JURNAL
-
Upload
cici-damaiyanti -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
description
Transcript of JURNAL
-
ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENGGUNA JASA
JAMKESMAS/ JAMKESMASDA PADA PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN 2014
Ira maya sari 1, Irawati sukandar
2, Maulana
3
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
2,3 Dosen Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
Background : According to Kotler (2004), satisfaction is feeling happy or upset someone who
emerged after comparing the perception or impression of the performance or the result of a product
and expectations. Putri Ayu Jambi City Health Center is one of the health centers number of patient
visits a health inpatient service users / jamkesmasda decreased every year. But has not been studied
how the quality of service and level of patient satisfaction with health services provided by health
centers. Therefore I took the title of "analysis of the level of patient satisfaction a health service users
/ jamkesmasda at Putri Ayu Jambi City Health Center in 2014.
Methods : This study used a descriptive survey design with a quantitative approach. Using the
technique of accidental sampling in January to February 2014 in the city of Jambi Putri Ayu. By
involving 30 respondents. The data analysis was done manually, calculated as a percentage, is
presented descriptively in the form of data tabulation, distribution tables and narrative.
Result : In this study, interpreted from a comparison of the performance and expectations of
respondents to the health services provided by the health center Putri Ayu city of Jambi. On the
dimension of reliability (reliability), average performance expectations weights 402 and 508, gap
analysis with a percentage of 79.1% 76 declared "fairly satisfied". On the dimension of
responsiveness, the average performance expectations weights 359 and 465, gap analysis with a
percentage of 77.2% 106 declared "fairly satisfied". In the dimension Assurance, average performance
and expectations weight 533 599, gap analysis 66 with the percentage of 88.9% declared "satisfied".
On the dimension of empathy, the average performance expectations weights 426 and 500, gap
analysis with a percentage of 85.2% 74 declared "satisfied". On the dimension of reality, the
performance of the average weight of 325 and 383 expectations, gap analysis 58 with a percentage of
84.8% declared "satisfied".
Conclusion : There are two dimensions of the gap analysis in the category inteprestasi level of
satisfaction "quite satisfied" that is; dimensions of reliability and responsiveness dimension, and 3-
dimensional gap analysis in the category intrprestasi level of satisfaction "satisfied" that is;
dimensions assurance, empathy and buktinyata. Broadly speaking, the level of satisfaction in PHC
Putri Ayu city of Jambi to the category of "satisfied". But there are attributes that a top priority should
be improved, namely; attribute "doctors provide services according to hours of work", "nurses provide
services quickly, precisely and swiftly", "appropriate operating hours set by the government", and "the
method of registration and administration easy and practical"
Keywords : Level of satisfaction, patient expectations, service performance
-
ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut Kotler (2004), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau
hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi adalah salah satu
Puskesmas yang angka kunjungan pasien rawat inap pengguna jasa jamkesmas/ jamkesmasda terjadi
penurunan disetiap tahunnya. Namun belum pernah diteliti bagaimana kualitas pelayanan dan tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas. Oleh karena itu saya
mengambil judul mengenai analisa tingkat kepuasan pasien rawat inap pengguna jasa jamkesmas/jamkesmasda di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2014.
Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan survei deskriftif dengan pendekatan
kuantitatif. Menggunakan teknik Accidental sampling pada bulan januari sampai febuari 2014 di
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Dengan melibatkan 30 responden. Analisa data dilakukan secara
manual, dihitung dalam bentuk persentase, disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabulasi data,
tabel distribusi dan narasi.
Hasil : Pada penelitian ini diintepretasikan dari perbandingan kinerja dan harapan
responden terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan oleh Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Pada
dimensi reliabilitas (kehandalan), kinerja rata-rata bobot 402 dan harapan 508, gap analisisnya 76
dengan persentase 79,1% dinyatakan cukup puas. Pada dimensi cepat tanggap, kinerja rata-rata bobot 359 dan harapan 465, gap analisisnya 106 dengan persentase 77,2% dinyatakan cukup puas. Pada dimensi Jaminan ,kinerja rata-rata bobot 533 dan harapan 599, gap analisisnya 66 dengan
persentase 88,9% dinyatakan puas. Pada dimensi empati, kinerja rata-rata bobot 426 dan harapan 500, gap analisisnya 74 dengan persentase 85,2% dinyatakan puas. Pada dimensi kenyataan, kinerja rata-rata bobot 325 dan harapan 383, gap analisisnya 58 dengan persentase 84,8% dinyatakan
puas.
