Jembatan menuju Allah

download Jembatan menuju Allah

of 9

Transcript of Jembatan menuju Allah

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    1/9

    1/9

    Jembatan Menuju Allah 1 Oleh: Hendra Saputra al-Hanafi 2

    "Segala puji bagi Allah Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaankepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orangyang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki danEngkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segalakebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu"

    Salawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,kepada seluruh Sahabat, keluarga dan umat Beliau sampai akhir zaman.

    Kalau kita simak ayat Allah, Al-Quran yang menyatakan :

    Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur.(QS.At Takaatsur [102] : 1-2),

    maka pada dasarnya setiap manusia bisa saja mengingkari nikmat dan

    pemberian Allah. Mereka bisa saja mengatakan bahwa harta, ilmu, jabatan,kesehatan, anak dan istri yang mereka miliki adalah karena jerih payah danusaha mereka untuk mendapatkannya, mereka bisa mengaku ada orang lain ataupihak lain yang membantunya, mempasilitasinya dan memberikan semua itukepadanya. Sekurang-kurangnya walaupun diluarnya mereka selalu mengucapsyukur kepada Allah, namun dihatinya masih merasa bahwa; kalau tidak karenaini dan itu maka ia takkan mendapatkan semua ini. Sehingga mereka lalai danbermegah-megah dengan dunianya (takaatsur). Akan tetapi ingatlah! siapapun

    manusianya, tidak akan pernah mengingkari keberadaan Allah Tuhan mereka,terutama disaat kepapaan, ketidak berdayaan. Disaat yang diinginkan tidaktercapai, yang diharapkan tidak didapatkan. Atau disaat mereka ditimpamusibah dan tidak ada seorangpun bisa membantunya dan terakhir setidak-tidaknya disaat ajal menjelang, disaat sampai dipintu kubur. Di sana mereka baru

    1 Disampaikan pada kajian di Mesjid Baitul Ihsan Bank Indonesia , Jakarta, 20052 Mursyid Tariqah Qadiriyah Hanafiah

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    2/9

    2/9

    menyadari, merasakan dan mengakui akan keberadaan Allah Tuhan mereka,namun sudah terlambat. Merasakan keberadaan Allah yang sangat dekat dengan

    diri kita inilah yang harusnya kita jangkau dan kita bina mulai dari sekarang.Sehingga dengan merasa dekat, akan terasalah pemberiaan-Nya, pertolongan-Nya, kasih sayang-Nya dan Kekuasaan-Nya. Allah menyatakan dalam Al Quran:

    Katakanlah, wahai Allah Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaankepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yangEngkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkauhinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu" (QS.Al Imran [3]:26).

    Jembatan Menuju Allah

    Dalam suatu kajiannya Syekh Muhammad Ali Hanafiah mengungkapkan :

    Wahai hamba-hamba Allah, jembatan menuju dunia adalah egomu, jembatanmenuju akhirat adalah amalmu dan jembatan menuju kepada Allah adalah Allah.

    Dari kajian ini dapat dipahami bahwa di hadapan kita ada tiga pilihan, sementaraitu terdapat pula tiga jalan atau jembatan yang masing-masing akanmengantarkan kita kepada tujuannya.

    Pilihan pertama adalah dunia, dimana orang-orang yang menujunya, berkhikmad,terlena dan tergila-gila kepadanya disebut hamba dunia. Sedangkan jembatanmenuju kepadanya adalah ego kita. Apapun sebenarnya kegiatan kita didunia iniwalaupun dibungkus dengan label keagamaan, ibadah, sosial dankemasyarakatan, namun apabila ego kita menonjol, keakuan kita yangmewarnainya, maka semua itu hanya akan mengantarkan kita kepada dunia dansegala isinya. Kemewahan, nama baik, kepopuleran dan sanjungan akan menjaditujuan akhir dan segala-galanya. Kalau kita mau jujur serta belajar daripengalaman dan sejarah, apalagi kalau kita perhatikan dan kita hayati ayat-ayatAllah dan hadist-hadist Rasulullah Muhammad Saw. Maka sebenarya kita bisamengerti dan paham bahwa jauh sebelum ruh ditiupkan oleh Allah, ketika kitamasih dalam kandungan ibu kita, sudah ditetapkan oleh Allah terutama tentangdunia kita ini. Betapa banyak kita lihat didepan mata kita orang-orang yangbersusah payah dalam mengejar dunia, namun tidak mendapat apa-apa dari

