jhptump-a-soleh-271-2-babii
-
Upload
elfrida-ernestina -
Category
Documents
-
view
218 -
download
3
description
Transcript of jhptump-a-soleh-271-2-babii
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah
Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan
jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA (Tim Pembina
UKS Pusat, 2003).
Menurut Endjang (2000) yang dimaksud dengan usaha kesehatan
sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
masyarkat sekolah, yaitu: anak didik, guru, dan karyawan sekolah lainnya.
Menurut Oka (2008) yang dimaksud dengan usaha kesehatan sekolah
adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari Taman
Kanak-Kanak sampai tingkat SMA/SMK/MA.
Jadi disini jelas bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kesehatan
Sekolah adalah segala usaha kesehatan untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun masyarakat yang ada
disekitar lingkungan sekolah, yang sasaran utamanya adalah peserta didik
beserta masyarakat sekolah lainnya pada setiap jalur, jenis dan jenjang
pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMU/SMK/MA.
10
B. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah
1. Tujuan Umum UKS
Secara umum tujuan UKS adalah untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini
mungkin serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas.
2. Tujuan Khusus UKS
Secara khusus tujuan UKS adalah untuk memupuk kebiasaan
hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang di
dalamnya mencakup:
a) Memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan
prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama, di rumah
tangga, maupun di lingkungan masyarakat.
b) Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan.
c) Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal
yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya
(Tim Pembina UKS Pusat, 2003).
11
C. Dasar / Landasan Kegiatan UKS
Sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan melalui kerjasama
lintas sektoral, landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah adalah:
1. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.
2. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Sistim Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
3. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistim Pendidikan Nasioanal.
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
5. Peraturan Pemerintah No. 27 tentang Prasekolah, 28 tentang Pendidikan
Dasar, 29 tentang Pendidikan menengah.
6. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom.
7. Peraturan Pemerintah No. 106 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan
Pertanggung Jawaban Keuangan dalam Pelaksanaan Dekonsentrasi dan
Tugas Perbantuan.
8. Peraturan Pemerintah No. 39 Tahun 2001 tentang Penyelanggaraan
Dekonsentrasi.
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 130-67 Tahun 2002 tentang
Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota.
12
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri-ciri utama dari suatu
sekolah untuk dapat menjadi sekolah yang mempromosikan/ meningkatkan
kesehatan, yaitu:
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan
sekolah, yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun
organisasi-organisasi di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman,
meliputi:
a) Sanitasi dan air yang cukup
b) Bebas dari segala macam bentuk kekerasan
c) Bebas dari pengaruh negatif dan
d) Penyalahgunaan zat-zat berbahaya
e) Suasana yang mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya
f) Pekarangan sekolah yang aman
g) Dukungan masyarakat yang sepenuhnya
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah, dengan:
Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta
didik yang positif terhadap kesehatan, serta dapat mengembangkan
berbagai ketrampilan hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan
sosial. Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru
maupun orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan
kesehatan di sekolah, yaitu:
13
a) Penyaringan, diagnosa dini, pemantauan dan perkembangan,
immunisasi serta pengobatan sederhana.
b) Kerjasama dengan Puskesmas setempat.
c) Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan
“keamanan” makanan.
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk
mempromosikan/ meningkatkan kesehatan, yaitu:
a) Kebijakan yang didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk
mewujudkan proses belajar mengajar yang dapat menciptakan
lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah.
b) Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk
seluruh siswa.
c) Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan
narkoba termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan:
a) Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi
b) Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat
c) Beberapa masalah kesehatan yg dapat dikurangi melalui UKS
1) Masalah sanitasi dan air bersih
2) Kekerasan dan kecelakaan
3) Masalah kesehatan reproduksi remaja
14
4) Kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan
5) Masalah gizi dan anemia
6) Immunisasi
7) Merokok, Alkohol dan Penyalahgunaan Narkoba
8) Kesehatan Gigi
9) Penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas)
10) HIV/AIDS dan IMS lainnya
11) Gangguan kesehatan mental
D. Tujuan dan Sasaran Pembinaan dan Pengembangan UKS
Tujuan pembinaan dan pengembangan UKS adalah tercapainya
pembinaan yang terpadu dan intensif agar penyelenggaraan pembinaan UKS
dapat berhasil guna dan berdaya guna secara optimal (Tim Pembina UKS
Pusat, 2003).
