Jemima's Dream

4
Jemima’s Dream A Short Story by Devita Seorang gadis cantik chinese berusia 22 tahun dengan badan proposional sedang tersenyum sendiri di dalam busway, dimana penumpang lainnya nampak cemberut dan menggerutu karena kemacetan Jakarta. Gadis itu Jemima, setiap orang yang melihat dia pasti terpesona oleh kecantikannya. Hari ini merupakan pengumuman penerimaan karyawan salah satu perusahaan minyak bergengsi di dunia. Jemima sangat optimis sekali secara akademik dan skill dia mampu bahkan tes IQ yang pernah dia lakukan menunjukkan hasil diatas rata –rata. Setelah sampai diperusahaan itu, resepsionis mempersilahkan dia untuk menunggu diruangan yang sudah dipersiapkan. Ada 10 orang termasuk Jemima yang sedang menantikan pengumuman tersebut dan dia mendapatkan urutan terakhir. Saatnya dia tiba, Jemima melangkah masuk ruangan nampaklah seorang laki-laki yang berpakaian dokter dan didampingi dua orang pemberi kerja. Dokter itu masih muda kira-kira berumur 30an dan Jemima sudah kenal dengan dua orang pemberi kerja yang sebelumnya mewawancarainya. “Kami sangat terkesima dengan hasil tes yang anda jalani bahkan sangat melebihi ekspetasi kami.” Jemima sangat senang sekali dan yakin pasti dia akan bergabung dengan Perusahaan ini. “Tapi…maaf anda belum bisa bergabung dengan kami. Besar harapan kami terhadap anda tetapi hasil medical check up menyatakan anda tidak bisa bekerja di perusahaan kami.” Tubuh Jemima langsung lemas, sudah dilambungkan angannya sampai langit tetapi dijatuhkan pula ke jurang. “Maaf..Pak, saya tidak pernah sakit apa-apa. Selama ini saya sehat-sehat saja.” Jemima penasaran dengan hasil medical check up yang telah dia jalani. “Begini…biar Dokter yang menjelaskan secara detail. Kami pamit dulu karena masih ada meeting. Kamu masih muda dan tetap semangat ya.” Pemberi kerjapun memberikan jabatan tangan dan pergi meninggalkan Jemima berdua dengan Dokter.

description

Sebuah cerpen yang saya tulis sendiri. Di tengah keterbatasan saya sebagai seorang manusia tetapi saya mempunyai impian besar. Saya sadar hidup cuma sebentar dan tetaplah semangat meraih mimpimu sampai batas titik nadirmuUntuk membaca cerita saya lainnya silahkan mengunjungi aplikasi Wattpadid : DjKristi

Transcript of Jemima's Dream

Page 1: Jemima's Dream

Jemima’s Dream A Short Story by Devita

Seorang gadis cantik chinese berusia 22 tahun dengan badan proposional sedang

tersenyum sendiri di dalam busway, dimana penumpang lainnya nampak cemberut dan

menggerutu karena kemacetan Jakarta. Gadis itu Jemima, setiap orang yang melihat dia

pasti terpesona oleh kecantikannya. Hari ini merupakan pengumuman penerimaan karyawan

salah satu perusahaan minyak bergengsi di dunia. Jemima sangat optimis sekali secara

akademik dan skill dia mampu bahkan tes IQ yang pernah dia lakukan menunjukkan hasil

diatas rata –rata. Setelah sampai diperusahaan itu, resepsionis mempersilahkan dia untuk

menunggu diruangan yang sudah dipersiapkan. Ada 10 orang termasuk Jemima yang sedang

menantikan pengumuman tersebut dan dia mendapatkan urutan terakhir.

Saatnya dia tiba, Jemima melangkah masuk ruangan nampaklah seorang laki-laki

yang berpakaian dokter dan didampingi dua orang pemberi kerja. Dokter itu masih muda

kira-kira berumur 30an dan Jemima sudah kenal dengan dua orang pemberi kerja yang

sebelumnya mewawancarainya.