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    3/9

    3/9

    dunia itu, mereka akhirnya menghibur diri dan tenggelam dalam angan-angannya. Sementara itu betapa banyak pula orang-orang yang justru untuk

    mendapatkan dunia dan segala isinya ini tidak perlu menghadapi kesukaran danhalangan yang berarti, namun setelah mereka mendapatkan dunia dan segalaisinya mereka justru disusahkan dan direpotkan olehnya. Mereka tidakmendapatkan kebahagiaan dan kesenangan. Kesimpulannya adalah, mengejardunia ini adalah mengejar yang sesuatu yang belum pasti kita dapatkan dankalaupun kita dapatkan, maka ia belum tentu memberikan kesenangan dankebahagiaan kepada kita. Allah ingatkan dalam Al Quran bahwa:

    Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan

    suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu sertaberbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dankamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) adaazab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupandunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS.Al Hadiid [57]: 20)

    Pilihan kedua adalah akhirat, dimana orang-orang yang yakin akan adanya hariakhirat, adanya tempat kembali dan tempat pembalasan, adanya sorga dan

    neraka, itulah ahli-ahli akhirat. Sedangkan jembatan untuk menuju kepadanyaadalah amal kita. Bukankah Allah sendiri sudah mengingatkan dengan firman-Nya :

    Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akanmelihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberatdzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula (QS.Az Zalzalah [99]:7-8).

    Namun secara jujur kita akui, semua itu mungkin terlalu berat bagi kita dan jugasesuatu yang belum pasti kita dapatkan walaupun kita sudah bersusah payahuntuk meraihnya. Amal ibadah yang begitu banyak dan susah payah kitalakukan bisa hancur habis dan tidak ada artinya hanya karena dalam hati kitaada sedikit ria, sumah dan ujub. Maka betapa banyak juga kita lihat dan kitadengar tentang kisah orang-orang yang selalu beribadah dan beramal shaleh,namun diakhir hayatnya justru tidak baik dan terjauh dari jalan Allah.Kesimpulannyapun adalah, akhirat dan segala kesenangannya adalah sesuatu

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    4/9

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    5/9

    5/9

    kepada Allah yang tersa sangat dekat dan dicintainya. Dan dikhirat merekamendapatksan ampunan, kesenangan dan keredhaan Allah, karena tidak

    mungkin seorang kekasih akan menyiksa kekasihnya. Setelah kita menentukanpilihan tujuan kita dan jalan atau jembatan yang menuju kearahnya, tanpa kitasadari kadang-kadang ditengah jalan justru kita malah menempuh jalan atau jembatan yang salah, yang tentu saja akan mengarahkan kita kepada tujuansebenarnya tidak kita inginkan. Karena kuatnya keinginan hawa nafsu,keterbatasan akal dan pikiran, serta godaan setan dan dunia yang indah. Untukitu Allah telah menegaskan dalam Al-Quran dengan sumpah-Nya :

    Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,

    kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehatmenasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapikesabaran. (QS.Al Ashr [103]:1-3)

    Dapat kita pahami bahwa, orang-orang yang beruntung didunia dan di akhiratadalah setelah beriman (punya rasa iman/rasa bertuhan) dan beramal saleh(berjuang dan berkorban), mereka berjamaah/bermajlis, mempunyaipembimbing (guru) atau sahabat yang menemaninya dan menuntunnyamenempuh jalan Allah. Mereka nasehat menasehati dalam kebenaran dan

    nasehat menasehati dalam kesabaran.

