jhptump-a-soleh-271-2-babii

22
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA (Tim Pembina UKS Pusat, 2003). Menurut Endjang (2000) yang dimaksud dengan usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarkat sekolah, yaitu: anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya. Menurut Oka (2008) yang dimaksud dengan usaha kesehatan sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai tingkat SMA/SMK/MA. Jadi disini jelas bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha kesehatan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun masyarakat yang ada disekitar lingkungan sekolah, yang sasaran utamanya adalah peserta didik beserta masyarakat sekolah lainnya pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA.

description

JP`

Transcript of jhptump-a-soleh-271-2-babii

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah

Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk

meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan

jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA (Tim Pembina

UKS Pusat, 2003).

Menurut Endjang (2000) yang dimaksud dengan usaha kesehatan

sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada

masyarkat sekolah, yaitu: anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya.

Menurut Oka (2008) yang dimaksud dengan usaha kesehatan sekolah

adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia

sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman

Kanak-Kanak sampai tingkat SMA/SMK/MA.

Jadi disini jelas bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kesehatan

Sekolah adalah segala usaha kesehatan untuk meningkatkan kemampuan

hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun masyarakat yang ada

disekitar lingkungan sekolah, yang sasaran utamanya adalah peserta didik

beserta masyarakat sekolah lainnya pada setiap jalur, jenis dan jenjang

pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA.

10

B. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah

1. Tujuan Umum UKS

Secara umum tujuan UKS adalah untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini

mungkin serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga

memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan

optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas.

2. Tujuan Khusus UKS

Secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan

hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di

dalamnya mencakup:

a) Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan

prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha

peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, di rumah

tangga, maupun di lingkungan masyarakat.

b) Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan.

c) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,

penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal

yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya

(Tim Pembina UKS Pusat, 2003).

11

C. Dasar / Landasan Kegiatan UKS

Sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan melalui kerjasama

lintas sektoral, landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah adalah:

1. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Sistim Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

3. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasioanal.

4. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

5. Peraturan Pemerintah No. 27 tentang Prasekolah, 28 tentang Pendidikan

Dasar, 29 tentang Pendidikan menengah.

6. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.

7. Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan

Pertanggung Jawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan

Tugas Perbantuan.

8. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2001 tentang Penyelanggaraan

Dekonsentrasi.

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 130-67 Tahun 2002 tentang

Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota.

12

Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri-ciri utama dari suatu

sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/ meningkatkan

kesehatan, yaitu:

1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan

sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun

organisasi-organisasi di masyarakat.

2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,

meliputi:

a) Sanitasi dan air yang cukup

b) Bebas dari segala macam bentuk kekerasan

c) Bebas dari pengaruh negatif dan

d) Penyalahgunaan zat-zat berbahaya

e) Suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya

f) Pekarangan sekolah yang aman

g) Dukungan masyarakat yang sepenuhnya

3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah, dengan:

Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta

didik yang positif terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan

berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan

sosial. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru

maupun orang tua.

4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan

kesehatan di sekolah, yaitu:

13

a) Penyaringan, diagnosa dini, pemantauan dan perkembangan,

immunisasi serta pengobatan sederhana.

b) Kerjasama dengan Puskesmas setempat.

c) Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan

“keamanan” makanan.

5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk

mempromosikan/ meningkatkan kesehatan, yaitu:

a) Kebijakan yang didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk

mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan

lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah.

b) Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk

seluruh siswa.

c) Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan

narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk

kekerasan/pelecehan.

6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan

masyarakat, dengan:

a) Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

b) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat

c) Beberapa masalah kesehatan yg dapat dikurangi melalui UKS

1) Masalah sanitasi dan air bersih

2) Kekerasan dan kecelakaan

3) Masalah kesehatan reproduksi remaja

14

4) Kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan

5) Masalah gizi dan anemia

6) Immunisasi

7) Merokok, Alkohol dan Penyalahgunaan Narkoba

8) Kesehatan Gigi

9) Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas)

10) HIV/AIDS dan IMS lainnya

11) Gangguan kesehatan mental

D. Tujuan dan Sasaran Pembinaan dan Pengembangan UKS

Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS adalah tercapainya

pembinaan yang terpadu dan intensif agar penyelenggaraan pembinaan UKS

dapat berhasil guna dan berdaya guna secara optimal (Tim Pembina UKS

Pusat, 2003).

