JUDUL : ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK...

104
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era situasi hyper competition seperti sekarang ini yang dialami oleh setiap perusahaan, baik perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan maupun jasa, senantiasa perlu memerhatikan mengenai keunggulan bersaing perusahaan yang sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam memberikan superior value yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan pesaingnya. Untuk itu, maka pemahaman terhadap apa yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan pelanggan mutlak dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk memuaskan pelanggan. Masalah pemasaran hakekatnya tidak hanya diarahkan untuk memuaskan pelanggan melainkan juga ditujukan untuk memengaruhi keputusan pembelian konsumen, sehingga keputusan pembelian konsumen mempunyai suatu momen yang penting dalam aktivitas perusahaan. Oleh karena itulah keputusan

Transcript of JUDUL : ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era situasi hyper competition seperti sekarang ini yang dialami oleh

setiap perusahaan, baik perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan

maupun jasa, senantiasa perlu memerhatikan mengenai keunggulan bersaing

perusahaan yang sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam memberikan

superior value yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan pesaingnya. Untuk itu,

maka pemahaman terhadap apa yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan

pelanggan mutlak dilakukan oleh pimpinan perusahaan untuk memuaskan pelanggan.

Masalah pemasaran hakekatnya tidak hanya diarahkan untuk memuaskan

pelanggan melainkan juga ditujukan untuk memengaruhi keputusan pembelian

konsumen, sehingga keputusan pembelian konsumen mempunyai suatu momen

yang penting dalam aktivitas perusahaan. Oleh karena itulah keputusan pembelian

merupakan titik pokok dalam proses pencarian dan evaluasi atas beberapa alternatif

yang ada guna dapat menentukan pembelian yang nyata atas suatu produk.

Melihat pentingnya keputusan pembelian maka Fausi Arman (2010) meneliti

faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pembelian laptop merek Acer pada

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan. Hasil penelitian yang

dilakukan menemukan bahwa kualitas, merek, dan promosi berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian laptop merek Acer.

Sedangkan Darmawan (2010) meneliti faktor-faktor yang memengaruhi

keputusan pembelian konsumen dalam membeli sepeda motor dengan menguji

pengaruh kualitas produk, harga kompetitif dan citra merek. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan Fausi Arman, maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai faktor-faktor yang memengaruhi keputusan membeli yakni, kualitas,

harga, promosi dan citra merek dengan obyek penelitian pada PT. Semen Tonasa

di Kabupaten Pangkep.

PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang industri semen. Untuk mengantisipasi persaingan yang semakin

ketat dengan perusahaan industri semen lainnya, seperti : perusahaan

PT. Semen Bosowa Maros dan PT. Semen Tiga Roda maka perusahaan perlu

melakukan evaluasi mengenai faktor-faktor yang memengaruhi konsumen

terhadap pembelian semen pada perusahaan PT. Semen Tonasa di Kabupaten

Pangkep. Hal ini perlu diperhatikan oleh perusahaan agar perusahaan dapat lebih

meningkatkan penjualan serta dapat mengantisipasi persaingan yang semakin ketat

dengan perusahaan pesaing lainnya.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi konsumen terhadap pembelian

semen adalah faktor kualitas produk, citra merek, harga dan promosi. Keempat

faktor tersebut berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini disebabkan

karena dengan adanya kualitas produk semen, citra merek yang melekat selama ini

pada produk semen Tonasa, harga yang kompetitif serta didukung dengan kegiatan

promosi maka secara langsung akan memengaruhi konsumen dalam melakukan

2

pembelian semen yang diproduksi oleh PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat tema ini lebih jauh dengan

memilih judul skripsi sebagai berikut : “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Konsumen Terhadap Pembelian Semen Pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten

Pangkep“.

1.2 Masalah Pokok

Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : “Faktor-faktor yang memengaruhi konsumen terhadap pembelian semen

pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep “

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memengaruhi konsumen terhadap

pembelian semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

2. Untuk menganalisis tanggapan konsumen melalui kualitas produk, citra merek,

harga dan promosi terhadap pembelian semen tonasa.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan, penelitian ini memberikan masukan bagi perusahaan dalam

mengetahui persepsi konsumen terhadap pembelian semen melalui nilai produk,

3

citra merek, harga dan promosi yang digunakan sehingga berpengaruh terhadap

keputusan pembelian

2. Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam

bidang yang diteliti dan memperdalam pengetahuan dalam manajemen pemasaran

khususnya mengenai persepsi konsumen terhadap pembelian semen.

3. Bagi pihak lain, penelitian ini bermanfaat sebagai informasi tambahan untuk

penelitian lebih lanjut.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membahasnya ke dalam enam bab yang

diperincikan sebagai berikut:

Bab pertama pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, masalah

pokok, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan.

Bab kedua tinjauan pustaka yang berisikan pengertian persepsi, pengertian

perilaku konsumen, persepsi konsumen terhadap keputusan pembelian, keputusan

pembelian, kerangka pikir, hipotesis.

Bab ketiga metode penelitian yang terdiri dari daerah dan waktu penelitian,

metode pengumpulan data, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, definisi

operasional variabel, metode analisis.

Bab keempat gambaran umum penelitian yang terdiri dari sejarah berdirinya

perusahaan, struktur organisasi perusahaan, uraian tugas.

4

Bab kelima hasil penelitian dan pembahasan yang menguraikan tentang

profil responden, deskripsi variabel penelitian, analisis regresi berganda, serta

pengujian hipotesis.

Bab keenam penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Persepsi Konsumen

Ketika kita sedang berjalan-jalan di mall, sering kali tercium bau yang lezat

dan enak serta sangat merangsang selera makan kita. Apa yang kita rasakan ini

menimbulkan persepsi bahwa di sekitar tempat kita berjalan-jalan pasti ada restoran

yang masakannya enak. Meskipun dalam kenyataannya belum tentu, tetapi itulah

yang ada dipikiran kita. Kalau kita bertanya kepada teman, obat flu apa yang

membuat orang ngantuk dan bisa kerja terus, teman kita akan menjawab sana flu.

Kalau kita menyatakan kepada para ibu-ibu alat elektronik mana di antara merk yang

ada yang mutunya baik akan menjawab Sony, meskipun untuk produk tape recorder,

si ibu itu belum pernah membuktikan bahwa untuk produk tersebut memang mutunya

bagus. Mengapa hal demikian terjadi? Mengapa terdapat persepsi seperti itu

pada konsumen? Inilah sebuah kotak hitam yang pada konsumen yang harus bisa

diungkap dan dipahami oleh pemasar.

Pemahaman terhadap persepsi dan proses yang terkait sangat penting bagi

pemasar dalam upaya membentuk persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi yang

tepat pada konsumen menyebabkan mereka mempunyai kesan dan memberikan

penilaian yang tepat. Berdasarkan persepsi inilah konsumen, tertarik dan membeli.

Dua produk makanan yang bentuk, rasa dan kandungannya sama dapat dipersepsikan

berbeda, begitu konsumen melihat merknya berbeda.

6

Jika konsumen mempersepsikan bahwa produk kita memiliki keunggulan

yang berbeda dengan produk lain dan keunggulan itu sangat berarti bagi

konsumen, maka konsumen akan memilih produk kita, meskipun sebenarnya

produk tersebut relatif mirip dengan yang lainnya. Hal ini benar-benar terjadi

untuk produk susu dan makanan untuk bayi dan anak-anak. Meskipun sebenarnya

dan aspek kandungan produk-produk tersebut hampir sama, tetapi ibu-ibu memiliki

persepsi bahwa di antara merk-merk yang ada memiliki mutu dan manfaat lebih

yang berbeda-beda. Oleh karena itu ada keyakinan bahwa persepsi lebih penting

daripada realitas. (Suryani, 2008 : 95-97 )

Menurut Kotler (2008 : 179) persepsi adalah proses di mana kita memilih,

mengatur, dan menerjemahkan, masukan informasi untuk menciptakan gambaran

dunia yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi tidak hanya

tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan ransangan terhadap

bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri kita. Seseorang

mungkin menganggap wiraniaga yang berbicara dengan cepat bersifat agresif

dan tidak jujur, orang lain mungkin menganggapnya rajin dan membantu.

Masing-masing orang akan merespon atau memberikan tanggapan secara berbeda

terhadap wiraniaga.

Machfoedz (2005 : 41) mengemukakan bahwa persepsi adalah proses

pemilihan, penyusunan, dan penafsiran informasi untuk mendapatkan arti.

Seseorang menerima informasi melalui pancar indra. Masukan informasi merupakan

rasa yang diterima melalui salah satu organ panca indra. Ketika seseorang mendengar

7

iklan, melihat orang lain, mencium bau sedap dan sebaliknya, atau menyentuh

sesuatu barang barang, ia mendapat masukan informasi.

Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan bahwa persepsi terhadap

suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya (kemasan,

bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk memengaruhi

perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar kata-kata, gambar dan

simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk (harga,

tempat, penjualan, dampak dari negara pejualan). Informasi yang diperoleh dan

diproses konsumen akan membentuk preferensi (pilihan) seseorang terhadap suatu

obyek. Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu obyek, yang pada

gilirannya akan sikap ini seringkali secara langsung akan memengaruhi apakah

konsumen akan membeli suatu produk atau tidak.

Persepsi produk/pesan tertuju pada produk yang dibuat dalam komunikasi.

