Jenis-jenis Gigi Tiruan Jembatan

6
Jenis-jenis Bridge 1. Rigid fixed bridge Gigi tiruan pontiknya di dukung secara kaku pada kedua sisi oleh satu atau lebih gigi penyangga. Dengan kata lain, tekanan yang diterima GTJ ini akan terdistribusi secara merata ke semua unit mahkota. GTJ jenis ini sering digunakan untuk GTJ yang long span, namun jarang digunakan untuk yang short span, karena diperlukan retensi yang sangat baik dari kedua retainer. Jika gagal risiko lepas sangat tinggi. Dengan kata lain, dalam pembuatan GTJ jenis ini perlu preparasi gigi abutment yang cukup ekstensif. Indikasi : Penggantian 1 – 3 gigi yang saling bersebelahan Pasien yang punya tekanan kunyah normal – kuat Gigi penyangga tidak terlalu besar Gigi penyangga derajat goyangnya 1 (normal) Kontra-Indikasi : Pontics/span yang terlalu panjang Gigi penyangga memiliki kelainan periodontal atau karies esktensif Pasien yang masih muda dengan ruang pulpa besar Keuntungan : Memiliki indikasi terluas dari semua jenis GTJ, Punya efek splinting terbaik dan karenanya sering digunakan sebagai perawatan penunjang periodontal.

description

gigi tiruan jembatan

Transcript of Jenis-jenis Gigi Tiruan Jembatan

Page 1: Jenis-jenis Gigi Tiruan Jembatan

Jenis-jenis Bridge

1. Rigid fixed bridge

Gigi tiruan pontiknya di dukung secara kaku pada kedua sisi oleh satu atau lebih gigi penyangga.

Dengan kata lain, tekanan yang diterima GTJ ini akan terdistribusi secara merata ke semua unit

mahkota. GTJ jenis ini sering digunakan untuk GTJ yang long span, namun jarang digunakan

untuk yang short span, karena diperlukan retensi yang sangat baik dari kedua retainer. Jika gagal

risiko lepas sangat tinggi. Dengan kata lain, dalam pembuatan GTJ jenis ini perlu preparasi gigi

abutment yang cukup ekstensif.

Indikasi :

Penggantian 1 – 3 gigi yang saling bersebelahan

Pasien yang punya tekanan kunyah normal – kuat

Gigi penyangga tidak terlalu besar

Gigi penyangga derajat goyangnya 1 (normal)

Kontra-Indikasi :

Pontics/span yang terlalu panjang

Gigi penyangga memiliki kelainan periodontal atau karies esktensif

Pasien yang masih muda dengan ruang pulpa besar

Keuntungan : Memiliki indikasi terluas dari semua jenis GTJ, Punya efek splinting terbaik dan

karenanya sering digunakan sebagai perawatan penunjang periodontal.

Kerugian : Jika span terlalu panjang terjadi resiko adanya gaya ungkit/bent/efek flexural. Hal ini

terjadi pada saat makan, bolus makanan berada baik di gigi penyangga atau berada di tengah

span/pontics.

2. Semi fixed bridge

Gigi tiruan yang di dukung secara kaku pada satu sisi, biasanya pada akhir distal dengan satu

atau lebih gigi permanen. Pada GTJ jenis ini distribusi tekanan dibagi ke masing-masing unit

pontik & retainer. Disini bagian yang bersifat non-rigid diletakkan pada bagian distal unit GTJ

Page 2: Jenis-jenis Gigi Tiruan Jembatan

dengan tujuan untuk mencegah tertariknya kunci (yang menghubungkan minor & major retainer)

ke arah anterior akibat adanya efek Anterior Component Force saat terjadi oklusi. Hal ini

membuat tekanan oklusal diberikan pada masing-masing pontik/retainer.

Indikasi :

Salah satu abutment miring >20° atau intermediate abutment

Kehilangan 1 atau 2 gigi dengan salah satu gigi penyangga vital

Kehilangan 2 gigi dengan gigi penyangga intermediate

Keuntungan : Adanya konektor non-rigid mencegah terjadinya gaya ungkit sebagaimana yang

terjadi pada GTJ rigid-fixed, Preparasi tidak terlalu ekstensif sehingga pasien yang ruang

pulpanya besar tidak menjadi masalah, Prosedur sementasi bertahap sehingga jika terjadi

kesalahan tidak semua unit harus diulang.

