BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1...

22
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1. Sejarah Gigi Tiruan Jembatan Menurut Prajitno riwayat perkembangan restorasi gigi tiruan jembatan sudah ada pada 700 th sebelum masehi, berasal dari gigi hewan dan diikatkan pada gigi yang masih ada menggunakan lempeng emas. Semenjak itu tidak banyak lagi diutarakan sampai abad ke 18, hanya terdapat perbaikan dalam cara penggantian gigi yang hilang (Prajitno, 1991 : 3). Pada abad ke 19, lebih banyak literatur yang menggambarkan perkembangan perawatan gigi tiruan jembatan dalam hal teknologi dan bahan-bahan untuk perbaikan estetika dan kemudahan dalam membuatnya. Peleburan porselen telah mulai dilakukan dan pada pertengahan abad 19 gips dipakai untuk mencetak dan membuat model kerja (Prajitno, 1991 : 3). Tahun 1907 dianggap sebagai awal konstruksi jembatan, dan pada tahun 1937 hidrokoloid telah dipakai sebagai bahan cetak untuk membuat gigi tiruan jembatan secara tak langsung. Selanjutnya mulai dipakai Rubberbase Impression Material dan akrilik untuk perbaikan estetika. Alat bor yang digerakkan oleh kaki sejak tahun 1872 mulai diganti dengan mesin listrik. Vibrasi yang dialami oleh penderita mulai hilang setelah super high speed engine diperkenalkan. Sekarang sudah dipakai alat ultra speed air driven turbine handpiece sebagai teknologi yang paling mutakhir (Prajitno, 1991 : 3).

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge)

1. Sejarah Gigi Tiruan Jembatan

Menurut Prajitno riwayat perkembangan restorasi gigi tiruan

jembatan sudah ada pada 700 th sebelum masehi, berasal dari gigi hewan

dan diikatkan pada gigi yang masih ada menggunakan lempeng emas.

Semenjak itu tidak banyak lagi diutarakan sampai abad ke 18, hanya

terdapat perbaikan dalam cara penggantian gigi yang hilang (Prajitno,

1991 : 3).

Pada abad ke 19, lebih banyak literatur yang menggambarkan

perkembangan perawatan gigi tiruan jembatan dalam hal teknologi dan

bahan-bahan untuk perbaikan estetika dan kemudahan dalam

membuatnya. Peleburan porselen telah mulai dilakukan dan pada

pertengahan abad 19 gips dipakai untuk mencetak dan membuat model

kerja (Prajitno, 1991 : 3).

Tahun 1907 dianggap sebagai awal konstruksi jembatan, dan pada

tahun 1937 hidrokoloid telah dipakai sebagai bahan cetak untuk membuat

gigi tiruan jembatan secara tak langsung. Selanjutnya mulai dipakai

Rubberbase Impression Material dan akrilik untuk perbaikan estetika.

Alat bor yang digerakkan oleh kaki sejak tahun 1872 mulai diganti dengan

mesin listrik. Vibrasi yang dialami oleh penderita mulai hilang setelah

super high speed engine diperkenalkan. Sekarang sudah dipakai alat ultra

speed air driven turbine handpiece sebagai teknologi yang paling

mutakhir (Prajitno, 1991 : 3).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

6

2. Pengertian Gigi Tiruan Jembatan

Gigi tiruan jembatan disebut juga Fixed Partial Denture adalah

suatu protesa sebagian yang dilekatkan secara tepat pada satu atau lebih

gigi penyangga dan menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang

(Martanto, 1981 : 4).

Gigi tiruan jembatan (Bridge Fixed Bridge) adalah gigi tiruan

yang dicekatkan pada gigi penyangga dan didukung sepenuhnya oleh gigi

pendukungnya (Gunadi, 1991 : 14).

Gigi tiruan jembatan adalah restorasi yang menggantikan satu atau

lebih gigi yang disemenkan pada gigi penyangga dan didukung

sepenuhnya oleh periodontium (Kayser; dkk, 1984 : 239).

3. Tujuan Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan

Menurut Martanto, tujuan pembuatan gigi tiruan jembatan adalah

untuk memulihkan daya kunyah (masticating efficiency) yang menjadi

kurang karena hilangnya satu atau lebih gigi asli. Selain itu juga untuk

memperbaiki estetika, memelihara/mempertahankan kesehatan gusi,

memulihkan fungsi fonetik (pengucapan), serta mencegah terjadinya

pergeseran gigi keruangan yang kosong akibat kehilangan gigi berupa

migrasi, rotasi, miring, atau ekstrusi (Martanto, 1981 : 3).

