JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman...

101
EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 1 JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman judul) Page Setup secara keseluruhan Pages: Mirror margins Margin: Top 2cm, Inside 2,5cm, Bottom 2cm, Outside 2cm Dimensi paper: width 15,5 cm, height 23,5 cm Line spacing 1,2 Jenis font cambria, ukuran 11

Transcript of JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman...

Page 1: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 1

JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman judul)

Page Setup secara keseluruhan

Pages: Mirror margins

Margin: Top 2cm, Inside 2,5cm, Bottom 2cm, Outside 2cm

Dimensi paper: width 15,5 cm, height 23,5 cm

Line spacing 1,2

Jenis font cambria, ukuran 11

Page 2: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat
Page 3: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR

(PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG)

Penanggungjawab

Ir. FATKHUR ROZAQ, M.Si

Penulis:

SUKANDAR

CITRA SATRYA UTAMA DEWI

ROIS SYARIF QOIDHUL HAQ

CHULDYAH J. HARSINDHI

RISKA FATMAWATI

ISBN : 978-602-60803-4-9

Dicetak Oleh

CV. Sinergi Persada Utama

Diterbitkan Oleh

Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TIMUR

Redaksi:

Jalan Ahmad Yani 152B Surabaya

Telp . (031) 8292326

Fax (031) 8292326

E-Mail : [email protected]

Surabaya, Desember 2017

Page 4: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya

sehingga Buku EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN,

TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) telah dapat diselesaikan. Buku ini

memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat potensial

pengelola wisata dan perkembangan pengelolaan ekowisata yang berada di

wilayah Kabupaten Pacitan, Trenggalek dan Tulungagung. Buku ini diharapkan

dapat membantu pemerintah, swasta, dan masyarakat yang akan melakukan

pembangunan, pengembangan, maupun berinvestasi di wilayah pesisir dan laut

Jawa Timur.

Buku ini dapat dicetak dan diterbitkan karena kerjasama tim besar yang

terus bekerja dan berkarya untuk Kawasan Pesisir dan Laut di Jawa Timur.

Terimakasih disampaikan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa

Timur yang telah memfasilitasi terbitnya buku ini. Ucapan terimakasih juga

disampaikan untuk tim penulis yang telah bekerja keras mengumpulkan data dan

menyusun buku dengan cukup baik, seluruh dinas pemerintah dan masyarakat

pesisir Jawa Timur, serta seluruh staf Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan

yang telah ikut membantu dalam penyelesaian buku ini.

Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini, untuk itu

kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga

buku ini dapat memberi maanfaat bagi pemerintah, swasta, dan masyarakat di

Kawasan Pesisir Jawa Timur.

Surabaya, Desember 2017

Kepala Bidang Kelautan, Pesisir, dan

Pengawasan. Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Jawa Timur

Ir. Fatkhur Rozaq, M.Si

Page 5: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) ii

PENGANTAR PENULIS

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga buku Ekowisata Pesisir dan Laut Jawa Timur (Pacitan,

Trenggalek dan Tulungagung) dapat diselesaikan. Buku ini berisikan informasi

mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat potensial pengelola wisata

dan perkembangan pengelolaan ekowisata yang berada di wilayah Kabupaten

Pacitan, Trenggalek dan Tulungagung sebagai informasi untuk penelitian

selanjutnya dan untuk para wisatawan.

Buku ini penulis sadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunannya.

Kritik dan saran yang membangun akan kami terima untuk perbaikan ke

depannya. Penulis berharap buku ini dapat menjadi sebuah referensi awal sebagai

rujukan dalam penelitian selanjutnya.

Page 6: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

PENGANTAR PENULIS ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

BAB 1. EKOWISATA .......................................................................................... 2

1.1 Pengertian Ekowisata ...................................................................................... 2

1.2 Konsep dan Prinsip Ekowisata ........................................................................ 2

1.3 Ekowisata Di Indonesia................................................................................... 3

BAB 2. EKOWISATA PESISIR DAN LAUT ..................................................... 5

2.1 Ekowisata Bahari ............................................................................................ 5

2.2 Pengembangan Ekowisata Pesisir dan Laut .................................................... 5

BAB 3. POTENSI EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR

KABUPATEN PACITAN .................................................................................. 14

3.1 Sumberdaya Alam Potensial Wisata ............................................................. 14

3.2 Masyarakat Potensial Pengelola Wisata........................................................ 37

3.3 Pengelola Ekowisata Kini dan Mendatang ................................................... 40

BAB 4. POTENSI EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR

KABUPATEN TRENGGALEK ......................................................................... 45

4.1 Sumberdaya Alam Potensial Wisata ............................................................. 45

4.2 Masyarakat Potensial Pengelola Wisata........................................................ 54

4.3 Pengelola Ekowisata Kini dan Mendatang ................................................... 58

BAB 5. POTENSI EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR

KABUPATEN TULUNGAGUNG ..................................................................... 64

5.1 Sumberdaya Alam Potensial Wisata ............................................................. 65

5.2 Masyarakat Potensial Pengelola Wisata........................................................ 66

5.3 Pengelola Ekowisata Kini dan Mendatang ................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70

LAMPIRAN ........................................................................................................ 71

TENTANG PENULIS ........................................................................................ 91

Page 7: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta Potensi Mangrove Kabupaten Pacitan..................................................... 15

2. Hutan Mangrove di Kabupaten Pacitan .......................................................... 16

3. Mangrove di Stasiun Kembang. ......................................................................18

4. Avicenia alba ...................................................................................................19

5. Rizhophora apiculata ......................................................................................21

6. Rizhophora mucronata ....................................................................................23

7. Bruguiera parviflora .......................................................................................25

8. Sonneratia alba ...............................................................................................27

9. Persentase Tutupan Substrat Dasar di Pantai Tawang, Pacitan ......................29

10. Genus Karang di Teluk Tawang ...................................................................30

11. Stylophora sp. ................................................................................................31

12. Porites sp. ......................................................................................................32

13. Echinophora sp. ............................................................................................33

14. Montipora sp. ................................................................................................34

15. Lamun di Teluk Tawang. ..............................................................................35

16. Rumput Laut (Gracilaria sp) di Teluk Tawang. ...........................................36

17. Peta Potensi Kabupaten Pacitan. ...................................................................40

18. Hutan Mangrove di Muara Sungai Desa Munjungan. ..................................46

19. Mangrove Semi Alami di Pancer Cengkrong. ..............................................46

20. Penangkaran Penyu Taman Konservasi Kili- Kili. .......................................52

21. Peta Potensi Mangrove Kabupaten Trenggalek. ...........................................53

22. Peta Potensi Terumbu Karang Desa Tasikmadu. ..........................................54

23. Pantai Brumbun, Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung. ....................64

24. Peta Potensi Mangrove di Kabupaten Tulungagung .....................................65

Page 8: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Sosial, Ekonomi dan Budaya dalam Penetapan Lokasi .......................... 6

2. Parameter Kesesuaian Wisata Selam ................................................................... 6

3. Parameter Kesesuaian Wisata Snorkeling ............................................................ 7

4. Parameter Kesesuaian Wisata Berperahu, Jet Sky dan Banana Boat................... 8

5. Parameter Kesesuaian Wisata Pantai Rekreasi Pantai ......................................... 9

6. Parameter Kesesuaian Wiata Pantai Olahraga Pantai dan Berjemur (Sun

Bathing) ............................................................................................................. 10

7. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Kegiatan (Lt) ................................ 11

8. Prediksi Waktu Yang Digunakan Untuk Setiap Kegiatan Wisata ..................... 12

9. Distribusi Jenis Mangrove di Wilayah Kabupaten Pacitan ............................... 17

10. Distribusi Jenis Karang di Teluk Tawang ........................................................ 30

11. Potensi Wisata Pantai di Kabupaten Pacitan .................................................... 37

12. Jumlah Penduduk Desa Sendang Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 38

13. Jumlah Penduduk Desa Kalak Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 39

14. Jumlah Penduduk Desa Widoro Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 40

15. Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai Kabupaten Pacitan ............................... 42

16. Jenis Biota Karang yang Ditemukan di Pesisir Karanggongso, Kecamatan

Watulimo ......................................................................................................... 48

17. Jumlah Penduduk Desa Wonocoyo Berdasarkan Jenis Kelamin… ................. 55

18. Jumlah Penduduk Desa Munjungan Berdasarkan Jenis Kelamin. ................... 55

19.Jumlah Penduduk Desa Karanggandu Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 56

20. Jumlah Penduduk Desa Tasikmadu Berdasarkan Jenis Kelamin. .................... 57

21. Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai ............................................................. 62

22. Jumlah Penduduk Desa Ngrejo Berdasarkan Jenis Kelamin ........................... 66

23. Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai Kabupaten Tulungagung...................... 69

Page 9: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 2

BAB 1 EKOWISATA

Page 10: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 2

BAB 1

EKOWISATA

1.1. PENGERTIAN EKOWISATA

Ekowisata dapat diartikan sebagai perjalanan seorang wisatawan ke daerah

terpencil yang bertujuan menikmati dan mempelajari alam, sejarah dan budaya

daerah tersebut. Pola wisata yang digunakan adalah membantu ekonomi

masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam (Depbudpar-WWF, 2009).

Menurut Fandeli dan mukhlison (2000), istilah ekowisata pertama kali

diperkenalkan oleh The Ecotourism Society pada tahun 1990, ekowisata memiliki

tujuan untuk mengkonservasi lingkungan dan melestarikan kehidupan dan

kesejahteraan penduduk setempat.

Ekowisata mulai banyak diminati oleh para wisatawan. Wisata yang ramah

lingkungan dan bertanggungjawab akan memberikan dampak positif bagi

masyarakat dan lingkungan. Satria (2009), menjelaskan bahwa pergeseran

kegiatan kepariwisataan menjadi konsep ekowisata juga dapat disebabkan oleh

kejenuhan para wisatawan mengunjungi obyek wisata buatan, sedangkan

ekowisata berorientasi pada obyek berbasis sumberdaya alam dan budaya lokal.

1.2. KONSEP DAN PRINSIP EKOWISATA

Ekowisata memiliki konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang

bertujuan untuk mendukung upaya pelestarian alam dan budaya, serta

meningkatkan partisipasi masyarakat lokal dalam proses pengelolaannya (Satria,

2009). Menteri Dalam Negeri dalam PERMEN DAGERI No.33 Tahun 2009

tentang pedoman pengembangan ekowisata daerah, mejelaskan Prinsip prinsip

dalam pengembangan ekowisata meliputi: kesesuian antara jenis dan karakteristik

ekowisata, konservasi, ekonomis, edukasi, memberikan Klepuasan dan

pengalaman pengunjung, partisipasi masyarakat dan menampung kearifan lokal.

Penerapan konsep ekowisata juga membutuhkan komponen daya dukung

agar terwujud ekowisata yang baik. Hal ini hampir sama dengan pariwisata,

UNESCO (2009), menjelaskan beberapa komponen daya dukung pariwisata,

antara lain: Obyek dan daya tarik wisata, transportasi dan insfrastruktur,

Page 11: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 3

akomodasi (tempat menginap), usaha makanan dan minuman serta jasa

pendukung lainnya. Perbedaannya dengan pariwisata, konsep ekowisata

berdasarkan konsep konservasi, sehingga harus diperhatikan prinsip yang lain

dalam menjalankan ekowisata.

Prinsip dalam pengembangan ekowisata memperhatikan beberapa hal

antara lain: keberlanjutan ekowisata dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan,

pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan, ekonomi berbasis

masyarakat, edukasi masyarakat, pengembangan dan penerapan rencana tapak dan

kerangka kerja pengelolaan lokasi ekowisata (Depbudpar-WWF, 2009). Hal ini

juga disampaikan oleh UNESCO (2009), bahwa prinsip dasar dalam ekowisata

harus memperhatikan pelestarian, pendidikan, pariwisata, perekonomian dan

partisipasi masyarakat. Prinsip ekowisata adalah menyatukan kegiatan konservasi

dan pemberdayaan masyarakat, dengan memperhatikan kepada pembatasan

jumlah pengunjung, membangun rasa hormat pada lingkungan, memberikan

pengalaman positif, manfaat ekonomi bagi pemberdayaan masyarakat dan

konservasi, serta memberikan kepekaan situasi politik, lingkungan dan sosial

Negara yang menjadi tuan rumah (Depbudpar-WWF, 2011).

1.3. EKOWISATA DI INDONESIA

Ekowisata di Indonesia mulai berkembang dan diminati banyak wisatawan

baik dalam negeri maupun luar negeri. Menurut UNESCO (2009) Indonesia

mencanangkan hari ekowisata dan pegunungan di Indonesia. Dari macamnya

yang ada, jenis ekowisata di Indonesia menurut PERMEN DAGERI No.33 Tahun

2009 tentang pedoman pengembangan ekowisata daerah, meliputi: Ekowisata

bahari, ekowisata hutan, ekowisata pegunungan dan/atau ekowisata karst. Salah

satu yang berkembang pesat saat ini adalah ekowisata bahari. Hampir setiap desa

pesisir yang memiliki potensi pantai yang indah dan menarik mulai menjadikan

daerah mereka sebagai tujuan wisata. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan

konsep ekowisata secara maksimal dalam pengelolaan tempat wisata yang

ditawarkan.

Page 12: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 4

BAB 2 EKOWISATA PESISIR DAN

LAUT

Page 13: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 5

BAB 2

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT

2.1. EKOWISATA BAHARI

Ekowisata bahari merupakan salah satu jenis ekowisata yang saat ini

mulai berkembang dan diminati oleh para wisatawan. Konsep ekowisata bahari

menurut yulianda (2007), dapat dikembangkan di dalam dua kelompok wisata,

yaitu wisata pantai dan wisata bahari. Wisata pantai merupakan wisata yang

mengutamakan sumberdaya yang ada di pantai dan budaya masyarakat pantai,

sedangkan wisata bahari merupakan wisata yang mengutamakan sumberdaya laut

meliputi sumberdaya bawah laut dan dinamika air laut. Provinsi jawa timur

memiliki potensi besar dalam pengembangan konsep ekowisata pesisir dan laut.

Menurut Sukandar et al., (2017), Provinsi Jawa Timur memiliki 645 desa pesisir

yang terbagi menjadi 274 desa di pesisir Klepulauan Madura, dan 137 desa di

pesisir selatan Jawa Timur dan 234 desa di pesisir utara Jawa Timur.

2.2. PEGEMBANGAN EKOWISATA PESISIR DAN LAUT

Ekowisata pesisir dan laut dapat dikembangkan di dalam jenis wisata

pesisir dan pantai, dan wisata laut. Sesuai dengan prinsip ekowisata, dalam

perencanaan dan pengembangannya perlu memperhatikan parameter kesesuaian

wisata agar tujuan ekowisata tetap terjaga. Pendataan parameter kesesuaian wisata

pesisir dan laut perlu dilakukan sebagai wujud pola pikir yang mengarah pada

pertimbangan pemanfaatan suatu wilayah, perlu juga memperhatikan daya dukung

wilayah tersebut. Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(2013) menjelaskan kriteria kesesuaian dalam penetapan lokasi wisata pesisir dan

laut meliputi kriteria sosial, ekonomi dan budaya (Tabel 1). Parameter yang perlu

diperhatikan mencakup wisata selam, wisata snorkeling, wisata berperahu, jet ski

dan banana boat, wisata pantai rekreasi pantai dan wisata pantai olahraga pantai

dan berjemur.

Page 14: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 6

Tabel 1. Kriteria Sosial, Ekonomi Dan Budaya Dalam Penetapan Lokasi

Jenis

Wisata

Jenis Atraksi

Wisata

Daya Tarik

Budaya

Daya Dukung

Masyarakat

Nilai

Historis

Wisata

Pesisir &

Pantai

Wisata rekreasi

pantai Sedang Tinggi Sedang

Wisata olahraga

pantai Rendah Tinggi Rendah

Wisata budaya Tinggi Tinggi Tinggi

Wisata belanja Rendah Tinggi Rendah

Wisata makan Rendah Tinggi Rendah

Wisata pendidikan Tinggi Tinggi Tinggi

Wisata

laut

Wisata rekreasi laut Rendah Tinggi Sedang

Wisata olahraga air Rendah Tinggi Rendah

Wisata budaya Tinggi Tinggi Tinggi

Parameter kesesuaian wisata selam (Tabel 2), memiliki 6 (enam) kriteria

teknis untuk dinilai sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan lokasi wisata,

yaitu meliputi: kecerahan perairan, penutupan komunitas karang, jenis life form

karang, jumlah jenis karang kecepatan arus dan kedalaman terumbu karang.

Tabel 2. Parameter Kesesuaian Wisata Selam

No Kriteria

teknis Bobot S1 S2 S3 TS Keterangan

1. Kecerahan

perairan (%) 5 >80 60-80

30-

<60 <30 Nilai skor

2.

