JURNAL HUSNI MUNTAHA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU …
Transcript of JURNAL HUSNI MUNTAHA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU …
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGARUH VARIASI DIAMETER KAWATGROUNDSTRAP
PADA KABEL BUSI DENGAN VARIASI IGNITION TIMING TERHADAP EMISI
GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z
TAHUN 2007
JURNAL
Oleh :
HUSNI MUNTAHA
K2509031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2016
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
1
PENGARUH VARIASI DIAMETER KAWAT GROUNDSTRAP
PADA KABEL BUSI DENGAN VARIASI IGNITION TIMING TERHADAP EMISI
GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA JUPITER Z
TAHUN 2007
Husni Muntaha1, Husin Bugis
2, Ngatou Rohman
2
Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret
email: [email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui pengaruh variasi diameter
kawat groundstrap pada kabel busi terhadap kadar emisi (CO dan HC) pada sepeda
motor Yamaha Jupiter Z tahun 2007 (2) Mengetahui pengaruh variasi waktu
penyalaan terhadap kadar emisi (CO dan HC) pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z
tahun 2007.(3) Mengetahui pengaruh variasi diameter kawat groundstrap pada kabel
busi dan variasi waktu penyalaan terhadap kadar polutan (CO dan HC) pada sepeda
motor Yamaha Jupiter Z tahun 2007.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian dilakukan di
Laboratorium Otomotif Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, JPTK, FKIP, UNS
Surakarta dengan alamat di Jalan Ahmad Yani No. 200 Kartasura. Penggunakan alat
gas analyzertype STARGAS 898 untuk menguji emisi gas buang CO dan HC.
Populasi dalam penelitian ini adalah sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2007 dan
sampel dalam penelitian ini adalah sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2007.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Penggunaan
groundstrap pada kabel busi dengan merubah waktu pengapian (7o, 10
o, dan 13
o
sebelum TMA) memberikan pengaruh terhadap kadar emisi gas buang CO dan HC
masih dalam ambang batas emisi gas buang yang dikeluarkan oleh menteri negara
lingkungan hidup Nomor 05 Tahun 2006. (2) Kadar emisi gas buang CO dan HC
pada penggunaan groundstrap 0,4mm dengan waktu pengapian 7 sebelum TMA
adalah yang paling rendah yaitu sebesar 1,650%. (3) Kadar emisi gas buang CO dan
HC tanpa penggunaan groundstrap dengan waktu pengapian 13 sebelum TMA
adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 2,199%. (4) Kadar emisi gas buang CO tanpa
penggunaan groundstrap pada waktu pengapian 13 sebelum TMA adalah 2,199%,
lebih tinggi dari kadar emisi gas buang CO pada keadaan standar. (5) Kadar emisi gas
buang CO dengan penggunaan groundstrap 0,25 pada waktu pengapian 13 sebelum
TMA adalah 2,169%, lebih tinggi dari kadar emisi gas buang CO pada keadaan
standar.
Kata Kunci: groundstrap, Waktu Pengapian (Ignition Timing), Emisi Gas
Buang CO dan HC.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2
THE EFFECT OF VARIATION DIAMETER WIRE GROUNDSTRAP ON
CABLE IGNITION SPARK PULG WITH VARIATIONS TIMMING TO
EXHAUST GAS EMISSIONS OF CO AND HC
ON THE MOTORCYCLES YAMAHA JUPITER Z IN 2007
Husni Muntaha1, Husin Bugis
2, Ngatou Rohman
3
Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret
email: [email protected]
Abstrack: The purpose of this study are: (1) Determine the influence of
variations in the diameter of the wire groundstrap the spark plug wires to exhaust
emissions CO and HC on a motorcycle Yamaha Jupiter Z 2007 (2) Determine the
influence of variations in ignition timing to exhaust emissions CO and HC on
motorcycle Yamaha Jupiter Z 2007. (3) Determine the influence of variation in the
diameter of wire groundstrap the spark plug wires and ignition timing variation to
exhaust emissions CO and HC on a motorcycle Yamaha Jupiter Z 2007.