Kesimpulan : Ada 2 dimensi yang gap analisisnya masuk kategori inteprestasi tingkat
kepuasan cukup puas yaitu ; dimensi kehandalan dan dimensi cepat tanggap, dan 3 dimensi yang gap analisisnya masuk kategori intrprestasi tingkat kepuasan puas yaitu ; dimensi jaminan, empati dan buktinyata. Secara garis besar tingkat kepuasan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dalam
ketegori puas. Namun ada atribut yang menjadi prioritas utama yang harus diperbaiki yaitu; atribut dokter memberikan pelayanan sesuai jam kerja, perawat memberi pelayanan dengan cepat, tepat dan sigap, jam operasional sesuai yang ditetapkan pemerintah, dan metode pendaftaran dan administrasi mudah dan praktis
Kata Kunci : Tingkat kepuasan, Harapan pasien, Kinerja pelayanan
Pendahuluan
1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hak azazi dan
sekaligus sebagai investasi sehingga
perlu diupayakan, diperjuangkan dan
ditingkatkan oleh setiap indivindu dan
oleh setiap komponen bangsa, agar
masyarakat dapat menikmati hidup
sehat, dan pada akhirnya dapat
mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Hal ini perlu
dilakukan karena kesehatan bukan
tanggung jawab pemerintah saja,
namun merupakan tanggung jawab
bersama pemerintah dan masyarakat
termasuk swasta .2
Kesehatan dipandang sebagai sumber
daya yang memberikan kemampuan
pada individu, kelompok dan
masyarakat untuk meningkatkan
-
kemampuan mengelola bahkan
merubah pola hidup,kebiasaan dan
lingkungan. Hal ini sesuai dengan arah
pembangunan kesehatan kita
meninggalkan pradigma lama menuju
pradigma sehat, dalam rangka menuju
indonesia sehat 2014.9
Tujuan pelayanan kesehatan adalah
tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang memuaskan harapan
dan kebutuhan derajat masyarakat
(consumer satisfaction) , melalui
pelayanan yang efektif oleh pemberian
pelayanan yang memuasakan harapan
dan kebutuhan pemberian pelayanan
(provider satisfaction). Interaksi ketiga
pilar utama pelayanan kesehatan yang
serasi, selaras, dan seimbang
merupakan panduan dari keputusan
tiga pihak, dan ini merupakan
pelayanan kesehatan yang memuaskan
(satisfaction healty care).9
Upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan adalah langkah terpenting
untuk meningkatkan daya saing usaha
indonesia disektor kesehatan. Hal ini
tidak ringan karena meningkatkan
mutu tersebut bukan hanya untuk
rumah sakit saja tetapi berlaku untuk
semua tingkatan pelayanan kesehatan
mulai dari Puskesmas pembantu , dan
Puskesmas baik difasilitas
pemerintahan maupun swasta.9
Perkembangan terakhir menunjukan
bahwa masyarakat pengguna
pelayanan kesehatan pemerintah dan
swasta semakin menuntut pelayanan
yang bermutu. Tak dapat dipungkiri
bahwa kini pasien semakin kritis
terhadap pelayanan kesehatan dan
menuntut keamanannya.12
Berbagai fakta menunjukan adanya
masalah serius dalam mutu pelayanan
kesehatan di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena belum adanya
sistem pengendalian mutu yang terbaik
yang dapat diterapkan. Pemahaman
secara lebih mendalam tentang good
govermance merupakan salah satu
upaya terhadap perwujudan pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu.12
Upaya peningkatan mutu adalah
aksioma yang lemah capaian
individunya, pada umumnya
mencerminkan kegagalan sistem atau
ketidakmampuan dari suatu organisasi
memandang dan mengimprovisasikan
sistem jaminan mutu. Gagasan
peningkatan kualitas mutu merupakan
tantangan didalam suatu organisasi
pelayanan kesehatan.11
Kepuasan pelanggan akan terpenuhi
bila pelayanan yang diberikan telah
sesuai dengan harapan mereka.
Sebaliknya bila suatu perusahaan
memberikan pelayanan yang belum
sesuai dengan harapan pelanggan maka
pelanggan akan merasa tidak puas.
ketidakpuasan pelanggan tersebut
mengakibatkan pelanggan memilih
untuk menggunakan jasa pesaing
sehingga perlu adanya perbaikan
dimana perbaikan tersebut pada
dasarnya tertuju pada kualitas
pelayanan karena kepuasan pelanggan
erat kaitannya dengan kualitas.11
Pusat kesehatan masyarakat
(Puskesmas) merupakan salah satu
sarana pelayanan kesehatan yang
penting di Indonesia, baik perorangan
maupun kelompok masyarakat.