Menurut Oka (2008) sasaran pembinaan dan pengembangan UKS
meliputi:
1. Sasaran Primer: peserta didik
2. Sasaran Sekunder: guru, orang tua, Tim Pembina UKS di setiap jenjang
3. Sasaran Tertier terdiri dari;
a) Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah sampai pada
sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk perguruan agama dan pondok
pesantren beserta lingkungannya.
b) Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan.
15
c) Lingkungan, yang meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,
dan lingkungan masyarakat sekitar sekolah.
E. Persyaratan Sekolah Sebagai Pelaksana UKS
Menurut Sumarti (2008) persyaratan sekolah sebagai pelaksana UKS adalah:
1. Mempunyai SK Tim Pelaksana UKS dari Kepala Sekolah
2. Mempunyai guru yang telah ditatar materi UKS
3. Mempunyai ruang UKS beserta perlengkapannya
4. Mempunyai KKR/Tiwisada yang sudah ditatar dengan jumlah minimal
10% dari seluruh siswa
5. Melaksanakan TRIAS UKS dalam kehidupan sehari-hari.
F. Trias UKS
1. Pendidikan Kesehatan
a) Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan ialah agar peserta didik:
1) Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara
hidup sehat dan teratur.
2) Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
3) Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan
dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan.
4) Memiliki kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat
kesehatan.
5) Memiliki kemampuan dan keterampilan untuk berperilaku hidup
sehat dalam kehidupan sehari-hari.
16
6) Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan
berat badan secara harmonis.
7) Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan
keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
8) Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar
(Narkoba, arus informasi).
9) Memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal serta
mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
b) Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui:
1) Kegiatan intrakurikuler berupa pelaksanaan pendidikan pada jam
pelajaran
2) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa
(termasuk kegiatan pada waktu liburan sekolah) yang dilakukan di
sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya
pembinaan manusia Indonesia seutuhnya (Tim Pembina UKS
Pusat, 2003).
17
2. Pelayanan Kesehatan
Dalam pelayanan kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah menurut
Tim Pembina UKS Pusat (2003) dijelaskan sebagai berikut:
a) Tujuan Pelayanan Kesehatan
Tujuan Pelayanan Kesehatan UKS adalah agar:
1) Peserta didik memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
menjalankan tindakan hidup sehat dan terdorong untuk
melaksanakan perilaku hidup sehat.
2) Peserta didik memiliki daya tahan serta tercegahnya
kelainan/kecacatan.
3) Proses penyakit berhenti, dan tercegahnya komplikasi penyakit,
sehingga kemampuan peserta didik dapat pulih kembali dan
berfungsi secara optimal.
4) Peserta didik sehat, baik mental, fisik maupun sosial.
b) Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
1) Kegiatan peningkatan (promotif) melipiuti: Latihan keterampilan
teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan
peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan,
pembinaan sarana keteladanan yang ada di lingkungan sekolah,
pembinaan keteladanan berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
2) Kegiatan pencegahan (preventif) meliputi: Pemeliharaan kesehatan
yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-
18
penyakit tertentu, penjaringan (screening) kesehatan bagi anak
yang baru masuk sekolah, mengikuti (memonitor/memantau)
pertumbuhan peserta didik, immunisasi peserta didik kelas 1 dan
kelas VI di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah, usaha
pencegahan penularan penyakit dengan jalan memberantas sumber
infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan
perguruan agama, konseling kesehatan remaja di sekolah dan
perguruan agama oleh guru BP dan guru agama dan Puskesmas.
3) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitasi)
meliputi: Diagnosa dini, pengobatan ringan, pertolongan pertama
pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit, rujukan
medik.
3. Pembinaaan Lingkungan Sekolah Sehat
Program pembinaan baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan
yang meliputi:
a) Pelaksanaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kekeluargaan, kerindangan);
b) Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan;
c) Pembinaan kerja sama antar masyarakat (guru, murid, pegawai
sekolah, orang tua murid, dan masyarakat sekitar).