Perhatian berfokus pada dua tipe respon yaitu argumen yang mendukung (support

argument) dan argumen yang menentang (counter argument) (Belch dan Belch,

1995). Counter argument merupakan persepsi konsumen yang berkebalikan dengan

pesan dalam iklan. Konsumen akan mengekspresikan ketidakyakinan dan

ketidaksetujuan terhadap klaim dalam iklan mengenai produk. Konsumen lain ada

yang mendukung argumen atau berpersepsi bahwa konsumen setuju atau sependapat

dengan klaim dalam iklan. Argumen yang menolak berhubungan secara negatif

dengan penerimaan pesan, semakin menolak pesan yang disampaikan maka

penerimaan pesan juga akan semakin minimal. Sehingga indikasi bahwa pemrosesan

8

informasi iklan berjalan efektif bila seorang konsumen memberikan argumen yang

mendukung (support argument). Assael (1995) dalam Sodik (2003) menyebutkan

bahwa persepsi terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan

komponennya (kemasan, bagian produk, bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan

untuk memengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar

kata-kata, gambar dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan

produk (harga, tempat, penjualan, dampak dari negara pejualan). Persepsi mengenai

pesan/produk yang telah terbentuk setelah konsumen sasaran menyaksikan

penayangan iklan akan membentuk sikap mereka terhadap merek yang akan

memengaruhi minat beli secara tidak langsung.

2.2 Pengertian Perilaku Konsumen

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi

yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu

perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam

hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam

menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang

produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen.

Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah kegiatan-kegiatan individu

yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-

barang dan jasa-jasa tersebut didalamnya proses pengambilan keputusan pada

persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut. Dharmmesta dan Handoko,

9

(2008 : 10). Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa,

pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti

apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan (how often)

membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-barang dan jasa-jasa

dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu didukung pemahaman yang

baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan memahami perilaku konsumen

perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen.

Menurut teori ini setiap konsumen akan berusaha mendapatkan kepuasan

maksimal, dan konsumen akan meneruskan pembeliannya terhadap suatu produk

untuk jangka waktu yang lama, bila ia telah mendapatkan kepuasan dari produk yang

sama yang telah dikonsumsikannya. Dalam hal ini, kepuasan yang didapatkan

sebanding atau lebih besar dengan marginal utility yang diturunkan dari pengeluaran

yang sama untuk beberapa produk lain, melalui suatu perhitungan yang cermat

terhadap konsekuensi dari setiap pembelian.

Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa

yang dibutuhkannya, apa seleranya, dan bagaimana ia mengambil keputusan,

sehingga pemasar dapat memproduksi barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan

konsumen. Pemahaman yang mendalam mengenai konsumen akan memungkinkan

pemasar dapat memengaruhi keputusan konsumen, sehingga konsumen mau membeli

apa yang ditawarkan oleh pemasar. Persaingan yang ketat antar merek menjadikan

konsumen memiliki posisi yang semakin kuat dalam posisi tawar menawar.

10

Apakah perilaku konsumen itu? Perilaku konsumen, seperti didefinisikan oleh

Prasetijo dan Ihalauw John (2005 : 11) adalah proses yang dilalui oleh seseorang

dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi

produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.

Sumarwan (2003 : 25) mengemukakan bahwa : ” Prilaku konsumen adalah

tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan

menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan

mengikuti tindakan ini ”.

American Marketing Association yang dikutip oleh Amirullah (2002 : 2)

mendefinisikan bahwa : ” Perilaku konsumen (consumer behavior) sebagai interaksi

dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar kita dimana

manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka ”.

Ada beberapa alasan mengapa perilaku konsumen diperlajari, pertama adalah

kepentingan pemasar, kedua adalah kepentingan pendidikan dan perlindungan

konsumen, ketiga adalah untuk perumusan kebijakan masyarakat dan undang-undang

perlindungan konsumen.

Menurut Umar (2003 : 50) dijelaskan bahwa perilaku konsumen terdiri dari

dua bagian sumber :

a. Perilaku yang tampak

Variabel-variabel yang termasuk dalam perilaku ini adalah jumlah pembelian,

waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan

pembelian.

11

b. Perilaku yang tak tampak

Variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap persepsi dan

perasaan kepemilikan konsumen.

Umar (2003 : 50) bahwa : “Perilaku konsumen didefenisikan sebagai suatu

tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan

produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti

tindakan tersebut “.

Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat

keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan mengatur

pembelian barang atau jasa. Pelajaran mengenai perilaku konsumen juga menyangkut

analisa faktor-faktor yang memengaruhi pembelian dan penggunaan produk.

Perilaku konsumen merujuk pada perilaku membeli konsumen akhir individu

dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Seluruh

konsumen akhir yang digabungkan akan membentuk pasar konsumen (consumer

market). Pasar konsumen mencakup orang yang mengkonsumsi barang dan jasa

setiap tahunnya, sehingga membuat pasar konsumen menjadi salah satu pasar

konsumen yang paling menarik.

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “why do consumers do

what they do”. Dari beberapa definisi yang telah disebutkan diatas dapat kita

simpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses

psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika

12

membeli, menggunakan, menghabiskan, produk dan jasa setelah melakukan hal-hal

di atas atau kegiatan mengevaluasi.

2.3 Persepsi Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian

Dalam pemasaran, persepsi lebih penting dari pada realitas, karena persepsi

yang memengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang bisa mempunyai persepsi

berbeda-beda tentang obyek yang sama karena tiga proses pemahaman atensi selektif,

distorsi selektif dan retensi selektif.

Adapun variabel-variabel yang memengaruhi keputusan pembelian dapat

dikemukakan sebagai berikut :

1. Kualitas produk

Kepuasan juga tergantung pada akualitas produk dan jasa. Apa sebenarnya kualitas

itu?. Berbagai ahli mendefinisikannya sebagai “ kecocokan untuk digunakan”,

pemenuhan tuntutan, bebas dari variasi, dan seterusnya. Kita akan menggunakan

definisi American Society for Quality Control. Kualitas (Quality) adalah total fitur

dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Ini jelas merupakan definisi

nyang berpusat pada pelanggan. Kita dapat mengatakan bahwa penjual telah

mengantarkan kualitas ketika produk atau jasanya memenuhi atau melebihi

ekpektasi pelanggan. Perusahaan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan

pelanggannya sepanjang waktu disebut perusahaan berkualitas. Lexus memberikan

kinerja kualitas yang lebih tinggi dibandingkan Hyundai : mobil Lexus maupun

13

Hyundai lebih mulus, lebih kencang, dan lebih tahan lama. Tetapi kita dapat

mengatakan bahwa baik Lexus maupun Hyundai menghantarkan kesesuaian

kualitas yang sama, jika semua unit masing-masing menghantarkan kualitas yang

diinginkan. (Kotler, 2008 : 143).

Menurut Mantan pemimpin GE, John F. Welch Jr, dikutip oleh Kotler (2008 : 143)

mengemukakan bahwa kualitas adalah jaminan terbaik kami atas loyalitas

pelanggan, pertahanan terkuat kami menghadapi persaingan luar negeri, dan satu

satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan. Dorongan

untuk menghasilkan barang bermutu tinggi di pasar dunia menyebabkan sejumlah

negara dan kelompok negara mengakui atau memberikan penghargaan kepada

perusahaan yang menunjukkan praktek kualitas terbaik.

2. Harga

Pengusaha perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat

karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para pembeli untuk

membeli barang tersebut. Penetapan harga jual barang yang tepat tidak selalu

berarti bahwa harga haruslah ditetapkan rendah atau serendah mungkin. Sering di

jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak konsumen

justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu maka semua orang dapat

memakai barang tersebut. Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix

yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur

biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih

banyak perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan

14

penetapan harga tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka

harga memengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang

dapat dicapai oleh perusahaan. Chandra (2002 : 149) mengemukakan bahwa harga

adalah jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang

mengandung utilitas/kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu

produk

3. Promosi

Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi

merupakan kegatan-kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk

mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan, karena itu promosi

dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi agar melakukan pertukaran dalam

pemasaran. Kegiatan dalam promosi ini pada umumnya adalah periklanan,

personal selling, promosi penjualan, pemasaran langsung, serta hubungan

masyarakat dari publisitas. Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan

untuk memengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk

yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi

senang lalu membeli produk tersebut. Menurut Tjiptono (2009 : 219)

mengemukakan bahwa : Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran.

Yang dimaksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, memengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar

15

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan

loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

4. Distribusi

Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk

menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai aktivitas perusahaan yang

mengupayakan agar produk sampai ke tangan konsumen. Saluran distribusi

penting, karena barang yang telah dibuat dan harganya sudah ditetapkan itu masih

menghadapi masalah, yakni harus disampaikan kepada konsumen. Pada penyalur

dapat menjadi alat bagi perusahaan untuk mendapatkan umpan balik dari

konsumen di pasar. Penentuan jumlah penyalur juga merupakan masalah yang

penting untuk dipertimbangkan, dalam kasus-kasus tertentu disesuaikan dengan

sifat produk yang ditawarkan. Barang kebutuhan sehari-hari, misalnya

membutuhkan banyak penyalur, sedangkan barang-barang berat seperti peralatan

industri tidak demikian. Kesalahan dalam menentukan jumlah penyalur akan

mendatangkan persoalan baru bagi perusahaan. Bila jumlah penyalur terlalu

sedikit menyebabkan penyebaran produk kurang luas, sedangkan jumlah penyalur

yang terlalu banyak mengakibatkan pemborosan waktu, perhatian, dan biaya.

Karena itu manajer pemasaran perlu berhati-hati dalam menyeleksi dan

menentukan jumlah penyalur. Menurut Kasmir dan Jakfar (2003 : 114)

mengemukakan bahwa distribusi adalah suatu jaringan dari organisasi dan fungsi-

fungsi yang menghubungkan produsen kepada konsumen akhir.