Penutupan

komunitas

karang (%)

5 >75 50-75 25-50 <25 Kategori S1 =

3

3. Jenis life

form karang 3 >12 7-12 4-7 <4

Kategori S2 =

2

4. Jumlah jenis

ikan karang 3 >100 50-100

20-

<50 <20

Kategori S3 =

1

Page 15: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 7

No Kriteria

teknis Bobot S1 S2 S3 TS Keterangan

5. Kecepatan

arus (cm/dtk) 1 0-15 >15-30

>30-

50 >50

Kategori TS =

0

6.

Kedalaman

terumbu

karang (m)

1 6-15 >15-20

3-6

>20-

30 >30

Nilai

maksimum

Bobot x skor =

54

Sumber: Yulianda, 2007

Keterangan :

S1 = Sangat sesuai, dengan nilai 83 – 100%

S2 = Cukup sesuai, dengan nilai 50 - <80%

S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai 17 - <50%

TS = Tidak sesuai, dengan nilai<17%

Parameter kesesuaian wisata snorkeling (Tabel 3) memiliki 7 (tujuh)

kriteria teknis untuk dinilai yang hampir sama dengan parameter kesesuaian

wisata selam dalam menentukan lokasi wisata, yaitu meliputi: kecerahan perairan,

penutupan komunitas karang, jenis life form karang, jumlah jenis ikan karang,

kecepatan arus, kedalaman terumbu karang dan lebar hamparan karang.

Tabel 3. Parameter Kesesuaian Wisata Snorkeling

No Kriteria

Teknis Bobot S1 S2 S3 TS Keterangan

1. Kecerahan

perairan (%) 5 100

80-

<100 60-<80 <20 Nilai skor

2.

Penutupan

komunitas

karang (%)

5 >75 >50-75 25-50 <25 Kategori S1 =

3

3. Jenis life form

karang 3 >12 <7-12 4-7 <4

Kategori S2 =

2

4. Jumlah jenis

ikan karang 3 >50 30-50 10-<30 <10

Kategori S3 =

1

5. Kecepatan arus 1 0-15 >15-30 >30-50 >50 Kategori TS =

Page 16: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 8

No Kriteria

Teknis Bobot S1 S2 S3 TS Keterangan

(cm/dtk) 0

6.

Kedalaman

terumbu

karang (m)

1 1-3 >3-6 >6-10 >10

Nilai

maksimum

Bobot x skor

= 57

7

Lebar

hamparan

karang (m)

1 >500 100-

500 20-100 <20

Sumber: Yulianda, 2007

Keterangan :

S1 = Sangat sesuai, dengan nilai 83 – 100%

S2 = Cukup sesuai, dengan nilai 50 - <80%

S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai 17 - <50%

TS = Tidak sesuai, dengan nilai<17%

Parameter kesesuaian wisata berperahu, jet sky dan banana boat (Tabel 4)

memiliki 2 (dua) kriteria teknis untuk dinilai dalam menentukan lokasi wisata,

yaitu meliputi: kedalaman dan kecepatan arus.

Tabel 4. Parameter Kesesuaian Wisata Berperahu, Jet Sky Dan Banana Boat

No Kriteria teknis Bobot Kelas Kesesuaian dan Skor

S1 Skor S2 Skor N Skor

1. Kedalaman (m) 3 10-25 3 5-10 2 <5 1

2. Kecepatan arus

(cm/dtk) 5 0-15 3 15-50 2 >50 1

Sumber: Modifikasi dari Bakosurtanal (1996);Yulianda (2007)

Keterangan :

S1 = Sangat sesuai

S2 = Sesuai

N = Tidak Sesuai

Parameter kesesuaian wisata pantai rekreasi pantai (Tabel 4) memiliki 10

(sepuluh) kriteria teknis untuk dinilai dalam menentukan lokasi wisata, yaitu

Page 17: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 9

meliputi: kedalaman perairan, tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan,

kecepatan arus, kemiringan patai, keerahan perairan, penutupan lahan pantai, biota

berbahaya dan ketersediaan air tawar.

Tabel 5. Parameter Kesesuaian Wisata Pantai Rekreasi Pantai

No Kritera

Teknis Bobot

Kelas Keseuaian (Skor)

S1 S2 N

1. Kedalaman

perairan (m) 5 0-5 5-10

>10

2. Tipe pantai 5 Pasir putih

Pasir hitam

berkarang

Lumpur, berbatu

terjal

3. Lebar pantai

(m) 5 >15 5-15

<5

4. Material dasar

perairan 4 Pasir

Pasir

berkarang

Lumpur

5. Kecepatan arus

(cm/dtk) 4 0-20 20-50

>50

6. Kemiringan

pantai(o) 4 <15 15-45

>45

7. Kecerahan

perairan (%) 4 >80 50-80

<50

8. Penutupan

lahan pantai 3

Kelapa, lahan

terbuka

Semak

belukar

Hutan bakau,

permukiman,bulu

babi

9. Biota

berbahaya 3 Tidak ada Bulu babi

Ikan pari, lepu,

hiu

10.

Ketersediaan

air tawar

(jarak/km)

3 <1 1-2 >2

Sumber: Modifikasi dari Yulianda (2007)

Parameter kesesuaian wisata pantai olahraga pantai dan berjemur (Tabel

6), memiliki 5 (lima) kriteria teknis untuk dinilai dalam menentukan lokasi wisata,

Page 18: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 10

yaitu meliputi: substrat, luasan pantai, panjang pantai, tipe pantai dan penutupan

lahan pantai.

Tabel 6. Parameter kesesuaian wisata olahraga pantai dan berjemur (sun bathing)

No Kriteria

teknis Bobot

Kelas Kesesuaian dan Skor

S1 Skor S2 Skor N Skor

1. Substrat 5 Pasir 3 Karang

pasir 2

Lumpur/

lumpur 1

2.

Luasan

pantai

(m2)

5 >2500 3 1000-

2500 2 <1000 1

3 Panjang

pantai (m) 5 >300 3

100-

300 2 <100 1

4 Tipe pantai 3 Berpasir 3

Pasir,

sedikit

karang

2 Lumpur,

karang 1

5

Penutupan

lahan

pantai

3 Lahan

terbuka 3

Semak

belukar 2

Hutan

Bakau 1

Sumber: Modifikasi dari Bakosurtanal (1996)

Keterangan :

S1 = Sangat sesuai

S2 = Sesuai

N = Tidak Sesuai

Pengembangan ekowisata juga harus memperhatikan daya dukung

(Carrying capacity) wisata yang sedang dikembangkan agar tetap terjaga kualitas

lingkungan tempat ekowisata. Tujuan perhitungan daya dukung adalah untuk

mengetahui jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di

kawasan yang tersedia pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada

alam dan manusia (Ramadhan et al., 2014). Analisis daya dukung menggunakan

konsep daya dukung kawasan (DDK) dengan penggunaan rumus sebagai berikut

(Yulianda, 2007):

𝐷𝐷𝐾 = 𝐾 𝑥 𝐿𝑝

𝐿𝑡𝑥

𝑊𝑡

𝑊𝑝 Rumus (1)

Page 19: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 11

Keterangan:

DDK = Daya Dukung Kawasan (orang)

K = Potensi Ekologis pengunjung per satuan unit area (orang)

Lp = Luas area (m2) atau panjang area (m) yang dapat dimanfaatkan

Lt = Unit area untuk kategori tertentu (m2 atau m)

Wt = Waktu yang disediakan untuk kegiatan dalam satu hari (jam)

Wp = Waktu yang dihabiskan pengunjung untuk setiap kegiatan (jam)

Selain daya dukung kawasan, perlu diperhitungkan pula nilai potensi

ekologis pengunjung dalam suatu kegiatan wisata. Menurut Yulinda (2007),

potensi ekologis pengunjung ditentukan oleh sumberdaya dan jenis kegiatan yang

dikembangkan di kawasan tersebut (Tabel 7). Setiap kawasan wisata memiliki

batas toleril dalam menampung pengunjung yang datang ke lokasi tersebut.

Tabel 7. Potensi Ekologis Pengunjung (K) Dan Luas Kegiatan (Lt)

Jenis Kegiatan K (Σ Pengunjung) Unit Area (Lt)

Rekreasi Pantai 1 50 m

Snorkling 1 50 m2

Selam 2 1000 m2

Sumber: Yulianda (2007) dengan modifikasi

Penerapan ekowisata yang berorientasi pada kelestarian lingkunan dan

sumberdaya yang ada juga dapat memperhatikan faktor waktu pengunjung dalam

dalam menikmati ekowisata yang ditawarkan. Prediksi waktu yang digunakan

untuk setiap kegiatan wisata (Tabel 8) memperhatikan 2 hal yaitu: (1) Waktu

pengunjung (Wp), dihitung berdasarkan lamanya waktu yang dihabiskan oleh

pengunjung untuk melakukan kegiatan wisata; (2) Waktu kawasan (Wt), dihitung

dari lama waktu areal dibuka dalam satu hari, dan rata-rata waktu bekerja sekitar 8

jam dalam sehari.

Page 20: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 12

Tabel 8. Prediksi Waktu Yang Digunakan Untuk Setiap Kegiatan Wisata

NO Kegiatan

Waktu yang

dibutuhkan

(Wp)

Total Waktu 1 Hari

(Wt)

1 Rekreasi 3 8

2 Snorkeling 3 6

3 Selam 2 8

Sumber: Yulianda (2007) dengan modifikasi

Page 21: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 13

BAB 3 POTENSI EKOWISATA

PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR KABUPATEN

PACITAN

Page 22: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 14

BAB 3

POTENSI EKOWISATA PESISIR DAN LAUT

JAWA TIMUR KABUPATEN PACITAN

Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten paling ujung barat dari Provinsi

Jawa Timur, dengan panjang pantai sekitar 92.253 km (Sukandar et al., 2017).

Kabupaten ini memiliki 7 kecamatan peisisir dan 23 desa pesisir yang memiliki

wilayah perairan laut, 3 (tiga) diantaranya adalah Desa Kalak, Sendang dan

Widoro, serta terdapat kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) di setiap

desa tersebut.

3.1. Sumberdaya Alam Potensial Wisata

Sumberdaya alam yang dapat di Kabupaten Pacitan antara lain adalah

ekosistem mangrove, terumbu karang dan pantai dengan substrat pasir putih (DKP

Kabupaten Pacitan, 2014; Muliawati et al., 2015). Hampir seluruh kekayaan alam

di Pacitan berlokasi di Desa Sendang, Kalak dan Widoro.

MANGROVE

Ekosistem mangrove di lokasi ini berada di wilayah Desa Sidoharjo, dan

Ploso (Gambar 1). Pengamatan vegetasi mangrove di pesisir Kabupaten Pacitan

dilakukan pada 4 stasiun yang berbeda yaitu:

1. Stasiun 1 terletak di Teluk Siwil, terletak di Desa Tawang, Kacamatan

Ngadirojo. Teluk Siwil merupakan teluk yang bersebelahan dengan Teluk

Tawang. Dua tempat ini dipisahkan oleh satu bukit batu yang terkikis air laut.

Teluk ini terdapat di koordinat 111°17'3.62"BT dan 8°15'40.71"LS

2. Stasiun 2 terletak di Pantai Hadiwarno, Desa Hadiwarno, Kecamatan

Ngadirojo. Stasiun ini terdapat di koordinat 111° 4'45.07"BT dan

8°12'54.57"LS.

3. Stasiun 3 terletak di Pantai Teleng. Stasiun ini terdapat di koordinat 111°

4'33.43"BT dan 8°12'56.36"LS.

Page 23: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 15

4. Stasiun 4 terletak di Pantai Kembang. Stasiun ini terdapat di koordinat dengan

koordinat masing pengamatan yaitu 111° 6'18.96"BT dan 8°13'53.73"LS.

Gambar 1. Peta Potensi Mangrove Kabupaten Pacitan

Ekosistem Mangrove yang ditemukan merupakan hasil rehabilitasi dari

pemerintah daerah bersama dengan masyarakat, namun beberapa titik mangrove

merupakan tumbuh alami. Beberapa jenis mangrove yang ditemukan di lokasi

(Gambar 2), merupakan jenis yang umum dijumpai di daerah pesisir di Indonesia,

seperti Famili Avicenniaceae, Rhizophoraceae dan Sonneratiaceae. Famili

Aviceniaceae yang ditemukan hanya jenis Avicennia alba, sementara Famili

Rhizophoraceae berupa Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata dan

Bruguiera parviflora. Selanjutnya, Famili Sonneratiaceae yang dijumpai adalah

Sonneratia alba.

Page 24: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 16

Gambar 2. Hutan Mangrove di Kabupaten Pacitan

Distribusi Rhizophora apiculata di Kabupaten Pacitan lebih luas

dibandingkan jenis lainnya (Tabel 9). Mangrove jenis ini tersebar di semua

stasiun, walaupun hanya di Stasiun Teluk Siwil, Hadiwarno dan Teleng

jumlahnya tidak banyak bahkan hanya ditemukan di salah satu dari tiga titik pada

setiap stasiunnya . Hal ini dikarenakan Rhizophora umumnya bersifat adaptif

terhadap salinitas dan rendahnya ketersediaan oksigen terlarut (dissolved oxygen).

Adaptasi yang dilakukan yaitu melalui sistem ekskresi pada daun, akar dan batang

serta sistem respirasi melalui akar nafas. Sehingga mangrove ini sering digunakan

dalam upaya rehabilitasi ekosistem pesisir.

Page 25: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 17

Tabel 9. Distribusi jenis mangrove di wilayah Kabupaten Pacitan

Keterangan: +: ditemukan - : tidak ditemukan

No Famili Genus Jenis Teluk Siwil Hadiwarno Teleng Kembang Total

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 AVICENNIACEAE Avicennia Avicennia alba - - - - - - + + + - - - 3

2

RHIZOPHORACEAE Rhizophora Rhizophora apiculata + + - - + - - - + + + + 7

Rhizophora mucronata - + - - + - - - - - - - 2

Bruguiera parviflora - - - + + + - - - - - - 3

3 SONNERATIACEAE Sonneratia Sonneratia alba + + + - - - - - - - - - 3

Total 2 3 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 18

Page 26: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 18

Pada Stasiun Kembang, baru saja dilakukan penanaman mangrove

Rhizophora apiculata sehingga mayoritas tinggi tegakan tanaman ini masih

berkisar 30-40 cm dan dalam tahap penyesuaian habitat baru (Gambar 3). Begitu

juga Stasiun Teluk Siwil, selain didominasi oleh tegakan tinggi jenis Sonneratia

alba, teluk ini juga belum lama dilakukan penanaman Rhizopora apiculata. Sama

halnya di Stasiun Kembang, Rhizopora di Teluk Siwil juga masih dalam tahap

adaptasi. Kondisi perairan yang cukup tenang di teluk ini menjadikan Rhizopora

tumbuh tanpa ada ancaman kerusakan karena gelombang besar.

Gambar 3. Mangrove di Stasiun Kembang

Jenis-jenis mangrove yang ditemukan di sepanjang pesisir Kabupaten

Pacitan merupakan jenis yang umum ditemukan di Indonesia. Setiap jenis

mangrove yang diidentifikasi tersebut memiliki ciri khusus morfologi, preferensi

terhadap substrat, habitat, dan distribusi yang berbeda-beda. Mengacu pada

literatur mangrove yang ada (Noor et al., 2006), jenis-jenis mangrove di

Kabupaten Pacitan dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 27: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 19

1. Avicennia alba

Gambar 4. Avicenia alba

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Avicenniaceae

Genus : Avicennia

Jenis : Avicennia alba

Nama setempat : Api-api, mangi-mangi putih, boak, koak, sia-sia

Nama

Internasional

: -

Status : Least Concern (LC) (kurang diperhatikan) (IUCN Redlist,

2015)

Trend Populasi : Menurun (IUCN Redlist, 2015)

Deskripsi

umum

: Belukar atau pohon yang tumbuh menyebar dengan ketinggian

mencapai 25 m. Kumpulan pohon membentuk sistem perakaran

horizontal dan akar nafas yang rumit. Akar nafas biasanya tipis,

Page 28: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 20

berbentuk jari (atau seperti asparagus) yang ditutupi oleh lentisel.

Kulit kayu luar berwarna keabu-abuan atau gelap kecokelatan,

beberapa ditumbuhi tonjolan kecil, sementara yang lain kadang-

kadang memiliki permukaan yang halus. Pada bagian batang

yang tua, kadang-kadang ditemukan serbuk tipis.

Ekologi : Merupakan jenis pionir pada habitat rawa mangrove di lokasi

pantai yang terlindung, juga di bagian yang lebih asin di

sepanjang pinggiran sungai yang dipengaruhi pasang surut, serta

di sepanjang garis pantai. Mereka umumnya menyukai bagian

muka teluk. Akarnya dilaporkan dapat membantu pengikatan

sedimen dan mempercepat proses pembentukan daratan.

Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Genus ini kadang-kadang

bersifat vivipar, dimana sebagian buah berbiak ketika masih

menempel di pohon.