4. Indikasi Dan Kontra Indikasi Gigi Tiruan Jembatan

Menurut Martanto, indikasi untuk pembuatan gigi tiruan jembatan

adalah sebagai berikut:

a. Gigi Penyangga

Kondisi dan posisi dari gigi asli yang masih ada dijadikan

pertimbangan untuk dijadikan gigi penyangga. Gigi penyangga

tidak boleh goyang dan mempunyai kedudukan sejajar dengan gigi

lainnya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

7

b. Jumlah Gigi Yang Diganti

Luas permukaan selaput periodontal dari gigi-gigi

penyangga hendaknya sama atau lebih besar dari luas permukaan

selaput periodontal dari gigi-gigi yang akan diganti. Jika gigi yang

diganti lebih banyak dari gigi penyangga, maka akan merusak gigi

penyangga itu sendiri dan jaringan-jaringan disekitarnya. Keadaan

yang baik adalah jika ada dua gigi penyangga ditiap ujung yang

memenuhi syarat untuk menggantikan satu gigi.

c. Umur Penderita

Gigi tiruan jembatan sebaiknya tidak dibuat pada usia

dibawah 17 tahun karena ruang pulpa masih besar, gigi belum

tumbuh sempurna, dan tulang rahang belum cukup padat atau

keras.

d. Kesehatan gusi, selaput akar dan tulang

Pada sekitar gigi penyangga keadaan gusi harus sehat,

warna dan konsistensi gusi dapat dijadikan pedoman untuk gusi

yang normal. Oklusi traumatis dapat menyebabkan selaput

periodontal meradang dan tulang alveolar mengalami resorbsi,

sehingga dapat menjadikan gigi goyang dan tidak mampu untuk

dijadikan penyangga yang kuat (Martanto, 1981 : 15-18).

Kontra Indikasi dalam pembuatan gigi tiruan jembatan adalah sebagai

berikut:

a. Kebersihan mulut

Pada penderita yang kebersihan mulutnya (oral hygiene)

tidak terpelihara atau tidak dapat memeliharanya karena cacat,

pemakaian gigi tiruan jembatan tidak disarankan dan sebaiknya

dibuatkan protesa lepasan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

8

b. Indeks karies

Indeks karies yang tinggi tidak disarankan untuk memakai

retainer yang tidak menutupi seluruh permukaan mahkota gigi

karena mudah terserang karies.

c. Oklusi

Tekanan kunyah pada oklusi yang abnormal seperti gigitan

silang dapat menekan retainer pada gigi penyangga.

d. Keadaan atau posisi gigi antagonis

Gigi hilang yang tidak segera diganti akan mengakibatkan

migrasi dan ekstrusi. Migrasi dan ekstrusi yang parah merupakan

kontra indikasi untuk dibuatkan gigi tiruan jembatan (Martanto,

1981 : 18-19).

5. Keuntungan Dan Kerugian Gigi Tiruan Jembatan

Menurut Prajitno, keuntungan pemakaian gigi tiruan jembatan

adalah sebagai berikut:

a. Gigi tiruan jembatan tidak mudah terlepas atau tertelan karena

dilekatkan pada gigi asli.

b. Penderita merasa seperti gigi asli.

c. Gigi tiruan jembatan mempunyai efek splinting yang melindungi gigi

terhadap tekanan.

d. Gigi tiruan jembatan dapat menyalurkan tekanan kunyah ke

penyangga gigi sehingga menguntungkan jaringan pendukungnya

(Prajitno, 1991 : 1).

Menurut Kayser, kerugian pemakaian gigi tiruan jembatan yaitu:

a. Pembebanan periodontal dari unsur penyangga.

Sebuah gigi tiruan jembatan mempunyai daerah interdental yang sulit

dibersihkan, selain itu pinggiran subgingival dari restorasi penyangga

dapat menyebabkan iritasi gingival.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

9

b. Pada pembuatan gigi tiruan jembatan unsur-unsur penyangga harus

selalu dibuat dengan restorasi cor terutama pada unsur penyangga yang

masih utuh (Kayser; dkk, 1984 : 243).

