jurnal

12
PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) (PenelitianTindakanKelaspadaSiswaKelas VII A SMP Negeri 14 Kota Cirebon) JURNAL diajukanuntukmemenuhisalahsatusyarat dalammenempuhujiansarjanapendidikanmatematika Oleh RIZKY PURNAMA NPM.109070170 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2013

Transcript of jurnal

  • PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATISSISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARANTAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)

    (PenelitianTindakanKelaspadaSiswaKelas VII ASMP Negeri 14 Kota Cirebon)

    JURNAL

    diajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratdalammenempuhujiansarjanapendidikanmatematika

    OlehRIZKY PURNAMA

    NPM.109070170

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATICIREBON

    2013

  • LEMBAR PENGESAHAN

    JT'RNAL

    PENINGI(ATAI\I KEIVIAMPUAI{ PENALARAN MATEIUATIS SIS\4/AMETALTJI MODEL PEMBBLAJARAN

    TAI EAM ASSTSTED INDIVDAAIIZATIOIV

    (Penetitian Tindakan Kehs pada Siswa Kelas VII A SMPNegeri 14 Kota Cirebon)

    OIehRIZKY PTIRNAMANPM. 109{'70170

    disetujui dan disahkan oleh:

    lrT?-Trusti llansari" S. Si.. M. Pd.

    PembimbingII,

  • 1PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWAMELALUI MODEL PEMBELAJARAN

    TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION)(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VII A

    SMP Negeri 14 Kota Cirebon)

    Rizky PurnamaProgram Studi Pendidikan Matematika

    Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

    Abstrak

    Kemampuan penalaran matematis siswa akan lebih berkembang secara optimal jikadalam pembelajaran melibatkan keaktifan siswa, namun pada kenyataannyapembelajaran masih terpaku pada guru akibatnya kemampuan penalaran matematissiswa masih tergolong rendah. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yangdapat mendorong keaktifan siswa. Model pembelajaran TAI merupakan salah satumodel pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong keaktifan siswa. Penelitian inibertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan kemampuan penalaran matematis siswadengan menggunakan model pembelajaran TAI (2) mengetahui aktivitas guru dan siswapada saat kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TAI (3)mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan modelTAI. Metode Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilakukan pada siswakelas VII A SMP Negeri 14 Kota Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)terdapat peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang cukup signifikan (2)aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan ke arahyang lebih baik pada tiap pertemuannya (3) siswa mempunyai respons positif terhadappembelajaran menggunakan model pembelajaran TAI.

    Kata Kunci : Model Pembelajaran TAI, Kemampuan Penalaran Matematis.

    PENDAHULUAN

    Salah satu pembelajaran yangperlu ditingkatkan untuk memajukankualitas SDM adalah pembelajaranmatematika. Pembelajaran matematikaakan membekali SDM dengan

    kemampuan berpikir logis, analitis,sistematis, kritis dan kreatif sertakemampuan bekerja sama. Namun,kenyataannya pembelajaran matematikadi sekolah masih menjadi momokmenakutkan bagi para siswa.Pembelajaran pun tidak optimal karena

  • 2pembelajaran masih terpaku pada gurusebagai pusat pembelajaran. Hal inimenyebabkan kemampuan matematissiswa kurang berkembang. Salah satukemampuan matematis yang penting bagisiswa adalah kemampuan penalaranmatematis. Departemen PendidikanNasional (Shadiq, 2004: 3) menyatakanbahwa materi matematika dan penalaranmatematika merupakan dua hal yangtidak bisa dipisahkan. Materi matematikadipahami melalui penalaran danpenalaran dipahami dan dilatih melaluibelajar materi matematika. Kemampuanpenalaran matematis membuat siswauntuk dapat berpikir kritis, logis, sertasistematis, sehingga tidak terpaku padahapalan rumus semata.

    Salah satu cara untuk membuatkemampuan penalaran matematis siswa

    berkembang adalah dengan menggeserperan guru sebagai pusat pembelajaranmenjadi fasilitator. Hal ini membuatsiswa menjadi aktif sehingga kemampuanpenalaran matematisnya berkembang.

    Perlu adanya model pembelajaranyang dapat mendorong keaktifan siswa.Model pembelajaran yang dapatditerapkan adalah model pembelajarankooperatif. Hal ini sejalan dengan teoriPiaget (Isjoni, 2012: 37) yang

    menunjukkan bahwa pembelajarankooperatif merupakan modelpembelajaran aktif dan partisipatif.Pembelajaran kooperatif menurut Lie(2002: 19) membuat peran guru yangawalnya sebagai pusat pembelajaranbergeser menjadi fasilitator pembelajaran,dan siswa yang awalnya adalah objekpembelajaran dapat menjadi subjekpembelajaran.

