Butterfly's Dream

25
“Kukira aku mendengar sesuatu tadi...” Pemuda berambut kuning dengan mata sapphire itu tampak menoleh pada jendela kamarnya yang terbuka. Di ruangan penuh warna putih dan bau disinfektan inilah ia tinggal—menghabiskan waktu sendiri, dengan penyakit yang membuatnya tidak bisa hidup dengan normal. Namikaze Naruto adalah pemuda berambut kuning yang memiliki mata sapphire yang diturunkan oleh ayahnya Namikaze Minato—seorang pemilik rumah sakit terbesar di Jepang. Karena kelainan jantung yang diturunkan dari ibunya—yang sudah meninggal saat ia masih kecil, Naruto menghabiskan waktu berada di rumah sakit milik ayahnya. Walaupun ia jarang atau hampir tidak pernah keluar dari rumah sakit itu, entah bagaimana pemuda itu mengetahui segalanya. Seolah ia pernah berada diluar rumah sakit itu dalam waktu lama. Menceritakan sebuah kisah tentang dunia yang dipenuhi oleh kekuatan yang menurut orang-orang tidak masuk akal. Namun hanya Naruto yang mengetahui—jika kisah itu bukanlah sebuah kisah yang ia karang dan tidak nyata. Ia yakin, itu adalah cerita tentang kehidupannya sebelum ini. “Ah....” matanya berhenti mengedar saat melihat seekor kucing yang terjebak di salah satu pohon yang ada di samping jendelanya di lantai 3. Kucing itu memiliki warna bulu yang unik—indigo gelap. Dan mata berwarna abu-abu. Mengingatkannya pada seorang gadis berambut sama dan mata seindah itu. “Kenapa kau ada disini—“ pemuda itu memfokuskan matanya pada kucing itu, menemukan kalung yang dipakai oleh kucing yang menunjukkan kalau kucing itu bukanlah kucing liar, “—Hinata. Kau punya nama yang sama dengannya?”

description

a

Transcript of Butterfly's Dream

Kukira aku mendengar sesuatu tadi...

Pemuda berambut kuning dengan mata sapphire itu tampak menoleh pada jendela kamarnya yang terbuka. Di ruangan penuh warna putih dan bau disinfektan inilah ia tinggalmenghabiskan waktu sendiri, dengan penyakit yang membuatnya tidak bisa hidup dengan normal.

Namikaze Naruto adalah pemuda berambut kuning yang memiliki mata sapphire yang diturunkan oleh ayahnya Namikaze Minatoseorang pemilik rumah sakit terbesar di Jepang. Karena kelainan jantung yang diturunkan dari ibunyayang sudah meninggal saat ia masih kecil, Naruto menghabiskan waktu berada di rumah sakit milik ayahnya.

Walaupun ia jarang atau hampir tidak pernah keluar dari rumah sakit itu, entah bagaimana pemuda itu mengetahui segalanya. Seolah ia pernah berada diluar rumah sakit itu dalam waktu lama. Menceritakan sebuah kisah tentang dunia yang dipenuhi oleh kekuatan yang menurut orang-orang tidak masuk akal.

Namun hanya Naruto yang mengetahuijika kisah itu bukanlah sebuah kisah yang ia karang dan tidak nyata. Ia yakin, itu adalah cerita tentang kehidupannya sebelum ini.

Ah.... matanya berhenti mengedar saat melihat seekor kucing yang terjebak di salah satu pohon yang ada di samping jendelanya di lantai 3. Kucing itu memiliki warna bulu yang unikindigo gelap. Dan mata berwarna abu-abu.

Mengingatkannya pada seorang gadis berambut sama dan mata seindah itu.

Kenapa kau ada disini pemuda itu memfokuskan matanya pada kucing itu, menemukan kalung yang dipakai oleh kucing yang menunjukkan kalau kucing itu bukanlah kucing liar, Hinata. Kau punya nama yang sama dengannya?

