JBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN...
Transcript of JBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN...
JBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PEF~ILAKU
MEROKOK REMAJA AWAL DI PONDOK
PESANTREN RIYADLUL JANNAH,
CISEENG-BOGOR
Oleh:
ZORA KRISPRIANA
NIM: 103070029124
Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
NIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAlrULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
PE.NGESAHAN PANITIA UJIAN ..
ipsi yang berjudul "HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU ROKOK PADA r;;EMAJAAWAL DI PONDOK PESA1..JTREN RIYADLUL • JNAH, CISEf::NG-BOGOR." telah diujikan dalam sidang munaqasyah ultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada mal 18 Maret 2008. Skri·)si ini telah diterima sebagai salah satu syarat Jk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
artc1, 18 Maret 2008
Sidang Munaqasyah
iguji I
nggota,
ihayah, M.Si 73
valJ~iine.l.Suaidy, M.Si,Psi
Anggota:
Sekretaris M(1kap Anggota
Dra. Zahr~t~. M.Si NIP. 150 238 7
Penguji II
~ \
Yunita Faela Nisa1, M.Psi NIP. 150 368 784
Dr. Achmad Sl)'alf NIP : 150 2.67 :i.Bo
HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGA.N
'ERILAKU MEROKOK PADA REMAJA AWAL
)I PONDOK PESANTREN RIYADLUL Jt~NNAH
CISEENG-BOGOR
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat
memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Evangelin
Oleh:
ZORA KRISPRIANA
NIM: 103070029124
Di Bawah Bimbingan
Pe bimbin II
~~ Dr. Achmad Sta~---..,__ NIP : 150 267 ?J.~
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H/2008 M
MOTTO
f.;CI cCl cCI VJ ..
l>Cl ve T uv' Cl ve"1A.-< Cl VlA.CI t V1A.uliCI .
yClveg teLCln "1A.evegcijClviWV1 rlevegcive peveci. i>ici telci Vi V1A.eveg oj Cl vk?,Cl ve lzepCI rl ci "1A.Ci vetASiCl
;\pci l::I Cl veg t.ic:\Cl lz rl i!zetci Vi uiveW<
(>u'<-at c"fl:L c"fl:La2:J,4,5)
1SClrCl vegs icipci l::I Cl veg V1A.evew vi j Cl Lei ve Ke ClYCln iLV1A.IA pevegetcihucivc (k?,eisLCIV1A.&lvc)
M&lk?,Ci ALL&ln CliWve "1;\.eV\,\,UciClnRClve bcigivct:JCI
PClciet jcilcivi. V1A.evec01A .s1::1uvgCl.
(cftadlt•)
AIZet pllziv Cl iz,, V1A.Cl VlA.'f>IA ..
AIZet tClnw cik?,ct VlA.l1V1A.pct ..
l>Ci ve " Ar<tA pcisti bisci 111
(unknown)
PersicipCI ve Vici vc ivci V1A.evcevettAIW vc
Pevcwpeticive rli Vietvi esok?,.
{Cfh.oma> j:di•on)
setitik karya (skripsi) ini kupersembahkan untuk yang tercinta
Ma & Pa, Mbah. Cha, Yoga dan sahabat-sahabatku ...
) Fakultas Psikologi I Maret 2008 ) Zora Krispriana
ABSTRAK
) Hubungan Konsep Diri dengan Perilaku Merokok pada Remaja Awai di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Ciseeng - Bogor.
) 79 halaman (belum termasuk lampiran) I Konsep diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Perilaku merokok adalah suatu tindakan menghisap rokok untuk mencapai kenikmatan, mulai dilakukan secara sadar dan lam bat laun secara tidak sadar sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang meningkat. (Kisyanto&Mansjoer, 1984)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan perilaku merokok pada remaja awal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Sampel penelitian ini berjumlah 66 orang santri SMP Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Ciseeng Bogor. lnstrumen pengumpulan data menrnJunakan skala model Likert berupa skala konsep diri yang terdiri dari 22 item dan skala perilaku merokok yang terdiri dari 30 item seteiah sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas.
Pengolahan dan analisis data dalam skripsi ini menggunakan program SPSS 11,5. Pada uji validitas menggunakan korelasi Product Moment Pearson, sedangkan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Untuk uji hipotesis penelitian menggunakan Contingency coeficient.
Dari hasil analisis contingency coeficient terhadap hip6tesis yang diajukan diperoleh has ii X2hitung (14, 127) > X2tabel (23,7) Has ii terse but menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan perilaku merokok pada remaja awal.
) Daftar bacaan : 25 buah (1980-2007)
sudah membantu dalam pembuatan skripsi ini, dan semua anak-anak yayasan, semoga bisa menjadi yayasan yang bisa dijadil<an panutan oleh r.1asyarakat. Ananda Yoga Pratama ... "terima kasih alas kesabarannya selama ini, kasih sayang, dukungan, bantuan dan semua perbedaan yang diberikan ... " Keluarga kedua ku ... Mam dan Pap, Dimas, Wina, mba Eni ... terima kasih sudah menerimaku menjadi bagian dari keluarga ini. Sahabatku tersayang : si dewasa "Ajeng", si cuek "Ndien", si ndut "Lietha", si panik "Ina", si jutek "Fany", si centil "Nia" dan lbunya anak-anak "Bu Wul", kangen kaliann .... Sahabatku semester I: Ary, Fakih, Yuris, Unik, Dian, Wink, Nurul ... sahabat sejatiku anak-anak Selone, BT + Palaia : Viol, Zie, Dewi, dll. Temen-temen KKL plus minus : lndah+Fikih, Joni, Dedy, Fatma, Meda, Titi. Juga temen-temen Chinam, terima kasih alas dukungan dan kerjasama yang baik, mudah-mudahan ini jadi awal persaudaraan kita.
). Teman-teman angkatan 2003 l<hususnya kelas C yang sudah mendukung dan membantu penulis, memberi semangat untuk menyelesaikan skripfi ini : Herly, Aay, lryn, Ira, Lucky, lka, Ayu, lnong, lis, Wulan, Dini, Novi, lntan, Don, Deni, Angga, Acil dan semuanya ... Juga untuk Fira, Resti, Tika, Adang, Ciul, dan semua teman-teman yang selalu mendukung penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
I. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.
3nulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh ~bab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk ~rbaikan di masa mendatang.
<hir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi banyak hak terutama untuk perkembangan ilmu pengetahuan.
Ciputat, ·1 s Maret 2008
Penulis
!\LAMAN JUDUL !\LAMAN PERSETUJUAN !\LAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISi
OTTO................................................................................................... iv 3STRAKSI ........................................................................................... v l\TA PENGANTAR .............................................................................. vi l\FT AR ISi . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . viii C\FTAR TABEL ................................................................................... x l\FTAR GAMBAR ........................................................ :....................... xi
l\B 1 : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 2. ldentifikasi Masalah ........................................................................... 1 O 3. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian ............................. 11
1.3.1 Pembatasan Masalah Penelitian ............................ 11 1.3.2 Perumusan Masalah Penelitian ............................. 12
4. Tujuan Penelitian ............................................................................... 12 5. Manfaat Penelitian.... ............... ........................................................ .. .. 12
1.4.2 Manfaat Teoritis ...................................................... 12 1.4.3.Manfaat Praktis ....................................................... 13
3. Sistematika Penulisan ....................................................................... 14
!\B 2 : KAJIAN PUST AKA 1. Konsep Diri .......................................................................... ............. 15
2.1.1. Definisi konsep diri .................................... ............. 15 2.1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ....... 17 2.1.3. Dimensi-dimensi konsep diri..................................... 21 2.1.4. Konsep diri positif dan konsep diri negatif................. 25 2.1.5. Konsep diri dalam pandangan Islam........................ 29
~. Perilaku Merokok ................................................................................ 31 2.2.1. Sejarah rokok .......................................................... 31 2.2.2. Definisi merokok ..................................................... 32 2.2.3. Bahaya merokok . ... . .. ... . .. . .. . ... .. . .. . .. . ... .. . .. . .. . .. . .. 33 2.2.4. Zat-zat kimia yang terkandung dalam rokok.... ... ..... 34 2.2.5. Tahapan merokok ............................................. 36 2.2.6. Tipe-tipe perilaku merokok .................................. 37 2.2.7. Merokok dalam pandangan Islam ........................ 38
~. Remaja Awai....................................................................................... 39 2.3.1. Definisi remaja . . .. .. . . . . .. .. . . . . .. . . . .. .. . . .. . .. . .. . .. . .. . . .. .. 39 2.3.2. Tugas perkembangan remaja ...... , ....................... 41
2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok ... 41 4. Kerangka Berpikir .............................................................................. 43 5. Hipotesis ..................................................... ..................................... 44
AB 3 : METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian ..................................... ....................... ...................... 45
3.1.1. Pendekatan Penelitian ........................................... 45 3.1.2. Metode Penelitian .................................................. 4 '5
.2. Definisi konseptual dan operasional variabel ..................................... 46 3.2.1. Definisi konseptual Variabel ................................... 46 3.2.2. Definisi operasional variabel .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. 46
.3. Populasi dan Sampel ......................................................................... 47 3.3.1. Populasi ...... ........................ ..... .... .......................... 4 7 3.3.2. Sampel .................................................................... 48 3.3.3. Teknik pengambilan sampel .................................... 48
.4. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 49 3.4.1. Teknik uji instrumen (try out) .................................. 51
.5. Hasil Uji lnstrumen Penelitian ............................................................. 51 1
3.5.1. Uji validitas ska la ...... .......... .................................... 52 3.5.2. Uji reliabilitas skala .................................................. 56 3.5.3. Teknik analisa data ................................................... 58
.6. Prosedur penelitian ............................................................................ 59
iAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .1. Gambaran Umum suoyek penelitian .................................................. 61 .2. Uji Persyaratan ........................ .......................................................... 63
4.2.1. Uji Normalitas .......................................................... 63 .3. Uji Hipotesis ............................................. ........................................... 66 .4. Has ii utama penelitian ..................................... .................................. 70
iAB 5 : KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .1. Kesimpulan ........................................................................................ 71 .2. Diskusi .... . ...................................................................... .... ............... 72 .3. Saran................................................................................................. 74 IAFT AR PUST AKA .... ...... .... .................................................... ............... 77 .AMP I RAN
ibel 1 ibel 2 ibel 3 ibel 4 ibel 5 ibel 6 ibel 7 ibel 8 ibel 9 ibel 10 ibel 11
ibel 12 3bel 13 3bel 14 3bel 15 3bel 16
DAFTAR TABEL
Blue Print Skala Konsep Diri.................... ............................... 49 Blue Print Skala Perilaku Merokok ......................................... 50 Skar Kategori Jawaban .......................................................... 51 Hasil Uji lnstrumen Valid Skala Konsep Diri ........................... 53 Blue Print Skala Konsep Diri pasca Uji lnstrumen ................. 54 Hasil uji lnstrumen valid skala perilaku merokok .................... 55 Blue print skala perilaku merokok pasca uji instrumen .......... 56 Kaidah reliabilitas Guilford ..................................................... 58 Gambaran umum responden berdasarkan usia ....... _............... 61 Gambaran umum responden berdasarkan perilaku merokok.. 62 Gambaran umum responden berdasarkan banyaknya rokok yang dikonsumsi perhari ........................................................ 62 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tipe Perilaku Merokok... 65 Skar Konsep Diri .................................................................... 67 Ta be I fo................................................................................... 68 Ta be I fh................................................................................... 69 Tabel kerja untuk menghitung chi-square............................... 69
DAFTAR GAMBAR
imbar 1 Diagram kerangka berpikir ............. ........................ .... ....... ...... 44 imbar 2 Q-Q Plot Konsep diri ................................................. ............. 64 imbar 3 Q-Q Plot perilaku merokok . . . .. . . . .. . . . .. . . . . . .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. . . . .. . . . . . . .. 65
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di tengah berkembangnya konsumerisme dan gaya hidup mewah, salah satu
kelompok yang rentan untuk ikut terbawa arus adalah remaja. Mereka
banyak mengikuti gaya hidup masyarakat di sekitamya. C?aya hidup tersebut
menuntut para remaja untuk meniru apa yang mereka lihat melalui berbagai
media, seperti televisi, majalah, dan internet. Media-media tersebut banyak
memberikan pengaruh-pengaruh pada diri remaja dan menguat pada remaja
awal usia 12-15 tahun, orang menyebutnya sebagai masa puber. Masa
remaja adalah masa yang labil karena merupakan peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa sehingga remaja mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupur. psikis (i\gustiani, 2006:28).
Banyak sekali perubahan yang terjadi pada diri remaja. Menurut Hurlock
(1980: 192), perubahan-perubahan tersebut terlihat dalam sikap dan
perilal<unya, yaitu pada rnasa pubertas biasanya remaja menarik diri dari
teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga. Remaja mulai bosan
dengan kegiatan yang sebelumnya amat digemari. Akibatnya prestasinya di
berbagai bidang menurun. Pertumbuhan pesat dan tidak :seimbang
mempengaruhi keadaan dirinya sehingga remaja merasa kikuk dan janggal
selama beberapa waktu. Pada masa tersebut, remaja seringkali tidal<. mau
bekerja sama, sering membantah dan menentang. Kemurungan, merajuk,
ledakan amarah dan kecenderungan untuk menangis merupakan ciri awal
masa puber.
2
Selciin itu, perubahan pada fisik membuat remaja menjadi kurang percaya diri
dan peka terhadap kritik baik dari orangtua maupun teman-teman.
Perubahan inilah yang menyebabkan remaja menjadi sangat hati-hati dalam
segala penampilannya karena takut orang lain memperhatikan perubahan
yang di alami dan memberi komentar yang buruk. Remaja juga dituntut untuk
mampu menampilkan perilaku sosial yang pantas dan se:suai dengan dunia
orang dewasa yang akan di masuki, yaitu penyesuaian diri dengan
meningkatnya pengaruh teman sebaya, perubahan dalam perilaku sosial,
pengelompokkan sosial yang baru, nilai-nilai dalam seleksi persahabatan,
nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru
dalam seleksi pemimpin (Hurlock, 1980:203). Karena remaja sudah di
anggap mampu untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan
lingkungan. Dalam keluarga pun orangtua berharap agar remaja dapat
melakukan hal yang henar dan mau menghabiskan waktu bersama keluarga
(Santrock, 2003: 191 ). Namun sebaliknya yang terjadi tidak seperti itu,
mereka lebih memilih menghabiskan waktu bersama teman daripada
bersama dengan keluarga, bergaya dewasa tapi kekanakan.
