EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN...

13
EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013 Bambang Suryadi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [email protected] Agustus 2013 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 dan memberikan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan UN pada tahun yang akan datang. Sesuai dengan tujuan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 disebabkan lemahnya manejemen di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sentralisasi pencetakan bahan UN juga menjadi penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN. Untuk meningkatkan penyelenggaraan UN, pencetakan naskah soal UN perlu dikembalikan ke masing-masing-masing daerah. Kata kunci: ujian nasional, manejemen, penilaian, evaluasi, pendidikan, pengelolaan. Pendahuluan Penyelengaraan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 merupakan penyelenggaraan yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat dilihat beberapa kasus atau keluhan tentang pelaksanaan UN, diantaranya adalah: (1) Terjadinya dugaan kebocoran soal ujian serta disinyalir adanya bocoran jawaban UN; (2) Terdapat fenomena contek menyontek secara masal dan sistematik; (3) Terlambatnya distribusi soal sampai ke satuan pendidikan; (4) Tertukarnya sejumlah soal UN atau kurangnya jumlah naskah UN yang diterima satuan pendidikan; (5) Tertukarnya naskah UN antar daerah atau wilayah; (6) Terjadinya ketidakjujuran dari aparat/oknum di satuan pendidikan maupun di pemerintah daerah dan pusat; dan lain sebagainya. 1

Transcript of EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN...

Page 1: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013

Bambang Suryadi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

[email protected] Agustus 2013

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 dan memberikan masukan untuk perbaikan dan peningkatan kualitas penyelenggaraan UN pada tahun yang akan datang. Sesuai dengan tujuan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui telaah dokumen dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 disebabkan lemahnya manejemen di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sentralisasi pencetakan bahan UN juga menjadi penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN. Untuk meningkatkan penyelenggaraan UN, pencetakan naskah soal UN perlu dikembalikan ke masing-masing-masing daerah.

Kata kunci: ujian nasional, manejemen, penilaian, evaluasi, pendidikan, pengelolaan.

Pendahuluan Penyelengaraan Ujian Nasional (UN) tahun 2013 merupakan penyelenggaraan

yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat dilihat beberapa

kasus atau keluhan tentang pelaksanaan UN, diantaranya adalah: (1) Terjadinya

dugaan kebocoran soal ujian serta disinyalir adanya bocoran jawaban UN; (2)

Terdapat fenomena contek menyontek secara masal dan sistematik; (3)

Terlambatnya distribusi soal sampai ke satuan pendidikan; (4) Tertukarnya sejumlah

soal UN atau kurangnya jumlah naskah UN yang diterima satuan pendidikan; (5)

Tertukarnya naskah UN antar daerah atau wilayah; (6) Terjadinya ketidakjujuran dari

aparat/oknum di satuan pendidikan maupun di pemerintah daerah dan pusat; dan

lain sebagainya.

1  

Page 2: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

Khusus untuk UN SMA/MA dan SMK, ada 11 provinsi di wilayah Indonesia bagian

tengah dan timur yang pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK ditunda karena naskah

soal UN terlambat didistribusikan. Kondisi ini sangat berdampak kepada psikologis

peserta UN. Sebab mereka sudah belajar dan mempersiapkan diri dengan

sungguh-sungguh dan berusaha keras untuk ikut ujian, ternyata pada hari

pelaksanaan ujian tidak bisa mengikuti ujian karena belum ada soal ujian. Dampak

lainnya adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan mengundurkan diri dari jabatannya serta adanya

indikasi penyimpangan dalam penggunaan keuangan sesuai dengan hasil

investigasi Inspektorat Jenderal Kemdikbud dan hasil audit Badan Pemerika

Keuangan (BPK).

Karena buruknya penyelenggaraan UN tersebut muncul beberapa komentar yang

negatif terhadap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ada yang menyebut UN

adalah Ujian Nuh (Majalah Detik, 22-28 April 2013). Ada juga yang meminta Menteri

Pendidikan mundur dari jabatannya.TV One melalui acara Indonesia Lawyer's Club

membahas UN dengan judul "UN ambur adul siapa tanggungjawab" pada tanggal 23

April 2013. Yang lebih parah lagi adalah ada pihak yang menjadikan momentum ini

untuk menghapuskan UN dari sistem pendidikan nasional.