Kemari, tangannya terulur kearah kucing itu dengan badan yang sedikit condong kedepan, membuat perawat yang melewati kamar itu hampir pingsan melihat salah satu pasiennya berada dalam posisi yang berbahaya, aku tidak mungkin bisa membiarkan kucing dengan nama yang sama dengannya kedinginan didepanku bukan....?

Seolah mengerti apa yang dikatakan pemuda itu, kucing yang tadinya tampak waspada pada pemuda itu segera mendekat dan meletakkan tangannya pada pemuda itu yang segera menariknya dan menangkapnya.

Anak pintar... kau melakukannya dengan baik, Hinata-chan, tangannya mengusap bulu halus dari kucing itu, dan menatap matanya, matamu sama dengannya... kau terlalu mengingatkanku padanya, apakah kau terlahir menjadi kucing kali ini....?

...

Hah, tidak apa-apa Hinata-chanaku akan tetap menunggumu... dan saat kita berdua terlahir menjadi manusiamenikahlah denganku...

..

Huh?

Hinata Hyuuga terkenal sebagai Kunoichi kuat yang tidak pernah terlihat malu terutama didepan orang lain. Namun, kali inisaat pemuda itu berdiri dihadapannya yang akan pergi misi, untuk kali pertama orang-orang melihat wajah gadis itu semerah tomat.

Menikahlah denganku.

Kekekenapa kau mengatakan hal bodoh seperti itu! Bahkan Hinata tampak tidak bisa berbicara tegas seperti biasanya. Wajahnya memerah dan bibirnya sangat kelu untuk mengatakan apapun. Semua yang melihatnya juga sama kagetnya dengan gadis itu, jajangan mengatakan seolah aku tidak akan kembali!

Bukan seperti itu, hari iniaku ingin melamarmu, Naruto memainkan jemarinya dan tidak menatap gadis itu, tetapi aku tidak tahu ternyata kau malah akan pergi misi hari ini...

Lalu kenapa tidak besok atau

Hari ini adalah ulang tahun Neji bukan? Aku ingin mengatakannya padamu hari ini Naruto tersenyum dan menatap kearah Hinata yang semakin terdiam bahkan saat pemuda itu berjalan menghampiri dan mengecup punggung tangannya, aku ingin menunjukkan padanya, kalau aku akan memenuhi janji padanya. Untuk menjagamu setiap saat...

...

DHUAK!

Dan sebuah pukulan mendarat di batang hidung pemuda itu, yang membuatnya mengaduh dan menatap gadis yang menarik bagian bawah matanya dan memeletkan lidahnya.

Kau sudah membuatku terkejut, jaditunggu saja jawabanku setelah misi ini selesai biar kau penasaran Naruto bodoh! Dan ia segera berbalik, meninggalkan Naruto yang masih memegangi hidungnya. Namun, ia tersenyum dan menghela nafas.

Aku akan menunggumu...

[ Tetapi pada akhirnyaHinata sama sekali tidak menjawab perkataanku... ]

..

Oh? Pemuda itu melihat kalung yang ada di kucing itu, berukirkan sesuatu selain nama kucing itu, ada nomor telpon dan alamat serta nama dari pemilik kucing ini...

...

HinataHyuuga?

..

Gadis itu sama sekali tidak perduli dengan teriakan sang suster yang mengatakan untuk tidak berlari di koridor rumah sakit. Atau tatapan bingung dari beberapa pasien ataupun penjenguk serta para suster karena tubuhnya yang basah kuyup karena hujan diluar.

Ia segera datang setelah menerima telpon ituingin membuktikan kalau apa yang ia fikirkan saat ini benar-benar nyata. Saat pemuda itu menghubunginya, suara yang masih tetap sama setelah terakhir kali ia mendengarnya.

BANG!

Dan ia membuka pintu dengan keras pada satu kamar yang ditunjukkan di telpon, menemukan pemuda berambut kuning yang tampak duduk di salah satu kursi yang ada di kamar itu. Sambil memangku kucing yang familiar dengannya.

Kau datang juga, Hinata-chan! Dan senyuman yang selalu sama.

