Jurnal Kubela sce3133; jurnal rantai makanan; jurnal siratan makanan
jurnal
description
Transcript of jurnal
Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Penjamah Makanan serta Kelaikan Higiene Sanitasi di Instalasi Gizi RSUD dr. Mohamad Saleh Kota
Probolinggo
Rofiatu SholihahJurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
ABSTRAK
Penjamah makanan memegang peranan penting dalam melindungi kesehatan
penderita/pasien di rumah sakit akibat kontaminasi makanan. Pengetahuan dan perilaku
penjamah makanan sangat mempengaruhi kualitas makanan yang dihasilkan. Pengetahuan
dan perilaku penjamah makanan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat
pendidikan, lingkungan, dan kebiasaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan tingkat pengetahuan dan
perilaku higiene sanitasi pada penjamah makanan serta mengetahui kelaikan higiene
sanitasi penyelenggaraan makanan di RSUD dr. Mohamad Saleh Kota Probolinggo.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional dengan desain
penelitian cross sectional yang dilakukan di RSUD dr. Mohammad Saleh Probolinggo.
Sample dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga penjamah makanan di penyelenggaraan
makanan RSUD dr.Mohammad Saleh Probolinggo. Teknik sampling yang digunakan adalah
teknik sampling jenuh dengan jumlah sampel 30 orang. Data dikumpulkan dengan
melakukan wawancara dan pengamatan langsung kepada semua responden. Data diolah
dengan cara melakukan uji hubungan dan dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 93% responden memiliki pengetahuan cukup
tentang higiene sanitasi dan 73% responden berperilaku cukup ketika menjamah makanan.
Hasil uji statistik menggunakan Fisher’s Exact Test pada α (0,05) antara tingkat
pengetahuan dan perilaku higiene sanitasi menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan
antara dua variabel tersebut. Hasil uji kelaikan fisik higiene sanitasi pada penyelenggaraan
makanan RSUD dr. Mohamad Saleh Probolinggo dengan skor 79,3% dan dinyatakan belum
memenuhi syarat kelaikan higiene sanitasi jasa boga golongan B.
Mengingat pentingnya higiene sanitasi pada penjamah makanan maka perlu adanya
peningkatan pengetahuan dan pengawasan terhadap higiene sanitasi penjamah makanan,
serta perlu adanya penambahan serta perbaikan sarana prasarana yang ada di tempat
penyelenggaraan makanan RSUD dr.Mohammad Saleh Kota Probolinggo.
(Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan Penjamah Makanan, Perilaku Higiene Sanitasi Penjamah
Makanan, Kelaikan Fisik Higiene Sanitasi Jasa Boga)
ABSTRACT
Food handlers play an important role in protecting the health of patients / patient in the
hospital due to food contamination. Knowledge and behavior of food handlers greatly affect
the quality of food produced. Knowledge and behavior of food handlers is also influenced by
several factors: the level of education, environment and habits.
This research aims to study the relationship between level of knowledge and conduct
hygiene and sanitation in food handlers and determine the feasibility of the implementation
of food hygiene and sanitation in dr. Mohamad Saleh Hospital in Probolinggo City.
This type of research is an observational descriptive cross sectional study design conducted
in dr. Mohammad Saleh Hospital in Probolinggo City. Sample in this research is the whole
power of food handlers in the implementation of food in dr.Mohammad Saleh Hospital in
Probolinggo City. The sampling technique used is saturated sampling technique with a
sample of 30 people. Data were collected by conducting interviews and direct observation to
all the respondents. Data processed by test relationships and analyzed descriptively.
The results showed that 93% of respondents have enough knowledge about hygiene
and sanitation, and 73% of respondents to behave reasonably when handling food. Results
of statistical tests using Fisher's Exact Test to α (0.05) between the level of hygiene and
sanitation knowledge and behaviors showed no significant relationship between the two
variables. Physical worthiness test results on the implementation of the food hygiene
sanitation dr. Mohamad Saleh Probolinggo with a score of 79.3% and was declared not
qualified airworthiness of hygiene and sanitation of food services group B.
Given the importance of hygiene and sanitation in the food handlers need to improve
knowledge and control of the hygiene and sanitation of food handlers, as well as the need
for addition and improvement of existing infrastructure in the implementation of food
dr.Mohammad Saleh Hospital Kota Probolinggo.
