Jual Beli Kredit

download Jual Beli Kredit

of 6

Transcript of Jual Beli Kredit

  • 8/3/2019 Jual Beli Kredit

    1/6

    Jual Beli Kredit

    Pendahululan

    Jual beli dalam fiqih Islam terkadang dilakukan dengan pembayarankontan dari tangan ke tangan, dan terkadang dengan pembayarandan penyerahan barang tertunda, hutang de-ngan hutang. Terkadangsalah satu keduanya kontan dan yang lainnya tertunda. Kalaupembayaran kontan dan penyerahan barang tertunda, maka itu disebut

    jugal beli as-Salm . Kalau penyerahan barangnya langsung danpembayarannya tertunda, itu disebut jual beli nasiah. Pembayarantertunda itu sendiri terkadang dibayar belakangan dengan sekali bayarsekaligus. Terkadang di-bayar dengan cicilan, yakni dibayar dengan

    jumlah tertentu pada waktu-waktu tertentu. Itu disebut jual beli taqsitatau kredit. Kredit di sini merupakan cara memberikan pembayaran

    barang dagangan.

    Jual beli kredit itu hanyalah salah satu bentuk dari jual beli nasiah .Syariat yang suci membolehkan jual beli nasiah itu denganpembayaran tertunda, demikian juga dengan jual beli as-Salmdengan penyerahan barang tertunda, sesuai dengan syarat-syaratyang akan dijelaskan pada kesempatan lain.

    Hukum Jual Beli Nasiah (berhutang terlebih dahulu)

    Para ulama telah bersepakat tentang dibolehkannya jual beli nasiahkarena banyaknya hadits-hadits yang tegas yang diriwa-yatkantentang jual beli itu. Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim sertapara perawi lainnya bahwa Rasulullah pernah membeli makanan dariorang Yahudi dengan pembayaran ter-tunda. Beliau memberikan bajubesinya sebagai jaminan. (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam kitab al-Buyu' , bab: Nabi Membeli dengan Pembayaran Tertunda, nomor 2068,

    2069, dan bab: Membeli Makan dengan Pembayaran Tertunda 2200.

    Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab al-Musqat, bab: Penggadaian dan

    Pembolehannya, nomor 1063.)

    Dibolehkannya jual beli nasiah berarti juga dibolehkan jual beli secarakredit. Karena jual beli kredit tidak lain adalah jual beli denganpembayaran tertunda, hanya pembayarannya yang dicicil selamabeberapa kali dalam waktu-waktu tertentu. Tidak ada perbedaan dalam

    hukum syariat terhadap jual beli dengan pem-bayaran tertunda dalamsatu waktu atau pada beberapa waktu berbeda.

    Hukum Jual Beli Kredit

  • 8/3/2019 Jual Beli Kredit

    2/6

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada asalnya jual beli kredit telahdisepakati kehalalannya. Akan tetapi terkadang ter-jadi hal yangkontroversial dalam jual beli semacam ini, yakni bertambahnya hargadengan ganti tenggang waktu. Misalnya har-ga suatu barang bila dibelisecara kontan adalah seratus juneih. Lalu bila dibayar dengan kredit,harganya menjadi seratus lima puluh juneih. Pendapat yang benar daripara ulama adalah diboleh-kannya bentuk jual beli kredit semacam ini,berdasarkan alasan-alasan berikut:

    Keumuman dalil yang menetapkan dibolehkannya jual beli semacamini. Penjualan kredit hanyalah salah satu dari jenis jual beli yangdisyariatkan tersebut (jual beli nasiah). Para ulama yang melarangnyatidak memberikan alasan yang mengalihkan hukum jual beli ini

    menjadi haram.Allah berfirman:

    "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidaksecara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamumenuliskannya." (Al-Baqarah: 282).

    Ayat tersebut secara umum juga meliputi penjualan barang denganpembayaran tertunda, yakni jual beli nasiah. Ayat ini juga meliputihukum menjual barang yang berada dalam kepemilikian namun

    dengan penyerahan tertunda, yakni jual beli as-Salm. Karena dalam jual beli as-Salm juga bisa dikurangi harga karena penyerahanbarang yang tertunda, maka dalam jual beli nasiah juga bolehdilebihkan harganya karena pembayarannya yang tertunda.

    Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:"Emas boleh dijual dengan emas, perak dengan perak, gandumdengan gandum, jewawut dengan jewawut, kurma dengan kurma,dan garam dengan garam, asal sama ukuran atau takarannya,diserahterimakan dan dibayar secara langsung. Kalau jenis yangsatu dijual dengan jenis yang lain, silahkan kalian menjualsekehendak kalian, namun harus tetap dengan kontan."(Diriwayatkan oleh Muslim kitab al-Musaqat, bab: Money Changer, dan

    Barter Emas dengan Perak Secara Kontan, nomor 158)

    Dalam hadits ini ada indikasi terhadap beberapa hal berikut:

    Apabila emas dijual dengan emas, gandum dijual dengan gandum,disyaratkan harus ada kesamaan ukuran atau takaran dan langsungdiserahterimakan (asal sama ukuran atau takaran-nya,diserahterimakan dan dibayar secara langsung). Maka diha-ramkan

    adanya kelebihan berat atau takaran salah satu barang yang ditukar,dan juga diharamkan pembayaran tertunda.

