jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih...

130
Daftar Isi Jurnal Demokrasi & HAM Vol. 5, No. 3, 2006 EDITORIAL Reformasi Birokrasi 3 ANALISIS Reformasi Kepegawaian (Civil Service Reform) di Indonesia Dr. Eko Prasojo 5 Reformasi Kelembagaan untuk Mewujudkan Cita-cita Bangsa Sofian Effendi 14 Mewujudkan Pluralisme Birokrasi di Indonesia R. Siti Zuhro 21 Upaya Pemerintah Meningkatkan Pelayanan Publik Taufiq Effendi 38 Korupsi dan Reformasi Birokrasi di Indonesia Komarudin 71 Best Practices, Reformasi Melalui Percontohan Langsung Mustofa Kamil Ridwan 89 Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Efektif dan Efisien di Kota Semarang Sukawi Sutarip 103 Sistem Layanan Publik (Praktek E-Government di Takalar) H. Zainal Abidin 123 BIODATA PENULIS 129

Transcript of jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih...

Page 1: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

Daftar IsiJurnal Demokrasi & HAM Vol. 5, No. 3, 2006

EDITORIAL

Reformasi Birokrasi 3

ANALISIS

Reformasi Kepegawaian (Civil Service Reform)di Indonesia Dr. Eko Prasojo 5

Reformasi Kelembagaan untuk MewujudkanCita-cita Bangsa Sofian Effendi 14

Mewujudkan Pluralisme Birokrasi diIndonesia R. Siti Zuhro 21

Upaya Pemerintah MeningkatkanPelayanan Publik Taufiq Effendi 38

Korupsi dan Reformasi Birokrasi diIndonesia Komarudin 71

Best Practices, Reformasi Melalui Percontohan LangsungMustofa Kamil Ridwan 89

Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Efektifdan Efisien di Kota Semarang Sukawi Sutarip 103

Sistem Layanan Publik (Praktek E-Governmentdi Takalar) H. Zainal Abidin 123

BIODATA PENULIS 129

Page 2: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

JURNAL DEMOKRASI & HAM

Terbit sejak 20 Mei 2000ISSN: 1441-4631

Penanggung Jawab Redaksi:A. Watik Pratiknya

Dewan Redaksi:Muladi (Ketua)Indria Samego

Dewi Fortuna AnwarUmar Juoro

Andrinof A. Chaniago

Pemimpin Redaksi:Andi Makmur Makka

Redaktur Pelaksana:Mustofa Kamil Ridwan

Redaktur:Taftazani

Sekretaris:Djuwarso Suto Sutrisno

Produksi:Ghazali H. Moesa

Usaha:Fetty Fajriati

Achmad Amal

Layout dan Desain:M. Ilyas Thaha

Alamat Penerbit dan Redaksi:Jl. Kemang Selatan No. 98, Jakarta 12560 – Indonesia

Telp.: (021) 7817211, Fax: (021) 7817212Website: http://www.habibiecenter.or.id

E-mail: [email protected]

Page 3: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

3Reformasi Birokrasi

REFORMASI BIROKRASI

Kita tidak boleh berkecil hati, jika mendengar penilaian para pebisnisasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yangterburuk di dunia. Negara yang memiliki tingkat korupsi yang tertinggi .Birokrasi yang penuh dengan “red tape” atau birokrasi “benang kusut”dalam adminstrasi (laporan PERC Hongkong). Sejak Indonesia merdeka,birokrasi kita tidak pernah lepas dari penilaian negatif. Sejarah perjalananbirokrasi di Indonesia, seolah-olah tidak pernah bergerak maju sebagaikatalisator pelayanan publik. Kendatipun dalam sebuah negara, birokrasisangat diperlukan dalam upaya demokratisasi

Birokrasi kita masa pra kemerdekaan, birokrasi kita yang masih mudasampai sekarang ini, tidak pernah lepas dari praktek primordialisme. Mulaisebagai negara yang menganut sistem demokrasi liberal masa itu,bermuculan partai-partai yang berkuasa, melakukan politisasi birokrasi.Jika seorang menteri berasal dari partai tertentu dalam sebuah departemen,maka mayoritas pejabat dalam kementerian itu direkrut dari partai menteriyang memimpin departemen itu. Jika seorang menteri dari etnik A yangmemimpin departemen, maka departemen tersebut, akan dipenuhi olehstaf yang sama dengan etnik menterinya. Bukan rahasia lagi, terbentuknyasebuah patronase, penggunaan jabatan untuk memberikan keistimewaankepada klien tertentu. Pencampuradukan urusan pribadi dan publik.

Berpindah ke masa orde baru, kehidupan birokrasi mengalami hal yangsama. Dari primordialisme, berkembang ke politisasi birokrasi. Bahkanbirokrasi menemukan bentuknya yang paling angker, ketika kekuasaan telahmencamplok dan memonopoli birokrasi. Peran birokrasi membengkak danberlebihan, sebuah proliferasi birokrasi terjadi. Seperti pada rezimsebelumnya, jabatan dalam birokrasi terus penuh dengan “politicalappointment” yang tidak memperhatikan lagi sistem meritokrasi. Nepotis-me dan kolusi, kronisme” menemukan bentuknya yang sangat empuk.

Pada masa reformasi, birokrasi hanya berganti kostum. Para politisitiba-tiba mendapat tempat lagi. Merekalah yang banyak yang memimpindepartemen sebagai menteri dan menjadi gubernur, bupati di daerah. Sebagaipemimpin dalam partai, mereka membawa penyakit “conflict of interest”.

Editorial

Page 4: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

4 Reformasi Birokrasi

Banyak di antara mereka tergagap untuk memutuskan, mana yang menjadikepentingan publik dan konstituen yang sebenarnya dan mana yang menjadikepentingan partai. Dengan legislatif, para eksekutif menciptakan oligarki,persekutuan kepentingan yang sama dan laten, tanpa menghiraukan garisideologi dan kepentingan rakyat. Pragmatisme yang dibangun atas dasarkepentingan golongan, ataupun prubadi.

Lebih tragis lagi, sejumlah di antaranya tidak hanya membawakepentingan partai yang mendukungnya, tetapi kadang-kadang, naluri asalusul eksekutif itu sebagai pebisnis yang berpartai. Inilah yang melahirkanpenguasa pengusaha, bisnis dalam birokrasi. Atau dalam bentuk lain didaerah, ada yang mengkhawatirkan akan muncul “shadow state”.Kalangan swasta yang mengendalikan kebijakan birokrasi dari luar. Merekayang tiba-tiba datang menuntut balas budi atas suksesnya klien merekadalam pilkada-pilkada itu.

Padahal sebetulnya, tanpa “shadow state” seperti yang dikhawatirkanini, birokrasi kita sejak dulu, sudah makin jelas wajah aslinya sebagai“birokrasi pebisnis”. Cobalah datang ke tempat pelayanan publik di setiaplembaga pemerintah dari Pusat sampai di daerah, praktek uang pelicin,pungutan liar, masih subur dan bahkan dianggap sebagai suatu yang wajar.DKI Jakarta dianggap paling terdepan dalam praktek ini.

Inilah yang menyuburkan penyalahgunaan kekuasaan. Pengawasanyang makin melemah karena bersinerginya beberapa kepentingan. Merekainilah oleh beberapa kalangan disebut “birokratik rente” dan “kleptokrasi”.Birokrasi yang merampok kekayaan bangsa dan rakyatnya sendiri. Suasanabirokrasi seperti ini, membuat makin kabur dan hilangnya fungsi-fungsibirokrasi sebagai pelayanan publik yang tidak mengenal diskriminasi danefisiensi.

Memang, banyak aspek positif dan banyak kemajuan dan perubahanyang telah dicapai birokrasi di Indonesia. Tetapi aspek yang kita ungkapkandi atas, juga tidak bisa diingkari. Semua ini telah menjadi riwayat perjalananpanjang birokrasi kita, jelek atau baik harus diakui adalah wajah kita jugaKita tidak mau birokrasi menjadi menghalang dan menghambat prosesdemokratisasi, karena itu, tidak boleh tidak, birokrasi harus direformasisekarang juga.

Dalam edisi jurnal kita kali ini, beberapa tulisan kami minta untukmemperkaya telaah kita mengenai reformasi birokrasi di Indonesia. Redaksiberterima kasih kepada para penyumbang tulisan, terutama kepada MenteriPenertiban Aparatur Negara, Taufiq Effendi yang telah bersedia sebagaisalah seorang kontributor dalam edisi Reformasi Birokrasi jurnal ini. Begitupula kepada beberapa pakar, para pejabat di daerah yang membagi penga-lamannya yang khas dalam menciptakan pelayanan publik. (AMM)

Page 5: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

5Reformasi Birokrasi

REFORMASI KEPEGAWAIAN (CIVILSERVICE REFORM) DI INDONESIA

Dr. Eko Prasodjo

Pendahuluan

Pelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan merupakanfungsi dari berbagai faktor. Diantara faktor-faktor yang mempengaruhipelayanan publik dan penyelenggaraan pemerintahan tersebut adalahkelembagaan, kepegawaian, proses, pengawasan dan akuntabilitas. Diantarafaktor-faktor tersebut, maka faktor penting yang dapat menjadi pengungkit(leverage) dalam perbaikan pelayanan publik adalah persoalan reformasikepegawaian negara.

Dapat dikatakan bahwa baik buruknya suatu birokrasi negara sangatdipengaruhi oleh kualitas kepegawaian negaranya. Di Indonesia sektorkepegawaian negara, yang merupakan sub sistem dari birokrasi secarakeseluruhan, belum dijadikan sebagai fokus dari reformasi birokrasi.Pentingnya memberikan perhatian pada reformasi kepegawaian negaraini paling tidak didasarkan pada fakta: (1) keberhasilan pembangunanbeberapa negara, seperti Korea dan China terletak pada usaha sistematisdan sungguh-sungguh untuk memperbaiki sistem kepegawaian negara, (2)kepegawaian negara merupakan faktor dinamis birokrasi yang memegangperanan penting dalam semua aspek pelayanan publik dan penyelenggaraanpemerintahan.

Ketidakmampuan pemerintah untuk melakukan perubahan struktur,norma, nilai dan regulasi kepegawaian negara telah menyebabkan gagalnyaupaya untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Kualitas dankinerja birokrasi dalam memberikan pelayanan publik masih jauh dariharapan. Masih belum tercipta budaya pelayanan publik yang berorientasikepada kebutuhan pelanggan (service delivery culture). Sebaliknya, yangterbentuk adalah obsesi para birokrat dan politisi untuk menjadikan birokrasisebagai lahan pemenuhan hasrat dan kekuasaan (power culture). Karena

Page 6: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

6 Reformasi Birokrasi

itulah, kekecewaan masyarakat terhadap birokrasi terus terjadi dalam kurunwaktu yang lama sejak kita merdeka.

Pola pikir birokrat sebagai penguasa dan bukan sebagai pelayan publiktelah menyebabkan sulitnya melakukan perubahan kualitas pelayananpublik. Tidak mengherankan jika kompetensi birokrat masih belum memadai,prosedur pelayanan masih berbelit-belit, dan harga pelayanan publik masihtidak transparan. Konsekuensi hal tersebut adalah kewajiban masyarakatuntuk membayar mahal pelayanan secara ilegal yang seharusnya menjaditanggung jawab konstitusional negara dan pemerintah. Pungutan ilegal inimerupakan biaya ketidakpastian (cost of uncertainty) yang harusdikeluarkan oleh masyarakat setiap kali berhadapan dengan birokrasi untukmendapatkan pelayanan publik. Anehnya, beberapa hasil penelitian, jugajika dipertanyakan secara langsung kepada birokrat dan masyarakat,pungutan liar dalam pelayanan publik adalah hal biasa dan normal. Pungutanliar dan sogokan dalam pelayanan publik telah diterima sebagai budayayang sangat sulit dihapuskan. Hal ini tidak lepas penataan kepegawaiannegara yang tidak pernah dilakukan secara sungguh. Dapat dikatakan,reformasi kepegawaian negara merupakan agenda terpenting dalamreformasi birokrasi secara keseluruhan.

Situasi Problematik

Akar permasalahan buruknya kepegawaian negara di Indonesia padaprinsipnya terdiri dari dua hal penting: (1) persoalan internal sistemkepegawaian negara itu sendiri, (2) persoalan eksternal yang mempengaruhifungsi dan profesiolisme kepegawaian negara. Dan situasi problematisterkait dengan persoalan internal sistem kepegawaian dapat dianalisisdengan memperhatikan subsistem yang membentuk kepegawaian negara.Subsistem kepegawaian negara terdiri dari: (1) rekrutmen, (2) penggajiandan reward, (3) pengukuran kinerja, (4) promosi jabatan, (5) pengawasan.Kegagalan pemerintah untuk melakukan reformasi terkait dengansubsistem-subsistem tersebut telah melahirkan birokrat-birokrat yangdicirikan oleh kerusakan moral (moral hazard) dan juga kesenjangankemampuan untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya (lack ofcompetencies) (lihat prasojo, 2006).

Terkait dengan persoalan rekrutmen dapat disebutkan beberapasituasi problematis yang dihadapi oleh birokrasi di Indonesia. Prosesrekruitmen masih belum dilakukan secara profesional dan masih terkaitdengan hubungan-hubungan kolusi, korupsi dan nepotisme. Rekruitmenpegawai masih dipandang seakan-akan menjadi kebutuhan proyek tahunan

Page 7: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

7Reformasi Birokrasi

dan bukan sebagai kebutuhan akan peningkatan kualitas pelayanan publikdan penyelenggaraan pemerintahan. Indikasi ini sangat nyata apabila dilihatbahwa job analisis sebagai persyaratan untuk menentukan jobrequirement masih belum dimiliki oleh pemerintah. Ketiadaan persyaratanjabatan telah menyebabkan rekruitmen dilakukan secara serampangan,dan tidak memperhatikan kualifikasi yang dibutuhkan. Itu sebabnya,meskipun dirasakan PNS di Indonesia tidak tahu apa yang dikerjakan, tetapirekrutmen PNS tetap terus dilakukan. Untuk dapat melakukan denganbaik proses perekrutan, maka spesifikasi tugas dan jabatan harus diketahuisecara baik. Ironisnya, banyak sekali PNS yang tidak mengetahui tugasnya,bahkan nama jabatannya. Jika perekrutan dilakukan tanpa mengetahuikebutuhan analisis jabatannya, SDM aparatur pada satuan organisasi menjadiberlebihan dan tidak sesuai dengan beban kerja yang ada. Rekrutmen yangdemikian akan semakin memperbanyak pengangguran tidak kentara PNS(disguised unemployment). (lihat, Mujiyono, 2006)

Pada sisi lainnya, kepastian tentang jumlah PNS yang dibutuhkanterhadap jumlah penduduk (rasio beban kerja) masih belum dapat dihitungsecara baik untuk menentukan jumlah pegawai yang harus direkruit setiaptahunnya. Dari sisi penyelenggaraannya, rekruitmen pegawai masihdilakukan dengan cara-cara yang tidak menjamin kesempatan danterjaringnya calon-calon yang potensial. Hal ini disebabkan karenarekrutmen masih dilakukan pemerintah, dan bukan oleh sebuah lembagayang independen (seperti civil service commision). Dengan situasi birokrasiyang syarat dengan KKN, maka proses rekruitmen yang demikian tidakdapat menghasilkan calon-calon yang terbaik. Sudah menjadi rahasia umumbahwa proses rekruitmen di Indonesia dilakukan dengan cara-carapenyuapan, pertemanan dan afiliasi. Budaya perekruten yang demikianhanya akan menghasilkan birokrat yang moralnya tidak terjaga dankompetensinya yang tidak memadai.

Problem perekrutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah juga tidakbebas dari masalah. Kuatnya egoisme daerah dan masih menonjolnyahubungan-hubungan persaudaraan dan afiliasi, juga telah menyebabkanproses rekrutmen tidak menghasilkan PNS-PNS yang memenuhi syaratkualifikasi dan akhlak yang baik. Bahkan kecenderungan untukmengutamakan putra daerah dalam perekrutan PNS saat ini semakinmenonjol dengan dilakukannya perekrutan oleh PNS. Itu sebabnya beberapawaktu lalu proses perekrutan PNS di beberapa daerah telah menimbulkandemonstrasi dan situasi chaos (Layanan Publik, 2006)

Situasi problematis lainnya dalam perekrutan PNS adalah kekuataneksternal yang mendorong terjadinya intervensi politik dalam proses

Page 8: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

8 Reformasi Birokrasi

rekrutmen. Hal ini disebabkan karena birokrasi di Indonesia masih belumterpisah secara total dengan politik. Keinginan pihak-pihak tertentu –misalnya partai politik- untuk menjadikan birokrasi sebagai mesin politik,juga ikut mempengaruhi sukarnya melakukan reformasi rekrutmen PNS(lihat, Sunantara, 2006). Paling tidak, komitmen partai politik untukmendorong terjadinya perubahan proses dan substansi rekrutmen akanmembantu percepaten perbaikan rekrutmen PNS.

Persoalan kedua yang harus menjadi acuan dalam reformasikepegawaian adalah sistem penggajian PNS. Tingkat kesejahteraan PNSyang rendah sangat mempengaruhi kinerja dan perilaku PNS. Persoalannyaterletak pada tidak seimbangnya antara kebutuhan yang harus dikeluarkanoleh seorang PNS, dengan gaji yang diterima. Jika mengikuti logikakehidupan eksisten minimum, maka gaji seorang PNS terendah sebesarRp. 625.000, hanya dapat hidup setengah bulan saja. Kenaikan gaji yangdilakukan secara bertahap dengan persentase 10-15% tidak merupakansolusi bagi kecukupan PNS untuk memenuhi kebutuhannya selama sebulan.

Meskipun UU 43 tahun 1999 tentang Kepegawaian Negara padaprinsipnya menganut sistem merit, tetapi dalam pengaturan dan praktekpenggajian PNS di Indonesia masih belum mencerminkan hal tersebut.Hal ini dapat dilihat antara lain dari berbagai persoalan yang menyangkutsistem penggajian di Indonesia. Gaji pokok masih tidak didasarkan standarkompetensi. Hal ini disebabkan bahwa klasifikasi jabatan masih belumdidasarkan pada standar kompetensi seseorang. Disisi lainnya, jenistunjangan sangat banyak, tetapi belum memperhatikan tugas, wewenangdan tanggungjawab serta prinsip-prinsip keadilan. Bahkan, total tunjanganyang diberikan lebih besar dari gaji yang diterima PNS. Banyaknyatunjangan dan jenis-jenis tunjangan yang beragam ini pada akhirnyamenyulitkan pengukuran berapa besarnya take home pay seorang PNS.Jika ditambahkan dengan persoalan “pekerjaan proyek”, maka besarnyatunjangan yang diterima PNS semakin sulit diukur dan semakin tidaktransparan. Sumber-sumber pembiayaan gajipun sangat beragam,sehinggamembuat income seseorang dalam jabatan negara tidak transparan. Bahkan,besarnya gaji yang diterima oleh PNS hanya berkisar 20-30% dari takehome pay yang diterima oleh seorang PNS. Ini pula yang menyebabkanpemberian suap dan gratifikasi dalam pelayanan publik dan penyelenggaraanpemerintahan.

Hal lain yang turut mewarnai carut marutnya sistem penggajian PNSdi Indonesia adalah koneksi sistem penggajian dengan sistem penilaiankinerja. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa gaji PNS di Indonesiadibayarkan secara sama tanpa memperhatikan kinerja yang dilakukan.

Page 9: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

9Reformasi Birokrasi

Dengan bahasa lugas, seringkali disebut “pinter goblok, gaji sama (PGPS)”.Tidak berlebihan untuk mengatakan hal tersebut. Bahkan seorang PNSyang tidak memiliki tugas pasti, juga mendapatkan gaji, seperti halnya PNSyang melaksanakan tugasnya dengan baik. Akhirnya, seringkali gaji yangditerima PNS tidak memberikan insentif bagi pelaksanaan kinerja yangsemakin baik. Dalam pengertian lain, sistem penggajian PNS belumberdasar pengukuran kinerja. Hal ini pula yang mematikan kreativitas daninovasi PNS dalam bekerja. Ketiaadaan analisis jabatan dan klasifikasijabatan menyebabkan penggajian masih belum berbasis pada bobotpekerjaan.

Selanjutnya, terkait erat dengan persoalan kepegawaian negara adalahsistem penilaian kinerja. Sangat sulit mencari ukuran untuk mengatakanbahwa PNS di Indonesia memiliki kharakter profesionalisme dalam kinerja.Karena profesionalisme dalam kinerja memiliki ukuran-ukuran yang bisasecara kuantitatif terukur dan dapat diperbandingkan. Selama ukuran yangdijadikan sebagai indikator kinerja seorang PNS adalah Daftar PenilaianPrestasi Pegawai (DP3), maka sulit rasanya mengukur kinerja PNS. Halini karena ukuran-ukuran kinerja dalam DP3 sangat bersifat umum dansangat memungkinkan memasukkan unsur-unsur like dan dislike pimpinankepada bawahan. Ketidakjelasan pengukuran kinerja mempunyai dampakberupa ketidakjelasan standar promosi jabatan. Seseorang dipromosikandalam jabatan tidak berdasarkan kinerjanya, tetapi lebih berdasarkankesetiaannya dan kedekatannya dengan seorang atasan. Bahkan sampaisaat ini kita tidak memiliki stock nama pejabat dan pegawai dengankompetensi dan kinerja yang menjadi dasar promosi jabatan.

Persoalan internal lainnya dalam sistem kepegawaian adalah lemahnyapengawasan terhadap perilaku dan disiplin pegawai. Sebagai suatu sistem,maka sub sistem kepegawaian saling terkait. Artinya ketidakjelasan sistemrekrutmen, penggajian, pengukuran kinerja dan promosi juga berdampakpada pengawasan terhadap perilaku dan disiplin pegawai. Keterkaitan iniibarat lingkaran setan yang sulit ditentukan ujung pangkalnya. Lemahnyapenegakkan pengawasan disebabkan oleh ketiadaan standar kinerja,rendahnya gaji, dan promosi yang kental dengan afiliasi. Dalam prakteknyayang terjadi adalah sulitnya mengawasi membengkaknya kekayaan danharta pegawai, penerimaan hadiah dan gratifikasi menjadi hal yang lumrah,dan kehadiran pegawai menjadi tidak penting lagi.

Secara eksternal, carut marutnya sistem kepegawaian di Indonesiajuga diwarnai oleh kooptasi partai politik terhadap PNS. KetidaknetralanPNS seringkali menyebabkan penyalahgunaan kewenangan oleh Pejabatdan PNS. Sulitnya membedakan antara tugas sebagai PNS dan

Page 10: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

10 Reformasi Birokrasi

keberpihakannya pada partai politik, menyebabkan sistem kepegawaiantidak lagi berdasarkan kepada sistem merit, tetapi kepada spoil system.Anggaran negara tidak digunakan semestinya, melainkan atas kepentingan-kepentingan afiliasi politik. Promosi jabatan juga dilakukan atas dasarkedekatan hubungan dengan kolega dan pertemenan politik.

Baik problem internal sistem kepegawaian, maupun problem kooptasipolitik terhadap birokrasi akan mempengaruhi kinerja birokrasi secarakeseluruhan. Karena beberapa reformasi kepegawaian harus diarahkanuntuk memujudkan PNS yang profesional, independen dan berbudayamelayani masyarakatnya.

Arah Pertumbuhan dan Perubahan Sistem Kepegawaian

Untuk mengatasi berbagai persoalan diatas, perlu dilakukan berbagaiperubahan sistem untuk menuju arah perubahan yang dikehendaki. Untukmenghasilkan calon-calon PNS yang baik, maka proses rekrutmenmerupakan pengungkit utama. Karena itu ada beberapa rekomendasi arahperubahan sistem perekruten. Dalam hal perekrutan, harus dilakukan terlebihdahulu job analisis setiap jabatan dan pekerjaan di semua sektor dan semualevel pemerintahan. Hal ini untuk mengetahui job requirement yangdibutuhkan dan harus dipenuhi oleh calon-calon PNS. Persyaratan jabatandan pekerjaan ini diturunkan dalam materi eksaminasi yang mencerminkankompetensi yang dimiliki oleh pelamar.

Arah perubahan lainnya adalah perlunya dilakukan penghitungan secarapasti existing condition PNS yang ada pada saat ini. Existing condition inimencerminkan tidak saja jumlah pegawai terhadap penduduk (rasio bebankerja), tetapi juga kualifikasi yang dimiliki oleh pegawai. Kebutuhanpemetaan ini memiliki relevansi terhadap jumlah dan kompetensi calon-calon PNS yang akan direkrut. Sehingga perekrutan PNS bukan hanyasekadar proyek tahunan karena adanya anggaran dan formasi bagi PNSdi setiap sektor dan level pemerintahan. Perekrutan harus berdasarkankepada needs assessment yang telah dilakukan secara cermat.

Dalam hal pelaksanaannya, proses perekrutan harus dilakukan olehlembaga profesional yang independent bukan oleh pemerintah (baik pusatmaupun daerah). Pemerintah hanya menjadi regulator dan pengawasan,sedangkan pelaksanaan rekrutmen dilakukan oleh sebuah komisikepegawaian negara yang anggotanya terdiri dari para profesional, sepertikalangan perguruan tinggi dan profesional swasta lainnya.KomisiKepegawaian Negara menyiapkan desain materi eksaminasi, pelaksanaanperekrutan, sampai kepada penetapan calon PNS yang terpilih. Untuk

Page 11: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

11Reformasi Birokrasi

menjaga independensi Komisi Kepegawaian Negara, para anggota direkrutsecara profesional melalui fit and proper test seperti halnya komisi-komisilain yang ada pada saat ini.

Model-model substansi dan materi eksaminasi dapat dilaksanakandengan metode patok banding yang digunakan oleh pihak swasta. Dalamhal ini termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi baik dalampendaftaran sampai proses pengumuman.

Proses rekrutmen yang transparan dan terbuka tidaklah menjamincalon-calon PNS yang memiliki kompetensi dan moral yang baik, karenaproses rekrutmen hanyalah satu dari subsistem dalam birokrasi. Karenaitu, perbaikan perekrutan PNS harus diikuti dengan perbaikan subsistem-subsistem lainnya.

Arah pertumbuhan dan perubahan sistem selanjutnya terkait dengansistem penggajian. Dalam hal ini beberapa catatan yang dibuat oleh Bekkedkk. Reformasi penggajian menurut Bekke harus berdasarkan “individualworker based, training, competency, experience, productivity, or some otherattribute” (Bekke, Perry dan Toonen, 1996). Jenjang penggajian bagiPNS dengan demikian harus berdasarkan pada kinerja pekerjaan seseorang,training yang sudah diikuti, kompetensi yang dimiliki, pengalaman,produktivitas, dan beberapa atribut penting. Menaikkan gaji tanpamemperhatikan faktor-faktor tersebut tidak akan berdampak secara efektifbagi peningkatan kinerja birokrasi secara keseluruhan. Bahkan sebaliknya,gaji yang dinaikkan hanya akan menyebabkan inefisiensi.

Pada sisi lainnya, Bekke dkk juga mengingatkan agar paritas antaragaji swasta dan negeri untuk beban kerja yang kurang lebih sama tidakboleh terlalu tinggi. Karena hal ini akan menyebabkan interaksi ekonomipolitik antara pegawai yang bekerja di sektor publik dengan pegawai disektor private. Demikian juga, harus dimungkinkan perbedaan besarnyagaji antara individu dan kelompok-kelompo kerja di dalam satu instansi.Untuk mengefektifkan gaji yang diterima dengan kinerja yang diperoleh,maka perlu diatur secara rinci pengaruh reward terhadap kinerja. Dalampengertian ini, harus dimungkinkannya disinsentif bagi penurunan kinerja.

Terkait dengan jumlah besaran gaji yang harus dinaikkan, penulisberpandangan bahwa upaya yang dilakukan selama ini dengan cicilankenaikan sebesar 10%-15%, tidak memiliki dampak yang besar bagipeningkatan kinerja. Hal ini karena, kenaikan dengan cicilan tersebut sertamerta diikuti dengan kenaikan inflasi, disamping juga tidak memenuhi unsurkecukupan dan kebutuhan minimal. Dengan memperhatikan kondisi sosialdan ekonomi tersebut, maka penulis berpandangan agar kenaikan gaji PNSdilakukan dengan menghitung jumlah besaran eksisten minimum kehidupan

Page 12: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

12 Reformasi Birokrasi

layak seorang PNS dengan memperhatikan jabatan, kompetensi, kinerja,jumlah keluarga tingkat kemahalan dan faktor-faktor lain. Sejauh inipersoalan menaikkan gaji sesuai dengan kebutuhan minimum sangat terganjaloleh komitmen pemerintah untuk menyediakan dana yang dibutuhkan.

Arah pertumbuhan dan perubahan sistem lainnya yang harus dilakukanadalah pengukuran kinerja. Instrumen penting dalam hal ini adalah adanyakesepakatan kinerja antara seorang PNS dengan unitnya, dan antara satuunit dengan instansinya. Hal ini sejatinya sudah diwacanakan dengan konsepkontrak kinerja. Hanya saja implementasi kontrak kinerja ini belum optimal,disebabkan oleh konsep dan political will pemerintah yang masih rendah.Melihat apa yang dilakukan di beberapa negara, kontrak kinerja ini dilakukandalam bentuk tim melalui apa yang disebut sebagai kontrak menajemen.Setiap tim (unit) membuat indikator-indikator kinerja yang akan dicapaidalam kurun waktu tertentu (satu bulan, tiga bulan, enam bulan dan satutahun). Dan setiap individu dalam tim, harus melaksanakan sejumlahindikator yang telah ditetapkan. Indikator-indikator yang telah disusundievaluasi oleh kepala unit dan seterusnya oleh kepala instansi pemerintah.Tercapainya indikator akan menentukan juga reward dan punishment yangakan diberikan. Hal ini juga sekaligus menjadi catatan penting dalam kinerjadan promosi seseorang.

Arah pertumbuhan lain yang dikehendaki untuk melakukan reformasikepegawaian adalah penguatan pengawasan kode etik dan perilaku terhadapPNS. Dalam konteks ini ada dimensi yang harus diperhatikan. Pertama,terkait dengan lembaga yang akan melakukan pengawasan, kedua terkaitdengan substansi pengawasan. Berkaca dari praktek di beberapa negara,pengawasan terhadap PNS dilakukan oleh lembaga-lembaga independenyang profesional (seperti civil service gift commission, civil serviceproperty commission). Sedangkan menyangkut dimensi substansi dapatmeliputi pengawasan terhadap harta dan kekayaan PNS, pengawasanterhadap kode etik, pengawasan penerimaan hadiah, dan pengawasanterhadap PNS yang sudah pensiun.

Sedangkan menyangkut kooptasi politik terhadap birokrasi, perlukiranya dilakukan reformasi hubungan antara pejabat politik dan pejabatkarir. Pemisahan antara pemilihan pejabat politik dan pejabat karir dalamsuatu jabatan dimaksudkan untuk menjamin agar birokrasi tidak diisi olehpejabat-pejabat politik, tetapi oleh pejabat-pejabat karir yang telah menitikarir melalui jenjang karir dan merit yang jelas. Perlu kiranya memikirkanpemisahan antara kementrian (yang dipimpin oleh seorang menteri) danbirokrasi (dengan istilah baru penulis “Departemen”) yang dipimpin oleh

Page 13: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

13Reformasi Birokrasi

seorang pejabat karir. Sedangkan untuk mengakomodasi kepentingan politikmenteri, perlu ditunjuk pejabat politik sebagai staf khusus menteri.

Penutup

Reformasi kepegawaian merupakan salah satu sub sistem reformasibirokrasi. Keberhasilan reformasi birokrasi akan sangat ditentukan olehkeberhasilan reformasi kepegawaian. Dalam reformasi kepegawaian makasubsistem yang harus direformasi adalah sistem perekrutan, penggajian,pengukuran kinerja, promosi dan pengawasan terhadap etik dan perilakuPNS. Upaya yang tidak sistematis dan komprehensif, hanya akanmenimbulkan persoalan baru dalam birokrasi.

Daftar Kepustakaan

Prasojo, Eko, “Reformasi Birokrasi di Indonesia: Beberapa CatatanKritis”, dalam: Jurnal Bisnis dan Birokrasi, Vol. XIV/1/Januari 2006.

Sunantara, I Gede Arya, “Rekiblatisasi Peran Strategis Korpri: SebagaiGarda Depan Birokrasi Indonesia”, dalam: Jurnal Bisnis danBirokrasi, Vol. XIV/1/Januari 2006.

Layanan Publik, “Menpan Penuhi Janji”, Tahun II, Edisi XI, 2006.Mujiyono, “CPNS dan Pemberdayaan Aparatur”, dalam: Jurnal Layanan

Publik, Tahun II, Edisi XI, 2006Bekke, Hans; Perry James; Toonen,Theo, Civil Servive System in

Comparative Perspective, Indiana University, 1996.

Page 14: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

14 Reformasi Birokrasi

REFORMASI KELEMBAGAANUNTUK MEWUJUDKAN

CITA-CITA BANGSA *

Sofian Effendi

Salah satu bagian penting dari reformasi kelembagaan yang ditempuholeh Pemerintah Indonesia adalah desentralisasi untuk pemberdayaanpemerintahan lokal. Untuk melaksanakan kebijakan tersebut, pada 1999sebagai bagian dari kebijakan reformasi politik dan pemerintahan,Pemerintah Indonesia menerbitkan UU No.22 tahun 1999 dan UU No.25tahun 1999.

Untuk mengevaluasi bagaimana pelaksanaan kebijakan tersebut, pada2003-2004, Tim dari Universitas Gadjah Mada dan Bank Dunia melakukansurvei yang cukup komprehensif untuk mengevaluasi dampak desentralisasi,khususnya terhadap cakupan dan kualitas pelayanan publik yangdiselenggarakan oleh pemerintah daerah. Survei “Tata Pemerintahan danDesentralisasi” tersebut merupakan bagian dari survei tentang pelaksanaandesentralisasi di 6 negara Asia Timur yaitu Kambodja, RRC, Indonesia,Filipina, Muangthai dan Vietnam. 1

Seperti halnya negara-negara di Asia Timur, tujuan pokok kebijakandesentralisasi yang ditempuh oleh Pemerintah Indonesia adalah untukmengadakan transformasi mendasar terhadap struktur pemerintah.Indonesia mengadakan perubahan secara drastis dan cepat strukturpemerintah yang amat sentralistis pada awal 2000. Sejak itu kewenanganpemerintahan dilimpahkan kepada Kabupaten dan Kota, sementara kepadaPropinsi selain mendapat limpahan fungsi pemerintahan dari pusat jugamendapat tugas untuk melaksanakan sebagian fungsi pemerintah pusat didaerah (dekonsentrasi kewenangan). Diharapkan melalui transformasitersebut akan terjadi peningkatan dalam kemampuan pemerintah daerah

Page 15: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

15Reformasi Birokrasi

menyelenggarakan pembangunan ekonomi daerah, menyediakan pelayananumum, dan menyelenggarakan tata pemerintahan daerah.

Hasil yang telah dicapai oleh Indonesia dalam bidang ekonomi memangbelum cukup menggembirakan dan berhasil seperti di RRC dan Vietnam.Pengeluaran pemerintah daerah di Indonesia belum sampai sepertigapengeluaran total pemerintah, sedangkan di RRC pengeluaran tersebuttelah mencapai hampir 70 persen dan di Vietnam hampir 50 persen. Ketikamendampingi Menristek pada kunjungan kerja ke beberapa provinsi di RRC,saya pernah menanyakan kepada pejabat pemerintah pusat yangmengantarkan kami mengapa pemerintah daerah di China lebih besarperanannya dalam pembangunan ekonomi daerahnya. Beliau mengatakanbahwa keadaan tersebut sebenarnya not by design, tetapi lebih karenaketerpaksaan. Karena Pemerintah Pusat tidak punya sumber daya untukmembangun daerah, maka daerah diberikan kewenangan untukmenyelenggarakan pembangunan di daerah masing-masing. Hasilnya amatpositif, pemerintah daerah di RRC mampu membangun sistem pemerintahandaerah yang mampu menyelenggarakan tugas pembangunan danpemerintahan.

Sejak desentralisasi digulirkan, kemampuan pemerintah daerah sudahmulai tumbuh, dan kalau kemajuan ini dapat berlanjut sangat mungkindesentralisasi pemerintahan akan mampu mempercepat penciptaankemakmuran di daerah. Namun perlu diingat sejak awal bahwa langkah-langkah yang ditempuh oleh beberapa pemerintah daerah untukmempercepat laju pembangunan daerah melalui pinjaman daerah dannasional, aktivitas fiskal non-anggaran, dan akses lebih luas ke pasar modalnasional dan internasional, mengandung resiko cukup besar baik bagi daerahmau pun bagi pemerintah pusat. Untuk itu sejak awal harus dirancangadanya sistem kelembagaan, pegaturan dan pemantauan yang efektif.

Survei Tata Pemerintahan dan desentralisasi2 yang dilakukan olehUGM dan Bank Dunia itu juga menunjukkan bahwa desentralisasimempunyai dampak positif terhadap kualitas pelayanan publik. Dari 1.815responden rumah tangga di 8 provinsi diperoleh hasil sebagai berikut.

65 % menyatakan ada perbaikan dalam layanan kesehatan60 % menyatakan ada perbaikan dalam pelayanan pendidikan59 % menyatakan ada perbaikan dalam pelayanan umum pemerintahan.64 % menyatakan belum ada perubahan dalam layanan kepolisian.Namun, di balik hasil yang cukup menggembirakan tersebut, survei ini

juga mengungkapkan bahwa korupsi dan inefisiensi masih merupakanmasalah yang cukup merisaukan dalam pelaksanaan desentralisasi. JoelHellman, penasihat Tata Pemerintahan di Perwakilan Bank Dunia untuk

Page 16: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

16 Reformasi Birokrasi

Indonesia menyimpulkan bahwa “desentralisasi belum mampumengatasi korupsi, biaya tinggi dan peranan hubungan pribadi dalampelayanan umum, padahal semuanya itu amat membebani masyarakatmiskin”. Karena itu, lanjutnya “masih ada agenda besar yang belumterselesaikan dalam pelaksanaan desentralisasi di Indonesia, yaituperlunya peningkatan akuntabilitas “.

Dari temuan Survei ini dapat disimpulkan bahwa desentralisasi yangtelah berlangsung dengan cepat di Indonesia dapat menimbulkan ancaman-ancaman jangka panjang. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkahantisipatif yang bertujuan.

- Meningkatkan sistem organisasi antarpemerintah. Setelahdesentralisasi pemerintah daerah mempunyai tugas yang semakin meningkatuntuk mendorong pembangunan ekonomi derah, menyediakan layananpublik dan layanan umum pemerintahan. Tetapi sistem pemerintahan,khususnya tentang hubungan antara pusat dan daerah masih lemah danbelum efektif. Untuk mengatasj keadaan tersebut perlu diadakan pengaturanyang lebih efektif tentang penetapan kewenangan finansial pusat dandaerah.

- Memperkuat struktur fiskal dan finansial antarpusat dandaerah. Desentralisasi pemerintahan sebenarnya telah mendorongpelimpahan kewenangan keuangan dari pusat ke daerah. Tetapi distribusidana melalui perimbangan keuangan tidak selalu merata dan adil, padahalkemampuan daerah untuk menggali dana dan mengendalikan penggunaandana juga amat terbatas. Untuk itu kemampuan daerah untuk meningkatkanpendapatannya perlu terus didorong, termasuk kemampuan untukmengendalikan pengeluaran.

- Memperkuat sistem akuntabilitas pemerintah daerah. Sistempengelolaan keuangan daerah dalam kenyataannya masih mengandungberbagai kelemahan, pemeriksaan keuangan belum efektif dan kendali pusatterhadap sumber daya aparatur daerah, anggaran dan penggajian yangbesar ternyata mempengaruhi pertumbuhan kemampuan daerah. .

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dirancang kebijakan-kebijakanuntuk meningkatkan akuntabilitas daerah melalui pengawasan danpemantauan oleh masyarakat mau pun oleh pusat.

Kelembagaan Independen untuk Pengelolaan Pemerintahan

Reformasi politik yang berlangsung dengan cepat sejak 1998 ternyatatidak diikuti oleh perubahan yang besar pada penyelenggaraan pemerintahan.Akibatnya sistem pemerintahan termasuk pranata-pranata yang diperlukan

Page 17: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

17Reformasi Birokrasi

untuk mendukung sistem politik demokratis dan sistem ekonomi pasar yanglebih terbuka belum sepenuhnya tersedia. Salah satu pranata tersebut adalahsistem kepegawaian meritokratik.

Landasan hukum untuk sistem kepegawaian meritokratik yangbertujuan untuk menjamin agar birokrasi pemerintah bersih dari intervensipolitik sebenarnya sudah ada yaitu UU No.43 tahun 1999. Untuk menjaminagar birokrasi pemerintah bersih dari praktek “spoilled’ dan pengelolaanaparatur negara betul-betul terlaksana secara meritokratik, UU tersebutmemperkenalkan konsep kelembagaan independen sebagai pembantuPresiden untuk merumuskan kebijakan-kebijakan kepegawaian negeri yangharus dilaksanakan oleh berbagai instansi pemerintah pusat dan daerah.

Pasal 13 Ayat (3) UU No 43 Tahun 1999 tentang Perubahan terhadapUU No.8 Tahun 1974 tentang Pokok Pokok Kepegawaian Negaramenetapkan adanya komisi independen tersebut yaitu Komisi kepegawaiNegara yang terdiri atas 5 anggota yang mewakili stakeholder pentingyang belum dibentuk oleh Pemerintah. Bentuk lembaga independen sepertiini makin banyak digunakan di berbagai negara karena dipandang sebagaibentuk kelembagaan yang lebih cocok untuk mewadahi proses perumusankebijakan yang lebih demokratis. Di banyak negara maju, independentcivil service commission, yang terdiri 3 sampai 21 anggota telah digunakankarena dipandang lebih mampu menjamin proses perumusan kebijakankepegawaian meritokratik.

Sebagai salah seorang penyusun yang terlibat langsung dalampenyusunan UU No.43 tahun 1999, saya dapat bercerita sedikit tentangkerangka pemikiran yang mendasari pengusulan Komisi Kepegawaiantersebut. Sekitar tahun 1998-99 para perumus memperkirakan setelahPemilu 1999 akan terjadi perubahan yang cukup mendasar dalam sistempemerintahan dan kepegawaian Indonesia. Jumlah partai yang ikut dalamPemilu meningkat secara drastis dan mencapai lebih dari 100 partai, sistempemerintahan akan mengalami perubahan yang sangat fundamental, darisistem dominasi satu partai yang relatif stabil menjadi sistem multi-partaiyang relatif kurang stabil. Seiiring dengan perubahan sistem pemerintahan,pelaksanaan UU No.22 Tahun 1999 telah menyebabkan perubahan yangsangat mendasar pada hubungan pusat dan daerah.

Kedua perubahan mendasar ini memerlukan sistem kepegawaian yanglebih terstandardisasi, lebih berorientasi stratejik serta lebih desentralistisdalam implementasinya. Agar dapat melaksanakan fungsi dan tugas yangbaru ini sebagian besar beban operasional kepegawaian harus didelegasikankepada instansi operasional, baik departemen, lembaga non departemen

Page 18: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

18 Reformasi Birokrasi

mau pun pemeriantah daerah. Otoritas kepegawaian nasional seharusnyalebih memusatkan pada perumusan standar dan norma kepegawaiannasional, mengawasi pelaksanaan dari norma dan standar nasionalkepegawaian, termasuk menyusun kebijakan penggajian, kesejahteraan danevaluasi kinerja PNS. Singkatnya, otoritas kepegawaian akan lebih bersifatregulating daripada implementing.

