Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

27
1 GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU PADA SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Oleh: RM. Bambang S ABSTRAK Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu peningkatan kinerja guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konstribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru yang tercermin dalam peningkatan disiplin, komitmen, tanggung jawab, motivasi kerja dan kemampuan guru sebagai indikator kinerjanya. Pendekatan dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif. Tehnik pengumpulan data digunakan: observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subyek penelitian berjumlah sembilan orang terdiri dari satu orang kepala sekolah, tiga orang wakil kepala sekolah dan lima orang guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah memberikan konstribusi dalam peningkatan: (a) disiplin guru, namun, masih terdapat beberapa orang guru yang memperlihatkan perilaku yang kurang disiplin; (b) komitmen guru, namun, masih terdapat beberapa orang guru yang memiliki komitmen yang rendah; (c) tanggung jawab guru, namun masih terdapat beberapa orang guru yang memiliki tanggung jawab rendah; (d) motivasi kerja guru; (e) kemampuan guru. (2) Gaya kepemimpinan transformasional dan situasional merupakan gaya kepemimpinan yang dominan digunakan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru. Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Guru I. PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan secara mikro, pada dasarnya sangat ditentukan oleh operasionalisasi manajemen di tingkat sekolah. Peran utama dalam menjalankan roda manajemen sekolah terletak pada kepala

Transcript of Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

Page 1: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

1

GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU PADA SMP NEGERI 8 BANDA ACEH

Oleh: RM. Bambang S

ABSTRAK

Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu peningkatan kinerja guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan konstribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru yang tercermin dalam peningkatan disiplin, komitmen, tanggung jawab, motivasi kerja dan kemampuan guru sebagai indikator kinerjanya. Pendekatan dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan metode diskriptif. Tehnik pengumpulan data digunakan: observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subyek penelitian berjumlah sembilan orang terdiri dari satu orang kepala sekolah, tiga orang wakil kepala sekolah dan lima orang guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah memberikan konstribusi dalam peningkatan: (a) disiplin guru, namun, masih terdapat beberapa orang guru yang memperlihatkan perilaku yang kurang disiplin; (b) komitmen guru, namun, masih terdapat beberapa orang guru yang memiliki komitmen yang rendah; (c) tanggung jawab guru, namun masih terdapat beberapa orang guru yang memiliki tanggung jawab rendah; (d) motivasi kerja guru; (e) kemampuan guru. (2) Gaya kepemimpinan transformasional dan situasional merupakan gaya kepemimpinan yang dominan digunakan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru.

Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Guru

I. PENDAHULUAN

Peningkatan mutu pendidikan secara mikro, pada dasarnya sangat ditentukan

oleh operasionalisasi manajemen di tingkat sekolah. Peran utama dalam menjalankan

roda manajemen sekolah terletak pada kepala sekolah dan seluruh komunitas sekolah,

baik secara bersama-sama maupun masing-masing. Kepala sekolah orang yang

bertanggug jawab untuk menjalankan roda organisasi sekolah.Sehubungan dengan

hal tersebut Danim (2009:v) menyatakan “dalam kapasitas ini fungsi kepala sekolah

bukan saja sebagai manajer, melainkan sebagai pemikir dan pengembang terhadap

kemajuan sekolah”.

Menyikapi tentang peran, fungsi dan tangungjawab kepala sekolah, selayaknya

kepala sekolah memiliki komitmen moral yang tinggi atas pekerjaannya di samping

profesional dan berdedikasi. Sebagai pemimpin puncak di sekolah, kepala sekolah

merupakan subjek yang dituntut harus melakukan transformasi kemampuannya

melalui bimbingan, tuntunan dan pemberdayaan kepada seluruh komunitas sekolah,

demi mencapai tujuan sekolah yang optimal, sesuai dengan visi dan misi sekolah.

Page 2: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

2

Namun demikian, berbagai fenomena di lapangan muncul kepermukaan

diantaranya masih banyaknya sekolah yang prestasi siswanya tergolong rendah,

guru dan siswa kurang disiplin, guru yang kemampuan dalam mengelola

pembelajaran dan komitmennya terhadap tugas relatif rendah, dan lambannya staf

tata usaha dalam melayani kebutuhan siswa. Pemandangan seperti ini merupakan

cerminan kurangnya kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan stafnya, di

samping rendahnya etos kerja komunitas sekolah secara keseluruhan.

Tinggi dan rendahnya kemampuan kepala sekolah dalam memberdayakan

stafnya, memiliki kaitan erat dengan pemilihan pola dan gaya kepemimpinan yang

dianut oleh kepala sekolah. Kaitan gaya kepemimpinan dengan situasi tertentu

menurut Rivai (2003:65) menyatakan “ada kaitan yang erat antara gaya

kepemimpinan dengan situasi yang dipersyaratkan”. Hal ini memberikan makna

bahwa seorang pemimpin akan efektif dalam memimpin, jika gaya kepemimpinan

yang digunakan oleh pemimpin sesuai dengan iklim, kultur dan kebutuhan dari

organisasi yang dipimpinnya.

