JN GUIDE TOBASA

12

description

TABLOID PARIWISATA

Transcript of JN GUIDE TOBASA

Dari RedaksiDari RedaksiDari RedaksiDari RedaksiDari Redaksi

PENERBIT:

PT JARRAK BAHTERA MEDIAAkta No.271

Tanggal 31 Desember 2010Notaris: Darmaji

PENDIRI:I Putu Sudiartana SE MBA

John K Nahadin SH

DEWAN PENASIHAT:I Nyoman Antana

DEWAN REDAKSI:I Putu Sudiartana SE, MBA, John K

Nahadin SH, I Putu Gede Suartana SE,Sapto Adiwiloso SH, Bambang Priambodo

S.Sos.

PEMIMPIN UMUM:I Putu Sudiartana SE , MBA

PEMIMPIN REDAKSI:Sapto Adiwiloso SH

REDAKTUR PELAKSANA:Kushala

STAF REDAKSI:Tenggo PaskanelaErwin Sarifuddin

SEKRETARIS REDAKSI:Novi Yanti Muchlis

DESAIN/ILUSTRATOR:Mas Bro

PEMIMPIN PERUSAHAAN:John Kelly Nahadin SH

WAKIL PEMIMPIN PERUSAHAAN:I Putu Gede Suartana SE

MARKETING:Erwin S

Tian

ALAMAT REDAKSI/IKLAN/SIRKULASI:Kayamas Residence

Jl.H.Muri Salim No.215 CiputatKota Tangerang Selatan - Banten

15419Telp: (021) 74702866Fax: (021) 74717913

Email: [email protected]

REKENING:Bank Mandiri

AC.No.1220010610619a/n

PT JARRAK BAHTERA MEDIA

Pesona Bangka Belitung Saya mendapat kiriman dua edisi JN Guide Edisi

Makassar dan Manggarai Timur. Tampilannya cukupmenawan kendati dikemas dalam bentuk tabloid penuhwarna (full colour). Alangkah bagus lagi jika JN Guidediubah tampilannya dalam format majalah yang berukurankecil agar bisa dibawa dan dibaca dimana pun.

Selain itu saya juga berharap, redaksi dapatmenampilkan potensi wisata di Bangka Belitung (Babel).Selama ini saya baru melihatnya melalui film layar lebaryang cukup monumental “Laskar Pelangi”. Tak hanya ituada beberapa penyanyi juga yang video klip-nya berlatarpesona alam di Bangka Belitung. Saya sendiri ingin sekalipergi ke sana tetapi waktunya belum ada. Karena itu sayaberharap informasi terkait obyek wisata di Babel juga bisasaya dapatkan melalui tabloid JN Guide

Itu dulu usul saya, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Wed Widayati Jl.Kanfer Utara II/24Semarang

Promosi Wisata Daerah Terpencil Membaca JN Guide Edisi Khusus Manggarai Timur,

saya menjadi kagum dan bangga dengan kekayaanwisata dan budaya yang ada di Tanah Air. Hebatnya lagi,potensi itu tersebar di seluruh wilayah, termasuk diKabupaten Manggarai Timur yang masih tergolongsebagai kabupaten baru, namun potensi di sektorpariwisata dan budaya, sungguh luar biasa.

Karena itu saya sangat menyambut baik upaya redaksiuntuk terus mempromosikan potensi pariwisata danbudaya di daerah-daerah terpencil yang cenderungmasih sangat alami. Berkat JN Guide pulalah saya bisamendapatkan informasi tentang hal itu. Semohaeksistensinya dapat tetap terjaga dan berguna bagimasyarakat pembacanya.

Hj. Nani Sutiani S.KmRSUD Majenang Cilacap

JN Guide Dalam TJN Guide Dalam TJN Guide Dalam TJN Guide Dalam TJN Guide Dalam Tayangan Onlineayangan Onlineayangan Onlineayangan Onlineayangan Online

ACEH: M. Darwis, SE, AK (Kepala Perwakilan), MukhsinYunus, Muhardi, M. Herizal, SP, BIRO KOTA LANGSA:Heriadi (Kabiro), Muhammad Jafar, Muzakir, BIRO LHOKSEUMAWE:Devi Ariandi (Kabiro), FitriDiniChairumi, FahruRozi, Zakaria Ismail, Ilyas Abdullah, Mursit, Suwandris, Yusmadi,AR, BIRO PIDIE:RamliMusa,S.Sos (Kabiro), Abubakar Ali, Yudhiansyah,DediSuryadi, T. MeurahSyahrizal, BIRO ACEH TENGAH:Hidayat (Kabiro), BIRO KOTA SUBULUSSALAM:Iskandar (Kabiro), M. Syahrial, NurMiana, BIROACEH TAMIANG:Matsum(Kabiro), Kamal Faisal, Suparman, Hartono, BIRO SIMEULUE: Rusdiadi (Kabiro), Riswandi Sadat, Junaidi, BIRO BENER MERIAH: MukhlisSuryadiPura, SE (Kabiro), Mursit,Suwandris, BIRO BIREUN:Syarifuddin, SE, M.Hum, Ir.MahdiFuad, Mursal Abdullah, ST, BIRO ACEH SELATAN:DeniIrmansyah (Kabiro), Ir. Subiyono, Hendri Z, BANDA ACEH: RudiFadhli, SP (Kabiro), Hadi, SP; HidayatulRahman, SH, Muhazir, NeishaAqibtyaAyumi, Riswar, SP, BIRO ACEH UTARA:Ramadhan, ST (Kabiro), Rahmad, DediFeriadi, ST, ACEHTIMUR: Muhammad Adami A, Md (Kabiro), HasanudinPiah, T. Zamzami, RK, Munjir, Zainal Ibrahim, Tgk. Mahdi Abbas. BIRO GAYO LUES:Wintoni (Kabiro), HasanBasri, MustafaKamal, SUMUT: Donny PandapotanSimanjuntak, SE(Kepala Perwakilan), JATIM:Erman Andy Kesuma (KepalaPerwakilan), SULSEL: Andi Ali Imran Mappasonda, ST (KepalaPerwakilan), SULTRA: Imam Muslim, BALI: I WayanSumardika (KepalaPerwakilan), I NyomanSuartika, I NyomanNuarya, I GedeSuardana, KetutMudana, GustiNgurahSuradnya,AnakAgung Putra, KetutTika, BIRO JEMBRANA: PutuAriyasa (Kabiro) NTB:Sahnan (KepalaPerwakilan), Sunardi, Aria, BIRO LOMBOK: Made, NTT: Gabriel Y. Mboeik(KepalaPerwakilan), S. Julius Balu, BANTEN: Abdul Latief (KepalaPerwakilan), Leonardo Marbun, RahmatHidayat, Sumarna, Imam Mamduh, AchmadIrfanHadiyana, BANGKABELITUNG: ZulFitri (KepalaPerwakilan), SULUT: Drs. Jimmy H. Senduk (KepalaPerwakilan).

PERWAKILAN

Banyaknya permintaan yang masuk di redaksi JarrakNusa (JN) Guide agar eksistensinya tetap terjaga,maka perlu dibuat penerbitan berkalanya setiap

dua minggu sekali di www.jarrakonline.com dalam bentuke-book.