Penyebaran : Ditemukan di seluruh Indonesia. Asia Tenggara, Dari India

sampai Indo Cina, melalui Malaysiadan Indonesia hingga ke

Filipina, PNG dan Australia tropis serta Kepulauan Solomon.

Di Probolinggo ditemukan di Kelurahan Ketapang, Pilang,

Sukabumi dan Mangunharjo

Manfaat : Kayu bakar dan bahan bangunan bermutu rendah. Getah dapat

digunakan untuk mencegah kehamilan. Buah dapat dimakan.

Page 29: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 21

2. Rhizophora apiculata

Gambar 5. Rizhophora apiculata

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Rhizophorales

Famili : Rhizophoraceae

Genus : Rhizophora

Jenis : Rhizophora apiculata

Nama setempat : Bakau minyak, bakau tandok, bakau akik, bakau puteh,

bakau kacang,bakau leutik, akik, angka minyak, donggo

akit, jankar, abat, parai, mangi-mangi, slengkreng, tinjang,

wako

Nama Internasional : -

Status : Least Concern (LC) (kurang diperhatikan) (IUCN Redlist,

2015)

Trend Populasi : Menurun (IUCN Redlist, 2015)

Deskripsi umum : Pohon dengan ketinggian mencapai 30 m dengan diameter

batang mencapai 50 cm. Memiliki perakaran yang khas

hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan kadang-kadang

Page 30: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 22

memiliki akar udara yang keluar dari cabang. Kulit kayu

berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah.

Ekologi : Tumbuh pada tanah berlumpur, halus, dalam dan tergenang

pada saat pasang normal. Tidak menyukai substrat yang

lebih keras yang bercampur dengan pasir. Tingkat dominasi

dapat mencapai 90% dari vegetasi yang tumbuh disuatu

lokasi. Menyukai perairan pasang surut yang memiliki

pengaruh masukan air tawar yang kuat secara permanen.

Percabangan akarnya dapat tumbuh secara abnormal karena

gangguan kumbang yang menyerang ujung akar. Kepiting

dapat juga menghambat pertumbuhan mereka karena

mengganggu kulit akar anakan. Tumbuh lambat, tetapi

perbungaan terdapat sepanjang tahun.

Penyebaran : Sri Lanka, seluruh Malaysia dan Indonesia hingga

Australia Tropis dan Kepulauan Pasifik.

Manfaat : Kayu dimanfaatkan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan

arang. Kulit kayu berisi hingga 30% annin (persen berat

kering). Cabang akar dapat digunakan sebagai jangkar

dengan diberati batu. Di Jawa acap kali ditanam di pinggiran

tambak untuk melindungi pematang. Sering digunakan

sebagai tanaman penghijauan.

3. Rhizophora mucronata

Page 31: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 23

Gambar 6. Rhizophora mucronata

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Rhizophorales

Famili : Rhizophoraceae

Genus : Rhizophora

Jenis : Rhizophora mucronata

Nama setempat : Bangka itam, dongoh korap, bakau hitam, bakau korap,

bakau merah, jankar, lenggayong, belukap, lolaro

Nama Internasional : -

Status : Least Concern (LC) (kurang diperhatikan) (IUCN Redlist,

2015)

Trend Populasi : Menurun (IUCN Redlist, 2015)

Deskripsi umum : Pohon dengan ketinggian mencapai 27 m, jarang melebihi

30 m. Batang memiliki diameter hingga 70 cm dengan kulit

kayu berwarna gelap hingga hitamdan terdapat celah

horizontal. Akar tunjang dan akar udara yang tumbuh dari

percabangan bagian bawah.

Ekologi : Pada umumnya tumbuh dalam kelompok, dekatatau pada

pematang sungai pasang surut dan di muara sungai, jarang

sekali tumbuh pada daerah yang jauh dari air pasang surut.

Pertumbuhan optimal terjadi pada areal yang tergenang

Page 32: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 24

dalam, serta pada tanah yang kaya akan humus. Merupakan

salah satu jenis tumbuhan mangrove yang paling penting

dan paling tersebar luas. Perbungaan terjadi sepanjang

tahun. Anakan seringkali dimakan oleh kepiting, sehingga

menghambat pertumbuhan mereka. Anakan yang telah

dikeringkan dibawah naungan untuk beberapa hari akan

lebih tahan terhadap gangguan kepiting. Hal tersebut

mungkin dikarenakan adanya akumulasi tannin dalam

jaringan yang kemudian melindungi mereka.

Penyebaran : Afrika Timur, Madagaskar, Mauritania, Asia tenggara,

seluruh Malaysia dan Indonesia, Melanesia dan

Mikronesia.

Manfaat : Kayu digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Tanin

dari kulit kayu digunakan untuk pewarnaan, dan kadang-

kadang digunakan sebagai obat dalam kasus hematuria

(perdarahan pada air seni). Kadang-kadang ditanam di

sepanjang tambak untuk melindungi pematang.

4. Brguiera parviflora

Page 33: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 25

Gambar 7. Brguiera parviflora

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Filum : Tracheophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Rhizophorales

Famili : Rhizophoraceae

Genus : Bruguiera

Jenis : Brguiera parviflora

Nama setempat : -

Nama Internasional : -

Status : Least Concern (LC) (kurang diperhatikan) (IUCN

Redlist, 2015)

Trend Populasi : Menurun (IUCN Redlist, 2015)

Deskripsi umum : Berupa semak atau pohon kecil yang selalu hijau, tinggi

(meskipun jarang) dapat mencapai 20 m. Kulit kayu

burik, berwarna abu-abu hingga coklat tua, bercelah dan

agak membengkak di bagian pangkal pohon. Akar lutut

dapat mencapai 30 cm tingginya.

Ekologi : Jenis ini membentuk tegakan monospesifik pada areal

yang tidak sering tergenang. Individu yang terisolasi juga

Page 34: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 26

ditemukan tumbuh di sepanjang alur air dan tambak tepi

pantai. Substrat yang cocok termasuk lumpur, pasir, tanah

payau dan bersalinitas tinggi. Di Australia, perbungaan

tercatat dari bulan Juni hingga September, dan berbuah

dari bulan September hingga Desember. Hipokotilnya

yang ringan mudah untuk disebarkan melalui air, dan

nampaknya tumbuh dengan baik pada areal yang

menerima cahaya matahari yang sedang hingga cukup.

Bunga dibuahi oleh serangga yang terbang pada siang

hari, seperti kupu-kupu. Daunnya berlekuk-lekuk, yang

merupakan ciri khasnya, disebabkan oleh gangguan

serangga. Dapat menjadi sangat dominan di areal yang

telah diambil kayunya (misalnya Karang Gading-Langkat

Timur Laut di Sumatera Utara; Giesen & Sukotjo, 1991).

Penyebaran : Dari India, Seluruh Asia Tenggara (termasuk Indonesia)

hingga Australia utara

Manfaat : Untuk kayu bakar, tiang dan arang. Buahnya dilaporkan

digunakan untuk mengobati penyakit herpes, akar serta

daunnya digunakan untuk mengatasi kulit terbakar. Di

Sulawesi buahnya dimakan setelah direndam dan

dididihkan.

5. Sonneratia alba

Page 35: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 27

Gambar 8. Sonneratia alba

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Phylum : Tracheohyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Lythraceae

Genus : Sonneratia

Jenis : Sonneratia alba

Nama setempat : Pedada, perepat, pidada, bogem, bidada, posi-posi, wahat,

putih, beropak, bangka, susup, kedada, muntu, sopo,

barapak, pupat, mange-mange.

Nama Internasional : -

Status : Least Concern (LC) (kurang diperhatikan) (IUCN Redlist,

2015)

Trend Populasi : Menurun (IUCN Redlist, 2015)

Deskripsi umum : Pohon selalu hijau, tumbuh tersebar, ketinggian kadang-

kadang hingga 15m. Kulit kayu berwarna putih tua hingga

coklat, dengan celah longitudinal yang halus. Akar

berbentuk kabel di bawah tanah dan muncul kepermukaan

sebagai akar nafas yang berbentuk kerucut tumpul dan

tingginya mencapai 25 cm.

Ekologi : Jenis pionir, tidak toleran terhadap air tawar dalam

periode yang lama. Menyukai tanah yang bercampur

lumpur dan pasir, kadang-kadang pada batuan dan karang.

Page 36: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 28

Sering ditemukan di lokasi pesisir yang terlindung dari

hempasan gelombang, juga di muara dan sekitar pulau-

pulau lepas pantai. Di lokasi dimana jenis tumbuhan lain

telah ditebang, maka jenis ini dapat membentuk tegakan

yang padat. Perbungaan terjadi sepanjang tahun. Bunga

hidup tidak terlalu lama dan mengembang penuh di malam

hari, mungkin diserbuki oleh ngengat, burung dan

kelelawar pemakan buah. Di jalur pesisir yang berkarang

mereka tersebar secara vegetatif. Kunang-kunang sering

menempel pada pohon ini dikala malam. Buah mengapung

karena adanya jaringan yang mengandung air pada bijinya.

Akar nafas tidak terdapat pada pohon yang tumbuh pada

substrat yang keras.

Penyebaran : Dari Afrika Utara dan Madagaskar hingga Asia Tenggara,

seluruh Indonesia, Malaysia, Filipina, Australia Tropis,

Kepulauan Pasifik barat dan Oceania Barat Daya.

Manfaat : Buahnya asam dapat dimakan. Di Sulawesi, kayu dibuat

untuk perahu dan bahan bangunan, atau sebagai bahan

bakar ketika tidak ada bahan bakar lain. Akar nafas

digunakan oleh orang Irian untuk gabus dan pelampung.

Page 37: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 29

TERUMBU KARANG

Lokasi pengamatan ekosistem terumbu karang dilakukan di wilayah

perairan Teluk Tawang. Teluk ini berada di Kecamatan Ngadirojo, dengan kondisi

perairan yang hampir dikelilingi bukit berbatu. Kondisi terumbu karang di

wilayah tersebut menunjukan persentase tutupan sebesar 41,2% (Gambar 9).

Menurut Kep.Men.LH No. 4 Tahun 2001, berdasarkan persen penutupan karang

hidup, lokasi pengamatan tersebut dalam kategori rusak sedang.

Gambar 9. Persentase Tutupan Substrat Dasar di Teluk Tawang, Pacitan.

Tutupan substrat dasar di Teluk Tawang didominasi oleh tutupan karang

keras (Hard Coral) sebesar 41,2%, pecahan karang (Rubble) sebesar 36%, pasir

(sand) 19% dan karang mati (RKC) sebesar 4%. Kondisi perairan yang sangat

keruh serta aktivitas perkapalan menjadi faktor utama penyebab menurunnya

tutupan karang di daerah ini, hal ini diperkuat dengan banyaknya pecahan karang

(Rubble) dikawasan tersebut. Karang yang ditemukan di perairan Tawang terbagi

menjadi 4 Genus yaitu Stylophora sp, Porites sp, Echinophora sp, dan Montipora

sp. Dari hasil pengamatan tutupan karang Stylophora sp memiliki persentase

tertinggi yakni 40%, Porites sp sebesar 10%, Echinophora sp sebesar 30% , dan

Montipora sp sebesar 20% (Gambar 10).

Karang Hidup, 41,2%

Rubble,36%

Pasir, 19%

Karang Mati, 4%

Page 38: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 30

Genus (%); Stylophora; 40

Genus (%); Porites; 10

Genus (%); Echinophora; 30 Genus (%);

Montipora; 20

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Stylophora Porites Echinophora Montipora

Stylophora

Porites

Echinophora

Montipora

Gambar 10. Genus Karang di Teluk Tawang

Bentuk pertumbuhan karang di perairan Tawang berupa karang tepi

(fringing Reef). Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di

mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai

kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut

lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang

ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang

mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas

mengarah secara vertikal dan terdistribusi hampir merata di Teluk Tawang (Tabel

10).

Tabel 10. Distribusi Jenis Karang di Teluk Tawang

No

. Famili Genus Jenis

Stasiun Total

1 2

1 POCILLOPHORI

DAE Stylophora Stylophora sp. + + 2

2 PORITIDAE Porites Porites sp. - + 1

3 APIACEAE Echinophora Echinophora sp. + + 2

4 ACROPORIDAE Montipora Montipora sp. + - 1

Total 3 3 6

Keterangan: +: ditemukan - : tidak ditemukan

Page 39: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 31

Menurut Suharsono (2008) dan Kelly (2009), jenis–jenis karang yang

ditemukan di daerah laut Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1. Stylophora sp.

Gambar 11. Stylophora sp.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Cnidaria

Kelas : Anthozoa

Ordo : Scleractinia

Famili : Pocillophoridae

Genus : Stylophora

Jenis : Stylophora sp.

Nama setempat : -

Status : Appendix II (dilindungi) (CITES, 2015)

Deskripsi

umum

: Bentuk morfologinya bercabang, dengan percabangan yang

pendek, berwarna hitam kecokelatan, ujungnya tumpul seperti

bulu berwarna putih. Koralit menonjol pada satu sisi dan pada

sisi yang lain tenggelam dan tersusun tidak teratur. Konestum

ditutupi bintil-bintil kecil sehingga memberikan kesan kasar.

Biasanya terumbu ini mempunyai warna kekuningan cerah,

dengan ujung berwarna ungu atau putih.

Penyebaran : Tersebar di seluruh perairan Indonesia (perairan dangkal)

Page 40: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 32

2. Porites sp.

Gambar 12. Porites sp.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Cnidaria

Kelas : Anthozoa

Ordo : Scleractinia

Famili : Poritidae

Genus : Porites

Jenis : Porites sp.

Nama setempat : Karang Pancawarna

Status : Appendix II (dilindungi) (CITES, 2015)

Deskripsi

umum

: Koloni mempunyai bentuk perubahan massive, encrusting

bercabang dan lembaran, koralit kecil cereoid. Septa saling

bersatu dan membentuk struktur yang sangat khas yang dipakai

untuk jenis. Ciri khas ini antara lain adalah adanya tiga septa

yang bergabung jadi satu disebut triplet dengan satu pali.

Penyebaran : Tersebar di seluruh perairan Indonesia

Page 41: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 33

3. Echinophora sp.

Gambar 13. Echinophora sp.

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Cnidaria

Kelas : Anthozoa

Ordo : Scleractinia

Famili : Apiaceae

Genus : Echinophora

Jenis : Echinophora sp

Nama setempat : -

Status : Appendix II (dilindungi) (CITES, 2015)

Deskripsi

umum

: Koloni dengan laminar tipis tersusun seperti lingkaran,

beberapa berbentuk tabung. Bisa mencapai 5 m dengan koralit

yang relatif tipis dan kecil. Kolumella kecil, cuping berkembang

baik. Umumnya berwarna coklat tua, coklat muda dan berwarna

kehijau-hijauan.

Penyebaran : Tersebar di seluruh perairan Indonesia

Page 42: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 34

4. Montipora sp.

Gambar 14. Montipora sp

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Cnidaria

Kelas : Anthozoa

Ordo : Scleractinia

Famili : Apiaceae

Genus : Montipora

Jenis : Montipora sp

Nama setempat : -

Status : Appendix II (dilindungi) (CITES, 2015)

Deskripsi

umum

: Koloni dengan bentuk percabangan yang berbentuk lembar-

lembar yang cenderung besar, lembaran-lembaran sering

tumpang tindih terutama pada bagian tepi yang sering melipat,

koralit lebih banyak tenggelam diantara papilla-papila dengan

tonjolan-tonjolan yang sangat bervariasi ukurannya. Papilla

kadang membentuk alur dan tonjolan yang sejajar dengan tepi

koloni. Karang ini umumnya berwarna kuning pucat, kecoklatan,

terkadang pinggirnya berwarna ungu.

Penyebaran : Tersebar di seluruh perairan Indonesia (di lereng terumbu)

Page 43: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 35

LAMUN DAN ALGA

Vegetasi lamun berupa Enhalus acoroides (Gambar 15) ditemukan dapat

bertahan hidup di beberapa spot, bersama dengan terumbu karang, dan alga yang

melimpah. Keberadaan lamun dan alga tersebut belum dimanfaatkan secara

ekonomis. Sementara, budidaya rumput laut memberikan peluang yang besar

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan.

Gambar 15. Lamun di Teluk Tawang

Pemanfaatan lamun di Indonesia belum sampai ke pemanfaatan komersial,

namun ekosistem lamun ternyata memiliki fungsi ekologis yang penting bagi

terumbu karang dan mangrove. Ekosistem lamun menyaring sedimen yang berasal

dari daratan kearah laut. Sedimen bisa berupa pasir, lumpur atau bahkan sampah

yang bisa menutupi karang dan menyebabkan karang stres. Sedimen di ekosistem

padang lamun juga dimanfaatkan menjadi materi organik yang bisa berguna bagi

ekosistem terumbu karang. Daun lamun yang terbawa ke ekosistem terumbu

karang dapat terurai menjadi senyawa yang dibutuhkan oleh biota terumbu

karang.

