JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA · PDF fileJurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, ......

6
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 1 Maret 2014 31 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia EFEKTIFITAS PEMBANGUNAN DUA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DI KABUPATEN SERUYAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2007 EFFECTIVITY OF BUILT TWO HOSPITALS IN SERUYAN DISTRICT PROVINCE OF CENTRAL KALIMANTAN YEAR 2007 Bahrun Abbas 1 , Laksono Trisnantoro 2 1 Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan Tengah 2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ABSTRACT Background: In the current era of regional autonomy, local goverments have wider scope of authority in making their policies according to their capacities and their needs. To improve access to health care and equitable health service, the Goverment of Seruyan District made a policy to build two District Hospitals. This policy was made due to the area of Seruyan District that is very widespread. In its implementation, this policy has been confronted with many obstacles, among other is limited human resources and funding, and low utilization of health facilities and services by community. Objective: To determine the extent of utilization of the two hospitals and to determine the factors corresponding to the utilization of the two District Hospitals in Seruyan Districy. Metodhs: This study is a descriptive study with a qualitive approach supported by a quantitive approach. Hospital utilization data are obtained by examining the available data in both District Hospitals in Seruyan District and two other hospitals in the neighboring district, and also by interviewing some people in Seruyan District. Samples are determined using two stage cluster sampling. To further investigate the issue of hospital utilization, in-depth interviews are conducted both with people using the hospitals and with people not using the hospitals in Seruyan District. The data will be quantitatively analyzed and further explore qualitatively. Results: The result findings show that there is a correlation between the distances of home and hospital and seeking treatment at the hospital, there is a correlation between the means of transportation to the hospital and seeking treatment at the hospital, there is a correlation between travel time to the hospital and seeking treatment at the hospital, there is a correlation between the ease of transportation to the hospital and seeking treatment at the hospital, there is a correlation between cost of transportation to the hospital and seeking treatment at the hospital, there is no correlation between the expenses and seeking treatment at the hospital, and there is a correlation between people’s knowledge and seeking treatment at the hospital. Conclusion: In terms of its utilization and manpower, the construction of two hospitals in Seruyan District is ineffective. However, factors correlating with hospital utilization are distance, transportation, travel time, ease of transportation, transportation cost dan knowledge, and government should pay attention to these factors to improve utilization. Keywords: utilization, policy of building two District Hospitals and hospital management. JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA VOLUME 03 No. 01 Maret 2014 Halaman 31 - 36 Artikel Penelitian ABSTRAK Latar belakang: Dalam era otonomi daerah saat ini Pemerintah Daerah memiliki kewengan lebih luas dalam mengambil kebijakan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan daerah. Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan, pemerataan pelayanan kesehatan maka Pemerintah Kabupaten Seruyan membuat kebijakan pembangunan 2 RSUD. Kebijakan ini diambil mengingat sangat luasnya wilayah Kabupaten Seruyan. Dalam pelaksanaannya kebijakan ini menghadapi berbagai kendala diantaranya, keterbatasan sumber daya manusia dan keterbatasan pembiayaan, serta masih rendahnya pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan 2 RSUD tersebut dan untuk mengetahui faktor- faktor yang berhubungan terhadap pemanfaatan 2 RSUD di Kabupaten Seruyan. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif didukung kualitatif. Data pemanfaatan rumah sakit dilakukan dengan menelaah data yang ada di kedua rumah sakit di Kabupaten Seruyan dan 2 rumah sakit Kabupaten tetangga, serta melakukan wawancara terhadap masyarakat Kabupaten Seruyan. Sampel ditentukan dengan metode two stage cluster sampling. Untuk lebih mengetahui permasalahan pemanfaatan rumah sakit dilakukan wawancara mendalam kepada masyarakat yang memanfaatkan rumah sakit umum daerah di Kabupaten Seruyan dan yang tidak memanfaatkan. Data akan dianalisis secara kuantitatif dan diperdalam dengan kualitatif. Hasil: Ada hubungan antara jarak rumah dengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antara sarana transportasi dengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antara waktu tempuh dengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antara kemudahan transportasi dengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antara biaya transportasi dengan berobat ke rumah sakit, tidak ada hubungan antara biaya pengeluaran dengan berobat ke rumah sakit dan ada hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan berobat ke rumah sakit. Kesimpulan: Pembangunan 2 RSUD di Kabupaten Seruyan tidak efektif apabila dilihat dari segi pemanfaatan dan ketenagaan. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan RSUD adalah jarak, sarana transportasi,waktu tempuh,kemudahan transportasi, biaya transportasi dan pengetahuan. Pemerintah perlu mengupayakan perbaikan dalam hal-hal di atas untuk meningkatkan utilisasi rumahsakit. Kata Kunci: Utilisasi, kebijakan pembangunan 2 RSUD dan manajemen rumah sakit.

