PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HANDAYANI-skripsi_.pdf · Blueprint,...
Transcript of PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN …simtakp.uui.ac.id/dockti/HANDAYANI-skripsi_.pdf · Blueprint,...
25
PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
PADA BADAN PEMBINAAN PENDIDIKAN DAYAH ACEH
SKRIPSI
Di ajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Komputer
STMIK U’Budiyah Indonesia
Oleh
Nama : Handayani
NIM : 121020220039
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK U’BUDIYAH INDONESIA
2013
26
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana merupakan hasil karya tulis saya sendiri. Adapun
bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip dari hasil karya
orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah,
dan etika penulisan ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar
akademik yang saya peroleh dan sanksi-sanksi lainya sesuai dengan peraturan
berlaku, apabila dikemudian hari ditemukan adanya plagiat dalam skripsi ini.
Banda Aceh, September 2013
Materai 6000
(Handayani, A.Md)
121020220039
27
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Segala puji dan syukur hanya kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana komputer di STMIK U’Budiyah Indonesia. Penulis menyadari
bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kekhilafan sehingga
jauh dari kesempurnaan, skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena
belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas.
Terselesaikannya skripsi ini tentu tidak lepas dari dorongan dan ulur
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengungkapkan rasa terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. Ayahanda Kasmi (alm) Ibunda Nur Asma Usman serta keluarga penulis.
2. Bapak Hendri Ahmadian, M.IM selaku dosen pembimbing.
3. Bapak T. Khairuman, M.Si selaku penguji I.
4. Bapak Fesrianevalda, ST, M.Cs selaku penguji II.
5. Ibu Fathiah, ST, M.Eng Ketua Prodi Sistem Informasi.
6. Bapak Jurnalis J. Hius, MBA Mantan Ketua Prodi Sistem Informasi.
7. Bapak Muslim, S.Si, M.InfoTech Mantan Ketua Prodi Sistem Informasi.
8. Bapak Agus Arinyanto, SE, M.Si Selaku Ketua STMIK U’Budiyah Indonesia.
9. Bapak Dr. Amin Harris, M.Pd Selaku Mantan Ketua STMIK U’Budiyah
Indonesia.
10. Teman-teman seperjuangan dan Karyawan-karyawati Akademik STMIK
U’Budiyah Indonesia.
28
11. Kepala Badan dan Karyawan-karyawati BPPD Aceh.
12. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak penulis sebutkan.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. “Amin”. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis
khususnya.
Banda Aceh, September 2013
Penulis,
(Handayani, A.Md)
29
ABSTRAK
Peningkatan penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam sebuah organisasi
bertujuan untuk meningkatkan daya saing di berbagai bidang. Dalam era globalisasi pengunaan
SI/TI menjadi sangat penting sebagai media untuk meningkatkan proses antivitas perusahaan.
Maka dari itu perlu perencanaan strategis. Metode Enterprise Architecture (EA) merupakan cara
untuk membangun arsitektur informasi dari sebuah organisasi yang berfokus pada arsitektur data,
aplikasi dan teknologi. Penggunaan metodologi untuk mengumpulkan informasi adalah TOGAF
kerangka arsitektur. TOGAF menyediakan metode dan alat untuk membangun, mengelola dan
melaksanakan arsitektur perusahaan dan elemen maintenance. Key dari TOGAF adalah Metode
Pengembangan Arsitektur (ADM) yang menyediakan fitur khusus untuk proses pengembangan
arsitektur enterprise. ADM merupakan fitur penting yang memungkinkan perusahaan untuk
mendefinisikan kebutuhan bisnis dan membangun arsitektur tertentu untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. ADM terdiri dari tahap yang diperlukan dalam membangun arsitektur enterprise, tahapan
ADM adalah Kerangka Awal dan Prinsip, Arsitektur Visi, Arsitektur Bisnis, Sistem Informasi
Arsitektur, Teknologi Arsitektur, Peluang dan Solusi, Perencanaan Migrasi, Tata Pelaksanaan
dan Manajemen Perubahan Arsitektur. Hasil dari penelitian ini adalah arsitektur bisnis, arsitektur
sistem informasi yang terdiri dari data dan arsitektur aplikasi, arsitektur teknologi, sebagaimana
diatur dalam cetak biru (blue print). Arsitektur dari fungsi utama yang meliputi Penerimaan Bahan
Amprahan (PBAP), Penerbitan Surat Perintah Pembayaran (PSPM), dan Proses Verifikasi (PV),
sedangkan fungsi pendukung meliputi Manajemen Keuangan (MK), Manajemem Sarana dan
Prasarana (MSP), Sistem Teknologi Informasi (STI), dan Manajemen Administrasi (MA)
dimodelkan menggunakan Michael Porter Value Chain.
Keyword : Informasi dan Komunikasi, Enterprise Architecture (EA), TOGAF,
Blueprint, Proses Bisnis, Perencanaan Strategis.
30
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii
LEMBARAN PERNYATAAN ................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup ..................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
1.6 Batasan Masalah ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
2.1 Teori Umum.......................................................................................... 4
2.1.1 Pengertian Sistem .................................................................... 4
2.1.2 Pengertian Data ......................................................................... 4
2.1.3 Pengertian Informasi ................................................................. 4
31
2.1.4 Pengertian Perencanaan ............................................................ 5
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi ..................................................... 5
2.1.6 Pengertian Teknologi Informasi ............................................... 5
2.1.7 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi
Informasi ................................................................................... 5
2.1.8 Pengertian Strategi .................................................................... 5
2.1.9 Pengertian Perencanaan Strategi ............................................... 5
2.1.10 Pengertian Strategi Sistem Informasi ....................................... 6
2.1.11 Pengertian Strategi Teknologi Informasi .................................. 6
2.1.12 Pengertian Strategi Bisnis ......................................................... 6
2.1.13 Pengertian Infrastruktur Teknologi Informasi .......................... 6
2.1.14 Pengertian Arsitektur Teknologi Informasi .............................. 7
2.1.15 Pengertian Efektivitas dan Efesiensi Sistem Informasi ............ 7
2.1.16 Keterbukaan Informasi Publik .................................................. 7
2.2 Teori Khusus ............................................................................... 8
2.2.1 Infrastruktur Teknologi Informasi ............................................ 8
2.2.2 Tipe Sistem Informasi ............................................................... 8
2.2.3 Infrastruktur Teknologi Informasi ............................................ 9
2.2.4 Enterprise ................................................................................. 9
2.2.5 Architecture .............................................................................. 10
2.2.6 Enterprise Architecture ............................................................. 10
2.2.7 Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi ....................... 11
2.2.8 Unified Modelling Language .................................................... 11
2.2.9 Analisa Critical Success Factor ................................................ 14
2.2.10 Analisa Value Chain ................................................................. 15
2.2.11 The Open Group Architecture .................................................. 15
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 19
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 19
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 19
3.3 Jenis Penelitian ..................................................................................... 19
3.4 Rancangan Penelitian............................................................................ 19
3.5 Metode Pengumpulan Data................................................................... 19
3.6 Metode Pengolahan Data ...................................................................... 20
3.7 Tahapan Penelitian................................................................................ 20
3.7.1 Tahap Awal (Preliminary Phase) ............................................. 21
3.7.2 Visi Arsitektur (Architecture Vision) ........................................ 22
3.7.3 Arsitektur Bisnis (Business Architecture) ................................. 22
3.7.4 Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture) 22
3.7.5 Teknologi Arsitektur ( Technology Architecture) ..................... 23
3.7.6 Peluang dan Solusi (Opportunities and Solution) ..................... 23
3.7.7 Perencanaan Migrasi (Migration Planning) ............................. 23
3.7.8 Tatakelola Implementasi (Implementation Governance) ........ 24
3.7.9 Manajemen Perubahan Arsitektur
(Architecture Change Management)......................................... 24
BAB VI ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN .................................... 25
4.1 Uraian Umum ...................................................................................... 25
4.2 Tahap Awal (Preliminary Phase) ......................................................... 25
4.2.1 Lingkup Enterprise Organisasi ................................................. 25
4.2.2 Konfirmasi Pemerintah dan Dukungan Framework ................. 27
4.2.3 Menentukan Framework Arsitektur .......................................... 28
4.2.4 Menggunakan Tools Arsitektur ................................................ 28
33
4.2.5 Prinsip-Prinsip Enterprise Archtecture (EA) ............................ 29
4.3 Manajemen Kebutuhan (Requirement Mangement) ............................. 29
4.3.1 Bisnis Inti (Core Business) ....................................................... 29
4.3.2 Proses Bisnis (Business Process) .............................................. 30
4.3.3 Issue Organisasi ........................................................................ 30
4.4 Phase A. Visi Arsitektur (Architecture Vision) ................................... 32
4.4.1 Profil Organisasi ....................................................................... 33
4.4.2 Pendefinisian Visi dan Misi ...................................................... 34
4.4.3 Tujuan Organisasi ..................................................................... 35
4.4.4 Sasaran Organisasi .................................................................... 36
4.4.5 Unit Organisasi ......................................................................... 36
4.4.6 Kondisi Arsitektur Saat Ini ....................................................... 38
4.5 Phase B Arsitektur Bisnis (Business Architecture) .............................. 41
4.5.1 Stakeholder Sub Bagian Keuangan ........................................... 41
4.5.2 Proses Bisnis Sub Bagian Keuangan ........................................ 42
4.5.3 Bagan Hirarki Fungsi ................................................................ 45
4.6 Phase C. Arsitektur Sistem Informasi
(Information System Architecture) ....................................................... 47
4.6.1 Arsitektur Data .......................................................................... 47
4.6.2 Arsitektur Aplikasi .................................................................... 53
4.7 Phase D. Teknolog Arsitektur ( Technology Architecture) .................. 56
4.7.1 Aliran Informasi Antar Sistem Aplikasi ................................... 57
4.7.2 Platform Aplikasi ...................................................................... 57
4.7.3 Infrastruktur Topology .............................................................. 58
4.8 Phase E. Peluang dan Solusi (Opportunities and Solution) .................. 59
34
4.8.1 Tabulasi Gap Sistem Informasi ................................................. 59
4.8.2 Tabulasi Gap Teknologi (Komponen Infrastruktur) ................. 60
4.9 Phase F. Perencanaan Migrasi (Migration Planning) .......................... 60
4.9.1 Urutan Implementasi Aplikasi .................................................. 60
4.9.2 Faktor Penentu (CSF) Implementasi ......................................... 62
4.10 Phase G. Tatakelola Implementasi (Implementation Governance) ..... 63
4.10.1 Tata Kelola Organisasi .............................................................. 63
4.10.2 Tata Kelola Teknologi Informasi .............................................. 63
4.11 Phase H. Manajemen Perubahan Arsitektur
(Architecture Change Management)......................................... 63
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 65
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 65
5.2 Saran ..................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 67
LAMPIRAN .................................................................................................. 69
BIODATA PENULIS ................................................................................... 80
35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Intergrasi domain arsitektur pada Enterprise Architecture .... 11
Gambar 2.2 Dua komponen diagram Use Case aktor dan use case ........... 12
Gambar 2.3 Notasi komponen dalam Activity Diagram ............................ 13
Gambar 2.4 Notasi Class yang terdiri dari tiga bagian .............................. 14
Gambar 2.4 Notasi dalam Class Diagram.................................................. 14
Gambar 2.5 Model Value Chain (Sumber: Michel Porter, 1985) .............. 15
Gambar 2.6 ADM Clyle (Sumber: The Open Group, 2009) ...................... 16
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ................................................................. 21
Gambar 4.1 Value Chain Sub Bagian Keuangan ....................................... 26
Gambar 4.2 Kondisi jaringan Sub Bagian Keuangan................................. 39
Gambar 4.3 Model jaringan komputer OTTrans Media............................. 40
Gambar 4.4 Use Case Diagram .................................................................. 41
Gambar 4.5 Arsitektur Bisnis Sub Bagian Keuangan ................................ 47
Gamabr 4.6 Class Diagram PBAP ............................................................. 49
Gamabr 4.7 Class Diagram PSPM ............................................................. 49
Gambar 4.8 Class Diagram PV .................................................................. 50
Gambar 4.9 Class Diagram MK ................................................................. 50
Gambar 4.10 Class Diagram STI ................................................................. 51
Gambar 4.11 Class Diagram MA ................................................................. 51
Gambar 4.12 Class Diagram MSP ............................................................... 52
Gamabr 4.13 Solusi Aplikasi........................................................................ 54
Gambar 4.14 Pemetaan Arsitektur Sistem Aplikasi terhadap
Arsitektus Teknologi .............................................................. 55
Gambar 4.15 Aliran Informasi Antar Sistem Aplikasi ................................. 57
Gambar 4.16 Platform Aplikasi yang diusulkan .......................................... 57
Gambar 4.17 Skema Jaringan BPPD Aceh yang terhubung dengan
Sub Bagian Keuangan mengunakan wirelles ......................... 59
36
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi .................. 27
Tabel 4.2 Permasalahan Sub Bagian Keuangan .......................................... 30
Tabel 4.3 Solusi Bisnis Sub Bagian Keuangan ........................................... 31
Tabel 4.4 Solusi Sistem Informasi Sub Bagian Keuangan .......................... 32
Tabel 4.5 Data SDM Sub Bagian Keuangan ............................................... 34
Tabel 4.6 Data Sarana dan Prasarana Sub Bagian Keuangan ..................... 34
Tabel 4.7 Koleksi Data Sub Bagian Keuangan .......................................... 38
Tabel 4.8 Aplikasi Sub Bagian Keuangan................................................... 38
Tabel 4.9 Pemanfaatan Teknologi Sub Bagian Keuangan .......................... 39
Tabel 4.10 Kandidat Entitas .......................................................................... 48
Tabel 4.11 Solusi Aplikasi ............................................................................ 53
Tabel 4.12 Application Porfolio .................................................................... 54
Tabel 4.13 Indentifikasi Pengembangan Jaringan ......................................... 58
Tabel 4.14 Gap Analisa Sistem Informasi..................................................... 59
Tabel 4.15 Gap Teknologi ............................................................................. 60
Tabel 4.16 Kandidat Aplikasi Perspective Manajemen ................................ 61
Tabel 4.17 Kandidat Aplikasi Front Office System ...................................... 61
Tabel 4.18 Kandidat Aplikasi Back Office System ...................................... 61
Tabel 4.19 Urutan Implementasi Aplikasi .................................................... 62
37
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, peran dari sistem informasi dan teknologi
informasi (SI/TI) dalam menjalankan kegiatan bisnis suatu organisasi di era
informasi saat ini sangat dibutuhkan. Dimana dapat dilihat bahwa SI/TI memiliki
beberapa peranan penting dalam suatu organisasi, antara lain, SI/TI merupakan
sarana untuk membantu suatu organisasi dalam mewujudkan efesiensi intergrasi
antara perspektif manajemen dan operasional (proses back office dan front office),
meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen, SI/TI juga dapat dijadikan
dasar untuk membantu pengambilan keputusan. Selain itu, SI/TI dapat membantu
suatu organisasi dalam merencanakan program kerja ke depan atau secara umum
dapat dikatakan bahwa SI/TI berfungsi sebagai sarana dalam membantu organisasi
dalam merealisasikan tujuan strategisnya.
