Jtptunimus Gdl Sokehnimg2 7054 2 Babi

4
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ruang ICU merupakan ruang perawatan untuk pasien kritis terutama pasien yang mengalami gagal nafas, pasien yang mengalami gagal nafas dilakukan pemasangan endotrakeal tube dan ventilator mekanik. Tindakan pemasangan endotrakeal tube dan pemasangan ventilator mekanik menyebabkan cedera pada laring dan menyebabkan rasa nyeri (Sheen, 2009). Mann (2006) melaporkan bahwa sekitar satu-setengah persen dari pasien kritis yang di rawat di ruang ICU mengalami nyeri. Gellinas (2007) dan Puntillo (2001) melaporkan bahwa lebih dari 50% dari pasien kritis mengalami nyeri sedang sampai berat. Banyaknya intervensi dan tindakan yang dilakukan di ruang ICU menyebabkan peningkatan rasa nyeri pada pasien yang dirawat di ruang ICU (Morris, Puntillo & Thompson, 2004). Penyebab lain dari nyeri di ruang ICU seperti penyakit akut, operasi, trauma, tindakan invasif, suction, pemasangan ventilator mekanik (Hamill-Ruth & Marohn, 1999; Herr & Kwekkeboom, 2001). Morris, Puntillo & Thompson (2004) menemukan bahwa selama tindakan pemasangan central vena presure (CVP), suction, perawatan luka, selama perawatan di ruang ICU, pemasangan double lumen dan aff drain yang dilakukan di ruang ICU 20% pasien masih merasakan nyeri walaupun sudah diberikan analgetik opiod sebelum dilakukan tindakan tersebut. Efek dari nyeri akan menimbulkan dampak yang buruk baik fisik dan psikologis (Cade, 2008). Banyak upaya dan standar untuk mengatasi nyeri serta banyaknya penemuan untuk mengatasi nyeri tetapi nyeri tetap menjadi penyebab utama kecemasan pada pasien yang di rawat di ruang ICU (Rotondi, 2002), sehingga akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada pasien kritis jika tidak mendapatkan penanganan dengan baik (Ahlers, dkk, 2008). Managemen nyeri pada pasien yang terpasang ventilator di ruang ICU dapat dilakukan secara

description

yosi

Transcript of Jtptunimus Gdl Sokehnimg2 7054 2 Babi

Page 1: Jtptunimus Gdl Sokehnimg2 7054 2 Babi

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Ruang ICU merupakan ruang perawatan untuk pasien kritis terutama pasien

yang mengalami gagal nafas, pasien yang mengalami gagal nafas dilakukan

pemasangan endotrakeal tube dan ventilator mekanik. Tindakan pemasangan

endotrakeal tube dan pemasangan ventilator mekanik menyebabkan cedera

pada laring dan menyebabkan rasa nyeri (Sheen, 2009). Mann (2006)

melaporkan bahwa sekitar satu-setengah persen dari pasien kritis yang di

rawat di ruang ICU mengalami nyeri. Gellinas (2007) dan Puntillo (2001)

melaporkan bahwa lebih dari 50% dari pasien kritis mengalami nyeri sedang

sampai berat. Banyaknya intervensi dan tindakan yang dilakukan di ruang ICU

menyebabkan peningkatan rasa nyeri pada pasien yang dirawat di ruang ICU

(Morris, Puntillo & Thompson, 2004).

Penyebab lain dari nyeri di ruang ICU seperti penyakit akut, operasi, trauma,

tindakan invasif, suction, pemasangan ventilator mekanik (Hamill-Ruth &

Marohn, 1999; Herr & Kwekkeboom, 2001). Morris, Puntillo & Thompson

(2004) menemukan bahwa selama tindakan pemasangan central vena presure

(CVP), suction, perawatan luka, selama perawatan di ruang ICU, pemasangan

double lumen dan aff drain yang dilakukan di ruang ICU 20% pasien masih

merasakan nyeri walaupun sudah diberikan analgetik opiod sebelum

dilakukan tindakan tersebut. Efek dari nyeri akan menimbulkan dampak yang

buruk baik fisik dan psikologis (Cade, 2008).

Banyak upaya dan standar untuk mengatasi nyeri serta banyaknya penemuan

untuk mengatasi nyeri tetapi nyeri tetap menjadi penyebab utama kecemasan

pada pasien yang di rawat di ruang ICU (Rotondi, 2002), sehingga akan

meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada pasien kritis jika tidak

mendapatkan penanganan dengan baik (Ahlers, dkk, 2008). Managemen nyeri

pada pasien yang terpasang ventilator di ruang ICU dapat dilakukan secara

Page 2: Jtptunimus Gdl Sokehnimg2 7054 2 Babi

pharmachologis dan non pharmachologis. Management nyeri farmakologis

yaitu dengan menggunakan obat analgesik golongan opiod, analgesik

golongan non opiod dan Adjuvant misalnya morphin, fentanil, medazolam,

Acetaminophen dan Ketorolac. Obat-obat tersebut mempunyai dampak

memperpanjang pemakaian ventilator mekanik bahkan dapat mengancam

nyawa pasien (Urden, 2008).

