jtptiain-gdl-s1-2004-achdjunaid-857-Skripsi_-7

download jtptiain-gdl-s1-2004-achdjunaid-857-Skripsi_-7

of 162

Transcript of jtptiain-gdl-s1-2004-achdjunaid-857-Skripsi_-7

----------------------- Page 1----------------------1BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGWacana kritik nalar1 sampai hari ini masih menjadi tema yang cukuppopuler (aktual) dan menarik untuk didiskusikan. Kritik nalar dari satu era

ke

eratasikan

yanglain akanoleh para

cara

pemikirdanberkelanjutan

lah

selalu

intelektual

(continue).Sehinggabersifat statis,

dikumandangkanbaik

dan

Islam

maupun

secaramenjadi

melainkanpemikirangnifikansiterhadap

kontinuitasdinamis

dipresenBarat

kajiandan

se

ini tidak

memiliki

si

perkembangan zaman. Bahkan, ia akan menjadi legasi dan justifikasi terhadapbangunan epistemologi diskursus keilmuan Islam (islamic studies). Kritik in

i

merupakanpisauepistemologi.

uatu

analisis

Konstruksiepistemologidinamis,aktual,progresifimplikasi

dan kritis.yang

untuk

mengkonstruksi

menjadikanSehingga

s

pemikiran

diharapkan

bisa

Islammembawa

signifikan terutama untuk kemajuan dan kejayaan khazanah pemikiran Islam.Kritik nalar Arab pertama kali dipopulerkan oleh Muhammad Abedal-Jabiri,2dalam tiga volume karya berjudul Naqd al-Aql al-Arab. PadavolumepertamaberjudulberjudulBunyah al-Aql al-Arab danrab.3dua

1Filosof Barat pertamatoteles (384-322 SM).

yang

Takwnketiga

al-Aqlberjudul

berpijak pada

al-Arab,al-Aqlnalar adalah

seri

ke

as-Siys al-Aris

Aristoteles dalam menguraikan nalar (logika) itu bertitik tolak pada subtansi dan aksidensia. Baru

pada era renaissance muncul filosof Rene Descartes (1596-1650) denganmetode cogito ergosum. Diteruskan oleh madzhab kritisime (nalar murni) yang dipelopori oleh Immanuel Kant (17241802). Sedangkan para filosof (muaqqaf) dan pemikir (mufakkir) Islam muncul nama HasanHanaf dengan kritik nalar Barat, Moh. Arkoun, dengan nalar Islam,Al Harb(1941) dan NarHamd Ab Zaid dengan nalar al-Quran dan yang cukup populer Muhammad Abed al-Jabiri(1936) dengan kritik nalar Arab yang terangkum dalam magnum opusnyalsafat

2Mohammad Abed al-Jabiridi Fakultas Sastra,

adalah

pemikir

Islam

dan

dosen

fi

Universitas Muhammad V, Rabat, Maroko. Lahir di Feiji, Maroko, tahun 1936 dan menyelesaikanprogram doktornya pada almamater yang sama pada tahun 1970, dengan disertasi berjudul FikrIbn Khaldn al-Asbiyyah wa ad-Daulah: Malim Nazriyyah Khaldniyyah fi at-Trikh Islm(PemikiranIbnu Khaldn, Asbiyyah dan Negara: Rambu-RambuParadigmaPemikiran IbnKhaldn dalam Sejarah Islam)3Muhammad Abedab-Islam, Moch. Nur

al-Jabiri, Kritik

Kontemporer

atas

Filsafat

Ar

Ichwan (alih bahasa), Islamika, Yogyakarta, Cet. I, 2003, hlm. Pengantar (xxvi)----------------------- Page 2----------------------2MuhammadAbedadalahseorang

i)

al-Jabiri

(selanjutnya

disebut

al-Jabir

filosof Arab kontemporer dan sekaligus dikenal sebagai pakar hermetisme danfilsafat Islam. Lebih jauh dia adalah jawara filsafat Arab yang populis. Le

wat

kepopulisannyadalam

ini betapa

besar kontribusi yang telah ia sumbangkan

memperkaya dan membangkitkan pemikiran (filsafat) Islam kontemporer.Khazanah peradaban dan pemikiran Islam paska kodifikasi (al-ar attadwn) sejakwilayah yaitu

abad

2/3

H.

dapat

diklasifikasikan

menjadi

dua

wilayah Timur (al-Masyrq) meliputi Persia, Mesir, Irak, Syiria, dan beberapawilayah yang lain.Di wilayah ini,pemikiranIslam memcorak,gaya(style) serta karakter khusus, sejalan dengan pemikir (mufakkir)4 yang lahi

iliki

r disana.tokoh

a

Dalam

bidang

filsafat

kita

mengenal

Ibn in serta

beberap

dalam berbagai bidang tertentu seperti al-Gazl, Al-Asyri dan asy-Syafii.Wilayah Barat (al-Magrib) , meliputi Maroko dan Andalusia (Spanyol

)denganbanyak

hDari

segudang

memberikansini

prestasi

kontribusi

kita mengenaldalam bidangak

hukum dansosiologi

(achievment)

terhadap

tokoh

filsafat

Ibn

pengetahuannya,

perkembangan

pemikir

dan

ilmu

sepertiKhaldn

intelektualIbn

yang

tela

Hazm,

Islam.

dikenal

Ibn

Rusyd

sebagai

bap

Islam dan tokoh-tokoh yang lain.Dalam mengkaji khazanah pemikiran Islam secara intens dan konstan

,terdapatdamentalisme,r

konsensus

di

kalangan

mayoritas

intelektual

baik

fun

orientalisme, dan liberal serta marxis. Bahwa para filosof muslim baik Timu

danBaratistotelianisme

telahdan

HegelistikmutakhirNeo-Platonisme

terkontaminasiyang

ternodai

oleholeh

paradigmaajaran

Ar(dogma)

sebagai bentuk derivasi pemikiran kepada filsafat Aristotelianisme.4Hasan Hanaf, Pemikir asal Mesir, mengatakan ada dikotomi yang eksplisit antara pemikirelit (mufakkir nukhbah) dengan pemikir massa (mufakkir jaw hir). Dalam perspektifHanaf, termmufakkir nukhbah adalah para filsuf, intelektual dan sarjana yang termarjinalkandari dunia publikdan cenderung hidup secara eksklusif dan mereka dikatagorikan para pemikir elit.Sementara termmufakkir Jawhir adalah para pemikir, (filsuf, intelektual, dan sarjana) yang berinteraksi denganmasyarakat dan mereka adalah milik massa. Pada sisi yang lain, Hanaf merasa kesulitan dalammembuat distingsi antara istilah pemikir (mufakkir) dengan term intelektual (muaqqaf). Hanafmemakai dan menganggap mufakkir sebagai genus, dan muaqqaf sebagaispecies. Karena itu,semua pemikir adalah intelektual, akan tetapi, tidak semua intelektual adalah pemikir. Lebih

detailnya lihat 7A.Arab Kontemporer,

Luthfi

Assyaukanie,

Tipologi dan Wacana Pemikiran

Jurnal Pemikiran Islam Paramadina , Vol. I, No. 1, Juli-Desember 1998, hlm. 59-60----------------------- Page 3----------------------3Menurut al-Jabiri, Konsensus di atas adalah salah besar (great wron

g)

dan berlawanan dengan realitas yang terjadi. Lebih detailnya, dia mengataka

n

bahwadalamepistemologi

dunia

(epistemologicalBaratdan

ah

Timur.pemikiran

Haldan

Islam

telah terjadi keterputusan

breaking)

antara

ini diindikasikan

para

dengan

filsuf

wilayah

muslim

bagaimana

wilay

kontribusi

khazanah intelektual antara filosof wilayah Barat dan Timur dengan tokohnyamasing-masing.Keterputusanpergeseran

epistemologi

tersebut

mengindikasikan

paradigma (shift of paradigm ) dalam ranah pemikiran Islam. Keterputusan it

u

dalamtiga

perspektifyaitu

al-Jabiri

dapat

diklasifikasikan

menjadi

Epistemologi Bayn, Epistemologi Irfn dan Epistemologi Burhn. Dua daritipologi di atas berkembang di wilayah Timur (al-Masyriq) yakni Arab danPersia. Sedangkan Tipologi terakhirBarat(Magrib) yakni Yunani (Andalusia).5

(ketiga)

layah

npa

Pergeseranini,

Islam

paradigma

(shift

berkembang

of paradigm)

di

wi

pemikira

akhirnya Islam menjadi stagnan, statis dan eksklusif. Dalam hal ini benar ayangdikatakanseperti Ibnu

oleh

Tamiyah,

Al-Tahwi,

Muhammad

Abdh.

para

pembaharuRasyd

Abdh

Islam

Ridh danpernah

abad

ke 16-18

Jamluddn

mengatakan,

li

al-Afgn sem ta-akhr

muslimnl-Jabiri

wa

diindikasikanterhadap tradisi(tur).historisgi

taqaddam al-kharn?.6oleh

Salah

kebudayaanstruktur

pembacaan

satu

dan

alternatif

Arab-Islam

mekanismenyangkarandan

Stagnasipemaknaan

adalah

dan

ini membuka

upayaruang

Islam

yang

a

salah

melakukan

dekonstruksi

melakukan

(space)

bagi

genealo

terhadap

pembo

analisis atas tradisi. Jika al-Jabiri ingin berbicara tentang ketiga epistemologidi atas, dia mau tidak mau akan berafimilasi dengan apa yang disebut tradis

i

(tur).5Muhamamad Abed al-Jabiri, Kritik Kontemporer atas Filsafat Arab-Islam, Op. Cit., hlm.xiv6Lebih jelasnya baca karangan Muslim A. Kadr, Teologi Islam Modern, Diterbitkan OlehFakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, 1986, hlm. 21-24 dan M. Quraisy Syihb,Membumikan al-Quran, Mizan, Bandung, Cet. XVIII, 1998, hlm. 147 dan 315----------------------- Page 4----------------------4variant.

TradisiDalam

merupakan

bahasaal-Jabiriistilah Hasann

digunakan

Hanaf menggunakan al-

dalam ungkapanmuanya

term

at-tura wa

tur wa

A.H. Jidah

idiomatic

at-tajdd

memakai

yang

sangat

al-hadah,atau

al-qadm

al-alh wa

dalamwa

al-jadd,

al-hadah.

adalah sinonim yang berarti tradisi dan modernitas. Akan tetapi istilah tur

Kese

cara

sering dipakailiteral

aitu

tursberartikekayaan

dalamwarisan

diskursusatau

pemikiranpeninggalan

Arab

kontemporer.

