JURNAL

8
ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENGGUNA JASA JAMKESMAS/ JAMKESMASDA PADA PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN 2014 Ira maya sari 1 , Irawati sukandar 2 , Maulana 3 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi 2,3 Dosen Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi e-mail: [email protected] ABSTRACT Background : According to Kotler (2004), satisfaction is feeling happy or upset someone who emerged after comparing the perception or impression of the performance or the result of a product and expectations. Putri Ayu Jambi City Health Center is one of the health centers number of patient visits a health inpatient service users / jamkesmasda decreased every year. But has not been studied how the quality of service and level of patient satisfaction with health services provided by health centers. Therefore I took the title of "analysis of the level of patient satisfaction a health service users / jamkesmasda at Putri Ayu Jambi City Health Center in 2014. Methods : This study used a descriptive survey design with a quantitative approach. Using the technique of accidental sampling in January to February 2014 in the city of Jambi Putri Ayu. By involving 30 respondents. The data analysis was done manually, calculated as a percentage, is presented descriptively in the form of data tabulation, distribution tables and narrative. Result : In this study, interpreted from a comparison of the performance and expectations of respondents to the health services provided by the health center Putri Ayu city of Jambi. On the dimension of reliability (reliability), average performance expectations weights 402 and 508, gap analysis with a percentage of 79.1% 76 declared "fairly satisfied". On the dimension of responsiveness, the average performance expectations weights 359 and 465, gap analysis with a percentage of 77.2% 106 declared "fairly satisfied". In the dimension Assurance, average performance and expectations weight 533 599, gap analysis 66 with the percentage of 88.9% declared "satisfied". On the dimension of empathy, the average performance expectations weights 426 and 500, gap analysis with a percentage of 85.2% 74 declared "satisfied". On the dimension of reality, the performance of the average weight of 325 and 383 expectations, gap analysis 58 with a percentage of 84.8% declared "satisfied". Conclusion : There are two dimensions of the gap analysis in the category inteprestasi level of satisfaction "quite satisfied" that is; dimensions of reliability and responsiveness dimension, and 3- dimensional gap analysis in the category intrprestasi level of satisfaction "satisfied" that is; dimensions assurance, empathy and buktinyata. Broadly speaking, the level of satisfaction in PHC Putri Ayu city of Jambi to the category of "satisfied". But there are attributes that a top priority should be improved, namely; attribute "doctors provide services according to hours of work", "nurses provide services quickly, precisely and swiftly", "appropriate operating hours set by the government", and "the method of registration and administration easy and practical" Keywords : Level of satisfaction, patient expectations, service performance

description

jurnal

Transcript of JURNAL

  • ANALISA TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PENGGUNA JASA

    JAMKESMAS/ JAMKESMASDA PADA PUSKESMAS PUTRI AYU TAHUN 2014

    Ira maya sari 1, Irawati sukandar

    2, Maulana

    3

    1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    Universitas Jambi

    2,3 Dosen Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan Universitas Jambi

    e-mail: [email protected]

    ABSTRACT

    Background : According to Kotler (2004), satisfaction is feeling happy or upset someone who

    emerged after comparing the perception or impression of the performance or the result of a product

    and expectations. Putri Ayu Jambi City Health Center is one of the health centers number of patient

    visits a health inpatient service users / jamkesmasda decreased every year. But has not been studied

    how the quality of service and level of patient satisfaction with health services provided by health

    centers. Therefore I took the title of "analysis of the level of patient satisfaction a health service users

    / jamkesmasda at Putri Ayu Jambi City Health Center in 2014.

    Methods : This study used a descriptive survey design with a quantitative approach. Using the

    technique of accidental sampling in January to February 2014 in the city of Jambi Putri Ayu. By

    involving 30 respondents. The data analysis was done manually, calculated as a percentage, is

    presented descriptively in the form of data tabulation, distribution tables and narrative.