3
Erik Erikson (dalam Kristanda, 1995:5) menerangkan bahwa salah satu
proses perkembangan psikososial yang penting pada masa remaja adalah
proses pencarian identitas diri (the search of identity), pencarian identitas diri
ini di mulai dengan menunjukkan kemampuan dirinya, cenderung
menampilkan perilaku yang di tampilkan oleh orang dewasa. Remaja juga
sering meniru apa yang di lakukan oleh lingkungan, hal ini sesuai dengan
pendapat Amaryllia (2007:7) yang menyatakan bahwa proses seseorang
memasuki usia remaja bukanlah ha! yang mudah, ada proses pencarian
identitas, dimana pencarian identitas tersebut di lakukan melalui proses untuk
mendekatkan diri dengan orang lain atau kelompok masyarakat tertentu.
Penting halnya mereka mendapatkan contoh yang sesuai dan dapat di
jadikan teladan oleh remaja itu sendiri. Namun perilaku yang mereka tiru dari
orang dewasa, terkadang bukan sesuatu yang positif, salah satunya adalah
perilaku merokok.
4
Merokok adalah perilaku orang dewasa yang paling mudah untuk ditiru dan
merupakan perilaku yang paling nyata untuk menunjukkan keciewasaan.
Perilaku tersebut di tampilkan untuk membuktiki'ln bahwa remaja ingin diakui
keberadaannya oleh lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, mereka tidak
ingin dianggap anak kecil lagi. Karena pada masa ini remaja sedang dalam
proses pencarian identitas diri, sehingga rasa ingin tahu mereka sangat besar
untuk mencoba hal-hal yang baru seperti merokok. Mereka meniru bukan
hanya dari orang-orang sekitar tetapi juga mereka tiru dari model atau iklan
iklan yang ada di berbagai media. Remaja mulai mencoba-coba untuk
merokok dan dikuatkan dengan komentar dari orang-oran~1 bahwa dengan
merokok mereka terlihat gagah, lalu mereka jadi terbiasa clan mulai
kecanduan untuk merokok.
Perilaku merokok bisa menjadi gerbang awal (first step) te1·hadap perilaku
lain, seperti minum alkohol dan penggunaan napza. Remaja mulai merokok
pada masa remaja awal atau tingkat SMP. Hal ini di dukung oleh penelit!an
penelitian sebagai berikut, yaitu menurut Escobedo,dkk. Jumlah remaja yang
mulai merokok meningkat tajam setelah usia 10 tahun dan mencapai
puncaknya pada usia 13-14 tahun (dalam Santrock,2003:550). Menurut
Susenas tahun 1995, sebanyak 23% penduduk berusia 10 tahun ke alas
mempunyai kebiasaan merokok setiap hari. Hasil survey yang dilakukan LM3
5
pada tahun 1998 di 14 propinsi di Indonesia menyatakan bahwa sebanyak
59,04% laki-laki usia 10 tahun keatas dan 4,83 penduduk perempuan usia 10
tahun keatas adalah perokok (Fawrita, 1998:14 ). Menu rut Nerry A. Sani, ketua
Yayasan Jantung Indonesia. Usia merokok kini sudah di rnulai pada usia 10
tahun sebanyak 33%. Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil Global Youth
Tobacco Survey WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Amerika Serikat (CDC) (Galra,2006:70).
Survey kebiasaan merokok oleh Yayasan Jantung Indonesia dari Depkes RI
menyatakan bahwa di kalangan pelajar SMP (12-·J 6 tahun) di Jakarta, di
temukan 49% pelajar pria dan 8,8% pelajar wanita yang merokok.
Sedangkan di kalangan pelajar SD (6-12 tahun) menunjukkan 41 % pria dan
10% wanita (Kristanda, 1995: 14 ).
Hal-hal yang mempengaruhi perilaku merokok remaja disebabkan oleh
karakter remaja yang masih dipengaruhi oleh lingkungan clan kelompoknya,
agar mereka bisa diterima dalam kelompoknya tersebut. Mereka lebih banyak
menghabiskan waktu yang lebih lama dengan teman-ternan, lebih suka
nongkrong di warung, di halte, atau di mall, dan rnereka nyaman dengan
perilaku tersebut. Sesuai dengan Philiph Rice (dalam Gadis, 2001 :36)
kebutuhan untuk berada dalam suatu kelompok paling besar terjadi pada
masa remaja, artinya remaja hampir selalu ingin masuk ke dalam suatu
kelompok tertentu sehingga mau tidak mau remaja .di~untut untuk punya
pandangan yang sama dengan anggota kelompok yang lain mengenai
berbagai hal. Hal ini menyebabkan remaja cenderung untuk mengikuti apa
yang dilakukan oleh kelompoknya tersebut. Misalnya saat sebagian besar
remaja mengetahui bahwa bila mereka memakai model pakaian yang sama
dengan anggota kelompok yang populer. maka kesempatan bagi mereka
untuk diterima oleh kelompoknya lebih besar (Littrell,dkk dalam
Hurlock, 1980:213). Karena pada masa ini pengaruh teman-teman sebaya
pada sikap, pembicaraan. minat. penampilan, dan perilaku lebih besar dari
pengaruh keluarga (Hurlock, 1980:213).
6
Kondisi demikian bukan hanya terjad1 di kalangan remaja siswa sekolah
umum, tetapi terjadi juga pada santri-santri yang tinggal di pondok pesantren.
Remaja yang memiliki latar belakang agama juga mempunyai harapan
harapan yang sama dengan siswa di sekolah umum, yaitu mereka mau
melakukan apa saja untuk di terima oleh kelompoknya. Pada remaja di
sekolah umum. mereka mempunyai kesempatan yang besar untuk
melakukan perilaku merokok, karena mereka hanya diawasi oleh guru saat di
sekolah dan diawasi orangtua saat di rumah. Pada saat mereka di luar
sekolah dan di luar rumah itulah kesempatan mereka untuk melakukan
perilaku merokok. Tetapi pada remaja pesantren, mereka mempunyai
kesempatan yang k.ecil untuk melakukan perilaku merokok, karena setiap
saat mereka selalu diawasi oleh pengurus pondok pesantren.
7
Dari hasil wawancara pencarian kebutuhan dengan seorang santri di salah
satu pondok pesantren mengatakan bahwa ia merokok untuk memenuhi rasa
ingin tahunya dan hanya sekedar coba-coba karena di ajak oleh teman.
Setiap ia akan merokok, ia dan teman-temannya mencari tempat yang sepi
untuk bisa merokol< agar tidak terlihat oleh pengurus pesantren. Tapi
akhirnya ia memutuskan untuk berhenti merokok karena ia menyadari bahwa
merol<ol< itu sangat merugikan dirinya sendiri dan tidal< ada manfaatnya.
Menurut para pengajar di beberapa pesantren, bila ada anak yang merokok,
ada yang langsung dikeluarkan, ada yang dinasihati saja, tetapi ada juga
pesantren yang membebaskan santrinya untuk merokok, semua tergantung
pada peraturan yang ada di pesantren tersebut.
Dari hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa tidak semua
remaja terpengaruh oleh kelompoknya. Ada hal-hal yang membuat remaja
bertahan untuk tidak mengikuti kelompoknya, remaja sebenarnya sudah
dapat membedakan mana yang benar dan salah, mereka mempunyai
penilaian tersendiri untuk bisa mengikuti perilaku apa saja yang pantas ditiru
dan tidak, remaja dapat mempertahankan prinsip-p.rinsip tertentu yang dianut
dan bersedia mempertahankan walaupun harus menghadapi pendapat
kelompok yang kuat. Hal ini terdapat pada konsep diri mereka.
8
Konsep diri adalah pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya.
Konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejak masa pertumbuhan
seorang manusia dari kecil hingga dewasa. Lingkungan, pengalaman dan
pola asuh orang tua turut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
konsep diri yang terbentuk. Pengaruh yang paling kuat adalah bila orangtua
sendiri yang menjadi figur contoh sebagai perokok berat, maka anak-anaknya
akan mungkin sekali untuk mencontohnya (Ardiningtyas,2006:6).
Hal ini sesuai dengan apa yang telah diungkapkan oleh Zakiah (1975:119)
yaitu apabila remaja dibesarkan dalam keluarga yang selalu menjalankan
ajaran agama dengan baik dan segala aspek kehidupannya tidak
menyimpang dari ketentuan agama, maka pendidikan agama dalam l<eluarga
akan terjadi dengan baik dan kepribadian remaja akan kaya dengan unsur
agama. Dengan pembiasaan inilah konsep diri yang terbentuk menjadi positif.
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa perilaku merokok berkaitan
dengan konsep diri remaja yang negatif, yaitu menurut Bolvin & Mc.Allister
(dalam Dina,2001 :67) menyebutkan bahwa salah 1 faktor yang menyebabkan
9
seseorang merokok adalah karena konsep diri yang ne9atif. Feldman (dalam
Marselino,2003:72) ju9a menyebutkan bahwa perilaku rnerokok berkaitan
dengan konsep diri remaja. Remaja perokok memiliki konsep diri yan9
mengandung beberapa unsur yang berbeda dengan remaja bukan perokok.
Sedangkan menurut penelitian Layyinah (2001 :75) yang berjudul konsep diri
pengguna narkoba, mengatakan bahwa konsep diri remaja pengguna
narkoba mempunyai tingkat yang lebih rendah dibandingkan deng<m remaja
bukan pengguna narkoba. Hal ini dapat dilihat dari satu faktor yang
membentuk konsep diri remaja, yaitu karena adanya interaksi individu
dengan orang-orang di sekitarnya. Sedangkan menu1·ut penelitian Zakiah
(2007:83) yang berjudul Pengaruh pendidikan Agama dalam ke/uarga
terhadap konsep diri pada remaja, mengatakar. bahwa semakin tinggi
pendidikan agama seseorang yang didapat dalam keluarga, maka semakin
positif konsep diri seseorang dan sebaliknya semakin rendah pendidikan
agama seseorang yang didapat dalam keluarga, maka semakin negatif
konsep dirinya.
Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis, artinya ticlak /uput dari
perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu
tertentu, namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi
sesaat. Konsep cliri yang positif akan men9emban9kan alternatif yang
10
menguntungkan sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik dan lebih
berpeluang untuk menampilkan tingkah laku yang lebih produktif. Sedangkan
remaja dengan konsep diri negatif biasanya takut untuk mencoba, sehingga
dapat menghambat proses pengembangan dirinya. Konsep diri yang negatif
tersebut dapat memberi dampak pada remaja untuk melakukan perilaku
merokok.
Berdasarkan uraian di atas, hal ini yang membuat penulis tertarik untuk
mengkaji lebih dalam mengenai "Hubungan Konsep Diri dengan Perilaku
Merokok Pada Remaja awn\ di Pondok Pesantren Riyadlul Jannah."
1.2. ldentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masa\ah yang telah dikemukakan di atas, maka
beberapa masalah yang dapat diidentifikasi adalah :
1. Apakah terdapat hubungan antara konsep diri dengan perilaku
merokok pada remaja?
2. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi konsep di1·i negatif dengan
perilal<u merokok pada remaja?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja?
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.3.1. Pembatasan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini akan dibatasi pada :
11
1. Konsep diri. Yang dimaksud dengan konsep diri adalah gambaran
yang dimiliki seseorang tentang dirinya, yang dibentuk melalui
pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan
lingkungan. Dasar dari konsep diri individu ditanamkan pada saat-saat
dini kehidupan anak dan menjadi dasar yang mempengaruhi tingkah
lakunya dikemudian hari (Agustiani,2006:138).
2. Perilaku merokok. Yang dimaksud dengan perilaku merokok adalah
suatu tindakan menghisap rokok untuk mencapai kenikmatan, mulai
dilakukan secara sadar dan lambat laun secara tidak sadar sehingga
akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang meningkat
(Kisyanto&Mansjoer, 1984:8).
3. Remaja. Remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah
tingkat orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat yang
sama (Hurlock, 1980:206)
12
1.3.2. Perumw;;an Masalah
Perumusan masalah pada skripsi ini adalah apakah ada hubungan yang
signifikan antara konsep diri dengan perilaku merokok rernaja awal di pondok
pesantren Riyadlul Jannah?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubun[Jan konsep diri
dengan perilaku merokok pada remaja awal di pondok pesantren Riyadlul
Jannah.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Manfaat Teoritis
•
•
Memberikan sumbangan literatur mengenai teori konsep diri dan
perkembangan remaja.
Dapat dijadikan referensi tambahan untuk dapat membantu para
remaja yang teriibat dalam perilaku merokok untuk melakukan
antisipasi/pencegahan.
1.5.2. Manfaat Praktis
Bagi para guru/pendidik serta orang tua :
• Oapat membentuk, membina dan mengarahkan konsep diri remaja
untuk tidak melakukan perilaku merokok.
• Agar dapat memahami gambaran hidup remaja saat ini.
13
• Dapat melakukan program pencegahan agar remaja tidak melakukan
perilaku merokok.
Bagi remaja :
• Menambah pengetahuan dan informasi tambahan tentang akibat yang
ditimbulkan bila seorang remaja merokok.
• Dapat dijadikan referensi bagi remaja untuk dapat mengenal dirinya,
bagaimana lingkungannya sehingga remaja dapat bergaul s0cara
sehat.
• Dapat dijadikan pertimbangan bagi para remaja untuk tidal< merokok.
14
1.5. Sistimatika Penulisan
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini meliputi latar belakang masalah, masalah penelitian yang
terdiri dari identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian dan sistimatika penulisan.
Bab 2 Kajian Pustaka
Pada bab ini merupakan kerangka berpikir yang berisi teori-teori dari
penelitian ini diantaranya teori tentang konsep diri, perilaku merokok,
serta teori tentang remaja awal.
Bab 3 Metode Penelitian
Meliputi Pendekatan dan Metode Penelitian, Populasi, Sampel dan
Teknik Pengambilan Sampel, Teknik Pengumpulan Data dan Metode
Pengolahan Data.
