JURNAL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL ... · atau pola yang dapat digunakan untuk...

7
JURNAL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN GROUP INVESTIGATION (GI)DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IVDI SD KASIHAN BANTUL Wahyuningrum Pratiwi PGSD FKIP Universitas PGRI Yogyakarta [email protected] Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada perbedaan prestasi belajar IPS antara penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) pada siswa kelas IV di SD Kasihan Bantul dan untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) ditinjau dari prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV di SD Kasihan Bantul. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan desain eksperimental semu (Quasi Experimental Design).Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan prestasi belajar IPS yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI), dan penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)lebih efektif daripada model pembelajaranGroup Investigation (GI) ditinjau dari prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Kasihan Bantul. Kata Kunci: Student Teams Achievement Divisions (STAD), Group Investigation (GI), Prestasi Belajar IPS. Abstract The purpose of this research were to know the difference in learning achievement exist between the used of social science Student Teams Achievement Division (STAD) learning model and Group Investigation (GI) of Kasihan Elementary school Bantul and to find out which one is more effective between them. This research is experimental research design with quasi experimental design. The research concludes that there are significant differences of social science learning achievement that used Student Teams Achievement Divisions (STAD) learning model and Group Investigation (GI), and used Student Teams Achievement Divisions (STAD) learning model was more effective than Group Investigation (GI) learning model reviewed of achievement social studies in grade IV of Kasihan Elementary School Bantul . Keywords: Student Teams Achievement Divisions (STAD), Group Investigation (GI), Social Science Learning Achievement. PENDAHULUAN Proses pembelajaran tidak akan berhasil apabila dalam proses pembelajaran tidak menggunakan strategi, model dan metode pembelajaran yang tepat serta sesuai dengan karakteristik siswa sehingga materi pelajaran dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran juga ditentukan oleh kualitas proses belajar mengajar yang dialami siswa. Maka dalam sebuah proses pembelajaran dalam pelaksanaannya membutuhkan model pembelajaran yang tepat untuk mengantarkan kegiatan pembelajaran ke tujuan pembelajaran. Ketidaktepatan dalam penerapan model pembelajaran akan menghambat proses pembelajaran yang akan mengakibatkan terbuangnya waktu dan tenaga atau pemakaian waktu yang tidak efisien. Pengajaran di dalam ruang kelas yang efektif membutuhkan komitmen profesional. Salah satunya dengan mengaplikasikan model pembelajaran yang menarik untuk siswa. Model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang tepat dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat lebih memahami, mendalami dari materi yang diajarkan. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan di SD Kasihan Bantul.Proses belajar mengajar pada pembelajaran IPS yang dilakukan masih menggunakan model konvensional yang identik dengan ceramah. Metode ceramah biasanya dilakukan dengan kegiatan mencatat, dengan demikian pembelajaran berlangsung satu arah yang berpusat pada guru. Guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa, sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat materi yang dijelaskan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa kurang memahami mengenai materi yang diajarkan dan siswa yang kurang jelas sulit terdeteksi oleh guru selain itu juga interaksi antar siswa kurang.Disamping itu, siswa kurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya dalam memecahkan suatu masalahnya karena kurangnya interaksi antar siswa. Materi dalam IPS memuat banyak pengertian-pengertian yang menuntut siswa untuk menghafalnya.Disamping itu, siswa cenderung kurang atau lemah dalam menghafal. Akan tetapi, hafal saja tidak cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran.Hal demikian menjadikan minat siswa kurang dalam belajar IPS karena cenderung menghafal. Siswa juga harus dapat memahami dengan baik materi yang diajarkan.Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV bahwa ada banyak siswa yang tidak mencapai KKM. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS. Model pembelajaran yang digunakan hendaknya yang berpotensi untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa akan mendorong untuk lebih memahami dan

Transcript of JURNAL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL ... · atau pola yang dapat digunakan untuk...

JURNAL PENELITIANEFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DAN GROUP INVESTIGATION (GI)DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR IPSPADA SISWA KELAS IVDI SD KASIHAN BANTUL

Wahyuningrum PratiwiPGSD FKIP Universitas PGRI Yogyakarta

[email protected]

AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada perbedaan prestasi belajar IPS antara penggunaan modelpembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) pada siswa kelas IV di SDKasihan Bantul dan untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara menggunakan model pembelajaran StudentTeams Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) ditinjau dari prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV diSD Kasihan Bantul. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan desain eksperimental semu (QuasiExperimental Design).Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan prestasi belajar IPS yangmenggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Group Investigation (GI), danpenggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD)lebih efektif daripada modelpembelajaranGroup Investigation (GI) ditinjau dari prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Kasihan Bantul.Kata Kunci: Student Teams Achievement Divisions (STAD), Group Investigation (GI), Prestasi Belajar IPS.

AbstractThe purpose of this research were to know the difference in learning achievement exist between the used of social scienceStudent Teams Achievement Division (STAD) learning model and Group Investigation (GI) of Kasihan Elementary schoolBantul and to find out which one is more effective between them. This research is experimental research design with quasiexperimental design. The research concludes that there are significant differences of social science learning achievementthat used Student Teams Achievement Divisions (STAD) learning model and Group Investigation (GI), and used StudentTeams Achievement Divisions (STAD) learning model was more effective than Group Investigation (GI) learning modelreviewed of achievement social studies in grade IV of Kasihan Elementary School Bantul .Keywords: Student Teams Achievement Divisions (STAD), Group Investigation (GI), Social Science Learning Achievement.