16

2.4 Keputusan Pembelian

Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang

mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau

merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan

dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa

rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan

tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik

pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi

konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek,

dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli.

Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan

bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa

mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi

terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai

produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk

menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk

kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang

ditawarkan pemasaran atau tidak. Sejalan dengan hal tersebut keputusan pembelian

dalam penelitian ini secara kontektual dapat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi

yaitu motivasi konsumen untuk membeli.

Proses keputusan pembelian suatu produk mengikuti urutan. Peran

seseorang (bukan pembeli utama) dalam proses pengambilan keputusan pembelian

17

produk perlu diketahui oleh marketer, karena diantara mereka ini terkadang justru

menjadi faktor pendorong yang sangat kuat bagi pengambil keputusan pembelian.

Sejumlah orang yang memiliki keterlibatan dalam keputusan pembelian, adalah

sebagai berikut :

1. Initiator adalah orang yang pertama kali menyadari adanya kebutuhan yang

belum terpenuhi dan berinisiatif mengusulkan untuk membeli produk tertentu.

2. Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang

karena pandangan, nasehat atau pendapatnya memengaruhi keputusan pembelian.

3. Decider adalah orang berperan sebagai pengambil keputusan dalam

menentukan apakah produk jadi dibeli, produk apa yang akan dibeli, bagaimana

cara membeli, dan dimana produk itu dibeli.

4. Buyer adalah orang yang melakukan pembelian aktual

5. User adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk yang

dibeli

Marketer harus paham betul peran-peran tersebut dijalankan oleh siapa. Jika

dalam satu keluarga peran di atas dimainkan oleh anak, ibu dan lebih dominan

ditentukan oleh seorang bapak, maka pesan komunikasi pemasaran harus diarahkan

pada yang lebih dominan sebagai pengambil keputusan akhir untuk menentukan

pembelian.

Keterlibatan psikologis dalam proses pengambilan keputusan pembelian itu

berbeda-beda, sesuai dengan sifat keputusan itu sendiri, yaitu pengambilan keputusan

18

yang kompleks, (extended decision making) pengambilan keputusan yang terbatas

(limited decision making) dan pengambilan keputusan berdasarkan kebiasaan.

Proses pengambilan keputusan pembelian berakhir pada tahap perilaku

purnabeli dimana konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang

dirasakan akan memengaruhi perilaku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, ia

akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang atau

membeli produk lain pada perusahaan yang sama di masa mendatang, dan cenderung

merekomendasikan kepada orang lain. Banyak orang berpendapat bahwa pembeli

yang puas merupakan iklan yang terbaik bagi produk. (Hasan 2008, hal. 138-139).

2.5 Kerangka Pikir

Berikut ini akan dikemukakan skema kerangka pikir dapat dilihat melalui

gambar di bawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

19

Kualitas Produk (X1)

Citra Merek (X2)

Harga (X3)

Promosi (X4)

Keputusan pembelian (Y)

20

Keterangan :

PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep adalah merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang industri semen merek Tonasa, dimana dalam menjalankan

aktivitas usahanya maka perusahaan perlu mengetahui pemahaman terhadap persepsi

dan proses yang terkait sangat penting bagi pemasar dalam upaya membentuk

persepsi yang tepat. Terbentuknya persepsi yang tepat pada konsumen menyebabkan

mereka mempunyai kesan dan memberikan penilaian yang tepat. Berdasarkan

persepsi inilah konsumen tertarik dan membeli, dimana terdapat empat variabel

dalam mengukur persepsi konsumen terhadap pembelian semen, yang meliputi : nilai

kualitas produk, citra merek, harga dan promosi. Keempat variabel tersebut perlu

diperhatikan oleh perusahaan sehingga berpengaruh terhadap pembelian semen yang

diproduksi oleh PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1. Diduga bahwa kualitas produk, citra merek, harga dan promosi berpengaruh

terhadap keputusan pembelian semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten

Pangkep.

H2. Diduga bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian

semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

21

H3. Diduga bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian semen

pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

H4. Diduga bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian semen pada

PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

H5. Diduga bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian semen

pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep.

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Daerah dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep. Dalam

pelaksanaan penelitian, penulis mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner

kepada developer dan kepada distributor. Sedangkan waktu penelitian yang

direncanakan memakan waktu kurang lebih tiga bulan lamanya dimulai dari bulan

Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2012.

3.2 Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui :

a. Kuesioner atau daftar pertanyaan adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang

disusun oleh peneliti yang berisikan pertanyaan tentang variabel-variabel yang

di teliti.

b. Studi dokumen yaitu pengumpulan data dan informasi dari buku-buku dan internet

yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.3 Sumber Data

Sumber data yang dikemukakan dalam penelitian ini bersumber dari :

1. Data primer merupakan data yang diperoleh dari responden secara langsung di

lokasi penelitian. Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, data diperoleh

langsung dari responden dengan memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan-

pertanyaan tentang variabel-variabel yang diteliti.

23

2. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang berisikan informasi dan

teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Peneliti

mendapatkan data sekunder dari buku-buku, majalah, hasil lapangan dan internet.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli langsung

pada perusahaan PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep yang berjumlah sebanyak

60 responden, yang terdiri atas pihak developer dan pihak distributor.

Sedangkan tehnik penarikan sampel dengan menggunakan metode non

probability sampling, dimana menurut Sugiyono (2009 : 95) yakni teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sehingga dalam

penelitian ini jumlah sampel ditentukan sebanyak 60 responden, dimana untuk

developer sebanyak 30 responden dan untuk pihak distributor sebanyak 30 responden.

3.5 Definisi Operasional Variabel

Agar penelitian ini lebih terarah peneliti membatasi penelitian untuk melihat

identifikasi perilaku konsumen, yaitu :

1. Kualitas produk (X1), merupakan keunggulan yang dimiliki PT. Semen Tonasa

di Kabupaten Pangkep akan produknya. Diukur dengan menggunakan skala

likert yakni : sangat tidak setuju =1, tidak setuju = 2, cukup setuju = 3, setuju = 4

dan sangat setuju = 5.

24

2. Citra merek (X2), merupakan keseluruhan persepsi atau sikap yang berupa

keyakinan dan preferensi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan

pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Diukur dengan menggunakan skala

likert yakni : sangat tidak setuju =1, tidak setuju = 2, cukup setuju = 3, setuju = 4

dan sangat setuju = 5.

3. Harga (X3), merupakan nilai yang harus dikeluarkan konsumen untuk memperoleh

produk. Diukur dengan menggunakan skala likert yakni : sangat tidak

setuju = 1, tidak setuju = 2, cukup setuju = 3, setuju = 4 dan sangat setuju = 5.

4. Promosi (X4), merupakan informasi mengenai produk yang ditawarkan oleh

produsen. Diukur dengan menggunakan skala likert yakni : sangat tidak setuju =1,

tidak setuju = 2, cukup setuju = 3, setuju = 4 dan sangat setuju = 5.

5. Keputusan pembelian merupakan sikap atau upaya dari konsumen untuk

mendapatkan produk yang diinginkan dan memutuskan membeli dan

menggunakan produk tersebut. Diukur dengan menggunakan skala likert yakni :

sangat tidak setuju =1, tidak setuju = 2, cukup setuju = 3, setuju = 4 dan sangat

setuju = 5.

3.6 Metode Analisis

Untuk memecahkan permasalahan pokok yang dihadapi oleh perusahaan,

maka digunakan metode analisis sebagai berikut:

1) Analisis Deskriptif adalah suatu analisis yang menguraikan tanggapan

responden mengenai persepsi konsumen terhadap pembelian semen dengan

25

menyebarkan kuesioner kepada pelanggan yang menjadi sampel dalam

penelitian ini.

2) Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat

setelah penelitian merupakan data yang valid dan dapat disebarkan kepada

responden sebagai instrumen penelitian ini dengan alat ukur yang digunakan

(kuesioner).

3) Uji realibilitas adalah instrumen yang digunakan beberapa kali untuk

mengukur objek yang sama akan mengahasilkan data yang sama (Sugiyono, 2009 :

109).

4) Analisis Regresi Linear Berganda yaitu suatu analisis untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh antara variabel bebas (kualitas produk, citra merek, harga, dan

promosi) terhadap variabel terikat (keputusan pembelian) dengan perhitungan

persamaan regresi linear berganda dikutip dari buku Riduwan dan Akdom

(2007 : 142) yaitu:

Y = b0 + b1 X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e

Keterangan :

Y = Keputusan pembelian

b0 = Nilai constan/reciprocel

X1 = Kualitas produk

X2 = Citra merek

X3 = Harga

X4 = Promosi

26

b1, b2, b3, b4, = Koefisien regresi,

e = Standar error

5) Uji Asumsi Klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar

didapat perkiraan yang tidak biasa dan efisiensi maka dilakukan pengujian

asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu :

a) Uji Normalitas adalah untuk mengetahui distribusi sebuah data mengikuti atau

mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kolmogrov smimov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5%

maka nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel

residual berdistribusi normal.

b) Uji Multikolineritas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain

dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk

mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS versi 17.

c) Uji Heteroskedastisitas adalah konstanta untuk setiap nilai tertentu variabel

independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjalin

heterokedastisitas. Heterokedastisitas diuji dengan menggunakan grafik

Scatterplot yang dilihat adalah titik-titik yang menyebar secara acak tidak

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di

bawah angka nol pada sumbu Y.

