jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-
-
Upload
pradita-achi-anindila -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam tataran lingkungan global sekarang ini,dituntut sebuah strategi
yang baik serta inovasi-inovasi baru dari setiap perusahaan agar mampu
bersaing dengan perusahan-perusahaan lainnya yang datang dari dalam
maupun dari luar negeri.Penetapan strategi di dalam perusahaan merupakan
hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan berakibat fatal apabila
salah dalam penerapannya.
Dalam mencapai keberhasilan,manajemen perusahaan pada saat ini
bertanggung jawab tidak hanya pada kegiatan yang terjadi didalam
perusahaan, tetapi meliputi juga kegiatan yang berhubungan dengan
lingkungan luar perusahaan.Segala faktor internal dan eksternal yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat keuntungan perusahan
menjadi perhatian manajemen.
Supaya perusahaan efektif menghadapi persaingan yang ketat tersebut
dan untuk mengantisipasi kekacauan internal perusahaan,diperlukan strategi
untuk mengarahkan kegiatan tersebut.Strategi merupakan perencanaan dan
pencapaian kearah kegiatan yang efektif dan integrative untuk dapat mencapai
tujuan perusahaan secara keseluruhan.Agar pemeilihan strategi dan
pengambilan kebijaksanaan tidak salah,perlu adanya dukungan data yang ak-
urat dan cepat sesuai dengan keadaan yang ada.
1
2
Untuk mendapatkan data yang akurat tersebut diperlukan sebuah
sistem informasi dalam hal ini sistem informasi akuntansi yang terintegritas
dari seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.tidak terintegritasnya data
membuat dibutuhkannya waktu yang lama dalam memenuhi akan data yang
biasa datangnya mendadak sehingga menghambat keputusan yang akan diam-
bil, padahal data dan informasi adalah suatu sumberdaya dengann baik seperti
sumberdaya lainnya.
Banyak perusahaan Indonesia,pemanfaatan sistem informasi akuntansi
juga sudah menjadi kebutuhan mutlak.Hampir diseluruh bidang industri, peran
sistem informasi sudah demikian yang padat karya.Dari sekian banyak sektor
industri, perbankan tercatat paling gencar dalam investasi dibidang sistem
informasi akuntansi.Wajar, produk yang mereka jual adalah jasa yang ber-
hubungan dengan angka-angka, dimana keakurasian,kecepatan,mutu lay-
anan,serta keamanan,menjadi sisi paling penting yang harus secara cermat
dikelola.Jadi, jangan heran jika investasi dalam.
Fenomena pengimplementasikan ERP sudah mulai menyebar ke In-
donesia,baik pada perusahaan manufaktur maupun sektor jasa, karena
dengan menggunakan ERP manejemen dapat mengetahui akibat dan yang
ditimbulkan keterlambatan bahan baku terhadap keseluruhan proses dalam
perusahaan dalam manajemen dapat mengintifikasinya sejak dini (mulia
hartono:7 langkah mudah membangun sistem informasi,ERP 2004:4).Dengan
menerapkan ERP diharapkan terintegrasinya data online untuk seluruh fungsi
dalam perusahaan, strandarisasi dan keakuratan data, mempermudah
3
tugas-tugas manajemen sehari-hari,meningkatkan efiesiensi dan efektivitas
organisasi melalui alokasi sumber daya perusahaan secara
optimal.meningkatkan kualitas informasi akuntansi untuk pengambilan
keputusan serta menghasilkan analisa dan laporan untuk perencanaan jangka
panjang.
Saat ini fenomena keuntungan penerapan sistem ERP mulai dirasakan
perusahaan didalam maupun diluar negri.Perusahaan yang merasakan
keuntungan dari penerapan sistem ERP oleh perusahaan.Masalah kualitas
informasi selama ini masih belum memuaskan pengguna dan kurang efektif
karena beberapa faktor,salah satunya penerapan teknologi informasi yang
belum terpenuhi.Sehingga jalannya sistem terganggu dan kurang optimal.
Didalam perusahaan pihak manajemen membutuhkan informasi dan
data yang dapat mendukung mereka dalam pengambilan keputusan salah sat-
unya mengenai informasi akuntansi.Dengan berkembangnya teknologi ilmu
pengetahuan dan teknologi,maka semua konsep mengenai sistem informasi
mulai dihubungkan dengan sistem yang bebrbasis komputer.Salah satunya
bentuk sistem informasi yang digunakan untuk memfasilitasi fungsi-fungsi op-
erasional dalam suatu perusahaan yaitu sistem informasi akuntansi.
Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang memiliki tugas
dalam hal pengolahan data keuangan menjadi informasi berupa laporan keuan-
gan yang mana informsi keuangan tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebu-
tuhan pihak internal maupun eksternal yang nantinya digunakan sebagai pem-
buatan keputusan finansial.
4
Agar implementasi ERP bisa berjalan dengan lancar perusahaan harus
menyiapkan antara lain bagaimana memilih ERP yang sesuai dengan
kebutuhan.membangun bisnis modelnya serta menyiapkan manajemen
perubahan yang harus dilakukan akibat penerapan ERP, mulai dari proses
bisnis, restruktrurisasi organisasi, sumber daya manusia, budaya perusahaan,
dan berbagai hal lain yang justru bersifat nonteknis dan nonkeuangan.
Kemampuan suatu perusahan dalam menghasilkan data yang terkini
merupakan masalah tersendiri bagi perusahaan,sehingga dibutuhkan sistem
yang terintegrasi dengan baik agar data yang tampil adalah data real time.-
Selain menampilkan data real time,syarat lain dari sistem informasi yang ada
ini adalah dapat menampilkan data tersebut dengan mudah,cepat,dan akurat.S-
istem informasi yang saat ini sedang berkembang dan relevan dalam hal terse-
but adalah ERP.
Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan replikasi dari pene-
litian yang telah dilakukan oleh Ani Oktaviani,tentang ”Implementasi Enter-
prise Resource Planning sebagai pendorong kinerja perusa-
haan”.Beberapa perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul : pengaruh
implementasi Enterprise Resource Planning terhadap kualitas
informasi akuntansi.
2. Indikator penelitian untuk variable ERP
5
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian pada PT.INTI persero bandung dan
menuliskan hasil penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul
“PENGARUH IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE
PLANNING TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANNSI”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis membuat identifikasi
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada
PT.INTI Bandung
2. Bagaimana Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh PT.
INTI Bandung
3. Seberapa besar pengaruh Enterprise Resource Planning (ERP) ter-
hadap Kualitas Informasi Akuntansi pada PT.INTI Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data sebagai
bahan penelitian skripsi dan untuk mempelajari serta mengetahui Pengaruh
Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi.
Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan latar belakang serta identifikasi masalah
tersebut diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mencoba mempelajari
6
dan menilai Pengaruh Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap
Kualitas Informasi Akuntansi.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi Enterprise Resource Planning
(ERP) pada PT INTI Bandung
2. Untuk mengetahui Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh
PT INTI Bandung
3. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Enterprise Resource Planning
(ERP) Terhadap kualitas Informasi Akuntansi pada PT INTI
Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara
langsung maupun tidak langsung bagi perusahaan dimana penulis melaku
kan penelitian, bagi masyarakat terutama pihak-pihak lain yang memerlu
kan termasuk penulis sendiri.
1. Bagi perusahan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
dalam hal mengembangkan teknologi informasi supaya lebih bermanfaat.
2. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam menambah pengetahuan
terapan dari pengetahuan yang telah dipelajari di bangku kuliah.
3. Bagi penulis
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan dalam menambah pengetahuan
mengenai implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap
7
kualitas informasi akuntansi dalam perusahan serta memperluas wawasan
serta turut berkembang seiring dengan perkembangan zaman.
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada PT INTI (persero) JL.Moch.toha
no.77 Bandung, yang akan dilaksanakan sejak pengesahan judul ini sam
pai dengan sekarang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Akuntansi
2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia, begitu pula dalam setiap organisasi, akan senantiasa memerlukan in-
formasi terutama sistem informasi akuntansi. Karena hampir semua bidang
kegiatan dalam organisasi tidak terlepas dari dukungan informasi yang
menunjang kelancaran setiap program yang telah ditetapkan dalam organisasi.
Menurut Robert A.Laitch dan K.Roscoe Bavis dalam kusrini dan andri
koniyo (2007;82) mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah :
“Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”
Sedangkan menurut Azhar Susanto (2008) mengemukakan pengertian
sistem informasi akuntansi adalah :
“Komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahan.”
9
Menurut James A.Hall yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan
Deny Arnos Wary (2007), mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi
adalah :
“Serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi
informasi dan didistribusikan ke para pengguna.”
Dengan memperhatikan definisi-definisi di atas, maka dapat penulis sim-
pulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan dari manusia serta
pengumpulan dan pengelolaan data untuk menyajikan informasi yang relevan,
tepat waktu, dapat dipercaya, yang berguna bagi para pemakai informasi dan
berguna dalam pengambilan keputusan manajemen.
Jadi pada dasarnya sistem informasi akuntansi merupakan suatu usaha un-
tuk menyediakan informasi akuntansi atau keuangan dimana dalam
menghasilkan informasi tersebut diperlukan suatu proses pengelolan data.
2.1.2. Perbedaan Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi AKuntansi
Menurut Sugiarto (2007) pengertian Sistem akuntansi adalah:
“Metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi
keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis.”
Menurut Susilawati (2007) perbedaan antara sistem akuntansi dengan sistem
informasi akuntansi sebagai berikut:
Sistem informasi akuntasi mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, men-
ganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedangakan sistem akun-
tansi itu sendiri mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, men-
ganalisa semua tipe informasi.
10
2.1.3 Fungsi dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility)
didalam suatu usaha ditunjukan dengan struktur organisasi. Distribusi wewenang
dan tanggung jawab adalah sesuai bagi penetapan kebutuhan informasi
menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan
didalam sistem informasi akuntansi. Problem yang paling utama dari perusahaan
modern yang mempunyai hubungan dengan sistem informasi akuntansi adalah
kekakuan, kegagalan dan motivasi individu.Adapun masalah kekakuan merupakan
kecenderungan didalam organisasi perusahaan untuk menahan perubahan.
Masalah kegagalan merupakan ketidakberhasilan dalam komunikasi antara
unit-unit organisasi perusahaan sebagai akibat pemisahan fisik dan spesifikasi
fungsi.
Menurut Azhar Susanto (2004;9-12) dalam buku sistem informasi akun-
tansi tujuan dari sistem informasi akuntansi sebagai berikut :
“1.Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari.2.Mendukung proses pengambilan keputusan.3.Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi
tanggungjawabnya kepada pihak eksternal.4.Mengumpulkan dan memasukan data transaksi kedalam sistem informasi akuntansi5.Mengolah data transaksi berikut.6.Menyimpan data untuk tujuan dimasa mendatang.7.Memberi pemakai atau pemberi keputusan (manajemen) informasi
yang mereka perlukan.8.Mengontrol semua proses yang terjadi.”
11
Adapun fungsi utama Sistem Informasi Akuntansi yang dikemukakan La
midjan dan Azhar Susanto (2001;37) adalah sebagai berikut :
“ 1. Untuk meningkatkan kualitas informasi Yaitu informasi yang tepat guna (relevance), lengkap dan terpercaya (akurat). Dengan kata lain sistem akuntansi harus dengan cepat dan tepat dapat memberikan informasi yang diperlukan secara lengkap
2. Untuk meningkatkan kualitas internal cek atau sistem pengendalian internYaitu sistem pengendalian yang diperlukan untuk mengamankan kekayaan perusahaan. Ini berarti bahwa sistem akuntansi yang disusun harus juga mengandung kegiatan sistem pengendalian intern (internal check).
3. Untuk dapat menekan biaya-biaya tata usahaIni berarti bahwa biaya tata usaha untuk sistem akuntansi harus seefisien mungkin dan harus jauh lebih murah dari manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan sistem akuntansi.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem informasi
akuntansi cukup penting bagi manajemen untuk memperoleh informasi khususnya
informasi keuangan yang diperlukan baik bagi perencanaan dan pengendalian
kegiatan maupun untuk melaksanakan pertanggung jawabanya.
2.1.4.Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi
Agar informasi yang dihasilkan oleh pengolahan data akuntansi
benar-benar menghasilkan informasi keuangan yang berguna dan dapat
dipercaya sesuai dengan tujuan sistem informasi akuntansi maka tidak lepas
dari unsur-unsur sistem informasi akuntansi. Adapun unsur-unsur sistem
informasi akuntansi yang dikemukakan oleh Azhar Susanto dalam buku
sistem informasi akuntansi (2008) adalah sebagai berikut;
“Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber daya
manusia dan modal dalam suatu organisasi yang dibangun untuk
menyajikan informasi keuangan yang diperoleh dari pengumpulan
dan pemprosesan data keuangan.”
12
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia merupakan potensi manusia atas peraanya dalam
pelaksanaan suatu sistem.
2. Alat
Merupakan samua sarana dan prasarana yang digunakan dalam
menjalankan pelaksanaan suatu sistem informasi didalam suatu
perusahaan.
3. Metode
Metode terdiri atas :
a) Organisasi, merupakan pertanggung jawaban dari bagian-bagian yang
terlibat dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi dalam suatu
perusahaan.
b) Prosedur, merupakan suatu urutan-urutan akuntansi dari suatu pekerjaan
tata usaha yang biasanya melibatkan beberapa petugas yang diadakan
untuk menjamin pelaksanaan yang seragam dari transaksi yang
berulang-ulang didalam suatu perusahaan.
c) Formulir, merupakan alat bantu berupa daftar isian yang berfungsi
d) sebagai alat bantu atas terjadinya transaksi. Didalam merancang suatu
formulir, prinsip-prinsip ini perlu diperhatikan :
Menggunakan tembusan
Untuk memenuhi babarapa tujuan sekaligus untuk mengurangi
13
pekerjaan klerikal, maka dengan adanya tembusan beberapa tujuan
dapat tercapai dengan sekilas pekerjaan saja.