Menurut Oka (2008) sasaran pembinaan dan pengembangan UKS

meliputi:

1. Sasaran Primer: peserta didik

2. Sasaran Sekunder: guru, orang tua, Tim Pembina UKS di setiap jenjang

3. Sasaran Tertier terdiri dari;

a) Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada

sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama dan pondok

pesantren beserta lingkungannya.

b) Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.

15

c) Lingkungan, yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,

dan lingkungan masyarakat sekitar sekolah.

E. Persyaratan Sekolah Sebagai Pelaksana UKS

Menurut Sumarti (2008) persyaratan sekolah sebagai pelaksana UKS adalah:

1. Mempunyai SK Tim Pelaksana UKS dari Kepala Sekolah

2. Mempunyai guru yang telah ditatar materi UKS

3. Mempunyai ruang UKS beserta perlengkapannya

4. Mempunyai KKR/Tiwisada yang sudah ditatar dengan jumlah minimal

10% dari seluruh siswa

5. Melaksanakan TRIAS UKS dalam kehidupan sehari-hari.

F. Trias UKS

1. Pendidikan Kesehatan

a) Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik:

1) Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara

hidup sehat dan teratur.

2) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.

3) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan

dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.

4) Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat

kesehatan.

5) Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk berperilaku hidup

sehat dalam kehidupan sehari-hari.

16

6) Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan

berat badan secara harmonis.

7) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan

pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan

keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.

8) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar

(Narkoba, arus informasi).

9) Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal serta

mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.

b) Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui:

1) Kegiatan intrakurikuler berupa pelaksanaan pendidikan pada jam

pelajaran

2) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa

(termasuk kegiatan pada waktu liburan sekolah) yang dilakukan di

sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas

pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya

pembinaan manusia Indonesia seutuhnya (Tim Pembina UKS

Pusat, 2003).

17

2. Pelayanan Kesehatan

Dalam pelayanan kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah menurut

Tim Pembina UKS Pusat (2003) dijelaskan sebagai berikut:

a) Tujuan Pelayanan Kesehatan

Tujuan Pelayanan Kesehatan UKS adalah agar:

1) Peserta didik memiliki keterampilan dan kemampuan untuk

menjalankan tindakan hidup sehat dan terdorong untuk

melaksanakan perilaku hidup sehat.

2) Peserta didik memiliki daya tahan serta tercegahnya

kelainan/kecacatan.

3) Proses penyakit berhenti, dan tercegahnya komplikasi penyakit,

sehingga kemampuan peserta didik dapat pulih kembali dan

berfungsi secara optimal.

4) Peserta didik sehat, baik mental, fisik maupun sosial.

b) Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

1) Kegiatan peningkatan (promotif) melipiuti: Latihan keterampilan

teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan

peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan,

pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah,

pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS).

2) Kegiatan pencegahan (preventif) meliputi: Pemeliharaan kesehatan

yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-

18

penyakit tertentu, penjaringan (screening) kesehatan bagi anak

yang baru masuk sekolah, mengikuti (memonitor/memantau)

pertumbuhan peserta didik, immunisasi peserta didik kelas 1 dan

kelas VI di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah, usaha

pencegahan penularan penyakit dengan jalan memberantas sumber

infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan

perguruan agama, konseling kesehatan remaja di sekolah dan

perguruan agama oleh guru BP dan guru agama dan Puskesmas.

3) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitasi)

meliputi: Diagnosa dini, pengobatan ringan, pertolongan pertama

pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit, rujukan

medik.

3. Pembinaaan Lingkungan Sekolah Sehat

Program pembinaan baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan

yang meliputi:

a) Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,

keamanan, kekeluargaan, kerindangan);

b) Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan;

c) Pembinaan kerja sama antar masyarakat (guru, murid, pegawai

sekolah, orang tua murid, dan masyarakat sekitar).

