Jurnal

11

Click here to load reader

description

jurnal

Transcript of Jurnal

Page 1: Jurnal

Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE GROUP

INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARAN DASAR SISTEM

MIKROKONTROLER KELAS XI JURUSAN AUDIO VIDEO DI SMK N 5

JAKARTA

Fajar Banaeni ZamanAlumni 2012 Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

danAdjuster di PT. Citas Otis Elevator

Moch. SukardjoDosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Pitoyo YuliatmojoDosen Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika

Metafasita Puteri Lidya GemalaPendidikan Teknik Elektronika 2011 Universitas Negeri Jakarta (No. Reg 5215116401)

The experiment was conducted to determine the improvement of student learning outcomes inbasic subjects microcontroller using cooperative learning model by the method of GroupInvestigation (GI). Cooperative learning method Group Investigation (GI) to create conditionsconductive learning so that students can play an active role in learning. Methods GroupInvestigation (GI) consists of six phases of learning undertaken by students. The experiment wasconducted in three cycles with each cycle consisting of planning, action, observation andreflection. Based on research that has been conducted to show improvement in the quality ofstudent learning outcomes.

Kata kunci: mikrokontroler, pembelajaran kooperatif, Group Investigation (GI)

Pendidikan merupakan usaha terencana

untuk membantu meningkatkan

perkembangan potensi manusia agar

bermanfaat bagi kepentingan hidup sebagai

makhluk individu dan sosial.Pendidikan

yang berkualitas menuntut pembaharuan di

tiap sektor terkait, kurikulum dan metode

pengajaran. Pada proses pembelajaran pun

terjadi hambatan, antara lain dalam

pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM).

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan

di SKM Negeri 5 Jakarta semester genao

tahun ajaran 2010/2011 pada mata pelajaran

Page 2: Jurnal

2 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10

dasar sistem mikrokontroler untuk

kompetensi dasar menjelaskan bahwa hasil

belajar siswa rendah, salah satu sebabnya

adalah karena siswa tidak serius mengikuti

pelajaran. Dan sikap belajar yang tidak

serius itu menyebabkan siswa tidak bisa

mempraktikkan apa yang telah diajarkan.

Berdasarkan masalah tersebut maka

diperlukan usaha untuk meningkatkan

proses pembelajaran dan hasil belajar yang

efektif agar siswa memahami materi yang

diajarkan guru. Solusi yang bisa dicoba

adalah dengan melibatkan siswa secara aktif

dalam KBM.Maka model pembelajaran

dengan metode Group Investigation (GI)

merupakan pilihannya.

Metode Group Investigation (GI)

merupakan model pembelajaran yang dapat

menciptakan kerja sama antara guru dan

siswa dalam proses KBM. Ide dasar dalam

metode ini adalah pembelajaran dengan

memanfaatkan kelompok belajar sebagai

sarana bagi siswa untuk mencari bebagai

informasi yang ditugaskan sehingga siswa

menjadi aktif.

Salah satu kelebihan metode GI adalah dapat

meningkatkan kepercayaan diri siswa untuk

menggunakan pengetahuan dan keahlian

yang berguna bagis siswa dan kelompoknya.

Penerapan metode GI diharapkan mampu

meningkatkan keaktifan siswa dalam

kegiatan pembelajaran serta dapat

meningkatka hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Dasar Sistem Mikrokontroler kelas

XI jurusan Audio Video di SMK Negeri 5

Jakarta.

LANDASAN TEORITIS

Sedari kecil manusia telah mengalami

proses pembelajaran dalam hidupnya.

Banyak hal bisa dijadikan sebagai

pengetahuan untuk menambah ilmu. Banyak

sumber yang bisa dijadikan sebagai acuan

akan ilmu tersebut.

