jenis permainan Anak

24
Latar Belakang Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermaian akan membuat menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (noname, 2006). Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan, jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permaianan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi bermaian Rumah Sakit Blambangan Banyuwangi. Dimana di ruang tersebut terdapat alat-alat bermain yang disesuaikan dengan usia anak. Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.

Transcript of jenis permainan Anak

Page 1: jenis permainan Anak

Latar Belakang

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa

anak yang terlalu banyak bermaian akan membuat menjadi malas bekerja dan bodoh.

Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan

sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (noname, 2006).

Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan

pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas bermain merupakan salah

satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat

permainan, jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat

permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permaianan hendaknya

disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan

anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan

namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.

Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi bermaian Rumah Sakit

Blambangan Banyuwangi. Dimana di ruang tersebut terdapat alat-alat bermain yang

disesuaikan dengan usia anak. Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan

keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu

aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.

A. DEFINISI BERMAIN

Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan social

dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak-

anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan

lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak

serta suara (Wong, 2000)

Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan

alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan

maupun mengembangkan imajinasi anak (Anggani Sudono, 2000)

Page 2: jenis permainan Anak

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan, tanpa ada

tujuan atau sasaran yang hendak dicapai (Suhendi et al, 2001)

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh

kesenangan/kepuasan.(Supartini, 2004)

Bermaian adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk

memperoleh kesenangan (Foster, 1989).

Bermaian adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa

mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).

Bermain sama dengan bekerja pada orang dewasa, dan merupakan aspek terpenting

dalam kehidupan anak serta merupakan satu cara yang paling efektif untuk menurunkan

stress pada anak, dan penting untuk kesejahteraan mental dan emosional anak (Champbell

dan Glaser, 1995). Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak

seperti halnya makanan, perawatan dan cinta kasih. Dengan bermain anak akan menemukan

kekuatan serta kelemahannya sendiri, minatnya, cara menyelesaikan tugas-tugas dalam

bermain (Soetjiningsih, 1995).

B. FUNGSI BERMAIN

Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,

perkembangan intelektual, perkembangan social, perkembangan kreativitas, perkembangan

kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi.

Bermain Sebagai Terapi

Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang

sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut

merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa

stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak

akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan

permainan anak akan depat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan

relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.

Hal tersebut terutama terjadi pada anak yang belum mampu mengekspresikannya

secra verbal. Dengan demikian, permainan adalah media komunikasi antar anak dengan

Page 3: jenis permainan Anak

orang lain, termasuk dengan perawat atau petugas kesehatan dirumah sakit. Perawat dapat

mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama

melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan orang tua dan

teman kelompok bermainnya.

C. TUJUAN BERMAIN

Melalui fungsi yang terurai diatas, pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan

sebagai berikut :

1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit

anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun

demikian, selam anak dirawat di rumah sakit, kegiatan sitimulasi pertumbuhan

dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga

kesinambungannya

2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.

3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan masalah

4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah

sakit

D. CIRI-CIRI KEGIATAN BERMAIN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Smith et al; Garvev; Rubin, Fein dan

Vandenberg (Johnson et al, 1999) diungkapkan adanya beberapa cirri kegiatan

bermain yaitu :

1. Dilakukan berdasarkan motivasi intrinsic, maksud muncul atas keinginan pribadi

serta untuk kepentingan sendiri

2. Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-

emosi yang positif

3. Fleksibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke

aktivitas lain

Page 4: jenis permainan Anak

4. Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir

5. Bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi konsep

bermain pada anak-anak kecil.

Kategori Bermain

1. Bermain aktif yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri,

contohnya : bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif yaitu energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan

aktivitas (hanya melihat) contoh : memberi support.

