JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

16
JFIJLSAFA T IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891); Kritik Terhadap Pandangan Positivisme Mengenai Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Perkembangannya

Transcript of JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

Page 1: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

JFIJLSAFA T IJLMU

MICHAEJL

JPOJLANYI (1891);

Kritik TerhadapPandangan PositivismeMengenai HakikatIlmu Pengetahuan danPerkembangannya

Page 2: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Jurnal Edisi Khusus Agustus '97

(1987; 3)dalam

upaya manUSlamemperoleh pengetahuan. Dan untuk bisa menghargai

ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengertiapakah hakikat ilmu itu sebenarnya. Mereka yang mendewa­dewakan ilmu sebagai satu-satunya sumber kebenaran

Pemikiran MichaelPolanyi . sel;lagai suatu kritikterhadap pandangan Positivisme. mengetlaihakikat ilmupengetahuan secara komprehensif telah tertuang dalam

yang berjudul Dirnen~ion" (1966) danmenjadi "Segi

996) .•·.. Pemikiran Polanyikarya tersebut dapat komprehensif sebab

:merupakan hasil usaha yang telah .··dltil1tis selamaduapuluh tahun menyangkut ilmu pengetahua1~tl implikasinyabagi masyarakat, juga merupakan pemada~.dari.segenapkarya-karyanya terdahuluseperti "Science, f~i;tl;}., and Society(1946), "Personal .Knowledge" (1958), dan'1jhe Study ofMann (1959).

Pentingnya terjemahanatas karyaPol@rlyi itu, olehkarena penerjemah, Mikhael Dua, melihat rele\1a,nsi gugatan

.filosofis Polanyi terhadap Positivisme dalanlbidang ilmupengetahuan. Dalamhal ini, usaha Polanyi meruipakan awalbagi suatu usaha besardalam merumuskan kembalimetodologiilmu-ilmu empiris, terlebih ilmu-ilmu sosialqan. biologi,humaniora dan teologi. Kecenderungan positivistis ternyatatidak seluruhnya menjanjikan. Pemahaman yangbenartentangrealitas manusia misalnya tidak selamanya·· bisadiukur.Terdapat sejumlah pengetahuan yang tidak dapatdiungkapkande~gan metode-metode pengukuran. Filsafat bagiPolanyitidaklah semata~mata merupakan upaya akademis," tetapiberkaitan dengan suatu cara hidup yang berufusandenganbanyak orang di dalammenjawab pertanyaan~pertanyaan

dasar manusia. Filsafat bertugas membedah berbagaipenyakit .dan mendasar

memungkinkan

22

Page 3: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• .Filsafat Ilmu Michael Polany;

biasanya tidak mengetahui hakikat ilmu yang sebenarnya.Demikian juga sebaliknya dengan mereka yang memalingkanmuka dari ilmu, mereka yang tidak mau melihat kenyataanbetapa ilmu· telah membentuk· peradaban seperti apa yang kitapunyai sekarang ini, kepicikan seperti itu kemungkinan besardisebabkan karena kurang mengenal hakikat ilmu.

Dalam kerangka itu jugalah, pemikiran Polanyidianggap selalu .relevan untuk digunakan dalam menggugafsecarafilosofis pandangan Positivisme yang kini menghidupimasyarakat secara umum dan masyarakat ilmiah secarakhusus. Meskipun pemikiran Polanyi telah tertuang secarakomprehensif dalam karyanya berjuduI "The TacitDimension", dan menjadi pokok kajian di sininamun tulisanini tidak bermaksud memberikan suatu kajian finalterhadapnya sebab focus of intel"est nya hanya tertujupadafilsafat ilmu, salah satu bagian pemikiran Polanyi di sampingmasalah epistemologi dalam karya tersebut.

Michael Polanyi dan LatarBelakang PemikirannyaMichael Polanyi dilahirkan diBudapest, Hungaria,

tanggal 11 Maret 1891, seorang putera berkebangsaan Yahudiyang menggeluti bidang ilmu kedokteran mulai pada tahun1908 di Universiats Budapest. Pada tahun 1913 Polanyimeneruskan studinya dalam bidang Kimia dan Fisika hinggapacia tahun .1917 ia meraih gelar doktor dengan tesisnyamengenai leorl absorbsi, suatu teori yang kemudian mendapatperlawanan keras dari Einstein.