Upaya tersebut dilakukan agar masyarakat pembaca,khususnya peminat pariwisata dan budaya dapat terusmelihat keberagaman budaya serta potensi pariwisatadi seluruh Tanah Air. Hal ini dimaksudkan gunameningkatkan arus kunjungan wisata di seluruh TanahAir.

Permintaan tersebut langsung kami respons. Kamipun segera melakukan konsolidasi ke jajaran redaksiguna memenuhi keinginan pembaca tersebut. Kerjasama juga kami jalin dengan perwakilan-perwakilan kamiyang tersebar di beberapa daerah. Juga dengan paraKepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagailangkah awal untuk menjalin kerja sama lebih lanjut,sebagaimana kami lakukan dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa TenggaraTimur (NTT) cq. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat.

Karena itu menjadi kebahagiaan kami, jika kehadiran JN Guide setidaknya dapat memberikan informasi tentangpotensi budaya dan pariwisata di suatu daerah, sekaligus bermanfaat sebagai panduan wisata sebagaimana yangkami idam-idamkan. Kami sadar akan banyaknya kekurangan di sana-sini. Menyadari akan hal itu, maka kritik dansaran yang membangun sangat kami nantikan.

Sebagai langkah pertama, kami bermaksud memunculkan kembali hasil liputan langsung kami di KabupatenToba Samosir (Tobasa) yang pernah kami terbitkan pada JARRAK NUSA Edisi Oktober – November 2011.

Pemikiran yang mendasari hal itu tak lain karena Obyek Wisata Danau Toba merupakan salah satu dari 16Destinasi Wisata yang telah ditetapkan pemerintah. Tentu saja sebagai media massa yang fokus penyajiannya padasektor tersebut, kami terpanggil untuk menyosialisasikan kepada seluruh pembaca www.jarrakonline.com sebagaisalah satu bagian dari media massa yang berada di bawah PT Jarrak Bahtera Media.

Selain itu, kami juga perlu mengetengahkan kembali adat-istiadat yang sudah berlaku secara turun temurun dikalangan masyarakat Batak, jauh sebelum agama-agama masuk ke Tobasa yakni adanya kepercayaan masyarakatsetempat yang disebut dengan Parmalim. Konon di daerah inilah kepercayaan itu berasal. Upaya ini juga sekaligusuntuk menggali kembali potensi budaya yang kian terlupakan. Semoga sajian ini juga memberi manfaat bagi pembaca.Selamat membaca.**

Surat Pembaca:

Arus kunjungan wisata ke Danau Toba di SumateraUtara (Sumut) sempat mengalami masa-masakejayaan, sebelum maraknya teror bom. Begitu

teror bom melanda negeri ini, obyek wisata yang kinidimiliki tujuh kabupaten itu pun ikut terpuruk. Jika obyekwisata di Bali segera mendapatkan pemulihan, setelahmendapat serangan Bom Bali I & II, tidak demikian denganDanau Toba.

Obyek wisata Danau Toba memang tidak mendapatserangan bom, tetapi travel warning yang sempatdiberlakukan di obyek wisata tersebut, melumpuhkanarus kunjungan wisata. Hotel-hotel sepi penghuni.Kondisi Danau Toba kini memprihatinkan, selain sepipengunjung, kondisinya kurang terawat, limbahnyabahkan telah mengubah warna air dari jernih menjadikeruh.

Tujuh Pemerintah Daerah (Pemkab) yakni TobaSamosir (Tobasa), Humbang Hasundutan (Humbahas),Tanah Karo, Simalungun, Dairi, Samosir dan TapanuliUtara (Taput) tak berdaya untuk mengembangkannya,karena terkendala infrastruktur yang ada.

Jalan trans nasional yang menghubungkan Medansebagai ibukota provinsi dengan beberapa kabupatentersebut, mengalami kerusakan. Sementara jalan-jalanbaru menuju obyek wisata di masing-masing kabupatenpun tak mampu dibangun. Keterbatasan dana menjadikendala utama.

Konsentrasi utama pembangunan kepariwisataan diera otonomi daerah yang masih memfokuskan diKawasan Jawa-Bali, ikut memperkeruh keadaan. DanauToba kini seperti danau mati yang kurangdiminati.Akibatnya, investor sulit didatangkan. Para inves-tor lebih memilih kawasan-kawasan yang telah memilikisarana penunjang, terutama sarana yang mampumenarik pasar untuk berkunjung.

Selain pembangunan fasilitas yang tidak seimbang,lemahnya investasi pariwisata di daerah, juga akibat darilemahnya kebijakan pemerintah daerah di bidangpariwisata.

Tidak dapat dipungkiri pula rentannya keamanan didaerah-daerah timur Indonesia, seperti Kabupaten Poso,di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua,juga memberikan dampak pada rendahnya investasipariwisata di Danau Toba.

Tak sedikit upaya yang telah dilakukan ketujuhkabupaten itu, dalam membangkitkan gairahpembangunan di sektor pariwisata tersebut, Namun lagi-

Pariwisata Danau Pariwisata Danau Pariwisata Danau Pariwisata Danau Pariwisata Danau TTTTToba Haruskanoba Haruskanoba Haruskanoba Haruskanoba HaruskanDibiarkan Dibiarkan Dibiarkan Dibiarkan Dibiarkan TTTTTerus erus erus erus erus TTTTTererererertidur?tidur?tidur?tidur?tidur?

LAPORAN UTAMA: Halaman 4-5

Mengupas potensi pariwisata Danau Toba,khususnya di wilayah Toba Samosir (Tobasa) yangterkendala banyak hal. Bagaimana upaya Pemdasetempat dalam menarik kembali wisatawan kedaerah tersebut.

PESONA: Halaman 6-7

Museum Batak “TB Silalahi Center” merupakanpusat studi sejarah Batak yang menyatukan enampuak (sub-etnis) Batak. Dengan mengunjungi Mu-seum tersebut, pengunjung tak hanya dapatmempelajari sejarah masyarakat Batak tetapi jugadapat menikmati keindahan Danau Toba dariketinggian sebuah bukit.

BUDAYA: Halaman 8-9

Parmalim diyakini sebagai kepercayaan asli sukuBatak, jauh sebelum agama-agama masuk keranah Batak. Kepercayaan itu berlangsung secaraturun temurun dan upacara-upacara ritualnyapunmasih berlangsung hingga kini. Arus modernisasiyang masuk seakan-akan menenggelamkan adat-istiadat tersebut.

INFO WISATA hal 10

PARIWARA hal 11

COVER halaman 12

Indeks

Editorial

3

lagi hanya sebatas menyimpan asa.Bagaimana tidak, jalan menuju obyek wisata di tujuh

kabupaten itu masih mengandalkan jalan trans Sumaterayang kondisinya memburuk karena tak ada biaya untukperbaikan. Pengadaan jalan baru termasuk jalan bebashambatan, juga masih sebatas angan.

Sarana penerbangan juga masih sangat minim.Masing-masing kabupaten belum memiliki bandara yangrepresentatif. Contoh Kabupaten Toba Samosir (Tobasa),saat ini telah memiliki Bandara Sibisa di Ajibata yangberjarak sekitar 60 kilometer dari Balige, Ibukota Tobasa.

Namun, pengembangannya jauh tertinggal dibandingBandara Silangit yang terletak di Tarutung, IbukotaTapanuli Utara (Taput). Pasalnya, jarak tempuh dariBalige-Tarutung hanya butuh waktu sekitar 30 menit.Sedang Balige-Ajibata butuh waktu satu jam lebih.