(heritage,

Se

legacy) y

da

ng).

ilmiah yangIstilah

diwariskan

ab

tersebut merupakankontemporer

oleh

produk

orang-orang

asli

terdahulu

(original

(nenek

value)

moya

wacana

Ar

dan tidak akan ada yang mewakilinya. Tidak pula istilah kebiasaan (al-adab)

,

adat

(urf) danmengandung

a

makna tradisi,makna tur.

etos

Menurutatau

,

sekali

al-Jabiri

patrimoniebisa

kan

nabi

(sunnah).

lagi tetap

katadan

tidak

legacy

legs

Meskipun

dan

dalam

bisa

keseluruhannymewakili kandungan

heritage

bahasa

dalam

Perancis

bahasa

misalnya,

inggristidak

mewakili apa yang terkandung dalam makna tur. Dan lewat kebahasaan inimenunjukkandan alangkah

b

betapa

indahnyagramatikaltersebut(istilahbayn).7ulama

masa

Bagi al-Jabiri,lalu

yang takenwacana Arabkontemporerperadaban

forakan

kayanyakeindahan

tradisi

granted, sebabmerujuk

kebahasaan

pada

(mufrdah)

(balghah)

Islamjika

bukan

Ara

bahasa

sekedar

Arab

warisan

dikontekstualisasikan

pengertian

pemikiran

dan

padasegala

Islam, mulai dari doktrinal, syariat, bahasa, filsafat, tasawuf, teologi dan

seni

maupun sastra. Sehingga tradisi bisa dikatakan sebagai problem historis yan

g

siap bergejolak antara yang satu dengan yang lain.mengisi, salingmengkritik dan mengkonter silih berganti sepanjang sejarah.8pendekatan

Oleh

Karena

materialisme-historis,dan marxis,

talis,

itu,

tur

sebagaimana

tidakpandangan

bisa

Saling

dikajikaum

denganorien

melainkan ia harus dikaji lewat tiga pendekatan (metodologi) yaitu: Pertama7A. Luthfi Assyaukanie, Op.Cit., hlm. 62-63

a

8Moh. KhlidulKemanusiaan,

visi

Adb,

Fiqih

Progresif

Membangun

Nalar

Fiqih

Ber

Justisia: Jurnal Pemikiran Keagamaan dan Kebudayaan , Edisi 24, No. 1, Nopember2003, hlm. 8----------------------- Page 5----------------------5Pendekatan Struktural (Malajah Bunywiyah) yaitu bentuk kajiannya berupapengkritisan terhadap teks-teks. Kedua, Analisis Historis (Tahll Trkh) yaitumelakukanpengkajianlingkupsosial,

g

lewat

analisis

sejarah

dengan

ruan

politik dan budaya. Ketiga, Kritik Ideologi (at-Trh al-Idiyluj), yaitu dalamrangkamengungkapyangtersuratdalam teks tersebut.9

ial

Daripendekatan

dua

fungsi

konsep

ideologi

di atas,

baik

politik

dan

tradisi dapat dianalisis

sos

lewat

yaitu: Pertama, al-Fal yaitu mengadakan pemisahan antara pembaca denganobyekbacaannya.Kedua,al-Walyaitumencobamensinkronkandanmengkorelasikan antara sang pembaca dengan obyek bacaannya.10Pertamatama harusdan kritis

menguasai,

pada tradisi IslamSetelah itu, baru

memaknai,tersebut,

dan

mengkritisi

dan

ini

secara

menjadi

rasional

tugas al-wal.

dilakukan apa yang disebut tazf atau istitmr, yaitu menimba relevansi dankegunaan fungsional tradisi bagi kehidupan pada zaman sekarang.diharapkan

Oleh

karenanya,

lewat

kajian

intensif

terhadap tur ini

bisa memberikan kejelasan terhadap trilogi paradigmatik epistemologi IslamArab.rsinggungan

Karenadan

kajian

trilogi

epistemologi

itu

akan

be

berafiliasi dengan konsep epistemologi validitas kebenaran (truth)atas,

Berdasarkanal-Jabiri

pada

penjelasan

(deskriptif)

di

mengklasifikasikan struktur nalar Arab menjadi tiga tren yaitu Nalar Bayn,

Nalar Irfn dan Nalar Burhn. Dan peneliti di sini, hanya meneliti satu nalarsaja yaitu nalar burhn. Perlu difahami, ketiga nalar itu adalah saling terkai

t,

komplementeryang lain.

engan

dan

tidak

Karenaketiganyaepistemologi

dapat

saling

dipisahkan

terkait

antara

dalam

satu

satu

d

bangunan

(epistemological structure) yang utuh dan bersifat integral, maka peneliti

akan

menjelaskan

sekilas

nalar

burhn akansebagaiobyek

tentang

nalar bayn dan irfn. Sedangkan

dipaparkan

lebih

detail

daripada

untuk

keduanya

9Lihat Muhammad Abed al-Jabiri, Nahnu wa at-Tur: Qirah Muirah f Turina alFalsf , Markaz qfi al-Arab, Beirut, Cet. VI, 1993, hlm. 810Ahmad Baso, Post Tradisionalisme Islam Muhammad Abed al-Jabiri , LKIS, Yogyakarta,Cet. I, 2000, hlm. xxiixxiv----------------------- Page 6----------------------6penelitiannya.memberi

aja

judul kritiknalar burhn

Dan

memperjelas

nalar burhn,

merupakan proyekbedah satu

ita

untuk

derivasi

bukandari

kajiandua

ini,

nalar

kritik nalar

peneliti

yangArab

lain.

seng

dan

mari

Kritikk

persatu.Kalau di bedah satu persatu, kata kritik jika dihubungkan dengan ka

ta-

kata pengetahuan,yang galib

an

dipakaimeriksaan

dalamdan

akal,tradisi

sastra

dan

seni,

filsafat Arab

makamengandung

dalam

pengertiarti pe

penelitian yang bertujuan menjelaskan kekurangan, kelebihan, kebadankejelekan yang terdapat dalam sesuatu.11Sedangkan kata akaberarti daya

ikanl

pikir

(untuk mengerti), berfikir, dan mengingat.12 Adapun dengan term Arab

,mit

sebagaimana(keturunan

an

Sam Ibnperadaban

diketahuiNh).

melekat

Artinya

erat

Arab

dengan

adalah

salah

berkaitan

satu

ras

dengan

Se

kultur

d

yang mengarah pada entitas wilayah (bangsa) yakni kultur Arab.l

Dalam

al-Arab

hal ini, al-Jabiri

dalam

kitabnya

Takwn

al-Aq

Arab

adalah L

menjelaskan sebagai berikut:a

apa

Raison

yang

kami

maksud

dengan

Nalar

Constitutee( Aql Mukawwn),yaknihimpunanaturandanhukum-hukum(berfikir)yangdiberikanolehkultArabbagipenganutnya sebagai landasan untuk memperoleh pengetahuan. Artinyahimpunan aturan-aturan dan hukum-hukum berfikir yang ditentukan dandipaksakan (secara tidak sadar) sebagai epistemologi oleh kultur Arab

aturanur

.13ab

bukan

Selanjutnya,

nalar Islam.utinya adalahralnyaun

Selain

al-Jabiri

alasan

karena

memakai

sebutan

nalar

Ar

yang

digel

literatur-literatur

literatur yang berbahasa Arab dan ia lahir dalam lingkungan geografis, kultudan sosial politik bangsa Arab. Dan al-Jabiri mulai menjelaskan kritik nalaryangberbedaatau nalar

(diffirent) dengan

modernnyaBarat.-Wahdahyanget.

mengapa

Dia

pernah

kritik nalarberkomentar

Islamnyadalam

Arko

jurnal al

11Abd. al-Munm al-Hifni, al-Mujm al-Falsf : ad-Dr asy-Syarqiyyah, t.p., Kairo,

I, 1990 hlm. 35912Anton Moeliono, et al., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Cet. III,1990, hlm. 14ah

13Muhammadal-

Abed

al-Jabiri, Takwn al-Aql-Arab, Markaz Dirsah

Arbyah, Beirut, 1991, Cet. V, hlm. 15----------------------- Page 7-----------------------

al-Wihd

7kemudian dibukukan dalam kitab at-Tur wa al Hdah. Nampaknya yangdikehendakimembatasi

saha

dengan

nalarnya

al-Jabiri

adalah

jangkauan kritiknya pada tradisi pemikiranasa Arab,yanglahirini merupakanpilihanmenguasaiyang

dalam

kultur

yang secarabahasa

Persia.tidak

Berbedahanya

dan

halnya

karena

dengan

beru

yang menggunakan bah

lingkungan

sengaja,

ia

Arab.

ia

Barangkali

memang

kurang

nalar Islaminya

Arkoun

berbicara pada konteks literatur-literatur tradisi bahasa Arab saja, akan tetapi iajuga berbicarauasai bahasaPersia.14Dia

pemikiran

pada

tradisi

berupaya

non

melakukan

Arabklasik denganArabklasikitu

Arab

genealogi

karena

konklusi

atas

sebagai

ia

memang

berbagai

berikut.

meng

gagasan

Pemikiran

terdapat tiga epistemologi yang saling terkait dan bersifat sirkulatif. Ketiganya,bukan menegasi dan mengafirmasi antara satu dengan yang lainnya. Hubunganebab

yang

dipilihsatu

(chosen)

antar

adalah

konjungsi

sirkulatif.

S

epistemologi dengan epistemologi yang lainnya tidak mampu merubah realitasa

dan meraih kebenaran. Dengan sendirinya dibutuhkan saling konstruk di antar

ketiganya.ginya, maka

Sehingga

dengan

saling

kerja

sama

antar

epistemolo

akan terjadi perubahan signifikan dalam konstruksi pemikiran Arab khususnyadanIslam padaadalah Pertama,epistemologiindikasiatau

umumnya.nalar bayn,

Ketigaal-Jabiri

epistemologimenyebutnya

tersebutsistem

eksplikasi. Epistemologi ini merupakan sistem yang paling awal muncul dalam

pemikiran Arab. Dengan titik tekannya pada otoritas teks secara langsung at

au

tidak.igenous),

Ia menjadiseperti

dominan

dalam

keilmuan

pokok

(ind

filologi, fiqih, ulum al-Quran, teologi, yurisprudensi dan lain sebagainya.Sedangkansistem

yaitu

yang

iluminasi,kasyfpada munculnya

Kedua,

epistemologi

atau gnostisisme .

Sistem

nalar irfnini didasarkan

dikotomi antara lahir dan batin (eksoterik dan esoterik). Pengetahuan ini h

anya

diperoleh melaluiiharapkan akan

olah

ruhani

yaitu

dengan

kesucian

hati,

d

14Muhammad Abed al-Jabiri, At-Tur wa al Hdah: Dirah Munqsyah, al-Markaza-aqf al-Arab, Beirut, Cet. III, 1999, hlm. 265-323. Yang berkaitansecara khusus dengankomentar al-Jabiri atas Proyek Kritik Nalar Islamnya Arkoun lihat, Ibid., hlm. 320-321----------------------- Page 8----------------------8terlimpahkanditemui

nya

pengetahuan

yang

langsung

dari

Tuhan

dan

ini

ha

dalam disiplin keilmuan tasawuf.Dan Ketiga, epistemologi nalar burhn, yaitu sistem demonstrasi ataupembuktianinferensial.ini berasaldaripengetahuan

Yunani

dan

Menurut

(Aristoteles).

gi

irfn yangburhn

masih

pada

sama sekalipengalaman.

tidak

Berbeda

ada keterkaitanmendasarkan

al-Jabiri

diri

pembuktian

dengan

denganpada

epistemologi baynteks

teks,

suci. Epistemolojuga

tidak

burhn ini mendasarkan diri pada rasio dan akal yang dilakukan lewat dalildalil logika dan aturan-aturan silogisme.Arab

secara

Meskipun

ia

mencoba

melakukan

konstruksi

pola

pikir

sirkulerdanepistemologi

ga

bersifat

seimbang

(balanced)

terhadap

keti

tersebut. Akan tetapi, berdasarkan pada postulat dan hipotesis nampaknya alJabirimenjadi

g

memiliki

kecondongan

pada

rasionalisme.