    Result : In this study, interpreted from a comparison of the performance and expectations of

    respondents to the health services provided by the health center Putri Ayu city of Jambi. On the

    dimension of reliability (reliability), average performance expectations weights 402 and 508, gap

    analysis with a percentage of 79.1% 76 declared "fairly satisfied". On the dimension of

    responsiveness, the average performance expectations weights 359 and 465, gap analysis with a

    percentage of 77.2% 106 declared "fairly satisfied". In the dimension Assurance, average performance

    and expectations weight 533 599, gap analysis 66 with the percentage of 88.9% declared "satisfied".

    On the dimension of empathy, the average performance expectations weights 426 and 500, gap

    analysis with a percentage of 85.2% 74 declared "satisfied". On the dimension of reality, the

    performance of the average weight of 325 and 383 expectations, gap analysis 58 with a percentage of

    84.8% declared "satisfied".

    Conclusion : There are two dimensions of the gap analysis in the category inteprestasi level of

    satisfaction "quite satisfied" that is; dimensions of reliability and responsiveness dimension, and 3-

    dimensional gap analysis in the category intrprestasi level of satisfaction "satisfied" that is;

    dimensions assurance, empathy and buktinyata. Broadly speaking, the level of satisfaction in PHC

    Putri Ayu city of Jambi to the category of "satisfied". But there are attributes that a top priority should

    be improved, namely; attribute "doctors provide services according to hours of work", "nurses provide

    services quickly, precisely and swiftly", "appropriate operating hours set by the government", and "the

    method of registration and administration easy and practical"

    Keywords : Level of satisfaction, patient expectations, service performance

  • ABSTRAK

    Latar Belakang : Menurut Kotler (2004), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa

    seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau

    hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi adalah salah satu

    Puskesmas yang angka kunjungan pasien rawat inap pengguna jasa jamkesmas/ jamkesmasda terjadi

    penurunan disetiap tahunnya. Namun belum pernah diteliti bagaimana kualitas pelayanan dan tingkat

    kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas. Oleh karena itu saya

    mengambil judul mengenai analisa tingkat kepuasan pasien rawat inap pengguna jasa jamkesmas/jamkesmasda di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi tahun 2014.

    Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan survei deskriftif dengan pendekatan

    kuantitatif. Menggunakan teknik Accidental sampling pada bulan januari sampai febuari 2014 di

    Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Dengan melibatkan 30 responden. Analisa data dilakukan secara

    manual, dihitung dalam bentuk persentase, disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabulasi data,

    tabel distribusi dan narasi.

    Hasil : Pada penelitian ini diintepretasikan dari perbandingan kinerja dan harapan

    responden terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan oleh Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Pada

    dimensi reliabilitas (kehandalan), kinerja rata-rata bobot 402 dan harapan 508, gap analisisnya 76

    dengan persentase 79,1% dinyatakan cukup puas. Pada dimensi cepat tanggap, kinerja rata-rata bobot 359 dan harapan 465, gap analisisnya 106 dengan persentase 77,2% dinyatakan cukup puas. Pada dimensi Jaminan ,kinerja rata-rata bobot 533 dan harapan 599, gap analisisnya 66 dengan

    persentase 88,9% dinyatakan puas. Pada dimensi empati, kinerja rata-rata bobot 426 dan harapan 500, gap analisisnya 74 dengan persentase 85,2% dinyatakan puas. Pada dimensi kenyataan, kinerja rata-rata bobot 325 dan harapan 383, gap analisisnya 58 dengan persentase 84,8% dinyatakan

    puas.