Demikian juga dengan landas pacu yang dimilikimasing-masing bandara, sangat jauh berbeda. JikaBandara Sibisa panjang landas pacunya hanya 750 meterdan hanya bisa didarati pesawat kecil, tetapi BandaraSilangit sudah bisa didarati Pesawat Beoing 737. Pintumasuk ke Kabupaten Humbang Hasundutan(Humbahas) pun sangat tergantung pada keberadaanBandara Silangit. Dengan demikian setidaknya ada tigakabupaten yang berkompeten terhadap bandara tersebut.

Hal ini membawa konsekwensi adanya peningkatansarana jalan darat yang menghubungkan Tarutung-Baligedan Tarutung-Doloksanggul, ibukota Humbahas. Jugadiperlukan kemudahan sarana transportasi darat yanglebih memadai.

Karena itu, untuk merumuskannya, ketiga kabupatentersebut harus duduk bersama mengatasi kendala-kendala yang ada, termasuk mendorong pemerintah,khususnya Direktorat Perhubungan Udara, KementerianPerhubungan untuk menambah frekuensi penerbangandari dan ke Tarutung.

Ini baru dari sisi infrastruktur penerbangan.Bagaimana dengan pengembangan obyek wisataDanau Toba itu sendiri? Ini persoalan besarnya. Selamaini para pihak (kepala daerah dari tujuh kabupaten disekitar Danau Toba) sudah saling bersinergi dalammerumuskan konsep pengembangannya. Melalui LakeToba Regional Management (LTRM) yang difasilitasiKementerian Pembangunan Daerah Tertinggal merekamencoba merangkai asa membangkitkan kembali masa-sama kejayaan pariwisata Danau Toba.

Mereka juga telah menjalin sinergitas dengan badan-

badan terkait yang menangangi Danau Toba sepertiBKPEKDT (Badan Koordinasi Pengawasan Ekosistemkawasan danau Toba). Pemerintah Provinsi SumateraUtara sendiri tak sedikit upayanya dalam mendorongpengembangan kawasan pariwisata Danau Toba, namunjika semuanya hanya bergaung di tingkat regional, makasulit kiranya harapan tersebut diwujudkan.

Sinergitas antarkementerian, khususnya KementerianBudaya dan Pariwisata serta Kementerian PekerjaanUmum (karena menyangkut aspek pembangunaninfrastruktur) juga sangat diperlukan dalammenggairahkan kembali sektor pembangunan pariwisatadi Danau Toba.

Sudah saatnya sektor pariwisata dikembangkan diluar Jawa dan Bali. Potensi pariwisata khususnya diSumatera Utara sangat menjanjikan. Termasuk DanauToba, meski kini kondisinya sangat memprihatinkan,namun pesonanya tetap menjanjikan. Kini tinggalbagaimana pemerintah mau memalingkan perhatian dandukungannya dalam pengembangan obyek wisata yangsudah dikenal dunia itu.

Potensi Pariwisata Danau Toba dengankeberagaman budaya dan adat istiadatnya adalah asetyang harus dilestarikan, bukan saja bagi masyarakat Bataktetapi kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia.Sebab itu juga bagian dari Bhineka Tunggal Ika. Karenaitu solusinya, seluruh stakeholder, pemerintah dariberbagai tingkatannya juga para wakil rakyat terkait, dudukbersama untuk memecahkan persoalan dan kendalayang ada.Tidak ada yang tidak bisa jika para pihak tersebutsaling bahu membahu, dengan melihat Indonesia kedepan yang lebih baik. Dengan demikian makaegosentrisme yang ada, sudah saatnya ditanggalkan.**

foto : istimewa

Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) di ProvinsiSumatera Utara (Sumut) memiliki potensipariwisata yang sangat besar, termasuk dalam

mengembangkan obyek wisata Danau Toba, yang kinimenjadi salah satu bagian dari wilayahnya. Namundemikian, untuk bisa mendatangkan lebih banyak lagiwisatawan ke wilayah tersebut, dinas terkait tengahmenggali dan mempromosikan obyek wisata lainnya.

Salah satu upaya yang tengah dilakukan adalahmenghidupkan kembali kepercayaan asli masyarakatBatak yang dikenal dengan Parmalim.

Langkah yang telah digali Wakil Bupati Tobasa, Lib-erty Pasaribu itu patut mendapat sokongan dari dinasterkait. Pasalnya, upacara ritual yang masih kerapdijalankan pemeluk kepercayaan tersebut bahkan dapatdijadikan kalender event pesta budaya di wilayah yangkonon merupakan cikal bakal lahirnya kepercayaantersebut.

Hal ini sesuai dengan ajuran yang disampaikan In-donesia Ecotourism Network (Indecon), Ary Suhandibeberapa waktu lalu bahwa sasaran dan kegiatanpariwisata di kabupaten berpenduduk sekitar 175.277jiwa itu harus disusun dengan menerapkan standarpengelolaan yang sesuai visi pengembangan pariwisataberkelanjutan. Ia menambahkan standar pengelolaanyang berkelanjutan itu sesuai karakter dan budayamasyarakat Batak.

Meski demikian, pihaknya tak bermaksudmengabaikan pengembangan obyek wisata Danau Toba.Pengembangan tetap dilakukan dengan menjalinsinergitas dengan enam kabupaten lain yang jugamemiliki akses kepentingan terhadap Danau Toba yakniTapanuli Utara (Taput), Humbang Hasundutan(Humbahas), Tanah Karo, Simalungun, Samosir danDairi.

Upaya Pemerintah Daerah (Pemda) Tobasa itumendapat sambutan Lauren Gultom, dari BadanPerencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) ProvinsiSumatera Utara. yang ditemui di Kantor KementerianPekerjaan Umum, Jakarta, Jumat (16/09/11) mengatakan,sudah saatnya Tobasa mengembangkan aset wisatabudaya yang dimilikinya.

Pemda Tobasa katanya, bersyukur kini memiliki Mu-seum Batak TB Center, namun kebanggan itu hendaknyatidak berhenti hanya di situ saja. Menurutnya, Pemdaharus lebih pro aktif menggali kembali aset budaya yangdimiliki, seperti Parmalim, juga mengembangkankembali obyek wisata “Batu Pengadilan” di Desa Ambaritadi Sianlaga. Obyek wisata tersebut tambahnya, tidakpernah dimodernisir. Akses menuju ke lokasi pun tidakdidukung.

Obyek wisata tersebut sarat dengan adat istiadat SukuBatak pada jaman dulu. Seiring dengan itu, pembangunansarana akomodasi juga harus disesuaikan dengankebutuhan.

Lauren menegaskan, Tobasa belum memerlukanhotel berbintang. Yang dibutuhkan menurutnya adalahpembangunan cotage-cotage yang arsitekturnyadisesuaikan pula dengan tradisi-tradisi suku Batak.

Selain mengandalkan wisata budaya, Tobasa jugamemiliki obyek wisata alam yang potensial untukditawarkan kepada wisatawan seperti air terjun Batumaatyang merupakan mata air Aek Halian, sungai yangmembelah Kota Balige. Juga terdapat obyek wisata rohaniMakam IL Nomensen di Sigumpar, obyek wisata LumbanSilitong yang cukup potensial untuk dikembangkanmenjadi daya tarik wisata di kabupaten tersebut.