This research was used experimental methods. The research was
conducted at the Laboratory of Automotive Mechanical Engineering Education
Program, JPTK, FKIP, UNS Surakarta to the address on the road ahmad yani no.
200 kartasura. Test of CO and HC exhaust gas emissions was used a gas analyzer
type STARGAS 898. The population in this study was a motorcycle Yamaha Jupiter Z
2007 and the sample in this study is a motorcycle Yamaha Jupiter Z 2007. Based on
the results of research are: (1) Use of groundstrap the spark plug wire by changing
the ignition timing (7°, 10 ° and 13° before TDC) to give effect to the levels of
exhaust emissions of CO and HC is still within the threshold exhaust emissions issued
by the minister of state environment No. 05 of 2006. (2) levels of exhaust emissions of
CO and HC in the use groundstrap 0,4mm with 7°, ignition time before TDC is the
most low at 1.650%. (3) levels of exhaust emissions of CO and HC without the use
groundstrap with the ignition time before TDC 13° is the most high at 2.199%. (4)
Levels of CO exhaust emissions without the use groundstrap at 13 ignition time
before TDC is 2.199%, higher than the levels of CO in exhaust emissions standard
conditions. (5) exhaust emission levels with the use of CO groundstrap 0.25 on 13
ignition time before TDC is 2.169%, higher than the levels of CO in exhaust
emissions standard conditions.
Keywords: groundstrap, Ignition Timing, Exhaust Gas Emissions of CO
andHC
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
3
PENDAHULUAN
Kebutuhan manusia yang
semakin lama semakin beraneka ragam
dan kemampuan yang semakin tinggi
membuat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin
modern dan canggih. Terutama dalam
hal teknologi pada bidang otomotif
yang tak akan berhenti.
Tingginya jumlah kendaraan
bermotor sekarang meningkatkan
dampak yang buruk bagi lingkungan,
terutama emisi gas buang yang
dihasilkan dari sisa pembakaran
kendaraan bermotor. Secara teoritis
sisa-sisa pembakaran bahan bakar dari
motor menghasilkan gas buang yang
mengandung unsur CO (Carbon
Monoksida), NOx (Nitrogen Oxides),
HC (Hydro Carbon), C (Carbon), CO2
(Carbon Dioksida), H2O (air), dan N2
(senyawa nitrogen) yang dapat
mencemari lingkungan dan merusak
kesehatan manusia. Penelitian ini
memilih meneliti CO dan HC karena
kandungan CO maupun HC adalah
emisi gas buang yang paling banyak
dikeluarkan dari motor bakar.
Saat ini standar emisi gas
buang di dunia telah mencapai euro 5
(European Emission Standard 5)
bahkan ada yang menggunakan standar
euro 6. Sedangkan di Indonesia sendiri
masih menggunakan euro 3. Yang
telah diberlakukan di bulan agustus
2013 kemarin. Menurut standar Euro-
3, kendaraan roda dua dengan
kapasitas silinder kurang dari 50
sentimeter kubik hanya boleh
menghasilkan 0.8 gram/kilometer
Hidrokarbon (HC); 0,15
gram/kilometer Nitrogen Oksida
(NOx); dan dua gram/kilometer
Karbonmonoksida (CO). Sementara
kendaraan roda dua dengan kapasitas
silinder lebih dari 50 sentimeter kubik
hanya boleh menghasilkan 0,3
gram/kilometer HC; 0,15
gram/kilometer NOx, dan 2
gram/kilometer CO.
Selain itu ada upaya yang
dilakukan masyarakat untuk
meningkatkan sistem pengapian
sepeda motor yang tujuannya untuk
meninggkatkan tenaga dan
mengurangi emisi gas buang. Salah
satu contoh yang dapat meningkatkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
4
kualitas pengapian yaitu dengan
pemasangan “cincin magnet.
Pada saat ini cincin magnet
sudah banyak beredar dalam
masyarakat dan mudah dibeli.