Bab 4 Presentasi dan analisis data
Meliputi gambaran umum responden, uji instrumen penelitian, hasil uji
validitas skala konsep diri dan skala perilaku merokok, serta hasil uji
reliabilitas konsep diri dan perilaku merokok.' Uji persyaratan yang
terdiri dari uji normalitas dan uji hipotesis serta hasil utama penelitian.
Bab 5 Kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini, akan di uraikan secara rinci mengenai kajian konsep diri,
perilaku merokok dan remaja awal.
2.1. Konsep Diri
2.1.1. Definisi Konsep Diri
Menurut Chaplin (2002:451 ), self concept atau konsep diri adalah evaluasi
individu mengenai diri sendiri ; penilaian atau penaksiran mengenai diri
sendiri oleh individu yang bersangkutan.
Hurlock (1980:234) mengartikan konsep diri sebagai gambaran seseorang
tentang dirinya. Gambaran ini merupakan gabungah kepercayaan orang
tersebut mengenai diri sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis,
sosial, emosi, aspirasi dan prestasi. Menurutnya pandan(Jan seseorang
mengenai dirinya sendiri secara keseluruhan sebagai hasil observasi
terhadap dirinya di masa lalu dan pada saat sekarang ini Setiap individu
mempunyai konsep diri yang sesungguhnya dan konsep diri yang ideal.
15
16
Konsep diri yang sesungguhnya adalah konsep seseorang dari siapa dan
apa dia itu.
Rogers (dalam Santrock,2005:491) mendefinisikan self concept sebagai:
''An individuals' overall perceptions and assessments of their abilities,
behavior, and personalities ".
(konsep diri adalah keseluruhan persepsi dan penilaian terhadap
kemampuan, tingkah laku dan kepribadian mereka).
Sedangkan Brooks (dalam Rakhmat,2005:99) menambal1kan definisi konsep
diri sebagai :
" Those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we
have derived from experiences and our interaction with others".
Jadi konsep diri adalah pandangan fisik, sosial dan persepsi dari diri kita
yang tercipta dari pengalaman dan hasil interaksi kita dengan orang Jain.
William H. Fitts (dalam Agustiani,2006: 139) menjelaskan konsep diri secara
fenomenologis, dan mengatakan bahwa ketika individu mempersepsikan
dirinya, bereaksi terhadap dirinya, memberikan artLc:l<:m2.enilaian serta - -, -"~~ ... ~~ ..... ~,
--~·~-,,.
i ~.,_.,-, - "'-·-·-~" .. ...,._,
membentuk abstraksi tentang dirinya, berarti ia/~~n~RJURR$1til§'\J~tuuri.c\t~,,} i
kesadaran diri (self awereness) dan kemampuan untuk keluar dari dirinya
sendiri untuk melihat dirinya seperti yang ia lakukan terhadap dunia di luar
dirinya. Diri secara keseluruhan (total self) seperti yang cli alami incliviclu
disebut juga diri fenomenal. Diri fenomenal ini adalah diri yang diamati, di
alami, dan cli nilai oleh individu sendiri, yaitu diri yang ia sadari.
17
Berdasarkan uraian di alas dapat diambil kesimpulan bahwa definisi konsep
diri adalah totalitas pikiran dan perasaan individu berdasarkan keyakinan
persepsi atau pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri dan penilaian
orang lain, secara keseluruhan baik secara psikologis, sosial dan fisik
meliputi kecerdasan dan kepribadian dan nilai-nilai yang menyertai persepsi
itu yang merupakan refleksi tingkah laku individu terhaclap dirinya.
2.1.2 Faktor-fak:tor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Dalam perkembangannya, konsep diri selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu. Di antaranya seperti yang di kemukakan oleh Fitts (dalam Agustiani,
2006:139), yaitu :
a. Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal, yang memunculkan
perasaan positif dan perasaan berharga.
18
b. Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain.
c. Aktualisasi diri, atau implementasi dan realisasi dari potensi pribadi yang
sebenarnya.
Rakhmat (2005:1 OIJ) juga menjelasl<an bahwa konsep diri manusia
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Orang lain
Rakhmat (2005:100) mengutip pernyataan Gabriel Marcel mengenai
peranan orang lain dalam memahami diri kita, "Kita mengenal diri kita
dongan mengenal orang lain /ebih dahu/u ". Bagaimana anda menilai diri
saya, akan membentuk konsep diri saya.
Harry Stack Sullivan menjelaskan bahwa jika kita di terima orang lain, di
hormati, dan di senangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung
bersil<ap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain
selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita akan
cenderung tidak akan menyenangi diri kita (dalam Rakhmat,2005:101 ).
b. Kelompok rujukan
Setiap kelompok mempunyai norma-norma tertentu. Ada kelompok yang
secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap pembentukan
konsep diri kita. lni disebut kelompok rujukan.
Rini (2000:2) turut mengemukakan faktor-faktor yang ikut mempengaruhi
konsep diri, yaitu :
a. Pola asuh orang tua
19
Sikap positif orang tua yang terbaca oleh anak, akan menumbuhkan
konsep dan pemikiran ynng positif serta sikap menghargai diri sendiri.
Sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada anak, dan
menimbulkan asumsi bahwa dirinya 1.idak cukup berharga untuk di kasihi,
untuk di sayangi dan di hargai; dan semua itu akibat kekurangan yang
ada padanya sehingga orang tua tidal< sayang.
b. Kegagalan
Kegagalan yang terus menerus di alami seringkali menimbulkan
pertanyaan kepada diri sendiri dan berakhir dengan kesimpulan bahwa
3emua penyebabnya terletak pada kelemahan diri. Kegagalan membuat
orang merasa dirinya tidak berguna.
c. Depresi
Orang yang sedang mengalami depresi akan mempunyai pemikiran yang
cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatunya,
termasuk menilai diri sendiri. Segala situasi atau stimulus yang netral
akan dipersepsi secara negatif.
20
d. Kritik internal
Kritik terhadap diri sendiri sering berfungsi menjadi regulator atau rambu
rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan kita di terima
oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan baik.
Selain itu, ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan konsep
diri seperti yang di kemukakan oleh Hurlock (1980:235) adalah :
1 . Usia kematangan
1. Penampilan diri
2. Kepatutan seks
3. Nama julukan
4. Hubungan keluarga
5. Teman-teman sebaya
6. Kreativitas
7. Cita-cita.
Dari beberapa rumusan di atas maka secara umum dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsep dir·i adalah penilaian orang
lain 'erhadap kita, pengalaman, pola asuh orang tua, dan suasana hati.
21
2.1.3. Dimensi-dimensi Konsep Diri
Konsep diri memiliki bagian-bagian atau dimensi-dimensi yang saling
berinteraksi dan membentuk suatu kesatuan yang utuh, sehingga kita dapat
mengatakannya sebagai konsep diri.
Fitts (1971) mengemukakan bahwa aspek penting dalam diri seseorang,
karena konsep diri seseorang merupakan kerangka acuan (Frame of
reference) dalam berinteraksi dengan lingkungan. Fitts mengatakan bahwa
konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah laku seseorang. Dengan
mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah meramalkan dan
memahami tingkah laku orang tersebut. Pada umumnya tingkah laku individu
berkaitan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri (dalam Agustiani,
2006:138).
Fitts (dalam Agustiani,2006:139) membagi konsep diri dalam dua dimensi
pokok, yaitu sebagai berikut :
1. Dimensi Internal
Dimensi internal atau yang disebut juga kerangka acuan internal (internal
frame of reference) adalah penilaian yang di lakukan individu, yakni penilaian
22
yang di lakukan individu terhadap dirinya sendiri berdasa1·kan dunia di dalam
dirinya. Dimensi ini terdiri dari tiga bentuk :
a. Diri identitas (identity self)
Bagian diri ini mengacu pada pertanyaan, "Siapakah saya?" dalam
pertanyaan tersebut tercakup label-label dan simbol-simbol yang di
berikan pada diri (self) oleh individu yang bersangkutan untuk
menggambarkan dirinya dan membangun identitasnya, misalnya
"Saya Ila".
b. Diri pelaku (beliavioral self)
Diri pelaku merupakan persepsi individu tentang tingl<ah lakunya, yang
berisikan segala kesadaran mengenai "Apa yang dilakukan oleh diri".
c. Diri penerimaan/penilai (judging self)
Diri penilai berfungsi sebagai pengamat, penentu standar, dan
evaluator. Kedudukannya adalah sebagai perantara (mediator) antara
diri identitas dan diri pelaku. Diri penilai menentukan kepuasan
seseorang akan dirinya atau seberapa jauh seseorang menerima
dirinya.
Ketiga bagian internal ini mempunyai peranan yang berbeda-beda, namun
saling melengkapi dan berinteraksi membentuk suatu diri yang utuh dan
menyeluruh.
23
2. Dimensi Eksternal
Pada dimensi eksternal, individu menilai dirinya melalui hubungan dan
aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-hal lain di luar dirinya.
Fitts membedakannya dalam lima bentuk, yaitu :
a. Diri fisik (physical self)
Diri fisik menyangkut persepsi seseorang terhadap keadaan dirinya
secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang mengenai
kesehatan dirinya, penampilan dirinya (cantik, jelek, menarik, tidak
menarik) dan keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus).
b. Diri etik-moral (moral-ethical self)
Bagian ini merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya di lihat dari
standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut
persepsi seseorang mengenai hubungan dengan Tuhan, kepuasan
seseorang akan kehidupan keagamaannya dan nilai-nilai moral yang
di pegangnya, yang meliputi batasan baik dan buruk.
c. Diri pribadi (personal self)
Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang tentang
keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau
hubungan dengan orang lain, tetapi di pengaruhi oleh sejauh mana
individu merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia
merasa dirinya sebagai pribadi yang tepat.
d. Diri keluarga (family self)
24
Diri keluarga menunjukkan perasaan dan harga diri seseorang dalam
kedudukannya sebagai anggota keluarga. Bagian ini menunjukkan
seberapa jauh seseorang merasa adekuat terhadap dirinya sebagai
anggota keluarga, serta terhadap peran maupun fungsi yang di
jalankannya sebagai anggota dari suatu keluarga.
e. Diri sosial (social self)
Bagian ini merupakan penilaian individunya terhadap interaksi dirinya
dengan orang lain maupun lingkungan di sekitarnya.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa dimensi-dimensi yang membentuk
konsep diri secara garis besar dibagi menjadi dimensi internal dan eksternal.
Dimensi internal meliputi aspek-aspek diri pribadi, sedan£1kan dimensi
eksternal meliputi aspek-aspek yang berhubungan dengan lingkungan.
25
2.1.4. Konsep Diri Positif dan Konsep Diri Negatif
Konsep diri seseorang akan selalu menjadi acuan dalam bertingkah laku.
Kualitas konsep diri terbagi menjadi konsep diri positif dan konsep diri negatif.
Perbedaan kualitas konsep diri ini akan menjadi penentu dalam keberhasilan
seseorang bertingkah laku. Rogers (dalam Santrock,200!i:491) mengatakan
bahwa:
Self concept plays an important role in personality because it influences
our behaviors, feelings, and thoughts. For example, if you have a positive
self-concept, you will tend to act, communicate, feel and think
optimistically and constructively; if you have a negative self concept, you
wi!I tend to act, feel, and think pessimistically and destructively.
(Konsep diri memiliki peran yang penting dalam kepribadian karena dapat
mempengaruhi tingkah laku, perasaan dan pikiran kita. Misalnya, apabila
anda memiliki konsep diri yang positif, anda akan berperilaku, berkomunikasi
dan berpikir secara optimis dan membangun. Apabila anda memiliki konsep
diri yang negatif, anda akan berperilaku, merasakan dan berpikir secara
pesimis dan merusak).
Brooks dan Emmert (Rakhmat, 2005: 105) juga mengatakan bahwa ada lima
tanda orang yang memiliki konsep diri negatif.
26
1. la peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang di
terimanya, dan mudah marah atau naik pitam. Bagi orang ini, koreksi
seringkali di persepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya.
2. Orang yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap
pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak
dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
3. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, mereka pun
bersikap hiperkritis terhadap orang lain. ia selalu mengeluh, mencela,
atau meremehkan apa pun dan siapa pun.
4. Orang yang konsep dirinya negatif, cenderung merasa tidak di senangi
orang lain. ia merasa tidak diperhatikan. Karena itulah ia bereaksi
pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidal< dapat melahirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan.
5. Orang yang konsep dirinya negatif, bersikap pesirnis terhadap
kompetisi seperti terungkap dalam keengganannya untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi.
Sebaliknya, orang yang memiliki konsep diri positif ditanclai dengan lima hal :
1. la yakin akan kemampuannya mengatasi masalah;
2. la merasa setara dengan orang lain;
3. la menerima pujian tanpa rasa malu;
4. la menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya di setujui masyarakat;
5. la mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak di senanginya dan berusaha
mengubahnya.
27
Sependapat dengan Brooks dan Emmert, Rini (2002:2) rnengatakan bahwa
seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia meyakini dan
memandang bahwa clirinya lemah, ticlak berclaya, ticlak dapat berbuat apa
apa, tidak kompeten, gaga!, malang, tidak menarik, tidak disukai dan
kehilangan daya tarik terhadap hidup. Orang dengan konsep diri negatif akan
cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang
dihadapinya.
Sebaliknya seseorang dengan konsep diri yang positif akan terlihat lebih
optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala
sesuatu, juga terhadap kegagalan yang di alaminya. Oran!~ dengan konsep
diri yang positif akan mampu menghargai dirinya clan melihat hal-hal yang
positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan clatang.
D.E Hamachek (Rakhmat,2005:106) menyebutkan 11 karakteristik orang
yang mempunyai konsep diri positif :
1. la sangat menyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu yang di anut
serta bersedia mempertahankannya walaupun menghadapi pendapat
kelompok yang kuat. Tetapi dia juga merasa cukup tangguh untuk
mengubah prinsip-prinsip itu bila pen~ialaman dan bukti-bukti baru
menunjukkan ia salah.
2. la mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa menyesali
tindakannya jika ada orang lain tidak setuju.
28
3. la tidak menghabiskc:n waktu hanya untuk mencemaskan apa yang terjadi
di masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
4. la yakin pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan, atau saat
mengalami kegagalan.
5. la merasa sama dengan orang lain, tidak tinggi atau rendah meskipun
terdapat banyak perbedaan.