PENDAHULUANProses pembelajaran tidak akan berhasil apabila

dalam proses pembelajaran tidak menggunakan strategi,model dan metode pembelajaran yang tepat serta sesuaidengan karakteristik siswa sehingga materi pelajarandapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Keberhasilanpencapaian tujuan pembelajaran juga ditentukan olehkualitas proses belajar mengajar yang dialami siswa.Maka dalam sebuah proses pembelajaran dalampelaksanaannya membutuhkan model pembelajaranyang tepat untuk mengantarkan kegiatan pembelajaranke tujuan pembelajaran. Ketidaktepatan dalampenerapan model pembelajaran akan menghambatproses pembelajaran yang akan mengakibatkanterbuangnya waktu dan tenaga atau pemakaian waktuyang tidak efisien.

Pengajaran di dalam ruang kelas yang efektifmembutuhkan komitmen profesional. Salah satunyadengan mengaplikasikan model pembelajaran yangmenarik untuk siswa. Model pembelajaran sangatberpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.Model pembelajaran yang tepat dapat memberikankesempatan kepada siswa untuk aktif dalam prosespembelajaran sehingga siswa dapat lebih memahami,mendalami dari materi yang diajarkan.

Berdasarkan observasi dan wawancara yangdilakukan di SD Kasihan Bantul.Proses belajar mengajarpada pembelajaran IPS yang dilakukan masih

menggunakan model konvensional yang identik denganceramah. Metode ceramah biasanya dilakukan dengankegiatan mencatat, dengan demikian pembelajaranberlangsung satu arah yang berpusat pada guru. Gurumenjelaskan materi pembelajaran kepada siswa,sedangkan siswa mendengarkan dan mencatat materiyang dijelaskan oleh guru. Hal ini menyebabkan siswakurang memahami mengenai materi yang diajarkan dansiswa yang kurang jelas sulit terdeteksi oleh guru selainitu juga interaksi antar siswa kurang.Disamping itu, siswakurang terlatih dalam mengembangkan ide-idenya dalammemecahkan suatu masalahnya karena kurangnyainteraksi antar siswa. Materi dalam IPS memuat banyakpengertian-pengertian yang menuntut siswa untukmenghafalnya.Disamping itu, siswa cenderung kurangatau lemah dalam menghafal. Akan tetapi, hafal sajatidak cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran.Haldemikian menjadikan minat siswa kurang dalam belajarIPS karena cenderung menghafal. Siswa juga harusdapat memahami dengan baik materi yangdiajarkan.Dari hasil wawancara dengan guru kelas IVbahwa ada banyak siswa yang tidak mencapai KKM.Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan modelpembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS.Model pembelajaran yang digunakan hendaknya yangberpotensi untuk memberikan kesempatan kepada siswauntuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Keaktifansiswa akan mendorong untuk lebih memahami dan

mendalami materi pelajaran yang diajarkan. Modelpembelajaran yang sesuai dengan materi pelajarandiharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.Peningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikansekarang ini sangat tergantung dari berbagai faktorpendidikan yang memiliki pengaruh antara satu denganyang lainnya dalam menciptakan suatu pembelajaranyang efektif. Salah satu faktor yang mempengaruhiefektivitas dari pembelajaran adalah model pembelajaranyang digunakan oleh guru dalam melaksanakan suatuproses pembelajaran. Sesuai dengan permasalahanyang dipaparkan di atas model pembelajaran yang bisameningkatkan keaktifan siswa dalam prosespembelajaran salah satunya adalah denganmenggunakan model pembelajaran cooperative learning(pembelajaran kooperatif). Terdapat berbagai tipe modelpembelajaran kooperatif yang telah dikembangkan diantaranya: (1) Jigsaw, (2) Group Investigation, (3) ThinkPair Share, (4) Numbered Head Together (NHT), dan (5)Teams Games Tournament (TGT). Ada banyak sekalijenis metode kooperatif, peneliti inginmengetahuiperbedaan antara metode kooperatif tipeGroupInvestigation(GI) dan Student TeamsAchievementDivisions (STAD).

Student Teams Achievement Divisions (STAD)merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatifyang paling sederhana, dan merupakan model yangpaling baik untuk permulaan bagi para guru yang barumenggunakan model kooperatif (Robert E. Salvin,2005:143). Student Teams Achievement Divisions(STAD) cenderung pembelajaran dengan belajarkelompok, dimana siswa dalam kelompoknya yangmengalami kesulitan akan dibantu oleh siswa yang laindalam kelompoknya. Isjoni (2011:74) mengatakan, “TipeSTAD merupakan salah satu tipe kooperatif yangmenekankan pada adanya aktivitas dan interaksidiantara siswa untuk saling memotivasi dan salingmembantu dalam menguasai materi pelajaran gunamencapai prestasi yang maksimal”.

