JUDUL

download JUDUL

of 17

Transcript of JUDUL

  • 5/22/2018 JUDUL

    1/17

    I. JUDUL : PENENTUAN VISCOSITAS ZAT CAIR

    II. PRINSIP PERCOBAANMengalirkan cairan pipa ke dalam pipa kapiler dari Viskometer Oswald dengan

    mencatat waktunya.

    III. TUJUAN PERCOBAANUntuk menentukan koefisien viskositas zat x

    IV. LANDASAN TEORIKekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan antara

    molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-gesekan inilah

    yang menghambat aliran zat cair. Besarnya kekentalan zat cair (viskositas) dinyatakan

    dengan suatu bilangan yang menentukan kekentalan suatu zat cair. Hukum viskositas Newton

    menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu maka tegangan

    geser berbanding lurus dengan viskositas.

    Viskositas adalah gesekan interval, gaya viskos melawan gerakan sebagai fluida relatif

    terhadap yang lain. Viscositas adalah alasan diperlukannya usaha untuk mendayung perahu

    melalui air yang tenang, tetapi juga merupakan suatu alasan mengapa dayung bisa bekerja.

    Efek viskos merupakan hasil yang penting dalam pipa aliran darah. Pelumasan bagian dalam

    mesin fluida viskos cenderung melekat pada permukaan zat yang bersentuhan dengannya.

    Diantara salah satu sifat zat cair adalah kental (viskos) dimana zat cair memiliki

    kekentalan yang berbeda-beda materinya, misalnya kekentalan minyak goreng dengan

    kekentalan oli. Dengan sifat ini zat cair banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu

    sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap mesin

    membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.

    Suatu zat memiliki kemampuan tertentu sehingga suatu padatan yang dimasukkan

    kedalamnya mendapat gaya tekanan yang diakibatkan peristiwa gesekan antara permukaan

    padatan tersebut dengan zat cair. Sebagai contoh, apabila kita memasukkan sebuah bola kecil

    kedalam zat cair, terlihatlah batu tersebut mula-mula turun dengan cepat kemudian melambathingga akhirnya sampai didasar zat cair. Bola kecil tersebut pada saat tertentu mengalami

    sejumlah perlambatan hingga mencapai gerak lurus beraturan. Gerakan bola kecil

    menjelaskan bahwa adanya suatu kemampuan yang dimiliki suatu zat cair sehingga

    kecepatan bola berubah. Mula-mula akan mengalami percepatan yang dikarenakan gaya

    beratnya tetapi dengan sifat kekentalan cairan maka besarnya percepatannya akan semakin

    berkurang dan akhirnya nol. Pada saat tersebut kecepatan bola tetap dan disebut kecepatan

    terminal. Hambatan-hambatan dinamakan sebagai kekentalan (viskositas). Akibaat

  • 5/22/2018 JUDUL

    2/17

    viskositas zat cair itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup drastic

    terhadap kecepatan batu. Aliran viskos, dalam berbagai masalah keteknikan pengaruh

    viskositas pada aliran adaalh kecil, dan dengan demikian diabaikan. Cairan kemudian

    dinyatakan sebagai tidak kental (invicid) atau seringkali ideal dan diambil sebesar nol. Tetapi

    jika istilah aliran viskos dipakai, ini berarti bahwa viskositas tidak diabaikan. Untuk benda

    homoogen yang dicelupkan kedalam zat cair ada tiga kemungkinan yaitu, tenggelam,melayang, dan terapung. Oleh kaarena itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat

    mengukur viskositas berbagai jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari

    larutan maka tingkat kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.

    Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang

    bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa juga

    disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair, maka

    semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam zat cair,

    yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair (Martoharsono, 2006).

    Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar

    lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk

    mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas

    dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran

    serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda

    memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena

    adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas,

    viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul. Viskositas dapat dinyatakan sebagai

    tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara molekulmolekul cairan satu dengan

    yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang

    rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang

    tinggi (Sarojo, 2009).

    Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental (viscous) daripada

    gas, dalam merumuskan persamaan-persamaan dasar mengenai aliran yang kental akan jelas

    nanti, bahwa masalahnya mirip dengan masalah tegangan dan regangan luncur di dalam zat

    padat. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah viscometer (Sudarjo,

    2008).

    Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau minyak tanah, tegangan luncur itu relatif

    kecil untuk cepat perubahan regangan luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil,

    dan begitu pula sebaliknya (Lutfy, 2007).

    Viskositas (kekentalan) dapat dianggap suatu gesekan dibagian dalam suatu fluida.

    Karena adanya viskositas ini maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida diatasnya

    lapisan lain haruslah dikerjakan gaya. Karena pengaruh gaya k, lapisan zat cair dapat

    bergerak dengan kecepatan v, yang harganya semakin mengecil untuk lapisan dasar sehingga

    timbul gradien kecepatan. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair

    lebih kental (viscous) dari pada gas tidak kental (Mobile ) (Martoharsono, 2006).

  • 5/22/2018 JUDUL

    3/17

    Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah,

    dan sebaliknya bahanbahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.

    Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya mekanika

    dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam(viskositas) fluida adalah konstan sehubungan

    dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana

    perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameterinilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah

    bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang

    permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu

    bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang

    berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya tekan

    yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang

    menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya

    akan membentuk suatu lapisanlapisan yang saling bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan

    memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida

    yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, makakecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan

    tidak adanya tekanan fluida (Kanginan, 2006).

    Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan karena itu terdapat gaya

    gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair. Gaya

    gesek tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus: G = A(Ginting, 2011).

    Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan non newtonian.

    1. Cairan Newtonian

    Cairan newtonian adalah cairan yg viskositasnya tidak berubah dengan berubahnya gaya

    irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya : Air, minyak, sirup, gelatin, dan

    lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas berbanding lurus dengan shear stresss

    secara proporsional dan viskositasnya merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan

    antara shear rate dan shear stress. Viskositas tidak tergantung shear rate dalam kisaran aliran

    laminar (aliran streamline dalam suatu fluida). Cairan Newtonian ada 2 jenis, yang

    viskositasnya tinggi disebut Viscous dan yang viskositasnya rendah disebut

    Mobile(Dogra, 2006).

    2. Cairan Non-Newtonian

    yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya irisan dan

    dipengaruhi kecepatan tidak linear.

    Metode Penentuan Kekentalan

    Untuk menentukan kekentalan suatu zat cair dapat digunakan dengan cara :

    1. Cara Ostwalt / Kapiler

    Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan

    tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui viskometer

    Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi

  • 5/22/2018 JUDUL

    4/17

    suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut

    (Lutfy, 2007).

    Berdasarkan hukum Heagen Poiseuille.

    = P r4t

    8 VL

    Hukum poiseuille juga digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus

    laminer melalui pipa slindris dan menentukan jumlah cairan yamg keluar perdetik

    (Sarojo, 2006)

    2. Cara Hopper

    Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga

    gaya gesek = gaya beratgaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola (

    yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatanjatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum stokeyaitu

    pada saat kecepatan bola maksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama

    dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan tanpa

    batas sepanjang tegangan yang diberikan. Tegangan tidak bergantung pada regangan geser

    tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan regangan juga disebut laju

    regangan( D. Young , 2009).

    Laju perubahan regangan geser = laju regangan

    Rumus yang di atas dapat defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan (eta), sebagai

    rasio tegangan geser dengan laju regangan :

    = Tegangan geser

    Laju regangan

    Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun ketika itu hanya

    untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola tertentu di dalam suatu fluida

    tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya. Bila fluida sempurna yang viskositasnya

    nol mengalir melewati sebuah bola, atau apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida

    yang diam, gari-garis arusnya akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di

    sekeliling bola itu. Tekanan terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah

    alir datang tepat sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaanbola menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Sudarjo, 2008).