E. KLASIFIKASI BERMAIN

Ada beberapa jenis permainan, baik ditinjau dari isi permainan, karakter social dan

kelompok usia anak. Dibawah ini akan dibahas secara rinci satu per satu :

1. Berdasarkan Isi Permainan

a. Social affective play

Inti permainan ini adalah adanya hubungan interpersonal yang menyenangkan antara

anak dan orang lain. Misalnya, bayi akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan dari

hubungan yang menyenangkan dengan orang tuanya dan/atau orang lain. Permainan yang

biasa dilakukan adalah “Cilukba”, berbicara sambil tersenyum/tertawa, atau sekadar

memberikan tangan pada bayi untuk menggenggamnya , tetapi dengan diiringi berbicara

sambil tersenyum dan tertawa. Bayi akan mencoba berespons terhadap tingkah laku orang

tuanya dan/atau orang dewasa tersebut/misalnya dengan tersenyum, tertawa, dan/atau

mengoceh .

b. Sense of pleasure play

Permainan ini menggunakan alat yang dapat menimbulkan rasa senang pada anak dan

biasanya mengasyikkan. Misalnya, dengan menggunakan pasir, anak akan membuat gunung-

gunungan atau benda-benda apa saja yang dapat dibentuknya dengan pasir . Bisa juga dengan

menggunakan air anak akan melakukan macam-macam permainan, misalnya memindah-

mindahkan air ke botol, bak, atau tempat lain. Cirri khas permainan ini adalah anak akan

Page 5: jenis permainan Anak

semakin asyik bersentuhan dengan alat permainan ini dan dengan permainan yang

dilakukannya sehingga susah dihentikan

c. Skill play

Sesuai dengan sebutannya, permainan ini akan meningkatkan ketrampilan anak,

khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, bayi akan terampil memegang benda-benda

kecil, memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang lain, dan anak akan terampil naik

sepeda. Jadi, keterampilan tersebut diperoleh melalui pengulangan kegiatan permainan yang

di lakukan. Semakin sering melakukan latihan, anak akan semakin terampil.

d. Games atau permainan

Games atau permainan adalah jenis permainan yang menggunakan alat tertentu yang

menggunakan perhitungan dan/atau skor. Permainan ini bisa dilakukan oleh anak sendiri dan/

atau dengan temannya. Banyak sekali jenis permainan ini mulai dari yang sifatnya tradisional

maupun yang modern.misalnya, ular tangga, congklak, puzzle, dan lain-lain.

e. Unoccupied behaviour

Pada saat tertentu, anak sering terlihat mondar-mandir, tersenyum, tertawa, jinjit-

jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja, atau apa saja yang ada di sekelilingnya.

Jadi, sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu, dan situasi atau obyek yang

ada di sekelilingnya yang di gunakannya sebagai alat permainan. Anak tampak senang,

gembira, dan asyik dengan situasi serta lingkungannya tersebut .

f. Dramatic play

Sesuai dengan sebutannya, pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang

lain melalui permainannya. Anak berceloteh sambil berpakaian meniru orang dewasa,

misalnya ibu guru, ibunya, ayahnya, kakaknya, dan sebagainya yang ingin ia tiru. Apabila

anak bermain dengan temannya, akan terjadi percakapan di antara mereka tentang peran

orang yang mereka tiru. Permainan ini penting untuk proses identifikasi anak terhadap peran

tertentu .

Page 6: jenis permainan Anak

2. Berdasarkan Karakter Social

a. Onlooker play

Pada jenis permainan ini, anak hanya mengamati temannya yang sedang bermain,

tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi dalam permainan. Jadi, anak tersebut bersifat

pasif, tetapi ada proses pengamatan terhadap permainan yang sedang dilakukan temannya.

b. Solitary play

Pada permainan ini, anak tampak berada dalam kelompok permainan, tetapi anak

bermain sendiri dengan alat permainan yang dimilikinya, dan alat permainan tersebut berbeda

dengan alat permainan yang digunakan temannya, tidak ada kerja sama, ataupun komunikasi

dengan teman sepermainannya

c. Parallel play

Pada permainan ini, anak dapat menggunakan alat permainan yang sama, tetapi antara

satu anak dengan anak lainnya tidak terjadi kontak satu sama lain sehingga antara anak satu

dengan anak lain tidak ada sosialisasi satu sama lain. Biasanya permainan ini dilakukan oleh

anak usia toddler.