Otoritas kepegawaian untuk melaksanakan fungsi dan tugas regulasitersebut tidak akan berjalan baik dalam wadah lembaga pemerintah nondepartemen (LPND) yang konvensional. yang dipimpin oleh seorang kepalaseperti yang kita kenal. Pada suatu sistem pemerintahan yang demokratis.otoritas kepegawaian sebaiknya dilaksanakan oleh LPND yang dipimpinoleh Komisi (Commission). Dalam text-book administrasi, struktur sepertiitu disebut multi-headed board.

Sebenarnya di dalam sistem pemerintahan Indonesia bentuk semacamitu sudah mulai dikenal, misalnya, KPKPN (Komisi Pemeriksaan KekayaanPejabat Negara), Komisi HAM, dan KPU (Komisi Pemilihan Umum).Sekarang sudah saatnya bentuk kelembagaan yang lebih akomodatif danregulatif ini dikenalkan pada tatanan birokrasi pemerintah, untuk mengelolafungsi-fungsi regulasi dalam pemerintahan. Demikianlah lebih kurangkerangka fikir para perumus pada waktu mengusulkan KomisiKepegawaian. Di negara lain komisi kepegawaian mulai mulai lebih disukaidaripada badan kepegawaian. Hampir semua negara Asia sekarang inimenggunakan bentuk komisi atau Civil Service Commission untukmenjalankan fungsi kepegawaian. Indonesia termasuk negara yang lambanmengadakan structural adjustment dalam bidang kepegawaian.

Kalau Pemerintah Indonesia dapat menerima usulan dari para pesertaDiklatpim-LAN tentang kelembagaan untuk menjalankan fungsi reformasiadministrasi dan kepegawaian, ada dua pertanyaan terkait yang perlu dicarijawabannya. Yang pertama, perlukan Komisi independen tersebut dipimpinlangsung oleh Presiden? Yang kedua, apakah kementerian merupakanformat organisasi yang tepat untuk menjalankan fungsi koordinatif reformasiadministrasi dan kepegawaian?

Menurut penulis, Komisi Kepegawaian atau Civil Service Commissionyang terdiri dari 5-7 anggota harus diberikan kemandirian yang memadaidalam menjalankan tugas dan fungsinya. Karena itu komisi tidak perludipimpin langsung oleh Presiden, apalagi kalau Presiden masih merangkapjabatan ketua partai. Selama otoritas pengangkatan pejabat teraspemerintahan tetap dipegang oleh presiden. tak perlu khawatir denganbentuk komisi independen.

Page 19: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

19Reformasi Birokrasi

Dengan adanya Komisi Kepegawaian, peranan KementerianPendayagunaan Aparatur Negara harus diredifinisi dan lebih diarahkanpada koordinasi perumusan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan goodgovernance. Saat ini kebijakan good governance yang dijalankan olehPemerintah mencakup beberapa bidang pokok antara penataan sistempemerintahan, desentralisasi pemerintahan atau otonomi daerah, penataansistem keuangan negara, serta penegakan hukum dan pemberantasankorupsi.

Pemberantasan KKN

Pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme adalah bagian terpentingreformasi tata pemerintahan yang telah dilakukan oleh Pemerintah. Mulaiterbukanya berbagai skandal korupsi yang menyangkut bank-bankpemerintah, komisi-komisi independen, lembaga eksekutif, lembagalegislatif, komisi independen dan lembaga judikatif mungkin dapat menjadipenunjuk betapa serius pemerintah berusaha memberantas korupsi yangtelah sangat mencemarkan nama bangsa ini di lingkungan masyarakatinternasional.

Namun, walaupun kerangka dan strategi pemberantasan korupsi yangcukup komprensif telah tersusun, mulai dari reformasi hukum, pembentukanjaringan pengawasan masyarakat (community corruption watch), danpembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi dan berbagai lembagapenyelidikan tindak korupsi, harus difahami bahwa kemajuan yang cukupberarti dalam upaya pemberantasan tindak korupsi perlu waktu. Karenaitu upaya pemberantasan korupsi di Indonesia haruslah lebih diarahkanpada penataan sistem hukum, sistem ekonomi, sistem pemerintahan dansistem administrasi yang tidak memungkinkan terjadinya praktek korupsi.

Gerakan pemberantasan KKN yang dilaksanakan oleh Pemerintahpada tahun pertama ini memang mampu untuk menimbulkan kembaliharapan masyarakat yang sebelumnya hampir padam. Namun sayangnyagebrakan-gebrakan pemberantasan korupsi yang dilakukan pemerintah barumampu mengungkapkan kasus-kasus yang relatif kecil dan bahkan dapatdipandang sebagai kasus “membakar rumah untuk menangkap. tikus”,seperti yang terjadi pada kasus KPU, penangkapan para anggota DPRDProvinsi Sumatera Barat, Gubernur suatu provinsi di Sumatra, beberapaunsur pimpinan bank BUMN, dan kasus DAU. Memang semua pelakupenyimpangan tersebut perlu ditindak, tetapi seharusnya pemerintahseharusnya lebih memproritaskan penindakan terhadap para koruptor kelas

Page 20: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

20 Reformasi Birokrasi

kakap yang telah merugikan negara puluhan dan ratusan trilyun, yang hinggasaat ini masih bebas berkeliaran.

Yang lebih penting yang harus dilakukan oleh pemerintah adalahmelakukan penataan sistem yang betul-betul mampu menghambat praktekkorupsi.

Kesimpulan

Reformasi kelembagaan adalah prasyarat mutlak yang diperlukan untukmenjamin berlangsungnya pengelolaan pemerintahan yang demokratis sertasistem ekonomi yang dapat menciptakan keadilan sosial bagi semua.Sayangnya model yang berhasil diterapkan suatu negara tidak dapatditerapkan begitu saja di Indonesia, karena belum tentu model yang cocokuntuk suatu bangsa juga akan cocok untuk Indonesia.

Karena itu, Indonesia harus berani mencari sistem pemerintahan dansistem ekonomi yang sosio-demokratis yang dianggap paling sesuai denganbudaya bangsanya. Para pendiri negara menganggap corak bangsaIndonesia —gotong royong atau kekeluargaan— seharusnya merupakanlandasan dasar dalam pemikiran tentang kedua sistem tersebut.

Sayangnya, strategi dan kebijakan penataan kelembagaan yangditempuh oleh Pemerintah selama ini, terutama selama 1 tahun pertamaPemerintahan KIB (Kabinet Indonesia Bersatu) belum menjadikan budayabangsa tersebut sebagai landasan dalam reformasi kelembagaan. Akibatnya,reformasi kelembagaan yang telah dilakukan bukannya menciptakanlandasan kelembagaan yang semakin mantap dan semakin adekuat untukmelaksanakan pemerintah buat mencapai cita-cita bangsa. Bahkansebaliknya, komplikasi baru timbul yaitu ancaman entrofi pemerintahannampak semakin nyata dan semakin mengancam kelangsunganpemerintahan KIB.

Catatan kaki* Makalah yang disampaikan pada Simposium Nasional “Mewujudkan Cita-cita Bangsa:

Mengatasi Transisi yang Tidak Pasti” di Malang, Noovember 2005, kerjasama TheHabibie Center dan Universitas Muhammadiyah Malang. Naskah telah diedit (Red).

1 Survei ini adalah bagian dari survey yang lebih besar yang mencakup 6 negara AsiaTimur yang hasilnya dilaporkan dalam “East Asia Decentralization -Making LocalGovernment Work”.Dapat diakses melalui: http://www.worldbank.orgleapdentralizes.

2 Mohammad Al-Arief, “Hasil Survei Terakhir Mayoritas Penduduk Indonesia MerasaAda Perbaikan Pelayanan Umum”. www.worldbank.org/eapdecentralizes 11/29/2005

Page 21: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

21Reformasi Birokrasi

MEWUJUDKAN PLURALISMEBIROKRASI DI INDONESIA

R. Siti Zuhro

“If there is to be lasting reform inIndonesia, the government must confrontSoeharto’s authoritarian legacy head on andthis is the place to begin”.

(Human Rights Watch, 1998)

Pengantar

Issu reformasi birokrasi dan demokratisasi di Indonesia menjadi temasentral diskursus bidang politik pasca Gerakan Reformasi 1998. Hal inikarena terdapat hubungan yang erat antara birokrasi dan demokrasi.Menurut Etzioni-Halevi (1985:54), reformasi birokrasi dapat berjalanbersama seiring dengan proses demokratisasi, dan demokratisasi dapatmempromosikan pembangunan birokrasi. Dengan kata lain semakindemokratis sistem pemerintahan, semakin besar peluang untuk mereformasibirokrasi. Sebaliknya, semakin netral dan profesional birokrasi, semakinbesar kemungkinan terciptanya demokrasi politik.

Krusialnya isu reformasi birokrasi ini tidak dapat dilepaskan daripengalaman pahit birokrasi di era Orde Barunya Soeharto, yang mengalamipolitisasi cukup lama. Di era itu birokrasi digunakan sebagai alat untukmempertahankan staus quo. Sementara Partai politik (parpol) nyaris takberfungsi sebagaimana layaknya parpol di negara demokrasi. Proseskebijakan publik hanya melibatkan elit birokrat dan militer, sementaraparlemen dan partai politik serta kekuatan masyarakat tidak memiliki aksesdalam proses tersebut (Zuhro, 1997:46-48).

Pasca Gerakan Reformasi 1998, Indonesia mengalami proses transisiyang melibatkan pelembagaan politik sebagai upaya konsolidasi demokrasidan desentralisasi pemerintahan. Proses transisi ini tentunya menghasilkanbeberapa hal positif bagi bangsa Indonesia, termasuk di dalamnya

Page 22: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

22 Reformasi Birokrasi

meningkatkan partisipasi politik rakyat, tapi juga menimbulkan kekhawatiranyang cukup besar akan dampak negatifnya (Mishra, 2002:1).

Tulisan ini akan membahas hubungan antara Gerakan Reformasi dantuntutan reformasi birokrasi dengan memfokuskan pada gerakan netralitasbirokrasi dan dampaknya terhadap demokratisasi pada umumnya danpenciptaan pluralisme birokrasi pada khususnya. Bahwa relatif berhasilnyamewujudkan netralitas birokrasi – khususnya dalam memperkuat hak politikpegawai negeri sipil dan kesetaraan partai politik – merupakan hal pentinguntuk membangun iklim demokrasi. Lebih dari itu, gerakan netralitasbirokrasi juga memunculkan pluralisme birokrasi (bureaucratic pluralism),dimana format kebijakan lebih merupakan hasil dari kompetisi aktor-aktorketimbang monopoli negara. Salah satu indikasi penting yaitu peluang untukmempengaruhi kebijakan publik lebih dimungkinkan dan juga relatifmeningkatnya tanggungjawab birokrasi terhadap masalah-masalah sosialdan tekanan sosial.

Kebangkitan reformasi: Tekanan dari bawah

Sejak awal tahun 1990-an partai politik relatif mendapatkan kebebasandalam pemilihan umum, demikian juga organisasi masyarakat menjadi lebihcair dan kompetitif (MacIntyre, 1994:14). Meskipun pada periode ituterdapat tuntutan yang besar untuk reformasi politik, demokratisasi tidakhadir sampai akhir tahun 1990-an. Indonesia mengalamai perubahan politiksecara gradual dalam periode 1989-1992 yang ditandai dengan posisi kuncidi eksekutif ditentukan melalui pemilihan. Kecenderungan ini dilanjutkandengan diterapkannya sistem multi-partai dan pemilu yang relatif demokratistahun 1999 dan pemilihan presiden langsung tahun 2004. Arti penting darifenomena-fenomena ini adalah bahwa Indonesia bergeser dari sistemdemokrasi perwakilan (melalui partai politik) ke demokrasi partispatorifuntuk menggantikan struktur otoritarian. Menariknya, kecenderungan inisecara reltif bahkan berlangsung beberapa tahun sebelum Soeharto jatuh.Sebagai hasilnya, kekuasaan partai politik dan parlemen relatif bisamengimbangi kekuasaan eksekutif atau presiden.

Lebih dari itu, peran kekuatan sosial (societal forces)1 menjadi lebihpenting sejak Gerakan Reformasi, sehingga korupsi di birokrasi menjadilebih tampak dan makin terkuak. Korupsi menyebar mulai dari birokrasipusat sampai level yang paling bawah. Sebagaimana tercatat, korupsi yangterjadi di pemerintahan pada tahun 1980-an dan 1990-an secara umumcukup meningkat, khususnya diantara lingkaran keluarga Soeharto dan parakroninya (Liddle, 1999:105). Bahkan korupsi di Indonesia lebih

Page 23: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

23Reformasi Birokrasi

memprihatinkan dibanding dengan negara lainnya yang mengalami krisisekonomi pada tahun 1997. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan kalaukorupsi menjadi isu sentral bagi Gerakan Reformasi. Masalah korupsi iniadalah hal yang paling berat yang dihadapi Indonesia di era transisi. Tidakseperti halnya Thailand dan Korea yang cukup berhasil mengatasi krisisdengan mengedepankan management baru yang berorientasi padareformasi pemerintahan dan pelaksanaan demokrasi, pemerintah Orde Barutidak mampu menyesuikan dengan perkembangan ekonomi baru dan situasipolitik selama periode 1997-1998.2 Sebagai hasilnya, legitimasi pemerintahanSoeharto menurun drastis dan ia kehilangan kepercayaan dari rakyat.

Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi pada periodeitu memicu munculnya Gerakan Reformasi 1998. Selain itu, otoriatarinismedan maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di bawahkepemimpinan Soeharto, juga merupakan faktor pemicu yang tak kalahpenting bagi gerakan ini. Mahasiswa, akademisi, aktivis partai dan beberapapolitisi ikut bergerak, menuntut perubahan menyeluruh di bidang sosial,ekonomi dan hukum dan diterapkannya sistem demokrasi. Lebih dari itu,Gerakan Reformasi juga menuntut agar KKN diberantas karena merugikannegara dan menghambat proses demokratisasi.

Kejatuhan Soeharto dari kursi kepresidenan tidak serta merta membuatdemokrasi di Indonesia berjalan mulus. Perubahan yang cukup signifikanyang tampak adalah adanya transparansi di era transisi yang melibatkanpartisipasi politik masyarakat secara signifikan. Perubahan ini menghadirkansuatu hal yang berbeda bagi segmen utama masyarakat, meski ini tidakperlu didefinisikan sebagai demokrasi liberal.

Dapatlah disimpulkan bahwa sejak tahun 1998 kecenderunganbangkitnya partisipasi masyarakat (societal participation) tidak hanyamenjadi lebih eksplisit, tapi juga makin meningkat. Artinya bahwa perubahanpolitik yang muncul pada tahun itu terutama disebabkan oleh tekanan yangkuat yang berasal dari rakyat untuk sebuah reformasi total.

Gerakan netralitas birokrasi

Gerakan netralitas birokrasi yang dimotori oleh sejumlah dokter diFakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) atau disebut juga ‘ForumSalemba’3, merupakan gerakan yang berkaitan langsung dengan GerakanReformasi 1998. Munculnya kesadaran yang tinggi tentang perlunyamengubah tingkah laku, sikap dan orientasi dan budaya pegawai negerisipil sebagai aparat birokrasi publik, merupakan faktor penting pendorongmunculnya gerakan netralitas. Dampak dari gerakan ini relatif signifikan

Page 24: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

24 Reformasi Birokrasi

karena ikut mendorong terwujudnya pemilu yang jujur, bebas dan adil,khususnya dalam pemilu 1999.

Kesadaran penting lainnya juga muncul melihat birokrasi Indonesiayang masih berjuang meningkatkan transparansi, efektivitas, efisiensi,profesionalisme dan akuntabiltas birokrasi. Termasuk juga upayamenciptakan good governance – pemerintahan yang berdasarkan hukum,kebijakan yang transparan, dan pemerintahan yang dapatdipertanggungjawabkan. Good governance juga menciptakan hubunganyang memadai antara negara-masyarakat (state-society), yangmenghargai keterlibatan rakyat dalam semua proses kebijakan politik.Fisibilitas proses ini disebut transparansi, sedangkan akuntabilitas merujukpada kondisi dimana hasil keputusan politik sedapat mungkin bisadipertanggungjawabkan (Indonesia Human Development Report,2001:24-25). Akuntabilitas dapat diperbaiki bila ada keterbukaan yang cukupbesar.

Gagasan netralitas didasarkan atas kemungkinan memisahkan politikdari karir administrasi (public service) dalam pemerintahan dan depolitisasipublic service. Menurut Asmerom dan Reis (1996:22-23), netralitasbirokrasi memerlukan beberapa karakteristik penting:

“Politics and policy are separated from administration; public servantsare appointed and promoted on the basis of merit rather than on the basisof party affiliation or contributions; public servants do not engage in partisanpolitical activities; public servants do not express publicly their personalviews on government policies or administration; public servants provideforthright and objective advice to their political masters in private andconfidence. In return, political executives protect the anonymity of publicservants by publicly accepting responsibility for departmental decisions”.

Lebih lanjut Asmerom dan Reis (1996:27) juga berpendapat bahwabirokrasi yang tidak terpolitisasi akan menjamin stabilitas pemerintahan kedepan. Dua pakar ini juga mengatakan bahwa netralitas dari public serviceadalah komplementer terhadap merit system, dimana sistem rekrutmendan promosi dalam berbagai posisi di public service ditentukan oleh merit,yaitu yang mendasarkan pada mekanisme legal rasional dan bukannyamendasarkan pada afiliasi politik atau patronase. Merit system inimemberikan keuntungan berupa terciptanya sistem yang langgeng,berkesinambungan, stabil dan imparsialitas dalam public service danmembangun profesionalisme. Karakteristik birokrasi seperti ini menekankanbahwa idealnya birokrasi tidak berpolitik, terbebas dari konflik dan hanyafokus pada adminsitrasi dan rasionalitas (Asmerom dan Reis, 1996). Hal

Page 25: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

25Reformasi Birokrasi

ini tentunya relevan dengan birokrasi Indonesia di era transisi yang sedangberupaya untuk mendepolitisasikan institusinya.

Adapun gerakan netralitas birokrasi menuntut tiga hal penting, yaitu:(1) mengakhiri politisasi birokrasi yang sangat marak di era Orde

Baru;(2) pegawai negeri sipil netral di dalam pemilu; dan(3) Korpri tidak boleh mendukung salah satu partai politik.Tiga tuntutan ini mengindikasikan dengan jelas bahwa gerakan

netralitas secara tegas menuntut birokrat agar netral dalam politik, yaitutidak aktif dan terlibat mendukung partai tertentu sementara mereka masihmenjadi PNS.

Gerakan ini mendapat dukungan dari Menteri Penerangan, YunusYosfhia dan sekretarisnya I.G.K Manila dengan menghapus Korpri didepartemennya. Menurut mereka tidak ada gunanya mempertahankanKorpri karena dianggap tidak relevan dengan aspirasi dan kepentinganPNS. Demikian juga dengan Departemen Kehutanan yang mengumumkannetralitasnya dan tidak akan berafiliasi dengan partai tertentu. PPP danPDI dan kelompok muda Golkar juga ikut mendukung gagasan netralitasbirokrasi (Republika, 5 Januari 1999). Bahkan peneliti Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI) ikut menyemangati dan mendukung idetersebut yang disampaikan melalui tulisan kritisnya di media massa.Menariknya kritik yang disampaikan para peneliti ini mendapatkan dukungandari Kepala BAKN, Prof Sofian Effendi, yang menegaskan bahwa penelitimempunyai hak untuk berbicara atas nama aspirasi rakyat.

Meskipun gerakan netralitas ini mendapat kecaman dari Ketua Korpripusat, Feisal Tamin, yang mengatakan bila Korpri dibubarkan maka tidakakan ada lagi PNS, tekad untuk mewujudkan birokrasi yang netral tidaklahsurut. Untuk merespon kecaman Feisal Tamin itu, Yunus Yosfhiamengatakan bahwa tidak ada hubungan antara Korpri dan rekrutmen PNS.Bubarnya Korpri di Departemen Penerangan merupakan perwujudan dariaspirasi anggota Korpri itu sendiri (Kompas, 15 Juni 1999). Polemik inijustru mendorong gerakan netralitas birokrasi makin meluas dan relatifberpengaruh sampai ke tingkat pemerintah daerah. Dengan meluasnyagerakan netralitas ke daerah-daerah, makin besar pula peluang meluasnyapluralisme birokrasi di daerah.

Kiranya jelas bahwa gerakan reformasi dan netralitas tidak dapatdipisahkan satu dengan lainnya. Bila Gerakan Reformasi dianggap sebagaiperjuangan untuk memperbaiki sistem politik, sosial, ekonomi dan hukum,maka gerakan netralitas lebih memfokuskan pada perbaikan birokrasi. Lebih

Page 26: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

26 Reformasi Birokrasi

dari itu, Gerakan Reformasi terutama ditujukan untuk memberantas KKN,sedangkan gerakan netralitas merupakan respons terhadap meluaskantuntutan untuk mewujudkan good governance, yang cenderung meningkattajam setelah Soeharto tumbang. Gerakan netralitas juga lebih memfokuskanpada upaya untuk merekonfigurasi birokrasi dalam rangka memperbaikikualitasnya dan mewujudkan pemilu yang bebas dan jujur, dan untukmembantu mengurangi KKN. Dampak positif lainnya: publik menjadi sadararti pentingnya mendemokratisasikan (democratising) dan mendebirokrati-sasikan (debureaucratising) Indonesia untuk kepentingan pemulihanekonomi Indonesia.

Peran kekuatan sosial dalam gerakan netralitas

Meskipun gerakan netralitas birokrasi awalnya dimotori oleh ‘SalembaForum’ dan elit politik tertentu, gerakan ini mendapat dukungan luas darikekuatan sosial dalam masyarakat. Peran mereka ini sangat krusial dalammem-pressure pemerintah untuk menerapkan peraturan yang tegas tentangPNS. Mereka menanyakan keberadaan birokrasi yang dalam banyak halmakin merosot kualitasnya setelah tumbangnya Soeharto. Perdebatan luasmengenai issu netralitas birokrasi pun digelar sejak periode 1998-1999.Tidak sedikit tulisan kritis berkaitan dengan isu itu dimuat dalam mediamassa seiring dengan perdebatan yang memanas di parlemen yangmembahas issu yang sama. Tulisan-tulisan di media massa tersebut sedikitbanyak berpengaruh terhadap opini publik pada umumnya dan anggotadewan pada khususnya. Jelas pula bahwa pengaruh dari kekuatan sosialini menghasilkan partisipasi sosial yang lebih signifikan meskipun masihterkesan belum maksimal.

Informasi tentang kebijakan publik disebarluaskan oleh media massamulai dari pusat sampai daerah. Dalam kaitan ini radio dan pers pentingdalam menyebarkan informasi mengenai isu nasional dan lokal. Demikianjuga organisasi non-pemerintah (Ornop) berperan penting dalammeningkatkan kesadaran politik rakyat melalui program advokasinya baikdi tingkat pusat maupun daerah. Advokasi yang dilakukan Ornop di daerahtentang kebijakan pemerintah daerah (Pemda) telah mendorong rakyatuntuk ikut berpartisipasi, dan ini mempunyai makna penting karena reformasibirokrasi tidak bisa semata-mata hanya menggantungkan dari inisiatifpemerintah (from within). Dengan kata lain, kekuatan sosial tersebutmempromosikan partisipasi dan pluralisme, yang dalam banyak halmelemahkan aparat pemerintah sebagai agen kontrol sosial. Peran aparatbirokrasi ini akan terus dipertanyakan, karena terciptanya good governance

Page 27: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

27Reformasi Birokrasi

dan pemberdayaan civil society menjadi kebutuhan masyarakat Indonesiadi era transisi.

Implementasi PP 5/1999 dan PP 12/1999

Disahkannya PP 5/1999 dan PP12/1999 tentang PNS yang menjadiAnggota Partai Politik ini merupakan upaya konkret kekuatan sosial dalammasyarakat, partai politik dan Pemerintah. Masalah boleh tidaknya PNSikut kampanye atas nama partai sangat menonjol sejak pertengahan 1998sampai sebelum pemilu Juni 1999. Dalam hal ini, Golkar berupaya kerasagar kader Golkar yang menjadi menteri dan menduduki pos-pos kunci dipemerintahan waktu itu dibolehkan berkampanye. Bukan rahasia lagi kalauGolkar di era Orde Baru sangat menggantungkan perolehan suaranya daribirokrasi, meskipun hal ini jelas-jelas melanggar hak asasi PNS, danmembuat mereka terpaksa memilih Golkar dalam pemilu. Keinginan Golkartersebut mendapat tantangan, baik dari kekuatan sosial maupun partai politik(PDI dan PPP) selama periode 1998-1999.

Disahkannya PP 5/1999 dan PP 12/1999 mengakhiri kontroversitentang keterlibatan PNS dalam politik. PP ini membolehkan PNS untukmenggunakan hak politiknya (memilih) dalam pemilu, tapi tidakmembolehkan PNS menjadi anggota atau pengurus partai. Dengan katalain, PNS dilarang berpolitik praktis sementara mereka masih menjadi PNS.Ketentuan ini dinilai memberikan pengaruh positif terhadap birokrasi karenarelatif berhasil membatasi keterlibatan PNS dalam politik. Hal ini bisa dilihatdari keterkaitan PNS dengan Partai Golkar di sebagian besar wilayahIndonesia yang tampak mulai merenggang.4 Lebih dari itu, denganditerapkan 3 UU Politik Baru: UU No.2/1999 tentang Partai Politik, UUNo.3/1990 tentang Pemilihan Umum, dan UU No.4/1999 tentangKedukakan MPR, DPR dan DPRD, membuat rakyat makin sadar tentanghak politiknya. Menariknya, dengan diterapkannya sistem multi partai danUU politik baru tersebut, hal ini telah menyadarkan PNS bahwa birokrasitidak harus identik dengan Golkar.

Penulis berpendapat bahwa PP 5/1999 dan PP 12/1999 yang mencegahPNS menjadi anggota atau fungsionaris partai merupakan langkah positif.Setidak-tidaknya untuk waktu sementara ini, di mana politik Indonesia masihmengalami beberapa penyesuaian. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwapada level atas, birokrat terlibat dalam perumusan kebijakan. Dan padalevel atas ini pula, pemerintah baru perlu memiliki hak untuk memilihpenasehat public service yang bisa dipercaya supaya menarik bagiprogram partai. Sementara itu di bawah level yang paling atas,

Page 28: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

28 Reformasi Birokrasi

dimungkinkan bagi PNS untuk profesional dan loyal pada pemerintah yangterpilih. Artinya, pada level atas, birokrat memiliki kewenangan untukmerekrut tenaga ahli dalam menopang program-programnya, dan padalevel di bawahnya, birokrat bekerja secara profesional dan loyal kepadapemerintah yang sah.

Dengan peraturan baru itu berarti PNS tidak boleh memegang duaposisi (sebagai PNS dan fungsionaris partai). Sebagai contoh, bila PNSingin ikut kampanye, maka terlebih dulu harus mendapatkan ijin dariatasannya. Jika permohonannya itu dikabulkan, maka PNS harusmengundurkan diri dan selama tenggang waktu satu tahun PNS tadi akanmendapat gaji sebagai kompensasi (bab 7 PP 12/1999). Dalam hal tertentu,hal ini bisa diperpanjang sampai lima tahun, tapi tanpa gaji. Demikian jugadengan personil angkatan bersenjata yang ingin bergabung dengan partaipolitik juga diwajibkan mengundurkan diri (Peraturan PemerintahRepublik Indonesia, 1999: 193-194, bab 7 PP12/1999). Menurut MenteriPenertiban Aparatur Negara (PAN), Feisal Tamin, pada periode 1999-2000 terdapat sekitar 636 PNS yang mengajukan diri untuk bergabungdengan partai. Mereka ini harus memutuskan apakah tetap menjadi PNSatau keluar. Lebih lanjut Tamin mengatakan bahwa mereka yang masihmemegang dua posisi ini akan dikeluarkan sesuai dengan peraturanpemerintah (Jakarta Post, 24 Mei 2002).

Makna penting netralitas birokrasi bagi demokratisasi

Indonesia mengalami kegagalan dalam mengelola pembangunanekonomi dan perubahan sosial di era Orde Baru karena penyelewenganperan birokrasi. Kegagalan yang sama juga terjadi dalam bidang penciptaangood governance. Dengan dua kegagalan itu masyarakat Indonesiamenuntut agar pemerintah pasca 1998 secara sunggguh-sungguhmewujudkan perbaikan di kedua bidang tersebut. Pentingnya goodgovernance ini karena terkait langsung dengan kebijakan ekonomi makro(Hadi Soesastro, 1999:7). Sementara itu, penguatan sistem checks andbalances dalam sistem politik Indonesia masih dalam taraf prosespembelajaran. Dengan fenomena seperti ini, birokrasi di era transisisekarang ini tidak hanya ditantang mampu mengelola pembangunanekonomi, tapi juga melakukan restrukturisasi politik.

Upaya pemerintah di era transisi, khususnya di bawah pemerintahanB.J. Habibie (1998-1999) dan Abdurrahman Wahid (1999-2001),menunjukkan keinginan untuk memperbaiki birokrasi. Tiga indikasi pentingdari upaya Habibie ini adalah (1) ditetapkannya PP 5/1999 dan PP 12/

Page 29: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

29Reformasi Birokrasi

1999, (2) disahkannya tiga paket UU politik baru (mengenai Pemilu, partaipolitik dan susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPRD), dan (3) keenggananHabibie menggunakan birokrasi dalam pemilu 1999. Beberapa kebijakanHabibie tersebut berpengaruh positif terhadap proses demokratisasi diIndonesia, mengingat terobosan politik yang ia lakukan itu tidak pernahterjadi sebelumnya. Dua PP dan tiga UU tersebut tidak hanya memperjelasposisi birokrasi dalam konteks sistem politik Indonesia, tapi juga memberikanketegasan hukum yang sifatnya mengikat bagi PNS yang hendak berpolitik(Zuhro, 2003).

Dampak positif kebijakan Habibie ini dapat dilihat dalam pemilu 1999di provinsi-Indonesia barat, yang hasilnya sebagian besar dimenangkanoleh partai non-Golkar.5 Sebagai contoh di Jawa Timur: PKB dan PDI-P,masing-masing mendapatkan kursi 32 dan 31, sementara Partai Golkarberada di posisi ketiga, dengan 12 kursi. Padahal dalam pemilu 1997 Golkardi wilayah ini mendominasi kursi di DPRD, dan selama pemilu Orba, Golkartak pernah terkalahkan. Sebaliknya di provinsi Indonesia timur, sebagianbesar masih dimenangkan Partai Golkar. Sebagai contoh, Golkar menangtelak di Provinsi Sulawesi Selatan dengan 44 Kursi (lihat tabel 1).Kemenagan Golkar di Sulawesi Selatan ini tidak terlepas dari issu naiknyaHabibie (yang merupakan putra daerah) menjadi kandidat presiden. Selainitu, selama Orba wilayah ini juga merupakan basis kuat Golkar di manasebagian besar tokoh lokal atau public figures sangat dekat dengan partaiini.

Hal tersebut berbeda dengan Jawa Timur, yang merupakan basispendukung PKB dan PDI-P, respons positif masyarakat Jawa Timurmenunjukkan persetujuannya terhadap gagasan netralitas birokrasi. Adanyaperbedaan wilayah dan basis politik ini berpengaruh terhadap tingkatkeberhasilan netralitas PNS, terutama dalam mempengaruhi sikap politik,orientasi politik dan respon mereka terhadap PP 5/1999 dan PP 12/1999.Untuk sebagian besar wilayah Indonesia timur, hubungan PNS denganGolkar relatif tidak banyak berubah. Sedangkan untuk wilayah Indonesiabarat PNS cenderung memiliki kebebasan untuk memilih wakilnya. Merekatidak segan-segan lagi memilih partai yang disukai tanpa harus merasatakut dan mendapat teguran dari atasan. Sistem multi partai memberikankeleluasaan dan peluang tersendiri bagi PNS di Jawa Timur untuk memilihpartai yang mereka nilai tepat, dan ini tidak harus ke Golkar.

Di bawah pemerintahan Wahid, beberapa terobosan politik berkaitandengan birokrasi juga dilakukan. Sebagai contoh konkret, di awalpemerintahannya Wahid membubarkan Departemen Penerangan danDepartemen Sosial.6 Selanjutnya ia juga menerapkan kebijakan ‘negative

Page 30: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

30 Reformasi Birokrasi

growth’ untuk PNS (tidak ada lagi rekrutmen PNS baru dan himbauanuntuk pensiun dini bagi PNS yang merasa dirinya tidak bisa berkarier lagi).7

Bersamaan dengan itu pula Wahid tidak membolehkan posisi tertentu dibirokrasi seperti dirjen, sekretaris direktur dan deputi dipegang oleh politisi.Hal ini tak lain dimaksudkan untuk menghindari politisasi birokrasi. Dantak kalah penting dari itu, Wahid berupaya mengurangi kekuasaan (power)Sekretrariat Negara (Sekneg) dengan membentuknya menjadi tiga bagian:(1) Sekretaris Negara, (2) Sekretaris Presiden, dan (3) Sekretaris Kabinet.Kebijakan ini tentunya sangat mengagetkan karena Sekneg selamapemerintahan Orba dan Habibie dinilai sangat berkuasa dan solid. Tapi,dari perspektif perbaikan birokrasi, upaya yang dilakukan Wahid inimerupakan suatu tindakan yang memberikan shock therapy bagi prosesperampingan birokrasi yang profesional dan pengurangan dominasikekuasaan di satu lembaga negara (Sekneg) (Zuhro, 2002).

Pembagian Sekneg menjadi tiga bagian itu setidak-tidaknya telahmengurangi kekuasaannya, sehingga Sekneg yang tadinya tampak sangat‘angker’ dan tertutup itu akhirnya menjadi relatif agak transparan. Demikianjuga dengan implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sejak Januari2001, telah memberikan dampak besar terhadap proses demokratisasi ditingkat lokal. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa upaya Wahid telahmemberikan basis yang cukup kuat bagi proses liberalisasi dandemokratisasi ke depan.

Di era kepemimpinann Megawati Soekarnoputri (2001-2004), birokrasitidak mengalami perubahan apapun. Bahkan Presiden Megawati sendirisempat mengeluhkan betapa buruknya birokrasi Indonesia, yangdigambarkan sebagai “keranjang sampah”. Meskipun telah memahamibahwa birokrasi di negeri ini tidak profesional karena tidak efisien dantidak efektif, upaya konkret untuk memperbaikinya tidak tampak. Selama

Tabel 1Hasil pemilu 1999 di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan untuk 5 partai besar

Provinsi PKB PDI-P Golkar PPP PAN

Jawa Timur 32 31 12 5 4

Sulawesi Selatan 1 5 44 6 3

Sumber : Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 1999 di Jawa Timur,Panitia Pemilihan Daerah Tingkat 1 Jawa Timur; Anggota DPRDProvinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dari tiap-tiap Partai PolitikHasil Pemilu 1999 se-Sulawesi Selatan.

Page 31: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

31Reformasi Birokrasi

periode kepemimpinannya, Megawati cenderung memprioritaskanpenciptaan keseimbangan hubungan antara eksekutif-legislatif danmerangkul TNI dan Polri ketimbang membenahi birokrasi. Bahkan beredarberita di berbagai media massa bahwa Pemerintah Mega menggunakaninstitusi birokrasi dalam pilpres 2004. Sebagai incumbent yang mencalonkandiri dalam pilpres, Megawati ditengarai menggunakan jalur birokrasi melaluiDepartemen Dalam Negeri (Depdagri) untuk mensosialisasikan dirinyadan untuk mendapat dukungan menjelang pilpres 2004.8

Fenomena birokrasi di era Megawati menunjukkan dengan jelas bahwainstitusi ini rentan menjadi ajang tarik-menarik kepentingan partai politik.Di tataran praksis, sulit dihindari kecenderungsn untuk menarik birokrasiuntuk tidak mendukung calon atau partai tertentu.

Sedangkan di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (2004-sekarang) birokrasi masih berkutat dengan warisan lama yang sarat denganpatron-klien dan korupsi. Kebijakan pemerintah SBY untuk memberantaskorupsi di semua lembaga baik eksekutif, legislatif dan yudikatif tampaknyamasih harus melalui jalan panjang karena hukum di negeri ini masih belumbisa ditegakkan secara penuh.

Perkembangan terakhir upaya untuk mereformasi birokrasi mengambilbentuk jalur UU, yaitu dengan mengajukan usulan RUU berkaitan denganperbaikan birokrasi atau administrasi publik. Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara, Taufiq Effendi, mengumumkan akanmereformasi birokrasi melalui lima RUU. Dikatakan bahwa RUU inidisiapkan untuk menata sistem manajemen berbasis kinerja yang meliputikelembagaan, tata laksana, sumber daya manusia, budaya kerja danhubungan teknologi (Kompas, 8 Juni 2006). Adapun lima RUU yangdisiapkan tersebut meliputi: RUU Administrasi Pemerintahan, RUUPelayanan Publik, RUU Etika Penyelenggaraan Negara, RUU KementrianNegara dan RUU Kepegawaian Negara.

Masalahnya, bila lima RUU tersebut berhasil disahkan dan diterapkan,apakah birokrasi Indonesia akan mengalami perubahan yang signifikan?Sejarahnya, birokrasi Indonesia mengalami perubahan dari periode keperiode. Namun, perubahan tersebut tidak selalunya berdampak positifbagi perkembangan birokrasi, dan justru melanggengkan sifat birokrasipatrimonial yang sarat dengan patron-klien. Pengalaman politisasi birokrasidi era Orde Baru menjadikan institusi ini tidak netral dan tidak professional.Sedangkan di pemerintahan sekarang ini, peran birokrasi tampak kaburmeskipun relatif tidak terpolitisasi sebagaimana era Orba. Dengan katalain, apakah kelima RUU tersebut cukup menjanjikan bila kultur lama

Page 32: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

32 Reformasi Birokrasi

birokrasi (yang hanya berorientasi kepada penguasa dan mengabaikanpelayanan publik) dan kepastian hukum di Indonesia juga tak diperbaiki?

Artinya, yang paling mendesak untuk diperbaiki seiring denganreformasi birokrasi adalah reformasi hukum atau penegakan hukum.Penciptaan hukum yang mengikat yang mampu memberi penalti kepadawarga negara sangat diperlukan karena tanpa itu sulit memberantas korupsidi birokrasi. Karena penciptaan UU sebagaimana yang diupayakan melaluikelima RUU di atas akan sia-sia bila tidak mengikat secara utuh aparatbirokrasi. Selain itu, perbaikan sistem penggajian dan perubahan yangmendasar yang berkaitan dengan orientasi PNS pada etika profesionalismesangat relevan untuk diterapkan seiring dengan usulan kelima RUU tersebut.Semua upaya tersebut akan bisa maksimal bila ditunjang oleh kepemimpinanyang kokoh (strong leadership) yang memahami pentingnya mereformasibirokrasi.

Prospek pluralisme birokrasi pasca pemilu 2004

Menganalisis prospek pluralisme birokrasi ke depan tak dapatdilepaskan dari fenomena birokrasi saat ini. Apakah yang berubah danapakah yang tetap dari birokrasi selama pemerintahan SBY (2004-sekarang). Berbeda dengan pemerintahan Megawati yang tidak banyakmembuat terobosan yang berarti untuk birokrasi, pemerintahan SBY relatifberani membuat kebijakan pemberantasan korupsi di birokrasi, meskipunini belum menampakkan hasilnya yang maksimal. Apa yang tetap adalahSBY meneruskan kebijakan ‘minus growth’ pemerintah sebelumnya dantetap mempertahankan departemen penerangan (departemen komunikasidan informasi) dan departemen sosial yang dihidupkan kembali olehMegawati. Demikian juga dengan Sekneg, kekuasaannya dikembalikansupaya lebih solid dalam membantu tugas-tugas presiden. Upayaperampingan birokrasi terhambat karena pemerintah justru menambahjumlah departemen yang ada.

Masalah politisasi birokrasi tetap menjadi issu crucial bagi Indonesia.Kekhawatiran publik terhadap keberpihakan birokrasi tidaklah berlebihankarena institusi ini sangat rentan dan mudah menjadi wilayah konflikkepentingan partai politik. Terbukti masalah netralitas ini kembali marakdipertanyakan ketika muncul issu terjadinya mobilisasi PNS di Bali dalamrangka kampanye PDI-P menjelang pemilu legislatif bulan April 2004.Bahkan makin mencuat lagi ketika disinyalir adanya kampanye terselubungbirokrat untuk mendukung salah satu capres dalam pemilu putaran kedua,20 September 2004 (Kompas, 4 September 2004). Juga adanya Instruksi

Page 33: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

33Reformasi Birokrasi

Menteri Dalam Negeri, Hari Sabarno, No.4/2004 kepada gubernur danbupati/walikota seluruh Indonesia untuk mendukung capres tertentu.9 Halini dengan jelas melanggar UU Pemilu 2003 yang secara tegas melarangmelibatkan pejabat negara, baik struktural maupun fungsional (Kompas,10 September 2004).

Fenomena ini menunjukkan dengan jelas bahwa UU dan peraturantentang birokrasi/PNS ternyata masih tidak cukup kuat untuk mencegahupaya penyelewengan fungsi birokrasi. Kecenderungan birokrat atau partaiyang memerintah (apapun partainya) untuk menggunakan mesin birokrasisebagai alat yang efektif untuk mendapatkan dukungan suara dalam pemilu(mulai dari pusat sampai ke level yang paling bawah), sulit dicegah. Olehkarena itu, akan sangat sulit mengharapkan perubahan mindset PNS saatini, dan bisa jadi akan lebih mungkin mengharapkan adanya political will,ketauladanan, dan integritas dari pemimpin negara.

Peluang reformasi birokrasi ke depan bisa jadi terhambat oleh konflikkepentingan yang tidak pernah absen untuk senantiasa menggunakan mesinbirokrasi sebagai pengumpul suara dalam pemilu (baik dalam pilpres, pilkadadan pemilihan anggota legislatif). Lebih-lebih lagi di era pilkada langsungyang diterapkan sejak Juni 2005. Dengan sistem multi partai tidak tertutupkemungkinan konflik kepentingan di birokrasi akan makin menajam. Selainitu, gambaran belakangan ini menunjukkan bahwa disorientasi PNS ternyatamasih berlangsung, di mana PNS cenderung bersikap pragmatis danmemihak partai yang berkuasa. Hal ini bila diteruskan akan menghilangkanmakna birokrasi yang seharusnya melayani masyarakat dan bersikapprofesional dalam menjalankan tugasnya. Dengan kata lain, prospekreformasi birokrasi pasca pemilu 2004 tergantung seberapa besar komitmenelit birokrat dan pimpinan negara untuk mereformasi birokrasi, sehinggamampu menghapus kesan bahwa komitmen mereka cenderung longgardan pragmatis.