Pengelolaan keuangan dan sistem informasi keuangan daerah (PP. No. 56.
2005) sekarang ini berupaya mengikuti perkembangan Teknologi Informasi (TI)
dan Sistem Informasi (SI) dalam proses pengembangan sistem informasi
keuangan daerah, namun dalam pelaksanaannya belum mengikuti aturan sebuah
Enterprise Architecture (EA), bisa terlihat dengan pengembangan SI hanya untuk
memenuhi suatu kebutuhan terhadap unit kerja/divisi saja, hal ini mengakibatkan
tidak ada keterkaitan dengan SI yang sudah ada atau SI yang akan dibangun
sebagai solusi kebutuhan dari tiap unit kerja/divisi.
Persoalan di atas akan menimbulkan kelompok-kelompok SI, ketika proses
standarisasi mulai sistem keuangan berstandar nasional maka semakin sulit
melakukan intergrasi antar SI tersebut. Badan Pembinaan Pendidikan Dayah
(BPPD) Aceh telah memiliki infrastruktur SI namun tidak bisa dipergunakan
secara optimal, pengunaan yang tidak optimal terjadi pada Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan. Tanpa adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
38
menangani secara profesional, sehingga tidak dapat di diplementasikan secara
optimal, tidak merepresentasikan proses bisnis atau aktivitas bisnis. Sistem yang
ada tidak mengunakan jaringan bersama antar sistem, sehingga tidak memiliki
keterhubungan.
Dari permasalahan di atas, perlu kiranya sebuah solusi berupa perencanaan
strategis sistem pemodelan arsitektur enterprise yang memandang elemen-elemen
yang berbeda dalam suatu organisasi/perusahaan secara keseluruhan sebagai satu
kesatuan. Untuk mengembangkan dan mengelola arsitektur enterprise perlu
diadopsi atau dikembangkan sendiri framework dan metodologi untuk arsitektur
enterprise (Yunis 2009).
Dampak dari hal tersebut perlu dilakukan suatu perencanaan strategis
SI/TI di lingkungan Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh yang mampu
menyelaraskan antara strategi bisnis dan strategi SI/TI sehingga dapat tercapai
tujuan secara efektif dan efisien. Konsep perencanaan strategis SI/TI yang
digunakan dalam pengembangan SI/TI adalah menggunakan kerangka The Open
Group Architecture Framework (TOGAF) dengan melakukan tahapan dalam
Architecture Development Method (ADM). Tahapan yang ada pada TOGAF ADM.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang ada maka penulis ingin
menyusun penelitian dalam menunjang skripsi ini yang berjudul “Perencanaan
Strategis Sistem dan Teknologi Informasi Pada Badan Pembinaan
Pendidikan Dayah Aceh”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
menjawab permasalahan yang terjadi yaitu :
1. Bagaimana mendefinisikan TOGAF ADM untuk pemodelan arsitektur
enterprise dalam mendukung aktivitas bisnis di sistem informasi pengelolaan
keuangan.
2. Bagaimana model standar arsitektur enterprise yang sesuai untuk diterapkan di
Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh, digunakan sebagai pedoman untuk
mengembangkan SI/TI untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.
39
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup dari penelitian ini meliputi :
1. Penelitian terfokus pada sistem informasi pengelolaan keuangan dengan kasus
aktivitas bisnis organisasi dan kondisi SI/TI di Sub Bagian Keuangan.
2. Pemodelan arsitektur enterprise menghasilkan model dan kerangka dasar cetak
biru (blueprint) dalam perencanaan strategis pengembangan SI/TI yang
terintegrasi untuk mendukung percepatan tujuan organisasi.
1.4 Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah :
Membangun model arsitektur enterprise berupa model dan cetak biru
(blueprint) serta usulan strategis yang dapat digunakan untuk mempermudah
proses pengembangan SI/TI.
1.5 Manfaat Penelitian
Kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
1. Mempermudah proses pengembangan SI/TI dengan tujuan untuk membentuk
integritas informasi yang dikeluarkan tiap satuan kerja.
2. Memberikan gambaran blueprint sebagai landasan untuk pengembangan SI/TI.
1.6 Batasan Masalah
Batasan atau ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, antara lain
adalah :
1. Penelitian dilakukan di BPPD Aceh pada Sub Bagian Keuangan yang
berfungsi sebagai pengelolaan data administrasi keuangan, verifikasi,
pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan.
2. Penelitian ini dibatasi pada aktivitas bisnis di sistem informasi pengelolaan
keuangan pada Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh yang tertuang dalam tugas
pokok dan fungsi (tupoksi).
3. Penelitian ini tidak membahas bagaimana penyusunan anggaran biaya yang
dibutuhkan dari perencanaan strategis SI/TI.
40
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2005,p22) sistem adalah kelompok komponen yang
saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama dengan
menerima input dan output dalam proses perpindahan yang telah diatur. Dia juga
mengatakan bahwa sistem adalah sekelompok elemen yang saling berhubungan
yang melakukan fungsi dasar dari sebuah sistem yaitu input, process, output,
storage, dan control sehingga memberikan alat pemroses informasi yang berguna
bagi user (O’Brien, 2005, p75).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa sistem adalah
sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan terintegrasi untuk melakukan
suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu tujuan tertentu.
2.1.2 Pengertian Data
Data adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya banyak data
menjelaskan kegiatan tersebut (O’Brien, 2006, 26).
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan data adalah kumpulan
fakta mentah, angka-angka yang belum mempunyai arti berupa angka, huruf dan
gambar. Serta dapat menjadi dasar dalam pembuatan keputusan atau kebijakaan.
2.1.3 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang telah diubah menjadi berarti dan berguna
khususnya bagi pengguna akhir O’Brien (2005, p27).
Dari teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa informasi yaitu
sekumpulan data yang telah diproses sehingga memiliki arti dan mempunyai
manfaat bagi pengguna (user).
41
2.1.4 Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi (Agus Sabardi, 2001, p54).
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi
teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan
sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi
dalam sebuah organisasi.
2.1.6 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut Whitten et al (2004, p10) menyatakan bahwa teknologi informasi
istilah yang menggambarkan kombinasi (jaringan data, gambar, dan suara).
2.1.7 Perencanaan Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Menurut Turban (2003, p462), perencanaan strategi sistem informasi
merupakan sekumpulan tujuan jangka panjang yang menggambarkan kebutuhan
sistem dan arsitektur teknologi informasi untuk mencapai tujuan organisasi.
2.1.8 Pengertian Strategi
Strategi adalah pola pemberdayagunaan dan alokasi sumber daya dalam
sebuah organisasi, dimana pola tersebut memformulasikan tujuan utama
organisasi dan serangkaian usaha yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tersebut Robson (1997, p5).
2.1.9 Pengertian Perencanaan Strategi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), perencanaan strategi
menunjukkan analisa yang komprehensif, sistematis untuk mengembangkan
rencana dari suatu aksi/kegiatan.
42
2.1.10 Pengertian Strategi Sistem Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi sistem informasi adalah
strategi yang mendefinisikan kebutuhan organisasi atau perusahaan terhadap
informasi dan sistem yang mendukung keseluruhan strategi bisnis yang dimiliki
organisasi tersebut. Hal ini dihubungkan dengan konteks bisnis dengan
mempertimbangkan dampak persaingan dalam bisnis dan kebutuhan perusahaan
terhadap teknologi informasi atau sistem informasi. Pada dasarnya strategi sistem
informasi mendefinisikan dan memprioritaskan investasi yang harus dilakukan
perusahaan untuk mencapai portfolio aplikasi yang sesuai, mendefinisikan tujuan
yang akan dicapai dan menetukan perubahan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
2.1.11 Pengertian Strategi Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi teknologi informasi
adalah strategi yang berfokus pada penempatan visi tentang bagaimana teknologi
dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah
informasi.
2.1.12 Pengertian Strategi Bisnis
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi bisnis adalah sekumpulan
tindakan terintegrasi yang bertujuan untuk mencapai tujuan jangka panjang dan
kekuatan perusahaan untuk menghadapi pesaing.
2.1.13 Pengertian Infrastructure Teknologi Informasi
Membahas infrastruktur teknologi suara, data dan video kompenen (EA)
dan artefak yang membentuk tingkat infrastruktur teknologi dari kerangka
enterprise architecture. Hal ini berfokus pada seberapa baik jaringan internal dan
eksternal, sistem dan kabel yang diintegrasikan untuk menciptakan sebuah
infrastruktur yang baik (Bernard, 2005, p184).
Infrastructure IT merupakan kesatuan fasilitas fisik teknologi informasi
yang terdiri atas komponen TI, pelayanan TI, dan personal TI.
43
2.1.14 Pengertian Architecture Teknologi Informasi
Menurut pendapat R.Kelly Rainer architecture IT yaitu perencanaan dan
pemetaan tingkat tinggi terhadap aset-aset informasi dalam suatu organisasi.
2.1.15 Pengertian Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi
Menurut pendapat Markus Zahnd (2006, p200) efektivitas adalah yang
berfokus pada akibatnya, pengaruhnya, atau efeknya, sedangkan efisiensi berarti
tepat atau sesuai untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang
waktu, tenaga, dan biaya.
2.1.16 Keterbukaan Informasi Publik
Salah satu tema penting dalam perbincangan demokratisasi di Indonesia
adalah keterbukaan informasi publik. Tujuan utama keterbukaan informasi di
setiap Negara adalah memastikan bahwa lembaga publik akan lebih akuntabel
dan kredibel dengan menyediakan informasi dan dokumen sesuai permintaan
publik (Bolton, 1996).
Regulasi untuk kebebasan atau keterbukaan informasi publik di Indonesia
tertuang dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) Nomor
4 tahun 2008 yang menjamin hak warga atas informasi. Artinya, harapan akan
terwujudnya pemerintahan yang transparan dan akuntabel sudah terlembagakan.
Masyarakat sudah memiliki jaminan hukum yang mengatur haknya untuk
mengakses informasi dari badan publik. Mereka dapat meminta informasi yang
dibutuhkan dalam rangka ikut mengawasi jalannya pemerintahan. Selain itu, UU
KIP menjadi katalis dalam pemisahan antara informasi yang berhak didapatkan
oleh masyarakat dengan informasi yang bersifat rahasia. Beberapa hal yang
menjadi kewajiban badan publik sebagaimana terdapat dalam UU KIP antara lain:
Mendokumentasikan, menyediakan dan melayani permintaan informasi publik
(Pasal 1 ayat 9).
Menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan informasi publik selain
informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan (Pasal 7 ayat 1).
Menyediakan informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan
44
(Pasal 7 ayat 2).
Membangun dan mengembangkan SI dan dokumentasi untuk mengelola
informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan
mudah (Pasal 7 ayat 3).
Membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk
memenuhi hak setiap orang atas informasi publik (Pasal 7 ayat 4).
Memberikan pertimbangan secara tertulis dalam setiap kebijakan yang
memuat pertimbangan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau pertahanan
dan keamanan Negara (Pasal 7 ayat 5).
Memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non-elektronik (Pasal
7 ayat 6).
Menyusun kearsipan dan pendokumentasian informasi publik (pasal 8).
Menunjuk dan menetapkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(Pasal 13 ayat 1).
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah tersusunnya orang, data, proses, interface,
jaringan, dan teknologi yang mempengaruhi terhadap dukungan dan memperbaiki
operasi dalam bisnis, hal ini untuk mendukung pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan yang dibutuhkan dalam manajemen (Jeffrey & Lonnie
1998).
Sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan
antara satu komponen dengan komponen lainnya dengan tujuan mencapai tujuan
tertentu. Dalam sistem informasi harus memiliki klasifikasi alur informasi, hal ini
disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna
informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
2.2.2 Tipe Sistem Informasi
Berikut ini tipe sistem informasi (Shelly 1999) :
1. Office Information System (OIS)
45
Sistem informasi yang menggunakan hardware, software dan networks untuk
meningkatkan alur kerja dan menyediakan fasilitas komunikasi antara
karyawan.