NNaruto-kun.... kakinya seolah lemas, waktu seolah berhenti berputar dan hanya mereka berdua yang ada disana. Hujan seolah menjadi satu-satunya yang memecah keheningan diantara mereka, ini benar-benar kau bukan?

Tentu saja, siapa lagi yang punya wajah setampan aku bukan?

Sifat narsis ituoke, ini benar-benar kau... Hinata tampak menggerutu sambil berjalan kearah Naruto yang berdiri dan mendekatinya. Tangan itu hangat, menyentuh pipi gadis itu yang basah karena hujan, bagaimana kau bisa tahu nomorku?

Ini kucingmu bukan? Naruto memberikan kucing yang ia pangku tadi pada Hinata yang segera menangkap kucing yang melompat kearahnya, aku menemukannya tersesat di atas pohon.

Ah, Junior Hinata menghela nafas dan mengusap bulu kucing itu.

Junior? Kukira namanya Hinata?

Memang siapa yang mau menyebutkan nama sendiri pada kucing? Neji-nii yang seenaknya saja memberikan nama itu karena menurutnya kucing itu mirip denganku, dan Naruto tidak bisa tidak setuju dengan itu. Saat Hinata melihat keadaan kucingnya, tangan Naruto bergerak dan mengusap pipi Hinata, eh?

Bisakah kau menjawab pertanyaanku Hinata-chan? Hinata menyukai kehangatan itu. Sungguh, ia tidak ingin Naruto melepaskannya, apakah kau bahagia sekarang?

...

Tentu bodoh, Hinata tersenyumsenyuman yang selalu membuat Naruto beruntung memiliki gadis ini, dan aku lebih bahagia sekarang, karena aku bisa bertemu denganmu lagi...

Dan kali ini wajah mereka memerah, Naruto mendengar perkataan Hinatadan Hinata yang sadar dengan apa yang ia katakan secara tidak sadar itu.

Aah, lupakan apa yang kukatakan tadi!

Bagaimana bisa? Kau jauh lebih manis daripada yang pernah kubayangkan sebelumnya, mendekatkan wajahnya pada gadis itu, sebuah ciuman manis diberikan padanya, aku tidak akan bisa melupakan setiap kata-katamu itu Hinata-chan~

...

Bakka...

..

Hei Hinata, kau mau makan kue dulu bersama kami?

Sakura tampak menoleh pada sahabatnya itu yang berdiri dari tempatnya dan menggelengkan kepalanya.

Aku ada janji, maaf aku akan ikut lain kali saja dan selalu seperti itu semenjak Hinata bertemu dengan Naruto lagi. Ia tidak ingin menghabiskan waktu sedikit dengan Naruto terutama saat mengetahui penyakit yang diderita oleh Naruto yang bisa kapanpun merenggutnya dari Hinata.

Sudah 6 bulan lamanya Hinata bersama dengan Naruto lagi, dan selalu suka duka yang dialami oleh Hinata terutama saat ia tahu jika Naruto dalam keadaan tidak sehat. Jantungnya lemah dan bisa saja membunuhnya kapanpun. Ia tidak ingin menyia-nyiakan waktu tanpa pemuda itu.

Kudengar lagi dari para perawat, kalau kau mencoba untuk kabur lagi Naruto-kun...? Terkadang Naruto menganggap, jika lebih menyeramkan Hinata daripada Sakura jika ia sedang marah. Seperti sekarang saat Hinata mengetahui kalau kondisinya turun karena ia keluar dalam cuaca yang dingin seperti ini.

Aaku hanya ingin menunggumu diluar! Dan membosankan berada disini.

Tidak dengan kondisimu seperti ini! Kalau kau ingin keluar ada saatnya, Hinata menghela nafas dan Naruto hanya diam sebelum menutup matanya, Naruto-kun?

Apakah kau tetap bahagia di dunia ini saat melihat keadaanku Hinata-chan...?

...

Pertanyaan macam apa itu? Hinata tampak mendengus dan berjalanduduk disamping tempat tidur Naruto, tidak masalah aku berada di kehidupanku yang mana saja... asalkan kau ada disana, aku akan merasa senang.