Untuk merealisasi kondisi ini, dibutuhkan kepala sekolah yang kompeten dan

elegan, disertai dengan peningkatan kinerja seluruh komunitas sekolah, terutama

peningkatan kinerja guru selaku penanggungjawab terhadap proses pembelajaran

peserta didik di kelas. Mengenai kepala sekolah yang kompeten dan elegan, Danim

(2009:168) menyatakan “kepala sekolah yang bercirikan pemimpin sejati, efektif,

produktif, pemecah konflik, pendukung perubahan, komunikator ulung, penentu

standar kerja, pembangun disiplin, pencipta iklim kerja yang baik, dan mampu

mengakomudasikan lingkungannya”.

Hal ini memberikan makna bahwa seorang kepala sekolah harus memiliki

kemampuan yang tergolong representatif, bersikap proaktif, kreatif, inovatif dan

memenuhi standar kepala sekolah, dengan tidak mengeyampingkan fungsi-fungsi

kepemimpinannya, meliputi fungsi intruktif, konsultatif, partisipatif, delegasi dan

pengendalian (Rivai, 2003:51). Di sisi lain, ketersediaan tenaga guru yang memiliki

legitimasi guru professional, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai,

memberikan nuansa tersendiri bagi peningkatan kinerja guru, disamping kepala

sekolah yang kompeten dan elegan.

Page 3: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

3

Bertitik tolak dari uraian tersebut, timbullah permasalahan dalam penelitian ini

apakah gaya kepemimpinan kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru ? Untuk

menjawab permasalahan ini, dibutuhkan suatu penelitian yang cermat dan

mendalam, yang penulis tuangkan dalam judul penelitian: “Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru Pada SMP Negeri 8 Banda Aceh”.

II. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan menggunakan metode diskriptif. Pendekatan ini dimaksudkan untuk

mengkaji permasalahan dan memperoleh jawaban yang bermakna dan mendalam

tentang Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kinerja Guru pada

SMP Negeri 8 Banda Aceh.

Moleong (2006:242) menegaskan bahwa penelitian kualitatif pada hakekatnya

mengawasi orang dalam lingkungannya, berintegrasi dengan mereka,

berusaha memahami bahasa dan tafsirannya tentang dunia sekitarnya.

Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan beberapa

pertimbangan sebagai berikut: pertama; peneliti bermaksud ingin mengembangkan

konsep pemikiran dari pemahaman yang terkandung dalam gaya kepemimpinan

kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru pada SMP Negeri 8 Banda Aceh,

yaitu dengan cara mengamati secara cermat gaya kepemimpinan kepala sekolah

dalam meningkatkan kinerja guru, dan sensitif terhadap subjek yang diteliti serta

mendeskripsikannya secara induktif. Kedua; peneliti bermaksud untuk menganalisis

dan menafsirkan fakta, gejala, dan peristiwa yang berkaitan dengan gaya

kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru, dalam konteks ruang

dan waktu serta situasi yang dialami. Ketiga; bidang kajian penelitian ini berkenaan

dengan suatu proses dan kegiatan gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam

peningkatan kinerja guru pada SMP Negeri 8 Banda Aceh.

Sesuai dengan pendekatan yang dilakukan, maka tehnik yang digunakan dalam

pengumpulan data adalah : (1) observasi; (2) wawancara dan (3) dokumentasi. Hal ini

sesuai dengan pendapat Fatah (2004: 216) tentang teknik pengumpulan data peneltian

kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan), yaitu mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Page 4: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

4

2. Wawancara (interview) yaitu pengumpulan data yang dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individu dengan tujuan untuk menggali dan memperoleh data atau informasi yang lebih mendalam dan relevan dengan masalah yang diteliti

3. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalasis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Analisis data dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagaimana yang

disarankan oleh Nasution (2001:129-130), yaitu:

1) Reduksi data, adalah membuat abstraksi dari seluruh data yang diperoleh dari dilapangan yang sesuai dengan fokus penelitian

2) Pengorganisasian dan pengolahan data sesuai dengan tujuan penelitian, baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun hasil.3) Penafsiran data sesuai dengan tujuan penelitian yaitu merakit unsur-unsur data

penelitian serta memberi makna berdasarkan pandangan penelitian untuk mencapai suatu kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian secara keseluruhan dan berkesinambungan.

