JURNAL ETNOBOTANI

7
Unnes J Life Sci 1 (2) (2012) Unnes Journal of Life Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci © 2012 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6277 Info Artikel Abstrak Abstract Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Desa Keseneng Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang Jawa Tengah Gumilang Pramesti Fitria Arum , Amin Retnoningsih, Andin Irsadi Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Sejarah Artikel: Diterima September 2012 Disetujui Oktober 2012 Dipublikasikan November 2012 Penelitian ini bertujuan menginventarisasi potensi etnobotani tumbuhan obat oleh Masyarakat Keseneng yang meliputi jenis tumbuhan obat, cara memperoleh tumbuhan obat, penyakit yang dapat disembuhkan, bagian tumbuhan yang digunakan dan cara penggunaannya. Penelitian ini menggunakan dua tahapan.Tahap pertama, penggalian potensi Desa Keseneng sebagai tempat penelitian dengan wawancara terbuka.Tahap kedua yaitu pengambilan data, meliputi data utama yaitu data tumbuhan obat dan data penunjang berupa data informan dengan wawancara semi terstruktur.Hasil penelitian mengungkap bahwa masyarakat Keseneng menggunakan 31 jenis tumbuhan obat dari 21 famili.Tumbuhan obat didapat dari hutan (15 jenis), pekarangan rumah (13 jenis), tepi jalan (5 jenis), tepi sawah (5 jenis), sawah (2 jenis) dan tepi sungai (1 jenis).Tumbuhan obat di desa Keseneng dapat mengobati 15 kelompok penyakit dengan bagian tumbuhan obat yang digunakan yaitu rimpang (7 jenis), semua bagian tumbuhan (3 jenis), batang (3 jenis), buah (7 jenis), daun (10 jenis), biji (1 jenis), getah (3 jenis) dan akar (2 jenis). Berdasarkan pengolahannya tumbuhan obat dibagi menjadi 4, yaitu dimanfaatkan dalam bentuk segar (18 jenis), direbus (13 jenis), dikeringkan (4 jenis) dan dilayukan/dibakar (2 jenis). Alamat korespondensi : Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran GunungPati Semarang Indonesia 50229 [email protected] Kata kunci: Keseneng Plant Medicine Ethnobotany This study aims to inventory the potential of medicinal plants ethnobotany by the Keseneng Society which includes the species of medicinal plants, how to obtain medicinal plants,curable disease, plant parts used and how to use them. This study uses two stages. The first stage is improving the potential of Keseneng Village as the place to study with an open interview. The second stage is data collection, including the main data, they are medicinal plants, and the supporting data in the form of data informant with a semi-structured interviews. The results show that the Keseneng using 31 types of medicinal plants from 21 families. Medicinal plants were from forest plants (15 types), yard (13 types), the edge of road (5 types), the edge of field (5 types), field (2 types) and river (1 species). Medicinal plants in the Keseneng village can treat 15 types of disease with the parts of plant used, such as the rhizome (7 types), all parts of the plant (3 types) , trunk (3 types), Fruit (7 types), leaves (10 types), seeds (1 types), latex (3 types) and root (2 types). Based on its processing, medicinal plants were divided into 4, which are utilized in fresh form (18 types), boiled (13 types), dried (4 types) and withered / burned (2 types).

description

jvkjvk

Transcript of JURNAL ETNOBOTANI

  • Unnes J Life Sci 1 (2) (2012)Unnes Journal of Life Science

    http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci

    2012 Universitas Negeri SemarangISSN 2252-6277

    Info Artikel Abstrak

    Abstract

    Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Desa Keseneng Kecamatan SumowonoKabupaten Semarang Jawa TengahGumilang Pramesti Fitria Arum , Amin Retnoningsih, Andin IrsadiJurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

    Sejarah Artikel:Diterima September 2012Disetujui Oktober 2012Dipublikasikan November2012