d. Associative play

Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan anak lain, tetapi

tidak terorganisasi, tidak ada pemimpin atau yang memimpin permainan, dan tujuan

permainan tidak jelas. Contoh permainan jenis ini adalah bermain boneka, bermain hujan-

hujanan dan bermain masak-masakan.

e. Cooperative play

Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas pada permainan jenis ini, juga

tujuan dan pemimpin permainan. Anak yang memimpin permainan mengatur dan

mengarahkananggotanya untuk bertindak dalam permainan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan dalam permainan tersebut. Misalnya, pada permainan sepak bola, ada anak yang

memimpin permainan, aturan main harus dijalankan oleh anak dan mereka harus dapat

Page 7: jenis permainan Anak

mencapai tujuan bersama, yaitu memenangkan permainan dengan memasukkan bola ke

gawang lawan mainnya.

3. Berdasarkan Kelompok Usia Anak

a. Anak usia bayi

Permainan untuk anak usia bayi dibagi menjadi bayi usia 0 – 3 bulan, usia 4 – 6

bulan, dan usia 7 – 9 bulan. Karakteristik permainan anak usia bayi adalah “sense of pleasure

play”.

o Bayi usia 0 – 3 bulan

Seperti yang telah disinggung diatas bahwa karakteristik khas permainan bagi

usia bayi adalah adanya interaksi social yang menyenangkan antara bayi dan orang

tua dan/atau orang dewasa sekitarnya. Selain itu, perasaan senang juga menjadi cirri

khas dari permainan untuk bayi di usia ini.

Alat permainan yang biasa digunakan, misalnya mainan gantungan yang

berwarna terang dengan bunyi musik yang menarik. Dari permainan tersebut,

secara visual bayi diberi objek yang berwarna terang dengan tujuan menstimuli

penglihatannya. Oleh karena itu bayi harus ditidurkan atau diletakkan pada posisi

yang memungkinkan agar dapat memandang bebas ke sekelilingnya. Secara

auditori ajak bayi berbicara, beri kesempatan untuk mendengar pembicaraan,

musik dan nyanyian yang menyenangkan.

o Bayi usia 4 – 6 bulan

Untuk menstimuli penglihatan, dapat dilakukan permainan seperti mengajak

bayi menonton TV, memberi mainan yang mudah dipegangnya dan berwarna terang,

serta dapat pula dengan cara memberi cermin dan meletakkan bayi didepannya

sehingga memungkinkan bayi dapat melihat bayangan di cermin.

Untuk stimulasi pendengaran, dapat dilakukan dengan cara selalu

membiasakan memanggil namanya, mengulangi suara yang dikeluarkannya, dan

Page 8: jenis permainan Anak

sering berbicara dengan bayi, serta meletakkan mainan yang berbunyi di dekat

telinganya.

Untuk stimulasi taktil, berikan mainan yang dapat digenggamnya, lembut dan

lentur atau pada saat memandikan, biarkan bayi bermain air di dalam bak mandi.

o Bayi usia 7 – 9 bulan

Untuk stimulasi penglihatan, dapat dilakukan dengan memberikan mainan

yang berwarna terang, atau berikan kepadanya kertas dan alat tulis, biarkan ia

mencoret-coret sesuai keinginannya.

Stimulasi pendengaran, dapat dilakukan dengan memberi bayi boneka yang

berbunyi, mainan yang bias dipegang dan berbunyi jika digerakkan. Untuk itu alat

permainan yang dapat diberikan pada bayi, misalnya buku dengan warna yang terang

an mencolok, gelas dan sendok yang tidak pecah, bola yang besar, berbagai boneka,

dan/atau mainan yang dapat didorong.

b. Anak usia toddler (>1 tahun sampai 3 tahun)

Anak usia toddler menunjukkan karakteristikyang khas, yaitu banyak bergerak, tidak

bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampuannya untuk mandiri. Oleh

karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan

otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitas bermainnya. Anak mempunyai

rasa ingin tahu yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya dibongkar-pasang, bahkan

dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak dengan cara tidak

memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan perlukaan.

Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah “solitary play dan

parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak melakukan

permainan sendiri dengan mainannya sendir, sedangkan pada usia lebih dari 2 tahun sampai 3

tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara parallel karena sudah dapat

berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum begitu jelas karena kemampuan

berbahasa blum begitu lancar. Jenis alat permainan yang tepat diberikan adalah boneka,

pasir, tanah liat dan lilin warna-warni yang dapat dibentuk benda macam-macam

Page 9: jenis permainan Anak

c. Anak usia prasekolah (>3 tahun sampai 6 tahun)

Sejalan dengan pertumbuhan dan oerkembangannya, anak usia prasekolah

mempunyai kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang dari pada anak usia

toddler. Anak sudah lebih aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara

dan berhubungan social dengan temannya semakin meningkat.

Oleh kerena itu jenis permainan yang sesuai adalah “associative play, dramatic play dan skill

play”. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya dengan komunikasi yang

sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah mampu memainkan peran orang tua

tertentu yang diidentifikasinya, seperti ayah, ibu dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang

menggunakan kemampuan motorik (skill paly) banyak dipilih anak usia prasekolah. Untuk

itu, jenis alat permainan yang tepat diberikan pada anak misalnya, sepeda, mobil-mobilan,

alat olah raga, berenang dan permainan balok-balok besar, Mainan yang dapat ditarik dan

didorong,Alat masakMalam, lilinBoneka, telephone, gambar dalam buku, bola, drum yang

dapat dipukul, krayon, kertas

d. Anak usia sekolah ( 6 tahun sampai 12 tahun)

Kemampuan social anak usia sekolah semakin meningkat. Mereka lebih mampu

bekerja sama dengan teman sepermainannya. Seringkali pergaulan dengan teman menjadi

tempat belajar mengenal norma baik atau buruk. Dengan demikian, permainan pada anak usia

sekolah tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan ketrampilan fisik atau intelektualnya,

tetapi juga dapat mengembangkan sensitivitasnya untuk terlibat dalam kelompok dan bekerja

sama dengan sesamanya. Mereka belajar norma kelompok sehingga dapat diterima dalam

kelompoknya. Sisi lain manfaat bermain bagi anak usia sekolah adalah mengembangkan

kemampuannya untuk bersaing secara sehat. Bagaimana anak dapat menerima kelebihan

orang lain melalui permainan yang ditunjukkannya.

Karakteristik permainan untuk anak usia sekolah dibedakan menurut jenis

kelaminnya. Anak laki-laki lebih tepat jika diberikan mainan jenis mekanik yang akan

menstimulasi kemampuan kreativitasnya dalam berkreasi sebagai seorang laki-laki,

misalnya mobil-mobilan. Anak perempuan lebih tepat diberikan permainan yang dapat

Page 10: jenis permainan Anak

menstimulasinya untuk mengembangkan perasaan, pemikiran dan sikapnya dalam

menjalankan peran sebagai seorang perempuan, misalnya alat untuk memasak dan

boneka.

e. Anak usia remaja (13 tahun sampai 18 tahun)

Merujuk pada proses tumbuh-kembang anak remaja, dimana anak remaja berada

dalam suatu fase peralihan, yaitu disatu sisi akan meninggalkan masa kanak-kanak dan disisi

lain masuk pada usia dewasa dan bertindak sebagai individu. Oleh karena itu, dikatakan

bahwa anak remaja akan mengalami krisis identitas dan apabila tidak sukses melewatinya,

anak akan mencari kompensasinya pada hal yang berbahaya, seperti obat-obatan terlarang

dsb. Melihat karakteristik anak remaja perlu mengisi kegiatan yang konstruktif, misalnya

dengan melakukan permainan berbagai macam olah raga, mendengarkan dan/atau bermain

musik serta melakukan kegiatan organisasi remaja yang positif, seperti kelompok basket,

sepak bola, karang taruna dll. Prinsip kegiatan bermainbagi anak remaja tidak hanya sekedar

mencari kesenangan dan meningkatkan perkembangan fisio-emosional, tetapi juga lebih juga

ke arah menyalurkan minat, bakat dan aspirasi serta membantu remaja untuk menemukan

identitas pribadinya. Untuk itu alat permainan yang tepat bias berupa berbagai macam alat

olah raga, alat musik dan alat gambar atau lukis.