27

6) Pengujian hipotesis

Pembuktian hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan uji statistik,

sebagai berikut :

a. Uji serempak ( Uji F) untuk pengujian hipotesis pertama

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebasnya secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada

derajat kesalahan 5% dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai

Ftabel, maka berarti variabel bebasnya secara bersama-sama memberikan

pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat atau hipotesis pertama

sehingga dapat diterima.

b. Uji Parsial (Uji t) untuk pengujian hipotesis kedua

Uji ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat apakah bermakna atau tidak. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung masing-masing variabel

bebas dengan nilai ttabel dengan derajat kesalahan 5% dalam arti (α = 0.05).

Apabila nilai thitung ≥ ttabel, maka variabel bebasnya memberikan pengaruh

bermakna terhadap variabel terikat.

28

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Berdirinya dan Tujuan Perusahaan

PT. Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur

Indonesia. Sejak awal perseroan telah menetapkan diri untuk membawa kehidupan

bangsa menjadi lebih berarti melalui kontribusi terhadap pembangunan Nasional

komitmen ini telah menjadi fokus utama perseroan selama masa operasionalnya

hingga masa yang akan datang.

Diawali pada tahun 1960, melalui keputusan MPRS (Majelis

Permusyawaratan Perwakilan Rakyat Sementara) Republik Indonesia No.

II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960, ditetapkan untuk mendirikan pabrik semen

di Sulawesi Selatan yang berlokasi di Desa Tonasa Kecamatan Balocci Kabupaten

Pangkep sekitar 54 Km sebelah Utara Makassar. Pabrik semen Tonasa unit I

merupakan proyek di bawah Departemen Perindustrian dan merupakan hasil kerja

sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Cekoslovakia yang dimulai

sejak tahun 1960 dan kemudian diresmikan pada tanggal 2 November 1968. Pabrik

ini menggunakan proses basah dengan kapasitas terpasang 110.000 ton semen per

tahun. Pada tahun 1984 pabrik semen Tonasa unit I dihentikan pengoperasiannya

karena dianggap tidak ekonomis lagi.

Selanjutnya demi pengembangan pabrik berdasarkan peraturan pemerintah

Republik Indonesia No.54 tahun 1971 tanggal 8 September 1971, pabrik semen

29

Tonasa ditetapkan sebagai badan usaha Milik Negara yang berbentuk perusahaan

Umum (Perum) kemudian, dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.1

tahun 1975 tanggal 9 Januari tahun 1975 bentuk Perum tersebut diubah menjadi

perseroan (persero).

Dalam rangka memenuhi kebutuhan semen yang semakin meningkat serta

perkembangan kehidupan bangsa yang semakin maju, berdasarkan persetujuan

Bappenas No.032/XC-LC/B.V/76 dan No.2854/D.I/IX/76 tanggal 2 September 1976,

dibangun pabrik semen Tonasa unit II.

Pabrik yang merupakan hasil kerja sama pemerintah Indonesia dengan

Pemrintah Kanada ini beroperasi pada tahun 1980 dengan kapasitas 510.000 ton

semen pertahun, kemudian dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen per tahun pada

tahun 1991. Pabrik semen tonasa unit II terletak di Desa Biringere, Kecamatan

Bungoro Kabupaten pangkep, yang berjarak sekitar 23 km dri pabrik semen Tonasa

unit I.

Setelah pabrik semen Tonasa unit II pada tahun 1982, berdasarkan persetujuan

Bappenas No.32 XC-LC/B.V/1981 dan No.2177/WK/10/1981 tanggal 30 Oktober

1981 dilakukan perluasan dengan membangun pabrik semen Tonasa Unit III yang

berada dilokasi yang sama dengan pabrik semen Tonasa Unit II pabrik yang

berkapasitas 590.000 ton semen per tahun ini ini merupakan kerja sama antara

Pemerintah Jerman barat. Pabrik selesai pada akhir tahun 1984 dan diresmikan oleh

Presdine Soeharto pada tanggal 3 April 1985.

30

Selanjutnya perseroan terus melakukan perluasan pabrik untuk menjawab

kebutuhan semen yang semakin meningkat dan berdasarkan surat Menteri Muda

Perindustrian No.182/MPP-IX/1990 tanggal 2 Oktober 1990 dan surat meneri

keuangan RI No.51549/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990, dilakukan

perluasan dengan membangun pabrik semen Tonasa tahap IV yang berkapasitas

2.300.000 ton semen per tahun. Pabrik ini berlokasi dekat Tonasa Unit II dan unit III.

Selama empat dekade perseroan memberikan kontribusinya untuk

melaksanakan pembangunan guna memenuhi kebutuhan bangsa akan kehidupan yang

lebih berarti. Komitmen ini akan terus dilanjutkan untuk menghasilkan kehidupan

yang lebih baik bagi nusa dan bangsa di masa yang akan datang. Menjawab tantangan

tersebut, melalui melalui RUBSLB No.24 tanggal 10 Desember 2007, pemegang

saham memutuskan untuk menambah kapasitas produksi guna menghadapi pasar

kompetitif dalam negeri. Upaya tersebut dilakukan dengan membangun pabrik Semen

Tonasa Unit V dengan kapasitas 2.500.000 ton semen per tahun dan membangun

Power Plant dengan kapasitas BTG 2 x 35 MW. Saat ini PT. Semen Tonasa memiliki

kapasitas produksi terpasang total sebesar 3.840.000 ton semen per tahun yang

berasal dari pabrik semen Tonasa Unit II dan III dan IV. Dan Power Plant yang

ada saat ini memiliki ketersediaan daya 2 x 25 MW. Dengan dibangunnya pabrik

semen Tonasa Unit IV, maka total kapasitas produksi terpasang bertambah menjadi

kurang lebih 6.000.000 ton semen per tahun dengan power plant sebesar 129 MW.

Perseroan meyakini bahwa dengan pengembangan kapasitas produksi

melalui pembangunan pabrik semen Tonasa unit V, perseroan akan senantiasa

31

berfokus kepada pemenuhan kebutuhan pembanguanan nasional serta kemajuan

bangsa dan Negara.

PT. Semen Tonasa memiliki 7 unit pengantongan semen yang berlokasi di

Makassar, Bitung, Samarinda, Banjarmasin, Bali, dan Ambon dengan kapasitas

masing-masing 300.000 metrik ton semen per tahun kecuali Makassar dan Bali yang

berkapasitas masing-masing 600.000 metrik ton semen per tahun dan Palu yang

berkapasitas 175.000 metrik ton semen per tahun. PT. Semen Tonasa juga memiliki

Konsolidasi PT. Semen Tonasa dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk

Sebelum konsolidasi dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, pemegang

saham PT. Semen Tonasa adalah Pemerintah Republik Indonesia. Konsolidasi dengan

PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, dilaksanakan pada tanggal 15 September 1995 dan

kemudian sesuai dengan keputusan RUPS LB pada tanggal 13 Mei 1997, 500 lembar

saham portepel dijual kepada Koperasi Karyawan Semen Tonasa (KKST), sehingga

pemegang saham PT. Semen Tonasa adalah PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, dan

KKST.

4.2 Status Perusahaan

Pada awal berdirinya pabrik Semen Tonasa I dalam masa kontruksi,

perusahaan masih berstatus ”Proyek” di bawah naungan Departemen Perindustrian

dan Pertambangan. Dengan selesainya proyek pembangunan pabrik Semen Tonasa I,

pada tanggal 2 November 1968, status perusahaan di tingkatkan menjadi status

”Pabrik” sampai dengan tahun 1971. Pabrik Semen Tonasa ditetapkan menjadi

BUMN yang berbentuk Perusahaan Perum (PERUM) berdasarkan PP No. 54 tahun

1971 tanggal 8 September 1971.

32

Pada tahun 1975, perusahaan meningkat menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero), berdasarkan PP No. 1 tahun 1975. Perubahan bentuk hukum dari PERUM

menjadi PERSERO disahkan tahun 1976 dengan akte Notaris Soewarno SH, No. 6

tanggal 9 Januari 1976 di Jakarta dan diperbaiki dihadapan Notaris. H. Bebasa

Dg. Lalo SH, No. 64 tanggal 20 Mei 1976. Terakhir dengan perubahan Anggaran

Dasar oleh Notaris Hadi Moentoro SH, di Jakarta No. 11 tanggal 12 Desember 1984.

Pada tanggal 15 September 1995, PT. Semen Tonasa mengadakan konsolidasi

dengan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, dan hal tersebut masih berlangsung hingga

sekarang.

4.3 Struktur Organisasi

Adanya struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat yang

penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik. Suatu perusahaan akan berhasil

mencapai prestasi kerja yang efektif dari karyawan apabila terdapat suatu sistem

kerja sama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam organisasi tersebut mempunyai

pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang telah dinyatakan dan

diuraikan dengan jelas.

Struktur organisasi PT. Semen Tonasa (Persero) mengikuti metode atau

prinsip organisasi fungsional yang telah dinyatakan dan diuraikan menekankan pada

pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab secara jelas dan tegas. Didalam

struktur organisasi PT. Semen Tonasa (Persero) tersebut terdiri atas beberapa unsur

perlengkapan di masa struktur organisasi digambarkan pada skema 2 berikut ini :

33

34

4.4 Uraian Tugas

Berdasarkan gambar 4.1, maka akan dijelaskan tugas dan tanggung jawab

bagian-bagian tersebut, yaitu :

1. Dewan Direksi

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan PT. Semen Tonasa (Persero) diurus

dan dipimpin oleh direksi dari seorang Direktur Utama dibantu tiga orang direktur

lainnya. Dalam menjalankan tugasnya Dewan Direksi bertanggung jawab

sekaligus diawasi oleh Dewan Komisaris sebagai wakil pemegang saham.