Page 44: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 36

Ekosistem lamun, juga menjadi tempat memijah beberapa biota terumbu

karang, seperti Ikan Baronang dan beberapa jenis bintang laut. Lamun juga

merupakan makanan bagi penyu. Padang lamun juga berperan sebagai perantara

transfer materi dari ekosistem mangrove ke ekosistem terumbu karang. Biota dari

padang lamun juga bisa menjadi makanan bagi biota terumbu karang, karena

terkadang, biota dari padang lamun, baik secara sengaja atau tidak bisa ke

ekosistem terumbu karang.

Rumput laut, Gracilaria sp. dapat dijumpai di Teluk Tawang Pacitan

(Gambar 16). Rumput laut ini umumnya mengandung agar, atau disebut juga

agar-agar sebagai hasil metabolisme primernya. Agar-agar diperoleh dengan

melakukan ekstraksi rumput laut pada suasana asam setelah diberi perlakuan basa

serta diproduksi dan dipasarkan dalam berbagai bentuk, yaitu: agar-agar tepung,

agar-agar kertas dan agar-agar batangan dan diolah menjadi berbagai bentuk

penganan (kue), seperti pudding dan jeli atau dijadikan bahan tambahan dalam

industri farmasi. Kandungan serat agar-agar relatif tinggi, karena itu dikonsumsi

pula sebagai makanan diet. Melalui proses tertentu agar-agar diproduksi pula

untuk kegunaan di laboratorium sebagai media kultur bakteri atau kultur jaringan.

Gambar 16. Rumput laut (Gracilaria sp.) di Teluk Tawang

Pantai di desa pesisir Kabupaten Pacitan memiliki substrat yang beragam,

mulai dari pasir putih dengan pecahan batu karang, lumpur, atau bahkan tebing

batu yang mengelilingi. Setiap karakteristik tipe substrat di pantai sepanjang

Kabupaten Pacitan akan memberikan warna pemanfaatan yang berbeda. Potensi

tempat ekowisata di Kabupaten Pacitan diantaranya Pantai Ngiriboyo, Pantai

Klayar, Pantai Tiser, Pantai Buyutan dan Pantai Banyu Tibo (Tabel 11).

Page 45: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 37

Tabel 11. Potensi Wisata Pantai di Kabupaten Pacitan

No Nama Letak

Keterangan Kecamatan Desa

1 Pantai Ngiriboyo Donorojo Sendang Sudah Dikelola

2 Pantai Klayar Donorojo Sendang Sudah Dikelola

3 Pantai Tiser Donorojo Kalak Sudah Dikelola

4 Pantai Buyutan Donorojo Widoro Sudah Dikelola

5 Pantai Banyu Tibo Donorojo Widoro Sudah Dikelola

Sumber: POKMASWAS Sedawi Mulyo, 2017

Potensi pantai Ngiriboyo terletak disebelah timur pantai Klayar Desa

Sendang, Kecamatan Donorojo dengan potensi pantai pasir hitam, Pantai Klayar

berada di desa Sendang memiliki hamparan pasir putih dan tebing. Potensi lainnya

adalah Pantai Buyutan yang berada di desa Widoro dengan pantai pasir putih dan

hamparan persawahan di tepi pantai, dan Banyu Tibo merupakan pantai dengan

adanya sungai yang mengalir menuju laut. Selain sumberdaya alam yang baik dan

pantai yang indah, wilayah pantai ini sudah dikelola dengan baik oleh masyarakat

yang terhimpun dan bekerjasama dalam kelompok masyarakat pengawas

(POKMASWAS).

3.2 Masyarakat Potensial Pengelola Wisata

Kabupaten Pacitan diketahui memiliki 16 kelompok masyarakat pengawas

yang tersebar di 23 desa pesisir, salah satu kelompok yang berkembang dengan

baik dibandingkan dengan kelompok lainnya adalah Pokmaswas Sekawi Mulyo.

Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) dibentuk dengan tujuan untuk

menjaga dan melestarikan alam serta mengelolanya dengan baik, sehingga dapat

memberikan dampak positif bagi alam dan masyarakat. POKMASWAS yang ada

di Desa Sendang, Desa Kalak dan desa Widoro adalah POKMASWAS Sekawi

Mulyo.

Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Sekawi Mulyo

terbentuk pada tahun 2009 dengan beranggotakan 17 orang. Kelompok ini

terhimpun dari 3 Desa, yaitu Desa Sendang, Desa Kalak dan Desa Widoro,

Page 46: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 38

kecamatan Donorejo, Kabupaten Pacitan. Jumlah anggota kelompok ini pada

tahun 2017 bertambah menjadi 18 orang, dengan ketuanya adalah Bapak Wakino,

Sekretaris Bapak Ali Mustofa dan Bendahara dijabat oleh Bapak Wito. Rata-rata

pendidikan terakhir kelompok ini adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tujuan pembentukan POKMASWAS Sekawi Mulyo adalah mengelola kawasan

potensi wisata yang dampak positifnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat

daerah tersebut.

Sejak tahun 2009 sampai tahun 2017 POKMASWAS Sekawi Mulyo rutin

untuk melakukan rapat pengurus setiap bulan. Selain itu bimbingan teknis juga

diberikan kepada anggota untuk menambah pengetahuan dan menguatkan anggota

kelompok.

A. Desa Sendang

Desa yang memiliki letak astronomis (8.224406 LS – 110.949089 BT) dan

luas wilayah 9.19 km2, memiliki batas wilayah sebelah timur yaitu Desa Dersono

dan Desa Bromo, selatan yaitu Samudera Hindia, barat yaitu Desa Kalak dan

Utara berbatasan dengan Desa Klepu. Desa Sendang berada di ketinggian 234

meter dari permukaan laut, yang memiliki panjang garis pantai hingga 4.1 km.

Penduduk asli Desa Sendang memiliki jumlah kepala keluarga 714 dan

rumah tangga perikanan berjumlah 4. Jumlah penduduk berdasarkan perbedaan

jenis kelamin sebesar 2.826 jiwa, dengan rincian 1.316 jiwa penduduk laki-laki

dan 1.513 jiwa penduduk perempuan (Tabel 12).

Tabel 12. Jumlah Penduduk Desa Sendang Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki – Laki 1.316

Perempuan 1.513

Total (Jiwa) 2.829

Sumber: Sukandar et al., 2017

Page 47: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 39

B. Desa Kalak

Desa dengan letak astronomis (8.220199 LS – 110.928212 BT) dan luas

wilayah 10.13 km2, memiliki batas wilayah sebelah timur yaitu Desa Sendang,

selatan yaitu Samudera Hindia, barat yaitu Desa Widoro dan Utara berbatasan

dengan Desa Klepu. Desa Sendang berada di ketinggian 201 meter dari

permukaan laut, yang memiliki panjang garis pantai hingga 1.8 km.

Penduduk Desa Kalak memiliki jumlah kepala keluarga 1.142 dan rumah

tangga perikanan berjumlah 5. Jumlah penduduk berdasarkan perbedaan jenis

kelamin sebesar 3.481 jiwa, dengan rincian 1.676 jiwa penduduk laki-laki dan

1.805 jiwa penduduk perempuan (Tabel 13).

Tabel 13. Jumlah Penduduk Desa Kalak Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki – Laki 1.676

Perempuan 1.805

Total (Jiwa) 3.481

Sumber: Sukandar et al., 2017

C. Desa Widoro

Desa yang memiliki letak astronomis (8.210783 LS – 110.914616 BT) dan

luas wilayah 10.85 km2, memiliki batas wilayah sebelah timur yaitu Desa Kalak,

selatan yaitu Samudera Hindia, barat yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Utara

berbatasan dengan Desa Klepu dan Desa Sawahan. Desa Sendang berada di

ketinggian 180 meter dari permukaan laut, yang memiliki panjang garis pantai

hingga 2.5 km.

Penduduk Desa Widoro memiliki jumlah kepala keluarga 968 dan rumah

tangga perikanan berjumlah 1. Jumlah penduduk berdasarkan perbedaan jenis

kelamin sebesar 3.415 jiwa, dengan rincian 1.633 jiwa penduduk laki-laki dan

1.782 jiwa penduduk perempuan (Tabel 17).

Page 48: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 40

Tabel 14. Jumlah Penduduk Desa Sendang Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki – Laki 1.633

Perempuan 1.782

Total (Jiwa) 3.415

Sumber: Sukandar et al., 2017

3.3 Pengelolaan Ekowisata Kini dan Mendatang

Gambar 17. Peta Potensi Kabupaten Pacitan

Mengacu pada analisis kesesuaian lahan untuk ekowisata yang telah

dilakukan, beberapa desa pesisir di Kabupaten Pacitan memiliki potensi untuk

dikembangkan lebih lanjut. Ekowisata yang memungkinkan untuk dikembangkan

adalah ekowisata rekreasi pantai, rekreasi laut, dan jelajah mangrove.

Selanjutnya, desa pesisir yang layak untuk dikembangkan, antara lain: Desa

Kalak, Sendang, Watu Karung, Jlubang, Candi, Poko, Dadapan, Baleharjo,

Kembang, Plumbungan, Klesem, Widoro, Karangnongko, Kalipelus, Katipugal,

Worawari, Jetak, Sidomulyo, Hadiwarno, Sidoharjo, Ploso dan Sidomulyo (Tabel

15). Tiga dari 22 desa pesisir yang diketahui layak untuk dikembangkan, telah

Page 49: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 41

dikelola cukup baik oleh pokmaswas Sekawi Mulyo, diantaranya adalah Desa

Kalak, Sendang, dan Watu Karung.

POKMASWAS Sekawi Mulyo bersama dengan masyarakat melakukan

berbagai kegiatan untuk menjaga dan mengelola potensi sumberdaya alam yang

ada, seperti kerja bakti bersih pantai setiap minggu, penanam cemara laut dan

memperbaiki akses jalan menuju pantai di setiap desa. Proses perbaikan akses

jalan sudah dilakukan di Pantai Ngiriboyo, Pantai Klayar, Pantai Tiser, Pantai

Buyutan dan Pantai Banyu Tibo.

Rencana kegiatan POKMASWAS antara lain perbaikan jalan akan

dilakukan untuk membuka akses wisata di Pantai Tiser , Desa Kalak. dan

meningkatkan akses jalan dan fasilitas menuju pantai di setiap desa serta

Peningkatan dan pembinaan masyarakat terkait pengelolaan sumberdaya alam

yang ada.

Pengembangan ekowisata di wilayah pesisir Kabupaten Pacitan dapat terus

diselenggarakan dengan melakukan pendampingan masyarakat di beberapa desa

pesisir. Pendampingan masyarakat di Desa Sendang, Kalak, dan Widoro

dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan kelompok masyarakat dalam

mengelola ekowista, sementara pendampingan masyarakat di Desa Jlubang,

Candi, Poko, Dadapan, Baleharjo, Kembang, Plumbungan, Klesem, Widoro,

Karangnongko, Kalipelus, Katipugal, Worawari, Jetak, Sidomulyo, Hadiwarno,

Sidoharjo, Ploso dan Sidomulyo, dilakukan untuk membangkitkan semangat

kelompok masyarakat dalam menjaga kondisi sumberdaya alamnya.

Page 50: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 42

Tabel 15. Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai Kabupaten Pacitan

NO NAMA DESA

NILAI KERITERIA TEKNIS

Total

Nilai

Prosentase

Kesesuaian

(%)

Kriteria

Kesesuaian Kedalaman

perairan

Tipe

pantai

Material

dasar

perairan

Kecepatan

arus

Kemiringan

pantai

Penutupan

lahan

pantai

Biota

berbahaya

Ketersediaan

air tawar

Kab. Pacitan

1 Kalak 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

2 Sendang 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

3 Watu Karung 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

4 Jlubang 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

5 Candi 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

6 Poko 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

7 Dadapan 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

8 Baleharjo 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

9 Kembang 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

10 Plumbungan 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

11 Klesem 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

12 Widoro 5 15 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

13 Karangnongko 5 15 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

14 Kalipelus 5 15 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

15 Katipugal 5 15 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

16 worawari 5 15 8 12 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

17 Jetak 5 15 8 12 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

18 Sidomulyo 5 15 8 12 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

19 hadiwarno 5 15 8 12 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

20 Sidoharjo 10 15 4 12 8 3 9 3 64 69 SESUAI

21 Ploso 10 15 4 12 8 3 9 3 64 69 SESUAI

22 Sidomulyo 5 10 8 12 8 9 9 3 64 69 SESUAI

Page 51: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 43

Keterangan prosentase kriteria kesesuaian:

S1 S2 N

Nilai 93 63 31

prosentase(%) 100 67 33

Page 52: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 44

BAB 4 POTENSI EKOWISATA PESISIR

DAN LAUT JAWA TIMUR KABUPATEN TRENGGALEK

Page 53: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 45

BAB 4

POTENSI EKOWISATA PESISIR DAN LAUT

JAWA TIMUR KABUPATEN TRENGGALEK

Kabupaten Trenggalek merupakan wilayah yang terletak di selatan Jawa

Timur. Secara astronomis Kabupaten Trenggalek terletak pada koordinat 111o 24’

– 112o 11’ BT dan 7o 53’ – 8o 34’ LS dengan iklim tropis basah dan memiliki luas

wilayah 126.140 km2. Karakteristik daratan wilayah ini merupakan pegunungan

berbukit. Kabupaten ini terbagi menjadi 14 kecamatan, tiga diantaranya adalah

kecamatan pesisir, yaitu Watulimo, Munjungan dan Panggul. Satuan administrasi

terkecil Kabupaten ini adalah 157 desa dan 13 diantaranya merupakan desa pesisir

yang berpotensi ekowisata pantai. 4 (empat) desa pesisir yang memiliki potensi

ekowisata yaitu Desa Munjungan, Karanggandu, Wonocoyo dan Tasikmadu.

4.1 Sumber Alam Potensial Wisata

MANGROVE

Mangrove di Trenggalek pada umumnya tersebar secara sporadis,

sebagaimana berada pada bagian muara sungai Blado Kecamatan Munjungan dan

dataran pasang-surut di Karanggandu Kecamatan Watulimo. Pada tempat-tempat

lainnya juga terdapat mangrove, akan tetapi dengan luasan yang lebih kecil,

seperti di Pancer Bang (Watulimo), Ngrumpukan (Watulimo) dan Taman Kili Kili

(Mangrove). Sebagian besar formasi vegetasi pesisir adalah asosiasi contohnya

Pandanus tectorius (pandan laut), Casuarina equisetifolia (cemara laut) dan

kelapa hasil penanaman oleh warga.

Kawasan hutan mangrove di Desa Munjungan berada di muara sungai

(Gambar 18) . Beberapa jenis mangrove diantaranya dalah Avicennia alba dan

Soneratia alba. Ada juga jenis Rhizopora yang merupakan hasil penanaman

kembali oleh Pokmaswas setempat.

Page 54: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 46

Gambar 18. Hutan Mangrove di Muara Sungai Desa Munjungan

Mangrove Pancer Cengkrong terletak di Pantai Cengkrong di Desa

Karanggandu, Kecamatan Watulimo. Berdasarkan SK Direksi Perhutani KPH 8

(Kediri) Tahun 2014, mangrove yang dikelola oleh DKP dan POKMASWAS

untuk kegiatan konservasi seluas 36,24 Ha. Beberapa jenis spesies mangrove

yang di tanam di kawasan Hutan Mangrove Cengkrong antara lain: Sonneratia

alba, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, Avicennia alba, Aegiceras

corniculatum dan Excoecaria agallocha. Selain jenis di atas ada juga spesies

mangrove Bruguiera sexangula, Bruguiera cylindrical, Bruguiera gymnorrhiza

dan Xylocarpus moluccensis. Pengamatan di lapangan menunjukkan hampir

keseluruhan area merupakan hasil dari kegiatan penanaman, sehingga mangrove

di Pancer Cengkrong dikategorikan sebagai ekosistem semi alami (Gambar 19).

Gambar 19. Mangrove Semi Alami di Pancer Cengkrong

Page 55: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 47

Mangrove terluas di pesisir Trenggalek terletak di Karanggandu,

Kecamatan Watulimo. Kondisi ekosistem tergolong semi alami, karena sudah

dilakukan kegiatan rehabilitasi semenjak tahun 2002. Mangrove di lokasi ini

tergolong sangat padat dengan tutupan >90%, didominasi oleh mangrove jenis C.

decandra hasil rehabilitasi, dengan tinggi 1,5 – 2,5 m, dan tingkat dominasi

>80%. Di sela-sela vegetasi C. decandra yang mendominasi, terdapat tegakan

alami Sonneratia alba dengan ukuran tingi >7m, Avicennia alba dan Avicennia

marina dengan tinggi yang hampir sama (masing-masing >7m). Hal tersebut

mengindikasikan bahwa kedua famili Sonneratiaceae dan Avicenniaceae

merpakan tumbuhan pionir di kawasan Pancer, Cengkrong, utamanya banyak

dijumpai di sepanjang tepi sungai.

