JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

14
JURNAL BAHASA DAN SASTRA BALAI BAHASA BALI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Vol. 28 No. 2 Hlm. 129276 DENPASAR Desember 2016 ISSN 0854-3283 Terakreditasi Nomor 714/Akred/P2MI-LIPI/04/2016

Transcript of JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

Page 1: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

, Vol. 28, No. 2, Desember 2016 iISSN 0854-3283

JURNAL BAHASA DAN SASTRA

BALAI BAHASA BALIKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Vol. 28 No. 2Hlm.

129—276DENPASAR

Desember 2016ISSN

0854-3283

Terakreditasi Nomor 714/Akred/P2MI-LIPI/04/2016

Page 2: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

ii , Vol. 28, No. 2, Desember 2016 ISSN 0854-3283

ISSN 0854-3283Vol. 28, No. 2, DESEMBER 2016

Jurnal Bahasa dan Sastra

Aksara adalah jurnal bahasa dan sastra yang terakreditasi dengan Nomor 714/Akred/P2MI-LIPI/04/2016 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor 329/E/2016 tanggal 24 Maret 2016 tentang Hasil Akreditasi Majalah Berkala Ilmiah Lem-

baga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2016. Masa berlaku mulai April 2016—April 2019.

Penanggung JawabDrs. I Wayan Tama, M.Hum.(Kepala Balai Bahasa Bali)

Pemimpin RedaksiPuji Retno Hardiningtyas, S.S., M.Hum.

Ketua Dewan RedaksiDra. Ni Luh Partami, M.Hum. (Bidang Bahasa, Balai Bahasa Bali)

Anggota Dewan RedaksiDra. Ida Ayu Mirah Purwiati, M.Hum. (Bidang Bahasa, Balai Bahasa Bali)

Drs. I Nengah Budiasa, M.Hum. (Bidang Bahasa, Balai Bahasa Bali)Drs. I Made Budiasa, M.Si. (Bidang Sastra, Balai Bahasa Bali)

I Wayan Nitayadnya, S.S., M.Hum. (Bidang Sastra, Balai Bahasa Bali)

Mitra BestariProf. Dr. I Wayan Pastika, M.S. (Bidang Bahasa, Unud)

Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (Bidang Sastra, Unud)Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.A. (Bidang Pengajaran, Unnes)

Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum. (Bidang Bahasa, Badan Bahasa)Dr. Pujiarto, M.A. (Bidang Sastra, UGM)

Drs. Puji Santosa, M. Hum. (Bidang Sastra, Badan Bahasa)

Redaksi PelaksanaI Made Sudiana, S.S., M.Hum.

Sang Ayu Pt. Eny Parwati, S.S., M.Hum.

Penyunting NaskahNi Nyoman Tanjung Turaeni, S.S., M.Hum.

Wahyu Aji Wibowo, S.S.

Tata LetakSlamat Trisila

Alamat RedaksiBalai Bahasa Bali

Jalan Trengguli I No. 34, Tembau, Denpasar 80238 Telepon (0361) 461714, Faksimile (0361) 463656

Pos-el: [email protected]: www.jurnal-akasara.org dan www.balaibahasaprovinsibali.com

Page 3: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

, Vol. 28, No. 2, Desember 2016 iiiISSN 0854-3283

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra hadir kembali di hadapan sidang pembaca.

Terbitan Aksara Volume 28, Nomor 2, Desember 2016 ini merupakan edisi kedua yang terakreditasi oleh LIPI tertanggal 24 Maret 2016. Keputusan Kepala LIPI Nomor 329/E/2016 menetapkan Aksara sebagai majalah ilmiah terakreditasi yang berlaku mulai April 2016—April 2019 dengan Nomor 714/Akred/P2MI-LIPI/04/2016.

Aksara Volume 28 Nomor 2, Desember 2016 menampilkan sepuluh tulisan di bidang bahasa dan sastra. Para penulis berasal dari delapan instansi, yakni Universitas Udayana, Universitas Pendidikan Ganesha, Kantor Bahasa Kalimantan Timur, Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat, Balai Bahasa Sumatra Barat, Balai Bahasa Jawa Barat, Balai Bahasa Jawa Tengah, dan Balai Bahasa Bali. Topik tulisan dalam sajian pada edisi ini bervariasi. Kesepuluh tulisan yang kami sajikan dalam edisi ini sudah melalui tahap penyeleksian oleh mitra bestari. Sudah selayaknya semua tulisan ini kami persembahkan kepada sidang pembaca yang budiman.

Artikel “Lima Cerpen Propaganda Lekra (1950—1965)” yang ditulis oleh I Wayan Artika mengkaji muatan, karakter, dan tujuan ditulisnya cerpen propaganda serta hubungan sastra dan politik semasa Lekra (1950—1965). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen propaganda sarat muatan marxisme dan agenda perjuangan PKI. Hubungan sastra dan politik menunjukkan bahwa cerpen Lekra merupakan alat propaganda PKI sesuai dengan Mukadimah 1950 dan 1959, Konsepsi Kebudayaan Rakyat, dan prinsip 1-5-1.

Puji Retno Hardiningtyas melakukan penelitian terhadap roman Isinga, kisah perempuan Papua dan lingkungannya dengan judul “Resistansi Perempuan Papua di Lingkungannya dalam Roman Isinga Karya Dorothea Rosa Herliany”. Penelitian ini membahas perempuan dan alam yang memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat Papua. Sistem patriarkat yang dianut oleh masyarakat Papua memosisikan perempuan sebagai pekerja, pengolah bahan makanan, dan penjual hasil panen.