    Kesimpulan : Ada 2 dimensi yang gap analisisnya masuk kategori inteprestasi tingkat

    kepuasan cukup puas yaitu ; dimensi kehandalan dan dimensi cepat tanggap, dan 3 dimensi yang gap analisisnya masuk kategori intrprestasi tingkat kepuasan puas yaitu ; dimensi jaminan, empati dan buktinyata. Secara garis besar tingkat kepuasan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dalam

    ketegori puas. Namun ada atribut yang menjadi prioritas utama yang harus diperbaiki yaitu; atribut dokter memberikan pelayanan sesuai jam kerja, perawat memberi pelayanan dengan cepat, tepat dan sigap, jam operasional sesuai yang ditetapkan pemerintah, dan metode pendaftaran dan administrasi mudah dan praktis

    Kata Kunci : Tingkat kepuasan, Harapan pasien, Kinerja pelayanan

    Pendahuluan

    1.1 Latar belakang Kesehatan merupakan hak azazi dan

    sekaligus sebagai investasi sehingga

    perlu diupayakan, diperjuangkan dan

    ditingkatkan oleh setiap indivindu dan

    oleh setiap komponen bangsa, agar

    masyarakat dapat menikmati hidup

    sehat, dan pada akhirnya dapat

    mewujudkan derajat kesehatan

    masyarakat yang optimal. Hal ini perlu

    dilakukan karena kesehatan bukan

    tanggung jawab pemerintah saja,

    namun merupakan tanggung jawab

    bersama pemerintah dan masyarakat

    termasuk swasta .2

    Kesehatan dipandang sebagai sumber

    daya yang memberikan kemampuan

    pada individu, kelompok dan

    masyarakat untuk meningkatkan

  • kemampuan mengelola bahkan

    merubah pola hidup,kebiasaan dan

    lingkungan. Hal ini sesuai dengan arah

    pembangunan kesehatan kita

    meninggalkan pradigma lama menuju

    pradigma sehat, dalam rangka menuju

    indonesia sehat 2014.9

    Tujuan pelayanan kesehatan adalah

    tercapainya derajat kesehatan

    masyarakat yang memuaskan harapan

    dan kebutuhan derajat masyarakat

    (consumer satisfaction) , melalui

    pelayanan yang efektif oleh pemberian

    pelayanan yang memuasakan harapan

    dan kebutuhan pemberian pelayanan

    (provider satisfaction). Interaksi ketiga

    pilar utama pelayanan kesehatan yang

    serasi, selaras, dan seimbang

    merupakan panduan dari keputusan

    tiga pihak, dan ini merupakan

    pelayanan kesehatan yang memuaskan

    (satisfaction healty care).9

    Upaya peningkatan mutu pelayanan

    kesehatan adalah langkah terpenting

    untuk meningkatkan daya saing usaha

    indonesia disektor kesehatan. Hal ini

    tidak ringan karena meningkatkan

    mutu tersebut bukan hanya untuk

    rumah sakit saja tetapi berlaku untuk

    semua tingkatan pelayanan kesehatan

    mulai dari Puskesmas pembantu , dan

    Puskesmas baik difasilitas

    pemerintahan maupun swasta.9

    Perkembangan terakhir menunjukan

    bahwa masyarakat pengguna

    pelayanan kesehatan pemerintah dan

    swasta semakin menuntut pelayanan

    yang bermutu. Tak dapat dipungkiri

    bahwa kini pasien semakin kritis

    terhadap pelayanan kesehatan dan

    menuntut keamanannya.12

    Berbagai fakta menunjukan adanya

    masalah serius dalam mutu pelayanan

    kesehatan di Indonesia. Hal ini

    disebabkan karena belum adanya

    sistem pengendalian mutu yang terbaik

    yang dapat diterapkan. Pemahaman

    secara lebih mendalam tentang good

    govermance merupakan salah satu

    upaya terhadap perwujudan pelayanan

    kesehatan yang lebih bermutu.12

    Upaya peningkatan mutu adalah

    aksioma yang lemah capaian

    individunya, pada umumnya

    mencerminkan kegagalan sistem atau

    ketidakmampuan dari suatu organisasi

    memandang dan mengimprovisasikan

    sistem jaminan mutu. Gagasan

    peningkatan kualitas mutu merupakan

    tantangan didalam suatu organisasi

    pelayanan kesehatan.11

    Kepuasan pelanggan akan terpenuhi

    bila pelayanan yang diberikan telah

    sesuai dengan harapan mereka.

