Jilbab Dan Almamater

3
Jilbab dan Almamater Dialah Fatimah gadis muslim yang Sholikhah, santun, baik, berwajah manis dan rajin belajar. Ketika itu, ia mengenakan seragam putih abu-abu pertanda bahwa ia telah memasuki masa remaja tahap akhir. Demi menggapai cita-cita menuju kehidupan yang lebih baik dan membanggakan kedua orang tua, ia selalu rajin belajar dan berusaha selalu menjadi bintang kelas. Suatu ketika ibunda berkata, “Fatimah, jika tidak ingin menangis kecewa dan sakit hati, jangan dulu memendam perasaan pada anak laki-laki”. Fatimah pun tersenyum manis dan berkata, “Iya ibunda, memikirkan banyak tugas sekolah saja sudah pusing dan capek, mana mungkin Fatimah bisa seperti itu”. Meski begitu, ibunda tetap merasa khawatir Fatimah akan menangis dan sakit hati. Fatimah sama sekali tidak menghiraukan kekhawatiran ibundanya. Karena sifat dan budi pekertinya yang luhur dan baik, juga parasnya yang manis, sehingga banyak laki-laki yang menaruh hati padanya. Namun, dengan sopan dan memberikan penjelasan yang baik, Fatimah menolak mereka. Sehingga, mereka bisa menerima dengan baik dan menjadi teman baik Fatimah. Di pagi yang cerah, Fatimah membaca buku di taman Sekolah yang indah dan asri. Dari kejauhan, Loly kakak kelas yang baik hati melihat Fatimah dan menghampirinya. Fatimah sangat segan pada Loly, karena saat pertama kali masuk SMA, hanya Loly kakak kelas yang mau berteman dengannya. Sedangkan kakak kelas yang lain, hanya mau berteman dengan adik kelas yang bernampilan “Keren”. Bel tanda masuk kelas telah berbunyi, pertanda dimulainya pelajaran hari ini. Setengah jam telah berlalu, namun guru Fatimah tak kunjung masuk. “Mungkin jam kosong”, itulah yang Fatimah katakan kepada teman sebangkunya. Fatimah berpesan kepada teman sebangkunya bahwa ia hendak membaca buku di perpustakaan sebentar. “Oke deh Fat”, kata teman sebangkunya. Fatimah bergegas menuju perpustakaan seorang diri, hal ini selalu rutin ia lakukan ketika ada jam kosong. Namun, hari ini

