EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN...
Transcript of EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN...
EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013
Bambang Suryadi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
[email protected] Agustus 2013
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 dan memberikan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan UN pada tahun yang akan datang. Sesuai dengan tujuan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 disebabkan lemahnya manejemen di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sentralisasi pencetakan bahan UN juga menjadi penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN. Untuk meningkatkan penyelenggaraan UN, pencetakan naskah soal UN perlu dikembalikan ke masing-masing-masing daerah.
Kata kunci: ujian nasional, manejemen, penilaian, evaluasi, pendidikan, pengelolaan.
Pendahuluan Penyelengaraan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 merupakan penyelenggaraan
yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat dilihat beberapa
kasus atau keluhan tentang pelaksanaan UN, diantaranya adalah: (1) Terjadinya
dugaan kebocoran soal ujian serta disinyalir adanya bocoran jawaban UN; (2)
Terdapat fenomena contek menyontek secara masal dan sistematik; (3)
Terlambatnya distribusi soal sampai ke satuan pendidikan; (4) Tertukarnya sejumlah
soal UN atau kurangnya jumlah naskah UN yang diterima satuan pendidikan; (5)
Tertukarnya naskah UN antar daerah atau wilayah; (6) Terjadinya ketidakjujuran dari
aparat/oknum di satuan pendidikan maupun di pemerintah daerah dan pusat; dan
lain sebagainya.
1
Khusus untuk UN SMA/MA dan SMK, ada 11 provinsi di wilayah Indonesia bagian
tengah dan timur yang pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK ditunda karena naskah
soal UN terlambat didistribusikan. Kondisi ini sangat berdampak kepada psikologis
peserta UN. Sebab mereka sudah belajar dan mempersiapkan diri dengan
sungguh-sungguh dan berusaha keras untuk ikut ujian, ternyata pada hari
pelaksanaan ujian tidak bisa mengikuti ujian karena belum ada soal ujian. Dampak
lainnya adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan mengundurkan diri dari jabatannya serta adanya
indikasi penyimpangan dalam penggunaan keuangan sesuai dengan hasil
investigasi Inspektorat Jenderal Kemdikbud dan hasil audit Badan Pemerika
Keuangan (BPK).
Karena buruknya penyelenggaraan UN tersebut muncul beberapa komentar yang
negatif terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada yang menyebut UN
adalah Ujian Nuh (Majalah Detik, 22-28 April 2013). Ada juga yang meminta Menteri
Pendidikan mundur dari jabatannya.TV One melalui acara Indonesia Lawyer's Club
membahas UN dengan judul "UN ambur adul siapa tanggungjawab" pada tanggal 23
April 2013. Yang lebih parah lagi adalah ada pihak yang menjadikan momentum ini
untuk menghapuskan UN dari sistem pendidikan nasional.
Menyadari pentingnya peranan penilaian dan evaluasi dalam sistem pendidikan
nasional dan dengan semangat untuk memperbaiki sistem penilaian (ujian nasional),
maka perlu dilakukan evaluasi penyelenggaraan UN tahun 2013.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa dasar penyelenggaraan UN tahun 2013?
2. Apa perbedaan dan persamaan penyelenggaraan UN tahun 2012 dan tahun
2013?
3. Apa faktor penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013?
2
4. Apa dampak kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 terhadap
manajemen organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan?
5. Bagaimana keabsahan proses pelaksanaan dan keabsahan hasil UN SMA
sederajat tahun 2013?
6. Apa usulan perbaikan penyelenggaraan ujian nasional tahun yang akan
datang?
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan UN tahun
2013. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyelenggaraan
UN dari aspek yuridis yang menjadi dasar penyelenggaraan UN, perbedaan
penyelenggaraan UN tahun 2012 dan tahun 2013, faktor-faktor penyebab
kekisruhan penyelenggaraan UN, dampak kekisruhan penyelenggaraan UN, dan
keabsahan pelaksanaan UN dan keabsahan hasil UN tahun 2013. Penelitian ini juga
bertujuan untuk memberikan pemikiran untuk perbaikan penyelenggaraan UN di
masa yang akan datang.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini
dapat memberikan informasi tentang pentingnya penilaian dalam sistem pendidikan
nasional. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta satuan
pendidikan dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan UN.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan
melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam (in-dept interview) untuk
mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Data yang ada
dianalisis secara deduktif, yaitu analisis yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya
umum kemudian ditarik kesimpulan yang sifatnya khusus.