Lepas dari tantangan besar yang masih didapi birokrasi untuk menjadiprofesional, netral, akuntabel dan partisipatif, secara umum dapat dikatakanbahwa birokrasi di era transisi cenderung menciptakan birokrasi yang pluralyang ditandai dengan makin pluralnya sistem politik di mana sistem inilebih terbuka terhadap pengaruh kekuatan sosial (societal forces) dalammasyarakat. Salah satu indikator penting dari ciri pluralisme birokrasi adalahtak satu pun kebijakan publik yang ditetapkan pemerintah tak mendapatkansorotan atau kritikan dari masyarakat. Meskipun tak semua keberatanpublik dapat menggagalkan kebijakan pemerintah, sebagiannya terpaksamengalami penundaan karena resistensi yang besar dari masyarakat.10

Hal ini tentunya tidak pernah terjadi di era Orde Baru.

Page 34: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

34 Reformasi Birokrasi

Kesimpulan

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pemilu 1999 telah mencatatsecara relatif keberhasilan netralitas birokrasi.11 Demikian juga pemilu 2004.Keberhasilan ini telah mengubah birokrasi dari model otoritarian ke modelplural atau lebih terbuka. Konsep pluralisme birokrasi meluas ke suluruhwilayah Nusantara yang ditandai dengan makin kuatnya pengaruh kekuatansosial atau kekuatan non-birokrasi terhadap kebijakan publik. Gambaranyang terbentang selama periode 1999-2006 menunjukkan: di satu sisiIndonesia bergerak ke sistem politik demokrasi, tapi di sisi lain masihberjuang melawan warisan patrimonialisme rejim Orde Baru.

Dalam kasus Indonesia, harapan terjadinya pembangunan yangsimultan antara reformasi birokrasi dan demokratisasi masih dipertanyakan.Proses demokratisasi yang berlangsung sejak 1998 yang awalnyadiharapkan bisa memperbaiki kualitas birokrasi, ternyata belum bisadiwujudkan. Di tingkat praksis, proses demokratisasi tidak berjalan seiringdengan perubahan birokrasi. Kendala besar yang dihadapi birokrasi adalahdirinya sendiri. Mampu tidaknya birokrasi Indonesia melawan sikappragmatismenya dan membuang disorientasi yang masih lekat di dirinya,akan menentukan sukses tidaknya birokrasi menjaga netralitasnya denganpartai. Idealnya memang dua bidang ini (demokrasi dan birokrasi) bisaberjalan seiring dan saling melengkapi. Tapi tantangan besar justru datangdari birokrasi yang tampak lamban dalam merespons perubahan yang pesatdalam masyarakat. Dengan kenyataan seperti ini hampir dapat dipastikanbahwa proses demokratisasi di Indonesia tidak akan berjalan mulus. Sebagaidampaknya, reformasi birokrasi akan berjalan di tempat, untuk tidakmengatakan nyaris stagnan.

Daftar Pustaka

Asmeron, Haile K. dan Elisa P. Reis, 1996, ‘Introduction’, dalam Haile K.Asmeron dan Elisa P. Reis, Democratisation and BureaucraticNeutrality. London: Macmillan Press, hlm.1-19.

Etzioni-Halevi, Eva, 1986, Bureaucracy and Democracy: A PoliticalDillema. London: Routledge & Kegan Paul. Edisi kedua.

Human Rights Watch, 1998, ‘Disapperances in Indonesia: The MilitaryMust Answer’, 28 April.

Indonesian Human Development Report 2001, Toward a NewConsensus. Jakarta:BPS- Statistik Indonesia, Bappenas dan UNDP,Indonesia.

Page 35: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

35Reformasi Birokrasi

International Monetary Fund (IMF), 1998, ‘Indonesia Memorandum ofEconomic and Financial Policies’, internet <http//:WWW.imf;org/external/np/LOI/011598.htm>

Jakarta Post, 24 Mei 2002.Kohli, Atul, dan Vivienne Shue, 1994, ‘State Power and Social Forces: On

Political Contention and Accomodation in the Third World’, dalamJoel S. Migdal, Atul Kohli, dan Vivienne Shue (ed.), State Powerand Social Forces. Cambridge University Press.

Kompas, 17 Juni 1997, ‘Pemberantasan Korupsi Butuh Tekad’._______, 17 Januari 1998,_______, 15 Juni 1999._______, 4 September 2004, ‘Tim Yudhoyono Khawatirkan Mesin

Birokrasi, Tim Mega Tak Tanggapi’._______, 10 September 2004, ‘Tim Yudhoyono Khawatirkan Instruksi

Mendagri’._______, 8 Juni 2006.Liddle, William R., 1999, ‘Indonesia’s Democratic Opening’, Government

and Opposition, Vol. 34, No. 1, hlm. 94-116.MacIntyre, Andrew, 1994, ‘Organising Interests: Corporatism in Indonesian

Politics’, Working Paper No.43, the Asia Research Centre MurdochUniversity.

Migdal, Joel S, 1994, ‘The State in Society: An Approach to Struggles forDomination’, dalam Joel S. Migdal, Atul Kohli, dan Vivienne Shue(ed.), State Power and Social Forces. Cambridge University Press.

Mishra, Satish, 2002, ‘History in the Making: Systemic Transition inIndonesia’, Journal of the Asia Pacific Economy, Nol.7, No. 1, hlm.1-19.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.12 Tahun 1999 tentangPerubahan atas Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1999 tentangPegawai Negeri Sipil yang menjadi Anggota Partai Politik, Bandung:Kuraiko Pratama.

Republika, 5 Januari 1999.Soesastro, Hadi, 1999, ‘The Economic Crisis in Indonesia: Lesson and

Challenges for Governance and Sustainable Development’, internet<http//:www.pacific.net.id/pakar/hadisoesastro/economic 2/hml>

Zuhro, R. Siti, 1997, ‘Negara, Parpol dan Korpri: Studi Kasus Surabaya’,dalam Muridan Satriyo Wijoyo (ed.), Politisasi Birokrasi: ImplikasiKebijakan Monoloyalitas Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PPW-LIPI, hlm. 45-71.

Page 36: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

36 Reformasi Birokrasi

___________, 2002, ‘Continuity and Change in the IndonesianBureaucracy since 1998: The Struggle for Democratisation’, dalamPenny O’Connor dan Jane Scoot (ed.), Undisciplined Thoughts.Perth: Black and Swan, hlm. 157-168.

___________, , 2003, ‘The Significance of the Neutrality Movement forthe Bureaucracy in the 1999 Indonesian Election’, dalam JanisHaswell dan Diana MacCallum (Ed.), Liveable Communities. Perth:Black and Swan, hlm. 155-165.

Catatan kaki1 Yang terdiri atas mahasiswa, akademisi atau intelektual, organisasi non-oemerintah

(Ornop), pers, dan masyarakat bisnis.2 Respon awal pemerintah waktu itu adalah mengambangkan nilai tukar rupiah dan

meminta bantuan IMF. Beberapa bank ditutup dan proyek-proyek besar ditangguhkan.Tapi kepentingan bisnis yang dekat dengan presiden dilindungi. Meskipun demikianPaket bantuan IMF yang diberikan ke Indonesia 15 Januari 1998 itu tidak menghentikanjatuhnya nilai tukar rupiah. Sebaliknya, harga bahan pokok naik tajam, terutamabarang-barang impor. Keadaan ini akhirnya berpengaruh serius terhadapperekonomian Indonesia. Lihat International Monetary Fund, 1998a; lihat juga Kompas,17 Januari 1998.

3 Dalam gerakan itu mereka beramai-ramai mencopot seragam Korpri untuk diberikankepada masyarakat yang membutuhkan. Bahkan mantan Rektor UI, Prof M.K. Tajudinikut mendukung dan memberikan seragam Korprinya kepada ‘Form Salemba’. Dalamkesempatan itu mereka menyatakan mundur sebagai anggota Korpri.

4 Dengan diterapkannya PP 5/1999 dan PP 12/1999, misalnya, Golkar menghadapikesulitan untuk menggunakan fasilitas birokrasi dalam kampanye 1999. Penelitianyang penulis lakukan selama tahun 2001 di Jawa Timur dan Sulawesi Selatanmenunjukkan hal itu. Untuk pertama kali (pada 1999), politisi Indonesia (seperti menteriyang juga kader parpol), PNS dan angkatan bersenjata (TNI) dilarang berperan aktifdalam kampanye pemilu. Padahal dalam pemilu-pemilu sebelumnya di era Orde Baru,PNS dan keluarganya memilih dan dalam banyak kasus bekerja atas nama Golkar.

5 Meskipun kemenangan partai-partai non-Golkar di Indonesia bagian barat tidak semata-mata karena paket kebijakan politik Habibie, tapi peraturan dan perundang-undanganyang dihasilkan relatif berpengaruh penting terhadap birokrasi pada khususnya danpolitik Indonesia pada umumnya.

6 Dua departemen ini dinilai tidak sejalan dengan semangat reformasi, yang selamaOrde Baru mengalami penyimpangan dalam pelaksanaannya.

7 Kebijakan ‘negative growth’ ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah PNS, yaiudengan tidak merekrut lagi tenaga baru, kecuali tenaga ahli yang diperlukan.

8 Hari Sabarno sebagai Menteri Dalam Negeri waktu itu, diberitakan mensosialisasikanpencalonan Megawati dalam Pilpres yang dilakukan dalam kunjungan kerjanya kebeberapa daerah. Hal ini, bahkan, sempat menjadi polemik karena birokrasi harusnetral sesuai dengan UU 43/1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan PP 5/1999dan PP 12/1999.

Page 37: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

37Reformasi Birokrasi

9 Instruksi Mendagri yang dipersoalkan itu karena mencamtumkan kalimat:“memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keberhasilan pembangunan disemua aspek yang telah dicapai pemerintah hingga saat ini…hal-hal yang telah dilakukanpemerintah agar masyarakat tidak tersesat atau salah memilih dan menetapkanpilihannya secara rasional sehingga dapat menjamin keberlanjutan integrasi sistempemerintahan” (Kompas, 10 September 2004).

1 0 Hal ini antara lain bisa dilihat melalui penundaan kenaikan tarif harga listrik yangawalnya direncanakan akan dinaikkan, tapi harus ditunda untuk waktu yang tidakditentukan karena masyarakat keberatan kebijakan ini diterapkan. Di tingkat lokal,tak jarang pemerintah daerah (Pemda) harus menunda, dan bahkan membatalkansuatu kebijakan (seperti kebijakan Tata Ruang Kota di Kabupaten Malang) karenadinilai merugikan masyarakat.

1 1 Keberhasilan ini tak lepas dari upaya publik yang terus menyoroti kesungguhan birokratmemegang komitmennya untuk tetap netral.

Page 38: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

38 Reformasi Birokrasi

“UPAYA PEMERINTAH MENINGKATKANPELAYANAN PUBLIK:

KASUS STANDAR PELAYANAN MINIMAL”

Reformasi Birokrasi, Penegakan Prinsip-prinsipGood Governance, Percepatan Pemberantasan Korupsi,dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik harusdilaksanakan secara bersamaan dalam membangun tatapemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (goodgovenanvce), pemerintah yang bersih (clean government),dan bebas KKN.

Taufiq Effendi

I. PENDAHULUN

1.1 Reformasi Birokrasi

Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional2004-2009 (RPJMN 2004-2009), Visi dan Misi Pendayagunaan AparaturNegara 2004-2009, Program Prioritas Kementerian PAN 2005-2009,Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2006 (RKP 2006) dan RKPKementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Tahun 2006 (RKP-PAN2006), kesemuanya merupakan acuan pembangunan pendayagunaanaparatur negara dalam upaya menciptakan tata pemerintahan yang baik,bersih, dan berwibawa (good governance), pemerintah yang bersih (cleangovernment), dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (bebas KKN). 1

Reformasi Birokrasi dihadapkan pada upaya mengatasi inefisiensi,inefektivias, tidak profesional, tidak netral, pelayanan publik rendah,rekrutmen PNS tidak transparan, belum ada perubahan mindset, KKNmarak di berbagai jenjang pekerjaan, abdi masyarakat belum terbangun,pemerintahan belum akuntabel, transparan, partisipatif, dan kredibel, sertabelum terbangun pelayanan publik prima. Best practices beberapapemerintah daerah (provinsi, kabupaten, dan kota) di antara 33 provinsi

Page 39: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

39Reformasi Birokrasi

dan 440 kabupaten/kota (401 kabupaten, 39 kota), diharapkan dapatdijadikan contoh bagi pemerintah daerah lain untuk melakukan reformasibirokrasi.

Reformasi Birokrasi Aparatur Negara merupakan upayamelakukan perubahan secara signifikan (evolusi yang dipercepat) melaluitindakan atau rangkaian kegiatan pembaharuan secara konsepsional,sistematis dan berkelanjutan dengan melakukan upaya penataan, peninjauan,penertiban, perbaikan, penyempurnaan dan pembaharuan sistem, kebijakandan peraturan perundang-undangan bidang aparatur negara, termasukperbaikan akhlak-moral sesuai tuntutan lingkungan dan memperhatikankomitmen didasarkan atas asas dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan demokratismenyaratkan kinerja, akuntabilitas aparatur, peranserta swasta/dunia usaha,dan partisipasi masyarakat yang makin meningkat. Karena itu, reformasibirokrasi merupakan kebutuhan dan harus sejalan dengan perubahan tatanankehidupan politik, kemasyarakatan, dan dunia usaha. Beberapa TAP MPR-RI tentang reformasi birokrasi, pemberantasan korupsi, etika kehidupanberbangsa, dan gerakan penghematan nasional, perlu diteliti dan dapatdigunakan sebagai acuan dalam melaksanakan reformasi birokrasi sertamencegah dan mempercepat pemberantasan korupsi. Pada Rakornas-PAN 2005, 15 November 2005, Presiden mengarahkan agar seluruhjajaran aparatur negara/pemerintah melaksanakan reformasibirokrasi, menegakkan prinsip-pinsip good governance,memberantas korupsi sekarang juga, dan meningkatkan kualitaspelayanan publik. 3

Prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance),pemerintah yang bersih (clean government), bebas KKN, tata kelolapemerintahan yang baik (good public governance), dan tata kelolaperusahaan yang baik (good corporate governance: kesetaraan dankewajaran, fairness; keterbukaan, transparency; akuntabilitas,accountability; responsibilitas, responsibility; dan independensi,independency, yang tumbuh tanpa paksaan, harus berjalan bersamaandan saling mengisi.

1.2 Rancangan Perpres Tentang Reformasi Birokrasi Pemerintahan

Reformasi Birokrasi harus bisa memadukan antara lain pelaksanaanUU 28/1999 (Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN),UU 31/1999 (Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi), UU 17/2003

Page 40: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

40 Reformasi Birokrasi

(Keuangan Negara), UU 1/2004 (Perbendaharaan Negara), UU 25/2004(Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional), UU 32/2004 (PemerintahanDaerah), dan UU 43/1999 vide UU 8/1974 tentang Pokok-pokokKepegawaian serta substansi peraturan perundang-undangan terkaitlainnya. Program Reformasi Birokrasi paling sedikit berisi 7 (tujuh)Program untuk menciptakan Tata Pemerintahan Yang Bersih danBerwibawa (RPJMN 2004-2009 Bab 14): (1) Program PenerapanKepemerintahan Yang Baik; (2) Program Peningkatan Pengawasan danAkuntabilitas Aparatur Negara; (3) Program Penataan Kelembagaan danKetatalaksanaan; (4) Program Pengelolaan Sumber Daya ManusiaAparatur; (5) Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; (6) ProgramPeningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara; dan (7) ProgramPenyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan Kepemerintahan.

Tim Reformasi Birokrasi Pemerintahan (direncanakan) terdiri atas:Wapres (Ketua), Menpan (Ketua Pelaksana Harian), Mendagri, Menlu,Menkeu, Meneg PPN/Ka.Bappenas, Mensesneg, Seskab (Anggota), danSesmenpan/Deputi Tata Laksana (Sekretaris Tim). Dibentuk KelompokKerja sesuai keperluan, dibangun mekanisme perencanaan danpengendalian, pembiayaan dibebankan pada anggaran belanja masing-masing instansi pemerintah pusat dan daerah, dan dokumen (Pedoman/Pedoman Umum/Panduan) Reformasi Birokrasi, disusun dalam bentuk: I.Pendahuluan (latar belakang, maksud dan tujuan, pola pikir); II. GambaranKeadaan Birokrasi (keadaan sekarang, yang diinginkan, pokokpermasalahan); III. Tata Pemerintahan Yang Baik (pengertian GoodGovernance, peran dunia usaha dan masyarakat, prinsip-prinsip/karakteristik Good Governance); IV. Strategi dan Upaya ReformasiBirokrasi (visi, misi, dan strategi); V. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi;VI. Organisasi Pelaksana Reformasi Birokrasi. Diharapkan dilengkapiLampiran yang berisi Matriks Rencana Aksi Nasional Reformasi Birokrasidan matriks inventarisasi jenis dan kelompok pelayanan instansi pemerintah.Dokumen Reformasi Birokrasi terkait erat dengan Inpres 5/2004tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi dan dokumen tindaklanjutInpres ini, antara lain Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi(RAN-PK), khususnya pada kegiatan pencegahan korupsi.

1.3 Penegakan Prinsip-prinsip Good Governance

Tata pemerintahan yang baik (kepemerintahan yang baik, tata kelolapemerintahan yang baik, good public governance), mengandung sepuluhelemen dasar (Depdagri, UN-Habitat) atau empatbelas elemen dasar

Page 41: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

41Reformasi Birokrasi

(Bappenas, Lembaga Donor Intenasional, Para Pakar). 4 Tatapemerintahan yang baik, sangat erat kaitannya dengan reformasibirokrasi, penegakan hukum, peningkatan kualitas pelayanan publik,perubahan mind-set dan culure-set, perubahan pola pikir, pola sikap, danpola tindak, menjadi lebih produktidf, efisien dan efektif.

1.4 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Program peningkatan kualitas pelayanan publik pada RPJMN2004-2009 bertujuan mengembangkan manajemen pelayanan publik yangbermutu, transparan, akuntabel, mudah, murah, cepat, patut dan adil kepadaseluruh masyarakat guna menunjang kepentingan masyarakat dan duniausaha, serta mendorong partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.Kegiatannya meliputi peingatan kualitas pelayanan kepada masyarakat dandunia usaha, mendorong pelaksanaan prinsip-prinsip good governancedalam pelayanan publik (perpajakan, imigrasi, kepabeanan, penanamanmodal), deregulasi, debirokratisasi dan privatisasi pelayanan publik,penerapan sistem merit dalam pelayanan, pemantapan koordinasi pelayanan,pemanfaatan teknologi informasi, intensifikasi pengaduan masyarakat,pengembangan partisipasi masyarakat, dan pengembangan mekanismepelaporan dalam pelayanan publik.

II. PENCIPTAAN PELAYANAN PUBLIK YANG PRIMA

Menuju pelayanan publik yang prima, perlu dimulai dengan penetapanvisi dan misi pelayanan, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, dan kaji tindak(action plan), identifiksai peoduk pelayanan, identifikasipelanggan,identifikasi kondisi internal dan ekestenal, rencanakan standar pelayanan,dan lakukan uji coba. Kembangkan standar sampai diperoleh standar yangsesuai, dan sempurnakan terus menerus sampai ke sosialisasi standar danpengembangan sistem pelaporan. Tujuh komponen penting pelayanan perludiperhatikan, yaitu visi, misi, produk, konsumen/pelanggan, prosedur, kontrol/pengawasan kualitas, dan lampiran (denah, skema prosedur, dan formuliryang diperlukan). Pelayanan umum yang berkualitas harus berada dalamsatu rangkaian pelayanan yang sederhana, terbuka, tepat, lengkap, wajar,terjangkau, aman, dan adil. Dimensi perlu diamati dalam mengukur tingkatkepuasan masyarakat, yaitu tangible, keandalan (reliability), daya tanggap(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (empathy). Data daninormasi yang diperlukan dalam standar pelayanan minimal harus jelas,yaitu dasar hukum peraturan perundang-undangan, jenis pelayanan secara

Page 42: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

42 Reformasi Birokrasi

rinci, indikator dan tolok ukur keberhasilan, kinerja unit pelayanan, waktupelayanan (timeframes), biaya, persyaratan, dan prosedur, serta dukunganpolitik, ekonomi, sosial-budaya. Aparat pemerintah harus berubah dariterlalu birokratis, berkuasa, kurang ramah, menjadi aparat yang baik, bersih,berwibawa, bebas KKN, dan ramah kepada setiap pelanggan, dan tidakdiskriminatif (Ismail Mohammad, LAN, 2002). Setiap aparatur pemerintahharus berusaha menciptakan pelayanan publik yang prima, mengacu padaKepmenpan Nomor 63/2003. 5

Sejalan dengan itu, perlu diperhatikan Indeks Kepuasan Masyarakatpada Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, 6 serta Transparansi danAkuntabilitas dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukaninstansi pemerintah. 7 Sasaran yang ingin dicapai dalam prioritas program2006 butir C.5 Penegakan Hukum, Pemberantasan Korupsi, dan ReformasiBirokrasi adalah (1) meningkatnya upaya pemberantasan korupsi; dan (2)meningkatnya kualitas pelayanan publik. Sasaran peningkatan kualitaspelayanan publik, diupayakan dengan (1) mendorong terselenggaranyapelayanan publik yang tidak dirkriminatif, cepat, murah dan manusiawi;(2) meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem kelembagaan danketatalaksanaan; (3) meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparaturpelayanan dan penegak hukum; dan (4) mempercepat penerapan e-Servicesdi setiap instansi pelayanan publik. Arah reformasi birokrasi dan peningkatankualitas pelayanan publik adalah meningkatkan kualitas pelayanan publikmelalui (1) penyempurnaan dan percepatan implementasi pedomanpelayanan pengaduan masyarakat; (2) peningkatan kualitaspenyelenggaraan administrasi negara, dengan cara mempercepatpenyelesaian dan penerapan peraturan perundang-undangan tentangkelembagaan dan ketatalaksanaan birokrasi; (3) peningkatan kualitas dankuantitas berbagai pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sertamenyempurnakan sistem remunerasi PNS; dan (4) peningkatankeberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan dengancara meningkatkan kualitas layanan publik dan meningkatkan peran aktifmasyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pelayanan publik,serta mempercepat penerapan e-Service di setiap instansi pelayanan publik.

III. MEMENUHI STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Standar Pelayanan Minimal/Minimal (SPM) adalah pengaturanbatas minimal untuk mengukur kinerja yang berkaitan dengan jangkauandan mutu pelayanan dasar. Standar Pelayanan Publik (SPP), merupakanproses pelayanan dan acuan penilaian pelayanan sebagai komitmen atau

Page 43: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

43Reformasi Birokrasi

janji untuk memberikan pelayanan yang berkualitas. SPM menitikberatkanpada sisi kuantitas pelayanan secara minimal, sedangkan SPPmenitikberatkan pada sisi proses dan kualitas pelayanan. StandarPelayanan Minimal (SPM) dalam PP 65/2005 tentang PedomanPenyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuantentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajibdaerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. IndikatorSPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakanuntuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalampencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/ataumanfaat pelayanan. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan pubik yangmendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalamkehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan. Standar Pelayanan Publik(SPP), merupakan proses pelayanan dan acuan penilaian pelayanan sebagaikomitmen atau janji untuk memberikan pelayanan yang berkualitas.

Hal-hal yang terkandung dalam pedoman penyusunan dan penerapanSPM adalah ruang lingkup, prinsip-prinsip (alat penjamin akses dan mutupelayanan dasar, diberlakukan untuk seluruh pemerintahan daerah, bagiandari penyelenggaraan pelayanan dasar nasional, bersifat sederhana, konkrit,mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan sertamempunyai batas waktu pencapaian, disesuaikan dengan perkembangankebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nasional dan daerah sertakemampuan kelembagaan dan personil daerah dalam bidang yangbersangkutan), penyusunan dan penerapan SPM, pembinaan danpengawasan, Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan pengawasanberupa pemberian pedoman, standar, arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi,pengendalian, koordinasi, monitoring dan evaluasi.

Pedoman Penyusunan dan Penerapan SPM dikembangkan menjadiacuan dalam penyusunan SPM oleh Menteri/Pimpinan LembagaPemerintah Non-Departemen (LPND) dan dalam penerapannya olehPemerintahan Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota. SPM disusundan diterapkan dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib PemerintahanDaerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang berkaitandengan pelayanan dasar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang berkaitan denganhak dan pelayanan dasar warga negara yang penyelenggaraannyadiwajibkan oleh peraturan perundang-undangan kepada Daerah untukperlindungan hak konstitusional, kepentingan nasional, kesejahteraanmasyarakat, serta ketentraman dan ketertiban umum dalam rangka menjaga

Page 44: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

44 Reformasi Birokrasi

keutuhan NKRI serta pemenuhan komitmen nasional yang berhubungandengan perjanjian dan konvensi internasional. SPM adalah ketentuanmengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajibdaerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

Sesuai amanat Pasal 11 ayat (4) dan Pasal 14 ayat (3) UU 32/2004tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah degan UU 8/2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang3/2005 tentang Perubahan UU 32/2004 tentang Pemerintahan DaerahMenjadi UU, SPM diterapkan pada urusan wajib Daerah terutama yangberkaitan dengan pelayanan dasar, baik Daerah Provinsi maupun DaerahKabupaten/Kota. Untuk urusan pemerintahan lainnya, Daerah dapatmengembangkan dan menerapkan standar/indikator kinerja. Dalampenerapannya, SPM harus menjadi akses masyarakat ntuk mendapatkanpelayanan dasar dari Pemerintahan Daerah sesuai dengan ukuran-ukuranyang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, baik dalam perencanaanmaupun penganggaran, wajib diperhatikan prinsip-prinsip SPM yaitusederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapatdipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian. Disamping itu perlu dipahami bahwa SPM berbeda dengan Standar Teknis,karena Standar Teknis merupakan faktor pendukung pencapaian SPM.

PP 65/2005 berisi Prinsip-prinsip Standar Pelayanan Minimal,Penyusunan Standar Pelayanan Minimal, Penerapan Standar PelayananMinimal, dan Pembinaan dan Pengawasan, monitoring dan evaluasi,penghargan dan sanksi. 8

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah tentang SPM dimaksudkan untuk(1) terjaminnya hak masyarakat untuk menerima suatu pelayanan dasardari Pemerintahan Daerah dengan mutu tertentu; (2) menjadi alat untukmenentukan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menyediakan suatupelayanan dasar, sehingga SPM dapat menjadi dasar penentuan kebutuhanpembiayaan daerah; (3) menjadi landasan dalam menentukan perimbangankeuangan dan/atau bantuan lain yang lebih adil dan transparan; (4) menjadidasar dalam menentukan anggaran kinerja berbasis manajemen kinerja.SPM dapat dijadikan dasar dalam alokasi anggaran daerah dengan tujuanyang lebih terukur. SPM dapat menjadi alat untuk meningkatkanakuntabilitas Pemerintahan Daerah terhadap masyarakat. Sebaliknya,masyarakat dapat mengukur sejauhmana Pemerintahan Daerah dapatmemenuhi kewajibannya dalam menyediakan pelayanan publik; (5)memperjelas tugas pokok Pemerintahan Daerah dan mendorongterwujudnya checks and balances yang efektif; dan (6) mendorong

Page 45: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

45Reformasi Birokrasi

transparansi dan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraanPemerintahan Daerah.

Pemerintah membina dan mengawasi penerapan SPM olehPemerintahan Daerah. Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Daerahmembina dan mengawasi penerapan SPM oleh Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota yang ada di wilayah kerjanya. Sementara itu, masyarakatdapat melakukan pengawasan atas penerapan SPM oleh PemerintahanDaerah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Rekomendasi dapat berupa saran perbaikan/penyempurnaan, persetujuanuntuk diteruskan dengan beberapa catatan, peninjauan ulang atas rancanganSPM yang disusun atau pertimbangan-pertimbangan lain yang perludiperhatikan dan diperhitungkan. Informasi kepada masyarakatdisampaikan melalui papan pengumuman yang tersedia, media cetak (suratkabar lokal dan nasional), media elektronik (website), dan forum diskusipublik, dan/atau media lainnya yang memungkinkan masyarakatmendapatkan akses pada informasi dimaksud. Yang dimaksud dengan“pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatka dampak lintasdaerah” antara lain pelayanan sekolah, rumah sakit, dan pengelolaansampah, dan “urusan wajib yang disusun dan diterapkan sesuai denganperaturan perundang-undangan” antara lain yang mengaturpenyelenggaraan pelayanan dasar, seperti peraturan perundang-undanganbidang pendidikan, kesehatan, perhubungan, lingkungan hidup,kependudukan, yang memuat ketentuan tentang urusan, tugas, wewenangdan tanggung jawab daerah.

IV. PERCEPATAN PEMBERANTASAN KORUPSI

4.1 Komitmen Pemerintah Terhadap Pemberantasan Korupsi

Pemerintah telah berusaha memberantas korupsi sejak lama, sebutlah1967, kemudian ditetapkan UU 3/1971 yang terus disempurnakan, sampaike Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang PenyelenggaraanNegara Yang Bersih dan Bebas dari KKN, Undang-Undang 31/1999tentang Pemberantasan Korupsi, disempurnakan dengan Undang-Undang20/2001, dan terakhir dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002,ditetapkan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, disingkat KomisiPemberantasan Korupsi (KPK). Komitmen Pemerintah terhadapPemberantasan Korupsi sangat kuat, antara lain ditunjukkandengan kesepakatan-kesepakatan dan ditetapkannya Inpres 5/2004tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi:

Page 46: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

46 Reformasi Birokrasi

1) Pada 25 Oktober 2004 di Istana Negara, Presiden mengeluarkan“Sembilan Instruksi (lisan) Presiden kepada para Gubernur”.

2) Pada 3 Desember 2004 di Kantor Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK), Presiden mengajak para artis dan budayawan (artis,budayawan, pemerintah) untuk memberantas korupsi, PresidenSBY mengatakan rasa malu beliau pada Pertemuan 21 PemimpinNegara-negara APEC di Chili saat membahas “fightingcorruption and ensuring transparency”, seolah-olah semuapemimpin negara melihat kepada Bapak SBY yang negaranya,Indonesia, termasuk ke dalam lima besar negara terkorup di duniapada 2004 atau urutan 137 dari 146 negara. SBY mengajak semuakalangan agar mempunyai komitmen tinggi, berbagai lembaga dankalangan masyarakat memberi dukungan terhadap upayapercepatan pemberantasan korupsi. Indeks Persepsi Indonesia2,0 (tahun 2004) menjadi 2,2 (tahun 2005) cukup mengembirakan,walaupun hanya berubah dari kelompok-5 (tahun 2004) kekelompok-6 (tahun 2005), sehingga pada pertemuan APEC diBusan, November 2005, tidak memalukan.

3) Pada 9 Desember 2004 saat Pencanangan Hari Anti Korupsidan Peringatan Hari Pemberantasan Korupsi Sedunia, sekaligusPresiden mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, 28 April 2005.Presiden menegaskan Delapan Langkah Pemberantasan Korupsi,harus dimulai dari rumah sendiri.

4) Dikeluarkannya Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang PercepatanPemberantasan Korupsi, dibentuknya Tim KoordinasiPemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tim Tas Tipikor) denganKeppres 11/2005, Tim Pemburu Koruptor ke Luar Negeri,Gerakan Nasional Anti Suap, Kampanye Nasional Anti Suap,Kerjasama Pimpinan Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah dalamMembangun Gerakan Moral Pemberantasan Korupsi, Tiga PilarKemitraan yang Bersih, Transparan, dan Profesional, DialogNasional Berantas Korupsi, Peningkatan Koordinasi AntarPenegak Hukum, dan terakhir Komitmen Kementerian BUMNdan Komisaris/Direksi BUMN untuk melaksanakan GoodCorporate Governance (GCG) dan mempercepatpemberantasan korupsi, menunjukkan komitmen kuat jajaranPemerintah, Dunia Usaha/Swasta dan Masyarakat/LSM/Lembaga Kemasyarakatan lainnya dalam mempercepatpemberantasan korupsi.

Page 47: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

47Reformasi Birokrasi

4.2 Empat Masalah, Tujuh Kelemahan, dan Lima PrasyaratKeberhasilan Pemberantasan Korupsi

Empat Masalah: keluhan masyarakat, kelemahan data awal,ketidakjelasan tolok ukur, dan belum ada analisis keberhasilan/ketidakberhasilan pemberantasan korupsi. Tujuh kelemahan: politicalwill, ketidaksamaan persepsi, belum menerapkan teknologi informasi, belummenerapkan single identity number (SIN), duplikasi peraturan perundang-undangan, kelemahan CJS (criminal justice system), serta tidak konsistendan belum ada perubahan mind-set. Lima prasyarat keberhasilanpemberantasan korupsi: deregulasi peraturan perundang-undangan dankehendak yang sungguh-sungguh, pemanfaatan teknologi informasi (e-Government), pemanfaatan SIN, peraturan perundang-undangan yangsaling mendukung, dan penataan CJS.

4.3 Perjalanan Panjang Pemberantasan Korupsi

Perjalanan Pemerintahan sejak era Pemerintahan Presiden Soekarnosampai dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Buku II.a dan BukuII.b SANKRI, Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia,Lembaga Administrasi Negara). Berbicara korupsi, perlu kita cermatidan pahami peraturan perundang-undangan tentang korupsi danketerkaitannya, paling sedikit (1) UU 3/1971 tentang Pemberantasan TindakPidana Korupsi, (2) UU 28/1999 tentang Penyelenggara Negara yangBersih dan Bebas dari KKN; (3) UU 31/1999 tentang PemberantasanTindak Pidana Korupsi; (4) UU 20/2001 tentang Perubahan UU 31/1999tentang PTPK; (5) UU 30/2002 tentang KPTPK; (6) Inpres 5/2004; dan(7) Keppres 11/2005 tentang Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi (Tim Tas ipikor). Di samping itu, harus dimengerti peraturanperundang-undangan tentang aparatur negara, antara lain UU 8/1974 yangdiperbaharui dengan UU 43/1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, PP42/2004 tentang Jiwa Korps dan Kode Etik PNS, dan pengaturan lainnya.UU 30/2002 memuat pengaturan tentang ketentuan umum (Tindak PidanaKorupsi, Penyelenggara Negara), kelembagaan, asas, tugas, wewenang,dan kewajiban KPK, tatacara pelaporan dan penentuan status gratifikasi,tempat kedudukan, tanggungjawab dan susunan organisasi, pimpinan KPK,penyelidikan, penyidikan dan penuntutan, pemeriksaan di sidang pengadilan,rehabilitasi dan kompensasi, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup.

Page 48: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

48 Reformasi Birokrasi

4.4 Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia

Hasil penelitian Transparency International (TI) di Berlinmenunjukkan Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia berkisar semitar2,0 (IPK adalah 1-10). Terakhir, IPK 2,0 pada tahun 2004 sedikit lebihbaik menjadi IPK 2,2 pada 2005, urutan ke-10 terkorup menjadi urutan ke-20 dan urutan kelompok ke-5 menjadi ke-6 di dunia. Negara-negaraterkorup dan terbersih dapat dilihat pada tabel Lampiran.

4.5 Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang PercepatanPemberantasan Korupsi

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 berisi SepuluhInstruksi Umum dan Sebelas Instruksi Khusus. 9 Sebagai contoh,instruksi kepada Menpan dan Gubernur, Bupati dan Walikota sebagaiberikut:

· Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negaradiinstruksikan:a. Menyiapkaan rumusan kebijakan dalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan publik.b. Menyiapkan rumusan kebijakan dalam rangka penyusunan

penetapan kinerja dari pada pejabat pemerintahan.c. Menyiapkan rumusan kebijakan untuk penerapan prinsip-

prinsip tata kepemerintahan yang baik pada PemerintahDaerah, LPND, dan Departemen.

d. Melakukan pengkajian bagi perbaikan sistem kepegawaiannegara.

e. Mengkoordinasikan, memonitor, dan mengevaluasipelaksanaan Inpres ini.

· Gubernur dan Bupati/Walikota diinstruksikan:a. Menerapkan prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik

di lingkungan pemerintahan daerah.b. Meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan pungutan

liar dalam pelaksananannya.c. Bersama-sama dengan DPRD melakukan pencegahan

terhadap kemungkinan terjadi kebocoran keuangan negarabaik yang bersumber dari APBN dan APBD.

4.6 Peranserta Masyarakat Dalam Pemberantasan Korupsi

Pemberantasan korupsi tidak dapat hanya dilakukan oleh Pemerintah,tetapi harus dilakukan kemitraan Pemerintah dengan Dunia Usaha/Swasta,

Page 49: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

49Reformasi Birokrasi

dan Masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat. Peranserta masyarakatdalam pemberantasan korupsi diatur dalam Undang-Undang 28/1999tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN sertaPP 71/2000.

4.7 Hubungan Korupsi, Transparansi, dan Akuntabilitas

Korupsi sangat erat kaitannya dengan transparansi dan akuntabilitas(termasuk dalam pelayanan publik). Transparansi tinggi, maka korupsirendah, demikian pula akuntabilitas baik, maka korupsi menurun.Selanjutnya, perlu dipahami bahwa Korupsi terjadi jika ada niat dankesempatan. 10

V. UPAYA TINDAK LANJUT

5.1 Tindak Lanjut Hasil Rakornas-PAN 2005

Hasil-hasil Rakornas-PAN 2005 digunakan sebagai acuan dalammenyusun program pendayagunaan aparatur negara 2006 dan 2007-2009di pusat dan daerah. Kebijakan Penataan Kelembagaan Pemerintah antaralain, RUU Kementerian Negara, reposisi LPND, penataan lembaga non-struktural, dan revisi PP 8/2003 tentang Pedoman Organisasi PerangkatDaerah. Pengaturan ketatalaksanaan meliputi dokumen reformasi birokrasi,RUU Administrasi Pemerintahan, RUU Tata Hubungan KewenanganAntar Lembaga (Pusat-Daerah, Pusat-Pusat, Daerah-Daerah), danpersyaratan jabatan Staf Ahli di Pemerintah Daerah.

Penataan SDM Aparatur meliputi perencanaan pegawai, rekrutmendan seleksi, penempatan, pengelolaan kinerja, diklat, penghargaan dansanksi, remunerasi, pola karir, pemberhentian dan pemensiunan,pembaharuan NIP, assesment center, jabatan rangkap, dan keikutsertaanPNS dalam kegiatan LSM, KPU, dan Komisi-Komisi. Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah (AKIP), diupayakan dengan peningkatan pemahamanSistem AKIP dan peningkatan komitmen pimpinan dalam menerapkanSistem AKIP, dan usulan penerapan Sistem AKIP dari Inpres menjadiPeraturan Pemerintah. Upaya peningkatan kualitas pelayanan publik menujupelayanan prima diupayakan dengan kelembagaan pelayanan satu atap,pemantapan kebijakan penanaman modal di pusat dan daerah, kemudahanijin lokasi, dan prosedur yang tidak berbelit-belit. Percepatan pemberantasankorupsi diupayakan dengan audit investigatif sebagai upaya represif, upayapreventif dan edukatif, tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK, BPKP dan

Page 50: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

50 Reformasi Birokrasi

institusi pengawasan lain, tindak lanjut pengaduan masyarakat, peningkatankoordinasi pengawasan, tindak lanjut RAN-PK (Rencana Aksi NasionalPemberantasan Korupsi), dan pemantapan Kormonev (koordinasi,monitoring dan evaluasi) Inpres 5/2004.

5.2 BEST PRACTICES

Best Practices Reformasi Birokrasi dimaksudkan sebagai contoh-contoh keberhasilan suatu program di provinsi, kabupaten, dan kota, antaralain dapat dilihat di Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Selatan, KalimantanTengah, Provinsi Gorontalo, Provinsi Jawa Timur, dan DIY, KabupatenSolok, Kabupaten Sragen, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan,Kabupaten Sidoarjo, Kota Balikpapan, dan Kota Tarakan. 11 Di sampingitu, hasil kerjasama beberapa Pemerintah Daerah dengan Lembaga DonorInternasional dalam reformasi birokrasi, good governance, dan pelayananpublik, hendaknya “ditularkan” ke Daerah-daerah lain. 12

5.3 Amanat Peraturan Perundang-undangan

Setiap aparat pemerintah harus menegakkan nilai-nilai dasar budayakerja menuju peningkatan produktivitas, efisiensi, dan efektivitas. 13

mengupayakan perubahan mind-set dan culture-set, mengamalkan etikakehidupan berbangsa, etika penyelenggara negara, jiwa korps dan kodeetik PNS, mematuhi kewajiban dan larangan bagi PNS (PP 30/1980),sumpah jabatan, dan pakta integritas.

Tindak lanjut TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN adalahditetapkannya UU 28/1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersihdan Bebas dari KKN. Dalam UU ini ditegaskan Tujuh AsasPenyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN, yaitu kepastianhukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan,proporsional, profesional, dan akuntabilitas. 14

Tap MPR Nomor VI Tahun 2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa,mengedepankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etoskerja, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggungjawab, menjagakehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa, meliputi etika sosialdan budaya, politik dan pemerintahan, ekonomi dan bisnis, penegakan hukumyang berkeadilan, keilmuan, dan lingkungan.15 Dipandang pentingmembangun Etika Penyelenggara Negara sebagaimana diamanatkan dalamTap MPR Nomor VI Tahun 2001. Pokok-pokok pikiran tentang EtikaPenyelenggara Negara, meliputi kejujuran, kepedulian, ketaatan, keterbu-

Page 51: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

51Reformasi Birokrasi

kaan, konsisten, dan menghindari perbuatan tidak (patut, santun, arogan,berbohong, lalai, diskriminatif), dan tidak mengomersialkan jabatan. 16

Setiap PNS harus mengamalkan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS (PP42/2004), dan Panca Prasetya Korps Pegawai Republik Indonesia.serta Hasta Dharma Korpsi Munas VI/2004, harus diamalkan.

VI. PENUTUP

Hal-hal yang terkait dengan reformasi birokrasi, good governance,dan percepatan pemberantasan korupsi, telah dibahas pada Bab V. Bagianini berisi upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dan rancanganperaturan perundang-undangan terkait yang harus diselesaikan untukmendukung keberhasilan reformasi birokrasi dan penciptaan pelayananpublik prima. Berbagai instansi/institusi telah menyusun dokumen reformasibirokrasi secara spesifik, antara lain Lemhannas, Wantannas, KPK, danLAN.