Karier Polanyi sebagai peneliti dalam bidang Kimia danFisika ditempuh di Institute of Fibre Chemistry, Berlin-Dahlem

Yahudipemimpin Jerman. Polanyi kemudian pindah ke UniversitasManchester, Inggris pada tahun 1933. Perpindahan itu, olehPolanyi disebutkan sebagai pergeseran baru dari kariersebagai seorang Filsuf.

Sejak pergeseran itu, dalam bidang filsafat, Polanyimencoba menggeluti masalah hubungan antara pengetahuan

23

Page 4: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• '97

dan masyarakat yang kemudian titik seluruhuraiannya tentang pengakuan akan pengetahuan takterungkap sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan.Menurut L1....... I~ __ ·lTlI

kehidupan kreatif masyarakat ilmiah yang pada gilirannyadidasarkan pada k~percayaan

terungkapnya kebenaran-kebenaran hingga kinitersembunyi. Dengan latar· belakang ilmu kedokteran, Polanyimenegaskan bahwa tugas filsafat terutama adalah membedahpenyakit-penyakit pikiran yang hanya dapat dilakukan denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan mendasar terhadap setiappandangan yang mendasari masyarakat. Dalam.hal ini,.Polanyikembali mengingatkan perlunya metode·· "maieutika .tekhne' ,suatu senikebidanan yang telahdirintis oleh filsuf kawakan,Socrates. Tujuannya adalah untuk menemukan alternatif­alternatif baru bagi hidup manusia sebagaimanusiadansebagai masyarakat.

Kritik Polanyi terhadap Positivisme ditujukan padapandangannya menge.nai obyektivitas. Fositivisme melihatobyektivitas dalam bidang pengetahuan manusia padaumumnya dan pengetahuan ilmiah pada .khususnya sebagaitujuan. Dan tujuan itu .dapat dicapai dengan syarat bahwafakta yang diteliti, metode yang dipakai untuk memahamirealitas, serta pembuktian yang dipakai<untuk mengujikebenaran ·harus lepas dari personalitas manusia. Fremis dasarinilah menurut Polanyi merupakan cikal bakaLbagi munculnyagerakan-gerakan intelektual yang mengabaikancita rasa estetisdan nilai-nilai moral serta ikatan-ikatan sosialyang tidak dapatdibuktikan dan tidak dapat diungkapkan secara eksplisit

suatu ~~.t"'T~V1~li'

nilai-nilai moral sertamenganggapnya sebagai realitas subyektif, melainkan jugapada pandangannya bahwa suatu masyarakaf tidak dapatalf)ar1l~n atas dasar-dasar yang berakar pada·ketiga unsur itu(bukan pada prinsip-prinsip moral abstrakkanttempi berakar pada tradisi masyarakat). '

24

Page 5: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Fils"fat IlmuMichael Polanyi

Dari sudut pandang filsafat ilmu, Polanyimenunjukkankekeliruan mendasar Positivisme dalam merumuskan ilmupengetahuan. Dalam hal ini, Polanyi menekankan betapapentingnya penemuan (discovery) dalam bidangpengetahuan, tidak sekedar verifikasi, yang menurutDelfgaauw (1988: 115) adalah penegasan atau pengukuhanberdasar pengamatan empirik, terutama nampak jelas dalamPositivisme Logis dengan penekanannyapada susunan I08isilmiah (Iihat juga, Verhaak dan Haryono Imam, 1989: 155).Sekaligus dengan demikian maka ·Positivisme bukanlah satu­satunya sistem penjelasan terhadap pengetahuan manusia.Sebab selain dalam faktor-faktor yang memunculkanpengetahuan manusia, juga pada pengetahuan manusia itusendiri terdapat segi-segi yang tidak seluruhnya bisa diukur.

