Jurnal Penetapan Jumlah Ion Tembaga dengan Kromatografi Penukar Kation.docx
-
Upload
rizki-daniar-manggarani -
Category
Documents
-
view
491 -
download
31
description
Transcript of Jurnal Penetapan Jumlah Ion Tembaga dengan Kromatografi Penukar Kation.docx
JURNAL PRAKTIKUM
PEMISAHAN KIMIA
PERCOBAAN KE IV04 Oktober 2013
(PEMISAHAN ION LOGAM DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM)
(Rizki Daniar Manggarani / 110332406427)
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA2013
PEMISAHAN ION LOGAM DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM
Tanggal Percobaan: Jumat / 04 – Oktober – 2013
Tujuan Percobaan: Memisahkan campuran kation dengan kromatografi kolom
menggunakan pipet pasteur sebagai pengganti kolom kromatografi
Kelompok: 4
Prinsip Percobaan:
Kromatografi kolom merupakan teknik kromatografi yang paling awal ditemukan. Ditinjau
dari mekanismenya, teknik ini merupakan kromatogafi adsorpsi berdasarkan jenis fasa yang
digunakan. Kromatografi kolom dapat digolongkan dalam kromatografi cair-padat (KCP) kolom
terbuka.
Fasa diam berupa adsorben yang tidak boleh larut dalam fasa geraknua dan ukuran partikel fasa diam
harus seragam atau homogen. Sebagai fasa diamnya dapat digunakan alumina, silika gel, arang, pati,
tanah diatome, MgCO3, dan CaCO3. Pengisian fasa diam dalam kolom dapat dilakukan dengan cara
kering atau cara basah. Cara basah dapat dilakukan dengan mengubah terlebih dahulu fasa diam
menjadi bubur lumur (slurry) dengan pelarut air, kemudian baru diisikan ke dalam kolom. Cara
kering dapat dilakukan langsung dengan mengisi adsorben sebagai fasa diam ke dalam kolom, baru
kemudian dibasahi dengan air.
Fasa gerak dapat berupa pelarut tunggal atau campuran pelarut dengan komposisi tertentu baik yang
bersifat polar maupun non polar. Pada umumnya, kromatografi kolom digunakan untuk pemisahan
senyawa organik hasil sintesis atau isolasi bahan alam, tetapi juga dapat digunakan dalam pemisahan
senyawa anorganik atau pemisahan kation dalam campurannya.
Alat:
Statif dan klem, tabung reaksi, pipet tetes, pelat tetes (2), rak tabung reaksi, gelas kimia 50 mL (2
buah) dan 100 mL (2 buah), gelas ukur 10 mL, labu takar 100 mL, kertas label
Bahan:
Alumina, Larutan CuSO4 0,1 M, Larutan FeNH4(SO4)2 0,1 M, Larutan Ni(NO3)2 0,1 M; Larutan
Co(NO3)2 0,1 M; Larutan (NH4)2S 1 M, Larutan K4[Fe(CN)6] 1,5%, KSCN 1 M, KI 1 M, NaOH 1
M, DMG 10%, NH4CNS (dalam alkohol) 10%, aquades, HCl 0,1 M; HCl 0,5 M; HCl 2 M, larutan
Pb(NO3)2 (konsentrasi 0,1 M; Larutan Zn(NO3)2 0,1 M
DATA PERCOBAAN
No Langkah Kerja Data Penelitian
1 - Warna larutan Ni(NO3)2 :
- Warna larutan Co(NO3)2 :
- Warna campuran sampel Ni(NO3)2 + Co(NO3)2 :
- Waktu yang diperlukan untuk 10 tetes analit untuk keluar dari kolom :
- Elusi I dengan HCl 0,1M :
- Elusi II dengan HCl 0,5M :
- Elusi III dengan HCl 2M :
Ditunggu hingga hampir semua sampel masuk ke dalam kolom
Dimasukkan secara perlahan ke dalam kolom
1 mL sampel
Dilanjutkan dengan ditambahkan fasa geraknya yaitu HCl 0,5 M
Diimpan kolom, diberikan label pada kolom, dilakukan regenerasi pada kolom, dan digunakan untuk pemisahan ion dengan cara yang sama
Diamati
Dicatat waktu yang dibutuhkan dari tiap fraksi untuk keluar dalam kolom
Ditampung larutan yang keluar dari kolom dalam botol-botol film
Dibuat dalam bentuk fraksi dimana tiap fraksi berisi 10 tetes larutan
Dilakukan penambahan fasa gerak, hingga kedua ion keluar
Untuk sampel A [campuran Fe(III) dan Cu(II)], dalam pelat tetes sudah diisi dengan reagen pengidentifikasi untuk kedua ion, yaitu larutan K4[Fe(CN)6. Reagen pengidentifikasi yang dimasukkan pelat cukup 1-2 tetes
Selanjutnya untuk identifikasi, disiapkan pelat tetes. Dalam tiap lubang diisi dengan 1-2 tetes sampel, dan ditambahkan 1-2 tetes larutan pengidentifikasi
Dibandingkan warna dari tiap fraksi
Untuk sampel B, disiapkan pelat tetes dengan reagen pengidentifikasi untuk ion Ni(II) digunakan larutan DMG, untuk ion Co(II) digunakan larutan NH4SCN (dlm alkohol)
Untuk sampel C, larutan pengidentifikasi yang digunakan adalah larutan (NH4)2S
Diamati
Hasil