F. SYARAT BERMAIN

Ada beberapa hal yang dipersyaratkan untuk dapat melakukan kegiatan bermain yang

baik untuk anak, yaitu :

1. Perhatikan factor usia anak

Sesuaikan mainan/aktivitas dengan kematangan motorik anak, yaitu sejauh

mana gerakan-gerakan otot tubuh siap melakukan gerakan-gerakan tertentu. Juga

sesuaikan dengan kognisinya, yaitu sejauh mana anak mampu memahami

permainan itu. Jika terlalu sulit, anak jadi malas bermain dan jika kelewat

gampang ia cepat bosan. Untuk itu pilihlah mainan yang dapat merangsang

kreativitas anak.

Page 11: jenis permainan Anak

2. Tidak harus sehat

Tentu akan lebih baik jika anak dalam kondisi sehat. Namun anak yang

sakitpun diperbolehkan untuk bermain, malah bias mempercepat proses

kesembuhannya.tentunya jenis permainannya disesuaikan kondisi fisik. Misalnya

pilih permainan yang bisa dilakukan ditempat tidur seperti melipat, mewarnai,

menggambar atau mendengarkan dongeng, memainkan jari-jemari sambil bercerita,

main tebak-tebakan, dll.

3. Lama bermain

Tergantung karakteristik anak, ada yang aktif dan pasif. Namun sebaiknya

bermain tak terlalu lama agar anak tak mengabaikan tugas-tugas lainnya seperti

makan, mandi dan tidur. Untuk bayi, cukup 10-30 menit karena rentang

perhatiannya pun masih terbatas. Untuk anak yang lebih besar, buatlah komitmen

lebih dulu. Missal, boleh main selama 1 jam, setelah itu makan atau mandi.

Namun kita hurus konsisten dengan aturan itu agar anak tidak bingung. Bagi anak

yang sakit, jika ia butuh banyak istirahat, jangan dipaksa

4. Pastikan mainannya aman

Terlebih untuk bayi, keamanan mainan harus diperhatikan betul. Pilih yang

tidak mudah rusak/pecah ataupun terurai seperti manik-manik karena di

khawatirkan akan masuk mulut atau lubang telingan/hidung. Jangan pula

memberikan mainan yang bertali panjang, berukurang kecil dan menggunakan

listrik. Selain itu secara umum mainan anak haruslah tidak boleh ada bagian yang

mudah tertelan, tidak tajam atau berujung runcing, catnya tidak beracun

(nontoxic), tidak mudah mengelupas, tidak menjepit dan tidak menimbulkan api.

5. Dampingi anak

Penting diingat, mainan bukan pengganti orang tua, melainkan sarana untuk

mendekatkan hubungan orang tua dengan anak jadi, selalu dampingi anak kala

bermain. Tanpa arahan kita anak akan bermain sendiri tanpa mengenal tujuan dari

permainan tersebut. Oleh karena itu kita perlu selalu mendampingi mereka dalam

bermain. Hal ini juga untuk mengatasi segala persoalan yang dihadapi tiap anak,

Page 12: jenis permainan Anak

seperti sulitnya berkonsentrasi terhadap suatu kegiatan. Situasi ini juga dapat

memacu pertumbuhan harga diri anak dengan memberikan penghargaan pada

setiap hasil kegiatan atau penemuan-penemuan anak dalam proses bermain.