Tujuan pembinaaan lingkungan kehidupan yaitu: Peserta didik
memiliki keterampilan pemeliharaan lingkungan sekolah yang sehat terdiri
atas pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan kerapihan lingkungan
19
sekolah serta pemeliharaan ketertiban dan keamanan serta kekeluargaan
dengan melaksanakan:
a) Melaksanakan kerja bakti kebersihan sekolah secara rutin dan
terencana (Jumat Bersih, piket kapling, piket kelas)
b) Melaksanakan kerja bakti dengan lingkungan masyarakat sekitar
sekolah
c) Membuang sampah pada tempatnya dan pengadaan tempat sampah di
depan kelas, dipilah antara sampah organik dan anorganik
d) Mengolah sampah organik menjadi kompos
e) Tidak mencorat-coret dinding dan bangku
f) Menyiram jamban sampai bersih sesudah dipakai
g) Membuat dan memelihara kapling, kebun sekolah, TOGA, taman
sekolah
h) Mengikuti kegiatan Dinamika Kelompok (wisata, olah raga dan
kesenian).
Dari penelitian Anam (2008) diperoleh hasil bahwa pelaksanaan
usaha kesehatan sekolah (UKS) SD Negeri seluruh Kecamatan Batuan
Kabupaten Sumenep pendidikan kesehatan terlaksana 92,9% yang berarti
baik, pelayanan kesehatan terlaksana 58,7% yang berarti cukup baik,
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat terlaksana 76,2% yang
berarti baik, dan pelaksanaan usaha kesehatan sekolah (UKS) SD Negeri
seluruh Kecamatan Batuan Kabupaten Sumenep ditinjau dari variabel
keseluruhan terlaksana 73,5% yang berarti baik.
20
G. Sarana dan Prasarana UKS
Mengenai sarana dan prasarana usaha kesehatan sekolah dijelaskan
oleh Tim Pembina UKS Pusat (2003) meliputi: Buku tentang kesehatan, alat
peraga, alat kesehatan, obat-obatan di UKS harus mempunyai standar sesuai
P3K yang meliputi: Betadhine, spalk/bidai, verban, Plester, tensoplas/band
aid, obat gosok, minyak kayu putih, kasa steril, oralit, paracetamol,
boorwater, tetes mata, revanol, termometer, dan lain-lain. Ruang UKS harus
memenuhi beberapa syarat kelengkapan seperti tempat tidur lengkap, alat
ukur tinggi badan, alat ukur berat badan, kotak obat/almari obat, meja dan
kursi, alat kebersihan (sapu, kemucing, kain pel, handuk kecil, tempat
sampah, waskom, dan lain-lain), snellen chart, poster-poster UKS, data-data
kegiatan UKS, ventilasi cukup, dan lain-lain.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Koestiono (2005) diperoleh hasil
bahwa ketersediaan sarana prasarana UKS Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kota
Pekalongan termasuk dalam kategori baik dengan persentase 86.33%. Dari
hasil penelitian ini disebutkan bahwa hanya 86.33% Sekolah Dasar Negeri
se-Kota Pekalongan yang memiliki sarana dan prasarana UKS, sedangkan
13,67% lainnya belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
21
H. Manajemen Organisasi UKS
Menurut Tim Pembina UKS Pusat (2003).
1. Struktur Tim pembina dan Pelaksanaan UKS
a) Tim Pembina UKS berkedudukan mulai dari tingkat Pusat sampai
Kecamatan.
b) Tim pelaksana UKS berkedudukan di Sekolah mulai dari TK/RA
sampai SMA/SMK/MA.
c) Tim Pembina UKS Pusat diketahui para Dirjen dari 4 Departemen
Terkait.
d) Tim Pembina UKS Propinsi adalah Gubernur.
e) Tim Pembina UKS Kab/kota adalah Bupati/Walikota.
f) Tim Pembina UKS Kecamatan adalah Camat.
g) Tim Pelaksana UKS adalah Kepala Sekolah/ Kepala Madrasah
2. Fungsi dan Tugas Tim Pembina dan Tim Pelaksana UKS
a) Tim Pembina UKS Kecamatan
1. Fungsi Tim Pembina UKS Kecamatan
Pembina UKS Kecamatan berfungsi sebagai pembina,
penanggung jawab dan pelaksana program UKS di daerah kerjanya
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan Tim Pembina UKS
Kabupaten/Kota.
2. Tugas Tim Pembina UKS Kecamatan
a) Membina dan mengembangkan kegiatan UKS di
sekolah/madrasah dan perguruan agama.