2. Transaction Processing System (TPS)
Sistem informasi yang menangkap dan melakukan proses data yang dihasilkan
selama kegiatan transaksi organisasi sehari-hari. Sebuah transaksi adalah
kegiatan usaha seperti, perintah pembayaran deposito, atau reservasi.
3. Management Information Systems (MIS)
Sistem informasi yang menghasilkan informasi akurat, tepat waktu dan
terorganisir sehingga manajer dan pengguna lain dapat membuat keputusan,
memecahkan masalah, mengawasi kegiatan, dan melacak kemajuan.
4. Decision Support Systems (DSS)
Pemrosesan transaksi dan sistem informasi manajemen menyediakan
informasi secara teratur. DSS membantu memberikan informasi untuk
mendukung keputusan.
5. Expert Systems (ES)
Sistem informasi yang menangkap dan menyimpan pengetahuan pakar
manusia dan kemudian meniru nalar manusia dan proses pengambilan
keputusan bagi mereka yang memiliki keahlian kurang dalam bidang tertentu.
Sistem pakar terdiri dari dua komponen utama: basis pengetahuan dan aturan-
aturan inferensi.
2.2.3 Infrastruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur TI mencakup jaringan komunikasi, perangkat pemrosesan
informasi (server, workstation, dan peripheral pendukungnya), software system
(sistem operasi dan database RDBMS), dan media penyimpanan data
(Depkominfo, 2007).
2.2.4 Enterprise
Menurut para ahli, enterprise didefinisikan sebagai berikut :
1. Enterprise adalah keberfungsian seluruh komponen organisasi yang
dioperasikan di bawah kepemilikan atau control dari organisasi tunggal.
46
Enterprise dapat berupa bisnis, layanan (service) atau merupakan keanggotaan
dari suatu organisasi, yang terdiri dari satu atau lebih usaha, dan
dioperasikan pada satu atau lebih lokasi (Bureau, 2004).
2. Enterprise adalah kumpulan organisasi yang memiliki sekumpulan perintah
guna mencapai tujuan (Marc, 1998).
Berdasarkan kedua definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
enterprise merupakan kumpulan dari integrasi sistem yang ada di suatu organisasi
di bawah control atau pengendalian berupa bisnis, layanan, maupun keanggotaan
guna mencapai tujuan organisasi.
2.2.5 Architecture
Architecture berdasarkan definisi para ahli, antara lain :
1. Architecture merupakan dasar sistem organisasi yang terdiri dari
sekumpulan komponen yang memiliki hubungan satu sama lainnya serta
memiliki keterhubungan dengan lingkungan sistem, dan memiliki aturan
untuk perancangan dan evaluasi (The Open Group, 2009).
2. Architecture adalah cara dimana sebuah sistem yang terdiri dari networks,
hardware dan software distrukturkan. Arsitektur pada dasarnya menceritakan
bagaimana bentuk konstruksi sebuah sistem, bagaimana setiap komponen
sistem disusun, dan bagaimana semua aturan dan interface (penghubung
sistem) digunakan untuk mengintegrasikan seluruh komponen yang ada
tersebut. Arsitektur juga mendefinisikan fungsi, deskripsi dari format data dan
prosedur yang digunakan komunikasi diantara setiap node dan workstation
(IBM, 1981).
2.2.6 Enterprise Architecture
Enterprise architecture (EA) atau lebih dikenal dengan arsitektur
enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk
informasi, fungsionalitas atau kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja.
EA adalah sebuah sistem atau sekumpulan sistem (Osvalds, 2001).
Bagaimana implementasi dari EA bias digunakan oleh organisasi adalah
sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah metode atau framework yang bisa
47
digunakan dalam melakukan pengembangan arsitektur enterprise tersebut.
Sehingga, dengan ada metode EA diharapkan dapat mengelola sistem yang
kompleks dan dapat menyelaraskan bisnis dan TI yang akan di investasikan
(Kourdi, 2007). Contoh dari penerapan EA pada suatu organisasi adalah seperti
terlihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Integrasi Domain Arsitektural pada Enterprise Architecture
(Sumber: Jonkers, 2006)
2.2.7 Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi
Strategi SI/TI meliputi dua (2) strategi yaitu strategi SI menekankan pada
penentuan aplikasi sistem informasi yang dibutuhkan oleh organisasi. Esensi dari
strategi SI adalah menjawab pertanyaan “apa?”. Sedangkan strategi TI lebih
menekankan pada pemilihan teknologi, infrastruktur dan keahlian khusus yang
terkait atau guna menjawab pertanyaan “bagaimana?” (Ward dan Peppard, 2002).
2.2.8 Unified Modelling Language
Unified Modelling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik
untuk pemodelan desain object oriented programming (OOP) serta aplikasinya.
UML adalah metodologi untuk mengembangkan system OOP dan sekelompok
perangkat atau tools untuk mendukung pengembangan sistem. UML adalah suatu
bahasa yang digunakan untuk menentukan, memvisualisasikan, membangun, dan
mendokumentasikan suatu SI. UML adalah bahasa standar yang digunakan untuk
menentukan, visualisasi, membangun, dan mendokumentasikan artefak sistem
perangkat lunak (IBM, 1997).
48
Konsep UML bukan sebuah metoda tapi notasi, dan tidak memiliki
sebuah tahapan proses (Berclay dan Savage, 2004). Hal terpenting dari UML
adalah pemodelan dalam bentuk diagram yang memiliki peranan terpenting
dalam pengembangan perangkat lunak berbasis objek. Tujuan utama dalam
perancangan UML adalah memberikan dasar formal untuk memahami pemodelan
bahasa.
Bentuk diagram UML yang akan dijelaskan antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Use Case Diagram
Diagram use case merupakan salah satu diagram untuk memodelkan
prilaku sistem dan merupakan pusat pemodelan prilaku sistem, subsistem dan
kelas. Masing-masing diagram use case menunjukan sekumpulan use case, aktor
dan hubungannya (Bambang, 2004). Use case adalah sekumpulan skenario
yang menjelaskan interaksi antara user dan sistem (IBM, 1997). Tujuan utama
pemodelan use case adalah (Bambang, 2004) :
a) Memutuskan dan mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan fungsional sistem.
b) Memberikan deskripsi jelas dan konsisten dari apa yang seharusnya dilakukan,
sehingga model use case digunakan diseluruh proses pengembangan untuk
mengacu sistem harus memberikan fungsionalitas yang dimodelkan pada use
case.
c) Menyediakan basis untuk melakukan pengujian sistem yang memverifikasi
sistem.
d) Menyediakan kemampuan melacak kebutuhan fungsional menjadi kelas-kelas
dan operasi-operasi aktual di sistem.
Diagram use case memiliki dua komponen penting yaitu aktor dan use
case.
Gambar 2.2 Dua komponen diagram use case aktor dan use case.
49
Aktor merepresentasikan user atau sistem lain yang berinterkasi dengan
sistem yang akan dimodelkan sedangkan use case merupakan pandangan luar
sistem yang merepresentasikan sebuah aksi user.
2. Activity Diagram
Activity diagram merupakan diagram yang merepresentasikan
fungsionalitas dari sistem untuk menjelaskan aktivitas sistem. Activity diagram
berupa operasi-operasi dan aktivitas di uses case, diagram ini dapat digunakan
untuk menjelaskan mekanisme dari aliran kerja bisnis, aksi pemrosesan, dan
aliran eksekusi dari use case. Gambar 2.3 merepresentasikan beberapa komponen
yang digunakan dalam activity diagram yang meliputi activity, activity initial, dan
join flow.
Gambar 2.3 Notasi komponen dalam activity diagram.
Beberapa komponen yang digunakan dalam activity diagram yang
meliputi activity, activity initial dan join flow. Activity merepresentasikan
aktivitas sistem atau user, activity initial merepresentasikan dimulainya aktivitas
sistem atau user, join flow merepresentasikan aktivitas paralel.
3. Class Diagram
Class diagram merupakan diagram yang paling umum dipakai disemua
pemodelan berorientasi objek digunakan untuk mejelaskan tipe objek dan
hubungannya. Class terdiri dari tiga bagian yaitu class name, attribute dan
operation, ketiga bagian tersebut disatukan dalam sebuah notasi yang
direpresentasikan.
50
Gambar 2.4 Notasi class yang terdiri dari tiga bagian.
Pada Gambar 2.4 class merupakan class name, nip:int berada pada bagian
attribute dan +getNip(): void berada pada bagian operation. Notasi lain yang
digunakan dalam activity diagram direpresentasikan pada Gambar 2.4 yang terdiri
dari generalize, aggregate, dan compose.
Gambar 2.4 Notasi dalam class diagram.
2.2.9 Analisa Critical Success Factor
Critical Success Factor (CSF) atau factor kritikal/kunci keberhasilan
merupakan metode untuk mengidentifikasi beberapa aktivitas yang bersifat kritis
yang harus dilakukan organisasi agar sukses. Peranan CSF dalam perencanaan
strategis SI/TI adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis organisasi
dengan strategi SI/TI. Analisa ini dapat digunakan mulai dari tingkat yang lebih
luas seperti secara keseluruhan, skala organisasi, skala bisnis unit/fungsi sampai
pada tingkat kebutuhan manajer secara individu.
51
2.2.10 Analisa Value Chain
Analisa Value Chain menguraikan organisasi menjadi aktivitas-aktivitas
yang relevan secara strategis untuk memahami perilaku biaya dan sumber
diferensiasi yang sudah ada dan yang potensial. Metode yang diperkenalkan
oleh Michael Porter ini digunakan untuk memeriksa seluruh kegiatan organisasi,
baik aktifitas utama maupun pendukung (Porter, 1985). Model value chain dapat
dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Model Value Chain (Sumber: Porter, 1985)
2.2.11 The Open Group Architecture Framework
The Open Group Architecture Framework (TOGAF) memberikan metode
yang detail bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan
EA dan SI yang disebut dengan Architecture Development Method (ADM) (The
Open Group, 2009). Elemen kunci dari TOGAF adalah ADM yang memberikan
gambaran spesifik untuk proses pengembangan EA (Lise, 2006). ADM adalah
fitur penting yang memungkinkan perusahaan mendefinisikan kebutuhan bisnis
dan membangun arsitektur spesifik untuk memenuhi kebutuhan itu. ADM terdiri
dari tahapan-tahapan yang dibutuhkan dalam membangun EA, tahapan-tahapan
ADM ditunjukkan pada Gambar 2.6 juga merupakan metode yang fleksibel yang
dapat mengantifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam
perancangan, karena metode ini bisa disesuaikan dengan perubahan dan
kebutuhan selama perancangan dilakukan.
52
Gambar 2.6 ADM Cycle (Sumber: The Open Group, 2009)
Gambar 2.6 juga menyatakan visi dan prinsip yang jelas tentang
bagaimana melakukan pengembangan EA, prinsip tersebut digunakan sebagai
ukuran dalam menilai keberhasilan dari pengembangan EA oleh organisasi (The
Open Group, 2009), prinsip-prinisip tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Prinsip Enterprise
Pengembangan arsitektur yang dilakukan diharapkan mendukung seluruh
bagian organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang membutuhkan.
2. Prinsip Teknologi Informasi (TI)
Lebih mengarahkan konsistensi penggunaan TI pada seluruh bagian
organisasi, termasuk unit-unit organisasi yang akan menggunakan.
3. Prinsip Arsitektur
Merancang arsitektur sistem berdasarkan kebutuhan proses bisnis dan
bagaimana mengimplementasikannya.
Langkah awal yang perlu diperhatikan pada saat mengimplementasikan
TOGAF ADM adalah mendefinisikan persiapan-persiapan yaitu dengan cara
mengidentifikasi kontek arsitektur yang akan dikembangkan, kedua adalah
mendefenisikan strategi dari arsitektur dan menetapkan bagian-bagian arsitektur
yang akan dirancang, yaitu mulai dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem
informasi, arsitektur teknologi, serta menetapkan kemampuan dari arsitektur yang
akan dirancang dan dikembangkan (Harrison dan Varveris, 2006).
53
Tahapan dari TOGAF ADM secara ringkas bias dijelaskan sebagai
berikut:
A. Visi Arsitektur (Architecture Vision)
Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur
enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk
strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan.
Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk
mendapatkan arsitektur yang ideal.
B. Arsitektur Bisnis(Business Architecture)
Mendefinisikan kondisi awal arsitektur bisnis, menentukan model bisnis atau
aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini
tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BPMN, IDEF dan UML
bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
C. Arsitektur Sistem Informasi ( Information System Architecture)
Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur SI
dikembangkan. Pendefinisian arsitektur SI dalam tahapan ini meliputi
arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasi.
Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk
kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan
dengan yaitu : ER-Diagram, Class Diagram, dan Object Diagram. Pada
arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi
direncanakan dengan menggunakan Application Portfolio Catalog, serta
menitik beratkan pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang
bisa digunakan meliputi: Application Communication Diagram, Application
and User Location Diagram dan lainnya.
D. Arsitektur Teknologi ( Technology Architecture)
Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan
jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology
Portfolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam
tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan
dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and
54
Location Diagram, Network Computing Diagram, dan lainnya.
E. Peluang dan Solusi (Opportunities and Solution)
Pada tahapan ini lebih menekan pada manfaat yang diperoleh dari EA yang
meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur
teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan
menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan
tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context
Diagram dan Benefit Diagram.
F. Perencanaan Migrasi (Migration Planning)
Pada tahapan ini akan dilakukan penilaian dalam menentukan rencana migrasi
dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya
menggunakaan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan
pendukung dalam organisasi terhadap implentasi sistem informasi.