    Sebaliknya bila suatu perusahaan

    memberikan pelayanan yang belum

    sesuai dengan harapan pelanggan maka

    pelanggan akan merasa tidak puas.

    ketidakpuasan pelanggan tersebut

    mengakibatkan pelanggan memilih

    untuk menggunakan jasa pesaing

    sehingga perlu adanya perbaikan

    dimana perbaikan tersebut pada

    dasarnya tertuju pada kualitas

    pelayanan karena kepuasan pelanggan

    erat kaitannya dengan kualitas.11

    Pusat kesehatan masyarakat

    (Puskesmas) merupakan salah satu

    sarana pelayanan kesehatan yang

    penting di Indonesia, baik perorangan

    maupun kelompok masyarakat.

    Pemerintah mengembangkan

    puskesmas dengan tujuan untuk

    mendekatkan pelayanan kesehatan

    kepada masyarakat yang sebagian

    besar masih tinggal dipedesaan.

    Program kesehatan yang

    diselenggarakan oleh puskesmas

    merupakan program pokok yang wajib

    dilaksanakan oleh pemerintah untuk

    melindungi penduduknya, termasuk

    mengembangkan program khusus

    untuk penduduk miskin.2

  • Puskesmas berperan sebagai pusat

    pelayan kesehatan, pusat pembina

    kesehatan masyarakat dan pusat

    pengembangan kesehatan masyarakat.

    Untuk itu kualitas pelayanan kesehatan

    masyarakat melalui puskesmas, baik

    quality of care (pelayanan profesi) dan

    quality of service (pelayanan

    manajemen), perlu terus diupayakan

    dengan meningkatkan efesiensi,

    efektifitas, dan produktivitas kerjanya

    sehingga kebutuhan dan keputusan

    pengguna jasa pelayanan puskesmas

    dapat dipenuhi. Menurut undang-

    undang dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 setiap orang berhak memperoleh

    pelayanan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan akses pelayanan

    kesehatan kepada masyarakat maka

    terus dilakukan peningkatan dan

    pemerataan pelayanan kesehatan yang

    dikembangkan melalui primary health

    care dan jaringannya disemua

    wilayah.1

    Dengan demikian perlu adanya

    pembiayaan kesehatan untuk

    menciptakan masyarakat yang sehat.

    Adapun pembiayaan kesehatan adalah

    pengelolaan seluruh modalitas dan

    sumber daya keuangan untuk

    penyelenggara dan pemanfaatan upaya

    kesehatan dalam rangka meningkatkan

    derajat kesehatan. Sesuai dengan UU

    No.23 dan 25 tahun 1999 sumber dana

    untuk pembangunan kesehatan

    didaerah terdiri dari tiga, yaitu

    pemerintah APBN (Anggaran

    Pembangunan Negara), APBD

    (Anggaran Pembangunan Daerah)

    bersumber dari pendapatan asli daerah,

    dan bantuan luar negeri. Adapun

    sumber dari pembiayaan puskesmas

    antara lain yaitu dari pemerintah

    (anggaran pembanguan dan anggaran

    rutin), pendapatan puskesmas, dan

    sumber-sumber lain diantaranya PT.

    Askes, Jamsostek, Jampersal (jaminan

    persalinan), Jamkesmas (Jaminan

    kesehatan masyarakat).1

    Jamkesmas (jaminan kesehatan

    masyarakat) adalah program bantuan

    sosial untuk pelayanan bagi

    masyarakat miskin dan tidak mampu.

    Program ini diselenggarakan secara

    nasional agar terjadi subsidi silang

    dalam rangka mewujudkan pelayanan

    kesehatan yang menyeluruh bagi

    masyarakat miskin. Selain itu

    jamkesmas memiliki dasar-dasar

    hukum sebagai berikut Permenkse RI

    Nomor 1097/MENKES/PER/VI/2011,

    tentang petunjuk teknis pelayanan

    kesehatan dasar jamkesmas.