Rasionalisme

yan

refrensi adalah rasionalisme para intelektual dan filsuf Islam seperti as-Syib,Ibn Hazm serta Ibn Khaldn. al-Jabiri melihat representasi trend rasionalismefilsafat IslamRusyd. Maka

klasik

tidak heran, jikandasan legitimatif

mencapai

al-Jabiri

puncaknya

meniti

pada

jejaknya,

pemikiranbaik

Ibn

sebagai

la

terutama dengan mengambil semangat intelektualnya.Pemikiran filsafat Arab-Islam al-Jabiri sangat menekankan pendekat

an

epistemologiSecaraumum

di

samping

pendekatan

kritik

ideologi.

epistemologi dalam teori Harun Nasution, dan Fudyartanto dijelaskan sebagaiilmu pengetahuan15. Sedangkan epistemologi dalam kamus al-Jabiri dimaknaikumpulankaidahberbagaikondisi

berfikir

yang

siap

digunakan

dalam

kemasyarakatan. Kemudian ideologi, berarti kondisi sosial danpolitik yangmempengaruhi arah pemikiran setiap tokoh pada tempat dimana ia berada16kan

dunia

Nalar burhn sebagai

pengetahuan filsafatranslasi buku,

15Miska MuhammadJakarta, Cet. I,

dan

aktifitas

sains

yang

kognitif,

tidak

diderivasi

dari

Amn, Epistemologi Islam,

lain

merupa

gerakan t

Universitas Indonesia

1983, hlm. 2-316M. Aunul Abied Shah (ed.), Islam Garda Depan Mosaik Pemikiran Timur Tengah , Mizan,Bandung, Cet. III, 2000, hlm. 304----------------------- Page 9----------------------9

buku asing khususnya karya Aristoteles. Karena penerjemahan buku-buku itudilatarbelakangi oleh kehendak politik untuk mendukung akal retoris melawanserbuan trend akal gnostis, maka tidak heran kalau dalam prakteknyapunyapengaruhyanganyadalam

dominan.

dataranmetodologipemikiran(teologi/filsafat).raksi sub

Dan

(tata

terjadilah

Eksplorasi

bahasadi

hubungan

antar

Arab/logika)

atas,

akan

dan

kedu

memunculkan

dataranpada

inte

alternatif yang dapat dipetakan menjadi tiga fase. Pertama, Fase SubalternasiGenetis (al-Tadakhulasi trend

al-Takwni),

yang memicul retoris

konflik

mencuat keSubalternasi

yang

permukaan,

kedua ini,n gnostik

terjadi

fase

berkepanjangan.

ini

Sinkretis (al-Tadakhulke fase

lewat

terjadi

al-Talfiqi),

pada

asimilasi

damai

dengan

ini

terjadilah

Krisisabad

internal trend aka5

H. Kedua,

bergantinya

antar trend

konfront

fase

retorika

Fasepertama(bayn)

da

(irfn). Begitu pula terasimilasi dalam konstruk kedamaian antara gnostik dandemonstrasiska

(burhn).

Ketiga,

Fase

Rekonstruksi

(Idah

Tass)

alternasi. Maka lewat fase rekonstruksi dalam bahasa al-Jabiri tidaklah terjadiasimilasi koordinat retorika dan demonstrasi sebagaimana praduga (keinginan)kebanyakanhapan

orang,

namun

dia

mengatakan

kita

sekarang

memasuki

ta

baru yaitu fase rekonstruksi retorika di atas landasan akal demonstrasi (idahtass al-bayan al al-burhn)17Karena itu, rekonstruksi yang ditawarkan al-Jabiri adalah rekonstruksiakal praktis Arab, dan bukan rekonstruksi akal politik Arab. Akal praktis Arabmengarah pada tendensi kognitif yaitu gerak kerangka pemikiran. SedangkanAkalPolitik Arabaktek-praktek

adalah

akal

yang berkolaborasi

politik, ideologi dan sosial kemasyarakatan Islam Arab.

dengan

pr

pa

Darimendorong

sini,

nampak

jelas

bahwa

signifikansi

yang

dilangsungkannya proyek ini adalah melakukan pembongkaran (dekonstruksi)historisitaskebudayaanihat struktur

Arab

di

satu

sisi dan

berusaha

mel

mekanismenya di lain sisi. Dengan demikian proyek ini, terbagi menjadi dua;Pertama,ukan

mengurainalar

dan

menelusuri

(genealogi)

proses

pembent

17M. Aunul Abied Shah, (ed.), Ibid., hlm. 317-319----------------------- Page 10----------------------10Arab, disebut juga analisis formatif (tahll takwn). Kedua, melakukan analisisstruktural terhadap nalar Arab sekaligus mekanismenya pula. Idinamakananalisis struktural (tahll bunyw) .18 Kedua sudut pandang (weltanschaung)ni

tersebut sangat urgen dan signifikan dalam analisis kultur Arab Islam.B. POKOK PERMASALAHANBerangkat dari pemikiran judul skripsi ini yaitu Kritik Nalar Burhndalamekonstruksip

Kritikapa

PemikiranEpistemologi).

MuhammadDalam

Abedrangka

al-Jabiri (Suatumemudahkan

pembahasan

Upaya

R

terhada

yang dimaksud dengan dalam penulisan skripsi ini, maka yang menjadi pokokpermasalahannya adalah sebagai beriekut:1. Apadalam

dan

bagaimanakah

proyeksi

kritik nalar burhn al-Jabiri

perspektif epistemologi?.2. Bagaimanakahdalam

signifikansi

epistemologi

burhn al-Jabiri

perkembangan pemikiran Islam dan Barat?.if

3. Bagaimanakahajaran

epistemologi

Islam?.C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

burhn al-Jabiri

dalam

perspekt

Berdasarkan pada judul, uraian latar belakang dan pokok permasalaha

n

yang diangkat dan dijelaskan (diskripsi) di atas, maka tujuan penulisan skri

psi

ini sebagai berikut:1. Untuk

l-

mengetahui dan

memahami

secara

khusus kritik nalar burhn a

Jabiri. Dan bagaimana korelasi (continuity) dengan formulasi epistemolo

gi

yang lain yakni irfn dan bayn secara umum.2. Mengetahuibiri terhadapkerangkapemikiran

signifikansi(frame )

dan

kontribusi

perkembangan

pemikiran

epistemologi

al-Ja

kebangkitan

Islam dan Barat di era modern sekarang ini.18Mohammad Abed al-Jabiri, Formasi Nalar Arab: Kritik Tradisi Menuju Pembebasan danPluralisme Wacana Inter-Religius, Imm Khoiri, (terj.), IRCISOD, Yogyakarta, Cet.I, 2003, hlm.26----------------------- Page 11----------------------113. Memahamihn dalam

dan

menkontekskan

substansi

epistemologi

bur

perspektif ajaran Islam.Sedangkan manfaat penelitian ini, berefrensi pada judul secara umum

,

diskripsidan

ikan

latar

mensinkronkanadalah

belakang

dengan

ini

tujuan

dandi

dalamatas.

Maka

rangkamanfaat

mengkorelaspenelitian

sebagai berikut:i

1. Membukaide pokok

wacana

(discourse)

tentang

makna

dan

substans

(graind idea) filsafat (burhn) di kalangan masyarkat umum. Meluruskan(straightend) pandangan (weltanschaung) dalam dunia akademisi dan paraintelektual

tentang

mis-komunikasi

selama

ini dalam

memahamipemikiranepistemologi

Arab

Islam

tentang

konfrontasi

formulasi

trilogi

bayn (teologi), irfn(tasawuf) dan burhn (filsafat). Padahal, diantaraketiganyadan

ngan

salingtersebut

gi

merupakan

konstruk

berafiliasi secara

refrensial yang

sirkuler

diantara

berkesinambu

ketiga epistemolo

dalam mencapai kebenaran (truthful).2. Menambahberarti bagi

wacana

kemajuanthought of

peradaban

philosophy )agar tidak

,

baru

dan

sumbangan

yang

dan pemikiranselama

yang

sangat

filsafat Islam (Islamic

ini statis dan berjalan

di tempat

tertinggal jauh dengan perkembangan pemikiran Barat.3.

Menambah dan membuka cakrawala berfikir masyarakat agar memahami

ual,

agama (Islam)melainkan

gral

Islamdengan

harus

tidakdipahami

memperhatikanagama

jaran

secara

fungsi

normatif,

eksklusif,

dan

secara inklusif, progresif ,akal

sebagimana

disebutkan

tekst

dan inte

dalam

a

Islam. Tidak ada yang kontradiksi antara kebenaran agama (divine book)agama

dan kebenaranakan

filsafat

(burhn).

Justru

validitas

kebenaran

menjadi kokoh (powerful ) apabila diperkuat dengan dalil rasio dan logi

ka.

D. Tinjauan Pustakabahan

Tinjauanatau

kepustakaan

literaturkepustakaanini yaituep

memaparkanatau

dan

adalah

(literature

mendiskripsikan

satu

istilah

review).

pengetahuan,

----------------------- Page 12----------------------12

untukBentuk

argumen,

mengkajikegiatan

dalil,

kons

ketentuan-ketentuan yang pernah diungkapkan dan diketemukan oleh penelitisebelumnya yang terkait dengan obyek masalah yang hendak dibahas.Dalam

kritikdalamkitabng

kaitannya

nalar

dari

Arab

dengan

triloginya

yang

kritik

nalar burhn,

diungkapkan

yaitu Naqd

oleh

al-Aql

sebagai

Muhammad Abed

al-Arab.

Sosok

derivasi

al-Jabiri

Ahmad Baso,

seora

pemerhati dan pengagum al-Jabiri. Dia menguraikan dalam kitab sadurannyayaitu Postad Baso

Tradisionalisme

Islam

Muhammad

Abed

al-Jabiri.

Ahm

menilai al-Jabiri sebagai sosok yang mencoba membatasi jangkauan kritiknyapada tradisi pemikiran yang menggunakan bahasa Arab dan yang lahir dalamlingkunganmasyarakatentu. Kritik

Arab

dalam

geografis

dan

kultural tert

nalar Arab yang disampaikan oleh al-Jabiri merupakan kritiktemologi,bukan kritik ideologi.19 Kritik yang dilakukannya bukan mencoba membangun

epis

ideologi barua ditujukan

itu

hany

mendominasi

k

dalam

kepadakerangkaebudayaaanArabdalampengagum

bentukdan

teologi.

mekanisme

Kritik

babakan

berfikir

epistemologi

tertentu.

Baso

yang

menilai,

al-Jabiri

sebagai

rasionalisme, terelebih-lebih rasionalismenya Ibn Rusyd.Issues

Sementarain

itu

karya

Issa

J. Boullata

berjudul Trend

and

Contemporary Arab Thought yang diterjemahkan dalam Dekonstruksi TradisiGelegar Pemikiran Arab Islam, lebih banyak menjelaskan dilema intelektualArab terutama dalam percaturan wacana Arab kontemporer. Dia yakin bahwaintelektualak dapatmembantuselalu

Arab,masyarakat

baikuntuk

terpisahdari lingkunganidup secaraintelektual

dengan

yang

tradisionalis

membebaskanyang

membiasakan

eklektik

dirinya sendiri.

sesungguhnyadunia

maupun

lain,

Karena

sebagaidunia

masa

ia

tempatlalu

tid

hdan

du

niayang lainut. Maka

yakni

Barat

yang

dianggap

sebagai

realitas

yang

absol

salah satu alternatif menurut Arwi adalah mengeksplorasikan kembali maknatradition Arab-Islamnya iamengatakan,Maka

jika

secaraapa

tepat.

yang

Kemudian

dilakukan

dalam

Hanaf lebih

komentar

selanjut

bersifat

teologis.