Pemakaian cincin magnet tidak bisa
diatur seberapa kuat elektromagnetnya,
karena magnet yang digunakan adalah
magnet tetap. Sehingga ada upaya
untuk menggantikan cincin magnet
dengan groundstrap. Groundstrap
yaitu sebuah kawat yang nantinya akan
dililitkan di kabel busi. Groundstrap
juga dialiri arus listrik. Prinsip
kerjanya hampir sama dengan cincin
magnet namun groundstrap bisa diatur
seberapa besar elektromagnetnya
tergantung diameter dan panjang
kawat yang dililitkan. Dengan adanya
perubahan besar pengapian akan
mempengaruhi perubahan waktu
penyalaan sehingga dalam penelitian
nanti waktu penyalaan juga akan diatur
agar saat pengapian sesuai yang
diinginkan.
Teknologi sekarang yang
sudah menggunakan sistem injeksi
tidak memungkinkan untuk di teliti
karena sepeda motor ini menggunaan
beberapa sensor electromagnet.
Sehingga jika dipasangi dengan
groundstrap dapat mengganggu kerja
sensor-sensor tersebut. Sehingga
Yamaha Jupiter Z Tahun 2007 dipilih
karena masih menggunakan motor
pembakaran dalam jenis motor bensin
4 langkah sebagai tenaga
penggeraknya. Tanpa system injeksi
yang memerlukan sensor-sensor
elektromagnet. Emisi gas buang motor
pembakaran motor bensin 4 langkah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
putaran mesin yaitu, kualitas bahan
bakar, perbandingan antara campuran
udara dengan bahan bakar, serta proses
pembakaran. Sepeda motor Yamaha
Jupiter Z Tahun 2007 menggunakan
sistem bahan bakar karburator.
Dengan penggunaan
groundstrap yang di maksudkan agar
pengapian lebih baik dan menjadikan
pembakaran lebih sempurna, Tentu saja
kita perlu tahu waktu pengapian atau
ignition timming yang tepat dan bagus
karena penggunaan groundstrap
mempengaruhi pengapian yang terjadi di
ruang bakar. Sehingga peneliti bisa
mendapatkan hasil yang maksimal yaitu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
5
kadar polusi yang rendah. Dan dapat
mengetahui seberapa besar pengaruhnya
terhadap gas buang CO dan HC.
Dari uraian pendahuluan,
rumusan masalah dari penelitian ini
adalah Berapa nilai pengaruh variasi
diameter kawat groundstrap dan
pengaruh variasi waktu penyalaan
pada kabel busi terhadap kadar polutan
(CO dan HC) pada sepeda motor
Yamaha Jupiter Z tahun 2007 ?
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium Sepeda Motor Program
Studi PTM JPTK FKIP Kampus V
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dilaksanakan dari pertengahan
Agustus 2015 sampai dengan juni
2016.. Penelitian ini merupakan
penelitian
Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini diperlukan
prosedur kerja yang sistematis dan
terarah sehingga diharapkan
perencanaan desain produk dapat
terencana dengan baik. Prosedur kerja
yang akan dilaksanakan dalam
penelitian ini mulai dari pemilihan
materi sampai uji coba program dapat
digambarkan dalam alur
pengembangan seperti berikut :
Modifikasi Panjang Triger
Dalam modifikasi waktu pengapian
(ignition timing) pada sepeda motor
Jupiter Z dengan waktu pengapian
standar yaitu 10 sebelum TMA
menjadi 7 sebelum TMA yaitu
dengan memotong tonjolan trigerpada
magnet sebesar 3. Untuk 3 dapat
diaplikasikan dengan rumus sebagai
berikut:
3Derajat=
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian
pengaruh penggunaan groundstrap dan
variasi perubahan waktu pengapian
(ignition timming) terhadap emisi gas
buang CO dan HC pada sepeda motor
Yamaha Jupiter Z tahun 2007 dengan
menggunakan gas analyser . Pengujian
tersebut telah menghasilkan data yang
telah dilakukan sebagai berikut
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
6
Hasil Pengamatan Perbandingan Emisi Gas Buang CO antara motor dalam
keadaan standar dengan penggunaan groundstrap dan Merubah Waktu
Pengapian (7, 10, dan 13 sebelum TMA)
Penyajian data akan disajikan dalam bentuk Histogram agar penyajian data lebih jelas
dan mudah dipahami. Histogram yang disajikan berdasarkan hasil penelitian yang
berkaitan dengan pengaruh perubahan waktu pengapian (ignition timing) tehadap
emisi gas buang CO pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2007 .
