JURNAL 6

4
1 PERAN SOCIAL INSIGHT DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA Nuke Martiarini Universitas Setia Budi Surakarta Abstrak Kemampuan individu menghadapi konflik personal maupun interpersonal sangatlah berbeda satu sama lain, masing-masing memiliki pola yang spesifik. Kemampuan ini dipengaruhi oleh fungsi kepribadian dan kemampuan intelektual individu. Karakteristik individu dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sosial akan membentuk karakter yang disebut social insight. Social insight merupakan kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan seorang individu tentang situasi-situasi sosial serta menentukan secara akurat tentang intensi dan motivasi orang lain dalam berperilaku (Gough, 1975). Kemampuan ini terkait dengan ketepatan individu dalam menilai. Social insight berkorelasi dengan inteligensi dan kepribadian terutama pada fungsi ego, hal ini berkaitan dengan persepsi, perencanaan, sintesa terhadap objek pengetahuan dan bagaimana mengarahkan seseorang untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan (Cassel, 1962). Adapun aspek-aspek dari social insight meliputi : withdrawal (menarik diri), passivity (pasif), cooperativeness (kerjasama), competitiveness (kompetisi), dan aggressiveness (agresivitas). Mc Clelland (dalam Hall&Lindzey, 1978) menyatakan bahwa terdapat perbedaan kecenderungan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki cenderung dominan pada need of power atau need of achievement, sedangkan perempuan cenderung dominan pada need of affiliation. Dengan demikian perempuan dituntut untuk mempunyai social insight yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Oleh sebab itu dibutuhkan pemahaman lebih jauh tentang pentingnya social insight dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kata kunci : social insight, jenis kelamin Pengantar Peranan sumber daya manusia yang berkualitas sangatlah diperlukan bagi kemajuan suatu bangsa untuk dapat berdiri sejajar dengan bangsa- bangsa lain. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara kontinyu dalam segala bidang. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai benturan- benturan baik secara personal maupun interpersonal sehingga menimbulkan problem dalam kehidupan sosial maupun kehidupan personal seseorang. Seorang individu yang dipandang sukses dalam kehidupan kariernya, akan tetapi dalam realiasasinya ia kurang mempedulikan interaksi dengan lingkungan sosialnya, belum dapat dikatakan sukses dalam kehidupan sosialnya. Seringkali karena keinginan seseorang untuk diakui oleh lingkungannya atas prestasi pribadinya, ia rela memanipulasi dan mengorbankan relasinya dengan orang- orang di sekitarnya sehingga menimbulkan situasi yang kurang nyaman bagi lingkungan sosial dimana individu berada. Respon perilaku seseorang dalam menghadapi konflik personal maupun interpersonal antara satu individu dengan individu yang lain sangatlah berbeda dan masing-masing memiliki pola perilaku yang spesifik dan

description

psikologi

Transcript of JURNAL 6

Page 1: JURNAL 6

1

PERAN SOCIAL INSIGHT DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

Nuke Martiarini

Universitas Setia Budi Surakarta

Abstrak

Kemampuan individu menghadapi konflik personal maupun interpersonal sangatlah berbeda satu sama lain, masing-masing memiliki pola yang spesifik. Kemampuan ini dipengaruhi oleh fungsi kepribadian dan kemampuan intelektual individu. Karakteristik individu dalam memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sosial akan membentuk karakter yang disebut social insight. Social insight merupakan kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan seorang individu tentang situasi-situasi sosial serta menentukan secara akurat tentang intensi dan motivasi orang lain dalam berperilaku (Gough, 1975). Kemampuan ini terkait dengan ketepatan individu dalam menilai. Social insight berkorelasi dengan inteligensi dan kepribadian terutama pada fungsi ego, hal ini berkaitan dengan persepsi, perencanaan, sintesa terhadap objek pengetahuan dan bagaimana mengarahkan seseorang untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan (Cassel, 1962). Adapun aspek-aspek dari social insight meliputi : withdrawal (menarik diri), passivity (pasif), cooperativeness (kerjasama), competitiveness (kompetisi), dan aggressiveness (agresivitas). Mc Clelland (dalam Hall&Lindzey, 1978) menyatakan bahwa terdapat perbedaan kecenderungan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki cenderung dominan pada need of power atau need of achievement, sedangkan perempuan cenderung dominan pada need of affiliation. Dengan demikian perempuan dituntut untuk mempunyai social insight yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Oleh sebab itu dibutuhkan pemahaman lebih jauh tentang pentingnya social insight dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kata kunci : social insight, jenis kelamin

Pengantar Peranan sumber daya manusia yang berkualitas sangatlah diperlukan bagi kemajuan suatu bangsa untuk dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu diperlukan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia secara kontinyu dalam segala bidang.