Bentuk sistematis bagi gagasan-gagasan Polanyiitu,peltama-tama telah diberikan pada tahun 1946dalamkaryanya berjudul"Science, faith and Society". Dalam bukuitu Polanyi memandang ilmu pengetahuan sebagai hasil daripersepsi inderawi. Pandangan ini telahdikembangkan dalamtiga ceramah dengan topik-topik;IlmudanRealitas, Otoritasdan Suara Hati, dan Dedikasi atau Perhambaan. Tema-temaini dikembangkan secara luas oleh Polanyi dalam. "GiffordLectures" (Aberdeen, 1951-1952) dengan memasukkanseluruh lingkup pengetahuan yang berakar dalam kehidupanbinatang dan manusia.. Hasil dari ceramah-ceramahitulahyang kemudian terbit menjadi buku-buku seperti yang telahdisebutkan di atas, sepelti "Personal Knowledge" (1958) dansebuah buku tentang historiografi yang berjudulStudy of Man" (1959), di samping kurang lebih dua puluh

tiga adalah sekumpulanjawaban epistemologis yang"'terdapat salah satu karya Plato (42i ~347).Jawaban menjadi titik tolak pemikiranPolanyi di dalam menanggapi segenap persoalan"'persoalankeilmuan .yang kelak menjadikan Polanyi sebagai salah seorang

25

Page 6: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Jurnal Edisi AnllSU."l~·A{JrU.",nll.S '97

perintis Filsafat 11mu dalam arti modern dengan menggagas"The Tacit Dimension" (Segi tak terungkap Ilmu Pengetahuan)pada tahun 1966. Hal. ini dapat ditelusuri dalam karyaPolanyisebelumnya seperti pada Society" 1946).Terlebih lagi, uraian Polanyi yang terangkum dalam. karyanyayang berjudul "The Structure of ,dalammajalah Brain (Vol. 88, 1965, Bagian hal..799-810),sekaligus menjelaskan bahwa pengetahuan tak terungkap(tacit) merupakan jalan untuk menyadari proses-proses neuraldalam kontekspengetahuanatas objek-objek persepsi, salahsatu bentuk sederhana·dari pengetahuan.tak terungkap·... namunseringkali terabaikan dalam membangun ilmu pengetahuan(illtisari dari; Polanyi, 1996: ii-vii).

Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan dan PersoalanObyektivitas

Setiap ilmu pengetahuanmemiliki asumsi yangkemudian .. dijadikan sebagai titik tolakbekerjanya ilmupengetahuan itu sendiri. Teori ilmu pengetahuan Polanyibertitik tolak dari kenyataan bahwa; kita dapat tahu .1ebihbanyakdaripada yang .dapat kila katakan, hal ini jelasmenunjukkan bahwa dalam struktur ilrriu pengetahuanterdapat dua bagian besar jenis pengetahuan yang membentukstruktur itu, yaitu bagian pengetahuan yang termasuksegiil11plisit dan bagian yang termasuk segi eksplisit. Bagianpertama menurut Polanyi itulah yang dikatakan sebagai segitak terungkap ilmu pengetahuan dan oleh Positivismeditolak.

~enanggapi pandanganmenolak jenis pengetahuan tak terungkap dengan alasan

bagipengetahuan harusdidasarkan pada kesadaran manUSla.Sehingga persoalannya bukanlah mengenai letak kesadaran,nalnun menurut Polanyi adalah apa dan bagaimana peranankesadaran dalam membentuk pengetahuan. Denganmenggunakan istilah Brentano, Polanyi memandang ciri dasarkesadaran manusia tidak hanya sebagaikesadaran akan

26

Page 7: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Filsafat Ilmu Michael Po/anyi

sesuatu yang lain, melainkan juga kesadaran dari sesuatukepada sesuatu yang lain.. Dengan demikian· kesadaranmanusia dapat pula menjadi dua macam, yaitu pertamakesadaran yang kesadaran foka!, dan keduakesadaran subsider.. Mikahel dalam kata pengantarnyaterhadap 996, hal. xiii) membandingkankedua istilah itu dengan melihat penjelasan Polanyi dalambuku berjudul "Personal Knowledge" (1958); kedua isitilah ituberasal dari bahasa Latin, subsider berasaI dari katasubsidiarius yang berarti memberi bantuan, dukungan, danlayanan. Kesadaran subsider adalahkesadaran akan sesuatuyang lain dan lJerfungsi sebagai latar belakang yangmendukung seluruh kesadaran kita akan sesuatu yallg lain ..Polanyi membedakan lagi kesadaran subsuder ini menjadikesadal"8n sublilnina!, yaitu kesadaran akanperistiwa yangteljadi dalam tubuh kita, dan kesadaran lnarginal, yaitukesadaran akan kebiasaanatau cara pandang yang sering