“Kami sangat terkesima dengan hasil tes yang anda jalani bahkan sangat melebihi

ekspetasi kami.” Jemima sangat senang sekali dan yakin pasti dia akan bergabung dengan

Perusahaan ini.

“Tapi…maaf anda belum bisa bergabung dengan kami. Besar harapan kami terhadap

anda tetapi hasil medical check up menyatakan anda tidak bisa bekerja di perusahaan kami.”

Tubuh Jemima langsung lemas, sudah dilambungkan angannya sampai langit tetapi

dijatuhkan pula ke jurang.

“Maaf..Pak, saya tidak pernah sakit apa-apa. Selama ini saya sehat-sehat saja.”

Jemima penasaran dengan hasil medical check up yang telah dia jalani.

“Begini…biar Dokter yang menjelaskan secara detail. Kami pamit dulu karena masih

ada meeting. Kamu masih muda dan tetap semangat ya.” Pemberi kerjapun memberikan

jabatan tangan dan pergi meninggalkan Jemima berdua dengan Dokter.

Page 2: Jemima's Dream

“Jadi Nona Jemima, Perkenalkan saya dokter Stefan. Saya yang bertanggung jawab

atas proses medical check up calon karyawan disini. Hasil laboratorium menunjukkan bahwa

ada virus hepatitis B dalam darah anda.” Air mata mulai berjatuhan dari kedua sudut mata

Jemima.

“Tidak dok.” Jemima mengebrak meja dengan mata yang sudah dipenuhi airmata.

“Tidak mungkin…tidak…” Jerit histeris pun menggema diruangan itu, penyakit

inilah yang dulu merenggut kakek tercintanya. Seketika lutut Jemima lemas, shock, dan

matanya menggelap.

Jemima merasa ada bau menyengat yang dekat dengan hidungnya. Kedua matanya

terbuka dan mendapati dirinya berada diruangan putih.

“Sudah sadar…kamu ada diklinik perusahaan, Ini minum dulu teh hangatnya.”

Dokter Stefan membantu Jemima bersandar pada bed. Jemima meminum dengan

memperhatikan dengan cermat ruangan ini dan juga memperhatikan wajah dokter Stefan.

dokter Stefan pun membalas tatapan Jemima.

“Oiya karena asisten saya sedang cuti makanya saya tungguin kamu sampai siuman,

untung praktek saya dirumah sedang libur. Ini sudah mau magrib, kamu pingsan lama sekali

ya. Kalau boleh tau, apakah ada riwayat hepatitis B dalam keluarga kamu?”

“Mungkin dok, setau saya kakek meninggal karena sirosis hati. Apakah sama dok?”

“Sirosis muncul sebagai akibat dari penyakit hepatitis B, C, D, autoimun, pola hidup

yang konsumtif terhadap alcohol, lemak pada hati, dan penyebab lainnya. Kalau kakek kamu

mempunyai pola hidup sehat, sepertinya beliau terkena hepatitis juga.”

“Jadi dok, saya segera mati ya? Saya masih muda dan ingin mengapai impian saya”

Jemima meremas seprei dan menangis lagi. Jemima tidak bisa menerima keadaanya seperti

ini. Impiannya bekerja di Perusahaan Minyak kandas.

“Tenanglah, sudah ada obat untuk hepatitis yang kamu derita. Masih banyak jalan

lain untuk kamu berkarya asal kamu jangan terlalu kecapekan. Kebetulan saya kenal dokter

yang ahli hepatitis. Besok saya masih cuti, saya bisa antar kamu.”

Jemima menatap takjub dokter Stefan, seakan tidak percaya dengan apa yang

didengarnya. Bukan masalah kesembuhannya tetapi tawaran dokter Stefan yang mau

mengantar dia untuk berobat.