G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN

Ada 5 (lima) factor yang mempengaruhi aktivitas bermain pada anak, yaitu :

Tahap perkembangan anak

Aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak, yaitu sesuai dengan tahapan

pertumbuhan dan perkembangan anak. Tentunya permainan anak usia bayi tidak lagi

efektif untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Demikian juga

sebaliknya karena pada dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Dengan demikian, orang tua dan perawat harus mengetahui dan

memberikan jenis permainan yang tepat untuk setiap tahapan pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Status kesehatan anak

Untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi, walaupun demikian, bukan

berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang sakit. Kebutuhan bermain pada anak

sama halnya dengan kebutuhan bekerja pada orang dewasa. Yang penting pada saat

kondisi anak sedang menurun atau anak terkena sakit, bahkan dirawat di rumah sakit,

orang tua dan perawat harus jeli memilihkan permainan yang dapat dilakukan anak sesuai

dengan prinsip bermain pada anak yang sedang dirawat di rumah sakit.

Jenis kelamin anak

Ada bebarapa pndangan tentang konsep gender dalam kaitannya dengan

permainan anak. Dalam melaksanakan aktivitas bermain tidak membedakan jenis kelamin

laki-laki atau perempuan. Semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau

perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan kemampuan

social anak. Akan tetapi, ada pendapat lain yang meyakini bahwa permainan adalah salah

satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri sehingga sebagian alat permainan

anak perempuan tidak dianjurkan untuk digunakan oleh anak laki-laki. Hal ini di

Page 13: jenis permainan Anak

latarbelakangi oleh alasan adanya tuntutan perilaku yang berbeda antara laki-laki dan

perempuan dan hal ini dipelajari melalui media permainan.

Lingkungan yang mendukung

Terselenggaranya aktivitas bermain yang baik untuk perkembangan anak salah

satunya dipengaruhi oleh nilai moral, budaya dan lingkungan fisik rumah. Fasilitas

bermain tidak selalu harus yang dibeli di took atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan

yang dapat menstimulus imajinasi dan kreativitas anak, bahkan sering kali mainan

tradisional yang dibuat sendiri dari/atau berasal dari benda-benda di sekitar kehidupan

anak akan lebih merangsang anak untuk kreatif, keyakinan keluarga tentang moral dan

budaya juga mempengaruhi bagaimana anak di didik melalui permainan. Sementara

lingkungan fisik sekitar lebih banyak mempengaruhi ruang gerak anak untuk melakukan

aktivitas fisik dan motorik. Lingkungan rumah yang cukup luas untuk bermain

memungkinkan anak mempunyai cukup ruang gerak untuk bermain, berjalan, mondar-

mandir, berlari, melompat dan bermain dengan teman sekelompoknya.

Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai bagi anak

Orang tua harus bijaksana dalam memberikan alat permainan untuk anak. Pilih

yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak. Label yang tertera pada mainan harus

dibaca terlebih dahulu sebelum membelinya, apakah mainan tersebut sesuai dengan usia

anak. Alat permainan tidak selalu harus yang dibeli di took atau mainan jadi, tetapi lebih

diutamakan yang dapat menstimulus imajinasi dan kreativitas anak, bahkan seringkali

mainan tradisional yang dibuat sendiri dari atau berasal dari benda-benda di sekitar

kehidupan anak, akan lebih merangsang anak untuk kreatif. Alat permainan yang harus

didorong, ditarik, dan dimanipulasi, akan manegajarkan anak untuk dapat

mengembangkan kemampuan koordinasi alat gerak. Permainan membantu anak untuk

meningkatkan kemampuan dalam mengenal norma dan aturan serta interaksi social

dengan orang lain.

Orang tua dan anak dapat memilih mainan bersama-sama, tetapi yang harus

diingat bahwa alat permainan harus aman bagi anak. Oleh karena itu, orang tua harus

membantu anak memilihkan mainan yang aman.

Page 14: jenis permainan Anak

PRINSIP PERMAINAN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT

1. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan

pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih permainan yang dapat

dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh diajak bermain dengan

kelompoknya di tempat bermain khusus yang ada di ruangan rawat.

2. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana

3. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak

4. Permainan harus melibatkan kelompok umur yang sama

5. Melibatkan orang tua

TUJUAN BERMAIN DI RUMAH SAKIT

Kebutuhan bermain mengacu pada tahapan tumbuh kembang anak, sedangkan

tujuan yang ditetapkan harus memperhatikan prinsip bermain bagi anak di rumah

sakit yaitu menekankan pada upaya ekspresi sekaligus relaksasi dan distraksi dari

perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan nyeri.

KEUNTUNGAN BERMAIN PADA ANAK DI RUMAH SAKIT

1. Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga) dan perawat

2. Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk mandiri.

Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan mandiri pada anak

3. Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa senang pada

anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan perasaan dan pikiran

cemas, takut, sedih tegang dan nyeri

4. Permainan yang terapeutuk akan dapat meningkatkan kemampuan anak untuk

mempunyai tingkah laku yang positif

Page 15: jenis permainan Anak

PROSES KEGIATAN BERMAIN

Uraikan kegiatan bermain yang akan dilakukan. Ingat bahwa perawat hanya

sebagai fasilitator dan kegiatan bermain harus dilakukan secara aktif oleh anak dan

orang tuanya. Kegiatan bermain yang dijalankan mengacu pada tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya. Apabila permainan akan dilakukan dalam kelompok, uraikan

dengan jelas aktivitas setiap anggota kelompok dalam permainan dan kegiatan orang

tua setiap anak.

ALAT PERMAINAN YANG DIPERLUKAN

Alat permainan yang digunakan tidak harus yang baru dan bagus. Gunakan

alat permainan yang dimiliki anak atau yang tersedia di ruang perawatan. Yang

penting adalah alat permainan yang digunakan harus menggambarkan kreativitas

perawat dan orang tua, serta dapat menjadi media untuk eksplorasi perasaan anak.

PELAKSANAAN KEGIATAN BERMAIN

Selama kegiatan bermain respons anak dan orang tua harus diobservasi dan

menjadi catatan penting bagi perawat, bahkan apabila tampak adanya kelelahan pada

anak permainan tidak boleh di teruskan. Proses dalam melakukan permainan

merupakan hal yang terpenting, bukan semata-mata hasilnya.

Hambatan bermain:Anak kurang kooperatif,Orang tua tidak mendukung

Jam-jam tertentu seperti : kunjungan dokter, terapi dan waktu istirahat, Tidak semua rumah

sakit mempunyai fasilitas bermain.

Page 16: jenis permainan Anak

Antisipasi hambatan bermain

1)          Pendekatan kepada anak lebih ditingkatkan

2)         Memberikan penjelasan yang mudah dimengerti orang tua, sehingga timbul rasa

percaya

3)          Membatasi waktu bermain

4)          Bermain dilakukan dirawat inap tanpa menggangu proses terapi pengobatan

PENUTUP

Kesimpulan

Bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan tanpa mempertimbangkan hasil

akhir.

Tujuan bermain untuk melatih keterampilan kognitif dan afektif, anak bebas

mengekpresikan perasaannya, orang tua dapat mengetahui stuasi hati anak, memahami

kemampuan diri, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain, merupakan alat

komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara verbal.

Saran

Saran kepada orang tua dan pelayanan kesehatan diharapkan orang tua lebih selektif

dan memahami fungsi dari alat permainan yang akan diberikan kepada anak . dapat

menyesuaikan kepada umur anak sehingga dapat merangsang tumbuh kembang secara

optimal .

Page 17: jenis permainan Anak

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock E B . 1991 . Perkembangan Anak Jilid 1 . Erlangga . Jakarta

Whaley and Wong . 1991 . Nursing Care Infants and Children . Fourth Edition . Mosby

Year Book . Toronto . Canada

Noname . 2006 . Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak

Terapi Bermain (Usia Toddler) « Wadung Indah Permai.htm

BERMAIN BAGI PASIEN ANAK DI RUMAH SAKIT « PRO HEALTH, for better life.htm