4) Verifikasi data dilakukan untuk menguji atau memeriksa kesimpulan yang diambil dibandingkan dengan teori-teori yang relevan apakah sudah tepat atau belum dalam mencapai tujuan penelitian. Seluruh kegiatan analisa data tersebut dilakukan secara terus-menerus dan saling berhubungan dari awal sampai akhir tujuan.

Sedangkan yang menjadi subjek penelitian ini berjumlah sembilan orang,

dengan rincian satu orang kepala sekolah, tiga orang wakil kepala sekolah dan lima

orang guru, dengan mengambil lokasi penelitian pada SMP Negeri 8 Banda Aceh

yang terletak di Jalan Hamzah Fansuri No.1 Kopelma Darussalam.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kontribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Disiplin Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.

Untuk memperoleh data tentang kontribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah

dalam peningkatan disiplin guru , dilakukan observasi, wawancara dan telaah

dokumentasi . Observasi dimaksudkan untuk mengetahui kondisi yang sesungguhnya

tentang gaya kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin guru. Kedisiplinan guru

yang diamati meliputi: disiplin kehadiran datang dan pulang; disiplin dalam

melaksanakan tugas mengajar; disiplin dalam melaksanakan tugas sekolah bukan

Page 5: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

5

mengajar. Hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa sebahagian besar guru

memperlihatkan tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Aktivitas dan upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan disiplin

guru meliputi: mengembangkan visi secara bersama; mendistribusikan

wewenang/peran; membangun dan mengembangkan kultur sekolah; melakukan

komunikasi persuasif; melakukan aksi secara tepat atas segala ancaman dan peluang;

melakukan perhatian secara individual; memberikan teguran, nasehat dan

bimbingan tentang pelaksanaan tugas guru; melakukan kesepakatan tentang tugas;

dan memberikan teladan kepada guru.

Mengacu kepada aktivitas dan upaya tersebut, ternyata kepala sekolah dalam

peningkatan disiplin guru menggunakan gaya kepemimpinan transformasional,

visioner, transaksional dan situasional. Penggunaan ke empat gaya ini memberikan

konstribusi dalam peningkatan disiplin guru, yakni sebahagian besar dari guru

memperlihatkan kedisiplinan yang tinggi. Namun, masih terdapat adanya beberapa

orang guru yang memperlihatkan perilaku yang kurang disiplin.

2. Konstribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatkan Komitmen Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh

Untuk memperoleh data tentang konstibusi gaya kepemimpinan kepala sekolah

dalam peningkatan komitmen guru, dilakukan observasi dan wawancara dengan

subyek penelitian. Hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa: aktivitas dan

upaya kepala sekolah meliputi: mensosialisasikan visi, misi dan tujuan sekolah;

memberikan dukungan moral kepada guru; membantu memaknai tugas guru sebagai

bahagian dari kehidupan; memberikan arahan dan bimbingan terhadap pelaksanaan

tugas guru.

Mengacu kepada aktivitas dan upaya diatas, jelaslah bahwa gaya

kepemimpinan kepala sekolah dalam peningkatan komitmen guru terhadap tugas

menggunakan gaya transformasional dan situasional. Penggunaan kedua gaya ini

memberikan konstribusi dalam peningkatan komitmen guru terhadap tugas, namun

masih terdapat beberapa orang guru yang memperihatkan komitmen yang rendah.

3. Konstribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Tanggung Jawab Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh

Untuk memperoleh data tentang konstribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah

dalam peningkatkan tanggung jawab, dilakukan observasi, wawancara dan telaah

Page 6: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

6

dokumentasi. Hasil observasi dan wawancara diperoleh bahwa aktivitas dan upaya

kepala sekolah dalam peningkatan tanggung jawab guru meliputi: melakukan

supervisi kelas; memeriksa perangkat pembelajaran RPP dan silabus yang dibuat

guru; membuat kesepakatan terhadap pelaksanaan tugas guru; mentransformasikan

peran kepemimpinan; dan memberikan penghargaan terhadap keberhasilan

pelaksanaan tugas guru.

Mengacu kepada aktivitas dan upaya tersebut, ternyata kepala sekolah

menggunakan gaya kepemimpinan transformasional, visioner, dan transaksional.

Penggunaan ke tiga gaya ini memberikan konstribusi dalam peningkatan tanggung

jawab guru , yakni sebahagian besar guru memiliki tanggung jawab yang tinggi

terhadap tugas. Namun, masih terdapat beberapa orang guru yang memiliki tanggung

jawab yang rendah, terutama bagi yang tergolong rendahnya disiplin dan komitmen.

4. Konstribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh

Untuk memperoleh data tentang konstribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah

dalam peningkatkan motivasi guru, dilakukan observasi, wawancara dan telaah

dokumentasi. Hasil observasi dan wawancara diperoleh aktivitas dan upaya kepala

sekolah dan guru meliputi: membangun komunikasi persuasif dengan guru;

memberdayakan potensi guru; mendorong tumbuhnya motif berprestasi;

membangun hubungan dengan cara mendorong sosio emosional guru; memberikan

arahan dan bimbingan terhadap pelaksanaan tugas guru; dan menghargai setiap

keberhasilan dari pelaksanaan tugas guru

Mengacu kepada aktivitas dan upaya tersebut ternyata kepala sekolah dalam

peningkatan motivasi kerja guru, menggunakan gaya kepemimpinan transformasional

dan situasional.

5. Konstribusi Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru SMP Negeri 8 Banda Aceh

Untuk memperoleh data tentang konstribusi gaya kepemimpinan kepala sekolah

dalam peningkatkan kemampuan guru, dilakukan observasi, wawancara dan telaah

dokumentasi berupa RPP yang dibuat oleh guru. Hasil observasi dan wawancara

diperoleh bahwa aktivitas dan upaya kepala sekolah dalam peningkatan kemampuan

meliputi: melakukan supervisi kelas; memeriksa RPP dan silabus yang dibuat guru;

melakukan komunikasi persuasif dengan guru; mempertahankan kesempurnaan

Page 7: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

7

pelayanan terhadap guru; mengatur sumber daya guru; sensitif terhadap

kepentingan guru dan organisasi; memberikan perhatian secara individual terhadap

guru; mengembangkan visi secara bersama; mengembangkan kultur sekolah;

memberikan bimbingan dan arahan terhadap pelaksanaan tugas guru.

Data tentang kemampuan guru diperolh melalui observasi dan wawancara

dengan guru dan telaah dokumentasi. Wawancara terhadap guru tidak lain untuk

mengetahui tentang perangkat pembelajaran yang disiapkan guru untuk mendukung

proses pembelajaran . Observasi dilakukan terhadap tiga orang guru, dengan

mengamati kemampuan mengajarnya di kelas. Penilaian kemampuan mengajar guru,

digunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II) . Sedangkan untuk

penilaian rencana proses pembelajaran (RPP) digunakan Alat Penilaian Kemampuan

Guru I (APKG I) .

Hasil observasi yang terungkap bahwa kemampuan mengajar guru dalam

kategori baik. Sedangkan kemampuan membuat rencana proses pembelajaran (RPP)

juga tergolong baik. Aktivitas kepala sekolah dan guru, ternyata kepala sekolah

dalam peningkatan kemampuan guru menggunakan gaya tranformasional, situasional

dan transaksional. Penggunaan ke tiga gaya kepemimpinan ini memberikan

konstribusi dalam peningkatan kemampuan guru.

6. Gaya Kepemimpinan yang Dominan Digunakan Kepala Sekolah dalam Pe ningkatkan Kinerja Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.

Hasil wawancara dengan subyek penelitian terhadap masing-masing indikator

kinerja, terungkap bahwa gaya kepemimpinan yang dominan digunakan kepala

sekolah dalam peningkatan kinerja guru adalah gaya kepemimpinan transformasional

dan situasional. Gaya kepemimpinan transformasional diperlihatkan oleh aktivitas

kepala sekolah meliputi: kharisma dan inspirasional; membangun komunikasi

persuasif dengan guru dan seluruh komunitas sekolah; memberi perhatian secara

individual; mengembangkan visi dan kultur sekolah.; mentranformasikan peran dan

tanggung jawab; memiliki sikap sensitif terhadap pengembangan organisasi sekolah;

memiliki kemampuan untuk melakukan usaha-usaha rekonnstruksi di sekolah.

Gaya kepemimpinan situasional yang digunakan kepala sekolah terlihat dari

aktivitas kepala sekolah meliputi: menaruh perhatian terhadap guru; memberikan

bimbingan dan arahan serta dukungan emosional; membangkitkan motivasi dan

Page 8: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

8

meningkatkan komitmen guru terhadap tugas; dan memperhatikan kematangan dan

kesiapan guru.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Konstribusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Disipilin Guru SMP Negeri 8 Bandas Aceh

Temuan lapangan mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah

yang digunakan dalam peningkatan disiplin guru, menggunakan tiga gaya

kepemimpinan yakni, gaya kepemimpinan transformasonal, visioner dan situasional.

Temuan ini didasarkan atas aktivitas yang dilakukan kepala sekolah meliputi:

menggiring guru kearah tumbuhnya sentivitas pengembangan visi secara bersama;

pendistribusian wewenang; dan membangun kultur organisasi sekolah.Pemilihan

gaya kepemimpinan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya harus

mengacu kepada situasi dan iklim sekolah serta karakteristik guru yang dipimpinnya.

Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Wahyudi (2009:120) sebagai berikut:

“Penerapan gaya kepemimpinan sangat ditentukan oleh situasi kerja atau keadaan

anggota/bawahan dan sumber daya pendukung organisasi.