(Keyword: Knowledge Level of food handlers, food handlers Sanitation Hygiene Behaviors,
Physical Airworthiness Sanitation Hygiene Catering)
PENDAHULUAN Rumah sakit tempat berkumpulnya
orang sakit yang membawa kuman dan
merupakan sumber infeksi potensial bagi
orang lain. Dalam praktek perawatan
selalu terjadi interaksi langsung antara
petugas, pasien, dan lingkungan. Interaksi
tersebut dapat saling memindahkan
kuman dengan berbagai cara baik
langsung maupun tidak langsung dengan
perantara udara/vektor.
Dalam hal ini tenaga penjamah makanan
juga turut serta dalam proses penularan
infeksi nosokomial. Tenaga penjamah
makanan merupakan tenaga yang
menjamah makanan dan terlibat langsung
dalam menyiapkan, mengolah,
mengangkut, maupun menyajikan
makanan. Tenaga penjamah makanan
mempunyai peran besar terhadap
kemungkinan terjadinya kontaminasi
makanan yang disajikan (Anonim (2004),
dalam Wulandari (2010). Berdasarkan
survey pendahuluan yang dilakukan pada
15 Maret 2015, instalasi gizi RSUD dr.
Mohamad Saleh Kota Probolinggo
memiliki 30 orang tenaga penjamah
makanan yang beberapa diantaranya
tidak berperilaku hygiene. Masih banyak
ditemui penjamah makanan yang tidak
menggunakan masker, tidak memakai
sarung tangan, dan berbicara ketika
mengolah makanan.
Perilaku dan pengetahuan
penjamah makanan sangat
mempengaruhi kualitas makanan yang
dihasilkan karena makanan yang baik
tidak hanya mengandung zat gizi
seimbang tetapi juga harus utuh dan
aman bagi kesehatan yang
mengkonsumsinya (Mukrie,1990).
Prosedur pemasakan yang benar dan
penerapan sanitasi yang layak amat
diperlukan. Pengetahuan dan perilaku
penjamah makanan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan,
lingkungan, dan kebiasaan. Tingkat
pendidikan merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan dan produktifitas tenaga
kerja, makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang dan makin sering mengikuti
pelatihan, maka semakin baik pula
perilaku dan produktifitasnya
(Notoatmojo,2012). Jadi, pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting
untuk membentuk tindakan / perilaku
seseorang (overt behaviour)
(Notoatmojo,2012).
Sesuai dengan yang tercantum
pada Pasal 16 dalam Keputusan Mentri
Kesehatan nomor 942 Tahun 2003,
penjamah makanan berkewajiban
memiliki pengetahuan tentang hygiene
dan sanitasi makanan dan gizi serta
menjaga kesehatan.
Sehubungan dengan hal tersebut
peneliti ingin mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan dan perilaku
penjamah makanan serta kelaikan
hygiene sanitasi dan di instalasi gizi rsud
dr. mohamad saleh kota probolinggo.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah
deskriptif Observational yang dilakukan
dengan mengamati perilaku dan kelaikan
higiene sanitasi penyelenggaraan
makanan di RSUD dr. Mohamad Saleh
Kota Probolinggo dan menggunakan
desain penelitian cross sectional.
Sample yang digunakan adalah seluruh
tenaga penjamah makanan mulai dari
yang menangani bagian persiapan hingga
distribusi makanan dalam
penyelenggaraan makanan dan kelaikan
fisik, sarana, fasilitas yang ada pada
Instalasi Gizi RSUD dr.Mohamad Saleh
Kota Probolinggo.
Data tingkat pengetahuan
penjamah makanan mengenai higiene
sanitasi pengolahan makanan yang sesuai
dengan persyaratan diperoleh dengan
cara wawancara melalui lembar kuesioner
tingkat pengetahuan penjamah makanan.
Data perilaku penjamah makana diperoleh
dengan cara pengamatan observasi
terhadap tenaga penjamah makanan
menggunakan lembar observasi higiene
penjamah makanan dan alat bantu yang
digunakan seperti alat pemotret, alat
perekam, dan alat mekanik lain selama 3
hari pengamatan.
Data kelaikan higiene sanitasi
tempat penyelenggaraan makanan
diperoleh dengan melakukan observasi
dengan menggunakan formulir Uji
Kelaikan Higiene Sanitasi Makanan yang
dikumpulkan selama penelitian
berlangsung.