19Ahmad Baso, Post Tradisionalisme Islam Muhammad Abed al-Jabiri, Op. Cit., hlm. xxix----------------------- Page 13----------------------13upaya yang sangat serius dalam percaturan pemikiran Arab yang dilakukan alJabiri dengan meningkatkan dari ideologi ke arah epistemologi.Dalam bukunya Nahnu wa at-Tur: Qirah Muir fi Urin alFalsaf, al-Jabiri memetakan perbedaan prosedural antar muatan ideologi danepistemologifferensasi itu

filsafat

Arab-Islam.

Secara

umum,

dia

melihat

di

bermanfaat ketika antara elemen ideologis dan epistemologi tidak membentukentitas tunggal, tetapi lebih pada dua dunia yang berbeda. Al-Jabiri meyaki

ni

bahwa muatanmetafisika

epistemologi

filsafat

Arab

Islam

yakni

ilmu

dan

memiliki dunia intelektual berbeda yang pada dasarnya memberi ruang filsafatYunani. Sedangkan muatan ideologisnya memuat pemikiran Arab-Islam yangterkait konflik sosio-politik.20Hal serupa juga dijelaskan

-

oleh

Al Harb dalam bukunya, Naqd

an

Na (diterjemahkan oleh M. Faisol Fatawi) dengan Kritik Nalar al-Quran.ilar

Penekanan tulisandari kritik

ini

adalah

terletak

pada

bagaimana

konstruks

nalar menuju kritik teks. Begitu juga ia menguraikan tentang sentralisasi naArab dan bagaimana ideologi Arab dengan menghubungkan pada realitas danwacana

rasional.

Di

samping

itu juga

ia memfokuskan

p

ada

kritik teks,pengetahuan empiris dan hakekat kebenaran, tidak ketinggalan pula, ia telahbanyak melakukan kritik terhadap Arkoun dan al-Jabiri. Al Harb mengkritikberbagaimetodologiwilayah

yang

buka

dipakai

Arkoun

yang

ontologis. Ketika wilayah ontologis telah terbukantut solusi

akan

hermeneutik.al-Jabiri.

Dan

nampak

kritiknya

juga

mem

maka akan menu

tertuju

pada

metodologi

Baginya metodologi epistemologi tidak akan menghasilkan (memproduk) apaapa. Tidak juga pemikiran, ide dan madzhab, namun ia hanya bersandar padagenealogimelakukan

asal

usul

(al)

pemikiran,

penganalisisanterhadapmekanisme,akal dalammemproduk pengetahuan di berbagai wilayah.21

kaidah,

20Issa J Boullata,Imm Khoiri, (terj.),

cara

yang

dan

hanya

digunakan

Dekonstruksi Tradisi Gelegar Pemikiran Arab,

LKIS, Yogyakarta, Cet I., 2001, hlm. 36-6421 Al Harb, Kritik Nalar al-Quran , Terj. M. Faisol Fataw, LKIS, Yogyakarta,Cet. 11,2003, hlm. 138----------------------- Page 14----------------------14ik

Sedangkan

M.

Amn

Abdullh,

dalam

beberapa

komentarnya,

ba

lewat majalah, Jurnal al-Jamiah dan pengantarnya dalam buku-buku filsafatIslam lebih banyak mengkritik pada wilayah (segment) pendekatanat-tawlal ilm. Metodologi ini mencoba menganalisis daur lingkar hermeneutika daripemikiran Islam sebagaimana disampaikan olehklasifikasiepistemologibayn,irfn dan burhn.22Islam

al-Jabiri

dengan

Mentakwilkan

keilmuan

(islamic science) adalah dengan mendialogkan secara sungguh-sungguh antaran

ketiga paradigma epistemologi tersebut. Hanya dengan

proses

mendialogka

dalamngontrol

satudan

menyempurnakanIslam

gerak

putar

serta

mengisi

yangkelemahan

saling

mengkritik,

masing-masing,

me

pemikiran

bisa menjadi dinamis, kritis dan progresif. Hanya dengan demikian, apa yangdisebut tarnsformasi sosial, humanisasi ilmu-ilmu keislaman lewat penafsiranpesan-pesan kitab suci yang bersifat emansipatoris dapat teraktualisasi deng

an

baik secara teoritik maupun praktis.Terlepaskarya-karyatersebutdidalam beberapa

dari

penilaian

atas,

akan

yang

sangat

subyektif

membantu

maupun

kajian

obyektif,

ini.

Namun

aspek, peneliti perlu mengkaji kembali dan mengembangkannya. Karena itu,tik

segmentasi studihistorisitas

ini

lebih

a

kultur, struktur,Islam dan

dan

berkembangnyaitu mampu

peradaban

ditangkapdenganlakukankritikepistemologiorpusideologi

sebagaimana konteksilakukan adalahdenganaplikasi

memosisikandan

terfokus pada

genealogi

Arab

awal

sosio-politik

benar

sebagai

banyak

nalar

sebagai

Arab.

Setelah

(valid-sistematik)

bangunannya,

pemahamansecara

tepat

munculny

fragmentasi

maka

akan

di

kritik

menuju

k

bukanyang

kri

ada.

Kritik

nilai kegunaan

yang

d

(useful),

bagaimana membangun ketiga epistemologi tersebut. Apakah bersifat paralel,linier dan sirkuler?. Karena konstruksi korpus bayn, irfn dan burhn tidakas.

lain merupakan korpus bingkai yang saling berafiliasi dan bersifat kontinuitMaka landasan dan argumen ini yang menjadi fokus penulis.22M. Amn Abdullh,

At-Tawl al-Ilm: Ke Arah Perubahan Paradigma Penafsiran Kita

Suci, Jurnal al-Jmiah, Edisi 24, No 1, Nopember 2003, hlm. 8

----------------------- Page 15----------------------15E. METODOLOGI PENELITIANPada dasarnya penelitian ini berdasarkan pada suatu penelitian literer(literaturesistematika

a

review)

dan

studi

kepustakaan

(library study).

Mak

metode yang dipakai adalah:1. Sumber DataGuna

maka

memperoleh

penulismelakukanada, dan

yang

penelitian

data-datadengan

yang

diperlukan

cara memahami

literatur

penulis dalam hal ini membagi dua sumber data yaitu:a). Sumber PrimerData primer adalah data langsung dari tulisan Muhammad Abedal-Jabiri tentang masalah (obyek) yang sedang dikaji atau diteliti se

suai

dengan judul.asli.23 Data aslii

yang

(originalberjudul

Secara

resources)

sederhanadalam

hal

data

ini

disebut

ini

adalah

buku

dataal-Jabir

Takwn al-Aql al-Arab, dan Bunyah al-Aql al-Arab.b). Sumber SekunderYaitu data

artinyal-Jabiri,

data yangsehingga

yang

ditulis

mengutip (menyadur) dari sumber

oleh

orang

lain

tentang

lain,

pemikiran

a

tidak bersifat asli karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga

danasli.24

seterusnya.Oleh

Dengan

demikian

data

ini

disebut

data

tidak

karenanya, peneliti mengambil sumber yang mendukung data penulisanseperti

di

atas, yangbuku-

sumbernya

bisa

dipertanggungjawabkan,

buku, artikel, dan jurnal.Sumber sekunder itu diantaranya buku Kritik Kontemporer atas

Filsafat Arab Islam Muhammad Abed al-Jabiri (alih bahasa Moch. NrIkhwn), Wacana Baru Filsafat Islam (A. Khudri Soleh), Kritik Nalaral-QuranFilsafat

(Al al-Harb),

Epistemologi

Dasar:

Pengantar

Pengetahuan (J. Sudarminta), Persoalan-Persoalan Filsafat (Harold H.23Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet. XI,1998, hlm. 8524Hadari Nawawi, MetodologiPress, Yogyakarta,

Mada

Penelitian

Bidang

Sosial ,

Gajah

Cet. II, 1995, hlm. 80----------------------- Page 16----------------------16Titus,Tradisi

uksia)

serta

Mariyin

(Issa

J.

S.

Boullata)

Smith

dan

Richard

dan Jurnal

T.

Nolan), Dekonstr

al-Jmiah (IAIN

Sunan

Kalijag

buku-buku yang lain.2. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan car

an

membaca,majalahatau

n

jurnal.( library

memahamiKarena

dan

penelitian

menganalisis

ini

menggunakan

buku-bukumetode

da

kepustakaa

research) bukan metode observasi lapangan (field studies). Metode libr

ary

risearch adalahcara

ngan

mencari(buku)

materi

dar

data

teknik

penggumpulan

informasi

dengan

databantuan

yang

dilakukan

de

macam-macam

yangterdapat di Perpustakaan,tentunyayangberkaitandenganjudulskripsi ini.25 Dengan redaksi yang berbeda, metode ini tidak hanya sekepengumpulan

dan

penyusunan

data saja, akan

tetapi p

eneliti mencobamenelusuri,data-data

i

menganalisis

yang ditemukanAbed al-

dan

tentang

menafsirkanjejak-jejak

(interpretasi)pemikiran

sesua

Muhammad

Jabiri.3. Metode Analisis Datametode

Dariyang

sumber

data

yang

diperoleh

peneliti, maka

digunakan untuk menyusun dan menganalisis adalah sebagai berikut:a). Metode Diskripsi (Descriptive Method)Metode

ripsikan)

ini

bermaksud

untuk

menguraikan

(mendisk

masalah yang sedang dibahas secara teratur mengenai seluruh konsep

si

danyang

Tentunya,

ide

pemikiran

tokoh

yang

bersangkutan.26

dimaksudkan oleh metode ini adalah untuk membuat pecandraan danmengenai

menjelaskanide

secara

sistematis,

faktual

dan

akurat

pemikiran al-Jabiri.25Sutrisno Hadi, Metodologi Research , Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1986, hlm. 4926Antor Bakker dan AhmadFilsafat, Kanisius

Charris Zubair, Metodologi

Penelitian

Yogyakarta, Cet. II, 1990, hlm. 65----------------------- Page 17----------------------17b). Metode Analisis Isi (Content Analysis Method)ndan

analisis

Dalam

isi

(contentsubatansiideyangburhn alakan

menganalisis

analysis)

terkandung

Jabiri secaraterkait

dalam

yaitu

khusus

data, penelitianalisis

gagasandan

terhadap

pemikirantidak

menggunakamakna

menutup

kritik

nalar

kemungkinan

dengan

ebih

kritik

detail

nalar

bayn dan

irfn.

Penjelasan

disampaikan oleh Lindzey dan Aronson yang dikutip Albert Widjayadalam disertasinyatiga

menampilkan

mengatakan,

content

analysis

syarat yaitu: Pertama, obyektifitas, artinya analisis yang dipakai

harus

obyektif tidak subyektif dengan berlandaskan aturan main (role of

the

game). Kedua, sistematis yakni masing-masing unsur saling berkait

an

(contiusitas) satu sama lain dalam suatu keseluruhan, maknanya har

us

memakai kriteria tertentu.27 Ketiga, general, maksudnya hasil tem

uan

harus mempunyai sumbangan (aksiologi) teoritis, dan mengarah padarealitas hidup dan kehidupan umat manusia secara keseluruhan.28Termasuk

dipresentasikanapa

bagaimanayang

saja

pada analisiside

(gagasan)

melatarbelakanginya.peneliti

seorang

isiitu

(content)

Sehingga

ini,

muncul,dengan

akan

hal-halanalisis

ini

dapat menghitung frekuensi munculnya konsep (ide) secara tepat. Da

n

diharapkan analisisnya sesuai dengan isi pemikiran al-Jabiric). Metode Hermeneutik (Hermeneutic Method)Yaitu cara menafsirkan (interpretasi) yang berupa teks, s

imbolk

yang

dan bendatersurat

konkrit

untuk

dicari

arti

dan

maksud

bai

maupun tersirat dalam teks-teks. Metode ini diprakarsaF.D.E.Scleimacherdan WilhemDiltheydan MadzhabFrankfrut.29Titiki

oleh

rpretatif

fokusobyektif

pada

metode

27Sudarto, Metodologi PenelitianPersada, Jakarta, Cet. III,2002, hlm. 29

hermeneutikFilsafat ,

ini adalahPT.