    Sebuah benda bila digerakkan pada permukaan zat padat yang kasar maka benda tersebut

    akan mengalami gaya gesekan. Analog dengan hal itu, maka sebuah benda yang bergerak

    dalam zat cair yang kental akan mengalami gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan

  • 5/22/2018 JUDUL

    5/17

    zat cair tersebut. Dalam hal ini gaya gesekan pada benda yang bergerak dalam zat cair kental

    dapat kita ketahui melalui besar kecepatan benda. Menurut hukum Stokes, gaya gesekan

    yang dialami oleh sebuah bola pejal yang bergerak dalam zat cair yang kental adalah :

    Fs = -6 r V

    dengan :

    Fs : gaya gesekan zat cair (kg.m.s-2),

    : koefisien kekentalan zat cair (N.m-2.s )

    r : jari-jari bola pejal (m)

    V : kecepatan gerak benda dalam zat cair (ms-1)

    Persamaan di atas di kenal sebagai persamaan Stokes dan dalam penerapannya memerlukan:

    1. Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya jauh lebih besar dari pada ukuran bola).

    2. Tidak terjadi aliran turbulensi di dalam fluida.3. Kecepatan v tidak besar, sehingga aliran fluida masih bersifat laminar.

    Selain gaya gesekan zat cair, masih ada dua gaya yang bekerja pada benda yaitu gaya berat

    dan gaya ke atas, persamaan gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut dapat dinyatakandengan :

    F = W + FA + FS

    Bila bola pejal telah mencapai kecepatan tetap, maka resultan ketiga gaya tersebut akan

    sama dengan nol, sehingga benda bergerak lurus beraturan. Besar kecepatannnya pada

    keadaan itu dapat dinyatakan dengan

    V = 2r2g (-o)

    9

    dengan:

    g : percepatan gravitasi (ms-2

    ) ; gunakan g = 9,87 ms-2

    : massa jenis bola pejal(kg.m-3

    )

    o : massa jenis zat cair (kg.m-3

    )

    Bila selama bergerak lurus beraturan, bola memerlukan waktu selama t untuk bergerak

    sejauh y,

    maka persamaan di atas dapat diubah menjadi :

    t = 9

    2 g r2(-o)

  • 5/22/2018 JUDUL

    6/17

    Di dalam fluida yang mengalir terdapat gesekan internal yang dinamakan viskositas atau

    kekentalan yang diberi symbol . Sebuah bola dengan jari-jari r dan massa jenis bila

    dijatuhkan ke dalam fluida yang memiliki viskositas dan massa jenis oakan mendapatkangaya gesekan sebesar

    F = - 6 r v

    dimana vadalah kecepatan relatif bola terhadap fluida.

    V. ALAT DAN BAHAN Alat :

    1. Viskometer Oswald2. Bulf3. Stopwatch4. Thermometer

    Bahan :1. Aquadest2. Sample3. Es batu4. Air panas

    VI. PROSEDUR KERJA1. Cuci viskometer Oswald dengan HCl pekat dan K2Cr2O7kemudian dikeringkan

    dengan aceton.

    2. Tentukan dari zat x dan H2O dengan piknometer.3. Alirkan H2O sebagai larutan standar dalam Viskometer Oswald ini dari garis a

    dan b, catat waktu yang diperlukan.

    4. Viskometer Oswald dibersihkan dan dikeringkan lagi, kemudian dialirkan zat xyang akan ditentukan viskositasnya.

    5. Ulangi tiap-tiap zat beberapa kali dengan variasi temperatur.6. Tentukan zat dengan menggunakan rumus

    VII. DATA PENGAMATAN

  • 5/22/2018 JUDUL

    7/17

    VIII. PEMBAHASANSoal

    1. Buatlah grafik vs variasi temperature!2. Apa pengaruh temperature terhadap viskostas suatu zat?3. Adakah hubungan antara viskositas dan bilangan Reynold (Re)?4. Buatlah penurunan satuan dari rumus viskositas!Jawaban

    1.