    Namun kalau emas ditukar dengan perak, atau kurma de-ngan

  • 8/3/2019 Jual Beli Kredit

    3/6

    jewawut, hanya disyaratkan serahterima dan pembayaran langsungsaja, namun tidak disyaratkan harus sama ukuran mau-puntakarannya. Dibolehkan ketidaksamaan ukuran dan takaran, karenaperbedaan jenis, namun tetap diharamkan penangguhan penyerahanbarang dan pembayarannya.

    Apabila emas ditukar atau dijual dengan gandum, atau pe-rak dengankurma, boleh tidak sama ukuran/takarannya dan boleh jugaditangguhkan penyerahan kompensasi dan pemba-yarannya. Karenadibolehkannya kelebihan salah satu barang tersebut oleh perbedaan

    jenis, juga disebabkan oleh perbedaan waktu.

    Penjualan emas dengan emas ada kesamaan, sehingga tidak bisadiberlakukan jual beli nasiah, yakni dengan sistem penye-rahan

    barang tertunda, karena penundaan itu bisa menghilangkan kesamaantersebut. Namun syarat itu tidak berlaku pada pen-jualan emas dengangandum misalnya. Oleh sebab itu boleh ada kelebihan salah satubarang yang dipertukarkan, baik karena perbedaan kualitas, bisa jugakarena perbedaan waktu.

    Syubhat Golongan Yang Melarang

    Dalam mengharamkan jual beli ini (kredit dengan harga lebih besar)

    mereka beralasan bahwa tambahan tersebut sebagai padanan daripertambahan waktu. Mengambil keuntungan tam-bahan daripertambahan waktu termasuk riba.

    Alasan ini bisa dibantah, bahwa tambahan tersebut tidak bisadigolongkan sebagai riba yang diharamkan sebagaimana telahdijelaskan sebelumnya. Bahwasanya semua komoditi riba fadhal yangenam bila dijual dengan yang sejenis, maka diharam-kan sebagai ribakarena kelebihan salah satu barang transaksinya dan karenapenundaan serah terima (emas dengan emas atau dolar dengan dolar).

    Dan kalau sesuatu itu dijual atau dibarter dengan jenis lain namunmemiliki kesamaan illah/ alasan hukum (emas dengan perak, dolardengan juneih), boleh dilebihkan salah satunya, namun tidak bolehdilakukan dan serah terima tertunda. Dan apabila yang dibarter adalahbarang dengan yang tidak sejenis dan tidak sama illat -nya (emasdengan gandum atau dolar dengan kurma) boleh dilebihkan salahsatunya dan juga dibo-lehkan serah terima tertunda. Yakni dibolehkanperbedaan harga karena perbedaan jenis, dan dibolehkan perbedaan

    harga karena penangguhan serah terima.

    Mereka yang mengharamkan juga beralasan dengan nash-nash umumyang mengharamkan riba, bahwa jual beli ini juga tergolong riba.

  • 8/3/2019 Jual Beli Kredit

    4/6

    Namun keumuman nash ini dikonfrontasikan dengan nash-nash umumlain yang menghalalkan jual beli secara kontan dan tertundapembayaran atau serah terima barangnya. Dan jual beli ini jugatermasuk di antaranya.

    Mereka juga beralasan dengan riwayat larangan melakukan dua

    perjanjian dalam satu aktivitas jual beli, sebagaimana dalam sabdaNabi shallallahu alaihi wasallam:"Barangsiapa yang melakukan dua perjanjian dalam satu transaksijual beli, maka ia harus mengambil keuntungan terendah, bila tidakberarti ia melakukan riba." (Diriwayatkan oleh Abu Daud 2461.Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya 4974.Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi 1231. Diriwayatkan oleh an-Nasai VII: 296.Diriwayatkan juga oleh al-Hakim II: 45, dinyatakan shahih oleh at-

    Tirmidzi dan al-Hakim.)

    Namun alasan ini dapat dibantah kalau pun dimisalkan hadits inishahih, maka dua perjanjian dalam satu aktivitas jual beli ituditafsirkan sebagai jual beli inah, bukan jual beli dengan pembayarantertunda semacam ini. Maksudnya (inah) adalah membeli baranguntuk dibayar tertunda, kemudian mengem-balikan barang itu kepadapenjual dan menjualnya dengan harga lebih murah secara kontan.

    Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah jual beli manipulatif sebagai ribatersembunyi dengan cara yang menyamarkannya, di mana barangdagangan hanya dijadikan se-bagai mediator kosong saja, untukmelegalitas peminjaman uang berbunga.