Naruto membulatkan matanya, dan tampak wajahnya memerah mendengar perkataan dari Hinata. Dan tanpa sadar, tangannya tampak bergerak, melingkar di leher gadis itu sebelum mendekapnya dalam pelukan.

HHei!

Tidak adil.... kau tidak bisa bersikap sangat manis seperti itu Hinata-chan Naruto mendekapnya dengan erat dan membenamkan wajahnya di bahu gadis itu, kau bahkan pernah menggantungkan lamaranku saat kau akan pergi misi...

Oh saat itubagaimana kalau aku mengatakannya saat ini? Hinata menoleh pada Naruto dengan senyuman lebarnya. Naruto membulatkan matanya, dan saat wajah gadis itu bersemu merahtentu saja ia tampak tidak sabar menunggu jawaban itu.

Tetapi

Aku dan sebelum gadis itu selesai mengatakan apa yang ingin ia katakan, Naruto sudah menutup mulutnya dan menghentikannya. Mendorong pelan gadis itu hingga duduk di sofa yang empuk, dan memposisikannya dalam posisi tidur di sofa itu.

Bagaimana jika kau berikan jawabanmu besok? Hinata baru saja akan membuka mulutnya untuk protes, namun saat sadar tanggal berapa besok, ia segera bungkam, anak baik... sebaiknya kau beristirahat, aku akan membangunkanmu jika hari sudah sore...

Dan Hinata hanya mengangguk, ia cukup lelah menemani Naruto kemarin hingga larut malam. Mungkinmenutup matanya sebentar, bukan hal yang buruk....

..

Gadis berambut pink itu berdiri dihadapan pemuda yang mengenakan jubah Hokage didepannya. Dengan pemuda berambut nanas di belakangnya, gadis itu tersenyum penuh artinamun sukses membuat pemuda berambut kuning itu berkeringat dingin dibuatnya.

Ho-ka-ge-sama, bisakah kau jelaskan kenapa kau menghilang tiba-tiba saat kau harus mengerjakan tumpukan laporanmu? Uzumaki NarutoHokage ketujuh yang baru menjabat kurang dari satu tahun yang lalu itu tampak meneguk ludahnya. Hanya dua orang yang bisa membuatnya tidak berkutik saat berhadapan dengan mereka.

Kekasihnya Hinatadan mantan rekan satu timnya, Haruno Sakura.

SSakura-chan, aku hanya ingin istirahat sejenak. Kau tahu, mataku bisa sakit kalau melihat tumpukan laporan itu, Naruto tertawa dan mengibaskan tangannya. Sakura ingin protes kenapa harus kembali ke rumahnya, namun ia segera menghentikan keinginannya.

Sepuluh menit, lebih dari itu aku akan menarikmu dengan paksa, Sakura menghela nafas dan akan berbalik sebelum Naruto menghentikannya.

Ia pasti akan senang kalau kau menjenguknya Sakura... Nada yang serius itu tampak membuat Sakura tidak bisa bergeming. Mengangguk, gadis berambut pink itu tampak berjalan masuk mengikuti Naruto bersama dengan Shikamaru.

Apakah ada perubahan sejak saat itu? Sakura yang memecah keheningan saat itu. Naruto hanya tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya, aku tidak pernah menyangka kalau ia akan berada dalam posisi seperti ini...

Aku bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana jika itu aku yang mengalaminya. Pasti sangat merepotkan Shikamaru menghela nafas dan menggaruk kepala belakangnya. Berada dalam posisi yang hampir sama dengan perempuan itu, ia bisa merasakan bulu kuduknya yang berdiri membayangkan apa yang terjadi pada gadis itu.

Masuklah...

Hei Hinataaku dan Shikamaru datang menjengukmu, Sakura tersenyum dan berjalan masuk. Menemukan sebuah kepompong yang mirip dengan kepompong mokuton Madara. Namun bedanya, kepompong itu tidak berbentuk kayu, namun lebih seperti lembaran transparan yang menyelimuti tubuh gadis berambut indigo didepan mereka.