Pemilihan gaya tranformasional, visioner dan situasional oleh kepala sekolah

dalam peningkatan disiplin guru, sangat terkait dengan situasi dan iklim orgasasi serta

karakter guru . Pemilihan gaya transformasional mengisyaratkan bahwa proses

transformasi akan lebih memotivasi dan membentuk sikap disiplin guru .. Pemilihan

gaya transformasional oleh kepala sekolah, tidak lain berupaya

Menyangkut dengan gaya transformasional yang digunakan oleh kepala

sekolah, Mulyasa (2006:59) menjelaskan bahwa “gaya kepemimpinan yang dapat

berperan sebagai jembatan yang menghubungkan pelbagai keputusan tanpa ada

pihak yang dirugikan”.

Pemilihan gaya visioner yang digunakan oleh kepala sekolah dalam

peningkatan disiplin guru, terlihat dari aktivitas kepala sekolah meliputi: mengatur

sumber daya manusia; menciptakan dan mengartikulasikan visi yang realistic.

Kartanegara (2003:3) menjelaskan tentang gaya kepemimpinan visioner adalah pola

kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kinerja dan usaha yang perlu

dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberikan

arahan dan makna pada kinerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas.

Page 9: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

9

Lebih lanjut Komariah (2005:72) mengatakan “gaya kepemimpinan visioner adalah

gaya kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan

yang penuh tantangan dan menjadi agen perubahan yang unggul dan menjadi

penentu arah organisasi yang memahami prioritas, menjadi pelatih yang profesional,

serta membimbing personil lainnya kearah profesionalisme kerja yang diharapkan”.

Di samping itu pemilihan gaya kepemimpinan situasional yang digunakan oleh

kepala sekolah dalam peningkatan disiplin guru, diperlihatkan oleh aktivitas kepala

sekolah meliuputi: membangun komunikasi dengan mengacu pada perilaku tugas

dan hubungan; memberikan arahan dan bimbingan; memberikan dorongan

emosional. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Mulyasa (2006:125) sebagai

berikut: Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah dalam

meningkatkan disiplin Guru yaitu: membantu guru mengembangkan pola prilakunya;

membantu guru meningkatkan standar prilakunya; dan menggunakan pelaksanaan

aturan .

Temuan lapangan tentang gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala

sekolah dalam peningkatan disiplin guru, yakni gaya kepemimpinan

transformasional, visioner dan situasional. Penggunaan ketiga gaya kepemimpinan

tersebut memberikan konstribusi terhadap peningkatan disiplin guru. Sekalipun

demikian, temuan tentang disiplin guru yang tergolonng relatif tinggi, namun masih

ada beberapa orang guru yang memperlihatkan disiplin guru terhadap tugas. Hal ini

mengisyarakan bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah meliputi

gaya kepemimpinan transformasional, visioner dan situasional secara bersama-sama

memberikan konstribusi dalam peningkatan disiplin guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.

2. Konstribusi Gaya Ke pemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Komitmen Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh

Temuan lapangan mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah

yang digunakan dalam peningkatan komitmen, menggunakan dua gaya

kepemimpinan yakni, gaya kepemimpinan transformasonal dan situasional. Kedua

gaya ini muncul diakibatkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam

melaksanakan kepemimpinannya, terutama dalam upaya peningkatan komitmen guru

terhadap tugas kesehariannya. Pemunculan kedua gaya ini juga sangat terkait dengan

kebutuhan guru, situasi dan iklim sekolah dan karaktristik guru itu sebagai bentuk

Page 10: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

10

perilaku yang melahirkan komitmen itu sendiri. Adapun sikap dan perilaku yang

diperlihatkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen guru diantaranya

adalah memperlihatkan unsur yang kharismatik, inspiratif, memiliki rangsangan

intelektual, mendorong kinerja guru. Di samping itu kepala sekolah juga

melakukan kumunikasi persuasif dengan guru dan cenderung menyarankan kepada

guru untuk memiliki motif berprestasi. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh

Danim (2009:62) tentang indikator gaya kepemimpinan transformasional sebagai

berikut : (1) pembaharu; (2) memberi teladan; (3) mendorong kinerja bawahan; (4)

mengharmoniskan lingkungan kerja; (5) memberdayakan bawahan; (6) bertindak atas

system nilai; (7) meningkatkan kemampuan terus menerus; (8) mampu menghadapi

situasi yang rumit.

Gaya kepemimpinan transformasional yang digunakan kepala sekolah dalam

peningkatan komitmen guru, adalah dengan cara menanamkan rasa percaya diri,

belajar dari kesalahan, memberikan bayangan terhadap masa depan, berani

mengambil resiko yang pada akhirnya akan mampu melahirkan komitmen yang

tinggi pada guru terhadap tugas yang diembannya.