    2. Viskositas akan turun dengan naiknya suhu,sedangkan viskositas gas naik dengannaiknya suhu.Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh

    energi.Molekul-molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah.

    Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan kenaikan temperatur.

    3. Ada, karena dalammekanikafluida, bilangan Reynolds adalah rasio antara gaya inersia(vs) terhadap gayaviskos (/L) yang mengkuantifikasikanhubungan kedua gaya tersebut

    dengan suatu kondisi aliran tertentu. Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan

    jenis aliran yang berbeda, misalnyalaminar danturbulen.Namanya diambil dariOsborne

    Reynolds (18421912) yang mengusulkannya pada tahun1883.Bilangan Reynold

    merupakan salah satubilangan tak berdimensi yang paling penting dalam mekanika

    fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak berdimensi lain,untuk

    memberikan criteria untuk menentukan dynamic similitude.Jika dua pola aliran yang

    mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju alir yang berbeda

    pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya disebu tmemiliki

    kemiripan dinamis.Rumus bilangan Reynolds umumnya diberikan sebagai berikut:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasiohttp://id.wikipedia.org/wiki/Gayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Inersiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Viskositashttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laminar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Turbulen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Osborne_Reynolds&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Osborne_Reynolds&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/1842http://id.wikipedia.org/wiki/1912http://id.wikipedia.org/wiki/1883http://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_tak_berdimensihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bilangan_tak_berdimensihttp://id.wikipedia.org/wiki/1883http://id.wikipedia.org/wiki/1912http://id.wikipedia.org/wiki/1842http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Osborne_Reynolds&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Osborne_Reynolds&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Turbulen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laminar&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Viskositashttp://id.wikipedia.org/wiki/Inersiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Rasiohttp://id.wikipedia.org/wiki/Mekanika_fluida
  • 5/22/2018 JUDUL

    8/17

    Re = vsL/ =s L/v = Gaya Inersia / Gaya Viskos

    dengan:

    vskecepatanfluida,

    Lpanjangkarakteristik,

    viskositasabsolutfluidadinamis,

    viskositaskinematikfluida: = / ,

    kerapatan (densitas) fluida.

    4. Satuan viskositas (Rho) = Pa.s dimensinya = [M] [L]-1 [T]-1Satuan kecepatan(V) = m/s dimensinya = [L] [T]

    -1

    Satuan tekanan (P) = Pascal dimensinya = [M] [L]-1

    [T]-2

    Satuan diameter (D) = meter dimensinya = [L]

    Karena viskositas (Rho) sebagai variable dependen, maka viskositas merupakan fungsi

    yang dipengaruhi oleh V,Pdan D sebagai variable independennya. Secara matematis

    hubungan itu ditulis sbb:

    F (V,P,D) = Vax P

    bx D

    c

    Rho = Vax P

    bx D

    c

    Dimana:

    A,b dan c berturut-turut sebagai orde dari V,P dan Ddengan memasukkan factor dimensi setiap variabel, maka:

    Rho= Vax P

    bx D

    c

    [M] [L]-1

    [T]-1

    = ([L] [T]-1

    )a x ([M] [L]

    -1 [T]

    -2)b

    x [L]c

    [M] [L]-1

    [T]-1

    = [M]b

    x [L](a-b+c)

    x [T](-a-2b)

    sehingga: 1 = b, -1 = a-b+cdan -1 = -a-2b

    Diperoleh= a = -1, b = 1 dan c = 1

    Agar hubungan fungsi dengan variabel-variabelnya Nampak jelas, maka haruslah ada

    konstanta "k" sehingga:

    F(V,P,D) =k x Va x P

    b x D

    c

    Rho = k x Va x P

    b x D

    c

    Rho = k x V-1

    x P x D

  • 5/22/2018 JUDUL

    9/17

    atau

    Viskositas (Rho) = k.P.D / V

    IX. KESIMPULAN

    X. DAFTAR PUSTAKA

    I. JUDUL : KINETIKA REAKSI

    II. PRINSIP PERCOBAANPerubahan kecepatan suatu reaksi kimia sebanding dengan konsentrasi ion setiap

    reaksi dan produk pada waktu tertentu.