3
Hasil Penelitian dan Pembahasan Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, hasil penelitian ini
diklasifikasikan menjadi beberapa sub topik sebagai berikut.
1. Dasar Penyelenggaraan UN Tahun 2013
Secara yuridis ujian nasional merupakan amanah Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 58 ayat (2) UU
No. 20/2003 tentang Sisdiknas disebutkan “Evaluasi peserta didik, satuan
pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara
berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian
estándar nasional pendidikan”.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Estándar Nasional
Pendidikan juga mengamanahkan Pemerintah untuk menyelenggarakan ujian
nasional. Pasal 63 ayat (1): Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah terdiri atas:
a. Penilain hasil belajar oleh pendidikan;
b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Pasal 66 ayat (2): Ujian Nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan
akuntabel. Pasal 66 ayat (3): Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu
kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satutahun pelajaran. Pasal 68:
Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;
b. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan;
dan
d. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Pasal 69 ayat (1): Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan
menengah dan pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian
nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan.
Pasal 69 ayat (2): Setiap peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib mengikuti satu kali ujian nasional tanpa dipungut biaya.
4
Pasal 69 ayat (3): Peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian
nasional setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Badan Estándar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Dari empat kegunaan hasil UN sebagaimana disebutkan dalam Pasal 68 di atas,
yang masih menjadi masalah adalah untuk penentuan kelulusan peserta didik
dari program dan/atau satuan pendidikan.
Selain itu, dasar penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang
Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan pendidikan dan Penyelenggaraan
Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.
Berdasarkan Permendikbud ini, BSNP juga menetapkan Peraturan Badan
Estándar Nasional Pendidikan Nomor: 0020/P/BSNP/I/2013 Tentang Prosedur
Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa,
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa,
Sekolah Menengah Kejuruan,Serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket
A/Ula, Program Paket B/Wustha, Program Paket C, dan Program Paket C
Kejuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.
Memperhatikan dasar hukum di atas, penyelenggaraan UN tahun 2013 memiliki
dasar hukum yang kuat, sebab UN merupakan amanat undang-undang. Oleh
sebab itu jika Pemerintah tidak menyelenggarakan UN berarti Pemerintah tidak
memenuhi tuntutan perundang-undangan.
2. Perbedaan dan persamaan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2012 dan
tahun 2013
Secara singkat, perbandingan penyelenggaraan UN tahun 2012 dan 2013 dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut ini (BSNP, 2013).
5
Tabel 1 Perbandingan Penyelenggaraan UN Tahun 2012 dan tahun 2013
No. Aspek TAHUN PELAJARAN
Ket 2011/2012 2012/2013
1. Bobot UN dan NS untuk NA
NA = 60% UN + 40% NS NA = 60% UN + 40% NS
Sama
2. Kisi-kisi UN Mengacu ke SK-KD (Standar Isi)
Mengacu ke SK-KD (Standar Isi)
Sama
3. Peran Perguruan Tinggi
Pelaksanaan & Pengawasan UN khusus untuk SMA/MA, dan SMK
Peran dalam Pelaksanaan dan Pengawasan UN SMA/MA, SMK ditingkatkan ditambah peran untuk pelaksanaan dan pengawasan Paket C
Beda
4. UN pendidikan formal & UNPK
- Ada 2 Permen yang terpisah untuk UN formal dan UNPK
- Dilaksanakan pada waktu yang berbeda
- Permen dijadikan satu - Dilaksanakan pada
hari yang sama dengan waktu yang berbeda
Beda
5. Penggandaan Naskah UN
Terpusat untuk UN pendidikan formal dan di provinsi untuk UNPK
Terpusat untuk UN pendidikan formal dan UNPK
Beda
6. Naskah Soal dan LJUN
5 Paket Naskah dan LJUN terpisah