6. la tahu dan yakin bahwa dirinya bermanfaat bagi orang lain.
7. la menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati, karena tahu bahwa ia
telah memberikan yang terbaik.
8. la cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya.
9. la dapat mengakui segala yang sedang ia rasakan baik susah maupun
senang kepada oran9 !ain.
29
10. la mampu menikmati dirinya secara utuh dalam melakukan kegiatannya.
11. la peka pada kebutuhan orang lain dan tidak akan bersenang-senang di
atas penderitaan mereka.
Sedangkan orang yang memiliki konsep diri negatif adalah kebalikan dari
ciri-ciri konsep diri positif diatas.
2.1.5. Konsep Diri dalam pandangan Islam
Allah SWT berfirman :
"Bertakwalah kepada Allah menurut ukuran kemampuanmu." (QS. At
Taghabun:16)
lni berarti bahwa Allah mengetahui bahwa potensi i:nanusia itu terbatas, dan
kita harus mendekatkan diri kepada Allah dalam keterbatasan itu.
Nabi Muhammad juga SAW bersabda :
"Allah merahmati seseorang yang mengetahui kadar kemampuan
dirinya."
30
Dengan mengetahui kadar kemampuan diri sendiri, kita bisa memposisikan
diri secara tepat dalarn berbagai situasi kehidupan. Kesalahan orang dalam
bergaul adalah karena ketidakmampuan dalam memposisikan dirinya dalam
kehidupan sosial.
Artinya konsep diri akan membantu kita dalam memposisikan diri dalam
kehidupan sosial. Konsep diri juga membantu kita untuk bersifat tawadhu.
Tawadhu berarti kemampuan memposisikan diri sewajarnya. Konsep diri juga
merupakan salah satu langkah untuk menyerap Islam ke clalam diri.
Ada 3 langkah dalam memahami diri menurut Islam, yaitu :
a. Memiliki konsep diri yang jelas.
b. Memahami Islam sebagai pengisi wadah tersebut.
c. Melakukan pengadaptasian antara konsep diri dengan konsep Islam.
Menurut lbnul Qayyim ada 2 pengetahuan terpenting dalam pengenalan diri
yaitu Ma'rifatul!ah dan Ma'rifatunnafs. Maksudnya, mengetahui Allah berarti
mengetahui tujuan hidup; mengetahui diri sendiri berarti mengantar
bagaimana sampai ke tujuan (Fahruroji, 2005:2).
2.2. Perilaku Merokok
2.2.1. Sejarah Rokok
Danusantoso (1990:3) mengatakan bahwa sebenarnya masyarakat yang
diketahui sebagai yang pertama kali menghisap tembakau yang dibakar
(melalui pipa) adaiah bangsa Indian dari Amerika S.erikat. Menurut mereka
merokok memberikan semangat dan kekuatan yang tidak di ketahui
sumbernya. Merokok kemudian di gunakan dalam pergaulan sehari-hari
sampai akhirnya menjadi sebuah kebiasaan yang menyebar keberbagai
pelosok dunia.
31
Mengingat bahwa menghisap pipa itu tidak begitu praktis, maka dicarilah hal
yang lebih praktis untuk menghisap tembakau yaitu dengan cara
membungkus rajangan daun tembakau dengan gulungan kertas yang
kemudian diberi nama cigarette (rokok). Dengan demikian, makin luaslah
penyebaran kebiasaan merokok (Danusantoso, 1990:4 ).
32
2.2.2. Definisi Merokok
Merokok adalah suatu tindakan menghisap rokok untuk mencapai
kenikmatan, mula-mula di lakukan secara sadar dan lambat laun secara tidak
sadar sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang meningkat. (Kisyanto
& Mansjoer, 1984:8)
Dalam kamus The World Book Encyclopedia (dalam Marselino,2003:22)
definisi smoking (merokok) adalah :
"the drawing of tobacco smoke from a cigarette, a cigar, or a pipe into the
mouth-and often into the lungs-and puffing it out".
Dari definisi tersebut terlihat ada proses menghisap tembakau dari rokok atau
pipa yang di masukkan ke dalam mulut hingga masuk ke dalam tubuh dan
membuangnya keluar.
Sitepoe (dalam Marselino 2003:22) juga berpendapat sama, merokok adalah
membakar tembakau yang kemudian di hisap asapnya, baik menggunakan
rokok matipun pipa.
Menu rut l<ardinah (dalam Kristanda, 1985:34 ), rnerokok adalah tindakan yang
berbahaya bagi jiwa manusia, baik si perokok atau orang yang berada di
sekitarnya. Merokok tidak hanya berbahaya terhadap jasmani seseorang
tetapi juga rohaninya.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa merokol< adalah
proses memasukkan asap l<edalam tubuh dan membahayal<an bagi jiwa
manusia.
2.2.3. Bahaya Merokok
Akibat perilaku merokok banyak faktor-faktor yang merugikan baik dari segi
kesehatan, ekonomi, dan sosial.
33
1. Dari segi kesehatan : Dalam asap rokok terdapat 4000 zat kimia yang
berbahaya dan setidal<nya 200 di antaranya dinyatakan berbahaya
bagi kesehatan. Asap rokok terdiri dari 3 komponen utama, yaitu
nikotin, gas karbon monoksida (CO), dan tar.
a. Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan
peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu
yang rnematikan.
b. Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru.
c. Karban monoksida adalah zat yang mengikat haemoglobin dalam
darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.
(Danusantoso, 1990:9)
34
2. Dipandang dari segi ekonomis, perilaku merokok merupakan
pemborosan. Sedangkan dari segi sosial, menurut Kardinah (dalam
Kristanda, 1995:26) asap rokok dapat mencemari udara di sekitar
perokok. Asap rokok yang di hembuskan oleh perokok, mengandung
komponen kimia lebih tinggi daripada asap yang di hisap oleh
perokoknya sendiri. perilaku merokok dapat mengganggu dan
merugikan orang lain sedang asapnya dapat membahayakan
kesehatan orang yang berada di sekitarnya.
2.2.4. Zat-Zat Kimia yang Terkandung dalam Rokok
Danusantoso (1991 :9) menjelaskan tentang kandungan bahan kimia pada
rokok, antara lain :
1. Aero/in, merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehyde.
2. Karban Monoksida, sejenis gas yang tidak berbau yang dihasilkan
oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang/karbon.
3. Nikotin, cairan yang berminyak dan tidal< berwarna. Nikotin
menghalangi kontraksi rasa lapar, itu sebabnya S<3seorang bisa
merasakan tidak lapar karena merokok.
4. Ammonia, merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari hidrogen
dan nitrogen.
5. Formic Acid, cairan yang tidak berwarna, baunya sangat menusuk.
6. Hydrogen Cyanide, seje11is gas tidak berbau dan tidak mempunyai
rasa.
7. Nitrous Oxide, sejenis gas tidak berwarna, bila dihisap dapat
mengakibatkan rasa sakit.
8. Formaldehyde, gas berwarna dengan bau yang sangat tajam.
35
9. Phenol, campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari destilasi
beberapa zat organik, seperti kayu dan arang.
10.Acetol, di hasilkan dari pemanasan aldehyde, mudah menguap
dengan alkohol.
11. Pyridine, cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam, terdapat pada
tembakau.
12. Hydrogen Sulfide, gas beracun yang gampang terbakar dengan bau
yang keras yang menghalangi oksidasi enzim.
13. Methyl Chloride, campuran dari zat-zat bervalensa satu, mudah
terbakar, merupakan campuran organis yang beracun.
14. Methanol, cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar,
di peroleh dari penyulingan bahan kayu.
15. Tar, sejenis cairan kental berwarna coklat tua/hitam yang di peroleh
dengan cara destilasi dari kayu/arang.
2.2.5. Tahapan Merokok
Tahapan seseorang menjadi perokok tetap menurut Lave11thal & Cleary
(dalam Ardiningtyas,2006:1):
1. Persiapan : sebelum seseorang mencoba rokok, melibatkan
perkembangan perilaku dan intensi tentang merokok dan bayangan
tentang seperti apa rokok itu.
36
2. lnisiasi (initiation) : reaksi tubuh saat seseorang mencoba rokok pertama
kali berupa batui<, berkeringat.
3. Menjadi perokok: melibatkan suatu proses 'concept formation', seseorang
belajar kapan dan bagaimana merokok dan memasukkan aturan-aturan
perokok ke dalam konsep dirinya.
4. Perokok tetap : terjadi saat faktor psikologi dan mekanisme biologis
bergabung yang semakin mendorong perilaku merokok.
Dari tahapan di alas dapat disimpulkan bahwa waktu yan!~ dibutuhkan
seseorang untuk menjadi perokok tetap membutuhkan waktu yang relatif
lama. Oleh karena itu, tindakan preventif yang seharusnya dilakukan untuk
mencegah para perokok pemula menjadi perokok tetap s13baiknya dilakukan
pada saat seseorang berada dalam tahapan yang pertama dan kedua,
37
karena jika seseorang telah mengalami kecanduan akan jauh lebih sulit untuk
menghentikan kebiasaan perilaku merokok.
2.2.6. Tipe-tipe perilaku merokok
Menurut Tomkins (dalam Ardiningtyas,2006:4) mengatakan bahwa ada 4 tipe
perilaku merokok berdasarkan Management of affect theo1y, di antaranya
adalah:
1. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif (Positive affect
smokers) adalah orang yang merokok untuk memperoleh perasaan positif
dimana dengan merokok seseorang merasakan adanya penambahan
perasaan yang bersifat positif misalnya untuk mendapatkan rasa nyaman
dan untuk membentuk image-image yang di inginkan. 1\da 3 sub tipe ini :
a. Pleasure Relaxation, yaitu perilaku merokok hanya untuk menambah
atau meningkatkan kenikmatan yang sudah di dapat, misalnya merokok
setelah minum kopi atau makan.
b. Stimulation to pick them up, yaitu perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Pleasure of handling cigarette, yaitu kenikmatan yang diperoleh dengan
memegang rokok. Perokok lebih senang berlama-lama untuk
memainkan rokok dengan jari-jarinya.
38
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif (Negative affect
smokers), yaitu orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi
perasaan yang kurang menyenangkan. Misalnya kead<rnn cemas/marah.
3. Perilaku merokok yang adiktif (Addictive smokers), yaitu seseorang yang
sudah tergantung pada rokok akan cenderung terus menambah dosis
rokok yang akan digunakan setiap saat setelah efek rokok yang telah di
hisapnya hilang.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan (Pure habits smokers),
yaitu dalam hal ini perilaku merokok sudah menjadi l<ebiasaan dalam
individu, merokok sudah menjacli kebiasaan/perilaku yang bersifat
otomatis cli lakukan tanpa kesadaran.
2.2.7. Merokok Dalam Pandangan Islam
Para ulama memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang perilaku
merokok. Penggunaan tembakau dalarn bentuk rokok boleh dijaclikan salah
satu contoh perkara samar dimana tidak clitemui nash yan9 khas menetapkan
hukumnya. Hadits Rasulullah SAW :
"halal itu jelas, haram itu pun jelas, dan antara keduanya ada beberapa
perkara yang syubhat (samar) yang banyak dari manusia tidak
mengetahuinya. Maka barangsiapa memelihara dirinya dari segala
kesamaran, sesungguhnya ia memelihara bagi agama dan kehormatannya.
39
Dan barangsiapa jatuh kedalam perkara kesamaran jatuhlah ia kedalam
haram."(H.R. Muslim)
Menurut Rizki (2006:7), ulama-ulama yang mengharamkan rokok beralasan
bahwa merokok itu dapat membuat ketagihan (iskar) dan terdapat racun
didalamnya. Al Quran menyatakan :
"dihalalkan atas mereka apa-apa yang baik dan diharamkan alas mereka
apa-apa yang buruk (kotoran)."
Rasulullah juga melarang setiap yang memabukkan dan melemahkan,
seperti dalam hadits riwayat Imam Ahmad dan Abu Daud dari Ummu
Salamah ra, berkata :
"Rasu/ul/ah SAW melarang setiap yang memabukkan dan melemahkan."
Jadi dapat di simpulkan bahwa dalam Islam, merokok itu hukumnya haram
karena rokok termasuk perkara yang samar dan di dalam rokok banyak
terdapat racun yang dapat merusak tubuh manusia.
2.3. Remaja Awai
2.3.1. Definisi Remaja
, Menurut Piaget (dalam Hurlock, 1980:206), remaja adalah masa dimana
individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi
merasa di bawah tingl<at orang-orang yang lebih tua, melainkan berada
dalam tingkatan yang sama.
40
Menurut Agustiani (2006:28) remaja merupakan masa transisi atau peralihan
dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu
mengalami banyak perubahan, baik fisik maupun psikis.
WHO dalam Sarlito (2005:9) memberikan definisi tentang remaja
berdasarkan 3 kriteria, yaitu biologis, psikologis dan sosial ekonomi. Remaja
adalah suatu masa ketika :
1. lndividu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekundernya sampai sacit ia mencapai kematangan seksual.
2. lndividu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa
peralihan dari anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan
perubahan-perubahan baik secara fisik maupun psikis.
41
2.3.2. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan remaja menurut Santrock (2003:15), ada/ah:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya, karena pada masa ini terjadi
perubahan tubuh dan seksua/ yang cepat.
2. Memperlihatkan minat yang semakin besar pada citra tubuhnya.
3. Mampu membina hubungan bail< dengan an9gota kelompok yan9
berlainan jenis.
4. Mencapai kemandirian emosional.
5. Mengemba119ka11 peri/aku tang9un9 jawab sosial yang di perlukan
untuk memasuki usia dewasa.
2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi remajn merokok
Menurut Sarafino (dalam Marselino,2003:29), ada faktor-faktor psikososial
sebagai penguat yan9 menyebabkan remaja merokok, yaitu :
1 . Modelling
Modelling yang dimaksud adalat; meniru perilaku orang yang di anggap
sebagai panutan seperti orangtua, saudara, teman, maupun artis. Orang
orang ini sangat berperan dalam proses pencarian identitas remaja artinya
orangtua yang dijadikan panutan oleh anak jika mereka merokok, sangat
42
mungkin ditiru oleh remaja. Keputusan untuk mencoba sendiri sangat
disokong oleh perilaku mrn::el yang mudah diimitasi oleh remaja.