    III. TUJUAN PERCOBAANa. Menentukan kecepatan reaksi spesifik antara K2S2O8 dengan KI pada variasi

    konsentrasi pada temperatur kamar.

    b. Menentukan energy aktivasi dari suatu reaksi kimia antara K2S2O8 dengan KIpada variasi temperatur.

    IV. LANDASAN TEORIKinetika menggambarkan suatu study secara kuantitatif tentang perubahan-perubahan

    kadar terhadap waktu oleh reaksi kimia. Kecepatan reaksi ditentukan oleh kecepatan

    terbentuknya zat hasil, dan kecepatan pengurangan reaktan. Tetapan kecepatan (K) adalah

    faktor pembanding yang menunjukkan hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi

    reaktan.

    Misalnya:

    Reaksi A + B C + D

    mA + nB xC + yD

    maka kecepatan reaksinya adalah :

    V = K [A]m

    [B]n

  • 5/22/2018 JUDUL

    10/17

    Dimana K adalah konstanta kecepatan reaksi, m dan n merupakan orde reaksi

    (Anonim, 2011).

    Kinetika kimia merupakan cabang ilmu kimia yang mempelajari tetang proses yang

    berhubungan dengan kecepatan atau laju suatu reaksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

    laju reaksi. Dalam praktek suatu reaksi kimia dapat berlangsung dengan laju atau kecepatan

    yang berbeda-beda. Namun dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai reaksi yang

    berlangsung lambat. Oleh karena itu dengan mempelajari kinetika kimia maka seluruh faktor-

    faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi dapat dikendalikan sehingga lebih hemat dan

    efisien (Tim Dosen UNHAS, 2004).

    Pengertian tentang laju reaksi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per

    satuan waktu. Karena reaksi berlangsung kearah pembentukan hasil, maka laju reaksi tak lain

    dari pengurangan jumlah pereaksi per satuan waktu, atau pertambahan jumlah hasil reaksi

    per satuan waktu. Dimensi untuk waktu umumnya digunakan menit atau detik, sedangkan

    satuan untuk jumlah pereaksi dan hasil reaksi adalah konsentrasi molar (Tim Dosen UNHAS,

    2004).

    Laju didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi per satuan waktu. Satuan yang

    umum adalah mol dm-3-1

    . Umumnya laju reaksi meningkat dengan meningkatnya

    konsentrasi, dan dapat dinyatakan dengan:

    Laju = k f (C1, C2, Ci)Dimana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta

    kecepatan, C1,C2 adaalah konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk (Dogra,

    1984).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi ialah: macam zat yang

    mengadakan reaksi, konsentrasi/tekanan, temperature, adanya katalisator dan radiasi yaitu

    adanya sinar dengan panjang gelombang tertentu. Beberapa reaksi terjadi dengan sangat

    cepat misalnya penetralan larutan asam kuat dengan basa kuat. Tetapi ada pula reaksi yang

    berjalan sangat lambat, misalnya reaksi H2 dan O2 pada temperature kamar tanpa adanya

    katalisator. Beberapa reaksi berjalan sangat lambat pada temperature kamar, tetapi kecepatan

    reaksi ini akan bertambah dengan cepat pada kenaikan temperature (Respati, 1981).

    Orde reaksi menggambarkan bentuk matematik di mana hasil percobaan dapat

    dtunjukkan. Orde reaksi hanya dapat dihitung secara eksperimen, dan hanya dapat

  • 5/22/2018 JUDUL

    11/17

    diramalkan jika suatu mekanisme reaksi diketahui ke seluruh orde reaksi yang dapat

    ditentukan sebagai jumlah dari eksponen untuk masing-masing reaktan, sedangkan harga

    eksponen untuk masing-masing reaktan dikenal sebagai orde reaksi untuk komponen itu

    (Dogra, 1984).