setiap peserta ujian dalam satu ruang menerima paket naskah soal yang berbeda Naskah dan LJUN menyatu
Beda
7. Pengawas Ruang UN
Guru pada sekolah A mengawas peserta UN di sekolah B pada jenjang yang sama
Guru pada sekolah A mengawas peserta UN di sekolah B pada jenjang yang sama
Sama
8. Prosedur tindak lanjut pengaduan dugaan pelanggaran
Tidak dibuat dalam POS UN
Dibuat dalam POS UN yang mencakup: bentuk laporan, jenis pelanggaran, investigasi, rekomendasi dan pelaksanaan keputusan (sanksi)
Beda
9. Pengiriman LJUN dari sekolah ke PTN
Satuan Pendidikan mengirimkan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota kemudian diteruskan ke tempat pemindaian di PTN (khusus untuk SMA/MA dan SMK)
Wakil PTN (tim pengawas satuan pendidikan) yang mengawas di satuan pendidikan membawa langsung ke tempat pemindaian di PTN (khusus untuk SMA/MA, SMK, Paket C dan Paket C Kejuruan)
Beda
10. Pemindaian LJUN oleh PTN
LJUN SMA/MA dan SMK LJUN SMA/MA, SMK, Paket C, dan Paket C Kejuruan
Beda
11. Distribusi soal daerah terpencil
Waktu distribusi lebih awal Waktu distribusi lebih awal dan jenis soalnya berbeda untuk
Beda
6
mengantisipasi terjadinya kebocoran
12. Tempat pelaksanaan UNPK
Dilaksanakan di PKBM/SKB
Dilaksanakan di satuan pendidikan tempat pelaksanaan UN formal
Beda
13. Pengawalan/ pengawasan naskah UN
Sampai di Dinas Pendidikan
Sampai titik akhir distribusi
Beda
14. Sanksi Pelanggaran
Hanya untuk peserta ujian Untuk peserta ujian dan pengawas ruang ujian
Beda
15. POS UN Ada POS UN S/M dan POS UNPK
POS UN S/M dan UNPK menjadi satu POS
Beda
Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 15 aspek perbandingan
tersebut, terdapat 3 (tiga) aspek yang sama dan 12 (dua belas) aspek yang
berbeda. Perbedaan ini menunjukkan adanya usaha peningkatan kualitas
penyelenggaraan UN yang dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Peran dan wewenang perguruan tinggi dalam pengawasan UN
ditingkatkan karena hasil UN akan dijadikan bahan pertimbangan masuk ke
perguruan tinggi pada tahun 2013. Jumlah paket soal di setiap ruang ujian
ditingkatkan dari 5 paket pada tahun 2012 menjadi 20 paket pada tahun 2013
dimaksudkan untuk mengurangi tindak kecurangan.
3. Faktor penyebab kekisruhan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2013
Secara umum penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah
lemahnya manajemen internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini
sesuai dengan temuan hasil tim investigasi internal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayan. Ada beberapa indikator yang menguatkan temuan tersebut,
diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Penetapan Panitia Ujian Nasional Tingkat Pusat terlambat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 055/P/2013 tentang
Panitia Ujian Nasional Tingkat Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 ditetapkan
oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 12 April 2013.
b. Sosialisasi UN terlambat
Sosialisasi penyelenggaraan UN dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2013
di Jakarta. Sosialisasi ini terlambat dilaksanakan dibanding dengan
penyelenggaran UN tahun 2012, dimana sosialisasi dilaksanakan pada bulan
7
Desember 2012. Keterlambatan ini karena persetujuan pencairan dana UN
oleh DPR juga terlambat.
Karena terbatasnya waktu dan belum turunnya dana, maka penyelenggara
UN tingkat pusat pada tahun 2013 tidak menyelenggarakan sosialisasi ke
daerah (provinsi). Seandainya ada sosialisasi, hal tersebut merupakan inisiatif
masing-masing pemerintah daerah (dinas pendidikan), bukan merupakan
kegiatan penyelenggara UN tingkat pusat.
Terkait dengan sosialisasi ini, yang menjadi catatan penting adalah karena
terbatasnya sosialisasi UN, sementara ada perubahan yang prinsipil dalam
penyelenggaraan UN tahun 2013, maka hal ini bisa berpotensi buruknya
pelaksanaan UN.
c. Sentralisasi pencetakan bahan UN
Sejak tahun 2012, pencetakan bahan UN dilakukan secara sentralisir.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan di daerah. Ada
enam perusahana percetakan yang mencetak bahan UN sebagaimana
terlihat dalam tabel berikut ini (Majalah Detik, 2013).