Tabel 1. Hasil Pengamatan Perbandingan Emisi Gas Buang CO antara motor dalam
keadaan standar dengan penggunaan groundstrap dan Merubah Waktu Pengapian (7,
10, dan 13 sebelum TMA)
Agar penyajian hasil pengamatan di atas lebih jelas, maka data disajikan dalam
Histogram seperti pada Gambar 3.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
7
Gambar 3 Histogram Hasil Pengamatan Perbandingan Gas CO
Keterangan:
1.Waktu pengapian 10 tanpa penggunaan groundstrap.
2.Waktu pengapian 10 dengan penggunaan groundstrap 0,25mm.
3.Waktu pengapian 10 dengan penggunaan groundstrap 0,40mm.
4.Waktu pengapian 13 tanpa penggunaan groundstrap.
5.Waktu pengapian 13 dengan penggunaan groundstrap 0,25mm.
6.Waktu pengapian 13 dengan penggunaan groundstrap 0,40mm.
7.Waktu pengapian 7 tanpa penggunaan groundstrap.
8.Waktu pengapian 7 dengan penggunaan groundstrap 0,25mm.
9. Waktu pengapian 7 dengan penggunaan groundstrap 0,40mm
Hasil Pengamatan Perbandingan Emisi Gas Buang HC antara motor dalam
keadaan standar dengan penggunaan groundstrap dan Merubah Waktu
Pengapian (7, 10, dan 13 sebelum TMA)
Penyajian data akan disajikan dalam bentuk Histogram agar penyajian data lebih jelas
dan mudah dipahami. Histogram yang disajikan berdasarkan hasil penelitian yang
berkaitan dengan pengaruh perubahan waktu pengapian (ignition timing) tehadap
emisi gas buang HC pada sepeda motor Yamaha Jupiter Z tahun 2007
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
8
Tabel 2. Hasil Pengamatan Perbandingan Emisi Gas Buang HC antara motor dalam
keadaan standar dengan penggunaan groundstrap dan Merubah Waktu Pengapian (7,
10, dan 13 sebelum TMA)
Agar penyajian hasil pengamatan di atas lebih jelas, maka data disajikan dalam
Histogram seperti pada Gambar 3.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
9
Pembahasan
Dari Gambar 3 di atas dapat
dilihat bahwa emisi gas buang CO
pada waktu pengapian 13o tanpa
penggunaan groundstrap adalah
paling tinggi dibandingkan dengan
kadar emisi gas buang CO dengan
waktu pengapian 10o dan 7
o. Dan
untuk emisi gas buang buang CO
dengan waktu pengapian 7o pada
penggunaan groundstrap 0,40mm
adalah paling rendah.
Jika dikaitkan dengan tabel
ambang batas emisi gas buang sesuai
dengan peraturan menteri negara
lingkungan hidup nomor 05 tahun
2006 pada tabel 3.1 bahwa ambang
batas emisi gas buang CO untuk
kendaraan bermotor kategori L sepeda
motor 4 langkah tahun pembuatan <
2010 sebesar 5,5%. Dengan demikian
kadar emisi tertinggi gas buang CO
pada penggunaan groundstrap ramah
lingkungan karena dibawah standar
yang dikeluarkan oleh menteri negara
lingkungan hidup, kadar emisi gas
buang CO tertinggi pada waktu
pengapian (ignition timing) 13
sebelum TMA tanpa menggunakan
groundstrap sebesar 2,199%. Kadar
emisi gas buang CO tanpa penggunaan
groundstrap dengan waktu pengapian
(ignition timing) 10 sebelum TMA
sebesar 2,166%, sedangkan untuk
waktu pengapian (ignition timing) 7
sebelum TMA tanpa penggunaan
groundstrap sebesar 1,699%.