Transcript of JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA · PDF fileJurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, ......

Page 1: JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA · PDF fileJurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, ... meningkatkan akses pelayanan kesehatan, ... rumah sakit di Kabupaten Seruyan dan 2 rumah sakit

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 1 Maret 2014 31

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

EFEKTIFITAS PEMBANGUNAN DUA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DIKABUPATEN SERUYAN PROPINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2007

EFFECTIVITY OF BUILT TWO HOSPITALS IN SERUYAN DISTRICTPROVINCE OF CENTRAL KALIMANTAN YEAR 2007

Bahrun Abbas1, Laksono Trisnantoro2

1Dinas Kesehatan Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan Tengah2Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

ABSTRACTBackground: In the current era of regional autonomy, localgoverments have wider scope of authority in making theirpolicies according to their capacities and their needs. To improveaccess to health care and equitable health service, theGoverment of Seruyan District made a policy to build twoDistrict Hospitals. This policy was made due to the area ofSeruyan District that is very widespread. In its implementation,this policy has been confronted with many obstacles, amongother is limited human resources and funding, and low utilizationof health facilities and services by community.Objective: To determine the extent of utilization of the twohospitals and to determine the factors corresponding to theutilization of the two District Hospitals in Seruyan Districy.Metodhs: This study is a descriptive study with a qualitiveapproach supported by a quantit ive approach. Hospitalutilization data are obtained by examining the available data inboth District Hospitals in Seruyan District and two otherhospitals in the neighboring district, and also by interviewingsome people in Seruyan District. Samples are determined usingtwo stage cluster sampling. To further investigate the issue ofhospital utilization, in-depth interviews are conducted both withpeople using the hospitals and with people not using thehospitals in Seruyan District. The data will be quantitativelyanalyzed and further explore qualitatively.Results: The result findings show that there is a correlationbetween the distances of home and hospital and seekingtreatment at the hospital, there is a correlation between themeans of transportation to the hospital and seeking treatmentat the hospital, there is a correlation between travel time to thehospital and seeking treatment at the hospital, there is acorrelation between the ease of transportation to the hospitaland seeking treatment at the hospital, there is a correlationbetween cost of transportation to the hospital and seekingtreatment at the hospital, there is no correlation between theexpenses and seeking treatment at the hospital, and there is acorrelation between people’s knowledge and seeking treatmentat the hospital.Conclusion: In terms of its utilization and manpower, theconstruction of two hospitals in Seruyan District is ineffective.However, factors correlating with hospital utilization aredistance, transportation, travel time, ease of transportation,transportation cost dan knowledge, and government shouldpay attention to these factors to improve utilization.

Keywords: utilization, policy of building two District Hospitalsand hospital management.

JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIAVOLUME 03 No. 01 Maret 2014 Halaman 31 - 36