TERUMBU KARANG

Terumbu karang pada umumnya terdapat pada teluk-teluk kecil atau

mengelilingi pulau karang (fringing reef), dengan luasan yang relatif kecil dan

sebagian besar dalam kondisi rusak. Lokasi terumbu karang yang disurvey

meliputi Pulau Godho (Kecamatan Panggul), perairan pesisir Bendoroto

(Kecamatan Munjungan), Pantai Besetan, Pulau Rembeng, Ngrumpukan dan

Songrdruwo (Kecamatan Watulimo). Pengambilan data lapangan di Panggul dan

Munjungan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal dikarenakan visibilitas

yang rendah dan gelombang yang cukup besar (pada bulan Agustus - September

merupakan gelombang tinggi musim angin timur di pesisir Panggul dan

Munjungan), sehingga dengan melihat faktor keamanan penyelam, maka tidak

dilakukan penurunan transek untuk perhitungan penutupan terumbu karang.

Pada Teluk Prigi kondisi sedikit lebih tenang, sehingga dapat dilaksanakan

kegiatan penyelaman dengan menggunakan scuba. Stasiun yang disurvei terdiri

dari lokasi transplantasi karang di pesisir Besetan, Watu Dukun serta terumbu

karang alami di Pulau Rembeng (Tabel 16).

Page 56: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 48

Tabel 16. Jenis biota karang yang ditemukan di Pesisir Karanggongso, Kecamatan

Watulimo

No Lokasi Spesies Nama lokal

A P. Watu Dukun Heniochus pleurotaenia Ikan Kambingan

Heniochus diphreutes Ikan Layaran

Caesio cuning Ikan Ekor Kuning

Scolopsis lineata Ikan Lik Lik

Acanthurus lineatus Ikan Botana Kasur

Chaetodon meyersi Ikan Kepe Meyeri

Chaetodon kleinii Ikan Kepe Coklat

Neoglyphidodon oxyodon Ikan Blueband

Ctenochaetus striatus Ikan Botana Coklat

Plectorhinchus vittatus Ikan Kumpele Liris

Tridacna sp. Kima

Linckia laevigata Bintang laut

B Pantai Besetan Thalassoma lunare Ikan Lempang

Chaetodon vagabundus Ikan Kepe Panah

Ctenochaetus striatu Ikan Botana Coklat

Acanthurus lineatus Ikan Botana Kasur

C P. Rembeng Plectorhinchus vittatus Ikan Kumpele Liris

Abudefduf vaigiensis Ikan Sersan

Labroides dimidiatus Ikan Dokter Biasa

Zanclus cornutus Ikan Moris

Acanthurus lineatus Ikan Botana Kasur

Chaetodon vagabundus Ikan Kepe Panah

Aeoliscus strigatus Ikan Pisau Pisau

Dascyllus trimaculatus Ikan Dakocan Hitam

Zebrasoma scopas Ikan Burung Laut

Ctenochaetus striatus Ikan Botana Coklat

Canthigaster bennetti Ikan Buntal Lumut

Chaetodon kleinii Ikan Kepe Coklat

Page 57: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 49

No Lokasi Spesies Nama lokal

Chaetodon trifasciatus Ikan Kepe Roti

Soft coral Karang lunak

Holothuria sp Teripang

Pengelompokkan ikan karang menurut English et al., (1997), dapat dibagi

menjadi tiga yaitu ikan target, ikan indikator dan ikan mayor. Ikan-ikan target,

yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya

kelompok ikan-ikan target menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan

dan sarang/daerah asuhan. Ikan indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas

mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem

daerah tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh famili Chaetodontidae (ikan

kepe-kepe). Sedangkan ikan major, merupakan jenis ikan berukuran kecil,

umumnya 5 sampai 25 cm, dengan karakteristik pewarnaan yang beragam

sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ikan-ikan major umumnya

ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya, serta

cenderung bersifat teritorial. Kelompok ikan-ikan major sepanjang hidupnya

berada di terumbu karang, diwakili oleh famili Pomacentridae (ikan betok laut),

Apogonidae (ikan serinding), Labridae (ikan sapu-sapu), dan Blenniidae (ikan

peniru).

Pada saat survey bawah air tidak ditemukan ikan target, akan tetapi pada

saat survey terdapat nelayan pancing yang mendapatkan ikan kerapu sunu

(Plectropomus leopardus), kakap merah (Lutjanus campechanus) dan ikan

kakatua (Scarus psiccatus). Hal tersebut menggambarkan nilai ekonomi terumbu

karang di Teluk Prigi masih menyimpan nilai ekonomi perikanan yang cukup

tinggi.

Visual sensus dilakukan pada siang hari, dimana jenis-jenis ikan demersal

seperti Kerapu, Kakap dan Kakaktua tidak aktif melakukan aktivitasnya. Pada

siang hari, ikan-ikan jenis ini berada di sela-sela terumbu karang alami sebagai

tempat berlindung. Terkait dengan fisiologinya, ikan nocturnal yang aktif di

malam hari untuk mencari makan. Aktivitas ini dimulai pada saat mulai hari mulai

gelap. Jenis ikan Kerapu tergolongkan sebagai ikan soliter di mana aktivitas

Page 58: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 50

makan dilakukan secara individu, gerakannya lambat cenderung diam dan arah

gerakannya tidak begitu luas serta lebih banyak menggunakan indera perasa dan

indera penciuman. Ikan kerapu merupakan jenis ikan karnivora yang memangsa

ikan-ikan kecil, kepiting dan udang-udangan. Di alam, ikan kerapu memakan

mangsanya sambil berenang diantara batu-batu karang, lubang atau celah-celah

batu untuk tempat persembunyiannya. Ikan demersal memiliki kebiasaan hidup di

dasar perairan yang bersubstrat lumpur dan terlindungi oleh karang.

Ikan kakap adalah ikan laut demersal yang hidup secara berkelompok di

dasar-dasar karang atau terumbu karang. Mempunyai ciri tubuh yang bulat pipih

dengan sirip memanjang sepanjang punggung. Ikan Kakap termasuk binatang

karnivora. Ikan ini memangsa ikan-ikan kecil dan invertebrata yang hidup di dasar

laut. Ukuran tubuh kakap merah bisa mencapai panjang hingga 45-50 cm.

Sedangkan ikan Kakaktua/ Parrotfish kebanyakan merupakan herbivor,

meskipun ada beberapa yang juga memakan hewan karang. Parrotfish memiliki

paruh seperti burung parrot yang berfungsi untuk mengikis algae dari terumbu

karang. Aktivitas grazzing ikan ini memiliki arti penting bagi ekosistem terumbu

karang yakni mengendalikan populasi algae. Populasi algae yang berlebih akan

mematikan terumbu karang. Selain itu aktivitas grazing parrotfish juga

menyumbangkan substrat pasir bagi ekosistem terumbu karang (bioerosion). Gigi

faringeal parrotfish terus mengalami pertumbuhan sehingga mereka harus terus

memakan dan menggerus batu. Parrotfish akan mengekskresikan pasir sebagai

sisa metabolisme mereka.

Krustasea dan Megabenthos komersial

Makrobenthos komersial masih dijumpai di sebagian kawasan perairan

pesisir Trenggalek. Sepanjang pantai bertebing di Teluk Trenggalek merupakan

habitat lobster laut (Panulirus spp.), dengan pusatnya di kecamatan Munjungan

(pesisir Desa Ngulung Kulon, Ngulung Wetan dan Craken). Lobster juga terdapat

di pulau-pulau karang diantaranya P. Godho (Kec. Panggul) dan P. Rembeng

(Kec. Watulimo). Teripang (Holothuria spp.) dijumpai di kawasan terumbu

karang Desa Bendoroto (Kec. Munjungan) dan P. Rembeng (Kec. Watulimo),

Page 59: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 51

sedangkan kima (Tridacna sp.) dan bintang laut (Linckia laevigata) terdapat di P.

Rembeng (Watulimo).

Reptil dan Aves

Kawasan pesisir selatan menjadi habitat yang tersisa dari reptil liar di

Pulau Jawa, seperti kijang dan babi hutan (Pulau Panekan, Kecamatan

Munjungan). Pada Pantai Kili-Kili di Kecamatan Panggul terdapat pantai

pendaratan penyu sisik (E. imbricata) dengan frekuensi pendaratan yang cukup

tinggi. Pada tebing karang di sebelah barat pantai Kili-kili terdapat habitat burung

migran (Kuntul putih), sedangkan di pulau-pulau karang lepas pantai Munjungan

dan Watulimo menjadi habitat kelelawar besar (kalong, Pteropus sp.). Keberadaan

biota liar tersebut semakin terdesak akibat adanya perburuan satwa liar yang

dilakukan oleh masyarakat.

A. Kecamatan Panggul

Pantai Taman Kili-Kili membentang dari barat hingga timur wilayah Desa

Wonocoyo berada di sebelah timur Pantai Pelang yang dipisahkan oleh perbukitan

dengan bebatuan karang yang cukup terjal. Sepanjang tepi di kawasan pantai yang

terletak di desa Wonocoyo ini mempunyai kekayaan alam yang tidak pernah habis

mulai dari wisata pantai putih hingga tempat persinggahan Penyu.

Konservasi Taman Kili-Kili terletak pada Desa Wonocoyo Kecamatan

Panggul Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Terdapat beberapa pantai

yang berada di wilayah Desa Wonocoyo, salah satunya dikenal dengan sebutan

Pantai Taman Kili-Kili. Pantainya yang membentang dari barat ke timur wilayah

desa Wonocoyo, bentangan pantai itu kemudian di kenal sebagai Taman Kili-Kili

(Desa Wonocoyo, 2011). Pada Tahun 2011 telah dibentuk Kelompok Masyarakat

Pengawas (POKMASWAS), dan fokus menangani koservasi penyu (Gambar 20).

Page 60: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 52

Gambar 20. Penangkaran Penyu Taman Konservasi Kili-Kili

Taman Konservasi Kili-Kili merupakan kawasan di Trenggalek yang

merupakan tempat menetasnya penyu. Pada lokasi ini terdapat 3 (tiga) jenis penyu

diantaranya adalah penyu Sisik (Eretmochelys Imbricata), penyu Lekang atau

penyu Abu-abu (Lepidochelys olivacea) dan penyu Blimbing (Dermochelys

coriacea) (migrasi dari wilayah blitar).

B. Kecamatan Munjungan

Kecamatan Munjungan mempunyai luas wilayah tanah sebesar 30,960 Ha

dan terdiri dari 11 desa, yaitu Desa Sobo, Desa Bangun, Desa Karangturi, Desa

Masaran, Desa Besuki, Desa Craken, Desa Ngulungwetan, Desa Ngulungkulon,

Desa Munjungan, Desa Tawing, Desa Bendoroto. Wilayah Kecamatan

Munjungan berada di daerah pantai yang berbatasan langsung dengan laut,

sehingga potensi sumberdaya alam di daerah Kecamatan Munjungan diantaranya

adalah ekosistem mangrove di desa Munjungan dan Desa Tawing serta potensi

terumbu karang di Desa Bendoroto. (Gambar 21).

Page 61: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 53

Gambar 21. Peta Potensi Mangrove Kabupaten Trenggalek

Kecamatan Munjungan hampir setiap desa memiliki pantai yang memiliki

potensi ekowisata dan wisata. Adapun beberapa pantai yang berpotensi yaitu

Pantai Wedi Putih di Desa Bendoroto, Pantai Dukuh, Pantai Gemawing dengan

potensi mangrove dan Pantai Ciger dengan potensi terumbu karang hanya sedalam

± 2-3 meter.

C. Kecamatan Watulimo

Kecamatan Watulimo merupakan daerah dengan potensi wisata bahari

menarik, diantaranya ekosistem mangrove di pesisir Trenggalek pada umumnya

tersebar secara sporadic, yang berada pada bagian muara sungai Blado Kecamatan

Munjungan dan dataran pasang-surut di Karanggandu Kecamatan Watulimo. Pada

tempat-tempat lainnya juga terdapat mangrove, akan tetapi dengan luasan yang

lebih kecil, seperti di Pancer Bang (Watulimo), Ngrumpukan (Watulimo) dan

Taman Kili Kili (Panggul). Sebagian besar formasi vegetasi pesisir adalah asosiasi

contohnya Pandanus tectorius (pandan laut), Casuarina equisetifolia (cemara

laut) dan kelapa hasil penanaman oleh warga.

Potensi ekowisata lainnya berada di Desa Tasikmadu, Kecamatan

Watulimo diantaranya Pantai Mbangkokan, Pantai Kecil dan Pantai Mbesetan

yang masih alami. Pantai berpasir dan terlindung. Potensi terumbu karang terdapat

di wilayah desa Bendoroto dengan kedalaman pantai 1-10 meter (Gambar 22).

Page 62: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 54

Gambar 22. Peta Potensi Terumbu Karang Desa Tasikmadu

4.2 Masyarakat Potensial Pengelola Wisata

Kelompok masyarakat di wilayah pesisir Trenggalek diketahui berjumlah

11 kelompok masyarakat, mengawasi ekosistem dan sumberdaya hayati pesisir

dan laut di 12 desa pesisir Kabupaten Trenggalek. Empat dari sejumlah kelompok

masyarakat tersebut diketahui telah memulai aktivitas ekowisata di wilayahnya,

antara lain di Desa Wonocoyo, Munjungan, Karanggandu, dan Tasikmadu.

Aktivitas masyarakat di desa desa tersebut antara lain:

A. Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul

Desa Wonocoyo memiliki letak astronomis (8.24872 LS – 111.45354 BT)

dan luas wilayah 6.78 km2, memiliki batas wilayah sebelah timur yaitu Desa

Ngelebeng, selatan yaitu Samudera Hindia, barat yaitu Desa Besuki dan Utara

berbatasan dengan Desa Gayam dan Desa Panggul. Desa Wonocoyo berada di

ketinggian 10.4 meter dari permukaan laut, yang memiliki topografi di luar hutan.

Penduduk Desa Wonocoyo memiliki jumlah kepala keluarga 1.868. Jumlah

penduduk berdasarkan perbedaan jenis kelamin sebesar 6.461 jiwa, dengan rincian

3.236 jiwa penduduk laki-laki dan 3.225 jiwa penduduk perempuan (Tabel 17).

Page 63: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 55

Tabel 17. Jumlah Penduduk Desa Wonocoyo Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki – Laki 3.236

Perempuan 3.225

Total (Jiwa) 6.461

Sumber: Sukandar et al., 2017

Masyarakat potensial pengelola wisata yang terdapat di Pantai Taman Kili-

Kili Desa Wonocoyo adalah kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS)

Taman Kili-Kili. Kelompok Mayarakat Pengawas (POKMASWAS) Taman Kili-

Kili dibentuk pada tahun 2011 dengan beranggotakan 17 orang. Tahun 2017

terjadi pembentukan kepengurusan baru dengan anggota menjadi 9 orang.

POKMASWAS ini diketuai oleh Bapak Ari Gunawan, Sekretaris dijabat oleh

Bapak Eko Margono, dan di bagian bendahara di jabat oleh Bapak Puji Wiyoko.

Komposisi rata-rata pendidikan terakhir anggota pokmaswas ini adalah lulusan

SMA.

B. Desa Munjungan, Kecamatan Watulimo

Desa yang memiliki letak astronomis (8.30301 LS – 111.57686 BT dan luas

wilayah 87 km2, memiliki batas wilayah sebelah timur yaitu Masaran, selatan

yaitu Samudera Hindia, barat yaitu Desa Tawing dan Utara berbatasan dengan

Desa Karangturi. Desa Munjungan berada di ketinggian 14 meter dari permukaan

laut, yang memiliki topografi desa yang datar.

Penduduk Desa Munjungan memiliki jumlah kepala keluarga 1.951. Jumlah

penduduk berdasarkan perbedaan jenis kelamin sebesar 6.557 jiwa, dengan rincian

3.194 jiwa penduduk laki-laki dan 3.363 jiwa penduduk perempuan (Tabel 18).

Tabel 18. Jumlah Penduduk Desa Munjungan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki – Laki 3.194

Perempuan 3.363

Total (Jiwa) 6.557

Sumber: Sukandar et al., 2017

Page 64: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 56

Masyarakat potensial pengelola wisata yang terdapat di Desa Munjugan

adalah kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) Bintang Panikan.

Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Bintang panikan terbentuk

pada tahun 2001 dengan anggota kelompok 10 orang. Seiring berjalannya waktu

kelompok ini melakukan peningkatan jumlah anggota mencapai 18 orang pada

tahun 2017. POKMASWAS ini diresmikan langsung oleh Presiden Megawati

Soekarno Putri pada tahun 2004. Nama Bintang Panikan diambil dari nama pulau

terluar Indonesia yang berada di Kecamatan Munjungan. Pengurus inti kelompok

ini terdiri dari Ketua, sekretaris dan bendahara, dengan ketua yaitu Bapak Jaimun,

sekretaris Bapak Jaelani dan bendahara adalah Bapak Ali Susanto. Rata-rata latar

belakang pendidikan terakhir dalam kelompok ini adalah Sekolah Menengah

Pertama (SMP).

C. Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo

Desa Karanggandu memiliki letak astronomis (8.28333 LS – 111.691679

BT dan luas wilayah 52.87 km2, memiliki batas wilayah sebelah timur yaitu Desa

Prigi, selatan yaitu Samudera Hindia, barat yaitu Desa Bangun dan Desa

Bendoroto serta Utara berbatasan dengan Desa Sawahan dan Desa Margomulyo.

Desa Karanggandu berada di ketinggian 10.4 meter dari permukaan laut, yang

memiliki topografi di pantai dan pegunungan.

Penduduk Desa Karanggandu memiliki jumlah kepala keluarga 2.145.

Jumlah penduduk berdasarkan perbedaan jenis kelamin sebesar 6.670 jiwa,

dengan rincian 3.335 jiwa penduduk laki-laki dan 3.335 jiwa penduduk

perempuan (Tabel 19).

Tabel 19. Jumlah Penduduk Desa Karanggandu Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki – Laki 3.335

Perempuan 3.335

Total (Jiwa) 6.461

Sumber: Sukandar et al., 2017

Masyarakat potensial pengelola wisata yang terdapat di Desa Karanggandu

adalah kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) Kejung Samudro.

Page 65: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 57

Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) Kejung Samudro terletak di

wilayah Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek

tepatnya di pantai cengkrong. Pokmaswas ini berdiri tahun 1998 dan

beranggotakan 23 orang. Pokmaswas ini diketuai oleh Bapak Imam Saepudin dan

K. Asrory sebagai ketua 2, sekretaris dijabat oleh Sugit Haryanto dan bendahara

dijabat oleh Imam Saepudin. Di dalam pokmaswas ini juga memiliki beberapa

bidang yang terfokus pada mangrove, nelayan tangkap, pengolahan dan pariwisata

di daerah tersebut yang dikelola yaitu desa Karanggandu.

D. Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo

Wilayah Desa Tasikmadu memiliki letak astronomis (8.28347 LS –

111.71621 BT dan luas wilayah 26.64 km2, memiliki batas wilayah sebelah timur

yaitu Desa Kabupaten Tulungagung, selatan yaitu Samudera Hindia, barat yaitu

Desa Prigi serta Utara berbatasan dengan Desa Watulimo. Desa Tasikmadu berada

di ketinggian 245 meter dari permukaan laut, yang memiliki topografi di pantai

dan pegunungan.

Penduduk Desa Tasikmadu memiliki jumlah kepala keluarga 3864.

Jumlah penduduk berdasarkan perbedaan jenis kelamin sebesar 10.428 jiwa,

dengan rincian 5.138 jiwa penduduk laki-laki dan 5.290 jiwa penduduk

perempuan (Tabel 20).

Tabel 20. Jumlah Penduduk Desa Tasikmadu Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki – Laki 5.138

Perempuan 5.290

Total (Jiwa) 10.428

Sumber: Sukandar et al., 2017

Masyarakat potensial pengelola wisata yang terdapat di Desa Tasikmadu

adalah kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) Rembeng Raya.

Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Rembeng Raya terbentuk

pada tahun 2010, namun baru mendapatkan SK kepala Dinas Kelautan dan

Perikanan pada tahun 2016 yang beranggotakan 21 orang. Anngota kelompok

Page 66: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 58

pada tahun 2017 berjumlah 18 orang, dengan ketua adalah Bapak Kacuk

Wibisono, ST., sekretaris Bapak Gunawan dan bendahara Bapak Roji. Rata-rata

pendidikan terakhir anggota adalah lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Desa yang telah dikelola yaitu Desa Tasikmadu.

4.3 Pengelolaan Ekowisata Kini dan Mendatang

Mengacu pada analisis kesesuaian lahan untuk ekowisata yang telah

dilakukan, beberapa desa pesisir di Kabupaten Pacitan memiliki potensi untuk

dikembangkan lebih lanjut. Ekowisata yang memungkinkan untuk dikembangkan

adalah ekowisata rekreasi pantai, rekreasi laut, dan jelajah mangrove. Kelompok

masyarakat di wilayah pesisir Trenggalek diketahui berjumlah 11 kelompok

masyarakat, mengawasi ekosistem dan sumberdaya hayati pesisir dan laut di 12

desa pesisir Kabupaten Trenggalek (Tabel 21). Empat dari sejumlah kelompok

masyarakat tersebut diketahui telah memulai aktivitas ekowisata di wilayahnya,

antara lain di Desa Wonocoyo, Munjungan, Karanggandu, dan Tasikmadu.

Aktivitas masyarakat di desa desa tersebut antara lain:

A. Pantai Kili-Kili, Desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul

Kegiatan POKMASWAS ini mendapat banyak dukungan dari pemerintah

desa. Kegiatan yang telah dilakukan POKMASWAS Taman Kili-Kili antara lain:

Pendirian gedung pantau untuk pengawasan penyu yang naik untuk bertelur;

Melakukan patroli setiap malam di sepanjang pantai untuk pengamanan telur;

Pembuatan tempat penetasan telur; Pembuatan tempat penakaran bagi penyu yang

sudah menetas; dan perawatan penyu yang sakit atau terluka. Selain kegiatan

konservasi penyu, POKMASWAS juga melakukan kegiatan penanaman bibit

cemara laut bersama masyarakat sekitar. Kegiatan lain yang dilakukan adalah

ucul-ucul (pelepasan) Tukik bersama masyarakat dan pemerintah desa,

kecamatan, kabupaten dan provinsi. Pembangunan fisik lain sebagai fasilitas

pengunjung wilayah penakaran penyu adalah pendirian musholla untuk

memfasilitasi pengunjung yang ingin beribadah.

Perekonomian anggota kelompok masyarakat pengawas Taman Kili-Kili

dan masyarakat desa Panggul dapat terbantukan dengan adanya wisata pantai dan

Page 67: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 59

tempat konservasi penyu Taman Kili-Kili. Biaya retribusi untuk parkir kendaraan

dan tiket masuk ke wilayah konservasi Taman Kili-Kili. Selain itu usaha warung

makanan dan minuman di kawasan konservasi Taman Kili-kili. Dana yang masuk

dari tiket masuk ke tempat penakaran konservasi penyu digunakan untuk

perawatan tukik. Penyewaan rumah warga sebagai home stay bagi wisatawan

yang ingin bermalam juga memberikan pemasukan bagi masyarakat sekitar.

Rencana pengelolaan potensi wisata selanjutnya adalah mengembangkan

wisata edukasi agar meningkatnya edukasi masyarakat dan wisatawan terkait

konservasi penyu. Wisata edukasi lain yang akan dibangun seperti wisata outbond

yang akan dibuat di sekitar wilayah konservasi penyu taman kili-kili. Selain itu

akan ditambah jumlah tempat duduk di sekitar bibir pantai yang membentang di

kawasan pantai Kili-Kili. Pengadaan kapal wisata untuk wisata susur sungai di

wilayah desa Wonocoyo juga akan dilakukan.

B. Pantai Bendoroto, Desa Munjungan, Kecamatan Munjungan

Sebagai usaha dalam pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam yang ada.

POKMASWAS Bintang Panikan merintis dan membentuk POKMASWAS baru

yang bergerak di bidang pelestarian dan perawatan terumbu karang yang ada di

kawasan laut Kecamatan Munjungan. Pokmaswas yang dibina antara lain adalah

POKMASWAS Tunas Muda di Desa Ngulung kulon dan Pokmaswas Gurita

Emas di Desa Bendoroto.

Rencana kedepan POKMASWAS ini akan membantu menuntaskan Jalur

Lintas Selatan Munjungan-Prigi. Selain itu akan ada penambahan anggota yang

diambil dari setiap desa pesisir di kecamatan Munjungan untuk lebih

meningkatkan kualitas POKMASWAS Bintang Panikan. Pembangunan pos

pantau akan dibangun untuk menjaga dan melestarikan sumberdaya alam yang

ada.

C. Pantai Cengkrong, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo

Usaha POKMASWAS Kejung Samudro dalam mengelola Pantai Cengkrong

adalah rutin melakukan pengecekan dan merawat mangrove yang ada di wilayah

Pantai Cengkrong. POKMASWAS ini memfasilitasi kegiatan penanaman

Page 68: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 60

mangrove bagi wisatawan dan juga pengadaan bibit mangrove untuk kegiatan-

kegiatan penanaman mangrove. Kegiatan bersih pantai, dilakukan sebanyak 1 kali

dalam seminggu. Selain terfokus dengan wilayah konservasi dan sekitarnya,

pokmaswas ini juga melakukan pembagian tugas untuk mengelola wisata di pantai

tersebut.

Penanaman mangrove yang rutin meningkatkan minat masyarakat setempat

untuk terus mengunjungi wisata mangrove pantai cengkrong. Pengunjung wisata

mangrove yang dikelola oleh POKMASWAS Kejung Samodro pada musim

liburan berkisar antara 900-1000 orang perminggunya. Jumlah pengunjung yang

banyak akan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Penjualan makanan

dan minuman di lokasi wisata menjadi sumber pemasukan masyarakat. Selain itu

terdapat fasilitas yang menunjang dan dapat dinikmati oleh wisatawan yang

berkunjung ke tempat wisata tersebut. Tersedianya lahan parkir yang dikelola oleh

komponen pokmaswas tersebut memberikan keamanan terhadap kendaraan yang

dibawa oleh para wisatawan.

D. Pantai Mbangko’an, Pantai Kecil dan Pantai Mbesetan

Kegiatan pengawasan dan pelestarian sumberdaya alam di wilayah Desa

Tasikmadu sudah dilakukan oleh kelompok ini. Bersama dengan masyarakat

sekitar dan juga pihak terkait seperti Polisi Air dan Udara, Perhutani dan Lembaga

Masyarakat Desa Hutan (LMDH). Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan

POKMASWAS Rembeng Raya meliputi: Pencadangan wilayah Marine Protected

Area (MPA) sebagai daerah perlindungan sumberdaya ikan yang ada.

Pemasangan himbauan penjagaan terumbu karang dan peringatan mengenai batas

wilayah MPA di Desa Tasikmadu juga akan dilakukan.

Peningkatan potensi wisata di kawasan ini semakin ditingkatkan oleh

POKMASWAS Rembeng Raya dengan pengadaan Rumah Apung dengan

bantuan dari DKP Provinsi Jawa Timur. Hadirnya wisata rumah apung tersebut,

memberikan dampak positif bagi sumberdaya alam sekitarnya seperti:

bermunculannya gerombolan biota baru dan ikan yang berkembang biak di sekitar

rumah apung. Selain manfaat ekologis, rumah apung juga memberikan manfaat

ekonomis bagi kelompok dan masyarakat.

Page 69: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 61

POKMASWAS Rembeng Raya mengelola beberapa wisata bahari yang

terdapat di Desa Tasikmadu meliputi Pantai Mbangko’an, Pantai Kecil dan Pantai

Mbesetan. Rumah Apung berjarak kurang lebih 1 jam jika ditempuh dengan

menggunakan perahu dari pantai Mbesetan. Usaha mandiri yang dilakukan oleh

POKMASWAS bersama untuk meningkatkan perekonomian bagi masyarakat

adalah meningkatkan fasilitas pendukung wisata seperti warung kopi dan

makanan ringan. Selain itu pengunjung juga dapat menyewa beberapa alat

snorkling dan perahu kano untuk digunakan di sekitar rumah apung tersebut.

Rata-rata pengunjung yang datang per-minggu adalah kurang lebih 50-60 orang.

Sedangkan pada saat perayaan hari besar, terdapat kenaikan jumlah pengunjung

hingga kurang lebih 100 orang. Setiap fasilitas wisata di kawasan tersebut dijaga

dan diawasi oleh anggota POKMASWAS sesuai dengan jadwal piket yang dibuat

bersama seluruh komponen pokmaswas rembeng raya. Tujuan pengelolaan

ekowisata tersebut untuk merawat dan memberdayakan potensi yang ada di

kawasan pantai Desa Tasikmadu.

Pengembangan ekowisata di wilayah pesisir Kabupaten Trenggalek dapat

terus diselenggarakan dengan melakukan pendampingan masyarakat di beberapa

desa pesisir. Pendampingan masyarakat di Desa Wonocoyo, Munjungan,

Karanggandu, dan Tasikmadu dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan

kelompok masyarakat dalam mengelola ekowista, sementara pendampingan

masyarakat di Desa Margomulyo, Ngulung Kulon, Craken, Masaran, Tawing,

Bendoroto, Nglebeng, dan Prigi dilakukan untuk membangkitkan semangat

kelompok masyarakat dalam menjaga kondisi sumberdaya alamnya.

Page 70: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 62

Tabel 21. Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai

NO NAMA DESA

NILAI KERITERIA TEKNIS

Total

Nilai

Prosentase

Kesesuaian

(%)

Kriteria

Kesesuaian Kedalaman

perairan

Tipe

pantai

Material

dasar

perairan

Kecepatan

arus

Kemiringan

pantai

Penutupan

lahan

pantai

Biota

berbahaya

Ketersediaan

air tawar

Kab. Trenggalek

1 Wonocoyo 10 10 12 12 8 9 9 9 79 85 SANGAT SESUAI

2 Ngulung wetan 10 10 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

3 Prigi 10 10 12 12 8 3 9 9 73 78 SANGAT SESUAI

4 Nglebeng 10 10 12 12 8 6 9 3 70 75 SANGAT SESUAI

5 Ngulung Kulon 10 10 12 12 8 6 9 3 70 75 SANGAT SESUAI

6 Bendoroto 10 10 12 8 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

7 Karanggandu 10 10 12 8 8 3 9 9 69 74 SANGAT SESUAI

8 Tasikmadu 10 10 12 8 8 3 9 9 69 74 SANGAT SESUAI

9 Craken 10 10 12 8 8 6 9 3 66 71 SESUAI

10 Masaran 10 10 12 8 8 6 9 3 66 71 SESUAI

11 Tawing 10 10 8 8 8 9 9 3 65 70 SESUAI

12 Munjungan 10 10 12 8 8 3 9 3 63 68 SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 N

Nilai 93 63 31

Prosentase (%) 100 67 33

Page 71: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 63

BAB 5

POTENSI EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA

TIMUR KABUPATEN TULUNGAGUNG

Page 72: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 64

BAB 5

POTENSI EKOWISATA PESISIR DAN LAUT

JAWA TIMUR KABUPATEN TULUNGAGUNG

Kabupaten Tulungagung merupakan daerah yang berada di selatan Jawa

Timur dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia memiliki luas wilayah

1.055,65 km2. Kabupaten Tulungagung terbagi menjadi 19 Kecamatan, 14

Kelurahan dan 257 Desa. Kabupaten yang terletak pada posisi 111o 43’ – 112o 07’

BT dan 7o 51’ – 8o 18’ LS, memiliki 4 (empat) kecamatan pesisir yaitu kecamatan

Tanggung Gunung, Pucang Laban, Kalidawir dan Besuki (Kabupaten

Tulungagung, 2013). Kecamatan Tanggung Gunung memiliki desa pesisir

potensial ekowisata yaitu Desa Ngrejo (Gambar 23).

Gambar 23. Pantai Brumbun, Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung

Page 73: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 65

5.1 Sumber Alam Potensial Wisata

Pantai Brumbun di Dusun Brumbun, Desa Ngrejo, Kecamatan

Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung merupakan pantai yang berada pada

bujur 111o 50’ 06’’ – 111o 50’ 08’’ BT dan 08o 15’ 40’’ – 08o 15’ 51’’ LS. Objek

wisata Pantai Brumbun ± 37 km dari pusat kota menuju arah selatan. Kondisi

alam pantai ini bervariasi dengan pemandangan perbukitan dan ekosistem

mangrove (Gambar 24).

Gambar 24. Peta Potensi Mangrove di Kabupaten Tulungagung

Pantai Brumbun memiliki karakteristik pantai berpasir putih dengan

kedalaman > 10 meter, panjang pantai mencapai 1.1 km meter dengan lahan

terbuka yang masih banyak ditumbuhi pohon kelapa. Ekosistem mangrove yang

berada di daerah tersebut memiliki kerapatan yang cukup baik. Kawasan hutan

mangrove di desa Ngrejo berada di muara sungai.

Page 74: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 66

5.2 Masyarakat Potensial Pengelola Wisata

Kelompok masyarakat di desa pesisir Kabupaten Tulungagung diketahui

berjumlah 16 kelompok masyarakat, mengawasi ekosistem dan sumberdaya hayati

pesisir dan laut di 12 desa pesisir. Satu dari sejumlah kelompok masyarakat

tersebut diketahui telah memulai aktivitas ekowisata di wilayahnya, yaitu

Pokmaswas Rekso Samudro. Berikut disampaikan lebih jelas terkait aktivitas

masyarakat di desa desa tersebut:

Desa Ngrejo, Kecamatan Tanggunggunung

Wilayah Desa Ngrejo memiliki luas desa sebesar 41.53 km2 batas wilayah

sebelah timur yaitu Desa Jengglungharjo, selatan yaitu Samudera Hindia, barat

yaitu Kecamatan Besuki serta Utara berbatasan dengan Desa Ngepoh.