Raja

inte

Grafindo

l

28Noeng Muhadjir, MetodologiYogyakarta, Edisi III,

Penelitian

Kualitatif , Rake

Sarasin,

Cet. VIII, 1998, hlm. 4929Sumaryono E.,arta, 1999, hlm.

Hermeneutik

Sebuah Metode Filsafat, Kanisius, Yogyak

21----------------------- Page 18----------------------18denganvariasi-variasi

mengacu

pada

gramatikal

kata-kata

dan

historisnya. Dan interpretasi subyektif yaitu interpretasi pada keh

endak

dan latar belakang pengarang. Sehingga kebenaran teks-teks yang adaitu punya nilai relevansi dalam dunia kekinian.F. SISTEMATIKA PENULISANAgarserta

sistematis

kronologis,tiga bagianan

penulisan

yaitu:Pertama,isi skripsi

bagian

bagiannyaJudul,

Notalamansi,

bentuk

maka

(subtansi).Masing masingan

diperoleh

tulisan

skripsimuka

Dan Ketiga,

ini

yang

dan

diklasifikasikan

menjadi

(formalitas ). Kedua,

bagian

akhir

adalah

sebagai

Pembimbing,

Halaman

Pengesahan,

skripsi

berikut: Bagian

Daftar Isi, danterdiri atas

ilmiah

Transliterasi,. Bagian

(pelengkap).

Pertama :

Motto,

bagi

Kata

berisiPengantar,

Halam

Kedua: bagian

isi

Haskrip

lima bab sebagai berikut:BABasalah,jauan

I : Pendahuluan,PokokPustaka

Masalah,

berisi tentang:Tujuan

dan

Manfaat

Latar

Belakang

Penelitian,

Metodologi Penelitian, dan Sitematik Penulisan Skripsi.

MTin

BAB II

: Gambaran Umum tentang Epistemologi, berisi tentang: PengertianEpistemologi.

lam

Sumber-Sumber

Perspektif

Barat

Epistemologi,

dan

dalam Perspektif

meliputi,

Epistemologi.

Subtansi

Hakekat

Idealisme

Epistemologi,

Kebenaran

dan

dan

Islam.

Teori

Validitas

dan

da

Justifikasi

Teori

Justifikasi

Pengetahuan,

meliputi

Realisme, Positivisme dan Pragmatisme.BAB III :erisi tentang:

SketsaBiografi

Muhammadbiri

BiografiMuhammad

Abed

tentang

Muhammad

Abed

Abed

al-Jabiri,

b

al-Jabiri. Karya-Karya

al-Jabiri. Pemikiran

Muhammad

Abed

al-Ja

Epistemologi Nalar Burhn, meliputi: Pengertian dan Historisitasr

Nalar

Arab.

Burhn.

Dinamika

Kejayaan

Kritik

Historis

dan

Epistemologi

Filsafat

Burhn atas

Arab

Islam

Nala

antara

Keruntuhan Nalar.----------------------- Page 19----------------------1

9BAB IV :anad

Analisis,Muhammad

berisi tentang: Corak

Epistemologi.

Abed

Al-Jabiri

Kontribusi

dan

dalam

dan

Posisi

Nalar Burhn

Perspektif Kritik

Signifikansi

Pemikiran

NalarMuhamm

Abed al-Jabiri Terhadap Kebangkitan Pemikiran Islam dan Barat.Dan Epistemologi Burhn Dalam Perspektif Ajaran Islam.BAB V

: Penutup Berisi tentang: Kesimpulan, Saran-Saran dan Penutup.Dan Bagian Ketiga, adalah Akhir (pelengkap), terdiri dari DaftarKepustakaan, Lampiran-lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup.

----------------------- Page 20-----------------------

d

20BAB IIGAMBARAN UMUM TENTANG EPISTEMOLOGIA. Pengertian EpistemologiEpistemologimerupakancabangfilsafat ilmu,dimanadalamfilsafatilmuitu dapatdiklasifikasikanmenjaditiga cabangyaituontologi,1hasa

epistemologi danYunani yaitu:

rti

episteme berartiteori. Oleh

aksiologi.2

Epistemologi

pengetahuan

(knowledge),

sebabitu, epistemologiyangsecarakhususmembahas tentang teori ilmulah epistemologi iniier

pertamapada

kalitahun

muncul1854

sebagai

berasal

dan

cabang

dari

kemudiandikembangkanmodernsepertiRene

oleh

oleh

para

bera

flsafatDimana

dipopulerkan

ba

logos

pengetahuan.3

dan

dari

isti

J.F. Ferr

filosof

abad

Descartes, David Hume, John Locke, Spinoza, Immanuel Kant dan lain-lain.Lebih jauh,philosophy

The Liang Gie

mengutip

dari The

Encyclopedia

of

menguraikan Epistemologi sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengansifat dasar dan ruang lingkup pengetahuan, pra-anggapan dan dasar-dasarnyaserta realibilitas umum dari tuntutan akan pengetahuan. 41Ontologi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu On artinya ada Sedangkandalam konteks filsafat ontologi diartikan sebagai teori tentangyang ada (being) sebagai obyekpengetahuan. Ada tidak adanya secara fisikal saja (perspektif filsafat Barat), lain halnya dalamperspektif Islam being dimaknai sebagai hal-hal yang bersifat fisikal dan supra fisikal. LihatLouis O.Kattsoff, PengantarFilsafat, Alih BahasaSoejonoSoemargono,Tiara Wacana,Yogyakarta, Cet. I, 1998 hlm. 76di

2Term aksiologi membicarakandalamnya tentang tujuan

nilai

memperoleh pengetahuan. Pada hakekatnyaas yang objektif, sebab ia

gunanilai

(values),itu

termasuk

merupakan

realit

memiliki kekuatan besar (great power) yang bisa mengesampingkan segala preferensi-preferensisubyeknya. Lihat Riseri Frondizi, Pengantar Filsafat Nilai, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. I,2001. Max Scheler seorang fenomenologis lebih detail mengatakan ada empat jenisnilai (values).Pertama, nilai sensual, Kedua, nilai hidup. Ketiga, nilai kejiwaan,dan Keempat, nilai religius.Untuklebih jelasnya lihat Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu, RakeSarasin, Edisi I, Cet. II,Yogyakarta, 1998, hlm. 563AbuBakar, Ontologi,Perspektif Islam,

alam

Epistemologi

dan

Aksiologi

Ilmu

d

Himmah: Jurnal Ilmiah Keagamaan dan Kemasyarakatan, Vol. III, Edisi 06 Jan-April2002, hlm.164Miska Muhammad Amn, Epistemologi Islam: Pengantar Filsafat Pengetahuan I

slam, UI

Press, Jakarta, 1983, hlm. 3----------------------- Page 21----------------------21SecaraInternational

sederhana

Dictionaryfacts, values,dy,

lui

of Education

information,etc,intuition orexperience.fakta-fakta,

5

Maksudnya,

dan

dan

pengalaman.

(epistemology)

diartikan

to which

nilai, keterangan,penelaan,

intuisi,mecahkan

pengetahuan

man

sebagaihas

sebagainyaSecara

yangumum,

collection

access

pengetahuan

dalam

throught

of

merupakan

stu

diperoleh

kumpulan

manusia

epistemologi

mencoba

melame

persoalan-persoalan mendasar yang meliputi tiga aspek yaitu Pertama, apakahsumber-sumber pengetahuan itu?. Dari manakah pengetahuan yang benar itudatang dan bagaimana kita dapat mengetahuinya (original problem )?. Kedua,apakah watak dari pengetahuan?. Apakah ada dunia yang riil di luar akal danjikaada mungkinkahdisebut problem

kita mengetahuinya?.

Inilah

yang

penampilanmenguji

(appearance)

mana

terhadap

realitas. Ketiga,

bagai

kebenarannya (validitas)? bagaimana kita bisa membedakan antara kesalahandan kebenaran itu? ini disebut problem of verification .6aimana

Diskursusotoritas

filsafat (pengetahuan)

akan

diselidiki

bag

pengalaman, rasio (verstand), akal budi (vernunft) dan intuisi. Bagaimana ar

ti

avidensidanbagaimanacarapembuktiankenyataan

ganhami

syarat-syaratvaliditas

untuk

mencapainya.

kebenaran

yang

(koherensi, korespondensi, hermeneutics,

horizonpengetahuanmanusiakebenarandankenyataantadi.7 Kesemuanyaan rasionalisme(Descartes,DavidHume,Berkeley),positivisme

Spinoza,kritisisme

dikonotasikan

dan pragmatis )

sebagai

upaya

ini akan

Leibniz),atau

Dan

rasionalisme

untuk

kritis

mema

mendekati

melahirkan

empirisme

den

(John

alirLocke,

(Immanuel

Kant)

(Auguste Comte) dan fenomenologi (Husserl) sebagai aliran induk.pertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan

(varian-varian)

di

atas

merupakan

yang fundamental dalam epistemologi. Tetapi ini semua bukanlah pertanyaan5The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty, Yogyakarta, Cet. V, 2000, hlm. 120-1216Lihat Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat dan Etika (Suatu Pengantar), Yayasan Piara,Bandung, Cet. III, 1997, hlm. 607M. Thoyibi, Filsafat Ilmu: HakekatMuhammadiyah

dan Sejarah Perkembangannya,

Universty Press, Surakarta, Cet. I, 1994, hlm. 16----------------------- Page 22----------------------22filosofis semata.8dengan realitas

Persoalan-persoalan

di

atas berkaitan

erat

konkrit. Tanggapan terhadapnya mengandung implikasi dan konsekwensi bagisetiap aspekkita bangun

aktivitas

manusia.

Jenis

masyarakat

yang

mencoba

cabang

filsaf

adalah hasil langsung dari tanggapan ini.Olehat pengetahuan

karena

berhubungan denganmencoba

itu, epistemologi

tiga

menguakdanmetode,yaitu

masalah

mengantarkanetiga,sistem,

mencari

yang

sebagai

meliputi: Pertama,

hakekat

manusia

untuk

kebenaran.

filsafat

memperoleh

Kedua,pengetahuan.

K

bertujuan memperoleh realitas kebenaran pengetahuan itu.B. Sumber-Sumber Epistemologi: Perspektif Barat dan IslamDalamsengaja

dengan

Menguraikan

sumber-sumber

epistemologi,

peneliti memilah dan mengklasifikasikan menjadi dua yaitu:1. Sumber Epistemologi dalam Perspektif Barat.para

Dalam

ilmuwanberbedaitu dapat

giskan

menguraikan

pendapat,

diklasifikasikan

tentang

secara

sumber

garis besar

menjadi tiga. Akan

pengetahuan

sumber

epistemolo

tepapi Louis Q. Kattsof menjela

bahwa sumber pengetahuan (knowledge resources) itu dipetakan menjadienam bagian yaitu:a). Empirik (empirisme)alahimanagalaman.satunyaahui

empirik

Sumber

(empirisme).ini

pengetahuanJika dilakukan

kata

berasalDalamsumbermelalui

daripandangan

kata

Yunani

aliran

pengetahuan

yanggenealogi

pertamakebahasaan,

yaitu emperia yang

empirismebagi

mengatakanmanusia

ad

berarti

bahwa

adalah

d

satumenget

pen

pengalaman. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman inderawi.Bagaimanaitu membeku?.

manusia

Jawabnyakita

gaimana

bisa

adalah

karena

mengetahui

kalau

manusia

Es

melihatnya.