HASIL PENELITIAN Kegiatan penyelenggaraan makanan di
instalasi gizi RSUD dr. Mohamad Saleh
Kota Probolinggo terdiri dari perencanaan
menu, pengadaan bahan makanan,
penerimaan dan penyimpanan bahan
makanan, persiapan dan pengolahan
bahan makanan, distribusi maknaan dan
pelayanan makanan pasien.
a. UmurBerikut ini merupakan distribusi
responden berdasarkan umur responden
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Distribusi usia responden
berdasarkan umur.
No. Usia (Tahun) %1. 19-39 302. 40-55 70
Total 100
Usia responden sebagian besar 19 – 39
tahun merupakan ketentuan dari pihak
rumah sakit pada saat perekrutan
karyawan baru. Hal ini disebabkan pada
usia 19-39 tahun termasuk dalam usia
produktif, karena pada usia tersebut
manusia memiliki banyak karya, aktif, dan
energik dalam bekerja memiliki energi,
semangat kerja, dan produktifitas yang
tinggi (Pitoyo, 2013)
b. Tingkat Pendidikan Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan %1. SD 32 SMP 143. SMA/SMK 774. Diploma 35. S1 3Total 100
Data tingkat pendidikan responden
disajikan pada tabel 2. Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan presentase tingkat
pendidikan responden sebagian besar
adalah SMA/SMK yaitu sebesar 77%. Hal
ini dapat dikatakan bahwa tingkat
pendidikan responden cukup baik dan
responden diharapkan memiliki
pengalaman belajar dan dapat
mengembangkan potensi diri yang dimiliki.
c. Masa Kerja
Tabel 3. Distribusi Responden
Berdasarkan Masa Kerja
No. Masa Kerja (Tahun) %1. <1 102 1-5 333. 6-10 504. >10 7Total 100
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan
bahwa 50% penjamah makanan bekerja
selama 6 – 10 tahun di penyelenggaraan
makanan RSUD dr. Mohammad Saleh
Probolinggo.
d. Tingkat Pengetahuan Dari tabel 4 dapat disimpulkan bahwa
93% tingkat pengetahuan tenaga
penjamah makanan termasuk dalam
kategori baik karena sebagian besar
responden mempunyai tingkat pendidikan
SMA/SMK, dan masa kerja responden
yang sudah cukup lama yaitu 6-10 tahun
sehingga responden telah banyak
mendapatkan pengetahuan tentang
higiene sanitasi dari pembinaan dan
pengawasan yang dilakukan oleh ahli gizi
yang berwenang
Tabel 4. Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
No. Tingkat Pengetahuan
%
1. Baik 932 Cukup 7Total 100
e. Perilaku Penjamah Perilaku higiene sanitasi responden
disajikan pada tabel 5. Berdasarkan
tabel 5 dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar perilaku penjamah
makanan masuk dalam ketegori cukup.
Hal ini dikarenakan masih banyak
penjamah makanan yang berbicara
ketika mengolah makanan, tidak
memakai apd lengkap, dan tidak
menggunakan alat masak sesuai dengan
peruntukannya.
Tabel 5. Distribusi Responden
Berdasarkan Perilaku Hygiene
No. Perilaku Penjamah %1. Baik 272 Cukup 73Total 100
f. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Higiene Sanitasi dan Perilaku Higiene Sanitasi Responden
Hubungan antara tingkat pengetahuan
higiene sanitasi dengan perilaku higiene
sanitasi pada penjamah makanan
disajikan pada tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Responden
berdasarkan Pengetahuan dan
Perilaku Higiene Sanitasi
No.
Pengetahuan
Perilaku JumlahBaik CukupN % N % N %
1. Baik 6 20 22 73 28 932. Cukup 0 0 2 7 2 7
Jumlah 6 20 24 80 30 100
Sesuai dengan uji Fisher Exact yang
dilakukan (Lampiran 10) membuktikan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan higiene sanitasi
dengan perilaku higiene sanitasi pada
responden yang ditunjukkan dengan p
value > dari α dimana p value 1,00 > 0,05.
Tabel 6 menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pengetahuan
higiene sanitasi dengan perilaku higiene
sanitasi pada penjamah makanan.
Hal ini membuktikan bahwa
seseorang yang memiliki tingkat
pengetahuan yang baik belum tentu
berperilaku baik pula, hal ini disebabkan
oleh faktor yang mempengaruhi perilaku
higiene sanitasi penjamah makanan tidak
hanya tingkat pengetahuan saja. Akan
tetapi masih ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi perilaku higiene sanitasi
penjamah makanan yaitu, pengawasan
dan dukungan yang baik dari pengawas,
sarana-prasarana yang tersedia, dan
pelatihan.