Tulisan berjudul “Ketidakberdayaan Perempuan Atas Persoalan Kehidupan dalam Novel Garis Perempuan Karya Sanie B. Kuncoro” memaparkan subalternasi yang menimpa tokoh Rant-ing dan Gending dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ery Agus Kurnianto ini menemukan bahwa okoh perempuan yang dimunculkan dalam novel Garis Perempuan ini merupakan bentuk perempuan yang selama ini tersubalternasi oleh kaum penganut sistem patriarkat.

Penelitian tentang tokoh ibu dan tokoh Malin Kundang dengan kajian feminisme dilaku-kan oleh Eva Krisna. Dalam artikel “Legenda Malin Kundang dalam Perspektif Feminisme” dipaparkan tentang pengutukan itu seakan-akan mencerminkan kekuasaan seorang ibu atas anak laki-lakinya sebagai bentuk reperesentasi sistem matrilineal masyarakat Minangkabau. Hasil dan pembahasan menunjukkan bahwa legenda Malin Kundang menghadirkan teks yang tidak satu pun wacana di dunia ini yang terbebas dari falogosentrisme meskipun ideologi tersebut disamarkan melalui slogan-slogan kematrilinealan.

Page 4: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

iv , Vol. 28, No. 2, Desember 2016 ISSN 0854-3283

Tulisan I Wayan Nitayadnya berjudul “Perubahan Pola Pikir Kaum Marginal terhadap Pendidikan dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo” mengemukakan bahwa perubahan pola pikir kaum marginal terhadap pendidikan dan faktor-faktor yang memotivasi dan mempengaruhi perubahan pola pikir tokoh dalam novel tersebut. Kaum marginal dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo memandang pendidikan sebagai sesuatu yang tidak begitu penting dalam kehidupan mereka.

Ali Kusno menulis artikel berjudul “Karakteristik Gaya Bahasa Kritikan Rizal Ramli: Kajian Analisis Wacana” memaparkan karakteristik gaya bahasa kritikan Rizal Ramli. Gaya bahasa sederhana, metafora, personifikasi, ironi, dan sarkasme ditemukan dalam kritikan yang dilakukan oleh Rizal Ramli.

Kajian tentang masalah pengaruh ideologi pengasingan pada sebuah karya terjemahan sastra modern dilakukan oleh Yusup Irawan. Artikel berjudul “Ideologi Pengasingan pada Kosakata Budaya dalam Terjemahan Novel Breaking Dawn” mengunggkapkan bahwa strategi-strategi penerjemahan yang diaplikasikan oleh penerjemah, yaitu strategi penerjemahan (1) preservasi, (2) penambahan, (3) naturalisasi, dan (4) literal.

Pembicaraan tentang jenis kalimat dan makna, bentuk, dan penanda kalimat imperatif dalam wacana perkawinan adat Bali menjadi objek kajian I Gde Wayan Soken Bandana. Artikel berjudul “Kalimat Imperatif dalam Wacana Perkawinan Adat Bali” menyimpulkan bahwa jenis kalimat imperatif dalam wacana perkawinan adat Bali berupa kalimat imperatif biasa, halus, permohonan atau permintaan, ajakan atau harapan, pelarangan, dan pembiaran.

“Paralelisme Semantik Tuturan Ritual Berladang dalam Guyub Tutur Kodi” merupakan artikel tulisan Ni Putu Ayu Krisna Dewi. Fokus penelitian ini adalah bentuk paralelisme semantik dalam tuturan ritual berladang dan makna budaya yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk paralelisme semantik dalam tuturan ritual berladang Guyub Tutur Kodi terdiri atas hubungan makna antarperangkat diad dan hubungan makna antarunsur paralel.

Artikel berjudul “Functional Categories of Code Switching by Bajo Students in English Foreign Language Classroom” ditulis oleh Lalu Erwan Husnan membahas masalah kategori fungsi alih kode siswa Bajo MTs NW Nurul Ihsan dalam kelas bahasa Inggris di Desa Tanjung Luar. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kategori fungsi alih kode sebagian besar dalam bentuk komentar siswa (pupils comment), penjelasan tata bahasa (grammar explanation), dan kategori lainnya tergolong tidak dominan. Kategori fungsi alih kode menggunakan bahasa In-donesia, bahasa Inggris tergolong kurang dominan.

Pengurus jurnal Aksara menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam terbitan ini. Semoga apa yang disajikan dalam jurnal ini dapat bermanfaat dan memberikan motivasi untuk bekerja keras dan mendatangkan hasil yang lebih baik.

Redaksi

Page 5: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

, Vol. 28, No. 2, Desember 2016 vISSN 0854-3283

UCAPAN TERIMA KASIH UNTUK MITRA BESTARI

Redaksi Aksara: Jurnal Bahasa dan Sastra menngucapkan terima kasih kepada mitra bestari yang telah me-review artikel yang diterbitkan dalam Aksara Volume 28, Nomor 2, Desember 2016. Para mitra bestari adalah sebagai berikut.