Hakikat belajar selalu didefinisikan sebagai

suatu perubahan pada diri individu yang

disebabkan pengalaman.Perubahan yang

disebabkan oleh perkembangan (seperti

tumbuh menjadi tinggi) adalah bukan contoh

dari belajar, demikian pula sifa-sifat

individu yang ada sejak lahir (seperti refleks

dan respon lapar atau sakit). Sri Esti

Wuryani Djiwandono (2006:120)

Disebutkan pula belajar berhubungan

dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap situasi tertentu yang disebabkan

oleh pengelamannya yang berulang-ulang,

perubahan tingkah laku tidak dapat

dijelaskan atau dasar kecenderungan respon,

kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat

seseorang. M. Ngalim Purwanto (2007:84)

Page 3: Jurnal

Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 3

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan

tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler

maupun tujuan instruksional menggunakan

klarifikasi hasil belajar dari Benyamin

Bloom yang secara garis besar membaginya

menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Sri Esti Wuryani

Djiwandono (2006:211)

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar antara lain faktor internal siswa,

meliputi factor fisiologis, faktos psikologis,

dan factor kematangan fisik psikis.

Sementara factor eksternal meliputi factor

social, factor budaya, factor lingkungan fisik

dan factor spiritual. M. Ngalim Purwanto

(2007:106)

Selain faktor internal maupun eksternal yang

sudah disebutkan sebelumnya, dalam KBM

pun diperlukan sebuah proses yang terarah

untuk mengatur jalannya KBM, disinilah

diperlukan strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran merupakan usaha

untuk memperoleh kesuksesan dan

keberhasilan dalam mencapai tujuan.

Strategi dalam dunia pendidikan dapat

diartikan sebagai a plan, method, or series of

activities designed to achieves a particular

educational goal. Wina Sanjaya (2010:124)

Pembelajaran kooperatif memudahkan siswa

untuk memahami materi yang dipelajari

karena pada tahapan awal pembelajaran

guru sudah menjelaskan tujuan yang akan

dicapai oleh siswa, pada tahapan berikutnya

guru lebih memberikan kesempatan siswa

agar aktif selama pembelajaran. Sugiyanto

(2010:40)

Pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI) didasari oleh gagasan

John Dewy tentang pendidikan bahwa kelas

merupakan cermin masyarakat dan berfungsi

sebagai laboratorium untuk belajar tentang

kehidupan di dunia nyata yang bertujuan

mengkaji masalah-masalah social dan atar

pribadi.

Model GI atau ivestigasi kelompok telah

digunakan dalam berbagai situasi dan dalam

berbagai bidang studi dan berbagai tingkat

usia. Pada dasarnya model GI dirancang

untuk membimbing para siswa

mendefinisikan masalah, mengeksplorasi

berbagai informasi mengenai masalah,

mengumpulkan data yang relevan dan

membuat hipotesis.

METODE

Penelitian yang dilaksanakan merupakan

penelitian tindakan kelas, adapun tujuan dari

penelitian tindakan kelas adalah untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil

pembelajaran, meningkatkan profesional dan

menumbuhkan budayaakademik. Suharsimi

Arikunto (2009 : 61)

Page 4: Jurnal

4 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10

Maka tujuan penelitian adalah untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

pada pelajaran dasar sistem mikrokontroler

kelas XI jurusan Audio-Video menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI).

Dimana pendekatan yang dilakukan

menggunakan metode Kemmis & Mc

Taggart. Pada hakekatnya pendekatan itu

berupa perangkat-perangkat, dimana satu

perangkat terdiri dari empat komponen yaitu

(1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi

dan (4) refleksi, keempat komponen ini

dipandang sebagai satu siklus.

Prosedur/siklus dilaksanakan sebanyak tiga

siklus.Penentuan jumlah siklus tersebut

didasarkan pada situasi belajar siswa yang

pada umumnya menggunakan strategi non

kooperatif, sehingga siswa memerlukan

waktu untuk beradaptasi dengan

pembelajaran kooperatif.