Pencantuman nomor urut cetak
Nomor urut cetak digunakan untuk mengaawasi pemakaian dan
untuk mengidentifikasikan transaksi bisnis. Nomor urut cetak ini
akan dicantumkan didalam catatan akuntansi, sehingga
memudahkan pencarian kembali dokumen yang mengandung
informasi yang dicatat dalam catatan tersebut.
Rancangan formulir yang sederhana dan ringkas
Formulir yang dirancang sederhana dan ringkas akan
menghindarkan perekaan data yang tidak perlu sehingga akan
membantu pencatatanya kedalam buku jurnal dan buku pembantu.
Cantumkan nama dan alamat perusahaan
Formulir untuk antar bagian didalam perusahan tidak perlu memuat
nama dan alamat perusahaan. Namun, untuk formulir yang dikirim
keluar perusahaan, nama, alamat perlu dicantumkan unuk
memudahkan pengidentifikasian asal formulir tersebut bagi
perusahaan peneriman.
4. Pencatatan
Merupakan pengumulan dan pengelompokan data akuntansi yang biasanya
dicatat didalam suatu buku catatan untuk memudahkan proses pengolahan
data selanjutnya. Buku catatan tersebut adalah :
1. Jurnal merupakan buku catatan pertama (book of original entry).
14
2. Buku besar merupakan buku catatan akhir (book of final entry).
5. Pelaporan
Merupakan output dari suatu sistem pengolahan data akuntansi yang telah
melibatkan koordinasi manusia, alat dan metode dalam suatu perusahaan.
2.1.5 Organisasi Sistem Informasi Akuntansi
Pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility)
didalam suatu usaha ditujukan dengan struktur organisasi. Suatu penambahan
pola-pola distribusi wewenang adalah essential bagi penetapan kebutuhan in-
formasi, menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang
diperlukan didalam sistem informasi akuntansi. Struktur kegiatan pengumpulan,
pengolahan dan pelaporan didalam data suatu sistem informasi akuntansi harus se-
cara pararel erat dengan struktur organisasi satuan usaha yang dilayaninnya.
James D Mooney mengemukakan pengertian organisasi (2006)sebagai
berikut :
“Suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orang-orang dbawah
pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.”
Chester L Bernard (2006) mengemukakan pengertian organisasi adalah:
“Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerjasama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.”
Sistem informasi akuntansi yang kegiatanya terdiri dari pengumpulan data,
mengelolanya dan menghasilkan informasi harus selalu berkaitan erat dengan or-
ganisasi perusahaan yang dilayani.
15
Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu organisasi
harus dapat menampung dan menangani seluruh aktivitas perusahaan dengan
didukung oleh uraian tugas (job description) berikut adanya sistem dan prosedur
yang baik dan personil yang memadai, sehingga akan terjamin tujuan perusahan
dan tujuan akuntansi. Suatu organisasi dapat diuraikan juga sesuai dengan tingkat
sentralisasi dan desentralisasi yang mempunyai dampak terhadap pola
pengambilan keputusan dan pada giliranya juga terhadap metode pengumpulan
dan pengolahan data berikut dengan penciptaan informasi akuntansi pada waktu
metode pengumpulan dan pengolahan data secara manual, kecenderungan struktur
organisasi adalah desentralisasi. Dengan struktur organisasi secara desentralisasi
pengumpulan dan pengolahan data berikut wewenang pengambilan keputusan
telah didelegasikan oleh pimpinan puncak kepada pimpinan bawahan. Setelah di-
gunakanya sistem komputerisasi kecenderungan pengumpulan dan pengolahan
data berikut wewenang pengambilan keputusan telah desentralisasi.
2.1.6.Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan dari sistem akuntansi tidak akan tercapai jika sistem pengendalian
terganggu, suatu sistem merupakan subjek dari miss-manajemen,
kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan dan penyelewengan-penyelewengan
umum lainya sehingga sistem informasi harus mempunyai pertahanan terhadap
gangguan-gangguan tersebut, dan pertahanan ini harus dilakukan secara terus
menerus. Pertahanan dari sistem informasi sering disebut dengan pengendalian
keamanan sistem informasi (Information System Controll and Security).
16
Gangguan-gangguan yang terjadi biasanya dilakukan secara sengaja
ataupun tidak sengaja. Gangguan tidak sengaja dapat terjadi karena
kesalahan-kesalahan teknis (technical error), gangguan-gangguan lingkungan (en-
vironment hazards) dan karena kesalahan-kesalahan manusia itu sendiri
(human errors). Kesalahan-kesalahan manusia (human errors) yang terjadi
karena misalnya memasukan data yang salah, menghapus data secara tidak sen-
gaja dan sebagainya.
Kesalahan-kesalahan yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk tujuan
tertentu misalnya untuk mencuri data, merusak data atau hanya sekedar iseng. Jika
tujuanya untuk merusak dan merugikan sistem informasi, orang yang melakukan
ini disebut dengan cracker, sedangkan tujuanya untuk iseng tanpa merusak atau
mencuri data hanya ingin menunjukan bahwa dia dapat masuk ke sistem tanpa
otorisasi, orang yang melakukan ini disebut hacker.
Kegagalan-kegagalan yang sengaja untuk menggangu sistem informasi ini
termasuk dalam kategori computer abuse atau computer crime atau computer
fraud atau computer related crime. Computer crime merupakan kegiatan yang
melanggar hukum atau illegal, misalnya pencurian uang dengan mengubah catatan
komputer, perusakan software atau data secara tidak syah. Computer related
crime merupakn kegiatan menggunakn teknologi komputer untuk melakukan ke-
jahatan, misalnya dengan menggunakan internet untuk membeli barang dengan
menggunakan kartu kredit curian. Setiap perusahaan harus melakukan tindakan
pencegahan untuk melindungi sistem informasi mereka. Pengendalian yang
17
diterapkan pada komputer berguna dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di-
inginkan.
Pengendalian operasi komputer merupakan pekerjaan bagian komputer un-
tuk meyakinkan bahwa sistem informasi telah dijalankan dengan benar dan kon-
sisten dalam menyimpan dan memproses data. Sedangakan pengendalian secara
sistem informasi akuntansi merupakan.
Jogiyanto Hartono (2003;544) mengelompokan pengendalian terhadap
komputer sebagai berikut :
“Pengendalian-pengendalian di sistem informasi adalah pengendalian
secara umum (general controls) dan pengendalian aplikasi (applications
controls).”
