JUAN Demam Tifoid

27
Demam Tifoid Juan Avila Johannes – 11 2011 224

description

:)

Transcript of JUAN Demam Tifoid

Demam TifoidJuan Avila Johannes – 11 2011 224

Definisi• Demam tifoid atau typhus abdominalis adalah

suatu infeksi akut yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi.

• Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah.

Etiologi

1. Salmonella typhi 2. Salmonella parathyphiBakteri Gram Negatif

Media penularan melalui : fecal dan oral

Epidemiologi• Di Indonesia sekitar 800-100.000 orang terkena demam tifoid

setiap tahunnya.• Dapat ditemukan sepanjang tahun, dan tersebar dimana-

mana.• Banyak ditemukan di Asia tenggara dan selatan, timur tengah,

dan afrika.

Epidemiologi

Patogenesis

• Masuknya kuman melalui makanan yang terkontaminasi kuman >> dimusnahkan dalam lambung, yang lolos masuk ke usus & berkembang biak.• Saat respons imunitas humoral mukosa (IgA)

usus kurang baik >> menembus sel-sel epitel >> ke lamina propria >> berkembang biak dan di fagosit makrofag.• Kuman berkembang biak di dalam makrofag

>> dibawa ke plak peyeri ileum>> getah bening mesenterika melalui duktus torasikus masuk ke sirkulasi darah (bakteremia 1).

Patogenesis

Patogenesis (2)• Setelah melalui asam lambung, Salmonella typhosa

menembus ileum ditangkap oleh sel mononuklear, disusul bakteriemi I. Setelah berkembang biak di RES, terjadilah bakteriemi II.

• Kuman menyebar ke organ retikuloendotelial tubuh, terutama hati dan limpa >> meninggalkan sel-sel fagosit berkembang biak di luar sel/ruang sinusoid >>masuk sirkulasi darah.

Patogenesis (3)

• S. typhii tertelan usus halus plaque peyeri illeum masuk ke dalam darah (24-72 jam) inflamasi lokal hati-kandung empedu- sumsum tulang-ginjal masuk ke dalam darah pelepasan endotoksin merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang demam tifoid.

Imunologi Thyfoid• Interaksi Salmonella dengan makrofag memunculkan

mediator-mediator. Lokal (patch of payer) terjadi hiperplasi, nekrosis dan ulkus. Sistemik timbul gejala panas, instabilitas vaskuler, inisiasi sistem beku darah, depresi sumsum tulang dll

• Humoral lokal, di usus diproduksi IgA sekretorik yang berfungsi mencegah melekatnya salmonella pada mukosa usus.

• Humoral sistemik, diproduksi IgM dan IgG untuk memudahkan fagositosis Salmonella oleh makrofag. Seluler berfungsi untuk membunuh Salmonalla intraseluler.

Gejala Klinis

• Masa Inkubasi 10 – 14 hari.• Demam ( sifatnya meningkat perlahan-lahan,

terutama pada sore dan malam hari).• Nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,

mual, muntah,obstipasi/diare, perasaan tidak enak di perut.• Bradikardi relatif (peningkatan suhu 1 derajat

tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8 x per menit.)• Tifoid tounge (kotor di tengah, tepi dan ujung

merah serta tremor).• Hepatomegali, splenomegali, meteorismus.• Gangguan kesadaran.

Coated Tongue

Rose Spot

Pemeriksaan Penunjang

1) Pemeriksaan Rutin

2) Uji Widal Deteksi antibodi dengan dasar reaksi aglutinasi antara antigen kuman S. typhi dengan antibodi yang disebut aglutinin (O,H,Vi)

Fase akut mula-mula timbul aglutinin 0, diikuti aglutinin H.

Sembuh: aglutinin 0 masih tetap dijumpai setelah 4-6 bulan, sedangkan aglutinin H menetap Iebih lama antara 9-12 bulan.

Oleh karena itu uji Widal bukan untuk menentukan kesembuhan penyakit.

Pemeriksaan Penunjang

1) Uji TUBEX: deteksi antibodi anti-S.typhi 09 pada serum

2) Uji Typhidot: deteksi antibodi IgM dan IgG

3) Uji Typhidot- M: deteksi antibodi IgM

4) Uji IgM dipstick : IgM dalam serum dan darah lengkap

5) Kultur darah/ biakan empedu: Kultur empedu (+) , darah pada minggu I ( pada minggu II mungkin sudah negatif); tinja minggu II, air kemih minggu III

Komplikasi

• Komplikasi intestinal• Perdarahan usus• Perforasi usus• Ileus paralitik

Komplikasi• Komplikasi ekstraintestinal

• Kardiovaskular: miokarditis• Darah: anemia hemolitik, DIC• Paru: batuk, ulserasi faring posterior• Heparobiliar: hepatitis• Ginjal: glomerulonefritis• Tulang: osteomielitis• Neuropsikiatrik: delirium, disorientasi

Tatalaksana• Bed rest• Diet Makan Lunak• Antibiotik

- Kloramfenikol 4x500mg/hari PO/IV- Ampisilin 50-150mg/kgBB PO- Trimethoprim and sulfamethoxazole 160 mg TMP/800 mg SMZ PO- Ciprofloxacin 250-500 mg PO- Cefotaxime 2 g IV

Kortikosteroid• Hanya diindikasikan pada toksik tifoid atau

demam tifoid yang mengalami syok septik dengan dosis 3x5 mg.

Terapi Ibu Hamil• Kloramfenikol tidak dianjurkan pada trisemester

ke-3. (Khawatir partus prematurus, kematian fetus intrauterin, dan grey syndrome pada neonatus)

• Tiamfenikol tidak dianjurkan pada trisemester pertama.

• Obat yang dianjurkan adalah ampisilin, amoksisilin, dan seftriakson.

Pencegahan• Tindakan hygiene dalam proses persiapan

makanan, pembuangan sampah dll

• Mengobati penderita dan pengidap (sampai biakan feses negatif 3x)

• Vaksin- vaksin tifoid- Oral Typhoid Vaccine(Ty21A): vaksin hidup- Parenteral Inactivated Typhoid Vaccine: virus mati - SK.- Typhoid Vi Capsular Polysaccharide Vaccine: IM

Prognosis

• Tergantung kecepatan diagnosis & penatalaksanaan kepada pasien.

• Permasalahan tidak teratasi : Kadar mortalitas 10-20%.

• Permasalahan diatasi : Kadar mortalitas < 1%.

Terima Kasih