G. Tatakelola Implementasi (Implementation Governance)
Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang
sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi,
tatakelola teknologi informasi, dan tatakelola arsitektur. Pemetaaan dari
tahapan ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan untuk
tatakelola seperti COBIT dari IT Governance Institute (ITGI) (The Open
Group, 2009).
H. Manajemen Perubahan Arsitektur (Architecture Change Management)
Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan
cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan
lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan
apakah akan dilakukan siklus pengembangan EA berikutnya. TOGAF juga
merupakan metode yang bersifat generik dan mudah di implementasikan
berdasarkan kebutuhan banyak organisasi, baik organisasi swasta ataupun
pemerintahan.
55
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian yang akan dibahas dalam penulisan
skripsi ini adalah :
Penelitian terfokus pada sistem informasi pengelolaan keuangan dengan
kasus aktivitas bisnis organisasi dan kondisi SI/TI di Sub Bagian Keuangan BPPD
Aceh.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Badan Pembinaan Pendidikan Dayah Aceh
pada Sub Bagian Keuangan yang terletak di jalan Twk. Hasyim Banta Muda No. 4
Gampong Mulia Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh. Adapun pelaksanaan
kegiatan penelitian atau pengumpulan datanya yaitu dilakukan pada bulan Juli
sampai dengan Agustus 2013.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah aktivitas bisnis dan
kondisi SI/TI di Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh.
3.4 Rancangan Penelitian
Hasil rancangan dalam penelitian ini adalah cetak biru (blue print) SI/TI
yang standar untuk dapat diterapkan pada Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh.
3.5 Metode Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Metode Studi Pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan
informasi yang dijadikan sebagai referensi dalam perencanaan strategis SI/TI.
Referensi - referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi
56
hasil penelitian, artikel, situs internet serta sumber informasi lain yang berkaitan
dengan penelitian ini.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan di Bagian Keuangan BPPD Aceh.
Pengamatan dilakukan pada proses aktivitas bisnis dan kondisi SI/TI yang saat ini
digunakan.
3. Wawancara
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali informasi terkait proses
aktivitas bisnis dan kondisi SI/TI yang ada dan terutama untuk menggali hal-hal
apa saja yang berpengaruh dalam perencanaan strategi SI/TI. Wawancara
dilakukan terhadap para nara sumber yang berkaitan dengan proses aktivitas
bisnis dan para pengambil kebijakan.
3.6 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data dalam penelitian ini mengunakan kerangka The
Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development
Method (ADM). Dan software Enterprise Architect Corporate Edition.v7.5.845
dengan teknologi Model-Driven Architecture (MDA) TOGAF ADM.
3.7 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open
Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja
arsitektur di suatu organisasi yang memberikan pendekatan secara komprehensif
untuk melakukan desain, perencanaan, implementasi, dan tatakelola arsitektur
sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) organisasi. Dapat di lihat seperti
pada Gambar 3.1 di bawah ini.
57
Gambar 3.1 Tahapan penelitian
Berdasarkan tahapan penelitian pada Gambar 3.1, maka tahapan penelitian
secara lebih detail dapat dijelaskan sebagai berikut :
3.7.1 Tahap Awal (Preliminary Phase)
Tahapan preliminary phase menentukan framework dan ruang lingkup
Enterprise Architecture (EA) yang akan dikembangkan serta pendefinisian dari
unsur manajemen dimana dibentuk tim arsitektur dan organisasi.
58
3.7.2 Visi Arsitektur (Architecture Vision)
Tahapan architecture vision menentukan kebutuhan yang dibutuhkan
untuk perancangan arsitektur sistem informasi yang meliputi :
Profil organisasi.
Pendefinisian visi dan misi.
Tujuan organisasi.
Sasaran organisasi.
Proses bisnis organisasi.
Unit organisasi.
Kondisi arsitektur saat ini.
3.7.3 Arsitektur Bisnis (Business Architecture)
Tahapan business architecture menentukan model bisnis atau aktivitas
bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis organisasi. Dalam tahapan ini
ada tiga (3) hal yang harus dilakukan, yaitu :
1. Menentukan sudut pandang untuk memperlihatkan bagaimana stakeholder
saling berhubungan.
2. Menentukan sumber daya yang relevan, seperti model dan pola yang
digunakan.
3. Memilih dan menentukan tools dan metode umum untuk pemodelan seperti
Unified Modelling Language (UML) dan Bagan Hirarki Fungsi dapat
digunakan untuk membangun model yang diperlukan.
3.7.4 Arsitektur Sistem Informasi (Information System Architecture)
Tahapan information system architecture menentukan arsitektur data dan
arsitektur aplikasi. Arsitekur data lebih memfokuskan pada bagaimana data
digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Tools yang dapat
digunakan yaitu : Activity Diagram dan Class Diagram. Tahapan dalam membuat
arsitektur data adalah :
1. Mendefinisikan entitas.
2. Membuat model konseptual relasi entitas.
59
Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi
direncanakan, dengan tahapan :
1. Mendefiniskan aplikasi.
2. Membuat model konseptual proses bisnis berdasarkan aktivitas skenario bisnis
dari aplikasi.
3.7.5 Technology Architecture ( Technology Architecture)
Tahapan technology architecture mendefinisikan teknologi-teknologi
utama yang dibutuhkan untuk menyediakan dukungan lingkungan teknologi bagi
aplikasi beserta data yang akan dikelola menggunakan teknologi tersebut. Untuk
membangun arsitektur teknologi dibutuhkan tahapan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform.
2. Mendefinisikan platform dan distribusi teknologi.
3. Merelasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis.
4. Mendistribusikan arsitektur teknologi.
3.7.6 Peluang dan Solusi (Opportunities and Solution)
Tahapan opportunities and solution berisi kegiatan yang dilakukan
meliputi :
1. Mengevaluasi dan memilih alternatif implementasi.
2. Mendefinisikan strategi implementasi dan rencana implementasi.
3.7.7 Perencanaan Migrasi (Migration Planning)
Tahapan migration planning melakukan penyusunan urutan proyek-proyek
berdasarkan prioritas dari berbagai perspektif (perspektif manajemen dan
operasional) dan manfaat dari proyek migrasi. Dalam tahapan ini, dilakukan
penilaian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu SI. Output dari tahapan
ini akan dihasilkan roadmap aplikasi.
60
3.7.8 Tatakelola Implementasi (Implementation Governance)
Tahapan implementation governance melakukan penyusunan rekomendasi
untuk pelaksanaan tata kelola implementasi yang sudah dilakukan, tata kelola
yang dilakukan meliputi tata kelola organisasi, tata kelola TI, dan tata kelola
arsitektur.
3.8.9 Manajemen Perubahan Arsitektur (Architecture Change Management)
Tahapan change management melakukan rencana manajemen terhadap
arsitektur yang diimplementasikan dengan cara melakukan pengawasan terhadap
perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi. Tahapan ini juga
menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan Enterprise Architecture
(EA) di masa yang akan datang.
61
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Uraian Umum
Pada pembahasan ini, dalam rangka mempersiapkan perancangan
Enterprise Architecture (EA) harus meliputi tiga tahapan awal dari struktur dasar
TOGAF ADM, yaitu Preliminary Phase, Architecture Vision, dan Businness
Architecture untuk melakukan proses pengenalan objek penelitian yaitu Sub
Bagian Keuangan BPPD Aceh yang dilakukan secara mendalam, serta
selanjutnya adalah menjelaskan pembahasan mengenai Information System
Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solution, Migration
Planning, Implementation Governance dan Change Management.
4.2 Tahap Awal (Preliminary Phase)
Pada tahapan ini dilakukan langkah-langkah yaitu lingkup enterprise
organisasi, konfirmasi pemerintah dan dukungan framework, menentukan
framework arsitektur, dan memanfaatkan tools arsitektur dan penggunaan prinsip-
prinsip EA.
4.2.1 Lingkup Enterprise Organisasi
Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh adalah Sub Bagian Keuangan yang
menyelenggarakan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi keuangan,
verifikasi, pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan
pada BPPD Aceh.
EA organisasi pada Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh memiliki proses
aktivitas manajemen keuangan, manajemen administrasi, dan manajemen
sumber daya manusia (SDM). Pendefinisian proses aktivitas bisnis Sub
Bagian Keuangan BPPD Aceh digambarkan dengan menggunakan analisis
value chain yang terlihat pada Gambar 4.1.
62
Gambar 4.1. Value Chain Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh
Berdasarkan Gambar 4.1, maka deskripsi dari fungsi bisnis tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Aktivitas Utama
a. Penerimaan Bahan Amprahan dan Pembukuan (PBAP)
b. Penerbitan Surat Perintah Membayar (PSPM)
c. Proses Verifikasi (PV)
2. Aktivitas Pendukung
a. Manajemen Keuangan (MK)
b. Sistem Teknologi Informasi (STI)
c. Manajemen Administrasi (MA)
d. Manajemen Sarana dan Prasarana (MSP)
Proses bisnis di Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh memiliki beberapa
stakeholder. Berikut stakholder yang memiliki kepentingan terhadap proses bisnis
utama dan pendukung yaitu:
1. Sub Bagian Keuangan, yang terdiri dari Kepala Sub Bagian, Bendahara dan
Staff Pelaksana.
2. Pemerintah, terdiri dari Kepala Badan, Sekretarias, Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan dan Dinas Keuangan Aceh.
Manajemen Keuangan
Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen Administrasi
Sistem Teknologi Informasi
Penerimaan
Bahan
Amprahan
dan
Pembukuan
Penerbitan
Surat
Perintah
Membayar
Proses
Verifikasi
Aktivitas Utama
S
t a
k
e h
o
l
d
e
r
A
k
t
i
v
i
t
a
s
P
e
n
d
u
k
u
n
g
63
3. Masyarakat, terdiri dari Guru/Teungku Dayah, Ulama Dayah, Perusahaan
(kontraktor). Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Penjelasan hubungan
stakeholder dengan aktivitas dalam organisasi, terlihat dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hubungan Stakeholder dengan Aktivitas Organisasi
Stakeholder
Aktivitas
Sub Bagian
Keuangan Pemerintah Masyarakat
Aktivitas Utama :
PBAP
PSPM
PV
Kepala Sub
Bagian, Bendahara
dan Staff
Pelaksana.
Kepala Badan,
Sekretarias, Pejabat
Pelaksana Teknis
Kegiatan, Dinas
Keuangan Aceh.
Guru/Teungku
Dayah, Ulama
Dayah,
Perusahaan
(kontraktor).
Aktivitas Pendukung:
MK
STI
MA
MSP
Kepala Sub
Bagian,
Bendahara dan
Staff Pelaksana.
Kepala Badan,
Sekretarias, Pejabat
Pelaksana Teknis
Kegiatan, Dinas
Keuangan Aceh.
Guru/Teungku
Dayah, Ulama
Dayah,
Perusahaan
(kontraktor),
Lembaga
Swadaya
Masyarakat
(LSM).
4.2.2 Konfirmasi Pemerintah dan Dukungan Framework
Pada tahap ini dilakukan pendefinisian komitmen yang berhubungan
dengan manajemen. Komitmen yang dimaksud disini adalah berhubungan dengan
beberapa kebijakan yang berkenaan dengan tugas, fungsi dan tanggung jawab Sub
Bagian Keuangan BPPD Aceh.
Adapun peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:
1. UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;
2. UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara;
4. UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah;
5. PP No. 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
6. PP No. 56/2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah;
7. PP No. 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
64
8. PP No. 65/2005 tentang Peraturan Pemerintah tentang Pedoman Penyusunan
dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
9. PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
10. PP No. 3/2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;
11. PP No. 39/2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah;
Selain beberapa kebijakan di atas, diperoleh komitmen manajemen yaitu
adanya rencana pengembangan infrastuktur TI dan pengembangan Sistem
Informasi Keuangan Daerah.
4.2.3 Menentukan Framework Arsitektur
Framework arsitektur yang akan digunakan adalah ADM, hal ini untuk
menentukan bagaimana sebuah EA dibangun, dipelihara dan diterapkan. ADM
memiliki siklus tahapan sebanyak 8 (delapan) tahapan, yaitu:
1. Phase A : Architecture Vision
2. Phase B : Business Arsitecture
3. Phase C : Information System Architecture
4. Phase D : Technology Architecture
5. Phase E : Oppurtinities and Solution
6. Phase F : Migration Planning
7. Phase G : Implementation Governance
8. Phase H : Architecture Change Management
Delapan (8) tahapan tersebut harus didasari oleh hasil kajian dari strategi
bisnis yang diuraikan pada lingkaran TOGAF yaitu Requirement Management.
4.2.4 Menggunakan Tools Arsitektur
Tools atau alat arsitektur yang digunakan untuk membangun EA yang
efektif adalah relevansi antara permasalahan aktual dengan organisasi baik
ditingkat strategis maupun operasional. Setiap tahapan dalam perancangan EA
mengacu pada konsep solusi atas permasalahan organisasi, untuk mengacu pada
65
persoalan tersebut TOGAF menggunakan lingkaran pusat yaitu Requirement
Management. Inti dari Requirement Management adalah fitur-fitur (fungsional
dan non-fungsional) yang harus ada untuk merealisasikan konsep solusi atas
permasalahan organisasi.
4.2.5 Prinsip-Prinsip Enterprise Architecture (EA)
Standar prinsip EA yang dapat digunakan pada tahapan awal
pengembangan EA adalah prinsip yang sifatnya umum (generic) namun memiliki
hubungan dengan enterprise yang dikembangkan. Prinsip yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Penyeragaman penggunaan teknologi.
b. Penerapan open source software.
c. Modularisasi komponen-komponen sistem.
d. Penggunaan konsep reuse dan penggunaan bersama (sharing).