Ba

mengetahui kalau api itu panas dan bisa membakar?. Maka jawabnya8Sholihah,Pusat

go,

Pemikiran

Epistemologi

al-Gazl, Jurnal Penelitian Walison

Penelitian IAIN Walisongo, Semarang, Edisi 17, 2001, hlm. 43----------------------- Page 23----------------------23adalah karena kita menyentuhnya dengan alat peraba kita. Maka dala

m

teori ini sebenarnya ada tiga unsur yang saling

) yaitu

terkait (related

unsur yang mengetahui (subyek), unsur kedua yang diketahui (obyek)dan ketiga menunjukkan pada differensia yaitu alat-alat panca inde

ra.9T. Hobbes,

Aliran

J.

empirisme

dipelopori

oleh

F. Bacon,

Locke dan C. Berkeley. John Locke (1632-1704) sebagai bapak aliraninimerupakan

ya

sejenispada

aksudnya

buku

awalnyalewat

lantasisa

menguraikan

ketika

catatan

manusia

pengalamanoleh

terisi

bahwayangitu

jiwa

yang

kosong

manusia

kosongtadinya

lahir, akaln

(tabuladari

rasa).

M

pengetahuan,

kosong

(nihil)

b

pengetahuan. Semula akal serupa dengan secarik kertas kosong, yangMakanection

menerimaLocke

segala

mengatakanand

yang

bahwa

datang

pengetahuan

dari

pengalaman.

terdiri

atas

con

agreement (disagrement) of our ideas. Dengan ide pasti bukan idemun

umumgambaranmengenai

dan

ide

bawaan

data empirik.10

yang

disebut

Satu satunya

katagori,sumber

napenge

tahuan

adalahgagasanyang

lahiriyah

dan

batiniahtentanghal-halbatiniah

aman

yang

timbul

karena

mengandung rangsangan inderawi

engalamanmanusia

ide

(sensation) dan kerena p

(reflection). Pengalamanyang

di

luar

pengalaman

kita

lahiriyah

(manusia).

kepada

Sedangkan

pengal

mengajarkantentangkeadaanpsikis kita. Keduanyajalinmenjalin dan melakukan koneksitas tanpa henti.11

saling

Gagasan Locke di atas, kemudian disempurnakan oleh J. Stua

rtera

Millmerupakan

jadi

sumber

sumber

dengan

mengemukakan

pengetahuan

yang

bahwapaling

pengalaman

benar.

Akal

ind

bukan

men

9Ahmad Tafsir, T. Jun Surjaman, (ed.), Filsafat Umum Akal dan Hati SejakThales SampaiCapra, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cet. VII, 1999, hlm. 23-2410Van Peursen, Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, PT. GramediaPustaka Utama, Jakarta, 1993, Cet. III, hlm. 8211Harun Hadiwijoyo, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, Kanisius, Yogyakarta,Cet. VII, 1991,hlm. 36----------------------- Page 24----------------------24pengetahuan, akan tetapi akal mendapat tugas untuk mengolah bahanbahan yang

erangkat

danmementingkan

bihini,12

diperoleh

bertumpu

data-datamempunyaikecenderungankarenajalan

dari pengalaman. Karena

pada

metode

inderawi.

Dan

menuju

metode ini

eksperimen

yang

nampaknyapada

pola

ble

aliranpikir

induksi

pikirannya dari yang diketahui (detected) ke arah yang tidak diket

ahui

(undetected).Kelemahan

terlebih-lebih

aliran

bila

ini

cukup

banyak,

dihadapkan pada prasangka dan emosi perasaan. Di antara kelemahanauh

itu adalah Pertama,menjadi

bisa

kecil,

a melaporkana

padahal

bendanya

satu

kesimpulan

menipu.

indera

tentang

terbatas.besar.

pengetahuan

Benda

yang

Sehingga

yang

dia

j

salah. Kedua,

bisinder

Gula yang manis bisa menjadi pahit rasanya bagi orang yang terkenaMaka

hasil

salah. Ketiga,

n)

penyakit

obyek

yang

ilusi,jaditidakbisa

obyeknya

menjadi

malaria.

fatamorgana,indera

menjangkaunya. Keempat,

lam halr

ini

inderasecara

Kerbau

badannya

kesulitan

inderatidak

dan

Kerbau

secara

indera

(pengalama

Contohnya

menipu.ada

(mata)

keseluruhan,memperlihatkan

cernaan

seperti

(being),

dan obyek

namun

bisa

mampu

menipu.

melihat

itu juga

keseluruhan. Kelima,

seeko

tidak

empirisme

bila

ini

dihadapkanpada kaidah-kaidahlogikayangberlaku umum. Misalnya jika p maka q, maka p adalah q.13

matematika

Da

dapatakandan

b). Rasio (rasionalisme)takgkari

Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terlepadaakalkebenaran

(rasio).

Bukan

berarti

aliran

ini mengin

12Metode induksi adalah metode yang menyajikan penarikan kesimpulan darihal-hal yangbersifat khusus menuju pada hal-hal yang umum dalam silogismenya. Lawan dari met

ode ini yaituMetode deduksi yakni model penalaran dari hal-hal yang bersifatumum ke arah hal-hal yangbersifat khusus sebagai silogismenya. Untuk lebih detailnya lihat Sudarto, Metodologi PenelitianFilsafat, hlm. 43. Juga bukunya Mundiri, Logika, Badan PenerbitIAIN Walisongo, Semarang,Kerja Sama PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994, hlm.11-1213Ahmad Tafsir, Tjun Surjaman, (ed.), Op. Cit., hlm. 24----------------------- Page 25----------------------25pengetahuan

engalaman

yang

didapat

oleh

hanya dipandang (point ofdanmemberikanbahan-bahanbisa bekerja.14

bagi

view )

akal

akal

Kebenaranlam idea kita dan

dan

kesalahan

pengalaman,

p

perangsang

menyebabkan

aliran

bukan terdapat pada identitas

aran menunjuk

sebagai

yang

bagi

melainkan

ini

terletak

da

suatu barang. Jika keben

kepada kenyataan, maka kebenaran hanya ada dalam pikiran dan hany

a

diperoleh dengan akal budi (vernunft) semata.e

Bapakaliran rasionalismeadalahRen(15961650)15. Pandangan ini sekilasmemang benar, nabila ditinjau

Descartes

mun

ulang secara genealogis bahwa yang pertama kali mempopulerkan aka

lyang

sebagaialat untukmemperolehdanyangsalah adalah Aristoteles.16

benar

empirisme

karena

Menurut

kelemahandikoreksi

Seandainya

alirandan

menjawab

isa

pahit

mengapabendakarena

an

bayangannyadi lidahorang

yang

yang

ini,

kekeliruan

keterbatasanyangjatuh

demam,

jauhdi

pengetahuan

matakarena

pada

aliran

alat pengindera.bisakita

kecil,

orang

kecil.

akal

demam

Gula

akbli

dahnya

tidak

normal.

Rasionalisme sebenarnya tidak mengingkari kegunaan (funtion ) ind

era

sebagaimana eksplorasi di atas, indera hanya sebagai perangsang a

kal

14Juhaya S. Praja, Op. Cit., hlm. 1815Rene Descartes(1596-1650) disamping sebagai bapakrasionalis, ia juga sebagai

aliran

pondasi (the founding father) lahirnya filsafat modern (renaissance). Buku karangannya yangmemuatteori-teori ilmiah adalah PrinciplePhilosophie, terbit padatahun 1644. Kebenaranfilsafatnya (primum philosophicum ) adalah konsep Cogito Ergo Sum,Aku ragu-ragu, maka akuberfikir dan karena aku berfikir , maka aku ada dan karena aku ada Tuhan pun ada(exist).16Aristoteles lahir tahunkarangannya dalam logika

Buku

384

di

Stagira

daerah

Thracia.

berjudul Organom (alat Kerja). Filsafatnya yang paling terkenal adalah tentangmetafisika yaituantara form , materi dan jiwa. Materi adalah sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indera yangbersifat (being). Materi berbeda dengan form dan jiwa. Form adalah subtansiyang memberikankesatuan pada sejumlah materi. Sedangkan jiwa adalah formanya tubuh dan bentuk spasial adalahsalah satu jenis forma. Dan konsep pembuktian Tuhan bagi dia adalah dengan teori kausa prima(teori gerak) sebagai sebab utama. Logika Aristoteles terkenal dengan premis mayor, minor dankesimpulan (silogisme) yang mengarah pada metode deduksi. Bandingkan, Bernard Delfgauw,SejarahRingkas Filsafat Barat, SoejonoSoemargono(alih bahasa), PT. Tiara Wacana,Yogyakarta, 1992, hlm. 29-35. Dan karangan Bertrand Russell, Sigit Jatmiko, Agung Prihantorodkk., (terj.) Sejarah Filsafat Barat Kaitannya dengan Kondisi Sosio Politik ZamanKuno HinggaSekarang, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002, hlm. 216-283----------------------- Page 26----------------------26(mind) dan memberikan laporan bahan-bahan untuk dicerna oleh akal.Akal mengatur bahan tadi sehingga dapat terbentuk pengetahuan yangbenar dan valid. Jadi, akal bekerja karena ada bahan-bahan dari indera.Akan

tidak

tetapi,

akal

juga

dapat

menghasilkan

pengetahuan

yang

berdasarkan

byek

pengetahuan

inderawi,

yaitu

pengetahuan

tentang

o

yang masih abstrak.si,

Jika

maka

aliran

empirisme

menggunakan

metode

induk

aliran rasionalisme punya kecondongan ke arah metode deduksi. Danaliranngambilan

ini

lebih banyak

keputusannya.dalam

ai

Tidak

menggunakanhanya

logika

itu, faham

dalam

pe

ini banyak

dipak

rumusan matematika yang kontradiksi dengan aliran empirisme.c). Fenomena (fenomenologisme )Dari

akhirnyamunculyang

itis

tesis rasionalisme

sintesis

baru

kedua

yang

Immanuel

mendamaikantidakhanyajustru

n

dicari

disebut

rasionalisme

(1724-1804).

kekuatan

diri terhadap

akal

mencoba

mengatakan

ilmiah

realitas

kr

Kant

aliran di atas, dengan

lewat

membukaKant

ya,

anti tesis empirisme,

Kant

dipopulerkanuntukilmu

dan

semata,

empirik.

melainka

Lebih

jelasn

menguraikan tentang pengalaman. Barang yang terdapat dalam dirinyasendiria sebelum

(das

ding

diterima

oleh

ia

secaratidak

sistematis

u

mempunyaisendiri,

susun

sich) merangsang

dalam

bentuk

melalui

pengetahuan

melainkan

gejala-

akal

an

hanya

tentang

alat inderawi

pengalaman.

penalaran.