Tujuan pembinaaan lingkungan kehidupan yaitu: Peserta didik

memiliki keterampilan pemeliharaan lingkungan sekolah yang sehat terdiri

atas pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan kerapihan lingkungan

19

sekolah serta pemeliharaan ketertiban dan keamanan serta kekeluargaan

dengan melaksanakan:

a) Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan

terencana (Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas)

b) Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar

sekolah

c) Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah di

depan kelas, dipilah antara sampah organik dan anorganik

d) Mengolah sampah organik menjadi kompos

e) Tidak mencorat-coret dinding dan bangku

f) Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai

g) Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman

sekolah

h) Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan

kesenian).

Dari penelitian Anam (2008) diperoleh hasil bahwa pelaksanaan

usaha kesehatan sekolah (UKS) SD Negeri seluruh Kecamatan Batuan

Kabupaten Sumenep pendidikan kesehatan terlaksana 92,9% yang berarti

baik, pelayanan kesehatan terlaksana 58,7% yang berarti cukup baik,

pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat terlaksana 76,2% yang

berarti baik, dan pelaksanaan usaha kesehatan sekolah (UKS) SD Negeri

seluruh Kecamatan Batuan Kabupaten Sumenep ditinjau dari variabel

keseluruhan terlaksana 73,5% yang berarti baik.

20

G. Sarana dan Prasarana UKS

Mengenai sarana dan prasarana usaha kesehatan sekolah dijelaskan

oleh Tim Pembina UKS Pusat (2003) meliputi: Buku tentang kesehatan, alat

peraga, alat kesehatan, obat-obatan di UKS harus mempunyai standar sesuai

P3K yang meliputi: Betadhine, spalk/bidai, verban, Plester, tensoplas/band

aid, obat gosok, minyak kayu putih, kasa steril, oralit, paracetamol,

boorwater, tetes mata, revanol, termometer, dan lain-lain. Ruang UKS harus

memenuhi beberapa syarat kelengkapan seperti tempat tidur lengkap, alat

ukur tinggi badan, alat ukur berat badan, kotak obat/almari obat, meja dan

kursi, alat kebersihan (sapu, kemucing, kain pel, handuk kecil, tempat

sampah, waskom, dan lain-lain), snellen chart, poster-poster UKS, data-data

kegiatan UKS, ventilasi cukup, dan lain-lain.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Koestiono (2005) diperoleh hasil

bahwa ketersediaan sarana prasarana UKS Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kota

Pekalongan termasuk dalam kategori baik dengan persentase 86.33%. Dari

hasil penelitian ini disebutkan bahwa hanya 86.33% Sekolah Dasar Negeri

se-Kota Pekalongan yang memiliki sarana dan prasarana UKS, sedangkan

13,67% lainnya belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.

21

H. Manajemen Organisasi UKS

Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2003).

1. Struktur Tim pembina dan Pelaksanaan UKS

a) Tim Pembina UKS berkedudukan mulai dari tingkat Pusat sampai

Kecamatan.

b) Tim pelaksana UKS berkedudukan di Sekolah mulai dari TK/RA

sampai SMA/SMK/MA.

c) Tim Pembina UKS Pusat diketahui para Dirjen dari 4 Departemen

Terkait.

d) Tim Pembina UKS Propinsi adalah Gubernur.

e) Tim Pembina UKS Kab/kota adalah Bupati/Walikota.

f) Tim Pembina UKS Kecamatan adalah Camat.

g) Tim Pelaksana UKS adalah Kepala Sekolah/ Kepala Madrasah

2. Fungsi dan Tugas Tim Pembina dan Tim Pelaksana UKS

a) Tim Pembina UKS Kecamatan

1. Fungsi Tim Pembina UKS Kecamatan

Pembina UKS Kecamatan berfungsi sebagai pembina,

penanggung jawab dan pelaksana program UKS di daerah kerjanya

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Tim Pembina UKS

Kabupaten/Kota.

2. Tugas Tim Pembina UKS Kecamatan

a) Membina dan mengembangkan kegiatan UKS di

sekolah/madrasah dan perguruan agama.