4.3 Manajemen Kebutuhan (Requirement Management)
Tujuan dari tahapan requirement management adalah menentukan suatu
kebutuhan proses untuk EA diidentifikasi, disimpan, dan dimasukan ke dalam dan
ke luar dari tahapan ADM yang sesuai.
Skenario bisnis menjadi resources utama yang harus dikembangkan dalam
tahapan ini. Skenario bisnis harus mencakup core businesss, process business,
dan permasalahan (issue) organisasi.
4.3.1 Bisnis Inti (Core Business)
Core Business atau bisnis utama dari Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh
adalah menyelenggarakan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi keuangan,
verifikasi, pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan
pada BPPD Aceh.
1. Sistem administrasi keuangan berbasis TI di mana setiap saat staf bisa
mengakses data yang diperlukan;
2. Terlaksananya pengembangan Sistem Informasi Komunikasi (SIK).
66
3. Adanya Standard Operational Procedure (SOP) atau kebijakan terkait
penggunaan dan pengelolaan SIK.
4.3.2 Proses Bisnis (Business Process)
Bisnis proses Sub Bagian Keuangan secara rinci sudah tergambar dalam
value change (lihat gambar 4.1)
4.3.3 Issue Organisasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap proses bisnis,
diperoleh gambaran permasalahan yang dialami oleh Sub Bagian Keuangan dalam
rangka memberikan dukungan SI/TI bagi organisasi seperti terlihat pada Tabel 4.2
berikut:
Tabel 4.2. Permasalahan Sub Bagian Keuangan
No Aktivitas Bisnis ID Permasalahan Tolak Ukur
1 Penerimaan Bahan Amprahan dan Pembukuan
PBAP
Administrasi bahan masuk masih ada yang ganda, pembukuan masih manual
Pengurutan bahan
perkegiatan belum ada
2 Penerbitan Surat Perintah Membayar
PSPM
- Penulisan huruf, nomor, tanggal, tahun, kode kegiatan, nama dan nomor rekening bank tidak sesuai SK,
- Pengunaan Sistem Teknologi Informasi
- Belum ada sistem aliran
data yang
terorganisir/terintergrasi
- Sistem Informasi tidak
dimanfaatkan untuk
PSPM
3 Proses Verikasi PV - -
4 Manajemen Keuangan
MK Administrasi keuangan tidak efesien
Waktu pembuatan laporan keuangan
5 Sistem Informasi/ Teknologi Informasi
SITI Administrasi SI/TI tidak efesien
Tidak ada Standar Operasional Prosedur (SOP)
6 Manajemen Administrasi
MA Administrasi tidak efesien
Waktu sejak menerima
pekerjaan sampai
selesai, jumlah SDM sedikit
7 Manajemen Sarana dan Prasarana
MSP Kurang penataan sarana
dan prasana
Tidak ada grand desian
penataan sarana dan
prasarana
67
Pada Tabel 4.2 tersaji permasalahan administrasi tidak efesien pada
aktivitas bisnis MA, hal ini mengandung arti bahwa pekerjaan yang dilakukan
pada bagian administrasi relatif lama disebabkan jumlah sumber daya manusia
yang tidak sebanding dengan beban pekerjaan. Permasalahan Administrasi SI/TI
tidak efesien pada bagian SI/TI mengandung arti bahwa proses penggunaan di
SI/TI tidak mengacu kepada SOP, karena belum ada sistem yang memiliki SOP
itu sendiri. Administrasi keuangan tidak efisien menjadi permasalahan pada
bagian aktivitas bisnis MK, mengandung arti bahwa proses pelaporan keuangan
membutuhkan waktu yang relatif lama, hal ini disebabkan pengelolaan keuangan
dilaksanakan secara konvensional.
Selain permasalahan yang tersaji pada Tabel 4.2 Sub Bagian Keuangan juga sudah
memiliki keunggulan diantaranya telah memiliki sarana SI/TI berupa perangkat
komputer dengan jenis personal computer dan laptop, jaringan komputer, layanan
internet local area network (LAN) dan hotspot.
Solusi dari permasalahan yang terdapat dalam Tabel 4.2 adalah sebagai
berikut:
1. Solusi Bisnis
Solusi bisnis yang ditawarkan terdapat dalam Tabel 4.3 dengan tujuan
sebagai solusi terhadap permasalahan organisasi yang ada.
Tabel 4.3. Solusi Bisnis Sub Bagian Keuangan
No Permasalahan Sasaran Perbaikan
1 Administrasi bahan masuk masih
ada yang ganda, pembukuan masih
manual
Membuat regulasi data perkegiatan untuk
pembukuan
2
Penulisan huruf, nomor, tanggal,
tahun, kode kegiatan, nama dan
nomor rekening bank tidak sesuai
SK
Membuat sistem yang terintegrasi untuk
penulisan.
3 Pengunaan Sistem Informasi Membuat SOP Pengunaan TIK dalam PSPM
4 Administrasi keuangan tidak efesien Pelatihan tentang manajemen untuk staf
keuangan
5 Administrasi SI/TI tidak efesien Membuat SOP pelatihan/pratikum
6 Administrasi tidak efesien Penambahan SDM Administrasi
7 Kurang penataan sarana dan prasana pendataan sarana dan prasarana yang tertuang
dalam rancangan pengembangan
68
Permasalahan yang terdapat dalam Tabel 4.2 terkelompokan
berdasarkan nama aktivitas bisnis, sedangkan Tabel 4.3 terdapat permasalahan
beserta sasaran perbaikan ditinjau dari sudut pandang proses bisnis. Sasaran
perbaikan tersebut hanya terfokus pada proses aktivitas bisnis. Hal mendasar
yang harus dilaksanakan adalah membuat beberapa SOP yang berhubungan
dengan permasalahan manajemen administrasi dan administrasi SI/TI.
2. Solusi Sistem Informasi
Solusi dari sudut pandang SI yang ditawarkan terdapat dalam Tabel 4.4
dengan tujuan sebagai pola solusi SI terhadap permasalahan organisasi yang ada.
Tabel 4.4. Solusi SI Sub Bagian Keuangan
No Permasalahan Pola Solusi SI
1 Administrasi bahan masuk masih ada
yang ganda, pembukuan masih manual
Membuat aplikasi online untuk semua
aktivitas PBAP
2
Penulisan huruf, nomor, tanggal, tahun,
kode kegiatan, nama dan nomor rekening
bank tidak sesuai SK
Pengembangn Aplikasi PSPM
3 Pengunaan Sistem Informasi Katalog basis data yang di-update
setiap saat
4 Administrasi keuangan tidak efesien Pengembangan Aplikasi Keuangan
5 Administrasi STI tidak efesien Aplikasi perkantoran
6 Administrasi tidak efesien Aplikasi perkantoran
7 Kurang penataan sarana dan prasana Katalog basis data yang di-update
setiap saat
Pola solusi yang terdapat pada Tabel 4.4 merupakan solusi SI yang fokus
pada pengembangan beberapa aplikasi guna mendukung proses aktivitas bisnis.
Solusi bisnis yang terdapat dalam Tabel 4.3 memiliki hubungan dengan solusi SI
yang terdapat dalam Tabel 4.4.
4.4 Phase A. Arsitektur Visi (Architecture Vision)
Pada tahapan architecture vision akan dijelaskan mengenai kebutuhan
seperti profil organisasi, pendefinisian visi dan misi, tujuan organisasi, sasaran
organisasi, unit organisasi, kondisi arsitektur saat ini.
69
4.4.1 Profil Organisasi
1. Latar Belakang Organisasi
Badan Pembinaan Pendidikan Dayah (BPPD) Aceh didirikan pada tahun
2008. Badan Pembinaan Dayah ini memiliki tugas pokok melakukan pembinaan
terhadap dayah-dayah yang ada di Aceh.
Dasar pembentukan badan ini berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Aceh
(UUPA) No. 11 Tahun 2006, Qanun No. 5 Tahun 2007 Tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga Daerah
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, serta Qanun Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan di Aceh. Badan ini juga bekerja secara maksimal
untuk meningkatkan mutu dan kualitas dayah, baik prasarana, kurikulum dayah,
membantu merubah manajemen dayah dan peningkatan kualitas santri serta
memberdayakan dayah sesuai dengan letak geografis dayah. Badan ini memiliki
beberapa program prioritas seperti pembentukan dan pengembangan Ma’had ‘Ali,
akreditasi dayah, peningkatan profesionalisme manajemen dayah; dan
peningkatan kompetensi guru.
Sub Bagian Keuangan merupakan salah satu sub bagian dari BPPD Aceh
yang menyelenggarakan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi keuangan,
verifikasi, pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan
pada BPPD Aceh.
2. Profil SubBagian Keuangan
Nama Bagian : Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh
Alamat : Jln. Twk. Hasyim Banta Muda No. 04 Gp. Mulia
Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh.
70
3. Data Sumber Daya Manusia
Data sumber daya manusia yang dimiliki Sub Bagian Keuangan BPPD
Aceh terlihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5. Data SDM Sub Bagian Keuangan
No. Jabatan Pendidikan Status pegawai Jumlah
1 Kepala SubBagian S1 PNS 1
2 Bendahara
Pengeluaran S1 PNS 1
3 Bendahara Gaji
SMA PNS 1
4 Staff Pelaksana S1 PNS 1
5 Staff Pelaksana S1 PNS 1
6 Tenaga Kontrak D III Kontrak 2
7 Tenaga Kontrak SMA Kontrak 2
8 Tenaga Bakti SMK Bakti 1
Jumlah 10
4. Data Sarana dan Prasarana
Sub Bagian Keuangan memiliki inventaris sarana dan prasarana dalam
hal ini dukungan TIK (komputer) terlihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6. Data Sarana dan Prasarana SubBagian Keuangan
No Item Fungsi Jumlah
1 PC Operational 4 Unit
2 Laptop Operational 3 Unit
3 Printer Operational 4 Unit
4.4.2 Pendefinisian Visi dan Misi
Definisi visi secara garis besar dari BPPD Aceh yang mengacu pada tugas
adalah “Terwujudnya dayah sebagai lembaga pendidikan dan pembinaan
masyarakat yang mampu melahirkan generasi muda yang dapat
mengfungsikan dirinya dalam masyarakat”.
Untuk mewujudkan visi, maka ditetapkan misi dari BPPD Aceh adalah:
71
1. Menyediakan Sarana & Prasarana Dayah Yang Memadai.
2. Meningkatkan Kompetensi Guru Dayah.
3. Memperkenalkan Sistem Manajemen Dayah Yang Profesional.
4. Meningkatkan Mutu Pendidikan Dayah.
5. Meningkatkan Kesejahteraan Guru Dayah.
6. Memfasilitasi Pendidikan Ketrampilan Hidup/Life Skill bagi Santri.
7. Menfasilitasi Dayah agar mampu Membuka Network.
8. Memfasilitasi Dayah Agar Memiliki Unit Ekonomi Produktif.
9. Menjadikan Dayah Perbatasan sebagai Model Dayah Primadona.
10. Memfasilitasi Operasional Dayah Manyang (Ma`had Aly).
11. Terwujudnya Pendidikan Dayah yang berkualitas sehingga mampu menjawab
tantangan global dan kebutuhan ketenakerjaan.
12. Meningkatkan Kerjasama Antar Lembaga Pendidikan Dayah dalam upaya
membangun pemahaman dan pengetahuan tentang nilai-nilai Dinul Islam
dalam kehidupan bermasyarakat dan penyelenggaraan pendidikan.
4.4.3 Tujuan Organisasi
Ada beberapa tujuan organisasi dari BPPD Aceh untuk mendukung
tercapainya visi dan misi organisasi sebagai berikut:
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur.
5. Program Pendidikan Dayah.
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Dayah.
7. Program Peningkatan Mutu Tenaga Pendidikan Dayah.
8. Program Pemberdayaan Santri Dayah.
9. Program Pembinaan Manajemen Dayah.
10. Program Pengembangan Tekhnologi Informasi & Perpustakaan Dayah.
11. Program Penelitian & Pengembangan Dayah.
12. Program Pelaksanaan UPTB.
72
4.4.4 Sasaran Organisasi
Sasaran yang ditetapkan untuk tercapainya tujuan organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Lembaga Pendidikan Dayah sebanyak 853 Unit.
2. Lembaga Pendidikan Dayah yang telah di Akreditasi oleh BPPD Aceh Tahun
2011 sebanyak 518 Unit.
3. Santri yang menetap di Dayah sebanyak 86.654 orang.
4. Santri yang tidak menetap di Dayah sebanyak 80.690 orang.
5. Guru Dayah yang Tetap sebanyak 13.902 orang.
6. Guru Dayah yang Tidak Tetap sebanyak 3.593 orang.
7. Guru Balai Pengajian di seluruh Aceh lebih kurang 12.000 orang.
8. 4 (empat) Unit Dayah Perbatasan Aceh ( Kab. Aceh Tamiang, Kab. Aceh
Singkil, Kota Subulussalam dan Kab. Aceh Tenggara).
9. 8 (Delapan) Unit Dayah Manyang ( Ma’had Aly ) Seluruh Aceh.
Dari semua definisi visi dan misi serta sasaran dan tujuan di atas
merupakan definisi secara garis besar dari BPPD Aceh. Sedangkan Sub Bagian
Keuangan merupakan salah satu sub bagian dari BPPD Aceh yang
menyelenggarakan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi keuangan,
verifikasi, pembendaharaan, pembukuan, pelaporan realisasi fisik dan keuangan,
untuk mensukseskan semua proses administrasi dalam ruang lingkup BPPD Aceh.