6. Syarat-Syarat Gigi Tiruan Jembatan

Menurut Martanto, suatu gigi tiruan jembatan hendaknya tidak

sekedar menggantikan gigi-gigi yang hilang (mengisi ruangan yang

kosong), tetapi harus juga memulihkan dan menjamin terpeliharanya

semua fungsi dari gigi geligi dan mencegah kerusakan selanjutnya. Gigi

tiruan jembatan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Persyaratan Mekanis

Gigi-gigi penyangga harus mempunyai sumbu panjang yang

sejajar sehingga gigi penyangga dapat dipreparasi dengan baik agar

dapat memberi retensi yang cukup bagi retainer. Pontik harus

menyerupai bentuk anatomi gigi asli yang diganti dan harus kuat

menahan beban kunyah sehingga tidak patah/bengkok. Konektor juga

harus mempunyai kekuatan yang cukup sehingga tidak patah oleh

tekanan kunyah.

b. Persyaratan Fisiologis

Gigi tiruan jembatan tidak boleh mengganggu kesehatan gigi

penyangga dan jaringan pendukung lainnya. Retainer dan pontik tidak

boleh mengiritasi jaringan lunak (gusi, lidah, pipi, bibir).

c. Persyaratan Hygiene

Pada gigi tiruan jembatan tidak boleh terdapat bagian-bagian

yang dapat menyangkut sisa makanan. Diantara pontik dan retainer

harus ada celah yang cukup besar dan dapat dilalui seutas benang

sehingga dapat dibersihkan dengan mudah oleh air ludah atau lidah

dan semua permukaan gigi tiruan jembatan (kecuali permukaan dalam

dari retainer) harus dipoles sampai licin dan mengkilap agar kotoran

atau sisa makanan tidak mudah melekat.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

10

d. Persyaratan Estetik

Gigi tiruan jembatan terutama untuk gigi depan harus dibuat

menyerupai gigi asli, tetapi tidak boleh mengorbankan kekuatan dan

kebersihannya. Permukaan logam yang tidak perlu sebaiknya dicegah

untuk kepentingan estetika. Pontik harus mempunyai kedudukan,

bentuk dan warna yang sesuai dengan keadaan sekitarnya dan

mempunyai cici-ciri permukaan yang sepadan dengan gigi

tetangganya.

e. Persyaratan Fonetik

Pada umumnya otot-otot mulut segera dapat menyesuaikan diri

untuk menghasilkan suara yang sama sebelum adanya gigi yang

hilang. Gigi tiruan jembatan mampu menyempurnakan pemulihan ini

dalam waktu yang pendek karena tidak adanya basis seperti pada gigi

tiruan lepasan. Bagian lingual dari retainer atau pontik dibuat bentuk

dan ukuran yang sama dengan gigi asli sehingga pasien mudah dan

cepat dapat berbicara seperti biasa (Martanto, 1981 : 11-12).

7. Macam-Macam Gigi Tiruan Jembatan

Menurut Prajitno, pada dasarnya ada beberapa macam gigi tiruan

jembatan yaitu:

a. Rigid Fixed Bridge

Rigid fixed bridge ialah desain dimana pontik terhubung ke

abutment dikedua sisi, memberikan kekuatan yang diinginkan dan

stabilisasi (Madhok, 2014 : 2). Kedua ujungnya direkatkan secara

kaku (rigid) pada gigi abutmentnya (Prajitno, 1991 : 10).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

11

Gambar 2.1

Rigid Fixed Bridge

(Sumber: Madhok, 2014)

b. Semi Fixed Bridge

Semi fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan dengan

satu ujung kaku (kaku) pada retainer, sedangkan ujung lainnya

berakhir pada satu retainer berkunci yang memungkinkan

pergerakan-pergerakan terbatas (non-rigid) (Martanto, 1981 : 10).

Gambar 2.2

Semi Fixed Bridge

(Sumber: Madhok, 2014)

c. Cantilever Bridge

Cantilever bridge merupakan gigi tiruan jembatan yang

sangat konservatif setelah fixed-fixed bridge, dimana pada salah

satu sisinya bersifat sebagai titik kontak (Madhok, 2014 : 2).