Pemerintah mengembangkan
puskesmas dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat yang sebagian
besar masih tinggal dipedesaan.
Program kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas
merupakan program pokok yang wajib
dilaksanakan oleh pemerintah untuk
melindungi penduduknya, termasuk
mengembangkan program khusus
untuk penduduk miskin.2
-
Puskesmas berperan sebagai pusat
pelayan kesehatan, pusat pembina
kesehatan masyarakat dan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat.
Untuk itu kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat melalui puskesmas, baik
quality of care (pelayanan profesi) dan
quality of service (pelayanan
manajemen), perlu terus diupayakan
dengan meningkatkan efesiensi,
efektifitas, dan produktivitas kerjanya
sehingga kebutuhan dan keputusan
pengguna jasa pelayanan puskesmas
dapat dipenuhi. Menurut undang-
undang dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat maka
terus dilakukan peningkatan dan
pemerataan pelayanan kesehatan yang
dikembangkan melalui primary health
care dan jaringannya disemua
wilayah.1
Dengan demikian perlu adanya
pembiayaan kesehatan untuk
menciptakan masyarakat yang sehat.
Adapun pembiayaan kesehatan adalah
pengelolaan seluruh modalitas dan
sumber daya keuangan untuk
penyelenggara dan pemanfaatan upaya
kesehatan dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan. Sesuai dengan UU
No.23 dan 25 tahun 1999 sumber dana
untuk pembangunan kesehatan
didaerah terdiri dari tiga, yaitu
pemerintah APBN (Anggaran
Pembangunan Negara), APBD
(Anggaran Pembangunan Daerah)
bersumber dari pendapatan asli daerah,
dan bantuan luar negeri. Adapun
sumber dari pembiayaan puskesmas
antara lain yaitu dari pemerintah
(anggaran pembanguan dan anggaran
rutin), pendapatan puskesmas, dan
sumber-sumber lain diantaranya PT.
Askes, Jamsostek, Jampersal (jaminan
persalinan), Jamkesmas (Jaminan
kesehatan masyarakat).1
Jamkesmas (jaminan kesehatan
masyarakat) adalah program bantuan
sosial untuk pelayanan bagi
masyarakat miskin dan tidak mampu.
Program ini diselenggarakan secara
nasional agar terjadi subsidi silang
dalam rangka mewujudkan pelayanan
kesehatan yang menyeluruh bagi
masyarakat miskin. Selain itu
jamkesmas memiliki dasar-dasar
hukum sebagai berikut Permenkse RI
Nomor 1097/MENKES/PER/VI/2011,
tentang petunjuk teknis pelayanan
kesehatan dasar jamkesmas.
Permenkes RI Nomor
903/MENKES/PER/V/2011 tentang
pedoman pelaksanaan program
jaminan kesehatan masyarakat.
Adapun sasaran program jamkesmas
ini adalah masyarakat miskin dan tidak
mampu di seluruh Indonesia dan yang
tidak termasuk sudah mempunyai
jaminan kesehatan lainnya, masyarakat
miskin dan tidak mampu yang
ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai
kuota, gelandagan, pengemis, anak
terlantar, peserta program keluarga
harapak (PKH), miskin penghuni
lapas, panti sosial, rutan dan korban
bencana alam pasca bencana.8
Pemerintah mengeluarkan bantuan
jaminan kesehatan nasional (JKN)
yang dilaksanakan oleh BPJS
kesehatan yang implementasinya
dimulai 1 Januari 2014. Secara
operasional, pelaksanaan JKN
dituangkan dalam peraturan
pemerintah dan peraturan presiden
antara lain peraturan pemerintah No.
12 tahun 2013 tentang jaminan
kesehatan dan peta jalan JKN.17
Berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Putri Ayu merupakan
puskesmas yang memiliki jumlah
kunjungan rawat inap paling sedikit,
dan jumlah kunjungan rawat inap di
-
puskesmas tersebut mengalami
penurunan setiap tahunnya. Pada tahun
2010 sebanyak 109 pasien, tahun 2011
sebanyak 55 pasien, dan tahun 2012
sebanyak 69 pasien. Data
selengkapnya tergambar pada tabel
berikut;
Tabel 1.1 Jumlah kunjungan pasien rawat inap sekota
jambi dalam 3 tahun
N
O
Puskesmas 2010 2011 2012
1 Olak Kemang 158 209 149
2 Putri Ayu 109 55 69
3 Pakuan Baru 125 108 133
Penurunan angka kunjungan pada
Puskesmas putri ayu tersebut sangat
berkait erat dengan kepuasan pasien.