4.4.5 Unit Organisasi
Unit organisasi BPPD Aceh memilki struktur organisasi seperti terlihat
pada gambar 4.3 di bawah ini :
73
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
(Belum Terbentuk)
KASUB BIDANG DATA DAN PENYUSUNAN PROGRAM
( T. Iskandar Fitria, SH, M.Si )
Penata Tk. I NIP. 19731101 199403 1 002
KASUB BIDANG EVALUASI DAN PELAPORAN
( Ir. Rosmanidar ) Pembina
NIP. 19620121 199203 2 001
KA BIDANG PEMBERDAYAAN SANTRI
( Drs. Muhammad Nasir ) Pembina Tk. I
NIP. 19671231 199303 1 003
KASUB BIDANG PEMBINAAN SANTRI
( Irwan, S.HI ) Penata
NIP. 19760803 200604 1 004
KASUB BIDANG PEMBINAAN KURIKULUM
( Badaruddin, S. Pd, M. Si) Penata Tk. I
NIP. 19680602 200008 1 001
KA BIDANG PROGRAM DAN PELAPORAN
( Drs. Ismail ) Pembina Tk. I
NIP.19581231 198501 1 003
UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN
(Drs. Bustami Usman, SH, M.Si) Pembina Utama Madya
NIP. 19591231 198501 1 001
KEPALA BADAN
SEKRETARIS
KASUB BAGIAN UMUM
( Rosti Maidar, SE ) Penata
NIP. 19760507 200112 2 004
KASUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN TATA LAKSANA
( Drs. Samsul ) Penata Tk. I
NIP. 19601231 198503 1 051
KASUB BAGIAN KEUANGAN
( Dra. Asriah ) Penata Tk. I
NIP. 1963091 199403 2 002
( Zainal Abidin, S. Sos, MM ) Pembina
NIP. 19630525 198512 1 001
KA BIDANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
( Nurbaiti, SE ) Pembina
NIP. 19581019 198803 2 002
KASUB BIDANG PENGKADERAN DAN
KERJASAMA
( ……………… )
KA BIDANG MANAJEMEN DAN PENGASUHAN
( Drs. Muslim ) Pembina
NIP. 19661206 199801 1 001
KASUB BIDANG SARANA DAN PRASARANA
( Arjuna, S. Sos ) Penata Tk. I
NIP. 19571127 198202 1 001
SUB BIDANG BIMBINGAN DAN PENYULUHAN
( Nurdin Budiman ) Penata Tk. I
NIP. 19581219 198003 1 008
KASUB BIDANG KESEJAHTERAAN
(T. Mahyuddin Helmi, S. Sos) Penata
NIP. 19790227 199911 1 001
74
4.4.6 Kondisi Arsitektur saat ini
Pada tahap ini akan dilakukan pendefinisian sistem arsitektur teknologi
dan jaringan komputer yang digunakan Sub Bagian Keuangan, yaitu:
1. Koleksi Data
Sub Bagian Keuangan memiliki beberapa jenis data yang digunakan dalam
aktivitas fungsi yang dilakukan. Data-data tersebut berupa data dalam format
Microsoft Word Document, Microsoft Excel Worksheet, Adobe Reader. Koleksi
data-data tersebut terlihat pada Tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7. Koleksi data SubBagian Keuangan
No Unit Kelompok Data Data
1
Manajemen Keuangan
Dokumen Pelaksana
Anggaran (DPA)
- Jumlah Kegiatan
- Jumlah Dana
- Nama Program
- Nama Kegiatan
- Kode Rekening
- Nomor Rekening Belanja
Ada beberapa aplikasi yang sudah digunakan oleh subbagian keuangan
terlihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8. Aplikasi Sub Bagian Keuangan
No Aplikasi Data Unit Pelaksana
Keterangan
1
SIM GAJI
Database Gaji
Pengawai BPPD
Aceh
Bendahara Gaji
Aplikasi aktif
2
SIPKD
Database
SPP,SPM, SP2D,
BKU, Pajak, dll
Bendahara
Pengeluaran
Aplikasi dalam proses pembuatan dan penerapan
75
2. Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi di Sub Bagian Keuangan terlihat pada Tabel 4.9
berikut:
Tabel 4.9. Pemanfaatan Teknologi Bagian Keuangan
No Kelompok Jenis Jumlah
1 HARDWARE : PC Pentium IV, dual core dan core
i3. 4 Unit
LAPTOP Axio, Toshiba, Accer 4 Unit INPUT DEVICE Scaner, Mouse 1, 12 OUTPUT DEVICE Monitor, Print 4,4 STORAGE Flash Disk 6 NETWORK LAN , Wifi 1 2 SOFTWARE OPERATING SYSTEM Win Xp sp 2 , Win
7, Win 8 3,9
WORD OPERATION Ms Word 2007, Adobe Reader
12, 12
SPREAD SHEET Ms Excel, 2007 12
BASIS DATA Ms Acces, 2007 12
GUARD Smadav, Avira Free 5,12
3. Jaringan Komputer
Kondisi jaringan yang dimiliki oleh Sub Bagian Keuangan terlihat pada
Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 kondisi jaringan komputer Sub Bagian Keuangan
76
Gambar 4.3 menggambarkan model jaringan komputer yang terdapat 3
PC yang terhubung mengunakan 1 buah hub setiap PC mengunakan Microsoft
Windows 7, dan 4 laptop yang terhubung dengan wireless, mengunakan Microsoft
Windows 8, Windows 7 serta Windows XP 3.
Gambar 4.3 Model jaringan komputer OTTrans Media.
77
4.5 Phase B. Arisitek Bisnis (Business Arsitecture)
Pada tahapan ini akan dibahas mengenai stakeholder Sub Bagian
Keuangan, proses bisnis Sub Bagian Keuangan dan Hirarki (taksonomi) fungsi.
4.5.1 Stakeholder Sub Bagian Keuangan
Secara umum hubungan ke tiga kelompok stakeholder dengan fungsi
bisnis dapat digambarkan menggunakan pemodelan use case diagram sebagai
berikut:
Gambar 4.4 Use Case Diagram
78
4.5.2 Proses Bisnis Sub Bagian Keuangan
Pada tahapan ini dibahas mengenai pendefenisian proses bisnis Sub
Bagian Keuangan seperti terlihat pada Gambar 4.4, uraian proses bisnis Sub
Bagian Keuangan sebagai berikut:
1. Aktivitas Utama
a) Penerimaan Bahan Amprahan dan Pembukuan (PBAP)
Ruang Lingkup :
Penerimaan bahan amprahan dan pembukuan merupakan aktivitas utama
yang memiliki lingkup fungsi manajemen penerimaan bahan amprahan baru
masuk sampai dengan pembukuan bahan amprahan baru. terdapat beberapa fungsi
bisnis atau aktivitas sebagai berikut :
1. Perencanaan Strategi PBAP
a. Pembentukan Staf PBAP
b. Standarisasi Bahan Masuk
c. Pengurutan Perkegiatan PBAP
2. Pemeriksaan Bahan
a. Penyusun Bahan Perkegiatan
b. Penomoran
c. Pelaksanaan Pemeriksaan
- Nama
- Nomor
- Kode
- Jenis
- Bulan
- Tanggal
- Tahun
- Kegiatan
d. Penyerahan Bahan Amprahan
Pemodelan untuk fungsi PBAP digambarkan menggunakan activity
diagram dapat dilihat pada Lampiran 1.
79
b) Penerbitan Surat Perintah Membayar (PSPM)
Ruang Lingkup :
Fungsi PSPM merupakan proses pembuatan SPP-LS,SPP-BTL, SPP-GJ,
SPP-GU dan UP, Register SPP-LS, SPP-BTL, SPP-GJ, SPP-GU dan UP,
Pembuatan SPM-LS, SPM-BTL, SPM-GJ, SPM-GU, dan SPM-UP, Register
SPM-LS, SPM-BTL, SPM-GJ, SPM-GU, dan SPM-UP, terdapat beberapa fungsi
bisnis atau aktivitas sebagai berikut:
1. Perencanaan Operasional PSPM
a. Pengembangan Sistem PSPM
b. Penyusunan Dokumen PSPM
2. Pelaksanaan Dokumen
a. Pembuatan Dokumen SPP, SPM
- Nama
- Nomor
- Kode
- Tanggal
- Bulan
- Tahun
b. Kegiatan
- Kode Kegiatan
- Dana
- Jumlah
c. Pelaporan
Pemodelan untuk fungsi PSPM digambarkan menggunakan activity
diagram dapat dilihat pada Lampiran 2.
c) Proses Verifikasi (PV)
Ruang Lingkup :
Melakukan kegiatan pemerikasaan kebenaran dan kelengkapan dokumen
sesuai ketentuan, Aktivitas ini merupakan aktivitas terakhir dari proses PSPM
meliputi :
1. Pemeriksaan Kebenaran PSPM
80
2. Kelengkapan Dokumen
3. Pengisian Materai
4. Pelepasan PSPM
Pemodelan untuk fungsi PV digambarkan menggunakan activity diagram
dapat dilihat pada Lampiran 3.
2. Aktivitas Pendukung
a) Manajemen Keuangan (MK)
Ruang Lingkup :
Aktivitas pengelolaan keuangan organisasi dalam mendukung aktivitas
utama yang berhubungan dengan perencanaan pelaksanaan dan pengendalian
anggaran yang efisien, efektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan dan
investasi pengembangan.
1. Dokumen anggaran dan belanja organisasi.
2. Pengelolaan rencana anggaran.
3. Evaluasi pemakaian anggaran.
4. Pelaporan pemakaian anggaran.
Pemodelan untuk fungsi manajemen keuangan digambarkan menggunakan
activity diagram dapat dilihat pada Lampiran 4.
b) Sistem Teknologi Informasi (STI)
Ruang Lingkup :
Aktivitas pendukung yang berkaitan dangan pelayanan teknologi dan
administrasi PSPM guna pencapaian proses kerja. Teknologi Informasi dan
Komputer (TIK) serta pengembangan SI/TI pembuatan Administrasi PSPM.
terdapat fungsi bisnis atau aktivitas utama yang meliputi :
1. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) aplikasi SI.
2. Penyusunan jadwal pelatihan/pratikum.
3. Melakukan pengawasan pelaksaan pelatihan/praktikum.
4. Pelaporan STI.
Pemodelan untuk fungsi STI digambarkan menggunakan activity diagram
dapat dilihat pada Lampiran 5.
81
c) Manajemen Administrasi (MA)
Ruang Lingkup :
Fungsi manajemen administrasi merupakan proses pengelolaan
administrasi yang diperlukan dalam urusan keuangan dan yang berhubungan
dengan managerial keuangan. Untuk tercapainya manajemen administrasi yang
baik maka terdapat fungsi bisnis atau aktivitas utama yang meliputi:
1. Administrasi Dokumen
a. Penyusunan Dokumen
b. Pengelolaan Dokumen
c. Pelaporan Dokumen
Pemodelan untuk fungsi MA digambarkan menggunakan activity diagram
dapat dilihat pada Lampiran 6.
d) Manajemen Sarana dan Prasarana (MSP)
Ruang Lingkup :
Aktivitas pendukung yang berkaitan dengan usaha untuk memberikan
dukungan manajemen sarana prasarana khususnya pada aktivitas operasional
PSPM. Fungsi bisnis pada aktivitas manajemen sarana prasarana meliputi :
1. Perencanaan pemanfaatan sarana dan prasarana.
2. Pelaksanaan inventaris.
3. Pengawasan dan evaluasi sarana prasarana.
4. Pelaporan.
Pemodelan untuk fungsi MSP digambarkan menggunakan activity
diagram dapat dilihat pada Lampiran 7.