Penduduk Desa Tasikmadu memiliki jumlah kepala keluarga 1.364. Jumlah

penduduk berdasarkan perbedaan jenis kelamin sebesar 3.519 jiwa, dengan rincian

1.740 jiwa penduduk laki-laki dan 1.779 jiwa penduduk perempuan (Tabel 22).

Tabel 22. Jumlah Penduduk Desa Ngrejo Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

Laki – Laki 1.740

Perempuan 1.779

Total (Jiwa) 3.519

Sumber: Sukandar et al., 2017

Masyarakat potensial pengelola wisata yang terdapat di Desa Ngrejo

adalah kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) Rekso Samudro.

Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) Rekso Samudro telah

dibentuk pada tahun 2013 dengan jumlah anggota 26 orang, dan tahun 2017

jumlah anggota bertambah menjadi 28 orang. Pokmaswas ini bernama“Rekso

Samudra” yang diketuai oleh Bapak Supriyanto, bagian sekretaris dijabat oleh

Bapak Nyaniran dan untuk bendahara dijabat oleh Bapak Sumani. Rata-rata

komposisi pendidikan terakhir anggota adalah lulusan Sekolah Dasar (SD).

Wisata Pantai Brumbun ini terletak di Dusun Brumbun, Desa Ngrejo, Kecamatan

Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung.

Page 75: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 67

5.3 Pengelolaan Ekowisata Kini dan Mendatang

Mengacu pada analisis kesesuaian lahan untuk ekowisata yang telah

dilakukan (Tabel 23), beberapa desa pesisir di Kabupaten Pacitan memiliki

potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. Ekowisata yang memungkinkan untuk

dikembangkan adalah ekowisata rekreasi pantai, rekreasi laut, dan jelajah

mangrove. Kelompok masyarakat di wilayah pesisir Trenggalek diketahui

berjumlah 16 kelompok masyarakat, mengawasi ekosistem dan sumberdaya hayati

pesisir dan laut di 12 desa pesisir Kabupaten Trenggalek. 1 (satu) dari sejumlah

kelompok masyarakat tersebut diketahui telah memulai aktivitas ekowisata di

wilayahnya, yaitu di Desa Ngrejo. Aktivitas masyarakat di desa desa tersebut

antara lain:

POKMASWAS Rekso Samudro rutin melakukan penanaman bibit cemara

udang di daerah pantai guna menghindari abrasi. Sebagai upaya pengawasan dan

perlindungan pantai kelompok ini membuat pos pantau dan sekaligus berfungsi

sebagai tempat rapat anggota yang dilakukan 1 bulan sekali. Pokmaswas ini

memiliki agenda rutin yaitu bersih-bersih pantai sebanyak 1 kali dalam 2 minggu.

Selain itu Dinas Kelautan dan Perikanan juga beberapa kali berkunjung untuk

mengadakan sosialisasi kepada masyarakat dan pokmaswas untuk menjaga

potensi dan menyatukan kerjasama antar warga.

Rata-rata pengunjung yang datang ke kawasan pantai brumbun pada hari

biasa sekitar 50 orang per-minggu. Terjadi peningkatan pengunjung pada saat hari

besar sebanyak kurang lebih 100 orang. Masyarakat memfasilitasi kedatangan

pengunjung tersebut dengan membuat fasilitas parkir motor dan warung yang

menjual berbagai makanan dan minuman. Selain itu akses menuju wilayah Pantai

Brumbun sedang di perbaiki dengan dana swadaya masyarakat.

Rencana pengelolaan Pantai Brumbun dan desa pesisir di Kabupaten

Trenggalek adalah peningkatan pendukung wisata meliputi tempat duduk

wisatawan, kamar mandi umum, perbaikan akses menuju lokasi dan pengadaan

rumah apung sebagai daya tarik wisata. Sebagai usaha peningkatan perekonomian

masyarakat sekitar, warung makanan dan minuman di lokasi wisata juga akan

ditambah. Selain itu juga akan dilakukan sosisalisasi kepada masyarakat pesisir,

khususnya kepada Pokmaswas yang belum berjalan.

Page 76: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 68

Pengembangan ekowisata di wilayah pesisir Kabupaten Tulungagung

dapat terus diselenggarakan dengan melakukan pendampingan masyarakat di

beberapa desa pesisir. Pendampingan masyarakat di Desa Ngrejo dilakukan untuk

meningkatkan keterampilan kelompok masyarakat dalam mengelola ekowista,

sementara pendampingan masyarakat di Desa Besole, Jengklungharjo, Kalibatur,

Rejosari, Panggungkalak, Pucanglaban, Plandirejo, Tumpakoyot, Bululawang,

Sidomulyo, dan Tumpakkepuh, dilakukan untuk membangkitkan semangat

kelompok masyarakat dalam menjaga kondisi sumberdaya alamnya.

Page 77: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 69

Tabel 23. Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai Kabupaten Tulungagung

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 N

Nilai 93 63 31

Prosentase (%) 100 67 33

NO NAMA DESA

NILAI KERITERIA TEKNIS

Total

Nilai Prosentase

Kesesuaian

(%)

Kriteria

Kesesuaian Kedalaman

perairan

Tipe

pantai

Material

dasar

perairan

Kecepatan

arus

Kemiringan

pantai

Penutupan

lahan

pantai

Biota

berbahaya

Ketersediaan

air tawar

Kab. Tulung Agung

1 Ngrejo 10 15 12 12 12 9 9 9 88 95 SANGAT SESUAI

2 Besole 10 15 12 12 8 3 9 9 78 84 SANGAT SESUAI

3 Panggungkalak 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

4 Rejosari 10 15 12 12 8 6 9 3 75 81 SANGAT SESUAI

5 Pucanglaban 10 15 12 12 8 6 9 3 75 81 SANGAT SESUAI

6 Plandirejo 10 15 8 12 8 9 9 3 74 80 SANGAT SESUAI

7 Jenggklungharjo 10 15 8 8 8 6 9 3 67 72 SESUAI

8 Tumpakoyot 10 15 12 8 4 6 9 3 67 72 SESUAI

9 Kalibatur 10 10 8 12 8 6 9 3 66 71 SESUAI

10 Bululawang 10 10 8 8 8 6 9 3 62 67 SESUAI

11 Sidomulyo 10 10 8 8 8 6 9 3 62 67 SESUAI

12 Tumpakkepuh 10 10 8 8 8 6 9 3 62 67 SESUAI

Page 78: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 70

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kebudayaan dan Pariwisata dan WWF Indonesia (Depbudpar-WWF).

2009. Prinsip dan Kriteria: Ekowisata Berbasis Masyarakat.

Direktorat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 2013. Pedoman Teknis

Penyusunan RZWP-3-K. Kabupaten/Kota: Jakarta.

Fandeli, C., Mukhlison. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan

Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

Peraturan Menteri Dalam Negeri No.33 Tahun 2009. Tentang Pedoman

Pengembangan Ekowisata Daerah.

Ramadhan, S., P. Patana, Z.A. Harap, 2014. Analisis kesesuaian dan daya dukung

kawasan wisata pantai cermin kabupaten Serdang Bedagai. Makalah.

Departemen Managemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatra Utara.

Satria, D. 2009. Strategi pengembangan ekowisata berbasis ekonomi lokal dalam

rangka program pengentasan kemiskinan di wilayah kabupaten Malang.

Journal of Indonesian Applied Economics. Vol. 3 No.1: 37-47.

Sukandar, M. Handayani, C.S.U. Dewi, C.J. Harsindhi, A.W. Maulana, Supriyadi,

A. Bahroni. 2017. Profil Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur. Bidang

kelautan, pesisir dan pengawasan. Dinas kelautan dan perikanan provinsi

jawa timur: Surabaya

UNESCO. 2009. Ekowisata: Panduan Dasar Pelaksanaan. Jakarta

Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari sebagai Alternatif Pemanfaatan

Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah Seminar Sains pada

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan IPB: Bogor

Widiyanto, Eri. 2016. Strategi Pengembangan Potensi Wisata 5 Pantai

Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Sekolah Pascasarjana: Universitas

Gadjah Mada

Page 79: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 71

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Hasil Karakterisasi Kabupaten Pacitan

Tabel Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai

NO NAMA DESA

NILAI KERITERIA TEKNIS

Total

Nilai

Prosentase

Kesesuaian

(%)

Kriteria

Kesesuaian Kedalaman

perairan

Tipe

pantai

Material

dasar

perairan

Kecepatan

arus

Kemiringan

pantai

Penutupan

lahan

pantai

Biota

berbahaya

Ketersediaan

air tawar

Kab. Pacitan

1 Kalak 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

2 Sendang 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

3 Watu Karung 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

4 Jlubang 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

5 Candi 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

6 Poko 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

7 Dadapan 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

8 Baleharjo 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

9 Kembang 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

10 Plumbungan 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

11 Klesem 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

12 Widoro 5 15 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

13 Karangnongko 5 15 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

14 Kalipelus 5 15 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

15 Katipugal 5 15 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

16 worawari 5 15 8 12 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

Page 80: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 72

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

17 Jetak 5 15 8 12 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

18 Sidomulyo 5 15 8 12 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

19 hadiwarno 5 15 8 12 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

20 Sidoharjo 10 15 4 12 8 3 9 3 64 69 SESUAI

21 Ploso 10 15 4 12 8 3 9 3 64 69 SESUAI

22 Sidomulyo 5 10 8 12 8 9 9 3 64 69 SESUAI

S1 S2 N

Maksimum Nilai

Prosentase (%) 93 62 31

100 67 33

Page 81: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 73

Tabel Nilai Kriteria Wisata Selam

NO NAMA DESA

NILAI KRITERIA TEKNIS

Total

Bobot

Prosentase

Kesesuaian

(%)

KRITERIA

KESESUAIAN Penutupan

komunitas

karang

Jenis

life form

karang

Jumlah jenis

ikan karang

Kecepatan

arus

Kedalaman

terumbu

karang

Kab. Pacitan

1 Sidomulyo 1 0 3 3 3 10 26 SESUAI BERSYARAT

2 Dadapan 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

3 Sidoharjo 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

4 Baleharjo 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

5 Ploso 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

6 Kembang 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

7 Plumbungan 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

8 Sidomulyo 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

9 worawari 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

10 Jetak 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

11 hadiwarno 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

12 Widoro 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

13 Kalak 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

14 Sendang 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

15 Watu Karung 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

16 Jlubang 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

17 Candi 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

18 Poko 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

19 Karangnongko 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

Page 82: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 74

NO NAMA DESA

NILAI KRITERIA TEKNIS

Total

Bobot

Prosentase

Kesesuaian

(%)

KRITERIA

KESESUAIAN Penutupan

komunitas

karang

Jenis

life form

karang

Jumlah jenis

ikan karang

Kecepatan

arus

Kedalaman

terumbu

karang

20 Kalipelus 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

21 Katipugal 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

22 Klesem 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian: S1 S2 S3 TS

Maksimum Nilai 39 26 13 0

Prosentase (%) 100 67 33 0

Page 83: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 75

Tabel Nilai Kriteria Wisata Snorkling

NO NAMA DESA

KRITERIA TEKNIS

PROSENTASE

KESESUAIAN

(%)

KRITERIA

KESESUAIAN Penutupan

komunitas

karang

Jenis

life

form

karang

Jumlah

jenis

ikan

karang

Kecepatan

arus

Kedalaman

terumbu

karang

Lebar

Hamparan

Karang

TOTAL

BOBOT

Kab Pacitan

1 Sidomulyo 0 0 3 3 3 0 9 23 SESUAI BERSYARAT

2 Dadapan 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

3 Sidoharjo 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

4 Baleharjo 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

5 Ploso 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

6 Kembang 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

7 Plumbungan 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

8 Sidomulyo 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

9 worawari 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

10 Jetak 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

11 hadiwarno 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

12 Widoro 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

Page 84: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 76

NO NAMA DESA

KRITERIA TEKNIS

PROSENTASE

KESESUAIAN

(%)

KRITERIA

KESESUAIAN Penutupan

komunitas

karang

Jenis

life

form

karang

Jumlah

jenis

ikan

karang

Kecepatan

arus

Kedalaman

terumbu

karang

Lebar

Hamparan

Karang

TOTAL

BOBOT

13 Kalak 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

14 Sendang 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

15 Watu Karung 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

16 Jlubang 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

17 Candi 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

18 Poko 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

19 Karangnongko 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

20 Kalipelus 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

21 Katipugal 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

22 Klesem 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian: S1 S2 S3 TS

Maksimum Nilai 39 26 13 0

Prosentase (%) 100 67 33 0

Page 85: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 77

Tabel Nilai Kriteria Wisata Olahraga Pantai

NO NAMA DESA

Kriteria Teknis

Jumlah

Nilai

Prosentase

Kesesuaian (%) Kriteria Kesesuaian Substrat (5)

Panjang

pantai (m) (5)

Tipe pantai

(3)

Penutupan lahan

pantai (3)

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

Kab. Pacitan

1 Widoro 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

2 Watu Karung 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

3 Poko 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

4 Dadapan 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

5 Sukorejo 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

6 Kembang 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

7 Plumbungan 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

8 Karangnongko 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

9 Kalipelus 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

10 Klesem 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

11 hadiwarno 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

12 Kalak 3 15 2 10 3 9 3 9 43 68 SANGAT SESUAI

13 Sendang 3 15 2 10 3 9 3 9 43 68 SANGAT SESUAI

14 Candi 3 15 2 10 3 9 3 9 43 68 SANGAT SESUAI

15 worawari 3 15 2 10 3 9 3 9 43 68 SANGAT SESUAI

16 Jetak 3 15 2 10 3 9 3 9 43 68 SANGAT SESUAI

17 Sidomulyo 3 15 2 10 3 9 3 9 43 68 SANGAT SESUAI

18 Pager Kidul 3 15 3 15 3 9 1 3 42 67 SESUAI

19 Sidoharjo 3 15 3 15 3 9 1 3 42 67 SESUAI

20 Jlubang 3 15 1 5 3 9 3 9 38 60 SESUAI

Page 86: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 78

NO NAMA DESA

Kriteria Teknis

Jumlah

Nilai

Prosentase

Kesesuaian (%) Kriteria Kesesuaian Substrat (5)

Panjang

pantai (m) (5)

Tipe pantai

(3)

Penutupan lahan

pantai (3)

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

21 Katipugal 3 15 1 5 3 9 3 9 38 60 SESUAI

22 Sidomulyo 3 15 1 5 3 9 3 9 38 60 SESUAI

23 Ploso 3 15 2 10 3 9 1 3 37 59 SESUAI

24 Pager Lor 3 15 1 5 3 9 1 3 32 51 SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 N

Maksimum Nilai

Prosentase (%) 93 62 31

100 67 33

Page 87: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 79

Tabel Nilai Kriteria Wisata Jet Sky

NO NAMA DESA

NILAI KRITERIA TEKNIS

Total Bobot Prosentase Kesesuaian (%) Kriteria Kesesuaian Kedalaman Kecepatan arus

Kab. Pacitan

1 Sidomulyo 9 15 24 100 SANGAT SESUAI

2 Jetak 9 15 24 100 SANGAT SESUAI

3 Sidomulyo 9 15 24 100 SANGAT SESUAI

4 hadiwarno 9 15 24 100 SANGAT SESUAI

5 Dadapan 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

6 Sidoharjo 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

7 Baleharjo 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

8 Ploso 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

9 Kembang 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

10 Plumbungan 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

11 worawari 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

12 Widoro 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

13 Karangnongko 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

14 Kalak 6 10 16 67 SESUAI

15 Sendang 6 10 16 67 SESUAI

16 Watu Karung 6 10 16 67 SESUAI

17 Jlubang 6 10 16 67 SESUAI

18 Candi 6 10 16 67 SESUAI

19 Poko 6 10 16 67 SESUAI

20 Kalipelus 6 10 16 67 SESUAI

Page 88: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 80

NO NAMA DESA

NILAI KRITERIA TEKNIS

Total Bobot Prosentase Kesesuaian (%) Kriteria Kesesuaian Kedalaman Kecepatan arus

21 Katipugal 6 10 16 67 SESUAI

22 Klesem 6 10 16 67 SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 N

Maksimum Nilai 93 62 31

Prosentase (%) 100 67 33

Page 89: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 81

LAMPIRAN 2. Hasil Karakterisasi Kabupaten Trenggalek

Tabel Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai

NO NAMA DESA

NILAI KERITERIA TEKNIS

Total

Nilai Prosentase

Kesesuaian

(%)

