 Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa... 27Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa...

yang benar atau keputusan yang dibuat bukan atas

dasar nilai terbaik dan ketidakjelasan prosedur

akan menyebabkan keputusan yang dipengaruhi

oleh kepentingan lain sehingga timbul pelanggaran

terhadap peraturan yang bisa mengakibatkan

denda, klaim dan terbuangnya waktu, uang, sumber

daya, material dan akan menurunkan secara

drastis motivasi untuk melakukan perubahan

bagi perbaikan (Sri Wulandari, 2015). Negara pun

melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa

sehingga muncullah istilah Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintah. Pengadaan barang/jasa pemerintah

adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa

oleh kementrian/lembaga/satuan kerja perangkat

daerah/institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari

perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya

seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/

jasa. Kegiatan ini diperlukan dalam mewujudkan

pembangunan serta meningkatkan kualitas sumber

daya manusia di Indonesia.

Indonesia merupakan negara hukum, dan menurut

Immanuel Kant dan Frederich Julius Stahl, konsep

negara hukum memiliki empat unsur yakni

(1) Pengakuan dan perlindungan terhadap hak

asasi manusia; (2) Negara didasarkan pada teori

trias politika; (3) pemerintah diselenggarakan

berdasarkan undang-undang (wesmatig bestuur);

dan (4) ada Peradilan Administrasi Negara yang

bertugas menangani kasus perbuatan melanggar

hukum oleh pemerintah. Konsep negara hukum

ini mengurangi kesewenang-wenangan pemerintah

dalam menjalankan urusan negara, termasuk dalam

hal ini pengadaan barang dan jasa. Indonesia pun

menganut konsep negara hukum yang tercantum

pada UUD 1945 pasal 1 ayat (3). Indoneisa juga

menganut sistem Good Governance (pemerintahan

yang baik) di mana prinsip tersebut terdiri atas

asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan

negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,

asas proporsionalitas, asas profesionalitas, serta asas

akuntabilitas. Asas-asas ini diatur tersendiri dalam

Undang-Undang nomor 28 tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas

dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Artinya, setiap

kegiatan pemerintahan wajib menganut asas-asas

ini. Dalam rangka mencegah serta menanggulangi

kesewenangan pemerintah dalam menjalankan

kegiatan maka terdapat peraturan yang mengatur

hal-hal tersebut, tidak terkecuali pengadaan barang/

jasa pemerintah.

Ketentuan mengenai pengadaan barang/jasa

pemerintah diatur pada Peraturan Presiden Republik

Indonesia nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah. Adapun peraturan ini

mengacu pada Undang-Undang nomor 1 tahun 2004

tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Presiden

terkait Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah hingga

saat ini telah diubah beberapa kali. Perubahan

pertama yakni Peraturan Presiden (Perpres) nomor

35 tahun 2011, diikuti dengan perubahan kedua

yakni Perpres nomor 70 tahun 2012, dilanjutkan

dengan Perpres nomor 172 tahun 2014, dan

perubahan ke empat yakni Perpres nomor 4 tahun

2015. Perubahan-perubahan ini diakibatkan oleh

banyaknya celah pada peraturan terkait pengadaan

barang/jasa pemerintah yang dapat disalahgunakan.

Terdapat berbagai jenis cara dalam pemilihan

pengadaan barang/jasa pemerintah yang diatur

dengan peraturan ini. Pengadaan barang/jasa

pemerintah dapat dilakukan secara elektronik

maupun konvensional. Dalam hal pemilihan

penyedia barang/jasa lainnya dilakukan dengan

pelelangan umum dan pelelangan sederhana yang

dapat berupa penunjukkan langsung, pengadaan

langsung, atau kontes/sayembara. Sementara itu,

pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dilakukan

dengan cara baik pelelangan umum, pelelangan

terbatas, pemilihan langsung maupun pengadaan

langsung. Lalu, untuk jasa konsultasi dilakukan

melalui cara seleksi sederhana, penunjukkan

langsung, pengadaan langsung dan sayembara.

Pemilihan cara-cara pengadaan barang/jasa ini

tergantung dari nilai pengadaan itu sendiri yang

sudah diatur dalam Presiden.

Sayangnya, dalam hal pengadaan barang/jasa

pemerintah konvensional, kerap kali terjadi

pelanggaran hukum yang dilakukan oleh berbagai

pihak. Alfian memetakan risiko kecurangan dalam

pengadaan barang/jasa dalam masing-masing

tahapan pengadaan barang/jasa pemerintah.

Tahapan-tahapan tersebut adalah (1) perencanaan

pengadaan, (2) pembentukan panitia pengadaan atau

penunjukan pejabat pengadaan, (3) penetapan sistem

pengadaan, (4) penyusunan jadwal pelaksanaan

pengadaan, (5) penyusunan perhitungan harga

perkiraan sendiri (HPS), (6) penyusunan dokumen

pengadaan barang dan jasa, (7) pengumuman dan

pendaftaran peserta pelelangan, (8) tahap kualifikasi

penyedia barang/jasa dan pengambilan dokumen

penyedia barang/jasa, (9) penjelasan lelang/

aanwijzing, (10) penyampaian dan pembukaan

dokumen penawaran, (11) evaluasi penawaran, (12)

pembuktian kualifikasi dan pembuatan berita acara

hasil pelelangan, (13) penetapan dan pengumuman

pemenang lelang, (14) sanggahan peserta lelang

Page 19: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

28 Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa... 29Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa...

dan pengaduan masyarakat, (15) penandatanganan

dan pelaksanaan kontrak serta penyerahan

barang/jasa dan pembayaran pekerjaan. (Alfian,

2015). Sementara itu, Giri Sucahyo berpendapat

bahwa pengadaan barang/jasa dapat berpotensi

menimbulkan efek negatif antara lain yakni (1) tender

arisan dan adanya kickback pada proses tender, (2)

suap untuk memenangkan tender, (3) proses tender

tidak transparan, (4) supplier bermain mematok

harga tertinggi (mark up), (5) memenangkan

perusahaan saudara, kerabat atau orang-orang partai

tertentu, (6) pencantuman spesifikasi teknik hanya

dapat dipasok oleh satu pelaku usaha tertentu, (7)

adanya almamater sentris, (8) pengusaha yang tidak

memiliki administrasi lengkap dapat ikut tender

bahkan menang, (9) tender tidak diumumkan, (10)

tidak membuka akses bagi peserta dari daerah. (Giri

Sucahyo, 2009)

Tulisan ini akan meneliti tentang mekanisme

pengadaan barang/jasa elektronik yang dapat

meminimalisir risiko kecurangan dalam pengadaan

barang/jasa pemerintah serta kelebihan dan

kelemahannya.

Metode Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan yuridis normatif.

Pendekatan yuridis adalah suatu pendekatan yang

mengacu pada hukum dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, sedangkan pendekatan

normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan

cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder

terhadap asas-asas hukum serta studi kasus yang

dengan kata lain sering disebut sebagai penelitian

hukum kepustakaan. Spesifikasi penelitian ini

menggunakan spesifikasi deskriptif yang bertujuan

untuk melukiskan sesuatu kejadian tertentu. Metode

pendekatan ini dilakukan dengan mengaji norma-

norma hukum dalam pengadaan barang dan jasa

pemerintah secara elektronik.

Analisis Dan Pembahasan

Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah telah mengatur

masalah terkait etika yakni (1) melaksanakan

tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab

untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan

tercapainya tujuan pengadaan barang/jasa, (2)

bekerja secara profesional dan mandiri serta

menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/

jasa yang menurut sifatnya harus dirahasiakan

untuk mencegah terjadinya penyimpangan, (3) tidak

saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak

langsung yang berakibat terjadinya persaingan tidak

sehat, (4) menerima dan bertanggung jawab atas

segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan

kesepakatan tertulis para pihak, (5) menghindari

dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan

para pihak terkait, (6) menghindari terjadinya

pemborosan dan kebocoran keuangan negara

dalam pengadaan barang/jasa, (7) menghindari dan

mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau

kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi,

golongan atau pihak lain yang secara langsung

atau tidak langsung merugikan negara serta (8)

tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak

menjanjikan untuk memberi atau menerma hadiah,

imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja dari atau

kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga

berkaitn dengan pengadaan barang/jasa.

Akan tetapi, cukup disayangkan karena etika-etika

yang telah diatur oleh peraturan presiden di atas

seakan-akan kerap kali dilanggar. Hal ini dibuktikan

dengan maraknya kasus korupsi yang berkaitan

dengan pengadaan barang/jasa pemerintah, seperti

terlihat dari tren penindakan kasus korupsi yang

dikeluarkan oleh Indonesian Corruption Watch.

Pada tahun 2016 KPK menangani 482 kasus korupsi,

dengan total 1.101 tersangka serta total nilai kerugian

negara sebesar Rp1,45 triliun. Dari 482 kasus

korupsi yang terjadi pada tahun 2016, kasus korupsi

di bidang pengadaan barang/jasa adalah sebesar 195

kasus dengan nilai kerugian negara sebesar Rp 680

milliar. Artinya, 41% kasus korupsi terjadi pada

proses pengadaan barang/jasa. Lalu pada tahun 2017,

angka kasus korupsi meningkat menjadi 576 kasus

dengan kerugian negara mencapai Rp6,5 Trilliun.

Peningkatan ini disebabkan oleh kasus korupsi

proyek Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang

mana nilai kerugiannya sangat besar hingga Rp2,3

triliun dari total dana proyek yang dianggarkan

sebesar Rp5,9 triliun. Hal ini menandakan hampir

50% keuangan proyek ini dikorupsi. Adapun modus

operandi keterlibatan pejabat publik dan perusahaan

swasta dalam korupsi pengadaan barang/jasa antara

lain adalah suap pihak swasta kepada pejabat

publik, pejabat publik menggunakan perusahaan

boneka/perusahaan tertentu untuk diajak kerjasama

menjalani korupsi dan kolusi antar peserta tender,

penetapan harga, kartel, dan praktik yang tidak

kompetitif (Aida Ratna Zulaiha, acch.kpk.go.id,

21/2/18).

Pengadaan elektronik merupakan proses pengadaan

barang dan jasa secara online melalui internet, di

mana seluruh proses pengumuman, pendaftaran,

Page 20: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

30 Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa... 31Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa...

proses penawaran, aanwijzing, hasil evaluasi atas

penawaran dilakukan dengan memanfaatkan sarana

teknologi informasi. Secara umum, pengadaan

elektronik dapat dilakukan dengan dua cara yakni

e-tendering dan e-purchasing. E-Tendering adalah

proses pengadaan barang / jasa yang diikuti oleh

penyedia barang/jasa secara elektronik melalui cara

satu kali penawaran, sedangkan e-purchasing adalah

pengguna barang/jasa tinggal memilih barang/

jasa yang diinginkan melalui katalog elektronik

yang terbuka serta transparan. Katalog ini disusun

oleh LKPP melalui sebuah kontrak payung kepada

produsen atau penyedia utama sehingga harga

yang ditawarkan dipastikan jauh lebih rendah

dibandingkan harga pasaran. Pengadaan secara

elektronik ini berada di bawah unit khusus bernama

Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang

berfungsi sebagai penghubung antara panitia dengan

penyedia barang/jasa melalui aplikasi tertentu.

Ketentuan mengenai pengadaan elektronik sudah

diatur sejak pada Peraturan Presiden nomor 54

tahun 2010 Bab 13. Dalam Peraturan Presiden ini,

sudah disebutkan bahwa tujuan dilakukannya

lelang elektronik adalah untuk (1) meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas, (2) meningkatkan

akses pasar dan persaingan usaha yang sehat, (3)

memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan,

(4) mendukung proses monitoring dan audit, serta

(5) memenuhi kebutuhan akses informasi yang real

time.

Untuk sistem e-tendering, menurut peraturan yang

berlaku syarat yang harus dipenuhi yakni (1) mengacu

pada standar yang meliputi interoperabilitas dan

integrasi dengan sistem pengadaann barang/jasa

secara elektronik, (2) mengacu pada standar proses

pengadaan secara elektronik, (3) tidak terikat pada

lisensi tertentu. Dalam Peraturan Presiden nomor

4 tahun 2015 pasal 109 ayat (7) ditentukan bahwa

dalam pelaksanaan e-tendering, berlaku ketentuan

yakni tidak diperlukannya jaminan penawaran,

tidak diperlukannya sanggahan kualifikasi, apabila

penawaran yang masuk kurang dari tiga peserta,

pemilihan penyedia dilanjutkan dengan dilakukan

negosiasi teknis dan harga/biaya, tidak diperlukan

sangahan banding, serta untuk penyedia jasa

konsultasi daftar pendek berjumlah tiga sampai lima

penyedia jasa konsultasi serta seleksi sederhana

dilakukan dengan metode pascakualifikasi. Sistem

ini diatur lebih lanjut pada Peraturan Kepala

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah nomor 1 tahun 2015. Dalam peraturan

ini, metode e-tendering terdiri dari E-Lelang untuk

pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/

jasa lainnya; E-Lelang Cepat untuk pemilihan

penyedia barang/konstruksi/jasa lainnya dengan

memanfaatkan informasi kinerja penyedia barang/

jasa yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi,

administrasi dan teknis, E-Seleksi untk pemilihan

penyedia jasa konsultasi dan E-Seleksi Cepat

utuk pemilihan penyedia jasa konsultasi dengan

memanfaatkan informasi kinerja penyedia barang/

jasa yang tidak memerlukan penilaian kualifikasi,

administrasi dan teknis. Sementara itu, terkait

e-purchasing wajib adanya sistem katalog elektronik

yang memuat informasi teknis dan harga barang/

jasa yang nantinya diselenggarakan oleh LKPP.

Dalam perubahan ke empat, yakni Peraturan

Presiden nomor 4 tahun 2015 diatur bahwa

pengadaan barang/jasa pemerintah dilakukan secara

elektronik. Artinya, kini seluruh proses pengadaan

barang/jasa pemerintah dilakukan secara online

dalam rangka mengurangi kemungkinan terjadinya

korupsi di bidang ini. Hal ini didukung juga dengan

Instruksi Presiden nomor 10 tahun 2016 tentang

Aksi Pencegahan Pemberantasan Korupsi yang juga

mewajibkan pengadaan barang dan jasa pemerintah

melalui sistem pengadaan barang dan jasa elektronik.

Dari sistem pengadaan elektronik ini, tatap

muka antara penyedia barang/jasa dengan panitia

pengadaan menjadi terminimalisir. Maka dari

itu, penyimpangan dalam pengadaan barang/

jasa diharapkan dapat terminimalisir juga. Tatap

muka yang terminimalisir, dapat menguntungkan

penyedia barang/jasa dikarenakan mereka tidak perlu

mengeluarkan biaya transportasi. Dampak lainnya

yang diharapkan dari pelaksanaan pengadaan

barang/jasa elektronik yakni berkurangnya peluang

korupsi APBD dan APBN dikarenakan transparansi

yang diterapkan dalam sistem pengadaan barang/jasa

elektronik, serta keakuratan kredibilitas penyedia

barang dan jasa. Lalu, peningkatan kesempatan

kerja kepada pengusaha kecil karena proses ini

membuka peluang yang sama bagi perusahaan kecil

maupun besar dalam tender.

Teo, Lin & Lai berpendapat bahwa kelebihan dari

pengadaan barang/jasa elektronik terbagi menjadi

dua yakni keuntungan langsung yang terdiri dari

meningkatkan akurasi data, meningkatkan efisiensi

dalam operasi, proses aplikasi yang lebih cepat,

mengurangi biaya administrasi dan mengurangi

biaya operasional serta keuntungan tidak langsung

yakni membuat proses pengadaan lebih kompetitif,

meningkatkan pelayanan serta meningkatkan

hubungan dengan mitra kerja. (sbm.binus.ac.id,

Page 21: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

32 Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa... 33Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa...

2016) Proses Pengadaan elektronik memberikan

peluang lebih besar kepada masyarakat untuk

mengakses progres dari suatu proyek sehingga

transparansi terjamin. Dengan mengandalkan

aplikasi pun pengadaan barang/jasa elektronik bisa

mempersingkat proses birokrasi dalam hal layanan

publik di mana hal ini dapat menguntungkan pihak

penyedia barang/jasa. Sistem pengadaan barang/jasa

elektronik pun meminimalisir penggunaan dokumen

fisik sehingga persaingan dapat berjalan dengan adil

karena tidak mungkin ada kasus dokumen yang

hilang, tertumpuk maupun terbawa orang lain, hal

ini jelas menguntungkan penyedia barang/jasa.

Meski demikian, sistem ini masih memiliki

kelemahan. Permasalahan pertama terkait dengan

keamanan. Sistem yang berbasis pada internet ini

harus dilengkapi dengan keamanan ekstra demi

mencegah adanya hacker yang dapat mengganggu

proses pengadaan barang/jasa. Kelemahan kedua

adalah adanya kesalahan dalam aplikasi sehingga

sistem tidak dapat berfungsi secara efektif, proses

dapat terhambat apabila laman mengalami gangguan

teknis. Kelemahan lainnya terdapat pada kualitas

jaringan internet masing-masing penyedia barang/

jasa. Tentunya akan menimbulkan kesulitan bagi

penyedia barang/jasa yang ingin berpartisipasi

namun berada pada lokasi yang kualitas jaringan

internetnya kurang baik. Selain itu, kekurangan

lainnya adalah adanya penyedia barang/jasa fiktif.

Dengan berkurangnya tatap muka dengan panitia

pengadaan barang/jasa pemerintah memang

meminimalisir kemungkinan suap. Akan tetapi,

dengan diselenggarakannya pengadaan barang/jasa

elektronik ini justru memungkinkan adanya pihak-

pihak yang berbuat curang supaya memenangkan

proses ini dengan memasukkan perusahaan

boneka selain perusahaan utamanya. Kelemahan

selanjutnya adalah sumber daya manusia yang

masih belum memadai. Masih ada kemungkinan

di daerah-daerah tertentu belum memiliki sumber

daya manusia yang memahami sistem pengadaan

barang/jasa elektronik dengan baik sehingga lebih

memilih untuk menggunakan sistem konvensional

saja. Penyimpangan lainnya dapat terjadi atas niat

dari para pelaku itu sendiri seperti penyuapan dan

pemerasan dalam proses, penggelembungan biaya,

penyusutan biaya, suap, penggelapan serta proyek

fiktif dan persekongkolan. Meski demikian, dengan

adanya sistem pengadaan barang/jasa elektronik,

kelemahan yang dilatarbelakangi oleh niat manusia

dapat terminimalisir.

Febri Hendri, Koordinator Divisi Investigasi

Indonesia Corruption Watch mengatakan bahwa

ada delapan dokumen yang bisa menjadi acuan

investigasi ada tidaknya tindak pidana dalam suatu

proyek. Pertama yakni dokumen kerangka acuan

kerja yang memuat latar belakang, nama pengadaan

barang atau jasa, sumber dana dan perkiraan biaya,

rentang waktu pelaksanaan hingga spesifikasi

teknis. Ke dua, dokumen riwayat harga perkiraan

sementara juga bisa jadi dasar mengulik wajar atau

tidaknya suatu pengadaan karena dokumen tersebut

bisa mengungkap sumber informasi yang digunakan

pejabat pembuat komitmen dalam menyusun

HPS. Lalu ada Standard Bidding Document yang

dikeluarkan oleh LKPP dan memuat data kualifikasi

pengadaan. Lalu surat penawaran peserta lelang,

dokumen kerja kelompok kerja unit layanan

pengadaan hingga berita acara penetapan pemenang

tender. Kontrak pengadaan pun dibuat terbuka

sehinga masyarakat dapat membandingkan harga

kontrak dan harga pasar. Masyarakat dapat mencari

tahu sendiri dengan mengakses situs e-tendering

untuk melihat ada tidaknya penyelewengan pada

kasus ini dan meninjau masing-masing dokumen

tersebut. (Kompas.com, 2017)

Penutup

Pengadaan barang/jasa pemerintah adalah

sektor yang sangat empuk untuk seseorang

melakukan tindak pidana korupsi. Hal ini patut

disayangkan karena pengadaan barang/jasa

pemerintah ditujukan untuk pembangunan serta

penyelenggaraan pemerintahan yang nantinya

adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Hal ini

sangat bertentangan dengan prinsip negara hukum

serta good governance yang Indonesia anut.

Penyelewengan serta penyimpangan dalam proses

pengadaan barang/jasa pemerintah dapat diatasi

dengan sistem pengadaan barang/jasa online di

mana masyarakat luas dapat mengakses dan menjadi

pengawas dalam setiap langkah suatu proyek

berjalan. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan

masyarakat terhadap pemerintah atas penggunan

keuangan daerah maupun negara.

Pengadaan barang/jasa elektronik dapat

memudahkan penyedia barang/jasa dalam

mengikuti proses pengadaan dikarenakan penyedia

barang/jasa tidak perlu melakukan tatap muka

dengan panitia. Pengadaan barang/jasa elektronik

pun dapat mencakup wilayah yang lebih luas.

Dengan terminimalisirnya tatap muka antara

Page 22: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

34 Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa... 35Utami Reginasti/ Tinjauan Pengadaan Barang/Jasa...

peserta dan penyelenggara, berkurang juga potensi

penyimpangan yang dapat dilakukan baik oleh

panitia maupun peserta pengadaan barang/jasa

pemerintah. Akan tetapi, sistem ini pun memiliki

kelemahan khususnya dalam masalah jaringan,

hacker, perusahaan boneka serta sumber daya

manusia yang masih minim kemampuannya dalam

melaksanakan pengadaan barang/jasa elektronik ini.