Group Investigation (GI) lebih menekankankerjasama antar anggota kelompok dalam menemukandan memahami suatu konsep dengan melakukanserangkaian kegiatan investigasi sehingga konseptersebut akan lebih tertanam dalam ingatan siswa. Modelini dikembangkan pertama kalinya oleh Thelan, dalammodel pembelajaran Group Investigation (GI) siswaterlibat dalam perencanaan, baik topik yang dipelajarimaupun bagaimana jalannya penyelidikan yangdilakukan oleh siswa. Dalam pembelajaranmenggunakan model pembelajaran Group Investigation(GI) guru bertindak sebagai nara sumber dan fasilitator.Dalam pembelajaran investigasi kelompok ini dapatmenumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untukmelakukan penelitian dengan melihat sejauh manaefektivitas penggunaan model pembelajaran antaraStudent Teams Achievement Divisions (STAD) denganGroup Investigation (GI) terhadap prestasi belajar IPS.Maka peneliti melakukan penelitian eksperimen dengan

judul “Efektivitas Penggunaan Model PembelajaranStudent Teams Achievement Divisions (STAD)danGroup Investigation (GI) ditinjau dari Prestasi BelajarIPS pada Siswa kelas IV di SD Kasihan Bantul”.

KAJIAN TEORIMenurut Robbins (Daryanto, 2010:57), efektivitas

merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakupberbagai faktor di dalam maupun di luar diri dariseseorang, efektivitas tidak hanya dilihat dari hasil tetapijuga dari sisi persepsi maupun sikap seseorang dansebagai ukuran kepuasan yang dicapai oleh seseorang.Efektifitas pembelajaran akan meningkat apabila gurudapat memilih dan menggunakan model pembelajaranyang tepat. Model pembelajaran adalah suatu rencanaatau pola yang dapat digunakan untuk membentukkurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),merancang bahan-bahan pembelajaran, danmembimbing pembelajaran di kelas atau yang lain(Rusman, 2013:144).

Menurut Trianto (2009:66) pembelajaran kooperatifmemerlukan kerjasama antar siswa dan salingketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan,dan penghargaan.Keberhasilan pembelajarantergantung dari keberhasilan masing-masing individudalam kelompok untuk mencapai suatu tujuan yangpositif dalam belajar kelompok.Menurut Isjoni (2011:74), “Tipe STAD merupakan salahsatu tipe kooperatif yang menekankan pada adanyaaktivitas dan interaksi diantara siswa untuk salingmemotivasi dan saling membantu dalam menguasaimateri pelajaran guna mencapai prestasi yangmaksimal”.Metode ini paling awal ditemukan dandikembangkan oleh para peneliti di John HopkinsUniversity, Amerika Serikat dengan menyediakan suatubentuk belajar kooperatif.Di dalamnya siswa diberikesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasidengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompokuntuk memecahkan suatu permasalahan (Arindawatidalam Hosnan, 2014:246).

Model kooperatif tipe STAD merupakan salah satutipe model kooperatif dengan menerapkan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.Diawali denganpenyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok(Trianto, 2009:68).Menurut Robert E. Salvin (2005:143)mengemukakan bahwa Student Teams AchievementDivisions(STAD) terdiri dari lima komponen utama,seperti presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuanindividual, dan rekognisi tim. Dari langkah-langkah modelpembelajaran Student Teams AchievementDivisions(STAD) dapat dilihat bahwa jumlah alat evaluasiyang dapat digunakan dalam pembelajaran denganmenggunakan model Student Teams AchievementDivisions(STAD ada 3, yaitu LKS, presentasi dan kuis.Dari banyaknya alat evaluasi tersebut siswa dapatterlatih untuk memecahkan suatu masalah dan

mempermudah siswa untuk mencapai tujuanpembelajaran secara maksimal.

Menurut Ahmad Susanto (2014:236) modelpembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompokadalah pembelajaran yang kegiatan pembelajarannyadilakukan bersama-sama secara berkelompok danterstruktur dengan baik, dimana siswa ikut berperan aktifdalam pembelajaran yang dilaksanakan gunamemecahkan suatu masalah.Menurut Hamdani(2011:91) langkah-langkah model pembelajaran GroupInvestigation (GI) yaitu: 1) seleksi topik, 2)merencanakan kerja sama, 3) implementasi, 4) analisisdan sintesis, 5) penyajian hasil akhir, dan 6) evaluasi.Dari langkah-langkah diatas dapat dilihat bahwa jumlahevaluasi yang dilakukan dalam model GroupInvestigation (GI) ada 2, yaitu LKS dan presentasi yangdilakukan oleh siswa dalam menyajikan subtopik yangdipilih berdasarkan pilihan kelompok.