Pemberantasan korupsi sudah digalakkan sejak awal Kabinet IndonesiaBersatu. Gaungnya makin besar setelah dikeluarkan Inpres 5/2004, disusulTim Tas Tipikor, Tim Pemburu Koruptor ke Luar Negeri, PeningkatanKerjasama Aparat Penegak Hukum, dan instrumen pengawasan lainnya.Diharapkan, prinsip-prinsip good governance, reformasi birokrasi,pemberantasan korupsi, dan pelayanan publik yang prima, berjalan bersamasecara sinergis sehingga para koruptor akhirnya lumpuh dan tatapemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa dapat kita wujudkansecepatnya sesuai amanat RPJMN 2004-2009. Pelaksanaan pemerintahanbergeser dari “pelaksana” (rowing) ke “pengarah (steering), karena ituterjadi pembaharuan birokrasi, dari “government” ke “governance.”Sejalan dengan upaya menciptakan tata pemerintahan yang baik, bersih,dan berwibawa, perlu diupayakan penataan/pembaharuan birokrasipemerintahan secara menyeluruh (reinventing government). 17

Setiap PNS harus mengembangkan jiwa inovasi (menjadiinovator). 20 Tujuh Asas Penyelenggaraan Negara yang Bersih danBebas dari KKN, harus ditegakkan. Kita semua harus melaksanakanbutir-butir tata pemerintahan yang baik sesuai amanat RPJMN 2004-2009,Bab 14 (Terciptanya Tata Kepemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa).Sepuluh Prinsip tata pemerintahan yang baik, harus diterapkan dalampenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, ditunjukkan denganperwujudan pelayanan prima kepada masyarakat. Program IntegratedCivil Service Reform (ICSR) Pemerintah DI Yogyakarta, melakukantransformasi budaya birokrasi dalam membangun Reformasi Terpadu

Page 52: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

52 Reformasi Birokrasi

Pelayanan Publik. Sepuluh Temuan hasil pengamatan Menpan tentangreformasi buirokrasi, good govrnance, dan pelayanan publik (standarpelayanan minimal), perlu dicermati dan diamalkan. 18

Reformasi Pelayanan Publik Terpadu, didukung penyusunan StandarPelayanan Minimal (SPM), serta kebijakan deregulasi dan debirokratisasi,peningkatan profesionalisme SDM, peningkatan partispasi masyarakat,pengembangan pola dan mekanisme unit pelayanan terpadu, pemberianpenghargaan dan sanksi, pengembangan dan penerapan budaya kerjapelayanan, indeks kepuasan masyarakat, transparansi dan akuntabilitas,diklat profesi pelayanan, peningkatan kalitas sarana dan porasarana, danpenerapan teknologi informasi (e-government) dalam pelayanan publik,ditujukan pada penciptaan pelayanan publik yang berkualitas, cepat, pasti,jelas, wajar, transparan, hirarki birokrasi yang efisien dan efektif, tidakberbelit-belit, mekanisme dan prosedur jelas, pelayanan tertib, sederhanadan efektif, petugas pelayanan kompeten dan profesional, semangat kerja,iklim kondusif dan bebas KKN/pungli, sarana dan prasarana memadai,dan kinerja pelayanan makin baik dan akuntabel, pada gilirannya terciptatata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa, pemerintah yangbersih, dan bebas KKN.

Page 53: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

53Reformasi Birokrasi

4 96 1.9 INDONESIA1 102 1.5 BANGLADESH

6 122 1,9 INDONESIA1 133 1,3 BANGLADESH

1 1 9,7 Finland2 2 9,6 New Zealand3 3 9,5 Denmark3 4 9,5 Islandia

4 5 9,3 SINGAPORE5 6 9,2 Swedia6 7 9,1 Swiss7 8 8,9 Norwegia8 9 8,8 Australia9 10 8,7 Netherlands10 11 8,6 UnitedKingdom11 12 8,5 Kanada

12 13 8,4 Austria12 14 8,4 Luxembourg

13 15 8,2 Jerman14 16 8,0 HongKong

15 17 7,5 Belgi15 18 7,5 Irlandia15 19 7,5 USA

16 20 7,4 Chile

18 22 7,1 Perancis18 23 7,1 Spanyol

19 24 6,9 Jepang21 26 6,4 Israel22 27 6,3 Portugis

24 30 6,1 PersEmirArab

27 35 5,6 Taiwan30 38 5,2 Qatar31 39 5,0 MALAYSIA

33 42 4,8 Hungaria33 43 4,8 Italia34 44 4,6 Kuwait34 45 4,6 Lithuania35 47 4,5 KOREASLTN38 50 4,3 Suriname

5 137 2,0 INDONESIA1 146 1,5 HAITI

1 1 9,7 Iceland2 2 9,6 Finland2 3 9,6 New Zealand3 4 9,5 Denmark

4 5 9,4 SINGAPORE5 6 9,2 Sweden6 7 9,1 Switzerland7 8 8,9 Norway8 9 8,8 Australia9 10 8,7 Austria10 11 8,6 Netherlands10 12 8,6 UnitedKingdom11 13 8,5 Luxembourg12 14 8,4 Canada13 15 8,3 HongKong14 16 8,2 Germany15 17 7,6 USA16 18 7,5 France

17 19 7,4 Belgium

18 21 7,3 Chile18 22 7,3 Jepang

19 23 7,0 Spain22 26 6,5 Portugal

24 28 6,3 Israel24 29 6,3 Oman

25 30 6,2 PersEmirArab

27 33 5,9 Qatar27 34 5,9 Taiwan27 35 5,9 Uruguay28 36 5,8 Bahrain

29 37 5,7 Cyprus29 38 5,7 Jordan

30 39 5,1 MALAYSIA31 40 5,0 Hungary31 41 5,0 Italia31 42 5,0 KOREASLTN

6 140 2,2 INDONESIA6 158 1,7 BANGLADESH1 159 1,7 CHAD

NEGARA-NEGARA KORUPSI RENDAH DI DUNIATAHUN 2004 DAN 2005

Data dalam kolom: Kelompok Terbaik / Nomor Urut / IPK / Negara

TAHUN 2002: TAHUN 2003: TAHUN 2004: TAHUN 2005:

Page 54: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

54 Reformasi Birokrasi

TAHUN 2002: TAHUN 2003: TAHUN 2004: TAHUN 2005:

KORUPSI-IPK-INDONESIA / NEGARA-NEGARATERKORUP DI DUNIA

TAHUN 2002, 2003, 2004, DAN 2005Data: Kelompok Terburuk / No.Urut / IPK / Negara:

9 85 2,4 Georgia9 86 2,4 Ukraina9 87 2,4 Vietnam

8 88 2,3 Kazakhstan

7 89 2,2 Bolivia7 90 2,2 Kamerun7 91 2,2 Ekuador7 92 2,2 Haiti

6 93 2.1 Moldova6 94 2.1 Uganda

5 95 2.0 Azerbaijan

4 96 1.9 INDONESIA4 97 1.9 Kenya

3 98 1.7 Angola3 99 1.7 Madagaskar3 100 1.7 Paraguay

2 101 1,6 Nigeria

1 102 1.5 Bangladesh

6 122 1,9 INDONESIA6 123 1,9 Kenya

5 124 1,8 Angola5 125 1,8 Azerbaijan5 126 1,8 Kamerun5 127 1,8 Georgia5 128 1,8 Tajikistan

4 129 1,6 Myanmar4 130 1,6 Paraguay

3 131 1,5 Haiti

2 132 1.4 Nigeria

1 133 1,3 Bangladesh

7 122 2,2 Bolivia7 123 2,2 Guatemala7 124 2,2 Kazakhstan7 125 2,2 Kyrgyzstan7 126 2,2 Nigeria7 127 2,2 Sudan7 128 2,2 Ukraina

6 129 2,1 Kamerun6 130 2,1 Irak6 131 2,1 Kenya6 132 2,1 Pakistan

5 133 2,0 Angola5 134 2,0 KongorRepD.5 135 2,0 Cote d’Ivoire5 136 2,0 Georgia5 137 2,0 INDONESIA5 138 2,0 Tajikistan5 139 2,0 Turkmenistan

4 140 1,9 Azerbaijan4 141 1,9 Paraguay

3 142 1,7 Chad3 143 1,7 Myanmar

2 144 1,6 Nigeria

1 145 1,5 Bangladesh1 146 1,5 Haiti

7 130 2,3 Burundi7 131 2,3 Kamboja7 132 2,3 Kongo,RepDem7 133 2,3 Georgia7 134 2,3 Kyrgyzstan7 135 2,3 PapuaNGuinea7 136 2,3 Venezuela

6 137 2,2 Azerbaijan6 138 2,2 Kamerun6 139 2,2 Ethiopia6 140 2,2 INDONESIA6 141 2,2 Ethiopia6 142 2,2 Kamerun6 143 2,2 Azerbaijan

5 144 2,1 KongoRepDem.5 145 2,1 Kenya5 146 2,1 Pakistan5 147 2,1 Paraguay5 148 2,1 Somalia5 149 2,1 Sudan5 150 2,1 Tajikistan

4 151 2,0 Angola

3 152 1,9 Cote d’Ivoire3 153 1,9 EquatorGuinea3 154 1,9 Nigeria

2 155 1,8 Haiti2 156 1,8 Myanmar2 157 1,8 Turkmenistan

1 158 1,7 Bangladesh1 159 1,7 Chad

Page 55: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

55Reformasi Birokrasi

Perkembangan IPK dan Urutan Korupsi Indonesia 2002, 2003, 2004, dan2005:1. Kelompok Negara Terkorup di Dunia: Indonesia berada pada

kelompok 4 (2002), 6 (2003), 5 (2004), da 6 (2005), dengan IPK 1,9ke 1,9 ke 2,0 dan 2,2.

2. Urutan Negara Terkorup di Dunia dari Nomor 1: urutan ke-7(2002), ke-12 (2003), 10 (2004), dan 20 (2005).

3. Di Asia: Indonesia hanya lebih baik dari Bangladesh (2002), Bangladeshdan Myanmar (2003), Bangladesh dan Myanmar (2004), danBangladesh, Myanmar, dan Pakistan (2005).

Sumber: diolah dari data TI dan TII (2005).

Catatan kaki1 Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pembangunan Pendaya-

gunaan Aparatur Negara 2004-2009 dan 2006: Visi RPJMN 2004-2009 adalahIndonesia yang Aman dan Damai, Adil dan Demokratis, serta Sejahtera dalam wadahNKRI. Misinya adalah tiga agenda untuk mencapai visi tersebut. Visi pendayagunaanaparatur negara 2005-2009, “Terwujudnya Aparatur Negara yang Profesional,Andal dan Bermoral Menuju Kepemerintahan Yang Baik“ Misi-nya,meningkatkan (1) efektivitas dan efisiensi koordinasi program pendayagunaan aparaturnegara; (2) kualitas pelayanan publik; (3) akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; (4)koordinasi pengawasan; (5) kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien;(6) profesionalitas SDM aparatur; dan (7) kinerja aparatur Kementerian PendayagunaanAparatur Negara. Dengan mendayagunakan aparatur negara, maka sasaranpenyelenggaraan negara 2004-2009 adalah terciptanya kepemerintahan yang baik,bersih, dan berwibawa, profesional, dan bertanggungjawab, yang diwujudkan dengansosok dan perilaku birokrasi yang efisien dan efektif serta dapat memberikan pelayananyang prima kepada seluruh masyarakat. Arah Kebijakan Penyelenggaraan Negara2004-2009: (1) Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentukpraktik-praktik KKN; (2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi negara;dan (3) Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan.Program Utama Kementerian PAN 2005-2009: (1) Peningkatan kualitas pelayananpublik dan percepatan pemberantasan KKN; (2) Peningkatan kinerja aparatur melaluipenerapan sistem penggajian yang berbasis merit dan remunerasi, akuntabilitas danpenegakan etika dan disiplin kerja secara konsisten, peningkatan perlindungan hukum,pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, sistem penilaian berdasarkan kinerja,kelembagaan sesuai visi dan misi, dan ketatalaksanaan yang efektif; dan (3) Penyelesaianmasalah pegawai honorer, pegawai harian lepas (PHL), dan pegawai tidak tetap (PTT).Program Pendayagunaan Aparatur Negara Tahun 2006, mengacu pada RKP 2006,dengan tema “Menyelesaikan Reformasi Menyeluruh untuk MeningkatkanKesejahteraan Rakyat” dengan empat pengarusutamaan (partisipasi masyarakat,pembangunan berkelanjutan, gender, dan tata kelola pemerintahan yang baik. Daritujuh prioritas pembangunan 2006 (penanggulangan kemiskinan dan kesenjangan;

Page 56: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

56 Reformasi Birokrasi

peningkatan kesempatan kerja, investasi dan ekspor; revitalisasi pertanian dan perdesaan;peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan; penegakan hukum,pemberantasan korupsi dan reformasi birokrasi; penguatan kemampuan pertahanan,pemantapan keamanan, ketertiban, dan penyelesaian konflik; serta rehabilitasi danrekonstruksi NAD dan Nias Sumatera Utara; pembangunan aparatur negara beradapada butir kelima, yaitu “Penegakan hukum, pemberantasan korupsi dan reformasibirokrasi.” Sasaran yang akan dicapai adalah (a) Meningkatnya Upaya PemberantasanKorupsi; dan (b) Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik dengan Arah Kebijakan: (1)Penegakan Hukum dan Pemberantasan Korupsi; dan (2) Reformasi Birokrasi danPeningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

2 Reformasi Birokrasi, Pokok-pokok Pikiran Tentang Reformasi BirokrasiAparatur Negara (kajian Kedeputian Menpan Bidang Program tahun 2003-2004): (1)Kelembagaan: organisasi “ramping struktur dan banyak/kaya fungsi, efisien,dan efektif”, organisasi disusun berdasarkan visi, misi, dan strategi yang jelas (structurefollows strategy), organisasi efisien dan efektif, rasional, dan proporsional (rightsizing),flat atau datar, ramping, pembidangan sesuai beban dan sifat tugas, span of controlyang ideal, bersifat jejaring (small organization but large networking, banyak diisijabatan-jabatan fungsional (mengedepankan kompetensi dan profesionalitas dalampelaksanaan tugasnya), dan menerapkan strategi organisasi pembelajaran (learningorganization) yang cepat beradaptasi dengan terhadap perubahan (2) Sumber DayaManusia Aparatur yang ditandai oleh “PNS yang profesional, netral, dan sejahtera,manajemen kepegawaian modern, PNS yang profesional, netral, berdayaguna, produktif,transparan, bersih dan bebas KKN untuk melayani dan memberdayakan masyarakat,jumlah dan komposisi pegawai yang ideal: sesuai dengan tugas, fungsi dan beban kerjayang ada di masing-masing instansi pemerintah, penerapan sistem merit dalam manajemenPNS, klasifikasi jabatan, standar kompetensi, sistem diklat yang mantap, standar kinerja,penyusunan pola karier PNS, pola karir terbuka, PNS sebagai perekat dan pemersatubangsa, membangun sistem manajemen kepegawaian unified berbasis kinerja, dandukungan pengembangan database kepegawaian, sistem informasi manajemenkepegawaian, sistem remunerasi yang layak dan adil, menuju manajemen modern; (3)Tata Laksana atau Manajemen, berusaha mewujudkan “mekanisme, sistem,prosedur, dan tata kerja yang tertib, efisien, dan efektif”, melalui pengaturanketatalaksanaan yang sederhana: standar operasi, sistem, prosedur, mekanisme, tatakerja,hubungan kerja dan prosedur pada proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan,evaluasi dan pengendalian, proses korporatisasi dan privatisasi, pengelolaan sarana danprasarana kerja, penerapan perkantoran elektronis dan pemanfaatan e-government, danapresiasi kearsipan. Juga penataan birokrasi yang efisien, efektif, transparan, akuntabel,hemat, disiplin, dan penerapan pola hidup sederhana. Efisiensi kinerja aparatur danpeningkatan budaya kerja, terwujudnya sistem dan mekanisme kerja yang efektif danefisien (dalam administrasi pemerintahan maupun pelayanan kepada masyarakat), sistemkearsipan yang andal: tepat guna, tepat sasaran, tepat waktu, efektif dan efisien,otomatisasi administrasi perkantoran, dan sistem manajemen yang efisien dan efektif.Unit organisasi pemerintah yang mempunyai potensi penerimaan keuangan negara,statusnya didorong menjadi unit korporatisasi dalam bentuk BHMN, BUMD, Perum,Persero, UPT, UPTD, atau bentuk lainnya; (4) Akuntabilitas Kinerja Aparaturdiarahkan untuk menciptakan “Kinerja Instansi pemerintah yang berkualitas tinggi,akuntabel dan bebas KKN”, ditandai oleh sistem akuntabilitas kinerja, Sistem

Page 57: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

57Reformasi Birokrasi

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang efektif, sistem dan lingkungankerja yang kondusif: berdasarkan peraturan dan tertib administrasi, terlaksananya sistemakuntabilitas instansi yang berguna sebagai sarana penilaian kinerja instansi dan individuoleh stakeholders (atasan, masyarakat, dan pihak lain yang berkepentingan) yangdidukung sistem informasi dan pengolahan data elektronik yang terpadu secara nasionaldan diterapkan di semua departemen/lembaga di bidang perencanaan dan penganggaran,organisasi dan ketalaksanaan, kepegawaian, sistem akuntansi keuangan negara yangdikaitkan dengan indikator kinerja dan pelayanan masyarakat, dan aparatur negara yangbebas KKN (kondisi yang terkendali dari praktek-praktek penyalahgunaan kewenangandan penyimpangan serta pelanggaran disiplin, tingginya kinerja sumber daya aparaturdan kinerja pelayanan publik); (5) Pengawasan yang terkoordinasi dengan baik,ditandai oleh sistem pengendalian dan pengawasan yang tertib, sisdalmen/waskat, wasnal,dan wasmas, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi aparat pengawasan, terbentuknyasistem informasi pengawasan yang mendukung pelaksanaan tindak lanjut, serta jumlahdan kualitas auditor profesional yang memadai, intensitas tindak lanjut pengawasandan penegakan hukum secara adil dan konsisten; (6) Pelayanan Publik, diharapkandapat mewujudkan “pelayanan publik yang prima dalam arti pelayanan yangcepat, tepat, adil, dan akuntabel”, ditandai oleh pelayanan tidak berbelit-belit,informatif, akomodatif, konsisten, cepat, tepat, efisien, transparan dan akuntabel,menjamin rasa aman, nyaman, dan tertib, kepastian (waktu-biaya-hukum), dan tidakdijumpai pungutan tidak resmi. Kondisi kelembagaan, SDM aparatur, ketatalaksanaan,dan pengawasan, mampu mendukung penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitasdan mendorong munculnya praktek-praktek pelayanan yang lebih menghargai parapengguna jasa; perubahan paradigma aparatur yang terarah dalam upaya revitalisasimanajemen pembangunan ke arah penyelenggaraan Good Governance: menjadientrepreneurial-competitive government (pemerintahan yang kompetitif), customer-driven dan accountable government (pemerintahan tanggap/responsive), serta global-cosmopolit orientation government (pemerintahan yang berorientasi global); penerapanprinsip pelayanan prima: metode dan prosedur pelayanan, produk dan jasa pelayanan,mantapnya peraturan perundangan, penetapan standar pelayanan, indeks kepuasanmasyarakat, pengembangan model dan penanganan keluhan masyarakat/pengguna jasasecara terorganisasi, serta partisipasi masyarakat; proses kerja serta modernisasiadministrasi melalui otomatisasi administrasi perkantoran: elektronis di setiap instansipemerintah serta penerapan dan pengembangan e-government; publikasi secara terbukaprosedur, biaya dan waktu pelayanan; dan peran serta masyarakat dengan adanyakejelasan tugas, wewenang dan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat; (7) BudayaKerja produktif, ditandai oleh “terbangunnya kultur birokrasi pemerintah yangproduktif, efisien, dan efektif“, terciptanya iklim kerja yang berorientasi pada etoskerja dan produktivitas yang tinggi, melalui Pengembangan Budaya Kerja yang mengubahmind-set, sikap dan perilaku serta motivasi kerja; dengan pengembangan budaya kerjayang tinggi: terbentuk sikap, perilaku dan budaya kerja pegawai yang etis, bermoral,profesional, disiplin, hemat, hidup sederhana, jujur, produktif, menghargai waktu,menjadi panutan dan teladan, serta mendapat kepercayaan masyarakat; dan (8)Koordinasi program dan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, pengawasandan pengendalian program pendayagunaan aparatur negara, melalui “keterkaitaninstitusional (koordinatif) yaitu keterkaitan Kementerian PAN dengan Instansi/Lembagaterkait yang bersifat koordinasi dalam rancangan, integrasi dalam program, sinkronisaidalam kegiatan dan simplifikasi dalam prosedur“ , ditandai oleh kesatuan bahasa dankerjasama dikembangkan melalui Rakor, Fortek dan Forkom, Raker, rapat berkala;

Page 58: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

58 Reformasi Birokrasi

koordinasi dilakukan sejak penyusunan program kerja dan anggaran; jelasnya Instansi/unit kerja yang secara fungsional berwenang dan bertanggungjawab atas sesuatu masalahatau tugas; dan program kerja Instansi/organisasi yang jelas (memperlihatkan keserasiankegiatan unit-unit kerja).

3 Arahan Presiden RI pada Rakornas-PAN 2005, 15 Desember 2005 di IstanaNegara: Kita bersama wajib menindaklanjuti Arahan Presiden SBY pada Rakornas-PAN 2005, 15-17 Desember 2005 kepada para Sekretaris Jenderal, Sekretaris Utama,Sekretaris Daerah (Provinsi, Kabupaten, dan Kota) dan pejabat lainnya, sekitar 750orang, di Istana Negara, yaitu (1) laksanakan reformasi birokrasi dan tegakkan prinsip-prinsip good governance; (2) berantas korupsi sekarang juga dan hindari perbuatantindak pidana korupsi; dan (3) tingkatkan kualitas pelayanan publik. Penegasan Presidentersebut - Pertama: perlunya mewujudkan Good Governance yang bercirikan bersih,produktif, efisien, tanggap, responsif, terbuka atau transparan, akuntabel, dan haruslebih banyak bekerja daripada bicara. Kedua: melakukan upaya pemberantasan korupsimulai sekarang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan tempat kerja masing-masing,menghilangkan niat dan kesempatan untuk melakukan korupsi disertai peningkatankesejahteraan bagi aparatur negara. Ketiga: memberikan pelayanan publik yang konkrit,aplikatif, cepat, tepat, mudah, murah, makin baik, terus menerus meningkat, dan tidakdiskriminatif. Berikan contoh panutan dan keteladanan kepada masyarakat.

4 Sepuluh Prinsip / Karakteristik Kepemerintahan Yang Baik – To apply goodgovernance principles in Indonesia: (1) Kesetaraan (equity): memberi peluangyang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya; (2)Pengawasan (supervision): meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggarapemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan ketertiban swasta dan masyarakatluas; (3) Penegakan hukum (law enforcement): mewujudkan adanya penegakanhukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi HAM danmemperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat; (4) Daya tanggap(responsiveness): meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadapaspirasi masyarakat, tanpa kecuali; (5) Efisiensi dan Efektivitas (Effectiveness andEffciency): menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat denganmenggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggungjawab; (6)Partisipasi (participation): mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalammenyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkutkepentingan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung; (7)Profesionalisme (professionalism): meningkatkan kemampuan dan moralpenyelenggara pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepatdengan biaya yang terjangkau; (8) Akuntabilitas (accountability): meningkatkantanggungjawab dan tanggunggugat para pengambil keputusan dalam segala bidang yangmenyangkut kepentingan masyarakat luas; (9) Wawasan ke Depan (strategic vision):membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan mengikutsertakan wargadalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikutbertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya; dan (10) Transparansi (transparency):menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan masyarakat melaluipenyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yangakurat dan memadai. Sumber: Depdagri, UNDP, dan UN-Habitat, 2003, APKASI,APEKSI, ADEKSI, DLL.

Page 59: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

59Reformasi Birokrasi

Empat Belas Karakteristik Good Governance menurut Bappenas dan Lembaga-lembaga Donor: (1) Wawasan ke depan (strategic vision), pandangan ke depan(visioner), visi, misi, dan strategi jelas; (2) Terbuka (transparan), keterbukaan,transparansi (transparency); (3) Cepat tanggap (responsif), daya tanggap(responsiveness), dan menumbuhkan dialog; (4) Bertanggungjawab danbertanggunggugat (akuntabel), akuntabilitas (accountability), dan mengetahui tugas-hak-kewajiban; (5) Profesional (profesionalitas, profesionalisme), kompeten, jujur,dan menumbuhkan keteladanan; (6) Efisien dan efektif (efisiensi dan efektivias), adil,manajemen pembangunan efektif, dan pelayanan publik prima; (7) Desentralistis,kejelasan pembagian tugas, fungsi, peran, wewenang; (8) Demokratis, menaatikesepakatan, kebebasan yang bertanggungjawab, konsensus, dan sinergi; (9) Legitimasi,supervisi/pengawasan terhadap administrasi publik, mengikutsertakan semua pihak,mengembangkan potensi yang ada, mendorong peranserta/partisipasi masyarakat(community/citizens participations), menumbuhkan kebersamaan, dan membangunmasyarakat sipil/warga (civil society) yang kuat; (10) Mendorong kemitraan denganswasta dan masyarakat, kesetaraan, kewajaran, kesamaan, keseimbangan hak dankewajiban, komitmen yang kuat, pemerintah sebagai agent of change dan agent ofdevelopment, administrasi pembangunan yang baik, dan mendorong investasi swasta;(11) Penegakan hukum, penghormatan terhadap hukum, menjunjung tinggi supremasihukum, dan kepastian hukum; (12) Komitmen pada pengurangan kesenjangandan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan koperasi dan UKMK;(13) Komitmen pada tuntutan pasar, pemanfaatan ipek, daya saing, dan peningkatankualitas SDM; dan (14) Komitmen pada lingkungan hidup (pembangunanberkelanjutan, berkesinambungan, berwawasan lingkungan, untuk kepentingan generasimasa kini dan masa mendatang). Sumber: Bappenas, UK-ODA, UNDP, WORLDBANK, OECD-DAC, Nurcholish Madjid, Erna Witular, Bintoro Tjokroamidjojo, SetiaBudi, MTI, TII, dan Kemitraan Bagi Pembaharuan.

5 Keputusan Menpan Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman UmumPenyelenggaraan Pelayanan Publik: Maksud dan Tujuan (sebagai acuan bagiseluruh penyelenggara pelayanan publik dalam pengaturan dan pelaksanaan sesuaikewenangan yang diemban; dan mendorong terwujudnya penyelenggaraan pelayananpublik yang prima. Hakekat Pelayanan Publik: pemberian pelayanan prima kepadamasyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur negara sebagai abdimasyarakat. Asas Pelayanan Publik: transparansi, akuntabilitas, kondisional,partisipatif, kesmaan hak, serta keseimbangan hak dan kewajiban. Kelompok PelayananPublik: pelayanan administratif, pelayanan barang, dan pelayanan jasa. Penerapanprinsip-prinsip pelayanan publik: kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi,keamanan, tanggungjawab, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses,kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, kenyamanan, standar pelayanan publik,sekurang-kurangnya meliputi prosedur pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan,produk pelayanan, sarana dan prasarana, kompetensi petugas pemberi pelayanan, polapenyelenggaraan pelayanan publik, terdiri atas pola pelayanan fungsional, terpusat,terpadu satu atap, dan gugus tugas. Biaya Pelayanan Publik, penetapan besarnyabiaya/tarif pelayanan harus memperhatikan: Tingkat kemampuan dan daya belimasyarakat; Nilai/harga yang berlaku atas barang dan atau jasa; Rincian biaya harusjelas untuk jenis pelayanan publik yang memerlukan tindakan seperti penelitian,pemeriksaan, pengukuran dan pengujian; dan Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang

Page 60: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

60 Reformasi Birokrasi

dan memperhatikan prosedur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.Pelayanan bagi Penyandang Cacat, Lanjut Usia, Wanita Hamil dan Balita:Penyelenggaraan pelayanan wajib mengupayakan tersedianya sarana dan prasaranayang diperlukan serta memberikan akses khusus berupa kemudahan pelayanan bagipenyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil dan balita. Pelayanan Khusus:penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan publik tertentu seperti pelayanan transportasi,kesehatan, dimungkinkan untuk memberikan penyelenggaraan pelayanan khusus, denganketentuan seimbang dengan biaya yang dikeluarkan sepanjang tidak bertentangan denganperaturan perundang-undangan, seperti ruang perawatan VIP di Rumah Sakit, danGerbong Eksekutif pada Kereta Api. Biro Jasa Pelayanan: sebagai wujud partisipasimasyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik tertentu dimungkinkan adanyabiro jasa. Status biro jasa tersebut harus jelas, memiliki ijin usaha dari instansi berwenang,dan berkoordinasi dengan instansi terkait. Tingkat Kepuasan Masyarakat: ukurankeberhasilan penyelenggaraan pelayanan ditentukan oleh tingkat kepuasan penerimapelayanan. Kepuasan penerima pelayanan memperoleh pelayanan sesuai dengan yangdibutuhkan dan diharapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran indeks kepuasanmasyarakat. Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik: pengawasan melekat:pengawasan yang dilakukan atasan langsung; Pengawasan fungsional: pengawasan yangdilakukan oleh aparat pengawasan fungsional; dan Pengawasan masyarakat: pengawasanyang dilakukan oleh masyarakat. Penyelesaian Pengaduan dan Sengketa: Setiapunit pelayanan wajib menyelesaikan setiap laporan/pengaduan masyarakat mengenaiketidakpuasan masyarakat sesuai kewenangannya. Dalam menyelesaikan pengaduan,perlu memperhatikan: prioritas penyelesaian pengaduan, penentuan pejabat yangmenyelesaikan pengaduan, prosedur penyelesaian pengaduan, rekomendasi penyelesaianpengaduan, pemantauan dan evaluasi, pelaporan proses, penyampaian hasil, dandokumentasi penyelesaian pengaduan.

6 Kepmenpan Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum PenyusunanIndeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, mencatat,antara lain (1) Indeks Kepuasan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkatkepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dankualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparaturpenyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan harapan dan kebutuhan; dan(2) ada 14 unsur minimal yang relevan, valid, dan reliabel untuk mengukur indekskepuasan masyarakat dalam pelayanan, yaitu prosedur, persyaratan, kejelasan petugas,kedisiplinan petugas, tanggungjawab petugas, kemampuan petugas, kecepatan, keadilan,kesopanan dan keramahtamahan, kewajaran biaya, kepastian biaya, kepastian jadualwaktu, kenyamanan lingkungan, dan keamanan pelayanan.

7 Kepmenpan Nomor KEP/26/M.PAN/2/2004 Tentang Petunjuk Teknis Transpa-ransi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik: (a)Transparansi penyelenggaraan pelayanan publik, utamanya meliputi (1) manajemendan penyelenggaraan pelayanan publik; (2) prosedur pelayanan; (3) persyaratan teknisdan administratif; (4) rincian biaya; (5) waktu penyelesaian; (6) pejabat yang berwenangdan bertanggungjawab; (7) lokasi; (8) janji; (9) standar pelayanan publik; (10) informasipelayanan; dan (b) akuntabilitas pelayanan publik: (1) akuntabilitas kinerja; (2)akuntabilitas biaya; dan (3) akuntabilitas produk pelayanan publik; dan (c) tindaklanjut pengaduan masyarakat, pemanfaatan e-government, dan kerjasama dengan KomisiOmbudsman Nasional.

Page 61: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

61Reformasi Birokrasi

8 Prinsip-prinsip SPM: (1) SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan PemerintahanDaerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secaramerata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib; (2) SPM ditetapkan oleh Pemerintahdan diberlakukan untuk seluruh Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota; (3) Penerapan SPM oleh Pemerintahan Daerah merupakan bagiandari penyelenggaraan pelayanan dasar nasional; (4) SPM bersifat sederhana, konkrit,mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyaibatas waktu pencapaian; dan (5) SPM disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan,prioritas dan kemampuan keuangan nasional dan daerah serta kemampuan kelembagaandan personil daerah dalam bidang yang bersangkutan. Penyusunan SPM: Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen (LPND) menyusun SPM sesuaidengan urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2); (2) PenyusunanSPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada peraturan perundang-undanganyang mengatur urusan wajib; (3) Dalam penyusunan SPM sebagaimana dimaksud padaayat (1) ditetapkan jenis pelayanan dasar, indikator SPM dan batas waktu pencapaianSPM. Penyusunan SPM oleh masing-masing Menteri/Pimpinan LPND dilakukan melaluikonsultasi yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri. Dalam penyusunan SPM,dipertimbangkan: (a) keberadaan sistem informasi, pelaporan dan evaluasipenyelenggaraan pemerintahan daerah yang menjamin pencapaian SPM dapat dipantaudan dievaluasi oleh pemerintah secara berkelanjutan; (b) standar pelayanan tertinggiyang telah dicapai dalam bidang yang bersangkutan di daerah; (c) keterkaitan antar SPMdalam suatu bidang dan antara SPM dalam suatu bidang dengan SPM dalam bidanglainnya; (d) kemampuan keuangan nasional dan daerah serta kemampuan kelembagaandan personil daerah dalam bidang yang bersangkutan; dan (e) pengalaman empiris tentangcara penyediaan pelayanan dasar tertentu yang telah terbukti dapat menghasilkan mutupelayanan yang ingin dicapai. Petunjuk Teknis disusun oleh Menteri yang bersangkutan.Penerapan SPM: (1) Pemerintahan Daerah menerapkan SPM sesuai dengan ketentuanyang diatur dalam Peraturan Menteri; (2) SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadisalah satu acuan bagi Pemerintahan Daerah untuk menyusun perencanaan danpenganggaran penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; (3) Pemerintahan Daerahmenyusun rencana pencapaian SPM memuat target tahunan pencapaian SPM denganmengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri; (4)Rencana pencapaian SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi SatuanKerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD); dan (5) Target tahunan pencapaian SPMsebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan ke dalam Rencana Kerja PemerintahDaerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Peringkat Daerah (Renja SKPD), KebijakanUmum Anggaran (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah(RKA SKPD) sesuai klasifikasi belanja daerah dengan mempertimbangkan kemampuankeuangan daerah. Penyusunan rencana pencapaian SPM dan anggaran kegiatan yangterkait dengan pencapaian SPM dilakukan berdasarkan analisis kemampuan dan potensidaerah dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh Mendagri. Rencanapencapaian target tahunan SPM serta realisasinya diinformasikan kepada masyarakatsesuai peraturan perundang-undangan. Pemerintah Daerah mengakomodasikanpengelolaan data dan informasi penerapan SPM ke dalam sistem informasi daerah yangdilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam rangka peaksanaan urusanpemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dan/atau untuk menciptakanefisiensi, daerah wajib mengelola pelayanan publik secara bersama dengan daerah

Page 62: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

62 Reformasi Birokrasi

sekitarnya sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam pengelolaan pelayanan dasarsecara bersama sebagai bagian dari pelayanan publik, rencana pencapaian SPM perludisepakati bersama dan dijadikan sebagai dasar dalam merencanakan dan menganggarkankontribusi masing-masing daerah. Dalam upaya pencapaian SPM, Pemerintah Daerahdapat bekerjasama dengan pihak swasta. Pembinaan dan Pengawasan: (1) Menteri/Pimpinan LPND melakukan pembinaan kepada Pemerintahan Daerah dalam penerapanSPM; (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa fasilitas,pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihanatau bantuan teknis lainnya yang mencakup: (a) perhitungan sumber daya dan danayang dibutuhkan untuk mencapai SPM, termasuk kesenjangan pembiayaannya; (b)penyusunan rencana pencapaian SPM dan penetapan target tahunan pencapaian SPM;(c) penilaian prestasi kerja pencapaian SPM; dan pelaporan prestasi kerja pencapaianSPM; dan (3) Pembinaan penerapan SPM terhadap Pemerintahan Daerah Provinsidilakukan oleh Pemerintah, dan pembinaan penerapan SPM terhadap PemerintahanDaerah Kabupaten/Kota dilakukan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah di Daerah.Pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi atas penerapan SPM oleh PemerintahanDaerah dalam rangka menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada kepadamasyarakat. Monitoring dan evaluasi dilakukan Pemerintah untuk Pemerintahan DaerahProvinsi; dan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Daerah untuk Pemerintahan DaerahKabupaten/Kota. Pemerintah wajib mendukung pengembangan kapasitas PemerintahanDaerah yang belum mampu mencapai SPM, dapat melimpahkan tanggungjawabpengembangan kapasitas Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang belum mampumencapai SPM kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Daerah. Dukunganpengembangan kapasitas Pemerintahan Daerah dapat berupa fasilitasi, pemberianorientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan ataubantuan teknis lainnya, dengan mempertimbangkan kemampuan kelembagaan, personil,dan keuangan negara serta keuangan daerah. Mendagri bertanggungjawab atas pengawasanumum penerapan SPM oleh Pemerintahan Daerah. Menteri/Pimpinan LPNDbertanggungjawab atas pengawasan teknis penerapan SPM oleh Pemerintahan Daerah.Mendagri dapat melimpahkan tanggungjawab pengawasan umum penerapan SPM olehPemerintahan Kabupaten/Kota kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Daerah.Menteri/Pimpinan LPND dapat melimpahkan tanggungjawab pengawasan teknispenerapan SPM yang dilakukan oleh Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Gubernursebagai Wakil Pemerintah di Daerah. Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepadaPemerintahan Daerah yang berhasil mencapai SPM dengan baik dan memberikan sanksikepada Pemerintahan Daerah yang tidak berhasil mencapai SPM dengan baik.

9 Inpres 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi: Sepuluh InstruksiUmum dan Sebelas Instruksi Khusus kepada para Menteri dan Pejabat tertentu. SepuluhInstruksi Umum: Penyelenggara Negara, LHKPN, pelaporan, pendaftaran,pengumuman, dan pemeriksaan LHKPN; penetapan kinerja (target, indikator, hasil danmanfaat); kualitas pelayanan publik (jasa, perijinan), transparansi, standarisasi(persyaratan, target waktu penyelesaian, tarif biaya, pungutan liar); program danwilayah bebas korupsi; mencegah kebocoran dalam pengadaan barang dan jasa pemerintahserta kebocoran keuangan negara APBN, APBD); kesederhanaan (kedinasan dankehidupan pribadi); penghematan dalam penyelenggaraan pemerintahan; dukungan padapemberantasan korupsi; pemberian informasi; pemberian ijin pemeriksaan terhadapsaksi/tersangka; kerjasama semua pihak dengan KPK (pencegahan dan pemberantasan

Page 63: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

63Reformasi Birokrasi

korupsi); dan meningkatkan pengawasan dan pembinaan aparatur; serta meniadakanperilaku koruptif. Sebelas Instruksi Khusus: Penerapan e-Procurement dalampengadaan barang dan jasa pemerintah; pengawasan perpajakan, kepabeanan, cukai,penerimaan bukan pajak, peniadaan kebocoran penerimaan keuangan negara, pengkajianperaturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keuangan negara yang membukapeluang korupsi); menyempurnakan peraturan perundang-undangan; Rencana AksiNasional Pemberantasan Korupsi (RAN-PK); pelayanan publik; penetapan kinerja;prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik; sistem kepegawaian negara; kormonev;sinkronisasi, optimalisasi, dan amandemen UU pemberantasan korupsi; peraturanperundang-undangan yang terkait dengan pemberantasan korupsi; tata kelola perusahaanyang baik pada BUMN; pendidikan dengan substansi semangat dan perilaku anti korupsipada setiap jenjang pendidikan formal dan non-formal; sosialisasi pendidikan anti korupsidan kampanye anti korupsi; koordinasi para penegak hukum dalam penyidikan,penuntutan, dan sanksi tegas, serta peningkatan kerjasama penegakan hukum danpemberantasan korupsi; dan melaksanakan inpres secara bertanggungjawab danmelaporkan kepada Presiden.Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi pelaksanaan Inpres 5/2004 dikerjakanKementerian PAN, oleh Deputi Menpan Bidang Pengawasan/Koordinator KormonevTingkat Pusat: Jalan Jenderal Sudirman Kav. 69, Jakarta Selatan 12190, Website http://www.kormonev.org e-mail: [email protected]. Telp. (021) 7398381-9 pswt.2251; Fax (021) 7398346; 7398381-89, pswt. 2251.

10 Hubungan Korupsi, Transparansi, dan Akuntabilitas (Conceptual Framework ofTransparency in e-Government – Relationship between Corruption and Transparency,Klitgaard, 1988):(1) CORRUPTION = MONOPOLY + DISCRETION - ACCOUNTABILITY(2) CORRUPTION = - TRANSPARENCY(3) TRANSPARENCY = - MONOPOLY - DISCRETION + ACCOUNTABILITYImplications:1. Transparency is high, where Competition exists, Administrative Discretion is restricted.2. Accountability is high (or Accountability is high, where Transparency is high).Syahruddin Rasul (KPK, mantan Deputi BPKP): Korupsi tumbuh dari adanyakewenangan yang diberikan oleh negara kepada seseorang tanpa disertai dengan sistemakuntabilitas yang memadai: CORRUPTION = POWER - ACCOUNTABILITY

C = P - AKunci untuk memberantas korupsi yang sistematis ini adalah denganmembangun akuntabilitas dalam penyelenggaraan administrasi negara, selainmelakukan tindakan-tindakan penegakan hukum terhadap para koruptor secara tegasdan konsisten serta berkelanjutan.Pemerintah Australia memilih FLAT (fairness, law and regulatory framework,accountability, and transparency) sebagaiGovernance Principle of Australia. Governance – The Analytical Framework menurutLynn, Heinrich, and Hill (2001):

O = f [ E, C, T, S, M ] dimana: O = outputs/outcomes; E = environmentalfactors; C = client characteristics; T = treatments; S = structures; dan M = managerialroles and actions.GONE Theory (Jack Bologne): faktor-faktor yang menyebabkan terjadinyakecurangan, meliputi Greeds (keserakahan), Opportunities (kesempatan), Needs(kebutuhan), dan Exposures (pengungkapan).

Page 64: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

64 Reformasi Birokrasi

Korupsi terjadi jika ada NIAT dan KESEMPATAN: N + K = C ( Niat +Kesempatan = Criminal )

1 1 Best Practices Pelayanan Publik beberapa Pemerintah Daerah dalammelaksanakan Reformasi Birokrasi dan Pelayanan Publik Berkualitas: (1)Provinsi Riau: menggalakkan LAKIP, Sistem AKIP, dan menerapkan prinsip-prinsipgood governance pada semua kabupaten dan kota; (2) Provinsi Kalimantan Selatan:komitmen kuat dalam pembuatan LAKIP dan Sistem AKIP, pemerintahan bersih, danbebas KKN; (3) Provinsi Kalimantan Tengah: telah mencanangkan percepatanpemberantasan korupsi di provinsi dan seluruh kabaupaten/kota, dalam membangunpemerintah yang bersih dan memberantas illegal logging; (4) Provinsi Gorotalo:melakukan penataan kelembagaan, asministrasi keuangan, menyediakan tunjangan kinerjakedinasan, jiwa wirausaha, budaya kerja apartur negara, mind-setting, managementbelife and values aparatur, memau produk unggulan daerah (jagung, pisang, nenas, ikanlaut) dan pembangunan berorientasi keluar (ouward looking); (5) Provinsi Jawa Timur,mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik, pemanfaatan e-government,peningkatan investasi, produk unggulan daerah dan program gerakan kembali ke desa;(6) Pemerintah DI Yogyakarta, mendorong tata pemerintahaan yang baik (civil servicereform), pelayanan publik prima, dan peluang program pensiun dini; (7) KabupatenSolok, menerapkan pakta integritas (komitmen kejujuran) dalam engadaan barang danjasa pemerintah, penerapan e-government, kesejahteraan bersama, dan penghematan;(8) Kabupaten Sragen, melakukan terobosan pada berbagai aspek pelayanan publik danpenyelenggaraan pemerintahan, antara lain fiskal, pajak, investasi swasta, pelayanansatu atap, dan budaya kerja; (9) Kabupaten Jembrana, mengelola keuangan seefektifdan efisien mungkin (bermodalkan DOA, yaitu duit, orang, dan alat), membebaskanbiaya pendidikan dan kesehatan, mendorong pejabat baru mengikuti pendidikan danpelatihan di luar negeri, antara lain di Korea dan Jepang (menambah wacana); (10)Kabupaten Tabanan, meningkatkan pelaynan ublik, antara lain rumh sakit menujukemandirian; (11) Kabupaten Sidoardjo, mengembangkan pelayanan satu atap, penerapane-government, mendorong percepatan pengembangan industri melalui kemudahanpelayanan perijinan, dan penataan kelembagaan; (12) Kota Balikpapan, pelayanan SIMcepat dan pembedaan tarif berdasarkan kemampuan warga dan lama/waktu pelayanan,penerapan e-government, dan meningkatkan partisipasi masyarakat; (13) Kota Tarakan,membangun tata pemerintahan yang baik, meningkatkan partisipasi masyarakat,pengembangan kota wilayah perbatasan, budaya keja, peningkatan pelayanan publik,dan pembaharuan birokrasi (reinventing government).