    Penelitian ini bertujuan menginventarisasi potensi etnobotani tumbuhan obatoleh Masyarakat Keseneng yang meliputi jenis tumbuhan obat, cara memperolehtumbuhan obat, penyakit yang dapat disembuhkan, bagian tumbuhan yangdigunakan dan cara penggunaannya. Penelitian ini menggunakan duatahapan.Tahap pertama, penggalian potensi Desa Keseneng sebagai tempatpenelitian dengan wawancara terbuka.Tahap kedua yaitu pengambilan data,meliputi data utama yaitu data tumbuhan obat dan data penunjang berupa datainforman dengan wawancara semi terstruktur.Hasil penelitian mengungkapbahwa masyarakat Keseneng menggunakan 31 jenis tumbuhan obat dari 21famili.Tumbuhan obat didapat dari hutan (15 jenis), pekarangan rumah (13jenis), tepi jalan (5 jenis), tepi sawah (5 jenis), sawah (2 jenis) dan tepi sungai (1jenis).Tumbuhan obat di desa Keseneng dapat mengobati 15 kelompok penyakitdengan bagian tumbuhan obat yang digunakan yaitu rimpang (7 jenis), semuabagian tumbuhan (3 jenis), batang (3 jenis), buah (7 jenis), daun (10 jenis), biji (1jenis), getah (3 jenis) dan akar (2 jenis). Berdasarkan pengolahannya tumbuhanobat dibagi menjadi 4, yaitu dimanfaatkan dalam bentuk segar (18 jenis), direbus(13 jenis), dikeringkan (4 jenis) dan dilayukan/dibakar (2 jenis).

    Alamat korespondensi :Gedung D6 Lt.1 Jl Raya SekaranGunungPati Semarang Indonesia [email protected]

    Kata kunci:KesenengPlantMedicineEthnobotany

    This study aims to inventory the potential of medicinal plants ethnobotany by theKeseneng Society which includes the species of medicinal plants, how to obtainmedicinal plants,curable disease, plant parts used and how to use them. Thisstudy uses two stages. The first stage is improving the potential of KesenengVillage as the place to study with an open interview. The second stage is datacollection, including the main data, they are medicinal plants, and the supportingdata in the form of data informant with a semi-structured interviews. The resultsshow that the Keseneng using 31 types of medicinal plants from 21 families.Medicinal plants were from forest plants (15 types), yard (13 types), the edge ofroad (5 types), the edge of field (5 types), field (2 types) and river (1 species).Medicinal plants in the Keseneng village can treat 15 types of disease with theparts of plant used, such as the rhizome (7 types), all parts of the plant (3 types) ,trunk (3 types), Fruit (7 types), leaves (10 types), seeds (1 types), latex (3 types)and root (2 types). Based on its processing, medicinal plants were divided into 4,which are utilized in fresh form (18 types), boiled (13 types), dried (4 types) andwithered / burned (2 types).

  • 127

    GPF Arum dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)Pendahuluan

    Etnobotani merupakan ilmu botaniyang mempelajari tentang pemanfaatantumbuh-tumbuhan dalam keperluan hidupsehari-hari dan adat suku bangsa (Martin 2004).Indonesia dikenal memiliki keanekaragamanflora, fauna dan ekosistem, juga didiami olehberbagai suku atau etnis dengan pengetahuantradisional dan budaya yang berbeda (Fakhrozi2009). Pengetahuan tradisional yang dimilikisetiap suku atau etnis tersebut diwariskan secaraturun-temurun, antara lain penggunaantumbuhan sebagai obat tradisional (Bodeker2000).