METODE PENELITIANMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode eksperimen. Penelitian dengan menggunakanpenelitian tersebut dalam pemecahan masalahnyaadalah dengan cara mengungkapkan hubungan sebabakibat dua variabel atau lebih melalui percobaan yangcermat (Syofian Siregar, 2013:8). Penelitian yangdilaksanakan merupakan penelitian eksperien semu atauQuasi Experimental Design dengan menggunakanNoneqiuvalent Pretest Postest Design. Dimana dalamdesain ini dipilih dua kelompok/kelas yang masing-masing diberi pretest dan postest. Pretest dilakukanuntuk mengetahui bahwa kemampuan awal siswa padakedua kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontroltentang pokok bahasan Mengenal Permasalahan Sosialdi Daerahnya adalah sama. Postest diberikan kepadasiswa kelas kontrol dan eksperimen setelah diberiperlakuan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelasmana yang lebih baik, sehingga penelititahu modelpembelajaran mana yang lebih efektif. Desain Penelitianadalah sebagai berikut:

Sampel Pretest Perlakuan PostestKelompok EksperimenKelompok Kontrol

Keterangan:= Nilai Pretest kelompok Eksperimen= Nilai Pretest kelompok Kontrol=Pembelajaran IPS dengan model pembelajaranSTAD= Pembelajaran IPS dengan model pembelajaran GI= Nilai Postest kelompok Eksperimen= Nilai Postest kelompok Kontrol

Berdasarkan tabel tersebut dilihat bahwa keduakelompok diberikan pretest sebagai perlakuan awaluntuk mengetahui keadaan awal kemudian keduakelompok diberikan perlakuan dimana kelompokeksperimen diberi perlakuan model pembelajaranStudent Teams Achievement Division(STAD) dankelompok kontrol diberi perlakuan dengan modelpembelajaran Group Investigation (GI). Jika nilai rerata

postest kelompok eksperimen lebih baik dari kelompokkontrol berarti model pembelajaran Student TeamsAchievement Division(STAD) lebih efektif apabiladibandingkan dengan model pembelajaran GroupInvestigation (GI).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini memaparkan tentangpelaksanaan proses pembelajaran, deskripsi data, ujiprasyarat, dan uji hipotesis. Bab ini menguraikan tentangefektivitas penggunaan model pembelajaran StudentTeams Achievement Division (STAD) dan GroupInvestigation (GI) ditinjau dari prestasi belajar IPS padasiswa kelas IV di SD Kasihan. Data yang diambil dalampenelitian ini yaitu melalui tes, meliputi pretest danpostest yang dilakukan pada kelas IV A sebagai kelaseksperimen dan IV B sebagai kelas kontrol.Sampel yangdigunakan dalam penelitian ini adalah kelas IV A yangberjumlah 24 siswa dan kelas IV B nerjumlah 27 siswa.Pengambilan data yang dilakukan di kelas kontroldengan jumlah siswa adalah 27. Data hasil pretest padakelas kontrol, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1: Statistik Nilai Pretest Kelas KontrolStatistik Pretest

N 27Mean 51,93Median 48,00Variance 264,687Std. Deviation 16,269Nilai Minimum 24Nilai Maximum 86Range 62

Hasil pretest kelas kontrol menunjukkan bahwa pretestdiikuti oleh 27 siswa. Data di atas menunjukkan bahwanilai rerata pretest prestasi belajar IPS adalah51,93dengan nilai tengah 48 dan standar deviasisebesar 16,269. Nilai terendah adalah 24 denganfrekuensi 2 siswa dan nilai tertinggi 86 dengan frekuensi1 siswa.Pengambilan data yang dilakukan di kelas eksperimendengan jumlah siswa adalah 24. Data hasil pretest padakelas eksperimen, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2: Statistik Nilai Pretest Kelas EksperimenStatistik Pretest

N 24Mean 53,92Median 57,00Variance 250,688Std. Deviation 15,833Nilai Minimum 10Nilai Maximum 76Range 66

Hasil pretest kelas eksperimen menunjukkan bahwapretest diikuti oleh 24 siswa. Data di atas menunjukkanbahwa nilai rerata pretest prestasi belajar IPS adalah53,92dengan nilai tengah 57 dan standar deviasisebesar 15,833. Nilai terendah adalah 10 denganfrekuensi 1 siswa dan nilai tertinggi 76 dengan frekuensi3 siswa.

Pengambilan data yang dilakukan di kelas kontroldengan jumlah siswa adalah 27. Data hasil postest padakelas kontrol, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3: Statistik Nilai Postest Kelas KontrolStatistik Postest

N 27Mean 67,63Median 67,00Variance 112,934Std. Deviation 10,627Nilai Minimum 43Nilai Maximum 90Range 47

Hasil postest kelas kontrol menunjukkan bahwapostest diikuti oleh 27 siswa. Data di atas menunjukkanbahwa nilai rerata postest prestasi belajar IPS adalah67,63dengan nilai tengah 67 dan standar deviasisebesar 10,627. Nilai terendah adalah 43 denganfrekuensi 1 siswa dan nilai tertinggi 90 dengan frekuensi1 siswa.

Pengambilan data yang dilakukan di kelompokeksperimen dengan jumlah siswa adalah 24. Data hasilpostest pada kelas eksperimen, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4: Statistik Nilai Postest Kelas EksperimenStatistik Postest

N 24Mean 73,75Median 76,00Variance 87,848Std. Deviation 9,373Nilai Minimum 52Nilai Maximum 86Range 34

Hasil postest kelas eksperimen menunjukkan bahwapostest diikuti oleh 24 siswa. Data di atas menunjukkanbahwa nilai rerata postest prestasi belajar IPS adalah73,75dengan nilai tengah 76 dan standar deviasisebesar 9,373. Nilai terendah adalah 52 denganfrekuensi 1 siswa dan nilai tertinggi 86 dengan frekuensi3 siswa.