Dewan Direksi diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

dengan lama masa jabatan 5 tahun. Dewan Direksi terdiri atas :

a) Direktur Utama

Direktur Utama bertanggung jawab atas kelancaran jalannya perusahaan.

Direktur Utama juga mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap bidang-

bidang yang mendapat pengawasan secara langsung yaitu bidang umum,

bidang sumber daya manusia, bidang satuan pengawas intern dan bidang

usaha sampingan (Yayasan Dana Pensiun dari Hari Tua, YKST, PT. PKM,

Koperasi, Dharma Wanita, Bengkel Kendari) serta perwakilan Jakarta.

b) Direktur Keuangan dan Komersial

Bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan. Tugas Direktur

Keuangan dan Komersial adalah :

35

1) Pembuatan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan serta

mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan dari anggaran pendapatan

dan belanja perusahaan.

2) Menyusun pendistribusian hasil produksi semen yang dilakukan

dengan cara menyusun strategi pemasaran di seluruh daerah pemasaran

termasuk pengangkutannya.

3) Merencanakan kegiatan pengadaan suku cadang, bahan baku, bahan

pembantu, dan mesin-mesin lainnya sebagai kelengkapan dalam kegiatan

produksi.

c) Direktur Produksi

Tugas Direktur Produksi adalah :

1) Terselenggaranya kelancaran operasi pabrik Unit II, pabrik Unit III,

dan pabrik Unit IV.

2) Terselanggaranya pemeliharaan fasilitas yang meliputi perumahan

karyawan, gedung pabrik, dan gedung lainnya serta pelabuhan khusus

Biringkassi.

d) Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

Tugas Direktur Litbang adalah melaksanakan kegiatan untuk merealisasikan

tujuan perusahaan dengan baik meliputi :

1) Terselenggaranya semua aktivitas perencanaan pelaksanaan proyek-

proyek perluasan termasuk di dalamnya pengurusan sumber dana untuk

proyek-proyek yang dimaksud.

36

2) Penelitian terhadap efisiensi semua peralatan unit produksi yang ada

dan yang akan di gunakan baik dalam unit yang telah ada maupun dalam

proyek perluasan yang telah direncanakan.

2. Kepala Departemen atau Bidang

Dalam struktur organisasi PT. Semen Tonasa (Persero) terdapat 12 departemen.

Tugas dari departemen tersebut adalah :

a. Departemen Hubungan Luar

Bertugas menangani masalah kehumasan yang menyangkut perwakilan

PT. Semen Tinasa (Persero) di Makassar dan masalah hubungan dengan para

pemegang saham. Selain itu bertanggung jawab terhadap perwakilan

PT. Semen Tonasa (Persero) di Jakarta.

b. Departemen Umum

Bertugas menyelenggarakan kegiatan yang bersifat umum, pengamanan

instalasi dan kompleks perusahaan, pengurusan masalah tanah dan izin, serta

kegiatan yang menyangkut hukum dan kesekretariatan.

c. Departemen Satuan Pengawasan Intern

Bertanggung jawab dan kelancaran pengelolaan tugas Departemen Satuan

Pengawasan Intern yang meliputi pengawasan finansial dan pengawasan

operasional serta tugas-tugas lainya yang diberikan direksi.

d. Departemen Pemasaran

Bertugas merencanakan perencanaan dan analisis pasara untuk kelancaran

pemasaran dan distribusi semen. Disamping itu, bertanggung jawab terhadap

37

pengantongan di Banjarmasin, Samarinda, Bitung, Celukan Bawang dan

Ambon.

e. Departemen Logistik

Bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi pelaksanaan

prosedur pengadaan dan manajemen pergudangan.

f. Departemen Akuntansi dan Keuangan

Bertugas memimpin dan mengkoordinir pengelolaan tugas-tugas akuntansi

dan keuangan perusahaan.

g. Departemen Operasi I

Bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi pengoperasian

pabrik unit II dan unit III sesuai RKAP secara efektif, efisiensi, ekonomis,

aman terhadap personil dan peralatan serta ikut menjaga kelestarian

lingkungan hidup.

h. Departemen Operasi II

Bertugas merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pengoperasian aset

perusahaan dalam memproduksi semen, termasuk pengangkutan dan

pemuatan seman ke atas kapal pelabuhan Biringkassi dan Makassar dengan

biaya serendah mungkin dan aman terhadap personil peralatan serta

kelestarian lingkungan hidup.

38

i. Departemen Litbang

Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan penelitian proses teknologi

penyelenggaraan studi pengembangan perusahaan sistem manajemen

perusahaan.

j. Departemen Pengembangan dan Energi

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi serta mengevaluasi

pengoperasian asset perusahaan yang meliputi mesin, pembangkit tenaga

listrik, alat-alat berat/kecil dan alat-alat tambang, mesin-mesin dan peralatan

unit pemecah batu kapur tanah liat dan pasir silica, sehingga kondisinya tetap

terpelihara untuk menunjang kelancaran proses produksi.

k. Departemen Sumber Daya Manusia

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi serta mengevaluasi

pengoperasian asset perusahaan dalam penyediaan, pemeliharaan, perawatan,

pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia agar tercapai

produktivitas tenaga kerja yang optimal.

l. Departemen Teknik

Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan pembuatan,

pabrikasi perhitungan teknis dan finansial untuk modifikasi dan renovasi

peralatan serta pembuatan bangunan, sarana dan prasarana di lingkungan

pabrik, perumahan, pelabuhan Biringkassi dan terminal-terminal

pengantongan semen secara efektif dan efisien.

39

3. Kepala Biro

Tugas kepala biro ini adalah membantu kepala departemen atau kepala bidang

dalam menangani pekerjaan sehari-hari. Penentuan kepala biro berdasarkan pada

jenis pekerjaan yang akan di tangani pada masing-masing bidang.

4. Kepala Seksi

Tugas kepala seksi adalah membantu Kepala Biro dalam melaksanakan tugas

sehari-harinya. Dan bertanggung jawab penuh secara teknis terhadap semua

kegiatan yang langsung dibawahinya.

4.5 Proses Produksi

Produksi merupakan suatu proses kegiatan untuk mengubah bahan-bahan

baku menjadi bahan setengah jadi yang dapat dimanfaatkan. Barang jadi ini lalu

didistribusikan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhannya melalui distributor

yang ada.

Proses pembuatan semen yang dilakukan oleh PT. Semen Tonasa (Persero)

merupakan proses kering (Dry Process). Proses pembuatan semen tersebut menurut

urutan-urutannya adalah sebagai berikut :

1. Bahan mentah yang terdiri atas :

a. Pasir silica 1-2 %

b. Gypsum 3%

c. Tanah liat 18 %

d. Batu kapur 80 %

40

2. Proses pembuatan yang meliputi :

a. Quary

Batu kapur yang diquary diledakkan dengan menggunakan bahan peledak.

Lalu dengan alat-alat berat batu kapur itu dipilih yang mempunyai diameter

maksimum 170 cm, selanjutnya dimuat dan diangkut dengan menggunakan

Damp Trucks ke atas pemecah.

b. Crusher

Tanah liat yang merupakan hasil query dipecah oleh Hammer Crusher

menjadi ukuran yang kecil-kecil dengan diameter maksimum 36 cm.

c. Clay pit

Tanah liat yang berasal dari clay pit diambil dengan menggunakan alat-alat

berat kemudian diangkat menuju storage hall (tempat pengumpul).

d. Clay Drier

Clay yang terdapat di storage hall dikeringkan dengan clay drier untuk

mendapatkan kadar air maksimum 1 % selanjutnya dikumpulkan dalam silo.

e. Pasir Silika

Pasir silika diambil dari deposit yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan.

Pasir silika ini sebagian diperoleh dari kandungan clay dari clay pit.

f. Raw Material

Batu kapur, clay dan pasir silika secara bersama-sama digiling dalam raw

material hingga silo. Dalam proses penggilingan tersebut selalu mendapatkan

pengawasan dari laboratorium sehingga raw material yang dihasilkan

langsung siap dibakar.

41

g. Kiln/Tungku Putar

Raw mill yang berasal dari silo diangkut ke kiln untuk dibakar dengan

temperatur 1350 - 15000C sehingga dapat menghasilkan klinker.

h. Finish Mill

Klinker bersama-sama gypsum yang dengan perbandingan 94 : 4 digiling

untuk selanjutnya di dalam proses finish mill menghasilkan semen. Semen

hasil penggilingan ini kemudian disimpan dalam silo-silo. Semen yang

dihasilkan ini siap untuk dikantongkan atau diangkut ke pelabuhan

Biringkassi.

Berdasarkan uraian proses produksi di atas, maka selanjutnya akan

digambarkan melalui gambar 4.2 berikut ini :

42

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli langsung

pada perusahaan PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep dengan menggunakan

metode non probability sampling, dimana menurut Sugiyono (2009 : 95)

yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada responden, nampak bahwa

dari 60 kuesioner yang dibagikan kepada responden, ternyata dari 60 eksamplar

yang dibagikan semua telah mengembalikan kuesioner serta mengisi kuesioner

secara lengkap dan benar serta dapat diolah lebih lanjut.