    Model pembelajaran TeamAssisted Individualization (TAI).merupakan salah satu modelpembelajaran kooperatif. Pembelajarandengan model TAI mengkombinasikanantara keunggulan pembelajaranindividual dengan pembelajarankooperatif. Tipe ini dirancang untukmengatasi kesulitan belajar siswa secaraindividual. Slavin (2005: 189)mengemukakan bahwa matematika TAIdiprakarsai sebagai usaha merancangsebuah bentuk pengajaran individualyang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat metodepengajaran individual menjadi tidakefektif. Sehingga diharapkanpembelajaran TAI dapat meningkatkankemampuan penalaran matematis siswa.

    Beberapa penelitian yang relevandengan model pembelajaran TAI adalah

  • 3penelitian yang dilakukan oleh Mutiasih(2012) yang berjudul Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif Tipe TeamAssisted Individualization (TAI) melaluiPemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS)terhadap Keaktifan Belajar MatematikaSiswa SMP Negeri 2 Lemahabang.Hasil penelitian menunjukkan bahwapembelajaran menggunakan modelkooperatif tipe TAI meningkatan

    keaktifan belajar matematis siswa yangcukup signifikan. Penelitian lain

    dilakukan oleh Farikah (2011) Pengaruh

    Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI(Team Assisted Individualization) denganMedia LKS terhadap Prestasi BelajarMatematika pada materi Faktorisasi SukuAljabar Siswa Kelas VII Semester 1 SMPNegeri 2 Gajah Kabupaten Demak TahunPelajaran 2010/2011. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa ada perbedaanprestasi belajar matematika yangmemperoleh model pembelajaran TAIdengan model pembelajarankonvensional. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa pembelajaranmenggunakan TAI efektif digunakan dandapat menjadi salah satu alternatif modelpembelajaran bagi guru.

    Berdasarkan latar belakang yangtelah dipaparkan, maka rumusan masalah

    yang penulis ajukan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut.

    1. Apakah terdapat peningkatankemampuan penalaran matematis

    siswa dengan menggunakan modelpembelajaran TAI?

    2. Bagaimanakah aktivitas guru dansiswa pada saat kegiatanpembelajaran dengan menggunakanmodel pembelajaran TAI?

    3. Bagaimana respons siswa terhadappembelajaran matematika denganmenggunakan model TAI?

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian yang digunakanadalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).Menurut Aqib (2006 : 12-13) penelitiantindakan kelas merupakan suatupencermatan terhadap kegiatan yangsengaja dimunculkan, dan terjadi dalamsebuah kelas. PTK yang dilakukan terdiridari tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II,dan siklus III. Masing-masing siklusterdiri dari empat tahapan yaituperencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi dan evaluasi, dan refleksi. Satusiklus terdiri dari dua kali pertemuanyang diakhiri dengan tes akhir siklus.Setiap siklus terdiri atas tahapan-tahapnsebagai berikut:

  • 41. Perencanaan Tindakana. Membuat Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran (RPP).b. Mempersiapkan lembar observasi

    untuk mencatat aktivitas siswa selama

    berlangsung proses belajar mengajar dikelas.

    2. Pelaksanaan Tindakana. Melaksanakan proses kegiatan belajar

    mengajar dengan mengacu pada RPP.b. Pada awal tatap muka peneliti sebagai

    guru menjelaskan materi secaraklasikal disertai dengan contoh soalyang melibatkan siswa.

    c. Membagi LKS dan menginstruksikansiswa untuk mengerjakan tes formatif1 secara individual.

    d. Membagi siswa menjadi beberapakelompok yang terdiri dari 4-5 siswayang heterogen.

    e. Menginstruksikan siswa untuk dudukbergabung bersama kelompoknya.

    f. Hasil belajar siswa secara individualdidiskusikan dalam kelompok.

    g. Mengawasi dan membimbing siswadalam melakukan kegiatan diskusi.

    h. Salah satu kelompok untukmempresentasikan hasil penyelesaian

    soal yang telah dibahas kelompoknya.i. Siswa mengerjakan soal tes formatif 2

    pada secara individual. Memberikan

    skor terhadap hasil kerja kelompokyang berhasil dalam menyelesaikantugas. Peneliti menetapkan kelompok

    terbaik dan memberikan reward atashasil kerja kelompoknya.