.digunakan dalam pengetahuan akan suatuobyek, tertentu.Adapaun fokal berasa1 dari kata focus yang berarti pusatperhatian. Kesadaran fokal adalah kesadaran tentang sesuatuyang melljadi pusat perhatian.

Bagi semua jenis ilmu pengetahuan, Polanyimeyakini.perlunya memahami segenap unsur-unsur pembentuknyayang bersifat saling mensyaratkan sehingga terjadi satukesatuan. Apapun definisi suatu kata yang menjelaskan sebuahbe!lda eksternal pada akhirnya mengandalkan diri padaapakah kata itll menunjukkan bendanya atau tidak. Ungkapan

masih menyembunyikan suatu

jelas dalam gagasan... 1.1.".... L ...... lur ...~ .. '-"' ......·tJ'"~· ... '" tidak hanya diartikan sebagai bentuk,

keseluruhan yang ditatav,""val31"''::3l1'1 yang bagian-bagiannya··dilihat sebagai sesuatu

yang intrinsik keseluruhan itu (Polanyi, 1996, hal. 4)Akan tetapi kebalikannya, Polanyijustru melihat gestalt sebagai

27

Page 8: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Jumal Edisi Khusus '97

hasil tindakan membentuk pengalaman' dalam kegiatankeilmuan. Polanyi menganggap tindakan membentuk danmengintegrasikan itu sebagai kemampuan tak terungkap yangbesar dan perlu dengannya semua ditemukan,dan sekall ditemukan akan dianggap Jelaslahbagi Polanyi, persepsi merupakan bentuk sederhana daripengetahuan tak terungkap. Sebagai pengetahuan takterungkap, persepsi terbukti membangun jembatan antarakemampuan kreatif manusia yang lebih tinggi dengan prosesbadaniah.

Secara struktural, segi ilmu pengetahuan tak terungkapmelibatkan dua hal atau dapat disebut dua term ilmupengetahuan tak terungkap. Menggunakan istilah anatomi,Polanyi menyebut term pertama dengan term prokslinal, yaituterm yang lebih dekat, dan term kedua adalah term disfal,yaituterm yang lebih jauh. Potanyi mengartikan hubungan keduaterm itu sebagai hubungan fungsional dengan rumusan; kitamengetahui term' pertama hanya dengan mengandalkan diripada kesadaran kita tentangnya agar memberikan perhatianpada term kedua (Polanyi, 1996, haL 9). Polanyi meyakinifungsi komitmen personal harus dilihat dalam konteksdemikian. Semua perhatian mengenai realitas fokalmengandung komponen-komponen yang diketahui secarasubsider dan semua pemikiran berasal dari unsur-unsursubsidernya yang seolah-olah menjadi bagian dari tubuh.Karena itu berpikir tidak secara niscaya bersifat intensional,sebagaimana dipikirkan oleh Brentano; berpikir secara niscayajuga mengandung yang terungkap.

secaraterm proksimal dapat diketah'ui dalam penampakanterm distalnya yang selanjutnya dapat disebut sebagai strukturfenomenal pengetahuan tak terungkap. Dalam relasi antarakedua term pengetahuan·· tak terungkap terdapat suatu maknayang menghubungkan struktur fenomenal dengan strukturfungsionaLHanya dalam konteks makna itu, suku kata-sukukata yang digunakan menjadi tampak,dan suku kata~suku kata

28

Page 9: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Filsafat llmu Michael Polany;

itu pula perhatian diarahkan pada penampakan makna sukukata. Hal ini disebutkan olehPolanyi sebagai struktur semantikpengetahuan tak terungkap. Di samping ketiga aspekpengetahuan tak terungkap polanyi juga membicarakanaspek ontologis pengetahuan tak terungkap.. Menurut Polanyi(1996, hal.. 13), karena pengetahuan membangun relasimakna antara kedua term maka pengetahuan ini dapat disebutdengan pemahaman atas keseluruhan entitas yang terdiri daridua term tersebut. Dengan demikian term proksimalmenunjukkan fakta-fakta partikularsebuah entitas, dan karenaitu dapat dikatakan bahwa entitas itudipahami denganmengandalkan diri pada kesadaran tentang fakta-faktapartikular untuk mengarahkan perhatian pada maknabersamanya.