James A. Hall (2002;352) mengelompokan pengendalian sistem
informasi berbantuan komputer sebagai berikut:
“Pengendalian atau control internal adalah sistem informasi berbantuan
komputer dibagi dalam dua kategori utama yaitu pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi”.
Azhar Susanto (2004;119) mengelompokan pengendalian sistem informasi
berbantuan komputer sebagai berikut:
“Sistem informasi berbasis komputer dikendalikan oleh kombinasi dari
pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (applica
tions control).”
18
2.1.6.1 Pengendalian Umum (General Control)
Azhar Susanto (2008;119) mendefinisikan pengendalian umum
sebagai berikut :
“Pengendalian umum mengontrol rancangan, keamanan dan
penggunaan komputer serta keamanan dari file-file data
organisasi secara umum”.
Pengendalian umum merupakan pengendalian yang menyeluruh yang
bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa prosedur yang di program
(software) telah berjalan secara efektif dan seluruh aktifitas bisnis.
Pengendalian ini meliputi:
1. Pengendalian atas Implementasi Sistem
Pengendalian terhadap implementasi merupakan pemeriksaan terhadap
proses pengembangan di berbagai bagian untuk meyakinkan bahwa proses
benar-benar terkendali dan dikelola dengan baik.Pemeriksaan terhadap
pengembangan sistem harus ditujukan untuk menyajikan suatu review for-
mal terhadap seluruh tahap pengembangan sistem informasi manajemen
disemua bagian sehingga manajemen memiliki informasi untuk
menyetujui atau menolak implementasi sistem informasi yang tengah dis-
usun.
2. Pengendalian atas Perangkat Lunak (Software)
Pengendalian penting dilakukan bagi setiap kategori software yang di-
gunakan dalam sistem informasi manajemen berbasis komputer. Pen-
gendalian software sistem informasi dan melindunginya dari akses yang
dilakukan oleh pihak yang berwenang. Software sistem merupakan bagian
19
pengendalian yang sangat penting karena mengontrol seluruh fungsi pro-
gram yang memproses data. Pengendalian keamanan program dirancang
untuk melindungi program dari perubahan yang tidak semestinya
yang dilakukan oleh orang yang tidak berhak sebelum program tersebut di-
operasikan.
3. Pengendalian atas Perangkat Keras (Hardware)
Pengendalain perangkat keras dikendalikan untuk menjamin bahwa hard-
ware yang digunakan secara fisik benar-benar aman sehingga dapat diak-
ses hanya oleh orang-orang yang berwewenang. Bagi organisasi yang
menggunakan sistem informasi berbasis komputer dalam seluruh
aktifitasnya harus memiliki pengamanan yang ekstra bagi peralatan
komputernya.
4. Pengendalian Komputer
Pengendalian operasi komputer merupakan pekerjaan bagian komputer
untuk meyakinkan bahwa sistem informasi telah dijalankan dengan benar
dan konsisten dalam menyimpan dan memproses data. Pengendalian ini
meliputi pengawasan terhadap seluruh pemrosesan, pengoperasian
hardware /software, pembuatan backup dan prosedur perbaikan yang
diterapkan.
5. Pengendalian Keamanan Data dan Jaringan
Pengendalian keamanan data diyakinkan untuk meyakinkan bahwa file-file
data baik pada disket maupun pada pita tidak ditujukan untuk akses bagi
yang tidak berwenang, perubahan dan perusakan. Pengendalian sangat mu-
20
dah dilakukan pada file yang disimpan secara batch. Pengendalian yang
sulit dilakukan yaitu untuk sistem online atau real-time, karena sistem
tersebut dapat diakses melalui terminal dimana saja pada saat sistem ini di-
operasikan.
6. Pengendalian Administratif
Pengendalian administratif merupakan pembuatan standar formal,
ketentuan-ketentuan, prosedur dan pengendalian disiplin untuk menjamin
bahwa pengendalian organsasi telah dilaksanakan dan diterapkan secara
tepat. Hal utama dalam pengendalian administratif adalah : 1) Pemisahan
fungsi, yaitu merupakan prinsip dasar dari pengendalian intern yang
berarti fungsi-fungsi harus dirancang untuk meminimumkan resiko
kesalahan atau kecurangan terhadap harta perusahaan. 2) Kebijakan dan
prosedur tertulis, yaitu sarana untuk menetapkan standar formal yang men-
gendalikan pengoperasian sistem informasi manajemen. 3) Supervisi,
merupakan menjamin bahwa pengendalian untuk sistem informasi
akuntansi telah dilaksanakan secara tepat.
2.1.6.2 Pengendalian Aplikasi (Aplication Control)
Azhar Susanto (2008;119) mendefinisikan pengendalian aplikasi
sebagai berkut :
“Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian khusus bagi
setiap aplikasi komputer.”
21
Pengendalian bagi setiap aplikasi harus melibatkan semua rangkaian
proses, baik secara manual maupun komputer, mulai dari langkah awal persiapan
transaksi, pelaksanaan transaksi hingga dihasilkan output dari tansaksi yang di-
laksanakan.
Pengendalian aplikasi dititik beratkan pada tujuan sebagai berikut :
1. Kelengkapan input dan pemutahiran data.
2. Ketetapan input dan pemutahiran data.
3. Keabsahan atau Validitas.
4. Pemeliharaan.
Pengendalian aplikasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahapan adalah
sebagai berikut:
1. Pengendalian Input atau Masukan
Pengendalian input merupakan pemeriksaan data dengan tujuan untuk
menguji dengan ketetapan dan kelengkapanya ketika data tersebut di-
masukan kedalam sistem ada beberapa pengendalian input yaitu : 1)
Otorisasi input, harus diotorisasi pencatatan dan monitoring yang tepat ter-
hadap sumber dokumen pada saat dimasukan pada sistem komputer. 2)
Konversi data, proses untuk mengubah data dari suatu bentuk ke bentuk
lain pada transaksi komputer. 3) Pemeriksaan atau editing, kegiatan rutin
dapat dilaksanakan untuk memeriksa input data dan memperbaikinya
sebelum diproses. 4) Penangan masalah, kelebihan dari sistem online bagi
pemeriksaan yaitu dapat dilakukan segera. Jika terjadi kesalahan yang
22
tidak disengaja, kesalahan tersebut dapat diketahui dan diperbaiki oleh
operator yang lainya.
2. Pengendalian Pemrosesan
Pengendalian pemrosesan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
bahwa data benar-benar lengkap dan akurat pada saat dimutakhiran.
Pengendalian atas pelaksanaan pemrosesan yang utama adalah dengan
menjalankan pengendalian penjumlahan, kesesuaian komputer dan pe-
meriksaan pemrograman.
3. Pengendalian Output
Pengendalian output dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil pemrosesan
komputer betul-betul tepat, lengkap dan didistribusikan dengan baik.
Umumnya pengendalian output terdiri dari :
Menyesuaikan antara seluruh output dengan seluruh in-out dan
pemrosesan yang dilakukan.