“Alam Tobasa masih sangat perawan, karena itupenanganannya juga harus lembut dan tetap menjunjungnilai kearifan lokal yang masih terjaga sampai saat ini,”ujarnya.

Ia juga mengingatkan, masyarakat Tobasa masihsangat primordialism. Karena itu, untuk membanguninfrastruktur, harus melibatkan tokoh-tokoh adatsetempat, khususnya saat melakukan pembebasantanah. Maklum, katanya, tanah di wilayah tersebutmerupakan tanah hak ulayat.

Lauren mengakui, akses jalan merupakan kendalautama dalam mengembangkan potensi pariwisata ditanah kelahirannya itu. “Jika perlu bangun jalan bebashambatan dari Medan – Pematang Siantar. Juga Medan-Parapat. Yang sudah ada Medan – Tebingtinggi,” ujarnya.

Lauren menegaskan kontur alamnya yang berbukit-bukit bukanlah hambatan untuk membangun jalan bebas

TOBASA

TTTTTak Hanya Andalkak Hanya Andalkak Hanya Andalkak Hanya Andalkak Hanya Andalkan Danau Tan Danau Tan Danau Tan Danau Tan Danau Tobaobaobaobaobahambatan tersebut. “Secara teknologi, tidak ada yang tidakmungkin. Ini hanya persoalan biaya saja,” tambahnya.

Harus diakui, infrastruktur menjadi kendala utamapengembangan pariwisata Danau Toba. Padahal obyekpariwisata yang sempat mendunia itu masih sangatpotensial untuk dikembangkan. Untuk mengembalikanmasa kejayaannya, butuh komitmen dan dukunganbanyak pihak.

Liberty Pasaribu mengatakan, arus kunjungan wisatake Danau Toba sebelum maraknya teror bom, sempatbooming. Hotel-hotel tumbuh bak jamur di musim hujan.Pada saat itu, hotel di Tobasa yang berjumlah sekitar 10buah, 1 losmen dan 2 wisma selalu kebanjiran wisatawandomestik maupun mancanegara khususnya Singapuradan Malaysia. “Namun kini, sarana akomodasi tersebut,sepi pengunjung,” katanya.

Senada dengan Liberty, Robert Pardede, KepalaDinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tobasayang ditemui media ini beberapa waktu lalu di Baligemengakui banyaknya kendala yang dihadapi dalammengembangkan obyek wisata Danau Toba yang masukdalam wilayah Kabupaten Tobasa.

“Untuk membenahi keramba-keramba yang ada diDanau Toba saja butuh pembahasan bersama dengankabupaten tetangga. Pasalnya Danau Toba tak memilikibatas-batas wilayah yang tegas seperti laut. Kerambatersebut masuk wilayah mana dan menjadi urusan siapa,apakah ini memang menyatu dengan kawasanpariwisata,” ujarnya saat itu.

Karena itu, pihaknya kini lebih memfokuskanpengembangan pada obyek-obyek wisata yang di luarDanau Toba. Misalnya, pengembangan obyek wisatarohani yang dikenal dengan “Taman Eden”. Agro wisatarohani ini terletak di Desa Lumban Rang, KecamatanLumban Julu (16 km dari Parapat dan 40 km dari Balige).

Selain itu katanya, Tobasa juga memiliki MuseumBatak TB Silalahi Center yang sangat potensial dijadikansebagai obyek wisata sejarah atau pendidikan karena dimuseum yang dibangun sesepuh masyarakat Tobasa,Letjen (purn) TB Silalahi itu.

Ada sekitar 1.000 koleksi artefak budaya Batak danpeninggalan sejarah dari 6 puak Batak, yaitu: Karo, Toba,Simalungun, Pakpak, Angkola, dan Mandailing. Keenampuak Batak tersebut katanya, secara sosial-kulturalmemiliki peran penting dalam memecahkan berbagaimasalah yang terjadi di wilayah desanya. Di sinipengunjung juga dapat menyusuri catatan hidup Letjen(Purn). Dr. TB Silalahi. (Baca: “Menelusuri Jejak NenekMoyang Batak di Museum TB Silalahi Center).

Untuk itu pihaknya berupaya mencari terobosandalam mempromosikan obyek wisata non-Danau Tobadengan memperkuat eksistensi cagar budaya denganmenggandeng Lembaga Pemberdayaan Masyarakat(LPM) Universitas Sumatera Utara (USU). Tak hanya itu.Pihaknya juga tengah mengembangkan obyek wisataalam dan wisata adventure (petualangan) seperti arungjeram, dan sebagainya.**Sapto/Donny PS

Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) tak hanya memiliki sebagian dari wilayahDanau Toba. Tetapi juga menyimpan potensi wisata budaya dan sejarah yang

cukup menjanjikan.

Robert Pardede,

Laporan Utama

5

Dari tepian dermaga Lumban Silitong,Semenanjung Aek Nalas yang terletak di sebuahperbukitan, nampak begitu menggoda untuk

dikunjungi. Temaran senja yang tersembul dari balik bukit,menambah keindahan tersendiri.

Semenanjung Aek Nalas merupakan sebagianwilayah Kabupaten Tobasa yang menjorok ke DanauToba. Lokasi tersebut belum digarap secara seriussebagai obyek wisata. Meski sebenarnya sangatpotensial untuk dikembangkan sebagai obyek wisataalam.

Tak hanya itu. Kawasan tersebut juga memiliki tingkatkemiringan yang tidak tajam. Karena itu, sangat sesuaibagi pembangunan cotage maupun resort. Pasalnya, darilokasi tersebut keindahan Kota balige, khususnya KantorBupati Balige, Museum TB Center yang terletak di atasbukit dapat terlihat dengan jelas. Demikian jugasebaliknya. Sayangnya, infrastruktur jalan menuju kesemenanjung tersebut, belum tergarap.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tobasa,Ferdinand mengakui belum adanya sarana jalan yangterhubung secara langsung dari Balige, ibukotaKabupaten Tobasa menuju semenanjung tersebut.

Menurutnya, sarana jalan yang tersedia dari Balige –Desa Gaol. Sedang dari Desa Gaol menuju semenanjungmasih berupa jalan tanah. Ferdinand menambahkan,Balige – Semenanjung Aek Nalas berjarak 22 kilometer.Lokasi tersebut dapat ditempuh melalui Porsea – Uluwan.

“Dari Uluwan ke Desa Gaol masih ada jalan daratyang bisa dilalui kendaraan roda empat, meski kondisinyatidak terlalu bagus. Tetapi dari Desa Gaol -Siregar Aek

SEMENANJUNG SIREGAR AEK NALAS

Obyek Wisata PObyek Wisata PObyek Wisata PObyek Wisata PObyek Wisata Potensial di Totensial di Totensial di Totensial di Totensial di Tobasaobasaobasaobasaobasa

Nalas belum ada sarana jalan,” ujarnya.Sedang Joni Hutajulu, Kepala Bagian Perekonomian

Kabupaten Tobasa kepada JN Guide di Balige, Sabtu(10/09/11) melihat potensialnya kawasan semenanjungSiregar Aek Nalas.

Menurutnya, kendala infrastruktur jalan darat itu dapatdiatasi dengan mencari alternatif lain yakni denganmemaksimalkan sarana angkutan danau dari DermagaLumban Silitong menuju Semenanjung Aek Nalas atausebaliknya.