Sudah lima tahun lamanyatidak ada yang terjebak di dalam mimpi itu lebih lama daripada Hinata. Tidak dalam keadaan hidup, Sakura menyentuh kepompong dihadapannya, semua shinobi yang mengalami tidur yang panjang kebanyakan tewas akibat tubuhnya yang semakin melemah. Namun, entah bagaimana keadaan Hinata berbeda dari mereka...

...

Entah apa hanya aku yang merasakan ini Shikamaru menggaruk kepala belakangnya dan menghela nafas, setiap aku melihat ini untuk kali pertama, aku selalu merasa bahwa benda ini benar-benar sangat indah. Seolah bukan berasal dari dunia ini...

Sakura dan Naruto menatap kearah Shikamaru.

Tetapi saat aku memikirkannya lagiaku juga merasa kalau keadaan ini sungguh menyedihkan...

Tentu, Naruto menempelkan dahinya pada bagian kepompong yang menampakkan dahi Hinata. Seolah ia ingin menempelkan dahinya pada dahi gadis didepannya, aku tidak bisa melakukan apapun.... aku ingin menyentuhnya, aku ingin ia memanggil namaku, aku ingin ia menatapku... tetapi itu tidak terjadi hingga sekarang.

...

Entah sampai kapan Hinata-chan akan terperangkap dalam tidurnya. Tetapi aku akan tetap menunggunya sampai kapanpun... Jika ia terbuai dalam mimpi itu, aku akan masuk kesana dan membawanya kembali, Naruto membuka matanya, menatap kearah sosok Hinata didepannya.

jadi kembalilah Hinata-chan...

..

...Hinata-chan?

Mata gadis itu membuka dan membulat sempurna. Mimpi itu lagi, membuatnya tanpa sadar menangissaat melihat sosok Naruto yang tampak sangat sedih didepannya tanpa bisa ia melakukan apapun.

Namun, saat ia menemukan sosok itu berada tepat dihadapannya, ia segera memeluk dan mencoba untuk mengatur nafasnya seolah ia kehabisan nafas saat itu.

Kenapa? Apakah kau bermimpi buruk?

Sangataku tidak suka mimpi itu, Hinata menutup matanya erat dan masih membenamkan wajahnya di leher pemuda itu, aku terkunci di sebuah benda. Tidak bisa bergerak dan melakukan apapun. Aku tidak bisa berbicara meskipun kau berada dihadapanku. Aku tidak bisa memanggil namamu, tidak bisa menyentuhmu...

....

Tidak apa-apa Hinata-chan... mimpi itu sudah berakhir

[ karena aku akan membangunkanmu, apapun yang terjadi... ]

..

Pantaaai!

Keesokan harinya, saat gadis itu pada akhirnya menyetujui untuk Naruto pergi berkencan sebentar dengannya, mereka malah berakhir di sebuah pantai yang ada didekat rumah sakit itu. Tentu itu bukanlah sebuah tempat yang aneh, namun menjadi aneh jika pada kenyataannya adalah saat itu musim gugur.

Dan suhu udara berada di 15 derajat yang cukup untuk membuat semua orang mengenakan pakaian hangat saat keluar.

Nee Hinata-chan, bagaimana kalau kita berenang?

Kau bodoh? Ini masih dinginmemang kau mau aku menguncimu di kamar rumah sakit setelah ini? Naruto tampak bergumam dengan aura suram disekelilingnya.

Padahal aku ingin melihat Hinata-chan memakai bikini....

Hei, aku dengar itu! Hinata menoleh pada Naruto yang masih menundukkan kepalanya. Menghela nafas ia tampak berkacak pinggang dan menatap pemuda itu, musim panas tahun depan aku bisa mengajakmu. Dan... aku akan mengenakan bikini seperti yang kau mau....

...

Mata Naruto membulatsungguh, ia senang. Sangat senang. Tetapi

Ia meremas dadanya dan tampak menutup matanya sejenak. Membukanya saat ia sudah siap untuk melakukan apapun yang akan ia lakukan sekarangdengan senyuman pahit yang tampak terlihat menyedihkan.