    Ada juga yang berpendapat bahwa arti dua transaksi dalam satu jual beli itu adalah terjadinya dua jual beli pada satu barangtransaksi. Caranya adalah dengan memberikan pinjaman uang satu

    dinar untuk membeli satu kilo gandum misalnya dan dibayar tigabulan kemudian. Bila sudah datang waktu pembayarannya, sipenjual itu berkata, "Juallah kepadaku gandum milikmu itu denganlima ratus kilo dalam jangka enam bulan," misalnya. Ini adalah jualbeli kedua yang masuk dalam jual beli pertama. Ada juga yangberpendapat bahwa artinya adalah seseorang yang mengatakan,"Kamu jual kepadaku barang ini dengan syarat engkau juga menjualrumahmu kepadaku." Ini adalah penafsiran Imam asy-Syafii. Ada juga yang berpendapat bahwa artinya adalah bila seseorangberkata, "Saya jual barang ini kepadamu secara kontan denganharga sepuluh juta, dan dengan harga lima belas juta bila dibayardalam jangka setahun." Lalu si pembeli mengambil barang itu tanpamenentukan harga mana dengan jangka waktu yang mana yang diapilih. Ini adalah penafsiran Malik dan salah satu pendapat asy-Syafii. Alasan dilarangnya jual beli ini adalah adanya manipulasi

    yang muncul dari ketidaktahuan ukuran harga yang sesungguhnya.

    Yang perlu diingatkan di sini bahwa apabila pembeli terlambatmembayar cicilan kredit, tidak dibolehkan bagi penjual untukmemberikan denda keuangan sebagai kompensasi keter-lambatannya.Namun ia berhak untuk menuntut pembayaran sisa cicilan ketikaterjadi ketidakmampuan membayar, bila itu ter-masuk dalam akadkreditnya.

    Perkataan Ulama tentang Hukum Jual-beli Kredit

  • 8/3/2019 Jual Beli Kredit

    5/6

    Pembolehan jual beli dengan pembayaran tertunda dengan tambahanharga yang telah kami paparkan sebelumnya, demikian juga tidakbolehnya memberikan sanksi denda bila terjadi keter-lambatan, adalahpendapat yang dipilih oleh Majelis Ulama Fiqih yang ikut dalamOrganisasi Muktamar Islam. Dalam muktamar-nya yang keenam di

    Jeddah pada bulan Sya'ban tahun 1410 H. ditetapkan sebagai berikut:

    "Dibolehkannya tambahan harga kredit dari harga kontan. Jugadibolehkan menyebutkan harga kontan dengan harga kreditnya disertaidengan waktu-waktu penyicilannya. Jual beli dianggap tidak sahsebelum kedua transaktornya menegaskan mana yang mereka pilih,kontan atau kredit. Kalau jual beli itu dilakukan dengan keragu-raguanantara kontan dengan kredit, misalnya belum terjadi kesepakatanantara kedua belah pihak, maka jual beli itu tidak sah secara syari.

    Menurut ajaran syariat, ketika terjadi proses jual beli ini tidak bolehmenegaskan keuntungan kredit secara rinci secara terpisah dari hargakontan, sehingga ada keterikatan dengan jangka waktu. Baik keduapelaku jual beli itu menyepakati prosentase keuntungan tertentu, atautergantung dengan jumlah penam-bahan waktu saja.

    Kalau pembeli sekaligus orang yang berhutang terlambat membayarcicilannya sesuai dengan waktu yang ditentukan, tidak boleh memaksadia membayar tambahan lain dari jumlah hutang-nya, dengan

    persyaratan yang disebut dalam akadnya ataupun tidak. Karena ituadalah bentuk riba yang diharamkan.

    Orang yang berhutang padahal mampu membayar tidak boleh diamemperlambat pembayaran hutangnya yang sudah tiba waktucicilannya. Meski demikian, juga tidak boleh memberi per-syaratanadanya kompensasi atau sanksi denda bila terjadi keter-lambatanpembayaran.

    Menurut syariat dibolehkan seorang penjual meminta pe-nyegeraanpembayaran cicilan dari waktu yang ditentukan, ketika orang yangberhutang pernah terlambat dalam membayar cicilan sebelumnya,selama orang yang berhutang itu rela dengan syarat tersebut ketikaterjadi transaksi.

    Penjual tidak boleh menyimpan barang milik pembeli sete-lah terjadiproses jual beli kredit ini. Namun ia bisa meminta syarat untuksementara barang itu digadaikan di tempatnya seba-gai jaminan

    hingga ia melunasi hutang cicilannya.

  • 8/3/2019 Jual Beli Kredit

    6/6

    Penutup

    Demikian pembahasan singkat permasalahan yang berkaitan denganjual beli Kredit, semoga dapat menambah wawasan ilmu bagi segenap

    pembaca budiman dan sedikit mengungkap tabir permasalahan yangbanyak menjadi perbincangan di kalangan kaum muslimin. Wallahu

    alamu bish shawab.