sesuatu

Selanjutnaya

Sebab

tentang

itu,

keadaan

seperti

kitdimanus

yang

barangnampak

itpada

gejala pengetahuan yang disebut fenomena (phenomenon ).17

g

analitis

Rasionalisme

hanya

memberi

putusan-putusan

yan

danhalnya,

tidak

mungkin

empirismetidak

gga

memberi

memberi

mungkindi

putusan-putusan

memberi

Kant

pengetahauan

putusan

baru.

yang

yang

Begitu

sifatnya

sintesis,umum.

sehin

Pendapat

17Juhana S. Praja, Op. Cit., hlm. 20-21----------------------- Page 27----------------------27atas,

riori,

mempunyai

suatutidak

bentuk

yaitu

dengan

kecenderungan

yang

penyimpulan,

bersifat sintesissekaligus

ap

sintesis

menggantungkan pada pengalaman. Hal ini kontradiksi dengan sintesi

s

aposterioripengetahuan

a)

dengan

melakukan

penyimpulan

(sintes

berlandaskan pada pengalaman.Gagasan

atas, kemudian

Kantoleh

disempurnakanHusserl

58).enomonologi

menguraikan

apa

sebagaimanaEdmund

Husserl

dikatakan

fenomenon

yang

diskursus

di(1859-19bagi

f

adalah realitas an sich, yaitu sesuatu yang ditampakkan dalam obye

k

ataumemperkuat

disebut

pendapatnyamemberi

yanga priori

fenomenon

implicit .18

Husserl

Dalam

menggunakan

teori

rangkalogika

kepastian yang tidak bersifat a posteriori. Akan tetapi, bersifatsebagaimana pendapat Kant. Logika bukanlah hukum normatif, namun

nang

hukumideal

ia

hanya

logikayang

Sachgeste,berkorelasi

hukumdan

mengenai

yang

terkait dengan

mengatasi segala hukum yang hakiki.

ada.hal-hal

Dimaya

Dalam

menekankanFenomenologi

pengamatan

menguraikan

pada

segala

teorinya,

suatu

obyek

Husserl

(ding

an

sich).

adalah metode berfikir yang berusaha membedakan dari segala macama priorismedan

an epoche

reduksireduksi

macam

tradition.

(penyaringan).

yaitu: Pertama,melakukan

arusgai

itu,

kita

Husserl

Reduksi

pengamatanobyek

dan

Untuk

secara

harus

menggunakan

Fenomenologi

cermat,

melakuktiga

yaituharus

fenomena

kita hdicuri

diletakkan dalam kurung. Jadi obyek hanya dipandang melaui refleks

i

tanpa

cari

memberikan pernyataan yang

apa saja. Kedua,

dental

aktual. Tujuannya untuk

Reduksi Eidetic yaitu semua dimensi yang aksi

yang melekat pada fenomena, kita reduksi

tuiga,

menemukanReduksi

ksi

dan

struktur

Transcendental, yaitukita

18KoentoSketsa Umum

men

Wibisono, BeberapaSebagai

PengantarUntuk Memahami),IKIP PGRIYogyakarta, 1988, hlm. 46-47

yang

semuaHal

Hakekat

paling

tradisiTentangdan

menuju pada tujuan, yaidasar.

Ket

kita

redu

pemikiranFilsafat

Kemungkinan

Ilmu (SebuahPengembangannya

----------------------- Page 28----------------------28Sehinggau

aku non

enyusun

letakkanyangtertinggal

dalam

empirik.

hanya

kurung,

obyek-obyek

Dan

diri

kita

kosong

kesadaran transcendentalakhirnya,yang

sama

yang

kesadaran transcendentaldijadikan

sasaran

sekali.

murnimampu

ata

realitas

m

tersendiri

ataupengetahuan.. 19

d). Intuisi (Intuisionisme)Sumber

intuisi. Aliran

pengetahuan

intuisionismeIntuisi

-1941).

dipelopori

yangoleh

keempat

Henry

adalah

Bergson

(1859

adalah sarana untuk mengetahui secara langsungersifat seketikaar.

dan tidakdipandang

Ia

sebagaiAliran

).alid

ini

adalah

lewat

pola

perantara

pikir

intuisi

pengetahuan

yang

intuisi.

MeskipunBahkan

dengan

dua

yang

(immediate

inderawi.

pengalaman

identifikasisuatu

adalah

dari

tanpa

bahwa

diperoleh

akanmelakukan

tus

hasil

pengetahuan

berpendapat

yangmengingkari

ak

merupakan

dan bsad

knowledge

lengkapaliran

dan

v

ini

Harold

jalan. Pertama,

tid

H

Ti

intuisi

jenis pengetahuan yang lebih tinggi, mempunyai watak yang berbedadenganmistik

melalui

indera

dan

akal. Kedua,

intuisi dijabarkan

untuk mendapatkan pengetahuan langsung yang mengatasi (trancend)pengetahuan yang diperoleh lewat indra dan akal.20e). Metode Ilmiah.Sumber pengetahuan yang kelima adalah dengan jalan metode

ra,

ilmiah. Metode

tujuan,

ilmiah

berasal dari kata

method yaitu

ca

teknik, sedangkan ilmiah adalah prosedurprosedur yang dipakai untuktu

teknik,

tentuencakup

standarisasicara

kebenaran

ilmiah.

Jadi,

metode

ilmiah

yai

dan sistem berfikir serta bertindak menurut aturan (prosedur ) teryangempat

sudah

pasti

point: Pertama, metode,

dalam

teori

ilmiah.

Prosedur

itu

m

yaitu cara atau jalan yang digunaka

n sebagaistandarisasi

seperti

ktika. Kedua,

metode

deduksi,

induksi

dan

diale

19Koento Wibisono, Ibid.,20Amn Syukr,elektualisme al-

dan Masyharuddin,

Intelektualisme Tasawuf

Studi Int

Gazl, Joko Tri H., (edit.), Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2002, hlm. 70----------------------- Page 29----------------------29obyektif,obyektif,

rsifat

keterkaitan

tidakantara

yaitu

subyektif. Ketiga,

yangsatutersusunpola

gga

kebenaranya

kebenaran

pemikiran

dengan

yang

yang

dihasilkan

sistematis,lainnya

yakni

secara

rasional. Keempat,

adalahadanya

teratur,

umum,

be

yaitu

sehin

tingkat

berlaku umum dan universal bagi siapa, dimana, dan kapan saja.etahuan

Dalamdiskursusitu saling

di atas,

sebenarnya

sumber

peng

terkait, komplementer dan saling melengkapi. Tidak ada sumber pengetahuanyang palingbertentangan

g

benar,

semuanya

bersifat

relatif.

Tidak

ada

yan

dalam usahanya mencari kebenaran.2. Sumber Epistemologi dalam Perspektif Islampenuh

dengan

khazanahereksplanasi

Islam

sebagai

keilmuan.

agama

Segala

rahmatan

keilmuan

telah

li al-lamn,termaktub

dan

t

melalui dua sumber yang pokok dalam Islam yaitu al-Quran dan al-Had.m

dapat

Sumber-sumber

pengetahuan

(epistemology)

dalam

Filsafat

Isla

diklasifikasikan menjadi tiga grand point :a). Wujd ( Wujdiyah)perspektif

SumberIslam

pengetahuan

yang

pertama

dalam

adalah wujud (wujdiyah). Teori ini disampaikan oleh Mull Sadra,21Mull Sadra

dan

membedakan

antara wujd

dan mhiyah,

eksistensi

esensi sebagai tesis-tesis filosofis yang paling mendasar dan dom

inan

dalam pemikiran Islam.

menentukanpijak

manakah

pada

yang

asli

Persoalan(al)

di

atas

memicu untuk

dan itibri.

Konsepsi

Sadra

ber

pola pikir filsafatnya al-Kind. Al-Kind menerangkan tentang subtansi

itar

21Mull Sadra, yang bergelartahun 1571 M. Dalam

Sadr

ad-Din

lahir

di

Syirz

sek

catatan sejarah sebagaimana disampaikan oleh Seyyed Husein Nar, bahwa karya-karya MullSadra ada 41 buah. Kitab karangannya yang monumental berjudul al-Hikmah al-Mutaliyah fi alAsfr al-Aqliyah al-Arbaah. Pemikiran Mull Sadra yang paling terkenal adalah tentangfahamwujd (wujdiyah al-Mutaliyah). Sadr membedakan antara eksistensi dan esensi, antara mhiyahdan niyah. Fazlur Rahmn berkomentar, bahwa corak pemikirannya bersifat sintesis dan mencobamelakukanrekonsiliasi dan kompromi,akan tetapi kompromi yang dilakukan Sadra tidaklahbersifat eklektisme belaka. Lebih jelasnya, baca dan bandingkan Syafan Nur, Filsafat Wujd MullSadra,Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet. I, 2002, hlm. 10-13 dan151-160.Hussein Ziai,Knowledge and Illumination: A Study of Suhrawardis Hikmah al-Isyrq, Terj. Aff Muhammaddan Munr, Suhrwardi dan Filsafat Illuminasi Pencerahan Ilmu Pengetahuan, Zaman WacanaMulia, Bandung, Cet. I, 1998, hlm. 139-142----------------------- Page 30----------------------30antara kulliyah

(mhiyah) dan

juziyah (niyah). niyah adalah benda-

benda partikuler dan mhiyah adalah subtansi universal yang bersifatgenus dan spesis.22mbedakan

Maka

dari

diskursus

di

atas,

Jelas

bahwa

Sadra

me

antara wujd dan realitasnya. Istilah wujd secara derivatif etimologisris

berarti

menemukan

atau

mengetahui

sesuatu.

Dalam

kamus

Ingg

wujd bisa bermakna existence, dan being. Masing-masing mempunyaimakna yang spesifik dalam filsafat metafisika. Istilah existence dengane kecil menunjuk pada segala realitas selain wujd mutlak, sedangkanexistencedari

ama

dengan

e besar menunjuk

wujd mutlak (al-fidmenunjuk

angkan

beingmencakup

kepada

al-aqds).

dengan

kepada

Adapun

yang wajib

term Being

al-wujd

b kecil merupakan

emanasidengan

(wujud

konsep

pertb

besar

mutlak),

universal

sed

yang

seluruh tingkatan realitas baik berupa ciptaan maupun wujud mutlak.Secara

paling

universal,n spesis.

yang

sedangkan

un

konseptual

merupakanyang

u

dengannya

yangseluruh

adalah

sesuatusesuatu

ngkapan

Bagi

yaitu

metafisika.

Hakekat

sebagaimana

pandangan

septual

lain

kaum

differensia

da

tersembunyi,

yang

bisa

atau

u

sumber

penyelidikan

bersifat

sesuat

dengan

menjadi

adalah

meskip

adalah

diketahui,

sesuatu

wujd

yang

nyata. Wujd

bisa

wujd

konsep

dan

yang

paling

yang

Sadra,

genus

sesuatu

yang

lain wujd

akibat.bidang

merupakan

tidak memiliki

realitasnya

ia

wujd

dalam

abstrak

paripatetik dan wujd

dari

dan

secara

kon

konkrit

bukan konseptual, namun riil.Untuk

umumyangsesuatu.

lebih

jelasnya, wujd

secara equivokal,

bukan univocal

adalahdan

suatu sifat yangmensifati

segala

Apapun yang muncul pada pikiran yang berasal dari realitas eksternala

pastilah mhiyahnya

tetap,

walaupun

bentuk

wujudnya

tunduk

pad

perubahan tertentu. Karena esensi wujd berada pada realitas eksternal.Olehmental.

a

karenanya

ia

harus

ada

secara

eksternal,

bukan

secar

22Harun Nasution, Filsafat Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1973, hlm. 15-16----------------------- Page 31----------------------31.