Naruto-kun?

Aku tidak bisa menjanjikan itu Hinata-chan...

...

Hah, apakah 2000 tahun membuat Uzumaki Naruto yang bodoh, nekad, dan juga tidak pernah mau menyerah ini menjadi pengecut? Naruto belum sempat melanjutkan perkataannya. Namun Hinata seolah tidak memberikan waktu untuknya berbicara, hanya karena penyakit bodoh itu, kau tidak perlu mengatakan seolah kita tidak akan pernah bertemu lagi musim panas ini bukan? Naruto bodoh, bodoh bodoh!

Siapa yang bilang aku tidak janji karena itu? Hinata menoleh pada Naruto yang tersenyum lebar padanya, aku tidak pernah mau untuk menyerah karena penyakit ini~

Lalu kenapa

Itu karenakau tidak seharusnya berada di masa ini Hinata-chan....

Dan keheningan yang didapatkan, dengan senyuman yang tampak menyedihkan dari wajah pemuda itu, dan tatapan terkejut dari gadis berambut indigo itu.

Apa maksudmu Naru

Sejak kecil aku memiliki memori di kehidupanku yang duludi Konoha, Naruto melihat pantai didepannya dan menghela nafas, dan aku tidak pernah mengerti kenapa ingatan itu masih ada difikiranku. Saat aku bertemu dengan Sakura-chan, Sasuke-teme, Gaara, bahkan ayahkutidak ada yang mengetahuinya...

...

Aku tidak pernah mengeluh, tetapi aku selalu berfikiruntuk apa ingatan ini sebenarnya? Kenapa hanya aku yang mendapatkannya? Mata Sapphire itu menatap kearah gadis bermarga Hyuuga itu, dan saat aku menemukanmu, saat itulah pertanyaanku terjawab. Ingatan itu, adasupaya aku bisa menemukanmu yang entah bagaimana tersesat di masa depan, dan agar aku bisa membawamu kembali ke masamu...

Tetapi kenapa aku

Yang kuingat, dan bisa menjelaskan semua ini adalah memori saat kau tertidur didalam kepompong transparan yang mirip dengan milik Madara saat itu. Kau tertidur sangat lama, dan dirimu di masa itumasih terus tertidur hingga sekarang dan bermimpi panjang...

Mimpi? Dunia inihanya mimpi?

Yah, seperti itulah bagimutetapi menurutku, jiwamu terperangkap dalam tubuhmu yang ada di dunia ini, dan ingatanmu di dunia ini dan dunia sana terhubung lewat mimpi. Seperti yang kau ceritakan padaku semalam, Naruto mengusap pipi Hinata didepannya, kau mengerti bukan? Aku menunggumu...

Jadi itu sebabnya kau tidak ingin aku menjawabnya?

Tentu, karena yang menunggu jawabanmu bukanlah aku di dunia ini, Naruto tersenyum lebar dan menyilangkan kedua tangannya, matamu masih belum terbuka Hinata-chan.... kau tidak akan pernah merasakan kebahagiaan di dunia itu, belum pernah menjawab lamaranku... aku yakin kau akan suka dengan kehidupanmu disana.

Tetapi bagaimana dengan kita di dunia ini? Apa yang akan terjadi denganmu?

...ingatan ini akan menghilangkau akan terbangun, dan seolah kau baru saja mengakhiri mimpi, Naruto mengusap sisi kanan pipi gadis itu yang menyentuh tangannya.

Aku tidak akan mengenalmu? Apakah aku tidak akan bisa bersama denganmu dan bertemu lagi denganmu....?