Disamping itu katanya, tidak tertutup kemungkinandibangunnya kereta gantung dari Museum TB SilalahiCenter ke semenanjung tersebut. “Secara teknologi halitu sangat dimungkinkan,” katanya.

Senada dengan Joni, Rahmat Manullang SE, WakilKetua DPRD Kabupaten Tobasa di KementerianPekerjaan Umum, Jakarta, Sabtu (10/09/11) mengatakan,kawasan Siregar Aek Nalas sangat prospektif bagipengembangan pariwisata di wilayahnya. Karena itu,pihaknya akan mendukung penyusunan Rencana IndukPariwisata Daerah (RIPDA) yang mengacu pada perdatentang Penataan Ruang. Rancangan Perda (Raperda)Penatatan Ruang sendiri sampai saat ini masihdisosialisasikan di tingkat pusat (kementerian).

Menurut politisi muda Partai Demokrat itu, kawasanSiregar Aek Nalas, disamping memiliki pemandanganyang asri juga memiliki keunikan yang tidak terdapat didaerah lain. Misalnya air Danu Toba di sekitar kawasanitu terdiri atas air dingin dan panas.

Manulang menyadari membangun kawasan wisatadi Danau Toba, khususnya di kawasan Siregar Aek Nalas,

Semenanjung Siregar Aek Nalas yang masih merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tobasa, sangatpotensial untuk dikembangkan sebagai obyek wisata alam.

Joni Hutajulu

butuh dana besar. “Tidak cukup hanya ratusan juta,”katanya. Aspek lain yang tidak bisa diabaikan dalampembangunan kawasan pariwisata baru adalahmembangun masyarakat sekitar yang sadar wisata.

Menurutnya, ini bukan hanya butuh biaya besar tetapijuga sosialisasi yang cukup panjang. Masyarakat katanya,harus diberdayakan secara ekonomi terlebih dulu agartidak mengganggu proses pengelolaannya. Iamenyontohkan, di kawasan wisata Parapat, banyakwarga yang masih belum sadar wisata.

“Dalam menawarkan sesuatu, jangankah kepadaturis mancanegara, kepada kita pun masih seringmemaksa dan dikejar-kejar,” katanya. Jika masyarakat disekitarnya tidak diberdayakan, ia khawatir situasisemacam itu pun akan terjadi di wilayahnya, sehinggawisatawan enggan datang.

Meski demikian, selaku wakil rakyat, Manulang akanberupaya semaksimal mungkin melakukan pendekatankepada masyarakat Tobasa, mendukung pemerintahdaerah dalam mendatangkan investor ke wilayahnya.

“Sebagai wakil rakyat tentu saja kami akan melihatdulu tujuan jangka panjang dari setiap investasi yangmasuk, prospeknya ke depan bagaimana, selanjutnyakami memberikan masukan kepada pemda danmerekalah yang menerbitkan perijinannya,” katanya. Yangpasti katanya, setiap investasi yang masuk ke wilayahnyaharus dijamin keamanannya. “Siapa sih yang tidak ingindaerahnya maju,” tegasnya.

Lagu O, Tano Batak yang dinyanyikan Victor Hutabaratmengiringi langkah kami saat memasuki MuseumBatak TB Silalahi Center. Museum yang terletak di

Jalan Pagar Batu, Desa Silalahi, Kecamatan Balige,Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara itu dibangunguna menyatukan enam puak (sub-etnis) Batak yang adadi provinsi tersebut. Yakni Batak Toba, Simalungun,Mandailing, Angkola, Pakpak dan Karo.

Di balik pintu loket masuk, sebuah gedung megahdan modern berdiri kokoh menyambut kedatangan setiappengunjung. Sebuah helikopter dan patung Pak TB,sapaan akrab jenderal bintang tiga yang sukses menitikariernya militernya itu mengawali perjalanan kamimenuju ruang museum.

Di ruang Museum Jejak Langkah dan Sejarah TBSilalahi, pengunjung disuguhkan rangkaian sejarahpanjang TB Silalahi mulai dari masa kanak-kanak hinggakesuksesannya dalam meniti karier militernya sertakegiatan-kegiatan yang pernah dilaksanakan hingga kini.Di ruang museum tersebut, pengunjung dapat mengenallebih dekat sosok Pak TB yang dikenal memiliki karakterkuat dan baik, disiplin keras, pantang menyerah danpemberani.

Sebuah pembelajaran bagi generasi muda Batakuntuk menyadari bahwa tidak ada kesuksesan yang

Menelusuri Jejak Nenek Moyang Batakdi Museum TB Silalahi Center

datang dengan tiba-tiba. Juga mewariskan pemahamanbahwa kemiskinan tidak pernah menjadi penghalanguntuk meraih sukses.

Museum yang diresmikan Presiden Susilo BambangYudhoyono pada 18 Januari 2011 itu juga berfungsimenyimpan, memelihara dan memamerkan benda-benda peninggalan budaya Batak. Koleksi yang tersimpandi dalamnya merupakan benda-benda yang berkaitandengan kesenian, sistem religi, dan kepercayaan, sistemmata pencaarian serta teknologi.

Koleksi yang tersimpan di museum tersebut, berupabenda-benda artefak Batak yang dikelompokkanberdasarkan tema tertentu. Seperti yang berkaitandengan arsitektur, aksara dan sastra, karya seni, religidan upacara hingga peralatan sehari-hari yang dipakaiorang Batak.

Seperti Pustaha Batak yang berupa aksara atautulisan Batak tentang ramuan obat, umpasa, hukum(padan). Juga terdapat Piso Gaja Dompak yangmerupakan peninggalan Sisingamangaraja XII, salahseorang Pahlawan Nasional dari Tanah Batak yangmemiliki kesaktian. Disamping itu juga ada Debata Idup,sebuah ukiran kayu yang menggambarkan sosok dewakehidupan dalam kepercayaan Batak Kuno.

Teramat banyak benda-benda bersejarah yang tersaji

di museum tersebut. Hal ini menunjukkan betapaluhurnya budaya yang dimiliki masyarakat Batak sejakjaman nenek moyang hingga kini.

Di ruang lain, pengunjung disuguhkan seperangkatalat tenun, hasil tenun juga diorama pasangan pengantinyang mengenakan kain tenun dari enam puak. Masing-masing puak menyebutnya dengan istilah yang berbeda.Suku Batak Toba menamakannya ulos. Suku Batak karomenyebutnya uis. Sedang Suku batak Simalungun,Pakpak, Angola/Mandailing, masing –masingmenyebutnya hiou, oles dan abit.

Ulos bagi orang Batak melambangkan kehangatandan perlindungan jiwa penerimanya. Berdasarkan

Museum Batak TB Silalahi Center tak sekadar menjaga dan memeliharabudaya leluhur, tetapi juga bertujuan memberi motivasi dan inspirasiuntuk generasi muda. Inilah persembahan terbaik Letjen TNI Purn TB

Silalahi kepada tanah leluhurnya.

7

fungsinya ulos dibedakan menjadi dua fungsi utamayakni pakaian sehari-hari dan sebagai media dalamupacara adat.

Sesuai keterangan yang terdapat pada dinding mu-seum tekstil tersebut, ulos yang dikenakan kaum laki-laki terbagai atas tiga bagian yakni bagian atas yangdisebut bande-bande, bagian bawah disebut singkot danpenutup kepala yang dinamakan tali-tali.