Artikel Penelitian

ABSTRAKLatar belakang: Dalam era otonomi daerah saat ini PemerintahDaerah memiliki kewengan lebih luas dalam mengambil kebijakanyang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan daerah. Untukmeningkatkan akses pelayanan kesehatan, pemerataanpelayanan kesehatan maka Pemerintah Kabupaten Seruyanmembuat kebijakan pembangunan 2 RSUD. Kebijakan ini diambilmengingat sangat luasnya wilayah Kabupaten Seruyan. Dalampelaksanaannya kebijakan ini menghadapi berbagai kendaladiantaranya, keterbatasan sumber daya manusia danketerbatasan pembiayaan, serta masih rendahnya pemanfaatansarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat.Tujuan penelitian: Untuk mengetahui sejauh manapemanfaatan 2 RSUD tersebut dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan terhadap pemanfaatan 2 RSUD diKabupaten Seruyan.Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif denganpendekatan kuantitatif didukung kualitatif. Data pemanfaatanrumah sakit dilakukan dengan menelaah data yang ada di keduarumah sakit di Kabupaten Seruyan dan 2 rumah sakit Kabupatentetangga, serta melakukan wawancara terhadap masyarakatKabupaten Seruyan. Sampel ditentukan dengan metode twostage cluster sampling. Untuk lebih mengetahui permasalahanpemanfaatan rumah sakit dilakukan wawancara mendalamkepada masyarakat yang memanfaatkan rumah sakit umumdaerah di Kabupaten Seruyan dan yang tidak memanfaatkan.Data akan dianalisis secara kuantitatif dan diperdalam dengankualitatif.Hasil: Ada hubungan antara jarak rumah dengan berobat kerumah sakit, ada hubungan antara sarana transportasi denganberobat ke rumah sakit, ada hubungan antara waktu tempuhdengan berobat ke rumah sakit, ada hubungan antarakemudahan transportasi dengan berobat ke rumah sakit, adahubungan antara biaya transportasi dengan berobat ke rumahsakit, tidak ada hubungan antara biaya pengeluaran denganberobat ke rumah sakit dan ada hubungan antara pengetahuanmasyarakat dengan berobat ke rumah sakit.Kesimpulan: Pembangunan 2 RSUD di Kabupaten Seruyantidak efektif apabila dilihat dari segi pemanfaatan danketenagaan. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatanRSUD adalah jarak, sarana transportasi,waktutempuh,kemudahan transportasi, biaya transportasi danpengetahuan. Pemerintah perlu mengupayakan perbaikandalam hal-hal di atas untuk meningkatkan utilisasi rumahsakit.

Kata Kunci: Utilisasi, kebijakan pembangunan 2 RSUD danmanajemen rumah sakit.

Page 2: JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA · PDF fileJurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, ... meningkatkan akses pelayanan kesehatan, ... rumah sakit di Kabupaten Seruyan dan 2 rumah sakit

32 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 1 Maret 2014

Bahrun Abbas: Efektifitas Pembangunan Dua Rumah Sakit Umum Daerah

PENGANTARKabupaten Seruyan merupakan kabupaten baru

hasil pemekaran diresmikan pada tanggal 7 Juli 2003mempunyai luas wilayah ± 16.404 Km2 terbagi dalamlima kecamatan, dengan jumlah penduduk 119.419jiwa (5,6% dari total penduduk Propinsi KalimantanTengah), kepadatan penduduk 7,2 jiwa/km2 danpertumbuhan penduduk 5 %. Wilayah KabupatenSeruyan dibelah oleh Sungai Seruyan yang mengalirdari utara ke selatan dan bermuara ke Laut Jawadengan panjang lebih kurang 400 km yang dapatdilayari lebih kurang 270 km.

Masalah yang dihadapi pemerintah KabupatenSeruyan dalam melaksanakan program di bidang ke-sehatan adalah: luasnya wilayah, banyaknya daerahterpencil yang sulit dijangkau, penduduk yang sedikitdan tersebar, kurangnya sumber daya manusia baikkuantitatif maupun kualitatif, dan minimnya kemam-puan keuangan daerah.

Di dalam pembangunan bidang kesehatan diKabupaten Seruyan, permasalahan yang dihadapiantara lain rendahnya derajat kesehatan masyarakat,kesenjangan derajat kesehatan; kesenjangan aksesterhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas antarwilayah; belum memadainya jumlah, penyebaran,komposisi dan mutu tenaga kesehatan; dan belumoptimalnya alokasi pembiayaan kesehatan. Aspekmenejemen pembangunan kesehatan, dengan dite-rapkannya desentralisasi kesehatan, permasalahanyang dihadapi adalah kurangnya sarana dan prasa-rana kesehatan serta kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia dalam bidang kesehatan. Sumber da-ya manusia bidang kesehatan di Kabupaten Seruyanmasih sangat terbatas baik jumlah maupun jenis.Jumlah keseluruhan tenaga kesehatan yaitu 251orang terdiri dari: dokter 20, dokter gigi 2, perawat121, bidan 54, Apoteker 3, petugas gizi 9, sanitar-ian 16, tenaga lain 30.

Sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Seru-yan adalah 2 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),8 puskesmas, dan 31 Puskesmas Pembantu. De-ngan jumlah desa 91, berarti masih banyak desayang belum mempunyai fasilitas kesehatan. Peman-faatan sarana pelayanan kesehatan baik puskesmasmaupun rumah sakit oleh masyarakat di KabupatenSeruyan masih rendah. Pada tahun 2005 masya-rakat yang memanfaatkan sarana kesehatan melaluirawat jalan sebanyak 11.956 sedangkan rawat inapsebanyak 1.225. Pada tahun 2006 kunjungan rawatjalan sebanyak 26.241, rawat inap sebesar 1.114.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatanmasyarakat, mengurangi kesenjangan kualitas kese-hatan antar wilayah, meningkatkan akses masyara-

kat terhadap pelayanan kesehatan, maka Pemerin-tah Daerah Kabupaten Seruyan membuat kebijakanmembangun 2 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)dan kebijakan pelayanan pengobatan gratis pada levelrawat jalan tingkat pertama (pengobatan dasar dipuskesmas dan jajarannya) untuk semua pendudukKabupaten Seruyan.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Pem-buang terletak di Kecamatan Seruyan Hilir, merupa-kan rumah sakit kelas D dengan 50 tempat tidur,ditetapkan dan mulai beroperasi pada bulan Juli2003. Dibangunnya RSUD yang terletak di KualaPembuang sebagai ibukota Kabupaten Seruyan ber-tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan yanglebih baik dan terjangkau oleh masyarakat, mening-katkan pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang.Akan tetapi karena kota Kuala Pembuang berada didaerah hilir dan karena kendala transportasi yangmenghubungkan antar wilayah, maka tidak semuamasyarakat bisa mengakses rumah sakit ini, hanyamasyarakat yang berada di wilayah KecamatanSeruyan Hilir.

Untuk memecahkan masalah akses pelayanankesehatan ini, dan sebagai antisipasi dari berkem-bang pesatnya perusahaan kelapa sawit di wilayahtengah dan utara Kabupaten Seruyan, maka padatahun 2005 Pemerintah Daerah membuat kebijakanmembangun dan mendirikan RSUD Hanau. Pemba-ngunan rumah sakit yang terletak di KecamatanHanau, yang berada ditengah wilayah KabupatenSeruyan ini diharapkan lebih mudah diakses. Rumahsakit ini diharapkan bisa dimanfaatkan oleh sekitar50% penduduk Kabupaten Seruyan di tiga kecamat-an yaitu Kecamatan Hanau, Seruyan Tengah danKecamatan Seruyan Hulu. Selain masyarakat Seru-yan diharapkan karyawan pekebunan kelapa sawityang jumlahnya sekitar 15.564 orang dari 14 perusa-haan disekitar wilayah ini bisa memanfaatkan fasili-tas dan pelayanan kesehatan yang ada di RSUDHanau.

Rumah sakit yang berada di sekitar KabupatenSeruyan dan sering dimanfaatkan masyarakat Kabu-paten Seruyan untuk memperoleh pemeriksaan,pengobatan dan perawatan adalah RSUD Dr.Murdjani di Kabupaten Kotawaringin Timur dan RSUDSutan Imanudin di Kabupaten Kotawaringin Barat.RSUD Dr. Murjani terletak di Kota Sampit, beradadisebelah timur Kabupaten Seruyan. MasyarakatKabupaten Seruyan yang memanfaatkan rumahsakit ini kebanyakan dari Kecamatan Seruyan Hiliryang berjarak lebih kurang 150 km dan masyarakatKecamatan Danau Sembuluh yang berjarak lebihkurang 80 km.

Page 3: JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA · PDF fileJurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, ... meningkatkan akses pelayanan kesehatan, ... rumah sakit di Kabupaten Seruyan dan 2 rumah sakit

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 1 Maret 2014 33

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) SutanImanudin terletak di Kota Pangkalan Bun, KabupatenKotawaringin Barat berada disebelah barat Kabupa-ten Seruyan. Masyarakat Seruyan yang lebih seringmemanfaatkan rumah sakit ini adalah masyarakatdi Kecamatan Hanau yang berjarak lebih kurang 80km, masyarakat Kecamatan Seruyan Tengah yangberjarak lebih kurang 125 km dan masyarakat Keca-matan Seruyan Hulu yang berjarak lebih kurang 170km.

Kabupaten Seruyan telah membangun duaRSUD ini maka diharapkan akses masyarakat danpemanfaatan terhadap sarana kesehatan khususnyarumah sakit menjadi meningkat, meskipun dalampelaksanaannya kedua rumah sakit ini mengalamikendala ketenagaan dan kekurangan pembiayaandikarenakan keterbatasan dana dari pemerintah dae-rah. Dengan lebih mudahnya masyarakat meng-akses sarana kesehatan ini harapan akhirnya derajatkesehatan masyarakat Kabupaten Seruyan menjadilebih baik, dan tentunya bisa lebih meningkatkankesejahteraan mereka, dan untuk mengetahui per-masalahan setelah keluarnya kebijakan tersebut,evaluasi perlu dilakukan sehingga hasilnya bisa men-jadi bahan masukan agar bisa dilakukan penyem-purnaan dan dapat dipergunakan untuk dasarpengambilan kebijakan selanjutnya.