Jangan bodoh Naruto mendekatkan wajahnya dan mengecup pelan gadis itu, kita akan bertemu lagi, 2000 tahun dari masamu. Tanpa ingatan masa lalu, aku yakin kalau kau akan jatuh cinta lagi padaku Hinata-chan~

Dadasar terlalu percaya diri! Hinata tampak mengusap air matanya yang keluar dan menatap kesal pada Naruto, aku tidak akan membiarkanmu bersama dengan yang lainnya. Tidak ada orang yang lebih pantas untukku.... dan aku menginginkanmumasa lalumu, dan juga masa depanmu. Aku

Jangan lanjutkan, Naruto meletakkan telunjukknya didepan bibir gadis itu saat gadis itu akan mengatakan yang lainnya lagi, katakan itu padanya saat kau terbangun.

...

Baiklah...

..

...mmn?

Mata abu-abu itu tampak mengerjap, mencoba menghindari terik matahari yang tidak begitu panas namun menyilaukan. Gadis itu terdiammenyadari kalau yang menjadi langit-langit diatasnya hanyalah sebuah langitdan artinya ia berada di luar ruangan, huh?

Ups, kau bisa pingsan lagi nona, suara itu membuatnya terdiam dan berhenti bergerak. Menoleh pada sebuah senyuman yang menurutnya sama menyilaukannya dengan cahaya matahari saat itu, dan mata sapphire yang menatap lembut dirinya, ohaiyou...

Apa yang...

Kau tiba-tiba pingsan, jadi aku membaringkanmu dulu, gadis itu tampak menoleh kekiri dan kekanan menemukan fakta kalau ia menjadikan paha pemuda itu sebagai bantalnya dan kursi pantai sebagai kasurnya.

Ah maaf sudah merepotkanmu, padahal aku tidak mengenalmu, Naruto tampak menatap Hinata dengan tatapan kosong, dan mencoba untuk tersenyum. Ia mengatakan pada dirinya sendiri jika ia siapnamun rasanya tetap sakit saat melihat gadis itu tidak mengenalinya lagi.

Tidak masalah.... aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian....

...

Uh.... apakah aku tidur cukup lama?

Tidakhanya 10 menit, Naruto tampak menoleh dan tersenyum pada Hinata.

Begitu ya? Entah kenapa aku merasa kalau aku bermimpi sangat lama Hinata tampak menerawang pada langit putih yang ada diatasnya, tetapi, saat aku terbangun.... semua itu terlupakan....

...

...begitu?

[ Aku tidak ingin melupakan semuanya... ingatan tentangmu dan juga aku... baik di masa ini maupun masa lalu... ]

Terima kasih sudah menolongku, Hinata membungkuk sedikit dan tersenyum pada Naruto, ah, bisakah aku meminta namamu? Aku ingin berterima kasih. Dan namaku Hi

[ aku ingin mengatakannya padamu.... cerita tentang hubunganku denganmu... dan kita akan bersama sekali lagi.... ]

Tidak perlu Naruto tersenyum dan menggeleng.

[ Tetapi ]

Aku hanya lewat sajatidak perlu berterima kasih, Hinata menatap Naruto yang masih tersenyum padanya.

Ah begitu... kalau begitu, selamat tinggal Hinata tampak menatap kearah Naruto sejenak, sebelum berbalik dan berjalan meninggalkannya.

[ aku tidak bisa menahanmu dengan semua delusi ini... ]

Naruto mengeratkan genggamannya pada dadanya. Nafasnya tidak karuan, dan tubuhnya terasa sangat lemah. Ia sudah mengetahui keadaannya semakin memburuk dari ayahnya. Ia tahu kalau ia tidak akan bisa melalui musim panas, ia tidak ingin membuat Hinata bersedih.

Dan yang lebih pentingia masih bisa melihat Hinata untuk yang terakhir kalinya.

Ah, mungkin karena keadaanku juga yang membuat Hinata-chan muncul disaat seperti ini pandangannya tampak mengabur, ia bahkan tidak bisa bergerak. Bernafas sangat susah untuknya. Rasa sakit di dadanya yang ia tahan sedaritadi seolah mencuat keluar, membuat tubuhnya berhenti untuk bergerak.

[ tidak apa-apa.... selama kau bahagia... aku mencintaimu dan keberadaanmu di dunia ini... ]

BUGH!