    Waktu paruh (t1/2) suatu zat radioaktif merupakan waktu yang diperlukan oleh separuh

    dari bobot awal tertentu dari zat itu untuk berubah menjadi zat lain. Waktu-paruh ditentukan

    secara eksperimen dengan mencatat banyaknya pancaran dalam suatu kurun waktu yang

    sesuai, oleh satu contoh radioaktif yang bobotnya diketahui. Unsure-unsur radioaktif tertentu

    mempunyai waktu-paruh yang amat pendek dan unsur-unsur lain yang waktu-paruhnya amat

    panjang (Keenan, 1986).

    Waktu paruh didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan bila separuh konsentrasi

    dari suatu reaktan digunakan. Waktu paruh dapat ditentukan dengan tepat hanya jika satu

    jenis reaktan terlibat, tetapi jika suatu reaksi berlangsung antara jenis reaktan yang berbeda,

    waktu paruh harus ditentukan terhadap reaktan tertentu saja (Dogra, 1984).

    Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses itu ada

    yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya bensin terbakar lebih cepat dibandingkan

    dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat cepat, seperti membakar dinamit

    yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat lambat adalah seperti proses berkaratnya besi.

    Pembahasan tentang kecepatan (laju) reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia inidikemukakan cara menentukan laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya

    (Syukri,1999).

    Kinetika reaksi merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang laju reaksi dan

    faktor-faktor yang mempengaruhi. Laju (kecepatan) reaksi dinyatakan sebagai perubahan

    konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi terhadap satuan waktu. Laju rekasi suatu reaksi kimia

    dapat dinyatakan dengan persamaan laju reaksi. Untuk reaksi berikut:

    A + B AB

    Persamaan laju reaksi secara umum ditulis sebagai berikut:

    R = k [A]m

    [B]n

    K sebagai konstanta laju reaksi, m dan n orde parsial masing-masing pereaksi

    (Petrucci, 1987).

  • 5/22/2018 JUDUL

    12/17

    Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol

    kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen,

    atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin

    memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan

    makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Syukri, 1999).

    Besarnya laju reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

    a. Sifat dan ukuran pereaksi. Semakin reaktif dari sifat pereaksi laju reaksi akan

    semakin bertambah atau reaksi berlangsung semakin cepat. Semakin luas permukaan zat

    pereaksi laju reaksi akan semakin bertambah, hal ini dapat dijelaskan dengan semakin luas

    permukaan zat yang bereaksi maka daerah interaksi zat pereaksi semakin luas juga.

    Permukaan zat pereaksi dapat diperluas dengan memperkecil ukuran pereaksi. Jadi untuk

    meningkatkan laju reaksi, pada zat pereaksi dalam bentuk serbuk lebih baik bila

    dibandingkan dalam bentuk bongkahan (Petrucci, 1987).

    b. Konsentrasi. Dari persamaan umum laju reaksi, besarnya laju reaksi sebanding

    dengan konsentrasi pereaksi. Jika natrium tiosulfat dicampur dengan asam kuat encer maka

    akan timbul endapan putih. Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

    Na2S2O3+ 2H+2Na

    ++ H2S2O3(cepat)

    H2S2O3 H2SO3+ S (lambat)

    Na2S2O3+ 2H+2Na

    ++ H2S2O3 + S

    Reaksi ini terdiri dari dua buah reaksi yang konsekutif (sambung menyambung). Pada

    reaksi demikian, reaksi yang berlangsung lambat menentukan laju reaksi keseluruhan. Dalam

    hal ini reaksi yang paling lambat ialah penguraian H2S2O3 (Petrucci, 1987).

    Berhasil atau gagalnya suatu proses komersial untuk menghasilkan suatu senyawa

    sering tergantung pada penggunaan katalis yang cocok. Selang suhu dan tekanan yang dapat

    digunakan dalam proses industri tidak mungkin berlangsung dalam reaksi biokimia.