Faktor keterbatasan yang dimiliki KabupatenSeruyan perlu diketahui apakah kebijakan Peme-rintah Daerah membangun dua Rumah Sakit UmumDaerah di Kabupaten Seruyan sudah efektif dilihatdari segi pemanfaatan dan ketenagaan. Apakahfaktor demografi, geografi, sosial ekonomi masya-rakat, kemampuan pemerintah daerah, pengetahuandan pandangan masyarakat tentang rumah sakit dankebutuhan masyarakat terhadap pelayanan rumahsakit berhubungan dengan pemanfaatan RSUDKuala Pembuang dan RSUD Hanau.

Tujuan dari penelitian ini adalah: untuk menge-tahui efektifitas pembangunan dua RSUD di Kabupa-ten Seruyan, untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan terhadap pemanfaatan dua RSUD diKabupaten Seruyan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang tidak berhubungan terhadap pemanfaat-an 2 RSUD di Kabupaten Seruyan.

BAHAN DAN CARA PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian deskriptif

menggunakan rancangan cross sectional survey,

dengan pendekatan kuantitatif didukung kualitatif.Metode kuantitatif untuk menggambarkan peman-faatan rumah sakit. Metode kualitatif dipergunakanuntuk mendapatkan informasi mengapa rumah sakitumum daerah di Kabupaten Seruyan menjadi/tidakmenjadi pilihan untuk mendapatkan pelayanan/perawatan kesehatan.

Subyek penelitian ini adalah: Register sertaLaporan RS Pembuang Hulu tahun 2006 dan RSUDKuala Pembuang tahun 2004 – 2006. Telaah datadilakukan untuk mendapatkan informasi jumlah kun-jungan, jenis kunjungan, BOR, ALOS dan TOI rumahsakit dan Data pasien dari rumah sakit tetangga(RSU Dr. Murjani Sampit dan RSU Sutan ImannudinPangkalan Bun) yang berasal dari KabupatenSeruyan, tahun 2003 – 2006. Data ini dipergunakanuntuk membandingkan apakah ada perbedaankunjungan sebelum dan sesudah dibangun RSUDKuala Pembuang dan RSUD Hanau, dan MasyarakatKabupaten Seruyan Untuk memperoleh data tentangpengetahuan dan pandangan masyarakat terhadapRSUD Kuala Pembuang atau RSUD Hanau danfaktor-faktor yang berkaitan dengan pemanfaatantersebut serta untuk mengetahui persepsi tentangkebutuhan masyarakat terhadap pelayanan di RSUDKuala Pembuang dan Pembuang Hulu dan keinginanmasyarakat terhadap rumah sakit tersebut.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANData kunjungan pasien, distribusi kunjungan

pasien tersebar pada empat RSUD yaitu RSUDKuala Pembuang, RSUD Hanau, RSUD dr. Murjanidan RSUD Sultan Imanudin. RSUD dr Murjani danRSUD dr Sultan Imanudin merupakan rumah sakitperbatasan antara Kabupaten Seruyan dengan Ka-bupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kota-waringin Barat terlihat bahwa kunjungan ke duaRumah Sakit Kabupaten tetangga tidak terdapatperbedaan antara sebelum dan sesudah dibangunnyadua RSUD di Kabupaten Seruyan. PemanfaatanRSUD Hanau dan RSUD Kuala Pembuang memper-lihatkan kecenderungan dipengaruhi oleh faktorgeografi.

Tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelaya-nan rumah sakit, diperlukan indikator. Pada penelitianini indikator yang digunakan adalah BOR, ALOS,TOI. Hasil BOR, ALOS dan TOI untuk RSUD KualaPembuang dan RSUD Hanau dapat dilihat pata Tabelberikut.