MakaJika wujd

ah

sama,

l

realitas

tidak

pada

realitas

beradamaka

wujd

realitasnya

tentu

bisa

ada

eksternal

dalam

mengalami

dan

pikiranpada

perubahan.

(verstand)

pikiran

Sehingga

adal

mustakhi

wujd bisa ditangkap oleh pikiran. Apa saja yang terkesan pada pikir

an

sebagaibukan

itas,

wujdiyah,

kemudian

tunduk

pada

general

merupakan realitas wujd, melainkan hanya semata-mata bentuk aspeksaja.23Konsepsi kebenaran wujdiyah dalam sumber kebenaran Islambaik al-Quran maupun Had dapat dijelaskan pada konteks ayat-ayatberbicara

kauniyahpada

dan

dalil-dalil

empirik.

Ayat

al-Quran

yang

konteks ini banyak sekali. Diantara ayat dan surat yang berbicara

pada

konteks ini adalah surat Al Imrn ayat 190-191 yang berbunyi:

(190)

(191)Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan

silihanda-tandang-orangukrkan

atau

bagiyangdalamtentang

bergantinyaorang-orangmengingatkeadaan

malamyangAllahberbaring

langit dandan

berakal,sambildan

dan

terdapat

t

siang

bumi,

(yaitu)

berdirimereka

atau

oradudmemiki

a):

"Ya

penciptaan

Tuhan

langit dan

bumi

(seraya

berkat

kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. M

aha

Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Q

.

S. Al Imrn: 190-191)24Dan dalam Had nabi Muhammad SAW menyebutkan:.

...

23Syaifan Nur, Op Cit., hlm. 150-15624Yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir al-Quran, Al-Quran dan Terjemahannya,Departemen Agama, 1986, hlm. 109-110----------------------- Page 32----------------------32Penggalan

menunjukan

Had di

atas

secara

implisit

(tersirat)

kepada kita supaya berfikir (tafakkr) tentang proses terciptanya al

am

semesta. Secara wujdiyah bagaimanakah proses alam ini bisa terciptadan

(manusia)

siapa yang

menciptakan

(al-asbbul

l). Dan

dilarang untuk berfikir tentang dzat Tuhan (Allah).

kita

Sedangkan

mengindikasikanadanyaayat

raya dari

sang

dalilpencipta.

ayat

di

Wjud

atasempirik

secara

empirik

adanya

alam

kauniyah adalah sebagai bukti (hujjah) akan subtansi kebenaran sec

ara, teleologis

empiirk.dan

t

kosmologisnyabukti

sebagai

yahRusyd

kebenaran(empirik).Sementaradengan

Dalam

teori kebenaranAristoteles

epistemologidalil

yang

ontologisnya

dijelaskanadanya

Tuhan

dipresentasikan

secara

Plato

secara

eksplisi

oleh

kauniIbn

menyampaikan dua dalil yaitu dalil inyah dan ikhtirk. Secara inayah

n

ayat ditidaklah

bumi

atas

terciptadan

tercipta

menjelaskan

secara

bahwa

kebetulan

terciptanya

(ghairu

langit

asbb).

da

Melainkan

terwujudnya langit dan bumi mengindikasikan akan wjud sang mahamemaparkantarnyaa

alam

penciptabahwa

yaitu Allahdiciptakannya

kehidupan

yang

SWT.

langit

Sedangkan

mengindikasikan

dandan

bumi

dalil ikhtirk

dan

membuktikan

proses

berpu

adanya

pencipt

absolut juga.25

ri epistemologi

Akhirnya,

dapat

disimpulkan

bahwa

teo

wujdiyah telah diprakarsai oleh MullSadra dengan dilegitimasi olehayat-ayat kauniyahini menjadi

ori

dalil kebenaran

empirik.

Te

berkembang (dinamis) oleh aliran eksistensialisnya Soren Kierkegar

d.

Danbeberapateori

denganak

dan

analisisberafiliasi

entasikan

kritik yang

eksistensialis.

dilakukan

tentang das sein manusia.padahal-hal yang metafisis,26

Teori

oleh

eksistensi

Eksistensi

Heidegger

Heidegger

tidak

hanya

banydiori

25Sudarsono, Filsafat Islam, Rineka Cipta, Jakarta, Cet. I, 1997, hlm. 16

0

26Zainal bidin, Filsafat Manusia: Memahamifat , PT. Remaja

Manusia

melalui Filsa

Rosdakarya, Bandung, Cet. I, 2000, hlm. 156----------------------- Page 33----------------------33ng

riilunik

semata,dan

namunsukar

Wjudwjud

tidakjuga

hanya

dimaknai

berafiliasi

sebagai

dengan

faktafakta

yayang

dianalisis. Ia merupakan realitas konkrit yang tidak pernah hadir

dalampikiran. Contoh, cahaya sebagai suatu abstraksi yaitu bersinar. Ia

tidak

memiliki wujd di dunia eksternal, namun sebagai suatu fakta, cahaya

dalam

merupakandirinya

narannya.

sendiriAliran

sesuatudan

yang

adayang

menjadikan

secaralain

eksternal.terlihat

Iaoleh

adapenyi

(kebenaran) ini sama dengan aliran empirisme dalam perspektif bara

t

sebagaimana diskursus di atas.b). Isyrq (Isyrqiyah)sampaikanuhrwardi

Isyrqiyah sebagaioleh

Suhrwardi.27

sumber

epistemologi

yang

Konsepsi isyrqiyah yang

kedua

dibangun

di

oleh

menekankan pada filsafat intuisi (hikmah auqiyah) ilmu hudhuri (al-ilmal-hudri) dan ilmu penyaksian (al-ilm as-syuhdi). Dalam komentarnyamengatakanintuisi yang

r

filsafat isyrqiyah

menekankan

unsur-unsu

melampaui pemikiran diskursif (hikmah bahah). Akan tetapi, ia bukanlahfilsafat yang bertolak belakang pada filasafat paripatetik dan ajaran-

ajaran

Aristoteles.Suhrwardi

leh

dariripatetik

dan

illuminasi,seseorang

dengan

karena

paripatetik

unsur

yang

berpijak

yang

dikaji

tidakpada

o

terpisahkanfilsafat

pa

menyadari bagaimana sebenarnya tujuan dari filsafat illuminasi

Suhrwardi.28

insip

Suhrwarditeorinya

menggunakan(signed)dengania

filsafat

adalahtitik tolakmetodologi

dapat

nya

Sebenarnya

aktifitassebagaimateri. Kedua,

dalamtahapanfilosof

menjelaskan

(station).ia harus

Pertama,memisahkan

prinsip-prditandaidun

S

mengindikasikansampaipada

akan

pada

27Suhrwardi lahirpenting adalah al-

ang

pada

pengalaman

tahun

tertentu.

1153-1191

M.

Filosof

Empat

karyanya

y

Talwihat(intimations), al-Muqwamat(appostes), al-Masyriwa al-Mudrahat(Paths andHavens) dan Hikmah al-Isyraq . Suhrwardi sebagai pengikut Ibn Sn dan al-Frb yang beraliranesensialis monistik. Filsafatnya yang terkenal adalah filsafat isyrqiyah(illuminasi). Filsafatisyrqiyah ini yang mengkonter dan menyerang habis-habisan filsafatparipatetik (masyiyah)yang dipelopori oleh Ibn Sn28Hossein Ziai, Op. Cit., hlm., 25-29----------------------- Page 34----------------------34tingkatanditandai

pancaran

(signed)tidak

dengan

an

cahaya

pencapaian

Tuhandan

(an-nr

perolehan

al-ilhi). Ketiga,

yang

tidak

terbatas

d

terikat yaitu konstruksi pengetahuan illuminasi (al ilm al isyrqiyyah).Menurutnya,jenis

dalah

jenis pengetahuan

yang

paling

valid

a

pengetahuan yang dialami oleh subyek tentang apa yang disebut cahayacahayadalahg

apokaliptik

pengetahuandisebutpengalaman

(asy-syawnih

yang

nriyah).

diperoleh

bentuk

secara

Secara

dengan

mistik. Pengalaman-pengalaman

filsafat diskursifemonstrasi.Dimanabentuk

al

sistemik

pengalamannya

general

model

ini

kognisi

a

yan

itu sebagai dasar sementaradibangun

lewat

berstatus

metode

sama

ddengan

pengetahuan dasar yaitu premis-premis demonstrasi yang terbukti dengansendirinyaaligus

(badh).

Suhrwardi

mengkomparasikan

sek

membandingkan pengetahuan ini dengan observasi fisik (irsyd jasm n)dengan observasi spiritual (irsyd rhn) dalam kapasitas dan kepastianyang

sama.

Kepastian

yang

dimaksud

adalah

kepastian

dalam

arti

datayang diperoleh daribservasi(non inderawi).29

dunia

Meskipun

berbeda

inderawi

demikian,

(mahsrat)

dan

data

filsafat isyrqiyyah

hasil

o

Suhrawardi

dengan hasil yang dicapai oleh filsafat demonstrasi (burhn). Jika filsafatdemonstrasi (burhn) dalam analisisnya berpijak padakonfirmasirqiyyah

(tasawwur-tasdq)

dalam analisisnyarealitasyang

an

berangkat

banyak

danpada

silogisme,

tangkapan

mengandalkan

bukan

metode konsepsimaka

pada

intuisi

filsafat isy

atas

pengalaman

segalamistik

d

didasarkan pada pendefinisian.Dalam ungkapan yang lain, ia sepakat dengan formulasi paripatetikyangmenegasikanpikiran

m

selamasesuatudengan

bahwaitu being

as

konsepsiparipatetik,dan tidakmenjadiilluminasi

bagian

konsepsidan

bentuk

bersifat inderawi.

jika sesuatu

dari data

pencapaian

dipahami

inderawi.

Ia tidak

bukan

Maka

dala

pada

pu

berwujudkasus

ini

29Hossein Ziai, Ibid., hlm., 128----------------------- Page 35----------------------35dinyatakan(idfah ),

si

esuatubahwa

sebagai

yang diperolehdengan

pengetahuan

dalam

sesuatuitu sendiri.ide wujd

inderawiide wujd non

adalah

sama,

pikiran,Paparantetapi

yang

didasarkan

antara

realitas

di atas,tidak

pada

korela

(hakekat)

demikian

menunjukkan

s

halnya

pada

inderawi. Tempat idenya dihubungkan dengan persepsinya dan karena itusecara epistemologi lebih dahulu.

Konstruksi

syrqiyyahjugaMuhammad

dijelaskan

epistemologioleh

kebenaran

ayat-ayat

dalam

al-Quran

perspektif idan

Had nabi

SAW. Kebenaran secara isyrqiyyah banyak dijelaskan dalam kisah-kisahpara nabi mulai nabi Muhammad, Ms, sa bahkan sampai nabi Ysuf.Dalamepistemologii

konteks

isyrqiyyahnabi

oleh

ayat

dapat

dilihat

al-Quran

yang

menceritakan

pada direct experience

yang

dialam

Ysuf yang berbunyi:

(4)Artinya:"Wahai

ayahnya:ang,

epadaku."(Q.S.

"(Ingatlah),

ketika

Ysuf

berkata

kepada

ayahku, sesungguhnya aku bermimpi

melihat sebelas bint

matahari

semuanya

dan

Ysuf: 4)

bulan;

kulihat

sujud