Pengujian atau review terhadap pelaksanaan proses komputerisasi
perhitungan dilakukan untuk menetapkan bahwa seluruh aktifitas
komputer benar-benar dijalankan untuk melaksanakan pemrosesan.
Pemeriksaan terhadap laporan output dilakukan untuk meyakinkan
bahwa jumlah, format dan rincianya benar dan sesuai dengan
inputnya.
Laporan output, pengujian dan dokumen penting lainya telah
didokumentasikan dan diotorisasi sesuai prosedur.
23
Fungsi utama sistem informasi akuntansi adalah mendorong seoptimal
mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang
berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan, akurat (dapat dipercaya)
dan lengkap. Sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila di-
tunjang dengan berbagai alat Bantu. Salah satunya adalah Enterprise Resource
Planning (ERP).
2.2. Kualitas Informasi Akuntansi
2.2.1. Pengertian Informasi Akuntansi
Akuntansi menyajikan teknik pengumpulan data serta bahasa komunikasi
ekonomi bagi perorangan maupun lembaga. Para penanam modal pada suatu pe-
rusahaan memerlukan informasi mengenai status keuangan dan prospek pe-
rusahaan dimasa yang akan datang. Bank dan pemasok perlu menilai sehat
tidaknya keuangan suatu perusahaan dan menaksir besarnya resiko, sebelum
mereka memberikan pinjaman atau memberikan kredit barang. Lembaga pe-
merintah berkepentingan dengan kegiatan keuangan suatu badan usaha untuk tu-
juan perpajakan dan pengendalian lainya. Karyawan dan serikat kerja sangat
berkepentingan pada stabilitas dan profitabilitas perusahan tempat mereka bekerja.
Para individu yang sangat tergantung dan terlibat dengan hasil akhir
akuntansi adalah mereka yang diserahi tanggung jawab untuk mengelola operasi
perusahaan. Secara keseluruhan mereka dinamakan “manajemen”. Banyak jenis
data diperlukan oleh manajemen, misalnya : dalam pengelolaan sehari-hari,
manajemen membutuhkan akuntansi untuk menyediakan data hutang kepada
kreditor dan jumlah tagihan dari masing-masing pelanggan serta kapan pem-
24
bayaranya. Para manajer mengandalkan informasi akuntansi untuk membantu
mereka dalam mengevaluasi operasi yang sedang berjalan dan merencanakan op-
erasi mendatang. Misalnya, dengan membandingkan hasil kegiatan yang lalu den-
gan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, akan ditentukan cara memacu
kearah yang menguntungkan dan meniadakan hal-hal yang merugikan.
Proses penggunan akuntansi dalam menyajikan informasi kepada para
pemakainya. Pertama, kelompok pemakai ditentukan dan informasi apa yang
diperlukan ditetapkan. Jenis informasi ini menentukan data ekonomi mana yang
akan dikumpulkan dan diproses oleh sistem akuntansi. Akhirnya, sistem akuntansi
akan mengeluarkan laporan yang menyajikan informasi-informasi pokok kepada
pemakainya. Misalnya, para investor membutuhkan informasi mengenai kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan untuk menilai profitabilitas dan resiko in-
vestasinya pada perusahan tersebut. Sistem akuntansi akan memenuhi kebutuhn
ini dengan mencatat informasi pokok dan secara berkala membuat ikhtisar in-
formasi tersebut berupa laporan keuangan. Meskipun informasi untuk
sekelompok pemakai mungkin saja sangat berbeda dengan yang dibutuhkan oleh
golongan lainya, namun akuntansi mampu menyajikan informasi akonomi bagi
setiap golongan guna membantu mengambil keputusan mengenai tindakan dimasa
yang akan datang.
25
2.2.2. Kualitas Informasi Akuntansi
Menurut Sulistyoningsih dalam (2006;1) mengemukakan pengertian
kualitas Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut :
“Informasi akuntansi dikatakan berkualitas apabila telah dapat mengungkapkan informasi yang materiil secara lengkap dan akurat mencakup dimensi penting yang relevan dari kejadian esensial.”
Menurut Sofyan Sapri Harahap (2006;97) kualitas informasi akuntansi
dilihat secara umum memiliki empat dimensi kualitas informasi yaitu :
a. Akurat
Merupakan informasi akuntansi harus tepat artinya tidak terdapat
kesalahan yang bisa menyesatkan pemakainya, kualitas keputusan yang di-
hasilkan juga ditentukan oleh kualitas informasi.
b. Relevan
Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi ke-
butuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.Informasi memi-
liki keputusan relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa
lalu,masa kini atau masa depan,menegaskan,atau mengoreksi ,hasil eval-
uasi mereka di masa lalu.Peran informasi dalam peramalan (predic-
tive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain.Dengan kata
lain,agar informasi relevan,informasi itu harus memiliki predivtive value
(meramalkan nilai masa yang akan dating),feedback value (menguatkan
atau mengoreksi pengharapan yang sudah lalu) pada saat yang sama dis-
ampaikan pada waktu yang tepat.
26
c. Tepat waktu
Informasi dikatakan tepat waktu bila informasi tersedia pada waktu
para pengambil keputusan menggunakannya untuk membuat
keputusan.Informasi yang disajikan haruslah cepat dan akurat pada saat
yang dibutuhkan atau tepat waktu.Untuk menyediakan informasi tepat
waktu,sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau
peristiwa diketahui mengurangi keandalan informasi.Sebaliknya jika
pelaporan ditunda sampai seluruh andal,tetapi kurang bermanfaat bagi
pengambil keputusan.Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk
pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.
d. Lengkap
Agar dapat diandalkan,informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materlitas dan biaya.Kesengajaan untuk tidak
mengunkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna
dari segi relevansi.Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup
semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.
Dimensi tersebut diatas dapat diperluas menjadi :
1. Efektifitas, berkaitan dengan relevansi suatu informasi dalam mendukung
suatu proses bisnis, termasuk didalamnya harus disajikan dalam waktu
yang tepat, akurat, konsisten, dapat digunakan dan lengkap.
2. Efisiensi, berkaitan dengan provisi informasi melalui penggunaan sumber
daya yang optimal (jadi harus produktif dan ekonomis)
27
3. Confidensial, berkaitan dengan proteksi yang berkaitan terhadap informasi
yang sensitive
4. Integritas, berkaitan dengan akurasi dan kelengkapan informasi juga
validitasnya berdasarkan aturan-aturan dan harapan-harapan yang berlaku
5. Ketersediaan, berkaitan dengan informasi yang selalu harus tersedia saat
diperlukan oleh pemakai karena itu berkaitan dengan pengamanan sumber
daya.
6. Kepatuhan, berkaitan dengan kepatuhan tehadap undang-undang peraturan
pemerintah serta tanggung jawab terhadap pihak eksternal.
7. Kebenaran Informasi, berkaitan dengan sistem informasi yang menyajkan
informasi bagi manajemen yang cocok digunakan untuk mengoperasikan
perusahaan dan memberikan pemakai laporan keuangan yang diperlukan
oleh pemakai dan badan pemerintah.