Pada dasarnya, pengadaan barang/jasa elektronik

merupakan solusi yang tepat dalam mengurangi

terjadinya tindak pidana korupsi. Hanya saja, masih

perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif kepada

masyarakat maupun aparatur pemerintah yang

nantinya menjadi panitia pengadaan barang/jasa

pemerintah. Sosialisasi ini harus dilanjutkan dengan

pengawasan yang ketat sehingga pelaksanaan

barang/jasa elektronik benar-benar dilakukan secara

menyeluruh dan merata. Selain itu, sebaiknya

pemerintah memberikan konsekuensi tersendiri

bagi pihak yang masih mengesampingkan ketentuan

pada Peraturan Presiden nomor 4 tahun 2015 bahwa

pengadaan barang/jasa pemerintah harus dilakukan

secara elektronik sehingga ketentuan tersebut tidak

sekedar ketentuan saja.

Referensi

Angeline, Vini, Sri Lestariningsih, Bambang Sugiri.

Pertanggungjawaban Pidana Dalam Proses

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang

berbasis Sistem E-Procurement. Fakultas

Hukum Universitas Brawijaya.

Alfian. 2015. Pemetaan Jenis dan Risiko Kecurangan

dalam Audit Pengadaan Barang dan Jasa.

Diambil dari Jurnal Pengadaan. Jakarta: LKPP

Candra, Sevenpri. 2006. Perkembangan

E-Procuremen di Indonesia. Diambil dari:

h t t p s : / / s b m . b i n u s . a c . i d / 2 016 / 0 3 / 17 /

perkembangan-e-procurement-di-indonesia/ (20

Februari 2018)

Giri Sucahyo, Yudho Giri dkk. 2009. Inovasi

Layanan Publik melalui E-Procurement,

diambil dari Makalah Pembekalan Layanan

Pengadaan Barang Secara Elektronik.

Bappenas. Jakarta: LKPP

Jasin, Mochammad. 2007. Mencegah Korupsi

Melalui E-procurement. Komisi Pemberantasan

Korupsi. Jakarta

Liroga, Indra. 2013. Tinjauan Yuridis Terhadap

Peraturan Presien nomor 70 tahun 2012 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, diambil

dari Jurnal Beraja Niti.

Listyowati, Athiah. 2017. E-procurement Cegah

Kebocoran Anggaran. Diambil dari laman

Kementrian Keuangan Republik Indonesia.

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-

dan-opini/e-procurement-cegah-kebcoran-

anggaran/ (22 Februari 2018)

Movanita, Ambaranie Nadia Kemala. 2017. Ini

Celah Kecurangan Pengadaan Baraang dan

jasa yang Berpotensi Korupsi. Diambil Dari :

h t t p : / / n a s i o n a l . k o m p a s . c o m /

read/2017/09/28/19204361/ini-celah-kecurangan-

pengadaan-barang-dan-jasa-yang-berpotensi-

korupsi (20 Februari 2018).

Nursetyo, Gatot. 2014. Analisis Pengadaan

Barang dan Jasa Konsultasi (Studi Kasus Proyek

Pemerintah)

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2004.

Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

Singkat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Syahayani, Zihan. 2017. Korupsi Pengadaan Barang

dan Jasa di Indonesia. Diambil dari: https://www.

theindonesianinstitute.com/korupsi-pengadaan-

barang-dan-jasa-di-indonesia/ (20 Februari 2018)

Titik Triwulan T, Titik. 2011. Hukum Tata Usaha

Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha

Negara Indonesia. Jakarta: Kencana

Wardhani, Sri Laksmi. 2015. Kajian Yuridis Sistem

E-Procurement dalam Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah di Lingkungan Kementerian

Pekerjaan Umum. Yogyakarta: Universitas

Gadjahmada

Page 23: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP

Dini Safitri

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) merupakan merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian di bawah koordinasi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden RI. Pada tahun 2017 LKPP memasuki usia 10 tahun. Namun keberadaannya belum banyak diketahui oleh masyarakat, khususnya kalangan anak muda, generasi milenial di Jakarta. Survei yang dilakukan kepada 47 orang mahasiswa prodi Hubungan Masyarakat Universitas Negeri Jakarta, menunjukkan hanya 7 orang yang sudah pernah mendengar nama LKPP. Namun saat ditanya lebih jauh, mereka mengaku kurang mengetahui apa itu LKPP. Selain itu penelitian ini juga menyoroti website LKPP yang dinilai responden, sudah menarik dan informatif. Tetapi, tampilan yang menarik website LKPP belum menunjang tingginya kesadaran dan pengetahuan responden tentang eksistensi LKPP.Kata kunci: Anti Korupsi, Kampanye Public Relations, LKPP, Sepuluh Tahun

Abstrak

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) is a non-ministerial government institution under the coordination of the State Minister for National Development Planning / Head of Bappenas, but is directly responsible to the President of Indonesia. In 2017, LKPP entered the age of 10 years. But its existence has not been widely known by the people of Indonesia, especially the millennial generation of Jakarta. Survey conducted to 47 students of Public Relations Program in State University of Jakarta, get only 7 people who have ever heard the name of LKPP. But when asked further, they claimed to be less aware of what is LKPP. In addition, this study also highlighted LKPP website that respondents rated, was interesting and informative. However, the interesting display of LKPP website has not supported the high awareness and knowledge of the respondents about the existence of LKPP.Key words: Anti-Corruption, Public Relations Campaign, LKPP, Ten Years

Abstract

Jurnal PengadaanVol. 1 No. 2, April 2018 37-49

ISSN 1411-1234

Pendahuluan

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (LKPP) berawal dari unit kerja eselon

II yang bernama Pusat Pengembangan Kebijakan

Pengadaan Barang/Jasa Publik (PPKPBJ). Unit ini

dibentuk pada tahun 2005 dengan 3 tugas. Pertama,

menyusun kebijakan dan regulasi pengadaan barang/

jasa pemerintah. Ke dua, memberikan bimbingan

teknis dan advokasi terkait pelaksanaan pengadaan

barang/jasa pemerintah. Ke tiga, memfasilitasi

penyelenggaraan ujian sertifikasi ahli pengadaan

Page 24: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

38 Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap... 39Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap...

barang/jasa pemerintah.

Selanjutnya, pada tanggal 6 Desember 2007

Presiden RI pada waktu itu membentuk LKPP

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun

2007. LKPP merupakan Lembaga Pemerintah Non

Kementerian (LPNK) di bawah koordinasi Menteri

Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Bappenas, namun bertanggungjawab langsung

kepada Presiden RI. LKPP berfungsi dan berwenang

menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang

baik dalam pengadaan barang/jasa pemerintah,

sekaligus meningkatkan penyelenggaraan

pemerintahan yang bersih, bebas korupsi, kolusi dan

nepotisme.

Dilansir dari website resmi LKKP, tugas utama

LKPP adalah melaksanakan pengembangan,

perumusan, dan penetapan kebijakan pengadaan

barang/jasa pemerintah. Sedang fungsi LKPP ada

tujuh. Pertama, menyusun dan merumuskan strategi

serta menentukan kebijakan dan standar prosedur

di bidang pengadaan barang/jasa pemerintah

termasuk pengadaan badan usaha dalam rangka

kerjasama pemerintah dengan badan usaha. Ke dua,

menyusun dan merumuskan strategi serta penentuan

kebijakan pembinaan sumber daya manusia di

bidang pengadaan barang/jasa pemerintah. Ke

tiga, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya.

Ke empat, membina dan mengembangkan sistem

informasi serta mengawasi penyelenggaraan

pengadaan barang/jasa pemerintah secara

elektronik. Ke lima, memberi bimbingan teknis,

advokasi dan pendapat hukum. Ke enam, membina

dan menyelenggarakan dukungan administrasi

kepada seluruh unit organisasi di LKPP. Ke tujuh,

mengawasi pelaksanaan tugas LKPP.

Di beberapa negara ada lembaga yang memiliki

tugas dan fungsi seperti LKPP antara lain Office

of Federal Procurement Policy (OFPP) di Amerika

Serikat, Office of Government Commerce (OGC)

di Inggris, Government Procurement Policy Board

(GPPB) di Filipina, Public Procurement Policy

Office (PPPO) di Polandia, dan Public Procurement

Service (PPS) di Korea Selatan. Penelitian ini

tidak ingin untuk membahas perbandingan LKPP

dengan berbagai lembaga serupa di atas. Penelitian

ini ingin mengaji keberadaan LKPP yang pada

6 Desember 2017 berusia sepuluh tahun. Pokok

permasalahannya adalah pada usianya yang ke

sepuluh tahun sejauh mana LKPP telah dikenal

oleh masyarakat serta diketahui program-program

kerjanya. Dalam konteks tersebut penelitian ini juga

membedah tampilan website LKPP yang menjadi

sumber informasi masyarakat mengenai apa itu

LKPP dan yang sudah dilakukannya.

Kajian terhadap kinerja LKPP dan tampilan

websitenya dilakukan berdasar perspektif public

relations sesuai bidang yang kini digeluti oleh

peneliti. Menurut IPRA (International Public

Relations Association), public relations merupakan

fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan

dan dijalankan secara berkesinambungan oleh

organisasi, lembaga umum dan pribadi, yang

dipergunakan untuk memperoleh dan membina

saling pengertian, simpati, dan dukungan dari

semua pihak yang ada hubungan dan kaitan dengan

organisasi, lembaga umum dan pribadi. Dengan

cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan

untuk membuat kebijakan dan ketatalaksanaan

agar mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan

memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien,

dengan kegiatan publisitas yang terencana dan

tersebar luas.

Mengacu pada definisi di atas, fokus penelitian

ini adalah masalah kesadaran masyarakat akan

keberadaan LKPP sebagai sebuah Lembaga

Pemerintah non Kementerian, serta menganalisis

tampilan website sebagai sarana kegiatan publisitas

yang terencana dan tersebar luas. Dari tampilan

website dan kontennya, masyarakat akan menilai dan

memberikan opini mereka terhadap kinerja LKPP,

khususnya dalam menyambut ulang tahunnya yang

kesepuluh tahun pada tanggal 6 Desember 2017.

Tujuan dari penelitian ini adalah mencari tahu

bagaimana kesadaran masyarakat akan keberadaan

LKPP di tengah-tengah mereka dan mencari tahu

gambaran tampilan website LKPP berdasarkan

kunjungan yang telah mereka lakukan pada website

resmi LKPP pada laman lkpp.go.id. Berdasarkan

hasil pencarian tersebut, penelitian ini akan

memberikan sejumlah saran dan rekomendasi untuk

LKPP.

Tinjauan Pustaka

Penelitian ini memakai teori public relations yang

telah popular di kalangan akademisi maupun

praktisi. Selain mengutip definisi dari IPRA yang

sudah dikemukakan di atas, penelitian ini juga

mengutip definisi public relations menurut Frank

Jefkins. Menurutnya, public relations merupakan

bentuk komunikasi organisasi yang terencana,

baik itu ke dalam maupun keluar, kepada semua

khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan spesifik

Page 25: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

40 Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap... 41Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap...

yang berlandaskan pada saling pengertian.

Berdasarkan definisi tersebut, public relations

menekankan diri pada kegiatan komunikasi untuk

membuat ketetapan kebijaksanaan, penentuan

pelayanan, dan sikap yang menyesuaikan

kepentingan organisasi dengan kepentingan

khalayak agar memperoleh kepercayaan dan

loyalitas dari mereka. Oleh karena itu, kegiatan

komunikasi yang dilakukan oleh organisasi kepada

khalayak sasarannya meliputi komunikasi ke dalam

untuk publik internal dan komunikasi ke luar untuk

publik eksternal. Kegiatan komunikasi tersebut

berlandaskan pada pengertian yang sama di antara

keseluruhan publik yang disesuaikan dengna

kepentingan organisasi.

Maka kegiatan yang akan direncanakan bertujuan

untuk kepercayaaan sampai mendapatkan

penghargaan dari publik. Oleh karena ini sebuah

organisasi berusaha membuat relasi yang harmonis

dengan publiknya, dengan cara memberikan

dan menanamkan kesan menyenangkan kepada

publiknya, sehingga akan menimbulkan opini

publik yang menguntungkan bagi keberlangsungan

organisasi.

Selain menggunakan definisi public relations dari

Jefkins, penelitian ini juga menggunakan tujuan

public relations untuk membedah sepuluh tahun

LKPP dalam meningkatkan citra LKPP yang baik

dan mengurangi citra yang buruk terhadap LKPP.

Untuk dapat meningkatkan citra lembaganya, bagian

Humas LKPP terlebih dahulu harus mengetahui

siapa saja publiknya. Hal pertama yang ia lakukan

adalah mengklasifikasikan publiknya dalam

kategorisasi. Berikut ini salah satu kategori publik

menurut Soemirat dan Ardianto.

Soemirat dan Ardianto (2014:15), mengklasifikasikan

publik menjadi beberapa kategori, yaitu:

1. Publik internal dan publik eksternal. Publik

internal adalah publik yang berada di dalam

organisasi. Publik eksternal adalah publik yang

tidak berkaitan langsung dengan organisasi seperti

pers, pengguna, komunitas dan pemasok.

2. Publik primer, sekunder, dan marginal. Publik

primer adalah publik yang sangat membantu

organisasi. Publik sekunder adalah publik yang

kurang begitu penting bagi organisasi. Publik

marginal adalah publik yang tidak begitu penting

untuk organisasi.

3. Publik tradisional dan publik masa depan. Contoh

publik tradisional adalah karyawan dan pengguna.

Contoh publik masa depan adalah mahasiswa/

pelajar, peneliti, konsumen potensial, dosen, dan

pejabat pemerintah.

4. Proponent, opponent, dan uncommitted. Di antara

publik terdapat kelompok yang menentang organisasi

(opponents), yang memihak (Proponents) dan ada

yang tidak peduli (uncommitted). Organisasi perlu

mengenal publiknya ini agar dapat dengan jernih

melihat permasalahan.

5. Silent majority dan vocal minority. Dilihat dari

aktivitas publik dalam mengajukan complaint

(keluhan) atau mendukung perusahaan, dapat

dibedakan antara yang vokal (aktif) dan yang silent

(pasif). Contoh publik vocal minority adalah penulis

surat pembaca di surat kabar. Publik vocal minority

adalah publik yang aktif menyuarakan pendapatnya,

namun jumlahnya tak banyak. Sedangkan mayoritas

pembaca adalah pembaca pasif yang tidak kelihatan

suara atau pendapatnya.

Selain tujuan, yang perlu diketahui dan dikaitkan

dalam penelitian ini adalah fungsi public relations.

Menurut Canfield dalam Effendy (2013:137), terdapat

tiga fungsi public relations. Pertama, mengabdi

kepada kepentingan publik. Ke dua, memelihara

komunikasi yang baik. Ketiga, menitikberatkan

moral dan tingkah laku yang baik. Pendapat ini

kemudian dipertegas dengan pendapat Center dalam

Kusumastuti (2014:23) yang mengemukakan empat

fungsi public relations. Pertama, menunjang kegiatan

manajemen dan mencapai tujuan organisasi. Ke dua,

menciptakan komunikasi dua arah secara timbal

balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi

kepada publik dan sebaliknya menyalurkan opini

publik kepada organisasi. Ke tiga, melayani publik

dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi

untuk kepentingan umum. Ke empat, membina

hubungan secara harmonis antar organisasi dan

publik, baik publik internal maupun eksternal.

Berdasarkan pendapat kedua tokoh di atas, di

era digitalisasi saat ini public relations tidak lagi

melakukan komunikasi satu arah ataupun dua arah.

Namun melakukan komunikasi multi arah melalui

berbagai macam saluran, terutama penggunaan

berbagai aplikasi public relations on the net.

Hadirnya berbagai aplikasi tersebut merupakan

tuntutan yang harus dihadapi public relations jaman

ini, dikarenakan perkembangan teknologi informasi

yang menyebabkan situasi dan kondisi masyarakat

yang terus berubah mengikuti perkembangan baru

pada jaringan internet.

Public relations dalam menekuni profesinya ikut

Page 26: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

42 Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap... 43Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap...

melahirkan sebuah pendekatan baru dalam urusan

pekerjaannya, yaitu membuat saluran E-PR atau

humas elektronik. Melalui saluran E-PR, public

relations dapat melaksanakan fungsinya untuk

menjalin hubungan dengan publiknya dengan

menggunakan media internet. Dalam menjalankan

pendekatan E-PR ini, public relations membuat

publikasi di media online seperti membuat website

resmi organisasi dan mempublikasikan kegiatan

organisasi di dalamnya, atau mengadakan kerjasama

dengan awak media online berskala nasional dan

internasional untuk menyampaikan pesan-pesan

organisasi. Melalui media online, khususnya website

resmi organisasi, public relations lebih leluasa

untuk dapat menyampaikan pesan organisasi dalam

bentuk press release, advertorial, dan informasi lain

mengenai organisasi kepada khalayak.

Dalam mempublikasikan kegiatan organisasi di

website, maka public relations harus tahu cara

mengelola website. Mengelola website merupakan

kegiatan yang terdiri dari kegiatan administrasi

dan kontrol terhadap perangkat keras dan

perangkat lunak yang digunakan dalam situs web.

Ada berbagai alat yang harus diketahui public

relations untuk melakukan monitoring dan analisis

yang dapat mencatat penggunaan link dan file,

sehingga membuat kinerja website berjalan lancar

dan dapat memberikan informasi yang lengkap.

Pengelolaan website yang biasa digarap oleh public

relations adalah strategi mengelola website, desain,

development, dan produksi konten.

Website resmi sebuah organisasi adalah sarana

komunikasi yang pertama kali dicari publik ketika

mereka membutuhkan informasi tentang organisasi

tersebut. Oleh karena itu, pada jaman ini website

telah menjadi rumah virtual organisasi. Berikut

ini enam tips dalam mengelola website. Pertama,

setiap link yang ditawarkan harus online atau

aktif. Hindari, bila saat diklik oleh publik, ternyata

linknya tidak bisa dibuka karena sudah tidak aktif

lagi. Hal tersebut akan mengecewakan publik

sebagai pengguna. Apalagi, bila kejadian ini terjadi

berulang kali dan dialami oleh publik yang sama,

akan menjatuhkan kepercayaan publik. Terlebih lagi

bila kejadian ini dialami oleh vocal minority, ia akan

menjadi publik yang akan menyerang organisasi.

Ke dua adalah tersedia kontak informasi.

Kontak informasi berguna untuk pengguna yang

memerlukan informasi lebih. Dengan tersedianya

kontak informasi, mereka dapat bertanya pada

kontak informasi tersebut untuk diberikan informasi

yang ingin diketahuinya. Oleh karena itu, kontak

informasi harus menjawab pertanyaan yang masuk.

Jika tidak, maka pengelola website dianggap tidak

profesional.

Ke tiga adalah penataan penempatan informasi.

Penataan dalam penempatan informasi pada website

adalah dengan menekankan pada beberapa titik

informasi. Penataan ini akan lebih memperjelas

informasi yang disajikan. Penataan ini seperti sebuah

peta yang menuntun pembaca kepada informasi

yang ingin diketahuinya. Pengelola website dapat

mengatur menu apa yang harus dilihat atau dibaca

dahulu, di mana akan diletakan, dan dapat dibedakan

dengan item yang lain. Ke empat adalah pewarnaan.

Fungsi pewarnaan adalah membantu pengunjung

untuk mengenali website resmi sebuah organisasi.

Pewarnaan website juga dapat merebut, menarik,

menolak, dan mempengaruhi perhatian. Pewarnaan

pada website, biasanya akan memberikan kesan

pertama kepada pengunjung karena pewarnaan

adalah hal yang pertama dilihat. Oleh karena itu,

pemilihan warna pada website resmi, biasanya juga

memasukan pertimbangan dari segi psikologis,

karena berpengaruh pada respons pengunjung.

Ke lima adalah mudah digunakan. Terutama

kemudahan untuk mengakses informasi dan ditata

dalam urutan logis. Penataan hyperlinks juga dapat

mudah diakses. Setiap menu dalam website dibuat

untuk kemudahan pengunjung untuk dapat kembali

kepada menu sebelumnya atau mudah untuk

melangkah ke menu lainnya. Ke enam, dibuatnya

website memiliki tujuan yang jelas. Tujuan yang jelas

akan menentukan kuantitas dan tipe informasi yang

dapat diterbitkan di dalam website. Beragam teori

di atas, merupakan alat untuk membedah sepuluh

tahun LKPP, khususnya dalam hal penguatan kinerja

LKPP dari tampilan website LKPP.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi campuran

yang memadukan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan

melakukan survei kepada 47 orang mahasiswa

program studi public relations Universitas Negeri

Jakarta. Sedangkan penelitian kualitatif dilakukan

dengan mengunakan pendekatan representasi yang

dianalisis dengan teori public relations on the net.

Penelitian ini berdasarkan waktunya, masuk ke

dalam penelitian cross sectional, karena penelitian

ini dilakukan dalam satu waktu tertentu dan tidak

dilakukan penelitian lagi di waktu yang berbeda

dengan tujuan untuk memperbandingkan. Waktu

Page 27: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

44 Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap... 45Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap...

yang digunakan untuk penelitian ini adalah dua

bulan yaitu selama bulan November -Desember 2017

dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada 47

orang responden.

Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini

menggunakan prespektif komunikasi kognitif

kontemporer. Kemampuan kognitif tersebut

dianalisis melalui representasi. Representasi

adalah konsep yang merunjuk pada proses maupun

produk dari memaknai suatu tanda. Menurut Hall,

representasi juga bisa berarti proses perubahan

konsep ideologi yang tadinya abstrak kemudian

diubah menjadi bentuk yang kongkret. Representasi

adalah konsep yang dipakai dalam proses memaknai

suatu gejala sosial melalui sistem petanda yang

tersedia. Sistem petanda tersebut antara lain

didapat dari dialog, tulisan, video, film, fotografi,

dan sebagainya. Oleh karena itu, representasi

juga dapat diketahui dari produksi makna melalui

bahasa. Bahasa menjadi medium yang menjadi

perantara untuk memberi, memproduksi dan

mengubah makna. Dengan mengamati kata-kata,

dan simbol yang digunakan dalam sebuah website

resmi, kita dapat melihat representasi dari sebuah

organisasi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha

mengambarkan bagaimana representasi kinerja

LKPP dalam sepuluh tahun berdirinya. Caranya

dengan membedah tampilan website resmi LKPP

dan sedikit hasil survei mengenai kesadaran

masyarakat akan keberadaan LKPP dan bagaimana

opini masyarakat mengenai tampilan website resmi

LKPP.

Hasil dan Pembahasan

Penelitian dengan cara melihat representasi dari

pengelolaan website resmi LKPP menunjukkan hasil

dan pembahasan di bawah ini. Dalam mengelola

website resmi, LKPP sudah baik dalam mengelola

link yang terdapat di dalam website. Semua link

yang dikelola merupakan link yang aktif. Namun

sayangnya, link tersebut tidak bersambung ke

halaman selanjutnya.

Menu utama yang ada dalam website resmi LKPP ada

sebelas, yaitu: Beranda, Profil, Regulasi, Publikasi,

Pelayanan, Info Lelang, Pojok Berita, Informasi

Publik, Berita Foto, Hubungi Kami, Reformasi

Birokrasi. Dari sekian banyak menu utama tersebut,

menu profil memiliki sub menu yang cukup banyak,

antara lain berisi sub menu berikut ini: Sejarah dan

Latar Belakang, Tugas dan Fungsi LKPP, Struktur

Organisasi LKPP, Dokumen Reformasi Birokrasi,

dan Video profil LKPP: Membangun Sistem Belanja

Pemerintah yang baik. Sayangnya bila kita mengklik

salah satu menu, kita tidak bisa kembali ke halaman

sub menu lainnya, tapi kembali pada menu utama.

Kontak informasi juga sudah tersedia. Namun tidak

terekam apa saja informasi yang sudah disampaikan

masyarakat. Dengan demikian, masyarakat

tidak dapat melihat rekam jejak pertanyaan yang

dilontarkan kepada LKPP dan berapa lama informasi

tersebut diproses dan ditindak lanjuti.

Menyangkut penataan penempatan informasi yang

ada di dalam website, posisi menu ada di sebelah

kiri dan disusun dari atas ke bawah. Kemudian dari

menu utama tersebut, muncul beberapa sub menu

penunjang yang berada di atas dan sub menu tersebut

berjajar diurutkan dari kiri ke kanan. Informasi

penting dimulai dari kiri layar. Penataan seperti

itu disukai oleh responden. Berikut ini beberapa

komentar responden terhadap penataan menu-menu

yang ada di website resmi LKPP:

“Layout-nya juga tidak rumit dan cukup unik,

di mana tampilan pilihan beranda, profil, dan

informasi penting ada di bagian bawah, dan

di posisi sebelah kiri, tidak seperti website

biasanya”.

“Menurut saya layout dari LKPP sendiri cukup

menarik, tampilannya mulai dari informasi publik,

info lelang dan lainnya. Kegiatan dan publikasi

yang ditampilkan di laman website LKPP juga

update. Untuk konten yang ditampilkan dan

disebarluaskan di LKPP juga sangat baik”.

“Dari segi layoutnya website LKPP menampilkan

layout yang menurut saya rapi dan sangat

memperhatikan tata letak, karena menu-menunya

yang tersusun dengan rapi dan mudah untuk

dilihat”.

Dalam segi pewarnaan, warna website resmi LKPP

sudah dinilai cukup menarik dan mengambarkan

ciri khas pemerintahan Indonesia, hanya saja warna

tersebut dinilai monoton oleh responden yang

merupakan generasi milenial. Berikut ini beberapa

komentar dari responden mengenai warna website

resmi LKPP:

“Warna yang digunakan sangat sederhana

sehingga tidak membuat pembaca menjadi

pusing”.

“Warna, isi, dan layout pun sangat menarik dan

tidak membingungkan pengunjung”.

“Dari warna sudah melambangkan organisasi

milik pemerintah dengan warna dominasi merah

putih, dari konten sudah sangat sesuai dengan

produk barang atau jasa yang ditawarkan dari

LKPP itu sendiri, dari layout cenderung flat alias

Page 28: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

46 Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap... 47Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap...

datar, sehingga LKPP harus lebih berinovasi

mengenai layout dari web mereka sendiri”.

“Tampilan gambar dan warnanya sedikit

membosankan”.

“Dari segi warna juga sudah serasi, namun masih

kurang menarik. Salah satu contohnya adalah

picture/gambar tidak beresolusi sempurna,

sehingga saat kita salin ke MS. Word hasilnya

agak pecah dan tidak sempurna”.

“Warnanya kurang menarik dan terlihat monoton

seperti lembaga-lembaga pemerintah lainnya”.

Untuk kemudahan pengguna, website resmi LKPP

sudah ditempatkan dalam urutan yang logis,

hyperlinks-nya aktif, namun belum ada menu yang

memungkinkan pengguna kembali pada menu

sebelumnya, atau melangkah ke menu lainnya

kecuali kembali ke jajaran menu utama yang ada di

bagian kiri. Untuk tujuan website dibuat, website

resmi LKPP sebagai website resmi pemerintah

merupakan website yang mengedepankan model

informasi. Berikut ini beberapa kutipan komentar

responden mengenai kemudahan pengguna

menemukan konten informatif mengenai LKPP.

“Website LKPP terlihat menarik, banyak gambar

maupun animasi yang sesuai dengan tema LKPP.

Websitenya juga menampilkan informasi yang

lengkap, mulai dari profil LKPP, informasi atau

kegiatan LKPP, Pengumuman LKPP. Semua

berita tersampaikan dengan baik, rutin, lengkap

dan inovatif”.

“Tampilan dari website LKPP sudah sangat

lengkap dan menarik menurut saya. Semua

informasi yang ingin dicari hampir terjadwal dan

terpenuhi di setiap kolom yang ada di website,

sehingga mempermudah pengunjung untuk

mendapatkan informasi mengenai LKPP itu

sendiri”.

“Tampilan website LKPP sudah sangat menarik,

rapih, dan simple. Tidak berat sehingga tidak

dapat menyebabkan force close atau eror bila

dibuka di handphone”.

“Isi website LKPP juga tersedia dalam Bahasa

Indonesia dan Inggris, yang mana memudahkan

untuk diakses oleh WNA yang ingin mengetahui

lebih jauh tentang LKPP. Untuk isi, mungkin

bisa diperbanyak foto-foto kegiatan, karena saya

akui, saya pun belum pernah mendengar LKPP

sebelumnya. Publisitas tentang LKPP semoga

bisa ditingkatkan lagi agar masyarakat dapat

mengetahui tentang LKPP”.

“Tampilan website menarik, banyak gambar

yang menarik perhatian dan semua susunan

simple dan mudah dimengerti oleh pembaca,

warna cocok dengan layout, tidak membuat

pembaca kebinggungan dan susunan tampilan

sangat menarik”.

“Penampilannya sangat menarik dan navigasi

untuk mencari tiap-tiap bagian dari web yang

inginkan sangatlah mudah”.

“Menarik karena websitenya memilki warna

yang khas Indonesia yaitu merah dan putih. Dan

juga website LKPP terkesan memudahkan bagi

pengunjung karena pilihan-pilihan di website

LKPP”.

“Tampilan website sangat user-friendly dan

konten yang ada di dalam website lengkap dan

mudah untuk dicari sehingga pengunjung merasa

mudah untuk mencari informasi yang dibutuhkan

dari LKPP”.

Meski tampilan websitenya menarik, hal itu belum

sejalan dengan tingkat kesadaran responden

mengetahui keberadaan LKPP. Dari 47 responden

penelitian hanya 7 orang yang menyatakan sudah

pernah mendengar tentang LKPP sebelumnya.

Mayoritas responden, yaitu sebanyak 40 orang

baru saja mendengar LKPP pada saat mereka

diminta menjadi responden penelitian. Saat mereka

menjadi responden penelitian mereka diminta

untuk membuka website LKPP dan juga melihat

serta menilai isi dan tampilan website. Selain itu

mereka juga menghasilkan sebuah company profile

LKPP yang kontennya mereka ambil dari website

resmi LKPP. Melalui hasil penelurusan dan ada

karya yang dihasilkan tersebut, maka mereka

membuat penilaian mengenai tampilan website

LKPP. Selain itu terdapat saran untuk sejumlah

perbaikan pada tampilan website resmi yang diakses

dari smartphone. Berikut ini salah satu saran dari

responden:

“Menurut saya untuk tampilan di website jika

dilihat dari laptop/pc dalam segi warna sudah

baik, terlihat elegan karena perpaduan warna

coklat, hitam dan merah, dari segi layout menurut

saya terlalu ramai dan fokusnya menjadi banyak.

Untuk segi font tulisan sangat menarik dan tidak

pusing untuk dilihat. Tetapi jika melihat tampilan

website dari handphone masih kurang menarik

dalam segi apapun”.

Berdasarkan pembahasan hasil di atas, penelitian ini

mendapatkan kesimpulan, bahwa dalam kurun waktu

sepuluh tahun keberadaan dan peran LKPP belum

banyak diketahui, khususnya di kalangan anak-

anak muda generasi milenial. Kehadiran website

resmi LKPP yang informatif belum cukup besar

peranannya untuk menguatkan keberadaannya.

Page 29: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

48 Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap... 49Dini Safitri/ Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap...

Hal tersebut salah satunya dikarenakan adanya

perbedaan tampilan website resmi LKPP di laptop

atau PC dengan di smartphone. Padahal menurut

responden yang merupakan generasi milenial,

smartphone lebih dekat dengan kehidupan mereka

sehari-hari.

Kesimpulan & Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui

bahwa kinerja dari LKPP yang terlihat dari website

resminya sudah baik. Dari segi konten cukup update,

dan para pengunjung merasa mudah untuk mencari

informasi yang dibutuhkan dari LKPP. Hanya saja,

ternyata tampilan website resmi di PC/laptop dengan

di smartphone amat berbeda. Dan pengunjung

merasa kurang nyaman dengan tampilan website di

smartphone. Menurut responden yang merupakan

generasi milenial, tampilan tersebut dirasakan

mereka sama sekali tidak menarik perhatian. Namun

untuk tampilan website resmi LKPP yang dilihat dari

PC atau Laptop sangat diapresiasi, dinilai menarik,

dan kontennya pun lengkap, terutama menyediakan

informasi mengenai profil, visi misi, tujuan dan

struktur organisasi LKPP.

Saran dari penelitian ini adalah, perlu dilakukan

program ke masyarakat untuk menyadari eksistensi

LKPP yang bertugas melaksanakan pengembangan,

perumusan, dan penetapan kebijakan pengadaan

barang/jasa pemerintah. Selain itu, humas LKPP

juga disarankan untuk merubah tampilan website

resmi LKPP di smartphone agar memiliki tampilan

yang sama seperti di PC/laptop.

Daftar Pustaka

Buku

Effendy, Onong Uchjana. (2013). Human Relations

dan Public Relations. Bandung: Mandar Maju.

Herimanto, Bambang. (2007). Public Relation dalam

Organisasi. Jogja: Santusta.

Jefkins, Frank. (2012). Public Relations. Jakarta:

Erlangga.

Kusumasuti, Frida. (2014). Dasar-dasar Humas.

Jakarta: Ghalia Indonesia

Safitri, Dini. (2014). Humas Perusahaan. Jakarta:

LPP UNJ Press

Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. (2014).

Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Remaja

Rosda Karya.

Willcox, Dennis L. dkk. (2016). Public Relation

Strategy & Taktik. Batam: Inter Aksara.

Jurnal

Safitri, Dini. (2015). Representasi Nawacita dalam

100 Hari Kabinet Kerja Jokowi-JK. Jurnal Dialog

Kebijakan Publik edisi 17 (hal. 23-38)

Malik, Waseem Hassan dkk. (2014). Theory into

Practice: Application of Roland Barthes’Five

Codes on Bina Shah’s ‘The Optimist’. Academic

Research International, Vol. 5(5)

Page 30: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce

Boy Firmansyah

Tulisan ini bertujuan untuk melihat penanganan pengadaan barang, jasa dan informasi dilihat dari persepsi e-commerce dengan sistem pelayanan Business to Customer (B2C), Business to Business (B2B), dan Business to Government (B2G), Customer to Customer (C2C), and m-Commerce. Banyak perusahaan besar dunia yang bergerak di bidang pengadaan barang yang memanfaatkan jasa layanan e-commerce dalam proses pengadaan barang, jasa dan informasi. Layanan e-commerce di sini ternyata memegang andil besar dalam menyukseskan kegiatan pengadaan barang yang dilakukan oleh perusaahaan-perusahaan besar tersebut. Intinya, e-commerce merupakan salah satu cara tepat untuk memacu pertumbuhan transaksi penjualan dan secara langsung ataupun tidak langsung berimbas pada kegiatan pengadaan barang dalam rangka membuat kegiatan produksi barang menjadi selalu kontinyu.Kata kunci: e-Commerce; Pengadaan Barang/Jasa; B2B; B2C; B2G; C2C; m-Commerce

Abstrak

fisik. E-commerce biasanya dihubungkan dengan

proses pembelian dan penjualan melalui internet atau

setiap transaksi bisnis yang melibatkan perpindahan

kepemilikan atas barang atau jasa melalui jaringan

komputer. Meskipun populer, definisi tersebut tidak

cukup komprehensif untuk dapat mendeskripsikan

perkembangan dalam fenomena bisnis tersebut.

Pendahuluan

Perdagangan elektronik atau e-commerce

merupakan perdagangan yang dilakukan secara

elektronik. E-commerce juga mencakup seluruh

transaksi bisnis secara elektronik oleh pihak-pihak

yang terlibat tidak hanya pertukaran bisnis secara

This paper aims to see the handling of procurement of goods, services and information viewed from the perception of e-commerce with Business to Customer service system (B2C), Business to Business (B2B), Business to Government (B2G), Customer to Customer (C2C), and m-Commerce. Many world major companies engaged in procurement which utilizes the services of e-commerce. E-commerce services here apparently hold a big part in the success of goods procurement activities conducted by large companies. In essence, it turns out e-commerce is one of the right way to spur sales transaction growth and then directly or indirectly impact to the procurement activities in order to make the production activities of goods become always continuous.Key words: e-Commerce; Procurement of Goods / Services; B2B; B2C; B2G; C2C; m-Commerce.

Abstract

Jurnal PengadaanVol. 1 No. 2, April 2018 51-67

ISSN 1411-1234

Page 31: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Definisi yang lebih lengkap menyatakan, e-commerce

merupakan penggunaan komunikasi elektronik

dan teknologi pengolahan informasi digital dalam

transaksi bisnis untuk menciptakan, mengubah

dan mendefinisikan kembali hubungan baru di

antara organisasi dan/atau antara organisasi dengan

individu. Menurut David Baum, “E-Commerce is

a dynamic set of technologies, applications, and

business process that link enterprise, consumers,

and communities through electronic transactions

and the electronic exchange of goods, services,

and information”. E-Commerce merupakan satu

perangkat teknologi yang dinamis, aplikasi, dan

proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,

konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi

elektronik dan perdagangan barang, pelayanan,dan

informasi yang dilakukan secara elektronik (David

Baum dalam Onno W. Purbo,2000 : 2). E-commerce

juga dapat diartikan sebagai suatu proses berbisnis

dengan memakai teknologi elektronik yang

menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan

masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan

pertukaran/penjualan barang, servis, dan informasi

secara elektronik (Munir Fuady, 2005 : 407).

Statista Inc. memperkirakan bahwa nilai penjualan

e-commerce retail di Indonesia pada tahun 2016

mencapai US $ 5.780 miliar dan diproyeksikan akan

terus naik hingga US$16.475 miliar di tahun 2022.

(lihat gambar di bawah).

52 Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam... 53Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam...

Beberapa orang menggunakan istilah e-commerce

dan e-business secara bergantian dengan satu

konsep yang sama untuk mendefinisikan istilah

yang cocok untuk mewakili konsep perdagangan

secara elektronik. Namun, e-commerce dan

e-business memiliki pengertian dan konsep yang

berbeda. Dalam e-commerce, teknologi informasi

dan komunikasi (ICT) digunakan secara internal

organisasi, transaksi eksternal antar organisasi

dan transaksi antar organisasi dan individu yang

berorientasi pada perolehan uang. Sedangkan

e-business, ICT digunakan untuk meningkatkan

bisnis organisasi yang mencakup seluruh aspek

bisnis baik yang berorientasi pada profit maupun non-

profit perusahaan. Definisi yang lebih komperhensif

dari e-business adalah transformasi proses dalam

organisasi untuk memberikan nilai tambah kepada

pelanggan melalui penerapan teknologi informasi.

Tiga proses utama yang ditingkatkan dalam

e-business yaitu:

Pertama, proses produksi yang mencakup

pengadaan, pemesanan dan penambahan stok, proses

pembayaran, hubungan secara elektronik dengan

distributor, dan proses pengendalian produksi.

Kedua, proses customer-focused yang meliputi

upaya promosi dan pemasaran, penjualan melalui

internet, proses pesanan pembelian dan pembayaran

oleh pelanggan, dan dukungan pelanggan.

Ketiga, proses internal manajemen yakni terkai

layanan karyawan, pelatihan, berbagi informasi

secara internal, video-conferencing, dan rekrutmen.

Sistem informasi meningkatkan kekuatan aliran

arus informasi antara proses produksi dan penjualan

untuk meningkatkan produktivitas penjualan.

Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang dan jasa identik dengan adanya

berbagai fasilitas baru, seperti bangunan, jalan,

rumah sakit, gedung perkantoran, alat tulis, sampai

dengan kursus bahasa inggris yang dilaksanakan

di sebuah instansi pemerintah. Pengadaan barang

dan jasa bukan hanya ada di instansi pemerintah,

tetapi juga di BUMN dan perusahaan swasta

nasional maupun internasional. Intinya, pengadaan

barang dan jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan atau instansi pemerintah akan barang

dan/atau jasa yang dapat menunjang kinerja mereka

(Marzuki Yahya dan Endah Fitri Susanti, 2012 : 3).

Definisi pengadaan barang dan jasa secara harfiah

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

yaitu tawaran untuk mengajukan harga dan

memborong pekerjaan atas penyediaan barang/

jasa. Dengan demikian ada dua pihak yang

Page 32: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

berkepentingan. Pihak pertama adalah instansi

pemerintah, BUMN, atau perusahaan swasta yang

mengadakan penawaran pengadaan barang dan

jasa. Pihak kedua adalah orang secara personal atau

perusahaan kontraktor yang menawarkan diri untuk

memenuhi permintaan akan pengadaan barang dan

jasa tersebut.

Model E-commerce

Kegiatan bisnis e-commerce mencangkup banyak

hal dilihat dari sisi pengadaan barang. Untuk

membedakannya e-commerce dibagi menjadi

beberapa tipe, diantaranya business-to-business

(B2B), business-to-consumer (B2C), business-to-

government (B2G), consumer-to-consumer (C2C),

dan mobile commerce (m-commerce).

1. B2B e-commerce

B2B e-commerce secara sederhana didefinisikan

sebagai perdagangan elektronik antarperusahaan.

Sekitar 80% dari e-commerce merupakan B2B.

Sebagian ahli memperkirakan bahwa B2B

e-commerce akan terus berkembang dengan cepat

jika dibandingkan dengan tipe B2C. Pasar B2B

memiliki dua komponen utama yaitu e-frastructure

dan e-market.

E-frastructure dalam arsitektur B2B dilihat dari sisi

pengadaan barang terdiri dari:

• Logistik - transportasi, pengadaan, pergudangan

dan distribusi. Misalnya Procter and Gamble

yang merupakan perusahaan internasional yang

memproduksi barang konsumen yang bermarkas di

Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. Cek websitenya

di http://www.pg.com.

• Application services provider - penyebaran,

hosting dan manajemen pengadaan paket perangkat

lunak dari sebuah fasilitas pusat. Misalnya Oracle

(http://www.oracle.com) yang merupakan salah satu

perusahaan utama pengembang sistem manajemen

basis data (database management system), pengadaan

perangkat lunak untuk mengembangkan basis data,

perangkat lunak manajemen hubungan pelanggan,

enterprise resource planning dan perangkat lunak

54 Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam... 55Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam...

manajemen rantai pasok.