Deskripsi dari masing-masing tahap dalam

satu siklus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Yang terdiri dari perencanaan umum dan

perencanaan khusus.Pada perencanaan

umum kegiatan yang dilaksanakan

adalah:

a. Menyusun proposal skripsi

berdasarkan masalah dalam kegiatan

belajar siswa.

b. Mendaftarkan proposal skripsi ke

jurusan.

c. Melaksanakan bimbingan dengan

dosen pembimbing.

d. Melaksanakan seminar proposal

skripsi.

e. Mengurus izin penelitian ke pihak

universitas dan pihak sekolah.

Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan

pada perencanaan khusus adalah:

a. Menyiapkan perangkat pembelajaran

yang berhubungan dengan metode

GI.

b. Menyusun instrument penelitian.

c. Menyiapkan bahan ajar sesuai materi

yang diajarkan.

d. Mendesain alat evaluasi berupa soal

tes.

2. Tindakan

Pada tahap tindakan ini peneliti dan guru

melakukan kerjasama dengan tujuan

untuk mengetahui apakah terjadi

peningkatan pada proses pembelajaran

siswa. Selain itu peneliti juga

melaksanakan implementasi metode

pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI). Adapun langkah-

lagkah pelaksanaannya pada siklus I, II,

dan III secara garis besar adalah sebagai

berikut:

a. Pendahuluan (5 menit)

Page 5: Jurnal

Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 5

Terdiri dari mengkondisikan kelas,

menyampaikan tujuan pembelajaran,

apersepsi, motivasi dan memberi

batas ruang lingkup materi.

b. Kegiatan Inti (120 menit)

- Eksplorasi, terdiri dari soal

pretest, pemberian materi,

membagi kelompok.

- Elaborasi, dimana siswa

diarahkan berperan aktif dalam

proses dan tetap diawasi guru

- Konfirmasi, siswa dipersilakan

untuk bertanya pada guru.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

Terdiri dari menyimpulkan materi,

soal pretest, rencana pembelajaran

selanjutnya, diakhir dengan doa.

Langkah-langkah itu dilakukan secara

berkesinambungan selama siklus I, II,

dan III. Hal yang membedakan adalah

materi di setiap pertemuan, sedangkan

langkah pembelajaran tetap sama.

3. Observasi

Bersamaan dengan dilaksanakannya

tindakan, peneliti melakukan observasi

terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan

dari penerapan metode pembelajaran

Group Investigation (GI). Tujuan dari

observasi adalah mengetahui seberapa

jauh pelaksanaan tindakan yang sedang

berlangsung dapat diharapkan

akanmenghasilkan perubahan yang

diinginkan. Observasi pertama adalah

untuk mengetahui tingkat pencapaian

fase-fase pembelajaran GI yang

dilaksanakan oleh siswa. Observasi

kedua adalah untuk mengetahui

kemampuan guru (peneliti) dalam

menerapkan pembelajaran GI.

Selain peneliti dan guru kolabolator,

siswa juga memberikan penilaian

terhadap kegiatan pembelajaran yang

sudah dilaksanakan.Penilaian dari siswa

menggunakan kuisioner yang disediakan

peneliti mengenai tanggapan siswa

terhadap pembelajaran dengan

menggunakan metode GI.Observasi

peneliti dan guru kolabolator

dilaksanakan setiap kegiatan belajar,

sedangkan kuesioner siswa diberikan di

akhir tiap siklus. Setelah pelaksanaan

pembelajaran metode GI maka dilakukan

penilaian untuk mengukur pencapaian

hasil belajar siswa. Penilaian tersebut

menggunakan instrument pretest dan

posttest yang diberikan oleh peneliti

pada awal dan akhir siklus.