Uji homogenitas ini digunakan untuk membuktikanbahwa sampel yang digunakan memiliki distribusihomogen untuk kelompok kontrol maupuneksperimen.Pengujian ini digunakan untuk mengetahuiapakah nilai pretest siswa kelas eksperimen dan kelaskontrol merupakan sampel yang memiliki variansi yangsama atau tidak. Pengujiannya dengan bantuan softwareSPSS ver. 16.0. Dalam menguji homogenitas makadiajukan hipotesis sebagai berikut:H0 = varians adalah sama (homogen)H1= varians tidak sama (heterogen)

Berdasarkan hasil penghitungan menggunakanprogram SPSS ver. 16.0 pengambilan keputusanmenggunakan nilai sig. pada kolom Levene's Test forEquality of Variances.Apabila nilai sig. > (0,05) maka

diterima yang artinya nilai pretest kelas kontrol dankelas eksperimen homogen. Berdasarkan tabel outputdiatas (pada kolom Levene's Test for Equality ofVariances), dengan menggunakan taraf kepercayaan95% tampak bahwa nilai sig. = 0,605. Artinya nilai nilaisig. > 0,05 sehingga diterima.

Uji normalitas digunakan untuk membuktikan bahwa datayang dianalisis berdistribusi normal pada data kontrolmaupun eksperimen.Pengujian ini digunakan untukmengetahui apakah nilai pretest siswa kelas eksperimendan kelas kontrol merupakan sampel yang berasal daripolulasi yang berdistribusi normal atau tidak.Pengujianmenggunakan Uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuansoftware SPSS ver. 16.0.

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakahnilai pretest siswa kelas kontrol dan kelas eksperimenmerupakan sampel yang berasal dari polulasi yangberdistribusi normal atau tidak.Pengujian menggunakanUji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSSver. 16.0. Hipotesis yang diajukan yaitu sebagai berikut:Ho = Varians berdistribusi normalH1= Varians tidak berdistribusi normal

Berdasarkan hasil penghitungan menggunakanprogram SPSS ver. 16.0 pada pengambilan keputusanmenggunakan menggunakan nilai sig. dari kolomKolmogorov-Smirnov.Apabila nilai sig. > (0,05) maka

diterima yang artinya nilai pretest berdistribusinormal. Berdasarkan tabel diatas (pada kolomKolmogorov-Smirnov), dengan menggunakan tarafkepercayaan 95% tampak menunjukkan bahwa nilaikelas eksperimen diperoleh nilai sig. = 0,200 artinya nilainilai sig. > 0,05 sehingga diterima. Sedangkan padakelas kontrol pada kolom Kolmogorov-Smirnov, diperolehnilai sig. = 0,200 artinya nilai nilai sig. > 0,05 sehingga

diterima. Maka dapat disimpulkan nilai signifikansipretest kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusinormal.

Hipotesis yang pertama dalam penelitian ini adalah“Ada perbedaan prestasi belajar IPS antara penggunaanmodel pembelajaran Student Teams AchievementDivisions (STAD) dan Group Investigation (GI) padasiswa kelas IV di SD Kasihan Bantul”. Pembuktianhipotesis menggunakan uji t untuk mengetahui apakahada perbedaan prestasi belajar IPS antara penggunaanmodel pembelajaran Student Teams AchievementDivisions (STAD) dan Group Investigation (GI) padasiswa kelas IV di SD Kasihan Bantul. Data yangdigunakan adalah data nilai postest kelas kontrol dankelas eksperimen. Hipotesis yang diajukan yaitu sebagaiberikut:Ho : Tidak ada perbedaan prestasi belajar IPS antara

penggunaan model pembelajaran StudentTeams Achievement Divisions (STAD) danGroup Investigation (GI) pada siswa kelas IV diSD Kasihan Bantul.

H1 : Ada perbedaan prestasi belajar IPS antarapenggunaan model pembelajaran StudentTeams Achievement Divisions (STAD) danGroup Investigation (GI) pada siswa kelas IV diSD Kasihan Bantul.

Berdasarkan hasil penghitungan menggunakanprogram SPSSver. 16.0 dengan melihat t-test forEquality of Means nilai t hitung sebesar 2.169 dengantaraf signifikannya sebesar 0,035 (kurang dari 0,05),sehingga H0 ditolak. Jika dilihat dari t hitung yang