Polanyi memandang obyektivitas dalam ilmupengetahuan, yang· menjadi eita-eita ilmu pengetahuanmodern belakangan ini, terutama yang direpresentasikan daripandangan Positivisme justru menunjukkan hal yangbertentangan, dalam arti obyektivitas dengan menghilangkanpersonalitas adalah justrll merusak ilmu pengetalluan .. Dalatnhal ini, maka· tujuan ilmu-ilmu eksakta ternyata secarafundamental menyesatkan dan besar kemungkinan menjadisumber dari kesalahan-kesalahan yang menghancurkan.Menurut Polanyi (1 996, hal. 21) proses perumusan semuapengetahuan dengan menyingkirkan unsur pengetahuan takterungkap bersifat merusak pada dirinya sendiri. Karena untukmerumuskan relasi-relasi yang membentuk keseluruhanentitas, sebagai relasi-relasi yang ..... ,............ Il ....·_........ _A'lo.

yaitu katak, pertama-tama

katak ·yang dikenal secara diam-diam. Tambahan lagi, bahwauntuk membidik pada subyek bidikannyapada merupakan integrasi pengetahuantak terungkap yang sarna jenisnya dengan yang sudah dikenalketika digunakan perkataan denotatif untuk menjelaskanobyeknya. Karena itu teori matematik dapat disusun hanya

29

Page 10: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

•. Jurnal Edisi Khusus Agustus '97

dengan mengandalkan pengetahuan tak terungkap yang lebihdulu, <ian ·dapat1:>erfungsi sebagai suatu teori hanya dalampengetahuan tak terungkap, yang terdiri dari pengarahan

darinya kepada dibentukoleh teori itu. Maka eita-eita mengenai suatu teori matematis

komprehensif denganpeng~tahuan tak terungkap terbukti bersifat kontradiktorispada dirinya sendiri dan secara logistidak sehat.

PenelitianIlmiah Sebagai Hakikat' Perkembangan IlmuPengetahuan

Ditunjukkan . oleh Melsen (1985: -6) - bahwaperkembangan. ilmu pengetahuan melalui -penelitian yangdilakukan telah menggeser berbagai ·dimensi kehidupanmanusia seeara tidak disengaja. Kenyataan ini menunjukkanbahwa penelitian telah memuneulkan berbagai macam halyang baru, yangsebelumnya tidak pernah diduga. Namunbagaimanakah penelitian itu bermula.?

Telah diketahui secara umum bahwa suatu penelitian,apapun jenisnya harus mulai dari permasalahan. Penelitianpun dapat berhasil hanya apabila permasalahann-yadiungkapkan secara baik, dalam arti penelitian itu bersifatorisinal bila permasalahannya adalahorisinal. Namunbagaimanakah seseorang memandang permasalahan itu,bukankah suatu permasalahan merupakan hal y-angtersembunyi? Dalam .hal ini, meskipun seseorang telah I

memiliki pengetahuan mendalam tentang koherensi fakta-faktayang ada namun belurn tentu ia telah memahaminya lantaransuatu permasalahan mernpakan hal tersem1:?unyi"

996,

seseorang itu benar; dan akan dikatakan _... AIV.&&.lU....JL

hila seorangpun·.tak dapatmelihat kemungkinan-kemungkinanpemahaman 'yang diantisipasikan. Oleh karena itu, melihatsuatu permasalahan yang mungkin ·dapat mengarahkan padasuatu penemuan yang besar tidaklah sekedarmelihat sesuatuyang terserribunyi tetapimelihat sesuatu yang tidak dapatdirasakan banyak orang bahkan dengan firasat sekalipun.