22

b) Mengkoordinasikan pelaksanaan program UKS di wilayahnya

sesuai dengan pedoman dan petunjuk Tim Pembina UKS

Kabupaten/Kota.

c) Mengkoordinasikan rencana pengadaan sarana/prasarana,

tenaga, dan dari instansi pemerintah, atau dari masyarakat

untuk menunjang kegiatan UKS.

d) Membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh sekolah

dalam melaksanakan program UKS.

e) Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler bagi peserta didik, dengan menggerakkan

partisipasi orang tua dan masyarakat.

f) Menyusun dan menyampaikan laporan tengah tahunan dan

tahunan secara teratur kepada Tim Pembina UKS

Kabupaten/Kota dan laporan insidentil sesuai kebutuhan.

b) Tim Pelaksana UKS di Sekolah/Madrasah dan Perguruan Agama

1. Fungsi Tim Pelaksana UKS

Tim Pelaksana UKS di sekolah dan perguruan agama

berfungsi sebagai penanggungjawab dan pelaksana program UKS

di sekolah dan perguruan agama berdasarkan prioritas kebutuhan

dan kebijakan yang ditetapkan oleh Tim Pembina UKS

Kabupaten/Kota.

23

2. Tugas Tim Pelaksana UKS

a) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan

kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan

kehidupan sekolah sehat sesuai ketentuan dan petunjuk yang

telah ditetapkan/dan atau diberikan oleh Pembina UKS.

b) Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid,

instansi lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS

di sekolah dan perguruan agama.

c) Mengadakan penilaian/evaluasi, menyusun dan menyampaikan

laporan tengah tahunan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan

sesuai ketentuan dengan tembusan kepada instansi terkait.

3. Susunan Anggota Tim Pembina dan Tim Pelaksana UKS

a) Tim Pembina UKS Tingkat Kecamatan

1) Ketua : Camat

2) Ketua I : Kepala Cabang Dinas Pendidikan

3) Ketua II : Kepala Puskesmas

4) Ketua III : Pengawas Pendais Depag

5) Ketua IV : Ketua PKK

6) Sekretaris : Sekretaris Kecamatan

7) Anggota : 1) Unsur Dinas Pendidikan

2) Unsur Puskesmas

3) Unsur Pengawas Pendais

4) Unsur PKK

24

5) Unsur PMI

6) Unsur Dinas/instansi terkait lainnya.

b) Tim Pelaksana UKS di SD dan MI

1) Pembina : Lurah/Kepala Desa

2) Ketua : Kepala Sekolah/Kepala Madrasah

3) Sekretaris I : Guru Penjaskes/Guru Pembina UKS

4) Sekretaris II : Ketua Unsur Pengurus BP3/POMG

5) Anggota : 1) Unsur Pengurus BP3/POMG

2) Petugas UKS Puskesmas/Bidan Desa

3) Ketua Osis

Dari penelitian Koestiono (2005) diperoleh hasil bahwa mekanisme

organisasi UKS SDN se-Pekalongan termasuk dalam kategori cukup dengan

persentase 78,33%. Dari hasil penelitian ini disebutkan bahwa hanya 78,33%

Sekolah Dasar Negeri se-Kota Pekalongan yang memiliki mekanisme

organisasi UKS, sedangkan 21,67% lainnya belum memiliki mekanisme

organisasi UKS.

I. Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik,

maka program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah

sehat akan terus dilaksanakan. Sehingga dapat terbentuk peserta didik yang

sehat dan bugar serta sekolah yang memenuhi standar sekolah sehat. Cara

yang dilakukan adalah mengoptimalkan berbagai upaya pengembangan

sekolah sehat antara lain dilakukan upaya peningkatan kemampuan

25

profesionalisme guru dan tenaga pendidik dengan mengikut sertakan guru

dari tiap sekolah untuk mengikuti penataran UKS.

Serta untuk mempermudah teraksananya program UKS untuk lebih

mudah diterima dan dijalankan oleh peserta didik maka perlu ditunjuk kader-

kader khusus untuk menjalankan program tersebut, upaya strategis dalam

melibatkan peran serta aktif masyarakat sekolah adalah melalui pendekatan

“kelompok teman sebaya” dengan penunjukan “dokter kecil” sebanyak 10%

dari banyaknya murid di sekolah yang bersangkutan yang mempersiapkan

siswa sekolah menjadi penggerak hidup bersih dan sehat, baik dilingkungan

sekolah, keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.