    3. Observasi dan EvaluasiPada tahap ini dilaksanakan

    proses observasi terhadap pelaksanaantindakan dengan menggunakan lembarobservasi yang telah dibuat kemudianmelaksanakan evaluasi denganmengadakan tes akhir siklus.

    4. RefleksiHasil yang didapatkan dalam

    tahap observasi dikumpulkan dandianalisis. Dari hasil analisis tersebutdilakukan refleksi. Hasil analisis tersebutdijadikan acuan untuk merencanakanpertemuan berikutnya sehingga hasilyang dicapai pada pertemuan berikutnyalebih baik dari sebelumnya.

    Subyek dalam penelitian iniadalah kelas VII A SMP Negeri 14 KotaCirebon yang terdiri dari 39 orang siswa.Pola desain penelitian tidakan kelas yangdigunakan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut Arikunto (2010: 124).

    Keterangan:

    O1 = Tes Awal (pre-test)

    S : O1 X O2

  • 5O2 = Tes Akhir (post-test)X = Perlakuan

    S = Subyek PenelitianDari pola penelitian di atas,

    dalam penelitian ini model pembelajaranTAI menjadi dibagi tiga tahap yaitusiklus I, siklus II, siklus III yang

    rancangannya sebagai berikut.Tabel 1

    Rancangan PenelitianTes

    Awal PerlakuanTes

    AkhirT1 X1O1 X2O2 X3O3 T2

    Keterangan:

    T1 = Tes Awal

    T2 = Tes Akhir

    X1 = Perlakuan Siklus IX2 = Perlakuan Siklus II

    X3 = Perlakuan Siklus IIIO1 = Tes Siklus I

    O2 = Tes Siklus IIO3 = Tes Siklus III

    Sebagai upaya untukmendapatkan data dan informasi yanglengkap mengenai hal-hal yang ingin

    dikaji melalui penelitian ini, makadibuatlah seperangkat instrumen yangmeliputi instrumen tes maupun non tes.

    Instrumen tes dalam penelitian iniyaitu soal uraian yang telah diujicobakan.Soal ini akan akan digunakan sebagaisoal pretest dan posttest. Soal tersebutdiujicobakan terlebih dahulu pada kelas

    lain, yang berguna untuk mengetahuivaliditas, reliabilitas, indeks kesukaran,dan daya pembeda. Selain soal pretestdan posttest instrumen tes yangdigunakan adalah tes tiap siklus. Tes tiapsiklus digunakan untuk mengetahuipemahaman siswa terhadap materipembelajaran dan mengetahuipeningkatan kemampuan penalaran

    matematis siswa di setiap siklusnya. Testiap siklus terdiri dari empat soal denganindikator penalaran matematis yangberbeda.

    Untuk mengetahui aktivitas guru

    dan siswa dalam pembelajaranmenggunakan model TAI maka dilakukanteknik pengumpulan data melalui non tesyaitu berupa lembar observasi. Observasidilakukan oleh observer yang memantaupembelajaran di setiap pertemuannya. Diakhir pertemuan, untuk mengetahui

    respons siswa terhadap pembelajaranmenggunakan model TAI digunakaninstrumen non tes berupa angket responssiswa.

    Setelah data terkumpuldilanjutkan dengan pengolahan data.Pengolahan data yang digunakan adalahsebagai berikut:1. Untuk mengetahui peningkatan

    kemampuan penalaran matematis

  • 6siswa setelah pembelajaran digunakanuji gain ternormalisasi, dengan rumusberikut ini.

    = = Hasil perhitungan kemudian

    diinterpretasikan dengan menggunakankriteria dalam Tabel 2 berikut.

    Tabel 2Kriteria Gain

    Indeks Gain Interpretasig> 0,7 Tinggi

    0,3

  • 7Adapun menafsirkanhubungan antara persentase angketKriteria Interpretasi Skor dapat dilihatpada Tabel 4 berikut.

    Tabel 4Klasifikasi Respons Siswa

    No. Persentase Respons Siswa1. 85% P 100% Sangat Tinggi2. 70% P < 85% Tinggi3. 55% P < 70% Sedang4. 40% P < 55% Rendah5. 0% P < 40% Sangat RendahSumber: Riduwan ( 2009 : 89 )

    PEMBAHASAN

    Penelitian tindakan kelas inimasing-masing siklus terdiri dari empattahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan

    tindakan, observasi dan evaluasi, danrefleksi. Setelah perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi danevaluasi dilaksanakan, kemudiandilakukan refleksi untuk memperbaikipelaksanaan di siklus berikutnya.