    Penelitian di Indonesia mengenaipemanfaatan tumbuhan obat juga berkembangpesat. Adanya kesadaran untuk back to nature,termasuk bidang kesehatan, mendorongpenggunaan tumbuhan obat. Dari hasilpenelitian diketahui bahwa di sekitar TamanNasional Bukit Barisan, Riau, terdapat 78 jenistumbuhan obat, baik dari tumbuhan berbungaatau paku-pakuan yang digunakan olehmasyarakat sekitar (Setyowati dan Wardah2007). Masyarakat adat Kampung Dukuh,Garut Jawa Barat, menggunakan 137 jenistumbuhan sebagai tumbuhan obat (Santhyami2010). Masyarakat lokal Suku Muna,memanfaatkan 61 jenis tumbuhan obat(Windadri et al .2006). Selain itu, pendudukPulau Wawonii, Sulawesi Tenggara,memanfaatkan 73 jenis tanaman sebagai obattradisional (Rahayu et al. 2006).

    Masyarakat Desa Keseneng Kec.Sumowono Kab. Semarang adalah salah satucontoh masyarakat di Indonesia yang masihmemanfaatkan tumbuhan obat sebagai obattradisional. Mereka memiliki pengetahuantentang pemanfaatan tumbuhan sebagai bahanobat tradisional dan menerapkannya dalamkehidupan sehari-hari.

    Pengetahuan masyarakat Kesenengtentang tumbuhan obat ini masih terpeliharakarena merupakan tradisi turun-temurun darikeluarga, obat tradisional juga dipandang lebihaman dikonsumsi dibanding obat kimia, adanyapenyakit yang tidak dapat disembuhkan denganobat modern, tetapi dapat disembuhkan denganobat tradisional menyebabkan masyarakat DesaKeseneng semakin percaya dengan pengobatantradisional tersebut (Ngatemun 5 Januari 2011,wawancara).

    Inventarisasi jenis tumbuhan obat,potensi pemanfaatannya sebagai tumbuhan

    obat, pengolahan dan cara memperolehtumbuhan obat di masyarakat Desa Kesenengbelum pernah dilakukan, sehingga penelitian inidiharapkan dapat mengungkap pengetahuanmasyarakat Desa Keseneng dalammemanfaatkan tumbuhan sebagai obattradisional.

    Metode penelitianPenelitian etnobotani tumbuhan obat di

    desa Keseneng dilakukan pada bulan Mei-Juli2011. Penelitian ini menggunakan duatahap.Tahap pertama adalah penggalian potensimasyarakat Desa Keseneng sebagai tempatpenelitian etnobotani. Tahap ini menggunakanmetode observasi partisipatif moderat danwawancara terbuka. Observasi partisipatifmoderat adalah observasi yang melibatkanpeneliti secara langsung dalam kegiatan sehari-hari informan, tetapi tidak mengikuti seluruhkegiatan informan (Sugiyono 2007).Wawancaraterbuka yaitu jenis wawancara yang pertanyaan-pertanyaannya disusun sedemikaian rupasehingga informan memiliki keleluasaanmenjawab. Teknik pemilihan informanberdasarkan informasi penduduk setempat,dalam hal ini orang yang dianggap palingmengetahui tentang tumbuhan obat.

    Tahap kedua yaitu pengumpulan datatumbuhan obat. Data yang dicatat daritumbuhan obat adalah nama lokal, tempattumbuh, penyakit yang diobati, bagiantumbuhan yang digunakan, dan carapenggunaanya, meliputi proses pengolahan danresep, serta bagian tubuh yang diobati (Idolo etal. 2009). Penelitian pada tahap ini terdiri ataswawancara semi terstruktur (Martin 2004) danobservasi. Informan yang dipilih adalah orangyang menggunakan tumbuhan obat. Tahapwawancara ini juga mencatat data pendukungyang meliputi data tentang informan, yaitunama, usia, pekerjaan dan jenis kelamin. Tahapselanjutnya adalah mengoleksi specimentumbuhan obat langsung dari tempattumbuhnya dengan bantuan informan kunci.Specimen difoto, dikoleksi untuk dibuatherbarium, kemudian diidentifikasi.

    Data tumbuhan obat yang diperolehdianalisis berdasarakan famili tumbuhan obat,distribusi tempat tumbuh, kelompok penyakityang disembuhkan, bagian tumbuhan yangdigunakan dan cara pengolahan.