2. Peer pressure
Peer pressure adalah tekanan-tekanan yang datang dari teman-teman
sebaya. Biasanya bagi remaja diterima dalam kelompok merupakan
penghargaan. Untuk masuk menjadi anggota kelompok kadang-kadang
harus mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan kelompok. Di
kalangan remaja, rokok di jadikan sebagai instrumen pergaulan, jika ajakan
teman yang memberikan rokok ditolak dan diartikan sebagai bentuk
penolakan, karena itu mereka di juluki "katro, kuper, banci,dsb.
3. Smokers image
Diasosiasikan dapat memberi daya tarik/ketertarikan antara lawan jenis,
terlihat matang, glamour, dewasa, gagah dan menggairahkan. Kesan -
kesan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi remaja sehingga mereka ingin
mencoba sekalipun pada awalnya menderita batuk-batuk den bisa
mencapai tahap regular smoking.
4. Personal characteristics
f<arakteristik seseorang seperti suka menentang/memberontak dan suka
mengambil resikc• terlihat sebagai salah satu faktor yang menyebabkan
seseorang merokok. Ciri-ciri suka menentang clan memberontak
merupakan karakter yang melekat pada anak-anak remaja.
43
2.4. Kerangka Berpikir
Masalah remaja me ·upakan periode yang paling penting dan rawan dalam
masa perkembangan manusia. Gejolak remaja yang bergelora selalu
membangkitkan rasa keingintahuannya terhadap sesuatu hal tentang dirinya
dan lingkungannya.
Salah satunya adalah perilaku merokok, perilaku merokok di kalangan remaja
meningkat drastis dari waktu ke waktu, perbedaan terjadi apabila banyak
remaja yang melakukan perilaku merokok dan sebaliknya, ada juga remaja
yang tidak berperilaku merokok. Apakah yang membedakan hal tersebut?
Bisa jadi karena adanya konsep diri yang berbeda clari masing-masing
incliviclu.
Konsep diri yang dimaksud adalah penilaian seseorang terhadap clirinya
sendiri, artinya sejauh mana inclividu tersebut dapat men9hargai dirinya yang
clapat dilihat dari perilakunya sehari-hari. Apabila seseorang mempunyai
konsep diri positif, maka ia dapat menilai mana yan~1 baik dan buruk bagi
dirinya sehingga ia tidak akan terpengaruh untuk melakukan perilaku
merokok. Dan apabila seseorang yang mempunyai konsep diri negatif,
mungkin ia kurang dapat mengontrol dirinya sehingga melakukan perilaku
merokok. Oleh karena itu, penulis berasumsi adanya hubungan antara
konsep diri dengan perilaku merokok µada remaja awal.
44
Gambar 2.1
Diagram Kerangka Berpikir
Positif Rend ah
Konsep Diri Perilaku Merokok
Dimensi internal : 1. Dipengaruhi perasaan
1. Identity self positif
2. Behavioral self a. Pleasure relaxation
lEMAJA 3. Judging self b. Stimulation to pick AWAL
Dimensi eksternal : them up
1. Physical self c. Pleasure of
2. Mnral-etl1ical self handling cigarette
3. Personal self 2. Dipengaruhi perasaan
4. Family self negatif
5. Social self 3. Adiktif
4. l<et>iasaan
Negatif
2.5. Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini :
Hipotesis alternatif (Ha) = ada hubungan yang signifikan antara konsep
diri dengan perilaku merokok remaja.
Hipotesis nol (Ho) = tidak ada hubungan yang signifikan antara konsep
diri dengan perilaku merokok remaja.
BAB 3
METODE PENELITIAN
45
Dalam bab ini, akan dijelaskan tentang pendekatan, metode, populasi, teknik
sampling, instrumen, dan tahapan-tahapan yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
3.1. Jenis Penelit1an
3.1.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang informasinya atau
data-datanya dikelola dengan statistik. Pada umumnya penelitian kuantitatif
banyak dituntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran, serta dari hasil penelitiannya (Arikunto, 2002:10).
3.1.2. Metode Penelititan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adaiah metode korelasional.
Menurut Gay (dalam Sevilla, et al., 1993:71) metode korelasional adalah
penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel
variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Pengukuran dengan metode
korelasi ini digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan antara
satu variabel dengan variabel lain.
3.2. Definisi konseptual dan operasional variabel
3.2.1. Definisi konseptual variabel
46
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian
(Arikunto,2002:104 ). Variabel dibagi alas dua macam, yaitu : independent
variable (variabel be bas) dan dependent variable (variabel terikat). Variabel
bebas adalah variabel yang dipandang sebagai sebab kemunculan,
sedangkan variabel terikat adalah konsekuensi atau yang dipandang sebagai
akibatnya. Dalam penelitian ini :
Variabel bebas (independent variable)= konsep diri
Variabel terikat (dependent variable)= perilaku merokok
3.2.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Konsep Diri adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang
dirinya,yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang di
peroleh dari interaksi dengan lingkungan. Mengacu pada teori Fitts
(1971) yang membagi konsep diri dalam dua dimensi pokok, yaitu :
dimensi internal yang terdiri dari tiga bentuk, yaitu identity self,
behavioral self, judging self. Sedangkan dimensi eksternal yang
terdiri alas lima bentuk, yaitu physical self, moral-ethical self,
personal self, family self, social self.
2. Perilaku Merokok adalah suatu tindakan menghisap rokok untuk
mencapai kenikmatan, mulai di lakukan secara sadar dan lambat
laun secara tidak sadar sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan
yang meningkat. Mengacu pada Tomkins (1992) yang membagi 4
tipe perilaku merokok, yaitu Positive affect smokers:, Negative affect
smokers, Addictive smokers, Pure habits srnokers.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
47
Populasi adalah jumlah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002:108).
Dalam penelitian ini populasinya adalah santri di pondok pesantren Riyadlul
Jannah yang berjumlah 66 orang.
48
3.3.2. Sampel
Ferguson (dalam Sevilla, 1993:160), menyatakan bahwa sampel adalah
beberapa bagian kecil atau cuplikan yang di tarik dari populasi atau porsi dari
suatu populasi.
Subyek yang menjadi responden penelitian ini adalah mereka yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
1. Santri di pondok pesantren Riyadlul Jannah.
2. Jenis kelamin laki-laki.
3. Remaja awal, usia 12-15 tahun.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penel.itian ini
menggunakan teknik total sampling atau studi populasi yaitu meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian (Arikunto,2002:108). Karena
jumlah populasi di pondok pesantren Riyadlul Jannah hanya 66 orang
sehingga sepe1ii dalam Arikunto (2002:112) apabila subyeknya kurang dari
100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi.
49
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode skala, yaitu metode pengumpulan data yang
berisi pernyataan atau pertanyaan yang disusun dan disebarkan secara
tertulis kepada subyek berupa angket, dengan tujuan untuk mengarahkan
jawaban responden kepada pembahasan masalah dan mempermudah
analisis hasil penelitian. Angket pengumpulan data menggunakan skala Likert
yang merupal<an metode pensl<alaan pernyataan sikap yang menggunakan
distribusi respon sebagai dasar penentuan skalanya. Skala ini dibuat oleh
peneliti sendiri dimana penulisan dan penyusunan item dengan
menggunakan 2 instrumen sebagai alat pengumpulan data, yaitu :
1. Skala konsep diri, didasarkan pada dimensi-dimensi konsep diri
(Fitts, 1971) sebagai berikut:
Tabel 3.1 Blue Print Skala Konsep Diri
Di men si konsep diri Item Jurnlah Favorable unfavorable
Dimensi inter nal Identity self 1, 3, 5, 7 2,4,6,8,9 9 Behavioral self 10, 12, 14, 11, '.13, 15, 14
16, 18, 20, 17, '19, 21, 22 23 - --
Judging self 24, 26, 28, 25, 27, 29, 8 30 31
50
2. Dimensi eksternal Physical self 32, 34, 36, 32., 35, 37' 9 38 39,40
-· . Moral-ethical self 41, 43, 45, 42, 44, 46, 13
47,50,52 48, 49, 51, 52,
Personal self 54, 56,58 55, 57, 59 6 --
Family self 60, 62, 64, 61, 63, 65, 10 66, 68 67,69
-Social self 70, 72, 74, 71, 73, 75, 8
76 77 jumlah 37 40 77
2. Skala perilaku merokok (Tomkins,1992) sebagai berikut:
Tabel 3.2 Blue Print Skala Perilaxu Merol<ol<
--·-No. Tipe perilal<u merol<ol< item Jumlah
Favorable unfavorable 1. Positive affer;t Pleasure 1, 3, 4, 6 2,5 6
smokers relaxation Stimulation to 7, 9, 10, 8, 13, 15 9 pick them up 11,12,14 Pleasure of 16, 18, 19 17,20 5 handling the
ciqarette 2. Negative affect 21, 23, 25, 22,24 6
smokers 26 3. Addictive 27,29, 31 28,30,32 6
smokers 4. Pure habits 33, 35, 37, 34, 36, 38, 8
smokers 39 40 Jumlah 24 16 40 ---
51
Kedua skala ini menggunakan bentuk skala model Likert dengan variasi
jawaban sebanyak 4 kategori jawaban dan masing-masing kategori memiliki
nilai tertentu, baik untuk pernyataan favorable maupun unfavorable. Setiap
orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang
di anggap salah. Adapun pilihan jawaban yang tersedia yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Empat
alternatif jawaban tersebut dipilih karena peneliti hendak menghilangkan
angka netral atau mengurangi pengaruh "kecanderungan sentral" dan
mendorong responden untuk memutuskan sendiri apakah positif atau negatif.
(Sevilla, 1993:226)
Adapun cara penilaian untuk pernyataan yang favorable dan unfavor:tble
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Skor kategori jawaban
Respon SS s TS s Favorable 4 3 2
Unfavorable 1 2 3
3.4.1. Teknik uji instrumen (try out)
Peneliti melakukan uji instrumen kepada 30 orang santri Pondok Pesantren
Al Matiin tingkat SMP (Tsanawiyah). Hal ini dikarenakan santri Pondok
Pesantren Al Matiin memiliki karakteristik yang sama den9an santri Pondok
52
Pesantren Riyadlul Jannah dalam usia dan tugas perkembangannya. Tujuan
dari pelaksanaan inslrumen ini adalah :
1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam
menyelesaikan pengisian instrumen.
2. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item-
item yang diberikan.
3. Mengetahui validitas instrumen.
4. Menghindari atau menghilangkan pernyataan yang kurang jelas
maknanya.
5. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk
mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
3.5. Teknik Uji lnstrumen Penelitian
3.5.1 Uji Validitas Skala
Validitas sebuah tes menyangkut apa yang di ukur tes dan seberapa baik tes
itu dapat mengukur (Anastasi dan Urbina,2003:105). Perhitungan ini
dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor setiap item skor total dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu :
r xy = f[ MX2 -(LX) ][ (NZY2 -(LY)2 j
).
-
53
rxy = Koefisien korelasi variabel X dengan variabel Y
2:xy = Jumlah hasil perkalian skor X dan skor Y
2:x = Jumlah nilai tiap butir
LY = Jumlah nilai skor total
N = Jumlah subyek penelitian
Berdasarkan uji instrumen validitas dengan teknik korelasi Product Moment
pada skala Konsep diri terhadap 30 orang santri Pondok Pesantren Al
Matiin, dari 77 item yang diujicobakan terdapat 55 item yang gugur atau
tidak valid. Banyaknya item yang gugur ini dikarenakan pernyataan yang
kurang jelas atau kurang dipahami oleh responden. Sedangkan item yang
valid atau yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sebanyak 22
item.
Tabel 3.4
Hasil uji insffumen item yang valid (*) dari 'skala Konsep Diri
Dimensi konsep diri item Jumlah
Favorable unfavorable
~· Dimensi internal Identity self 1, 3, 5, 7 2,4,6,8,9 9
Behavioral self 10*, 12*, 11*, 13, 15, 14
14, 16*, 17*, 19, 21*,
18,20,22* 23* f-·
Judging self 24, 26, 28, 25, 27, 29*, 8
30 31*
54
Dimensi eksternal Physical self 32, 34, 36, 33, 2.5, 37*, 9
38 39*, 40 ~·
Moral-ethical self 41,43,45, 42, 44*, 46, 13
47*, 50, 52 48*, 49, 51,
53
Personal self 54*, 56*, 55*, 57, 59 6
58
Family self 60, 62, 64, 61, 63, 65*, 10
66,68 67*, 69 -·
Social self 70, 72*, 7·1, 73, 75, 8
74, 76 77*
jumlah 37 40 77
Tabel 3.5 Blue Print Skala Konsep Diri pasca Uji lnstrumen
---0. Dimensi konsep diri Item Jumlah
Favorable unfavorable -
I. Dimensi internal ldentitv self - - 0 --Behavioral self 10, 12, 16, 11,17,21, 8
22 23 Judqinq self - 29, :31 2
~. Dimensi eksternal Physical self - 37,39 2
Moral-ethical self 47 44, 48 3
Personal self 54, 56 55 3
Family self - '65, 67 2
Social self 72 77 2
jumlah 8 14 22
55
Sedangkan untuk uji instrumen validitas dengan teknik korelasi Product
Moment pada skala Perilaku Merokok terhadap 30 orang santri Pondok
Pesantren Al Matiin, dari 40 item yang diujicobakan terdapat 10 item yang
gugur atau tidak valid. Banyaknya item yang gugur ini dikarenakan
pernyataan yang kurang jelas atau kurang dipahami oleh responden.
Sedangkan item yang valid atau yang dapat digunakan untuk penelitian
selanjutnya sebanyak 30 item.