22
b) Mengkoordinasikan pelaksanaan program UKS di wilayahnya
sesuai dengan pedoman dan petunjuk Tim Pembina UKS
Kabupaten/Kota.
c) Mengkoordinasikan rencana pengadaan sarana/prasarana,
tenaga, dan dari instansi pemerintah, atau dari masyarakat
untuk menunjang kegiatan UKS.
d) Membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh sekolah
dalam melaksanakan program UKS.
e) Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler bagi peserta didik, dengan menggerakkan
partisipasi orang tua dan masyarakat.
f) Menyusun dan menyampaikan laporan tengah tahunan dan
tahunan secara teratur kepada Tim Pembina UKS
Kabupaten/Kota dan laporan insidentil sesuai kebutuhan.
b) Tim Pelaksana UKS di Sekolah/Madrasah dan Perguruan Agama
1. Fungsi Tim Pelaksana UKS
Tim Pelaksana UKS di sekolah dan perguruan agama
berfungsi sebagai penanggungjawab dan pelaksana program UKS
di sekolah dan perguruan agama berdasarkan prioritas kebutuhan
dan kebijakan yang ditetapkan oleh Tim Pembina UKS
Kabupaten/Kota.
23
2. Tugas Tim Pelaksana UKS
a) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat sesuai ketentuan dan petunjuk yang
telah ditetapkan/dan atau diberikan oleh Pembina UKS.
b) Menjalin kerjasama yang serasi dengan orang tua murid,
instansi lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS
di sekolah dan perguruan agama.
c) Mengadakan penilaian/evaluasi, menyusun dan menyampaikan
laporan tengah tahunan kepada Tim Pembina UKS Kecamatan
sesuai ketentuan dengan tembusan kepada instansi terkait.
3. Susunan Anggota Tim Pembina dan Tim Pelaksana UKS
a) Tim Pembina UKS Tingkat Kecamatan
1) Ketua : Camat
2) Ketua I : Kepala Cabang Dinas Pendidikan
3) Ketua II : Kepala Puskesmas
4) Ketua III : Pengawas Pendais Depag
5) Ketua IV : Ketua PKK
6) Sekretaris : Sekretaris Kecamatan
7) Anggota : 1) Unsur Dinas Pendidikan
2) Unsur Puskesmas
3) Unsur Pengawas Pendais
4) Unsur PKK
24
5) Unsur PMI
6) Unsur Dinas/instansi terkait lainnya.
b) Tim Pelaksana UKS di SD dan MI
1) Pembina : Lurah/Kepala Desa
2) Ketua : Kepala Sekolah/Kepala Madrasah
3) Sekretaris I : Guru Penjaskes/Guru Pembina UKS
4) Sekretaris II : Ketua Unsur Pengurus BP3/POMG
5) Anggota : 1) Unsur Pengurus BP3/POMG
2) Petugas UKS Puskesmas/Bidan Desa
3) Ketua Osis
Dari penelitian Koestiono (2005) diperoleh hasil bahwa mekanisme
organisasi UKS SDN se-Pekalongan termasuk dalam kategori cukup dengan
persentase 78,33%. Dari hasil penelitian ini disebutkan bahwa hanya 78,33%
Sekolah Dasar Negeri se-Kota Pekalongan yang memiliki mekanisme
organisasi UKS, sedangkan 21,67% lainnya belum memiliki mekanisme
organisasi UKS.
I. Sumber Daya Manusia
Untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik,
maka program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah
sehat akan terus dilaksanakan. Sehingga dapat terbentuk peserta didik yang
sehat dan bugar serta sekolah yang memenuhi standar sekolah sehat. Cara
yang dilakukan adalah mengoptimalkan berbagai upaya pengembangan
sekolah sehat antara lain dilakukan upaya peningkatan kemampuan
25
profesionalisme guru dan tenaga pendidik dengan mengikut sertakan guru
dari tiap sekolah untuk mengikuti penataran UKS.