Page 4: JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA · PDF fileJurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, ... meningkatkan akses pelayanan kesehatan, ... rumah sakit di Kabupaten Seruyan dan 2 rumah sakit

34 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 1 Maret 2014

Bahrun Abbas: Efektifitas Pembangunan Dua Rumah Sakit Umum Daerah

Nilai parameter BOR, ALOS dan TOI RSUDKuala Pembuang dan RSUD Hanau dari tahun 2006s/d 2012 belum ideal. Nilai parameter ideal untukBOR antara 60%-80%, nilai ideal ALOS 6-9 hari dannilai ideal TOI 1-3 hari. Dapat disimpulkan bahwatingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayananRSUD Kuala Pembuang dan RSUD Hanau masihrendah dan tidak efisien1.

Hasil wawancara dengan responden menunjuk-kan bahwa dari 109 responden hanya 28 orang atau25,7% yang memanfaatkan RSUD Kuala Pembuangdan RSUD Pembuang Hulu. Hasil observasi di la-pangan diketahui juga bahwa kunjungan pasien diRSUD dr. Murjani dan RSUD Sultan Imanudin meru-pakan pasien rujukan dari RSUD Kuala Pembuangdan RSUD Hanau. Bagi masyarakat yang mampulebih suka memanfaatkan rumah sakit yang lebihbaik mutu pelayanan kesehatannya yaitu pelayananspesialistik, sesuai dengan hasil wawancara sebagaiberikut :

“ …yang pernah saya alami kalau tidak dapatditangani di rumah sakit Pembuang Hulu kamidirujuk ke rumah sakit dr.Murjani Sampitdisana dokter spesialisnya lengkap. Harapankami di rumah sakit Pembuang Hulu supayaada dokter spesialisnya…” (responden M.10)

Masalah yang dihadapi rumah sakit umum dae-rah di Kabupaten Seruyan yaitu belum mempunyaidoktek spesialis. Pemanfaatan sarana kesehatandi negara berkembang dipengaruhi oleh rendahnyamutu pelayanan, rendahnya pengetahuan dan keku-rangan sumber daya manusia2.

Untuk memecahkan masalah tersebut diharap-kan rumah sakit umum daerah untuk meningkatkanmutu pelayanan kesehatan terhadap pasien. Mutupelayanan medis dan kesehatan di rumah sakitumum daerah sangat erat kaitannya dengan mana-

jemen rumah sakit dan keprofesionalan kinerja. Ke-duanya merupakan outcome dari manajemen men-jaga mutu dirumah sakit yang dilaksanakan oleh gu-gus kendali mutu rumah sakit1. RSUD Kuala Pem-buang maupun RSUD Hanau dalam menyusun ke-giatan agar mengalokasikan kegiatan kunjungandokter spesialis.

Gambaran Tenaga Kesehatan RSUD KualaPembuang dan RSUD Hanau menunjukkan bahwajumlah tenaga kesehatan masih belum sesuai stan-dar. Untuk rumah sakit kelas D dengan 50 tempattidur minimal tenaga kesehatan yang diperlukan se-banyak 82 orang. Belum sesuai dengan Permenkesnomor 262/Menkes/Per/VII/1979 tahun 1979 telahmengatur rasio jumlah tenaga kesehatan menurutkategori (medis, paramedis perawat, paramedis nonperawatan, non medis) dengan tempat tidur rumahsakit menurut masing-masing kelas3.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabeljarak rumah berhubungan secara signifikan terhadapmasyarakat untuk berobat ke rumah sakit umumdaerah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan(p<0.05). Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapatSetyowati dan Lubis4 yang menyatakan bahwa faktorgeografi, keterpencilan, sulit dan mahalnya trans-portasi merupakan hambatan untuk menjangkausarana kesehatan. Berdasarkan hasil wawancaradengan responden sebagai berikut:

“…jarak rumah saya ke rumah sakit kira-kirakurang lebih 4 km, transportasi yang diguna-kan angkutan kota…”(responden M.1)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabelsarana transportasi berhubungan secara signifikanterhadap pemanfaatan rumah sakit umum daerah.Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sujatmiko5

yang menyatakan bahwa faktor penghambat masya-

Tabel 1. Indikator Mutu Pelayanan RSUD Kuala Pembuang dan RSUD Hanau Tahun 2006Rumah Sakit Tahun Jumlah TT Jumlah

Pasien Hari Rawat BOR LOS TOI

RSUD Kuala Pembuang

2006 14 504 1283 25,1 2,5 7,6 2007 24 364 1039 11,9 2,9 21,2 2008 14 467 1217 23,8 2,6 8,3 2009 40 587 1436 9,8 2,4 22,4 2010 40 609 1505 10,3 2,5 21,5 2011 40 808 2106 14,4 2,6 15,5