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menjumpai benturan-benturan baik secara personal maupun interpersonal sehingga menimbulkan problem dalam kehidupan sosial maupun kehidupan personal seseorang. Seorang individu yang dipandang sukses dalam kehidupan kariernya, akan tetapi dalam realiasasinya ia

kurang mempedulikan interaksi dengan lingkungan sosialnya, belum dapat dikatakan sukses dalam kehidupan sosialnya. Seringkali karena keinginan seseorang untuk diakui oleh lingkungannya atas prestasi pribadinya, ia rela memanipulasi dan mengorbankan relasinya dengan orang-orang di sekitarnya sehingga menimbulkan situasi yang kurang nyaman bagi lingkungan sosial dimana individu berada.

Respon perilaku seseorang dalam menghadapi konflik personal maupun interpersonal antara satu individu dengan individu yang lain sangatlah berbeda dan masing-masing memiliki pola perilaku yang spesifik dan

Page 2: JURNAL 6

2

membentuk suatu fungsi kepribadian. Karakteristik reaksi seseorang untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sosialnya akan membentuk suatu karakter yang disebut social insight. Kemampuan ini dipengaruhi oleh fungsi kepribadian dan kemampuan intelektual individu. Interaksi seseorang dengan lingkungannya ditentukan oleh tipe kepribadiannya, adapun inteligensi berperan terhadap kemampuan seseorang untuk dapat dengan tepat menempatkan diri dalam konteks sosial serta mampu menjadi problem solver bagi masalah sosial yang dihadapi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa social insight sangat berperan dalam keberhasilan hidup seseorang dalam kehidupannya. Dengan inteligensi yang tinggi tidak menjamin bebas dari friksi-friksi dalam hubungan interpersonal. Sebaliknya, kepribadian yang matang tetapi kurang didukung inteligensi yang cukup juga tidak menjamin seseorang mempunyai hubungan interpersonal yang baik. Pembentukan Kepribadian

Menurut Freud (dalam Hall & Lindzey, 1978), pembentukan kepribadian seorang individu adalah interaksi antara kebutuhan-kebutuhan dasar dalam diri individu dengan lingkungan sebagai penyedia instrument pemuas kebutuhan. Secara umum, struktur kepribadian individu tersusun atas tiga komponen pokok yaitu id, ego dan superego. Ketiga komponen tersebut berinteraksi dalam sebuah sistem energi untuk membentuk kepribadian individu. Id yang berisi dorongan-dorongan dasar selalu menuntut untuk dipuaskan, selanjutnya id akan memberi “perintah” kepada ego untuk melaksanakannya. Dalam pelaksanaannya, ego akan senantiasa berkoordinasi dengan superego yang selalu menyaring bentuk-bentuk penyaluran untuk disesuaikan dengan

norma-norma sosial. Ketika tindakan penyaluran yang dilakukan oleh ego tidak sesuai dengan norma tempat individu tinggal, maka akan muncul ketegangan sebagai sumber kecemasan yang selanjutnya akan muncul suatu tindakan sebagai bentuk perlindungan terhadap ego individu. Bentuk-bentuk perilaku untuk mempertahankan diri merupakan indikasi kematangan pribadi individu, dimana bentuk perilaku yang diambil harus senantiasa disesuaikan dengan usia dan norma setempat.