Kerugian : Pembuatan relatif sulit, terutama keakuratan kedua unit retainer, harganya relatif

lebih mahal, efek splinting kurang, risiko fraktur pada kunci tinggi.

3. Cantilever bridge

GTJ ini merupakan jenis yang paling sederhana karena hanya punya satu abutment/retainer.

Meskipun demikian, apabila proses dan preparasinya dilakukan dengan baik, desain ini

memiliki kesuksesan tertinggi. Bentuk desainnya adalah pontic secara langsung

terhubung/disangga oleh 1 gigi abutment. Hal ini menyebabkan tekanan yang diterima

jaringan periodonsium menjadi lebih besar daripada jenis lainnya sehingga area akar dari gigi

penyangga harus cukup lebar untuk menyerap tekanan tersebut. Indiaksinya untuk gigi

anterior yang memiliki daya gigi ringan seperti I2, sedangkan untuk C harus menggunakan

semi rigid atau rigid-fixed. Di regio posterior jaranga digunakan karena beban oklusalnya

terlalu tinggi dan berisiko terjadi gaya mengungkit

Indikasi : Regio anterior, khususnya gigi I2 yang beban oklusal kecil.

Kontra-Indikasi : Regio posterior, kecuali pada P2 bawah yang beban oklusalnya tidak

terlalu besar.

Page 3: Jenis-jenis Gigi Tiruan Jembatan

Keuntungan : Desain sederhana, pembuatannya mudah namun hasil maksimal, jaringan

yang rusak tidak banyak, estetika paling baik karena kesederhanaan desainnya serta

menggunakan full-porcelain crown.

Kerugian : Punya daya mengungkit yang dapat merusak jaringan periodonsium (baik tulang

maupun mukosa), Terjadi rotasi palato-labial, namun hal ini jarang terjadi karena adanya

keseimbangan jaringan mukosa bibir, pipi, dan lidah, Indikasi sangat terbatas.

4. Spring Bridge

Disini pontics terhubung dengan retainer melalui palatal bar yang panjang dan fleksibel,

dimana tekanan mastikasi yang seharusnya diterima oleh pontic akan diserap oleh

mukoperiosteum via palatal bar tersebut. Hal ini sangat menguntungkan terutama bagi

pasien yang memiliki beban oklusal dan daya gigit yang kuat serta menginginkan estetika

tertinggi (fullporcelain). Selain itu, preparasi gigi hanya perlu satu karena retainer yang

akan digunakan hanya 1 serta faktor diastema bukan menjadi persoalan

Indikasi :

Dimana estetika merupakan hal utama, GTJ jenis ini menjadi pilihan terbaik

karena letak gigi penyangga tidak tepat disebelah pontics sehingga tidak terlalu

terlihat jika menggunakan logam

Gigi dalam 1 regio tidak memungkinkan untuk digunakan sebagai gigi penyangga

baik karena faktor anatomis (akar & periodontal) maupun karena faktor fisik

retainernya

Jika diperlukan adanya diastema (umumnya faktor estetik)

Kontra-Indikasi :

Pasien muda yang mahkota klinisnya terlalu pendek sehingga kurang retentif

untuk dijadikan penyangga

Pada gigi di mandibula; Bentuk palatal tidak memungkinkan, entah karena

adanya torus atau bentuknya yang terlalu dangkal/dalam. Selain alasan

fungsional, faktor estetik juga menjadi masalah

Page 4: Jenis-jenis Gigi Tiruan Jembatan

Gigi penyangga tidak memiliki kontak proksimal, menyebabkan gigi berisiko

bergerak

Keuntungan : Mendapat hasil estetika yang sangat baik, waktu kunjungan relatif

lebih singkat, desain umumnya disambut baik oleh pasien karena faktor estetika dan

kekuatan yang tahan lama, tingkat kegagalan rendah selama preparasi dan

pembuatannya benar.

Kerugian : Palatal bar dapat membengkok/patah suatu saat jika ada gaya yang cukup

besar seperti trauma atau sering bergerak atau bahkan secara alami, Meskipun waktu

kunjungan singkat, waktu pembuatan cukup lama dan kompleks serta butuh keahlian.