30

Page 11: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Filsafat Ilmu Michael Polany;

Dengan mengutip Plato dalam Menon, Polanyi mengatakanbahwa mencari solusi atas suatu permasa,lahan merupakanabsurditas; karena apa yang dicari sesungguhnya sudahdiketahui, dan kemudian tidak ada masalah lagi, tidak lagi adaharapan untuk menemukan sesuatu. Jawaban Plato atasparadoks iniadalahbahwa semua penemuan merupakan suatuingatan akankehidupan masa lampau. Penjelasan ini sulitditerima, tetapi suatu jawaban lain terhadap kontradiksi initidak pernah ditemukan. Dengan demikian fakta menunjukkanbahwa selama dua ribu tahun atau lebih rnanusia telah;berkembang melalui usaha-usaha dari orang-orang yangmemecahkan masalah-masalah sulit, tetapi selama ·itu terbuktihal ini atau pekerjaan ini· tidak berarti bahkan tidakmungkin.Pada gilirannya, pengetahuan tak terungkap menjadi sesuatuyang sangat urgen dalam memberikan kekuatan intelektualterhadap upaya penemuan masalah dalam penelitian. Namunpersoalannya kemudian apakahdengan kekuatan intelektualyang diberikan sedemikian itu akan menghasilkan keputusanyang bertanggung jawab sebagai klaim jika diketahui bahwamanusia memiliki pengertian moral?

Seperti diketahui bahwa betapa Rusia (ex Soviet) dibawah Stalin telah memberlakukan teori dengan menolakusaha untuk membenarkan ilmu pengetahuan itu sendiri. Iniadalah suatu pengebirian dan pengebirian yang kasar menurutPolanyi (1996, hal. 53)atas pikiran manusia itu telahdigerakkan oleh motif-motif moral tertentu, danbahwagabungan al1tara penjelasan kritis yang belum pernah terjadisebelumnya dan obsesi moral yang semakin intensif telahmenyerap dalam kebudayaan sekaligus melukai atau

pertama-tama dengan menghancurkan sanksi-sanksireligiusnya dan dengan mempersoalkan dasar-dasarlogisnya; tetapi penyampaian itu tidak menjelaskan keadaanpikiran Ditunjukkan oleh Polanyi (1996,haL 54-55)bahwa adalah benar filsafat Pencerahan memperlemah otoritasgereja dan bahwaPositivisme modern menolak setiap usaha

31

Page 12: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Jurrial Edisi Khusus Agustus '97

membenarkan semua nilai tl'ansenden. Tetapi pencemarandemi cita-eita kepastian ilmu pengetahuan yang dilakukantel'hadap dasar-dasar keyakinanmol'al itu tidak dengansendirinya merusak A~~~a.l'..!J.l~~11-·.l'..~,yaJI:\.J.u.a.11

destruktif dari pikiran modern barn muncul apabila pengaruhskeptisisme ·modern .bersatu sesuatu semangatmengantarkan manusia modern ke arah yang sangatbertentangan. Apalagi skeptisisme ilmiah mudah sekalibergabung dengan gairah barn demi kemajuan· sosial.Denganmemerangiotoritas yang mapan, skeptisisme· memperjelasjalan kebebasan politik dan pembaruan-pembaruandemikemanusiaan. Sepanjang abad ke-19· Rasionalisme Ilmiahmenjiwai perubahan-perubahan sosial dan moral yangmemajukan hampir setiap bentuk relasi man.usia, baik pl'ivatmaupun umum,di seluruh masyarakat Eropa. Sejak revolusiFrancis sampai dengan jaman sekarang, rasionalisme ilmiahtelah membawa pengaruh yang besal' bagi kemajuanintelektual, moral dan sosial.