1 2 Kerjasama Pemerintah Daerah dengan Lembaga Donor Internasional dalamReformasi Birokrasi, Good Governance:1. Performance Budgeting BIGG - Building Institutions for Good Governance

(USAID): Kab. Gowa, Pati, Sukoharjo, Kota Bukittinggi, Bogor, Samarinda, Kab.Kutai Timur, Serang, Boyolali, Klaten, Sragen, Kudus, Tanah Datar, Pangkep,Sidrap, Kota Solok, Tiga Kabupaten di Papua, Kab. Sleman, Kab. Bukittinggi,Kab. Sidoarjo.

2. Peningkatan Kualitas SfGG - Support for Good Governance; Pakta Integritas(GTZ): Kab/Kota Bima, Kab. Solok.

3. Performance Management USAID for Regions: Kab. Bangli, Kab. Sleman,Kota Pontianak.

4. SfGG-II: DKI Jakarta, DIY, Prov. NTB, NTT, dan Sumbar.

Page 65: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

65Reformasi Birokrasi

5. Performance Management CIDA for Regions: Prov. Gorontalo.6. Community/Local Govt Support Sector Development Program ADB: Kab.

Kebumen.7. Capacity Building Assessment for Regions CLGI/Exxob Mobil (Bojonegoro),

USAID (Mimika, Manokwari), British Petroleum (Teluk Bintuni, Kab.Bojonegoro, Mimika, Manokwari).

8. Improving public service SfGG: Kab. Badung, Pati, Sambas, Kupang, KotaBatam, Manado, dan Medan.

9. Mapping Study on Local CLGI, Government Strengthening USAID Program:Pemerintah Pusat.

10. PRODA-Local Governance Capacity Bld., GTZ: NTB, Bima, Dompu, SumbaTimur, Alor.

11. Local Government USAID, Organizational Development CLGI: NTB,Lombok Timur.

12. Change Management CIDA: Sulsel, Bantaeng.13. Strategic Management for Local Government CIDA: Kab. Pangkep.14. Local Government, Organizational Development USAID: Kab. Sinjai.15. Civil Service Reform Partnership, World Bank, ADB: Prov. DIY, Kab. Jembrana,

Kab. Tanah Datar.16. Civil Service Reform (Singapore): Prov. Riau; (Canadian for training): Kota

Gorontalo.17. e-Government: Kota Tarakan.18. Civil Service Reform: Kab. Bulukumba, Kab. Boalemo; (ASIA Foundation):

Kota Yogyakarta.19. A methodology for civil service reform – diagnostics and roadmap WORLD

BANK: NTB (Provinsi, Kota Mataram, Kab.Lombok Tengah) dan Sumbar(Provinsi, Kab. Solok, Kota Solok).

20. BRIDGE (Building and Reinventing Democratic Governance): DemocraticGovernance; Local Public Administration Reform; Civil Society Strengthening;Capacity-Building for Local Government; Local Economic Development; IntegratingGender in BRIDGE; Possible Implementation Scenario for Demonstration Projects;DRAFT Implementation Procedures and Implementation Authorities; Outline forJob Specification for Programme Staff; Process of Consultation and FormationGathering.

21. DONOR Programmes in Good Local Governance: PERFORM – PerformanceOriented Regional Management (USAID); URBAN QUALITY – Civil Society-Municipal Cooperation for Better Urban Services (GTZ); ILGR – Initiative forLocal Governance Reform (World Bank); PRODA – Local Governance CapacityBuilding (GTZ); USDRP – Urban Sector Development Reform Project (WorldBank); SCBD – Sustainable Capacity Building for Decentralisation (ADB); IDEN– Indonesian Decentralised Environmental and Natural Resource Management;CRP – Community Recovery Programme (UNDP); Replication of KPEL –Partnership for Local Economic Development (BAPPENAS); Sustainable CitiesProgramme (UN-HABITAT); Neighborhood Improvement Programme(ADB); USDRP – Urban Sector Development and Reform Project (WB); ILGRP– Initiative for Local Governance Reform Project (WB); Kecamatan DevelopmentProject (WB).

Page 66: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

66 Reformasi Birokrasi

1 3 Tujuh Belas Pasang Nilai-Nilai Dasar Budaya Kerja Aparatur Negara(Kepmenpan Nomor 25 Tahun 2002): (1) Komitmen dan Konsisten terhadap Visi,Misi, dan Tujuan Organisasi, dalam Pelaksanaan Kegiatan Pemerintahan danPembangunan: (a) Keteguhan hati, tekad yang mantap untuk melakukan dan mewujudkansesuatu yang diyakini; dan (b) Ketetapan, kesesuaian, ketaatan, kemantapan dalambertindak sesuai visi dan misi; (2) Wewenang dan Tanggungjawab: (a) Wewenang:Hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu; dan (b) Tanggungjawab: kesediaanmenanggung sesuatu. Jika salah, wajib memperbaiki atau dapat dituntut/diperkarakan;(3) Keikhlasan dan Kejujuran: (a) Keikhlasan: Rela sepenuh hati, datang dari lubukhati, tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa, semata-mata karena menjalankantugas/amanah demi Tuhan; dan (b) Kejujuran: Benar dalam kata dan perbuatan, beranimenolak/melawan kebatilan; (4) Integritas dan Profesionalisme/Profesionalitas:(a) Integritas: Menyatu dengan unit kerja/sistem yang ada; dan (b) Profesionalisme:Terampil, andal, kompeten, dan bertanggungjawab; (5) Kreativitas dan Kepekaan(Sensitivitas) terhadap lingkungan tugas: (a) Kreativitas: Ide spontan, inovasi, adopsi,dan diffusi; dan (b) Kepekaan: Responsif dan proaktif/reaktif; (6) Kepemimpinan danKeteladanan: (a) Kepemimpinan: Mengarahkan, membimbing, memotivasi, konsisten,dan komunikatif; dan (b) Keteladanan: Tindakan yang segera memicu/mendorong pihaklain, berbuat/bertindak agar ditiru, antara lain: iman, taqwa, beriptek, budaya baca-tulis,belajar terus, integritas, adil, arif, tegas, bertanggungjawab, ramah, rendah hati, toleran,gembira, silih asah-asih-asuh, sabar, periang dan tersenyum; (7) Kebersamaan danDinamika Kelompok Kerja: (a) Kebersamaan: Suasana hati bersama, untuk kepentinganbersama; dan (b) Dinamika Kelompok Kerja: Tidak bekerja sendiri, tidak egois, danbekerja terintegrasi; (8) Ketepatan (Keakurasian) dan Kecepatan: (a) Ketepatan:Mengenai sasaran, mencapai tujuan, teliti, dan bebas kesalahan; dan (b) Kecepatan:Penggunaan waktu lebih singkat dan pendek; (9) Rasionalitas dan Kecerdasan Emosi:(a) Rasionalitas: Berpikir cerdas, obyektif, logis, sistematik, ilmiah, dan intelektual;dan (b) Kecerdasan Emosi: Spontan, kreatif, inovatif, holistik, integratif, dan kooperatif;(10) Keteguhan dan Ketegasan: (a) Keteguhan: Kuat dalam berpegang pada aturan,nilai moral, dan prinsip manajemen; dan (b) Ketegasan: Sifat, watak, dan tindakan yangjelas dan tidak ragu-ragu; (11) Disiplin dan Keteraturan Bekerja: (a) Disiplin: Taataturan, norma, dan prinsip; dan (b) Keteraturan Bekerja: Perilaku konsisten mengikutiketentuan/prosedur; (12) Keberanian dan Kearifan dalam mengambil Keputusan danMenangani Konflik: (a) Keberanian: Berani menanggung resiko atas perbuatan yangdilakukan; dan (b) Kearifan: Menuju pada hal-hal yang benar/baik; (13) Dedikasi danLoyalitas: (a) Dedikasi: Rela berkorban, mau menyatu dengan lingkungan; dan (b)Loyalitas: Mau dan patuh pada tindakan/anjuran atasan; (14) Semangat dan Motivasi:(a) Semangat: Daya/energi yang mendorong perilaku ke tingkat tertinggi; dan (b)Motivasi: Merujuk pada tujuan untuk memenuhi kebutuhan; (15) Ketekunan danKesabaran: (a) Teliti, rajin, konsisten, berkelanjutan, dan tidak cepat ke tingkat tertinggi;dan (b) Merujuk pada tujuan untuk memenuhi kebutuhan; (16) Keadilan danKeterbukaan: (a) Keadilan: Bekerja sesuai tugas, fungsi, dan wewenang, dapatmembedakan hak dan kewajiban, dan tidak memihak; dan (b) Keterbukaan: Tidak adayang ditutupi (pada norma tertentu), bebas memperoleh informasi dan menyampaikanpendapat; dan (17) Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi: (a) PenguasaanIlmu Pengetahuan: Ilmu murni/terapan yang mengajak berbuat obyektif, tidak tahyul,dan menuju keteraturan; dan (b) Teknologi: Cara melaksanakan pekerjaan yang efisiendan efektif, cepat-tepat-pasti, baik dengan cara sederhana maupun canggih.

Page 67: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

67Reformasi Birokrasi

1 4 Tujuh Asas Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dai KKN (UU 28/1999), yaitu (1) Kepastian Hukum (Negara hukum, mengutamakan landasan peraturanperundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaranegara); (2) Tertib Penyelenggaraan Negara (keteraturan, keserasian, dankeseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara); (3) Kepentingan Umum(mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif),(4) Keterbukaan (membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasiyang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetapmemperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara); (5)Proporsionalitas (mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajibanpenyelenggara negara); (6) Profesionalitas (mengutamakan keahlian yang berlandaskankode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku); dan (7)Akuntabilitas (setiap kegiatan dan hasil kegiatan akhir dari kegiatan penyelenggaranegara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagaipemegang kedaulatan tertinggi segera sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku).

1 5 Etika Kehidupan Berbangsa: TAP MPR Nomor VI Tahun 2001 tentang EtikaKehidupan Berbangsa, menegaskan agar aparat negara mengedepankan kejujuran,amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etos kerja, kemandirian, sikap toleransi, rasamalu, tanggungjawab, menjaga kehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa,beretika sosial dan budaya, beretika politik dan pemerintahan, beretika ekonomi danbisnis, beretika penegakan hukum yang berkeadilan, beretika keilmuan, dan beretikalingkungan. Etika sosial dan budaya (jujur, peduli, saling memahami, menghargai,mencintai, menolong, dan keteladanan), etika politik dan pemerintahan (menujupemerintahan yang bersih, efisien dan efektif ditandai keterbukaan, tanggungjawab,tanggap, aspiratif, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan menerimapendapat orang lain, menjunjung tinggi hak asasi manusia, peduli, siap mundur apabiladirinya melanggar kaidah dan sistem nilai atau tidak mampu melaksanakan tugas,mendahulukan kepentingan umum, harus bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani,berjiwa besar, rendah hati, dan menjadi teladan, toleransi tinggi, tidak pura-pura, tidakarogan, jauh dari munafik, tidak melakukan kebohongan publik, tidak manipulatif danmenghindari tindakan tidak terpuji), etika ekonomi dan bisnis (berjiwa enterpreneur,mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi, mendorong pemberdayaan ekonomi,menghindari KKN, tidak diskriminasi, dan berusaha mengentaskan kemiskinan),berpandangan global), etika penegakan hukum yang berkeadilan (tenang, teratur,taat dan tertib hukum, kepastian hukum, berusaha bertindak adil dan tidak diskriminatif),etika keilmuan (menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, berimtaq dan beriptek,berbudauya kerja produktif, mewujudkan karsa, cipta dan karya yang tercermin dalamperilaku kreatif, inovatif, inventif, komunikatif, mendorong budaya baca-tulis-teliti-karya) dan etika lingkungan (kesadaran menghargai melestarikan lingkungan hidup,penataan ruang, berkelanjutan, berkesinambungan, dan berwawasan lingkungan(sustainable development).

1 6 Pokok-pokok Pikiran tentang Etika Penyelenggara Negara atau EtikaPemerintahan meliputi etika, penyelenggara negara, pemerintah, pemerintahan, tatapemerintahan yang baik, norma, nilai-nilai dasar, jiwa korps, kode etik, asas-asas etika,berupa pengaturan tentang etika pemerintahan sebagai tindak lanjut etika kehidupanberbangsa.

Page 68: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

68 Reformasi Birokrasi

1 7 Pembaharuan birokrasi atau mewirausahakan birokrasi (David Osborne danTed Gaebler, 1995, dalam bukunya “Reinventing Government: How theentrepreneurial spirit is transforming the public sector“), yaitu membangun: (1)pemerintah berorientasi pada pelanggan (customer-driven government), meetinghe needs of the customers, not the bureaucracy; (2) pemerintah berorientasi misi(mission-driven government), transferring rule-driven organization; (3) pemerintahyang tanggap (anticipatory government), prevention rather than cure; (4) pemerintahberorientasi hasil (result-oriented government), funding outcomes, not inputs; (5)pemerintah yang kompetitif (competitive government), injecting competition intoservice delivery; (6) pemerintah yang berjiwa wirausaha (entreprising government),earning rather than spending; (7) pemerintah yang terdesentalisasi (decentralizedgovernment), from hierarchy to participation and teamwork; (8) pemerintah milikmasyarakat (community-owned government), empowering rather than serving; (9)pemerintah katalis (cataytic government), steering rather than rowing; dan (10)pemerintah berorientasi pasar (market-oriented government), leveraging changethrough the market. Put it alltogether.

1 8 Qualities of an Innovator (Ditkoff, M., 15 October 2002): (1) Challenges status quo(tantangan status quo): dissatisfied with current reality questions authorty and routineand confronts assumptions; (2) Curious (keingintahuan): actively explores theenvironment, investigates new possibilities, and honors the sense of awe and wonder;(3) Self-Motivated (motivasi diri): repsonds to deep inner needs, proactively initiatesnew projects, intrinsically rewarded fo efforts; (4) Visionary (berwawasan ke depan):highly imaginative, maintains a future orientation, thinks mental pictures; (5) Entertainsthe Fantastics (melayani luar biasa): conjures outrageous scenarios, sees possibilitieswithin the seemingly impossible, honors dreams and day dreams; (6) Takes Risks(berani mengambil risiko): goes beyond the comfort zone, experimental and non-conforming, courageusly willing to “fail”; (7) Peripatetic (peripatetik): hanges workenvironments as needed, wanders, walks or travels to inspire fresh thinking, givenimprovement and interaction; and (8) Playful/Humorous (gemar bergurau danberjenaka): appreciates incongruities and surprise, able to appear foolish and child-like laughs easily and often.

1 9 Sepuluh Temuan Menpan (Reformasi Birokrasi, Pemberantasan Korupsi, danPelayanan Publik):1. Kita harus punya visi, misi, kebijakan, strategi, upaya (subyek, obyek, metoda)

yang jelas dan tepat (clear and accurate: vision, mission, policy, strategy, andaction plan). Kebijakan yang tegas, sasaran-target rasional, hasil nyata,kepemimpinan kuat-efektif, manajemen efektif, dibekali imtaq dan iptek yang kuat,kesalehan-ketoyiban, dalam waktu singkat terbebas dari keterpurukan. Tugas kita,to accomplish the mission bekerja dalam team work, jangan pintar sendiri, tingkatkanmotivasi, kreativitas, produktivitas, birokrat entrepreneur, dan jiwa inovasi. Harusada satu/kesamaan persepsi, tujuan, sakinah wa rahmah mawaddah, sama carabertindak, hindari kehilangan kepercayaan, jangan miskin hati dan miskin perasaan,tingkatkan akhlak, moral, rasa malu, dan ingatlah bahwa rasa malu adalah sebagiandari iman.

2. Kerjakan 4W (well plan, well organize, - who bring what, well arrangement, danwell control – supervise, supervisi). Terapkan 4C: Concept yang jelas, fragmatis,

Page 69: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

69Reformasi Birokrasi

komprehensif, inovatif, konsep bagus dan bisa dilaksanakan. Competenceditegakkan, sebagai landasan penugasan, pelatihan yang jelas. Connections terjadi,keterkaitan antar elemen dan subsistem, hubungan yang jelas satu sama lain.Commitment penuh (know your mission, know your men kelebihan dan kekurangan,dan keep your men informed/involved). Tegakkan 2K di samping 4W dan 4C:konsistensi dan keseriusan (kesungguhan) dalam pelaksanaan tugas. Ubahlah mind-set dan culture-set, menuju peningkatan produktivitas, efisiensi, dan efektivitaskerja. Lakukan perubahan paradigma, shifting-paradigm, pola pikir, pola sikap,dan pola tindak, karakter, jati diri, dan budaya kerja aparatur. Ubahlah BudayaKerja Malas ke Produktif, Mind-Set, Management Beliefs, Values.

3. PP 42/2004: amalkan jiwa korps (rasa kesatuan dan persatuan, kebersamaan,kerjasama, tanggungjawab, dedikasi, disiplin, kreativitas, kebanggaan dan rasamemiliki organisasi PNS dalam NKRI) dan kode etik PNS (pedoman sikap,perilaku, tingkah laku, perbuatan PNS dalam melaksanakan tugas dan pergaulansehari-hari: bernegara, berorganisasi, bermasyarakat, diri sendiri, dan terhadapsesama PNS. Patuhi kewajiban dan hindari larangan PNS (PP 30/1980),patuhi tata kerja, mekanisme kerja, prosedur kerja, pahami garis instruksi, buatlahpelaporan yang baik. Yakini etos kerja, sadari bahwa kerja adalah rahmat, amanah,tulus, syukur, panggilan, integritas, tanggungjawab, aktualisasi, semangat, seni,kreatif, sukacita, rendah hati, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.

4. Perhatikan dan amalkan 6W (well select/selected, motivate/motivated, educate/educated, train/trained, equip/equipped, and pay/paid). Bangun dan laksanakan8C, model Universitas Sains Malaysia, Penang: commitment, concentration,capabilities, capacity, collaboration, commercialization, culture, dan community.Berusahalah membangun good governance, clean governmment, bebas KKN,good public governance, good corporate governance, transparan, partisipatif,akuntabel/akuntabilitas, dan responsible/responsibilitas. Upayakan penataankesisteman: gaji, tunjangan, remunerasi, tatalaksana, penetapan kinerja, pelayananpublik yang prima, dan pengawasan.

5. Selesaikan Rancangan Undang-undang: RUU Administrasi Pemerintahan, RUUPelayanan Publik, RUU Kementerian Negara, RUU Etika Penyelenggara Negara/RUU Etika Pemerintahan Negara (Perilaku Aparat Negara, Kode Etik AparatNegara), RUU Kepegawaian Negara, RUU Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda, RUU Badan Usaha Nirlaba, RUUSistem Pengawasan Nasional, RUU SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan RUU Tata Hubungan danKewenangan. Juga harus diselesaikan UU Perlindungan Saksi dan Korban, UUKebebasan Memperoleh Informasi Publik, dan UU Pembuktian Terbalik.Tingkatkan Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi: memperhatikan kaidahsinkronisasi, realistis, orientasi pada visi, misi, strategi, dan kinerja, hindari duplikasi,tetapkan indikator keberhasilan kuantitatif (terukur) dan kualitatif.

6. Manfaatkan Teknologi (teknologi informasi) dalam pemberantasan korupsi (singleidentification/identity number, e-government, e-commerce, e-business, informationtechnology, procurement). Terapkan dan kembangkan e-Govenment, LaksanakanSingle Identity Number (SIN), terapkan e-Government, e-Procurement, e-Office,e-Business, dan e-Bidding.

7. Rewrite Indonesia, Rewrite the Republic, Rewrite the Nation: melihat kemasa depan, percaya pada diri sendiri, rasional dan analitik, kritis, beriptek danimtaq, memanfaatkan informasi, longterm planning, budaya global, kepemimpinan

Page 70: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

70 Reformasi Birokrasi

efektif, birokrat enterpreneur, disiplin tinggi, tepat waktu, komitmen, selektif,proaktif, terarah, fleksibel, akomodatif, unggul, tangguh, knowledge, knowledge-based economy, knowledge-based technology, knowledge-based society, attitude,skill, motivation, evironment, dan transparency.

8. Bangunlah profesionalisme, ditandai pendidikan, pengetahuan, keterampilan,dan pengalaman, ubahlah sikap (attitude), keterampilan (skill), pengetahuan(knowledge), motivasi (motivation), dan lingkungan (environment), tegakkan kinerjaproduktif (jujur, integritas tinggi, tegas, lugas, berani, disiplin, bermoral,bertanggungjawab, bersih, tekun, teliti, sabar, hemat, dan hidup sederhana), danupayakan agar berakhlak mulia, ditandai kejujuran (siddiq), keteladanan(tabligh), terpercaya (amanah), kreatif (fatonah), dan konsisten (istiqomah).

9. Bangunlah 5 Sikap Dasar, 3 Syarat, dan 3 Cara (Soemarno Soedarsono,Lemhannas, 2003): (1) 5 Sikap Dasar: jujur, terbuka, berani mengambil resiko danbertanggungjawab, komitmen, dan berbagi peran/sharing; (2) 3 Syarat: niat-doa,mengawali pekerjaan (nawaitu), mohon perkenan Tuhan (Insya Allah), danbersyukur (alhamdulillah); dan (3) 3 Cara: shalat/doa, hasrat untuk berubah/mewujudkan perubahan, dan menjadi panutan dan suri teladan.

10. Terapkan Standar Pelayanan Minimal mengacu pada PP 65/2005, tingkatkankualitas pelayanan publik, ciptakan pelayanan publik prima, dan laksanakanpelayanan publik yang berkualitas, pasti, cepat, mudah, murah, terjangkau,transparan, biaya wajar, akuntabel, tepat, akurat, tida diskriminatif, terjangkau,tidak diskriminatif, dan bebas KKN. Sejalan dengan upaya peningkatan kualitaspelayanan publik, maka tegakkan prinsip-prinsip good governance, laksanakanreformasi birokrasi, percepat pemberantasan korupsi, bangunlah pakta integritasdan pulau-pulau integritas bebas korupsi, dan ubahlah mind-set dan culture-set,dan jadilah SATRIYA (Pemerintah Provinsi DIY: selaras, akal budi luhur, teladan,rela dan ikhlas melayani, inovatif, yakin dan percaya diri, dan ahli-profesional).Secara bertahap tetapi pasti, susunlah Standar Pelayanan Minimal (SPM),pelayanan publik yang transoaran dan akuntabel, perhatikan indeks kepuasanmasyarakat, dalam menuju perwujudan pelayanan publik yang prima.

Page 71: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

71Reformasi Birokrasi

KORUPSI DAN REFORMASI BIROKRASIDI INDONESIA

Komarudin

1. Pendahuluan

Pemerintahan saat ini digambarkan terlalu gemuk, tidak efisien,tidak efektif, tidak produktif, boros, tidak hemat, belum tertata dengan baik,tidak kompetitif, kelembagaan belum berorientasi tugas dan fungsi, sumberdaya manusia aparatur bekerja lamban, ketatalaksanaan berbelit-belit dantidak sederhana, banyak tumpang tindih pengaturan, akuntabilitas belumbaik, pengawasan belum teratur, pelayanan publik belum prima, masihdiskriminatif, pilih kasih, dan kurang terbuka. Di samping itu, budaya kerjaproduktif belum tumbuh, terkesan santai, belum ada perubahan pola pikir,pola sikap, dan pola tindak atau perubahan mind-set ke aparatur yangdinamis dan produktif. Kondisi birokrasi yang diharapkan, organisasipemerintah yang ramping, efisien, dan efektif; mekanisme, sistem, prosedurkerja, dan ketatalaksanaan yang tertib, efisien, dan efektif; PNS profesional,netral, dan sejahtera; kinerja yang akuntabel; pengawasan yang kompre-hensif dan tidak diskriminatif; pelayanan publik berkualitas dan prima.

Korupsi telah menyebar hampir ke seluruh instansi peme-rintah. Bidang kegiatan yang potensial dan rawan KKN: pengelolaanAPBN dan APBD, BUMN/BUMD, Perbankan, SDA, SDM/TenagaKerja, dan Pelayanan Masyarakat. Bentuk-bentuk korupsi:penyalahgunaan wewenang, pembayaran fiktif, kolusi, persekongkolan,biaya perjalanan dinas fiktif dan penyalahgunaan hari perjalanan dinas,suap, uang pelicin, pungutan liar, penyalahgunaan fasilitas kantor, imbalantidak resmi, pemberian fasilitas secara tidak adil, bekerja tidak seuaiketentuan dan prosedur, tidak disiplin waktu, komisi atas transaksi jual-beliyang tidak disetor ke kas negara, menunda/memperlambat pembayaranpajak, pengumpulan dana taktis, penyalahgunaan anggaran, penerimaanhadiah, dan sumbangan. Pakta Integritas diharapkan dapat diterapkan

Page 72: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

72 Reformasi Birokrasi

di lingkungan pemerintah, eksekutif, legislatif, yudikatif, swasta,masyaraat luas, dan dan kalangan politik/politisi.

Setelah pemerintahan memasuki era reformasi birokrasi pada 1998dengan jatuhnya Soeharto, maka isu pemberantasan korupsi, reformasibirokrasi, dan good governance mencuat ke permukaan. Beberapa TAPMPR memberikan perhatian besar pada tiga hal tersebut dalam membangunpemerintahan yang bersih.

Menindaklanjuti amanat MPR tersebut, Pemerintah Kabinet IndonesiaBersatu (KIB) menegaskan komitmen kuatnya dengan mengeluarkan Inpres5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, disusul Keppres 11/2005 tentang Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi danTim Pemburu Koruptor ke Luar Negeri, mengajak masyarakat (artis,budayawan, ulama, pengusaha) meningkatkan gerakan moral pemberan-tasan korupsi, menyamakan pemahaman dan membangun komitmenpemberantasan korupsi di kalangan BUMN/BUMD, menanggulangikorupsi, reformasi birokrasi, dan meningkatkan kualitas pelayanan publik,antara lain bea-cukai, pajak, imigrasi, dan pertanahan. Reformasi birokrasi,sudah secara eksplisit tercantum dalam Program Seratus Hari PertamaKIB, yaitu menetapkan Tim Reformasi Birokrasi dalam bentuk Perpres,walaupun karena satu dan lain hal, dokumen dimaksud sampai sekarangbelum ditetapkan.

Dalam era globalisasi yang berubah sangat cepat, Indonesia harusberusaha mengejar ketinggalan dari negara-negara tetangga yang sudahlebih maju dan jangan sampai dikalahkan oleh negara-negara yang barutumbuh, seperti Vietnam.

II. PERJALANAN PEMBERANTASAN KORUPSI DIINDONESIA

Data Transparency International (TI) di Berlin, menunjukkan bahwapada 2003 (IPK 1,9) Indonesia berada pada urutan ke-12 terkorup(kelompok ke-5) dari 133 negara, pada 2004 (IPK 2,0) urutan ke-10(kelompok ke-5) dari 146 negara, dan pada 2005 (IPK 2,2) urutan ke-20(kelompok ke-6) dari 159 negara. Pada 2005, di Asia Tenggara, Indonesiamerupakan negara terkorup, sedangkan di Asia masih lebih baik dariPakistan, Myanmar, dan Bangladesh.

Hasil survei di Indonesia (terhadap 1.305 pebisnis: 1.117 lokal dan188 multinasional, 21 kota) yang dilakukan Transparency InternationalIndonesia (laporan 16 Februari 2005) menunjukkan (1) Pemda paling korupadalah Jakarta (IPK 3,87), Surabaya (3,93), Medan (4,09), Semarang(4,17), Batam (4,32); (2) Indeks Kinerja Pelayanan oleh Pemerintah

Page 73: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

73Reformasi Birokrasi

Daerah, paling jelek Pekanbaru (3,87), Batam (3,93), Bekasi (4,09),Jakarta (4,17), dan Medan (4,32); (3) Indeks Kinerja Pelayananoleh Legislatif DPRD dan Parpol, paling jelek Pekanbaru (2,54),Denpasar (3,15), Balikpapan (3,17), Batam (3,27), Jakarta (3,38);(4) Kinerja terbaik di Pusat: Pos (6,36), Telekomunikasi (5,19), BPOM(5,38), dan Militer (5,35); (5) Institusi paling buruk kinerjanya: lembagaperadilan (3,67), kepolisian (3,79), dan bea-cukai (3,93); (6) Interaksikorupsi paling banyak dilakukan pebisnis adalah dengan bea-cukai(62% dari seluruh transaksi), kepolisian (56%), miliuter (49%), dan lembagaperadilan (48%); dan (7) Uang suap yang dibayarkan respondenkepada pemerintah pusat, paling banyak kepada bea-cukai, disusul pajak,sedangkan di daerah, terbanyak diberikan suap kepada pejabatpemerintah daerah, DPRD, dan partai politik.

Korupsi dan suap banyak terjadi, padahal upaya pemberantasansudah dilakukan sejak lama, katakan sejak 1967. Berbagai upayasudah dilakukan pada setiap periode Kabinet, tetapi hasilnya selalu kurangmenggembirakan. Komitmen Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadappemberantasan korupsi sangat kuat. Jika KIB tidak berhasil memberantaskorupsi secara signifikan, maka Kabinet jenis apa lagi yang bisa berkiprahdalam pemberantasan korupsi.

Pada 1967, Soeharto yang baru menjadi Presiden RI, membentukTim Pemberantas Korupsi dipimpin Mayjen Sutopo Juwono. Sejak saatitu, berbagai lembaga sejenis silih berganti. Hasilnya? Korupsi masihmerajalela. Tim Pemberantas Korupsi (Keppres 228/1967 tanggal 2Desember 1967 dan UU 24/1960, Ketua Tim Sugiharto Jaksa Agung,Penasehat Menkeh dan Panglima ABRI, bertugas membantu pemerintahmemberantas korupsi dengan tindakan preventif dan represif. KomisiEmpat (Keppres 12/1970), 31 Januari 1970, terdiri atas Wilopo, Kasimo,Anwar Tjokroaminoto, Johannes, serta Sutopo Juwono, bertugasmenghubungi pejabat atau instansi pemerintah, swasta, sipil, dan militer,memeriksa dokumen administrasi pemerintahan, menangani kasusPertamina, penebangan hutan, defisit Bulog tahun 1971, menyederhanakanstruktur administrasi negara, dan menyarankan agar atasan memberi contohpenegakan hukum. Komite Anti Korupsi (KAK) 1970, diisi Angkatan66 (Akbar Tanjung, Mishael Setiawan, Thoby Muis, Jacob Kendang, ImamWaluyo, Tutu TW, Soerowijono, Agus Jun Batuta, M. Surachman, AlwiNurdin, Lucas Luntungan, Asmara Nababan, Sjahrir, Amir Karamoy, E.Pesik, Vitue, Mengadang Napitupulu, dan Chaidir Makarim). KAK diskusidengan Presiden membahas masalah penanganan korupsi. OPSTIB dan

Page 74: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

74 Reformasi Birokrasi

Inpres 9/1977, Menpan sebagai koordinator tingkat pusat, operasionalPangkopkamtib, Kapolri, Jaksa Agung, para Irjen, Laksusda, Kadapol, danKejati, menangani pungutan liar, uang siluman di pelabuhan, aparatpemerintahan, penanganan kasus korupsi di Mabes Polri, kasus Pluit EndangWijaya, dan kasus Arthaloka. Tim Pemberantas Korupsi 1982dihidupkan lagi (Sumarlin, Sudomo, Mudjono, Ali Said, Ismail Saleh,Awaludin Djamin). Tim Gabungan Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi (TGTPK), UU 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negarayang Bersih dan Bebas dari KKN, dilanjutkan dengan UU 31/1999,dan UU 20/2001, kemudian ditetapkan Perpu 19/2000, Ketua AdiAndojo, Soetjipto, didukung 25 anggota Kejaksaan dan Kepolisian.Beberapa dokumen terkait dihasilkan, antara lain tatacara pemeriksaankekayaan penyelenggara negara (PP 65/1999), tatacara pelaksanaan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan negara (PP 68/1999), dan timgabungan pemberantasan tindak pidana korupsi (PP 19/2000). KomisiPemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) 1999, JusufSjakir dan anggota, rekrutmennya diproses melalui DPR. Lembaga inimelebur ke KPTPK/KPK berdasarkan UU 30/2002 tentang KPTPK.Lahirnya KPK, 27 Desember 2003 (UU 30/2002) membawasegudang harapan masyarakat. Ketua KPK (Taufiequrachman Ruki)dibantu para Wakilnya (Erry Ryana Hardjapamekas, TH Panggabean,Sjahruddin Rasul, Amien Sunaryadi) dan jajarannya diharapkan berperannyata dalam pemberantasan korupsi di atas Rp 1 miliar bahkan korupsitriliun.

Aparat penegak hukum telah memiliki Strategi PemberantasanKorupsi. Ternyata, strategi saja tidak cukup, harus disertai konsep yangjelas, komitmen kuat, political will, government will, strong leadership,kompetensi, koneksitas, konsistensi, kesungguhan (keseriusan), danperubahan mind-set. Perangkat perundang-undangan pemberantasankorupsi sudah cukup banyak, dimulai UU 3/1971, UU 28/1999 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN, UU 31/1999tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (diubah dengan Undang-Undang 20/2001), dan dengan Undang-Undang 30/2002 tentang KomisiPemberantasan Tindak Pidana Korupsi, terbentuklah KomisiPemberantasan Korupsi (KPK). Peranserta masyarakat dalampemberantasan korupsi, diatur dalam Undang-Undang 28/1999 dan secarakhusus dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000 tentangPeranserta Masyarakat dan Pemberian Penghargaan dalam Pencegahandan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Tanggal 9 Desember 2004

Page 75: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

75Reformasi Birokrasi

mempunyai arti penting bagi KIB, karena pada tanggal tersebut diperingatiHari Pemberantasan Korupsi Sedunia, Pencanangan Tahun 2005 sebagaiTahun Dimulainya Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi, danditetapkannya Inpres 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

Inpres 5/2004 berisi Sepuluh Instruksi Umum dan SebelasInstruksi Khusus. Sepuluh Instruksi Umum - pelaporan dan pemeriksaanLHKPN, penetapan kinerja, peningkatan kualitas pelayanan publik(jasa, perijinan, transparansi, standarisasi, target waktu biaya, hasil),program dan wilayah bebas korupsi (pakta integritas), pengadaanbarang dan jasa pemerintah menggunakan fasilitas teknologiinformasi (e-government, e-procurement), kesederhanaan dalampekerjaan dan kehidupan sehari-hari, dukungan maksimal kepada aparatpenegak hukum, pembinaan dan pengawasan aparatur untuk meniadakanperilaku koruptif. Sebelas Instruksi khusus: Menko Perekonomian,Menkeu, dan Meneg PPN/Kepala Bappenas (kajian dan uji cobapelaksanaan e-procurement), Menkeu (pengawasan ketat terhadapperpajakan, kepabeanan dan cukai, penerimaan bukan pajak, dan anggaranserta menghindari kebocoran), Meneg PPN/Kepala Bappenas (RencanaAksi Nasional Pemberantasan Korupsi (RAN-PK), Menpan (rumusankebijakan peningkatan kualitas pelayanan publik, penetapan kinerja,penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, pengkajian sistemkepegawaian negara, koordinasi, monitoring, dan evaluasi pelaksananInpres), MenhukHAM (amandemen UU dan optimalisasi pemberantasankorupsi, peraturan perundang-undangan yang mendukung pelaksanaanpemberantasan korupsi), MenBUMN (petunjuk dan implementasi tatakelola perusahaan yang baik), Mendiknas (pendidikan substansi antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan - usia dini, dasar, menengah, tinggi,kedinasan, non-formal), Menkominfo (sosialisasi pendidikan anti korupsidan kampanye anti korupsi kepada masyarakat luas), Jaksa Agung danKapolri (optimalisasi, sanksi tegas, dan peningkatan kerjasamapemberantasan korupsi), Gubernur dan Bupati/Walikota (penerapanprinsip tata pemerintahan yang baik di pemerintah daerah, pelayanan publikdan peniadaan pungutan liar, dan berusaha mencegah kebocoran anggarankeuangan negara yang bersumber dari APBN/APBD).

Bagaimana tindak lanjut pelaksanaan Inpres ini? Harus diakui, gaungpara Menteri yang diinstruksikan tidak sekeras yang dikumandangkanPresiden dan Ketua KPK. Sebagai contoh, perkembangan e-procurementbelum diketahui masyarakat luas, pengawasan di perpajakan, kepabeanandan cukai, penerimaan bukan pajak, dan anggaran masih lamban, RAN-

Page 76: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

76 Reformasi Birokrasi

PK kurang jelas tindak lanjutnya, kormonev masih berada pada tahapsosialisasi dan pemantapan kelembagaan, pelaporan belum transparan,peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi belum sempurna,good corporate governance masih pada tahap penyamaan pemahaman,substansi pendidikan anti korupsi belum nyata, sosialisasi dan kampanyeanti korupsi belum menjadi gerakan nasional, publik masih mempertanyakanperan penegak hukum (kejaksaaan agung dan polri), prinsip tatapemerintahan yang baik belm ditegakka dan pelayanan publik dipemerintahan daerah belum berkualitas. Sampai dengan 5 Juni 2006, dari935 anggota DPR periode 1999-2004 yang wajib menyampaikan LHKPN,baru 871 yang melaporkan dan 64 tidak pernah melaporkan. Dan dari 550anggota DPR periode 2004-2009, masih 103 anggota yang belummelaporkan/memperbaharui LHKPN (64 diantaranya belum pernah lapor).Akhirnya terjadi saling menyalahkan, KPK mesti sosialisasikan LHKPNke lingkungan DPR, kelalaian dan tidak melaporkan LHKPN karena tanpasanksi, dan terkesan memerangi korupsi kehabisan peluru, clearing housediperlukan sebagai bank data anti korupsi, dan berat bagiKPK bebaskanIndonesia dari korupsi.

Pemberantasan korupsi tidak dapat dilakukan sendiri oleh Pemerintah,tetapi harus dijalin kemitraan Pemerintah dengan Dunia Usaha/Swasta,dan Masyarakat/LSM.

Pada acara peluncuran Inpres 5/2004 tersebut, Ketua KPKmemberikan Sambutan Pencanangan Gerakan NasionalPemberantasan Korupsi.

Paradigma baru pemberantasan korupsi (kebijakan, strategi,pembuktian terbalik, integritas, kontrol masyarakat, sarana danprasarana penegakan hukum, program, dan hasil yang dicapai).Kebijakan dan strategi yang mengacu pada visi, misi, tujuan, dan sasaranpemberantasan korupsi telah disusun, baik tingkat nasional maupuninstansional. Masalahnya terletak pada pelaksanaan yang harus konsisten,serius, sungguh-sungguh, dan berkelanjutan.

Pembuktian terbalik, masih dalam proses pembahasan. Integritasdiupayakan dengan membangun pulau-pulau integritas dan wilayah bebaskorupsi, antara lain dengan penandatanganan pakta integritas. Contohnya,Pakta Integritas Pemerintah Daerah Kabupaten Solok, Pakta IntegritasMenpan, Pakta Integritas Rektor Universitas Djuanda Bogor, PembentukanSekolah BTP (Bersih, Tranparan, dan Profesional), Sekolah Bebas Korupsidi Yogyakarta, Tiga Pilar Kemitraan Membangun Manusia Indonesia MasaDepan yang Bersih, Tramsparan, dan Profesional (BTP), dan KomitmenMoral Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama.

Page 77: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

77Reformasi Birokrasi

Pakta Integritas adalah perjanjian keterpaduan, kebulatan,keutuhan, kejujuran atau perjanjian kebulatan, perjanjian kejujuran,kesepakatan kejujuran atau komitmen kejujuran. Pakta Integritasadalah perjanjian kebulatan/kejujuran atau kesepakatan kejujuran. Menpantelah menandatangani Pakta Integritas Membangun MayarakatIndonesia BAru yang Besih, Transparan dan Proifesional pada 9 Desember2005, setahun setelah Inpres 5/2004 dikeluarkan. Berikutnya pada April2006, jajaran Pejabat eselon I dan II Kementerian PAN jugamenandatangani Pakta Integritas sebagai komitmen menuju tatapemeringahan yang bersih, baik, dan berwibawa, anti korupsi, anti suap,dan anti KKN. Pakta Integritas Pejabat Pemerintah DaerahKabupaten Solok (tidak akan melakukan praktik KKN, tidak meminta/menerima/memberi sesuatu yang bersangkutan dengan jabatan danpekerjaan, tidak memberi/menjanjikan akan memberikan sesuatu berkaitandengan jabatan/pekerjaan, menjamin tidak melakukan pelangggaran atasaturan, menegakkan transparansi, menciptakan lingkungan kondusif, tidakdiskriminatif, memberikan informasi selengkap mungkin, memberikanbantuan/dukungan atas upaya pengungkapan praktik suap dan KKN, danmembangkitkan sikap dan perilaku bersih dan anti KKN. Contoh lainnya,Pakta Integritas pengadaan barang dan jasa pemerintah, sosialisasi internaldan eksternal, dan ajakan kepada semua pihak untuk jujur, adil, akuntabel,transparan, dan tidak melakukan perbuatan tindak pidana.

Kita perlu menyamakan persepsi, tujuan, rencana tindak, membuatkonsep yang jelas, kompeensi, koneksitas (jejaring), dan komitmen, sertakonsistensi dan keseriusan (kesungguhan), mengubah mind-set, mendorongpelayanan umum dan percontohan (best practices). Berantas korupsisekarang juga dan hindari perbuatan tindak pidana korupsi.

Menpan Taufik Effendi (2005) mencatat empat masalah menonjolkelemahan aparatur negara (kurang responsif terhadap keluhanmasyarakat, data awal berbeda, tolok ukur keberhasilan tidak jelas, danbelum ada analisis penyebab keberhasilan/ketidakberhasilan pemberantasankorupsi) dan tujuh kelemahan (political/government will, perbedaanpersepsi, tujuan, sasaran, dan rencana tindak, belum memanfaatkan secaraluas, belum diterapkan SIN (single identity number), duplikasi peraturanperundang-undangan, tidak konsisten dan tidak sungguh-sungguh (serius)dalam mengubah mind-set dan memberantas korupsi, dan kelemahan dalamCJS (criminal justice system). Taufik Effendi menetapkan lima syaratkeberhasilan memberantas korupsi, yaitu kesungguhan dan keseriusan(Inpres 5/2004), memanfaatkan teknologi informasi, membangun SIN,

Page 78: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

78 Reformasi Birokrasi

sinkronisasi peraturan perundang-undangan, dan penataan CJS. GunawanHadisusilo (Deputi Pengawasan, Kempan, 2005) menyosialisasikandan memantapkan Kormonev (koordinasi, monitoring, dan evaluasi)Inpres 5/2004, termasuk menggalakkan pakta integritas (komitmenkejujuran). Korupsi saling mempengaruhi dengan monopoli, diskresi,akuntabiitas, transparansi, kekuasaan, niat, dan kesempatan, keserakahan(greediness), kesempatan (opportunities), kebutuhan (needs), danpengungkapan (exposures), teori GONE.