2.2.3. Krakteristik Kualitas Informasi Akuntansi
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.2 Qualitatif of
Accounting Information (Suwarjono 2005;164-179), yang menjelaskan
karakterisik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat atau berkualitas
adalah sebagai berikut :
1. Relevansi
2.Reliabilitas
3.Konsistensi
4.Komparabilitas
28
Penjelasannya diantaranya sebagai berikut:
1.Relevansi,
agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruh keputusan, maka informasi
tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Dan
informasi yang relevan mencakup :
Nilai Prediksi, informasi yang diihasilkan akan membantu pemakai
membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian mamsa lalu, masa
kini, dan masa depan.
Nilai Umpan Balik, yaitu informasi yang relevan juga membantu pe-
makai menjustifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu.
Tepat Waktu, agar relevan informasi juga harus tersedia kepada
pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas
untuk mempengaruhi keputusan yang diambil.
2.Reliabilitas,
informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan se-
cara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Reliabilitas sangat diperlukan
oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk
mengevaluaasi isi factual dari informasi. Reliabilitas mencakup :
Dapat Diperiksa/Daya Uji, ditujukan ketika pengukuran-pengukuran in-
dependent, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, men-
dapatkan hasil yang serupa.
29
Netral, berarti informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan
sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus factual, be-
nar, dan tidak bias.
Menyajikan Yang Seharusnya, berarti bahwa angka-angka dan
penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada
dan terjadi. Yaitu, angka-angka dan penjelasan akuntansi sesuai dengan
sumber daya atau kejadian yang diklaim oleh angka-angka serta
penjelasan tersebut.
3.Konsistensi
Apabila sebuah entitas mengaplikasi perlakuan akuntansi yang sama
untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka entitas
tersebut dianggap konsisten dalam menggunakan standar akuntansi. Itu tidak
berarti bahwa perusahaan tidak boleh dari suatu metode akuntansi ke metode
akuntansi lainnya. Perusahaan dapat mengganti satu metode ke metode
lainnya, tetapi pergantiaan tersebut dibatasi oleh situasi dimana perusahaan
harus dapat menunjukkan bahwa metode yang baru harus lebih baik daripada
metode sebelumnya. Kemudian sifat dan perubahan akuntansi, serta
alasannya, harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode
terjadinya perubahan..
4.Komparabilitas
Pada hakikatnya komparabilitas atau daya banding adalah bahwa
informasi akan semakin lebih bermanfaat jika dapat dikaitkan dengan ukuran
tertentu atau dengan suatu standar. Perbandingannya mungkin saja dilakukan
30
terhadap data perusahaan lain atau dengan informasi sejenis dalam perusahaan
yang sama, tetapi untuk periode lain dalam informasi sejenis dalam jangka
waktu yang sama.
2.3. Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP sistem adalah tulang punggung teknologi dari e-buisness, yang
merupakan sebuah kerangka kerja transaksi perusahaan dengan berbagai
hubungan pemprosesan seperti pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian
persediaan, perencanaan produksi dan distribusi, juga keuangan. Semua jenis
bisnis kini mengimplementasikan sistem Enterprice Rosouce Planning (ERP).
Sistem ERP juga berfungsi sebagai mesin software penting yang dibutuhkan un-
tuk mengintegrasikan dan mengotomasisasi banyak proses internal dan sistem in-
formasi dalam fungsi produksi, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan dan sum-
ber daya manusia. Kini, ERP dianggap sebagai sistem penting yang dibu-
tuhkan perusahaan untuk mencapai keberhasilan lingkungan bisnis yang di-
namis saat ini.
2.3.1 Pengertian Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart yang
dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2008;442)
mengemukakan pengertian Enterprise Resource Planning adalah :
“Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu sistem yang
mengintegrasikan seluruh aspek aktivitas organisasi kedalam suatu
sistem informasi akuntansi.”
31
Menurut Azhar Susanto (200820) mengemukakan pengertian Enterprise
Resource Planning adalah :
“ERP adalah paket software terintegrasi yang dirancang untuk mem
berikan integrasi yang menyeluruh terhadap seluruh data yang
terkait dengan sistem informasi perusahaan.”
Menurut James A. Hall (2002;114) mengemukakan pengertian Enterprise
Resource Planning adalah :
“ERP sistem adalah paket perangkat lunak modul berganda yang
berkembang terutama dari sistem perencanaan manufaktur tradisional
(manufacturing resource planning-MRP II).”
Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh Dwia-
noegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdi (2008;186) mengemukakan penger-
tian Enterprise Resource Planning adalah :
“ERP adalah Software yang memungkinkan perusahaan untuk: mengotomasi dan mengintegrasikan banyak proses bisnis mereka, berbagi database dan praktik bisnis yang umum diseluruh perusahaan, dan menghasilkan informasi dalam waktu terkini.”
Menurut James A. O’brien yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasary dan
Deny Arnos Kwary (2005;320) mengemukakan pengertian Enterprise Resource
Planning adalah :
“ERP adalah tulang pungggung teknologi dari e-business, sebuah kerangka kerja transaksi keseluruhan perusahaan dengan berbagai hubun-gan ke pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan.”
Menurut Ronald L. Thompson dan William L. Cats-Baril (2008;354)
mengemukakan pengertian Enterprise Resource Planning adalah :
32
“Enterprise Resource Planning (ERP) system were designed to replace a
compani’s older, legacy information system with a group of highly
integrated software modules.”
Menurut definisi diatas ERP adalah sistem yang didesain untuk
menggantikan perangkat perusahaan terdahulu, dengan kumpulan modul-modul
software canggih yang terintegrasi dalam menghasilkan sistem informasi .
Menurut Philp Smith dalam ERP Software Solution (2008) yang dikutip
melalui www.google.com mengemukakan pengertian Enterprise Resource
Planning adalah :
“ERP adalah software aplikasi berskala perusahaan yang dapat menyediakan penyimpaanan informasi yang tersentralisasi bagi detail transaksi dalam jumlah besar yang terjadi setiap harinya. ERP mengintegrasikan inti proses bisnis dari perencanaan sampai produksi, distribusi dan penjualan.”