    Hasil refleksi pada pembelajarandiantaranya siswa masih cenderung pasifdalam pembelajaran, siswa yang masihbelum paham tugas masing-masingdalam berkelompok, siswa kurang bisamemahami soal-soal bentuk penalaran,sebagian besar siswa belum berani untukmempresentasikan hasil pekerjaannyadan menuliskannya di papan tulis, dan

    kegiatan pembelajaran yang dilakukanguru tidak sesuai dengan alokasi waktuyang telah ditentukan.

    Dari hasil refleksi yang telah

    diapaparkan di atas, maka diadakanperbaikan-perbaikan untuk mengatasihambatan-hambatan dan kekuranganyang dialami selama proses pembelajaransehingga proses pembelajaran mengalamipeningkatan yang lebih baik di setiapsiklusnya.

    Setelah melakukan pengumpulan

    data, diperoleh data yang berupa pretest,posttest, dan tes akhir tiap siklus yangrata-ratanya dapat dilihat pada Tabel 5.

    Tabel 5Rata-rata Nilai Seluruh TesJenis Tes Rata-rataPretest 31,08Siklus I 46,05Siklus II 62,44Siklus III 76,54Posttest 79,90

    Dari data di atas kemampuanpenalaran matematis siswa tiap siklus

    meningkat. Hal tersebut dapat dilihat darirata-rata skor tes pada setiap siklus yaitunilai rata-rata siklus I sebesar 46,05 , nilairata-rata siklus II sebesar 62,44 dan nilairata-rata siklus III sebesar 76,54. Untukmengetahui peningkatan kemampuan

    penalaran matematis siswa dilakukan ujigain yang hasilnya dapat dilihat padaTabel 6 berikut.

  • 8Tabel 6Hasil Indeks Gain

    Tes IndeksGain InterpretasiSiklus I keSiklus II 0,29 Rendah

    Siklus II keSiklus III 0,43 Sedang

    Pretest kePosttest 0,71 Tinggi

    Hasil perhitungan data indeksgain tes siklus I, II, III, pretest danposttest menunjukkan bahwa penggunaanmodel pembelajaran kooperatif tipe TAIdapat meningkatkan kemampuanpenalaran matematis siswa.

    Dalam uji signifikansi diperolehrata-rata hasil pretest siswa yaitu 31,08dan rata-rata hasil posttest siswa yaitu79,90. Peningkatan rata-rata pretest danposttest cukup baik yaitu 48,82. Dalammenganalisis hasil penelitian digunakanuji signifikan dan memperoleh hasilttabel

    =2,024 dengan = 39 1 = 38dengan taraf signifikansi = 5% makadiperoleh hasil t hitung = 20,26. Dari

    perhitungan tersebut, karena thitung > ttabelmaka berarti terdapat perbedaan yangsignifikan antara pretest dan posttest.

    Untuk mengetahui aktivitas guru

    dan siswa selama pembelajaranmenggunakan model pembelajaran TAIdilakukan observasi guru dan siswa yanghasilnya dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1Hasil Observasi Guru dan Siswa

    Berdasarkan analisis data hasilobservasi, nilai aktivitas guru daripertemuan awal hingga pertemuan akhir

    mengalami peningkatan. Kemudian darihasil observasi tentang pelaksanaanmodel pembelajaran TAI pada tiappertemuannya mengalami perbaikan disetiap pertemuannya, sehingga langkah-

    langkah pembelajaran kooperatif tipe TAIdapat dilaksanakan seluruhnya. Aktivitasguru pada siklus I pertemuan I dan IIsudah cukup, dengan perolehan nilai 50%dan 62%. Aktivitas guru padapembelajaran siklus II pertemuan I dan IIberada pada kriteria nilai baik, yaitu 78%dan 86%. Aktivitas guru pada siklus IIIpada pertemuan I dan II berada dalamkriteria nilai yang sangat baik, yaitu 92%dan 96%.