SM I 2012 40 484 1280 8,8 2,6 27,5 RSUD Hanau 2006 10 410 1502 41,2 3,7 5,2

2007 10 629 1970 54,0 3,1 2,7 2008 15 473 1087 19,9 2,3 9,3 2009 20 708 1380 18,9 1,9 8,4 2010 20 703 1370 18,8 1,9 8,4 2011 25 900 2729 29,9 3,0 7,1

SM II 2012 25 522 1371 15,0 2,6 14,9 Sumber: Lap. RL 1 RSUD Kuala Pembuang, RL.1 RSUD Hanau

Page 5: JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA · PDF fileJurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, ... meningkatkan akses pelayanan kesehatan, ... rumah sakit di Kabupaten Seruyan dan 2 rumah sakit

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 1 Maret 2014 35

Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia

rakat miskin tidak datang ke pelayanan kesehatandisebabkan transportasi yang sulit dan biaya yangharus dikeluarkan mahal. Hasil wawancara denganresponden sebagai berikut:

“…biasanya kalau saya ke rumah sakit,biasanya saya naik taksi kota…”(respondenM.2).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabelwaktu tempuh berhubungan secara signifikan terha-dap pemanfaatan Rumah Sakit Umum Daerah yangdigunakan oleh masyarakat untuk mencari peng-obatan (p<0.05). Hasil penelitian ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan Kloos6 di Ethiopia. Peman-faatan pelayanan kesehatan di Ethiopia masih sangatrendah, hambatan utama disebabkan oleh faktor ja-rak, waktu tempuh dan transportasi ke tempat pela-yanan kesehatan. Hal tersebut sesuai dengan hasilwawancara :

“…Waktu tempuh dari rumah saya ke rumahsakit kalau tidak ada rintangan di jalan kira-kira sekitar 25 menit…”(responden M.1)

“…waktu tempuh dari rumah ke rumah sakitkurang lebih 30 menit…”(responden M.2)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ke-mudahan transportasi berhubungan secara signifikanterhadap pemanfaatan rumah sakit umum daerahyang digunakan oleh masyarakat untuk berobat. Pe-nelitian ini sependapat dengan Setyowati dan Lubis4

mengatakan bahwa faktor mahalnya dan sulitnyauntuk mendapatkan transportasi merupakan ham-batan untuk menjangkau sarana kesehatan. Hal ter-sebut sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut:

“…cukup mudah kalau saya berobat kerumah sakit dengan kendaraan rodaempat…”(responden M.5)

Variabel biaya transportasi berhubungan secarasignifikan dengan pemanfaatan rumah sakit umumdaerah oleh masyarakat untuk memperoleh pelayan-an kesehatan. Semakin tinggi biaya transportasiyang dikeluarkan oleh pasien semakin tidak akanmau datang ke rumah sakit untuk mencari pengobat-an, penelitian ini sependapat dengan Handayani7.Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara seba-gai berikut:

“…kalau saya ke rumah sakit menggunakantaksi, biasanya biayanya Rp.10.000,-...(responden M.8)

Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adahubungan antara biaya pengeluaran masyarakatsehari-hari dengan pemanfaatan rumah sakit umumdarah oleh masyarakat (p>0.05). Pemanfaatan rumahsakit umum daerah tidak ditentukan oleh biaya

pengeluaran masyarakat, sesuai dengan apa yangdinyatakan oleh responden dari hasil wawancarasebagai berikut :

“…biaya pengeluaran untuk berobat sekitarRp1.025,000,00 kami sekeluarga berobat keperawat swasta atau mantra…” (respondenTM.9)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabelpengetahuan masyarakat berhubungan secara sig-nifikan terhadap pemanfaatan rumah sakit umumdaerah yang digunakan oleh masyarakat untuk men-cari pengobatan (p<0.05). Pengetahuan merupakanhasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukanpenginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penge-tahuan merupakan domain yang sangat penting untukterbentuknya tindakan seseorang8.

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Pembangunan dua Rumah Sakit Umum Daerahdi Kabupaten Seruyan tidak efektif apabila dilihatdari segi pemanfaatan dan ketenagaan, jadi pemba-ngunan dua rumah sakit tersebut adalah tidak tepat.