Menyadari pentingnya peranan penilaian dan evaluasi dalam sistem pendidikan

nasional dan dengan semangat untuk memperbaiki sistem penilaian (ujian nasional),

maka perlu dilakukan evaluasi penyelenggaraan UN tahun 2013.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1. Apa dasar penyelenggaraan UN tahun 2013?

2. Apa perbedaan dan persamaan penyelenggaraan UN tahun 2012 dan tahun

2013?

3. Apa faktor penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013?

2  

Page 3: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

4. Apa dampak kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 terhadap

manajemen organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan?

5. Bagaimana keabsahan proses pelaksanaan dan keabsahan hasil UN SMA

sederajat tahun 2013?

6. Apa usulan perbaikan penyelenggaraan ujian nasional tahun yang akan

datang?

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi penyelenggaraan UN tahun

2013. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penyelenggaraan

UN dari aspek yuridis yang menjadi dasar penyelenggaraan UN, perbedaan

penyelenggaraan UN tahun 2012 dan tahun 2013, faktor-faktor penyebab

kekisruhan penyelenggaraan UN, dampak kekisruhan penyelenggaraan UN, dan

keabsahan pelaksanaan UN dan keabsahan hasil UN tahun 2013. Penelitian ini juga

bertujuan untuk memberikan pemikiran untuk perbaikan penyelenggaraan UN di

masa yang akan datang.

Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini memiliki manfaat teoritis dan praktis. Secara teoritis penelitian ini

dapat memberikan informasi tentang pentingnya penilaian dalam sistem pendidikan

nasional. Sedangkan secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta satuan

pendidikan dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan UN.

  Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan

melalui telaah dokumen dan wawancara mendalam (in-dept interview) untuk

mendapatkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Data yang ada

dianalisis secara deduktif, yaitu analisis yang dimulai dari hal-hal yang sifatnya

umum kemudian ditarik kesimpulan yang sifatnya khusus.

3  

Page 4: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

Hasil Penelitian dan Pembahasan Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, hasil penelitian ini

diklasifikasikan menjadi beberapa sub topik sebagai berikut.

1. Dasar Penyelenggaraan UN Tahun 2013

Secara yuridis ujian nasional merupakan amanah Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 58 ayat (2) UU

No. 20/2003 tentang Sisdiknas disebutkan “Evaluasi peserta didik, satuan

pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara

berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian

estándar nasional pendidikan”.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Estándar Nasional

Pendidikan juga mengamanahkan Pemerintah untuk menyelenggarakan ujian

nasional. Pasal 63 ayat (1): Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah terdiri atas:

a. Penilain hasil belajar oleh pendidikan;

b. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan

c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.

Pasal 66 ayat (2): Ujian Nasional dilakukan secara obyektif, berkeadilan, dan

akuntabel. Pasal 66 ayat (3): Ujian nasional diadakan sekurang-kurangnya satu

kali dan sebanyak-banyaknya dua kali dalam satutahun pelajaran. Pasal 68:

Hasil Ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:

a. Pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan;

b. Dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;

c. Penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan;

dan

d. Pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya

untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Pasal 69 ayat (1): Setiap peserta didik jalur formal pendidikan dasar dan

menengah dan pendidikan jalur nonformal kesetaraan berhak mengikuti ujian

nasional dan berhak mengulanginya sepanjang belum dinyatakan lulus dari

satuan pendidikan.

Pasal 69 ayat (2): Setiap peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib mengikuti satu kali ujian nasional tanpa dipungut biaya.

4  

Page 5: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

Pasal 69 ayat (3): Peserta didik pendidikan informal dapat mengikuti ujian

nasional setelah memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Badan Estándar

Nasional Pendidikan (BSNP).

Dari empat kegunaan hasil UN sebagaimana disebutkan dalam Pasal 68 di atas,

yang masih menjadi masalah adalah untuk penentuan kelulusan peserta didik

dari program dan/atau satuan pendidikan.

Selain itu, dasar penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 tentang

Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan pendidikan dan Penyelenggaraan

Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.

Berdasarkan Permendikbud ini, BSNP juga menetapkan Peraturan Badan

Estándar Nasional Pendidikan Nomor: 0020/P/BSNP/I/2013 Tentang Prosedur

Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa,

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa,

Sekolah Menengah Kejuruan,Serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket

A/Ula, Program Paket B/Wustha, Program Paket C, dan Program Paket C

Kejuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.