Dan suara tubuh itu yang terjatuh begitu saja memecah keheningan. Gadis berambut indigo yang belum berjalan terlalu jauh mengedarkan pandangannya saat mendengar suara itu, membulatkan matanya saat menemukan pemuda berambut kuning itu tampak tumbang tidak sadarkan diri.

HEI!

[ Mungkin, hanya satu harapanku... ]

..

Hyuuga Hinata tidak mengerti apa yang terjadi. Namun yang pasti, saat matanya menangkap sosok pemuda asing yang menolongnya tadi tidak sadarkan diri, ada gemuruh yang terasa di hatinya dan membuatnya sesak.

Nadi melemah!

Tekanan darahnya menurun!

Pasien tidak merespon!

Cepat siapkan alat CRP!

Suara-suara itu seolah tidak terdengar olehnya. Seolah waktu berjalan dengan lamban, saat ia menatap kearah pemuda yang terbaring lemah dihadapannya. Terpisah oleh pintu kaca yang membuka dan menutup saat para dokter dan perawat tampak bergantian keluar masuk.

...

Apa ini Hinata meremas pakaiannya, tidak menyukai perasaan yang tidak enak ini, sakit...

..

Hinata... sang Hokage ketujuh tampak menyentuh kepompong itu, menatap kearah sosok gadis didepannya, ...kembalilah padaku...

Tanpa ia sadari, tangan itu bergeraktampak kepompong itu retak sedikit demi sedikit saat kesadaran gadis ini semakin ia dapatkan.

..

Gadis berambut indigo itu membulatkan matanya, bahkan ia tidak sadar nafasnya memburu dan terdengar gemetar.

Narutokau bisa mendengarku? Naruto!

Naruto...?

Pemuda berambut kuning itu tampak tidak bisa memfokuskan kesadarannya. Namun mata itu tampak membuka sedikit, dan kepalanya menoleh kearah samping seolah bisa merasakan kalau gadis itu menatapnya bahkan saat gadis itu tidak mengatakan apapun.

Hinata-chan....

DEG!

..

KREK!

Untuk kali pertama sang Hokage membulatkan matanya menyadari kepompong itu tampak retak. Mata abu-abu yang sudah lama tampak tidak terbuka perlahan membuka dan mulut itu bergerak perlahan meskipun tidakatau belum ada suara yang keluar.

Naruto-kun....?

..

Naruto....kun?

Gadis itu, Hinata tampak terdiam, namun pemuda itu tampak tersenyum padanya. Ingatan itu perlahan memenuhi fikirannya. Bukansaat ini jiwanya tidak tersesat dalam dunia yang salahnamun ingatan masa lalunya yang ia kira sebagai mimpi didapatkan olehnya seperti pemuda didepannya.

Ia tidak memperdulikan perawat dan dokter yang tampak mencoba untuk menghentikannya. Namun ia segera masuk ke ruangan itumencoba untuk menggenggam tangan pemuda itu yang terulur padanya.

Naruto-kun!

..

Naruto-kun....!

Kepompong itu pecahdan sosok gadis itu mengulurkan tangannya kearah pemuda didepannya yang segera mengulurkan dan menangkap tangan gadis itu. Menariknya dalam pelukannya, dan hanya diam dengan tatapan tidak percaya.

Hinata-chan?

..

Piiiiiiiiiiiiip

Suasana di ruangan itu tampak hening, hanya suara melengking dari alat pendeteksi detak jantung yang terdengar memekakkan telinga masing-masing yang berada di ruangan itu. Termasuk gadis itu, yang tampak hanya diam mematung dengan tangan yang begitu saja jatuh disamping tubuhnya.

...tidak...

Ia tidak sempat menggenggam tangan itutidak sempat mengatakan apapun padanya. Tangannya gemetar, ingatannyabukan hanya ingatan masa lalu yang ia dapatkan, namun ingatan saat jiwanya tersesat di dunia ini. Hingga detik terakhir sebelum ia kembali ke masa itu.

Janji untuk tetap bersama meskipun tidak memiliki ingatan sama sekali