description

Jilbab dan almamater untuk sekolah

Transcript of Jilbab Dan Almamater

Jilbab dan AlmamaterDialah Fatimah gadis muslim yang Sholikhah, santun, baik, berwajah manis dan rajin belajar. Ketika itu, ia mengenakan seragam putih abu-abu pertanda bahwa ia telah memasuki masa remaja tahap akhir. Demi menggapai cita-cita menuju kehidupan yang lebih baik dan membanggakan kedua orang tua, ia selalu rajin belajar dan berusaha selalu menjadi bintang kelas. Suatu ketika ibunda berkata, Fatimah, jika tidak ingin menangis kecewa dan sakit hati, jangan dulu memendam perasaan pada anak laki-laki. Fatimah pun tersenyum manis dan berkata, Iya ibunda, memikirkan banyak tugas sekolah saja sudah pusing dan capek, mana mungkin Fatimah bisa seperti itu. Meski begitu, ibunda tetap merasa khawatir Fatimah akan menangis dan sakit hati. Fatimah sama sekali tidak menghiraukan kekhawatiran ibundanya. Karena sifat dan budi pekertinya yang luhur dan baik, juga parasnya yang manis, sehingga banyak laki-laki yang menaruh hati padanya. Namun, dengan sopan dan memberikan penjelasan yang baik, Fatimah menolak mereka. Sehingga, mereka bisa menerima dengan baik dan menjadi teman baik Fatimah. Di pagi yang cerah, Fatimah membaca buku di taman Sekolah yang indah dan asri. Dari kejauhan, Loly kakak kelas yang baik hati melihat Fatimah dan menghampirinya. Fatimah sangat segan pada Loly, karena saat pertama kali masuk SMA, hanya Loly kakak kelas yang mau berteman dengannya. Sedangkan kakak kelas yang lain, hanya mau berteman dengan adik kelas yang bernampilan Keren.Bel tanda masuk kelas telah berbunyi, pertanda dimulainya pelajaran hari ini. Setengah jam telah berlalu, namun guru Fatimah tak kunjung masuk. Mungkin jam kosong, itulah yang Fatimah katakan kepada teman sebangkunya. Fatimah berpesan kepada teman sebangkunya bahwa ia hendak membaca buku di perpustakaan sebentar. Oke deh Fat, kata teman sebangkunya. Fatimah bergegas menuju perpustakaan seorang diri, hal ini selalu rutin ia lakukan ketika ada jam kosong. Namun, hari ini terasa aneh dan berbeda. Karena, perpustakaan yang biasanya dipenuhi siswa-siswi, hari ini sepi sekali. Bahkan penjaga perpustakaan juga tidak ada. Tanpa berpikir panjang Fatimah langsung masuk ke dalam perpustakaan untuk membaca buku, karena ada beberapa buku yang hilang dari perpustakaan. Sehingga, tidak ada seorangpun yang berani mendatangi perpustakaan dan adanya jam kosong.Dari luar, Ali kakak kelas yang terkenal dengan kejujuran dan kepandaianya, mengetahui Fatimah masuk ke dalam perpustakaan. Ia kemudian mengikuti Fatimah masuk ke dalam perpustakaan. Alipun berkata kepada Fatimah, Adik kelas, sebaiknya adik kembali ke kelas saja. Dan Ali menjelaskan semua alasan tentang razia buku. Terimakasih, kak, sahut Fatimah. Ketika hendak kembali ke kelas, tiba-tiba penjaga perpustakaan datang dan mencurigai Fatimah. Untungnya, Ali menjelaskan semua, karena Ali terkenal sebagai anak yang jujur, akhirnya Fatimah bebas dari kecurigaan.Sejak saat itulah Fatimah dan Ali saling mengenal dan sangat akrab. Disaat Fatimah mulai memendam perasaan kepada Ali, ternyata Ali adalah kekasih Loly. Fatimah menjadi sedih dan menyesal karena tidak menghiraukan kekhawatiran ibundanya. Namun, Fatimah masih tetap bersikap baik kepada Ali. Hingga suatu ketika, Ali bertanya kepada Fatimah, Adik suka laki-laki yang seperti apa?. Fatimah menjawab, Adik suka laki-laki yang sholikh dan memakai almamater(Mahasiswa), karena adik berharap bisa kuliah juga seperti mereka. Ali bergumam, Oh begitu, pasti adik bisa kuliah seperti mereka. Dengan wajah berseri-seri Fatimah berkata, Amin... pasti, kak! Oh ya, kalau kakak sendiri suka perempuan yang seperti apa?. Dengan tersenyum penuh harap Ali menjawab, Kakak suka perempuan sholikhah yang berjilbab seperti adik. Namun, Ali tetap berharap kekasihnya, yaitu Loly suatu saat nanti bisa berjilbab seperti Fatimah.Karena, tidak ingin mengganggu hubungan Ali dan Loly, akhirnya Fatimah memutuskan komunikasi dengan Ali. Tanpa mereka sadari, Ali dan Fatimah saling memendam perasaan. Sehingga, air matapun mengalir membasahi pipi mereka. Rintik hujan pun mengiringi kesedihan mereka. Dan Ali kembali setia pada Loly, Fatimah merasa sedih bercampur bahagia, karena menjadi orang ketiga. Hari kelulusan Ali telah tiba, namun ia tidak bisa mengatakan apapun dan dia juga tidak mengetahui apakah setelah lulus, Ali kuliah atau bekerja!. Fatimah merasa sangat menyesal, karena ia sama sekali tidak menghiraukan dan malah meremehkan kekhawatiran ibundanya. Sedangkan Ali, ia selalu ingat bahwa Fatimah menyukai seseorang yang memakai almamater(Mahasiswa). Hal inilah yang selalu membuat Ali semangat kuliah dan memakai almamater(Mahasiswa).Beberapa bulan kemudian, Fatimah dekat dengan seorang laki-laki baik yang sangat menyayanginya, yaitu Reza. Reza adalah sahabat Ali yang ternyata sudah sejak lama memendam perasaan pada Fatimah. Dia selalu menghibur Fatimah ketika bersedih. Suatu hari di musim semi, Reza meminta Fatimah menjadi kekasihnya. Fatimah termenung sejenak, dalam fikirannya ia ingin merasakan bagaimana rasanya berpacaran!. Namun, di dalam Islam, pacaran tidak diperbolehkan. Ditambah lagi Reza bukanlah laki-laki yang memakai almamater(Mahasiswa) seperti yang ia impikan. Dengan berlatar belakang agama inilah, Fatimah menolak permintaan Reza dengan halus. Rezapun mengerti dan menemukan perempuan pengganti Fatimah di hatinya.