Prof. Dr. I Wayan Pastika, M.S. (Pakar Fonologi, Universitas Udayana)

Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt. (Pakar Sastra Modern, Universitas Udayana)

Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.A. (Pakar Pengajaran Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Semarang)

Dr. Luh Anik Mayani, M.Hum. (Pakar Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)

Dr. Pujiarto, M.A. (Pakar Sastra Modern, Universitas Gadjah Mada)

Drs. Puji Santosa, M. Hum. (Pakar Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa)

Denpasar, Desember 2016

Dewan Redaksi

Page 6: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

vi , Vol. 28, No. 2, Desember 2016 ISSN 0854-3283

DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI ......................................................................................UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................................DAFTAR ISI ............................................................................................................

Lima Cerpen Propaganda Lekra (1950—1965)Lekra’s Propaganda Short Stories (1950—1965)

I Wayan Artika (Universitas Pendidikan Ganesha) ..............................................

Resistansi Perempuan Papua di Lingkungannya dalam Roman Isinga Karya Dorothea Rosa Herliany The Resistance of Papuan Women in Her Environment in Isinga Romance By Dorothea Rosa Herliany

Puji Retno Hardiningtyas (Balai Bahasa Bali) .....................................................

Ketidakberdayaan Perempuan Atas Persoalan Kehidupan dalam Novel Garis Perempuan Karya Sanie B. Kuncoro Women Disempowerment on The Problem of Life in The Garis Perempuan Novel By Sanie B. Kuncoro

Ery Agus Kurnianto (Balai Bahasa Jawa Tengah) ...............................................

Legenda Malin Kundang dalam Perspektif FeminismeMalin Kundang Legend in Perspektive FeminismEva Krisna (Balai Bahasa Sumatra Barat) ...........................................................

Perubahan Pola Pikir Kaum Marginal terhadap Pendidikan dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo The Change of The Marginal Mindset toward Education in The Wiwid Prasetyo’s Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah

I Wayan Nitayadnya (Balai Bahasa Bali) .............................................................

Karakteristik Gaya Bahasa Kritikan Rizal Ramli: Kajian Analisis WacanaStyle Characteristics of Rizal Ramli’s Critics: The Study of Discourse Analysis

Ali Kusno (Kantor Bahasa Kalimantan Timur) ....................................................

Ideologi Pengasingan pada Kosakata Budaya dalam Terjemahan Novel Breaking Dawn Foreignization Idiology of Cultural Words in the Translation of The Novel Breaking Dawn

Yusup Irawan (Balai Bahasa Jawa Barat) .............................................................

iiiv

vi

129 – 142

143 – 156

157 – 170

171 – 180

181 – 196

197 – 212

213 – 226

Page 7: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

, Vol. 28, No. 2, Desember 2016 viiISSN 0854-3283

Kalimat Imperatif dalam Wacana Perkawinan Adat BaliImperative Sentences in Balines Marriage Discourse I Gde Wayan Soken Bandana (Balai Bahasa Bali) ...............................................

Paralelisme Semantik Tuturan Ritual Berladang dalam Guyub Tutur KodiSemantic Paralelism of Farming Ritual Discourse in Kodi Speech CommunityNi Putu Ayu Krisna Dewi (Program Studi Magister Ilmu Linguistik, Universitas Udayana) ..............................................................................................................

Functional Categories of Code Switching by Bajo Students in English Foreign Language Classroom Kategori Fungsi Alih Kode Siswa Bajo dalam Kelas Pembelajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa AsingLalu Erwan Husnan (Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat) ............................

Indeks Biografi ........................................................................................................ Indeks Geografi .......................................................................................................Indeks Subjek ..........................................................................................................Format Penulisan Jurnal Aksara ..........................................................................

227 – 239

241 – 252

253 – 268

269271273275

Page 8: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

viii , Vol. 28, No. 2, Desember 2016 ISSN 0854-3283

ISSN 0854-3283 Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh digandakan tanpa izin dan biaya.

DDC 813.899.221.301I Wayan Artika (Universitas Pendidikan Ganesha)Lima Cerpen Propaganda Lekra (1950—1965) Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian ini bertujuan mengungkap muatan, karakter, dan tujuan ditulisnya cerpen propaganda; serta mengkaji hubungan sastra dan politik semasa Lekra (1950—1965). Masalah penelitian adalah muatan, tujuan, karakter cerpen propaganda serta hubungan sastra dan politik. Metode untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan penelitian, menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian membuktikan, cerpen propaganda sarat muatan marxisme dan agenda perjuangan PKI. Tujuan cerpen propaganda adalah memengaruhi massa rakyat agar mendukung perjuangan PKI. Karakter cerpen propaganda dibedakan menjadi karakter umum (yaitu aktual, menyerang lawan, memengaruhi pembaca) dan karakter yang tampak pada struktur karya (bertema komunisme; tidak mementingkan alur; cerita berupa pandangan ideologis-politik pengarang; setting Revolusi Indonesia; pelaku cerita; rakyat tertindas, kader partai progresif, partisipan, simpatisan, dan militan PKI); dan bahasa mudah dimengerti. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan, cerpen propaganda menunjukkan hubungan erat antara sastra, ideologi, dan politik. Hubungan sastra dan politik menunjukkan bahwa cerpen-cerpen tersebut merupakan alat propaganda PKI sesuai dengan Mukadimah 1950 dan 1959, Konsepsi Kebudayaan Rakyat, dan prinsip 1-5-1. Dalam hubungan tersebut, sastra berada di bawah politik dan kebenaran ideologi lebih tinggi daripada nilai sastra.