Tabel 3.6 Hasil uji instrumen item yang valid (*) dari skala Perilaku Merokok
----·-------------). Tipe perilaku merokok Item Jumlah
Favorable unfavorable - ----
Positive affect Pleasure 1*,3*,4*, 2*, 5 6 smokers relaxation 6*
Stimulation to 7*, 9*, 10*, 8, 13, 15 9 pick them up 11*, 12*,
14 Pleasure of 16*, 18*, 17, 20* 5 handling the 19*
ciqarette Negative affect 21*, 23*, 22,2:4* 6
smokers 25*, 26* ---Addictive 27*, 29*, 28, 3:0*, 32 6 smokers 31* -- -----
Pure habits 33*, 35*, 34*, 36*, 38, 8 smokers 37*, 39* 40* Jumlah 24 16 40
56
Tabel 3.7 Blue Print Skala Perilaku Merokok pasca Uji lnstrumen
0. Tipe perilaku merokok Item Jumlah Favorable Unfavorable
I. Positive affect Pleasure 1, 3, 4, 6 2 5 smokers relaxation
Stimulation to 7, 9, 10, - 5 pick them up 11, 12 Pleasure of 16, 18, 19 20 4 handling the
___<dQarette 2. Negative affect 21, 23, 25, 24 5
smokers 26 3. Addictive 27,29, 31 30 4
smokers t Pure habits 33, 35, 37, 34,36,40 7
smokers 39 Jumlah 23 7 30
3.S.2. Uji Reliabilitas Skala
Menurut Azwar (2003), reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek
yang sama di peroleh hasil yang relatif sama. Dari definisi tersebut dapat di
artikan bahwa reliabilitas adalah sejauhmana instrumen menghasilkan
pengukuran yang relatif sama meskipun dilakukan dalam waktu yang
berbeda.
57
Dalam penelitian ini untuk menguji reliabililas rumus yang digunakan adalah
Alpha Cronbach dengan leknik komputer program SPSS versi 11,5 for
windows. Data ini diperoleh dari satu kali pengujian. Dengan cara ini
permasalahan yang muncul pada pendekatan tes ulang dapat dihindari
(Azwar,2003), dengan rumus sebagai berikut:
u = [-k ] [i -2:Sj,'] k -1 Sx -
Keterangan :
a = Reliabililas instrumen
k = Jumlah belahan tes
Sj 2 = Jumlah varians dari skor item
Sx 2 = Jumlah varians dari skor les
Berdasarkan data tty out di peroleh beberapa item yang valid kemudian diuji
reliabilitasnya dengan rumus di alas, unluk skala konsep d1ri diperoleh hasil
koefisien reliabilitas 0.812 yang berarti data tersebul reliabel. Hal ini dapat
dilihat dari label 3.8 lenlang kaidah reliabilitas Guilford. Sedangkan untuk
skala Perilaku Merokok di peroleh hasil koefisien reliabililas 0.868 yang
berarti skala tersebut reliabel.
58
Tabel 3.8 Kaidah Reliabilitas Guilford
Koefisien Kriteria < 0,2 Tidak Reliabel
0,2- 0,4 Kurang Reliabel 0,4-0,7 Cukup Reliabel 0,7 -0,9 Reliabel
> 0,9 Sanaat Reliabel
3.5.2 Teknik Analisis Data
Dalam penelilian ini teknik korelasi yang digunakan adalah Contingency
coefficient C (koefisien kontingensi). lni digunakan karena variabel yang
dikorelasikan berbenluk kategori (gejala ordinal) (Suharsimi. 2002:73). C atau
Contingency sangat erat hubungannya dengan Chi-kuadrat dan dihitung
dengan label kontingensi.
Hasil penelitian dihitung dengan menggunakan sistem kompulerisasi SPSS
versi 11,5. Hasil penelilian akan di inlerpretasikan dengan menunjuk pada
label Chi-Square, dan mengacu pada kelompok signifikan sebesar 5%.
Jika chi-square hilung > dari chi-square label, maka korelasi dianggap lidak
signifikan alau Ho dilolak dan Ha diterima. Namun, jika Chi-square hitung <
chi-square label, maka Ho di terima dan Ha dilolak.
3.6. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah
yang diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian, yaitu sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan perumusan masalah, menentukan
variabel penelitian, melakukan studi kepustakaan untuk
mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat.
Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan di
gunakan dalam penelitian ini yaitu skala konsep diri dan skala
perilaku merokok. Menentukan lokasi dan menyelesaikan
administrasi perizinan.
2. Pengujian alat ukur (try out)
59
Pengujian alat ukur ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
item-item pernyataan yang telah dibuat dapat meng9ali dan mewakili
data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Try out di
laksanakan di Pondok Pesantren Al Matiin Ciputat dengan 30
responden usia 12-15 tahun. Kemudian data dihitun~1 untuk
mengetahui validitas dan reliabilitas dari instrumen tersebut.
3. Pelaksanaan penelitian
Setelah melakukan proses persiapan penelitian, dan kedua alat ukur
memenuhi standar validitas, maka skala tersebut disebarkan sesuai
dengan responden penelitian. Yaitu santri Pondok Pesantren SMP
Riyadlul Jannah, Ciseeng Bogor usia 12-15 tahun.
4. Pengolahan data dan penulisan laporan
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi
11,5 for windows. Peneliti melakukan skoring untuk setiap skala
yang didapat, kemudian di lakukan uji asum$i statistik yaitu dengan
menggunakan uji normalitas. Lalu di buatlah hipotesis atau
kesimpulan akhir dan penulisan laporan tentang penelitian ini.
60
61
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
4.1. Gambaran Umum Responden
Gambaran umum responden dalam penelitian ini akan diuraikan secara rinci
di bawah ini berdasarkan usia, perilaku merokok, serta banyaknya rof:ok
yang di konsumsi perhari. Subyek dalam penelitian ini adalah 66 santri SMP
Pondok Pesantren Riyadlul Jannah, Ciseeng-Bogor.
Tabel 4.1 Gambaran umum responden berdasarkan usia
usia Frekuensi Presentase (%) 12 tahun 12 orana 18, 19% 13 tahun 29 orang 43,93% -14 tahun 21 orana 31,82% 15 tahun 4 orana 6,06%
Total 66 orana 100%
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan
usia, diperoleh 43,93% responden berusia 13 tahun, 31,82% responden
62
berusia 14 tahun, 18, 19% responden berusia 12 tahun dan 6,06% responden
berusia 15 tahun.
Tabel 4.2 Gambaran umum responden berdasarkan perilaku merokok
Data Frekuensi Presentase (%) Merokok 18 oranq 27,27%
Tidak merokok 48 oraf'!.9_ 72,73% ·-.
Total 66 oranq 100% .
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan
perilaku merokok, diperoleh 72,73% responden tidak melakukan perilaku
merokok dan 27,27% responden melakukan perilaku merokok.
Tabel 4.3 Gambaran umum responden berdasarkan banyaknya rokok yang
dikonsumsi perhari.
Data Frekuensi P'resentase (%) < 5 batang 14 orang 77,78% 5-10 batang 1 orang 5,56% >10 batang 3 orang 16,66%
Total 18 orang 100% ·-
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini berdasarkan
banyaknya rokok yang dikonsumsi perhari dari 18 orang, di peroleh 77,78%
responden melakukan perilaku merokok kurang dari 5 batang rokok perhari,
dan 16,66% responden melakukan perilaku merokok antara lebih dari 10
batang rokok perhari dan 5,56% responden melakukan perilaku merokok
antara 5-10 batang perhari.
4.2. Uji Persyaratan
4.2.1. Uji Normalitas
63
Data-data hasil suatu pengukuran pada wmumnya mengikuti asumsi distribusi
normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas.
Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji
normalitas terhadap data yang bersangkutan.
Dengan demikian, berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov di peroleh nilai uji
normalitas data pada skala Konsep diri sebesar 0,761 den9an menggunakan
taraf signifikansi alpha 5%, maka di ketahui bahwa nilai probabilitas skala
konsep diri 0,761 >0,05 (sig > 0,05) sehingga dapat di simpulkan bahwa data
berdistribusi normal. Berikut ini adalah gambar diagram Q-Q plot dari SPSS
versi 11,5:
64
Gambar4.1
Q-Q Plot Konsep Diri
80--------
" "
70
'?--
" ,,
60·
50 ~-~--------~ so 60 70 80
Undefined error #62210 * Cannot open text file "D:\spss'
Dari gambar di alas dapat terlihat bahwa sebaran data variabel konsep diri
berada disekitar garis uji yang mengarah kekiri alas, dengan demikian data
tersebut dapat dikatakan normal.
Sedangkan hasil uji normalitas data pada skala Perilaku Merokok di peroleh
angka probabilitas sebesar 0,931 dengan menggunakan taraf signifikansi
alpha 5%, maka di ketahui bahwa nilai probabilitas 0,931 > 0,05 (sig > 0,05)
sehingga dapat di simpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini
adalah gambar diagram Q-Q plot dari SPSS versi 11,5 :
Gambar4.2
Q-Q Plot Perilaku Merokok
100~------------~
90
80
70
60
50
40
0
0
-" / 0
/ 0
0
30 °
'°+-~-~-----~---~---< 20 30 40 ~ 60 70 00 90 100
Undefined error #62210 - Cannot open text file "O:\sps!
Dari gambar di atas, dapat terlihat bahwa sebaran data variabel perilaku
merokok berada di sekitar garis uji yang mengarah kekiri atas, dengan
demikian data tersebut dapat di katakan normal.
4.2.2. ldentifikasi Skor Tipe Perilaku Merokok
Tabel 4.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tipe Perilaku Merokok
Tipe perilaku merokok Frekuensi presentase
Positive affect smokers 9 1 :l,64 Negative affect smokers 14 2·1,21
Addictive smokers 18 2~1 ,27
Pure habits smokers 25 3?,88 ~-
Total 66 100%
65
66
Berdasarkan data di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa ha! yang
paling dominan terjadi pada remaja merokok karena faktor kebiasaan,
sehingga merokok merupakan perilaku yang mereka lakukan secara otomatis
mereka lakukan tanpa kesadaran.
Pengidentifikasian tipe perilaku merokok diperoleh dari nilai masing-masing
tipe perilaku merokok yang dominan, hasil skor skala tipe perilaku merokok
distandarisasikan dengan menggunakan Z-score dan T-score, setiap
responden memiliki empat nilai T yang mewakili tipe perilaku merokok yang
diteliti.
4.3. Uji Hipotesis
Rumusan statistik yang di gunakan untuk menguji hipotesis. penelitian ini,
peneliti menganalisis skor konsep diri dan skor perilaku merokok dengan
menggunakan rumus korelasi kontingensi. Koefisien kontingensi digunakan
apabila variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori (gejala ordinal).
Koefisien kontingensi sangat erat kaitannya dengan chi-kuadrat dan dihitung
dengan tabel kontingensi. Untuk mengllitung koefisien kontingensi, terlebih
dahulu dihitung nilai chi-kuadrat.
Rumus chi-kuadrat digunakan untuk menguji signifikan perbedaan frekuensi
yang diobservasi fo (frekuensi yang diperoleh berdasarkan data), dengan
67
frekuensi yang diharapkan fh. Apabila dari perhitungan ternyata harga x2
sama atau lebih besar dari harga kritik x2 yang tertera dalarn label, sesuai
dengan taraf sginifikansi yang telah ditetapkan dapat ditarik kesimpulan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara fo dengan fh atau sebaliknya
(Ari ku nto ,2002 :259 ).
Sebelum melakukan penghitungan dengan koefisien kontingensi terlebih
dahulu dilakukan pengklasifikasian pada konsep diri dimana dikelompokkan
ke dalam kecenderungan masing-masing tipe perilaku merokok seperti pada
label berikut :
No Positive
1 72 2 55 3 64 4 75 5 69 6 56 7 68 8 63 9 67 10 11 12 13 14 15
.
16 17 18 19
Tabel 4.5 Skor Konsep Diri
Tipe perilaku merokok --
ne!lative addictive Pure habits --77 95 56 92 79 52 --63 77 47 88 71 51 85 69 64 79 73 45 81 91 67 65 88 51 71 57 51 --57 61 46 52 66 '67 57 64 44 85 66 47 --50 60 48
63 51 74 50 48 52 --61 47 --
57
68
~---- --20 50 --21 40 22 56 23 46
·-24 47 ·-25 51
Total 589 1002 1263 1283 --
mean 117,8 133,6 132,94 98,139
Dari data di alas, kemudian konsep diri dikelompokkan ki> dalam dimensi
internal dan eksternal dengan menggunakan tolok ukur mean teoritis yaitu
sebesar 66, 106. Bila skor dari konsep diri > mean, maka responden termasul<
kedalam tingkatan konsep diri positif sedangkan skor konsep diri yang < dari
mean maka responclen digolongkan ke dalam tingkatan yang negatif. Data
hasil pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada tabel fo berikut :
Tipe perilaku merokok
Positive affect smokers Negative affect smokers
Addictive smokers Pure habits smokers
L:
Tabel 4.6 Tabel fo
Positif
5 8 9 2
24
Konsep Diri Negatif L:
4 9 6 14 9 18
23 25 42 66
69
Dari tabel fo di atas kemudian dilanjutkan dengan tabel fh sebagai berikut :
Tipe perilaku merokok
Positive affect smokers Neqative affect smokers
Addictive smokers Pure habits smokers
L:
Tabel 4.7 Tabel fh
Positif 3,34 5,07 6,52 9,07 24
Kons~iri Negatif I
5,72 9,06 8,92 13,99 11,4!5 17,97 15,9'1 24.98
42 66
Berdasarkan tabel yang ada, yaitu tabel fo dan tabel fh dapat dihitung nilai
chi-kuadrat seperti pada label berikut ini :
Tabel 4.8 Tabel kerja untuk rnenghitung chi-square
Tipe perilaku klasifikasi Fo fe fo-fe (fo-fe )2 (fo-merokok fe)2/fe
Positive affect Positif 5 3,34 1,66 2,7556 0,825 smokers Negatif 4 5,72 -1,72 2,9584 0,517
Negative affect Positif 8 5,07 2,93 8,5849 1,693 smokers Neaatif 6 8,92 -2,92 8,5264 0,955
Addictive affect Positif 9 6,52 2,48 (3, 1504 0,943 smokers Negatif 9 11,45 -2,45 G.0025 0,524
Pure habits Positif 2 9,07 -7,07 49,9849 5,511 smokers Negatif 23 15,91 7,09 50,2681 3,159
~·
I 66 66 ~-
0 132,2312 14, 127
Berdasaran perbandingan chi-kuadrat hitung dengan label chi-kuadr2.t
berlaku aturan berikut: jika chi-square hitung >chi-square tabel, maka Ha
diterima dan jika chi-square hitung < chi-square label, maka Ha ditolak. Dari
70
penghitungan yang dilakukan diperoleh nilai X2hitung = 14, 127 dari nilai X2tabel
yaitu sebesar 23,7
Dari hasil penghitungan juga diperoleh nilai kefisien kontingensi antara tipe
perilaku merokok dengan konsep diri sebesar 0,419. dengan demiki<in Ho
diterima yang artinya tidal< ada hubungan yang signifikan antara konsep diri
dengan tipe perilaku merokok remaja.