menunjukkan nilai sebesar 2.169 sedangkan t tabeluntuk taraf signifikan 5% dengan DB 49 maka nilai kritis ttabel adalah 2.009, dengan demikian t tabel < t hitung.Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan prestasibelajar IPS antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hipotesis yang kedua dalam penelitian ini adalah“Penggunaan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) lebih efektif daripadamodel pembelajaran Group Investigation (GI) terhadapprestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD KasihanBantul”. Pengujian hipotesis yang kedua inimenggunakan nilai rerata dari masing-masing kelompokbaik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hasilpenghitungan rerata postest dari kelas kontrol dan kelaseksperimen dengan menggunakan program SPSS ver.16.0 menunjukkan bahwa rerata setelah perlakuan padakelas kontrol sebesar 67,63. Sedangkan pada kelaseksperimen sebesar 73,75. Dilihat dari rerata kelaskontrol dn kelas eksperimen menunjukkan bahwa reratakelas kontrol (67,63) < rerata kelas eksperimen (73,75),maka dapat disimpulkan model pembelajaran StudentTeams Achievement Divisions (STAD) lebih efektifdaripada model pembelajaran Group Investigation (GI)ditinjau dari prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SDKasihan Bantul.B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di dua kelas yaitu kelas IV Adan IV B. Jumlah siswa pada kelas IV A adalah 25sedangkan jumlah siswa pada kelas IV B adalah 28.Akan tetapi pada pretest, proses pembelajaran danpostest ada salah satu siswa dari kedua kelas tersebutizin tidak mengikuti proses pembelajaran. Maka jumlahsiswa untuk dilakukannya penelitian yaitu IV A adalah 24siswa, sedangkan kelas IV B adalah 27 siswa.Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitaspenggunan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) dan Group Investigation(GI) terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVSD Kasihan Bantul. Prestasi belajar IPS diukur dengandilakukannya pretest dan postest. Sebelum dilakukannyapretest dan postest, maka dilakukan uji coba soalterlebih dahulu. Setelah di uji coba soal maka butir soaldiolah dengan menggunakan program SPSS ver.16.0.Sebagai alat yang dapat memberikan informasiuntuk perumusan pengambilan keputusan dalampengajaran, tes merupakan bagian yang sangat pentingyang harus dikembangkan sesuai dengan tuntutan danciri-ciri tes yang bermutu.Ciri-ciri tes yang bermutu harusmeliputi validitas dan reliabilitas. Setelah dilakukannyavaliditas dan reliabilitas, maka butir soal yang memenuhisyarat dapat digunakan untuk mengukur kemampuansiswa.

Hasil uji coba soal yang dilakukan dari 25 butir soal,setelah dilakukannya validitas dan reliabilitas hasilmenunjukkan bahwa dari 25 butir soal hanya 21 butirsoal yang valid dan 4 dinyatakan tidak valid atau gugur.Maka hanya 21 butir soal yang digunakan sebagai alatuntuk mengukur kemampuan siswa. Dari 21 butir soal

tersebut maka dilakukannya pretest dan postest dengansoal yang sama.

Berdasarkan hasil analisis deskripsi data prestasibelajar IPS pada kelas kontrol dan kelas eksperimendengan menggunakan pretest dan postest, pada kelaskontrol diperoleh hasil pretest dengan nilai rerata adalah51,93 . Nilai tertinggi pada kelas kontrol sebesar 86 dannilai terendah sebesar 24. Setelah dilakukannya prosespembelajaran menggunakan model pembelajaran GroupInvestigation (GI) nilai postest diperoleh rerata 67,63dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendahsebesar 43. Jadi, dapat disimpulkan bahwa adapeningkatan prestasi belajar IPS sebelum dan sesudahdilakukannya pembelajaran menggunakan modelpembelajaran Group Investigation (GI). Peningkatantersebut dapat dilihat dari nilai rerata siswa sebelum dansesudah dilakukannya pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran Group Investigation (GI) yaitu nilairerata pretest adalah 51,93, sedangkan nilai reratapostest sebesar 67,63 maka menunjukkan adapeningkatan prestasi belajar IPS.

Kelas eksperimen nilai rerata pretestsebesar 53,92dengan nilai tertinggi sebesar 76 dan nilai terendah 10.Setelah dilakukannya proses pembelajaranmenggunakan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) nilai postest diperolehrerata 73,75 dengan nilai tertinggi sebesar 86 dan nilaiterendah sebesar 52. Prestasi belajar adalah suatu hasilusaha yang telah dicapai oleh siswa yang mengadakansuatu kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapatmenghasilkan perubahan pengetahuan, sikap dantingkah laku. Hasil perubahan tersebut diwujudkandengan nilai atau skor (Winkel, 2005: 532).Jadi, dapatdisimpulkan bahwa ada peningkatan prestasi belajar IPSsebelum dan sesudah dilakukannya pembelajaranmenggunakan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD). Peningkatan tersebutdapat dilihat dari nilai rerata siswa sebelum dan sesudahdilakukannya pembelajaran menggunakan modelpembelajaran Student Teams Achievement Divisions(STAD) yaitu nilai rerata pretest adalah 53,92,sedangkan nilai rerata postest sebesar 73,75 makamenunjukkan ada peningkatan prestasi belajar IPS.Penelitian ini sebelum dilakukannya uji t, dilakukan ujihomogenitas dan uji normalitas terlebih dahulu.Ujihomogenitas dan uji normalitas merupakan ujiprasyarat.Hasil uji prasyarat mengambil nilai pretest derimasing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontroluntuk dilakukan uji homogenitas dan ujinormalitas.Berdasarkan hasil uji homogenitas yangdilakukan bahwa nilai pretest pada kelas kontrol dankelas eksperimen menunjukkan nilai sig. pada kolomLevene's Test for Equality of Variances sebesar0,605.Apabila nilai sig. > (0,05) maka diterima yangartinya nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimenhomogen. Artinya nilai nilai sig. > 0,05 sehinggaditerima maka menunjukkan homogen, artinyapersebaran varians dari kedua kelompok berasal dari