Faktor jarak rumah berhubungan dengan pe-manfaatan rumah sakit umum daerah di KabupatenSeruyan, semakin jauh jarak ke RS maka semakinrendah pemanfaatan RS. Sarana transportasi berhu-bungan dengan pemanfaatan rumah sakit umum dae-rah di Kabupaten Seruyan. Waktu tempuh berhu-bungan dengan pemanfaatan rumah sakit umum dae-rah di Kabupaten Seruyan, semakin jauh waktutempuh ke RS maka semakin rendah pemanfaatanRS. Transportasi berhubungan dengan pemanfaatanrumah sakit umum daerah di Kabupaten Seruyan,semakin sulit transportasi ke RS maka semakin ren-dah pemanfaatan RS. Biaya transportasi berhubung-an dengan pemanfaatan rumah sakit umum daerahdi Kabupaten Seruyan, semakin mahal biaya trans-portasi ke RS maka semakin rendah pemanfaatanRS. Pengetahuan dan pandangan masyarakat ter-hadap rumah sakit berhubungan dengan pemanfaat-an rumah sakit umum daerah di Kabupaten Seruyan.

Tidak terdapat hubungan antara biaya penge-luaran masyarakat dengan pemanfaatan RSUDKuala Pembuang dan RSUD Pembuang Hulu.

SaranSalah satu sebab pemanfaatan rumah sakit ren-

dah adalah tidak adanya dokter spesialis di rumahsakit, untuk itu perlu pemerintah daerah membiayaipendidikan dokter spesialis atau dengan memberi-kan tunjangan kesepian kepada dokter spesialisyang bersedia bertugas di Kabupaten Seruyan. Un-

Page 6: JURNAL KEBIJAKAN KESEHATAN INDONESIA · PDF fileJurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, ... meningkatkan akses pelayanan kesehatan, ... rumah sakit di Kabupaten Seruyan dan 2 rumah sakit

36 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 03, No. 1 Maret 2014

Bahrun Abbas: Efektifitas Pembangunan Dua Rumah Sakit Umum Daerah

tuk menghemat biaya operasional dan lebih fokusmengembangkan rumah sakit, maka salah satuRSUD dialih fungsi menjadi Puskesmas PerawatanPlus (P3) yaitu puskesmas dengan rawat inap yangdilengkapi dengan alat-alat modern seperti rontgen,fotometer dan USG. Untuk lebih mempermudah ak-ses masyarakat ke RSUD maka pemerintah daerahbisa lebih mempercepat pembangunan infrastrukturkhususnya jalan penghubung antar kecamatan dandesa.

Dinas Kesehatan sebagai penanggung jawabdi bidang kesehatan, hendaknya secara berkala me-lakukan regulasi dan pembinaan mutu pelayananrumah sakit umum daerah.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kuala Pem-buang maupun RSUD Pembuang Hulu dalam penyu-sunan anggaran biaya agar mengalokasikan kegiatanuntuk kunjungan dokter spesialis. Pada masing-masing rumah sakit agar membentuk Gugus KendaliMutu yang bertugas untuk mengevaluasi mutupelayanan yang ada di rumah sakit.

REFERENSI1. Muninjaya GAA. Manajemen kesehatan,

Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta. 2004.2. Eichler R, Can “Pay for Performance Increase

Utilization by the Poor and Improve the Quality

of Health Service, Discussion paper for the firstmeeteng of the Working Group on Performance-Based incentives center for Global Developmen,Broad Branch Associates, 2006.

3. Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia No. 262/Menkes/Per/ VII/1979,Tentang Standarisasi Ketenagaan di RumahSakit. Jakarta. 1976.

4. Setyowati T. Lubis A. Pemanfaatan PelayananKesehatan dan Jaminan PemeliharaanKesehatan (SUSENAS 2001), Buletin PenelitianKesehatan, 2003;3(14):177-185

5. Sujatmiko AH. Analisis Pemanfaatan PelayananKesehatan Bagi Masyarakat Miskin diKabupaten Kutai Kartanegara, Tesis, UniversitasGadjah Mada. Yogyakarta. 2006.

6. Kloos H. Utilization of Selected Hospital, HealthCountries and Health Stations in Central,Soutern and Western Ethiopia, Soc. Sei. Med,2, 101-114. 1990.

7. Handayani L. Siswanto. Ma’aruf NA. HapsariD. Pola pencarian pengobatan di Indonesia,Analisis Data Susenas 2001, Buletin PenelitianKesehatan. 2003;31(1): 33-47.

8 Notoatmodjo S. Pengantar PendidikanKesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan.Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. 1993.