Deskripsi karakteristik responden memberikan gambaran mengenai

identitas responden, dimana dapat didasarkan pada pelanggan, lama berlangganan,

serta pendapatan. Oleh karena itulah akan disajikan analisis deskripsi karakteristik

responden yaitu sebagai berikut :

1. Deskripsi Karakteristik Responden berdasarkan Pelanggan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan pelanggan yaitu menguraikan

mengenai jenis pelanggan yang mengambil semen pada PT. Semen Tonasa di

Kabupaten Pangkep yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

43

TABEL 5.1

KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PELANGGAN

No. KategoriJawaban Responden

Frekuensi Persen

1. Distributor 30 50

2. Kontraktor/pengembang 30 50

Jumlah 60 100

Sumber : Data primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.1 yakni karakteristik responden berdasarkan pelanggan

yang menunjukkan bahwa yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah

distributor dan kontraktor atau pengembang perumahan dengan jumlah masing-

masing sebanyak 30 orang atau sebesar 50%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

pelanggan yang membeli langsung pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep

adalah distributor dan kontraktor/pengembang.

2. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Berlangganan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan lama berlanggan yakni

menguraikan gambaran mengenai identitas responden berdasarkan lamanya

berlangganan, yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

44

TABEL 5.2

KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN LAMA BERLANGGANAN

No. KategoriJawaban Responden

Frekuensi Persen

1. < 1 tahun 11 18,3

2. 2 – 5 tahun 21 35

3. > 5 tahun 28 46,7

Jumlah 60 100

Sumber : Data primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.2 yakni karakteristik responden berdasarkan lama

berlangganan, nampak bahwa sebagian besar lama berlangganan responden yang

terbesar dalam penelitian ini adalah di atas dari 5 tahun yakni sebanyak 28 orang

atau sebesar 46,7%, kemudian disusul lama berlangganan antara 2 – 5 tahun yakni

sebanyak 21 orang atau 35%, sedangkan yang terakhir adalah lama berlangganan

dibawah dari 1 tahun yakni sebanyak 11 orang atau 18,3%. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pelanggan yang terdiri dari distributor dan kontraktor/

pengembang yang membeli langsung semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten

Pangkep rata-rata lama berlangganan adalah di atas dari 5 tahun.

3. Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Deskripsi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan yaitu

memberikan gambaran mengenai tingkat pendapatan yang dimiliki responden,

dengan perincian pendapatan dibawah dari Rp.50 juta, 100 juta – 200 juta dan

45

pendapatan di atas dari 200 juta. Untuk lebih jelasnya deskripsi responden

berdasarkan pendapatan dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

TABEL 5.3

KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENDAPATAN

No. KategoriJawaban Responden

Frekuensi Persen

1. < 50 juta 6 10

2. 100 juta – 200 juta 19 31,7

3. > 200 juta 35 58,3

Jumlah 60 100

Sumber : Data primer, 2012

Berdasarkan tabel 5.3 yakni karakteristik responden berdasarkan

pendapatan, nampak bahwa sebagian besar pendapatan responden dalam

penelitian ini adalah di atas dari 200 juta yakni sebanyak 35 orang atau sebesar

58,3%, kemudian disusul oleh responden yang mempunyai pendapatan antara

100 juta – 200 juta yakni sebanyak 19 orang atau 31,7%, sedangkan yang terakhir

adalah responden yang mempunyai pendapatan dibawah dari 50 juta yakni

sebanyak 6 orang atau sebesar 10%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelanggan

yang membeli semen pada PT. Semen Tonasa di Kabupaten Pangkep rata-rata

mempunyai pendapatan di atas dari 200 juta.

46

5.2. Deskripsi Variabel

1. Deskripsi Variabel Kualitas Produk

Kualitas produk menunjukkan nilai tambah dalam proses produksi dan

menjadi hasil akhir dari proses produksi. Kualitas produk merupakan keunggulan

atau kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan PT. Semen Tonasa di Kabupaten

Pangkep akan kualitas produknya. Hasil tanggapan terhadap kualitas produk

dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :

TABEL 5.4

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI KUALITAS PRODUK

No. IndikatorSkor

STS TS CS S SS

1. Semen Tonasa memiliki

kualitas produk yang terjamin

- 13

(21,7%)

18

(30%)

27

(45%)

2

(3,3%)

2. Produk Semen Tonasa

mempunyai daya tahan yang

kuat dan tahan lama

- 8

(13,3%)

19

(31,7%)

31

(51,7%)

2

(3,3%)

3. Produk semen tonasa cocok

sebagai bahan bangunan

konstruksi khusus

1

(1,7%)

7

(11,7%)

24

(40%)

26

(43,3%)

2

(3,3%)

4. Tekstur produk yang sesuai

dengan kekuatan

- 6

(10%)

22

(36,7%)

31

(51,7%)

1

(1,7%)

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Tanggapan responden yang sebagaimana pada tabel 5.4 menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban setuju, dimana pernyataan

47

pertama bahwa Semen Tonasa memiliki kualitas produk yang terjamin, maka

rata-rata responden memberikan jawaban setuju yakni sebanyak 27 orang atau

sebesar 45%, Produk Semen Tonasa mempunyai daya tahan yang kuat dan tahan

lama, maka didominasi jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni

sebanyak 31 orang atau sebesar 51,7%, pernyataan ketiga Produk semen tonasa

cocok sebagai bahan bangunan konstruksi khusus, maka didominasi jawaban

terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 26 orang atau sebesar 43,3%,

sedangkan pernyataan mengenai Tekstur produk yang sesuai dengan kekuatan,

maka sebagian besar responden memberikan jawaban setuju yakni sebanyak 31 orang

atau sebesar 51,7%.

2. Deskripsi Variabel Citra Merek

Citra merek adalah merupakan keseluruhan persepsi atau sikap yang

berupa keyakinan dan preferensi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan

pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Untuk lebih jelasnya akan disajikan

tanggapan responden mengenai variabel citra merek yang dapat dilihat melalui

tabel berikut ini :

48

TABEL 5.5

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI CITRA MEREK

No. IndikatorSkor

STS TS CS S SS

1. Merek semen tonasa mudah

dikenali oleh konsumen

- 5

(8,3%)

33

(55%)

22

(36,7%)

-

2. Semen Tonasa mempunyai

reputasi yang baik terhadap

konsumen

- 5

(8,3%)

28

(46,7%)

27

(45%)

-

3. Semen Tonasa selalu diingat

dalam pikiran konsumen

- 4

(6,7%)

25

(41,7%)

31

(51,7%)

-

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tanggapan responden mengenai citra merek maka rata-rata

responden memberikan jawaban cukup setuju dan setuju, hal ini dapat dilihat

dari pernyataan pertama bahwa merek semen tonasa mudah dikenali oleh

konsumen, maka sebagian besar responden memberikan cukup setuju yakni

sebanyak 33 orang atau 55%, kemudian pernyataan kedua bahwa semen tonasa

mempunyai reputasi yang baik terhadap konsumen, maka sebagian besar

responden memberikan jawaban cukup setuju yakni sebanyak 28 orang atau

sebesar 46,7%, sedangkan pernyataan ketiga bahwa semen tonasa selalu diingat

dalam pikiran konsumen, maka didominasi jawaban terbanyak responden adalah

setuju yakni sebanyak 31 orang atau sebesar 51,7%.

49

3. Deskripsi Variabel Harga

Variabel harga adalah merupakan nilai yang harus dikeluarkan konsumen

untuk memperoleh produk. Harga merupakan satu-satunya unsur marketing mix

yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya hanya unsur

biaya saja. Walaupun penetapan harga merupakan persoalan penting, masih banyak

perusahaan yang kurang sempurna dalam menangani permasalahan penetapan harga

tersebut. Karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga memengaruhi

tingkat penjualan, tingkat keuntungan, serta share pasar yang dapat dicapai oleh

perusahaan. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan responden mengenai

variabel harga yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 5.6

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI HARGA

No. IndikatorSkor

STS TS CS S SS

1. Harga semen tonasa lebih

rendah jika dibandingkan harga

semen merek lainnya

- 10

(16,7%)

38

(63,3%)

12

(20%)

-

2. Harga semen tonasa sesuai

dengan kualitas yang anda

rasakan

- 4

(6,7%)

35

(58,3%)

20

(33,3%)

1

(1,7%)

3. Harga semen tonasa terjangkau

bagi anda

- 2

(3,3%)

38

(63,3%)

18

(30%)

2

(3,3%)

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

50

Berdasarkan tanggapan responden mengenai variabel harga, menunjukkan

bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban cukup setuju, hal ini dapat

dilihat dari pernyataan pertama bahwa Harga semen tonasa lebih rendah jika

dibandingkan harga semen merek lainnya, maka rata-rata responden memberikan

jawaban cukup setuju yakni sebanyak 38 orang atau 63,3%, kemudian pernyataan

kedua bahwa harga semen tonasa sesuai dengan kualitas yang anda rasakan,

didominasi jawaban terbanyak responden adalah cukup setuju yakni sebanyak 35

orang atau 58,3%, sedangkan harga semen tonasa terjangkau bagi anda, maka

rata-rata responden memberikan jawaban cukup setuju yakni sebanyak 38 orang atau

sebesar 63,3%.