  • GPF Arum dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)

    128

    Hasil dan pembahasanPenduduk Desa Keseneng adalah suku

    Jawa. Desa Keseneng dihuni oleh 1.522 jiwapada tahun 2010, terdiri atas laki-laki 649 jiwadan perempuan 873 jiwa. Sebagian besarpenduduknya merupakan lulusan sekolah dasar.Hampir 99% penduduknya menganut agamaIslam. Mata pencaharian utama penduduk desaKeseneng adalah bertani.

    Kehidupan sehari-hari masyarakatKeseneng lekat dengan budaya jawa. PendudukKeseneng masih menerapkan pola kerja baktidalam pembangunan di desa Keseneng.Kesenian tradisional jawa seperti ketoprak, kudalumping dan tari- tarian jawa masih dilestarikanoleh masyarakat desa ini. Masyarakat Kesenengjuga memperingati hari-hari besar keagamaanmenurut budaya jawa.

    Masyarakat Keseneng percaya denganpengobatan tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Warga yang sakit biasanya mencaripengobatan dengan cara menggunakantumbuhan obat, mengambil air di Kedung Wali,mengkonsumsi obat-obatan yang dijual bebasatau pergi ke pusat kesehatan desa (PKD),puskesmas dan rumah sakit. Masyarakatsetempat menanyakan cara pengobatantradisional menggunakan tumbuhan obatkepada orang yang dianggap mengetahuitentang tumbuhan obat.

    Kepercayaan masyarakat Kesenengterhadap pengobatan tradisional merupakankepercayaan turun temurun. Hasil wawancaramengungkap bahwa sebagian besar respondenyang berusia lebih dari 40 tahun, hanyamengenyam pendidikan dasar. Beberaparesponden yang masih tergolong usia antara 20-30 tahunan, berpendidikan SMP, SMA, D3 atauS1. Generasi muda umumnya percaya danmenggunakan tumbuhan obat setelahmembuktikan khasiat dari tumbuhan obattersebut. Responden dengan usia yang lebih tuamenggunakan tumbuhan obat karena sudahpercaya dan terbiasa menggunakan tumbuhanobat.

    Masyarakat Desa Keseneng mengenal31 jenis tumbuhan yang dapat digunakansebagai obat.Tumbuhan yang paling banyakdigunakan adalah famili Zingiberaceae.Familiini biasa digunakan oleh beberapa etnis diIndonesia sebagai bahan obat maupun bumbumasak (Kuntorini 2005). Zingiberaceae banyakdigunakan oleh etnis-etnis di Indonesiaberdasarkan pengetahuan turun temurun,

    informasi dari tetangga atau media massa.Rimpang Temulawak (Curcuma

    xanthorrhiza) yang dipadukan dengan rimpangtemuireng (C. aeruginosa) digunakanmasyarakat Keseneng sebagai obat penghilangrasa capek, kurang nafsu makan, pasca penyakittifus dan pasca penyakit liver. Masyarakat PulauWawonii, Sulawesi Tenggara, menggunakantemulawak sebagai obat batuk (Rahayu et al.2006).Masyarakat Banjarbaru, KalimantanSelatan, mengenaltemulawak sebagai obatpenyakit dalam dan pembersih darah (Kuntorini2005). Temuireng (C.aeruginosa )dikenal olehmasyarakat adat Kampung Dukuh, Garut, JawaBarat sebagai penambah stamina.Penggunaannya dicampur dengan bahan-bahanlain seperti temulawak, kunyit putih, dankunyit(Santhyami, 2010).

    Kencur (Kaempferia galanga)dimanfaatkan masyarakat Keseneng sebagaiobat flu pada bayi dan balita, obat perutkembung dan untuk membuat param ataubedak untuk pijat bayi, keseleo dan pascamelahirkan.Pada masyarakat di KotamadyaBanjarbaru, kencur digunakan sebagai obatpenyakit pernafasan (Kuntorini 2005).Masyarakat adat Kampung Dukuh, Garut, JawaBarat menggunakan kencur dipadukan dengan40 jenis tumbuhan lain sebagai ramuan pascapersalinan (Santhyami 2010).