Peneliti telah melakukan pengamatan terhadap 10 pasien yang terpasang

ventilator mekanik di ruang ICU Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang

99% dari pasien yang terpasang ventilator mekanik mengalami nyeri ditandai

dengan gelisah, selang ETT, alarm ventilator berbunyi terus menerus untuk

mengatasi kondisi tersebut dokter memberikan advice injeksi analgesik;

fentanil, morphin, medazolam, propofol. Beberapa jam setelah pemberian obat

–obatan tersebut pasien mengalami nyeri lagi. Peran perawat ICU dalam

mengatasi nyeri yang dialami pasien perawat memperdengarkan lantunan ayat-

ayat suci Al-qur’an namun demikian belum dilakukan secara rutin oleh

perawat dan belum dilakukan evaluasi efektifitas tindakan tersebut. Pramisiwi,

dkk (2011) juga pernah melakukan Evidence Based Practice intervensi

spiritual keperawatan melalui murrotal Surah Ar-Rahman untuk menurunkan

cemas di ruang IGD Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, dengan hasil

bahwa intervensi tersebut dapat menurunkan tingkat kecemasan dan nyeri

pada pasien di IGD melihat kedua fenomena tersebut maka peneliti tertarik

untuk meneliti pengaruh perangsangan auditori murrotal (Ayat-ayat suci Al-

qur’an) terhadap nyeri pada pasien yang terpasang ventilator mekanik.

B. Perumusan masalah

Perangsang auditori murrotal adalah pemberian perangsangan auditori musik

yang bersifat religius yang merupakan bagian dari tehnik relaksasi yang dapat

dilakukan di ruang ICU untuk mengatasi nyeri, namun tidak semua perawat

ICU melakukan penanganan nyeri pada pasien yang terpasang ventilator

mekanik dengan tehnik relaksasi. Rumusan masalah yang dapat diangkat

Page 3: Jtptunimus Gdl Sokehnimg2 7054 2 Babi

dalam penelitian ini adalah pengaruh perangasangan auditori murrotal (Ayat-

ayat suci Al-qur’an) terhadap nyeri pada pasien yang terpasang ventilator

mekanik di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh perangsangan auditori murotal (Ayat-ayat suci Al-

qur’an) terhadap nyeri pada pasien yang terpasang ventilator mekanik di

ruang ICU Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

2. Tujuan khusus

a. Mendiskripsikan intensitas nyeri sebelum dan setelah pemberian

perangsangan auditori murrotal (Ayat-ayat suci Al-qur’an) pada pasien

yang terpasang ventilator mekanik.

b. Mendiskripsikan perubahan intensitas nyeri sebelum dan setelah

dilakukan pemberian perangsangan Auditori murrotal (Ayat-ayat suci

Al-qur’an) pada pasien yang terpasang ventilator mekanik.

c. Menganalisa pengaruh perangsangan auditori murrotal (Ayat-ayat suci

Al-qur’an) terhadap nyeri pada pasien yang terpasang ventilator

mekanik.

D. Manfaat Penelitian.

Peneliti sangat berharap penelitian ini bermanfaat untuk kemaslakatan umat

terutama untuk perkembangan ilmu keperawatan di indonesia, peneliti juga

berharap penelitian ini bermanfaat bagi;

1. Bagi peneliti

Memberikan pengetahuan tentang tehnik relaksasi yang dapat dilakukan

untuk mengatasi nyeri ventilator mekanik.

2. Bagi Rumah Sakit sebagai lembaga penyedia pelayanan di bidang

kesehatan. Penelitian ini diharapkan bisa digunakan di Rumah Sakit sebagai

terapi alternatif dalam mengatasi nyeri pada pasien terutama di ruang ICU.

Page 4: Jtptunimus Gdl Sokehnimg2 7054 2 Babi

3. Bagi pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan khasanah ilmu baru dibidang

ilmu keperawatan dalam mengatasi nyeri pada pasien yang terpasang

ventilator mekanik.

E. Keaslian penelitian

Keaslian penelitian ini dapat di lihat dari penelitian yang terkait pada tabel 1.1

dibawah ini.

Tabel 1.1

No Peneliti/Judul Penelitian/Tahun Variabel Desain Penelitian Hasil1 Ismail.S, pengaruh musik terhadap

penurunan cemas pada pasien yangterpasang ventilator mekanik diRSUD Tugurejo dan RS. Dr. KaryadiSemarang Tahun 2009.

Cemas dan nyeriPasien yangterpasangventilator, musikgamelan.

eksperimen Musik gamelan dapatmengurangikecemasan padapasien yang terpasangventilator mekanik.

2 Whidowati, efektifitas terapi audiodengan murrotal surah Ar-rahmanuntuk menurunkan perilakukekerasan di rumah sakit jiwa Dr.Amino Gondohutomo Semarangtahun 2010 .

Pasien perilakukekerasan, terapiaudio murrotalsurah Ar-rahman

eksperimen Terapi Audio denganmurotal Surah Ar-rahman dapatmenurunkan perilakukekerasan.

3 Wijanarko, efektifitas terapi musikterhadap penurunan tingkatkecemasan di ruang ICU-ICCU diRumah Sakit Mardi Rahayu Kudustahun 2007.

Tingkatkecemasan terapimusik.

eksperimen Musik dapatmenurunkan tingkatkecemasan di ruangICU-ICCU.

4 Pramisiwi, dkk, Evedence BasedPractice intervensi spiritualkeperawatan melalui murrotal SurahAr-Rahman untuk menurunkancemas di ruang IGD Rumah SakitIslam Sultan Agung Semarang tahun2011.

Tngkatkecemasan dannyeri

eksperimen Murrotal dapatmenurunkan tingkatkecemasan padapasien di ruang IGDRumah Sakit IslamSultan AgungSemarang

5 Sokeh, pengaruh perangsanganauditori murrotal (Ayat - ayat suciAl-qur’an) terhadap nyeri pada pasienyang terpasang ventilatotor mekanikdi Rumah Sakit Islam Sultan AgungSemarang tahun 2013.

Nyeri danperangsanganAuditori murrotal(Ayat–ayat suciAl-qur’an).

quasi eksperimen Perangsanganauditori murrotal(Ayat-ayat suci Al-qur’an) dapatmenurunkan nyeripada pasien yangterpasang ventilatotormekanik di RumahSakit Islam SultanAgung Semarang.