Contoh lain dari perusahaan yang bergerak di bidang

application services provider adalah LinkShare

(http://www.linkshare.com). LinkShare merupakan

sebuah perusahaan yang menyediakan bisnis

e-commerce dengan berbagai layanan pemasaran

online seperti Search Marketing, Affiliasi Marketing

dan Lead Generation.

• Outsourcing dari fungsi dalam proses e-commerce,

seperti Web-hosting, pengadaan jasa keamanan dan

customer care solution. Salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang tersebut adalah eShare (http://

www.eshareuk.com).

Contoh lainnya misalnya NetSales, iXL Enterprises

dan Universal Access.

• Lelang solusi pengadaan perangkat lunak untuk

operasi dan pemeliharaan lelang real-time di

internet. Misalnya Moai Technologies (http://www.

moai.com) dan OpenSite Technologies (http://www.

opensite.com).

Page 33: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

• Konten manajemen perangkat lunak untuk

fasilitasi manajemen pengadaan konten situs Web

dan pengiriman, misalnya, Jalinan dan ProcureNet

(http://www.procurenet.com.au).

• Web-based commerce enablers, misalnya

Commerce One (http://www.commerceone.com),

basis browser, XML enabled purchasing automation

software procurement (pengadaan perangkat lunak

otomasi pembelian layanan XML).

E-market secara sederhana didefinisikan sebagai

situs web di mana pembeli dan penjual berinteraksi

satu sama lain dan melakukan transaksi. Contoh

B2B yang lebih umum dan merupakan salah satu

best practice model adalah IBM (http://www.ibm.

com), Hewlett Packard/HP (http://welcome.hp.com),

Cisco(http://www.cisco.com) dan Dell (http://www.

dell.com). Cisco misalnya, menerima pesanan lebih

dari 90% produknya melalui internet sehingga

kegiatan pengadaan barangnya sangat ditentukan

dari layanan e-commerce. Kebanyakan aplikasi B2B

merupakan bisnis yang bergerak di bidang supplier

management (khususnya pemesanan pembelian

barang), inventory management (mengelola

proses pemesanan – pengadaan – pengiriman –

pembayaran), distribution management (khususnya

dalam pengiriman dokumen), channel management

(penyebaran informasi tentang perubahan kondisi

56 Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam... 57Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam...

operasional), dan payment management (misalnya,

sistem pembayaran elektronik atau EPS).

Kini kita berfokus pada Indonesia. Meskipun

Indonesia memiliki sekitar 39 juta pengguna

internet pada tahun 2013, jumlah pembeli online di

negara ini masih sedikit jika dibandingkan negara

lain. Indonesia hanya memiliki sekitar lima juta

pembeli online, yang hanya sekitar 12 persen dari

jumlah pengguna internet di negara ini. Singapura

memang memiliki jumlah pembeli online yang lebih

sedikit (3,2 juta), namun perlu diingat bahwa negara

ini memiliki jumlah penduduk yang sedikit pula

yakni sekitar 5,5 juta. Bagaimanapun, nilai pasar

e-commerce di Indonesia termasuk yang paling

tinggi yakni USD 1,3 miliar (Rp 16,7 tiliun), sama

dengan Malaysia dan di belakang Singapura yang

memiliki nilai pasar tertinggi yakni USD 1,7 miliar

(Rp 21,8 triliun). Hal ini mungkin dikarenakan

daya beli yang tinggi di negara ini. (lihat gambar di

bawah).

Gambar 2. Triple Bottom Line(Sumber: Carter, R.C. & Rogers, D.S. 2008.)

Page 34: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Seperti yang terjadi pada perkembangan B2B

e-commerce, B2C juga mengalami pertumbuhan

cukup signifikan di kawasan Asia-Pasifik. Seiring

meningkatnya daya beli, penetrasi internet yang

kian tinggi, dan makin banyaknya layanan yang

ditawarkan, pasar e-commerce di Asia Tenggara

diprediksi akan mencapai 25 persen pada beberapa

tahun mendatang. Pasar e-commerce di Indonesia

bahkan diprediksi akan bernilai USD 25 miliar (Rp

320,8 triliun) hingga USD 30 miliar (Rp 385 triliun),

dari yang tadinya hanya USD 1,3 miliar (Rp 16,7

triliun). Selengkapnya dapat dilihat pada gambar di

bawah ini:

Dampak pasar B2B terhadap perekonomian negara-

negara berkembang antara lain:

• Biaya transaksi. Ada tiga jenis biaya yang

berkurang secara signifikan melalui B2B

e-commerce. Pertama adalah biaya pencarian;

pembeli tidak perlu lagi pergi melalui beberapa

perantara untuk mencari informasi tentang

pemasok, produk, harga, dan jumlah stok

barangnya. Dalam dunia usaha, waktu adalah

uang, internet merupakan saluran informasi yang

lebih efisien jika dibandingkan dengan pelaksanaan

rantai bisnis secara konvensional. Di pasar B2B,

pembeli dan penjual berkumpul bersama menjadi

sebuah komunitas trading online, hal tersebut

dapat lebih jauh mengurangi biaya pencarian.

Kedua adalah pengurangan biaya proses transaksi

(misalnya invoices, pesanan pembelian dan skema

pembayaran). B2B memungkinkan terjadinya

otomasi proses transaksi. Oleh karena itu,

pelaksanaannya akan lebih cepat jika dibandingkan

58 Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam... 59Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam...

dengan menggunakan cara lain (seperti fax atau

telepon). Ketiga, pemrosesan online meningkatkan

manajemen persediaan (pengadaan) dan logistik

(yang juga melibatkan masalah pengadaan).

• Disintermediasi. Melalui B2B, pemasok dapat

berinteraksi dan bertransaksi langsung dengan

pembeli, sehingga menghilangkan perantara dan

distributor. Namun, bentuk baru perantara muncul.

Sebagai contoh, e-market itu sendiri dapat dianggap

sebagai perantara karena e-market berada di

antara pemasok dan pelanggan dalam rantai suplai

(pengadaan).

• Transparansi harga. Manfaat lain B2B adalah

adanya transparansi harga. Berkumpulnya sejumlah

besar pembeli dan penjual di satu e-market

mengungkapkan informasi harga pasar dan proses

transaksi kepada peserta. Internet memungkinkan

publikasi informasi mengenai pembelian atau

transaksi menjadi mudah diakses dan informasi

tersedia untuk semua anggota e-market. Transparansi

harga di pasar dapat merobohkan perbedaan harga

di pasar. Dalam hal ini, pembeli diberi lebih banyak

waktu untuk membandingkan harga dan membuat

keputusan yang lebih baik dalam melakukan

pembelian. Selain itu, pasar B2B memungkinkan

untuk terjadinya lelang di mana penjual dan pembeli

secara kolektif berpartisipasi dalam penetapan harga

produk atau jasa tertentu sehingga memancing

proses pengadaan yang cermat.

• Skala ekonomi dan efek jaringan. Pesatnya

pertumbuhan pasar B2B menciptakan sisi penawaran

berbasis biaya ekonomi. Selain itu, menyatukan

bersama sejumlah pembeli dan penjual dalam satu

tempat yang memberikan efek signifikan dalam sisi

permintaan skala besar. Setiap peserta tambahan di

e-market menciptakan nilai di sisi permintaan yang

berimbas kepada proses pengadaaan.

2. B2C e-commerce

Business-to-consumer e-commerce atau

perdagangan antara perusahaan dan konsumen,

melibatkan konsumen dalam pengumpulan

informasi; pembelian/pengadaan barang fisik

(seperti buku atau produk konsumen) atau barang

informasi (atau barang dari bahan elektronik

atau konten digital, seperti perangkat lunak, atau

e-book); dan untuk barang informasi, menerima

produk-produknya melalui jaringan elektronik. B2C

merupakan bentuk kedua terbesar dari e-commerce.

Penjualan dilakukan secara eceran dari perusahaan

langsung ke konsumen akhir. Contoh perusahaan

Page 35: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

semacam ini antara lain:

• Amazon.com (http://www.amazon.com)

• Drugstore.com (http://international.drugstore.

com)

• Beyond.com (http://www.beyond.com)

• Barnes and Noble (http://www.barnesandnoble.

com)

• ToysRus (http://www.toysrus.com)

Contoh lain B2C yang melibatkan pengadaan barang

informasi antara lain:

60 Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam... 61Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam...

• E-Trade (https://global.etrade.com)

• Travelocity (http://www.travelocity.com/)

Dalam e-commerce tipe B2C, biasanya produk yang

dijual sangat beraneka ragam. Pembayaran dilakukan

secara online menggunakan kartu kredit. Perusahaan

melakukan promosi dengan menggunakan penjualan

silang antara produsen dengan konsumen. Proses

belanja diatur agar memberikan kemudahan kepada

konsumen. Diperkirakan eMarketer, pendapatan

B2C e-commerce di seluruh dunia akan meningkat

dari US $ 59.7 miliar di tahun 2000 menjadi US

$ 428.1 miliar pada 2004. Transaksi ritel online

memberikan angka signifikan dalam perkembangan

bisnis ini. Diperkirakan juga, di kawasan Asia-

Pasifi pendapatan B2C naik ke$8.2 miliar di akhir

2001, meningkat dua kali lipat di akhir 2002 pada

penjualan total B2C di seluruh dunia di bawah 10%.

B2C e-commerce mengurangi biaya transaksi

(terutama biaya pencarian) dengan meningkatkan

peran konsumen untuk dapat mengakses informasi

dan menemukan harga yang paling kompetitif

untuk suatu produk atau jasa. B2C e-commerce juga

mengurangi hambatan masuk pasar karena hanya

membutuhkan biaya untuk membuat dan memelihara

situs web yang jauh lebih murah dibanding dengan

memasang plang perusahaan.

3. B2G e-commerce

Business-to-government e-commerce atau B2G

didefinisikan sebagai perdagangan antara perusahaan

dan sektor publik atau pemerintahan. Seperti

penggunaan internet dalam pengadaan, prosedur

perizinan dan kegiatan lain yang melibatkan

pemerintah.

B2C e-commerce memiliki dua syarat: pertama,

sektor publik diasumsikan sebagai pemegang

kendali utama dalam menjalankan e-commerce;

Page 36: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

kedua, diasumsikan bahwa sektor publik sangat

membutuhkan sistem pengadaan yang lebih efektif.

Kebijakan pembelian berbasis web meningkatkan

transparansi proses pengadaan (dan mengurangi

risiko penyimpangan). Untuk saat ini, ukuran

pasar e-commerce B2G sebagai komponen dari

total e-commerce masih belum signifikan, karena

sistem e-commerce pemerintah masih dalam proses

perkembangan.

Berikut ini beberapa contoh B2G, antara lain:

• IBM Center for the Business of Government

(http://www.businessofgovernment.org)

• LeaseSource (http://www.leasesource.net)

4. C2C e-commerce

Consumer-to-consumer e-commerce atau C2C

didefinisikan sebagai perdagangan antara individu

(sektor swasta) dengan konsumen. C2C merupakan

transaksi di mana konsumen menjual produk secara

langsung kepada konsumen lainnya. C2C ditandai

dengan peningkatan pasar elektronik dan lelang

online, khususnya pada industri di mana suatu

perusahaan/bisnis menawarkan apa yang mereka

inginkan dari beberapa pemasok (pihak pengadaan

barang). Hal tersebut dapat menciptakan potensi

besar untuk membangun pasar baru. Terdapat tiga

jenis C2C yakni:

• Lelang difasilitasi melalui portal tertentu, seperti

eBay, yang memungkinkan penawaran secara real-

time pada produk/jasa yang dijual di situs web.

• Peer-to-peer system, seperti model Napster (sebuah

protokol untuk dapat membagi file antara pengguna

dengan menggunakan forum chat seperti IRC),

pertukaran file dan pertukaran mata uang asing.

• Mengklasifikasikan iklan pada situs portal seperti

Excite Classifieds dan eWanted (sebuah tempat jual

beli online interaktif di mana pembeli dan penjual

dapat melakukan negosiasi melalui fitur “Buyer

Leads & Want Ads”.

62 Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam... 63Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam...

Transaksi C2C melibatkan lelang terbalik, dengan

konsumen sebagai kekuatan yang dapat menjalankan

proses transaksi. Situs web C2C seperti eBay dan

Napster mengindikasikan bahwa pangsa pasar C2C

cukup besar. Hal tersebut terlihat dari pendapatan

situs tersebut yang mencapai puluhan juta dalam

penjualannya per hari sehingga memaksa konsumen

sebagai penyedia barang untuk mampu melakukan

proses pengadaan barang/jasa/informasi yang efektif

dan efisien.

Contoh situs C2C:

• eBay (http://www.ebay.com)

• Napster (http://music.napster.com)

5. M-Commerce

M-Commerce (mobile commerce) merupakan

pembelian dan penjualan barang dan jasa melalui

teknologi nirkabel yaitu, perangkat genggam seperti

PDA. Jepang merupakan salah satu pemimpin

global dalam m-commerce ini. Seiring dengan

pengiriman konten melalui perangkat nirkabel

menjadi semakin cepat, aman dan terukur, sebagian

orang mulai percaya m-commerce merupakan

metoda pilihan transaksi perdagangan digital

yang cukup diperhitungkan. Untuk wilayah Asia-

Pasifik hal tersebut menjadi media yang perlu

dipertimbangkan karena pengguna mobile phone di

kawasan Asia-pasifik saat ini jumlahnya lebih dari

jumlah pengguna internet.

Industri yang dapat dipengaruhi oleh m-commerce

meliputi:

• Financial Services, termasuk mobile banking

(ketika konsumen menggunakan mobile phone

untuk mengakses akunnya dan membayar tagihan),

serta layanan broker.

• Telekomunikasi, di mana perubahan jasa,

pembayaran tagihan dan akun review dapat

dilakukan dalam satu alat yang sama, mobile phone.

• Layanan/ritel, konsumen diberikan kemampuan

Page 37: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

untuk menempatkan dan membayar pesanan on-the-

fly; dan

• Layanan Informasi, termasuk entertainment,

berita finansial, olahraga dan update traffic yang

dikirimkan ke mobile phone.

Forrester Research memperkirakan penjualan

yang berlangsung melalui PDA dan mobile phone

mencapai US$3.4 miliar di tahun 2005 (lihat table

di bawah ini).

Tentunya ini akan berimbas terhadap pengadaan

yang tinggi pula.

Metode Pembayaran : Tradisional dan Elektronik

Di beberapa negara berkembang skema pembayaran

yang terdapat pada transaksi online adalah sebagai

berikut:

Metode Pembayaran secara Tradisional

• Cash on Delivery (COD). Yang dimaksud dengan

COD adalah pembayaran dilakukan secara tunai

pada saat barang diterima.

• Bank Payments. Setelah memesan barang secara

online, pembayaran dilakukan dengan melakukan

deposit ke nomor rekening perusahaan/individu

yang menjual barang tersebut. Pengiriman barang

tetap dilakukan secara konvensional. Biasanya

akan dikirimkan setelah barang tersebut dibayar.

Terkadang hal ini berdampak positif terhadap

persiapan pengadaan barang.

Metode Pembayaran secara Elektronik

• Innovations affecting consumers, termasuk kartu

kredit/debit, ATM dan e-banking.

64 Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam... 65Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam...

• Innovations enabling online commerce, seperti

e-cash, e-checks, smart card dan kartu kredit yang

terenkripsi. Pembayaran tipe ini tidak terlalu popular

di negara-negara berkembang.

• Innovations affecting companies, berkaitan dengan

mekanisme yang bank sediakan untuk klien mereka,

termasuk transfer antar bank melalui kliring otomatis

yang membolehkan pembayaran melalui deposit

langsung.

Hambatan, Masalah, Tantangan yang

Dihadapi UKM dalam E-commerce

Menurut survei yang dilaksanakan di beberapa

negara di Asia Tenggara, hambatan eksternal

yang dihadapi UKM dalam menyelenggarakan

e-commerce khususnya dalam hal pengadaan adalah

lingkungan ekonomi yang kurang menguntungkan,

tinginya biaya ICT dan masalah keamanan.

Sedangkan hambatan internal yang dihadapi

oleh UKM dalam penyelenggaraan e-commerce

yaitu kurangnya komunikasi internal mengenai

infrastruktur di dalam tubuh UKM, kurangnya

kesadaran akan ICT, kurangnya pengetahuan

akan ICT baik di sisi manajemen maupun pekerja,

kurangnya dukungan finansial, kurangnya nilai

tambah untuk ICT dalam menjalankan bisnis.

Secara umum, isu-isu utama yang menjadi sumber

penghambat terbesar dalam pelaksanaan e-commerce

di sektor UKM adalah sebagai berikut:

• Kurangnya kesadaran akan pentingnya nilai

e-commerce. Kebanyakan UKM di negara

berkembang tidak melakukan e-commerce atau

menggunakan internet dalam menjalankan

bisnisnya karena mereka gagal melihat seberapa

besar manfaat yang akan mereka dapatkan ketika

menjalankan e-commerce untuk bisnis mereka.

Banyak yang berfikir bahwa e-commerce hanya

cocok untuk perusahaan besar di mana terdapat

biaya tambahan untuk penggunaan ICT dan

investasi yang ditanamkankan tidak akan membawa

keuntungan besar bagi perusahaan. Padahal justru

layanan e-commerce akan menambah nilai produksi

pengadaan.

• Kurangnya pengetahuan dan kemampuan di

bidang ICT. Pelaku bisnis memegang peranan

penting dalam pengembangan e-commerce. Namun,

kemampuan sumber daya manusia yang meguasai

ICT di negara-negara berkembang masih sangat

terbatas. Kurangnya kemampuan SDM ICT di antara

pelaku UKM merupakan kunci utama mengapa

e-commerce sulit berkembang. Selain itu, masih

ada pemikiran di antara UKM, apakah mereka

dapat mengambil keuntungan yang signifikan ketika

Page 38: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

mereka menjalankan bisnis dengan e-commerce

mengingat UKM memiliki keterbatasan dalam

bidang desain, pengadaan, distribusi, pemasaran dan

dukungan pasca penjualan.

• Masalah finansial. Biaya merupakan masalah yang

penting. Investasi awal ketika melakukan perubahan

dari cara konvensional ke penerapan teknologi

informasi dan komunikasi secara proporsional bagi

UKM terasa lebih berat jika dibandingkan dengan

perusahaan-perusahaan besar. Tingginya biaya

hardware dan akses internet menjadi penghalang

utama untuk melaksanakan e-commerce. Dihadapkan

dengan masalah anggaran, UKM seringkali harus

mempertimbangkan berapa tambahan biaya ICT

yang harus dikeluarkan dan kapan investasi tersebut

akan kembali.

• Infrastruktur. Salah satu hambatan utama

adalah masih kurangnya insfrastrukur yang ada.

Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk secara

bertahap membangun infrastrukur yang baik dan

terprogram sehingga secara bertahap dan mulai

dapat dikenalkan dengan internet sebagai salah satu

hasil dari perkembangan teknologi informasi dengan

biaya yang murah dan terjangkau.

• Keamanan. Masalah keamanan membuat

orang takut untuk melakukan transaksi. Persepsi

merupakan masalah utama mengapa masih banyak

orang takut untuk melakukan hal tersebut. Selain

itu, ketidak mengertian merupakan penghambat lain

sehingga masih banyak orang yang takut melakukan

transaksi secara online.

• Privasi dan masalah keamanan lain yang terkait.

Keamanan merupakan alasan yang sering digunakan

mengapa individu atau perusahaan tidak tertarik

pada e-commerce dan menggunakan internet untuk

melakukan transaksi bisnis. Terdapat beberapa

alasan terakait mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Diantaranya karena timbulnya isu-isu negatif

yang muncul ke permukaan seperti penggelapan

pajak, privasi dan anonimitas (tidak beridentitas),

penipuan, jumlah stok barang yang tidak diperbarui

datanya dengan baik dan tanggung jawab hukum

pada kartu kredit. Di banyak negara, pembayaran

secara langsung lebih banyak dipilih tidak hanya

karena masalah keamanan, tetapi karena takut

membayar pajak (beberapa orang tidak ingin orang

lain tau di mana mereka menghabiskan uang yang

dimilikinya). Selain itu, banyak yang khawatir

terhadap perlindungan hukum yang diperoleh jika

terjadi penipuan.

Kesimpulan

Setidaknya ada lima hal mengapa e-commerce dan

internet dapat membangun iklim pengadaan barang/

66 Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam... 67Boy Firmansyah/ Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam...

jasa/informasi di suatu negara berkembang:

• e-commerce memfasilitasi akses pengrajin dan

UKM (Usaha Kecil dan Menengah) ke pasar dunia

sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengadaan

barang.

• e-commerce memfasilitasi dalam melakukan

promosi dan pengembangan pariwisata negara-

negara berkembang dalam skala global sehingga para

pelaku pasar sudah harus memikirkan pengadaan

barang lebih luas lagi.

• e-commerce memfasilitasi pemasaran produk

pertanian di pasar global sehingga meningkatkan

proses pengadaan produk pertanian.

• e-commerce menyediakan jalan bagi perusahaan-

perusahaan di negara-negara miskin untuk masuk

ke dalam rantai suplai B2B dan B2G yang dapat

memastikan bahwa kegiataan pengadaan akan

terbantukan secara otomatis dari negara-negara

miskin tersebut.