Tabel 2: Perusahaan Percetakan Bahan UN Tahun 2013
Paket Percetakan Oplah Wilayah
1 PT. Balebat Dedikasi Prima, Bogor
91.280.560 Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Banten
2 PT. Pura Barutama, Jawa Tengah
96.889.120 Jawa Tengah, DIY, Jambi, dadn Bengkulu
3 PT. Ghalia Indonesia Printing (GIP) Bogor
106.575.200 Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, dan Sulawesi Barat
4 PT Jasuindo Tiga Perkasa
102.258.720 Jawa Timur, Maluku, Papua, Maluku Utara, dan Papua Barat
5 PT Karsa Wira Utama
103.943.600 Jawa Barat, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau
6 PT Temprina Media Grafika
90.077.760 DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah
Dari enam percetakan tersebut, PT Ghalia Indonesia Printing Bogor dan PT
Balebat Dedikasi Prima Bogor yang paling bermasalah, sebab kurang
8
berpengalaman dalam pengadaan soal UN dan berakibat pada penundaan
UN SMA di 14 provinsi. Selain itu juga berakibat pada banyaknya kekurangan
naskah soal dan LJUN.
4. Dampak kekisruhan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2013 terhadap
organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 telah mendorong dilakukannya
investigasi oleh Inspektorat Jenderal Kemdikbud dan audit oleh BPK. Temuan
masing-masing pihak akan disajikan secara singkat sebagai berikut.
a. Temuan Inspektorat Jenderal Kemdikbud
Menurut temuan Inspektorat Jendral Kemdikbut, Panitia lelang tidak
memerika dokumen penawaran yang diajukan setiap perusahaan. Salah satu
perusahaan yang gagal mencetak dan mendistribusikan soal untuk sebelas
provinsi di Indonesia tengah dan timur, PT Ghalia Indonesia Printing,
sebenarnya hanya sanggup menyelesaikan proyek dalam 75 hari kerja.
Artinya pekerjaan baru kelar pada 29 Mei 2013, sebulan setelah ujian selesai.
Masih menurut temuan Investigasi Inspektorat Jenderal, proses lelang
terlambat. Enam perusahaan pemenang tender pencetak soal baru meneken
kontrak pada tgl 15 Maret 2013 atau mundur dua pekan dari perencanaan.
Penyebabnya Komisi X (pendidikan) DPR baru menyetujui anggaran UN Rp
664 miliar dua hari sebelumnya (13 Maret).
Penundaan pencairan anggaran oleh Kementerian Keuangan untuk semua
program, kecuali biaya rutin dan gaji pegawai, yang diajukan Kementerian
Pendidikan.Alasannya, karena Kementerian Pendidikan mengajukan
anggaran baru yang lebih tinggi Rp 100 miliar dari pagu anggaran yang sudah
ditetapkan Presiden pada Oktober 2012.
Pihak yang bertanggungjawab adalah Kepala Balitbang sebagai KPA, Kepala
Puspendik sebagai pihak yang menyiapkan soal UN, dan PPK UN.
9
b. Temuan BPK
Biaya penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah sebesar Rp.
644.246.827.000. Dari anggaran tersebut, anggaran yang disediakan untuk
penggandaan dan distribusi soal UN tingkat SMP dan SMA sebesar Rp.
120.596.536.000. Penggandaan dan distribusi soal UN tingkat SMP dan SMA
dipusatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan
pelaksanaannya terlambat di beberapa provinsi.
Untuk tingkat SD, anggaran yang disediakan untuk penggandaan dan
distribusi sebesar Rp. 85.577.625.000. Pelaksanaan penggandaan dan
distribusi soal UN SD dilakukan oleh masing-masing provinsi, dan selama ini
penyelenggaraan UN SD tidak terdapat masalah keterlambatan.
Sebagaimana dimuat dalam majalah Tempo 7 Juli 2013, hasil audit Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan pelbagai penyelewengan ujian
nasional. Dalam nota BPK yang dikirim ke Balitbang pada tanggal 21 Juni
2013, terdapat 33 temuan yang berindikasi kerugian negara atau anggaran
tak wajar sedikitnya Rp 180 milyar.
Diantara penyelewengan tersebut, menurut temuan BPK adalah: Penetapan
pemenang penggandaan dan distribusi soal yang diduga rekayasa sehingga
berpotensi merugikan negara Rp 6,35 miliar. Perjalanan dinas fiktif,
penggelembungan anggaran, misalnya proyek pencetakan dan distribusi soal
dan jawaban ujian tingkat SMP dan sederajat untuk 2012-2013. Proyek ini
terindikasi merugikan negara Rp 3,6 miliar. Atau ada dana Rp 2,9 miliar
biaya penyelenggaraan ujian untuk provinsi hingga sekolah yang tak
disalurkan oleh Kementeria Pendidikan.