    Tersedianya katalis yang cocok untuk reaksi-reaksi ini mutlak bagi makhluk hidup (Hiskia,

    1992).

    c. Suhu Reaksi. Hampir semua reaksi menjadi lebih cepat bila suhu dinaikkan

    karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Akibatnya

  • 5/22/2018 JUDUL

    13/17

    jumlah dan energi tumbukan bertambah besar. Pengaruh perubahan suhu terhadap laju reaksi

    secara kuantitatif dijelaskan dengan hukum Arrhenius yang dinyatakan dengan persamaan

    sebagi berikut:

    k = Ae

    -Ea/RT

    atau ln k = -Ea + ln ART

    Dengan R = konstanta gas ideal, A = konstanta yang khas untuk reaksi (faktor

    frekuensi) dan Ea = energi aktivasi yang bersangkutan (Petrucci, 1987).

    d. Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi untuk memepercepat

    jalannya reaksi. Katalis biasanya ikut bereaksi sementara dan kemudian terbentuk kembali

    sebagai zat bebas. Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan

    prosesnya disebut katalisme. Katalis suatu reaksi biasanya dituliskan diatas tanda panah

    (Petrucci, 1987).

    Orde reaksi berkaitan dengan pangkat dalam hukum laju reaksi, reaksi yang

    berlangsung dengan konstan, tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi disebut orde reaksi

    nol. Reaksi orde pertama lebih sering menampakkan konsentrasi tunggal dalam hukum laju,

    dan konsentrasi tersebut berpangkat satu. Rumusan yang paling umum dari hukum laju reaksi

    orde dua adalah konsentrasi tunggal berpangkat dua atau dua konsentrasi masing-masing

    berpangkat satu. Salah satu metode penentuan orde reaksi memerlukan pengukuran laju

    reaksi awal dari sederet percobaan. Metode kedua membutuhkan pemetaan yang tepat darifungsi konsentrasi pereaksi terhadap waktu. Untuk mendapatkan grafik garis lurus (Hiskia,

    1992).

    Untuk mempercepat laju rekaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu memperbesar

    energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ea. Kedua cara itu bertujuan agar

    molekul-molekul semakin banyak memiliki energi yang sama atau lebih dari energi aktivasi

    sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak (Ryan, 2001).

    Jika suatu zat dipanaskan, pertikel-partikel zat tersebut menyerap energi kalor. Pada suhu

    yang ebih tinggi molekul bergerak lebih cepat sehingga energi kinetiknya bertambah.

    Peningkatan energi kinetik menyebabkan kompleks teraktivasi lebih cepat terbentuk, karena

    energi aktivasi mudah terlampaui, dengan dewnikian reaksi berlangsung lebih cepat (Suroso,

    2002).

  • 5/22/2018 JUDUL

    14/17

    Penyelidikan tentang reaksi yang bertujuan untuk menentukan hukum laju dan konstanta

    laju, seringkali dilakukan pada beberapa temperature. Idealnya langkah pertama untuk

    mengenali semua produknya, dan untuk menyelidiki ada tidaknya antar hasil sementara dan

    reaksi samping (Atkins, 1999).

    Daya (laju) suatau reaksi kimia sama dengan hasil kali massa aktif (konsentrasi) pereaksi

    dan koefisien afinitas (tetapan kecepatan) dengan setiap massa aktif meningkat sampai daya

    tertentu. Daya tertentu tersebut tidak harus angka-angka bulat dan tidak disimpulkan dari

    persamaan reaksinya. Hukum Gulberd dan Waage tersebut dikenal sebagai hukum aksi

    massa (Anonim, 2010).

    Suatu laju reaksi ditentukan oleh sifat-sifat dari senyawa yang bereaksi, suhu serta

    konsentrasi dari reaktan-reaktan yang ada. Suhu yang meningkat akan diikuti atau akan

    menyebabkan kecepatan reaksi akan semakin cepat. Berdasarkan kenyataan yang ada

    terdapat beberapa reaksi yang apabila terjadi kenaikan suhu 100C dapat meningkatkan laju

    reaksi sebesar dua kalinya. Bila konsentrasi meningkat akan dapat pula mempercepat laju

    reaksi, akan tetapi beberapa reaksi ordo nol, konsentrasi tidak berpengaruh. Hal ini

    dikarenakan sifat reaksi tersebut jika ditambah suatu apapun reaksi tidak dapat dipercepat.