Pandangan Polanyi di atas merupakan penegasansikapnya dalam menolak dasar-dasar yang membuat gerakanfilosofis yang lahir dari filsafat Pencerahan yangmemproklamasikan penentuan diri intelektual yang absolutdari manusia. Polanyi sendiri sesungguhnya tidak menentangeara apapun yang berlaku dalam revolusi Prancis. Ia sangatmenghargai dinamismenya. Tetapi Polanyi percaya bahwapenentuan diri manusia barn tidak akan membawakehancuran bagi dirinya -sendiri hanya dengan mengakuibatas-batas penentuan diri itu di dalam suatu kerangka otoritastradisi yang menumbuhkannya"

__••• "1flUL_ penerimaan orang ·awam atasdidasarkan pada otoritas ilmuwan, dan hal ini berlaku jugabagi ilmuwanyang menggunakan hasil-hasil dari cabang ilmupengetahuan lainnya. Oleh sebab itu ilmuwan harusmengandalkan diri pada otoritas rekan sesamanyadalam menerima fakta-fakta yang mereka disampaikan.Bahkan dalam suatu cara yang lebih -personal otoritas ini

32

Page 13: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

'. FilsafatllmuMichael Polany;

dilaksanakan melalui kontrol yang dilakukan oleh ilmuwan­ilmuwan atas sarana-sarana yang dipakai untukmenyampaikan sumbangan-sumbangan ilmiah kepada semuailmuwan yang lain. Hanya sumbangan-sumbangan yangdianggap masuk akal diterima untuk dipublikasikan di dalamjrunal-jurnal ilmiah dan apa yang ditolak akan diabaikanilmu pengetahuan. Keputusan seperti itu didasarkan padakeyakinan-keyakinan fundamental tentangkodrat benda­benda dan tentang ·metode-metode yang dipakai untukmenghasilkan kesimpulan-kesimpulan ilmiah. Kepercayaan­kepercayaan dan metode penelitian ilmiah yang didasarkanpada. kepercayaan-kepercayaan itu hampir tidak dapatdikodifikasikan; semuanya itu ada pertama-tama secara takterungkap di dalam tradisi kegiatan penelitian ilmiah.

Untuk dapat didukung oleh otoritas pendapat ilmiahdari ilmuwan-ilmuwan maka diperlukan suatu syarat lain.Untuk menjadi bagiandari ilmu pengetahuan sebuahpernyataan tentang fakta seharusnya tidak hanya benar tetapijuga menarik, dan secara lebih khusus menarik bagi ilmupengetahuan. Kepastian dalam hal ini terhitung sebagai suatufaktor yang memberikan nilai ilmiah, tetapi tidak cukup.Untuk menegaskanapakah suatu kontribusi bersifat ilmiahdibutuhkan dua unsur lagi. Yang satu adalah relasinya denganstruktur sistematis ilmu pengetahuan, baik untukmembenarkan maupun' untuk memperluas struktur tersebut.Unsur yang lain adalah benar-benar lepas baik dari keandalanmaupun dari nilai sistematis dari sebuah penemuan, karenaunsur tersebut terkaitdengan ciri permasalahannya, dengansifat masalah yang sudah diket~hui sebelum hal itu diterima

pe]tl~~~taJrlU~in; unsur ~"""'A. ,,"'"'..,.,"" .. a«'.ull~ln.

H.rntaIl atausebuah kontribusi ditentukan oleh tiga faktor; kepastiannya,nilai sistematisnya, minat intrinsik atas pokokpermasalahannya. dari ketiga faktor penentu nilaiilmiah dalam berbagai bidang ilmupengetahuan; berkurangnya dalam salah satu faktor dapatdiimbangi oleh kelebihan faktor yang lain.. Tingkatkepastian

33

Page 14: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Jurnal Edisi '97

yang paling tinggi dan jangkauan sistematisasi yang palingluas terdapat dalam fisika matematik, dan unsur-unsur inimengimbangiberkurangnya minat intrinsik terhadap pokokpermasalahan benda-bendaditunjukkan oleh Polanyi 996; 64) kita memiliki pada bagianyang lain darizoologi dan botani yang kurang dalam kepastiankurang memiliki struktur sistematis dibandingkan dengan luasjangkauan sistematis dari fisika, tetapi kekurangan inidilengkapi oleh minat intrinsik yang lebih besar padamakhluk-makhluk hidup dibandingkan dengan benda-bendatak berjiwa. Oleh karena itu pula maka bangunan ilmupengetahuan ilmiah akan menjadi sedemikian itu karenaterdapat penentu yang tetap terlibat meniadakan kontribusi­kontribusi yang kurang bernilai ilmiah yang disampaikankepada ilmu pengetahuan, sebagaimanadiukur pada unsur­unsur gabungan dari ketepatan, nilai ilmiah, dan minatmanusia a.warn atas materinya. Ilmu pengetahuan dibentukdari penilaian-penilaian yang luwes oleh pendapat-pendapatilmiah.