populasi yang homogen artinya tidak ada perbedaanpersebaran varians dari kedua kelompok tersebut.Uji normalitas digunakan untuk membuktikan bahwa datayang dianalisis berdistribusi normal pada data kontrolmaupun eksperimen.Berdasarkan hasil penghitunganmenggunakan program SPSS ver. 16.0 padapengambilan keputusan menggunakan menggunakannilai sig. dari kolom Kolmogorov-Smirnov.Apabila nilaisig. > (0,05) maka diterima yang artinya nilaipretest berdistribusi normal. Berdasarkan hasilpenghitungan dengan menggunakan taraf kepercayaan95% tampak menunjukkan bahwa nilai kelas eksperimendiperoleh nilai sig. = 0,200 artinya nilai nilai sig. > 0,05sehingga diterima. Sedangkan pada kelas kontrolpada kolom Kolmogorov-Smirnov, diperoleh nilai sig. =0,200 artinya nilai nilai sig. > 0,05 sehingga diterima.Maka dapat disimpulkan nilai signifikansi pretest kelaskontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal.

Uji prasyarat menunjukkan tidak ada perbedaanpersebaran varians dari kedua kelompok dan persebaranvarians dari kedua kelompok berasal dari populasi yangnormal. Maka dapat disimpulkan bahwa data pretestberdistribusi normal terhadap populasinya baik padakelas eksperiman maupun kelas kontrol, sehingga keduakelas dapat digunakan sebagai subjek penelitian.Disamping itu nilai pretest berdistribusi normal sertahomogen, sehingga peneliti menggunakan uji-t untukmengetahui efektivitas penggunan model pembelajaranStudent Teams Achievement Divisions (STAD) danGroup Investigation (GI) ditinjau dari prestasi belajar IPSpada siswa kelas IV SD Kasihan Bantul.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukanberkaitan dengan penelitian ini adalah oleh Ari Wibowodalam jurnal Elementary School dengan judul“Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADdengan Tipe TGT untuk Meningkatkan Hasil Belajar danKarakter Siswa SD” menunjukkan hasil penggunaanmodel pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektifdibandingkan dengan tipe TGT. Penelitian tersebutditinjau dari hasil belajar PKn dan karakter siswa yangmeliputi tanggungjawab, kerjasama dan empati.Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Latifah RatnaHartanti dengan judul “Keefektifan Penerapan ModelCooperative Learning Tipe Group Investigation padaPembelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 1Mangunegara”.Hasil penelitian tersebut menyatakanbahwa metode pembelajaran Kooperatif tipe GroupInvestigation efektif dilaksanakan dalam dalampembelajaran IPS. Keefektifan dapat dilihat dari nilairata-rata hasil belajar IPS siswa yang menggunakanmodel Cooperative Learning tipe Group Investigationsudah diatas KKM (Kompetensi Lulusan Minimal)sebesar 6,5 yaitu 8,69 dan lebih tinggi dari padamenggunakan model konvensional yaitu 7,70. Selain ituada perbedaan yang signifikan hasil posttest kelompokeksperimen dengan kelompok kontrol yang ditunjukkandengan hasil uji t postest diperoleh nilai sig 0,002 < 0,05.

Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Pratiwidan Jeffry (2012:47), menunjukkan bahwa model

pembelajaran GI lebih baik dari pada modelpembelajaran STAD. Pada jurnal ini dilakukan padasiswa SMP kelas VIII dengan mata pelajaranIPA.Berbeda dengan penelitian ini, dilakukan pada siswaSD kelas IV dengan mata pelajaran IPS di SDKasihan.Dari observasi dan wawancara yang dilakukan,peneliti mengamati bahwa siswa SD Kasihan memilikikemampuan yang heterogen.Kondisi tersebut, siswayang kemampuannya lebih rendah kesulitan dalammengikuti pembelajaran. Dalam kajian teori kelemahanmodel pembelajaran GI salah satunya yaitu keberhasilanmodel pembelajaran GI bergantung pada kemampuansiswa memimpin kelompok atau bekerja mandiri. Dilihatdari banyaknya evaluasi yang digunakan dalam prosespembelajaran, pada model STAD lebih banyak daripadamodel pembelajaran menggunakan GI. Alat evaluasisangat menunjang tercapainya tujuan pembelajaransecara maksimal. Menurut penelitian yang dilakukanoleh Neno Firmansyah Dewa dengan judul “PenerapanModel Kooperatif Tipe STAD dalam Pembelajaran IPStentang Masalah Sosial Kelas IV SD”. Dalampenelitiannya mengungkapkan bahwa untuk mengajarpembelajaran IPS tentang Masalah Sosial Kelas IV SDdapat menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD,karena dapat meningkatkan proses pembelajaran sertamendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Hasil penelitian setelah dilakukan uji t yaitu ujipersamaan dua rata-rata untuk menguji hipotesis.Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh nilai t hitungsebesar 2.169 dengan taraf signifikannya sebesar 0,035(kurang dari 0,05), sehingga H0 ditolak. Jika dilihat dari thitung yang menunjukkan nilai sebesar 2.169 sedangkant tabel untuk taraf signifikan 5% dengan DB 49 maka nilaikritis t tabel adalah 2.009. Jadi, dapat disimpulkan bahwaada perbedaan prestasi belajar IPS antara kelaseksperimen dan kelas kontrol. Maka hipotesis yangdiajukan oleh peneliti diterima bahwa ada perbedaanprestasi belajar IPS antara penggunaan modelpembelajaran Student Teams Achievement Divisions(STAD) dan Group Investigation (GI) pada siswa kelas IVdi SD Kasihan Bantul.