    Modal dan Cara Menempuh Jembatan Menuju Allah

    Modal awal untuk menuju Allah itu adalah tersimpul dalam suatu pertanyaan:Semenjak kita terlahir dari kandungan ibu kita, dari kita merangkak sampai duakaki kita berjalan, apa yang kita rasakan sekarang? Apakah kita sadar dengandosa-dosa yang kita perbuat kepada Allah? Atau kita merasa tidak memiliki dosa

    sedikitpun kepada-Nya, seakakan-akan kita yang punya alam ini. Apa yang kitarasakan sekarang, rasa bersalah dan berdosa, karena memang tidak ada kita yangterlepas dari salah dan dosa. Rasa butuh dan harap terhadap Allah, karenamemang Dia-lah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Menolong,Melindungi kita dan kepada-Nya lah tempat kita kembali. Semua yang kitarasakan itu adalah modal untuk menjangkau keberadaan-Nya yang sangat dekatdengan diri kita. Allah ingatkan dalah Al-Quran :

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    6/9

    6/9

    Dan didalam dirimu sendiri. Apakah tidak kamu perhatikan? (QS. AdzDzaariyaat [51]: 21).

    Seorang sufi pencinta Allah mengungkapkan:

    Langit nan tinggi dapat kita jangkau, isi perut bumi dapat kita gali. Tapi apakah pernah kita gali dan kita jangkau diri kita sendiri? Sesungguhnya orang-orang yangdapat menggali dirinya maka ia akan temukan intan permata yang tak ternilaiharganya.

    Intan permata itu adalah pengetahuan diri dan sedikit pengetahuan tentangAllah. Intan permata itu juga adalah potensi untuk melihat atau memandang

    Tuhan (merasakan) yang sangat dekat. Intan permata itu adalah rasa nurani (rasaber-Tuhan). Kepada makluk yang melata dimuka bumi ini Allah hanya berikanrasa jasmani dan rasa rohani. Sehingga mereka seperti kita juga bisa merasakanpahit, manis, asam, asin dan pedas (rasa jasmani). Mereka juga mempunyai rasasenang dan sakit, rasa suka dan marah (rasa rohani). Akan tetapi mereka tidakmemili rasa nurani, sehingga bagi mereka tidak berlaku hukum-hukum(agama)Allah. Rasa nurani ini yang berfungsi sebagai satelit yang menangkap sinyal-sinyal keberadaan Tuhan dalam diri manusia. Rasa nurani sangat penting karenaia dapat mencari rasa kedekatan dengan Allah. Dengan rasa ini, manusia dapatmelihat (merasakan) keberadaan Tuhan dalam dirinya, sebagaimana iamelihat(merasakan keberadaan Allah pada alam semesta, semakin dalam rasanurani seseorang, semakin tinggi kualitas rasa kedekatannya kepada Allah swt.Rasa dekat dengan Tuhan adalah jembatan kita untuk menuju dan memandang-Nya (mengenalnya dengan rasa). Kenapa dikatakan rasa dekat adalah jembatanuntuk menuju dan memandang (menegenal) Allah? Karena diyakini bahwa rasadekat dengan Allah mustahil lahir dari akal, sebab akal hanya membuahkanpemikiran, demikian nafsu yang cenderung ke hal-hal yang jahat (ammrah bi as-

    su), juga keinginan, tidak dapat menerbitkan rasa dekat dengan-Nya, melainkanhanya keinginan untuk dekat dengan-Nya. Rasa dekat dengan-Nya adalahpemberian Tuhan(Allah), oleh karena itu, jadikanlah rasa dekat dengan-Nyasarana dan jembatan jiwa untuk menuju kepada-Nya, di balik rasa dekat tersebut.Hanya Allah yang dapat menerbitkan rasa dekat dengan-Nya. Rasa berfungsiuntuk mendekati-Nya, sedangkan hati yang meyakini-Nya. Ketika kita rasakanmanis atau pedas, maka kita yakin itu adalah gula atau cabe, sekali pun mata kita