Dukungan dapat diperoleh dari satu atau lebih gigi penyangga

pada satu sisi yang sama (Martanto, 1981 : 10).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

12

Gambar 2.3

Cantilever Bridge (Sumber: Madhok, 2014)

d. Spring Fixed Bridge

Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan yang

menggunakan dukungan gigi dan jaringan, dimana sebuah pontik

didukung dengan konektor panjang yang menghubungkannya

dengan abutment. Jenis gigi tiruan jembatan ini dapat

menggunakan lebih dari satu konektor panjang untuk menambah

kekuatannya (Madhok, 2014 : 2).

Gambar 2.4

Spring Fixed Bridge (Sumber: Madhok, 2014)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

13

8. Komponen Gigi Tiruan Jembatan

Komponen gigi tiruan jembatan terdiri atas empat bagian yaitu

abutment (penyangga), retainer, pontic dan connector.

Gambar 2.5

Komponen Gigi Tiruan Jembatan

(Sumber: Herman, 2017)

a. Abutment (penyangga)

Abutment adalah gigi asli yang digunakan sebagai tempat

diletakkannya gigi tiruan jembatan. Mahkota gigi yang baik untuk

dijadikan penyangga hendaknya mempunyai panjang yang normal

dan ketebalan dentin yang cukup (Prajitno, 1991 : 36).

b. Connector

Connector adalah alat yang menghubungkan pontik ke

retainer, retainer ke retainer dan pontik ke pontik. Connector dapat

berupa sambungan yang disolder, struktur cor (alumina derajat

tinggi jika terbuat dari porselen seluruhnya), dovetail atau

stressbreaker, retainer presisi atau lengan spring yang panjang

(Allan dan Foreman, 1994 : 81).

c. Pontic

Menurut Allan dan Foreman, pontik adalah gigi buatan

pengganti dari gigi-gigi yang hilang. Fungsi pontic adalah untuk

mengembalikan fungsi kunyah dan bicara, mempertahankan

hubungan antara gigi sehingga mencegah migrasi/ekstrusi (Allan

dan Foreman, 1994 : 81).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

14

Ada beberapa desain pontic yang dapat digunakan dalam

pembuatan gigi tiruan jembatan, yaitu:

1) Saddle

Pontic ini paling mirip dengan gigi asli, menggantikan

semua bagian gigi yang hilang. Desain ini membentuk kontak

cekung yang besar dengan daerah ridge, menutupi bagian

facial, lingual dan proksimal. Biasa juga disebut ridge lap

karena menutupi seluruh bagian dari ridge (Setiawan, 2015 :

16).

Gambar 2.6

Pontik Saddle

(Sumber: Shillingburg, 1997)

2) Modified Ridge Lap

Desain ini memberikan gambaran gigi asli. Pada

bagian lingual dibuat sedikit pembelokan kontur untuk

mencegah impaction makanan dan meminimalkan akumulasi

plak (Setiawan, 2015 : 16).

Gambar 2.7

Pontik Modified Ridge Lap

(Sumber: Shillingburg, 1997)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

15

3) Hygiene (sanitary)

Istilah hygiene digunakan untuk menggambarkan

pontic yang tidak berkontak dengan edentulous ridge. Pada

desain ini ketebalan oklusal gingival tidak boleh kurang dari

3mm, dan harus ada ruang kosong dibawahnya untuk

memfasilitasi pembersihan (Setiawan, 2015 : 16).

Gambar 2.8

Pontik Hygiene (sanitary)

(Sumber: Shillingburg, 1997)

4) Conical

Pontic ini memiliki bentuk yang bulat dan dapat

dibersihkan, tapi pada bagian ujung lebih kecil dari pada

ukuran keseluruhan pontic. Pontic ini cocok digunakan untuk

ridge mandibular yang tipis (Setiawan, 2015 : 16).

Gambar 2.9

Pontik Conical

(Sumber: Shillingburg, 1997)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

16

5) Ovate

Ovate pontic sudah digunakan sebelum tahun 1930

dan dipertimbangkan sebagai pengganti pontik tipe saddle

untuk mendapatkan estetika yang baik dan kemudahan untuk

dibersihkan (Setiawan, 2016 : 16).

Gambar 2.10

Pontik Ovate

(Sumber: Shillingburg, 1997)

d. Retainer

Menurut Martanto, retainer merupakan restorasi

(mahkota, inlay, pasak/dowel) yang menghubungkan jembatan

dengan penyangga. Retainer dapat dibuat ekstrakoronal,

intrakoronal dan dowel crown (Martanto, 1981 : 5).