4. Deskripsi Variabel Promosi

Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran, yang dimaksudkan

dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha

menyebarkan informasi, memengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan

loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Untuk lebih

jelasnya akan disajikan tanggapan responden mengenai variabel promosi yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

51

TABEL 5.7

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI PROMOSI

No. IndikatorSkor

STS TS CS S SS

1. Informasi mengenai keunggulan

produk semen tonasa

- 9

(15%)

41

(68,3%)

9

(15%)

1

(1,7%)

2. Informasi mengenai kesesuaian

harga dengan kualitas produk

- 8

(13,3%)

35

(58,3%)

17

(28,3%)

-

3. Promosi yang dilakukan oleh

perusahaan cukup memadai

- 7

(11,7%)

31

(51,7%)

20

(33,3%)

2

(3,3%)

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tabel 5.7 yakni tanggapan responden mengenai variabel

promosi, nampak bahwa sebagian besar responden memberikan jawaban cukup

setuju, hal ini dapat dilihat dari pernyataan pertama bahwa informasi mengenai

keunggulan produk semen tonasa, terlihat bahwa sebagian besar responden

memberikan jawaban cukup setuju yakni sebesar 41 orang atau 68,3%, kemudian

pernyataan kedua informasi mengenai kesesuaian harga dengan kualitas produk,

maka rata-rata jawaban responden yang terbesar dalam penelitian ini adalah

cukup setuju yakni sebanyak 35 orang atau 58,3%, sedangkan pernyataan ketiga

bahwa promosi yang dilakukan oleh perusahaan cukup memadai, maka sebagian

besar responden memberikan jawaban cukup setuju yakni sebanyak 31 orang atau

sebesar 51,7%.

52

5. Variabel Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian merupakan sikap atau upaya dari konsumen untuk

mendapatkan produk yang diinginkan dan memutuskan untuk membeli dan

menggunakan produk tersebut. Untuk lebih jelasnya akan disajikan tanggapan

responden mengenai variabel keputusan pembelian suatu produk yang dapat dilihat

melalui tabel berikut ini :

TABEL 5.8

TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI KEPUTUSAN PEMBELIAN

No. IndikatorSkor

STS TS CS S SS

1. Kekuatan dan ketahanan lama

produk memengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli semen

- - 15

(25%)

42

(70%)

3

(5%)

2. Kesesuaian harga dengan kualitas

memengaruhi anda dalam

pembelian semen

- - 10

(16,7%)

44

(73,3%)

6

(10%)

3. Informasi yang diperoleh melalui

promosi memengaruhi keputusan

konsumen dalam pembelian

- - 15

(25%)

43

(71,7%)

2

(3,3%)

Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Berdasarkan tanggapan responden mengenai keputusan pembelian

produk semen, maka rata-rata responden memberikan jawaban setuju, hal ini dapat

dilihat dari pernyataan pertama bahwa kekuatan dan ketahanan lama produk

memengaruhi keputusan konsumen dalam membeli semen, didominasi jawaban

53

terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak 42 orang atau sebesar 70%,

kemudian pernyataan kedua bahwa kesesuaian harga dengan kualitas memengaruhi

anda dalam pembelian semen, sebagian besar responden memberikan jawaban

setuju yakni sebanyak 44 orang atau sebesar 73,3%, sedangkan pernyataan ketiga

bahwa informasi yang diperoleh melalui promosi memengaruhi keputusan konsumen

dalam pembelian, maka jawaban terbanyak responden adalah setuju yakni sebanyak

43 orang atau sebesar 71,7%.

5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas tujuannya untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrument

yang digunakan dalam penelitian. Melalui uji validitas akan dapat diketahui

apakah item-item pertanyaan yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu

mengungkap dengan pasti tentang masalah yang diteliti. Teknik yang dapat

dipergunakan untuk uji validitas adalah dengan analisa item, dimana setiap nilai

yang ada pada setiap butir pertanyaan dalam kuesioner dikorelasikan dengan nilai

total seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan nilai

corrected item total correlation diatas dari 0,30. Berdasarkan data yang diperoleh

dalam penelitian, maka hasil pengujian validitas instrument penelitian adalah

sebagai berikut :

54

TABEL 5.9

REKAPITULASI HASIL UJI VALIDITAS

Variabel Item Corrected Item Total Correlation

R standar Keterangan

1. Kualitas produk Kp1 0,500 0,30 Valid

Kp2 0,728 0,30 Valid

Kp3 0,639 0,30 Valid

Kp4 0,616 0,30 Valid

2. Citra merek Kr1 0,855 0,30 Valid

Kr2 0,924 0,30 Valid

Kr3 0,792 0,30 Valid

3. Harga H1 0,557 0,30 Valid

H2 0,786 0,30 Valid

H3 0,649 0,30 Valid

4. Promosi P1 0,788 0,30 Valid

P2 0,797 0,30 Valid

P3 0,726 0,30 Valid

5. Keputusan pembelian Vkp1 0,656 0,30 Valid

Vkp2 0,544 0,30 Valid

Vkp3 0,728 0,30 Valid

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa dari 5 variabel

yang diteliti yakni kualitas produk, citra merek, harga, promosi dan keputusan

pembelian dengan jumlah item sebanyak 16 item pernyataan yang diajukan,

nampak bahwa semua item pernyataan sudah valid, karena memiliki nilai

corrected item total correlation yang sudah diatas dari 0,30. Dengan demikian

55

data penelitian bersifat valid dan layak digunakan untuk pengujian hipotesis

penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu alat ukur baru dapat dipercaya dan

diandalkan bila selalu didapatkan hasil yang konsisiten dari gejala pengukuran

yang tidak berubah yang dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. Untuk

melakukan uji reliabilitas dapat dipergunakan teknik alpha cronbach’s, dimana

suatu instrument penelitian dikatakan reliabel apabila memiliki koefisien kebutuhan

sosial atau alpha sebesar 0,60 atau lebih.

Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil uji reliabilitas yang dapat dilihat

melalui tabel berikut ini :

TABEL 5.10

REKAPITULASI HASIL UJI RELIABILITAS

VariabelNilai Cronbach’s

Nilai Standar KeteranganAlpha

Kualitas produk 0,801 0,60 Reliabel

Citra merek 0,930 0,60 Reliabel

Harga 0,811 0,60 Reliabel

Promosi 0,879 0,60 Reliabel

Keputusan pembelian 0,796 0,60 Reliabel

Sumber : Hasil olahan data

56

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas instrument penelitian, seperti yang

ada pada tabel 5.10 maka hasil pengujian menunjukkan bahwa semua instrument

penelitian adalah reliabel. Hal ini dapat diketahui bahwa semua variabel

penelitian ini mempunyai koefisien kebutuhan sosial/alpha lebih besar dari 0,60.

Bila hasil uji reliabilitas ini dikaitkan dengan kriteria indeks koefisien reliabilitas

menurut Arikunto (2002) menunjukkan bahwa kebutuhan sosial/alpha instrument

penelitian adalah tinggi. Dengan demikian data penelitian bersifat layak digunakan

untuk pengujian hipotesis penelitian.

5.4. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh nilai penduga yang tidak bias dan efisien dari suatu

persamaan regresi berganda, maka datanya harus memenuhi kriteria asumsi klasik

sebagai berikut :

1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi data variabel

bebas dan variabel terikatnya adalah normal. Uji normalitas dimaksudkan untuk

melihat apakah data yang dianalisis memiliki nilai residual yang berada di sekitar

nol (data normal) atau tidak. Model regresi yang baik adalah mempunyai

distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji atau mendeteksi

normalitas ini diketahui dari tampilan normal probability plot. Jika data menyebar

di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi

57

memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Berdasarkan grafik normal probability plot seperti yang disajikan pada

gambar berikut ini :

Gambar 5.1

Normal P-Plot of Regression Standardized Residual

Dari gambar tersebut, terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis

diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga model regresi

58

layak dipakai untuk prediksi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian

semen berdasarkan masukan variabel bebasnya.

2. Multikolineritas

Multikolineritas merupakan keadaan dimana terdapat korelasi yang

sangat tinggi antara variabel bebas dalam persamaan regresi. Untuk mendeteksi

ada tidaknya multikolineritas dilakukan dengan melihat VIF (Variance Inflating

Factor), jika nilai VIF yang lebih dari 10, maka pada model tersebut tidak

terjadi multikolineritas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL 5.11

UJI MULTIKOLINERITAS

Variabel bebas Tolerance VIF Keterangan

Kualitas produk 0,586 1,707 Non multikolineritas

Citra merek 0,676 1,480 Non multikolineritas

Harga 0,598 1,672 Non multikolineritas

Promosi 0,359 2,784 Non multikolineritas

Sumber : Data primer diolah (2012)

Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa nilai VIF tidak ada yang melebihi

dari 10, dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolineritas.

59

3. Heterokesdastisitas

Heterokesdastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien

regresi menjadi tidak efisien. Diagnosis adanya heterokesdastisitas dapat dilakukan

dengan memperhatikan residual dan variabel yang diprediksi. Jika sebaran titik

dalam plot terpencar disekitar angka nol (0 pada sumbu Y) dan tidak membentuk

pola atau trend garis tertentu, maka dapat dikatakan bahwa model tidak

memenuhi asumsi heterokesdastisitas atau model regresi dikatakan memenuhi

syarat untuk memprediksi. Heterokesdastisitas diuji dengan menggunakan

grafik scatterplot. Hasil uji heterokesdastisitas ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.2

Grafik Scatter Plot

60

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa tidak terjadi

heterokesdastisitas karena tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar.

Adapun dasar pengambilan keputusan tersebut adalah :

- Jika ada pola tertentu yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka

terjadi heterokesdastisitas

- Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar maka tidak terjadi

heterokesdastisitas.

5.5. Analisis Regresi dan Korelasi

Analisis regresi dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini, yakni untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas

(kualitas produk, citra merek, harga, promosi) terhadap keputusan pembelian,

baik secara parsial maupun secara simultan serta untuk menguji hipotesis

penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya.