Kata kunci: Lekra, marxis, politik, propaganda, sastra

DDC 813.899.221.301I Wayan Artika (Universitas Pendidikan Ganesha)Lekra’s Propaganda Short Stories (1950—1965)Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

This research aims to reveal the content, characters, and the purposes of propaganda short stories; examines the relationship between literature and politics during Lekra (1950-1965). The problem of this research is the content, purpose, character, and relationship propaganda literature and politics. Method used to solve the problems and achieve the purpose of this research is qualitative descriptive method. The result shows that the propaganda short stories loaded by Marxism and the agenda of PKI struggle. The purpose of propaganda short stories is to influence the masses to support the struggle of PKI. The characteristics of propa-ganda short stories divided into general characteristics (i.e. real-time, attacking the opponent, and affect the reader) and a characteristics that looked at the structure of the literary works (themed communism, does not concerned to the plot; the story is in the form of ideological and political views of the author; setting in the Indonesian Revolution; the figures of the stories; the oppressed people, progressive party cadres, participants, sympathizers, and PKI militants); and easy understand language. From the results of this research, it can be concluded that propaganda short stories showed the close relationship between literature, ideology, and politics. The relationships of literature and politics show that the short stories are a propaganda tool of PKI in accordance with the Preamble of the 1950 and 1959, Conception of Culture of the People, and the principle of 1-5-1. In this relationship, the literature is under political and ideological correctness is higher than the value of literature.

Keywords: Lekra, Marxist, politics, propaganda, literature

Page 9: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

, Vol. 28, No. 2, Desember 2016 ixISSN 0854-3283

DDC 813.899.221.3Puji Retno Hardiningtyas (Balai Bahasa Bali)Resistansi Perempuan Papua di Lingkungannya dalam Roman Isinga Karya Dorothea Rosa Herliany Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan resistansi perempuan dalam melawan ketidakadilan lingkungan dan persoalan ekologi yang dihadapi perempuan dalam kaitannya dengan pengelolaan alam pada roman Isinga karya Dorothea Rosa Herliany. Metode pustaka dan teknik baca dan catat digunakan untuk menggumpulkan data penelitian. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik interpretatif dan analisis kontens. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan humanistik dengan teori ekofeminisme. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa perempuan dan alam memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat Papua. Perjuangan perempuan Papua dalam membebaskan diri dari kekerasan, terutama yang bersumber dari struktur dan budaya masyarakat, kondisi alam, dan adatnya telah melahirkan resistansi posisi perempuan. Sistem patriarkat yang dianut oleh masyarakat Papua memosisikan perempuan sebagai pekerja, pengolah bahan makanan, dan penjual hasil panen. Perempuan Papua menghadapi tantangan tersebut dengan menguasai peran sebagai produsen, konsumen, pendidik, pengampanye, dan komunikator terhadap pelestarian alam. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan memiliki energi yang berpotensi dalam menjaga intergritas, menyejajarkan posisi antara perempuan dan laki-laki, serta mengambil peran sosial untuk menyadarkan masyarakat Papua dalam menjaga lingkungannya.

Kata kunci: perempuan, resistansi, lingkungan, budaya, ekofeminisme

DDC 813.899.221.3Puji Retno Hardiningtyas (Balai Bahasa Bali)The Resistance of Papuan Women in Her Environment in Isinga Romance By Dorothea Rosa HerlianyAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

This research aimed to describe the resistance of women against injustice environmental and ecological problems faced by women in relation to the management of nature in the Dorothea Rosa Herliany’s roman, Isinga. Literary review method and writing techniques were used for collecting the data. Descriptive analytical methods and content analysis techniques were used for data analysis. Humanistic approach and ecofeminism theory was applied to analyze the environmental and women issues in Papua. The results of this research indicate that the nature and women have an important role in the survival of the people of Papua. Papuan women struggle to free themselves from violence, particularly those coming from the structure and culture of the society, natural conditions, and tradition has spawned resistance of women position. Patriarchal system that is embraced by the people of Papua positioning women as workers, processing the foodstuffs, and selling the harvest. Papuan women addressing these challenges by mastering a role as producers, consumers, educators, campaigners, and communicators of nature conservation. These results can be concluded that women have the potential energy in maintaining the integrity, align the position between women and men, as well as taking social role to acknowledging the people of Papua in maintaining the environment.

Keywords: women, resistance, environmental, culture, ecofeminism

Page 10: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

x , Vol. 28, No. 2, Desember 2016 ISSN 0854-3283

DDC 813.899.221.3Ery Agus Kurnianto (Balai Bahasa Jawa Tengah)Ketidakberdayaan Perempuan Atas Persoalan Kehidupan dalam Novel Garis Perempuan Karya Sanie B. Kuncoro Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Masalah ketidakberdayaan tokoh perempuan dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro menjadi persoalan yang dibahas dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap, mendeskripsikan, dan mengintepretasikan subalternasi yang menimpa tokoh Ranting dan Gending dalam novel Garis Perempuan karya Sanie B. Kuncoro. Metode pengumpulan data penelitian ini adalah metode pustaka dengan teknik catat. Metode kualitatif deskriptif digunakan dalam menyajikan analisis data dengan teknik analisis kontens. Teori yang digunakan adalah partiarki Walby (1990) dengan pendekatan subalternasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh perempuan yang dimunculkan dalam novel Garis Perempuan ini merupakan bentuk perempuan yang selama ini tersubalternasi oleh oleh kaum penganut sistem patriarkat. Perempuan menempati posisi sebagai golongan subalternasi yang tidak diberi suara untuk menyampaikan pandangan dan hasratnya dalam dunia kuasa. Dari hasil pembahasaan tersebut dapat disimpulkan bahwa perempuan dapat diabaikan dalam hubungannya dengan persoalan publik, perkerjaannya berkaitan dengan hal-hal domestik, khususnya kehidupan rumah tangga.