Memperhatikan dasar hukum di atas, penyelenggaraan UN tahun 2013 memiliki

dasar hukum yang kuat, sebab UN merupakan amanat undang-undang. Oleh

sebab itu jika Pemerintah tidak menyelenggarakan UN berarti Pemerintah tidak

memenuhi tuntutan perundang-undangan.

2. Perbedaan dan persamaan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2012 dan

tahun 2013

Secara singkat, perbandingan penyelenggaraan UN tahun 2012 dan 2013 dapat

dilihat pada Tabel 1 berikut ini (BSNP, 2013).

5  

Page 6: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

Tabel 1 Perbandingan Penyelenggaraan UN Tahun 2012 dan tahun 2013

No. Aspek TAHUN PELAJARAN

Ket 2011/2012 2012/2013

1. Bobot UN dan NS untuk NA

NA = 60% UN + 40% NS NA = 60% UN + 40% NS

Sama

2. Kisi-kisi UN Mengacu ke SK-KD (Standar Isi)

Mengacu ke SK-KD (Standar Isi)

Sama

3. Peran Perguruan Tinggi

Pelaksanaan & Pengawasan UN khusus untuk SMA/MA, dan SMK

Peran dalam Pelaksanaan dan Pengawasan UN SMA/MA, SMK ditingkatkan ditambah peran untuk pelaksanaan dan pengawasan Paket C

Beda

4. UN pendidikan formal & UNPK

- Ada 2 Permen yang terpisah untuk UN formal dan UNPK

- Dilaksanakan pada waktu yang berbeda

- Permen dijadikan satu - Dilaksanakan pada

hari yang sama dengan waktu yang berbeda

Beda

5. Penggandaan Naskah UN

Terpusat untuk UN pendidikan formal dan di provinsi untuk UNPK

Terpusat untuk UN pendidikan formal dan UNPK

Beda

6. Naskah Soal dan LJUN

5 Paket Naskah dan LJUN terpisah

setiap peserta ujian dalam satu ruang menerima paket naskah soal yang berbeda Naskah dan LJUN menyatu

Beda

7. Pengawas Ruang UN

Guru pada sekolah A mengawas peserta UN di sekolah B pada jenjang yang sama

Guru pada sekolah A mengawas peserta UN di sekolah B pada jenjang yang sama

Sama

8. Prosedur tindak lanjut pengaduan dugaan pelanggaran

Tidak dibuat dalam POS UN

Dibuat dalam POS UN yang mencakup: bentuk laporan, jenis pelanggaran, investigasi, rekomendasi dan pelaksanaan keputusan (sanksi)

Beda

9. Pengiriman LJUN dari sekolah ke PTN

Satuan Pendidikan mengirimkan ke Dinas Pendidikan Kab/Kota kemudian diteruskan ke tempat pemindaian di PTN (khusus untuk SMA/MA dan SMK)

Wakil PTN (tim pengawas satuan pendidikan) yang mengawas di satuan pendidikan membawa langsung ke tempat pemindaian di PTN (khusus untuk SMA/MA, SMK, Paket C dan Paket C Kejuruan)

Beda

10. Pemindaian LJUN oleh PTN

LJUN SMA/MA dan SMK LJUN SMA/MA, SMK, Paket C, dan Paket C Kejuruan

Beda

11. Distribusi soal daerah terpencil

Waktu distribusi lebih awal Waktu distribusi lebih awal dan jenis soalnya berbeda untuk

Beda

6  

Page 7: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

mengantisipasi terjadinya kebocoran

12. Tempat pelaksanaan UNPK

Dilaksanakan di PKBM/SKB

Dilaksanakan di satuan pendidikan tempat pelaksanaan UN formal

Beda

13. Pengawalan/ pengawasan naskah UN

Sampai di Dinas Pendidikan

Sampai titik akhir distribusi

Beda

14. Sanksi Pelanggaran

Hanya untuk peserta ujian Untuk peserta ujian dan pengawas ruang ujian

Beda

15. POS UN Ada POS UN S/M dan POS UNPK

POS UN S/M dan UNPK menjadi satu POS

Beda

Berdasarkan tabel di atas dapat dipahami bahwa dari 15 aspek perbandingan

tersebut, terdapat 3 (tiga) aspek yang sama dan 12 (dua belas) aspek yang

berbeda. Perbedaan ini menunjukkan adanya usaha peningkatan kualitas

penyelenggaraan UN yang dilakukan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP). Peran dan wewenang perguruan tinggi dalam pengawasan UN