4.4. Hasil Utama Penelitian
Dari uji hipotesis yang telah dilakukan pada skala konsep diri dengan perilaku
merokok remaja diperoleh nilai koefisien chi-kuadrat sebeHar 0,419 dan nilai
koefisien korelasi kontingensi sebesar 14, 127. nilai koefisien korelasi
kontingensi yang diperoleh lebih kecil dari nilai X2 tabel pada taraf signifikansi
5% yaitu 23,7. maka hasil tersebut dapat dianalisis bahwa Ho yang
menyatal<an "tidal< ada hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan
perilaku merokok remaja" diterima. Sehingga Ha yang berbunyi "ada
hubungan yang signifikan antara konsep diri dengan perilaku merokok remaja
ditolak.
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Pada bab ini diuraikan kesimpulan hasil penelitian men1ienai hubungan
antara konsep diri dan perilaku merokok pada remaja. Selanjutnya pada
subbab diskusi akan membahas hasil penelitian, dan akan di tutup dengan
saran-saran yang berkaitan dengn penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil ke:simpulan bahwa
nilai chi-kuadrat hitung yang dihasilkan 0,419. Sementra nilai chi-kuadrat
label pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 23,7. De:ngan demikian,
hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara konsep diri dan perilaku merokok remaja ditolak. Sementara
itu, hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara konsep diri dengan perilaku rnerokok rernaja diterima.
n
5.2. Diskusi
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada santri di pondok pesantren Riyadlul
Jannah, menunjukkan bahwa dari 66 orang santri hanya 18 orang yang
melakukan perilaku merokok. Walaupun demikian, hal tersebut tidak dapat
diabaikan karena dapat berpengaruh pada remaja lain yan9 tidak melakukan
perilaku merokok, karena pembentukan karakter pada remaja masih
dipengaruhi oleh lingkungan dan kelompoknya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Philiph Rice (dalam Gadis, 2001 :36) bahwa kebutuhan untuk
berada dalam suatu l<elompok paling besar terjadi pada m<:1sa remaja, artinya
remaja hampir selalu ingin masuk ke dalam suatu kelompok tertentu
sehingga mau tidak mau remaja di tuntut untuk punya panclangan yang sama
dengan anggota kelompok yang lain mengenai berbagai hal.
Begitu juga berdasarkan banyaknya rokok yang dikonsumsi, dari 18 orang
santri terdapat 14 orang yang merokok kurang dari 5 batang perhari. Hal
tersebut terlihat biasa, tetapi di usia mereka yang masih muda, dapat
diprediksi bahwa apabila mereka sudah terbiasa untuk melakukan perilaku
merokok, lama-kelamaan mereka akan tergantung pada rokok dan akan
cenderung terus menambah dosis rokok yang akan digunakan. Hal ini yang
membuat remaja sulit untuk menghentikan perilaku merokoknya tersebut.
73
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Feldman (dalam Marnelino,2003:72)
menyebutkan bahwa perilaku merokok berkaitan dengan konsep diri remaja.
Remaja perokok mEimiliki konsep diri yang mengandung beberapa unsur
yang berbeda dengan remaja bukan perokok hal ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Botvin & Mc.Allister (dalam Dina,2001 :67)
menyebutkan bahwa salah 1 faktor yang menyebabkan seseorang merokok
adalah karena konsep diri yang negatif. Jadi penelitian ini memperkuat teori
sebelumnya karena seseorang yang mempunyai konsep diri positif dapat
berpengaruh pada seluruh perilakunya. Suatu tingkah laku akan selalu diikuti
oleh konsekuensi-konsekuensi tertentu, baik yang berasal dari dalam diri,
luar diri ataupun keduanya. Konsekuensi tingkah laku akan menentukan
apakah perilaku itu cenderung di pertahankan atau.tidak. Dalam konsep diri
terdapat dua dimensi yang relevan dalam berperilaku merokok, yaitu dimensi
internal dan eksternal (Fitts, 1971 ).
Pertama, dimensi internal yaitu penilaian yang dilakukan individu terhadap
dirinya sendiri. Seseorang dengan konsep diri positif, akan menilai dirinya
sendiri apakah merokok itu bagus untuk kesehatannya atau tidak?
Kedua, dimensi eksternal yaitu individu menilai dirinya melalui hubungan dan
aktivitas sosialnya, nilai-nilai yang dianutnya, serta hal-hal lain di luar dirinya.
Faktor-faktor yang menyebabkan remaja merokok yaitu adanya modelling
74
atau meniru tingkah laku orang yang menjadi panutan remaja, selain itu
adanya tekanan-tekanan yang datang dari teman-teman sebaya agar remaja
bisa diterima dalam pergaulan. Dengan merokok, remaja ingin mendapat
pengakuan bahwa mereka terlihat dewasa dan gagah.
Dalam penelitian yang dilakukan Zakiah tentang Pengaruh pendidikan
Agama dalam keluarga terhadap konsep diri pada remaja, menyimpulkan
bahwa semakin tinggi pendidikan agama seseorang :1ang clidapat dalam
keluarga. maka semakin positif konsep diri seseorang dan sebaliknya
semakin rendah pendidikan agama se~eorang yang didapat dalam keluarga,
maka semakin negatif konsep dirinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pendiclikan agama juga berperan dalam pembentukan konsep diri yang positit
pada remaja.
5.3. Saran
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti menyadari
bahwa penelitian ini masih perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Untuk itu peneliti memberikan beberapa saran yang bisa di pertimbangkan
sebagai penyempurnaan berbagai hal yang berkaitan den•Jan penelitian,
yaitu:
Saran teoritis
1. Untuk penelitian berikutnya disarankan untuk mengidentifikasi lebih
jauh hal-hal yang mempengaruhi konsep diri sehingga dapat terlihat
dengan jelas pengaruh-pengaruh yang mungkin terjadi dalam diri
seseorang.
75
2. Pada penelitian berikutnya, disarankan untuk mengambil sampel yang
lebih beragam, baik berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan dan lingkungan, sehingga hasilnya dapat
digeneralisasikan.
3. Perilaku merokok tidak hanya terjadi pada masa remaja saja tetapi
semua usia, sehingga untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk
meneliti orang-orang yang sudah kecanduan rokok.
4. Dalam penelitian selanjutnya menggunakan ·penelitian kualitatif,
supaya hasil/data yang didapatkan lebih lengkap dan lebih mendalam.
Saran praktis
1. Agar remaja tidak melakukan perilaku merokok karena lebih banyak
kerugian yang di dapat daripada manfaatnya.
2. Agar para remaja dapat membangun rasa percaya diri, meningkatkan
potensi yang ada dalam dirinya, sehingga remaja dapat memilih untuk
melakukan hal yang positif.
3. Perlu menciptakan suasana lingkungan bebas rokok dengan
memberikan penerangan mengenai bahaya rokok pada remaja agar
tidak terlanjur menjadi pecandu rokok.
76
4. Tokoh-tokoh panutan (orangtua, guru,dll) yang tidak merokok perlu
ditonjolkan agar remaja menyadal'i bahwa masih banyak orang-orang
di tengah mereka yang tidak merokok karena sadar akan bahaya
rokok terhadap kesehatan.
5. Untuk orangtua, agar menjalin hubungan yang efektif dengan remaja
sehingga remaja dapat berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
77
DAFTAR PUSTAKA
Aang, Fahruroji. (2005). Ber/slam dalam keterbatasan yang kita mi/iki.
Jakarta : www. blogger.com
Agustiani,Hendriati. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi
kaitannya dengan konsep diri dan penyesuaian diri'pada remaja. Bandung :
Refika Aditama.
Alwisol. (2004 ). Psikologi kepribadian. Malang : UMM Press.
Anastasi, Urbina. (2003). Tes psikologi. Jakarta : lndeks Gramedia Group
Ardiningtyas, P. (2006). Moral exclusion dan rokok. www. e-psikologi.com
Aries, dkk. (2006). Perokok ingusan bertambah. Gatra, vol.12, no.9, 14
Januari 2006, 70.
Azwar, S. (2003). Penyusunan ska/a psiko/ogi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Chaplin, J.P. (2002). Karnus lengkap psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
Danusantoso,Halim. (1990). Seri kesehatan populer: Rokoi'c dan perokok.
Jakarta : Arcan.
Dina, R,Y. (2001 ). Sikap remaja terhadap peri/aku merokok dan gambaran
konsep diri pada remaja perokok. Skripsi fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Fawrita, C. (1998). Seminar sehari tanpa tembakau. Jakarta : Biro hukum dan
humas setjen depkes RI.
Hurlock, E. (1980). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang
rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.
78
!cha. (2001 ). Fanatik? Pikir-pikir dulu deh. Gadis. No.27, ·t 7-29 Agustus 2001,
36-37.
Jacinta, F. Rini. (2005). Konsep diri positif dan negatif. Jaka:ia :
www. e-psikologi.com
Puspasari, Amaryllia. (2007). Mengukur konsep diri anak. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Rakhmat,Jalaluddin. (2005). Psikologi komunikasi. Bandun£1 : Remaja Rosda
Karya.
Kisyanto & Mansjoer. ( 1984 ). Merokok sebagai resiko jantung koroner.
Jakarta : buku peringatan ultah ke IV yayasan jantung koroner.
Kristanda. (1995). Seminar sehari hidup sehat tanpa rokok. Jakarta : Unika
Atmajaya.
Layyinah. (2001 ). Konsep diri pengguna narkoba. Skripsi fakultas psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Marselino. (2003). Hubungan perasaan rendah diri'dan intensitas merokok
pada remaja awal. Skripsi fakultas psikologi Universitas Indonesia.
Rizki. (2006). Himpunan fatwa haram merokok. Jakarta :
www. halalguide. Info
Santrock, J.W. (2003). Adolecsence: perkembangan remaja edisi keenam.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sarlito, W. (2005). Psikologi Remaja. Jakarta : Raja grafindo persada.
Sevilla, et.al. (1993) pengantar metode penelitian. Jakarta : UI Press.
Suharsimi, Arikunto. (2002). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
79
ampiran
Tabel Nilai Z-Score
~---·
Positif Negatif Addictive Pure Habits Konsep Diri
2,444 5, 181 0,998 ·0,870 -0,504 4,941 6,013 5,055 -0,352 0,970 5,226 6,013 6,069 0,165 0,355 3,557 1,853 0,998 -3,461 -0,627 -0,337 -0,642 -2,043 -1,907 0,724 0,775 1,021 -1,029 -1,389 0,232 3,835 5,181 4,041 0,683 -0,135 2,722 2,685 3,027 0,165 -0, 135 ·-3,008 4,349 4,041 1,201 -0,873 3,008 1,021 3,027 -0,352 -0,258 1,610 1,021 2,013 -0,352 -0,996 1,331 -0,642 2,013 0,165 -0, 135 1,610 1,853 2,013 0, 165 -0,504 2,722 4,349 3,027 -0,870 0,355 1,610 0,189 0,998 -2,943 -0,258 3,835 4,349 6,069 1,719 0,970 4,113 3,517 5,055 0,683 0,109 2,722 1,021 2,013 -0,352 0,109 ---2,562 -1,474 0,998 1,719 1,584 -2,006 -1,474 -1,029 -0,352 0,601 -2,562 -3,970 -2,043 0,165 0,109 -2,562 -1,474 -1,029 0,165 0.724 2,444 6,013 -0,015 1,201 -0,873 -3, 118 0,189 3,027 1',201 0,970 --0,058 1,021 -0,015 1,201 -0,627 -2,562 -3,970 -4,072 0,165 0,109 -0,337 -2,306 -0,015 4,310 -0,873 -0,058 0,189 0,015 -0,870 -0,750 -2,006 -1,474 -1,029 -0,870 0,232 -0,615 -3,970 -4,072 -0,352 -0,504 -3, 118 -1,474 -4,072 0,165 -0,996 0,497 1,021 2,013 -0,870 -0,135 -0,058 0,189 0,998 0,165 -0,627 0,219 0,189 0,998 0,683 0,258 0,219 0,189 0,998 1,201 -0,627 -2,562 -3, 138 -4,072 -0,870 0,847 -2,006 -3,970 -4,072 0,165 0,109 -0,337 2,685 -0,015 0,165 -0,258
-0,337 f--
1,021 0,015 -0,352 - -0,0'13 -2,006 -3, 138 -3,057 -0,352 1,215
--2,562 -3,970 -1,029 1,719 0,109 -----2,006 -3, 138 -3,057 0,683 0,109 0,219 -1,474 0,998 0,165 -0,381 -2,006 -2,306 -1,029 0, 165 0,478 -2,562 -3, 138 -3,057 0,165 -0,970 0,775 2,685 0,998 0,683 -1,856 ----- -1,610 0,189 -1,029 0,683 -0,013 1,053 2,685 3,027 0,683 0,232 -2,006 0,189 -0,015 0,683 0,109 -0,615 -1,474 -1,029 -0,352 0,724 ---2,284 -2,306 -2,043 0,165 0,232 ---0,337 -1,474 ___ _:2,043 _____
-~·~-·
-0,870 --- -0,62l f.--·------
-3,396 -3,970 -4,072 -0,870 0,109 2, 166 1,021 -1,029 -1,389 -1,119 -2,006 -2,306 -2,043 -1,389 -0,013 --1, 171 -1,474 -3,057 1,201 0,109 -2,562 0,189 -2,043 0,165 0,478 -0,893 1,021 -1,029 -1,389 -0,258 3,00 4,349 3,027 1,719 -0,750 -
0,497 0,189 -0,015 -0,870 -0,381 1,888 0, 189 -0,015 -1,389 -1,119 -2,006 1,021 -3,057 -0,870 0,970 -2,284 -3,970 -4,072 0, 165 0,847 -2,562 -3,970 -2,043 0,165 0,232 -2,562 -1,474 -1,029 0,165 1,584 -0,615 -1,474 2,013 0,165 -0, 135
~mpiran
Tabel Nilai T-Score
positif negatif Addictive Pure habits Konsep diri
74,44 101,81 59,98 41,3 44,96 99,41 110,13 100,55 46,48 59,7 102,26 110, 13 110,69 51,65 53,55 85,57 68,53 59,98 15,39 43,73 --46,63 43,58 29,57 30,93 57,24 57,75 60,21 39,71 36, 11 52,32 88,35 101,81 90,41 56,83 48,65 77,22 76,85 80,27 51,65 48,65
80 93,49 90,41 62,01 41,27 80 60,21 80,27 46,L.-8 47,42
66, 1 60,21 70,13 46,48 40,04 -
63,31 43,58 70,13 51,65 48,65 -66, 1 68,53 70,13 51,65 44,96
77,22 93,49 80,27 41,3 53,55 66, 1 51,89 59,98 20,57 47,42
88,35 93,49 110,69 67,19 59,7 91,13 85,17 100,55 56,83 51,09 77,22 60,21 70,13 46,48 51,09 24,38 35,26 59,98 67,19 65,84 29,94 35,26 39,71 46,48 56,01 24,38 10,3 29,57 51,65 51,09 24,38 35,26 39,71 51,65 57,24 74,44 110, 13 49,85 62,01 41,27 18,82 51,89 80,27 62,01 59,7 49,42 43,58 49,85 62,01 43,73
·-24,38 10,3 9,28 51,65 51,09 46,63 26,94 49,85 93,1 41,27 49,42 51,89 49,85 41,3 42,5 29,94 35,26 39,71 41,3 52,32 ----43,85 10,3 9,28 46,48 44,96 18,82 35,26 9,28 51,65 40,04 54,97 60,21 70,13 41,3 48,65 49,42 51,89 59,98 51,65 43,73 52,19 51,89 59,98 56,83 47,42 52,19 51,89 59,98 62,01 43,73 24,3a 18,62 9,28 41,3 58,47 29,44 10,3 9,28 51,65 51,09 46,63 76,85 49,85 51,65 47,42
46,63 43,58 49,85 46,48 49,87 29,44 18,62 19,43 46,48 62,15 24,38 10,3 39,71 67,19 51,09 29,44 18,62 19,43 56,83 51,09 52,19 35,26 59,98 51,65 46,19 29,44 26,94 39,71 51,65 54,78 24,38 18,62 19,43 51,65 59,7 57,75 76,85 59,98 56,83 31,44 66, 1 51,89 39,71 56,83 49,87
60,53 76,85 80,27 56,83 52,32 29,44 51,89 49,85 56,83 51,09 43,85 35,26 39,71 46,48 57,24 27,16 26,94 29,57 51,65 52,32 46,63 35,26 29,57 41,3 43,73 16,04 10,3 9,28 41,3 51,09 71,16 60,21 39,71 36,11 38,81 29,44 26,94 29,57 36,11 49,87 38,29 35,26 19,43 62,01 51,09 24,38 51,89 29,57 51,65 53,78 41,07 60,21 39,71 36,11 47,42
80 93,49 80,27 67,19 42,5 54,97 51,89 49,85 41,3 46,19 68,88 51,89 49,85 36,11 38,81 29,44 43,58 19,43 41,3 59,7 -27,16 10,3 9,28 51,65 58.47 24,38 10,3 29,57 51,65 52,32 24,38 35,26 39,71 51,65 65,84 43,85 35,26 70,13 51,65 48,65
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov..Smlrnov Test
i...,..~-----------------+k"'o"n'"'s~jiri N 00 Normal Parametersa,b Mean 66,1:?.64
Std. Deviation 5,45721 Most Extreme Absolute ,094 Differences Positive ,094
Negative -,063
Kolmogorov-Smirnov Z ,7'61
Asymp. Sig. (2-tailed) ,609 '"--'-----·~-------------'-----a. Test distribution is Nonna!.