    Nilai aktivitas siswa daripertemuan awal hingga pertemuan akhir

    juga mengalami peningkatan. Siswa yang

    0%20%40%60%80%

    100%120%

    AktivitasGuruAktivitasSiswa

  • 9pada mulanya tidak antusias dalampembelajaran berkelompok, padaakhirnya tanggap dalam berkelompok.Siswa juga menjadi lebih aktif dan tidakmalu untuk bertanya, juga salingmembantu antar teman satukelompoknya. Hasil pengamatan observertentang pelaksanaan pembelajarankooperatif tipe TAI pada pada siklus Ipertemuan I berada pada kriteria kurangyaitu 40% dan pertemuan II berada padakriteria cukup yaitu 54%. Aktivitas siswapada pembelajaran siklus II pertemuan Iberada pada kriteria cukup yaitu 66% danpertemuan II berada pada kriteria baikyaitu 70%. Aktivitas guru pada siklus IIIpada pertemuan I dan II berada dalamkriteria yang sangat baik, yaitu 90% dan96%. Hal ini menunjukkan bahwaaktivitas siswa mengalami kemajuanyang signifikan di setiap pertemuannya.

    Untuk mengetahui respons siswa

    terhadap pembelajaran TAI, siswadiberikan angket yang terdiri dari empatbelas pernyataan. Hasil angket tersebutmenunjukkan bahwa sebagian besarsiswa merasa senang belajarmenggunakan model pembelajaran TAI,karena model pembelajaran TAI menarikdan tidak membosankan. Modelpembelajaran TAI juga membuat siswa

    aktif dalam berkelompok, memudahkansiswa dalam memahami materi danmengembangkan kemampuan matematissiswa. Sehingga dapat disimpulkanbahwa respons siswa setelah pelaksanaanproses pembelajaran kooperatif tipe TAIsangatlah positif.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan analisis data danpembahasan hasil penelitian makadiperoleh kesimpulan sebagai berikut.

    1. Terdapat peningkatan kemampuanpenalaran matematis siswa yang

    cukup signifikan. Hal ini dapatdibuktikan dengan rata-rata hasilpretest, posttest, dan tes tiap siklussiswa yang selalu mengalami

    peningkatan. Hasil perhitungan dataindeks gain tes siklus, pretest danposttest menunjukkan bahwakemampuan penalaran matematis

    siswa meningkat setelah mendapattindakan pembelajaran denganmenggunakan model pembelajarankooperatif tipe TAI.

    2. Aktivitas guru dan siswa selamaproses pembelajaran mengalamipeningkatan ke arah yang lebih baikpada tiap pertemuannya.

  • 10

    3. Hasil angket menunjukkan bahwasiswa mempunyai respons positif

    terhadap pembelajaran menggunakanmodel pembelajaran TAI. Responstersebut diantaranya adalah siswamerasa senang belajar menggunakanmodel pembelajaran TAI, modelpembelajaran TAI menarik dan tidakmembosankan, membuat siswa aktifdalam berkelompok, memudahkansiswa dalam memahami materi, danmengembangkan kemampuanmatematis siswa.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, S. (2010). Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.

    Farikah, U. (2011). Pengaruh ModelPembelajaran Kooperatif TipeTAI (Team AssistedIndividualization) dengan MediaLKS terhadap Prestasi BelajarMatematika pada MateriFaktorisasi Suku Aljabar SiswaKelas VII Semester 1 SMP Negeri2 Gajah Kabupaten Demak TahunPelajaran 2010/2011 Skripsi.IKIP PGRI Semarang. Tidakditerbitkan.

    Hake, R. R. (1999). AnalyzingChange/Gain Scores. WoodlandHills: Dept. of Physics, IndianaUniversity.

    Isjoni. (2012). Cooperative Learning.Bandung: Alfabeta.

    Lie, A. (2002). Cooperative Learning.Jakarta: Grasindo.

    Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran.Bandung: PT. RemajaRosdakarya Offset.

    Meltzer, D. E. (2002). The Relationshipbetween MathematicsPreparation and ConceptualLearning Gains in Physics: aPossible Hidden Variable inDiagnostic Pretest Scores. Ames,Iowa: Dept. of Physics andAstronomy.

    Mutiasih. (2012). Penerapan ModelPembelajaran Kooperatif TipeTeam Assisted Individualization(TAI) melalui PemanfaatanLembar Kerja Siswa (LKS)terhadap Keaktifan BelajarMatematika Siswa (PenelitianTindakan Kelas di Kelas VIIASMP Negeri 2 Lemahabang).Skripsi. Unswagati Cirebon.Tidak diterbitkan.

    Shaddiq, F. (2004). PemecahanMasalah, Penalaran, danKomunikasi. Disampaikan padaDepartemen Pendidikan NasionalPusat Pengembangan DanPenataran Guru Matematika,Yogyakarta.

    Slavin, R. E. (2005). CooperativeLearning: Teori Riset dan Praktik.Bandung: Nusa Media.

    Sudjana, N. (2010). Penelitian ProsesHasil Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remaja RosdaKarya