    Rimpang lempuyang (Zingiberzerumbet) dipercaya masyarakat Kesenengdapat memperlancar air susu ibu (ASI).Rimpang lempuyang juga digunakan sebagaiobat pasca persalinan oleh masyarakat adatKampung Dukuh Jawa Barat dan digunakanoleh masyarakat Gunung Basma, Banyumassebagai penambah nafsu makan dan mengobatikelelahan (Nugraeni 2003). MasyarakatKeseneng menggunakan rimpang kunir (C.domestica) sebagai obat maag dan diare.Rimpang kunyitbanyak digunakan olehmasyarakat Indonesia sebagai bahan obat,seperti obat sakit perut, penambah nafsu makan,penghilang bau badan dan memperlancar ASI(Kuntorini 2005) dan obat pasca persalinan(Rahayu et al. 2006).

    Tumbuhan dari jenis Zingiberaceaelainnya yang digunakan oleh masyarakatKeseneng adalah rimpang jahe (Zingiberofficinale) sebagai obat gosok dan masuk angin,serta penghangat tubuh. Etnis Jawa dan Banjardi Kalimantan Selatan juga menggunakan jahesebagai obat batuk, obat gosok, obat demam,

  • 129

    GPF Arum dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)obat sakit kepala dan dibuat parem untuk obatpegal-pegal (Kuntorini 2005). Rimpangtemugiring (C. heyneana) digunakanmasyarakat Keseneng sebagai bahan pembuatbedak dingin. Rimpang temugiring dikenalsejak dulu digunakan untuk bedak maupunlulur untuk perawatan kulit oleh masyarakatJawa.

    Masyarakat Keseneng menggunakantumbuhan obat paling banyak sebagai obatpenyakit saluran pencernaan. Sirsak (Annonamuricata), temuireng, kunir, temulawak, ritumbar (Eringium foetidum), dadap (Erythrinavariegata), kencur, jambu biji, jahe, simbukan

    (Paederia tomentosa) dan Pace (Morindacitrifolia) merupakan jenis tumbuhan yangdigunakan sebagi obat penyakit pencernaan.Pace sangat populer di kalangan masyarakatKeseneng sebagai obat diare. Penggunaan lainpace yaitu untuk menurunkan darah tinggi, obatnyeri ulu hati dan obat muntaber. Suku Munamenggunakan pace sebagai obat penyakitkuning (Windadri et al. 2006).

    Tumbuhan lain yang digunakan sebagaiobat diare adalah jambu biji (Psidium guajava).Sama halnya dengan masyarakat Keseneng,masyarakat Kabupaten Muna jugamenggunakan jambu bijisebagai obat diare juga

  • GPF Arum dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)

    130

    obat panas dalam dan batuk (Windadri et al.2006).Daun simbukan yang dimakan sebagaisayur biasa digunakan masyarakat Kesenenguntuk mengobati perut kembung.Simbukanmengandung asperuloside, scandoside danpaederoside yang memiliki efek sebagai antikanker dan anti tumor, anti inflamasi danmenyembuhkan radang sendi.Masyarakat AsiaTenggara mengenal simbukan sebagai obatmulas/sakit perut, kram, disentri, flatulensi danrematik (Aguilar 2002).

    Obat sakit perut yang lainnya adalahrebusan daun sirsak dan tapel daun dadap.Famili Annonaceae memiliki kandungansenyawa Annonaceous acetogenin yangberkhasiat sebagai antitumor, antiparasit,antiprotozoa, anti cacing dan antimikroba.

    Sirsak sudah lama digunakan untuk obatberbagai macam penyakit, contoh di Malaysiadigunakan sebagai obat batuk, obat diare danhipertensi (Taylor, 2002). Daun dan kulitbatang dadap dapat juga digunakan sebagaiobat racun gadung dan penyakit kulit (Fakhrozi2009).