5. Keabsahan proses pelaksanaan dan keabsahan hasil ujian nasional SMA
sederajat tahun 2013
Pertanyaan tentang keabsahan pelaksanaan dan keabsahan hasil ujian nasional
SMA sederajat muncul dalam rapat kerja antara Komisi X DPR RI dan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 26 April 2013.
10
BSNP dalam jumpa pers tanggal 29 April 2013 di Jakarta, menyatakan bahwa
sejauh pelaksanaan ujian nasional dilakukan dengan mengikuti seluruh prinsip
dan langkah-langkah yang tercantum dalam POS UN dan Surat Edaran BSNP,
pelaksanaan UN tersebut dinyatakan sah.
POS UN disusun BSNP untuk pelaksanaan ujian nasional dalam situasi dan
kondisi normal. Pada saat terjadi situasi yang tidak diinginkan, yang dalam hal ini
dipicu oleh ketidakmampuan salah satu percetakan dalam menyelesaikan
pekerjaannya, maka BSNP telah membuat keputusan untuk menetapkan
langkah-langkah yang belum diatur dalam POS UN sebagai berikut:
a. Penggeseran jawal pelaksanaan UN Tahun 2013 di 11 Provinsi untuk
memenuhi hak siswa dalam mengikuti UN.
b. Penggandaan naskah soal UN dengan fotokopi yang dikoordinasikan
Perguruan Tinggi dan disaksikan oleh Dinas Pendidikan dan Kepolisian. Hal
ini juga dilakukan untuk memenuhi hak peserta didik untuk mengikuti UN.
Soal yang bervariasi antar zona tengah,zona barat, dan zona timur, serta
adanya 20 (dua puluh) variasi soal di setiap ruang ujian telah mencegah dan
menghindarkan kebocoran soal dari zona yang lain.
Sedangkan untuk menetapkan keabsahan hasil UN, BSNP bersama
Puspendik melakukan análisis hasil penskoran secara cermat dan
menyeluruh.
Simpulan dan Saran Pelaksanaan UN tahun 2013 memiliki dasar hukum yang kuat karena ianya
merupakan amanat undang-undang. Namun sangat disayangkan pelaksanaan UN
tahun 2013 merupakan pelaksanaan UN yang terburuk dalam sejarah pendidikan
nasional Indonesia. Kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 disebabkan
lemahnya manajemen internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta
sentralisasi penggandaan dan distribusi bahan UN.
Untuk meningkatkan pelaksanaan UN pada masa yang akan datang, peneliti
memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:
11
1. Penyelenggaraan UN ditangani oleh lembaga atau badan yang mandiri,
independen, dan profesional selain BSNP sehingga BSNP fokus dalam
menengani standar nasional pendidikan dan buku teks pelajaran. Selain itu,
BSNP tidak memiliki unit struktural yang berada di bawahnya, sehingga
dalam menggerakkan dan/atau mengelola sumber daya yang dibutuhkan
bergantung pada hubungan fungsional dengan Balitbang atau tim ahli yang
bersifat ad-hoc.
2. Penggandaan dan distribusi bahan UN didelegasikan kembali kepada
pemerintah daerah (Dinas Pendidikan). Jika proses penggandaan dan
distribusi bahan UN diserahkan kepada Pemerintah daerah, kekisruhan
dalam penyelenggaraan UN diharapkan dapat diminimalkan.
Daftar Pustaka BSNP, Bahan Sosialisasi Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013. Majalah Detik. Ujian Nuh. Edisi 73, 22-28 April 2013. Majalah Tempo Edisi 1-8 Juli 2013. "Tanda Korupsi Ujian Negeri". Laporan Bagja
Hidayat, Tri Artining Putri, dan Addi M. Idhom. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0020/P/BSNP/I/2013
Tentang Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan,Serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket A/Ula, Program Paket B/Wustha, Program Paket C, dan Program Paket C Kejuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pernyataan Pers BSNP tentang Pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Pelajaran
2012/2013, tanggal 29 April 2013. Siaran Pers Badan Pemeriksa Keuangan, Pemeriksaan BPK RI atas
Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun 2012 dan 2013, tanggal 25 April 2013. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
12
13
Biodata Penulis
Nama : Bambang Suryadi, Ph.D Tempat dan Tanggal Lahir : Sragen, 29 Mei 1970 Alamat kantor : Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Kerta Mukti No. 5 Cirendeu, Ciputat Jakarta 15419 Nomor Telpon : 021-7433060 Nomor HP : 081555665733