Sedang ulos yang dikenakan kaum perempuan terdiridari enam bagian yakni haen (bagian bawah) hoba-hoba(penutup punggung), ampe-ampe (selendang), saong(penutup kepala). Jika mengendong anak, penutuppunggung disebut bohap-bohap. Dan alatpenggendongnya sendiri disebut parompa.

Keluar dari museum, pengunjung selain dapat menikmatipanorama Danau Toba juga dapat melihat kekayaan budayaBatak lainnya yang dinamakan Huta Batak, yakni sebuah areayang berisikan rumah tradisional Batak Toba yang berusiaratusan tahun. Tata letak bangunannya disusun mengikutibentuk perkampungan Batak Toba jaman dulu. Susunannyaadalah pagar bambu, hariara, kuburan batu, ulubalang.Kesemuanya merupakan merupakan komponen penting darihuta Batak yang dapat ditemukan di area tersebut.

Di area tersebut, pengunjung juga dapat melihat

rumah bolon (rumah besar). Keberadaan rumah bolontersebut menunjukkan betapa leluhur suku Batak jugaadalah seorang arsitek, tukang, dan seniman yang luarbiasa. Hal ini dibuktikan dengan desain yang begitu rumit,kokoh dan penuh ornamen ukiran (gorga) yangmembuktikan semangat kebersamaan para leluhur SukuBatak dalam membangun sebuah tempat tinggal. Nilaifilosofinya juga tinggi dan penuh makna.

Museum ini dilengkapi berbagai fasilitas modernseperti convention hall, gift shop&gallery, kolam renang,cafe n resto. Begitu berartinya museum ini bagi setiappengunjung yang datang, hingga Kepala DinasKebudayaan dan Pariwisata (Kadis Budpar) KabupatenToba Samosir, Robert Pardede dengan tegasnyamenyebut museum tersebut saat ini menjadi Icon dikabupaten yang berjarak 250 kilometer dari, Medan itu.

Tak berlebihan kiranya jika Kadis Budpar Tobasamenyebutnya seperti itu. Pasalnya, dari kompleks museumitulah, pengunjung juga dapat menikmati panorama indahDanau Toba dari ketinggiaan sebuah bukit yang menghijau.Hamparan sawah yang mulai menguning di latar depanmuseum, juga semakin membenamkan lamunan “Betapaindahnya Tanah Batak ini. O, Tano Batakhaholonganku........” Sapto Adiwiloso

PARMALIM

Agama Asli Suku BatakAgama Asli Suku BatakAgama Asli Suku BatakAgama Asli Suku BatakAgama Asli Suku Batak

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia dari ensiklopediabebas, Parmalim, adalah nama sebuah kepercayaanatau mungkin boleh dibilang agama yang terutama dianut

di provinsi Sumatra Utara. Agama Parmalim adalah agama aslisuku Batak.

Pimpinan Parmalim saat ini adalah Raja MarnangkokNaipospos. Agama ini bisa dikatakan merupakan sebuahkepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang tumbuh danberkembang di Tanah Air Indonesia sejak Dahulu Kala.

"Tuhan Debata Mulajadi Nabolon" adalah pencipta Manusia,Langit, Bumi dan segala isi alam semesta yang disembah oleh"Umat Ugamo Malim" (Parmalim).

Sementara komunitas Parmalim dalam sebuah website-nyamengatakan, Parmalin merupakan identitas pribadi, sementarakelembagaannya disebut Ugamo Malim. Pada masyarakatkebanyakan, Parmalim sebagai identitas pribadi itu lebih populerdari Ugamo Malim sebagai identitas lembaganya.

Sarat Perjuangan

Perjuangan bagi komunitas Parmalim adalah hal biasa.Pasalnya, pendahulunya dari awal dan akhir hidupnya selaludalam perjuangan. Hal itu dibuktikan dengan perjuanganSisingamangaraja, leluhur mereka yang berani menolakkehadiran kolonialisme Belanda. Pasalnya, kehadiran merekadinilai merusak tatanan kehidupan masyarakat adat dan budaya.

Masuknya kolonial Belanda dinilai telah berdampak negatifbagi terhadap tatanan kehidupan yang sudah ada. Merekamengatakan, menyusupnya kepercayaan baru telahmeninggalkan “Mulajadi Nabolon”

Perjuangan para penganut Parmalim tidak berakhir hinggaIndonesia kemerdekaan. Menurutnya, setelah “orang negeri”memegang tampuk kekuasaan tidak otomatis mendapatkankemerdekaan bagi kepercayaan yang diajarkanSisingamangaraja dan pengikutnya.

Bahkan hambatan semakin dahsyat, yang menyakitkan, inidatangnya bukan dari penjajah, tetapi dari warga negara yangsama-sama bahagia memperoleh kemerdekaan itu.

Dalam pemerintahan, penguasa negeri ini menghambatproses pengakuan terhadap “AJARAN HAMALIMOM”Sisingamangaraja dan pengikutnya yang melebur dalamParmalim.

Ini terjadi bertahun-tahun hingga dikeluarkannya Undang-undang No 23 Tahun 2006. Undang-undang ini memberikankesempatan kepada Parmalim untuk dicatatkan sebagai wargaNegara melalui kantor catatan sipil walau tidak diberi kesempatanmenuliskan identitas sebagai Parmalim di Kartu Tanda Penduduk.

Parmalim juga mengalami hambatan horizontal. Masyarakatkhususnya Batak masih menganggap Parmalim aliran yangsesat. Bahkan lembaga agama lainnya masih memberikanstigma buruk kepada Parmalim seperti tidak memiliki peradaban,belum mengenal jalan kebenaran Tuhan dan lain sebagainya.

Banyak generasi muda batak keheranan begitu seorangmemperkenalkan diri sebagai Parmalim. Upaya menyingkirkandan menindas seperti ini ditambah lagi dengan pernyataanbahwa Parmalim tidak mengakui adat Batak.

Para penganut Parmalim biasanya tidak akan menjawabtudingan hinaan dari masyarakat dan lembaga agama maupunintelektual yang menuliskan dalam buku sejarah atau sebuahjurnal.

Akibatnya, stikma itu makin pekat dan sulit dihapus. Tidakada kepentingan mereka menjernihkan pendapatnya yang mir-ing terhadap Parmalim karena dilatarbelakangi kepentingan dankebiasaan membicarakan sesuatu yang tidak jelas bagidirinya.**Sapto/Donny PS

Parmalim merupakan kepercayaan asli sukuBatak yang kian terlupakan setelah hadirnyaagama-agama lain. Keberadaannya sebagai

aset budaya yang sarat dengan ritual itu patutdilestarikan.

Parmalim diyakini sebagai agama/kepercayaannenek moyang Suku Batak yang sebagianbesarnya berdiam di Kabupaten Toba Samosir

(Tobasa), Provinsi Sumatera Utara. Karena itu,keberadaannya harus tetap terjaga.

Kabupaten Tobasa, memiliki nenek moyang yangmenganut kepercayaan Parmalim. Hingga kinipenganutnya masih ada. Banyak keunikan yang dimilikipenganut Parmalim saat menjalankan upacara ritual,seperti saat menggelar upacara sipahalima (upacarapengucapan syukur atas hasil panen yang melimpah).

Hal itu diungkapkan Liberty Pasaribu, Wakil BupatiTobasa saat ditemui JN Guide di kantornya, beberapawaktu lalu.

