jhdkshdsaldhlasd

7
KONSEP DASAR STRUMA A. Definisi Struma adalah istilah untuk pembesaran kelenjar tiroid / godok (Dr.Hendra T.Laksman ) Struma Nodusa adalah struma yang tanpa disertai hipertiroidisme ( Manjoer 1999 :589 ). Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Sri Hartini, Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, hal. 461, FKUI, 1987).Struma Nodusa atau struma adenomathosa adalah struma yang ditemukan di daerah pegunungan kerena difisiensi yodium ( Syamsu Hidayat,1997 : 934 ) B. Etiologi Penyebab kelainan ini bermacam – macam,pada siap orang dapat dijumpai masa karena kebutuhan terhadap tiroksin bertambah, terutama masa pubertas , pertumbuhan , menstruasi, kehamilan , laktasi, monepouse, infeksi atau stress lain. Pada masa-mas tersebut dapat dijumpai hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia. ( Manjoer, 1999 : 589 ) C. Klasifikasi Struma Menurut American society for Study of Goiter membagi : 1. Struma Non Toxic Diffusa 2. Struma Non Toxic Nodusa 3. Stuma Toxic Diffusa 4. Struma Toxic Nodusa

description

daskdasdoasd

Transcript of jhdkshdsaldhlasd

Page 1: jhdkshdsaldhlasd

KONSEP DASAR STRUMA

A. Definisi

Struma adalah istilah untuk pembesaran kelenjar tiroid / godok (Dr.Hendra T.Laksman ) Struma Nodusa

adalah struma yang tanpa disertai hipertiroidisme ( Manjoer 1999 :589 ).

Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba nodul satu atau

lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme (Sri Hartini, Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, hal. 461, FKUI,

1987).Struma Nodusa atau struma adenomathosa adalah struma yang ditemukan di daerah pegunungan

kerena difisiensi yodium ( Syamsu Hidayat,1997 : 934 )

B. Etiologi

Penyebab kelainan ini bermacam – macam,pada siap orang dapat dijumpai masa karena kebutuhan

terhadap tiroksin bertambah, terutama masa pubertas , pertumbuhan , menstruasi, kehamilan , laktasi,

monepouse, infeksi atau stress lain. Pada masa-mas tersebut dapat dijumpai hiperplasi dan involusi

kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang

dapat berlanjut dengan berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia. ( Manjoer,

1999 : 589 )

C. Klasifikasi Struma

Menurut American society for Study of Goiter membagi :

1. Struma Non Toxic Diffusa

2. Struma Non Toxic Nodusa

3. Stuma Toxic Diffusa

4. Struma Toxic Nodusa

Istilah Toksik dan Non Toksik dipakai karena adanya perubahan dari segi fungsi fisiologis kelenjar tiroid

seperti hipertiroid dan hipotyroid, sedangkan istilah nodusa dan diffusa lebih kepada perubahan bentuk

anatomi.

 Klasifikasi tersebut secara rinci sebagai berikut:

1. Struma non toxic nodusa

Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala hipertiroid.

Etiologi : Penyebab paling banyak dari struma non toxic adalah kekurangan iodium. Akan tetapi pasien

dengan pembentukan struma yang sporadis, penyebabnya belum diketahui. Struma non toxic disebabkan

oleh beberapa hal, yaitu :

Page 2: jhdkshdsaldhlasd

Kekurangan iodium: Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang

dari 50 mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d dihubungkan

dengan hypothyroidism dan cretinism.

Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun

Goitrogen : 

o Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide, expectorants yang

mengandung yodium 

o Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol berasal dari

tambang batu dan batubara. 

o Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina, brussels kecambah),

padi-padian millet, singkong, dan goitrin dalam rumput liar.

Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid

Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak mengakibatkan

nodul benigna dan maligna (Lee, 2004)

2. Struma Non Toxic Diffusa

Penyebab Struma Non Toxic Diffusa menurut Mulinda, 2005 :

Defisiensi Iodium

Autoimmun thyroiditis: Hashimoto oatau postpartum thyroiditis

Kelebihan iodium (efek Wolff-Chaikoff) atau ingesti lithium, dengan penurunan pelepasan

hormon tiroid.

Stimulasi reseptor TSH oleh TSH dari tumor hipofisis, resistensi hipofisis terhadap hormo tiroid,

gonadotropin, dan/atau tiroid-stimulating immunoglobulin

Inborn errors metabolisme yang menyebabkan kerusakan dalam biosynthesis hormon tiroid.

Terpapar radiasi

Penyakit deposisi

Resistensi hormon tiroid

Tiroiditis Subakut (de Quervain thyroiditis)

Silent thyroiditis

Agen-agen infeksi

Suppuratif Akut : bacterial

Kronik: mycobacteria, fungal, dan penyakit granulomatosa parasit

Keganasan Tiroid

Page 3: jhdkshdsaldhlasd

3. Struma Toxic Nodusa

Penyebab Struma Toxic Nodusa menurut Davis, 2005 :

Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4

Aktivasi reseptor TSH

Mutasi somatik reseptor TSH dan Protein Ga

Mediator-mediator pertumbuhan termasuk : Endothelin-1 (ET-1), insulin like growth factor-1,

epidermal growth factor, dan fibroblast growth factor.