    Permenkes RI Nomor

    903/MENKES/PER/V/2011 tentang

    pedoman pelaksanaan program

    jaminan kesehatan masyarakat.

    Adapun sasaran program jamkesmas

    ini adalah masyarakat miskin dan tidak

    mampu di seluruh Indonesia dan yang

    tidak termasuk sudah mempunyai

    jaminan kesehatan lainnya, masyarakat

    miskin dan tidak mampu yang

    ditetapkan oleh Bupati/Walikota sesuai

    kuota, gelandagan, pengemis, anak

    terlantar, peserta program keluarga

    harapak (PKH), miskin penghuni

    lapas, panti sosial, rutan dan korban

    bencana alam pasca bencana.8

    Pemerintah mengeluarkan bantuan

    jaminan kesehatan nasional (JKN)

    yang dilaksanakan oleh BPJS

    kesehatan yang implementasinya

    dimulai 1 Januari 2014. Secara

    operasional, pelaksanaan JKN

    dituangkan dalam peraturan

    pemerintah dan peraturan presiden

    antara lain peraturan pemerintah No.

    12 tahun 2013 tentang jaminan

    kesehatan dan peta jalan JKN.17

    Berdasarkan data yang diperoleh dari

    Dinas Kesehatan Kota Jambi

    Puskesmas Putri Ayu merupakan

    puskesmas yang memiliki jumlah

    kunjungan rawat inap paling sedikit,

    dan jumlah kunjungan rawat inap di

  • puskesmas tersebut mengalami

    penurunan setiap tahunnya. Pada tahun

    2010 sebanyak 109 pasien, tahun 2011

    sebanyak 55 pasien, dan tahun 2012

    sebanyak 69 pasien. Data

    selengkapnya tergambar pada tabel

    berikut;

    Tabel 1.1 Jumlah kunjungan pasien rawat inap sekota

    jambi dalam 3 tahun

    N

    O

    Puskesmas 2010 2011 2012

    1 Olak Kemang 158 209 149

    2 Putri Ayu 109 55 69

    3 Pakuan Baru 125 108 133

    Penurunan angka kunjungan pada

    Puskesmas putri ayu tersebut sangat

    berkait erat dengan kepuasan pasien.

    Karena jika pelayanan yang diberikan

    telah sesuai dengan harapan pasien

    maka pasien akan memilih untuk terus

    menggunakan pelayanan kesehatan

    tersebut, namun jika harapan pasien

    tidak sesuai dengan harapan maka

    pasien akan memilih untuk

    menggunakan pelayanan kesehatan

    yang lain.

    Berdasarkan hal tersebut diatas maka

    peneliti tertarik untuk meneliti dan

    menganalisis tingkat kepuasan pasien

    rawat inap pengguna jasa

    jamkesmas/jamkesmasda di Puskesmas

    Putri Ayu Kota Jambi 2014.

    METODE

    Jenis penelitian ini adalah Deskriptif

    Kuantitatif dengan desain penelitian

    analisis Gap dan analisis diagram

    kartesius dilakukan untuk mengukur

    tingkat kepuasan pasien rawat inap di

    Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi

    tahun 2014. Populasi penelitian ini

    adalah semua pasien rawat inap yang

    berkunjung ke Puskesmas Putri Ayu

    selama 2 bulan terakhir yakni 30 orang

    pasien. Pengumpulan data dilakukan

    dengan pengisian kuesioner dengan

    cara ukur wawancara. Penelitian ini

    dilaksanakan pada bulan januari

    sampai febuari 2014. Analisis data

    secara Univariat.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan Dimensi Kepuasan Pasien

    didapatkan hasil setiap dimensinya

    sebagai berikut ;