ditingkatkan karena hasil UN akan dijadikan bahan pertimbangan masuk ke

perguruan tinggi pada tahun 2013. Jumlah paket soal di setiap ruang ujian

ditingkatkan dari 5 paket pada tahun 2012 menjadi 20 paket pada tahun 2013

dimaksudkan untuk mengurangi tindak kecurangan.

3. Faktor penyebab kekisruhan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2013

Secara umum penyebab kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah

lemahnya manajemen internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini

sesuai dengan temuan hasil tim investigasi internal Kementerian Pendidikan dan

Kebudayan. Ada beberapa indikator yang menguatkan temuan tersebut,

diantaranya adalah sebagai berikut.

a. Penetapan Panitia Ujian Nasional Tingkat Pusat terlambat

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 055/P/2013 tentang

Panitia Ujian Nasional Tingkat Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 ditetapkan

oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 12 April 2013.

b. Sosialisasi UN terlambat

Sosialisasi penyelenggaraan UN dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2013

di Jakarta. Sosialisasi ini terlambat dilaksanakan dibanding dengan

penyelenggaran UN tahun 2012, dimana sosialisasi dilaksanakan pada bulan

7  

Page 8: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

Desember 2012. Keterlambatan ini karena persetujuan pencairan dana UN

oleh DPR juga terlambat.

Karena terbatasnya waktu dan belum turunnya dana, maka penyelenggara

UN tingkat pusat pada tahun 2013 tidak menyelenggarakan sosialisasi ke

daerah (provinsi). Seandainya ada sosialisasi, hal tersebut merupakan inisiatif

masing-masing pemerintah daerah (dinas pendidikan), bukan merupakan

kegiatan penyelenggara UN tingkat pusat.

Terkait dengan sosialisasi ini, yang menjadi catatan penting adalah karena

terbatasnya sosialisasi UN, sementara ada perubahan yang prinsipil dalam

penyelenggaraan UN tahun 2013, maka hal ini bisa berpotensi buruknya

pelaksanaan UN.

c. Sentralisasi pencetakan bahan UN

Sejak tahun 2012, pencetakan bahan UN dilakukan secara sentralisir.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan di daerah. Ada

enam perusahana percetakan yang mencetak bahan UN sebagaimana

terlihat dalam tabel berikut ini (Majalah Detik, 2013).

Tabel 2: Perusahaan Percetakan Bahan UN Tahun 2013

Paket Percetakan Oplah Wilayah

1 PT. Balebat Dedikasi Prima, Bogor

91.280.560 Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Banten

2 PT. Pura Barutama, Jawa Tengah

96.889.120 Jawa Tengah, DIY, Jambi, dadn Bengkulu

3 PT. Ghalia Indonesia Printing (GIP) Bogor

106.575.200 Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Gorontalo, dan Sulawesi Barat

4 PT Jasuindo Tiga Perkasa

102.258.720 Jawa Timur, Maluku, Papua, Maluku Utara, dan Papua Barat

5 PT Karsa Wira Utama

103.943.600 Jawa Barat, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau

6 PT Temprina Media Grafika

90.077.760 DKI Jakarta, Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah

Dari enam percetakan tersebut, PT Ghalia Indonesia Printing Bogor dan PT

Balebat Dedikasi Prima Bogor yang paling bermasalah, sebab kurang

8  

Page 9: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

berpengalaman dalam pengadaan soal UN dan berakibat pada penundaan

UN SMA di 14 provinsi. Selain itu juga berakibat pada banyaknya kekurangan

naskah soal dan LJUN.