4. Refleksi

Refleksi dalam penelitian adalah upaya

untuk mengkaji apa yang telah terjadi

dan apa yang telah dihasilkan pada

siklus tersebut. Kegiatan refleksi

Page 6: Jurnal

6 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10

mencakup kegiatan analisis,

interpretansi, dan evaluasi atas informasi

yang diperoleh dari kegiatan

observasi.Data yang telah terkumpul

secepatnya dianalisis dan diinterpretansi

(diberi makna) agar tindakan selanjutnya

dapat diketahui.Dimana interpretansi

hasil observasi menjadi dasar melakukan

evaluasi.Dan berdasarkan observasi dan

evaluasi tersebut, data yang diperoleh

menjadi bahan refleksi bagi peneliti

untuk perbaikan metode pembelajaran

materi pokok berikutnya.

Salah satu aspek penting dari kegiatan

refleksi adalah melakukan evaluasi

terhadap keberhasilan dan pencapaian

tujuan tindakan sehingga diketahui

efektifitas tindakan yang sudah

dilaksanakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil penelitian diperoleh setelah

dilaksanakan pembelajaran menggunakan

metode pembelajaran kooperatif dengan

metode GI sebagaimana yang telah

direncanakan. Setiap tindakan yang

dilaksanakan didasarkan pada perencanaan

setiap siklus dan saling berkesinambungan.

Berikut adalah uraian hasil penelitian tiap

siklus:

1. Siklus I

Perencanaan meliputi penyusunan RPP,

bahan ajar, instrument penelitian.Siklus I

dilaksanakan dalam dua kali petemuan,

dan dilaksanakan investigasi dan

presentasi kelompok, instrument

penilaian menggunakan pretest dan

posttest.

Pada pertemuan pertama tindakan yang

dilakukan adalah mulai menerapkan

metode GI. Guru menerangkan secara

singkat materi arsitektur mikrokontroler

dan membagi topik pembahasan menjadi

tiga sub topik yang akan dipilih siswa

menjadi bahan diskusi kelompok.

Pertemuan kedua sama dengan

pertemuan pertama, tetapi guru tidak

memberikan soal pretest.

Observasi dan evaluasi pada siklus I

dilaksanakan dengan menggunakan tes

kemampuan kognitif siswa, lembar

observasi guru kolaborator dan kuisioner

siswa.

Tabel 3.1 Presentase Ketuntasan SiswaSiklus I

NoUraian Pencapaian

HasilPresentase

1 Tuntas 68,19%

2 Tidak tuntas 31,81%

Nilai rata-rata 68,63

Page 7: Jurnal

Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 7

Refleksi hasil penelitian pada siklus I

dapat disimpulkan bahwa siswa belum

dapat mengikuti pembelajaran memakai

metode GI dengan baik. Hasil penelitian

tersebut disebabkan beberapa faktor,

diantaranya karena siswa tidak terbiasa

dengan metode GI. Guru pengajar belum

dapat memaksimalkan kondisi belajar

dengan metode GI.

2. Siklus II

Pembelajaran pada siklus II memiliki

tahapan yang sama seperti siklus I,

perbedaannya terletak pada tahap

perencanaan. Perencanaan pada siklus II

didasarkan pada hasil refleksi siklus I.

Perencanaan siklus II meliputi

penjelasan ulang terhadap strategi yang

digunakan dan fase yang akan

dilaksanakan. Guru harus memeriksa

persiapan siswa ketika akan presentasi.

Pembagian kelompok siswa harus lebih

selektif. Guru harus lebih tegas dan

perhatian kepada siswa selama belajar.

Tindakan yang dilakukan sama seperti

siklus I, hanya beda pada materi yang

dibawakan oleh guru. Dan pada

pertemuan kedua tahapnya sama seperti

siklus I tapi guru tidak lagi meberikan

soal pretest.

Observasi yang dilakukan pun tidak jauh

berbeda dengan siklus I, tapi ada

perbaikan karena adanya perencanaan

yang lebih baik.