Software ERP yang berupa kumpulan modul-modul diterapkan di seluruh
perusahaan dan menghubungkan seluruh bagian perusahaan melalui tranmisi
logikal dan berbagai data yang sama. Karena cakupanya yang luas, sistem ERP
dibagi atas beberapa modul dan setiap modul dibagi lagi menjadi sub-sub modul
yang lebih kecil. Semua modul dalam sistem ERP saling melengkapi dan
merupakan satu kesatuan. Setiap modul bisa terdiri dari ribuan proses bisnis, di-
mana masing-masing proses bisnis ini didapatkan dari praktek-praktek bisnis ter-
baik (best Practices). Pengelompokan modul biasanya dilakukan berdasarkan per-
timbangan fungsional. Konfigurasi ERP memungkinkan 8000 tabel yang men-
gatur jenjang-jenjang dalam perusahaan merangkum semuanya dalam struktur or-
ganisasi sampai diskon harga. Bahkan menajer dapat memperoleh informasi
keuangan perusahaan hanya dengan beberapa ketukan di keyboard komputer
33
(dikenal dengan istilah Informaton in your Fingertips). Software ini mengubah
data transaksi menjadi informasi yang berguna dan menyusunnya supaya dapat di-
analisa lebih lanjut. Dengan cara ini, semua data transaksi yang terkumpul
berubah menjadi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan
2.3.2 Ciri-ciri Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut Mulia Hartono dalam 7 langkah mudah membangun sistem in-
formasi ERP (2008;4) yang dikutip melalui www.intacsindo.com sebuah ERP
sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sistem Tunggal
Sistem ERP dibangun dalam sistem tunggal sehingga informasi dapat
diperoleh dengan mudah dan cepat karena memiliki data yang terintegrasi.
Sistem lain yang non-ERP umumnya dibangun tidak dalam mesin tunggal
misal ada data dalam SQL server, sementara data lainya dalam FozPro, hal ini
menyebabkan sulitnya memperoleh informasi dengan cepat.
2. Modul Lengkap
Sistem ERP memiliki modul yang lengkap dan saling terintegrasi yang
menjangkau semua bagian dan fungsi perusahaan karena mempunyai konsep
yang jelas.
3. Fleksibel
Sistem ERP sangat fleksibel dan dapat diimplementasikan di semua anak
perusahaan atau pabrik manapun dalam suatu perusahan karena dapat dis-
esuaikan (dikonfigurasi) sesuai dengan kebutuhan.
34
4. Laporan
sistem ERP memiliki data seluruh sumber daya perusahaan dan dapat
memberikan laporan apa saja yang diperlukan termasuk fungsi-fungsi statistik
untuk menganalisis laporan.
2.3.3 Unsur-unsur Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut Michael Uram dalam Journal Enterprise Solution (2008;2)
mengemukakan bahwa ada seperangkat komputer atau disebut infrastruktur ERP
yang diperlukan untuk proses ERP terdiri dari :
“1. Physical Component (server, network, storage, client)2. People ( Business staff, operation staff, development staff)3.Organizational Process (program and project management, change management, support service).”
Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai 3 komponen penting
didalam proses sistem Enterprise Resource Planning (ERP) :
1. Physical Component (Komponen Fisik)
a. Server-Client yang terdiri dari komputer server dan beberapa komputer
client. Server menjadi pusat sistem informasi, sedangkan client
merupakan komputer yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas
penanganan data.
b. Network (Jaringan), merupakan suatu unit komunikasi yang membantu
didalam penyebaran informasi.
c. Storage (Penyimpanan), merupakan tempat penyimpanan yang
digunakan untuk menyimpan data yang diolah oleh komputer.
35
2. People (Sumber Daya Manusia)
Sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting untuk
pengembangan dan implementasi sistem adalah :
a. Staf Bisnis (Business Staff)
Staf bisnis merupakan orang yang bertugas menganalisa workflow
(urutan proses) sistem manajemen yang sedang berjalan (workflow
as-is) dan mendesain workflow baru yang lebih efisien (Workflow
should-be).Staf bisnis haruslah orang yang menguasai ilmu yang
berhubungan dengan proses bisnis yang dianalisa, misalnya membuat
analisa di departemen accounting maka staf bisnis harus menguasai
siklus akuntansi.
b. Staf Operasi (Operation Staff)
Staf operasi merupakan staf yang bertanggung jawab pada kegiatan
operasional sehari-hari, misalnya backup data.
c. Staf Pengembangan (Development Staff)
Staf pengembangan bertugas untuk mengembangkan sistem dengan
mendisain program-program yang diperlukan.
3. Organization Process (Proses Organisasi)
a. Program dan proyek manajemen (Program and Project Management)
Penerapan sistem ERP biasanya merupakan bagian dari program dan
proyekmanajemen, yang dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertim-
bangan manajemen.
36
Berikut ini alasan mengapa perusahaan melakukan perubahan :
1. Perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis
Peningkatan pesaing, pertumbuhan bisnis atau konsolidasi, merger
dan divestasi, peraturan baru, atau perubahan dalam hubungan
regional serta global dapat mengubah struktur dan tujuan or-
ganisasi. Agar tetap responsif atas kebutuhan perusahaan, maka
sistem juga harus berubah.
2. Perubahan Teknologi
Sejalan dengan makin maju dan murahnya teknologi, perusahaan
dapat memanfaatkan berbagai kemampuan baru atau lama.
3. Peningkatan Proses Bisnis
Banyaknya perusahaan memiliki proses bisnis yang tidak efisien
sehingga membutuhkan pembaruan untuk memuaskan pelanggan.
4. Keunggulan Kompetitif
Peningkatan kualitas, kuantias dan kecepatan informasi dapat
meningkatkan produk atau layanan serta dapat membantu mengu-
rangi biaya.
5. Perolehan Produktivitas
Komputer akan mengotomatisasi pekerjaan administrasi secara
rutin serta signfikan didalam mengurangi waktu untuk melakukan
tugas-tugas lainya.
37
6. Pertumbuhan
Perusahan berkembang lebih basar dari sistemnya sehingga harus
meningkatkan atau melakukan perubahan terhadap sistemnya
secara keseluruhan.
7. Penciutan
Perusahaan seringkali berpindah dari mainframe terpusat
ke jaringan PC atau sistem berbasis internet untuk mamanfaatkan
rasio harga/kinerja mereka. Hal ini menempatkan pengambilan
keputusan dan informasi yang terkait sampai ke bagan organisasi.
b. Perubahan Proses Kerja (Change Manajement)
Penerapan sistem ERP berpengaruh terhadap budaya perusahaan,
sehingga diperlukan perubahan proses kerja (Change Manajement)
pada masa penyesuaian atau yang sering disebut proses implementasi.
Jika pada proses implementasi tersebut diperlukan perubahan proses
kerja yang cukup mendasar, maka perusahan harus melakukan
rekayasa ulang proses bisnis atau Business Process Reengineering
(BPR) yaitu analisis menyeluruh dan mendesain ulang yang lengkap
atau proses bisnis dan sistem informasi untuk mencapai peningkatan
kualitas yang dramatis. Walaupun memerlukan waktu yang cukup
lama beberapa keuntungan dari proses BPR yaitu :
Untuk menyederhanakan sistem
Untuk membuatnya lebih efektif
Untuk meningkatkan kualitas serta layanan perusahaan
38
c. Layanan dan Dukungan dari IT Departemen (Support Service)
Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem dan mendukung
pelaksanaan dari sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan men-
capai tujuan, diperlukan adanya layanan dan dukungan dari IT de-
partemen atau vendor software. Dengan begitu para pengguna
(Users) akan mampu memahami sistem secara cepat, dan user akan
puas dengan sistem yang ada karena sistem tersebut dapat membantu
kerja mereka dan tidak merumitkan.