4. Dampak kekisruhan penyelenggaraan ujian nasional tahun 2013 terhadap

organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 telah mendorong dilakukannya

investigasi oleh Inspektorat Jenderal Kemdikbud dan audit oleh BPK. Temuan

masing-masing pihak akan disajikan secara singkat sebagai berikut.

a. Temuan Inspektorat Jenderal Kemdikbud

Menurut temuan Inspektorat Jendral Kemdikbut, Panitia lelang tidak

memerika dokumen penawaran yang diajukan setiap perusahaan. Salah satu

perusahaan yang gagal mencetak dan mendistribusikan soal untuk sebelas

provinsi di Indonesia tengah dan timur, PT Ghalia Indonesia Printing,

sebenarnya hanya sanggup menyelesaikan proyek dalam 75 hari kerja.

Artinya pekerjaan baru kelar pada 29 Mei 2013, sebulan setelah ujian selesai.

Masih menurut temuan Investigasi Inspektorat Jenderal, proses lelang

terlambat. Enam perusahaan pemenang tender pencetak soal baru meneken

kontrak pada tgl 15 Maret 2013 atau mundur dua pekan dari perencanaan.

Penyebabnya Komisi X (pendidikan) DPR baru menyetujui anggaran UN Rp

664 miliar dua hari sebelumnya (13 Maret).

Penundaan pencairan anggaran oleh Kementerian Keuangan untuk semua

program, kecuali biaya rutin dan gaji pegawai, yang diajukan Kementerian

Pendidikan.Alasannya, karena Kementerian Pendidikan mengajukan

anggaran baru yang lebih tinggi Rp 100 miliar dari pagu anggaran yang sudah

ditetapkan Presiden pada Oktober 2012.

Pihak yang bertanggungjawab adalah Kepala Balitbang sebagai KPA, Kepala

Puspendik sebagai pihak yang menyiapkan soal UN, dan PPK UN.

9  

Page 10: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

b. Temuan BPK

Biaya penyelenggaraan UN tahun 2013 adalah sebesar Rp.

644.246.827.000. Dari anggaran tersebut, anggaran yang disediakan untuk

penggandaan dan distribusi soal UN tingkat SMP dan SMA sebesar Rp.

120.596.536.000. Penggandaan dan distribusi soal UN tingkat SMP dan SMA

dipusatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan

pelaksanaannya terlambat di beberapa provinsi.

Untuk tingkat SD, anggaran yang disediakan untuk penggandaan dan

distribusi sebesar Rp. 85.577.625.000. Pelaksanaan penggandaan dan

distribusi soal UN SD dilakukan oleh masing-masing provinsi, dan selama ini

penyelenggaraan UN SD tidak terdapat masalah keterlambatan.

Sebagaimana dimuat dalam majalah Tempo 7 Juli 2013, hasil audit Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan pelbagai penyelewengan ujian

nasional. Dalam nota BPK yang dikirim ke Balitbang pada tanggal 21 Juni

2013, terdapat 33 temuan yang berindikasi kerugian negara atau anggaran

tak wajar sedikitnya Rp 180 milyar.

Diantara penyelewengan tersebut, menurut temuan BPK adalah: Penetapan

pemenang penggandaan dan distribusi soal yang diduga rekayasa sehingga

berpotensi merugikan negara Rp 6,35 miliar. Perjalanan dinas fiktif,

penggelembungan anggaran, misalnya proyek pencetakan dan distribusi soal

dan jawaban ujian tingkat SMP dan sederajat untuk 2012-2013. Proyek ini

terindikasi merugikan negara Rp 3,6 miliar. Atau ada dana Rp 2,9 miliar

biaya penyelenggaraan ujian untuk provinsi hingga sekolah yang tak

disalurkan oleh Kementeria Pendidikan.

5. Keabsahan proses pelaksanaan dan keabsahan hasil ujian nasional SMA

sederajat tahun 2013

Pertanyaan tentang keabsahan pelaksanaan dan keabsahan hasil ujian nasional

SMA sederajat muncul dalam rapat kerja antara Komisi X DPR RI dan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 26 April 2013.

10  

Page 11: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

BSNP dalam jumpa pers tanggal 29 April 2013 di Jakarta, menyatakan bahwa

sejauh pelaksanaan ujian nasional dilakukan dengan mengikuti seluruh prinsip

dan langkah-langkah yang tercantum dalam POS UN dan Surat Edaran BSNP,

pelaksanaan UN tersebut dinyatakan sah.