Kata kunci: subalternasi, tokoh, perempuan

DDC 813.899.221.3Ery Agus Kurnianto (Balai Bahasa Jawa Tengah)Women Disempowerment on The Problem of Life in The Garis Perempuan Novel By Sanie B. KuncoroAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Powerlessness female characters’ problems in the Garis Perempuan novel by Sanie B. Women Kuncoro are the issues discussed in this research. The purposes of this research are to reveal, describe, and interpret the subalterns occurred on the figure of Ranting and Gending in the Garis Perepuan novel by Sanie B. Kuncoro. The method used in collecting the data is literature method with note techniques. Descriptive qualitative method used in presenting the analysis of the data by content analysis techniques. The theory used is Walby Patriarchal (1990) with subalterns’ approach. The results of this research showed that female characters appeared in the Garis Perempauan is a subaltern female by the adherents of the patriarchal system. Women occupy a position as subalterns group who were not given a right to express their views and desires in the world of power. The results can be concluded that women are negligible in relation to public affairs, the works related to domestic matters, especially domestic life.

Keywords: subalterns, character, women

DDC 811.899.2244Eva Krisna (Balai Bahasa Sumatra Barat)Legenda Malin Kundang dalam Perspektif FeminismeAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian ini membahas tradisi merantau dan falosentrisme dalam legenda Minangkabau berjudul Malin Kundang dengan pendekatan feminisme. Legenda tersebut mengisahkan anak durhaka yang dikutuk oleh ibunya menjadi batu. Pengutu-kan itu seakan-akan mencerminkan kekuasaan seorang ibu atas anak laki-lakinya sebagai bentuk reperesentasi sistem matrilineal masyarakat Minangkabau. Namun, kebenaran matriarkat dalam karya sastra rakyat pada masyarakat matri-lineal itu terbantahkan setelah mengkritisi legenda Malin Kundang. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dengan teknik rekam dan catat. Analisis data menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik analisis kontens. Penelitian ini memanfaatkan kritik sastra feminis yang pada dasarnya merupakan kritik ideologis atas cara pandang yang mengabaikan permasalahan ketimpangan dan ketidakadilan dalam pemberian peran dan identitas sosial berdasarkan perbe-daan jenis kelamin. Hasil pembahasan menguatkan hipotesis bahwa tidak satu pun wacana di dunia ini yang terbebas dari falogosentrisme meskipun ideologi tersebut disamarkan mela-lui slogan-slogan kematrilinealan. Kritik feminisme dapat dilakukan dengan menggunakan analisis wacana Foucault, teori dekonstruksi Derrida, dan teori poskolonial Edward Said. Kritik feminisme membahas masalah gender, esensialisme dan konstruksi sosial, patriarkat dan falogosentrisme, serta wacana representasi dan resistensi.

Kata kunci: feminisme, gender, matriarkat, patriarki, falogosentrisme

DDC 811.899.2244Eva Krisna (Balai Bahasa Sumatra Barat)Malin Kundang Legend in Perspektive Feminism Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28 Nomor 2, Desember 2016

This research discusses the wandering and phallocentrism tradition in Minangkabau legend entitled Malin Kundang by feminism approach. The legend tells about a rebellious child who was cursed by his mother into stone. The condemnation that seemed to reflect the power of a mother over her son as a form matrilineal representation of Minangkabau society. However, the truth of matriarchal in folk literature in the matrilineal society was denied after criticizing the legend of Malin Kundang. Data collected by using the method of observation with a recording and note technique. Data analysed by using descriptive analytical and contents analysis techniques. This research used feminist literary criticism which is basically ideological criticism on the perspective that ignores the problems of inequality and injustice in the provision of social roles and identities based on gender differences. The discussion corroborates the hypothesis that none of the discourse in this world free from falogosentrisme, even though such ideology disguised by matrelinearism slogans. Criticism of feminism can be done by using the Foucault discourse analysis, Derrida deconstruction theory, and postcolonial theory of Edward Said. Criticism of feminism discusses gender issues, essentialism and social construction, patriarchal and falogosentrisme, as well as the discourse of representation and resistance.

Keywords: feminism, gender, matriarchal, patriarchal, falogosentrisme

Page 11: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

, Vol. 28, No. 2, Desember 2016 xiISSN 0854-3283

DDC 813.899.221.3I Wayan Nitayadnya (Balai Bahasa Bali)Perubahan Pola Pikir Kaum Marginal terhadap Pendidikan dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah Karya Wiwid Prasetyo Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian ini membahas masalah perubahan pola pikir kaum marginal terhadap pendidikan dalam novel Orang Miskin Di-larang Sekolah karya Wiwid Prasetyo dan faktor-faktor yang memotivasi dan mempengaruhi perubahan pola pikir tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode dan teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode kepustakaan dengan teknik catat dan identfikasi. Metode deskriptif analitik digunakan pada tahapan analisis data dan metode informal digunakan pada tahapan penyajian hasil analisis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kaum marginal dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah karya Wiwid Prasetyo memandang pendidikan sebagai sesuatu yang tidak begitu penting dalam kehidupan mereka. Mereka lebih mengutamakan kegiatan yang dianggap mampu menghasil-kan uang. Adanya pola pikir yang demikian disebabkan oleh faktor lemahnya kondisi keluarga, lingkungan sosial yang kurang mendukung terlaksananya pendidikan yang konduksif, ketiadaan perhatian orang tua, dan tidak adanya kemauan. Perubahan pola pikir kaum marginal terhadap pendidikan terjadi setelah mereka menyadari bahwa mereka tidak memi-liki pengetahuan dan keterampilan sehingga mudah dibodohi orang dan tidak mampu bersaing untuk mendapatkan peker-jaan yang layak. Mereka berharap dengan pendidikan segala potensi, baik itu potensi kognitif, afektif, maupun psikomotor, yang ada dalam diri mereka dapat dikembangkan.