Temuan gaya kepemimpinan situasional yang digunakan kepala sekolah dalam

peningkatan komitmen guru, memberikan makna bahwa komitmen guru terhadap

tugas dapat dibentuk dan ditingkatkan melalui perilaku hubungan yang dibangun

kepala sekolah, dengan cara memberikan dorongan sosio emosional terhadap guru

dalam setiap aspek yang melibatkan guru. Disamping itu komitmen guru terhadap

tugas dapat dibangun melalui perilaku tugas yang diemban oleh guru dengan cara

memberikan arahan dan bimbingan oleh kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas

keseharian guru. Lebih lanjut pemilihan gaya kepemimpinan situasional oleh kepala

sekolah diharapkan mampu membangun komitmen guru dengan mengacu kepada

kematangan melaksanakan tugas.

Temuan gaya kepemimpinan situasional yang digunakan kepala sekolah dalam

membangun komitmen guru, dilakukan dengan cara membangun pemahaman

terhadap visi dan misi serta tujuan sekolah yang ingin dicapai. Di samping itu kepala

sekolah dalam membangun komitmen guru, dengan cara melibatkan guru dalam

tugas tertentu, menciptakan iklim sekolah yang kondusif untuk pelaksaan tugas guru,

Page 11: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

11

menjalin dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan guru dan sesama guru,

sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan komitmen terhadap tugas guru.

Temuan ini senada dengan apa yang dungkapkan oleh Wahjosumidjo

(2001:153) mengungkapkan bahwa: “Komitmen dalam kerja baik individu,

kelompok maupun organisasi di pengaruhi oleh lingkungan kerja dan teman kerja”.

Dengan demikian dapatlah dimaknai bahwa gaya kepemimpinan transformasional

dan situasional yang digunakan kepala sekolah memberikan konstribusi dalam

peningkatan komitmen guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.

3. Konstibusi Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Tanggung jawab Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh 8 Banda Aceh

Temuan lapangan mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah

yang digunakan dalam peningkatan tanggung jawab guru, menggunakan ketiga gaya

kepemimpinan digunakan oleh kepala sekolah yakni, gaya kepemimpinan

transformasonal, visioner dan transaksional.

Gaya kepemimpinan transformasional yang digunakan kepala sekolah dalam

peningkatan tanggung jawab , diperlihatkan oleh aktivitas kepala sekolah dalam

melakukan pendistribusian peran, memperlihatkan sikap sensitivitasnya terhadap

guru. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Danim (2009:60) sebagai berikut :

“kepemimpinan transformasional menggiring sumber daya manusia kearah

tumbuhnya sensitivitas pembinaan, pengembangan visi secara bersama,

pendistribusia kewenangan dan membangun kultur sekolah”.

Seterusnya gaya kepemimpinan visioner yang digunakan kepala sekolah dalam

peningkatan tanggung jawab , diperlihatkan melalui kemampuan kepala sekolah

mengatur sumber daya guru, dalam bentuk pengawasan terhadap tugas, meminta

pertanggungjawaban, kemampuan bereaksi secara cepat atas segala ancaman dan

peluang.

Mengenai gaya kepemimpinan transaksional yang digunakan kepala sekolah

dalam peningkatan tanggung jawab, diperlihatkan oleh kepala sekolah melalui

aktivitas kesepakatan penugasan terhadap tanggung jawab guru dalam melaksanakan

tugas, adanya kesepakatan penghargaan dalam peningkatan tanggung jawab guru.

Hal ini dilakukan untuk mendorong guru melaksanakan tugas dengan penuh tanggung

jawab. Temuan lapangan tentang tanggung jawab guru terhadap tugas, memberikan

Page 12: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

12

sesuatu yang cukup bermakna terhadap gaya kepemimpinan yang digunakan oleh

kepala sekolah . Hal ini ditunjukkan oleh tingginya tanggung jawab guru dalam

melaksanakan tugas kesehariannya. Dengan demikian dapatlah dimaknai bahwa gaya

kepemimpinan transformasional , visioner dan transaksional yang digunakan kepala

sekolah memberikan konstribusi dalam peningkatan tanggung jawab guru SMP

Negeri 8 Banda Aceh.

4. Konstribui Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Motivasi Kinerja Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.

Temuan lapangan mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah

yang digunakan dalam peningkatan motivasi, menggunakan dua gaya kepemimpinan

yakni, gaya kepemimpinan transformasonal dan situasional. Kedua gaya ini muncul

diakibatkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam upaya

peningkatan motivasi guru. Pemunculan kedua gaya ini juga sangat terkait dengan

kebutuhan guru, situasi dan iklim sekolah dan karaktristik guru itu sebagai bentuk

perilaku yang melahirkan motivasi kerja itu sendiri.Temuan ini dapat dipahami

dengan mencermati sikap dan perilaku kepala sekolah dalam membentuk dan

meningkatkan motivasi kerja guru.