1) Retainer ekstrakoronal

Menurut Allan dan Foreman, retainer ini dapat dibuat

dari porselen-logam yang mengikat jaringan gigi bersama-

sama (Allan dan Foreman, 1994 : 87). Menurut Martanto

Macam-macam retainer ekstrakoronal yaitu:

a) Mahkota penuh

Mahkota penuh merupakan suatu restorasi yang

menutupi seluruh permukaan mahkota klinis dari suatu

gigi. Mahkota ini dapat merupakan restorasi yang berdiri

sendiri (single unit restoration) atau sebagai retainer dari

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

17

jembatan. Mahkota penuh yang yang dibuat dari logam

dipakai sebagai retainer pada gigi-gigi posterior dimana

estetika tidak dibutuhkan. Pada gigi-gigi anterior yang

terlihat ketika mulut dibuka, dibuatkan mahkota penuh dari

logam yang dilapisi porselen atau akrilik pada bagian labial

atau bukal untuk estetika (Martanto, 1981 : 61).

Gambar 2.11

Mahkota Penuh (Sumber: Allan dan Foreman, 1994)

b) Mahkota sebagian

Mahkota sebagian yang dipakai sebagai retainer

jembatan, preparasinya memerlukan pembuangan jaringan

gigi yang lebih sedikit dibandingkan dengan mahkota

penuh. Pada mahkota ini dari 4 permukaan gigi seri (labial,

mesial, distal dan lingual) hanya 3 permukaan yang ditutup

oleh mahkota. Pada gigi yang mempunyai 5 permukaan

seperti premolar hanya sebagian dari permukaan gigi yang

tertutup oleh mahkota sehingga retorasi ini disebut

mahkota sebagian (Martanto, 1981 : 76).

2) Retainer intrakoronal

Menurut Allan dan Foreman, retainer ini memerlukan

preparasi yang sebagian besar ada didalam dentin (Allan dan

Foreman, 1994 : 87). Menurut Martanto macam-macam

retainer intrakoronal yaitu:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

18

a) Inlay retainer

Inlay digunakan sebagai retainer untuk gigi tiruan

jembatan yang pendek, menggantikan tidak lebih dari satu

gigi pada mulut yang karies indeks nya rendah (Martanto,

1981 : 95).

Gambar 2.12

Inlay Retainer

(Sumber: Allan dan Foreman, 1994)

3) Retainer dowel crown

Merupakan retainer yang retensinya berupa pasak pada

saluran akar yang telah dirawat dengan sempurna (Prajitno,

1991 : 15).

Gambar 2.13

Retainer Dowel Crown

(Sumber: Herman, 2017)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

19

B. Inlay

1. Pengertian Inlay

Menurut Tarigan, inlay merupakan tambalan dengan cara direct

(langsung) dan indirect (tidak langsung) dari bahan logam atau non logam

yang disemenkan pada kavitas (Tarigan, 1989 : 5).

Menurut Fatmawati, inlay merupakan restorasi intrakoronal yang

kerusakannya mengenai sebagian cusp dan berada diantara cusp, sehingga

ukurannya tidak begitu luas (Sofya, 2005 : 1).

Inlay biasa digunakan pada kasus dengan indeks karies yang

rendah, dibuat seperti potongan puzzle untuk menambah retensi dan

membangun kembali area yang sudah rusak pada permukaan gigi (Aspros,

2015: 1).

Gambar 2.14

Inlay

(Sumber: Istikharoh, 2018)

2. Indikasi dan Kontra Indikasi Inlay

Indikasi dari restorasi inlay yaitu untuk karies yang besar dan

dalam, sangat cocok sebagai retainer dari bridge serta gigi dengan tekanan

kunyah yang besar.

Kontra indikasi pada pembuatan restorasi inlay adalah untuk pasien

dengan insiden karies tinggi dan pasien muda dibawah umur 10 tahun

(Tarigan, 1989 : 5-6).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

20

3. Macam-Macam Klasifikasi Inlay

Menurut Eccles, terdapat beberapa macam klasifikasi inlay yaitu:

a. Inlay klas I

Merupakan klas yang sederhana dan jarang digunakan.