Hal tersebut diperkuat dengan penelitian
(Djarismawati,2004) pada penjamah
makanan di 3 Rumah Sakit di Jakarta
mengatakan bahwa antara pengetahuan
dan perilaku ternyata tidak ada hubungan
yang bermakna.
Hal ini disebabkan karena sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat,
dan kurangnya pengawasan serta
pembinaan tentang penerapan higiene
sanitasi pada penjamah makanan.
Sehingga pengetahuan tentang higiene
sanitasi tidak memberikan pengaruh
terhadap perilaku higiene sanitasi.
Suci Fatmawati,dkk (2013) juga
menyatakan bahwa pengetahuan tidak
berpengaruh langsung terhadap perilaku
higiene sanitasi karena disamping
pengetahuan masih ada faktor lain yang
berpengaruh lebih kuat terhadap perilaku
higiene yaitu kebiasaan dari responden
yang belum memperhatikan higiene dalam
mengolah makanan, lingkungan yang
tidak mendukung karena tidak disediakan
APD yang lengkap, dan rendahnya
pengawasan khusus dari institusi dalam
pengolahan makanan.
Sesuai dengan Notoadmodjo (2012)
menyatakan bahwa pengetahuan bukan
sebagai faktor utama dalam perubahan
perilaku. Tetapi perilaku yang didasari
oleh pengetahuan dan kesadaran higiene
sanitasi lebih langgeng dari pada tidak
didasari oleh pengetahuan.
Dengan dilaksanakannya pelatihan
atau refreshing tentang penerapan higiene
sanitasi serta pengawasan yang baik
kepada tenaga penjamah diharapkan
meningkatkan pengetahuan dan perilaku
higiene sanitasi tenaga penjamah
tersebut.
g. Uji Kelayakan Fisik Higiene Sanitasi Makanan
Berdasarkan observasi yang telah
dilakukan di RSUD dr. Mohammad Saleh
Probolinggo maka hasil yang diperoleh
mengenai kelaikan higiene sanitasi
makanan ada pada Tabel 7.
Dari hasil perhitungan sesuai dengan
PERMENKES 1096 maka hasil uji
kelaikan fisik jasaboga di Instalasi Gizi
RSUD dr. Mohamad Saleh Probolinggo
memperoleh nilai 73 dengan presentase
79,3% dari skor minimum antara 83–92%
untuk jasaboga golongan B
Hal ini menunjukkan bahwa RSUD dr.
Mohamad Saleh Probolinggo belum
memenuhi syarat kelaikan Hygiene
Sanitasi jasa boga golongan B. Berikut ini
merupakan komponen-komponen yang
belum memenuhi persyaratan Hygiene
Sanitasi jasa boga menurut Kepmenkes
RI, Nomor : 1096/Menkes//PER/VI/2011
Tabel 7. Penilaian Kelaikan Higiene
Sanitasi Penyelenggaraan Makanan di
RSUD dr. Mohammad Saleh Probolinggo.
No. Komponen Bobo
t
Nilai RSUD dr.Mohamma
d Saleh Proboinggo
1. Khusus Golongan B
9 4
2. Karyawan 11 83. Peralatan
Makan dan Masak
18 15
4. Khusus Golongan A.3
9 6
5. Lokasi, Bangunan, Fasilitas
6 5
6. Air Bersih 5 47. Fasilitas
Cuci Tangan dan Toilet
3 2
8. Pembuangan Sampah
2 1
9. Khusus Golongan A.2
4 3
10. Pencahayaa 1 1
n 11. Penghawaa
n 1 1
12. Air Kotor 1 113. Ruangan
Pengolahan Makanan
2 2
14. Makanan 6 615. Perlindunga
n Makanan 9 9
16. Khusus Golongan A.1
5 5
Jumlah 92 73
KESIMPULAN
Tingkat pengetahuan higiene dan
sanitasi responden tergolong baik
yaitu sebesar 93% termasuk dalam
kategori baik dan 7% termasuk dalam
kategori cukup. Hal ini disebabkan
oleh sebagian besar resppnden
memiliki pendidikan terakhir
SMA/SMK.