    Ri tumbar digunakan masyarakatKeseneng untuk mengobati perut kembung danmemperlancar ASI. Ri tumbar diketahui dapatmenyembuhkan hipertensi, sakit telinga,konstipasi, asma, sakit perut, diare, malaria danpeningkat fertilitas (Paul et al. 2011). Untukpengobatan darah tinggi, masyarakat Kesenengmenggunakan buah dan daun alpukat muda(Persea americana). Alpukat diketahui jugamemiliki sterol dan triterpen yang dapat

  • 131

    GPF Arum dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)

    menstimulasi pelepasan insulin (Koffi et al.2009). Ekstrak daun alpukat dilaporkan jugamemiliki khasiat anti mikroba terhadapMicobacterium tuberculosis (Flores et al. 2008).

    Tumbuhan lain yang digunakan untukmenurunkan darah tinggi adalah timun(Cucumis sativus). Buah timun segar yangdikonsumsi tiga kali sehari selama sebulandipercaya dapat mengobati penyakit kuning danhepatitis (Abbasi et al. 2009).

    Tumbuhan obat di Desa Kesenengdiperoleh dari 6 lokasi, yaitu hutan (15 jenis),pekarangan (13 jenis), tepi jalan (5 jenis), tepisawah (5 jenis), sawah (2 jenis) dan tepi sungai(1 jenis) yang dibedakan menjadi 15 jenisberdasarkan penggolongan penyakit yangdiobati. Bagian tumbuhan yang digunakan yaiturimpang, semua bagian tumbuhan, batang,buah, daun, biji, akar dan getah. Carapengolahan tumbuhan obat di Desa Kesenengdengan cara direbus, dimanfaatkan dalambentuk segar, dikeringkan, dilayukan/dibakar.

    Selain jenis tumbuhan yang digunakanuntuk bahan obat, ada beberapa jenis tumbuhanobat di desa Keseneng yang dibudidayakan atautumbuh liar, tetapi belum dimanfaatkan secaramaksimal oleh masyarakat setempat. Jenistumbuhan yang dibudidayakan biasanya dibelioleh tengkulak, misalnya kayu manis(Cinnamomum burmannii), kapulaga(Amomum compactum) dan kemukus (Pipercubeba). Kayu manis dan kemukus jarang

    digunakan oleh masyarakat Keseneng, sehinggalebih banyak dijual, sedangkan kapulaga samasekali belum digunakan. Jenis tumbuhan obatyang biasanya diambil oleh pencari bahan jamuadalah daun sendok (Plantago major). Ada jugatumbuhan makuto dewo (Phaleria macrocarpa)yang awalnya ditanam sebagai bahan obat,tetapi kemudian sama sekali tidak dimanfaatkanmasyarakat Keseneng karena belum mengetahuicara pemanfaatannya. Makuto dewo iniakhirnya hanya dijual kepada tengkulak ataudiambil pencari bahan jamu.

    Berdasarkan informasi dari masyarakatsetempat, diketahui bahwa tumbuhan tersebutdapat digunakan sebagai obat, tetapi merekabelum mengetahui manfaat dan carapenggunaannya. Selain itu ada tumbuhan yangdulu sering digunakan sebagai bahan obat,tetapi karena keberadaannya sudah susahditemukan, tidak lagi digunakan. Tumbuhantersebut adalah ciplukan (Physalis minima).Ciplukan tumbuh liar dan tidak ada usahapembudidayaan sehingga saat ini tumbuhantersebut jarang ditemukan dan tidak lagidigunakan.

    Masyarakat Keseneng jugameggunakan beberapa jenis tumbuhan obatyang tidak berasal dari wilayah desa mereka.Tumbuhan obat tersebut antara lain cengkeh(Syzigium aromaticum), pala (Myristicafragrans), bawang merah (Allium cepa), bawangputih (Aliium sativum), tembakau (Nicotianatabacum) dan seledri (Apium graviolens).