4.5.3. Bagan Hirarki Fungsi
Sesuai dengan proses bisnis organisasi yang telah dijelaskan di atas, berikut
hirarki fungsi yang dapat didekomposisikan dalam bagan berikut ini :
82
1. Penerimaan Bahan Amprahan dan Pembukuan (PBAP)
1.1 Perencanaan Strategi PBAP
1.1.1 Pembentukan Staf PBAP
1.1.2 Standarisasi Bahan Masuk
1.1.3 Pengurutan Perkegiatan PBAP
1.2 Pemeriksaan Bahan
1.2.1 Penyusun Bahan Perkegiatan
1.2.2 Penomoran
1.2.3 Pelaksanaan Pemeriksaan
1.2.4 Penyerahan Bahan Amprahan
2. Penerbitan Surat Perintah Membayar (PSPM)
2.1 Perencanaan Operasional PSPM
2.1.1 Pengembangan Sistem PSPM
2.1.2 Penyusunan Dokumen PSPM
2.2 Pelaksanaan Dokumen
2.2.1 Penyusunan SPP, SPM
2.2.2 Pembuatan Dokumen SPP, SPM
2.2.3 Pelaporan
3. Proses Verifikasi
3.1 Pemeriksaan Kebenaran PSPM
3.2 Kelengkapan Dokumen
3.3 Pengisian Materai
3.4 Pelepasan PSPM
4. Manajemen Keuangan (MK)
4.1 Dokumen anggaran dan belanja organisasi
4.2 Sistem Akuntansi
4.3 Pengelolaan rencana anggaran
4.4 Evaluasi pemakaian anggaran
4.5 Pelaporan Dokumen Pelaksanaan Anggaran
5. Sistem Teknologi Informasi (STI)
5.1 Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) aplikasi SI
5.2 Penyusunan jadwal pelatihan/pratikum
5.3 Melakukan pengawasan pelaksaan pelatihan/praktikum
5.4 Pelaporan STI
6. Manajemen Administrasi (MA)
6.1 Administrasi Dokumen
6.1.1 Penyusunan Dokumen
6.1.2 Pengelolaan Dokumen
6.1.3 Pelaporan Dokumen
7. Manajemen Sarana dan Prasarana (MSP)
7.1 Perencanaan pemanfaatan sarana dan prasarana
7.2 Pelaksanaan inventaris
7.3 Pengawasan dan evaluasi sarana prasarana
7.4 Pelaporan.
83
Berdasarkan uraian fungsi bisnis, maka arsitektur bisnis Sub Bagian
Keuangan BPPD Aceh dapat uraikan menjadi sebuah model pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Arsitektur Bisnis Sub Bagian Keuangan
Keterangan:
PBAP : Penerimaan Bahan Amprahan dan Pembukuan
PSPM : Penerbitan Surat Perintah Membayar
PV : Proses Verifikasi
MA : Manajemen Administrasi
STI : Sistem Teknologi Informasi
MSP : Manajemen Sarana dan Prasarana
MK : Manajemen Keuangan
4.6 Phase C. Sistem Informasi Arsitektur (Information System Architecture)
4.6.1 Arsitektur Data
Pada tahapan ini dilakukan perancangan arsitektur data yang bertujuan
untuk mendefinisikan kebutuhan data yang akan digunakan pada arsitektur
aplikasi. Ada dua tahapan dalam membuat arsitektur data yaitu:
1. Mendefinisikan Entitas
Pendefinisian entitas berdasarkan pada fungsi bisnis yang telah
didefiniskan pada Gambar 4.1 Value Chain sebelumnya. Berikut ini rincian
detail dari entitas data untuk masing-masing kandidat entitas :
84
Tabel 4.10. Kandidat Entitas
Kandidat Entitas Entitas
PBAP 1. Staf PBAP
2. Bahan Masuk
3. Perkegiatan
4. Pembukuan
PSPM 1. Pembuatan
2. Dokumen
3. Kegiatan
4. SPP
5. SPM
PV 1. Pemeriksaan
2. Dokumen
3. Kegiatan
4. Pelepasan MK 1. DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran)
2. Transaksi
3. Neraca Saldo
4. Laporan
STI 1. Jadwal
2. SOP
3. Pelatihan
MA 1. Dokumen
2. Arsip
MSP 1. Investaris
2. Pelaporan
2. Membuat Model Konseptual Class Diagram
Model konseptual merupakan pendefinisian sekumpulan entitas, atribut
dan relasi yang digambarkan menggunakan Class Diagram. Berikut penjelasan
model konseptual Class Diagram untuk masing-masing kandidat entitas
berdasarkan fungsi bisnis:
85
a. PBAP
Gambar 4.6 Class Diagram PBAP
b. PSPM
Gambar 4.7 Class Diagram PSPM
86
c. PV
Gambar 4.8 Class Diagram PV
d. MK
Gambar 4.9 Class Diagram MK
87
e. STI
Gambar 4.10 Class Diagram STI
f. MA.
Gambar 4.11 Class Diagram MA
88
g. MSP
Gambar 4.12 Class Diagram MSP
89
4.6.2 Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi diidentifikasi berdasarkan pada :
1. Kebutuhan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan ditiap fungsi
bisnis.
2. Kebutuhan pertukaran informasi antar fungsi bisnis.
3. Kebutuhan alat bantu di tiap fungsi bisnis.
Kebutuhan dan pertukaran informasi secara umum sudah dijelaskan pada
uraian tentang pemodelan proses bisnis, sehingga penentuan arsitektur aplikasi
yang digunakan untuk membantu fungsi bisnis utama dan pendukung organisasi
dapat definisikan menggunakan Application Portfolio.
Solusi aplikasi Sub Bagian Keuangan untuk mendukung terhadap fungsi
bisnisnya dapat terlihat pada Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11. Solusi Aplikasi
No ID Fungsi Bisnis
Permasalahan Pola Solusi SI Solusi Aplikasi
1 PBAP Administrasi bahan masuk masih ada yang ganda, pembukuan masih manual
Membuat aplikasi
online untuk semua
aktivitas PBAP
2.1 Aplikasi Bahan Masuk 2.2 Aplikasi Kegiatan 2.3 Aplikasi Pembukuan
2 PV - Basis Data PSPM 3.1 Aplikasi Basis Data Berbasis WEB
3 PSPM i. Penulisan huruf,
nomor, tanggal, tahun, kode kegiatan, nama dan nomor rekening bank tidak sesuai SK
ii. Pengunaan SI
iii. Katalog basis data yang di-update setiap saat
iv. Pengembangan Aplikasi PSPM
2.1 Aplikasi Administrasi PSPM
2.2 Aplikasi Jaringan Bersama
2.3 Aplikasi Evaluasi PSPM
2.4 Aplikasi Pelaporan
4 MK Administrasi Keuangan tidak efesien
Pengembangan aplikasi keuangan
4. 1 Aplikasi Sistem Keuangan
4. 2 Aplikasi Adminitrasi Tenaga Pendamping
5 STI Administrasi SI/TI tidak efesien
Aplikasi perkantoran
5.1 Aplikasi Sistem Informasi
6 MA Administrasi tidak efesien
Aplikasi perkantoran
6.1 Aplikasi Administrasi Arsip
6.2 Aplikasi Bermasa MA
7 MSP Kurang penataan sarana dan prasana Kurang penataan sarana dan prasana
katalog basis data yang di-update setiap saat
7. 1 Aplikasi Inventasi
90
Berdasarkan beberapa kandidat dari solusi aplikasi yang terdapat pada
Tabel. 4.11, maka Application Portfolio dapat dilihat pada Tabel. 4.12 berikut:
Tabel 4.12. Application Portfolio
Kode Nama Aplikasi
AP-1.1 1.1 Aplikasi Bahan Masuk 1.2 Aplikasi Kegiatan 1.3 Aplikasi Pembukuan
AP-2.1 2.1 Aplikasi Basis Data Berbasis WEB
AP-3.1 3.1 Aplikasi Administrasi PSPM 3.2 Aplikasi Jaringan Bersama 3.3 Aplikasi Evaluasi PSPM 3.4 Aplikasi Pelaporan
AP-4.1 4.1 Aplikasi Sistem Informasi Keuangan 4.2 Aplikasi Adminitrasi Tenaga Pendamping
AP-5.1 5.1 Aplikasi Sistem Informasi
AP-6.1 6.1 Aplikasi Administrasi Arsip 6.2 Aplikasi Bermasa MA
AP-7.1 7.1 Aplikasi Inventasi
Berdasarkan application portfolio pada Tabel 4.12, maka solusi aplikasi
untuk Sub Bagian Keuangan dapat dipetakan ke dalam arsitektur bisnis seperti
terlihat pada Gambar 4.13 berikut:
Gambar 4.13 Solusi Aplikasi
91
Sedangkan untuk arsitektur sistem aplikasi dapat dimodelkan
menggunakan application landscape, dimana menggambarkan hubungan
kedekatan antar sistem aplikasi yang dapat terlihat pada Gambar 4.14 berikut:
Gambar 4.14 Pemetaan Arsitektur Sistem Aplikasi terhadap Arsitektur Teknologi
Setelah arsitektur sistem aplikasi tersusun sesuai dengan Gambar 4.14,
berikutnya adalah melakukan proses pemetaan terhadap komponen infrastuktur
yang mengacu pada Technical Reference Model (TRM) TOGAF, adalah sebagai
berikut :
1. Infrastructure Application
Infrastructure Application terdiri dari server aplikasi, server web, dan server
database.
2. Business Application
Business Aplication merupakan daftar aplikasi yang dibutuhkan dan mengacu
pada application portfolio seperti terlihat pada Tabel 4.11, yang terdiri dari 7
aplikasi.
3. Spesifikasi Komponen:
a. Graphics dan Image
Layanan yang menyediakan fungsi untuk membuat, menyimpan,
mengambil, dan memanipulasi gambar. Layanan tersebut meliputi :
1) Layanan Manajemen Obyek Grafis: mendefinisikan multi-dimensi objek
grafis.
92
2) Drawing: mendefenisikan layanan yang mendukung penciptaan dan
manipulasi gambar menggunakan Open GL.
3) Imaging: mendefinisikan fungsi yang menyediakan untuk creation, scan, edit,
compress, dan decompression gambar sesuai dengan standar format gambar
yang diakui menggunakan Open GL.
b. Data Interchange
Layanan yang memberikan dukungan khusus untuk pertukaran data
antara aplikasi dan lingkungan eksternal pada platform aplikasi yang sama
maupun berbeda. Data maupun informasi antar satuan kerja di lingkungan
Bagian Keuangan BPPD Aceh sangat diperlukan.
c. User Interface
Berbasis Graphical User Interface (GUI).
d. Keamanaan (Security)
Layanan yang diperlukan untuk melindungi informasi rahasia dalam
sistem informasi. Tingkat perlindungan yang sesuai ditentukan berdasarkan nilai
dari informasi kepada pengguna. Keamanan yang diterapkan menggunakan
konsep authentication dan account data.
4. Sistem Operasi (Operating System Services) :
Desktop : Windows XP dan Windows 7, Windows 8.
Server : Linux Ubuntu.
5. Layanan Jaringan (Network Services)
Data terdistribusi layanan jaringan menyediakan akses ke data dan modifikasi
data atau metadata dalam basis data remote atau lokal dan Distribusi file untuk
menyediakan akses file.
6. Infrastruktur Komunikasi (Communication Infrastructure)
Infrastruktur jaringan yang terdiri dari LAN, Wireless, dan Internet.
4.7 Phase D. Technology Architecture
Berdasarkan hasil pengkajian langsung terhadap kondisi teknologi saat ini,
maka arsitektur teknologi yang diusulkan adalah sebagai berikut:
93
4.7.1 Aliran Informasi Antar Sistem Aplikasi
Aliran informasi antara sistem aplikasi merupakan sebuah model yang
menggambarkan proses transformasi informasi antara sistem aplikasi yang telah
dirancang pada Gambar 4.13 yaitu arsitektur sistem aplikasi, aliran informasi
antara sistem aplikasi dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut:
Gambar 4.15 Aliran Infromasi Antar Sistem Aplikasi
4.7.2 Platform Aplikasi
Platform aplikasi yang diusulkan dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut:
Gambar 4.16 Platform Aplikasi yang diusulkan
94
4.7.3 Infrastructure Topology
Berdasarkan kondisi saat ini, layanan jaringan yang akan diberikan berupa
Local Area Network (LAN), internet, basis data server, dan aplikasi server. Untuk
layanan jaringan LAN digunakan oleh pemakai (user) berbagi sumber daya
seperti printer dan pertukaran data. Internet digunakan untuk akses informasi dan
komunikasi khususnya antar sub bagian dan bidang-bidang di BPPD Aceh. Basis
data server digunakan sebagai penyimpanan dan pengolahan data PBAP, PSPM,
PV, MA, STI, MSP, dan MK. Aplikasi server dialokasikan untuk kepentingan
penyimpanan aplikasi yang diperlukan sebanyak 14 aplikasi yang telah dijelaskan
pada sub arsitektur aplikasi.
Hasil identifikasi keragaman pengembangan jaringan dapat dilihat pada Tabel
4.13 berikut :
No Keragaman Keterangan
1 Jenis Layanan LAN, Wireless, Internet, Web Server, Basis data Server, .Net Aplikasi Server
2 Skalabilitas Eksisting 56 PC
Pengembangan 54 PC
Total PC sebanyak 100 unit
3 Lokasi Ruang dan Antar ruang
4 Besar BandWith 4 MB Dedicated
5 Ketersediaan Hardware 1 Modem 1 Switch 32 Port
11 Wireless Radio
1 Access Point
6 Nework Software Open Source
7 Managebility Belum Tersedia
8 Security Belum Tersedia
9 Alokasi Biaya Belum Tersedia
10 SDM 8 Orang SDM, Kurang Mengetahui Jaringan
Tabel 4.13. Identifikasi Pengembangan Jaringan
1
Gambar 4.17 Skema Jaringan BPPD Aceh yang terhubung dengan Bagian Keuangan
menggunakan Wireless
4.8 Phase E. Opportunis dan Solusi (Oppurtinities and Solution)
Tahapan ini dijelaskan gap analisis dari sistem informasi dan gap
teknologi (komponen infrastruktur) yang dimodelkan dalam bentuk tabulasi
sebagai berikut:
4.8.1 Tabulasi Gap Sistem Informasi
Gap SI merupakan sebuah tabel yang menggambarkan kondisi saat ini
dengan yang akan datang. Gap yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:
F U T U R E PBAP PSPM PV MA STI MSP MK
E
XIS
TIN
G
iIN
G
Sistem
Informasi
Keuangan
Replace
WEBSITE
BPPD Aceh
Replace Replace Replace
New
Add Add Add Add
Tabel 4.14. Gap Analisa Sistem Informasi
96
4.8.2 Tabulasi Gap Teknologi (Komponen Infrastruktur)
Tabulasi gap teknologi memperlihatkan teknologi perangkat lunak yang
tersedia saat ini dengan kabutuhan yang akan datang pada sisi teknologi
perangkat lunak. Gap teknologi perangkat lunak dapat dilihat pada Tabel 4.15
berikut:
F U T U R E
Apache
Web
Server
Enterprise
Firewall
.Net Basis
data
Server
Sistem
Operasi
MS.