Serta untuk mempermudah teraksananya program UKS untuk lebih
mudah diterima dan dijalankan oleh peserta didik maka perlu ditunjuk kader-
kader khusus untuk menjalankan program tersebut, upaya strategis dalam
melibatkan peran serta aktif masyarakat sekolah adalah melalui pendekatan
“kelompok teman sebaya” dengan penunjukan “dokter kecil” sebanyak 10%
dari banyaknya murid di sekolah yang bersangkutan yang mempersiapkan
siswa sekolah menjadi penggerak hidup bersih dan sehat, baik dilingkungan
sekolah, keluarga maupun masyarakat di sekitarnya.
1. Pengertian Dokter Kecil
Dokter kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih
untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya (Anonim,
2008).
2. Tujuan
a) Tujuan umum:
Meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS
b) Tujuan Khusus:
1) Agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, di
rumah dan lingkungannya.
2) Agar siswa dapat menolong dirinya sendiri, sesama siswa dan
orang lain untuk hidup sehat.
26
3. Kriteria peserta:
a) Siswa kelas 4 atau 5 SD atau MI dan belum pernah mendapatkan
pelatihan dokter kecil.
b) Berprestasi di sekolah
c) Berbadan sehat.
d) Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
e) Berpenampilan dan berperilaku bersih.
f) Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
g) Izin orang tua.
4. Tugas dan kewajiban dokter kecil
a) Selalu bersikap dan berperilaku sehat.
b) Dapat menggerakkan sesama teman-teman siswa untuk bersama-sama
menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.
c) Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah
maupun di rumah.
d) Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan
pelayanan kesehatan di sekolah.
e) Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan ,antara lain: Pekan
kebersihan, Pekan Gizi, Pekan Penimbangan BB dan TB di sekolah,
Pekan Kesehatan Gigi, Pekan Kesehatan Mata, dan lain-lain.
5. Kegiatan dokter kecil
a) Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan hidup sehat.
b) Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.
27
c) Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
d) Penyuluhan Kesehatan.
e) Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di
sekolah, antara lain:
1) Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.
2) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
3) Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
f) Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
g) Pengamatan kebersihan Ruang UKS , warung sekolah dan lingkungan
sekolah.
h) Pengamatan kebersihan di sekolah seperti halaman sekolah, ruang
kelas, perlengkapan, persediaan air bersih, WC, tempat sampah dan
saluran pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk).
i) Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Dokter Kecil.
j) Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/
Kepala Sekolah / Guru yang ditunjuk.
Dari penelitian Mursyid (2003) diperoleh hasil bahwa kegiatan
pembinaan dokter kecil sebesar 57,1%, sampel yang mempunyai dana sehat
dan kantin sekolah sebesar 57.1%. seluruh sampel yang diteliti telah
melakukan pengangkatan guru UKS di sekolahnya, namun hanya sebesar
42,9% sampel saja yang membuat surat penunjukkan dalam bentuk surat
keputusan, dan seluruh sampel tidak pernah melakukan pelatihan guru UKS.
Sampel yang melakukan perencanan kegiatan UKS sebesar 71,4%, fasilitas
28
yang dimiliki sampel dalam pelaksanaan program UKS hanya obat-obatan
(85,7%), frekuensi kegiatan UKS sebesar 71,4% dilakukan sebanyak 5 kali
dalam sebulan, sebesar 57,1% sampel mengalokasikan waktu untuk
pemberian materi UKS selama 40 menit.
J. Standar Penilaian
Data dari hasil pengamatan dan angket sekolah dianalisis secara
deskriptif persentase untuk kemudian dikonsultasikan dengan kriteria
penilaian. Adapun kriterianya sebagai berikut:
> 75% = Baik
60% - 75% = Cukup
< 60% = Kurang baik
(Arikunto, 2002).
29
K. Kerangka Teori
L.
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Sumber: Tim Pembina UKS Pusat (2003).
Tujuan umum UKS: Untuk meningkatkan kemamuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas
UKS
Peserta didik, guru,orang tua, Tim Pembina UKS, institusi/lembaga pendidikan, sarana prasarana, lingkungan
Kondisi institusi pendidikan
SD/MI
Sasaran UKS:
1. Sasaran primer: peserta didik
2. Sasaran sekunder: guru, orang tua, TP UKS di setiap jenjang
3. Sasaran tertier: lembaga pendidikan, sarana dan prasarana, pendidikan kesehatan, dan pelayanan kesehatan
4. Lingkungan
1. Trias UKS
2. Sarana dan prasarana UKS
3. Manajemen organisasi UKS
4. Sumber daya manusia