Arie Sulendro (Kapala BPKP, 2005) mencatat ada pelaku (sendiri/bersama, pegawai/nonpegawai), ada penyimpangan/perbuatan melanggarhukum, ada unsur merugikan negara (tangible/intangible), dan ada unsur/tujuan menguntungkan diri sendiri/keluarga/kroni.

Ia menyodorkan konsep pemberantasan korupsi dengan cara-cara mencegah/preventif, deteksi, ungkap fakta kejadian dan tindaklanjuti(investigatif/represif), dan kepedulian/edukatif, preventif, investigatif,edukatif, dengan mengedepankan atribut: kebijakan yangterintegrasi, struktur pertanggungjawaban, kajian risiko kejadian korupsi,kepedulian pegawai, kepedulian pelanggar/masyarakat, sistem pelaporankejadian korupsi, pengungkapan yang dilindungi, pemberitahuan kepadapihak eksternal, standar investigasi, dan standar perilaku dan disiplin. BPKPsudah menyusun strategi pemberantasan korupsi nasional yangmenekankan perunya komitmen politik nasional, strategi (preventif,detektif,dan represif), aspek-aspek hukum, pembiayaan, dan koordinasi, penelitianpenyebab terjadinya korupsi, penyebab kegagalan penanggulangan korupsi,kekeliruan penerapan UU 3/1971, kesulitan dalam pembuktian, manajemenSDM dan penggajian, transaksi uang, kode etik (sektor pblik, parpol,organisasi profesi, asosiasi bisnis), pelaporan kekayaan pribadi, peranberbagai pihak dalam peemberantasan korupsi, kelembagaan, tabulasimasalah, pengertian korupsi, hasil pemeriksaan BPK dan BPK, tindak lanjutoleh Polri dan Kejaksaan Agung, persepsi masyarakat internasional, danpemberantasan korupsi sejak sebelum dan di awal orde baru sampai dengansekarang.

III. REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAHAN

Tindaklanjuti TAP MPR-RI yang mengamanatkan penyelenggaraannegara yang besih dan bebas KKN, persatuan dan kesatuan bangsa, visiIndonesi masa depan, rekomendasi arah kebijakan pemberabtasan danpencegakahkurpisi, Kolusi dan Nepotisme, Gerakan Penghematan Nasional,pemulihan ekonomi nasional, termasuk reformasi birokrasi dan membangun

Page 79: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

79Reformasi Birokrasi

penyelenggara negara dan dunia usaha yang bersih, Pemberantasan KKN,Penegakan Hukum, dan Reformasi Birokrasi. Dalam melaksanakanreformasi birokrasi, MPR merekomendasikan kepada Presiden agarmembangun kultur birokrasi Indonesia yang transparan, akuntabel, bersih,bertanggungjawab, dapat menjadi pelayan masyarakat, abdi negara, contohdan teladan masyarakat.

Reformasi Birokrasi berusaha mewujudkan pemerintahan yangamanah, membangun aparatur negaa yang efektif dan efisin, bebas daripraktik KKN dan perbuatan tercela lainnya, menghasilkan pelayanan publikyang prima, dengan mengembalikan cita dan citra birokrasi pemerintahansebagai abdi negara dan abdi masyarakat serta dapat menjadi suri teladandan panutan masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari (Reformasi:pengubahan, perombakan, penataan, perbaikan, penyempurnaan;Birokrasi: aparatur, lembaga/instans, organisasi pemerintah, pegawaipemerintah, sistem kerja, dan perangkat).

Sofian Effendi (UGM, 2005) menyatakan, minimal diperlukan waktu5-10 tahun untuk mengubah budaya organisasi dengan skala seperti RIatau pemerintah provinsi, kabupaten dan kota. Karena itu strategi yangdianjurkan oleh para ahli (Morgan, 1996 dan Toolpack, 2001) adalahperubahan secara bertahap dan gradual. Memang kurang revolusioner,kurang radikal tetapi lebih aman. Government pemerintah, sedangkanGovernance tata pemerintahan, penyelenggaraan pemerintahan,pengelolaan pemerintahan Good Governance penyelenggaraanpemerintahan yang amanah (Bintoro Tjokroamidjoyo) tata pemerintahanyang baik (UNDP), pengelolaan pemerintahan yang baik danbertanggungjawab (LAN), dan pemerintahan yang bersih, pemerintahanyang baik, bersih dan berwibawa. Dalam Government, peran pemerintahlebih dominan dalam penyelenggaraan pemerintahan, sedankanGovernance, bagaimana cara suatu bangsa mendistribusikan kekuasaandan mengelola sumber daya dan berbagai masalah yang dihadapimasyarakat (mengandung unsur demokatis, adil, transparan, rule of law),the process whereby elements in society wield power and authority, andinfluence and enact policies and decisions concerning public life, economicand social development. Indonesia belum mampu mengembangkangood governance (Sofyan Effendi,2005) dengan baik: pemberantasanKKN, clean government kebijakan yang tidak jelas, penempatan personilyang tidak kredibel, enforcement menggunakan sentra kehidupan politikyang kurang berorientasi pada kepentingan bangsa. Masih terjadi tarikmenarik Budaya Organisasi Vs Budaya Birokrasi, apakah mendukungGod Governance? Budaya oganisasi mudah diubah, sedangkan

Page 80: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

80 Reformasi Birokrasi

budaya birokrasi sangat sulit berubah. Kita dapat mengubah budayaorganisasi menuju budaya organisasi pemerintahan yang amanah. Syaratpaling utama yang menjadi keberhasilan upaya perubahan berbudayaorganisasi adalah kepemimpinan yang kuat (strong leadership) baik dalamkemampuan memimpin maupun dalam ketajaman visinya (Peter Bijur,2001). Ini kendala utama Bangsa Indonesia.

Reformasi Birokrasi di Indonesia dihadapkan pada upayameningkatkan efisiensi dan efektivitas, kualitas pelayanan publik, rekrutmenPNS yang transparan, mengubah mindset PNS, menghilangkan maraknyaKKN dalam birokrasi, menghilangkan PNS yang tidak profesional dantidak netral, membangun PNS sebagai abdi masyarakat, menghindari abdinegara menjadi abdi pemerintah, membangun kemandirian dalam eraotonomi daerah, menghilangkan kendala yang menyulitkan efisiensi danefektivitas, meningkatkan kinerja birokrasi, membentuk KomisiKepegawaian Negara (Civil Service Commission) yang merupakan checkand balance dan wahana kompetisi positif sesuai amanat UU 43/1999(pengganti UU 8/1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian), mengenaldengan jelas pemilahan dan klasifikasi permasalahan birokrasi PNS,mempercepat terciptanya good governance ditandai transparansi,akuntabilitas, partisipasi, pelayanan publik, dan kredibilitas pemerintah sertabelajar dari pengalaman keberhasilan (best practices) beberapa pemerintahdaerah, antara lain Semarang, Sragen, Takalar, Solok, Jembrana, Sidoarjo,digerakkan oleh wawasan dan determinasi pemimpin daerah. Tantanganreformasi cukup besar, antara lain belum adanya perubahan pola pikir,pola sikap, dan pola tindak aparatur, perubahan budaya kerja, mind-setdan culture-set, dan peraturan perundang-undangan yang sering multi-tafsir, mekanisme penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan anggaranmasih membuka peluang korupsi, dan belum kuatnya niat untukmeninggalkan tindak pidana korupsi. Walaupun demikian, prospeknya cukupbaik, antara lain diperlihatkan dengan komitmen semua jajaran pemerintahantermasuk BUMN/BUMD, pernyataan dan kesungguhan untukmemberantas korupsi, munculnya banyak gerakan anti korupsi dan antisuap, serta gerakan moral hidup bersih, transparan, dan profesional.Keberhasilan penerapan good governance di beberapa instansipemerintah pusat dan daerah, dapat dijadikan contoh untuk daerah lain.Misalnya, pakta integritas Pemerintah Kabupaten Solok, pelayanan terpadusatu atap di Sragen dan Sidoarjo, peningkatan kualitas pelayanan publik diJembrana dan Tabanan, pelayanan SIM yang tertib di Balikpapan, danrangsangan tunjangan kinerja daerah di Provinsi Gorontalo.

Page 81: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

81Reformasi Birokrasi

Bagaimana Pemerintah Daerah melaksanakan reformasibirokrasi? Dari pengalaman kerjasama internasional dan melaksanakanotonomi daerah berdasarkan UU 22/1999, maka kehadiran UU 32/2004dengan perangkat peraturan pemerintahnya, diharapkan membangunreformasi birokrasi sejalan dengan pemberantasan korupsi dan peningkatankualitas pelayanan publik. Pemerintah Australia memilih FLAT (fairness,law and regulatory framework, accountability, dan structures) danSingapura menetapkan CARE (Courtesy, Accessibility, Responsiveness,and Effectiveness), dan Malaysia punya perspektif Manajemen Kreatifuntuk Pemerintah, enhancing efficiency and effectiveness of theGovernment Delivery System, services delivered must be efficient,speedy, and accurate toward custome satisfaction and nationalcompetitiveness. Improving service delivery through systems andprocedures, technology, law and regulations, and human capital, dalammelaksanakan reformasi birokrasi dan meningkatkan kualitas pelayananpublik.

CONTOH YANG DILAKSANAKAN OLEH BEBERAPAKABUPATEN

Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta melaksanakan reformasibirokrasi, berdasarkan temuan berbagai permasalahan di bidang keuangan,sdm, regulasi dan nilai-budaya, dengan reformasi birokrasi di bidangperencanaan, organisasi (kelembagaan dan tatalaksana), pengembanganSDM, anggaran, dan pengawasan, serta memprioritaskan reformasipelayanan publik. Birokrasi kurang responsif, pelayanan mweupKn barangmahal sehingga pelayanan kurang baik. Muncullah tuntutan perubahanmanajemen, program aksi, dan control, meliputi (1) pembaharuan APBD;(2) pembaharuan manajemen SDM; (3) reformasi hukum dan peraturan;dan (4) reformasi budaya dan nilai-nilai. Reinventing, Reinvention adalahtransformasi secara mendasar untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi,kemampuan beradaptasi, dan kapasitas berinovasi, dengan mengubahtujuan, insentif, akuntabilitas, struktur kekuasaan dan kultur organisasi.Efisiensi diperoleh dengan melaksanakan penyederhanaan prosedur(memotong biaya operasi dan transaksi), dengan mendorong transparansiyang meningkatkan akuntabilitas penyelenggara administrasi pemerintahandan mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan) dan prosesorganisasi. Efektivitas dicapai dengan memperoleh formula yang tepatantara keterampilan, srategi, sumberdaya, proses, struktur, dan kulturorganisasi. Kemampuan pemimpin mengorganisasikan unsur-unsur tersebutakan menghasilkan efektivitas organisasi. Dalam situasi yang tidak menentu,

Page 82: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

82 Reformasi Birokrasi

kemampuan adaptasi, menciptakan kompetensi baru, dan mempelajarisituasi, sangat penting untuk dimiliki pejabat yang terlibat dalam pengambilankeputusan, pelaksanaan keputusan dan evaluasi. Agar menghasilkanmodernisasi tata laksana pelayanan publik sehingga meningkatkan mutu,diperlukan komitmen SDM, untuk mau berubah, siap menjawab setiapperubahan lingkungan strategis. Perubahan tidak harus segera danmenghasilkan perubahan besar, meski bertahao, namun konsisten. Yangpaling sukar berubah adalah sikap mental (mental attitude), mindset dankebiasaan (menurut Koentjaraningrat, sistem budaya itu berakar kuat,sehingga sulit diubah). Lakukan reformasi birokrasi sekarang juga.

Pemerintah Kabupaten Jembrana, membebaskan biaya pendidikan,mengatur pendanaan pembangunan, dan berusaha meningkatkankesejahteraan pegawai. Jembrana: locus, focus, obyektif, metode; 24program, hanya 6 internal; 4 program pelayanan, 7 kapasitas aparatur, dan13 kesejahteraan masyarakat; BIS (bebas iuran sekolah), JKJ (jaminankesehatan Jembrana); menggagas program inovasi; kerjasamainternasional; Best Practices (dampak, kemitraan, keberlanjutan,kepemimpinan, pemberdayaan masyarakat, kesetaraan gender, inovasikonteks lokal dan dapat dipindahkan/transferability, dan lesson-learned).Bupati Jembrana juga mempelajari pengalaman Prefektur Oita di Jepang,yang membangun daerahnya dengan motto One Village One ProducMovement, Bringing the Spirit of the Village into he City, dan ThinkGlobally, Commit Regionally, Act Locally. Bipati Jembranamemfokuskan pada DOA (duit, orang, dan alat) yang dikelola dengan baik.

Pemerintah Kabupaten Sragen mendorong produksi beras organaiknon chemical pesticie delicio organic rice, Varietas Mentik Wangi dan IR-64 dengan label Pelopor, meningkatkan kualitas SDM Sragen, diklatperdesaan, diklat sistem magang (otomotif, garmen, meubel, industri rumahtangga, gamelan, salon). Ternak cacing Lumbricus Rubellusjangkrik, kascingyang menyuburkan tanah, bahan pakan ternak, pelayanan RSUD Sragendengan billing system, profesioalisme tenaga medis, peningkatankemampuan Puskesmas dan poliklinik kesehatan desa, KAntor PelayananTerpadu (KPT) berdasarkan Perda 15/2003, perijinan dan non-perijinanprima dan satu pintu, klinik terapoi holistik, ruang konsultasi jiwa, ruangwangi untuk menenangkan pikiran, ruang pengobatan menggunakan batugiok, situs prasejarah Sangiran, batu-batuan akik bertuah, outward looking,Citra Yasa, motto perubahan belum pasti membawa perbaikan, tetapi dapatdipastikan bahwa untuk menjadi lebih baik segala sesuatu harus berubah.

Reformasi Birokrasi tersebut meliputi kelembagaan, ketatalaksa-naan, sumber daya manusia, akuntabilitas, pengawasan, dan pelayanan

Page 83: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

83Reformasi Birokrasi

publik, serta perubahan budaya kerja dan mind-set serta culture-set kearah penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan yang lebihproduktif, efisien, dan efektif. Secara mikro, dilakukan reformasi birokrasiperaturan perundang-undangan, kelembagaan pemerintahan pusat dandaerah, kepegawaian berbasis kinerja, penyederhanaan ketatalaksanaan,sistem dan prosedur kerja, peningkatan akuntabilitas kinerja aparatur negara,pengawasan komprehensif, dan sistem peayanan publik yang prima.

Prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance)merupakan rambu-rambu reformasi birokrasi. Dari sekian banyak prinsipyang dikemukakan oleh berbagai organisasi internasional, paling sedikittelah ada dua kesepakatan, yaitu sepuluh prinsip tata pemerintahan yangbaik (Depdagri) dan empat belas prinsip tata pemerintahan yang baik(Bappenas).

Sepuluh Prinsip/Karakteristik Kepemerintahan Yang Baik Toapply good governance principles in Indonesia (Depdagri, UN-Habitat, APKASI, APEKSI, ADEKSI, 2003): kesetaraan (equity),pengawasan (supervision), penegakan hukum (law enforcement),daya tanggap (responsiveness), efisiensi danefektivitas (effectivenessand efficiency), partisipasi(participation), profesionalisme(professionalism), akuntabilitas (accountability), wawasan ke depan(strategic vision), dan transparansi (transparency). Empat belaskarakteristik kepemerintahan yang baik ( Bappenas, UK-ODA, UNDP,WORLD BANK, OECD-DAC, Nurcholish Madjid, Erna Witular, BintoroTjokroamidjojo, MTI, TII, dan Kemitraan): sepuluh butir di atas ditambah(11) legitimasi, demokratisasi dan desentralistis; (12) kemitraan, kewajaran,kesamaan, dan kesetaraan, keseimbangan hak dan kewajiban, dankomitmen; (13) manajemen pembangunan yang efektif dan pelayanan publikyang prima; dan (14) komitmen pada pengurangan kesenjangan dankemiskinan, tuntutan pasar (daya saing, pemanfaatan iptek, peningkatankualitas SDM), dan komitmen pada lingkungan hidup (pembangunanaberkelanjutan, berkesinambungan, dan berwawasan lingkungan).

Prof. Bintoro Tjokroamidjojo (mantan Ketua LAN, 2002), peranpemerintah adalah sebagai agent of change menjadi planned change(perubahan yang berencana), ke agent of development, pendorong prosespembangunan dan perubahan masyarakat/bangsa.

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dituntut mewujudkanmanajemen pelayanan publik yang prima dalam arti pelayanan yang cepat,tepat, pasti, edisien, transparan, akuntabel, menjamin rasa aman, nyaman,dan tertib bagi masyarakat.

Page 84: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

84 Reformasi Birokrasi

Fungsi pemerintah mulai bergeser dari pelaksana (rowing) kepengarah (steering), dari government ke governance. penciptaan tatapemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa, penataan/pembaharuanbirokrasi pemerintahan secara menyeluruh (reinventing government),pembaharuan birokrasi, mewirausahakan birokrasi, pemerintah berorientasipada pelanggan, misi, ytangap, orientasi hasil, kompetitif, berjiwa wirausaha,terdesentralisasi, mili masyarakat, katalis, dan orientasi pasar.

Komitmen pada RPJMN 2004-2009, harus ditunjukkan denganketeguhan mendukung pencapaian sasaran pemberantasan korupsi denganmemulihkan kepercayaan masyarakat, mempercepat perwujudan aparaturnegara yang profesional, bertanggungajwab dan bebas KKN, sertameningkatan kualitas pengawasan internal, eksternal, dan masyarakat.Peningkaan kualitas pelayanan publik diupayakan dengan pelayanan publikyang tidak diskriminatif, cepat, murah, manusiawi, efektif, efisien,kelembagaan dan ketatalaksanaan yang mendukung, sdm berbasis kinerja,penerapan teknologi informasi (e-government, e-procurement, dan e-services). Dikerjakan pula penataan peraturan perundang-undangan,laporan kekayaan pejabat, penguatan lembaga penegak hukum, dankoordinasi, tindak lanjut pengaduan masyarakat, kualitas administrasi negara,dan diklat berbasis kompetensi. Pengarusutamaan difokuskan padapengarusutamaan partisipasi masyarakat, pembangunan berkelajutan,gender, dan tata kelola pemrintahan yang baik.

Untuk memayungi reformasi birokrasi, diupayakan PenataanKelembagaan dan Penyelesaian Lima RUU pada 2006, yaitu RUUAdministrasi Pemerintahan, RUU Pelayanan Publik, RUU EtikaPenyelenggara Negara, RUU Kementerian dan Kementerian Negara,RUU Kepegawaian Negara sehingga tidak ada lagi pembedaan PNS,Anggota TNI dan Polri, reposisi LPND, penanganan lembaga non-struktural (Komisi, Dewan, Badan, dll.), kelembagaan Badan LayananUmum dan Lembaga Nirlaba, pedoman organisasi perangkat daerah, statusstaf ahli Kepala Daerah, tipologi pemerintahan daerah, dan eselonisasiPNS. Lima RUU di atas, disusul RUU Badan Usaha Nirlaba, RUU TataHubungan Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, Kabupoaten dan Kota,RUU Pensiun/Janda, RUU Sistem Pengawasan Nasional, dan RUU SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Penyederhanaan Ketatalaksanaan harus mendorong pelayananterpadu, sistem, mekanisme dan prosedur, ketatalaksanan internal daneksternal manajemen pemerintahan, tata hubungan kewenangan,korporatisasi unit-unit pelayanan publik, memasukkan aspek-aspek

Page 85: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

85Reformasi Birokrasi

kemiskinan, pembangunan pertanian-perkebunan-kehutanan, kelautan,nelayan, dan usaha kecil menengah ke dalam kegiatan pendayagunanaparatur negara.

Kepegawaian berbasis kinerja harus dibangun, meliputiPerencanaan Kepegawaian (formasi, analisis jabatan, organisasi dan bebaskerja, nomenklatur jabatan fungsional, rekrutmen, seleksi, fit and propertest yang tidak diskriminatif, standar kompetensi, kompetitif, transparan,anti KKN; penempatan pegawai (standar kompetensi, kompetitif,transparan, standar kompetensi jabatan, penggunaan metode assessmentcentre, perpindahan sesuai kompetensi, jabatan terbuka, orientasi padaprestasi kerja, DP3 lebih obyektif, berorientasi hasil dan kualitas, ada catatanprestasi harian pegawai. Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi,pola pikir-sikap-perilaku produktif, didukung analisis kebutuhan diklat,penyaluran pasca diklat, dukungan anggaran memadai. Reward andpunishment (penghargaan, sanksi tegas, kriteria dan konsistensi pemberianpenghargaan. Remunerasi, hindasi tunjangan, atur gaji, beban kerja dantanggungjawab, adil dan layak. Pemberhentian dan pemensiunan (batasusia pensiun masih 56 tahun, harus ketat di seluruh Indonesia, mengapaTNI dan Polri 58 tahun, tetapi PNS tetap 56 ahun? Pola karir PNS,pengaturan jabatan struktural dan jabatan fungsional, pola kerja PNS,rangkap jabatan, PNS menjadi angota LSM, PNS aktif di partai politik.

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, AKIP(pelaporan, pemahaman, rencana strategis, rencana kinerja tahunan,penetapan indikator kinerja, pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja,pelaporan kinerja, peningkatan komitmen pimpinan dalam menerapkanSistem AKIP, penentuan indikator kinerja yang disepakati, penentuan targetkinerja, kurangnya sinkronisasi peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan akuntabilitas kinerja, kurangnya koordinasi, derajat dasarhukum penerapan Sistem AKIP (Inpres) ditingkatkan menjadi Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah.

Pelayanan publik: kelembagaan pelayanan satu atap (landasan hukum,kewenangan, dan mekanisme pembentukan, kebijakan penanaman modaldi pusat dan daerah); kejelasan kewenangan; kejelasan institusi; kejelasansistem dan prosedur; koordinasi lintas sektoral; peraturan perundang-undangan yang inkonsisten dan tumpang tindih; keamanan dan penegakanhukum; ijin lokasi dalam mendorong investasi sistem dan prosedur;persyaratan; jangka waktu; biaya; dan kejelasan institusi dan kewenangan;dan target peningkatan indeks kinerja pelayanan (service performanceindex) masing- masing instansi.

Page 86: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

86 Reformasi Birokrasi

Pengembangan Sistem Pengawasan Nasional, MekanismeKormonev (koordinasi, monitoring dan evaluasi) secara berjenjang danpembentukan organissi Kormonev di masing-masing instansi, penyeleng-garaan konsultasi publik oleh masing-masing instansi dalam programpercepatan pemberantasan korupsi dan pengawasan (internal, eksternal,masyarakat),

Untuk memperkuat reformasi birokrasi, Keppres, Perpres atauInpres diperlukan sebagai komitmen Presiden untuk melakukan perubahanpenyelenggaraan pemerintahan secara signifikan dan sesuai UU 10/2004tentang Tata Urut Peraturan Perundang-undangan.

V. CATATAN PENUTUP

Pemerintah KIB punya komitmen kuat untuk mencegah danmempercepat pemberantasan korupsi. Dalam memberantas korupsi/KKNdiperlukan reformasi dan revitalisasi institusi penegak hukum (Kepolisian,Kejaksaan, dan Kehakiman), mulailah dari diri sendiri, harus dipilih pejabatyang bebas KKN, para penegak hukum yang berani, tegas dalam menindakpelanggaran hukum da memberikan hukuman yang berat dan setimpalkepada koruptor, perlu ada sistem pengawasan yang kuat disertai shocktherapy dan kontinuitas indakan.

Amanat Etika Kehidupan Berbangsa, agar aparat negara mengede-pankan kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etos kerja,kemandirian, sikap toleransi, rasa malu, tanggungjawab, menjagakehormatan serta martabat diri sebagai warga bangsa, beretika sosial danbudaya, beretika politik dan pemerintahan, beretika ekonomi dan bisnis,beretika penegakan hukum yang berkeadilan, beretika keilmuan, danberetika lingkungan, harus dijadikan acuan dalam membangun etikapenyelenggara negara.

Kata-kata kunci tata pemerintahan yang baik, harus diamalkan, yaitujujur, peduli, saling memahami, menghargai, mencintai, menolong, danketeladanan, menuju pemerintahan yang bersih, efisien dan efektif ditandaiketerbukaan, tanggungjawab, tanggap, aspiratif, menghargai perbedaan,jujur dalam persaingan, kesediaan menerima pendapat orang lain,menjunjung tinggi hak asasi manusia, peduli, siap mundur apabila dirinyamelanggar kaidah dan sistem nilai atau tidak mampu melaksanakan tugas,mendahulukan kepentingan umum, harus bersikap jujur, amanah, sportif,siap melayani, berjiwa besar, rendah hati, dan menjadi teladan, toleransitinggi, tidak pura-pura, tidak arogan, jauh dari munafiK. Tidak melakukankebohongan publik, tidak manipulatif dan menghindari tindakan tidak terpuji,

Page 87: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

87Reformasi Birokrasi

berjiwa enterpreneur, mendorong berkembangnya etos kerja ekonomi,mendorong pemberdayaan ekonomi, menghindari KKN. Tidak diskriminasi,dan berusaha mengentaskan kemiskinan, berpandangan global, tenang,teratur, taat dan tertib hukum, kepastian hukum, berusaha bertindak adildan tidak diskriminatif, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, berimtaq danberiptek, berbudaya kerja produktif, mewujudkan karsa, cipta dan karyayang tercermin dalam perilaku kreatif, inovatif, inventif, komunikatif.Mendorong budaya baca-tulis-teliti-karya, peranserta dan partisipasimasyarakat, dan melestarikan lingkungan hidup, penataan ruang,berkelanjutan, berkesinambungan, dan berwawasan lingkungan.

Cermati Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000 TentangTata Cara Pelaksanaan Peranserta Masyarakat dan PemberianPenghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak PidanaKorupsi. Peranserta masyarakat adalah peran aktif perorangan,Organisasi Masyarakat, atau Lembaga Swadaya Masyarakat dalampencegahan dan pemberantasan korupsi: (1) Hak dan TanggungjawabMasyarakat dalam mencari, memperoleh, memberi informasi, saran danpendapat; (2) Hak dan Tanggung Jawab Masyarakat DalamMemperoleh Pelayanan dan Jawaban dari Penegak Hukum; (3) Hakdan Tanggung Jawab Masyarakat Dalam Memperoleh PerlindunganHukum; dan (4) Pemberian Penghargaan: Setiap orang, OrganisasiMasyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat yang telah berjasa dalamusaha membantu upaya pencegahan atau pemberantasan tindak pidanakorupsi berhak mendapat penghargaan, berupa piagam atau premi.

Aparatur Negara didorong agar menjadi birokrat entrepreneuryang bisa menggali peluang bisnis di daerahnya, menemukan potensi danproduk unggulan dan menumbuhkembangkan perekonomian daerah.

Dampak dan manfaat good public governance sangat besar danluas, karena itu penerapannya merupakan keharusan yang sangatmendesak, namun perlu, tetapi tidak cukup (necessary, but not sufficient),perlu dipadukan dengan international best practices yang merupakanvoluntary, walaupun kita harus hati-hati karena no one model fits for allsize dan hal lainnya merupakan mandatory. Good Public Govenancebukan mantra ajaib yang dapat menyelesaikan seluruh masalah NKRItercinta. Persyaratan kondisi internal, eksternal, dan konsistensiberkesinambungan dalam penegakan pilar-pilar good public governanceharus terpenuhi untuk optimalnya kualitas penerapannya. Agar penerapankebijakan good public governance dapat berkesinambungan, harus lebihmerupakan dorongan internal untuk memperbaiki kinerja lembaga, sehingga

Page 88: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

88 Reformasi Birokrasi

tidak terjebak pada form over substance. Penerapan good publicgovernance tidak langsung terjadi pada satu waktu dan sempurna.Sebaliknya, ia memerlukan komitmen pimpinan/pemimpin yang menyatudengan sistem organisasi, waktu panjang dengan skedul yang jelas,kesabaran dan perbaikan serta prioritas mana yang didahulukan.

Page 89: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

89Reformasi Birokrasi

Best Practices, Reformasi MelaluiPercontohan Langsung

Mustofa Kamil Ridwan

Mati memang kuasa Allah. Hanya saja, kan ada pepatah yangmenyebut betapa “sebelum ajal berpantang mati.” Maknanya tentu saja,jangan menyerah kepada “nasib”. Sebab nasib bisa diubah melalui ikhtiar(sedangkan takdir bisa diubah melalui doa). Jadi kalau seseorang cederaparah atau bahkan meninggal (atau sering sebutannya “tewas”) dalamsuatu kecelakaan, jangan terburu kita menghakimi kecelakaan itu sebagai“takdir” sebab siapa tahu sebenarnya kecelakaan itu bisa dihindari melaluiikhtiar, misalnya memerbaiki sarana pengangkutannya, atau mutusumberdaya manusianya yang membawa sarana angkutan itu. Kisah yangdututurkan AA Gym menyebut tentang dua orang gadis naik bus antarkota.Bus mengalami kecelakaan, banyak orang tewas tetapi kedua gadis ituselamat. Tentu, keselamatan itu (akhirnya) menjadi takdir, namunkecelakaan bus yang mereka tumpangi barangkali dapat dihindari kalau(misalnya) sopir bus lebih barhati-hati. Di lain sisi, keselamatan kedua gadisitu — yang cukup mengherankan — bisa dirunut kepada upaya atau ikhtiarkeduanya sebelum bus berangkat. Tak lain, itu adalah sadakah yang merekaberikan. Jadi ada upaya mencegah kecelakaan sebelum terjadi, selain doayang mereka panjatkan.

Masih menyangkut dunia transportasi, masyarakat pengguna jasaperkeretaapian masih belum lepas dari trauma akibat kecelakaan keretaapi secara beruntun hanya dalam jangka pendek. Ini termasuk sebuahlokomotif berjalan sendiri berkilo-kilo meter tanpa masinis, bahkan terlebihkonyol lagi ketika ada kereta barang yang sempat mencemaskan banyakpihak lantaran dikendalikan seorang perempuan gila tanpa diketahui masinisserta petugas stasiun. Akhirnya terpaksa kereta barang itu dihentikandengan memotong relnya, mengakibatkan ribuan ton bahan bakar yangdiangkutnya tumpah ruah.1

Page 90: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

90 Reformasi Birokrasi

Tuhan memang tidak akan mengubah nasib sebuah kaum kalau kaumitu sendiri tidak berupaya mengubahnya. Itu ayat yang banyak kali dilupakanoleh masyarakat Indonesia, padahal seharusnya mereka memahaminyamengingat posisinya sebagai mayoritas. Akibatnya yang disebut kaum miskinmelonjak jumlahya akibat krisis keuangan yang diteruskan oleh krisismultidimensional. Sungguh memalukan; dan itu sudah sama-sama kitasadari. Tetapi apa langkah yang sudah kita lakukan untuk mengatasinya?Banyak pihak—orang Islam juga—yang lebih suka menengok ke luardirinya: pemerintah, terutama, sebagai pihak yang harus bertanggung jawabatas nasib mereka. Jarang sekali mereka menyadari tanggung jawab merekaterhadap diri mereka sendiri terlebih dulu, sebelum melirik kepada orangatau pihak lain. Sebuah cerita sufi barangkali bisa memberi sedikit ilustrasi.Alkisah, Nasruddin sedang mencari-cari sesuatu di halaman rumahnya.Demikian tekun ia mencari-cari sampai seorang tetangganya ikut-ikutanmencari. Lama-lama si tetangga bertanya, “sebenarnya apa yang sedangkau cari, Nasruddin?” Nasruddin menjawab, “sebuah kunci.” Si tetanggabertanya lagi: “Di mana hilangnya kunci itu?” “Di dalam rumahku,” sahutNasruddin. Tetangganya jadi penasaran. “Tetapi mengapa engkaumencarinya di halaman?” Enteng saja Nasruddin menyahut: “Karena disini lebih terang.”

Nasruddin lebih menyukai pencarian di “tempat lain” daripada di dalamrumahnya (dirinya) sendiri karena memang lebih enak. Tak perlu bersusahpayah walau siapa pun tahu dia tidak akan menemukan yang dicarinyasampai kapan pun. Mencari di dalam diri sendiri bisa saja mengungkapkanhal-hal yang siapa tahu tak disenanginya, seperti, ternyata kesalahan ituada pada dirinya. Dia telah menjatuhkan kunci itu di dalam rumah. Kalausaja dia mau sedikit bersusah payah ia tak perlu berlama-lama mencari.

Apakah sekarang sudah terlambat untuk memulai ikhtiar? Tidak parnahada kata terlambat untuk memulai sesuatu kebaikan. Dan, nyatanya, banyakcontoh bisa disebut, betapa upaya yang sungguh-sungguh telah berhasilmengubah nasib sebuah kaum dari keterpurukan tanpa harus merengek-rengek minta dibantu. Bahkan mereka bisa dijadikan teladan bagi kaumatau wilayah lain. Adalah terlampau menggeneralisasi tatkala kitamengatakan bahwa keterpurukan menimpa seluruh bangsa Indonesia.Sebab nyatanya, di sela-sela kerumunan bangsa ini ada percik-percik sinarcerah yang menumbuhkan optimisme bagi rakyat di seputar tempat itu.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi sangatgemar menyebut keberhasilan beberapa kabupaten dalam membangun dirisebagai “best practices” sebuah good governance. Apa boleh buat,

Page 91: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

91Reformasi Birokrasi

sejauh ini ia masih mengunggulkan Sragen sebagai salah satu best of thebest. Tetapi ia ingin seluruh kabupaten di Indonesia berhasil seperti Sragen.Dan ia rajin sekali bertandang ke daerah-daerah untuk menyaksikan apayang sudah dikerjakan dan sejauh mana keberhasilannya.

Ini ia maksudkan untuk membuktikan bahwa sebenarnya sudah banyakyang dikerjakan pemerintah, tidak seperti yang digembar-gemborkan banyakpihak selama ini bahwa pemerintah tidak berbuat apa-apa untuk mengatasiketerpurukan yang melanda negeri ini akibat krisis moneter yang disusulkrisis multi dimensional. Kegerahan atas kritik-kritik yang terkadang tidakproporsional mendorongnya untuk memerintahkan stafnya menulis buku“Setahun Reformasi Birokrasi” yang sekarang sudah rampung. Sekaliguspenulisan buku itu merupakan pendorong bagi anak buahnya di KementerianNegara Pendayagunaan Aparatur Negara agar menjalankan tugasseoptimal mungkin khususnya dalam bidang pelayanan publik —mengoptimalkan pelayanan pemerintahan dan pemberdayan masyarakat.

Dukungan bagi upaya itu sendiri kian meningkat. Bahkan GubernurJawa Tengah Mardianto sudah bertekad di tahun 2006 ini seluruhKabupaten di Jawa Tengah sudah seperti Sragen. Artinya sudah memberipelayanan kepada masyarakat seperti yang dilakukan Kabupaten di bawahpimpinan H. Untung Wijono tersebut. Selangkah di belakang Sragen adalahkabupaten tetangganya, Karanganyar. Dengan kepemimpinan bupati yanghajjah itu rakyat sudah sampai merelakan tanahnya diambil 2 metersepanjang 2 kilometer untuk melebarkan jalan menuju ke kawasan wisataair terjun yang diresmikan oleh Menteri Koperasi dan UKM SuryadharmaAli beberapa waktu lalu.

Yang ada di Sragen

Lalu, apa sebenarnya yang ada di Sragen? Semuanya memang dimulaisejak hari pertama bupatinya dilantik. Antara lain ia menggulirkan, istilahnya,recovery fund program.2 Ini adalah program pengelolaan anggaranpemerintah oleh dinas-dinas yang berhubungan langsung denganmasyarakat. Fokusnya adalah membantu masyarakat dalam permodalansetelah lebih dulu dilakukan pembimbingan.

Dalam praktik program ini sangat membantu masyarakat memerolehmodal dana lunak dengan bunga sangat rendah, jauh lebih ringan dari bungabank konvensional. Seperti dipaparkan Asisten I Pemda, Edy Sasongko,dulu bunga pegadaian 4% per bulan. Ini bukan menolong namun, istilahEdy, “mengisap darah rakyat.” Kini rakyat tak perlu lagi ke pegadaianmelainkan cukup ke lembaga keuangan desa maupun kecamatan untuk

Page 92: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

92 Reformasi Birokrasi

memeroleh dana dengan bunga hanya 1% per bulan. Akhirnya pegadaianpun meniru lembaga keuangan pemerintah itu, menurunkan bunganyamenjadi 1% juga. Dana dari APBD itu tidak hilang, kata Bupati karenasecara akuntabel dikembalikan ke kas daerah, dan “keuntungan”-nya atauhasilnya dapat digunakan untuk operasi lebih lanjut dan insentif bagi dinasyang mengelolanya.

Program ini dimaksud sebagai salah satu jawaban untuk memenuhikebutuhan dana murah dan mudah didapat masyarakat. Masyarakat jugadididik agar tertib bermanajemen didasari mental kewirausahaan(entrepreneurship) yaitu, lebih dulu “berbuat sesuatu” karena danarecovery baru akan diberikan kalau si anggota masyarakat sudah lebihdulu memiliki usaha yang prospektif. Di sisi lain, dengan mengelola dana

11 Jaminan Kualitas Pelayanan Sebagai JanjiOne Stop Service Kabupaten Sragen

1. Memiliki tingkat keterjangkauan yang tinggi;2. Memiliki tingkat ketepatan yang tinggi;3. Memberikan jaminan kesopanan sesuai tata nilai yang berlaku;4. Menunjukkan kemampuan profesional;5. Memberikan kenyamanan pada pelanggan;6. Mempunyai kredibilitas kepada pemohon;7. Memiliki tingkat efisiensi yang tinggi;8. Memiliki tingkat efektivitas yang tinggi;9. Memiliki fleksibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan;10. Memiliki kejujuran;11. Memiliki kemampuan merespon secara cepat dan tepat.

NO JENIS PELAYANAN Non PERIZINAN SRAGEN WAKTU PENYELESAIAN

1. KK Sragen Kota 1 hari kerja2. KTP Sragen Kota 1 hari kerja3. Akte Kelahiran 5 hari kerja4. Akte Kematian 2 hari kerja5. Akte Pengangkatan Anak 2 hari kerja6. Akte Pengakuan & Pengasuhan Anak 2 hari kerja7. Akte Perubahan / Ganti Nama 2 hari kerja8. Akte Perkawinan 2 hari kerja9. Akte Perceraiah 2 hari kerja10. Informasi dan Pengaduan 2 hari kerja

Page 93: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

93Reformasi Birokrasi

recovery secara tertib dan benar, PNS akan mendapat insentif secararesmi/sah, yang lebih lanjut dapat mencegah mereka melakukan korupsi.

Untuk anggaran pembangunan, ada dua langkah yang dilakukan,pertama, pembangunan dengan anggaran keseluruhan diambilkan dariAPBD. Kedua, pembangunan dibiayai bersama oleh masyarakat danpemerintah (shared). Di sini, pemerintah hanya memberi bantuanperangsang berupa dana, aspal dan semen. Bantuan perangsang ini tidakdiberikan begitu saja, tetapi terlebih dulu dilakukan pengecekan di lapangan,apakah warga yang bersangkutan benar-benar memiliki semangatswadaya. Secara fisik, tim yang terjun ke lapangan juga mengecek materialpendukung misalnya pasir, grosok atau tenaga kerja. Di lapangan, bantuanperangsang semacam ini cukup efektif untuk menghimpun swadayamasyarakat dan sekaligus mendekatkan peran pemerintah denganmasyarakat.

Pada tahun 2004 pemerintah menyediakan dana stimulus sekitar Rp8,7miliar dan dampaknya dapat menghimpun swadaya masyarakat yangmencapai Rp81 miliar lebih. Sragen tidak bisa mengalokasikan dana sebesaritu hanya untuk pembangunan prasarana. Dengan cara ini masyarakat didesa-desa mampu memiliki jalan beraspal atau jalan cor, dapat memerbaikisaluran air dan memerbaiki jembatan yang rusak.

Di masyarakat memang cukup marak koperasi simpan pinjam yangjustru menjalankan praktik “lintah darat” yang di Sragen lazim disebut BankPlecit atau bank titil. Sebutan ini (mungkin) timbul dari cara penagihanpinjaman yang kerap berlangsung kucing-kucingan (plecitan). Atau, girik-nya tiap hari disobek satu-satu (dititil). Patugas penagihannya juga selalumendatangi nasabah di pasar, rumah atau tempat usaha. Kelihatannya sepertimenolong namun bank plecit nyatanya justru sangat memberatkanmengingat bunga yang dikenakan berkisar antara 5-10% per bulan. Di lainsisi, bank-bank plecit cukup diminati sebagian masyarakat, khususnyamasyarakat bawah yang kurang berani berurusan dengan bank.

Suburnya praktik semacam ini ditengarai karena sistem perbankanyang birokratik dan berbelit-belit. Sementara itu, masyarakat kecil umumnyaingin praktikal, dan tidak berpanjang-panjang, sedangkan perbankan tidakbisa “sepraktikal” itu mengingat prinsip kehati-hatian yang dituntut untukditerapkan. Sragen melakukannya dengan memerkuat lembaga keuangandan membangun lembaga keuangan baru.