Kata kunci: pendidikan, pola pikir, marginal, perubahan

DDC 813.899.221.3I Wayan Nitayadnya (Balai Bahasa Bali)The Change of The Marginal Mindset Toward Education in The Wiwid Prasetyo’s Novel Orang Miskin Dilarang SekolahAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

This research discussed the issue of the marginal change in mindset towards education in the novel Orang Miskin Dilarang Sekolah by Wiwid Prasetyo and the factors that motivate and influence the mindset change. This is qualitative research. The methods and techniques used in collecting data is a library with note and identification technique. Descriptive and analytical methods were used in the data analysis stage and informal methods were used at the presentation of the analysis. The results showed that the marginal in the novel Orang Miskin Dilarang Sekolah by Wiwid Prasetyo view education as something that is not so important in their lives. They prefer the activities that are considered able to make money. Thus, their mindset factors caused by the poor condition of the family, unsupported social environment in the implementation of conducive education, lack of parental supervision, and lack of will. The marginal change of mindset towards education occurred after they realized that they did not have the knowledge and skills so they easily fooled by people and not be able to compete to get a decent job. They hope by studying, all the potential, such as cognitive, affective, and psychomotor, which is in them can be developed.

Keywords: education, mindset, marginal, changes

DDC 415.5.401.41.221Ali Kusno (Kantor Bahasa Kalimantan Timur)Karakteristik Gaya Bahasa Kritikan Rizal Ramli: Kajian Analisis Wacana Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik gaya bahasa kritikan Rizal Ramli. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi dengan teknik catat. Sumber data berupa dokumen, yaitu tuturan kritikan Rizal Ramli yang dimuat dalam media cetak atau pun media daring. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dengan teknik interpretatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori wacana kritis. Hasil dan pembahasan penelitian menunjukkan bahwa karakteristik gaya bahasa kritikan Rizal Ramli adalah gaya bahasa sederhana, metafora, per-sonifikasi, ironi, dan sarkasme. Gaya bahasa sederhana dan berbagai gaya bahasa kiasan kritikan Rizal Ramli tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat. Meskipun tegas dan cenderung ceplas-ceplos, kritikan Rizal Ramli masih dalam batas kesantunan. Akan tetapi, dalam konteks pemerintahan hal itu menimbulkan persepsi bahwa sinergi antarmenteri di kabinet tidak berjalan dengan baik. Dari hasil penelitian itu disimpulkan bahwa karakteristik gaya bahasa Rizal Ramli dapat memengaruhi keputusan Presiden Jokowi untuk meng-gantinya dari jabatan Menko Maritim dan Sumber Daya.

Kata kunci: gaya bahasa, retorika, Rizal Ramli, kritikan

DDC 415.5.401.41.221Ali Kusno (Kantor Bahasa Kalimantan Timur)Style Characteristics of Rizal Ramli’s Critics: The Study of Discourse AnalysisAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

This research aimed to analyze the characteristics of Rizal Ramli’s language style. The method used was qualitative description. Data were collected by observation and documentation method with writing technique. The data source was document of Ramli’s criticism discourse published in the printed or online media. Data was analyzed with descriptive analysis by interpretative techniques. The theory used in this research is the theory of critical discourse. The result of the analysis shows the special characteristics of language style from Rizal Ramli’s criticism is simple, metaphor, personification, irony, and sarcasm. The simple language and various styles of figurative speech of Rizal Ramli’s criticism was appreciated by the citizen. Although it is firmly and tend to speak out frankly, Rizal Ramli’s criticism is still within the civility. However, in the context of government it is creating a perception that the interministerial synergies is not working well. The result can be concluded that the characteristic of Ramli’s language style can influence the President Jokowi decision to replace him from the Coordinating Minister of Maritime and Resource. Keywords: language style, rhetoric, Rizal Ramli, criticism