Untuk kadar emisi gas buang CO pada
penggunaan groundstrap dengan
waktu pengapian (igniton timing) 7,
10 sebelum TMA lebih baik
dibanding dengan waktu pengapian
(ignition timing) 10 derajat sebelum
TMA tanpa menggunakan
groundstrap. Sedangkan untuk waktu
pengapian 13 hanya dalam
penggunaan groundstrap 0,4 mm yang
lebih baik disbanding dengan waktu
pengapian (ignition timing) 10 derajat
sebelum TMA.
Dari Gambar 4 di atas dapat dilihat
bahwa emisi gas buang HC pada
waktu pengapian 13o tanpa
penggunaan groundstrap adalah paling
tinggi dibandingkan dengan kadar
emisi gas buang HC dengan waktu
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
10
pengapian 10o dan 7o. Dan untuk
emisi gas buang buang HC dengan
waktu pengapian 7o pada penggunaan
groundstrap 0,40mm adalah paling
rendah.
Untuk kadar emisi gas buang HC pada
penggunaan groundstrap dengan waktu
sebelum TMA lebih baik dibanding
dengan waktu pengapian (ignition
tanpa menggunakan groundstrap.
Sedangkan untuk waktu pengapian
groundstrap 0,4 mm yang lebih baik
disbanding dengan waktu pengapian
TMA.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan dapat diambil simpulan
sebagai berikut:
1. Kadar emisi gas buang CO
terendah terjadi pada waktu
pengapian 7° dan penggunaan
groundstrap 0,40 mm yaitu sebesar
1,650 %. Sedangkan kadar emisi
gas buang CO pada keadaan
standar sebesar 2,166 %.
2. Kadar emisi gas buang HC
terendah terjadi pada waktu
pengapian 7° dan penggunaan
groundstrap 0,40 mm yaitu sebesar
235 ppm Sedangkan kadar emisi
gas buang HC pada keadaan
standar sebesar 320 ppm.
3. Kadar emisi gas buang CO dan HC
tertinggi terjadi pada waktu
pengapian 13° tanpa menggunakan
groundstrap yaitu sebesar 2,199 %
untuk CO dan 589 ppm untuk
kadar HC.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh dan implikasi yang
ditimbulakan, maka dapat disampaikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Pengguna sepeda motor dapat
menggunakan groundstrap untuk
mengurangi emisi gas buang CO
dan HC dengan biaya yang dapat
dijangkau.
2. Pengguna sepeda motor dapat
memodifikasi waktu pengapian
dengan cara memotong dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
11
menambah tonjolan panjang triger
pada magnet .
3. Pengguna sepeda motor dapat
memodifikasi sepeda motornya
untuk penggunaaan groundstrap
dengan diameter 0.4 mm dan dapat
mengubah waktu pengapian pada
7° sebelum TMA untuk hasil yang
paling baik.
4. Peneliti yang hendak
mengembangkan penelitian ini
hendaknya melakukan penelitian
mengenai penggunaan
groundstrap, hendaknya
melakukan penelitian tentang
pengaruh variasi bahan kawat
groundstrap terhadap emisi gas
buang CO dan HC pada perubahan
waktu pengapian. Selain itu dapat
ditambahkan pula penelitian
dengan variasi panjang lilitan yang
meutupi kabel busi.
DAFTAR PUSTAKA
Adianto, Alexandher Yudho. (2011).
Rp, 3000 Bisa Bikin Booster
Coil . Diperoleh Juni 2012,
dari
http://kilatperak.blogspot.jp/2
011/07/rp-3000perak-bisa-
bikinboosteroil.html?showCo
mment=136777549299#
c359586
798796782647888766
Romadhoni, Anggarif. (2012).
Pengaruh Penggunaan
Ignition Booster pada Kabel
Busi dan Penambahan
Metanol pada Bahan Bakar
Premium terhadap Emisi Gas
Buang Co dan Hc pada
Honda Supra X Tahun 2007.
Skripsi tidak dipublikasikan,
Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Arends, BPM dan Berenschot, H.
Motor Bensin. Sukrisno,
Umar. Jakarta: Erlangga
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Badan Pusat Statistika. (2009).
Perkembangan Jumlah
Kendaraan Bermotor menurut
Jenis tahun 1987-2009.
Diperoleh 08 Februari 2012,
dari
http://www.bps.go.id/tab_sub/
view.php?tabel=1&daftar=1&
id_subyek=17¬ab=12
Badan Standarisasi Nasional. (2005).