Windows
7
Php Java
E
XIS
TIN
G
iIN
G IIS Replace
MS. Access Replace
MySQLer.5 Replace
Micosoft
Windows
XP
Replace
New Add Add Add Add
Tabel 4.15. Gap Teknologi
4.9 Phase F. Perencanaan Migrasi (Migration Planning)
Tahapan ini dilakukan untuk merencanakan proses peralihan teknologi
dalam pembahasan ini yaitu rencana migrasi dari aplikasi sistem informasi.
4.9.1 Urutan Implementasi Aplikasi
Organization Perspective digunakan untuk menentukan urutan
implementasi arsitektur aplikasi yang diperlukan, sehingga urutan ini disimpulkan
menjadi kebutuhan kandidat aplikasi. Identifikasi kebutuhan kandidat aplikasi dari
sudut pandang organisasi harus mampu mendukung kinerja organisasi secara
sinergi, dari sisi manajemen dan operasional, maka kabutuhan kandidat aplikasi
SubBagian Keuangan adalah sebagai berikut:
1. Perspective Manajemen
Manajemen dapat memanfaatkan ketersediaan berbagai data/informasi
yang terkait untuk dapat menjalankan fungsi- fungsi utama, seperti; penyusunan
visi, misi, tujuan dan sasaran usaha serta berbagai kebijakan lainnya.
97
Sesuai dengan sifat informasi yang dihasilkan, maka kebutuhan kandidat aplikasi
pada sisi manajemen dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut:
Kode Nama Aplikasi
AP-2.1
AP-1.2
AP-1.1
AP-6.1
2.2 Aplikasi Jaringan Bersama 2.3 Aplikasi Evaluasi PSPM
1.2 Aplikasi Kegiatan 6.2 Aplikasi Bermasa MA
Tabel 4.16. Kandidat Aplikasi Perspective Manajemen
2. Perspective Operational
Kebutuhan kandidat aplikasi untuk perspective operational dibagi
menjadi dua bagian yaitu kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya
langsung memberikan pelayanan kepada penggunanya (Front Office System) dan
kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya lebih banyak ditujukan untuk
memberikan bantuan pekerjaan yang bersifat administrasi, mendasar dan umum
(Back Office System).
a. Front Office System
Sesuai dengan orientasi fungsinya maka kebutuhan kandidat aplikasi untuk
Front Office System dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut:
Kode Nama Aplikasi
AP-4.1
AP-1.1
AP-3.1
AP-2.1
4.1 Aplikasi Sistem Informasi Keuangan 1.1 Aplikasi Bahan Masuk
3.1 Aplikasi Basis Data Berbasis WEB 2.1 Aplikasi Administrasi PSPM
Tabel 4.17. Kandidat Aplikasi Front Office System
b. Back Office System
Sesuai dengan orientasi fungsinya maka kebutuhan kandidat aplikasi untuk
Back Office System dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut:
Kode Nama Aplikasi
AP-1.1
AP-2.1
AP-4.1
AP-5.1
AP-6.1
AP-7.1
1.3 Aplikasi Pembukuan 2.4 Aplikasi Pelaporan 4.2 Aplikasi Adminitrasi Tenaga Pendamping 5.1 Aplikasi Sistem Informasi 6.2 Aplikasi Arsip Administrasi 7.1 Aplikasi Inventasi
Tabel 4.18. Kandidat Aplikasi Back Office System
98
Berdasarkan pada tahapan Architecture Vision serta kebutuhan Sub
Bagian Keuangan yang paling mendasar, maka urutan implementasi kandidat
aplikasi dapat dilihat pada Tabel 4.19 berikut:
NO
URUT
KODE
NAMA APLIKASI
1 AP-1.1 1.1 Aplikasi Bahan Masuk
2 AP-2.1 2.1 Aplikasi Administrasi PSPM
3 AP-3.1 3.1 Aplikasi Basis Data Berbasis WEB
4 AP-4.1 4.1 Aplikasi Sistem Informasi Keuangan
5 AP-2.1 2.2 Aplikasi Jaringan Bersama
6 AP-2.1 2.3 Aplikasi Evaluasi PSPM
7 AP-1.1 1.2 Aplikasi Kegiatan
8 AP-6.1 6.2 Aplikasi Bermasa MA
9 AP-1.1 1.3 Aplikasi Pembukuan
10 AP-2.1 2.4 Aplikasi Pelaporan 11 AP-5.1 5.1 Aplikasi Sistem Informasi
12 AP-6.1 6.2 Aplikasi Arsip Administrasi
13 AP-7.1 7.1 Aplikasi Inventasi
14 AP-4.2 4.2 Aplikasi Adminitrasi Tenaga Pendamping
Tabel 4.19. Urutan Implementasi Aplikasi
Berdasarkan Tabel 4.19, maka Roadmap implementasi aplikasi bisa
dilihat pada lampiran 12 yang dibagi menjadi 3 tahap, masing-masing tahap
dikerjakan dalam waktu 1 tahun untuk sebanyak 5 aplikasi.
4.9.2 Faktor Penentu Sukses (CSF) Implementasi
Keberhasilan dari implementasi dipengaruhi oleh banyak hal, oleh karena
itu perlu diidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penentu kesuksesan
implementasi ini, antara lain:
1. Komitmen manajemen yang kuat dan konsisten serta keterlibatannya secara
langsung akan sangat membantu mempercepat implementasi.
2. Persetujuan rencana implementasi.
3. Menyusun Standart Operation Procedure (SOP).
4. Ketersediaan sumber daya, teknologi dan infrastruktur.
5. Peningkatan pemahaman, keterampilan dan pengetahuan sumber daya manusia
melalui training.
99
4.10 Phase G. Penerapan Kepemerintahan (Implementation Governance)
Tatakelola implementasi sudah disusun pada tahapan migration planning,
tahapan implementasi governance merupakan tahapan untuk menyusun
rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola tersebut yang meliputi :
4.10.1 Tata Kelola Organisasi
Tata kelola Organisasi Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh meliputi:
1. Pendefinisian Visi dan Misi
2. Penyusunan Organisasi
Pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi
4.10.2 Tata Kelola Teknologi Informasi
Untuk tata kelola TI mengacu pada Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informasi Nomor 10/PER/M.KOMINFO/07/2010 tentang Panduan Umum Tata
Kelola Teknologi Informasi Nasional yang menyebutkan bahwa pembentukan
Chief Information Officer (CIO) dan komite TIK merupakan prioritas dalam
penyusunan struktur tatakelola TIK.
Untuk kelancaran proses tatakelola informasi di lingkungan BPPD Aceh dalam
hal ini di Bagian Keuangan perlu dibentuk komite TIK yang terdiri dari:
1. Pembina
2. Tim pengarah
3. Tim koordinasi tata kelola TIK
4. Tim Center of Excellent
5. Tim Project Management Office
Pembentukan komite TIK harus tertuang dalam keputusan Kepala BPPD
Aceh didukung oleh Kasubbag Keuangan.
4.11 Phase H. Architecture Change Management
Tahap Arsitektur Manajemen Perubahan (Architecture Change
Management), menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru
dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan
100
perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta
menentukan siklus pengembangan EA berikutnya.
Implementasi TIK adalah suatu bentuk perubahan di dalam perusahaan atau
organisasi. Dengan begitu, tidak bisa memisahkan persoalan teknis, yang terkait
dengan TI, dengan persoalan non-teknis, seperti manajemen perubahan.
Perubahan manajemen yang dilakukan meliput perubahan pada tingkat personal,
perubahan pada tingkat organisasi dan perubahan teknologi. Perubahan pada
tingkat personal, untuk mengubah secara langsung perilaku pegawai melalui
pemusatan pada keterampilan, sikap, persepsi, dan pengharapan mereka akan
melaksanakan tugas dengan lebih efektif. Usaha-usaha untuk mengubah prilaku
dan sikap pegawai dapat diarahkan kepada perorangan, kelompok, atau organisasi
secara keseluruhan.
Perubahan pada tingkat organisasi dimaksudkan untuk melakukan
perubahan budaya organisasi dan perubahan struktur organisasi. Sedangkan
perubahan teknologi yang dimaksud adalah proses pekerjaan, metode-metode dan
perlengkapan organisasi.
101
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada perencanaan strategis
pemodelan enterprise architecture (EA) di Sub Bagian Keuangan BPPD Aceh,
Maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain yaitu:
1. Hasil yang diperoleh dari arsitektur sistem informasi terdiri dari 21 entitas
data dari 7 fungsi bisnis dan 14 aplikasi diimplementasikan dalam jangka
waktu 3 tahun.
2. Model Enterprise Architecture (EA) yang terbentuk dapat digunakan
sebagai panduan pengelolaan SI/TI pada Sub Bagian Keuangan dan
khususnya untuk BPPD Aceh.
3. Arsitektur teknologi yang berkenaan dengan rancangan topology jaringan
sudah mewakili kondisi saat ini dan pengembangan 3 tahun ke depan.
4. Arsitektur aplikasi saat ini menggunakan platform yang berbeda-beda,
sehingga harus dilakukan pergantian secara keseluruhan untuk menjamin
integritas SI yang akan dibangun.
5. Perencanaan strategis pemodelan bisnis Sub Bagian Keuangan BPPD
Aceh memiliki aktivitas utama yaitu PBAP, PSPM, dan PV, sedangkan
aktivitas pendukung meliputi MK, STI, MA dan MSP.
102
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis dalam rangka pengembangan
penelitian ini, yaitu:
1. Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang akan
dilakukan di Sub Bagian Keuangan harus mendapatkan dukungan dan
komitmen bersama di level stakeholder manajemen dalam
pengembangannya.
2. Pengembangan aplikasi harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan
tahapan implementasi yang telah disusun.
3. Tatakelola TIK harus diawali dari pembentukan komite TIK oleh
pimpinan hal ini sesuai dengan pedoman umum TIK Nasional.
4. Untuk mendapatkan model arsitektur enterprise yang lebih lengkap harus
dilakukan penelitian lebih lanjut pada tiap tahapannya.
5. Harus adanya menambahan SDM TIK atau melakukan pelatihan kepada
SDM yang ada untuk dijadikan SDM yang ahli dalam bidang TIK.
103
Lampiran 1 Diagram Aktivitas Fungsi PBAP
104
Lampiran 2 Diagram Aktivitas Fungsi PSPM
105
Lampiran 3 Diagram Aktivitas Fungsi PV
106
Lampiran 4 Diagram Aktivitas Fungsi MK
107
Lampiran 5 Diagram Aktivitas Fungsi STI
108
Lampiran 6 Diagram Aktivitas Fungsi MA
109
Lampiran 7 Diagram Aktivitas Fungsi MSP
110
Lampiran 8 Roadmap urutan implementasi aplikasi
Tahap I
Aplikasi
Jaringan Bersama
Aplikasi
Evaluasi PSPM
Aplikasi
Kegiatan
Aplikasi
Bersama MA
2013
Tahap II
Aplikasi Sistem
Informasi Keuangan
Aplikasi
Bahan Masuk
Aplikasi Basis Data
Berbasis WEB
Aplikasi
Administrasi PSPM
2014
Tahap III
Aplikasi
Pembukuan
Aplikasi
Pelaporan
Aplikasi Adminitrasi
Staf Pendamping
Aplikasi
Administrasi Arsip
2015
Aplikasi
Investasi
111
FORMULIR SURVEY KONDISI EKSISTING
Organisasi :
Nama Responden :
Jabatan Responden :
E-mail :
PERTANYAAN
1. Visi dan Misi Organisasi :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Sasaran :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Tujuan :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
112
4. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Jenis Pekerjaan atau layanan yang diberikan :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
6. Apakah jenis pekerjaan atau layanan yang diberikan mengacu pada SOP :
Ya Tidak
7. Jumlah Pegawai dalam organisasi :
Kepala Badan : ……..orang Koordinator : ……orang
Wakil Kepala : ……..orang Staf : …….orang
Kabid : ……..orang Staf : …….orang
Kasubbag : ……..orang Staf : …….orang
Bendahara : ……..orang Staf : …….orang
8. Berapa jumlah pegawai yang memahami tentang Komputer :
Software : ……….. orang
Hardware : ……….. orang
Jaringan : ……….. orang
Interent : ……….. orang
9. Apakah jumlah komputer yang dimiliki sudah mencukupi ?
113
Sudah Belum
Bila belum, jenis dan berapa jumlah yang masih dibutuhkan
PC Client : …….. unit PC Server : ………..unit Note book : …. unit
10. Didalam mendukung visi dan misi, apakahmasih dibutuhkan adanya software
aplikasi tambahan ?
Ya Tidak
11. Bila ya, software aplikasi apa yang dibutuhkan ?
Sebutkan :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
12. Apakah instansi yang bapak/ibu pimpin mempunyai peraturan siapa saja yang
dapat menggunakan komputer?
Ya Tidak
13. Apakah organisasi bapak/ibu sudah mempunyai bagian/bidang organisasi
yang bertanggungjawab dalam memelihara penggunaan komputer dan
internet?
Ya Tidak
14. Apakah organisasi bapak/ibu mempunyai staf pegawai yang kompeten dalam
penggunaan komputer dan internet?
Ya Tidak
15. Jika ya, berapa jumlah pegawai tersebut? ………orang
16. Apa saja tugas staf bagian Teknologi Informasi tersebut ?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
114
Demikian isian kuisener mengenai TIK dan instansi kami, data dan informasi
dalam kuisener ini merupakan kondisi terakhir pada instansi kami, seluruh isian
dalam kuisener ini dapat kami pertanggung jawabkan,akhir kata semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Banda Aceh,
………………………
Responden;
…………………………………