Tabel 3.2 Presentase Ketuntasan SiswaSiklus II

NoUraian Pencapaian

HasilPresentase

1 Tuntas 86,37%

2 Tidak tuntas 13,63%

Nilai rata-rata 74,09

Refleksi siklus II dapat dilihat dari nilai

hasil tes kognitif, hasil pengamatan guru

kolaborator, dan kuesioner yang

menunjukkan bahwa siswa sudah bisa

mengikuti metode GI dengan baik.

Namun ada hal yang perlu diperbaiki

yaitu perencanaan penyelesaian tugas,

karena banyak waktu yang terbuang

karena kerja kelompok yang terlalu

lama.

3. Siklus III

Pembelajaran pada siklus III memiliki

tahapan yang sama seperti siklus I dan

II, perbedaannya terletak pada tahap

perencanaan. Perencanaan pada siklus II

didasarkan pada hasil refleksi siklus I.

Perencanaan diperbaiki berdasarkan

siklus II, yaitu memperbaiki

perencanaan siswa dalam penyelesaian

tugas sesuai dengan waktu yang

ditargetkan.Tindakan yang dilakukan

Page 8: Jurnal

8 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10

pun hampir sama seperti pada siklus

sebelumnya.

Observasi pada siklus III dilakukan lebih

fokus dari siklus sebelumnya dan

diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 3.3 Presentase Ketuntasan SiswaSiklus III

NoUraian Pencapaian

HasilPresentase

1 Tuntas 100%

2 Tidak tuntas 0%

Nilai rata-rata 79,55

Refleksi dilihat berdasarkan hasil

observasi yang menunjukkan bahwa

pencapaian siklus III paling tinggi

dibanding siklus sebelumnya dan terjadi

peningkatan yang sangat baik.

Kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan pada siklus III sudah

mencapai tujuan yang diharapkan yaitu

siswa berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran dan hasil belajar yang

baik.

Pembahasan

Penerapan pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI) yang telah dilaksanakan

pada siklus I, II dan III menunjukkan

terjadinya peningkatan kualitas proses KBM

maupun hasil belajar siswa. Berikut adalah

pembahasan yang disajikan:

1. Hasil Evaluasi Tes Kognitif

Bisa dilihat perbandingan hasil belajar

siswa pada siklus I, II dan III yang

ditampilkan pada tabel berikut

Tabel 3.4 Perbandingan KetuntasanHasilBelajar Siswa Siklus I, II, danIII

No

Uraian

Pencapaian

Hasil

Presentase

S I S IIS

III

1 Tuntas68,

19%

86,

37%

100

%

2 Tidak tuntas31,

81%

13,

63%0%

Rata-rata68,

18

74,

09

79,

55

Secara garis besar proses pembelajaran

mengalami peningkatan pada tiap

pertemuan, dimana siswa semakin dapat

memahami dengan lebih baik.

2. Hasil Observasi Guru Kolaborator

Terhadap Fase Pembelajaran GI

Observasi yang dilakukan guru

kolaborator selama kegiatan belajar

secara keseluruhan menunjukkan bahwa

siswa dapat melaksanakan fase-fase

dalam strategi GI.

Page 9: Jurnal

Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 9

Tabel 3.5 Perbandingan Pencapaian FasePembelajaran Strategi GI

Fase

GI

Skor Rata-rata

S I S II S III

Pert

1

Pert

2

Pert

1

Pert

2

Pert

1

Pert

2

F 1 2,5 2,5 3 3,5 4 4,5

F 2 2,3 2,6 3 3,3 3,6 4

F 3 2 3 3,3 3,3 3,6 4,3

F 4 2,3 2,6 3,3 3,3 3,6 4

F 5 2,3 2,6 3 3,3 4 4,3

F 6 2 3 3 4 4 4

3. Hasil Observasi Guru Kolaborator

Terhadap Kemampuan Guru Mengajar

Observasi terhadap kemampuan guru

mengajar menunjukkan bahwa guru

(peneliti) dapat menerapkan strategi

pembelajaran GI sesuai fase yang

direncanakan. Hal tersebut tercapai pada

pertemuan ketiga setelah guru

melaksanakan observasi dari pertemuan

sebelumnya. Bisa dilihat pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Perbandingan Hasil Observasi Terhadap Kemampuan Guru Mengajar pada SiklusI, II dan III