Liberty mengaku terobsesi untuk melestarikankepercayaan Parmalim itu sebagai salah aset budayadaerah yang dapat dijual ke wisatawan mancanegaramaupun domestik, selain tetap berniat untukmempromosikan Danau Toba yang kini menjadi salahsatu bagian dari wilayahnya.

Hal itu didasari beberapa alasan. Pertama, jikaobyeknya hanya menjual keindahan suatu danau, makapesaingnya cukup banyak karena tak sedikit pemerintahdaerah (Pemda) yang juga memiliki danau. Sebut sajamisalnya, Danau Tondano di Sulawesi Utara, DanauPoso di Sulawesi Tengah, Danau Singkarak di SumateraBarat dan sebagainya.

Kedua, Danau Toba kini dimiliki secara bersama-sama, tujuh kabupaten yang ada di Sumatera Utara yaknikabupaten Tobasa, Humbang Hasundutan (Humbahas)

LIBERTY PASARIBU-WAKIL BUPATI TOBASA

PPPPParmalim Parmalim Parmalim Parmalim Parmalim Perlu Dilestarikanerlu Dilestarikanerlu Dilestarikanerlu Dilestarikanerlu DilestarikanSebagai Aset BudayaSebagai Aset BudayaSebagai Aset BudayaSebagai Aset BudayaSebagai Aset Budaya

Tapanuli Utara (Taput), Dairi, Simalungun, Samosir danTanah Karo. Hal ini berarti untuk pengembangannyamaka tujuh kabupaten itu harus duduk bersama,bermusyawarah dalam mengatasi hambatan-hambatanyang ada. Masing-masing tidak dapat berdiri sendiri.

Sambil terus menunggu realisasi program bersamaketujuh daerah tersebut, maka sudah saatnya Tobasamenggali potensi budaya yang dimiliki sebagai jati dirinya.

“Itu lebih membanggakan bahkan dapat dijadikan icondaerah,” ujarnya.

Meski demikian tambahnya, tak berarti wilayahnya kinibelum memiliki icon daerah yang dapat dijual. Ia bersyukuratas gagasan Letjen TNI (Purn) TB Silalahi yang telahmendirikan Museum Batak TB Silalahi Center di JalanPagar Batu, Desa Silalahi, Kecamatan Balige, KabupatenToba Samosir, Sumatera Utara. “Itulah satu-satunya mu-seum Batak yang ada di dunia dan dibangun di wilayahkami,”ujarnya bangga.

Banyak Keunikan

Liberty Pasaribu, mengagumi keberadaankepercayaan asli nenek moyang tersebut yang masihbertahan di tengah arus modernisasi dan globalisasi.Tak hanya itu, mereka juga dapat hidup berdampingandengan suku Batak lainnya yang memeluk agama KristenProtestan. Juga tak pernah menimbulkan gesekandengan agama lain.

Menurutnya, jika Suku Baduy dapat hidupberdampingan dengan suku lain dan juga dapat diterima

penganut agama lain, bahkan kini menjadi icon-nyamasyarakat Banten, mengapa Parmalim yang merupakankepercayaan asli nenek moyang orang Batak tidakdidorong menjadi icon-nya orang Batak?

Liberty mengakui, komunitas Parmalim sudahtersebar di beberapa kecamatan. Beberapa diantaranyabahkan tinggal dan menetap di kabupaten lain.Komunitas mereka pun katanya, semakin mengecil.Namun eksistensinya dapat dipertahankan hingga kini.Meski tersebar katanya, pusat-pusat rohaninya tetapberada di Tobasa.

“Mereka saling bisa bertoleransi, hubunganantarpribadi bagus, adat budayanya juga dapat berjalansecara berdampingan,”ujarnya.

Berdasarkan pengalaman pribadinya saatmenghadiri upacara “Sipahalima”, Liberty mengaku haru,saat jamuan makan berlangsung. Suasananya sangathening. Para penganut Parmalim duduk di atas tikar dibawah terik matahari. Semua tertib menunggu giliran.

“Tak ada suara gemerincing dari peralatan makanyang digunakan. Tak ada keriuhan sedikitpun.Suasananya hening, tenang sekali” ujarnya dengan mimikyang serius.

Menurutnya, kebiasaan semacam itu tidak berlakubagi masyarakat Batak lainnya saat merayakan pesta.

Pada pesta tersebut katanya, makanan yang tersajimerupakan hasil olahan masing-masing penganut.Setiap penganut yang memiliki kemampuan ekonomiyang cukup, membawa makanan yang berlebih. Hal itudimaksudkan agar dapat menjamu sesama penganutlainnya yang kekurangan dan tidak mampu. Sikap salingtolong menolong seperti inilah yang menurutnya patutditeladani.

Keunikan lain, di setiap rumah mereka terdapat simbolbinatang cicak. “Saya tidak tahu makna dari simboltersebut karena bagi saya hal-hal semacam itu sudahtidak lagi menjadi keyakinan,” akunya.

Mantan Sekda Kabupaten Tobasa itu juga heran ketikakedatangannya justru disambut dengan tangis dan haru.Pasalnya, baru kali pertama itulah pejabat pemdasetempat yang berkenan menghadiri undangan upacaratersebut. Sebelumnya, belum ada seorang pejabatpunyang berkenan hadir. Padahal katanya, undangan sudahsering disampaikan.

Liberty mengaku, keberadaan komunitas itu telahdiketahui salah satu pejabat di Kementerian Kebudayaandan Pariwisata, saat dirinya dimintai keterangan tentangitu.

Karena itu ia berharap pemerintah provinsi maupunpusat dapat mendukung upaya revitalisasi daninventarisasi budaya asli suku Batak yang ada diwilayahnya, termasuk melakukan eksplorasi terhadapeksistensi penganut kepercayaan Parmalim. Ia jugaberharap pemerintah pusat dapat mengirimkan para ahlisejarah, sosiolog untuk melakukan upayadimaksud.**Sapto/Donny PS

9

TRANSPORTASI:

Agen Perjalanan:

1. Marten Travel & Tour - Jl. Patuan Nagari BaligeTelp (0632) 21755 - 081362063175

Melayani penjualan tiket Garuda Indonesia, SriwijayaAir, Lion Air, Batavia Air, Pelni. Loket ini buka: 24 jam setiaphari.Di loket ini juga menyediakan Laundry & Dry Clean-ing yang akan memberikan layyanan mencuci pakaiansetiap pukul 13.00-19.00.

2. Loket PT Bintang Timur Trans – ALS. Loket inimelayani perjalanan dari/ke: P.baru— Siantar, Jambi –Palembang, Parapat – Porsea, MRT,Medan – Balige ,tarutung. Loket ini buka setiap hari,dari pagi hingga pukul19.00 WIB.

3. Loket Karya Agung. Loket ini melayani perjalanandari/ke: Balige-Medan (Rp.35.000) , D.Sanggul-Dumai.Loket ini buka setiap hari mulai dari pukul 07.00 sampaipukul 23.00 WIB.

Penerbangan menuju Balige

Sarana transportasi yang dapat digunakan wisatawanuntuk menjangkau daerah tujuan ini adalah berupaPesawat Susy Air dari Bandara Polonia menuju bandaraSibisa yang ada di Ajibata/Silangit yang beroperasi 1 kalidalam sehari, bus dari berbagai daerah menuju tempatini yang beroperasi setiap hari seperti: MRT, Prima Jaya,Tunas Kencana, Sinar Nauli.