Gambar 2.15

Inlay klas I

(Sumber: Messing and Ray, 1982)

b. Inlay klas II

Dibuat pada daerah MOD gigi yang karies sehingga perlu adanya

perlindungan dengan cara menghilangkan tonjolan-tonjolan yang lemah.

Gambar 2.16

Inlay klas II

(Sumber: Messing and Ray, 1982)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

21

c. Inlay klas III dan IV

Dibuat pada restorasi dengan preparasi jaringan gigi yang lebih sedikit

dan cara pembuatan yang lebih mudah. Inlay klas ini dapat digunakan

sebagai attachment gigi tiruan jembatan semi cekat.

Gambar 2.17

Inlay klas III dan IV

(Sumber: Messing and Ray, 1982)

d. Inlay klas V

Dapat membentuk restorasi yang baik bila segi estetik dapat diterima

dan diperoleh retensi yang memadai. Karies pada klas ini termasuk luas

mengenai bagian incisal/oklusal sampai ke bagian mesial/distal. (Eccles,

J.D, 1994 : 126).

Gambar 2.18

Inlay klas V

(Sumber: Messing and Ray, 1982)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

22

4. Kekuatan Rastorasi Inlay Full Metal

Menurut Martanto penggunaan inlay sebagai retensi lebih baik

pada gigi tiruan jembatan yang pendek dan menggantikan tidak lebih dari

satu gigi (Martanto, 1981 : 95).

Bahan-bahan untuk restorasi inlay dapat berupa logam dan non

logam (Tarigan, 1989 : 9). Restorasi inlay dengan bahan logam (full metal)

memiliki keuntungan yang lebih baik dari segi kekuatan untuk menerima

tekanan kunyah yang besar (Desphande; dkk, 2016 : 134). Secara umum

inlay full metal dianggap lebih berumur panjang dan mempunyai kestabilan

yang tinggi dari pada non logam (Bindslev, 1998 : 134).

C. Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused to Metal

1. Definisi Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused To Metal

Gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal merupakan suatu

restorasi gigi yang memadukan antara kekuatan dan ketepatan dari

mahkota logam coran dengan estetika yang diperoleh dari bahan porselen.

Restorasi gabungan logam porselen terdiri dari coran logam yang dibuat

tipis, menutupi seluruh preparasi gigi seperti mahkota penuh. Bahan

poselen bertugas membentuk anatomi gigi diatasnya (Martanto, 1982 :

132).

Menurut Baum dkk, restorasi keramik logam adalah sebuah

mahkota gigi tiruan cekat yang dibuat dengan substrat logam (biasanya

logam cor) dimana porselen diikatkan untuk memperbaiki estetik melalui

lapisan perantara oksida logam (Baum; dkk, 1997 : 494).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

23

2. Indikasi dan Kontra Indikasi Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused To

Metal

Indikasi gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal adalah

untuk keperluan estetika menutupi seluruh permukaan gigi yang

memerlukan kekuatan dan retensi yang besar, memperbaiki malposisi gigi,

gigi fraktur dan gigi dengan karies yang cukup luas, serta gigi yang

mengalami pewarnaan.

Kontra indikasi dari gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal

adalah pada pasien dengan karies aktif, penyakit periodontal yang tidak

dirawat, ruang pulpa yang besar, gigi dengan tekanan kunyah yang besar,

serta pasien dengan kebiasaan bruxism (Mona, 2013 : 76).

3. Keuntungan dan Kerugian Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused To

Metal

Keuntungan penggunaan gigi tiruan jembatan porcelain fused to

metal adalah secara estetik bagus dan kuat disemua tempat dari lengkung

gigi. Ketidaksempurnaan dalam preparasi dapat dikompensasi oleh

struktur dasar logam (coping), dan kerapatan pada bagian servical lebih

baik dibanding dengan tipe lainnya.

Kerugian pemakaian gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal

adalah adanya bahan dari logam (coping) yang berwarna gelap pada

bagian servik sering menimbulkan warna yang tidak menguntungkan.