• e-commerce membantu menyediakan layanan

bagi perusahaan-perusahaan di negara-negara

berkembang agar dapat beroperasi lebih efisien

dengan langsung memberikan layanan khusus untuk

pelanggan internasional yang akan menumbuhkan

usaha penyediaan/pengadaan barang/jasa/informasi

yang lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Purbo, Onno W , 2000, Mengenal E-Commerce. PT

Elex Media Komputindo, Jakarta.

Fuady, Munir, 2005, Pengantar Hukum Bisnis, PT

Citra Aditya Bakti, Bandung.

Yahya, Marzuki dan Endah Fitri Susanti, 2012. Buku

Pintar Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah,

Laskar Aksara, Jakarta

Statista, Inc, 2018, Retail e-commerce sales in

Indonesia from 2016 to 2022 (https://www.

statista.com/statistics/280925/b2c-e-commerce-

sales-in-indonesia/)

Lina Noviandari, 2015, Peluang dan tantangan

e-commerce di Asia Tenggara dan Indonesia

(https://id.techinasia.com/potensi-ecommerce-

di-indonesia-asia-tenggara)

Page 39: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Pemberitaan (Analisis Semiotika Sosial Terhadap Wacana Pemberitaan LKPP

Dalam Media Online-Detik.com Tahun 2017)

Iswahyu Pranawukira, Agus Hitopa Sukmaa

aInstitut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957

Penelitian ini mengaji representasi LKPP dalam pemberitaan di media online tentang masalah pengadaan barang dan jasa pemerintah. Penelitian mempertanyakan wacana-wacana apa saja yang disampaikan media online Detik.com melalui pemberitaannya sepanjang tahun 2017 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah. LKPP sebagai lembaga negara disebutkan tengah berbenah secara kelembagaan baik secara internal maupun eksternal. Di tahun 2017 LKPP diberitakan sebagai lembaga pemerintah yang mampu dan baru kali ini mendapatkan predikat penilaian WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) terkait pelaporan keuangannya. Selanjutnya LKPP berkomitmen ke depan untuk memproses semua prosedur procurement (mulai: perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan) secara transparan ke publik melalui penerapan E-katalog. Terdapat 5 tema wacana yang kerap disampaikan media Detik.com dalam pemberitaan pengadaan barang dan jasa terkait LKPP, yaitu sistem recruitment pegawai LKPP non PNS dan PNS yang berintegritas, regulasi sistem online secara keseluruhan dan kontinyu, pengetatan pengawasan terkait birokrasi, keikutsertaan UMKM dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah, dan pengaruh proses pilkada serentak terhadap proses pengadaan barang dan jasa pemerintah.Kata Kunci: Representasi, Pengadaan, Analisis Social Semiotics, Berita, LKPP, Detik.com

Abstrak

Jurnal PengadaanVol. 1 No. 2, April 2018 69-106

ISSN 1411-1234

This study examines the representation of LKPP in the news in the online media on the issue of procurement of government goods and services. The study questioned what kinds of discourses submitted online media Detik.com through its coverage throughout the year 2017 on the procurement of government goods and services. LKPP as a state institution is said to have institutional improvement both internally and externally. In 2017 LKPP is proclaimed as a government agency that is capable and only this time get predicate assessment of Unqualified Opinion related to financial reporting. Furthermore, LKPP is committed in the future to process all procurement procedures (starting: planning, budgeting, implementation, monitoring) transparently to the public through the implementation of E-catalog. There are 5 themes of discourse that often delivered Detik.com media in the procurement of goods and services related LKPP, the recruitment system of non-civil servants and civil servants LKPP with integrity, regulation of online system as a whole and continuous, tightening bureaucracy-related supervision, the participation of SMEs in the procurement process government goods and services, and the effect of simultaneous pilkada processes on the procurement of government goods and services.Key words: Representation, Procurement, Analysis Social Semiotics, News, LKPP, Detik.com

Abstract

Page 40: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Pendahuluan

Latar belakang dan Fokus Masalah

Pembentukan-pembentukan melalui tanda-tanda

dan makna baik yang dilakukan secara individu,

kelompok, maupun organisasi besar sekalipun,

tak akan luput dari proses-proses yang terkait dari

pengaruh-pengaruh lingkungan dan dari segi-segi

aspek diluar diri (kelompok)-nya sebagai presentasi

atau mungkin direpresentasikan kembali dari hasil

proses penciptaan manusia. Proses-proses yang

dimaksud pasti melewati tahap-tahap internalisasi,

eksternalisasi, serta obyektivasi. Internalisasi

adalah tahap di mana realitas objektif hasil ciptaan

manusia yang diserap oleh manusia kembali. Jadi,

ada hubungan berkelanjutan (kontinuitas) antara

realitas internal dengan realitas eksternal atau

proses pemasukan nilai pada seseorang yang akan

membentuk pola pikirnya dalam melihat makna

realitas pengalaman. Eksternalisasi adalah tahap

dalam proses pencurahan diri manusia secara terus-

menerus ke dalam dunia melalui aktivitas fisik

dan mental atau usaha ekspresi manusia atas re-

definisinya terhadap nilai yang selama ini diyakini

sebagai kebenaran. Sedangkan obyektivasi disebut

adalah tahap aktivitas manusia menghasilkan suatu

realita objektif, yang berada di luar diri manusia

atau sebagai upaya re-definisi nilai yang sudah ada

pada kepercayaan dalam kesadaran diri manusia.

Dalam tahap ini, muncul pertanyaan kritis tentang

fungsi, materi, dan beberapa hal lain terkait dengan

nilai yang sudah dipahami tersebut.

Menurut pandangan Berger dan Luckmann,

penjelasan-penjelasan diatas-lah yang dikenal

dengan istilah “realitas sosial”. Menurut mereka

bahwa realitas sosial dikonstruksi melalui dialektika

fundamental dari proses eksternalisasi, objektivasi

dan internalisasi sehingga memunculkan bentuk

penjelmaan suatu tanda-tanda maupun makna

yang terkandungnya. Eksternalisasi (penyesuaian

diri) dilakukan terhadap dunia sosiokultural

sebagai produk manusia. Sementara objektivitas

adalah interaksi sosial yang terjadi dalam dunia

intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami

proses institusional. Sedangkan internalisasi

tidak lain adalah proses dimana individu

mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga sosial

atau organisasi sosial tempat dimana individu

menjadi anggotanya (Berger dan Luckmann dalam

pengantar (1990: xx).

Keberadaan media online sebagai bagian realitas

sosial, bahkan bentukan perpanjangan (extension)

70 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam... Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam... 71

dari media massa inkonvensional merupakan sarana

penyampaian informasi yang berhubungan dengan

khalayak atau masyarakat secara luas. Tidak dapat

dipungkiri perkembangan media massa merupakan

kebutuhan dalam mendukung berbagai aktifitas

masyarakat perkotaan, yaitu: kaum urban. Sejalan

dengan apa yang dikatakan oleh McQuail dalam

bukunya Mass Communication Theories (2000:

66), bahwa peran media pada kehidupan sosial,

terutama dalam masyarakat modern (era globalisasi)

tidak ada yang menyangkal terutama dalam

era globalisasi saat ini dimana teknologi sangat

berkembang, kian memudahkan masyarakat dalam

memperoleh informasi secara cepat dan mengikuti

perkembangan yang cepat terjadi. Media massa,

seperti halnya pesan lisan dan isyarat sudah menjadi

bagian tak terpisahkan dari komunikasi manusia.

Pada hakikatnya media adalah perpanjangan lidah

dan tangan yang berjasa meningkatkan kapasitas

manusia untuk mengembangkan struktur sosialnya

(Rivers, 2004: 27).

Adanya keterbukaan informasi tidak terlepas dari

perkembangan teknologi informasi itu sendiri

disertai komunikasi yang terdapat didalam

kandungannya. Dengan perkembangan teknologi

dan komunikasi sulit bahkan tidak mungkin untuk

menepis dan mengendalikan setiap informasi

yang masuk. Keterbukaan adalah keadaan yang

memungkinkan ketersediaan informasi yang

dapat diberikan dan diperoleh oleh masyarakat

luas. Keterbukaan merupakan kondisi yang

memungkinkan partisipasi masyarakat dalam

kehidupan bernegara. Berkembangnya internet

sebagai kemudahan adanya akses keterbukaan

informasi publik online merupakan bukti adanya

demokrasi dan transparansi kepada masyarakat.

Tujuan utama adanya keterbukaan informasi di

setiap negara mencerminkan bahwa negara itu telah

benar-benar menganut sistem demokrasi.

Saat ini media online bagian dari media massa mampu

mengkonstruksi realitas maupun memberikan makna

pada pemberitaan-pemberitaan seputar pengadaan

barang dan jasa pada lembaga Pemerintah (LKPP)

sebagai permasalahan-permasalahan sosial yang

kerap terjadi pada kehidupan pemerintahan dan

bernegara. Dengan pengertian teoretis sebelumnya

menjelaskan bahwa sejatinya realita sosial sebagai

bagian dari permasalahan sosial tersebut itu adalah

hasil konstruksi realitas masing-masing individu.

Dalam kaitan ini, secara logika maka dari sesuatu

realita, karenanya bermunculan beragam atas nama

realita sosial menyangkut sesuatu realita tadi. Sejalan

Page 41: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

dari pada itu pula beragam kemunculan-kemunculan

realita sosio kultural yang dimaksud, oleh karenanya

bermunculan beragam makna atau pemaknaan

pembaca berita atas realitas sosial tadi. Keterkaitan

prediksi maupun asumsi-asumsi keterjadian

beritanya termasuk diantaranya yang terteksasi

atau termuat secara aktual kebaruan beritanya. Ini

sangat sejalan pada pemahaman Rolland Barthes

bahwa penulis berita atau pencipta teks (termasuk

didalamnya pada konteks penelitian ini : wartawan

atau redaksi Detik.com) atau pujangga sastra

sekalipun, bukanlah penentu pembentukan makna

realitas yang final. Ada proses kesinambungan

yang secara terus menerus berproses dalam konteks

dan konten isi berita berupa pesan yang melewati

via tahap-tahap internalisasi, eksternalisasi, serta

obyektivasi.

Perumusan masalah

Dari penjelasan di atas tentu menjadi pertanyaan

dan ingin digali dari penelitian, yang pertama

adalah: bagaimanakah pembentukan makna dari

tanda-tanda sebagai representasi pengadaan barang

dan jasa Pemerintah melalui pemberitaan Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP) yang

diambil dalam perspektif si pembuat berita , yaitu

Detik.com ?

Yang kedua adalah : tema-tema (pilihan isu) dan

wacana-wacana apa saja dalam teksasi berita

pengadaan barang dan jasa terkait dalam koridor

pemberitaan LKPP pada laman internet Detik.com

selama kurun waktu 2017?.

Penelitian ini dianggap penting kiranya dilakukan

dikarenakan minimnya literatur-literatur media

yang berhubungan langsung analisis wacana dalam

pemberitaan pengadaan barang dan jasa pada

lembaga Pemerintah. Terkait dengan LKPP hal-

hal kebaruan dalam suatu penelitian literasi media

sangatlah dibutuhkan dalam upaya meningkatkan

kredibilitas kelembagaan dan budaya memobilisasi

literasi media bagi para pembaca dalam pemberitaan

seputar pengadaan barang dan jasa

Tujuan

Dengan demikian, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Ingin mengetahui tanda-tanda pembentukkan

makna dan simbolisasi sebagai wujud representasi

pengadaan barang dan jasa pada pemberitaan

lembaga Pemerintahan LKPP di Detik.com.

b. Ingin mengetahui pilihan-pilihan isu tema menarik

apa saja yang digulirkan pers dalam pemberitaan

untuk keperluan pembentukan opini serta bahasa

populis media melalui berita tentang pengadaan

barang dan jasa.

72 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Tinjauan Pustaka

Penelitian ini menggunakan beberapa teori kajian

komunikasi sebagai pisau analisis pembedahan

masalah. Teori yang berasal dari satu paradigma

interpretatif dalam model penelitian kualitatif ini

adalah:

1. Representasi

Representasi adalah sebuah homonim, memiliki

ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya

berbeda. Representasi juga merujuk arti kelas

nomina atau kata benda sehingga representasi dapat

menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau

semua benda dan segala yang dibendakan.

Dengan kata lain representasi merupakan

penggambaran suatu obyek melalui penggunaan

lambang, bahasa atau simbol. Penggambaran

tersebut bisa melalui media atau tidak. Namun

bagi akademisi representasi melalui media lebih

berarti karena karena dengan media persepsi kita

mengenai dunia menjadi lebih luas. Akan sulit

bila representasi tidak melalui media; persepsi kita

dalam menampilkan kenyataan akan sangat terbatas

untuk diungkap. (http://www.mediaknowall.com/

representation.html.)

Konsep representasi hadir menempati posisi baru

dalam studi budaya. Peralihan studi kebudayaan

dalam ilmu sosial dan humaniora cenderung

menekankan pada pentingnya makna. Dalam

konteks ini budaya digambarkan sebagai proses

produksi dan pertukaran makna yang terus menerus.

Dalam kaitannya dengan dunia komunikasi, secara

spesifik Alan O’Connor menggambarkan budaya

sebagai proses komunikasi dan pemahaman yang

aktif dan terus-menerus. Implikasi dari pengertian

ini adalah bahwa masing-masing pemaknaan

orang tentang budaya akan sangat tergantung pada

pemahaman subyektif antaraktor atau subyek di

dalam lingkungan kebudayaannya.

Dalam konteks ini, ketika pemberitaan dipandang

sebagai produk kebudayaan, maka menjadi penting

untuk melihat bagaimana media memproduksi dan

mempertukarkan makna melalui praktik bahasanya.

Berita, sebagai keluaran akhir dari praktik bahasa

media dapat dipahami sebagai produksi makna.

Sebagai kesatuan organik, media merepresentasikan

pikiran dan gagasan-gagasannya melalui berita yang

dihadirkan ke ruang publik. Mengapa representasi

menjadi penting dalam kaitan ini? Dalam konteks

ini terlihat menarik untuk mempersoalkan landasan

filosofis yang menjadi basis penggunaan istilah

73Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Page 42: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

tersebut. Mula-mula penting untuk membedakan

term representasi dengan refleksi dalam memahami

kembali produk media atau praktik bahasa yang

mereka lakukan. Seringkali penggunaan kata

representasi ini diperlawankan dengan kata refleksi,

karena keduanya memang mengimplikasikan

pandangan yang berbeda terhadap realitas yang

ditampilkan media (realitas kedua) dengan realitas

yang sebenarnya (realitas pertama). Sebagian

orang mengatakan bahwa apa yang tampil di media

merupakan ‘cermin’ realitas, dalam pengertian

bahwa realitas yang tersaji di media dinilai sama

dengan realitas empirik. Media berperan sebagai

reflektor yang sekadar menghadirkan fakta atau

peristiwa yang ada berlangsung dalam masyarakat,

tidak kurang dan tidak lebih.

Pada kutub yang berlawanan, sebagian lagi

mengatakan bahwa apa yang tersaji dalam media

merupakan representasi. Realitas yang tampil di

media merupakan hasil konstruksi yang boleh jadi

telah mengalami penambahan maupun pengurangan

karena turut campurnya faktor subyektivitas dari

pelaku representasi alias orang-orang yang terlibat

dalam media. Tidaklah sesederhana pandangan

reflektif, penggunaan istilah representasi berangkat

dari kesadaran bahwa apa yang tersaji di media

seringkali tidak selalu persis dengan apa yang ada

dalam realitas empirik. Meyakini realitas media

sebagai hasil konstruksi sama halnya dengan

memandang suatu fenomena yang diibaratkan

seperti gunung es. Permukaan yang terlihat

seringkali hanya sebagian kecil dari kenyataan

sesungguhnya, dan sebaliknya apa yang ada di

bawah permukaan itu justru lebih besar. Pada

gilirannya peran pemaknaan oleh ‘pembaca’ menjadi

hal penting karena pembacalah yang mempunyai

otoritas untuk melihat sejauh mana bagian yang

tidak tampak dari gunung es itu dapat diketemukan.

Dalam bahasa konstruktivis, peran pembaca untuk

mengidentifikasi bagian-bagian yang (seringkali)

tak terlihat itu disebut sebagai ‘memaknai’.

Persoalannya adalah ketika realitas media telah

tersaji ke ruang publik maka media tidak lagi

mempunyai otoritas untuk memaksa makna-makna

yang mereka kehendaki sehingga peran pemaknaan

pun berpindah pada pembaca. Ketika pembaca

mempunyai kekuasaan penuh untuk memaknai

sebuah berita, maka peran bahasa menjadi penting.

Bahasa menjadi medium istimewa yang melaluinya

sebuah makna diproduksi. Bahasa beroperasi sebagai

simbol yang mengartikan atau merepresentasikan

makna yang ingin dikomunikasikan oleh pelakunya,

74 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

1 https://abunavis.wordpress.com/2007/12/31/mitos-dan-bahasa-media-mengenal-semiotika-roland-barthes/.

atau dalam istilah yang dipakai Stuart Hall untuk

menyatakan hal ini, fungsi bahasa adalah sebagai

tanda.

Tanda mengartikan atau merepresentasikan

(menggambarkan) konsep-konsep, gagasan atau

perasaan sedemikian rupa yang memungkinkan

seseorang ‘membaca’, men-decode atau

menginterpretasikan maknanya. Representasi

artinya perbuatan yang mewakili, keadaan yang

mewakili, berarti apa yang mewakili (perwakilan). 1

2. Teori Konstruksi Realitas

Salah satu teori yang berparadigma konstruktivis

dengan kajian analisis kualitatif yaitu teori

konstruksi sosial tentang realitas (the consruction

of reality) yang diperkenalkan pertama kali oleh

Berger dan Luckmann. Teori ini memandang realitas

sosial sebagai konstruksi sosial yang diciptakan

oleh indvidu dan merupakan manusia yang bebas.

Individu dalam realitas menjadi penentu dalam dunia

sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendak-

kehendak yang diinginkannya. Institusi masyarakat

yang nampaknya obyektif sebenarnya tercipta

dan dipertahankan atau diubah menjadi subyektif

melalui proses sosial yang melalui tindakan dan

interaksi antar manusia. Pendapat ini dijelaskan

oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman (1990).

Mereka menyatakan bahwa indvidu secara intens

mengkonstruksi sosial atau menciptakan suatu

realitas yang dimiliki dan dialami secara subyektif.

75Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Page 43: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Berger dan Luckman menyatakan, realitas

sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi,

objektivasi dan internalisasi. Eksternalisasi

(penyesuaian diri) dilakukan terhadap dunia

sosiokultural sebagai produk manusia. Sementara

objektivasi adalah interaksi sosial yang terjadi

dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau

mengalami proses institusionalisasi. Sedangkan

internalisasi tidak lain adalah proses di mana

individu mengidentifikasikan dirinya dengan

lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu

menjadi anggotanya (Berger dan Luckmann dalam

pengantar (1990: xx)

Selanjutnya Berger dan Luckmann (1990)

menjelaskan bahwa realitas tidak dibentuk secara

alamiah, tetapi dibentuk kembali (re-form) atau

dikonstruksi (re-construct). Pada dasarnya setiap

orang mempunyai konstruksi yang berbeda-beda

akan suatu realitas pastinya, hal ini berdasarkan

atas pengalaman, preferensi (keinginan), riwayat

pendidikan dan juga lingkungan sosial yang

dimiliki oleh tiap-tiap individu. Realitas adalah

sebuah kerangka konseptual yang kompleks dan

sarat dengan pertanyaan filosofis, serta merupakan

pengetahuan yang bersifat keseharian yang hidup

serta berkembang dimasyarakat sebagai hasil

dari konstruksi-konstruksi sosial yang melatar-

belakanginya.

Melalui teori konstruksi realitas, penelitian ini

akan mencari tahu makna dan simbol-simbol

yang tersembunyi di dalam konstruksi redaksi

media online Detik.com mengenai pemberitaan

pengadaan barang dan jasa pemerintah melalui

analisa teksasi dan fiksasi yang membalut sehingga

merepresentasikan LKPP sebagai lembaga yang

ditunjuk resmi oleh negara. Analisis ini membantu

orang melihat secara lebih mendalam bagaimana

pesan diorganisir, digunakan dan dipahami yang

nantinya akan menggiring pembaca berita kepada

suatu pemikiran atau perspektif tertentu. Dalam hal

ini apa-apa saja yang terkait dengan pemberitaan

pengadaan barang dan jasa pemerintah dan

representasi sosial tentang keberadaan LKPP.

3. Wacana

Secara etimologi, dalam konsep Foucault, persoalan

utama wacana adalah siapa yang memproduksi dan

efek apa yang muncul dari produksi wacana tersebut.

Setiap produksi wacana selalu ada efek yang

terpinggirkan. Menurut kamus bahasa kontemporer,

kata wacana itu mempunyai tiga arti. Pertama,

percakapan; ucapan; tuturan. Kedua, keseluruhan

76 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

cakapan yang merupakan satu kesatuan. Ketiga,

satuan bahasa terbesar yang realisasinya merupakan

bentuk karangan yang utuh.

Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap di

atas kalimat dan satuan gramatikal yang tertinggi

dalam hierarki gramatikal. Sebagai satuan bahasa

yang terlengkap, wacana mempunyai konsep,

gagasan, pikiran, atau ide yang dapat dipahami oleh

pembaca dan pendengar. Sebagai satuan gramatikal

yang tertinggi, wacana dibentuk dari kalimat-

kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal

dan persyaratan kewacanaan lainnnya. Persyaratan

gramatikal dalam wacana ialah bahw wacana harus

kohesif dan koheren. Kohesif artinya terdapat

keserasian hubungan unsur-unsur dalam wacana.

Sedangkan koheren artinya wacana tersebut terpadu

sehingga mengandung pengertian yang apik dan

benar.

Wacana tidaklah dipahami sebagai serangkaian

kata atau proposisi dalam teks, tetapi adalah sesuatu

yang memproduksi yang lain (sebuah gagasan,

konsep atau efek). Wacana dapat dideteksi karena

secara sistematis suatu ide, opini, konsep, dan

pandangan hidup dibentuk dalam suatu konteks

tertentu sehingga mempengaruhi cara berpikir atau

bertindak. Tesis yang menarik dari Foucault adalah

hubungan antara pengetahuan dan kekuasaan. Kuasa

didefinisikan dalam istilah “kepemilikan” di mana

seseorang mempunyai sumber kekuasaan tertentu.

Kuasa tidak hanya dimiliki tetapi dipraktikkan

dalam ruang lingkup di mana ada banyak proposisi

yang secara strategis berkaitan satu dengan yang

lain.

Menurut Foucault, seperti dikutip Bartens, strategi

kuasa berlangsung di mana-mana. Di mana saja

terdapat susunan, aturan-aturan, sistem-sistem

regulasi di mana saja ada manusia yang mempunyai

hubungan tertentu satu sama lain dengan dengan

dunia, di situ kuasa sedang berkerja. Hubungan-

hubungan itu seperti hubungan sosial-ekonomi,

hubungan-hubungan yang menyangkut keluarga,

seksualitas, media komunikasi, dinas kesehatan,

pendidikan, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Setiap

masyarakat mengenal beberapa strategi kuasa yang

menyangkut kebenaran “wacana” yang dianggap

kebenaran. Ada instansi yang menjamin perbedaaan

antara benar dan tidak benar. Ada berbagai prosedur

untuk memperoleh dan menebarkan kebenaran.2

77Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

2 http://muslich-m.blogspot.co.id/2010/03/wacana-dalam-perspektif-foucault.html

Page 44: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Sehingga dari keterangan di atas wacana dapat

dipergunakan untuk penegasan atau bentuk

legitimasi kekuasaan dan pengetahuan serta dapat

pula digunakan untuk perlawanan dan kritik.

(McGregor). Wacana dalam bahasa Inggris disebut

discourse. Secara bahasa, wacana berasal dari bahasa

Sansekerta “wac/wak/vak” yang artinya “berkata,

berucap” kemudian kata tersebut mengalami

perubahan menjadi wacana. Kata ‘ana’ yang berada

di belakang adalah bentuk sufiks (akhiran) yang

bermakna “membendakan”. Dengan demikian, kata

wacana dapat diartikan sebagai perkataaan atau

tuturan.

4. Pengertian dan Definisi Pengadaan Barang

dan Jasa Pemerintah

Pengadaan barang dan jasa bisa terdapat dalam

organisasi BUMN dan perusahaan swasta nasional

maupun internasional. Intinya, pengadaan barang

dan jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan atau instansi pemerintah akan barang

dan/atau jasa yang dapat menunjang kinerja dan

performance. Pengertian pengadaan barang dan

jasa secara harfiah menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), yaitu tawaran untuk mengajukan

harga dan memborong pekerjaan atas penyediaan

barang/jasa.

Pasal 1 angka 1 Keputusan Presiden Nomor 80

Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah menentukan, bahwa pengadaan barang

dan jasa pemerintah adalah kegiatan pengadaan

barang dan jasa yang dibiayai dengan anggaran

pendapatan dan belanja negara/daerah, baik yang

dilaksanakan secara swakelola maupun oleh

penyedia barang dan jasa. Kputusan Presiden

Nomor 80 Tahun 2003 kemudian diganti dengan

Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Pada pasal

1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

2010 disebutkan pengadaan barang dan jasa adalah

kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa oleh

Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat

Daerah/Institusi lainnya selanjutnya disebut K/D/

L/I yang prosesnya dimulai dari perencanaan

kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan

untuk memperoleh barang dan jasa.

5. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (disingkat LKPP)

LKPP adalah Lembaga Pemerintah Nonkementerian

(LPNK) yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Presiden Republik Indonesia. LKPP dibentuk

78 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

2 http://sekitar-pengetahuan.blogspot.co.id/2016/06/pengertian-pengadaan-barang-dan-jasa.html

melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan

Pengembangan Barang/Jasa Pemerintah. LK PP

tumbuh dari cikal bakalnya, Pusat Pengembangan

Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Publik

(PPKPBJ) yang dibentuk pada tahun 2005. Sebagai

unit kerja Eselon II di Kementerian Negara

Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas,

PPKPBJ memiliki tugas Penyusunan kebijakan

dan regulasi pengadaan barang/jasa pemerintah,

memberikan bimbingan teknis dan advokasi terkait

pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah,

dan memfasilitasi penyelenggaraan ujian sertifikasi

ahli pengadaan barang/jasa pemerintah.

Seiring reformasi yang bergulir di Indonesia, muncul

harapan agar pengadaan barang/jasa pemerintah

yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBN/APBD) dapat dilaksanakan secara lebih

efektif dan efisien, mengutamakan penerapan

prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat,

transparan, terbuka, dan berlaku adil bagi semua

pihak. Selain lingkup dan cakupan pengadaan

barang/jasa pemerintah yang luas, bersifat lintas

institusi dan lintas sektor, juga berdampak langsung

bagi pengembangan usaha kecil, peningkatan

produksi dalam negeri, dan pengembangan iklim

dan dunia usaha pada umumnya.

Bertolak dari latar belakang tersebut, dirasakan

perlu keberadaan lembaga tersendiri yang

memiliki kewenangan merumuskan perencanaan

dan pengembangan strategi, penentuan kebijakan

serta aturan perundangan pengadaan barang/

jasa pemerintah yang sesuai dengan tuntutan

dan perkembangan lingkungan internal maupun

eksternal secara berkelanjutan, terpadu, terarah, dan

terkoordinasi.

Pada tanggal 6 Desember 2007, LKPP dibentuk

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun

2007. LKPP berkedudukan sebagai Lembaga

Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) yang berada

di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada

Presiden. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya,

LKPP dikoordinasikan oleh Menteri Negara PPN/

Kepala Bappenas.

(sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_

Kebijakan_Pengadaan_Barang/Jasa_Pemerintah)

6. Detik.com

Detik.com adalah portal web yang berisi berita

dan artikel. Detikcom merupakan salah satu

79Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Page 45: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

situs berita terpopuler di Indonesia. Berbeda dari

situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya,

Detik.com hanya mempunyai edisi daring dan

menggantungkan pendapatan dari bidang iklan.

Meskipun begitu, Detikcom merupakan yang

terdepan dalam hal berita-berita bar. Sejak tanggal

3 Agustus 2011, Detik.com menjadi bagian dari PT

Trans Corporation, salah satu anak perusahaan CT

Corp. (sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Detik.

Com)

Metodologi Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan

lain-lain. Penelitian kualitatif tidak mengandalkan

bukti berdasarkan logika, sistematika, prinsip angka

atau metode statistik. Pembicaraan sebenarnya,

isyarat dan tindakan sosial lainnya adalah bahan

mentah untuk analisis kualitatif (Mulyana, 2004 :

150). Pendapat yang lain mengungkapkan, penelitian

kualitatif yaitu sebuah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau

tulisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati

(Moleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif).

Metode yang dipergunakan yaitu metode analisis

wacana semiotika sosial terhadap teks-teks dalam

editorial Detik.com. Adapun data-data yang

dipergunakan peneliti mengacu pada teknik analisis

wacana terhadap teks semiotika sosial versi metode

analisis kualitatif (MAK) Halliday. Metode ini pada

dasarnya ingin mengetahui serta mempertanyakan

fungsi sosial simbolisasi atau makna di balik teks

yang mana teknik analisisnya menggunakan metode

MAK yang menyangkut 3 aspek komponen yang

menyertai, yaitu:

1. Medan Wacana (Field of Discourse), tujuannnya

adalah untuk mengetahui apa yang dijadikan wacana

oleh media massa mengenai sesuatu yang terjadi di

lapangan

2. Pelibat Wacana (Tenor of Discourse), tujuannya

adalah untuk mengetahui orang-orang yang

dicantumkan dalam teks dengan sifat orang-orang

itu , kedudukan dan peranan mereka dalam teks.

3. Sarana Wacana (Mode of Discourse), tujuannya

adalah untuk mengetahui bagian yang diperankan

oleh bahasa, bagaimana komunikator (media massa)

menggunakan gaya bahasa untuk menggambarkan

medan situasi dan pelibat wacana (orang-orang yang

dikutip).

Menurut Halliday ke 3 aspek konseptual di atas

80 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

digunakan untuk menafsirkan konteks sosial teks,

sebagai tempat terjadinya pertukaran tanda-tanda

terkait makna dan simbol di dalam pesan teks untuk

menganalisis wacana (wacana pemberitaan).

Hasil dan Pembahasan

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan

dan pemilahan terhadap berita-berita yang dianggap

sesuai dan masuk dalam kategori kata kunci

(keyword) yang digunakan di media online Detik.

com, yakni; pengadaan barang dan jasa pemerintah,

LKPP, 2017. Sumber atau referensi berita diambil dari

laman pemberitaan yang tersedia di kanal internet

sepanjang tahun 2017, yang terjaring dalam mesin

pencarian (search engine) dengan menggunakan

http://www.detik.com. Penggunaan mesin pencari

hanya untuk memudahkan peneliti dalam pencarian

dan merawak berita yang dituju. Isu pemberitaan

korupsi hanya dibatasi pada laman yang berbahasa

Indonesia saja.

Dari pencarian/merawak akhirnya terpilih 9 berita

yang terjaring dalam laman pemberitaan di internet.

Kesembilan berita diperoleh berdasar model pilihan

core framing dan time framing selama kurun waktu

2017, menyoal pemerintah, pengadaan barang dan

jasa, LKPP. Dengan menggunakan sistematika

rumusan masalah yang ada maka diperoleh tema-

tema yang kerap muncul dalam pemberitaan

pengadaan sebagai representasi.

1. Representasi Pengadaan Barang dan Jasa di

Lembaga Pemerintahan dalam Pemberitaan

Pilihan isu-isu tersebut yang kerap keluar dan

disebutkan dalam pemberitaan yang ada. Dengan

demikian jelas bahwa ada wacana pemberitaan

media Detik.com tentang pemberitaan laman

internet tentang Pengadaan Barang dan Jasa oleh

Lembaga Pemerintahan. Tertanggal 25 Juli 2017 dari

artikel yang berjudul: LKPP; Pengadaan Pemerintah

Via Online hingga Juli 2017 Rp 295 T.

81Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Page 46: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Tabel – 1 –

Hasil Analisis Teks 1

LKPP: Pengadaan Pemerintah Via Online hingga Juli 2017 Rp 295 T

Sumber : Detik.com, Selasa 25 Juli 2017

(diunduh peneliti 1-12-2017 pukul: 22.00 W.I.B)

Wacana: Proses pengadaan barang/jasa pemerintah tidak bisa berdiri sendiri. Melainkan menjadi satu

rangkaian dalam lima siklus manajemen yang berkaitan yaitu perencanaan, penganggaran, pengadaan

perbendaharaan, dan laporan/audit.

Medan Wacana LKPP diwacanakan sebagai lembaga

pengadaan barang dan jasa pemerintah

yang memperoleh transaksi pengadaan

pemerintah pada tahun anggaran 2017

hingga bulan Juli ini mencapai angka

Rp 295 triliun. Angka ini terdiri dari

e-tendering yang lebih dari Rp 270

triliun dan e-purchasing senilai lebih

dari Rp 25 triliun. (T.1)

LKPP diwacanakan mampu

memperoleh hasil yang signifikan

karena memberlakukan sistem

e-tendering dan sistem e-katalog serta

berkeinginan bersinergi secara online

dan terintegrasi dengan unit-unit

Wacana serta tema ini secara tekstual

terkandung pada kata-kata seperti :

keyakinan, keoptimisan, keseriusan

dan harapan-harapan dari LKPP

yang mampu memperoleh transaksi

pengadaan barang dan jasa pemerintah

melampaui tahun 2016 pada tahun 2017

transaksi naik secara signifikan (analisis

peneliti)

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/

Jasa Pemerintah (LKPP) menyebutkan

transaksi pengadaan Pemerintah pada

tahun anggaran 2017 hingga bulan Juli

ini mencapai angka Rp 295 triliun.

Angka ini terdiri dari e-tendering

Kategori Temuan Keterangan

82 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Pelibat Wacana 1) Kepala LKPP (Pejabat Negara )

(T.1-T.5)

2) Wartawan ( T.3)

3) Kementerian, Lembaga-lembaga

Pemerintah Daerah, termasuk BPK dan

BPKP (T.4)

Hal ini disampaikannya dalam

pembukaan Simposium Modernisasi

Sistem Pengadaan Indonesia di Hotel

Tentrem, Jalan AM Sangaji, Yogyakarta,

Selasa (25/7/2017). (T.3)

Kementerian, Lembaga, Pemerintah

Daerah, juga institusi pemerintah

lainnya guna meningkatkan pelayanan

publik (T.4)

“PMIS merupakan milestone dalam

implementasi e-goverment,” tutur Agus.

(T.2)

Dengan adanya integrasi ekosistem

83Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

pengadaan barang dan jasa yang ada di

daerah

yang lebih dari Rp 270 triliun dan

e-purchasing senilai lebih dari Rp 25

triliun. (T.3)

“Sekedar gambaran, tahun lalu untuk

e-purchasing saja Rp 50 triliun. Mudah-

mudahan tahun ini melampaui angka

itu,”. (T.1)

Terdapat deskripsi bahwa LKPP optimis

keseriusannya dalam menggarap

e-purchasing dan e-tendering dalam

naungan e –government (T.3)

Page 47: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Mode Wacana 1) Situasi:

Dengan menggambarkan situasi

keoptimisan media dengan

menggunakan gaya bahasa persuasif

tampak dalam paragraf ke 9 (sembilan)

terdapat pola komunikasi kerjasama

secara terpadu terintegrasi antar

lembaga

2) Pelibat

Dalam hal ini keterangan Ketua LKPP

(T.5) merepresentasikan berita pada

akhir paragraf yaitu:

“Dengan adanya integrasi ekosistem

pengadaan yang ideal, maka

transparansi dan akuntabilitas

dari sistem pengadaan dapat lebih

ditingkatkan,”

Dalam kesempatan ini pula,

ditandatangani nota kesepahaman

tentang kerjasama Integrasi Sistem

Informasi Manajemen Daerah dengan

Sistem Informasi Rencana Umum

Pengadaan dan Sistem Monitoring -

Evaluasi Pengadaan antara LKPP dan

BPKP. (T.3)

Pihaknya berharap, setiap sistem

informasi tersebut dapat terkoneksi

melalui sistem elektronik yang

terintegrasi satu sama lain melalui

Procurement Management Information

System (PMIS) (T.3)

84 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

pengadaan yang ideal, maka

transparansi dan akuntabilitas

dari sistem pengadaan dapat lebih

ditingkatkan,” harapnya. (T.3)

85Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Dari tabel dan gambar 1 di atas jelas bahwa

representasi dalam medan wacana pemberitaan

pengadaan barang dan jasa pada lembaga

Pemerintahan didominasi makna ditambah simbol

yang tersirat akan: keseriusan, keoptimisan,

keyakinan, dan harapan-harapan LKPP melalui

uraian Kepala LKPP Agus Prabowo selaku pelibat

wacana (T.1-T.5) pada proyek pengadaan barang dan

jasa di lembaga pemerintahan mengalami kenaikan

jumlah transaksi pengadaan yang signifikan.

Termasuk pula keseriusan dan keoptimisan

dalam setiap proyek pemerintah harus dalam

pengadaan yang benar-benar bersih, transparan

dan akuntabilitasnya terhadap publik ekspektasinya

tinggi alhasil penjelmaan keseluruhan proses

pengadaaan diharapkan terintegrasi melalui sistem

: e-catalog , e-tender dalam naungan e-government.

Kesemuanya ini akan menjadi tantangan tersendiri

bagi LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang Jasa Pemerintah) maupun LPSE (Layanan

Pengadaan Secara Elektronik) yang tersebar di

seluruh Indonesia untuk melakukan pembenahan

dan membuktikan disertai keyakinan dan harapan-

harapan LKPP ke depannya, bahwa kinerja lembaga

pemerintahan mampu berbenah selanjutnya

bersinergi dalam melaksanakan program pengadaan

barang dan jasa ke hadapan publik.

Selanjutnya terkait dengan analisis teks ke-2

berjudul: Laporan Keuangan Pemerintah WTP,

Apa yang Dinilai? Berita pada hari Senin 22 Mei

2017 Yang diunduh peneliti pada tanggal 1 bulan

November 2017

Pilihan isu-isu tetap mengalir dalam struktur dan isi

daripada pemberitaan pada LKPP. Dengan demikian

jelas bahwa ada wacana pemberitaan media Detik.

com tentang pemberitaan pengadaan barang dan

jasa oleh Lembaga Pemerintahan. Tertanggal 22 Mei

2017 dari artikel yang berjudul: Laporan Keuangan

WTP, apa yang dinilai? Yaitu adanya wacana media

tentang pentingnya pelaporan yang kredibel mampu

dipertanggungjawabkan serta diungkap sanggup

mengunggah reputasi LKPP menjadi lembaga yang

berpredikat WTP (wajar tanpa pengecualian) serta

pentingnya e-rekonsiliasi atas pengadaan barang

dan jasa yang bermuara kepada sistem e-budgeting

terkait e-tender dan e-katalog (pengadaan berbasis

sistem online). Untuk lebih jelasnya analisis

semiotika wacana dengan metoda Halliday alangkah

menariknya bisa terangkum dalam artikel ini. (lihat

tabel-2)

Page 48: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Tabel – 2 –

Hasil Analisis Teks 2

Laporan Keuangan Pemerintah WTP, Apa yang Dinilai ?

Sumber: Detik.com, Senin 22 Mei 2017

(diunduh peneliti 1-11-2017 pukul: 10.00 W.I.B)

Wacana: LKPP yang disampaikan, dianggap sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Medan Wacana Dari total pemeriksaan, 74 LKKL-

LKBUN atau 84% mendapat opini

WTP. Opini. WTP atas 74 LKKL-

LKBUN tahun 2016 ini mempengaruhi

secara positif kewajaran LKPP

2016. Sedangkan yang mendapat

Wajar Dengan Pengecualian (WDP)

sebanyak 8 LKKL atau 9%, yaitu pada

Kemenhan, Kemen LHK, Kementerian

Perempuan dan Perlindungan Anak,

BKKBN, KPU, Badan Informasi

Geopasial, Lembaga Kebijakan

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, dan

LPP RRI. (T.1 dan T.4)

Kepala BPK Moerhamadi Soerja

Djanegara mengatakan, opini ini

diberikan BPK dengan pertimbangan,

Wacana serta tema artikel ini secara

tekstual terkandung pada kata-

kata seperti: WTP (Wajar Tanpa

Pengecualian) dari LKPP yang mampu

memperoleh laporan keuangan yang

kian membaik selama kurun waktu

2017 dan dilaporkan kinerjanya kepada

DPR Dewan Perwakilan Rakyat

(analisis peneliti)

Media menempatkan berita-berita

terkait LKPP telah transparan

akuntabilitasnya atau pelaporan

keuangannya jauh berbeda ketika

ditahun sebelumnya masih terdapat

kepincangan-kepincangan dalam

pelaporan-pelaporan keuangan. (analisis

peneliti)

Kategori Temuan Keterangan

86 Mohammad Noor Islami/ Tanggung Jawab dan Penghargaan Bagi Pejabat...

Pelibat Wacana 1) Kepala BPK (Pejabat Negara)

(T.1-T.5)

2) Wartawan (T.3)

3) Kementerian,Lembaga-lembaga

Pemerintah Daerah, termasuk

Kementerian KKP, Komnasham,

Kemenpora, LPP TVRI, Bakala, dan

Badan Ekonomi Kreatif - (T.4)

Kemenhan, Kemen LHK, Kementerian

Perempuan dan Perlindungan Anak,

BKKBN, KPU (T.4)

“Pemerintah pada 2004 pertama kali

susun laporan keuangan, standarnya

belum ada, tadinya hanya melaporkan

perhitungan anggaran saja, neraca

enggak disuruh buat, yang dulu hanya

melaporkan penerimaan dan belanjanya

berapa,” kata dia saat acara Coffee

Morning di Kantornya, Jakarta, Senin

(22/5/2017). (T.2)

Moerhamadi mengatakan, setidaknya

ada 4 kriteria yang telah ditetapkan oleh

BPK dalam melakukan audit atas LKPP

(T.3)

Yang pertama adalah laporan keuangan

harus sesuai dengan standar yang

telah ditentukan, kedua mengenai

kelengkapan bukti yang memadai,

87Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

kualitas pelaporan yang diberikan

pemerintah sudah jauh lebih baik

ketimbang yang sebelumnya. (T.1)

Laporan yang akuntabel dan

transparansi yang baik kepada publik

adalah hasil kinerja yang baik serta

kerja keras LKPP dalam upaya

pembenahan secara internal maupun

eksternal secara utuh pada lembaganya

(analisis peneliti)

Page 49: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

88 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

ketiga Pengendalian intern harus baik,

dan yang keempat penyusunan harus

sesuai undang-undang. (T.3)

Sedangkan yang Tidak Menyatakan

Pendapat sebanyak 6% LKKL atau

7%, yaitu pada Kementerian KKP,

Komnasham, Kemenpora, LPP TVRI,

Bakala, dan Badan Ekonomi Kreatif.