Page 94: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

94 Reformasi Birokrasi

NO JENIS PELAYANAN PERIZINAN KAB. SRAGEN WAKTU PENYELESAIAN

1. Izin prinsip 12 hari kerja2. lzin Lokasi 12 hari kerja3. lzin Mendirikan Bangunan (IMB) 15 hari kerja4. HO / SITU 7 hari kerja5. SIUP 5 hari kerja6. IUI 7 hari kerja7. TDP 5 hari kerja8. TDI 5 hari kerja9. lzin Usaha Rekreasi & Hiburan Umum 5 hari kerja10. lzin Usaha Rumah Makan 5 hari kerja11. lzin Usaha Salon Kecantikan 6 hari kerja12. lzin Usaha Hotel Bunga Melati 12 hari kerja13. Biro / Agen Perjalanan Wisata 10 hari kerja14. lzin Pondok Wisata 12 hari kerja15. lzin Penutupan Jalan 2 hari kerja16. Pajak Reklame 1 hari kerja17. lzin Usaha Huller 7 hari kerja18. Izin Praktek Bersama Dokter Umum / Gigi 5 hari kerja19. lzin Pendirian Rumah Bersalin 12 hari kerja20. lzin Pendirian Balai Pengobatan 12 hari kerja21. lzin Pendirian Dokter Spesialis 5 hari kerja22. lzin Praktek Dokter Umum / Gigi 5 hari kerja23. lzin Praktek Bidan 5 hari kerja24. lzin Praktek Perawat 5 hari kerja25. lzin Pendirian Apotik 7 hari kerja26. lzin Mendirikan Optik 7 hari kerja27. lzin Praktek Tukang Gigi 6 hari kerja28. lzin Praktek Toko Obat 5 hari kerja29. Izin Pengobatan Tradisional 5 hari kerja30. lzin Produksi Makanan dan Minuman 5 hari kerja31. Rekomendasi Pendirian RS Swasta 5 hari kerja32. Rekomendasi Pendirian Pusat Kebugaran 5 hari kerja33. Rekomendasi Pendirian Salon Kecantikan 5 hari kerja34. Rekomendasi Pendirian Lembaga Pendidikan 5 hari kerja35. Rekomendasi Praktek Bersama Dokter spesialis 5 hari kerja36. Tanda Daftar Gudang (TDG) 5 hari kerja37. Perijinan Penggunaan Ketel Uap, Minyak

untuk setiap ketel 7 hari kerja38. Perizinan Penggunaan Bejana Uap/

Pemanas Air yang berdiri sendiri 7 hari kerja39. Perizinan Penggunaan Bejana Tekan 7 hari kerja40. Perizinan Botol Baja 7 hari kerja41. Perizinan Penggunaan Pesawat Angkat

dan Angkut 7 hari kerja42. Perizinan Penggunaan Pesawat Tenaga

dan Produksi 7 hari kerja43. Perizinan Penggunaan Instalasi Kebakaran 7 hari kerja44. Perizinan Penggunaan Instalasi Listrik 7 hari kerja45. Perizinan Penggunaan Instalasi Penyalur Petir 7 hari kerja46. Izin Trayek Tetap 12 hari kerja47. Izin Usaha Angkutan 12 hari kerja48. Izin Kursus 5 hari kerja49. lzin Usaha Peternakan 12 hari kerja50. Izin Pendirian Pemotongan Hewan 12 hari kerja51. lzin Keramba Apung 12 hari kerja52. Izin Usaha Jasa Konstruksi 12 hari kerja

Page 95: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

95Reformasi Birokrasi

E-Govt. di Takalar

UU No.22/1999 dan No.32 menetapkan peletakan otonomi daerahkepada kabupaten/kota dengan keyakinan bahwa pemberian pelayanankepada masyarakat akan lebih baik karena kedekatan pemerintah (daerah)dan rakyatnya. Namun kenyataan menunjukkan besarnya kendala akibatburuknya pelayanan masyarakat (public service) oleh pegawai negeri(public servants)-nya. Mantan Bupati Takalar H. Zainal Abidin dalamtulisannya berjudul, Sistem Layanan Publik (Praktek E-Government diTakalar) 3 betapa kemampuan aparatur pemerintah daerah dalammenyelenggarakan pelayanan masyarakat (public service) hampir selalubermasalah seperti tampak pada proses delivery yang tidak sesuai dengankomitmen, pelayanan yang tidak berstandar, ketidakpastian waktu, tidaktransparan, tidak praktis, tidak efisien serta pembiayaan yang tidak masukakal (unreasonable). Semua itu seakan telah menjadi fenomena yangserba melekat pada aparatur yang melayani warga. Kepercayaanmasyarakat di daerah maupun di luar negeri pun lambat laun terus berkurangdan isu korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) berembus kencang.

Untuk memulihkan kepercayaan masyarakat mau tak mau pemerintahdaerah harus mengubah pola manajemen pelayanan publik denganmenyediakan sistem informasi yang memungkinkan publik mengetahuisecara persis dan transparan apa saja yang sedang dilakukan pemerintahdaerah serta kebijakan-kebijakannya. Masyarakat pun dilibatkan dalamproses pembangunan melalui pemanfaatan teknologi informasi yang disebagian lembaga pemerintahan daerah serta lembaga swasta terbuktimampu meningkatkan kepercayaan publik yang pada gilirannya secaraperlahan berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah dari jasapelayanan yang diberikan kepada masyarakat sebagai sumber pembiayaanpembangunan daerah. 4

Tetapi implementasi sistem informasi pembangunan yang dapatmenunjang otonomi daerah menuntut sejumlah persyaratan, di antaranyakepemimpinan yang kokoh dan serasi antara Pemerintah Daerah danDPRD besertra segenap jajarannya. Selain itu, harus ada kesediaan untukterus menerus mengikuti perkembangan teknologi informasi sehinggapimpinan daerah bisa mengembangkan sumberdaya manusia (SDM) dilingkungan pemerintahan agar dapat mengelola sendiri aset-aset teknologiyang dimilikinya. Bila persyaratan itu terpenuhi maka penerapan sisteminformasi pembangunan di daerah tidaklah sulit.

Pada 23 April 2000 bersamaan dengan dibukanya MTQ TingkatProvinsi Sulawesi Selatan di Takalar diterapkanlah Sistem Layanan Satu

Page 96: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

96 Reformasi Birokrasi

Atap (Simtap) berbasis web. Dorongan utamanya, menurut Zainal Abidin,ialah keinginan memberikan layanan yang lebih cepat, transparan danakuntabel sekaligus mewujudkan good governance dari aspek birokrasi.Dengan itu, tumnuhlah kembali kepercayaan masyarakat kepadapemerintah, hal yang selama itu merupakan barang mewah. Untukmembangun sistem layanan seperti itu Pemda Takalar menggandeng DivisiRiset dan Teknologi PT Telkom di Bandung sebagai konsultan danpelaksana program sistem tersebut.

Setelah melalui “proses politik” pada April 1999 Bupati berhasilmengeluarkan surat keputusan tentang tatalaksana pelayanan umum melaluisatu atap. Melalui pembahasan bersama DPRD ditetapkanlah pembentukanKantor Unit Pelayanan Terpadu (UPT) yang menggabungkan lima kantordinas dengan 12 jenis pelayanan. Layanan Simtap di dalam satu gedungUPT ini berfungsi sebagai one stop service untuk mengurusi layananmasyarakat berupa Izin Mendirikan Bangunan (IMB), KTP, SertifikatTanah, akte Catatan Sipil, Izin Gangguan (HO), Izin Reklame, Mutasi PajakBumi dan Bangunan (PBB), Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) danTanda Daftar Usaha Kecil (TDIK) serta Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

Untuk membangun layanan masyarakat seperti itu Pemda Takalarmengeluarkan dana sebesar Rp350 juta di luar biaya pembangunan gedungUPT senilai Rp150 juta. Walau Takalar tergolong kabupaten berpenghasilanrendah di Sulawesi Selatan, namun nyatanya ia bisa menyediakan“kenikmatan” layanan online kepada masyarakat. Berbagai layananmasyarakat itu cukup ditangani enam petugas loket yang telah dilatih olehRisti Telkom Bandung serta The Habibie Center sehingga mampumengoperasikan komputer serta memakai sistem database. Dengan prosessecara online maka seluruh status transaksi Simtap dapat dipantau olehpejabat terkait. Sesuai otoritasnya Bupati pun dapat memantau secararealtime semua jenis layanan maupun jumlah transaksi dan pendapatanyang masuk ke kas Pemda. Semua ini dapat mencegah praktikpenyimpangan. Dengan Simtap pula praktik administrasi pemerintahandapat lebih diefisienkan menuju ke paperless office melalui proseskomunikasi dan persetujuan via e-mail.

Dalam pengembangannya, layanan Informasi Simtap menyiapkan dandapat diakses masyarakat antara lain melalui homepage Pemda sertainformasi terkait, juga data statistik status order layanan di UPT, penyuluhandan pengumuman serta informasi dan bursa tenaga kerja. Lalu,pengembangan selanjutnya ialah akses 24 jam ke perpustakaan umum,sistem polling dan online voting maupun knowledge management untuk

Page 97: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

97Reformasi Birokrasi

mesyarakat (pengetahuan praktikal tentang kesehatan, pertanian, perikanan,dsb.)

Kenyataan menunjukkan, pelayanan kepada masyarakat sejak Simtapditerapkan meningkat 200% dibanding sebelumnya, dan pendapatan aslidaerah (PAD) yang bersumber dari layanan publik tersebut melonjak tajam,dari Rp200 juta pada 2000 menjadi Rp600 juta pada 2005 atau 300%.Dengan demikian biaya investasi software prasarana dan pembuatansoftware aplikasi Simtap serta biaya operasional maupun pemeliharaansecara ekonomis. Dengan demikian, pelayanan kepada masyarakat malahjustru sangat menguntungkan dan memuaskan, sehingga akhirnyamenambah kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah Daerah.

Dalam perkembangan selanjutnya e-government tak sekadarmerupakan sarana layanan publik seperti Simtap melainkan bisa diperluasdengan “kotak elektronik Desa Maju, sebuah layanan informasi pertanian,kesehatan, pendidikan dan teknologi tepat guna yang disediakan agar dapatdiakses oleh siapapun dan di mana pun melalui satu nomor telepon. Inimerupakan bantuan kerja sama dari JICA, Jepang.

Sistem layanan informasi lain yang disediakan adalah Warintek(Warung Informasi Teknologi) berujud tujuh keping CD hadiah dari kantorMeneg Ristek. CD berisi informasi digital tentang teknologi tepat gunayang dapat diakese masyarakat luas di Perpustakaan Umum.

Hal lain yang amat penting dikembangkan ialah aplikasi APBD MasaDepan yang dapat dibuat sebagai sistem informasi anggaran untuk eksekutifmeskipun kalangan umum juga bisa mengeksesnya pada pos-pos anggarantertentu. Pada 2000 pernah Pemda Takalar membicarakan dengan SekjenDepkeu tentang pengembangan sinkronisasi data-data APBD denganAPBN di pusat. Ini akan memudahkan integrasi program-programpembangunan dan perencanaannya secara nasional, selain juga koordinasiantara daerah dan pusat. Namun diakui pengembangan ini tidak mudahapalagi kita belum memiliki kesepakatan tentang sistem informasi anggaranyang dapat mendukung kinerja.

Pengembangannya lebih lanjut ialah aplikasi Sistem Informasi SDM(Sidama) sebagai pusat assessment sumberdaya manusia, merupakandatabase seluruh PNS Pemda yang dapat diakses untuk kepentinganperekrutan pegawai, kenaikan dan masa pensiun. Badan KepegawaianDaerah dapat mengeksesnya untuk kepentingan promosi jabatan, prosesSK kenaikan pangkat dan SK pensiun dengan tepat waktu.

Page 98: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

98 Reformasi Birokrasi

Pelayanan publik di Semarang 5

Di Kota Semarang jumlah dinasnya 20. Kalau dikaitkan denganpembatasan jumlah perangkat daerah yang diatur dalam PP 8/2003(khususnya tentang batasan jumlah dinas 14 unit kerja) maka terdapatkelebihan 6 unit kerja. Sudah begitu, perangkat daerah ini ternyata belummampu mendukung efentivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas-tugasbirokrasi pemerintah Kota Semarang. Kendalanya, menurut WalikotaSemarang Sukawi Sutarip, Sh, SE, adalah, masih adanya duplikasi tugasdan fungsi serta kewenangan; masih adanya lembaga yang perluditingkatkan statusnya; masih adanya tugas dan beban kerja yang belumproporsional; masih adanya ego sektoral unit kerja yang lebih menonjol.

Arah reformasi pelayanan publik yang ingin dicapai oleh PemerintahKota Semarang adalah terselenggaranya “pelayanan yang prima”. Inimerupakan pelayanan yang memenuhi standar permintaan pelanggan.Pelayanan yang memenuhi standar adalah mutu suatu produk seperti yangdiharapkan pelanggan. Intinya ialah pelayanan yang lebih baik, lebih murahdan lebih cepat.

Sosok reformasi di bidang pelayanan publik antara lain adalah:A) Pembentukan unit pelayanan terpadu, berdasar SK Walikota Semarang

No. 001.1/526/20 Nov. 2000. Unit ini bertugas memberikan pelayananadministratif dan perizinan kepada masyarakat yang membutuhkanpelayanan mudah, murah dan cepat melalui sistem pelayanan satuatap (one roof service).

B) Pererintah Kota Semarang juga telah menyusun Standar PelayananMinimal (SPM) bagi semua unit kerja pelayanan Perizinan di lingkunganPemerintah Kota Semarang yang berisi landasan hukum pelayanan,prosedur pelayanan (administrasi maupun teknikal, biaya pelayanan,waktu penyelesaian dan mekanisme penyelesaian pengaduan yangdituangkan dalam Keputusan Walikota Semarang.

C) Menindaklanjuti Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah disusun,diselenggarakanlah kegiatan Bulan Layanan Publik (BLP) selama tigabulan yakni awal Januari hingga 31 Maret 2004. Pemerintah Semarangjuga menyediakan layanan telepon hotline untuk informasi yang dapatdiakses 24 jam yakni nomor 290-900. Ini diharapkan dapat memberigambaran tentang persyaratan, prosedur, dan mekanisme pelayananyang diinginkan. Ada lagi nomor telepon lain yakni telepon pengaduan,356.1717 serta nomor-nomor telepon pada masing-masing unit kerjapelayanan, yang diharapkan dapat menjadi wadah dalam menampung

Page 99: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

99Reformasi Birokrasi

keluhan-keluhan/pengaduan dari masyarakat dalam pelaksanaanpelayanan, sehingga dapat segera ditangani penyelesaiannya.

D) Dari bulan April sampai dengan akhir 2004 Pemkot Semarangmelaksanakan kegiatan Tahun Peningkatan Pelayanan Publik (TP3)dengan sasaran meliputi seluruh sektor/jenis pelayanan publik yangdiberikan oleh aparatur pemerintah termasuk BUMD. Cakupanmasalah yang ditangani tidak hanya keluhan masyarakat saja melainkanjuga berkaitan dengan pembaruan-pembaruan yang dilakukan,transparansi, akuntabilitas dan pencapaian prestasi.Dalam penyelenggaraan TP3 juga disusun Indeks KepuasanMasyarakat (IKM) yaitu data dan informasi tentang tingkat kepuasanmasyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatifdan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memeroleh pelayanandari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkanantara harapan dan kebutuhannya.

E) Untuk meningkatkan mutu pelayanan publik Pemkot Sermarang telahmelaksanakan panilaian terhadap seluruh unit kerja pelayanan terhadapsemua aspek pelayanan sesuai SPM yang dilaksanakan oleh TimKoordinasi maupun LSM (LSM “Krisis” — Kajian StrategisDemokrasi dan Sosial) dengan cara mengamati langsung prosespelayanan maupun wawancara dengan pemohon/masyarakat.Dari hasil penilaian tersebut, tampak telah adanya perubahan yangcukup signifikan sejak dilaksanakannya Reformasi Pelayanan Publik,antara lain:1. Adanya peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat;2. Adanya peningkatan kinerja apartur;3. Perbaikan/penyusunan kebijakan dalam memberikan pelayanan

baik yang menyangkut sistem pelayanan maupun sumberdayaaparatur yang melaksanakan pelayanan;

4. Adanya hubungan baik antara masyarakat yang menerimapelayanan dengan Pemerintah Kota Semarang yang memberikanpelayanan sehingga peran serta masyarakat meningkat.

Kekurangan tentu masih ditemukan di sana-sini yang masihmemerlukan perbaikan.

F) Dalam upaya menindaklanjuti hasil penilaian dan untuk meningkatkanpelayanan maka dilakukan kegiatan Tahun Peningkatan PelayananPublik 2005 dengan 4 butir langkah-langkah perbaikan.

Page 100: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

100 Reformasi Birokrasi

G) Berdasar Keputusan Walikota Semarang No. 11/2005 dibentuk PusatPenanganan Pengaduan Pelayanan Publik (P5) yaitu lembaga yangmembantu walikota dalam mengoordinasikan, melaksanakan danmengendalikan penanganan pengaduan di tingkat Pemerintah Kota.Keberadaan P5 ini ternyata sangat strategik baik bagi PemerintahKota Semarang selaku penyelenggara pelayanan maupun masyarakatsebagai penerima pelayanan, terbukti dari sambutan yang sangatresponsif dari masyarakat. Pengaduan yang masuk ke P5 periodeJanuari hingga Mei 2006 berjumlah:- Jumlah pengaduan masuk 254- Jumlah pengaduan tertangani 215- Jumlah pengaduan dalam proses 39- Persentase pengaduan tertangani 84, 65%

H) Berdasar Peraturan Walikota Semarang No. 2/2006 tertanggal 7Februari 2006 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja KantorPelayanan Terpadu (UPT) Kota Semarang dibentuklah KPT. KPTini adalah pengembangan dari Unit Pelayanan Terpadu (UPT) yangmenerapkan sistem pelayanan perijinan satu atap (One Roof Service).Dengan KPT ini kemudian dikembangkan sistem pelayanan satu pintu(One Stop Service) yaitu unit yang bertujuan memberikan pelayananoptimal dalam pengurusan berbagai macam perijinan secara cepat,tepat, mudah dan murah serta singkat, hanya melalui satu tempat saja.Layanan perijinan dan rekomendasi/surat keterangan yangdilaksanakan oleh KPT Kota Semarang berjumlah 34 jenis ( lihat tulisanSukawi Sutarip ) .Maksud dan tujuan pelayanan perijinan tanpa retribusi adalahpenyelenggaraan pelayanan prima dengan mengedepankankemudahan dan kemurahan serta percepatan penyelesaian perijinan.Harapannya adalah mampu memberikan citra Kota Semarang agarberpengaruh positif bagi tingkat pendapatan dan kesejahteraanmasyarakat Kota Semarang.Semua itu akhirnya membuahkan hasil berupa pelbagai penghargaandi bidang pelayanan.

I) Langkah kebijakan dan strategi itu tidak akan optimal hasilnya tanpadukungan-dukungan yang mampu memberikan percepatan kepadareformasi birokrasi yang efektif dan efisien. Dukungan tersebut antaralain:

Page 101: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

101Reformasi Birokrasi

1. Kepastian Hukum. Ini adalah ketegasan peraturan perundang-undangan yang memberikan kepastian hukum atas kewenanganyang diberikan pemerintah pusat dalam merumuskan danmelaksanakan kebijakan.Pelaksanaan kebijakan mengandung konsekuensi pembiayaan dantertib administrasi yang harus dipenuhi, sehingga memerlukanpengawasan dalam pengelolaan keuangan oleh berbagai macamlembaga pengawas dan penegak hukum.Di sisi lain, niat dan tekad memberikan pelayanan terbaik kepadamasyarakat seringkali terhadang oleh aturan hukum yangmembatasi kegiatan administrasi pemerintahan daerah. Contoh:- Suatu bentuk kebijakan inovatif yang seharusnya merupakan

terobosan dalam meningkatkan pelayanan sering menjadisasaran atau tuduhan tindak pidana korupsi;

- Kesalahan administrasi yang seharusnya dapat diselesaikansecara administrasi negara justru dijadikan kasus pidana;

- Pemeriksaan dari berbagai lembaga pemeriksa dan penegakhukum pada satu objek permasalahan dirasakan sangatmengganggu kinerja administrasi.

Ketidakjelasan batasan antara wilayah kebijakan administrasinegara dengan hukum inilah yang mengakibatkan timbulnyakejadian-kejadian tersebut yang akan berdampak pada penurunankinerja birokrasi.Untuk ini Pemkot Semarang mengusulkan perbaikan di bidanghukum administrasi, antara lain:a. Perlunya disusun perundangan di bidang hukum administrasi

negara yang mampu memberikan petunjuk dan batasanmengenai kebijakan yang boleh dilakukan;

b. Perlunya revisi perundang-undangan yang menegaskanpengaturan kewenangan pengujian atas kebijakan pemerintahdaerah sebelum dilakukan pemeriksaan projustisi;

c. Perlunya penegasan tentang kedudukan hukum suatu kegiatanyang payung hukumnya tidak dibatalkan oleh pemerintahtetapi oleh penegak hukum kegiatan itu dianggap sebagaipelanggaran hukum;

d. Perlunya disusun UU yang mengatur prosedur standaradministrasi pemerintahan daerah.

2. Peningkatan fungsi pengawasan. Salah satu upaya meningkatkanpercepatan reformasi birokrasi adalah melalui mekanisme kontrol/

Page 102: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

102 Reformasi Birokrasi

pengawasan baik oleh kalangan internal birokrasi maupun olehmasyarakat.

Dalam kalangan birokrasi, pengawasan bisa dilakukan oleh atasanlangsung atau oleh aparat pengawas fungsional. Pengawasan oleh atasanlangsung dikenal sebagai “pengawasan melekat” artinya pengawasan yangmelekat pada jabatan seseorang terhadap kinerja pelayana publik yangdilaksanakan oleh bawahan yang bersangkutan. Sementara itu, pengawasanoleh aparat pengawas fungsional adalah pengawasan yang dilakukan olehaparat pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi khususpengawasan secara internal terhadap penyelenggaraan pemerintahan.

Masyarakat juga mempunyai peran sangat penting dalam mendukungpeningkatan kinerja pelayanan publik oleh Pemerintah Kota Semarang.Dalam hal ini masyarakat dapat terlibat langsung dalam pelaksanaanpengawasan, terutama bila program tersebut memiliki sasaran masyarakat.Dengan demikian keterlibatan masyarakat menjadi mutlak adanyamengingat masyarakatlah yang akan memanfaatkan dan menilaikeberhasilan sesuatu program. Berikut ini adalah dua tulisan sebagai contohbest practices yang telah dilakukan oleh dua kabupaten. ***

Catatan kaki1 Layanan Publik Tahun II Edisi XII2006 p. 48.2 Layanan Publik Tahun II, Edisi XII/2006 hlm. 14,15.3 H. Zainal Abidin, Sistem Layanan Publik (Praktek E-Government di Takalar) tanpa

halaman.4 Ibid5 Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan Efektif dan Efisien di Kota Semarang,

Pemerintah Kota Semarang, 2006.

Page 103: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

103Reformasi Birokrasi

REFORMASI BIROKRASI MENUJUPEMERINTAHAN EFEKTIF DAN EFISIEN

DI KOTA SEMARANG

Sukawi Sutarip

A. LATAR BELAKANG

Bangsa yang besar adalah bangsa yang produktif, inovatif dankompetitif. Kalau mau menjadi bangsa yang besar maka kita harusmelakukan berbagai upaya serius dan sistematis ke arah itu. Salah satuupaya yang harus dilakukan adalah meminimumkan dan mengefesienkanbirokrasi pemerintahan.

Perubahan peran birokrasi sebagaimana diistilahkan dalam konsepReinveting Government sebagai “steering than rowing” mengharuskanbirokrasi mereposisikan dirinya sebagai fasilitator dan penggerak partisipasimasyarakat. Namun fenomena yang muncul di masyarakat selama ini,birokrasi cenderung menerapkan pola manajemen Top Down sehinggapublik tidak mempunyai ruang yang cukup dalam menampungkepentingannya. Akibatnya birokrasi hanya dilihat sebagai potret lembagayang sarat dengan in-efisiensi, lamban serta rentan dengan KKN.

Jika posisi tawar masyarakat menjadi lemah, maka ditinjau dari aspekfungsionalnya maka birokrasi tidak memiliki eksistensi lagi terhadapmasyarakatnya. Birokrasi kehilangan rohnya sendiri sebagai pelayanmasyarakat. Kondisi tersebut mempersulit birokrasi untuk menjadi instrumenperubahan di tengah masyarakat yang modern.

Konstelasi ini tentu harus dicarikan suatu solusi yang efektif, mengingatterpaan kritik sebagian besar masyarakat terhadap rendahnya kinerjabirokrasi harus segera direspon secepat mungkin.

B. GAMBARAN UMUM BIROKRASI KOTA SEMARANG

Sebelum masuk pada pokok bahasan kiranya perlu diketahui gambaran

Page 104: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

104 Reformasi Birokrasi

umum birokrasi Kota Semarang yang merupakan bagian integral darikonsep-konsep kebijakan reformasi birokrasi yang akan diambil. Adapungambaran umum birokrasi Kota Semarang adalah sebagai berikut :

1. Pembagian Wilayah

Kota Semarang merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah denganluas wilayah 373,70 Km2 dibagi menjadi 16 Kecamatan yang terdiri dari177 Kelurahan. Adapun pembagian wilayah Kota Semarang sebagaimanapeta dan tabel berikut :

PETA PEMBAGIAN WILAYAH KOTA SEMARANG

2. Mekanisme Kerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Lebih lanjut dalam struktur organisasi dan tata kerja Perangkat DaerahKota Semarang disusun suatu mekanisme kerja penyelenggaraanpemerintahan yang menjabarkan alur / mekanisme pelaksanaan tugas danpembagian kewenangan masing-masing perangkat daerah yang terdiri dari:

a. Unsur Pimpinan yaitu Walikota dan Wakil Walikotab. Unsur Kebijakan yaitu Sekretariat Daerahc. Unsur Penunjang yaitu Lembaga Teknis Daerah yang terdiri dari

Badan dan Kantord. Unsur Pelaksana yaitu Dinas Daerah, Kecamatan dan KelurahanAdapun dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya seluruh

unit teknis melaporkan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Adapunmekanisme kerja penyelenggaraan pemerintahan Kota Semarang adalahsebagimana Bagan dibawah ini.

Page 105: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

105Reformasi Birokrasi

JUMLAH PNS PEMERINTAH KOTA SEMARANGMENURUT KUALIFIKASI PENDIDIKAN FORMAL

NO JENIS PENDIDIKAN JUMLAH

1 SD 6592 SMP 6803 SMA 53724 D1 2595 D2 18076 D3 18557 S1 39378 S2 2359 S3 1

JUMLAH 14.841

Sumber : Data BKD April 2006

SETDA

BADAN

KANTOR

WALIKOTA

WAKIL WALIKOTA

DINAS DAERAH (CABANG DINAS &

UPTD)

KECAMATAN (KELURAHAN)

SET DPRD

DPRD

MASYARAKAT

UNSUR PIMPINAN

UNSUR KEBIJAKAN

UNSUR PENUNJANG

UNSUR PELAKSANA

BAGAN MEKANISME KERJA PENYELENGGARAANPEMERINTAHAN KOTA SEMARANG

3. Sumber Daya Aparatur

Dalam melaksanakan tugasnya Pemerintah Kota Semarang didukungoleh Aparatur Pemerintah Daerah sebanyak 14.841 orang Pegawai NegeriSipil (PNS) dan 2.660 orang Tenaga Pegawai Harian lepas (TPHL) dengankomposisi menurut kualifikasi pendidikan formal, sebagai berikut :

Garis PertanggungjawabanGaris KomandoGaris KoordinasiGaris PenunjangPeningkatan pelayanan & kesejahteraan masyarakat

Page 106: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

106 Reformasi Birokrasi

NO Golongnan PNS CPNS

1 IV 4136 -2 III 7344 1543 II 2968 1214 I 188 -

JUMLAH 14.566 275

Sumber : Data BKD April 2006

C. PENDEKATAN TEORI REFORMASI BIROKRASI

Reformasi merupakan sebuah proses perubahan, Selo Sumardjanmemberikan pengertian perubahan itu sendiri suatu bentuk perubahanpada lembaga-lembaga dalam suatu masyarakat yang mempenga-ruhi sistem sosialnya, termasuk tata nilai, sikap dan pola perilakuantara kelompok dalam masyarakat.

Sedangkan Birokrasi memiliki pengertian yang sangat luas, Max Webermengenalkan birokrasi sebagai organisasi untuk mengelola masyarakatmodern yang bisa mengatur mekanisme pemerintahan dengan efisien.Untuk membatasi pengertian birokrasi, dalam pembahasan ini birokrasidimaksudkan sebagai organisasi yang mengelola masyarakat melaluimekanisme pemerintahan dan melaksanakan fungsi-fungsi pelayananmasyarakat.

Konsep reformasi birokrasi muncul untuk menyikapi dinamikaperubahan dalam masyarakat. Birokrasi dituntut untuk meredefinisi visi,misi, peran, strategi, implementasi dan evaluasi yang dilaksanakan selamaini. Disamping hal tersebut, birokrasi juga dituntut untuk menjalanirestrukturisasi menuju organisasi yang efektif dan efisien. Demikian pulabirokrasi harus mulai memikirkan aliansi dengan pihak yang dilayani. Dalammelaksanakan tugas dan fungsinya melayani masyarakat, birokrasi justrubisa makin adaptif-proaktif-efisien jika bermitra dengan masyarakat yangdilayani. Dengan demikian reformasi birokrasi dapat dikatakan sebagaiperubahan dalam organisasi pemerintahan yang disebabkan tuntutandinamika masyarakat.

Untuk mewujudkan konsep reformasi birokrasi tersebut, terdapat tigakomponen utama sistem birokrasi yang perlu direformasi yakni organisasi,

Sedangkan komposisi menurut kualifikasi Golongan, sebagai berikut :

Page 107: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

107Reformasi Birokrasi

ketatalaksanaan dan sumber daya manusia. Pemberdayaan ketigakomponen tersebut harus didasarkan dengan tolok ukur efisiensi danefektivitas.

D. PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KOTASEMARANG

Selaras dengan filosofi otonomi daerah dan adanya potensi, kendalaserta harapan masyarakat yang begitu besar, maka Pemerintah KotaSemarang dalam upaya reformasi birokrasi menuju pemerintahan yangefektif dan efisien melaksanakan perbaikan dan penataan di berbagaibidang, yakni

1. Penyusunan Visi dan Misi

Dengan menginventarisir seluruh kewenangan, tanggung jawab,potensi, karakteristik dan sumberdaya yang tersedia, maka PemerintahKota Semarang menetapkan Visi kota untuk menjawab tuntutan danharapan mayarakat, yaitu “Semarang Kota Metropolitan yang religiusberbasis Perdagangan dan Jasa”

Adapun Visi tersebut mengandung tiga kunci pokok yaitu :KOTA METROPOLITAN mengandung arti bahwa Kota

Semarang mempunyai sarana prasarana yang dapat melayani seluruhaktivitas masyarakat Kota dan hinterlandnya; RELIGIUS mengandungarti bahwa masyarakat Kota Semarang meyakini akan kebenaran ajarandan nilai-nilai agama yang menjadi pedoman dan tuntunan dalammenjalankan kehidupannya, dalam wujud keimanan dan ketaqwaan kepadaTuhan YME. PERDAGANGAN DAN JASA yaitu merupakan basisaktivitas ekonomi masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan Misi yang ditetapkan untuk mewujudkan Visi dimaksud,selanjutnya dijabarkan sebagai berikut :

a. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang religius melaluipeningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan, pendidikan danderajat kesehatan masyarakat, dengan memperbesar akses bagimasyarakat miskin, serta penguasaan ilmu pengetahuan dantehnologi ;

b. Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah menuju tata kelolapemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, melaluipeningkatan kualitas pelayanan publik, kemandirian keuangandaerah, pengembangan kapasitas SDM dan profesionalisme

Page 108: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

108 Reformasi Birokrasi

aparatur pemerintahan, serta didukung oleh infrastrukturkepemerintahan yang berbasis tehnologi ;

c. Memantapkan perwujudan tatanan kehidupan politik, sosial danbudaya yang demokratis, serta memperkokoh ketertiban,ketentraman umum dan keamanan yang kondusif melalui upayapenegakan supremasi hukum;

d. Mendukung peningkatan kinerja pertumbuhan ekonomi kotasecara terpadu dan sinergi diantara para pelaku ekonomi yangberbasis pada perdagangan dan jasa, mendorong kemudahanberinvestasi, penguatan dan perluasan jarigan kerjasama ekonomilokal, regional, nasional dan internasional ;

e. Mewujudkan perlindungan sosial melalui penanganan penyandangmasalah kesejahteraan sosial, korban bencana alam, perlindungananak dan remaja, pemberdayaan perempuan, dan peningkatanperan pemuda, serta pencapaian keluarga sejahtera ;

f. Mewujudkan terselenggaranya kegiatan penataan ruang yangkonsisten bagi terwujudnya struktur dan pola tata ruang yangserasi, lestari dan optimal didukung pengembangan infrastrukturyang efektif dan efisien serta pengelolaan sumber daya alam danlingkungan hidup yang berkelanjutan.

2. Reformasi Kelembagaan Perangkat Daerah

Dibidang kelembagaan perangkat daerah sebagaimana digambarkansebelumnya ternyata belum mampu mendukung efektifitas dan efesiensipelaksanaan tugas – tugas birokrasi pemerintah Kota Semarang. Hal inidisebabkan adanya kendala-kendala sebagai berikut :

- Masih adanya duplikasi tugas dan fungsi serta kewenangan.- Masih adanya lembaga yang perlu ditingkatkan statusnya.- Masih adanya tugas dan beban kerja yang belum proporsional.- Masih adanya ego sektoral unit kerja yang lebih menonjol.Selanjutnya dengan diterbitkannya PP 8 Tahun 2003 tentang Pedoman

Organisasi Perangkat Daerah dan guna mengantisipasi kendala-kendalatersebut, maka pemerintah Kota Semarang melaksanakan analisa organisasiyang didasarkan pada kewenangan, karakteristik, potensi dan kebutuhan.Adapun hasilnya adalah rencana restrukturisasi perangkat daerah antaralain struktur organisasi, formasi perangkat daerah dan formasi eselonsebagaimana berikut :

Page 109: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

109Reformasi Birokrasi

D P

R D

SEKR

ETAR

IAT

DPRD

Bag P

ersida

ngan

dan R

isalah

Bag.

Tata

Usah

aBa

g. Ke

uang

an

DINA

S D

AER

AH

1. D

inas P

ekerj

aan U

mum

2. D

inas K

eseh

atan

3. D

inas P

endid

ikan

4. D

inas P

ertan

ian5.

Dina

s Perh

ubun

gan

6. D

inas P

erind

ustria

n dan

Per

daga

ngan

7. D

inas K

oper

asi, U

saha

Kec

il dan

M

enen

gah

8. D

inas T

enag

aKerj

adan

Tra

nsmi

gras

i9.

Dina

s Pen

gelol

aanL

ingku

ngan

Hidu

p10

. Dina

s Pen

anam

anM

odal

dan

Pemb

erda

yaan

Aset

11. D

inas K

elaut

anda

n Peri

kana

n12

. Dina

s Kes

os, K

B da

n Pem

berd

ayaa

nM

asy.

13. D

inas P

ariwi

sata

dan K

ebud

ayaa

n14

. Dina

s Pen

gelol

aanK

euan

ganD

aera

h15

. Dina

s Tata

Kota

16. D

inas K

ebak

aran

17. D

inas K

eber

sihan

18 D

i P

t d

Pk

1. B

appe

da2.

Bad

an P

enga

was D

aera

h3.

Bad

an K

epen

dudu

kan d

an C

apil

4. B

adan

Kes

atuan

Bag

sa da

n Perl

indun

gan

Mas

yarak

at5.

Bad

anPe

layan

anPe

rijina

n, 6.

Rum

ah S

akit U

mum

Daer

ah7.

Bad

an K

epeg

awaia

n Dae

rah

8. K

antor

Pen

didika

n dan

Pela

tihan

9. K

antor

Per

pusta

kaan

dan A

rsip

10. K

antor

Pen

elitia

n dan

Pen

gemb

anga

n11

. Satu

an P

olisi

Pamo

ng P

raja

LEM

BA

GA

TEK

NIS

DA

ERA

H

KEC

AMAT

AN

KEL

URA

HAN

WAL

IKO

TA

WAK

IL W

ALIK

OTA

SEKR

ETAR

IAT

DAER

AH

Bag P

emeri

ntaha

n Ba

g Huk

umBa

g. Pe

rkotaa

nBa

gian O

rganis

asi

ASIS

TEN

PERE

KONO

MIAN

DA

N KE

SMAS

Bag E

kono

miBa

g Sos

ialBa

g Sarp

ras K

ota

dan

LHPe

mber

daya

an M

asy

& Pe

rempu

an

ASIS

TEN

UMUM

DAN

PE

RLEN

GKAP

AN

Bag U

mum

Bag P

erlen

gkap

anBa

g Info

kom

Bag P

engo

lahan

Da

ta El

ektro

nik

ASIS

TEN

PEME

RINT

AHAN

DA

N AP

ARAT

UR

D P

R D

D P

R D

SEKR

ETAR

IAT

DPRD

Bag P

ersida

ngan

dan R

isalah

Bag.

Tata

Usah

aBa

g. Ke

uang

an

DINA

S D

AER

AH

1. D

inas P

ekerj

aan U

mum

2. D

inas K

eseh

atan

3. D

inas P

endid

ikan

4. D

inas P

ertan

ian5.

Dina

s Perh

ubun

gan

6. D

inas P

erind

ustria

n dan

Per

daga

ngan

7. D

inas K

oper

asi, U

saha

Kec

il dan

M

enen

gah

8. D

inas T

enag

aKerj

adan

Tra

nsmi

gras

i9.

Dina

s Pen

gelol

aanL

ingku

ngan

Hidu

p10

. Dina

s Pen

anam

anM

odal

dan

Pemb

erda

yaan

Aset

11. D

inas K

elaut

anda

n Peri

kana

n12

. Dina

s Kes

os, K

B da

n Pem

berd

ayaa

nM

asy.

13. D

inas P

ariwi

sata

dan K

ebud

ayaa

n14

. Dina

s Pen

gelol

aanK

euan

ganD

aera

h15

. Dina

s Tata

Kota

16. D

inas K

ebak

aran

17. D

inas K

eber

sihan

18 D

i P

t d

Pk

1. B

appe

da2.

Bad

an P

enga

was D

aera

h3.

Bad

an K

epen

dudu

kan d

an C

apil

4. B

adan

Kes

atuan

Bag

sa da

n Perl

indun

gan

Mas

yarak

at5.

Bad

anPe

layan

anPe

rijina

n, 6.

Rum

ah S

akit U

mum

Daer

ah7.

Bad

an K

epeg

awaia

n Dae

rah

8. K

antor

Pen

didika

n dan

Pela

tihan

9. K

antor

Per

pusta

kaan

dan A

rsip

10. K

antor

Pen

elitia

n dan

Pen

gemb

anga

n11

. Satu

an P

olisi

Pamo

ng P

raja

LEM

BA

GA

TEK

NIS

DA

ERA

H

KEC

AMAT

AN

KEL

URA

HAN

DINA

S D

AER

AH

1. D

inas P

ekerj

aan U

mum

2. D

inas K

eseh

atan

3. D

inas P

endid

ikan

4. D

inas P

ertan

ian5.

Dina

s Perh

ubun

gan

6. D

inas P

erind

ustria

n dan

Per

daga

ngan

7. D

inas K

oper

asi, U

saha

Kec

il dan

M

enen

gah

8. D

inas T

enag

aKerj

adan

Tra

nsmi

gras

i9.

Dina

s Pen

gelol

aanL

ingku

ngan

Hidu

p10

. Dina

s Pen

anam

anM

odal

dan

Pemb

erda

yaan

Aset

11. D

inas K

elaut

anda

n Peri

kana

n12

. Dina

s Kes

os, K

B da

n Pem

berd

ayaa

nM

asy.

13. D

inas P

ariwi

sata

dan K

ebud

ayaa

n14

. Dina

s Pen

gelol

aanK

euan

ganD

aera

h15

. Dina

s Tata

Kota

16. D

inas K

ebak

aran

17. D

inas K

eber

sihan

18 D

i P

t d

Pk

DINA

S D

AER

AH

1. D

inas P

ekerj

aan U

mum

2. D

inas K

eseh

atan

3. D

inas P

endid

ikan

4. D

inas P

ertan

ian5.

Dina

s Perh

ubun

gan

6. D

inas P

erind

ustria

n dan

Per

daga

ngan

7. D

inas K

oper

asi, U

saha

Kec

il dan

M

enen

gah

8. D

inas T

enag

aKerj

adan

Tra

nsmi

gras

i9.

Dina

s Pen

gelol

aanL

ingku

ngan

Hidu

p10

. Dina

s Pen

anam

anM

odal

dan

Pemb

erda

yaan

Aset

11. D

inas K

elaut

anda

n Peri

kana

n12

. Dina

s Kes

os, K

B da

n Pem

berd

ayaa

nM

asy.

13. D

inas P

ariwi

sata

dan K

ebud

ayaa

n14

. Dina

s Pen

gelol

aanK

euan

ganD

aera

h15

. Dina

s Tata

Kota

16. D

inas K

ebak

aran

17. D

inas K

eber

sihan

18 D

i P

t d

Pk

1. B

appe

da2.

Bad

an P

enga

was D

aera

h3.

Bad

an K

epen

dudu

kan d

an C

apil

4. B

adan

Kes

atuan

Bag

sa da

n Perl

indun

gan

Mas

yarak

at5.

Bad

anPe

layan

anPe

rijina

n, 6.

Rum

ah S

akit U

mum

Daer

ah7.

Bad

an K

epeg

awaia

n Dae

rah

8. K

antor

Pen

didika

n dan

Pela

tihan

9. K

antor

Per

pusta

kaan

dan A

rsip

10. K

antor

Pen

elitia

n dan

Pen

gemb

anga

n11

. Satu

an P

olisi

Pamo

ng P

raja

LEM

BA

GA

TEK

NIS

DA

ERA

H

1. B

appe

da2.

Bad

an P

enga

was D

aera

h3.

Bad

an K

epen

dudu

kan d

an C

apil

4. B

adan

Kes

atuan

Bag

sa da

n Perl

indun

gan

Mas

yarak

at5.

Bad

anPe

layan

anPe

rijina

n, 6.

Rum

ah S

akit U

mum

Daer

ah7.

Bad

an K

epeg

awaia

n Dae

rah

8. K

antor

Pen

didika

n dan

Pela

tihan

9. K

antor

Per

pusta

kaan

dan A

rsip

10. K

antor

Pen

elitia

n dan

Pen

gemb

anga

n11

. Satu

an P

olisi

Pamo

ng P

raja

LEM

BA

GA

TEK

NIS

DA

ERA

H

KEC

AMAT

AN

KEL

URA

HAN

KEC

AMAT

AN

KEL

URA

HAN

WAL

IKO

TA

WAK

IL W

ALIK

OTA

WAL

IKO

TA

WAK

IL W

ALIK

OTA

SEKR

ETAR

IAT

DAER

AH

Bag P

emeri

ntaha

n Ba

g Huk

umBa

g. Pe

rkotaa

nBa

gian O

rganis

asi

ASIS

TEN

PERE

KONO

MIAN

DA

N KE

SMAS

Bag E

kono

miBa

g Sos

ialBa

g Sarp

ras K

ota

dan

LHPe

mber

daya

an M

asy

& Pe

rempu

an

ASIS

TEN

UMUM

DAN

PE

RLEN

GKAP

AN

Bag U

mum

Bag P

erlen

gkap

anBa

g Info

kom

Bag P

engo

lahan

Da

ta El

ektro

nik

ASIS

TEN

PEME

RINT

AHAN

DA

N AP

ARAT

UR

RANCANGAN STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHKOTA SEMARANG

(PP 8 Th 2003 dan SKB MENPAN DAN MENDAGRI)

Page 110: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

110 Reformasi Birokrasi

NO Perangkat Yang ada Berdasarkan SelisihDaerah saat ini Kajian Jumlah

1 Sekretariat Daerah 3 Asisten 3 Asisten

8 Bagian 12 Bagian + 4 Bagian

2 Sekretariat DPRD 1 Sekretaris 1 Sekretaris -

3 Bagian 3 Bagian -

3 Dinas Daerah 18 Dinas 20 Dinas + 2 Dinas

4 Lembaga Teknis Daerah

a. Badan 6 Badan 5 Badan + 1 RSUD -

b. Kantor 4 Kantor 3 Kantor - 1 Kantor

5 Lembaga diluar - 2 Lembaga + 2 Lembaga

PP No 8 Th 2003

6 Kecamatan 16 Kecamatan 16 Kecamatan -

7 Kelurahan 177 Kelurahan 177 Kelurahan -

Tabel Konsep Formasi Perangkat Daerah Kota Semarang

Saat Berdasar Selisih Berdasarkan SelisihNo Eselon ini PP 8 (3-4) Kajian (3-6)

Th 20031 2 3 4 5 6 71 Eselon II a 1 1 0 1 0

2 Eselon II b 28 24 -4 32 + 4

3 Eselon III a 165 129 - 36 166 + 1

4 Eselon III b 16 - - 16 - - 16

5 Eselon IV a 856 522 - 334 594 - 262

6 Eselon IV b 1065 885 - 180 885 - 180

7 Eselon V a - 67 + 67 67 +67

Tabel Konsep Formasi Eselondi Lingkungan Pemerintah Kota Semarang

Page 111: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

111Reformasi Birokrasi

Apabila hasil kajian analisa organisasi Pemerintah Kota Semarangtersebut yang menyebutkan jumlah dinas sebanyak 20 unit dikaitkan denganpembatasan jumlah perangkat daerah yang diatur dalam PP 8 Th 2003(khususnya mengenai batasan jumlah dinas 14 unit kerja), maka terdapatkelebihan 6 unit kerja.