    Tabel 1.2 Perhitungan keseluruhan tingkat kepuasan

    pasien rawat inap pengguna jasa

    jamkesmas/jamkesmasda pada puskesmas

    Putri Ayu kota Jambi 2014.

    n

    o

    Tingkat

    kepuasan 5

    dimensi

    Harapa

    n (Y)

    Kinerja

    (X)

    Skala

    Kepuasa

    n

    1 Kehandalan 508 402 -

    2 Cepat tanggap 465 359 -

    3 Jaminan 599 533 -

    4 Empati 500 426 -

    5 Bukti nyata 385 325 -

    Jumlah 2455 2045 -

    Rata-rata 83,3% Puas

    T KKKKK

    Berdasarkan analisis diagram kartesius

    didapatkan gambaran analisinya

    sebagai berikut ini ;

    Keterangan :

    A. atribut dengan tingkat harapan yang tinggi, tetapi kinerja dinilai

    rendah, kepuasan pasien rendah,

    sehingga diharapkan menjadi

    prioritas utama untuk perbaikan ;

    A B

    D C

  • A2 = Dokter memberikan pelayanan sesuai

    jam kerja

    B2 = Perawat memberi pelayanan dengan

    cepat, tepat dan sigap

    B3 = Jam operasional sesuai yang

    ditetapkan pemerintah

    B4 = Metode pendaftaran dan administrasi

    mudah dan praktis

    B. Atribut dimana tingkat harapan dan tingkat kinerja sama-sama tinggi

    sehingga responden merasa puas,

    sehingga bagi puskesmas

    diharapkan mempertahankan

    prestasi yang sudah dicapai ini ;

    C1 = Dokter bersedia memberi

    waktu untuk konsultasi bagi pasien

    C3 = Sistem komunikasi yang baik

    dokter dan pasien

    C4 = Sistem komunikasi yang baik

    perawat dan pasien

    C5 = Kemudahan perawat untuk

    dihubungi saat dibutuhkan

    D1 = Kebersuhan dan kerapaian

    pakaian dokter

    D2 = Kepedulian perawat untuk

    meningkatkan

    D3 = Kebersihan dan kerapian

    pakaian perawat

    E1 = Peralatan medis yang lengkap

    E2 = Penerangan yang cukup

    E3 = Kebersihan dan kerapian

    puskesmas

    C. Atribut dengan tingkat harapan dan tingkat kinerja sama-sama rendah.

    Responden menganggap atribut

    kurang penting dan kinerjapun

    biasa-biasa saja sehingga masih

    membutuhkan perbaikan tetapi

    bukan prioritas utama yang harus

    didahulukan.

    A4 = Dokter melakukan tindakan

    sesuai prosedur

    B1 = Dokter melayani dengan

    cepat, tepat, dan sigap

    C2 = Dokter meminta persetujuan

    keluarga sebelum melakukan

    tindakan medis

    D4 = Petugas apotik menjelaskan

    cara pakai obat yang baik dan

    benar

    D. Atribut yang tingkat harapannya rendah tetapi punya tingkat kinerja

    yang tinggi, dalam pelaksanaanya

    dirasakan terlalu berlebihan,

    padahal pasien tidak menganggap

    tidak penting.

    A1 = Dokter selalu ada ditempat

    praktek

    A3 = Jumlah tenaga dokter yang

    memadai.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan Tingkat kepuasaan responden

    penelitian ini diintepretasikan dari

    perbandingan kinerja dan harapan

    responden terhadap pelayanan kesehatan

    yang diberikan oleh Puskesmas Putri Ayu.