Menurut Fromm (dalam Hall & Lindzey, 1993), kepribadian individu berkembang berdasarkan manifestasi kebutuhan-kebutuhannya yang dalam aktualisasinya ditentukan oleh aturan-aturan sosial tempat individu tinggal. Pada awalnya individu lahir ke dunia sudah terikat dengan ikatan-ikatan primer dengan lingkungan awal kehidupan (keluarga). Semakin dewasa, seorang individu akan semakin kuat keinginannya untuk melepaskan diri dari ikatan-ikatan primernya. Akan tetapi semakin individu melepaskan diri dari ikatan-ikatan tersebut, maka justru akan semakin sulit menemukan kenyamanan dan ketenangan dalam hidupnya. Dengan demikian bukan melepaskan ikatanlah yang diperlukan, tetapi bagaimana menyelaraskan kebutuhan yang selalu terikat dengan norma-norma yang ada di lingkungan. Oleh sebab itu kematangan kepribadian akan sejalan dengan adanya kesempatan-kesempatan yang ada di lingkungannya, dengan kata lain ada kompromi antara kebutuhan batin dengan tuntutan dari luar (lingkungan). Inteligensi

Thorndike menyatakan bahwa inteligensi merupakan kumpulan kemampuan spesifik pada individu yang nampak dalam bentuk perilaku yang inteligen (dalam Azwar, 2006). Adapun kemampuan spesifik yang dimaksud meliputi kemampuan abstraksi,

Page 3: JURNAL 6

3

kemampuan mekanik, dan kemampuan sosial. Kemampuan abstraksi adalah kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan gagasan dan simbol-simbol. Kemampuan mekanik adalah kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan alat-alat mekanis dengan melibatkan aktivitas indera-gerak (sensorik-motorik). Kemampuan sosial adalah kemampuan untuk menghadapi orang lain dengan cara-cara yang efektif. Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, faktor lingkungan Nampak jelas tidak dapat diabaikan dalam perkembangan kematangan inteligensi seorang individu. Norma-norma sosial setempat akan mempengaruhi pola berpikir dan pola perilakunya seorang individu. Dengan kata lain, proses adaptasi memberikan sumbangan yang cukup besar bagi kematangan inteligensi dan kepribadiannya.

Social Insight

Social insight merupakan kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan seorang individu tentang situasi-situasi sosial serta menentukan secara akurat tentang intensi dan motivasi orang lain dalam berperilaku (Gough, 1975). Kemampuan ini terkait dengan ketepatan individu dalam menilai. Social insight berkorelasi dengan inteligensi dan kepribadian terutama pada fungsi ego, hal ini berkaitan dengan persepsi, perencanaan, sintesa terhadap objek pengetahuan dan bagaimana mengarahkan seseorang untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan (Cassel, 1962). Adapun aspek-aspek dari social insight adalah sebagai berikut : 1. withdrawal (menarik diri) yaitu

individu menghindari atau keluar dari permasalahan dengan meninggalkan wilayah problem social

2. passivity (pasif) adalah individu tetap berada dalam area masalah sosial tetapi bersikap pasif, memilih untuk

tidak berpartisipasi dalam pemecahan masalah

3. cooperativeness (kerjasama) adalah individu berinisiatif untuk aktif dan berusaha memecahkan permasalahan

4. competitiveness (kompetisi) adalah individu ikut serta dalam aktivitas yang menimbulkan niat orang lain; dia berusaha untuk mengungguli atau mengalahkan orang lain dalam memecahkan masalah social

5. aggressiveness (agresivitas) adalah individu melakukan sedikit usaha untuk memecahkan masalah, dan terutama dengan menunjukkan ekspresi bermusuhan atau perasaan emosi yang kuat dalam merespon permasalahan

Dikaji dari teori motivasi dari Mc.Clelland yaitu Learned Need Theory menyatakan bahwa terdapat perbedaan kecenderungan antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki cenderung dominan pada need of power atau need of achievement, sedangkan perempuan cenderung dominan pada need of affiliation. Dengan demikian perempuan dituntut untuk lebih dapat mempunyai social insight yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Oleh sebab itu dibutuhkan pemahaman lebih jauh tentang pentingnya social insight dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Page 4: JURNAL 6

4

DAFTAR PUSTAKA Cassel, R.N, 1962. Fundamentals from

Ego Psychology and Their Implications for Supervision and Management. Personnal Journal.

Cassel, R.N, 1976. Examiner’s Manual

Test of Social Insight, Youth and Adult Edition. New York : Martin and Bruce Publishers.

Hall, Calvin. S; Lindzey, Gardner. 1978, Theories of Personality, New York : John Wiley & Sons.