Sebagaimana diketahui bahwa dalam pasal 26 PP 8 Th 2003 membukapeluang bagi daerah untuk menambah jumlah perangkat daerah sesuaidengan potensi dan kebutuhan daerah. Berdasarkan pasal tersebutPemerintah Kota Semarang menyusun naskah akademis sebagai bahanpertimbangan usulan kepada Presiden, namun ajuan tersebut sementarabelum dapat disetujui oleh Menpan dan diarahkan tidak menambah jumlahunit kerja.

Dalam proses penyesuaian kajian tersebut kemudian diterbitkanUndang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sehingga perlu adanya revisi PP 8Th 2003. Sehubungan dengan hal tersebut pemerintah Kota Semarangterus mengkaji guna penyesuainnya sambil menunggu diterbitkannya revisiPP dimaksud dengan melaksanakan analisa organisasi, analisa bebankerja, analisa jabatan dan analisa kebutuhan pegawai dalam rangkamewujudkan birokrasi yang efisiensi dan efektifitas.

3. Reformasi Sumber Daya Aparatur

Peran dan fungsi Pegawai Negeri Sipil sangatlah strategis, disampingsebagai pelaksana Peraturan Perundangan-undangan, sebagai pelayanpublic, juga sekaligus berperan sebagai penyangga persatuan dan kesatuanbangsa serta pengelola pemerintahan. Dalam dimensi lain, Pembangunansektor aparatur ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan sosok birokrasiyang profesional, efektif dan efisien yang akhirnya bermuara pada padaterwujudnya kepemerintahan yang baik (Good Governance).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam upaya pelaksanaankebijakan pembangunan / peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur,antara lain dengan melaksanakan :

a. Peningkatan kualitas pendidikan formal PNS;b. Pengoptimalan Diklat dan peningkatan Bintek;c. Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan ;d. Penyusunan Pola pembinaan Karier PNS;e. Pengembangan jabatan fungsional;

4. Reformasi Pelayanan Publik

Arah dari reformasi pelayanan publik yang ingin dicapai oleh

Page 112: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

112 Reformasi Birokrasi

Pemerintah Kota Semarang adalah terselenggaranya “Pelayanan UmumYang Prima”

Pelayanan prima merupakan pelayanan yang memenuhi pelayananstandar terhadap permintaan pelanggan. Pelayanan yang memenuhi standaradalah kualitas (mutu) suatu produk yang diharapkan oleh pelanggan.Dengan demikian pelayanan prima terdapat dua hal yang berkaitan, yaituantara pelanggan dan kualitas. Secara sederhana definisi mutu adalah suatukondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, prosesdan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan yang diinginkanyaitu menghasilkan pelayanan yang. Lebih Baik, Lebih Murah dan LebihCepat. Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan reformasi dibidangpelayanan publik sebagaimana berikut :

a) Pembentukan Unit Pelayanan Terpadu.

Berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor 001.1/526 tanggal20 Nopember 2000 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja UnitPelayanan Terpadu (UPT) Kota Semarang, yaitu unit yang bertugasmemberikan pelayanan administrasi dan perijinan kepada masyarakat yangmembutuhkan secara mudah, murah, cepat dan tepat melalui sistempelayanan dalam satu atap (One Roof Service).

Hal ini sebagai upaya memudahkan masyarakat dalam pengurusanpelayanan perijinan dengan penempatan pengurusan perijinan di satu lokasidengan didukung sistem komputerisasi yang sudah on line sistem dengandinas terkait sehingga mendukung adanya data yang terpadu sertadiharapkan bukan lagi pemohon yang berjalan tapi berkas permohonanyang berjalan.

b) Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Pemerintah Kota Semarang telah menyusun Standar PelayananMinimal (SPM) bagi semua Unit Kerja Pelayanan Perijinan di lingkunganPemerintah Kota Semarang yang berisikan landasan hukum pelayanan,prosedur pelayanan (administrasi maupun teknis), biaya pelayanan, waktupenyelesaian dan mekanisme penyelesaian complain/ pengaduan yangdituangkan dalam Keputusan Walikota Semarang.

Dalam penyelenggaraan pelayanan tersebut juga memperhatikan danmenyelesaikan secepat mungkin segala bentuk pengaduan yang disampaikanoleh masyarakat dengan dibentuk Tim Penanganan Pengaduan yangdituangkan dalam Keputusan Kepala dinas / instansi.

Page 113: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

113Reformasi Birokrasi

c) Pelaksanaan Bulan Layanan Publik (BLP)

Menindaklanjuti Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah disusuntersebut diselenggarakan kegiatan Bulan Layanan Publik (BLP) selama 3bulan yakni awal Januari s/d 31 Maret 2004, yang pencanangannyadilaksanakan pada tanggal 2 Januari 2004.

Disamping itu Pemerintah Kota Semarang menyediakan telepon khususHotline untuk informasi yang dapat diakses 24 jam yakni nomor 290-900,yang diharapkan dapat memberikan gambaran tentang persyaratan,prosedur, dan mekanisme pelayanan yang diinginkan. Selain telepon khususHotline Pemerintah Kota Semarang juga menyiapkan nomor teleponpengaduan 356.1717 serta nomor-nomor telepon pada masing-masing unitkerja pelayanan, yang diharapkan dapat menjadi wadah dalam menampungkeluhan-keluhan / pengaduan dari masyarakat dalam pelaksanaanpelayanan, sehingga dapat segera di tangani penyelesaiannya.

d) Pelaksanaan Tahun Peningkatan Pelayanan Publik (TP3) 2004

Kegiatan Tahun Peningkatan Pelayanan Publik (TP3) ini dilaksanakanbulan April sampai dengan akhir 2004 dan sasarannya, meliputi seluruhsektor/jenis pelayanan publik yang diberikan oleh Aparatur Pemerintahtermasuk BUMD. Cakupan masalah yang ditangani tidak hanya terbataspada complaint/keluhan masyarakat saja, melainkan juga berkaitan denganinovasi-inovasi yang dilakukan, transparansi, akuntabilitas dan pencapaianprestasi.

Dalam penyelenggaraan TP3 juga disusun Indeks KepuasanMasyarakat (IKM) yaitu data dan informasi tentang tingkat kepuasanmasyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dankualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dariaparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antaraharapan dan kebutuhannya.

Adapun unsur-unsur dari Indeks Kepuasan Masyarakat adalah :1) Prosedur pelayanan;2) Persyaratan pelayanan;3) Kejelasan petugas pelayanan;4) Kedisiplinan petugas pelayanan;5) Tanggung jawab petugas pelayanan;6) Kemampuan petugas pelayanan;7) Kecepatan pelayanan;8) Keadilan mendapatkan pelayanan;9) Kesopanan dan keramahan petugas;

Page 114: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

114 Reformasi Birokrasi

10) Kewajaran biaya pelayanan;11) Kepastian biaya pelayanan;12) Kepastian jadwal pelayanan;13) Kenyamanan lingkungan;14) Keamanan pelayanan.

e) Evaluasi Kualitas Pelayanan

Dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik dilingkunganPemerintah Kota Semarang telah melaksanakan evaluasi terhadap seluruhunit kerja pelayanan terhadap semua aspek pelayanan sesuai SPM yangdilaksanakan oleh Tim Koordinasi maupun oleh LSM (LSM “Krisis” (KajianStrategis Demokrasi dan Sosial)) dengan cara mengamati langsung prosespelayanan maupun interview kepada pemohon/masyarakat.

Dari hasil evaluasi tersebut telah dicapai adanya perubahan yangsignifikan sejak dilaksanakannya Reformasi Pelayanan Publik, antara lain:

1) Adanya peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat;2) Adanya peningkatan kinerja aparatur;3) Perbaikan / penyusunan kebijakan dalam memberikan pelayanan

baik yang menyangkut Sistem Pelayanan maupun Sumber DayaAparatur yang melaksanakan pelayanan;

4) Adanya hubungan baik antara masyarakat yang menerimapelayanan dengan Pemerintah Kota Semarang yang memberikanpelayanan sehingga partisipasi masyarakat meningkat.

Walaupun masih juga ditemukan adanya beberapa hal yang harusdisempurnakan/diperbaiki dalam upaya pencapaian pelayanan prima kepadamasyarakat.

f) Langkah Penyempurnaan Pelayanan

Dalam penyusunan Standar Pelayanan Minimal yang telah ditetapkanoleh Pemerintah Kota Semarang disadari masih belum sepenuhnya dapatmemberikan gambaran nyata tentang harapan nyata dan kebutuhanmasyarakat, hal ini karena dalam proses penyusunan SPM tersebut masihdilaksanakan sepihak yaitu oleh instansi Pemerintah selaku pemberipelayanan, namun belum melibatkan masyarakat selaku penerimapelayanan.

Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka menindak lanjutihasil evaluasi dan guna peningkatan pelayanan dilaksanakan kegiatan TahunPeningkatan Pelayanan Publik Tahun 2005, dengan langkah-langkahperbaikan sebagai berikut

Page 115: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

115Reformasi Birokrasi

1) Penyempurnaan SPM dengan melibatkan Masyarakat (LSM,LP2K, dan para Pakar), agar diperoleh gambaran nyata tentangharapan dan kebutuhan masyarakat serta tingkat kemampuanDinas dalam penyelenggaraan pelayanan yang dapat memenuhiIndek Kepuasan Masyarakat.Penyempurnaan tersebut meliputi prosedur pelayanan (adminis-trasi maupun teknis), biaya pelayanan, waktu penyelesaian danmekanisme penyelesaian complain/ pengaduan yang kemudianditetapkan dengan Peraturan Walikota.

2) Peningkatan insentif bagi pegawai di lingkungan Pemerintah KotaSemarang, dengan harapan dapat memberikan dorongan dansemangat dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat,adapun insentif yang diberikan sebanyak :a) Eselon II a sebesar Rp. 2.600.000,-b) Eselon II b sebesar Rp. 1.600.000,-c) Eselon III a sebesar Rp. 700.000,-d) Eselon III b Camat sebesar Rp. 1.500.000,-e) Eselon IV a sebesar Rp. 225.000,-f) Eselon IV b sebesar Rp. 200.000,-g) Staf Golongan III dan IV sebesar Rp. 200.000,-h) Staf Golongan I dan II sebesar Rp. 150.000,-i) TPHL sebesar Rp. 100.000,-

3) Peningkatan kualitas SDM pada petugas pelayanan melaluibimbingan teknis mengenai Customer Service dan penangananpenyelesaian pengaduan (complain).

4) Peningkatan sarana prasarana pelayanan yang diharapkan mampumeningkatkan kinerja pelayanan, sehingga memenuhi tuntutan danharapan masyarakat. Adapun sarana prasarana tersebut antaralain :a) Pengadaan unit komputer kepada semua unit pelayanan di

tingkat kota sampai dengan semua kelurahan.b) Pengadaan Mobil Puskesmas Keliling;c) Pengadaan Mobil Perpustakaan Kelilingd) Rehabilitasi Gedung Sekolah Dasar;e) Pengadaan Kendaraan Pengangkut Sampah.f) Dalam rangka peningkatan dan pendekatan pelayanan

kesehatan, secara bertahap dipenuhi sarana prasaranaPuskesmas sehingga diharapkan dapat memberikanpelayanan kesehatan secara optimal kepada masyarakat.

Page 116: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

116 Reformasi Birokrasi

g) Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik akan dibanguninfrastruktur berdasarkan skala prioritas dan kemampuankeuangan daerah yang pada gilirannya nanti diharapkanmampu meningkatkan investasi di Kota Semarang

g) Pembentukan Pusat Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik(P5)

Berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor 11 Tahun 2005dibentuk Pusat Penanganan Pengaduan Pelayanan Publik (P5) yaitu lemba-ga yang membantu Walikota dalam mengkoordinasikan, melaksa-nakandan mengendalikan penanganan pengaduan di tingkat Pemerintah Kota

Keberadaan P5 ini ternyata sangat strategis baik bagi pemerintah KotaSemarang selaku penyelenggara pelayanan maupun masyarakat sebagaipenerima pelayanan terbukti dengan sambutan yang sangat responsif darimasyarakat. Untuk jumlah pengaduan yang masuk ke P5 periode bulanjanuari s/d mei 2006, yakni :

- Jumlah pengaduan masuk = 254 pengaduan- Jumlah pengaduan tertangani = 215 pengaduan- Jumlah pengaduan dalam proses = 39 pengaduan- Prosentase pengaduan tertangani = 84,65 %Adapun 10 besar jumlah pengaduan yang masuk dan tertangani bulan

Januari sampai dengan Mei 2006 adalah sebagaimana diagram berikut ini:

32 31

15

30

45

14 14

7 6

9

3

52

21

12 10 10

25 25

18 18

Pengaduan Masuk

Pengaduan Tertangani

7 6

Page 117: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

117Reformasi Birokrasi

Namun disadari pula bahwa dalam pelayanan pengaduan ini masihada kendala-kendala sehingga kedepan langkah–langkah pengembanganP5 akan terus diupayakan.

h) Pembentukan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT)

Berdasarkan Peraturan Walikota Semarang Nomor 2 Tahun 2006tanggal 7 Februari 2006 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata KerjaKantor Pelayanan Terpadu (UPT) Kota Semarang. KPT ini adalahpengembangan dari Unit Pelayanan Terpadu (UPT) yang menerapkansistem pelayanan perijinan satu atap (One Roof Service) yang kemudiandengan KPT dikembangkan sistem pelayanan perijinan satu pintu (OneStop Service) yaitu unit yang bertujuan untuk memberikan pelayananoptimal dalam mengurus berbagai macam perijinan secara cepat, tepat,mudah dan murah, serta singkat, hanya melalui satu tempat saja

Adapun layanan perijinan dan rekomendasi/ surat keterangan yangdilaksanakan oleh KPT Kota Semarang sejumlah 34 jenis, yakni :

1) Perijinan dengan Retribusia) Ijin Mendirikan Bangunan (IMB/Pemutihan IMB);b) Ijin Gangguan (HO);c) Ijin Pemasangan Reklame;d) Ijin Trayek;e) Ijin Operasional Taxi;f) Ijin Penyambungan Jalan Masuk;g) Tanda Daftar Perusahaan;h) Keterangan Rencana Kota (KRK);

2) Perijinan tanpa Retribusia) Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP);b) Ijin Usaha Industri (IUI) / Tanda Daftar Industri (TDI);c) Ijin Usaha Pasar Modern;d) Ijin Usaha Rumah Makan;e) Ijin Usaha Gelanggang Renang;f) Ijin Usaha Bilyard;g) Ijin Usaha Panti Pijat/ Mandi Uap;h) Ijin Usaha Permainan Anak;i) Ijin Usaha Hotel;j) Ijin Usaha Bar dan Karaoke;k) Ijin Usaha Biro Perjalanan Wisata;l) Ijin Usaha Persewaan VCD;m) Ijin Usaha Permainan Ketangkasan Play Station;

Page 118: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

118 Reformasi Birokrasi

n) Ijin Usaha Diskotek / Klab Malam;o) Ijin Usaha Pengilingan Padi;p) Ijin Usaha Peternakan;q) Ijin Laboratorium Kesehatan Swasta;r) Ijin Usaha Apotik;s) Ijin Usaha Toko Obat;t) Ijin Penyelenggaraan Medik Dasar Swasta;u) Ijin Rumah Sakit;v) Ijin Klinik Spesialis;w) Ijin Asrama atau Akomodasi Penampungan Calon TKI;x) Ijin Lokasi;y) Persetujuan Prinsip;z) Tanda Daftar Gudang.

Adapun maksud dan tujuan pelayanan perijinan tanpa retribusi iniadalah dalam rangka penyelenggaraan pelayanan prima denganmengedepankan kemudahan dan kemurahan serta percepatan penyelesaianperijinan. Harapannya adalah mampu memberikan image Kota Semarangsebagai Kota Pelayanan yang pada gilirannya dapat menarik minat parainvestor untuk menanamkan modalnya di Kota Semarang sehinggamembawa dampak positif terhadap tingkat pendapatan dan kesejahteraanmasyarakat Kota Semarang.

Perhatian dan keseriusan Pemerintah Kota Semarang dalam rangkareformasi pelayanan publik telah membuahkan hasil yang mengngembirakanditandai dengan diperolehnya penghargaan dibidang pelayanan antara lain:

a) Penghargan dari MENPAN sebagai Kepala Daerah yang aktifdalam kegiatan BLP.

b) Penghargaan CITRA PELAYANAN PRIMA dari MENPANsebagai Kepala Daerah Berprestasi Dalam Peningkatan KualitasPelayanan Publik.

c) Penghargaan SATYA ABDI PRAJA dari Gubernur Jatengsebagai Kepala Daerah Yang Terbaik Dalam PembinaanPelayanan Publik Tahun 2004.

d) Penghargaan CITRA PELAYANAN PRIMA dari MENPANkepada Dinas Pendaftaran Penduduk dan Catatan Sipil sebagaiUnit Pelayanan Percontohan Tahun 2004.

e) Penghargaan SATYA ABDI PRAJA Tahun 2004 dari GubernurJawa Tengah kepada Dinas Pendaftaran Penduduk dan CatatanSipil atas Prestasinya dalam memberikan pelayanan dibidangPelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Page 119: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

119Reformasi Birokrasi

f) Penghargaan Otonomi Award dari Suara Merdeka sebagai kotayang paling menarik dan kondusif di bidang investasi.

g) Penghargaan Otonomi Award dari Jawa Pos Group sebagai kotayang berhasil dibidang pembangunan ekonomi.

E. DUKUNGAN PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI

Berbagai langkah kebijakan dan strategi yang telah direncanakan dandilaksanakan oleh pemerintah daerah, khususnya Pemerintah KotaSemarang tidak akan optimal hasilnya tanpa adanya dukungan-dukunganyang mampu memberikan percepatan terhadap reformasi birokrasi yangefektif dan efisien, dukungan tersebut antara lain :

1. Kepastian Hukum

Berbagai langkah kebijakan dan strategi yang telah direncanakan dandilaksanakan oleh pemerintah daerah, khususnya Pemerintah KotaSemarang tidak akan optimal hasilnya, apabila tidak didukung denganketegasan peraturan perundang-undangan (Regulasi) yang memberikankepastian hukum atas kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusatdalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan

Seperti kita ketahui, pelaksanaan kebijakan mengandung konsekuensipembiayaan dan tertib administrasi yang harus dipenuhi, sehingga perludilaksanakan pengawasan dalam pengelolaan keuangan oleh berbagaimacam lembaga pengawas dan penegak hukum.

Akan tetapi disisi lain, manakala kita sebagai aparat pemerintah telahmempunyai niat dan tekad untuk memberikan pelayanan terbaik kepadamasyarakat, seringkali terhadang oleh aturan hukum yang membatasi kitadalam melakukan kegiatan administrasi Pemerintahan Daerah. Sebagaicontoh :

- Suatu bentuk kebijakan inovatif yang seharusnya merupakanterobosan dalam meningkatkan pelayanan, sering menjadi sasaranatau tuduhan tindak pidana korupsi;

- Kesalahan administrasi yang seharusnya dapat diselesaikansecara administrasi negara justru dijadikan kasus pidana;

- Pemeriksaan dari berbagai lembaga pemeriksa dan penegakhukum, pada satu obyek permasalahan sehingga dirasakan sangatmengganggu kinerja administrasi.

Ketidak jelasan batasan antara wilayah kebijakan administrasi Negaradengan wilayah hukum inilah yang mengakibatkan timbulnya kejadian-

Page 120: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

120 Reformasi Birokrasi

kejadian tersebut, dimana nantinya akan berdampak pada penurunan kinerjabirokrasi.

Dari uraian diatas Pemerintah Kota Semarang mengusulkan perbaikan-perbaikan dibidang hukum administrasi negara, antara lain :

a. Perlunya disusun perundangan dibidang hukum administrasi negarayang mampu memberikan petunjuk dan batasan mengenaikebijakan yang boleh dilakukan;

b. Perlunya revisi perundang-undangan yang menegaskanpengaturan mengenai kewenangan pengujian atas kebijakanPemerintah Daerah sebelum dilakukan pemeriksaan projusticia;

c. Perlunya penegasan tentang kedudukan hukum suatu kegiatandimana payung hukumnya yang oleh Pemerintah Pusat tidakdibatalkan tapi oleh penegak hukum kegiatannya dianggap sebagaipelanggaran hukum;

d. Perlunya disusun UU yang mengatur prosedur standar administrasipemerintahan daerah.

Apabila hal tersebut tidak kita sikapi bersama, akan timbul pertanyaanakankah harapan masyarakat bisa terwujud dalam ketidakberdayaanbirokrasi.

2. Peningkatan Fungsi Pengawasan

Salah satu upaya untuk meningkatkan percepatan reformasi birokrasiadalah melalui mekanisme kontrol/pengawasan. baik oleh internal Birokrasimaupun oleh Masyarakat.

a. Pengawasan Oleh Birokrasi

1) Pengawasan oleh Atasan LangsungPengawasan atasan langsung ini dikenal dengan sebutanpengawasan melekat, artinya pengawasan yang melekat padajabatan seseorang terhadap kinerja pelayanan publik yangdilaksanakan oleh bawahan yang bersangkutan. Dengan adanyapengawasan melekat ini, diharapkan dapat diketahui sedinimungkin setiap penyimpangan yang dilakukan oleh aparatbirokrasi, sehingga dapat langsung dilakukan pembinaan terhadapaparat yang bersangkutan

2) Pengawasan oleh Aparat Pengawas FungsionalAparat Pengawas Fungsional adalah aparat pemerintah yangmempunyai tugas pokok dan fungsi khusus melakukanpengawasan secara internal terhadap penyelenggaraan

Page 121: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

121Reformasi Birokrasi

pemerintahan. Pelaksanaan pengawasan fungsional dilakukanmelalui :- Pemeriksaan reguler adalah pelaksanaan pemeriksaan

oleh aparat pengawas fungsional yang dilakukan secaraberkala terhadap penyelenggaraan Pemerintahan.

- Pemeriksaan Kasus / khusus, ini dalah salah satu bentukpengawasan fungsional yang dilakukan dalam rangkamenindaklanjuti setiap pengaduan yang dilakukan olehmasyarakat atas adanya dugaan penyimpangan / penyalah-gunaan wewenang yang dilakukan aparat pemerintah

- Pelaksanaan Sidak Penegakan Disiplin PNS, inidimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan PNS. Denganadanya PNS yang disiplin, akan sangat berpengaruh dalampeningkatan kinerja birokrasi.

b. Pengawasan Oleh Masyarakat

Selain pengawasan fungsional yang dilakukan oleh aparat pengawasfungsional pemerintah tersebut diatas, masyarakat juga mempunyai peranyang sangat penting dalam mendukung peningkatan kinerja pelayanan publikoleh Pemerintah Kota Semarang.

Pelaksanaan pengawasan tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak yangterlibat dalam program seperti pengelola (aparat atau pihak yang ditunjuk),akan tetapi masyarakatpun dapat terlibat secara langsung dalampelaksanaan pengawasan. Keterlibatan masyarakat menjadi sangatpenting apabila program tersebut memiliki sasaran masyarakat. Sehinggaketerlibatan masyarakat sangat mutlak diperlukan mengingat masyarakatlahyang akan memanfaatkan dan menilai keberhasilan suatu program.

B. PENUTUP

Upaya-upaya Reformasi Birokrasi sebagai upaya mengubah mindsetPNS akan terus dilaksanakan, sampai benar-benar tercipta efesiensi danefektifitas birokrasi yang mampu memberikan pelayanan prima kepadamasyarakat membudaya baik pada aparat yang melayani maupunmasyarakat yang dilayani, guna mewujudkan good governance.

Apapun upaya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah KotaSemarang tidak akan mampu membawa hasil yang optimal apabila hal initidak didukung segenap stakeholder penyelenggara pelayanan sesuaibidang pelayanan masing-masing dengan semangat mewujudkan pelayanan

Page 122: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

122 Reformasi Birokrasi

prima dan yang tidak kalah pentingnya adalah peran aktif masyarakatKota Semarang dalam menjalankan fungsi pengawasan.

DAFTAR PUSATAKA

1. Reformasi Birokrasi di Indonesia, Selo Sumardjan (1998), Jogyakarta.2. Reeventing Goverment , David Osborne & Ted Gaibler (1998), Balai

Pustaka, Jakarta.3. Informasi Kelembagaan Perangkat Daerah Kota Semarang, Pemerintah

Kota Semarang (2005), Semarang.4. Reformasi Pelayanan Publik di Lingkungan Pemerintah Kota Semarang,

Pemerintah Kota Semarang (2005), Semarang.5. Formasi Kepegawaian Bulan April 2006, Badan Kepegawaian Daerah

Kota Semarang (2006), Semarang.6. Laporan Bulan Mei 2006, Pusat Penanganan Pengaduan Pelayanan

Publik (P5) Kota Semarang (2006), Semarang.

Page 123: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

123Reformasi Birokrasi

SISTEM LAYANAN PUBLIK( PRAKTEK E-GOVERNMENT DI

TAKALAR)

H. ZAINAL ABIDIN

Sistem Informasi Layanan Publik

Kemajuan teknologi dewasa ini, khususnya di bidang sarana komunikasi,sangat mendukung sistem informasi yang dapat menjangkau seluruh negaratanpa mengenal batas teritorial kedaulatan suatu negara. Dunia seolah-olah semakin sempit atau semakin dekat. Setiap kejadian yang timbul disuatu negara atau wilayah dengan cepat dapat dikonsumsi oleh seluruhdunia. Di satu sisi kemajuan teknologi informasi ini sangat menguntungkan,namun di sisi lain dapat pula merugikan, misalnya hal-hal negatif di suatutempat akan dapat diketahui oleh publik yang tentunya sangat berpengaruhpada pembentukan opini masyarakat.

Dikaitkan dengan sistem informasi manajemen pembangunan dalamrangka otonomi daerah, maka sistem informasi manajemen pembangunandaerah di suatu daerah dapat diakses oleh daerah lain atau sebaliknya bilakita bisa manfaatkan dengan baik, maka akan terwujud interkoneksitasyang pada gilirannya dapat digunakan untuk saling melengkapi dalammenunjang pembangunan daerah.

Bertolak dari keyakinan bahwa otonomi daerah yang oleh UU No 22Tahun 1999 dan UU No 32 Tahun 2004 diletakkan sepenuhnya padaKabupaten/Kota, karena lebih dekat dalam pemberian pelayanan kepadamasyarakat. Namun harus diakui kondisi dan kenyataan bahwa kemampuanaparatur pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pelayananmasyarakat (public service) hampir selalu bermasalah. Seperti tampakpada proses pelayanan yang tidak sesuai dengan komitmen, pelayananyang tidak berstandar, ketidakpastian waktu, tidak transparan, tidak praktis,tidak efisien, serta pembiayaan yang tidak masuk akal (unreasonable).

Page 124: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

124 Reformasi Birokrasi

Semua itu seakan telah menjadi fenomena yang serba melekat pada aparaturyang melayani warga. Kepercayaan masyarakat di daerah maupun di luarnegeri pun lambat laun terus berkurang, dan isu korupsi, kolusi dannepotisme (KKN) terhembus kencang.

Untuk memulihkan kepercayaan masyarakat, mau tidak maupemerintah daerah harus mengubah pola manajemen pemerintahanpelayanan publik solusinya menyediakan sistem informasi yang memungkin-kan publik mengetahui secara persis dan transparan tentang apa saja yangsedang dilakukan pemerintah daerah serta kebijakan-kebijakannya.Masyarakat pun dilibatkan dalam proses pembangunan melalui pemanfaatanteknologi informasi yang di sebagian lembaga pemerintahan daerah, sertalembaga swasta, terbukti mampu meningkatkan kepercayaan publik. Padagilirannya, secara perlahan berdampak pada peningkatan pendapatan aslidaerah melalui jasa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat danmenjadi sumber pembiayaan pembangunan daerah.

Pengembangan sistem informasi pembangunan juga dapat membawadampak tidak kecil pada peningkatan ekonomi masyarakat. Kepercayaankalangan pengusaha termasuk investor setelah mereka membaca danmendengar kabar perihal penggunaan sistem informasi tersebut.

Tetapi, implementasi sistem informasi pembangunan yang dapatmenunjang Otonomi Daerah menuntut sejumlah persyaratan. Di antaranya,persyaratan kepemimpinan yang kokoh dan serasi antara pemerintah daerahdan DPRD beserta segenap aparatnya. Selain itu, kesediaan untuk terusmenerus mengikuti perkembangan teknologi informasi, Pimpinan daerahharus bisa mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di lingkunganpemerintahan agar bisa mengelola sendiri aset-aset teknologi yangdimilikinya. Bila persyaratan tersebut terpenuhi, penerapan sistem informasipembangunan, di daerah tidaklah sulit.

Sebagai ilustrasi dalam tulisan Joko Sugiarsono berjudul “MembangunEfisiensi dan Transparansi lewat E-Government”, majalah “Swa” (2000)menyebutkan bahwa di negara maju seperti Amerika Serikat, praktek e-government masih tergolong hijau, apalagi di negara-negara berkantongtipis. Buktinya, seperti diungkap Business Week Online (17 Januari 2000)sekitar US $ 600 miliar nilai transaksi pemerintah (dari individu maupunperusahaan) per tahun; yang dilakukan secara online kurang dari 1%.Hal ini umumnya karena sektor publik takut mengambil resiko dan jugakarena kurangnya orang yang mengerti teknologi.

Beberapa negara bagian malah memanfaatkan aplikasi yang sudahbenar-benar berbasis web. Contohnya, kini warga negara bagian Georgiabisa memberi izin berburu, memancing dan berkapal lewat internet. Para

Page 125: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

125Reformasi Birokrasi

profesional di negara bagian Maryland bisa memperbarui SIM lewatkomputer di rumah. Tak sedikit pula para pengacara di Carolina Utarayang bisa mengakses ringkasan file secara elektronik.

Anggaran yang dikeluarkan memang tak sedikit, pemerintah negarabagian California misalnya, harus rela merogoh koceknya sebesar US $15juta “hanya“ untuk membuat database file perusahaan agar bisa diaksespara banker yang ingin mengetahui properti yang tersedia.

Membangun Efisiensi dan Transparansi lewat E-Government diTakalar.

Pada tanggal 23 April 2000 bersamaan dengan dimulainya MTQTingkat Provinsi Sulawesi Selatan di Takalar, Kabupaten yang pertama diIndonesia menerapkan Sistim Informasi Layanan Satu Atap (SIMTAP)berbasis web, sementara daerah lain masih sibuk dengan berbagai agendapolitik.

Sebenarnya sistim layanan satu atap bukan hal baru, KabupatenGianyar Bali lebih dulu menerapkannya, tapi masih manual menggunakanformulir tercetak dan petugas melayani face to face. Sistem LayananSatu Atap Takalar lebih maju, sebab menggunakan aplikasi komputerberbasis teknologi web, Kesigapan Pemerintah Daerah membangunSIMTAP didorong keinginan memberikan layanan yang baik yang lebihcepat, transparan dan akuntabel sekaligus dapat mewujudkan goodgovernance dari aspek birokrasi. Akan tetapi lebih dari itu dari aspekpolitik telah tumbuh kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yangselama ini senantiasa mendapatkan cemoohan karena layanan yang buruk.

Untuk membangun sistem layanan seperti itu, Pemda Takalar yangpada tahun 1999 menggandeng Divisi Riset dan Teknologi PT. Telkom diBandung sebagai konsultan dan pelaksana program sistem layanan tersebut,dalam arti bahwa ide SIMTAP lahir dari kemauan keras dari Bupati danDivisi Risti yang mewujudkannya suatu keputusan yang sangat spektakulerdi masa itu. Rancangan software berkali-kali didiskusikan di kantor RistiTelkom Bandung. Pada saat itu, belum ada contoh software yang bisadicontoh atau diduplikasi. Semua murni kreasi pemda Takalar dan Risti.

Setelah melalui proses politik yang lancar, pada April 1999 PemdaTakalar berhasil mengeluarkan surat keputusan tentang tatalaksanapelayanan umum melalui satu atap yang pembahasannya melibatkanDPRD. Langkah selanjutnya ditetapkan pembentukan kantor UnitPelayanan Terpadu (UPT) yang menggabungkan lima kantor dinas dengan

Page 126: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

126 Reformasi Birokrasi

12 jenis layanan. Lewat SK seperti itu, kerjasama antar dinas berjalanlancar.

Sesuai namanya, layanan SIMTAP di dalam satu gedung UPT iniberfungsi sebagai one stop service untuk mengurusi 12 layanan publikterdiri dari Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Kartu Tanda Penduduk(KTP), Sertifikat Tanah, Akte Catatan Sipil, Izin Gangguan (HO), IzinReklame, Mutasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Surat Izin UsahaPerdagangan (TDUP) dan Tanda Daftar Industri Kecil (TDIK) dan TandaDaftar Perusahaan (TDP).

Untuk membangun sistem layanan publik seperti itu, Pemda Takalarrela mengeluarkan dana sebesar Rp350 juta di luar biaya pembangunangedung UPT yang memakan anggaran Rp150 juta. Untuk diketahuiKabupaten ini tergolong daerah berpenghasilan rendah di Sulawesi Selatan.Walaupun demikian Kabupaten ini ternyata bisa menyediakan kenikmatanlayanan online kepada masyarakat.

Layanan publik tersebut lewat UPT hanya ditangani 6 petugas loketyang telah dilatih oleh pihak Risti Telkom, sehingga mampu mengoperasikankomputer dan memakai sistem database. Petugas loket 1 menerimapembayaran setiap pemohon pada semua layanan sesuai tarif yangtercantum pada papan pengumuman, serta merekap dan menyetorpembayaran ke pemegang Kas. Sementara Petugas loket 2 sampai 6menangani ke 12 layanan publik tersebut. Bagi masyarakat, praktek layanansatu atap atau SIMTAP jelas lebih nyaman bila dibandingkan layanansebelumnya yang terpisah dan banyak kantor yang harus didatangi. Layananmanual dengan waktu yang lama dan tidak memuaskan. Layanan publikberbasis teknologi informasi ini sangat transparan karena masyarakat jugadapat mengetahui kemajuan proses dan status layanan yang dibutuhkanpara petugas misalnya status selesai atau tidak lengkap berkas.

Proses SIMTAP berjalan secara online sehingga semua statustransaksi bisa dimonitor oleh pejabat terkait maupun bupati bisa memonitorsecara realtime jumlah transaksi dan pendapatan yang masuk ke kasPemda.

Sebelum SIMTAP diluncurkan, semua pejabat terkait mendapatkanpelatihan dari Risti Telkom Bandung sehingga mampu melakukan monitoringsesuai hak aksesnya masing-masing. Bupati memiliki otoritas aksesmonitoring untuk semua jenis layanan. Sistem SIMTAP Kabupaten Takalardengan segera bisa mencegah praktek penyimpangan. Selain itu denganpraktek administrasi pemerintahan yang efisien bisa diarahkan menujupaperless office, berkat proses komunikasi dan persetujuan via e-mail.

Page 127: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

127Reformasi Birokrasi

Layanan informasi SIMTAP Kabupaten Takalar dalam pengem-bangannya dipersiapkan untuk dapat diakses masyarakat melalui homepagePemda beberapa informasi terkait seperti data statistik daerah, status orderlayanan di UPT, penyuluhan, dan pengumuman serta informasi dan bursatenaga kerja.

Pengembangan selanjutnya juga menerima pengaduan layanan umum24 jam, akses kepustakaan umum (persiapan perpustakaan digital sudahdiresmikan), sistem polling dan online voting, serta knowledgemanagement untuk masyarakat (pengetahuan praktis tentang kesehatan,pertanian, perikanan, dsb). Untuk hal ini Pemda Takalar telah menjalinkerjasama dengan Kantor Menristek untuk menerima akses Warintek“Warung Teknologi”. Tentunya dibutuhkan tersedianya fasilitas jaringaninternet yang ekonomis ke daerah-daerah.

Manfaat SIMTAP

Pelayanan masyarakat sejak SIMTAP diterapkan pada tahun pertamameningkat 200 persen bila dibanding sebelumnya. Dan pandapatan aslidaerah yang bersumber dari layanan publik tersebut meningkat tajam, dariRp 200.000.000,- tahun 2000 menjadi Rp600.000.000,- pada tahun 2005atau 300% (persen). Dengan demikian biaya investasi infrastruktur danpembuatan software aplikasi SIMTAP dan biaya operasional danpemeliharaan secara ekonomis pelayanan ini bagi masyarakat sangatmenguntungkan dan memuaskan, menambah kepercayaan masyarakatterhadap Pemerintah Daerah.

E-government Kabupaten Takalar tak sekedar berupa aplikasi layananpublik seperti SIMTAP. Takalar juga meluncurkan Kotak Elektronik DesaMaju, sebuah layanan informasi pertanian, kesehatan, pendidikan danteknologi tepat guna yang disediakan agar dapat diakses oleh masyarakatumum di manapun, melalui satu nomor telepon. Program ini terwujud berkatbantuan dan kerjasama Pemda Takalar dengan JICA Jepang, selainlayanan informasi lainnya yang disediakan berupa Warintek (WarungInformasi Teknologi).

Aplikasi lain yang amat penting dikembangkan adalah aplikasi APBDMasa Depan, yang dapat dibuat lebih sebagai sistim informasi anggaranuntuk eksekutif, meskipun kalangan umum juga bisa mengaksesnya padapos-pos anggaran tertentu. Pada tahun 2000 Pemda Takalar membicarakandengan Sekjen Departemen Keuangan untuk mengembangkan kemungkinansinkronisasi data-data APBD dengan APBN di pusat. Hal ini akanmemudahkan integrasi program-program pembangunan dan perencana-

Page 128: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

128 Reformasi Birokrasi

annya secara nasional, selain koordinasi antara daerah dan pusat. Namundiakui bahwa pengembangan itu tidak mudah, apalagi kita belum memilikikesepakatan tentang sistem informasi anggaran yang dapat mendukungkinerja.

Takalar juga mengembangkan aplikasi Sistim Informasi SDM(Sidama), sebagai pusat assessment sumber daya manusia, merupakandatabase seluruh PNS Pemda yang dapat diakses untuk kepentinganrekrutmen pegawai, kenaikan pangkat, data Diklat dan masa pensiun, semuadapat diakses oleh Badan Kepegawaian Daerah untuk kepentingan promosijabatan, proses SK kenaikan pangkat dan SK pensiun dengan tepat waktu.

Walaupun Kementerian Infokom yang telah diserahi tugas oleh Presidenuntuk mengembangkan telematika nasional, yang tugas-tugasnya terteradalam Keputusan Presiden No 6 Tahun 2001 tentang Telematika, penyiapanSDM tak kalah pentingnya dari sekedar menyediakan sistem informasiatau e-govemment. Oleh karena itu Pemerintah Daerah yang akanmenerapkan sistem informasi layanan publik harus mampu menjalin kerjasama dengan lembaga-lembaga nasional dan internasional, seperti KantorMenristek, The Habibie Center, PT. Telkom, JICA, dalam melakukanpelatihan-pelatihan aparat. Tak kalah pentingnya adalah adanya kemauandan semangat serta kemampuan leadership Kepala Daerah untuk memulaisekarang juga, karena kalau tidak, kita akan terlalu jauh ketinggalan darinegara-negara maju atau negara-negara tetangga yang telah lamamemanfaatkannya. Kepala Daerah perlu memiliki visi dan wawasanteknologi ke depan. Jika tidak, program yang telah ditanamkan untuk sistemteknologi informasi berupa e-government akan mubasir. IT terusberkembang, aplikasi atau software akan mudah tertinggal. Karena ituperlu terus menerus diadakan penyesuaian dan perubahan. Pemeliharaanharus terus ada dan kesadaran teknologi serta semangat untuk memberikanlayanan publik sebagai inti berdemokrasi harus terus diperjuangkan secaramikro.

Praktek E-Govemment di Takalar ini membuat layanan PemerintahDaerah menjadi lebih efisien, dan ini menimbulkan banyak penghematan.Sesuatu yang sangat penting dalam langkah reformasi birokrasi.

Page 129: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

Eko Prasodjo, Doktor, Dosen ilmu politik. Ketua Departemen IlmuAdministrasi FISIP UI dan Konsultan GTZ SfGG di Kantor Menpan.

Sofian Effendi, Pernah jadi Deputi Menristek, Ketua BAKN dansekarang Rektor Universitas Gadjah Mada.

R. Siti Zuhro, memperoleh Phd di Curtin University of Technology diPerth, Australia. Peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia,Manager Riset The Habibie Center. Menulis sejumlah artikel danpenelitian di bidang politik.

Taufiq Effendy, alumni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, BrigjenPol. (purn.), Master of Business Administration dan AlumniInternational Police Academy, Washington DC, AS. MenteriPenertiban Aparatur Negara. Pernah jadi Anggota DPR RI danLiaison Officer Dinas Hubungan Luar Negeri Polri dan Staf AhliKapolri.

Komaruddin, alumni ITB dan APU. Pernah menjadi Deputi AnalisisSistem BPPT. Deputi kemudian Staf Ahli Menpan.

Mustofa Kamil Ridwan, Master Ilmu Komunikasi Ohio University.Pernah berkerja sebagai wartawan Antara, Indonesia Times, HarianSuara Karya, Wakil Pemred Harian Republika. Sekarang seniorfellow di The Habibie Center.

Sukawi Sutarip, Sarjana Hukum, Walikota Semarang (dua periode)

H. Zainal Abidin, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulsel mewakili PartaiPDK, Pernah menjadi Sekda Kab. Gowa dan Bupati Kab. TakalarSul-sel.

Biodata Penulis

Page 130: jurnal is-vo-6 no.1 i(OK) - · PDF fileasing yang mengkatagorikan birokrasi di Indonesia masih tergolong yang terburuk di dunia. Negara yang memiliki ... seolah-olah tidak pernah bergerak

Jawara dan Kekuasaan: Peranan Jawara dalam Polltik PascaPembentukan Propinsi BantenLili Romli & Taftazani

Problematika Myanmar dalam ASEANAwani Irewati; Ratna Shofi Inayati; Jopkie Kurniawan

Peran Birokrasi dalam Pilkada di JemberR. Siti Zuhro

Dampak Kenaikan Harga BBM pada Kelompok MasyarakatNear Poor Komuter di BODETABEKAndrinof A Chaniago; Joko Tirto Raharjo; Vidia Arianti

Pemilihan Kepala Daerah Langsung di Daerah Pemekaran:Studi Kasus Kabupaten Kaur Propinsi BengkuluIrman G. Lanti; Aly Yusuf; Afdal Makkuraga

Upaya Inovasi Sistem Rekrutmen CPNS Pasca Orde Baru:Studi Terhadap Sistem Rekrutmen CPNS Tahun 2004 - 2005Andrinof A Chaniago; Israr Iskandar; Dodi Priambodo

KAJIANThe Habibie Center

Hubungi:

THE HABIBIE CENTERJl. Kemang Selatan No. 98 Telp. (021) 7817211

Fax. (021) 7817212 Jakarta 12560