Page 12: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

xii , Vol. 28, No. 2, Desember 2016 ISSN 0854-3283

DDC 418.02.415.9Yusup Irawan (Balai Bahasa Jawa Barat)Ideologi Pengasingan pada Kosakata Budaya dalam Terjemahan Novel Breaking DawnAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian penerjemahan ini mengangkat masalah pengaruh ideologi pengasingan pada sebuah karya terjemahan sastra modern. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh ideologi pengasingan pada kosakata budaya dalam terjemahan novel populer Breaking Dawn karya Stephenie Meyer. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode pen-gumpulan data pembacaan teks dengan teknik catat. Metode analisis data menggunakan analisis kontens dengan teknik perbandingan karya terjemahan dengan karya asli. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori ideologi penerjemahan Venuti dan Judickaitė, sedangkan teori yang digunakan untuk menganalisis kosakata budaya adalah teori kategori budaya Newmark. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh ideologi pengasingan dalam karya terjemahan novel tersebut pada kosakata budaya. Hal tersebut terlihat dari strategi-strategi penerjemahan yang diaplikasikan oleh penerjemah, yaitu strategi penerjemahan (1) preservasi, (2) penambahan, (3) naturalisasi, dan (4) literal. Strategi-strategi itu digunakan oleh penerjemah pada berbagai kategori kosakata budaya, yaitu kategori (1) ekologi, (2) budaya mate-rial atau artefak, (3) budaya sosial yang mencakup pekerjaan dan aktivitas pada waktu luang, (4) organisasi atau kelompok, dan (5) gestur/bahasa tubuh dan kebiasaan. Implikasi dari penggunaan pendekatan pengasingan dalam karya terjemahan novel Breaking Dawn adalah pembaca karya terjemahan tersebut dapat menikmati “foreigness”, yaitu rasa bahasa sumber novel tersebut sekaligus juga rasa budaya sumbernya.

Kata kunci: ideologi pengasingan, kosakata budaya, terjemahan, Breaking Dawn

DDC 418.02.415.9Yusuf Irawan (Balai Bahasa Jawa Barat)Foreignization Idiology Of Cultural Words In The Translation Of The Novel Breaking DawnAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

This research on translation discusses the influence of for-eignization ideology in a translation of a modern literature. The research aimed at proving that there is an influence of foreignization ideology at cultural words in the translation of the novel Breaking Dawn written by Stephenie Meyer. This qualitative research was done by text reading with writing technique. The data were analyzed by content analysis method with comparative analysis technique. The researcher compare the translated text with the original text. The theories which were applied to analyze the data were the theory of transla-tion ideology proposed by Venuty and Judickaitė. Whilst, the theory of cultural category proposed by Newmark was used to analyze cultural words. The result of the research shows that there is an influence of foreignization ideology in the translation of the novel Breaking Dawn at the cultural words. This can be seen from the application of the translation strategies by the translator. Those are (1) preservation, (2) addition, (3) naturalization, and (4) literal translation. Those strategies were applied by the translator at various cultural categories: (1) ecology, (2) material culture or artefacts, (3) social culture including work and activities in leisured time, (4) organizations or groups, and (5) gestures/body languages and habits. The implication of the using of the foreignization approach is to make the readers of the novel can enjoy the “foreignness” belongs to the source language of the novel including its source culture.

Keywords: foreignization ideology, cultural words, translation, Breaking Dawn

Page 13: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

, Vol. 28, No. 2, Desember 2016 xiiiISSN 0854-3283

DDC 415.5.306.44.2238I Gde Wayan Soken Bandana (Balai Bahasa Bali)Kalimat Imperatif dalam Wacana Perkawinan Adat Bali Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian ini membahas masalah kalimat dalam wacana perkawinan adat Bali. Salah satu kalimat yang digunakan dalam komunikasi pada proses ngidih ‘meminang’ dan majauman ‘pamitan pihak pengantin perempuan kepada leluhurnya’ adalah kalimat imperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kalimat dan makna, bentuk, dan penanda kalimat imperatif dalam wacana perkawinan adat Bali. Pada tahap penyediaan data digunakan metode studi pustaka dan metode observasi dengan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif analitik dan teknik interpretatif dengan mengacu pada teori linguistik antropologi. Penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kalimat imperatif dalam wacana perkawinan adat Bali berupa kalimat imperatif biasa, halus, permohonan atau permintaan, ajakan atau harapan, pelarangan, dan pembiaran. Makna yang terkandung dalam kalimat tersebut adalah makna perintah, permohonan, ajakan, harapan, pelarangan, dan pembiaran. Bentuk dan penanda kalimat imperatif berupa afiks dan kata dengan kelas kata adverbia, adjektiva, dan verba. Dalam wacana perkawinan adat Bali, keenam kalimat imperatif digunakan secara berimbang.

Kata kunci: kalimat imperatif, makna, bentuk, penanda, wacana perkawinan

DDC 415.5.306.44.2238I Gde Wayan Soken Bandana (Balai Bahasa Bali)Imperative Sentences in Balines Marriage DiscourseAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

This research examines the sentences in the Balinese tradi-tional marriage discourse. One of the phrases used in the communication of ngidih ‘propose’ and majauman ‘bride’s farewell to her ancestors’ are imperative sentence. This re-search aimed to describe the type of sentences and meanings, forms, and markers of imperative sentence in the Balinese traditional marriage discourse. At the phase of the provision of data, literary review and observation methods with writ-ing techniques were used. Data were analyzed by descriptive analytic methods and interpretive techniques with reference to the theory of linguistic anthropology. The results of data analysis presented using formal and informal methods. The results showed that the discourse of Balinese traditional marriage is in the form of the usual imperative sentence, refined, the request or demand, solicitation or expectations, prohibition, and omission. The meaning of the phrases are command, request, invitation, expectations, restrictions, and omission. The form of imperative sentence marker are affixes and word by adverb, adjective, and verb. In the discourse of Balinese traditional marriage, the six imperative sentences are used equally.