1. Pengertian Dokter Kecil

Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih

untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya (Anonim,

2008).

2. Tujuan

a) Tujuan umum:

Meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS

b) Tujuan Khusus:

1) Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, di

rumah dan lingkungannya.

2) Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan

orang lain untuk hidup sehat.

26

3. Kriteria peserta:

a) Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum pernah mendapatkan

pelatihan dokter kecil.

b) Berprestasi di sekolah

c) Berbadan sehat.

d) Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.

e) Berpenampilan dan berperilaku bersih.

f) Berbudi pekerti baik dan suka menolong.

g) Izin orang tua.

4. Tugas dan kewajiban dokter kecil

a) Selalu bersikap dan berperilaku sehat.

b) Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama

menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.

c) Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah

maupun di rumah.

d) Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan

pelayanan kesehatan di sekolah.

e) Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan ,antara lain: Pekan

kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah,

Pekan Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.

5. Kegiatan dokter kecil

a) Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan hidup sehat.

b) Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.

27

c) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.

d) Penyuluhan Kesehatan.

e) Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di

sekolah, antara lain:

1) Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.

2) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

3) Pertolongan Pertama Pada Penyakit.

f) Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.

g) Pengamatan kebersihan Ruang UKS , warung sekolah dan lingkungan

sekolah.

h) Pengamatan kebersihan di sekolah seperti halaman sekolah, ruang

kelas, perlengkapan, persediaan air bersih, WC, tempat sampah dan

saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).

i) Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Dokter Kecil.

j) Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/

Kepala Sekolah / Guru yang ditunjuk.

Dari penelitian Mursyid (2003) diperoleh hasil bahwa kegiatan

pembinaan dokter kecil sebesar 57,1%, sampel yang mempunyai dana sehat

dan kantin sekolah sebesar 57.1%. seluruh sampel yang diteliti telah

melakukan pengangkatan guru UKS di sekolahnya, namun hanya sebesar

42,9% sampel saja yang membuat surat penunjukkan dalam bentuk surat

keputusan, dan seluruh sampel tidak pernah melakukan pelatihan guru UKS.

Sampel yang melakukan perencanan kegiatan UKS sebesar 71,4%, fasilitas

28

yang dimiliki sampel dalam pelaksanaan program UKS hanya obat-obatan

(85,7%), frekuensi kegiatan UKS sebesar 71,4% dilakukan sebanyak 5 kali

dalam sebulan, sebesar 57,1% sampel mengalokasikan waktu untuk

pemberian materi UKS selama 40 menit.

J. Standar Penilaian

Data dari hasil pengamatan dan angket sekolah dianalisis secara

deskriptif persentase untuk kemudian dikonsultasikan dengan kriteria

penilaian. Adapun kriterianya sebagai berikut:

> 75% = Baik

60% - 75% = Cukup

< 60% = Kurang baik

(Arikunto, 2002).

29

K. Kerangka Teori

L.

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber: Tim Pembina UKS Pusat (2003).

Tujuan umum UKS: Untuk meningkatkan kemamuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas

UKS

Peserta didik, guru,orang tua, Tim Pembina UKS, institusi/lembaga pendidikan, sarana prasarana, lingkungan

Kondisi institusi pendidikan

SD/MI

Sasaran UKS:

1. Sasaran primer: peserta didik

2. Sasaran sekunder: guru, orang tua, TP UKS di setiap jenjang

3. Sasaran tertier: lembaga pendidikan, sarana dan prasarana, pendidikan kesehatan, dan pelayanan kesehatan

4. Lingkungan

1. Trias UKS

2. Sarana dan prasarana UKS

3. Manajemen organisasi UKS

4. Sumber daya manusia

30

L. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Pelaksanaan Usaha Kesehatan

Sekolah Di SD/MI Di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes.

UKS Manajemen organisasi UKS

Pelaksanaan Trias UKS

Sumber daya manusia

Kelengkapan sarana dan prasarana UKS