Page 3: Jemima's Dream

“Yuk, kita pulang sudah semakin malam. Saya antar kamu pulang ya. Rumah kamu

dimana.”

“Saya di daerah Slipi dok.” Jemima tampak berpikir dokter Stefan baik sekali.

“Kebetulan searah dengan rumah saya. Mari…”

Mereka berdua pun keluar dari klinik Perusahaan dan melanjutkan perjalanan ke

rumah.

“Oiya panggil aku, Stefan dan jangan formal kita masih seumuran. Aku tau

bagaimana perasaan kamu, Perusahaan itu merupakan idaman setiap orang. Aku sudah

bertemu banyak orang yang menderita hepatitis dengan berbagai macam penyebab.

Beberapa dari mereka adalah anak muda dengan usia produktif seperti kamu. Banyak yang

tidak bisa menerima kenyataan dan bahkan ada yang sampai depresi karena merasa hidupnya

sudah tidak berguna. Kami dokter hanya membantu semaksimal mungkin, selebihnya adalah

kuasa Tuhan. Aku sudah 5 tahun melakukan pelayanan di Yayasan Hati Indonesia. Kami

melakukan banyak kegiatan bersama para penderita hepatitis. Kami juga memberikan

seminar motivasi secara rutin untuk para penderita hepatitis agar mereka selalu semangat

menjalani hidup dan bisa mengapai impian mereka. Kamu adalah satu dari banyak kaum

muda yang menderita penyakit hepatitis. Kamu jangan menyerah dan meratapi nasib, masih

banyak jalan lain untuk kamu berkarya misalnya bekerja di kantor atau menjadi pendidik.

Aku ingin kamu tetap mengapai mimpimu setinggi – tingginya. Lakukan hal terbaik dalam

hidupmu selama kamu masih hidup. Kamu masih bisa hidup normal, menikah dan punya

anak asal kamu konsultasi dan dalam pengawasan dokter”

Jemima mendengarkan dengan seksama penjelasan Stefan. Hati Jemima berdesir

karena Stefan perhatian sekali dengan dia. Pikiran Jemima terbuka, ketakutan dan

kekecewaannya hari ini sedikit berkurang karena seorang Stefan.

”’Jadi Stef, apakah aku bisa sembuh?”

“Hepatitis yang kamu derita itu sudah ada obatnya tetapi kesembuhan tergantung dari

daya tahan tubuh kamu juga. Jadi kamu memulai pola hidup sehat.”

“Ehm….nah itu terkadang masih sulit buat aku. Oiya Stef, sepertinya aku tertarik

untuk bergabung dengan Yayasan Hati Indonesia.”

Page 4: Jemima's Dream

“Sangat boleh sekali, kebetulan kami akan ada acara pemberian vaksin hepatitis

gratis ke salah satu pantin asuhan di Puri. Nanti, kamu bisa dibagian acara, kami kekurangan

personil karena bertepatan adanya gathering penderita hepatitis se-Indonesia.”

“Oiya, tolong masukkan nomor handphone kamu.”Stefan menyerahkan

handphonenya dan Jemima mulai mengetikkan nomor handphonenya.

“Tolong sekalian dicoba telepon ke nomor kamu. Jadi kamu kapanpun bisa

menghubungi aku.” Stefan tersenyum pada Jemima dan lagi – lagi Jemima merasa hatinya

berdesir. Jemima pun menuruti permintaan Stefan.

Sampailah mereka di depan rumah Jemima, Stefan langsung pamit karena sudah larut

malam. Jemima tidak akan pernah sama lagi, dia harus berjuang sembuh demi impiannya.

Walaupun dia tidak diterima kerja hari ini, tetapi Jemima bersyukur karena mengetahui lebih

awal penyakit yang dia derita dan ada Stefan dalam kehidupan barunya. Jemima tersenyum

dan percaya adanya sesuatu yang indah dibalik kekecewaannya hari ini.