(T.4)

“2004-2009 itu disclaimer itu

artinya tidak memberikan pendapat

atas kewajaran, bukan tidak ada

perbaikan, jadi itu selalu ada temuan

ditindaklanjuti, tapi prosesnya itu

persentasenya naik terus, awal-awal

cuma 40% makin lama makin naik

sekarang mencapai 80%,” tukasnya.

(T.5)

“Opini ini bisa naik turun, kalau ada

sesuatu di luar kendali, tahu-tahunya

ada masalah di aset, belanja yang

mempengaruhi LKPP. Tahun depan kita

tidak Tahu, gambarannya seperti apa,”

jelasnya (T.5)

89Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Mode Wacana 1) Situasi:

Dengan memaparkan situasi WTP

kepada media Kepala BPK memberikan

harapan-harapan kepada publik bahwa

LKPP mampu melaporkan keuangannya

secara akuntabel dan transparan dengan

gaya bahasa keuangan perlunya ada 4

kriteria yang wajib di laporkan LKPP

dalam kaitannya dengan audit keuangan

pada paragraf ke 6 (enam) terdapat 4

aspek:

1. Laporan keuangan sesuai standard

2. Kelengkapan bukti yang memadai.

3. Pengendalian intern dan ekstern yang

sangat baik

4. Penyesuaian Undang-Undang akan

pengadaan.

2) Pelibat

Dalam hal ini keterangan wartawan

(T.3) dan BPK ( T.1) merepresentasikan

berita pada paragraf 8 (delapan) yaitu:

Capaian opini WTP pada LKPP

2016, kata Moermahadi, dikarenakan

pemerintah yang dikomandoi

Capaian opini WTP pada LKPP

2016, kata Moermahadi, dikarenakan

pemerintah yang dikomandoi

Kementerian Keuangan telah

menerapkan e-rekonsiliasi dan membuat

single database. Di mana, upaya ini

mengubah skema pencatatan laporan

keuangan. (T.3)

Dalam wacana artikel ini diperoleh

bahwa pelaporan keuangan dengan

predikat WTP memberikan arti

bahwasanya lembaga LKPP adalah

lembaga yang kredibel,transparan

mengikuti peraturan perundang-

undangan yang ada yang diwajibkan

Page 50: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

90 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Kementerian Keuangan telah

menerapkan e-rekonsiliasi dan membuat

single database. Di mana, upaya ini

mengubah skema pencatatan laporan

keuangan.(T.1)

Dari hasil pemeriksaan BPK atas

LKPP tersebut didasarkan pada hasil

pemeriksaan 84 Laporan Keuangan

Kementerian Negara/Lembaga (LKKL)

dan satu Laporan Keuangan Bendahara

Umum Negara (LKBUN). (T.3)

oleh Pemerintah selaku Lembaga

Negara.

Dalam berita LKPP secara tidak

langsung bertanggung jawab kepada

publik dengan mekanisme legislasi DPR

melalui BPK. Selain daripada itu LKPP

dinilai juga mampu memenuhi syarat-

syarat (kriteria) ketentuan yang telah

ditetapkan secara simultan dan konsesus

diinstruksikan melalui Kemenkeu. Atas

dasar inilah penilaian WTP dianggap

sebagai wujud keberhasilan LKPP

tercermin dalam menerapkan pengadaan

via e-rekonsiliasi (rekonsiliasi

akuntasi). Dengan tujuan memproses

pencocokan data atau pencatatan yang

terjadi di dua tempat yang berbeda

dengan bersinergi dengan lembaga

Negara lainnya

Publik dan Pembaca diinginkan media

seolah menilai LKPP telah baik dan

berbenah secara kelembagaan secara

internal maupun eksternal sehingga

dapat merepresentasikan pelaporan

keuangannya mampu terakses oleh

91Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

publik, dan mampu dipertanggung-

jawabkan (credible)

Pada analisis teks ke-3 peneliti kembali memilah

beberapa berita dari 9 berita di mana yang terpilih

hanya 5 berita terkait isu ataupun tema terkait

pemberitaan pengadaan barang dan jasa pemerintah,

untuk artikel yang ke3 peneliti menetapkan artikel,

yang berjudul: LKPP Umumkan Hasil Akhir Seleksi

CPNS, 25 Orang Dinyatakan Lolos”.Yang diunduh

peneliti pada tanggal 2 bulan Desember 2017.

Dari penyataan isi berita analisis teks ke-3 diatas

serta apa yang peneliti jelaskan dibawah, wacana

tema yang hendak dimunculkan kepermukaan

bahwa masih terdapat celah dalam upaya pengadaan

pegawai berstatus pegawai negeri sipil (PNS) dalam

tubuh LKPP. Ini menandakan adanya tingkat

kebutuhan serta upaya peningkatan dukungan

peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia ) dan telah

menjadi isu sentral dalam upaya merepresentasikan

ke hadapan publik melalui pengadaan pegawai

tersebut. Alhasil LKPP ingin memperkuat hubungan

sebab akibat dengan sistem pengawasan agar tidak

lemah serta bertujuan menanggulangi bocornya

anggaran Negara pada bidang pengadaan. Dengan

demikian tanggungjawab besar LKPP yang bisa

mengatasi sejumlah permasalahan di lapangan

mampu teratasi dengan baik.

Untuk lebih konkret dan detail analisis wacana

berupa tanda-tanda dan teksasi dengan metoda

semiotika sosial, bisa secara jelas terekam pada

pembuktian dalam artikel ini melalui medan wacana,

pelibat wacana, mode wacana.

Page 51: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Tabel – 3 –

Hasil Analisis Teks 3

LKPP Umumkan Hasil Akhir Seleksi CPNS, 25 Orang Dinyatakan Lolos

Sumber: Detik.com, Selasa 21 November 2017

(diunduh peneliti 2-12-2017 pukul: 12.40 W.I.B)

Wacana: Perihal penyampaian hasil integrasi Seleksi Kompetensi Dasar dan Seleksi

Kompetensi Bidang pengadaan CPNS

Medan Wacana Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

mengumumkan hasil akhir seleksi calon

pegawai negeri sipil (CPNS) Tahun

2017. Hal itu berdasarkan dengan

surat pengumuman nomor 12358/

Ses.3/11/2017. (T.1)

Berdasarkan surat Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi (PAN-RB) selaku

ketua Ketua Tim Pengarah Panselnas

Nomor B/614/S.SM.01.00/2017

tanggal 20 November 2017 perihal

Penyampaian hasil integrasi Seleksi

Kompetensi Dasar dan Seleksi

Kompetensi Bidang pengadaan CPNS

Wacana dari berita artikel yang berjudul

LKPP umumkan Hasil Akhir Seleksi

CPNS 25 orang dinyatakan lolos serta

merta secara tematik , makna dan

simbol-simbol yang menyertainya.

Bahwa LKPP ingin memperkuat basis

SDM (sumberdaya manusia) menuju

perbaikan dan pembenahan secara

internal pada tahun 2017 demi masa

depan pengadaan yang cemerlang. Hal

ini dilakukan dikarenakan kebutuhan

dianggap perlu sesuai surat keputusan

Menteri PAN- RB, (analisis peneliti)

Hampir semua media menyoroti berita

ini tak hanya detik.com saja melainkan

media-media online lain pada waktu

Kategori Temuan Keterangan

92 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Pelibat Wacana

Mode Wacana

LKPP (T.1)

Wartawan ( T.3)

Kementerian,Lembaga-lembaga

Pemerintah Daerah, termasuk

Kementrian PAN-RB , BNPT (T.4)

1) Situasi :

Dengan informasi situasi yang telah

diberikan oleh pihak LKPP dalam

menjaring serta menyeleksi calon PNS

dilingkungan LKPP tergambar jelas

dalam upaya proses pemberkasan dan

pelaksanaan ujian dilakukan sangat

ketat, pemberlakuan dipagi hari pukul

08.30, terlebih lagi adanya tambahan

Peserta yang dinyatakan lulus seleksi

dan diusulkan untuk diangkat menjadi

CPNS LKPP wajib hadir dan mengikuti

semua kegiatan pemberkasan dan

orientasi lingkungan kerja sesuai

dengan jadwal yang telah ditetapkan

panitia. (T.3)

Nama-nama peserta yang lulus hasil

akhir seleksi penerimaan CPNS Tahun

Anggaran 2017 bisa dilihat di sini (T.1)

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan

pemberkasan dilakukan di Ruang

901 lantai 9 Gedung LKPP, Komplek

Rasuna Epicentrum, Jalan Epicentrum

Tengah Lot 11 B, Jakarta Selatan

pada hari Senin (27 November 2017),

pukul 08.30WIB. Sementara untuk

pelaksanaan orientasi lingkungan kerja

dilakukan pada tempat yang sama

93Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

BNPT Tahun 2017. Diumumkan

peserta yang dinyatakan lulus seleksi

CPNS BNPT tahun 2017 sesuai dengan

formasi.. (T.4)

bersamaan terkait pengumuman lolos

calon pegawai yang telah diseleksi

LKPP dan (analisis peneliti)

Page 52: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

94 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

pelaksanaan orientasi adaptasi terhadap

lingkungan kerja . Hal ini dilakukan

LKPP sebagai wacana tambahan guna

bertujuan para calon pegawai yang

hendak diterima mampu bersosialisasi,

berkomunikasi berinteraksi tidak

hanya sebagai mahluk secara pribadi

(personal) akan tetapi sebagai wujud

mahluk sosial

Dalam hal ini keterangan wartawan

sebagai agen media (T.3) yang

merepresentasikan konstruksi berita

pada paragraf 3 (tiga) dan 4 (empat),

yaitu:

Peserta yang dinyatakan lulus adalah

yang memenuhi seluruh persyaratan,

mengikuti seluruh tahapan seleksi dan

memenuhi peringkat sesuai formasi

yang telah ditetapkan berdasarkan hasil

integrasi nilai SKD dan SKB yang

dilakukan Panselnas. (T.3)

Dari situasi dan kondisi diwacanakan

hal-hal yang terkait penerimaan

pegawai PNS- LKPP tersebut

didasarkan pada hasil pemberkasan

dengan pemberkasan pada hari Senin-

Kamis (4-7 Desember 2017). (T.2)

Sistem recruitment selain pemberkasan

dilakukan dan diumumkan melalui

online website

95Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Peneliti mengungkapkan pada analisis teks ke-4

bahwa isu-isu dalam lingkaran konflik antara KPK

dengan lembaga legislatif DPR masih menyisakan

polemik konflik kepentingan sewaktu beliau

Bapak Agus Rahardjo memimpin lembaga LKPP

dalam kasus pengadaan e-KTP. Namun wacana

yang tak kalah penting adalah terkait kasus e-KTP

untuk penting bagi kita mencermati adanya

kelalaian pihak Kementerian Dalam Negeri yang

dipimpin oleh Bapak Sugiharto (selaku terdakwa)

Mantan Pegawai Mendagri - Direktur Pengelolaan

Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK)

Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kementerian Dalam Negeri (Ditjen Dukcapil

Kemdagri). Dimana adanya 9 pekerjaan pengadaan

yang dijadikan satu dengan alasan menjadi 1 paket

pekerjaan yang tidak terpisah-pisah , namun sangat

disayangkan ini mengundang banyak pihak koruptor

yang tidak bertanggung jawab untuk masuk kedalam

lelang proyek yang terkesan diatur dan seolah ada

pelelangan namun pada kenyataannya penunjukkan

langsung oleh pejabat pembuat komitmen. Lebih

diperparah lagi rentannya dan lemahnya pengawasan

terutama dalam memayungi landasan hukum dalam

proses pelaksanaannya.

Menyimak isi penyataan berita pada analisis teks

ke-4 lebih jelas dan tergambar pada tabel 4 dibawah

ini dengan mengkomparasi komponen-komponen

yang menjadi tumpuan semiotika sosial melalui

medan wacana, pelibat wacana, mode wacana.

yang diantar langsung ke gedung LKPP

Komplek Rasuna Epicentrum lt. Yang

kemudian hasil nama yang lulus diberi

keterangan peringkat dan bisa dicek

melalui website resmi online LKPP

Page 53: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

Tabel – 4 –

Hasil Analisis Teks 4

Begini Catatan LKPP soal Proyek e-KTP Saat Dipimpin Agus Rahardjo

Sumber: Detik.com, Selasa 14 Maret 2017

(diunduh peneliti 2-12-2017 pukul: 22.40 W.I.B)

Wacana: Kasus pengadaan e-KTP dikarenakan 9 paket pekerjaan yang dijadikan satu

paket pengadaan sehingga menjadi celah korupsi dan kebocoran anggaran Negara

Medan Wacana Sembilan lingkup pekerjaan yang

disatukan oleh Sugiharto adalah:

1. Pengadaan blangko KTP berbasis

chip

2. Pengadaan peralatan di data center

dan disaster recovery center di pusat

3. Pengadaan peralatan (perangkat

keras) kabupaten/kota

4. Pengadaan peralatan (perangkat

keras) kecamatan.

5. Pengadaan sistem AFIS

6. Pengadaan perangkat lunak

(software/application/OS)

7. layanan keahlian pendukung kegiatan

penerapan KTP elektronik

Wacana dari berita artikel yang

berjudul: Begini catatan LKPP soal

proyek e-KTP saat dipimpin Agus

Rahardjo (analisis peneliti)

Tidak ada media ditanah air sepanjang

2017 yang tidak mengikuti wacana

berita kasus korupsi pengadaan

e-KTP yang menjerat beberapa

pejabat dipemerintahan hingga

kader anggota politik dinegeri ini,

ternyata apa yang telah terungkap

dipersidangan oleh jaksa dan pihak

LKPP adanya 9 pekerjaan pengadaan

yang dipaksakan menjadi 1 paket

pekerjaan tak bisa dipisah dan adanya

inkonsistensi dokumen pelelangan tidak

Kategori Temuan Keterangan

96 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Pelibat Wacana (Mantan) Ketua LKPP-Agus Rahardjo

Wakil Ketua DPR-Fahri Hamzah (T.1)

Sugiharto (terdakwa Mantan Pegawai

Mendagri - Direktur Pengelolaan

Informasi Administrasi Kependudukan

(PIAK) Direktorat Jenderal

Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kementerian Dalam Negeri (Ditjen

Dukcapil Kemdagri) (T.2)

Ahli Hukum:

Jaksa Penuntut (T.5)

Jabatan sebagai Ketua Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang Jasa

Pemerintah (LKPP) yang pernah

diemban Agus Rahardjo disoal. Wakil

Ketua DPR Fahri Hamzah yang

bersuara tentang hal itu, bahkan hingga

meminta Agus untuk mundur dari

jabatan Ketua KPK, posisinya saat ini.

(T.1)

Atas penggabungan tersebut, LKPP

memberikan saran yang meminta

97Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

8. Bimbingan teknis untuk operator dan

pendampingan teknis

9. Penyediaan jaringan komunikasi data

(NIK dan KTP elektronik)

Kemudian masalah yang ditemukan

lagi yaitu terkait dokumen pelelangan

yang tidak konsisten seharusnya

panitia pengadaan menentukan apakah

dokumennya e-procurement atau

manual.(T.4)

menggunakan sistem lelang online

(analisis peneliti)

Adanya wacana konflik kepentingan

tudingan oleh Wakil Ketua DPR Fahri

Hamzah bahwa terkait mantan Kepala

LKPP yang sekarang menjadi Ketua

KPK sewaktu berdinas dilembaga

pengadaan barang dan jasa berplat

merah sehingga sepanjang tahun 2017

Bpk Agus Rahardjo tetap identik dan

masih terbawa-bawa dengan lembaga

pengadaan Pemerintah tersebut.(analisa

peneliti)

Page 54: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

98 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Direktur Penanganan Permasalahan

Hukum LKPP

Setya Budi Arijanta (T.5)

LKPP (T.4)

Wartawan ( T.3)

agar Sugiharto tidak menggabungkan

9 lingkup pekerjaan tersebut.

Penggabungan disebut LKPP berpotensi

terjadi kegagalan dalam proses

pemilihan dan pelaksanaan pekerjaan

yang berpotensi menimbulkan kerugian

negara serta akan menghalangi

terjadinya kompetisi dan persaingan

sehat. (T.4)

Lalu masalah lain yaitu dalam tahap

aanwijzing yaitu tahapan dalam

tender dalam memberikan penjelasan

mengenai pasal-pasal dalam RKS

(Rencana Kerja dan Syarat-Syarat),

Gambar Tender, RAB dan TOR (Term

of Reference). Setya menyebut panitia

pengadaan e-KTP tidak menyebut

bahwa proses itu harus diulang.(T.5)

Mode Wacana Situasi :

Melalui situasi dan kondisi yang

diberikan bahwa disinyalir :

Adanya bentuk-bentuk ketidak-adilan

permainan persekongkolan antara

pejabat pembuat komitmen dengan

Lalu masalah lain yaitu dalam tahap

aanwijzing yaitu tahapan dalam

tender dalam memberikan penjelasan

mengenai pasal-pasal dalam RKS

(Rencana Kerja dan Syarat-Syarat),

Gambar Tender, RAB dan TOR (Term

99Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

perusahaan pengadaan barang dan jasa

kepada Pemerintah hingga memuluskan

pengaturan tender secara penunjukan

langsung tanpa melalui e-procurement.

Dalam hal ini keterangan wartawan

sebagai agen media (T.3) serta

LKPP sebagai narasumber yang

merepresentasikan konstruksi-

konstruksi berita pengadaan barang

tersebut pada paragraf 6 (enam), yaitu:

rentan dengan adanya praktik korupsi

berjamaah.

Dari situasi dan kondisi diwacanakan

lemahnya payung hukum dan lemahnya

regulasi hingga pengawasan dalam

landasan-landasan pengadaan e-KTP

yang merugikan keuangan negara

of Reference). Setya menyebut panitia

pengadaan e-KTP tidak menyebut

bahwa proses itu harus diulang. (T.3)

“Saya waktu itu sudah bilang harus

ulang, jadi ada banyak pertanyaan, kita

menganalisis, pertanyaan satu kalau

dijawab akan menimbulkan pertanyaan

kedua gitu lho, jadi enggak bakal tuntas

di satu pertemuan, tapi teman-teman

Mendagri tidak mau mengikuti saran

kita,” kata Setya. (T.5)

Page 55: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

2.Wacana Media Detik.com terkait LKPP melalui realitas sosial dan konstruksi realitas

pemberitaan pengadaan barang dan Jasa Pemerintah

Wacana: Kasus pengadaan e-KTP dikarenakan 9 paket pekerjaan yang dijadikan satu

paket pengadaan sehingga menjadi celah korupsi dan kebocoran anggaran Negara

1

2

3

LKPP: Pengadaan

Pemerintah Via Online

hingga Juli 2017 Rp

295 T

Laporan Keuangan

Pemerintah WTP, Apa

yang Dinilai ?

LKPP Umumkan Hasil

Akhir Seleksi CPNS,

25 Orang Dinyatakan

Lolos”

Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintah terkait

LKPP

Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintah terkait

LKPP

Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintah terkait

LKPP

Proses pengadaan Pemerintah tidak

bisa berdiri sendiri. Melainkan

menjadi satu rangkaian dalam lima

siklus manajemen yang berkaitan

yaitu perencanaan, penganggaran,

pengadaan perbendaharaan, dan

laporan/audit. (saling terintegrasi-

kesatu-paduan)

LKPP yang disampaikan ke DPR

melalui BPK , dianggap sudah

memenuhi kriteria yang ditetapkan

Perihal penyampaian hasil integrasi

Seleksi Kompetensi Dasar dan Seleksi

Kompetensi Bidang pengadaan CPNS

Teks Judul Berita Tema Mayor Tema Minor (hasil finalisasi teks wacana)

100 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

4 Begini Catatan LKPP

soal Proyek e-KTP

Saat Dipimpin Agus

Rahardjo

Pengadaan Barang dan

Jasa Pemerintah terkait

LKPP

Kasus pengadaan e-KTP dikarenakan

9 paket pekerjaan yang dijadikan satu

paket pengadaan sehingga menjadi

celah masuknya kesempatan korupsi

sehingga membocorkaan anggaran

Negara (APBN)

101Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Hasil temuan dari rangkaian penelitian terhadap

teks-teks melalui realitas sosial dan tanda-tandanya

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, maka

hasil analisis teksnya dapat terlihat dari ke 4 (empat

) tabel sebelumnya. Tentunya dari 4 tabel dan 4

judul diatas telah diketemukan apa-apa saja (tanda-

tanda dan simbolisasi) yang hendak diwacanakan

media Detik.com serta diungkapkan. Dari tema

mayor yang telah tertandai sebelumnya bahwa

representasi pengadaan barang dan jasa Pemerintah

tak akan pernah lepas dari sebuah lembaga

yang bernama: Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) dimulai dari

kebijakan-kebijakan serta regulasi-regulasi yang

dikeluarkannya, alhasil LKPP mampu memperoleh

predikat WTP (wajar tanpa pengecualian) sejak

2004 selalu saja berpredikat WDP (wajar dengan

pengecualian) Dengan demikian seperti mengacu

pada tema-tema minor yang mengikutinya. (lihat

pada tabel 5).