b. Calculated from data.
One-Sample Kolmogorov..Smirnov rest
N
perilaku merokok ·-----------+-=·-()6
Normal Parameters•.b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive
Negative
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
62,62'i2
13,679fi9
'115 ,115 ~,Oi'2
.9~11
.3~i2 ---.....L---~~-
alidity Skala Konsep Diri
**** Method l (space sa1er) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y
atistics f::>r SCALE
Mean 219,5667
em-total Statistics
ROOOJl R00002 R00003 R000(4 ROC·005 R00006 R00007 R00008 R00009 ROOOlO ROOOll R00012 ROOOl.3 R00014 ROOOlb R00016 R00017 R00018 ROOOJ.9 R00020 R00021 R00022 R00023 R00024 R00025 f00026 0 00027 I' 00028 R00029 R00030 f<.00031 R00032 R00033 R00034 R00035 R00036 f00037
Scale Mean
.i.f lt:ern Deleted
216,5333 216, 6667 216,6333 217,1667 215,9333 21.7,5000 216,6333 21.7,7000 217,3333 216,6333 216,'1667 216,1333 216,9000 2l6,ll667 217' 1000 216,2333 216,5333 216,5667 216, 3667 216,1333 216,6333 217,7000 216' 1667 216,2667 217,3667 216,2333 217,3000 216,3000 .'216, 6..,')_. 216, 8667 216,6000 217' J.667 216,9333 216,9667 217' 0000 217,5000 216,1000
A N ~ L Y S I S S C A I, E
V....1riance 227,4264
Scale Varjance if Item Deleted
222,2575 221,2644 230, 7920 226, 6264 226, 2023 :n1, 2931 221,7575 220,3552 22215747 215,6885 216,6023 221,4299 227,8862 222,4644 223, 0586 221,2195 212,2575 22f;,8747 225,4816 220,0506 2J.4,5851 241, 1138 218,9023 220,2023 231,4816 222,0471 221,3207 220,7000 217,7575 231,7747 215,6966 221,4540 222,2023 227,4816 22:), 2'114 235, 913f3 218,8517
N of Std Dev Variables 15,0807 77
Corrected ltemTota.l
Correlat.ion
'2613 '2670
- ' 161 J ,0056 I OS4 7
- 'll178 ,2520 ,3015 '1.348 ,4824 ,3856 ,3828
-,0501 / 2336 I 1510 ,3633 ,6160 ,0033 'J.156 ,29~)2
'39'/3 -,4842
,3734 f 27 97
- , 2001 ,2299 ,2351 ,2812 ,3479
- ' 164 4 ,3263 '174 7 ,1776
-,0235 '04't6
-,313l1 ,4879
(A I, P H 1-\)
A·~pha
if !tern Deleted
,7859 ,7855 ,7957 , 7916 ,7896 ,7959 ,7859 ,7847 , 7L188 ,7801 ,7819 ,71345 ,7952 ,7863 ,7881 ,7845 ,7765 , 7910 , 'i882 ,7847 ,7809 ,8061 ,7831 ,7850 ,7959 ,7863 ,7861 . 71151 ,7830 '7991 ,7829 ,7877 , 78i 4 / 7912 t 7 9-15 f ff016 ,7B21
ROOOJ8 216,2333 222,5299 ,1251 ,7893 R00039 216,4667 216,5333 ,3883 ,7818 R00040 216,6000 220,1793 ,2747 ,7850 R00041 215, 9667 220,1023 '3166 ,7814 R00042 216,4333 219,2885 ,2751 ,7848 R00043 215,9000 221,2655 '2673 ,7855 R00044 215,9667 220,2402 ,3361 ,7842 R00045 216, 3667 222,1023 '2092 '7867 R00046 216,6333 218,7920 ,3068 '7841 R00047 216,6000 215,8345 ,4350 '7808 R00048 217,3667 211,6195 , 6471 ,7758 R00049 216,4000 220,1793 , 2819 '7F.:40 ROOOSO :!.J.Ei, .'.)333 2/.B,2~i'7~> -,0611 ,7953 R00051 216,8333 230,1)885 -,1410 '7960 .R00052 217, 066'7 220,9609 /~!004 '') :· 69 .R00053 217,1333 233, 4'199 - , 2 67 2 I '7 981 R00054 215,9333 219,4437 ,4658 ,7827 R00055 216 '7333 215,5816 ,4553 ,7004 R00056 2lti,7000 217,1138 ,4904 ,7009 .R00057 217,t,OOO 223,5586 ,1780 ,71!74 .R00058 216, 1333 223,0161 , 164 9 ,7B77 ,R00059 217,4667 226, 395£! '0093 '7'l19 .R00060 216,2667 ?.24,8230 ' 17 0·1 '71378 ,R00061 :~16, 4 333 221,3575 'l"ll":tl
It:. I U"1 , '7ll54 .R00062 216,2667 221,6506 ,2175 '7865 ,R0·)063 216,5333 221, '.123(J r 21J 6~ ,71158 ,R00064 216,2333 221, "1713 ,2651 , ·71357 R00065 217,0000 :?13,5862 ,4968 '7787 ,RQ0066 216,9333 219,6506 , ;~ 971 I 784 5 .R00067 216,5667 219,4954 ,3353 ,7839 lR00068 217,6667 221,8851 '1918 ,7871 .R00069 217,3000 219,1138 '2424 , 785. 7 ,RQ0070 216,8667 219,6368 ,2859 ,78-17 .ROOG7J. 217,0000 224,4828 I 0929 '7895 '1<00072 216,9667 218,0333 ,3633 ,7828 lR00073 217,3333 r3,9195 -,0859 ,79~1 .R0007 4 216,6000 218' ') 310 '3002 ,784~ lR0007 5 216,8667 223,3609 '1702 ' 7876 IR00076 216,9333 2?2, 4('92 ,2101 '7867 >R000'/7 216,6667 217,3333 ,4254 ''1817
•liability Coefficients
of Cases 30,0 N of T '. ;ms n
.pha = ,7893
~eliability Skala Konsep Diri
***** Method 1 (space saver) ~ill be used for this analysis ****•~
E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S
:tatistics for SCALE
Mean 65, 6667
tern-total. Stati3tics
Scale Ml'!i.lfl
if I te1n Deleted
'AROOOJO 62' 7333 'AROCOll 62' 5667 'AR00012 62,2333 'AR00016 62,3333 'AROOOl 7 62. 6333 'AR00021 62,7333 'AR00022 63,8000 AR00023 62, •. v67 AR00029 62,7333 'AR00031 62,1000 AR00037 62,2000 'AR0003' 62, 5667 'AR00044 62' 0667 'ARO OD 4'7 62' 1000 'AROG04 B 63,4667 AR00054 62,0333 'AR00055 62,ll333 'AR00056 62,8000 AR00065 63,1000 AR00067 f.2,6667 'AR00072 63,0667 AR00077 62, 7667
e.iability Coeffi ·nts
30,0
.lpha ~ ,8121
Variance 62,5747
scale Va r:iaHCl!
if Item Del(:~ted
56,7540 55,5644 60,1161 59,3333 55,1368 58,4782 68' 3034 57,7885 55,7885 54,8379 58,3034 55,0Bl6 59,3747 S6,2172 54,8092 5~,, 1368 56,2126 57,1310 56, 3897 58,0230 56,0644 56, 1161
S C A L E
Std Dev 7' 9104
N o1 Variables
22
Corrected I t.en1-Total
Coe relation
,4401 '4721 1 2821 '34 94 '5648 I 1976
- I 41 SO
'3872 '4 650 ,4016 I 4 521 / 51 lQ '2 640 ,4419 / s 9~; 0 I 3658 ,4532 ,4814 / 35~'.G I 353~)
,4800 I Sl 7 4
N of Items ~ 22
(A L P H •.)
A Lplii' if Item DeJ.~~ted
'8012 ,7990 , 8DB7 ,8064 '7946 ,8159 ,8483 '8039 ,7~94
,8037 ,8025 '7968 '8093 , BOOS '7929 ,8057 ,8002 '80Q(J '8057 f 80fJ4 ,7990 '') 97 6
'AR00038 82,1333 130, 8092 -,3033 '71362 ~00039 83,8000 118 ,3724 ,5762 ,7578 'AR00040 81,7667 139,2195 -,7330 ,81l06
eliabili ty Coefficients
of Cases 30,0 N of Items 40
lpha = ,7704
,liabilitas Skala Porila!<u Merokok
*** Method 1 (space saver) will be used for tl1is analysis ******
: E L I A B I L I T y A N A L 'I 3 I s s c A L E: (A L p H A)
N of ttistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 57,2667 133,8575 11,5697 30
!In-total Statistics
Scale Sea.le Corrected Mean Variance ::tern- Alpha
if Item if Ite1n Total if Item Deleted Deleted Correlatic-n Deleted
:oooo l 55,!3333 123,5230 '7925 I fJ SE 1 :OOC02 54,1333 151,7747 - '7867 ,89!'5 :00003 55,6667 115,6092 '8312 I 8515 :00004 55,5667 115,6333 '8119 ,8519 :0000(' 55,61567 118, 6437 ,d715 ,8~32 :COCO/ 55,7667 119,1506 ,8316 ,B541 :00009 55,6667 120,2989 '6:-03 I 85'75 :00010 55,8000 124,3034 '5982 ,8604 :OOOli '.')5, 7000 121, '.i27 6 '6473 ,85iJ2 :00012 55,7000 120,2862 '8l 6f3 ,85~)1
:00016 55,7000 123,1828 ,7399 ,8582 :00018 55,7CJO 124,0793 '5004 '8618 :00019 55,2333 125, 4264 '3181 '8 67 (l :00020 54,1667 144,143"1 -,5669 ,8859 :00021 55,6667 119,7471 ,8020 ,8549 :00023 55,5000 115,8448 ,8513 ,8513 :00024 5!0,2333 .121,4954 ,4455 ,8633 :00025 55, 5667 118, 3920 , no1 ,8543 :OOC26 55, 6667 118,0920 '8541 ,8529 :00027 55,7333 118, 4092 '8287 ,8535 :00029 55,8333 123,3851 ,8039 ,8579 :00030 ~)5,1000 125,5414 '2723 '8692 :00031 55, •jQQO 121, (17!)9 I ~)87fl ,e591 :00033 b5,4000 123,4207 ,4206 '8638 :00034 54,2333 146, 1161 -,~·.,349 I t~894 :0003~ ~-):), ~1667 121,l~iOb I 6')06 I B ~-) "/ 3 1·'0036 53,8667 147,9126 -,7436 ,8898 :00037 55, 7667 125, 9782 I 5293 ' t1622 .00039 55,8667 125, 2920 / 6541 I H606 tJ0040 53, 8: ., "} 150,0747 -,8433 '8919
.iability Coeffic:~ents
)f Cases 30,0 fl of [tt'.!mS 30
'ho = RhA"-i