Waktu yang ditempuh dalam jalur udara ini lebihsingkat dari jalur darat. Dalam perjalanan ini mungkinakan muncul rasa bosan dalam menuju kota Balige.Tetapi agar lebih menikmati perjalanan, lihatlahpemandangan sekitar atau dengarn music yangmengajak Anda menikmati perjalanan tersebut. Kamijuga menyarankan untuk dapat menyibukkan diri Andapada kegiatan yang dapat dilakukan di dalamkendaraan.**

MIE GOMAK:

Makanan Khas Balige PMakanan Khas Balige PMakanan Khas Balige PMakanan Khas Balige PMakanan Khas Balige Pas Untuk Buka Pas Untuk Buka Pas Untuk Buka Pas Untuk Buka Pas Untuk Buka Puasauasauasauasauasa

Mie Gomak merupakan makanan khas KabupatenToba Samosir (Tobasa), Provinsi Sumatera Utara.Mie Gomak bahkan menjadi menu favorit untuk

berbuka puasa di bulan suci Ramadhan.Bagi masyarakat Toba Samosir (Tobasa), bahkan di

sekitar kawasan Tapanuli, Mie Gomak sudah sedemikianpopulernya. Makanan khas kabupaten itu memiliki citarasa unik dan dapat dibeli dengan mudah di warung-warung setempat.

Tak jarang masyarakat luar kota pun jika datang kedaerah itu selalu mencari makanan spesifik tersebutuntuk dijadikan sebagai menu berbuka puasa. DisebutMie Gomak karena cara penyajiannya cukup unik, yakni“digomak” (digenggam langsung) menggunakan tangansaat menyajikannya ke dalam wadah sebelum ditaburikuah santan dengan bumbu “andaliman” (sejenis bumbupenyedap khas) yang tumbuhnya hanya ada di daerahTapanuli.

Masyarakat menyukai jenis masakan khas ini karenarasanya unik, enak dan nikmat. “Sangat cocok untuk menuberbuka puasa,” ujar H Sibarani, warga Balige kepadawartawan. Ia menambahkan, bersama keluarganyamenjadikan kuliner itu sebagai makanan kegemaran danhampir setiap bulan Ramadhan menikmatinya sebagaihidangan khas yang disajikan untuk berbuka puasa.

Boru Napit, seorang pedagang mie gomak di PusatJajanan Kota Balige mengaku, dagangannya selalu ramaidiserbu para pembeli dan menjadikannya sebagai salahsatu menu pilihan berbuka setiap Ramadhan. Penganankhas itu mendatangkan keuntungan yang relatif cukupbesar baginya.

Ia mengatakan, cara menyajikan mi tersebut sangatsederhana, cukup hanya dengan merebusnya denganair panas dan selanjutnya menaburkan kuah santandengan bumbu-bumbu khas yang khusus.

Selain itu, kata dia, bahan mentahnya yang terdiri darimie kuning kering, dengan mudah dapat dibeli di pasarsetempat, sehingga penganan ini sangat populer dancukup dikenal oleh masyarakat.

“Orang banyak menyebutnya sebagai ‘spaghetti’Batak, karena bentuk dan cara penyajiannya yang hampirsama. Cuma rasanya yang berbeda,” kata Boru Napitsambil melayani pembelinya yang antre.

Disebutkannya, hingga menjelang hari kelima dalambulan suci Ramadhan tahun ini, rata-rata bahan mentahmi kuning yang diolah menjadi “mie gomak” biasa terjualsebanyak lima kilogram.

“Setiap satu porsi spaghetti Batak ini, saya jualRp5.000,- dan meskipun banyak pedagang yang menjualmasakan yang sama, saya merasa tidak ada persaingan,sebab jumlah pembelinya pun lumayan banyak,” katanya.**Ist/Sa

Rumah makan di Balige:

Tambar Lihe, RM Khas KaroJl. Tarutung, BaligeNo.Telp. 081375321114

Soponyono BaligeJln. Asrama P.M. Balige.

Bundo KanduangJln. Patuan Nagari No. 46 Balige.Telepon (0632) 21303.

Kedai Mie LilyJln.Gereja No.16 Balige

Hotel dan Penginapan:

1. Hotel Sumatera - Jln. Mulia Raja No. 53 Balige.Telp: (0632) 21021 Lumban Silintong Kecamatan BaligeKabupaten Tobasa.

Berada di pusat kota Balige. Kira-kira berjarak 500meter dari pasar tradisional Balige. Hotel ini dapat kitajangkau menggunakan angkutan umum, sepertibecak,atau mobil “sopo” (Rp.1000,00). Hotel ini dekatdengan kantor camat Balige yang berada di LapanganSisingamangaraja . Fasilitas yang ada dalam hotel inidapat membuat Anda akan nyaman untuk istirahat.

2. Hotel Mezra - Jln. Sisingamangaraja No.24 Balige.Telp: (0632) 322141.

Hotel Mezra ini berada di pusat kota Balige, tepat didepan pasar Tradisional Balige sehingga tidak akansusah untuk menemukan hotel ini. Lokasi yang sangatstrategis dan letaknya bersampingan dengan toko mini,kedai kopi dan warung Internet. Kedai kopi ini akanmenyapa Anda di pagi hari terutama bagi yang menyukaikopi bahkan kita bisa juga untuk membaca surat kabardi kedai ini. Ketika malam tiba, Anda juga akanmenemukan banyak jajanan malam di depan hoteltersebut yang lezat dan murah.

3. Hotel Oppu Herti - Jln.Pemandian No.03 LumbanSilintong Balige, Kab Toba Samosir. Telp (0632) 21572Fax (0632) 21582.

Letaknya di sekitar Obyek Wisata Lumban Silitong.Hal ini akan memudahkan wisatawan untuk memandangkeindahan Danau Toba dari teras hotel. Tepat di depanhotel terdapat dermaga Lumban Silitong. Di dermagatersebut tersedia speed boat yang siap melayanipengunjung keliling Danau Toba dengan sistem carter.Tersedia jenis kamar standar, deluxe, executive denganharga terjangkau.

4. Hotel Tiara Bunga - Jl. Tuktuk Tarabunga DesaTarabunga, Kec. Tampahan-Balige Telp. (0632) 7000466, HP.081260062002 or 0812 6350 363, Fax.0632-322466 Email:[email protected] atau [email protected]

Hotel Tiara Bunga terletak di Pantai Tarabunga dihadapan hamparan Danau Toba dengan latar belakangBukit Barisan yang kokoh dan menawan. Setiap tamuyang ingin menginap di hotel akan dijemput dengan kapaldari dermaga Hotel Ompu Herti-Balige. Hotel dapatditempuh dengan menggunakan angkutan air milik ho-tel dari pelabuhan Hotel Ompu Herti. Pada perjalanan ke

Hotel Tiara Bunga, Anda akan disuguhkan pemandanganindah danau dan bukit disekitarnya selama perjalananyang kurang lebih 20 menit.

5. Hotel Bahagia - Jln. Sisingamangaraja No.21Balige, Telp: (0632) 21183

Hotel ini berada dekat pasar tradisional Balige. Pastinyaman dapat beristirahat di hotel ini, karena ketika kitalapar, kita bisa langsung mendapatkan jajanan malamdi depannya. bahkan kita dapat melihat kota Balige yangmenanjubkan ketika malam hari.