Aktivitas kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja guru meliputi:

melakukan komunikasi persuasif; memiliki kekaguman intelektual; memiliki

kapasitas memotivasi; memberdayakan potensi guru dan menyarankan guru untuk

memiliki motif berprestasi. Hal ini sebagaimana yang dikemukan oleh Syafaruddin

(2010:98) bahwa strategi transformasional berjalan atas persuasif idealisme,

kekaguman intelektual, memotivasi dan membagi visi.

Temuan gaya kepemimpinan situasional yang digunakan kepala sekolah dalam

peningkatan motivasi kerja guru , memberikan makna bahwa motivasi kerja guru

terhadap tugas dapat dibentuk dan ditingkatkan melalui perilaku hubungan yang

dibangun kepala sekolah meliputi: memberikan dorongan sosio emosional terhadap

guru; memberikan arahan dan bimbingan; membangun motivasi guru mengacu

kepada kematangan melaksanakan tugas; membangun pemahaman terhadap visi

dan misi; melibatkan guru-guru dalam tugas-tugas tertentu; menciptakan iklim

sekolah yang kondusif; menjalin dan menciptakan hubungan yang harmonis dengan

guru dan sesama guru. Temuan ini senada dengan apa yang diungkap oleh Danim

Page 13: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

13

(2009:83) adalah sebagai berikut : “Dalam rangka peningkatan motivasi kerja guru,

kepala sekolah harus mengembangkan kemampuan bekerjasama dengan guru,

menciptakan iklim kerja yang kondusif, memberikan penghargaan (reward) yang

sesuai dan membangun kerja yang relevan dengan visi dan misi”.

5. Konstribusi Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Peningkatan Kemampuan Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh.

Temuan lapangan mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan kepala sekolah

yang digunakan dalam peningkatan kemampuan guru, menggunakan tiga gaya

kepemimpinan yakni, gaya kepemimpinan transformasonal, visioner dan situasional.

Temuan gaya kepemimpinan ini didasarkan atas aktivitas yang dilakukan oleh kepala

sekolah dalam peningkatan kemapuan guru terhadap tugas, yang diperoleh melalui

observasi, wawancara dan telaah dokumentasi.

Temuan ini juga mengisyaratkan bahwa penggunaan lebih dari satu gaya

kepemimpinan dalam melaksanakan tugas kepemimpinan kepala sekolah, merupakan

suatu fenomena kepemimpinan yang dinamis dan adaptif, dan dapat menjawab

persoalan-persoalan kepemimpinan terutama dalam penigkatan kemampuan guru baik

yang menyangkut pengelolaan proses pembelajaran maupun rencana proses

pembelajaran.

Temuan gaya kepemimpinan transformasional, visioner dan situasional dalam

peningkatan kemampuan guru, diperlihatkan oleh aktivitas dan upaya kepala

sekolah me;iputi: menghasilkan dan mempertahankan kesempurnaan pelayanan

terhadap guru; kemampuan mengatur sumber daya guru; sensitivitas terhadap guru

dan organisasi; memiliki perhatian secara individual; mengembangkan visi bersama;

mengembangkan kultur sekolah; melakukan kesepakatan kerja baik menyangkut

klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan maupun penghargaan kerja.

Kesemuaanya ini mengacu kepada pemberian bimbingan dan pengarahan, pemberian

dukungan sosio emosional dan kematangan melaksanakan tugas. Tentang

kemampuan itu sendiri Robbins (2003:40) menjelaskan bahwa “kemampuan (ability)

adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu

pekerjaan. Kemampuan seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua

perangkat faktor, yaitu faktor kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Page 14: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

14

Kemampuan melaksanakan tugas oleh guru dapat dimaknai sebagai

penguuasaan kompetensi yang terdapat pada diri guru, baik yang menyangkut

kompetensi kepribadian, paedagodgik, professional maupun sosial. Mengenai

kompetensi guru, Mulyasa (2006:38) menjelaskan kompetensi dapat diartikan

sebagai “pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai seseorang telah

menjadi bagian dari dirinya sehingga dia dapat melakukan perilaku kognitif, afektif

dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya”.

6. Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Dominan Digunakan dalam Peningkatan Kinerja Guru SMP Negeri 8 Banda Aceh

Mengacu kepada uraian yang terdahulu, ternyata secara keseluruhan gaya

kepemimpinan yang dominan digunakan oleh kepala sekolah dalam peningkatan

kinerja guru yakni dua gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan

transformsional dan gaya kepemimpinan situasional. Hal ini dapat dipahami, bahwa

pemilihan gaya kepemimpinan transformasional dan situasional yang digunakan

kepala sekolah dalam peningkatan kinerja guru SMP Negeri 8 Banda Aceh,

merupakan tuntutan yang harus digunakan kepala sekolah untuk memenuhi

kebutuhan iklim dan budaya organisasi serta tuntutan kinerja guru di SMP Negeri 8

Banda Aceh.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan temuan penelitian yang mengacu pada pembahasan

penelitian, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

(1) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah dalam peningkatan disiplin

guru, menggunakan empat gaya kepemimpinan, yakni gaya kepemimpinan

transformasional, transaksional, visioner dan situasional. Penggunaan ke empat

gaya ini memberikan konstribusi dalam peningkatan disiplin guru SMP Negeri 8

Banda Aceh, yakni sebahagian besar dari guru memperlihatkan kedisiplinan yang

tinggi. Namun, masih terdapat beberapa orang guru yang memperlihatkan

perilaku yang kurang disiplin.

(2) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah dalam peningkatan

komitmen guru , yaitu menggunakan dua gaya kepemimpinan, yakni: gaya

kepemimpinan tranformasional dan situasional. Penggunaan kedua gaya

Page 15: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

15

kepemimpinan ini memberikan kontribusi dalam peningkatan komitmen guru

terhadap tugas pada SMP Negeri 8 Banda Aceh, yakni sebahagian besar guru

memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas. Namun, masih terdapat beberapa

orang guru yang memiliki komitmen yang rendah.

(3) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah dalam peningkatan tanggung

jawab guru , menggunakan tiga gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan

transformasional, visioner, dan transaksional. Namun, masih terdapat beberapa

orang guru yang memiliki tanggung jawab yang rendah.

(4) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah dalam peningkatan

motivasi , menggunakan dua gaya kepemimpinan, yaitu gaya kepemimpinan

transformasional dan situasional. Penggunaan ke dua gaya ini memberikan

kontribusi dalam peningkatan motivasi kerja guru pada SMP Negeri 8 Banda

Aceh.

(5) Gaya kepemimpinan yang digunakan kepala sekolah dalam peningkatan

kemampuan guru, menggunakan tiga gaya kepemimpinan, yaitu gaya

kepemimpinan transformasional, visioner dan situasional. Penggunaan ke tiga

gaya kepemimpinan ini memberikan konstribusi dalam peningkatan kemampuan

guru pada SMP Negeri 8 Banda Aceh.

(6) Gaya kepemimpinan yang dominan digunakan kepala sekolah dalam peningkatan

kinerja guru SMP Negeri 8 Banda Aceh, yaitu dua gaya kepemimpinan, yakni

gaya kepemimpinan transformasional dan situasional.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapatlah disarankan

sebagai berikut:

(1) Kepada kepala sekolah SMP Negeri 8 Banda Aceh, agar dapat mempertahankan

gaya kepemimpinannya dalam peningkatan disiplin, komitmen, tanggung jawab,

motivasi dan kemampuan guru. Hal ini dikarenakan gaya kepemimpinan yang

digunakan oleh kepala sekolah memberikan konstribusi dalam peningkatan

masing-masing indikator kinerja guru.

(2) Kepada wakil kepala sekolah dan guru SMP Negeri 8 Banda Aceh agar terus

dapat meningkatkan kinerjanya, meliputi: disiplin, komitmen terhadap tugas

Page 16: Jurnal Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah

16

yang di emban, tanggung jawab, motivasi kerja dan kemampuan personal demi

mencapai visi, misi dan tujuan sekolah yang optimal.

(3) Kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Olah Raga Banda Aceh, diharapkan

dapat melakukan supervisi ke sekolah secara terjadwal, baik menyangkut

kinerja guru maupun kinerja kepala sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. dan Suparno. (2009). Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan, Visi dan Strategi Sukses Era Tehnologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Fattah, Nanang. (2004). Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung : Pustaka Bani Quraisy.

Kartanegara, Diana. (2003). Strategi Membangun Eksekutif. Tersedia : http://www.pln.co.id/fokus/ArtikelTunggal.asp?ArtikelId=268

Komariah, Aan dan Triatna, Cepi. (2005). Visionary Ledhership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja

Mulyasa, E. ( 2006). Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. S. (2001). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : Tarsito.

Rivai. (2003). Kepemimpinan Perilaku Organisasi,Jakarta: Grafindo Persada.

Syafaruddin. (2010). Kepemimpinan Pendidikan, Akuntabilitas Pimpinan Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Jakarta : Quantum Teaching.

Tondok, Marselius Sampe. et al. (2004). Hubungan Antara Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal PSYCHE. Vol 1. Hal 35

Wahjosumidjo. (2001). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia..

Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (Learning Organization). Bandung : Alfabeta.