    Ada 5 dimensi yang digunakan untuk

    mengukur kepuasan yakni ; reliabilitas,

    cepat tanggap, jaminan, empati dan bukti

    nyata.

    a Pada dimensi reliabilitas (kehandalan), didapatkan hasil

    kinerja dengan rata-rata bobot

    402 dan harapan pada bobot

    508, sehingga gap analysisnya

    76. Tingkat kepuasan

    responden pada dimensi ini

    adalah kriteria cukup puas dengan persentase 79,1%.

    b Pada dimensi cepat tanggap, didapatkan hasil kinerja dengan

    rata-rata bobot 359 dan harapan

    pada bobot 456, sehingga gap

    analysisinya 106. Tingkat

    kepuasan responden pada

    dimensi ini adalah kriteria

    cukup puas dengan persentase 77,2%.

  • c Pada dimensi jaminan, didapatkan hasil kinerja dengan

    rata-rata bobot 533 dan harapan

    total bobot 599, sehingga gap

    analysisinya 66. Tingkat

    kepuasan responden pada

    dimensi ini adalah kriteria

    puas dengan persentase 88,9%.

    d Pada dimensi empati, didapatkan hasil kinerja dengan

    rata-rata bobot 426 dan harapan

    total bobot 500, sehingga gap

    analysisinya 74. Tingkat

    kepuasan responden pada

    dimensi ini adalah kriteria

    puas dengan persentase 85,2%.

    e Pada dimensi bukti nyata, didapatkan hasil kinerja dengan

    rata-rata bobot 325 dan harapan

    total bobot 383, sehingga gap

    analysisinya 58. Tingkat

    kepuasan responden pada

    dimensi ini adalah kriteria

    puas dengan persentasenya 84,8%.

    f Tingkat kepuasan responden yang diukur dari rerata

    keseluruhan dimensi kualitas

    jasa, didapatkan hasil tingkat

    kinerja dengan rata-rata bobot

    2046 dan tingkat harapan pada

    angka 2455, sehingga gap

    analysisnya 410. Tingkat

    kepuasan responden adalah

    kriteria puas dengan persentase 83,3%.

    Berdasarkan analisis diagram kartesius

    terdapat atribut dari dimensi mutu

    pelayanan rawat inap pengguna

    jamkesmas/ jamkesmasda yang menjadi

    prioritas utama untuk diperbaiki, yaitu ;

    A2 = Dokter memberikan

    pelayanan sesuai jam kerja

    B2 = Perawat memberi pelayanan

    dengan cepat, tepat dan sigap

    B3 = Jam operasional puskesmas

    sesuai yang ditetapkan pemerintah

    B4 = Metode pendaftaran dan

    administrasi mudah dan praktis

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Muninjaya, Gde. Manajemen Kesehatan.Edisi kedua. Jakarta : ECG,

    2004

    2. Azwar.A. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga, Jakarta :

    Binapura Aksara, 2004

    3. Kotler, Philip. Total Quality Service. New York : The Free Press, 1997

    4. Supranto, J. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk

    Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta :

    Rineka Cipta, 2011

    5. Tjiptono, F. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta : Andi ,

    1997

    6. Wijono, D. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Surabaya :

    Airlangga University Perss, 1997

    7. Ilyas. Y. Wajah Pelayanan Kesehatan Kita. Jakarta : Djambatan, 2004

    8. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

    Masyarakat. Jakarta : Bakti Husada,

    2011

    9. Bustami. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya.

    Jakarta : Erlangga, 2011

    10. Tjiptono,F. Service, Quality & Satisfaction. Edisi:3 Yogyakarta : C.V

    Andi Offset,2011

    11. Parasuraman. Delivering Quality Service. New York : The Free Press,

    2008

  • 12. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta :

    Penerbit Rineka Cipta, 2010

    13. Skripsi, Romianti. Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan

    Poliklinik Umum Puskesmas Simpang

    IV Sipin Kecamatan Telanai Pura

    Kota Jambi Tahun 2011

    14. Depkes, Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas Jakarta : 2006

    15. Pohan, imbalo S.Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Jakarta : EGC, 2006

    16. Nur Nasution, Drs. Manajemen Mutu Terpadu Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2010

    17. Kementerian Kesehatan, RI. Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan

    Kesehatan Nasional (JKN) dalam

    Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta : 2013