Konsekuensi ·selanjutnya bahwa di dalam masyarakatilmiah, penelitian ilmiah menjadi sangat terbebaskan dariunsur-unsur prosedural yang kaku, yang memberikemungkinan terputusnya komunikasi .antara para peneliti.Ilmu pengetahuan sebagai hasil kegiatan penelitian ilmiah,dalam masyarakat ilmiah adalah hasil kerja ilmiah darisegenap penemuan ilmiah yang berangkat dengan asumsi­asumsinya yang berbeda. Dalam kerangka Polanyi (1 996;64)menggunakan istilah "konfonnitas' dalam penemuanAAAB.".&""".&.&,"Ii namun _ -.v

panorama-panorama perkembangan yang baru, bukan sekedarpenemuan ilmiah sebelumnya"

Penutup/KesimpulanPemikiran Polanyi tentang hakikat Ilmu bertitik tolak

pada dasar perkembangan ilmu-ilmu eksakta, terutama yang

34

Page 15: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

• Filsafat llmu Michael Polanyi

t"\A1"Lr.o ............\~ 1'10 secara _A. JI,..VAA 0._.... .,

tidak semata-mata tiruan dari penemuan sebelumnya.

direpresentasikan oleh kaum Positivisme.Posisi Polanyi dalamhal ini adalah memberikan kritik kepada kecenderunganperkembangan ilmu-ilmu positif yang secara konkritdiberlakukan dalamPolanyi itu menjadi lebih penting artinya disebabkan olehkarena kritikyang diajukan menyentuh hal-halmendasar dalam perkembangan ilmu-ilmu.

Dapatdikatakan pula bahwa Polanyi telah merintissuatu model perkembangan baru ilmu ....ilmu denganmemadukan secara jernih antara nilai dan fakta, sehinggailmu-ilmu dikembangkandapat sejalan dengan perkembanganmasyarakat. Obyektivitas yang menjadi pokok perhatian ilmu ....ilmu, menurutPolanyi, justru terletakpada segi takterungkapnya ilmu-ilmu itu sehingga mutlak menggunakansubyektivisme yang pada prinsipnya akan mencerminkanobyektivitasnya. Dalam kerangka ini nampak upaya Polanyiuntuk menunjukkan hakikat ilmu sebagai realitas yangpersonal (secara terperinci u.raian Polanyi tentang kerangka initertuang dalam karyanya berjudul "Personal Knowledge") .

Kritik Polanyi terhadap Positivisme terletak padapangka1 tolak pandangan Positivisme yang semata-matamelihat fakta-fakta yang terukur. Padahal, menurut Polanyiterdapat realitasyang tak selalu dapat diukur, yang justrumerupakan hakikat fakta-fakta yang demikian itu. Implikasikritik Polanyi ini menimbulkan suatu cara pa,ndang barudalam model penelitian, yang merupakan hakikatperkembangan ilmu, yaitu saling bertautnya segenap temuan

prasyaratmenekankan

35

Page 16: JFIJLSAFAT IJLMU MICHAEJL JPOJLANYI (1891);

DAITAR PUSTAKA

~1

Obor Indonesia, Jakartavan A.G.M., 1985, Ilmu f'ell!ZetalJruanJawab Kita, Gramedia, Jakarta, diterjemahkan oleh K.Bertens dari; Wetenschap en Verantwoordelijkheid(1969)

Polanyi, Michael, 1996, Segi Tak Terungkap IImu Pengetahuan,Gramedia, Jakarta, diterjemahklan'oleh Mikhael Dua,dari; The Tacit Dimension (1966)

Ver11aak, C., dan Haryono Imam, 1989, Filsafat 111nuPengetahuan, Telaah Alas Cal~ Kerja IImu-IImu,Gramedia, Jakarta

36