Perilaku higiene sanitasi responden
27% tergolong baik dan 73%
tergolong cukup. Hal ini dikarenankan
masih banyak responden yang tidak
menggunakan APD lengkap dan
berbicara ketika mengolah makanan.
Tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku higiene
sanitasi pada penyelenggaraan
makanan.
Uji kelaikan higiene sanitasi tempat
penyelenggaraan makanan
didapatkan nilai 73 dengan
presentase 79,3% dari skor minimum
antara 83–92% dan dinyatakan belum
memenuhi syarat kelaikan Hygiene
Sanitasi jasa boga golongan B.
SARAN
Tingkat pengetahuan higiene sanitasi
penjamah makanan perlu ditingkatkan
melalui refreshing, pelatihan, maupun
penyuluhan secara periodik.
Pengawasan terhadap perilaku
penjamah makanan perlu ditingkatkan
dan sarana prasarana perlu
dilengkapi seperti pengadaan masker
dan sarung tagan untuk mendukung
perilaku higiene sanitasi pada
penjamah makanan.
Perlu adanya perbaikan dan
melengkapi fasilitas yang belum
tersedia untuk meningkatkan skor
pada uji kelaikan higiene sanitasi
penyelenggaraan makanan seperti
saluran air bertekanan, tempat
sampah yang dilapisi plastik,
pengadaan masker dan sarung
tangan untuk tenaga penjamah, rak
penyimpanan alat masak, loker untuk
meletakkan pakaian tenaga
penjamah, termometer untuk
mengontrol suhu lemari penyimpanan
bahan makanan, dan lantai dengan
sudut konus.
DAFTAR PUSTAKA Afriyenti. 2002. Higiene dan Sanitasi
Penyelenggaraan Makanan di
Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa
Pekanbaru dan Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Pekanbaru. Skripsi :
Fakultas Pertanian. Institus Pertanian
Bogor, Bogor.
Bakrie, B., Hakimah, N., dan Kristianto, Y.
2013. Manajemen Sistem
Penyelenggaraan Makanan (Food
Service Management), Malang;
Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang Jurusan Gizi Malang.
Depkes RI. 2013. Pedoman Pelayanan
Gizi Rumah Sakit. Jakarta;
Direktorat Gizi Masyarakat
Depkes RI.
Djarismawati,dkk.2004. Pengetahuan dan
Perilaku Penjamah Makanan
tentang Sanitasi Pengolahan
Makanan pada Instalasi Gizi
Rumah Sakit di Jakarta.
http://www.media.litbang.go.id/i
ndex2.php?option.pdf
Irnawati, M. 2003. Study tentang Pengetahuan
Perilaku dan Kebersihan Penjamah
Makanan pada Tempat Umum
Pariwisata di DKI Jakarta (TMII, TIJA,
TMR). Jurnal : Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Kemenkes RI., 2012; Kepmenkes RI
No.1096/MENKES/SK/VI/2011,
tentang Persyaratan Hygiene
Sanitasi Jasaboga.
Kemenkes RI., 2004; Kepmenkes RI
No.1204/MENKES/SK/X/2004,
tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
Mukrie, N.A., Ginting, A.B., Ngadiaru, I.,
Hendrorini, A., Budiarti, N., A.
Tugiman. 1990. Manajemen
Pelayanan Gizi Institusi Dasar.
Jakarta; Proyek Pengembangan
Pendidikan Tenaga Gizi Pusat
Bekerja Sama dengan Akademi
Gizi Departemen Kesehatan RI.
Mukrie, N.A., Ginting, A.B., Ngadiaru, I.,
Hendrorini, A., Budiarti, N., A.
Tugiman. 1990. Manajemen
Pelayanan Gizi Institusi Lanjut.
Jakarta; Proyek Pengembangan
Pendidikan Tenaga Gizi Pusat
Bekerja Sama dengan Akademi
Gizi Departemen Kesehatan RI.
Musadad, A., Lubis, A. 1992. Kejadian
Infeksi Nosokomial Saluran
Pencernaan di Rumah Sakit di
DKI Jakarta. Buletin Penelitian
Kesehatan, 20 (2) Juni 1992.
http://ejournal.litbang.depkes.go
.id/index.php/BPK/article/view/3
95
Purnawijayanti, A.H., 2001. Sanitasi Higiene
dan Keselamatan Kerja dalam
Pengolahan Makanan, Yogyakarta;
Kanisius.
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan, Jakarta; Rineka
Cipta.