Selanjutnya kedepan inilah yang menjadi fakta-fakta

sosialnya tampaknya LKPP terus mendeklarasikan

melalui agenda media termasuk pada media online

Detik.com bahwa dalam proses pengadaan tidak

bisa berdiri sendiri harus meliputi rangkaian

manajemen yang profesional dalam 5 (lima) siklus

manajemen juga melibatkan lembaga lain dan harus

saling bersinergi serta selalu berkonsolidasi saling

berkomunikasi antar lembaga dan memegang teguh

integritas dan integrasi secara eksternal.

Temuan yang didapatkan peneliti yang terkait

dengan pengadaan LKPP tidak hanya melakukan

pengadaan barang dan jasa saja kepublik akan tetapi

juga melakukan pengadaan dan perekrutan pegawai

melalui keputusan Menteri PAN-RB sudah jelas ini

dikarenakan urgensi kebutuhan LKPP disisi yang

Page 56: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

lain tergambar LKPP sedang dan tengah berbenah

dalam meningkatkan kinerja lembaga secara

internal.

Temuan yang lain peneliti melihat keunikan adanya

konflik secara personal dalam konteks komunikasi

antar pribadi (interpersonal) antara Ketua KPK

Bapak Agus Rahardjo dengan Wakil Ketua

DPR Bapak Fahri Hamzah secara pribadi dalam

pemberitaan, yang menariknya hal ini terjadi

dikarenakan asumsi terbongkar nya kasus skandal

mega korupsi e-KTP dan erat dikaitkan nama

Agus Rahardjo ketika menjabat menjadi Ketua

LKPP . Diwacanakan Bapak Agus Rahardjo masih

saja dikait-kaitkan isu pengadaan barang dalam

mega korupsi e-KTP yang dianggap mengetahui

sepenuhnya dibalik skandal project pengadaan

e-KTP tersebut. Yang lebih menarik lagi peneliti

mempunyai temuan yang lebih menarik kembali

yaitu pengadaan barang dan jasa kerap dibalut isu-

isu korupsi. Mengapa demikian tergambar pada

tema minor pada pengadaan e –KTP dikarenakan

kasus pengadaan e-KTP dikarenakan 9 paket

pekerjaan yang dijadikan satu paket pengadaan

sehingga menjadi celah korupsi dan kebocoran

anggaran Negara. Lebih diperparah lagi disinyalir

proses pelelangan pengadaan e-KTP tanpa melalui

proses e–procurement. Adanya bentuk-bentuk

ketidak-adilan permainan persekongkolan antara

pejabat pembuat komitmen dengan perusahaan

pengadaan barang dan jasa kepada Pemerintah

hingga memuluskan pengaturan tender secara

penunjukan langsung tanpa melalui e-procurement

terbukti dipersidangan.

Kesimpulan dan Saran

1. Representasi Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah tak akan pernah lepas dari Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa (LKPP) dalam

pemberitaan pada laman atau kanal internet tentang

pengadaan barang dan jasa di lembaga Pemerintah

jelas, gambaran makna dan simbolisasinya selalu

mengarah kepada lembaga Pemerintah selalu

melakukan tindakan korupsi, terutama dalam lelang

tender dan penggelembungan harga barang dan

jasa. Ketiadaan sistem pengadaan yang akuntabel,

transparan, akurat dan tepat dianggap sebagai

masalah utama dalam terjadinya korupsi terkait

pemberitaan LKPP dalam pengadaan barang dan

jasa.

2. LKPP terus berbenah dan tengah memperbaiki

citra pengadaan barang dan jasa baik secara

internal maupun eksternal terutama melalui

102 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

strategi pengadaan barang dan jasa terintegrasi

oleh sistem on-line. Tergambar jelas LKPP

melakukan hal tersebut demi mendongkrak hasil

transaksi pengadaan yang mencapai bahkan bisa

melebihi 295 Trilyun ditahun 2018. Upaya-upaya

terus diupayakan oleh LKPP dengan sinergi dan

berkonsolidasi kepada lembaga-lembaga Pemerintah

lainnya terkait regulasi atau aturan main pengadaan

barang dan jasa Pemerintah ke masa depannya demi

menyongsong tekad dan cita-cita pengadaan yang

bersih, transparan dan akuntabel. Ini dilakukan

karena kerap yang terjadi dilapangan yaitu :

lemahnya sistem pelaksanaan di lapangan, belum

kuat dan tegasnya aturan payung hukumnya di

Indonesia dan juga kasus korupsi pengadaan barang

dan jasa kerap dikaitkan dengan isu-isu politik yang

tengah hangat didalamnya menuju Pilkada Serentak

2018, bukan profesionalisme dalam pengadaan

barang dan jasa tersebut..

Saran

a. Hendaknya LKPP dalam mensosialisasi tentang

e-Katalog dan lelang online melalui e-tender

tidak hanya ke pihak-pihak Stake-holder Lembaga

Negara saja akan tetapi merambah dunia akademis

lingkungan kampus dan sosialiasi kepada UMKM.

Kurang gencarnya masih terasa dilakukan oleh

berbagai pihak dan terkesan masih setengah hati.

Dalam pemberitaan pihak Pemerintah kurang

berbicara banyak dalam isu komputerisasi atau

jaringan terpasang sistem ini.

b. Kurangnya sosialisasi menjadi hambatan

tersendiri dalam upaya menunjukkan keseriusan

LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa

Pemerintah) maupun LPSE (Layanan Pengadaan

Secara Elektronik) sebagai lembaga Negara yang

berusaha membangun citra atas perbaikan sistem

pengadaan di lembaga Pemerintah itu sendiri.

c. Pembenahan serius dalam regulasi dan aturan

pengadaan barang dan jasa Negara harus disertai

dengan sikap optimistik dari LKPP (Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah)

sebagai bentuk meyakinkan pada kepercayaan publik

akan kemungkinan keberhasilan pemberantasan

korupsi, kolusi dan nepotisme dalam praktik

pengadaan barang dan jasa di lingkungan lembaga

Pemerintahan.

d. Perlu adanya program kegiatan yang dilakukan

LKPP terkait budaya literasi dan literasi media

kepada masyarakat awam dalam upaya mencegah

korupsi di bidang pengadaan serta menghilangkan

103Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Page 57: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

stigma negatif bahwa Negara tidak melakukan

pembiaran justru sebaliknya terus mengawal dan

pendampingan terhadap pengadaan barang dan jasa

yang bersih via LKPP, adanya pembiaran sikap acuh

terhadap citra pengadaan barang dan jasa malah

akan terus menggerus LKPP dimasa mendatang.

Masyarakat perlu diberikan satu kondisi melek

literasi media sehingga mampu mendeteksi apa-apa

yang menjadi permasalahan pengadaan barang dan

jasa dimasa mendatang

Daftar Pustaka

Buku-Buku

Berger, Peter L dan Thomas Luckmann (2012). Tafsir

Sosial Atas Kenyataan: Sebuah Risalah Tentang

Sosiologi Pengetahuan (terjemahan Hasan Basri)

Jakarta: LP3S

Bungin, Burhan (2007). Sosiologi Komunikasi:

Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana

Ermansyah Djaja, Memberantas Korupsi Bersama

KPK, Sinar Grafika, Jakarta

Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknik Praktis Riset

Komunikasi, Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Moleong, Rexy. 2004. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: Rosdakarya offset.

Mulyana, Deddy. 2004. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.

Pope Jeremy, Strategi Memberantas Korupsi,

Yayasan Obor Indonesia: Jakarta, 2003

R. Wiyono, Pembahasan Undang-Undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta;

2005

Robert Klitgaard, Membasmi Korupsi, (Jakarta;

Yayasan Obor Indonesia, 2001

Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media, Cetakan

Ketiga. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung:

Remaja Rosdakarya

104 Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Data berita

“e-Katalog Lokal Bikin Kota Semarang Cepat,”

(tersedia di https://news.detik.com/

b e r i t a / d - 3 5 7 5 0 5 4 / e - k a t a l o g - l o k a l -

b i k i n - k o t a - s e m a r a n g - c e p a t - m a j u ? _

ga=2.33657633.1297462302.1512208483-

1760037944.1501574650 [diunduh 2/12/2017])

“LKPP Umumkan Hasil Akhir Seleksi CPNS,

25 Orang Dinyatakan Lolos” tersedia di

ht tps://f inance.detik.com/berita-ekonomi-

bisn is /d -3736119/ l k pp -u mu m ka n-hasi l -

akhir-seleksi-cpns-25-orang-dinyatakan-

lolos?_ga=2.159961278.2099840325.1512410533-

1760037944.1501574650[diunduh 2/12/2017])

“LKPP: Pengadaan Pemerintah Via Online hingga

Juli 2017 Rp 295 T” tersedia di https://news.

detik.com/berita-jawa-tengah/d-3573665/lkpp-

p e n g a d a a n - p e m e r i n t a h - v i a -

o n l i n e - h i n g g a - j u l i - 2 017 - r p - 2 9 5 - t ? _

ga=2.20117944.1297462302.1512208483-

1760037944.1501574650. [diunduh 1/12/2017]).

“UMKM Diusulkan Bisa Bersaing di

e-Katalog LKPP “ tersedia di https://news.

det ik.com/ber ita-jawa-tengah /d-3571461/

umkm-diusulkan-bisa-bersaing-di-e-katalog-

lkpp?_ga=2.230423452.1297462302.1512208483-

1760037944.1501574650 [diunduh 2/12/2017]).

“LKPP Paparkan Pengaruh Suksesi Politik ke

Pola Pengadaan Barang” tersedia di https://

n e w s . d e t i k . c o m / b e r i t a / d - 3 5 0 8 2 1 4 /

l k p p - p a p a r k a n - p e n g a r u h - s u k s e s i -

p o l i t i k- k e - p o l a - p e n g a d a a n - b a r a n g ?_

ga=2.90960026.1297462302.1512208483-

1760037944.1501574650 [diakses 1/12/2017]).

“Kawal Belanja Asian Games 2018, Kemenpora

Gandeng LKPP,” tersedia di https://news.

detik.com/berita/d-3506741/kawal-belanja-

asian-games-2018-kemenpora-gandeng-

lkpp?_ga=2.193056941.1297462302.1512208483-

1760037944.1501574650 [diakses 3/12/2017).

“Laporan Keuangan Pemerintah WTP, Apa

yang Dinilai?,” tersedia di https://finance.

detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3507970/

laporan-keuangan-pemerintah-wtp-apa-yang-

dinilai?_ga=2.258200714.1297462302.151220848

3-1760037944.1501574650 [diakses 1/11/2017]).

105Iswahyu P. & Agus H. S./ Representasi Pengadaan Barang dan Jasa Dalam...

Page 58: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

“Lelang Frekuensi, Komitmen Operator

Wajib Diawasi,” tersedia di https://inet.detik.

com/telecommunication/d-3455668/lelang-

frekuensi-komitmen-operator-wajib-diawasi?_

ga=2.258193162.1297462302.1512208483-

1760037944.1501574650 [diakses 2/12/2017])

” Begini Catatan LKPP soal Proyek e-KTP Saat

Dipimpin Agus Rahardjo” tersedia di https://

news.det ik.com/ber ita /d-3446578/begini-

catatan-lkpp-soal-proyek-e-ktp-saat-dipimpin-

agus-rahardjo [diakses 2/12/2017]).

“LKPP dan Lembaga Pengadaan Publik

Korsel Tingkatkan Kerja Sama,” tersedia

di https://finance.detik.com/berita-

ekonomi-bisnis/d-3178135/lkpp-dan-lembaga-

pengadaan-publik-korsel-tingkatkan-kerja-

sama?_ga=2.32216510.1297462302.1512208483-

1760037944.1501574650 [diakses 2/12/2017]).

106 Mohammad Noor Islami/ Tanggung Jawab dan Penghargaan Bagi Pejabat...

Agus Hitoma SukmaLahir di Pacitan, Jawa Timur, 22 Agustus 1962. Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Institut Bisnis dan Informatika IBI-Kosgoro 1957, Jakarta. Pengampu matakuliah Pengantar Ilmu Humas dan Media Massa, Etika Humas dan Hukum Media , Pengantar Manajemen Bisnis Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Bisnis, Komunikasi, Pengantar Ilmu Politik dan Pemerintahan, Studi Kasus Kehumasan, Hukum Bisnis.

Boy FirmansyahLahir di Jakarta, 8 April 1972. Lulus dari jurusan Teknik Informatika, STMIK Gunadarma (sekarang Universitas Gunadarma) tahun 1996, kemudian melanjutkan S2 dengan jurusan yang sama di STTI Benarif Indonesia (sekarang diakuisisi Universitas Pamulang) dan lulus tahun 2004. Saat ini tercatat sebagai pengajar di IBI Kosgoro 1957, Depok, Jawa Barat.

Dini SafitriUniversitas Negeri Jakarta

Iswahyudi PranawukirLahir di Jakarta, 29 September 1978. Pengajar pada Jurusan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Institut Bisnis dan Informatika IBI-Kosgoro 1957, Jakarta. Matakuliah yang diampu yaitu Psikologi Komunikasi, Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC), Komunikasi Antar Budaya, Account Executive Management, Brand Equity(Ekuitas Merk), Perencanaan Media Periklanan, Cyber Communication, Pemasaran TV dan Radio,Manajemen Komunikasi Bisnis.

Muhammad Noor IslamiPengelola Pengadaan Barang/Jasa Madya, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Nur HadiyatiLahir di Batam, 11 Juli 1993, kini sebagai mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur, tahun 2016. Pernah mengikuti program magang di Pemerintah Kota Batam (2015), dan sebagai reporter pada Pussat Informasi dan Komunikasi, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Aktif dalam organisasi mahasiswa, Student

Tentang Penulis

107Tentang Penulis

Page 59: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

109Pedoman Penulisan Artikel

Pedoman Penulisan Artikel

Ketentuan UmumSyarat-syarat karangan yang diajukan untuk dimuat adalah sebagai berikut.1. Naskah merupakan karya tulis orisinal yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses pengajuan penayangan di media lain.2. Setiap penulis yang namanya tercantum pada naskah berpartisipasi dalam penulisan artikel dan siap bertanggung jawab atas naskah tersebut.3. Naskah tulisan harus mempunyai relevansi dengan bidang pengadaan.4. Teks, ilustrasi, dan informasi pendukung yang termasuk dalam naskah tidak melanggar hak cipta atau hak-hak lain dari siapa pun.5. Redaksi Jurnal Pengadaan menerima tulisan baik dari para pelaku pengadaan maupun dari pihak lain di luar pelaku pengadaan.6. Penulis memberikan hak sepenuhnya kepada Redaksi Jurnal Pengadaan LKPP untuk memproses naskah tersebut, termasuk mempublikasikan, menggunakan, mendistribusikan, mengirimkan, menampilkan, menyimpan, menerjemahkan, mendigitalkan, mereproduksi, dan menyimpan dalam arsip LKPP.7. Setiap naskah yang masuk harus mengikuti pedoman penulisan naskah (sesuai template).

Materi ArtikelSetiap naskah yang kami terima merupakan karya tulis orisinal yang belum pernah diterbitkan atau sedang dalam proses pengajuan penayangan di

media lain. Naskah tersebut dapat berupa tulisan perorangan atau kelompok. Adapun tulisan tersebut merupakan hasil penelitian, survei, atau gagasan/materi yang informatif dan edukatif.Setiap tulisan yang diajukan harus memiliki aspek pandangan penulis yang disertai dengan pembuktian dan acuan pendukung berdasarkan suatu hipotesis (Brotowidjojo dalam Utorodewo dkk.,2010:2). Dalam menyajikan materi, setiap penulis perlu menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran faktual. Penulis dilarang melakukan plagiarisme dan memanipulasi data.

Karya ilmiah ditulis dalam bahasa ilmiah populer yang mudah dipahami oleh khalayak awam. Istilah khusus dapat diberikan penjelasan ringkas agar pembaca mudah memahami isi tulisan. Selain itu, penyusunan gagasan dan informasi harus tetap memerhatikan kepaduan ide secara sistematis dan terstruktur. Panjang tulisan untuk setiap naskah yang dikirim—kecuali atas kesepakatan redaksi—maksimal 29.000 karakter dengan spasi (sekitar4.000 kata). Namun, panjang tulisan tersebut belum termasuk gambar, ilustrasi, bagan, dan tabel. Sistematika penulisan naskah adalah sebagai berikut:a. Judulb. Nama penulis dan alamat penulisc. Abstrak (Indonesia, Inggris)d. Kata Kunci (Indonesia, Inggris)e. Pendahuluan (antara lain latar belakang,

Government, baik di tingkat fakultas maupun universitas.

Utami ReginastiLahir di Jakarta, 7 maret 1996, saat ini masih tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah. Selain itu juga sebagai staf Bagian Hubungan Masyarakat, Mixlab Event Organizer. Aktif dalam sejumlah organisasi di antaranya sebagai Pengendali Internal Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Dipoegoro (2016), Perangkat Muda BEM bidangPengembangan Sumber Daya Manusia BEM Fakultas Hukum Universitas Dipoegoro (2015), dan anggota Unit Pelaksana Kegiatan Kelompok Riset dan Debat Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (2014).

108 Tentang Penulis

Page 60: JURNAL PENGADAAN - lkpp.go.id · Eksistensi LKPP, Tinjauan Terhadap Tampilan Website LKPP Dini Safitri Pengadaan Barang, Jasa dan Informasi dalam E-Commerce dan M-Commerce Boy Firmansyah

110 Pedoman Penulisan Artikel

perumusan masalah, tujuan)f. Tinjauan Pustakag. Metode Penelitianh. Hasil dan Pembahasani. Kesimpulan dan Saranj. Daftar Pustakak. Lampiran (optional)

Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Teks abstrak terdiri atas 90—120 kata dengan ukuran huruf 9 point. Bagian teks ini ditik dalam satu paragraf dan disusun rata kanan-kiri ( justify). Abstrak harus memuat esensi tulisan secara jelas.Kata kunci diletakkan di bawah teks abstrak dan terdiri atas 3—6 kata kunci. Pengurutan secara alfabetis dan dipisahkan dengan tanda titik koma (;) pada setiap pergantian kata kunci. Sementara itu, tanda baca titik dibubuhkan untuk menutup kata kunci terakhir.

Ada dua sistem perujukan untuk mengutip bagian teks dari sumber referensi yang diacu. Pengacuan tersebut berupa rujukan langsung atau tidak langsung. Unsur informasi yang dicantumkan secara berurutan adalah nama belakang penulis, tahun terbit tulisan, dan nomor halaman (dapat disesuaikan dengan cara mengutip). Sistem rujukan yang digunakan adalah sistem langsung (catatan dalam), yaitu sistem perujukan yang menempatkan informasi referensi di dalam tanda kurung dan diletakkan langsung pada bagian yang dikutip (Utorodewo dkk., 2010: 108). Kelengkapan informasi sumber referensi harus dicantumkan di dalam daftar pustaka berdasarkan format APA (The American

Psychological Association).

Penulis dapat mengirimkan naskah (berformat .doc, .docx, atau .rtf) kepada redaksi Jurnal Pengadaan melalui surel ke [email protected] dan [email protected]. Untuk memudahkan menghubungi penulis, semua artikel yang akan diterbitkan harus dilampiri dengan curriculum vitae terbaru dengan alamat dan telepon penulis.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka

Buku (satu penulis)Dardjowidjojo, S. (1983). Beberapa Aspek Linguistik Indonesia. Jakarta: Djambatan.

(dua penulis)Dik, S.C. dan Kooij, J.G. (1994). Ilmu Bahasa Umum.Terj. T.W. Kamil. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Universitas Leiden

(lebih dari tiga penulis)Suwadji, et.al. 1992. Sistem Kesinoniman dalam Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Buku tanpa nama pengarang, tetapi ditulis atas nama lembagaBadan Standardisasi Nasional. (2015). Senarai Standar Nasional Indonesia-SNI 2015. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional

111Pedoman Penulisan Artikel

JurnalSutiyo, W. (2014). Pengabdian Tiga Dekade untuk Negara dan Bangsa. Jurnal Penerjemahan, 1 (2), 1-19.

ProsidingMuljawan, D. (2003). An Analysis of Potential Systemic Costs in an Islamic Banking System. dalam Prosiding International Conference on Islamic Banking: Risk Management, Regulation and Supervision. (hal. 279-298). Jakarta: Bank Indonesia.

Sumber onlinePutra, Kristian Adi. (2011). “Menyambut Kepunahan Bahasa Lampung: Ironi Bulan Bahasa”. Diunduh dari www.radarlampung.co.id. Diakses pada 18 Oktober 2012 pkl. 15.35.

Skripsi, Tesis, dan DisertasiSugito. (1987). ”Fonologi, Morfologi, dan Morfofonemik Dialek Jakarta-Kampung Tugu”. Skripsi, Depok: Universitas Indonesia.

Media MassaAjidarma, S.N. 2017. ”Keberpihakan Intelektual”. Tempo. 4 Mei