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    7/9

    7/9

    ditutup. Kita yakin bahwa di balik rasa manis itu adalah gula, dan dibalik rasapedas itu adalah cabe. Demikian pula rasa dekat dengan Allah (rasa bertuhan),

    apakah dalam keadaan salat, zikir atau di mana dan kapan pun, maka kita yakinbahwa sumber kedekatan rasa pada diri kita tersebut adalah Allah. Itulah modaldan cara kita menempuh jembatan menuju kepada Allah yaitu Allah jua (rasanurani /rasa ber-Tuhan). Ketika sedang memusatkan rasa, dan jauh dikedalaman sirr nya yang terdalam, seorang Ulama Sufi Syekh Muhammad AliHanafiah bertanya :

    Ya Tuhanku, Dengan apa kami mengenalmu, berdekatan, dan menyembah-Mu?

    Wahai kekasihKu, iika engkau ingin mengenal-Ku, maka dengan kalimat-kalimat-Ku. Jika engkau ingin berdekatan dengan-Ku, maka dengan rasamu. Dan jika engkauingin menyembah-Ku, maka dengan kalimat dan rasa. Maka dengan kalimat dan rasaitulah jalan yang Kuberikan kepada nabi-nabi-Ku. Ikutilah jalan itu. Itulah cahaya diatas cahaya. Maha Benar Aku dari Segala Kata-kata-Ku.

    Shalat yang Khusyu

    Dalam shalat akal dipakai untuk mengetahui dan memahami bacaan-bacaan

    maupun gerakan-gerakan shalat yang pada intinya adalah menyebut Nama Allah,membaca ayat-Nya, dan menghadap kepada-Nya. Sedang hati berfungsimenerima makna-makna bacaan dan gerakan tersebut untuk kemudianmenjadikannya sebagai alat untuk memancing rasa dekat dengan Allah SWT.Setelah rasa dekat itu tiba, barulah kita bisa menyaksikan keberadaan Allah dibalik rasa dekat itu. Itulah shalat yang sebenarnya, bersyariat dan berhakikat,dengan kalimat (perbuatan) dan rasa iman (rasa ber-Tuhan/rasa nurani). NabiMuhammad Saw mengungkapkan : Shalatlah kamu sebagaimana kamu lihat

    aku shalat.(Al hadist). Dengan demikian khuyuk dalam shalat akan bisa kitadapatkan, kita rasakan dan kita nikmati. Walaupun demikian, tetap dibutuhkankesungguhan kita melatih diri serta menjalankannya. Karena jujur kita akui telahbanyak manusia yang menyerah dan kalah sebelum memperolehnya, sehinggamenganggap bahwa khusuk itu adalah suatu angan-angan dan impian saja. Adahal yang menggembirakan kita lewat ilham sirr (buku Sastra Ilahi) adalah ilhamberikut:

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    8/9

    8/9

    "Wahai Hamba-Ku: kekhusukan dirimu pada-Ku bukanlah ternilai daripada khusukitu sendiri akan tetapi ia Kulihat dan Kunilai terhadap usahamu di dalam

    memeliharanya. Dan bahwasanya Akulah yang sanggup mengkhusukkanmu kepada-Ku. Maka dengannya tiada Kuletakkan penilaian padamu melainkan hanya melaluiniat dan usahamu untuk-Ku. Dan nyatakan Cukuplah Allah Tuhanku yangberkehendak atasku hingga tiada yang lebih baik selain aku berada dalam kedudukanberniat dan berusaha di hadapan-Nya.