Keywords: the imperative sentence, meaning, form, markers, marriage discourse

DDC 401.43.306.44Ni Putu Ayu Krisna Dewi (Program Studi Magister Ilmu Linguistik, Universitas Udayana)Paralelisme Semantik Tuturan Ritual Berladang dalam Guyub Tutur KodiAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk paralelisme semantik dalam tuturan ritual berladang dan makna budaya yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini merupakan kajian linguistik kebudayaan yang berlandaskan pada pendekatan etnografi, paralelisme, dan teori semiotik sosial. Data bersumber pada data lisan berupa tuturan ritual pengolahan ladang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan wawancara dengan teknik rekam dan teknik catat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis den-gan metode padan dengan teknik ganti dan teknik perluas. Hasil analisis disajikan dengan metode penyajian formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk paralelisme semantik dalam tuturan ritual berladang Guyub Tutur Kodi terdiri atas hubungan makna antarperangkat diad dan hubungan makna antarunsur paralel. Selain bentuk paralelisme semantik, ditemukan juga makna budaya yang terkandung dalam tuturan ritual tersebut, seperti makna yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan/roh leluhur, makna yang menggambarkan hubungan antarsesama manusia, makna yang menggambarkan hubungan manusia dengan lingkungan alam.

Kata kunci: paralelisme semantik, tuturan ritual, Guyub Tutur Kodi

DDC 401.43.306.44Ni Putu Ayu Krisna Dewi (Program Studi Magister Ilmu Linguistik, Universitas Udayana)Semantic Paralelism of Farming Ritual Discourse in Kodi Speech Community Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

This study aims to describe the form of semantic parallelism in farming rituals discourse and its cultural meanings. This study is a antropological linguistic that based on ethnography approach, parallism, and social semiotic theory. The source of data is oral, that is rituals discourse of farming processing. The data collected by observation and interview methods with record and note technique. The collected data analyzedby frontier method with change and expand technique. The re-sultis described by formal and informal methods. The result shows that the form of semantic paralelism consist of the relationship meaning between devices includes dyads and relationships between elements parallel meanings. Apart the form of the semantic parallelism, we found cultural mean-ing contained in the farming ritual discourse, as meaning that describes the relationship of man with God/the spirit of ancestors, meaning that depict human relationships between people, meaning that depict human relationships with the natural environment.

Keywords: semantic parallelism, cultural expression, Guyub Tutur Kodi

Page 14: JURNAL BAHASA DAN SASTRA - Kemdikbud

xiv , Vol. 28, No. 2, Desember 2016 ISSN 0854-3283

DDC 415.306.44.371.36Lalu Erwan Husnan (Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat)Functional Categories of Code Switching by Bajo Students in English Foreign Language Classroom Aksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

This research discusses functional categories of codeswitching in English Foreign Language (EFL) classroom by Bajo students at MTs NW Nurul Ihsan Tanjung Luar village. Bajo students use Bajo, Sasak, and Indonesian (multilingual) in their daily communication. They bring their languages into their English classroom when they meet other students who come from other ethnic backgrounds and are only able to speak Sasak and Indonesian. This study is aimed at finding out the functional categories of codeswitching in Bajo’s EFL classroom. Data are collected using observation, interview, and recording method. Method used to analyze the data is descriptive-qualitative by labeling, transcription, classification, and simple descriptive statistic. Result of this research shows that the highest functional categories of codeswitching in the form of pupils’ comment as much as 44% with 129 instances, categorized into less dominant. Grammar explanation is 20% with 58 instances, categorized into not dominant. The other categories are categorized into not dominant. Most of the functional categories of codeswitching use Indonesian as much as 50,68% with 148 instances, categorized into dominant, while English is about 34,59% with 101 instances, categorized into less dominant. The other two languages, Bajo is about 8,22% and Sasak is about 6,51%, are not dominant.

Keywords: functional categories, codeswitching, Bajo, EFL classroom

DDC 415.306.44.371.36Lalu Erwan Husnan (Kantor Bahasa Nusa Tenggara Barat)Kategori Fungsi Alih Kode Siswa Bajo dalam Kelas Pembe-lajaran Bahasa Inggris Sebagai Bahasa AsingAksara, Jurnal Bahasa dan Sastra Volume 28, Nomor 2, Desember 2016

Penelitian ini membahas masalah kategori fungsi alih kode siswa Bajo MTs NW Nurul Ihsan dalam kelas bahasa Inggris di Desa Tanjung Luar. Siswa Bajo mengunakan bahasa Bajo, Sasak, dan Indonesia (multilingual) dalam komunikasi sehari-hari. Siswa membawa kemampuan berbahasanya ke dalam kelas bahasa Inggris ketika bertemu dengan siswa lain dengan latar belakang etnik lain yang hanya mampu berbahasa Sasak dan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kategori fungsi alih kode siswa Bajo di kelas bahasa Inggris. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan interviu dengan teknik rekam. Metode yang digunakan dalam analisis adalah deskriptif-kualitatif dengan teknik pelabelan, pentranskripsian, pengklasifikasian, dan penghitungan dengan hitungan sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan kategori fungsi alih kode sebagian besar dalam bentuk komentar siswa (pupils comment) sebanyak 44% dengan 129 bukti, tergolong kurang dominan. Kategori penjelasan tata bahasa (grammar explanation) sebanyak 20% dengan 58 bukti, tergolong tidak dominan. Kategori lainnya tergolong tidak dominan. Sebagian besar kategori fungsi alih kode menggunakan bahasa Indonesia sebesar 50,68% dengan 148 bukti, tergolong dominan, sedangkan bahasa Inggris sebesar 34,59% dengan 101 bukti, tergolong kurang dominan. Dua bahasa yang lain, Bajo sebanyak 8,22% dan Sasak sebanyak 6,51%, termasuk tidak dominan.

Kata kunci: kategori fungsi, alih kode, Bajo, kelas EFL