Hasil dari analisis data nilai rerata postest dari kelaskontrol dan eksperimen, maka dapat disimpulkanpenggunaan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) lebih efektif daripadamodel pembelajaran Group Investigation (GI) ditinjaudari prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD KasihanBantul. Dengan hasil penghitungan rerata postest darikelas kontrol dan kelas eksperimen denganmenggunakan program SPSS ver. 16.0 menunjukkanbahwa rerata setelah perlakuan pada kelas kontrolsebesar 67,63. Sedangkan pada kelas eksperimensebesar 73,75. Dilihat dari rerata kelas kontrol dn kelaseksperimen menunjukkan bahwa rerata kelas kontrol(67,63) < rerata kelas eksperimen (73,75), maka dapatdisimpulkan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) lebih efektif daripadamodel pembelajaran Group Investigation (GI) terhadapprestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD Kasihan

Bantul. Menurut Ibrahim (Abdul, 2014:188) pembelajaranmengunakan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) sangat efektif, karenamempunyai beberapa kelebihan, yaitu dapatmemberikan kesempatan kepada siswa untukbekerjasama dengan siswa lain, siswa dapat menguasaipelajaran yang disampaikan, dalaam proses belajarmengajar siswa saling ketergantungan dalam hal positif,dan setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.Dengan demikian, siswa dapat memahami materidengan mudah dan tujuan bekajar dapat tercapai sertadapat meningkatkan prestasi belajar IPS.

KESIMPULANBerdasarkan analisis data dan pembahasan yang

dipaparkan oleh peneliti, maka penelitian dapatdisimpulkan sebagai berikut: 1) Berdasarkan dataanalisis menggunakan uji t menunjukkan bahwa adaperbedaan perbedaan prestasi belajar IPS antarapenggunaan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) dan Group Investigation(GI) pada siswa kelas IV di SD Kasihan Bantul.Dibuktikan dengan penghitungan menggunakan programSPSS ver 16.0 yang dapat dilihat darit-test for Equality ofMeans dengan taraf signifikannya sebesar 0,035 (kurangdari 0,05), sehingga H0 ditolak. Berdasarkanpenghitungan t hitung yang menunjukkan nilai sebesar2.169, sedangkan t tabel untuk taraf signifikan 5%dengan DB 49 maka nilai kritis t tabel adalah 2.009,dengan demikian t tabel < t hitung. Maka Ha diterimayaitu ada perbedaan perbedaan prestasi belajar IPSantara penggunaan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) dan Group Investigation(GI) pada siswa kelas IV di SD Kasihan Bantul, 2)Penggunaan model pembelajaran Student TeamsAchievement Divisions (STAD) lebih efektif daripadamodel pembelajaran Group Investigation (GI) ditinjaudari prestasi belajar IPS pada siswa kelas IV SD KasihanBantul. Ini ditunjukan dari rata-rata nilai postest kelaseksperimen (menggunakan model pembelajaran StudentTeams Achievement Divisions (STAD)) yang lebih tinggidaripada kelas kontrol (menggunakan modelpembelajaran Group Investigation (GI)). Kelaseksperimen memiliki rata-rata nilai posttest 73,75,sedangkan kelas kontrol memiliki rata-rata nilaiposttest67,63.

DAFTAR PUSTAKADaryanto. 2010. Media Pembelajaran: Peranannya

Sangat Penting DalamMencapai TujuanPembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dewa, N Firmansyah. 2012. “Penerapan ModelKooperatif Tipe STAD dalam PembelajaranIPS tentang Masalah Sosial Kelas IV SD”.(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen/article/view/370).

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia.

Hosnan.2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstualdalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: GhaliaIndonesia.

Isjoni.2011. Pembelajaran Kooperatif MeningkatkankecerdasanKomunikasi Antar Peserta Didik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Praptiwi dan Jeffry Handhika. 2012. “Efektivitas MetodeKooperatif Tipe GI dan STAD Ditinjau dariKemampuan Awal”. Jurnal PenelitianPembelajaran Fisika. ISSN Vol. 3 No. 1Hal.41-50.

Ratna H, Latifah. 2013. Keefektifan Penerapan ModelCooperative Learning Tipe GroupInvestigation pada Pembelajaran IPS diKelas IV SD Negeri 1 Mangunegara.Yogyakarta: UNY.

Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Salvin, Robert E. 2005.Cooperative Learning. Bandung:Nusa Media.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif:Dilengkapi dengan PerbandinganPerhitungan Manual dan SPSS. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan PembelajaranIPS di Sekolah Dasar. Jakarta:Prenadamedia Group.

Trianto.2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.

Wibowo, Ari. 2015. “Keefektifan Model PembelajaranKooperatif Tipe STAD dengan Tipe TGTuntuk Meningkatkan Hasil Belajar danKarakter Siswa SD”. ElementarySchool.ISSN 2338-980X Volume 2 nomor 1hal 37-46.