Untuk lebih jelasnya akan disajikan hasil olahan data regresi atas faktor-

faktor yang memengaruhi keputusan pembelian semen yang terdiri dari : kualitas

produk, citra merek, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian semen

pada PT. Semen Tonasa yang dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

61

TABEL 5.12

HASIL REGRESI ATAS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN SEMEN

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) 2.947 .562 5.241 .000

Kualitas Produk .206 .038 .396 5.457 .000Citra Merek .234 .049 .321 4.741 .000Harga .213 .059 .259 3.608 .001Promosi .143 .068 .197 2.119 .039

R = 0,911 R2 = 0,830 Fhitung = 67,126 Sig = 0,000Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam

bentuk persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut :

Y = 2,947 + 0,396X1 + 0,321X2 + 0,259X3 + 0,197X4

Dari hasil persamaan regresi tersebut di atas maka dapat dijelaskan sebagai

berikut :

b0 = 2,947 yang merupakan nilai konstanta, artinya tanpa adanya kualitas

produk, citra merek, harga dan promosi maka keputusan pembelian semen

sebesar 2,947%.

62

b1 = 0,396 yang menunjukkan bahwa apabila kualitas produk semen

ditingkatkan, sedangkan faktor-faktor lainnya tetap maka akan

memengaruhi konsumen terhadap pembelian semen sebesar 0,396%.

b2 = 0,321 yang menunjukkan bahwa apabila citra merek ditingkatkan,

maka akan memengaruhi konsumen terhadap pembelian semen sebesar

0,321%.

b3 = 0,259 yang menunjukkan bahwa apabila harga semen ditingkatkan, maka

akan memengaruhi konsumen terhadap pembelian semen sebesar 0,259%.

b4 = 0,107 yang menunjukkan bahwa apabila biaya promosi meningkat, maka

dapat memengaruhi keputusan konsumen terhadap pembelian semen

sebesar 0,107%.

Kemudian diketahui bahwa nilai R = 0,911 atau 91,1% pengaruh kualitas

produk, citra merek, harga dan promosi terhadap keputusan pembelian semen,

sedangkan nilai koefisien determinasi R2 = 0,830. Hal ini berarti bahwa sebesar

83% pengaruh kualitas produk, citra merek, harga dan promosi memengaruhi

keputusan pembelian semen, sedangkan sisanya sebesar 17% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.6. Pembuktian Hipotesis

1. Uji Simultan

Secara simultan faktor kualitas produk, citra merek, harga dan promosi

berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian

63

semen, yang mana ditunjukkan dengan pengujian statistik melalui uji F yang

dapat dilihat melalui tabel berikut ini :

TABEL 5.13

HASIL PENGUJIAN SECARA SEREMPAK

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 80.495 4 20.124 67.126 .000a

Residual 16.488 55 .300

Total 96.983 59

a. Predictors: (Constant), Promosi, Citra Merek, Harga, Kualitas Produkb. Dependent Variable: Kep. Pembelian

Berdasarkan hasil pengujian secara serempak maka diperoleh nilai

Fhitung = 67,126 dan Ftabel (2,540), karena memiliki nilai Fhitung > Ftabel dan

memiliki nilai sig atau value = 0,000, karena nilai probabilitas yang lebih kecil

dari nilai standar (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa faktor kualitas

produk, citra merek, harga dan promosi mempunyai pengaruh secara serempak

terhadap keputusan konsumen dalam pembelian semen.

2. Uji Parsial

Kemudian untuk mengetahui atau menguji pengaruh masing-masing

faktor (kualitas produk, citra merek, harga dan promosi) terhadap keputusan

konsumen dalam pembelian semen, maka dapat dijelaskan secara lebih rinci dari

faktor-faktor tersebut, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

64

TABEL 5.14

HASIL PENGUJIAN PARSIAL

ModelStandardized

t Sig.CoefficientsBeta

1 (Constant) 5.241 .000

Kualitas produk .396 5.457 .000

Citra merek .321 4.741 .000

Harga .259 3.608 .001

Promosi .197 2.119 .039

Sumber : Lampiran SPSS

Berdasarkan hasil pengujian parsial mengenai pengaruh masing-masing

variabel kualitas produk, citra merek, harga dan promosi yang memengaruhi

keputusan konsumen terhadap pembelian semen pada PT. Semen Tonasa di

Kabupaten Pangkep, maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Faktor kualitas produk (X1)

Faktor kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen

dalam pembelian semen dengan uji statistik melalui uji t dengan taraf nyata 5%

di mana memiliki nilai thitung (5,457) > ttabel (1,671) dan memiliki nilai

probabilitas 0,000 < 0,05, hal ini berarti bahwa faktor kualitas produk

memengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian semen.

2) Faktor Citra Merek (X2)

Faktor citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam

pembelian semen dengan uji statistik melalui uji t dengan taraf nyata 5%

65

di mana memiliki nilai thitung (4,741) > ttabel (1,671) dan memiliki nilai

probabilitas 0,000 < 0,05, hal ini berarti bahwa faktor citra merek memengaruhi

keputusan konsumen dalam pembelian semen.

3) Faktor Harga (X3)

Faktor harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam

pembelian semen dengan uji statistik melalui uji t dengan taraf nyata 5%

di mana memiliki nilai thitung (3,608) > ttabel (1,671) dan memiliki nilai probabilitas

0,001 < 0,05, hal ini berarti bahwa faktor harga memengaruhi keputusan

konsumen dalam pembelian semen.

4) Faktor Promosi (X4)

Faktor promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen dalam

pembelian semen dengan uji statistik melalui uji t dengan taraf nyata 5%

di mana memiliki nilai thitung (2,119) dan memiliki nilai probabilitas 0,039 < 0,05,

hal ini berarti bahwa faktor promosi memengaruhi keputusan konsumen

dalam pembelian semen.

Sedangkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan

konsumen dalam pembelian semen adalah kualitas produk, hal ini disebabkan

karena memiliki nilai thitung yang terbesar, dan memiliki nilai probabilitas yang

terkecil, dimana semakin kecil nilai probabilitas maka akan semakin besar

pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam pembelian semen.

66

BAB VI

P E N U T U P

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,

maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yaitu

sebagai berikut :

1. Dari hasil analisis regresi yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi konsumen terhadap pembelian semen pada PT. Semen Tonasa

di Kabupaten Pangkep, maka dapat disimpulkan bahwa keempat faktor

yakni : kualitas produk, citra merek, harga dan promosi mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian semen.

2. Dari hasil pengujian koefisien regresi maka diperoleh hasil bahwa faktor

yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam

pembelian semen adalah kualitas produk, alasannya karena memiliki nilai

koefisien regresi dan nilai thitung yang terbesar jika dibandingkan dengan faktor

lainnya.

6.2. Saran-saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diuraikan maka dapat diberikan

saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan,

yaitu :

67

67

1. Disarankan kepada perusahaan untuk memerhatikan faktor-faktor yang

dapat memengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian semen di luar dari

pada faktor-faktor dalam penelitian ini.

2. Disarankan pula agar perlunya perusahaan tetap menjaga hubungan dan

kerjasama yang terbina dengan baik kepada setiap pelanggan khususnya dengan

distributor atau kontraktor/pengembang.

3. Mengingat bahwa faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap

keputusan konsumen dalam pembelian semen adalah kualitas produk, maka

disarankan agar perlunya memerhatikan dan meningkatkan mutu atau kualitas

produk semen, hal ini dimaksudkan agar pelanggannya semakin banyak serta

memengaruhi keputusan konsumen dalam pembelian semen.

68

DAFTAR PUSTAKA

Albari, 2003, Mengenal Perilaku Konsumen Mengenai Penelitian Motivasi, Jurnal Siasat Bisnis, UII, No.7 Vol. I, Yogyakarta.

Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Graha Ilmu, Yogyakarta.

Arman, Fauzi, 2010, Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Medan.

Belch, George.E & Michael A. Belch, 2003, Advertising and promotion: An Integrated Marketing Communications perspective, Sixth edition. The McGraw-Hill Companies.

Chandra, Gregorius, 2002, Strategi Dan Program Pemasaran, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Andi, Yogjakarta

Darmawan, 2010, Faktor-faktor yang Memengaruhi Keputusan Pembelian, Universitas Diponegoro.

Hasan Ali, 2008, Marketing, cetakan pertama, Penerbit : MedPress, Yogyakarta

Istijanto, 2005, Aplikasi Praktis Riset Pemasaran, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Gramedia, Jakarta

Kasmir dan Jakfar, 2003, Studi Kelayakan Bisnis, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Prenada Media, Jakarta

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane, 2008, Manajemen Pemasaran, edisi ketiga belas, jilid dua, Penerbit : Erlangga, Jakarta

Machfoedz, 2005, Pengantar Pemasaran Modern, cetakan pertama, Penerbit : UPP AMP YKPN, Yogyakarta

Prasetijo, Ristiyanti dan Ihalauw John, 2005, Perilaku Konsumen, edisi pertama, Penerbit : Andi, Yogyakarta

Riduwan dan Akdom, 2007, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistik, cetakan kedua, Penerbit : Alfabeta, Bandung

69

Suryani Tatik, 2008, Perilaku Konsumen, Implikasi Pada Strategi Pemasaran, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Graha Ilmu, Jakarta

Sodik, Abdul, 2003, Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses. Terjemahan Nunuk Andriani. Binarupa Aksara, Jakarta.

Swastha, Basu Dharmesta dan T. Hani Handoko, 2008, Manajemen Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan keempat, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Sumarwan, Ujang, 2003, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Administrasi, Dilengkapi dengan Metode, R & D, edisi revisi cetakan ketujuhbelas, Penerbit : Alfabeta Bandung

Tjiptono, Fandy, 2009, Manajemen Jasa, cetakan kedua, edisi kesatu, Penerbit : Erlangga, Jakarta.

Umar Husain, 2003, Riset Pemasaran, Dan Perilaku Konsumen, cetakan ketiga, Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

70