No. IndikatorSkor

S I S II S III

1 Kemampuan membuka pelajaran 3 4 4

2 Kemampuan memberi motivasi dan penguatan 2 2 4

3 Kemampuan menyampaikan materi pelajaran 3 4 4

4 Kemampuan menggunakan strategi pembelajaran 2 3 4

5 Kemampuan mengelola kelas 2 3 4

6 Kemampuan membimbing kelompok kecil 3 3 4

7 Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar 3 3 4

8 Kemampuan menutup pelajaran 3 3 4

Jumlah 21 27 32

Rata-rata 2,7 3,4 4

4. Hasil Kuisioner Siswa

Berdasarkan hasil kuisioner yang diisi

oleh siswa menunjukkan bahwa adanya

peningkatan minat/antusias siswa dalam

belajar dengan metode GI.

Page 10: Jurnal

10 Pevote, Vol.7, No.?, September 2012 : 1-10

Tabel 3.7 Perbandingan Skor KuisionerSiswa pada Siklus I, II dan III

No. ItemSkor

S I S II S III

1 68 70 71

2 65 68 67

3 48 56 60

4 65 68 69

5 71 70 71

6 66 68 67

7 73 71 72

8 64 68 66

9 62 66 67

10 66 67 69

11 65 65 66

12 63 64 64

13 46 52 53

14 63 64 65

15 69 68 69

16 63 67 68

17 65 67 67

18 59 62 62

19 60 63 64

20 67 64 67

Jumlah 1268 1308 1322

Rata-rata 63,4 65,4 66,2

Presentase 72% 74% 75%

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, II

dan III menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan proses dan hasil belajar siswa

pada tiap siklus. Siswa menjadi lebih aktif

dalam berbagai aspek selama proses

pembelajaran dan hasil belajar meningkat,

dengan demikian proses pembelajaran

secara kesuluruhan sudah berjalan dengan

baik sehingga siklus dapat dihentikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan dapat disimpulkan bahwa

dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan metode Group

Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran dasar

mikrokontroler. Peningkatan yang terjadi

ditandai dengan peningkatan kualitas proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa. Proses

pembelajaran dengan metode ini menjadikan

siswa lebih mandiri dan punya keterampilan

sosial yang cukup baik. Pembelajaran

dengan pemanfaatan metode GI efektif

dalam meningkatkan hasil belajar siswa

kelas XI AV I SMK Negeri 5 Jakarta.

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah

dilaksanakan, maka peneliti memberi

beberapa saran berikut:

1. Guru seharusnya memberikan perhatian

kepada siswa agar kualitas pembelajaran

lebih baik.

Page 11: Jurnal

Peningkatan Hasil Belajar dengan Metode Group Investigation (Fajar Banaeni Zaman) 11

2. Sebaiknya guru memperhatikan model

pembelajaran yang bisa melibatkan

siswa secara aktif.

3. Hendaknya siswa diberi tugas agar

memiliki tanggung jawab.

4. Siswa hendaknya bertanya pada guru

atau teman bila tidak mengerti.

5. Dalam metode GI pembagian waktu

harus diperhatikan agar tiap kelompok

berkesempatan.

6. Guru dapat mengembangkan metode GI

dan menerapkan pada materi lain.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., Suhardjono &

Supardi. 2009. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2006.

Psikologi Pendidikan. Rev.ed. Jakarta:

Grasindo

Purwanto, Ngalim M. 2007. Psikologi

Pendidikan. Bandung: Rosdakarya

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sugiyanto. 2010. Model-Model

Pembelajaran Inovatif. Surakarta:

Yuma Pustaka