Emisi Gas Buang – Sumber
Bergerak – Bagian 3: Cara
Uji Kendaran Bermotor
Kategori L pada Kondisi Idle.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
12
Diperoleh 03 April 2012, dari
http://staff.undip.ac.id/env/se
mestergenap/files/2010/02/SN
I-09-7118.3 2005-kendaraan-
kategori-L-kondisi-idle.pdf
Boentarto. (2002). Menghemat Bensin
Sepeda Motor. Semarang:
Effhar.
Boentarto. (2005). Cara Pemeriksaan,
Penyetelan dan Perawatan
Sepeda Motor.
Yogyakarta: Andi.
Daryanto. (2011). Prinsip Dasar
Mesin Otomotif. Bandung: Alfabeta.
Daryanto. (2010). Teknik Konversi
Energi. Bandung: Satu Nusa.
Daryanto.(2002). Teknik Otomotif.
Jakarta: Bumi Aksara.
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas
Sebelas Maret. (2016).
Pedoman Penulisan Skripsi.
Surakarta: UNS Press.
Fardiaz, Srikandi. (1992). Polusi Air
dan Udara. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Fika. (2012). Kenaikan BBM:
Mengusung Penderitaan Baru
Rakyat Indonesia. Diperoleh
06 Juli 2012, dari
http://kampus.okezone.com/re
ad/2012/03/20/367/596815/ke
naikan-bbm-mengusung-
penderitaan-baru-rakyat-
indonesia
Hida, Ramdhania El. (2010). Tingkat
Polusi Tinggi, Premium
Hanya Dijual di Indonesia.
Diperoleh 06 Juli 2012, dari
http://finance.detik.com/read/
2010/11/29/213541/1505259/
4/tingkat-polusi-tinggi-
premium-hanya-dijual-di-
indonesia
Hidayat, W. (2012). Motor Bensi
Modern. Jakarta: Rineka Cipta.
Siregar, Houtman P. Pengaruh
Diameter Kawat Kumparan
Alat Penghemat Energi yang
Berbasis Elektromagnetik
Terhadap Kinerja Motor
Diesel. Institut Teknologi
Indonesia, Jakarta
Jama, J. (2008). Teknik Sepeda Motor
Jilid 2 untuk SMK. Direktorat
Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, Jakarta:
Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Kanginan, M. (2004). Fisika 3A Untuk
SMA Kelas XII. Jakarta :
Erlangga.
Nortop, RS. (1995). Teknik Reparasi
Sepeda Motor. Bandung: Pustaka
Grafika.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
2 Dosen Program Studi Pendidikan Teknik Mesin FKIP UNS.
13
Prastowo, A. (2011). Memahami
Metode-Metode Penelitian.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sastrawijaya, A.T. (2009).
Pencemaran Lingkungan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Sitompul, Darwin. dan Kusnul Hadi.
(1991). Prinsip-Prinsip
Konversi Energi. Jakarta:
Erlangga.
Sihalolo, RD. (2009). Perbandingan
Unjuk Kerja Motor Bakar
Berbahan Bakar
Premium.Universitas
Sumatera Utara.
Sikomo. (31 Oktober 2011). Tips
Merawat Ruang Pembakaran
Mesin Motor. Diperoleh 30
September 2012, dari:
http://sikomo-
sikomo.blogspot.com/2011_1
0_01_archive.html)
Sudjana. (1991). Desain dan Analisis
Eksperimen. Bandung:
Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D. Bandung: Alfabeta.
Suganda, Hadi & Kageyama, Katsumi.
(1993). Pedoman Perawatan
Sepeda Motor. Jakarta :
Pradnya Paramita
Surakhmad, W. (1998). Pengantar
Penelitian Ilmiah. Bandung:
Tarsito.
Wariyono, Sukis., Muharomah,Yani.
(2008). Mari Belajar Ilmu
Alam Sekitar 3: Panduan
Belajar IPA Terpadu. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen
Pendidikan Nasional.
Widodo, E. (2011). Otomotif Sepeda
Motor. Bandung: Yrama Widya.