POS UN disusun BSNP untuk pelaksanaan ujian nasional dalam situasi dan

kondisi normal. Pada saat terjadi situasi yang tidak diinginkan, yang dalam hal ini

dipicu oleh ketidakmampuan salah satu percetakan dalam menyelesaikan

pekerjaannya, maka BSNP telah membuat keputusan untuk menetapkan

langkah-langkah yang belum diatur dalam POS UN sebagai berikut:

a. Penggeseran jawal pelaksanaan UN Tahun 2013 di 11 Provinsi untuk

memenuhi hak siswa dalam mengikuti UN.

b. Penggandaan naskah soal UN dengan fotokopi yang dikoordinasikan

Perguruan Tinggi dan disaksikan oleh Dinas Pendidikan dan Kepolisian. Hal

ini juga dilakukan untuk memenuhi hak peserta didik untuk mengikuti UN.

Soal yang bervariasi antar zona tengah,zona barat, dan zona timur, serta

adanya 20 (dua puluh) variasi soal di setiap ruang ujian telah mencegah dan

menghindarkan kebocoran soal dari zona yang lain.

Sedangkan untuk menetapkan keabsahan hasil UN, BSNP bersama

Puspendik melakukan análisis hasil penskoran secara cermat dan

menyeluruh.

Simpulan dan Saran Pelaksanaan UN tahun 2013 memiliki dasar hukum yang kuat karena ianya

merupakan amanat undang-undang. Namun sangat disayangkan pelaksanaan UN

tahun 2013 merupakan pelaksanaan UN yang terburuk dalam sejarah pendidikan

nasional Indonesia. Kekisruhan penyelenggaraan UN tahun 2013 disebabkan

lemahnya manajemen internal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta

sentralisasi penggandaan dan distribusi bahan UN.

Untuk meningkatkan pelaksanaan UN pada masa yang akan datang, peneliti

memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

11  

Page 12: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

1. Penyelenggaraan UN ditangani oleh lembaga atau badan yang mandiri,

independen, dan profesional selain BSNP sehingga BSNP fokus dalam

menengani standar nasional pendidikan dan buku teks pelajaran. Selain itu,

BSNP tidak memiliki unit struktural yang berada di bawahnya, sehingga

dalam menggerakkan dan/atau mengelola sumber daya yang dibutuhkan

bergantung pada hubungan fungsional dengan Balitbang atau tim ahli yang

bersifat ad-hoc.

2. Penggandaan dan distribusi bahan UN didelegasikan kembali kepada

pemerintah daerah (Dinas Pendidikan). Jika proses penggandaan dan

distribusi bahan UN diserahkan kepada Pemerintah daerah, kekisruhan

dalam penyelenggaraan UN diharapkan dapat diminimalkan.

Daftar Pustaka BSNP, Bahan Sosialisasi Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2012/2013. Majalah Detik. Ujian Nuh. Edisi 73, 22-28 April 2013. Majalah Tempo Edisi 1-8 Juli 2013. "Tanda Korupsi Ujian Negeri". Laporan Bagja

Hidayat, Tri Artining Putri, dan Addi M. Idhom. Peraturan Badan Standar Nasional Pendidikan Nomor: 0020/P/BSNP/I/2013

Tentang Prosedur Operasi Standar Penyelenggaraan Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa, Sekolah Menengah Kejuruan,Serta Pendidikan Kesetaraan Program Paket A/Ula, Program Paket B/Wustha, Program Paket C, dan Program Paket C Kejuruan Tahun Pelajaran 2012/2013.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

2013 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik Dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan dan Ujian Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pernyataan Pers BSNP tentang Pelaksanaan Ujian Nasional Tahun Pelajaran

2012/2013, tanggal 29 April 2013. Siaran Pers Badan Pemeriksa Keuangan, Pemeriksaan BPK RI atas

Penyelenggaraan Ujian Nasional Tahun 2012 dan 2013, tanggal 25 April 2013. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

12  

Page 13: EVALUASI PENYELENGGARAAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2013repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34352/1/BAMBANG...yang terburuk dalam sejarah pendidikan Indonesia. Hal ini dapat

13  

Biodata Penulis

Nama : Bambang Suryadi, Ph.D Tempat dan Tanggal Lahir : Sragen, 29 Mei 1970 Alamat kantor : Fakultas Psikologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Kerta Mukti No. 5 Cirendeu, Ciputat Jakarta 15419 Nomor Telpon : 021-7433060 Nomor HP : 081555665733