Kriteria

Kesesuaian Kedalaman

perairan

Tipe

pantai

Material

dasar

perairan

Kecepatan

arus

Kemiringan

pantai

Penutupan

lahan

pantai

Biota

berbahaya

Ketersediaan

air tawar

Kab. Trenggalek

1 Wonocoyo 10 10 12 12 8 9 9 9 79 85 SANGAT SESUAI

2 Ngulung wetan 10 10 12 12 8 9 9 3 73 78 SANGAT SESUAI

3 Prigi 10 10 12 12 8 3 9 9 73 78 SANGAT SESUAI

4 Nglebeng 10 10 12 12 8 6 9 3 70 75 SANGAT SESUAI

5 Ngulung Kulon 10 10 12 12 8 6 9 3 70 75 SANGAT SESUAI

6 Bendoroto 10 10 12 8 8 9 9 3 69 74 SANGAT SESUAI

7 Karanggandu 10 10 12 8 8 3 9 9 69 74 SANGAT SESUAI

8 Tasikmadu 10 10 12 8 8 3 9 9 69 74 SANGAT SESUAI

9 Craken 10 10 12 8 8 6 9 3 66 71 SESUAI

10 Masaran 10 10 12 8 8 6 9 3 66 71 SESUAI

11 Tawing 10 10 8 8 8 9 9 3 65 70 SESUAI

12 Munjungan 10 10 12 8 8 3 9 3 63 68 SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 N

Maksimum Nilai 93 62 31

Prosentase (%) 100 67 33

Page 90: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 82

Tabel Nilai Kriteria Wisata Selam

NO NAMA DESA

NILAI KRITERIA TEKNIS

Total

Bobot

Prosentase

Kesesuaian

(%)

KRITERIA

KESESUAIAN Penutupan

komunitas

karang

Jenis life

form

karang

Jumlah

jenis ikan

karang

Kecepatan

arus

Kedalaman

terumbu

karang

Kab. Trenggalek

1 Tawing 0 0 3 2 3 8 21 SESUAI BERSYARAT

2 Prigi 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

3 Wonocoyo 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

4 Nglebeng 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

5

Ngulung

Kulon 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

6 Craken 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

7 Masaran 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

8 Munjungan 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

9 Karanggandu 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

10 Tasikmadu 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

11

Ngulung

Wetan 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

12 Bendoroto 0 0 0 1 0 1 3 TIDAK SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 S3 TS

Maksimum Nilai

Prosentase (%)

39 26 13 0

100 67 33 0

Page 91: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 83

Tabel Nilai Kriteria Wisata Snorkling

NO NAMA DESA

KRITERIA TEKNIS

Penutupan

komunitas

karang

Jenis

life

form

karang

Jumlah

jenis

ikan

karang

Kecepatan

arus

Kedalaman

terumbu

karang

Lebar

Hamparan

Karang

TOTAL

BOBOT

PROSENTASE

KESESUAIAN

(%)

KRITERIA

KESESUAIAN

Kab. Trenggalek

1 Tawing 0 0 3 2 3 0 8 21 SESUAI BERSYARAT

2 Margomulyo 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

3 Wonocoyo 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

4 Nglebeng 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

5 Ngulung Kulon 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

6 Craken 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

7 Masaran 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

8 Munjungan 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

9 Karanggandu 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

10 Prigi 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

11 Tasikmadu 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

12 Bendoroto 0 0 0 1 0 0 1 3 TIDAK SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 S3 TS

Maksimum Nilai 39 26 13 0

Prosentase (%) 100 67 33 0

Page 92: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 84

Tabel Nilai Kriteria Wisata Olahraga Pantai

NO NAMA DESA

Kriteria Teknis

Jumlah

Nilai

Prosentase

Kesesuaian (%) Kriteria Kesesuaian Substrat (5)

Panjang pantai

(m) (5) Tipe pantai (3)

Penutupan

lahan pantai

(3)

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

Kab. Trenggalek

1 Wonocoyo 3 15 3 15 2 6 3 9 45 71 SANGAT SESUAI

2 Bendoroto 3 15 3 15 2 6 3 9 45 71 SANGAT SESUAI

3 Ngulung wetan 3 15 3 15 2 6 3 9 45 71 SANGAT SESUAI

4 Tasikmadu 3 15 3 15 2 6 3 9 45 71 SANGAT SESUAI

5 Nglebeng 3 15 3 15 2 6 2 6 42 67 SESUAI

6 Craken 3 15 3 15 2 6 2 6 42 67 SESUAI

7 Masaran 3 15 3 15 2 6 2 6 42 67 SESUAI

8 Tawing 2 10 3 15 2 6 3 9 40 63 SESUAI

9 Karanggandu 3 15 3 15 2 6 1 3 39 62 SESUAI

10 Prigi 3 15 3 15 2 6 1 3 39 62 SESUAI

11 Ngulung Kulon 3 15 2 10 2 6 2 6 37 59 SESUAI

12 Munjungan 3 15 2 10 2 6 1 3 34 54 SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 N

Maksimum Nilai 93 62 31

Prosentase (%) 100 67 33

Page 93: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 85

Tabel Nilai Kriteria Wisata Jet Sky

NO NAMA DESA

NILAI KRITERIA TEKNIS

Total Bobot Prosentase

Kesesuaian (%) Kriteria Kesesuaian

Kedalaman Kecepatan arus

Kab. Trenggalek

1 Margomulyo 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

2 Wonocoyo 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

3 Ngulung Kulon 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

4 Craken 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

5 Masaran 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

6 Tawing 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

7 Bendoroto 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

8 Karanggandu 9 10 19 79 SANGAT SESUAI

9 Nglebeng 6 10 16 67 SESUAI

10 Munjungan 6 10 16 67 SESUAI

11 Prigi 6 10 16 67 SESUAI

12 Tasikmadu 6 10 16 67 SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

LAMPIRAN 3. Hasil Karakterisasi Kabupaten Tulungagung

Tabel Nilai Kriteria Wisata Rekreasi Pantai

S1 S2 N

Maksimum Nilai 93 62 31

Prosentase (%) 100 67 33

Page 94: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 86

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

NO NAMA DESA

NILAI KERITERIA TEKNIS

Total

Nilai Prosentase

Kesesuaian

(%)

Kriteria

Kesesuaian Kedalaman

perairan

Tipe

pantai

Material

dasar

perairan

Kecepatan

arus

Kemiringan

pantai

Penutupan

lahan

pantai

Biota

berbahaya

Ketersediaan

air tawar

Kab. Tulung Agung

1 Ngrejo 10 15 12 12 12 9 9 9 88 95 SANGAT SESUAI

2 Besole 10 15 12 12 8 3 9 9 78 84 SANGAT SESUAI

3 Panggungkalak 10 15 12 12 8 9 9 3 78 84 SANGAT SESUAI

4 Rejosari 10 15 12 12 8 6 9 3 75 81 SANGAT SESUAI

5 Pucanglaban 10 15 12 12 8 6 9 3 75 81 SANGAT SESUAI

6 Plandirejo 10 15 8 12 8 9 9 3 74 80 SANGAT SESUAI

7 Jenggklungharjo 10 15 8 8 8 6 9 3 67 72 SESUAI

8 Tumpakoyot 10 15 12 8 4 6 9 3 67 72 SESUAI

9 Kalibatur 10 10 8 12 8 6 9 3 66 71 SESUAI

10 Bululawang 10 10 8 8 8 6 9 3 62 67 SESUAI

11 Sidomulyo 10 10 8 8 8 6 9 3 62 67 SESUAI

12 Tumpakkepuh 10 10 8 8 8 6 9 3 62 67 SESUAI

S1 S2 N

Maksimum Nilai 93 62 31

Prosentase (%) 100 67 33

Page 95: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 87

Tabel Nilai Kriteria Wisata Selam

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 S3 TS

Maksimum Nilai

Prosentase (%)

39 26 13 0

100 67 33 0

NO NAMA DESA

NILAI KRITERIA TEKNIS Total Bobot

Prosentase Kesesuaian (%)

KRITERIA KESESUAIAN

Penutupan komunitas

karang

Jenis life form

karang

Jumlah jenis ikan

karang

Kecepatan arus

Kedalaman terumbu karang

Kab. Tulung Agung

1 Jengklungharjo 0 0 0 2 3 5 13 TIDAK SESUAI

2 Besole 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

3 Ngrejo 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

4 Plandirejo 0 0 0 3 0 3 8 TIDAK SESUAI

5 Kalibatur 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

6 Rejosari 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

7 Panggungkatak 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

8 Pucanglaban 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

9 Tumpakoyot 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

10 Bululawang 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

11 Sidomulyo 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

12 Tumpakkepuh 0 0 0 2 0 2 5 TIDAK SESUAI

Page 96: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 88

Tabel Nilai Kriteria Wisata Snorkling

NO NAMA DESA

KRITERIA TEKNIS

Penutupan

komunitas

karang

Jenis

life

form

karang

Jumlah

jenis

ikan

karang

Kecepatan

arus

Kedalaman

terumbu

karang

Lebar

Hamparan

Karang

TOTAL

BOBOT

PROSENTASE

KESESUAIAN

(%)

KRITERIA

KESESUAIAN

Kab. Tulung Agung

1 Jengklungharjo 0 0 0 2 3 0 5 13 TIDAK SESUAI

2 Besole 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

3 Ngrejo 0 0 0 3 0 0 3 8 TIDAK SESUAI

4 Kalibatur 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

5 Rejosari 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

6 Panggungkatak 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

7 Pucanglaban 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

8 Plandirejo 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

9 Tumpakoyot 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

10 Bululawang 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

11 Sidomulyo 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

12 Tumpakkepuh 0 0 0 2 0 0 2 5 TIDAK SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 S3 TS

Maksimum Nilai

Prosentase (%)

39 26 13 0

100 67 33 0

Page 97: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 89

Tabel Nilai Kriteria Wisata Olahraga Pantai

NO NAMA DESA

Kriteria Teknis

Jumlah

Nilai

Prosentase

Kesesuaian

(%)

Kriteria

Kesesuaian Substrat (5)

Panjang pantai

(m) (5)

Tipe pantai

(3)

Penutupan lahan

pantai (3)

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

Kab. Tulung Agung

1 Ngrejo 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

2 Panggungkalak 3 15 3 15 3 9 3 9 48 76 SANGAT SESUAI

3 Pucanglaban 3 15 3 15 3 9 2 6 45 71 SANGAT SESUAI

4 Besole 3 15 3 15 3 9 1 3 42 67 SESUAI

5 Jengklungharjo 2 10 3 15 3 9 2 6 40 63 SESUAI

6 Tumpakoyot 3 15 2 10 3 9 2 6 40 63 SESUAI

7 Plandirejo 2 10 2 10 3 9 3 9 38 60 SESUAI

8 Kalibatur 2 10 3 15 2 6 2 6 37 59 SESUAI

9 Rejosari 3 15 1 5 3 9 2 6 35 56 SESUAI

10 Bululawang 2 10 2 10 2 6 2 6 32 51 SESUAI

11 Tumpakkepuh 2 10 2 10 2 6 2 6 32 51 SESUAI

12 Sidomulyo 2 10 1 5 2 6 2 6 27 43 SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 N

Maksimum Nilai 93 62 31

Prosentase (%) 100 67 33

Page 98: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 90

Tabel Nilai Kriteria Wisata Jet Sky

NO NAMA DESA

NILAI KRITERIA TEKNIS

Total Bobot Prosentase Kesesuaian (%) Kriteria Kesesuaian Kedalaman Kecepatan arus

Kab. Tulung Agung

1 Besole 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

2 Ngrejo 6 15 21 88 SANGAT SESUAI

3 Jengklungharjo 6 10 16 67 SESUAI

4 Kalibatur 6 10 16 67 SESUAI

5 Rejosari 6 10 16 67 SESUAI

6 Panggungkatak 6 10 16 67 SESUAI

7 Pucanglaban 6 10 16 67 SESUAI

8 Plandirejo 6 10 16 67 SESUAI

9 Tumpakoyot 6 10 16 67 SESUAI

10 Bululawang 6 10 16 67 SESUAI

11 Sidomulyo 6 10 16 67 SESUAI

12 Tumpakkepuh 6 10 16 67 SESUAI

Keterangan Prosentase Kriteria Kesesuaian:

S1 S2 N

Maksimum Nilai 93 62 31

Prosentase (%) 100 67 33

Page 99: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 91

TENTANG PENULIS

Ir.Sukandar, MP. lahir di Randuagung, 12 Desember 1959 .

Penulis menamatkan program pendidikan S-1 dan S-2 di

Universitas Brawijaya. Penulis adalah dosen di Departemen

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Beberapa mata kuliah

yang diasuh oleh penulis diantaranya Metode Penangkapan

Ikan, Konservasi Sumberdaya Pesisir Dan Laut Dan Pemetaan

Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan, Widya Selam. Penulis

telah berpengalaman bekerja dalam dunia perikanan dan

kelautan sejak tahun 2000 dan penulis juga aktif dalam

melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan

membina 246 Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) di kawasan

pesisir Jawa Timur.

Citra Satrya Utama Dewi, M.Si lahir di Jember, pada 27

januari 1984. Ibu dari dua putri ini menyelesaikan program

sarjana dan magister Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

(IPB). Penulis telah berpengalaman bekerja dalam dunia

perikanan kelautan sejak Tahun 2007, dan saat ini menjadi

dosen tetap di Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

Beberapa mata kuliah yang diasuh oleh penulis, antara lain:

Renang, Widya Selam, Selam Keahlian, Botani Laut, dan

Konservasi Sumberdaya Pesisir dan Laut. Penulis telah menghasilkan beberapa

karya ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan pertemuan ilmiah, dan dalam

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, yang berjudul Keragaman Lamun Di

Teluk Banten, Provinsi Banten dan Komponen Fitokimia dan Toksisitas Senyawa

Bioaktif dari Lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii dari Pulau

Pramuka, Dki Jakarta.

Rois Syarif Qoidhul Haq, S.Pi, Lahir di Bekasi, pada tanggal

1 Februari 1994. Penulis menyelesaikan sekolah S1 nya di

program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya pada

tahun 2016. Saat ini Rois sudah menjadi Awardee beasiswa

LPDP PK-112 dan akan memulai studi S2 nya di Teknologi

Perikanan Laut IPB, Bogor pada bulan September 2018.

Pengalaman penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis

antara lain tentang pengaruh diameter telur penyu terhadap

tingkat penetasan telur penyu Hijau (Chelonia mydas) di

sarang semi alami dan juga menjadi pemakalah di kegiatan Symposium Nasional

Dugong dan Habitat Lamun pada tahun 2016 tentang penerapan metode EAFM

dalam upaya penyadartahuan konservasi Dugong kepada POKMASWAS di Pulau

Bawean.

Page 100: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 92

Chuldyah Jengkarili Harsindhi, S,Kel. Sering disapa

dengan Uldy, lahir di Kota Palu Sulawesi Tengah pada

tanggal 24 Agustus 1993. Penulis merupakan lulusan

jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Brawijaya. Selama masa kuliah

penulis aktif mengikuti kegiatan penelitian sebagai asisten

peneliti di bidang Ekosistem dan Biologi Laut. Selain itu

aktif juga dalam club selam kampus (FISHDIC-Fisheries

Diving Club) sehingga sering memingkuti event mengenai penyelaman. Setelah

memperoleh gelar sarjana Penulis sempat bekerja sebagai enumerator hiu di

Muncar, Banyuwangi yang bekerjasama dengan BPSPL (Balai Pengelolaan

Sumberdaya Pesisir dan Laut). Sekarang Penulis sedang melanjutkan sekolah di

Institut Pertanian Bogor (IPB).

Riska Fatmawati, S.Pi, lahir di Blitar, 27 Maret 1995.

Biasa disapa dengan Riska. Penulis merupakan lulusan

dari Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Brawijaya. Bidang Riset adalah salah satu hobi yang

ditekuni selama aktif sebagai mahasiswa dan tergabung

dalam Organisasi Kepenulisan Fakultas yaitu Sekolah

Kreativitas Mahasiswa (SKM), sehingga sering mengikuti

kompetisi karya tulis ilmiah baik tingkat nasional maupun

internasional. Prestasi penulis diantaranya meraih Medali Emas- PKM T

PIMNAS-Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional XXIX 2016, Juara 1 Sayembara

Teknologi Untuk Indonesia 2017, 3rd Place Winner ESPIREX (Business

Competition ASEAN-2017), dan masih banyak prestasi yang lain. Penulis juga

aktif dalam Organisasi dan terekrut menjadi asisten mata kuliah, yaitu Asisten

Praktikum Oceanografi Perikanan, Dinamika Ekosistem Laut, Metode

Penangkapan Ikan, Daerah Penangkapan Ikan dan Teknologi Penangkapan Ikan.

Setelah menamatkan kuliah S1, Penulis mengembangkan bisnisnya bersama tim

dalam bidang teknologi perikanan “ATFIRE (Automatic Fish Attractor)” dan

sekaligus sebagai Chief Executive Officer dalam bisnis tersebut.

Page 101: JUDUL BUKU (Ukuran dan jenis font bebas untuk halaman ...bpp.fpik.ub.ac.id/wp-content/uploads/2018/10/Buku... · memuat informasi mengenai sumber alam potensial wisata, masyarakat

EKOWISATA PESISIR DAN LAUT JAWA TIMUR (PACITAN, TRENGGALEK DAN TULUNGAGUNG) 93