    (Sukarjo, 1999).

    V. ALAT DAN BAHAN Alat :

    1. Erlenmeyer 5. Flash shaker2. Stopwatch 6. Pipet tetes3. Gelas ukur 7. Labu ukur4. Pipet ukur

    Bahan :1. Aquadest2. KI3. K2S2O84. Na2S2O35. Amilum

  • 5/22/2018 JUDUL

    15/17

    VI. PROSEDUR KERJA1. Buat larutan KI 0.05 N dalam 165 ml ; K2S2O80.05 N dalam 140 ml ; Na2S2O30.05

    N dalam 70 ml.

    2. Buat larutan dalam erlenmeyer dengan perbandingan (variasi konsentrasi)

    ERLENMEY

    ERKI

    K2S2O8

    Na2S2O3

    H2O

    Amylum

    t

    (waktu,dt

    k)

    I 20 20 10

    Secukupn

    ya

    II 20 16 8 6

    III 20 12 6 12IV 20 8 4 18

    3. Keempat sampel di shaker dengan flash shaker hingga terjadi perubahan warnamenjadi hijau.

    4. Larutan dalam erlenmeyer dengan perbandingan (variasi temperatur)ERLENMEY

    ER

    KI K2S2O8

    Na2S2O3

    Amylum t

    (waktu,dtk)

    T

    (C)

    I 40 20 20 10 Secukupnya

    II 50 20 20 10

    III 60 20 20 10

    IV 70 20 20 10

    5. Ke empat sampel dipanaskan diatas waterbath hingga terjadi perubahan warnamenjadi hijau.

    VII. DATA PENGAMATAN

    VIII. PEMBAHASANSoal

  • 5/22/2018 JUDUL

    16/17

    1. Apa yang dimaksud dengan:- Stokiometri- Tingkat reaksi- Molekuleritet reaksi

    2. Sebutkan jenis-jenis katalis!3. Apakah perbedaan katalis dan inhibitor?Jawaban :

    1. Stokiometri : ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitaif dari reaktandan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).

    -Tingkat reaksi : jumlahdaripangkatzat-zat yang bereaksi.

    -Molekuleritet reaksi : reaksi inti

    2. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalamreaksi yang dikatalisinya. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa

    katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atausubstrat) untuk

    sementara terjerap.Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga

    memadai terbentuknya produk baru.katalis anatara produk dan katalis lebih lemah,

    sehingga akhirnya terlepas.Wujud katalis homogeny ini berbeda dari wujud

    pereaksi.Jenis katalis ini umumnya berupa logam-logam dan bereaksi yang dipercepatadalah reaksi gas-gas katalis ini tidak ikut bereaksi, tetapi melalui reaksi permukaan yaitu

    permukaan logam menyerap molekul-molekul udara hingga apabila dua molekul gas

    yang dapat bereaksi terserap maka gas-gas itu akan mudah bereaksi katalis ini

    kebanyakan digunakan dalam reaksi industri.

    Katalis homogen adalah katalis yang berada dalam fase yang sama. Umumnya bereaksi

    dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya

    bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan

    katalisnya. Wujud katalis homogeny ini sama dengan wujud pereaksi. Jenis katalis ini

    umumnya ikut beraksi tetapi pada akhirnya akan kembali lagi kebentuk semula.

    3. Katalis adalah suatu zat yang mempercepatlaju reaksireaksi kimiapada suhu tertentu,tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan

    dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk

    http://id.wikipedia.org/wiki/Substrathttp://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Reaksi_kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksihttp://id.wikipedia.org/wiki/Substrat
  • 5/22/2018 JUDUL

    17/17

    Inhibitor adalah zat yg berfungsi menghambat (menghentikan) reaksi, misalnya dengan

    mengotori permukaan katalis.

    IX. KESIMPULAN

    X. DAFTAR PUSTAKA