    Yang bisa dipahami dari sirr di atas adalah bahwa khusuk itu bukanlah sesuatuyang bisa kita peroleh lewat usaha kita, tetapi ia adalah anugerah Allah SWT.Yang justru dilihat dan dinilai adalah niat dan usaha kita untuk memelihara

    khusuk tersebut. Jadi meskipun kita mungkin berkali-kali jatuh (perhatian kitateralih) dalam shalat kita, tetapi kita tetap berusaha kembali bangkitmengembalikan perhatian dan rasa kita kepada Allah, maka hal itu sudah dinilaikhusuk dalam pandangan Allah. Allah tidak pernah menjatuhkan penilaiankepada hasil, karena hasil itu sendiri adalah anugerah-Nya. Yang justru dinilaiadalah proses untuk mencapai hasil itu. Dengan demikian, sesungguhnya hartayang paling berharga dalam hidup dan kehidupan ini yang padanya Allah SWT.menujukan penilaian adalah pada niat dan usaha kita. Di luar niat dan usaha,

    hanya Allah yang mengetahui dan menentukannya. Hal ini sesuai dengan hadisNabi saw., Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk rupamu danhartamu, tetapi Allah melihat hatimu dan amalmu(Al Hadist) Dari ilham sirr diatas dapat dipahami bahwa ketika sesesorang mendirikan shalat dan berusahakhusuk (menjadikan hatinya sebagai 'tempat' bagi Allah) dalam shalatnya, makaAllah akan membungkusnya dengan Nur cahaya-Nya. Dengan Nur tersebut, diaakan bisa memahami atau membedakan mana yang haq dan mana yang batil,mana yang patut dan mana yang tidak patut. Selanjutnya Allah akanmemberikan perasaan cinta atau mahabbah. Cinta itu akan menjadi modalbaginya untuk menebarkan kasih sayang di muka bumi ini dan menjadikansemua amal dan perbuatannya sebagai bukti kecintaannya kepada Allah. Allah juga akan memberikan maghfirah atau ampunan dari segala dosa dankesalahannya, karena harus diakui secara jujur bahwa kita tidak akan pernahlepas dari dosa dan kesalahan. Kita hanya berusaha bertobat dan memintaampun dan Allah-lah yang akan memberikan maghfirah-Nya. Allah juga akanmemberikan hidayah (petunjuk)-Nya. Dengan petunjuk tersebut, kita bisa

  • 8/14/2019 Jembatan menuju Allah

    9/9

    9/9

    menentukan sikap dan menempatkan diri serta berbuat dalam hidup dankehidupan dunia yang penuh dengan fitnah serta segala macam hal-hal yang

    menipu ini, sesuai dengan yang dikehendaki-Nya (al-Quran dan Hadist).Terakhir, dan yang tidak kalah pentingnya adalah, Allah akan menjadikandirinya sebagai bayangan kemuliaan dari-Nya. Hamba tersebut akanmenyandang sifat-sifat-Nya (berakhlak dengan akhlak Allah), seperti yang telahdicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad saw.

    Penutup

    Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa jembatan menuju kepada Allah itu adalahdengan menempatkan Allah dihati kita, menjangkau keberadaan-Nya yangsangat dekat dengan rasa nurani kita, kemudian memandang (meyakini) bahwaAllah-lah dibalik apa yang kita rasakan, sehingga terasa kenikmatan menyembahkepada-Nya dan tumbuh kecintaan kepada-Nya. Contoh tauladan kita adalahNabi Muhammad Saw, sebagai manusia yang paling dekat dan paling cintakepada Allah SWT. Ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al Quran : Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihidan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS.Al-Imran:31) Wallahu a'lam bi al-shawab.

    Referensi

    1. Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, Tarekat Qadiriyah Abrariyah , Padang, t.p. 1997.

    2. Drs. Ahmad Rahman, Mag., "Majelis Zikir Indonesia di Padang" dalam Afif,HM dan Muh. Adlin Sila (ed.), Fenomena Kehidupan Keberagamaan Kelas MenengahPerkotaan (Studi Tasawuf di Kota-kota Besar Indonesia), Jakarta, Litbang DepartemenAgama dan Diklat Keagamaan, Balai Penelitian Agama dan Kemasyarakatan,2002.

    3. Drs. Ahmad Rahman, Mag., Sastra Ilahi: Ilham Sirriyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah (Pencerahan Bagi Hamba Pencari Tuhan) , Jakarta: Hikmah,Mizan 2004.