Jejas Sel Reversible Irreversible

3
Jejas reversible adalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan. Contoh umum yang sering terjadi pada kategori ini yaitu degenerasi hidropik. Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraseluler, yaitu adanya peningkatan kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan air pada mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada mola hedatidosa telihat banyak sekali gross (gerombolan) mole yang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh osmotic. Sedangkan jejas irreversible adalah suatu keadaan saat kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan semula dan sel itu akan mati.Terdapat dua jenis jejas irreversible (kematian sel) yaitu apotosis dan nekrosis. Apoptosis merupakan pengendalian terhadap eliminasi-aliminasi sel yang mati. sedangkan nekrosis merupakan kematian sel/jaringan pada tubuh yang hidup di luar. Jadi, perbedaan nekrosis dan apoptosis terletak pada terkendali atau tidaknya kematian sel tersebut. Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel). 1. Jejas Reversibel ( Degenerasi sel: mola hidatidosa) Contoh umum yang sering terjadi pada kategori ini yaitu degenerasi hidropik. Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraseluler, yaitu adanya peningkatan kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan air pada mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada mola hedatidosa telihat banyak sekaligross (gerombolan) mole yang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh osmotic. Pada kondisi mola

description

aaaaaaaaaaaa

Transcript of Jejas Sel Reversible Irreversible

Page 1: Jejas Sel Reversible Irreversible

Jejas reversible adalah suatu keadaan ketika sel dapat kembali ke fungsi dan morfologi semula jika rangsangan perusak ditiadakan. Contoh umum yang sering terjadi pada kategori ini yaitu degenerasi hidropik. Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraseluler, yaitu adanya peningkatan kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan air pada mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada mola hedatidosa telihat banyak sekali gross (gerombolan) mole yang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh osmotic.

 Sedangkan jejas irreversible adalah suatu keadaan saat kerusakan berlangsung secara terus-menerus, sehingga sel tidak dapat kembali ke keadaan semula dan sel itu akan mati.Terdapat dua jenis jejas irreversible (kematian sel) yaitu apotosis dan nekrosis. Apoptosis merupakan pengendalian terhadap eliminasi-aliminasi sel yang mati. sedangkan nekrosis merupakan kematian sel/jaringan pada tubuh yang hidup di luar. Jadi, perbedaan nekrosis dan apoptosis terletak pada terkendali atau tidaknya kematian sel tersebut.

Berdasarkan tingkat kerusakannya, jejas sel dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu jejas reversible (degenerasi sel) dan jejas irreversible (kematian sel).

1. Jejas Reversibel ( Degenerasi sel: mola hidatidosa)

Contoh umum yang sering terjadi pada kategori ini yaitu degenerasi hidropik. Degenerasi ini menunjukkan adanya edema intraseluler, yaitu adanya peningkatan kandungan air pada rongga-rongga sel selain peningkatan kandungan air pada mitokondria dan reticulum endoplasma. Pada mola hedatidosa telihat banyak sekaligross (gerombolan) mole yang berisi cairan. Mekanisme yang mendasari terjadinya generasi ini yaitu kekurangan oksigen, karena adanya toksik, dan karena pengaruh osmotic. Pada kondisi mola hidatidosa, janin biasanya meninggal. Akan tetapi, villus-villus (gerombolan mola) yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur.

2. Jejas Irreversible

Terdapat dua jenis jejas irreversible (kematian sel) yaitu apotosis dan nekrosis. Apoptosis merupakan pengendalian terhadap eliminasi-aliminasi sel yang mati. sedangkan nekrosis merupakan kematian

Page 2: Jejas Sel Reversible Irreversible

sel/jaringan pada tubuh yang hidup di luar dari kendali. Sel yang mati pada nekrosis akan membesar dan kemudian hancur dan lisis pada suatu daerah yang merupakan respon terhadap inflamasi (Lumongga, 2008). Jadi perbedaanya terletak pada terkendali atau tidaknya kematian sel tersebut.

Nekrosis

Nekrisis terbagi menjadi dua, yaitu nekrosis koagulatif dan nekrosis liquefactive. Pada nekrosis koagulatif, protoplasmanya tampak seperti membeku akibat koagulasi protein. Terjadi pada nekrosis ishemik akibat putusnya perbekalan darah. Daerah yang terkena menjadi padat, pucat dikelilingi oleg daerah yang hemoragik. Nekrosis koagulatif dapat terjadi juga karena toksin bakteri, misalnya pada thypus abdominalis, pada dhypteria, pneumonia, dan infeksi keras lainnya.

Nekrosis liquefactive terjadi dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan nekrosis koagulatif, akibat pengaruh enzim-enzim yang bersifat litik. Sering terjadi pada jaringan otak. Nekrosis mencair ini juga dapat terjadi pada jaringan yang mengalami infeksi bakteriologik yang membentuk nanah.