Pemasangan dan pembuatan gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal

membutuhkan teknik yang tinggi dan memakan waktu yang lama

membutuhkan beberapa kali kunjungan pasien. Gigi tiruan jembatan metal

porcelain tidak mudah diperbaiki, relatif mahal dan mudah retak apabila

menerima tekanan yang berlebihan (Kayser, 1984: 202).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

24

4. Tahap-Tahap Pembuatan Gigi Tiruan Jembatan Porcelain Fused To Metal

Tahap-tahap pembuatan gigi tiruan jembatan porcelain fused to

metal adalah sebagai berikut:

a. Persiapan Model Kerja

Model kerja yang telah diterima dari dokter gigi dibersihkan

dari nodul dengan lecron, bagian pinggir model dirapihkan

menggunakan mesin trimer.

b. Membuat Coping Malam

Coping malam atau wax pattern adalah model restorasi yang

dibuat dari lilin dan diproduksi menjadi logam. Ketebalan harus

merata pada seluruh permukaan coping malam dan tidak boleh ada

sudut yang tajam (Martanto, 1981 :141).

c. Pemasangan Sprue

Sprue berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan logam

cair dari crucible ke mould space selama proses pengecoran (Gunadi,

1995 : 389).

d. Investing

Merupakan proses penanaman pola malam dalam casting ring

dengan bahan phosphate bonded invesment. Pengadukan bahan tanam

dapat dilakukan dengan cara manual tanpa bantuan mesin dan

menggunakan alat vakum (Martanto, 1982 : 184).

e. Pembuangan Pola Malam (Burn Out)

Pola malam yang telah ditanam dalam ring dipanaskan secara

perlahan pada alat burnout furnice. Tahap ini dilakukan sampai semua

pola malam menguap untuk mendapatkan mould space (Gunadi, 1995

: 390).

f. Pengecoran Logam (Casting)

Proses masuknya logam cair ke dalam mould space

(Martanto, 1981 : 194).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

25

g. Sandblasting

Proses pembersihan coping metal dari bahan tanam

menggunakan bahan alumunium oxide (Nastiti, 2016 : 21).

h. Coping Metal

Coping metal adalah struktur dasar dari lapisan metal tipis

berbentuk preparasi gigi yang akan dilapisi bahan porcelain.

Permukaan coping tidak boleh bersudut tajam untuk mencegah

terjadinya daya yang dapat meretakkan porcelain (Martanto, 1981 :

216). Selanjutnya dilakukan pinblasting dan oxidasi sebelum tahap

aplikasi porselen untuk mendapatkan retensi.

i. Aplikasi Porselen

Menurut Naylor pada dasarnya aplikasi porselen pada coping

metal terdiri dari opaque, body porcelain (dentin), enamel porcelain,

translucent porcelain, staining dan glazing (Naylor, 1992 : 20).

1) Lapisan opaque

Lapisan opaque memiliki fungsi membentuk ikatan antara

keramik dengan logam dan menutupi bayangan warna dari logam.

2) Lapisan body/dentin porcelain

Aplikasi body porcelain dimulai dengan pencampuran

bubuk powder dengan liquid dentin porcelain yang sesuai dengan

warna gigi pasien. Aplikasi dentin dilakukan selapis demi selapis

hingga membentuk anatomi gigi.

3) Lapisan enamel dan translucent porcelain

Pada lapisan enamel terkandung bahan translucent tetapi

tidak seperti translucent porcelain yang benar-benar memberikan

efek transparan. Aplikasi translucent dilakukan pada sepertiga

incisal crown untuk mendapatkan estetik yang baik sehingga

tampak seperti gigi asli (Naylor, 1992 : 20).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gigi Tiruan Jembatan (Bridge) 1 ...repository.poltekkes-tjk.ac.id/205/3/6. BAB II.pdf · Spring Fixed Bridge Spring fixed bridge merupakan gigi tiruan jembatan

26

4) Staining dan glazing

Menurut Annusavice setelah konstruksi porcelain dibentuk

menyerupai gigi asli, kemudian dibersihkan dengan semprotan

ultrasonic cleaner. Selanjutnya diulaskan pasta pewarna untuk

memberikan karakteristik individual atau pewarnaan luar

porcelain dengan bahan staining (Annusavice, 2004 : 507).

Permukaan porcelain pada umumnya dilapisi glaze untuk

memberikan tampilan yang lebih hidup. Glaze juga mempunyai

dua pengaruh pada porcelain yaitu untuk meningkatkan

penampilan dan membuang permukaan yang tidak sempurna

seperti porositas yang dapat memperburuk permukaan porcelain

(Bahri, 2016 : 22).