4. Struma Toxic Diffusa

Yang termasuk dalam struma toxic difusa adalah grave desease, yang merupakan penyakit autoimun yang

masih belum diketahui penyebab pastinya (Adediji,2004)

D. Patofisiologi

Pada umumnya penderita struma nodusa tidak mengalami keluham karena tidak ada hipo atau

hipertiroidisme. Nodusa mungkin tunggal tetapi kebanyakan berkembang menjadi multi noduler yang

tidak berfungsi. Struma dapat menjadi besar tanpa gejala, kecuali berjalan dileher. Sebagian penderita

dengan Struma nodusa dapat hidup dengan Strumanya tanpa keluhan, karena tidak mengganggu

pernafasan dan menonjol kedepan. Sebagian lain dapat menyebabkan gangguan pernafasan sampai

akhirnaya terjadi Dyspnea.

Biasanya struma adenoma benigna, walaupun besar tidak menyebabkan gangguan neurologik,

Muskuloskeletal, menelan karena tekanan atau dorongan. Kelainan lain adalah rasa berat di leher saat

menelan makanan. Trakea naik untuk menutup laring dan epiglostis sehingga tiroid terasa berat karena

terfiksasi pada trakea. ( Syamsu Hidayat, 1997 : 934 – 935 )

E. Manifestasi Klinis

Akibat berulangnya hyperplasia dan involusi dapat terjadi berbagai bentuk degenerasi sabagai fibrosis,

nekrosis, klasifikasi, pembentukan kista dan perdarahan kedalam kista tersebut. Pada umumnya kelainan

yang dapat menampakan diri sebagai struma nodusa adalah Edenoma, kista perdarahan tiroiditis dan

karsinoma. ( Mansjoer,199 ; 589 )

Sedangkan manifestasi klinik penderita dengan hipotiroidisme nyata, berupa

kurang energi, rambut rontok, intoleransi dingin, berat badan naik, konstipasi,

kulit kering dan dingin, suara parau, serta lamban dalam berpikir.

Pada hipotiroidisme, kelenjar tiroid sering tidak teraba. Kemungkinan terjadi

karena atrofi kelenjar akibat pengobatan hipertiroidisme memakai yodium

Page 4: jhdkshdsaldhlasd

radioaktif sebelumnya atau setelah tiroditiditis autoimun.( Sarwana, 1991 : 757 )

F. Komplikasi

Komplikasi tiroidektomi yang mungkin terjadi :

Perdarahan.

Masalah terbukanya vena besar dan menyebabkan embolisme udara.

Trauma pada nervus laryngeus recurrens.

Memaksa sekresi glandula ini dalam jumlah abnormal ke dalam sirkulasi dengan tekanan.

Sepsis yang meluas ke mediastinum.

Hipotiroidisme pasca bedah akibat terangkatnya kelenjar para tiroid.

Trakeumalasia (melunaknya trakea).

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan struma menurut ( Manjoer, 1999 : 600 )

Strumektomi. Dilakukan pada struma yang besar dan menyebabkan keluhan mekanis

L – Tiroksin selama 4 – 5 bulan. Preparat ini diberikan bila terdapat nodul hangat, lalu dilakukan

pemeriksaan sidik tiroid ulang.

Biopsis aspirasi jarum halus. Cara ini dilakukan pad kista tiroid sehingga nodul kurang dari 10

mm.

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang menurut Arief Manjoer ( 1999 : 599 )

Pemeriksaan sidik tiroid. Hasil pemeriksaan dengan radioisotop adalah teraan ukuran, bentuk

lokasi, dan yang utama adalah fungsi bagian – bagian tiroid.

Pemeriksaan Ultrasonografi ( USG ). Dengan pemeriksaan USG dapat dibedakan antara yang

padat, cair dan beberapa bentuk kalainan, tetapi belum dapat membedakan dengan pasti apakan

suatu nodul ganas atau jinak

Biopsis aspirasi jarum halus. Biopsi ini dilakukan khusus pada keadaan yang mencurigakan suatu

keganasan. 

Termografi. Adalah metode pemeriksaan berdasarkan pengukuran suhu  kulit pada suatu tempat

dengan memakai Dynamic Telethermographi.

Petanda Tumor. Pada pemeriksaan ini yang diukur adalah peninggian tiroglobin ( TG ) serum.

Page 5: jhdkshdsaldhlasd

Daftar Pustaka

1. Carpenito L Y, 2001, Hand Book of Nursing Diagnosis, Edisi 8, EGC : Jakarta

2. Doengoes, dkk, 2000, Nursing Care Plans : Guideline For Planning And Dokumentating Care.

EGC : Jakarta.

3. Harnawati, http://harnawatiaj.wordpress.com

4. Hidayat, Syamat, dkk, 1997. Edisi Revisi Buku Ilmu Ajar Bedah,EGC : Jakarta.

5. Manjoer, Arief, dkk, 2000.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapius :Jakarta.

6. Mansjoer A et al (editor) 2001., Struma Nodusa Non Toksik., Kapita Selekta Kedokteran., Jilid 1,

Edisi III., Media Esculapius., FKUI., Jakarta

7. Aprisal, 2013. Struma (Gondok) available at : http://www.abcmedika.com/2013/09/struma-

gondok.html