  • 132

    GPF Arum dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)Tumbuhan tersebut ada yang penggunaannyadicampur dengan bahan-bahan yang terdapat didesa mereka atau digunakan sebagai bahantunggal obat tradisional. Mereka memperolehbahan obat tersebut dari desa-desa tetanggaatau dari pasar.

    SimpulanMasyarakat Keseneng menggunakan 31

    jenis tumbuhan obat yang berasal dari 21 famili.Jenis terbanyak yang digunakan berasal darifamili Zingiberaceae (7 jenis), kemudian familiPiperaceae (3 jenis) dan famili lainnya.Tumbuhan obat diperoleh dengan cara mencaritumbuhan liar dan dari tanaman panduduk.Lokasi untuk memperoleh tumbuhan obat ada6, yaitu hutan, pekarangan rumah, tepi jalan,tepi sawah, sawah dan tepi sungai.

    Tumbuhan obat di desa Keseneng dapatmengobati 15 kelompok penyakit denganbagian tumbuhan obat yang digunakan yaiturimpang (7 jenis), semua bagian tumbuhan (3jenis), batang (3 jenis), buah (7 jenis), daun (10jenis), biji (1 jenis), getah (3 jenis) dan akar (2jenis). Berdasarkan pengolahannya tumbuhanobat dibagi menjadi 4, yaitu dimanfaatkandalam bentuk segar (18 jenis), direbus (13 jenis),dikeringkan (4 jenis) dan dilayukan/dibakar (2jenis).

    Ucapan Terima KasihPenulis mengucapkan terima kasih

    kepada Drs. Eling Purwantoyo, M.Si atasbimbingan dan saran dalam penelitian ini.

    Daftar pustakaAbbasi AM, MA Khan, M Ahmad, M Zafar, HKhan, N Muhammad & S Sultana. 2009.Medicinal plants used for the treatment of

    jaundice and hepatitis based on socio-economic documentation. African journalof biotechnology 8(8):1643-1650.Aguilar NO. Paederia foetida L. Didalam: JLCH vanValkenburg & N Bunyapraphatsara(Editors). 2002 Plant Resourches of SouthEast Asia 12 (2): Medicinal and PoisonousPlants 2. Bogor: Prosea. 396-400.Bodeker G. 2000. Indigenous Medical Knowledge:The Law And Politics Of Protection.Oxford Intelectual Property Research CentreSeminar in St. Peters College 25th January2000, Oxford.Fakhrozi I. 2009. Etnobotani Masyarakat SukuMelayu Tradisional di Sekitar TamanNasional Bukit Tiga Puluh: Studi Kasus diDesa Rantau Langsat, Kec. Batang Gangsal,Kab. Indragiri Hulu,Provinsi Riau (Skripsi).Bogor: Fakultas Kehutanan InstitutPertanian Bogor.Flores RG, CA Quintana, RQ Licea, PT Guerra, RTGuerra, EM Cuevas & CR Padilla. 2008.Antimicrobial activity of Persea AmericanaMill (Lauraceae) (avocado) andGymnosperma glutinosum (Spreng.) Less(Asteraceae) leaf extracts and active fractionagains Mycobacerium tuberculosis.American-eurasian journal of scientificresearch 3 (2): 188-194.Idolo M, R Motti & S Mazzoleni .2009.Ethnobotanical and phytomedicinalknowledge in a long-history protected area,of the Abruzzo, Lazio, and Molise NationalPark (Italian appenines). Journal ofEthnopharmacology (127):379395.Koffi N, KK Edouard, K Kouassi. 2009.Ethnobotanical Study of Plant Used toTreat Diabetes, in Traditional Medicine, byAbbey and Krobou People of Agboville.American Journal of Scientific Research(4):45-58.Kuntorini EM. 2005. Botani ekonomi sukuzingiberaceae sebagai obat tradisional olehmasyarakat di Kota Madya Banjarbaru.Bioscientiae. (2):25-36.Martin GJ. 2004. Ethnobotany: a methods manual .