Karena jika pelayanan yang diberikan
telah sesuai dengan harapan pasien
maka pasien akan memilih untuk terus
menggunakan pelayanan kesehatan
tersebut, namun jika harapan pasien
tidak sesuai dengan harapan maka
pasien akan memilih untuk
menggunakan pelayanan kesehatan
yang lain.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka
peneliti tertarik untuk meneliti dan
menganalisis tingkat kepuasan pasien
rawat inap pengguna jasa
jamkesmas/jamkesmasda di Puskesmas
Putri Ayu Kota Jambi 2014.
METODE
Jenis penelitian ini adalah Deskriptif
Kuantitatif dengan desain penelitian
analisis Gap dan analisis diagram
kartesius dilakukan untuk mengukur
tingkat kepuasan pasien rawat inap di
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
tahun 2014. Populasi penelitian ini
adalah semua pasien rawat inap yang
berkunjung ke Puskesmas Putri Ayu
selama 2 bulan terakhir yakni 30 orang
pasien. Pengumpulan data dilakukan
dengan pengisian kuesioner dengan
cara ukur wawancara. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan januari
sampai febuari 2014. Analisis data
secara Univariat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Dimensi Kepuasan Pasien
didapatkan hasil setiap dimensinya
sebagai berikut ;
Tabel 1.2 Perhitungan keseluruhan tingkat kepuasan
pasien rawat inap pengguna jasa
jamkesmas/jamkesmasda pada puskesmas
Putri Ayu kota Jambi 2014.
n
o
Tingkat
kepuasan 5
dimensi
Harapa
n (Y)
Kinerja
(X)
Skala
Kepuasa
n
1 Kehandalan 508 402 -
2 Cepat tanggap 465 359 -
3 Jaminan 599 533 -
4 Empati 500 426 -
5 Bukti nyata 385 325 -
Jumlah 2455 2045 -
Rata-rata 83,3% Puas
T KKKKK
Berdasarkan analisis diagram kartesius
didapatkan gambaran analisinya
sebagai berikut ini ;
Keterangan :
A. atribut dengan tingkat harapan yang tinggi, tetapi kinerja dinilai
rendah, kepuasan pasien rendah,
sehingga diharapkan menjadi
prioritas utama untuk perbaikan ;
A B
D C
-
A2 = Dokter memberikan pelayanan sesuai
jam kerja
B2 = Perawat memberi pelayanan dengan
cepat, tepat dan sigap
B3 = Jam operasional sesuai yang
ditetapkan pemerintah
B4 = Metode pendaftaran dan administrasi
mudah dan praktis
B. Atribut dimana tingkat harapan dan tingkat kinerja sama-sama tinggi
sehingga responden merasa puas,
sehingga bagi puskesmas
diharapkan mempertahankan
prestasi yang sudah dicapai ini ;
C1 = Dokter bersedia memberi
waktu untuk konsultasi bagi pasien
C3 = Sistem komunikasi yang baik
dokter dan pasien
C4 = Sistem komunikasi yang baik
perawat dan pasien
C5 = Kemudahan perawat untuk
dihubungi saat dibutuhkan
D1 = Kebersuhan dan kerapaian
pakaian dokter
D2 = Kepedulian perawat untuk
meningkatkan
D3 = Kebersihan dan kerapian
pakaian perawat
E1 = Peralatan medis yang lengkap
E2 = Penerangan yang cukup
E3 = Kebersihan dan kerapian
puskesmas
C. Atribut dengan tingkat harapan dan tingkat kinerja sama-sama rendah.
Responden menganggap atribut
kurang penting dan kinerjapun
biasa-biasa saja sehingga masih
membutuhkan perbaikan tetapi
bukan prioritas utama yang harus
didahulukan.
A4 = Dokter melakukan tindakan
sesuai prosedur
B1 = Dokter melayani dengan
cepat, tepat, dan sigap
C2 = Dokter meminta persetujuan
keluarga sebelum melakukan
tindakan medis
D4 = Petugas apotik menjelaskan
cara pakai obat yang baik dan
benar
D. Atribut yang tingkat harapannya rendah tetapi punya tingkat kinerja
yang tinggi, dalam pelaksanaanya
dirasakan terlalu berlebihan,
padahal pasien tidak menganggap
tidak penting.
A1 = Dokter selalu ada ditempat
praktek
A3 = Jumlah tenaga dokter yang
memadai.
KESIMPULAN
Berdasarkan Tingkat kepuasaan responden
penelitian ini diintepretasikan dari
perbandingan kinerja dan harapan
responden terhadap pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh Puskesmas Putri Ayu.
Ada 5 dimensi yang digunakan untuk
mengukur kepuasan yakni ; reliabilitas,
cepat tanggap, jaminan, empati dan bukti
nyata.
a Pada dimensi reliabilitas (kehandalan), didapatkan hasil
kinerja dengan rata-rata bobot
402 dan harapan pada bobot
508, sehingga gap analysisnya
76. Tingkat kepuasan
responden pada dimensi ini
adalah kriteria cukup puas dengan persentase 79,1%.
b Pada dimensi cepat tanggap, didapatkan hasil kinerja dengan
rata-rata bobot 359 dan harapan
pada bobot 456, sehingga gap
analysisinya 106. Tingkat
kepuasan responden pada
dimensi ini adalah kriteria
cukup puas dengan persentase 77,2%.
-
c Pada dimensi jaminan, didapatkan hasil kinerja dengan
rata-rata bobot 533 dan harapan
total bobot 599, sehingga gap
analysisinya 66. Tingkat
kepuasan responden pada
dimensi ini adalah kriteria
puas dengan persentase 88,9%.
d Pada dimensi empati, didapatkan hasil kinerja dengan
rata-rata bobot 426 dan harapan
total bobot 500, sehingga gap
analysisinya 74. Tingkat
kepuasan responden pada
dimensi ini adalah kriteria
puas dengan persentase 85,2%.
e Pada dimensi bukti nyata, didapatkan hasil kinerja dengan
rata-rata bobot 325 dan harapan
total bobot 383, sehingga gap
analysisinya 58. Tingkat
kepuasan responden pada
dimensi ini adalah kriteria
puas dengan persentasenya 84,8%.
f Tingkat kepuasan responden yang diukur dari rerata
keseluruhan dimensi kualitas
jasa, didapatkan hasil tingkat
kinerja dengan rata-rata bobot
2046 dan tingkat harapan pada
angka 2455, sehingga gap
analysisnya 410. Tingkat
kepuasan responden adalah
kriteria puas dengan persentase 83,3%.
Berdasarkan analisis diagram kartesius
terdapat atribut dari dimensi mutu
pelayanan rawat inap pengguna
jamkesmas/ jamkesmasda yang menjadi
prioritas utama untuk diperbaiki, yaitu ;
A2 = Dokter memberikan
pelayanan sesuai jam kerja
B2 = Perawat memberi pelayanan
dengan cepat, tepat dan sigap
B3 = Jam operasional puskesmas
sesuai yang ditetapkan pemerintah
B4 = Metode pendaftaran dan
administrasi mudah dan praktis
DAFTAR PUSTAKA
1. Muninjaya, Gde. Manajemen Kesehatan.Edisi kedua. Jakarta : ECG,
2004
2. Azwar.A. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Jakarta :
Binapura Aksara, 2004
3. Kotler, Philip. Total Quality Service. New York : The Free Press, 1997
4. Supranto, J. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk
Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta :
Rineka Cipta, 2011
5. Tjiptono, F. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Andi ,
1997
6. Wijono, D. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya :
Airlangga University Perss, 1997
7. Ilyas. Y. Wajah Pelayanan Kesehatan Kita. Jakarta : Djambatan, 2004
8. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Bakti Husada,
2011
9. Bustami. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.
Jakarta : Erlangga, 2011
10. Tjiptono,F. Service, Quality & Satisfaction. Edisi:3 Yogyakarta : C.V
Andi Offset,2011
11. Parasuraman. Delivering Quality Service. New York : The Free Press,
2008
-
12. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta :
Penerbit Rineka Cipta, 2010
13. Skripsi, Romianti. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan
Poliklinik Umum Puskesmas Simpang
IV Sipin Kecamatan Telanai Pura
Kota Jambi Tahun 2011
14. Depkes, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Jakarta : 2006
15. Pohan, imbalo S.Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Jakarta : EGC, 2006
16. Nur Nasution, Drs. Manajemen Mutu Terpadu Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2010
17. Kementerian Kesehatan, RI. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dalam
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta : 2013