Pengimplementasian sistem ERP bukan merupakan kejadian yang
muncul kemudian berakhir. Skala sistem yang sangat luas menyebabkan manajer
menyadari yang terjadi tidak akan pernah lengkap terselesaikan.
Organisasi-organisasi akan terus berubah dan berkembang dan sistem yang ada
harus ikut berubah dan berkembang bersama.
2.3.4 Modul-Modul Enterprise Resource Planning (ERP)
ERP memiliki cakupan fungsi yang sangat luas, di dalam fungsi-fungsi
tersebut terdapat komponen-komponen yang sering disebut dengan istilah modul.
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi
serta modul pendukung yakni Finansial dan Akuntansi serta Sumber Daya
Manusia.
Menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber Daya
Perusahaan (2009) dijelaskan modul-modul ERP adalah sebagai berikut :
Modul Operasi adalah : Modul yang berhubungan dengan pengontrolan
produksi. Sub Modulnya terdiri dari: General Logistics, Sales and
39
Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Man-
agement, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and
Control, Project System, Environment Management
Modul Finansial dan Akuntansi adalah : Modul yang berhubungan den-
gan masalah keuangan dan akuntansi. Sub Modulnya terdiri dari : General
Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management,
Treasury, Enterprise Controlling.
Modul Sumber Daya Manusia adalah : Modul yang berhubungan
dengan sumber daya manusia. Sub Modulnya terdiri dari : Personnel
Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event
Management, Organizational Management, Travel Management
2.3.5 Fungsi Enterprise Resource Planning (ERP) atau Enterprise System
Menurut Gelinas, Hunton and Sutton (2005 ; 52) dijelaskan mengenai
fungsi atau kegunaan dari Enterprise System secara umum diantaranya :
1. Enterprise Support for Organizational Process Capturing data during, business process Enterprise System facilitate functioning of of the organization’s
business Enterprise System record that business events have accured Enterprise System store data for decision making
2. Enterprise System Support for Major Business Events Process Order to cash Purchase to pay
Dibawah ini akan dijelaskan mengenai definisi fungsi atau kegunaan
dari enterprise system menurut ani dalam Gelinas, Hunton and Sutton (2005 ; 52)
adalah sebagai berikut:
40
1. Dapat mendukung proses organisasi
Pengolahan data, proses bisnis
Menjadi fasilitas bagi fungsi organisasi bisnis
Merekam proses bisnis dengan lebih teliti
Menyimpan data untuk pengambilan keputusan.
2. Dapat mendukung dalam proses bisnis yang utama.
Pembayaran pesanan
Pembayaran pembelian
Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber
Daya Perusahaan (2009) dijelaskan mengenai fungsi atau kegunaan dari sistem
Enterprise resource Planning (ERP) adalah sebagai berikut :
1. Integrasi data keuangan, yaitu : Untuk mengintegrasikan data keuangan se-
hingga Top Management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan pe-
rusahaan dengan lebih baik.
2. Standarisasi proses operasi berfungsi menstandarkan proses operasi melalui
Implementasi Best Practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas.
Penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.
3. Standarisasi data dan Informasi berfungsi menstandarkan data dan
informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahan besar
yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bis-
nis yang berbeda-beda.
41
2.3.6 Keuntungan dan Kerugian Enterprise Resource Planning (ERP)
Menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber Daya
Perusahaan (2009) yang dikutip melalui www.wikipedia.com dijelaskan
mengenai keuntungan yang bisa diukur dengan menggunakan sistem Enterprise
Resource Planning (ERP) :
Penurunan inventori Penurunan tenaga kerja secara total Peningkatan service level Peningkatan kontrol keuangan Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi
Sedangkan Kelemahan Enterprise Resource Planning (ERP) :
Disamping banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem ERP, beberapa
kelemahan ERP perlu diperhatikan. Kelemahan ERP adalah sebagai berikut :
1. Implementasi ERP sangat sulit karena penerapanya yang terintegrasi
dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan
penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to change dari
personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.
2. Biaya implementasi ERP yang sangat mahal
3. Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar di penerapan ERP
tetapi tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah
4. Permasalahan lainya dalah pada personil yang tiba-tiba dibebani
dengan tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang
baik mental maupun keahlianya
42
2.3.7 Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
2.2.7.1.Sekilas Mengenai Vendor dan Produk SAP R/3
SAP AG atau yang sering disebut SAP merupakan perusahaan Jerman
yang didirikan sejak tahun 1972 dan telah berkembang menjadi salah satu
perusahaan perangkat lunak terdepan di dunia. SAP beroperasi di seluruh dunia
dengan 28 anak perusahaan dan 6 rekanan perusahaan di lebih dari 40 negara.
SAP merupakan nama dari perusahaan juga merupakan nama paket sistem ERP.
Sistem SAP terdiri dari berbagai modul yang secara penuh telah terintegrasi dan
tercakup didalamnya keseluruhan aspek manajemen bisnis. Sistem ini telah
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat dari
organisasi-organisasi komersil yang selalu berusaha meraih efisiensi dan
efektifitas. Sistem ini menawarkn sistem yang unik yang mendukung sebagian be-
sar area bisnis dalam skala global.
Sistem tersebut telah terintegrasi dan menawarkan kesesuaian pada
keseluruhan fungsi bisnis. Sistem SAP yang terbaru dikenal dengan nama SAP
R/3, dimana sistem ini dirancang untuk dioperasikan dalam konfigurasi 3
tingkatan server/client, yang dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini :
R/3 Fornt End Server
R/3 Application Server
R/3 Database Server
43
Gambar 4.1 Triple Client Server Configuration(Sumber : Jonathan Blaint, Using SAP R/3. (Indiana Polis, IN:Que,1996))
Pusat atau inti sistem ini merupakan kumpulan server-server jaringan
database berkecepatan tinggi. server-server database ini merupakan kumpulan
komputer-komputer dengan spesifikasi tertentu yang dirancang untuk secara
efisien menangani berbagai kumpulan informasi. Kemudian diluarnya terdapat ap-
likasi-aplikasi yang terdiri dari modul-modul yang dapat dioperasikan melalui
komputer yang terpisah.
Aplikasi-aplikasi tersebut dihubungkan melalui jaringan di sekeliling
kumpulan database dan mempunyai akses terhadap database tersebut secara in-
dependent. Sedangkan para pengguna mengoperasikan aplikasi-aplikasi tersebut
melaalui front-end-server, yang merupakan personal komputer yang dijalankan
dengan Microsoft Windows NT.
Sistem SAP R/3 ini telah seutuhnya terintegrasi sehingga data yang ada
dapat digunakan bersama pada seluruh aplikasi yang ada. Contohnya bila seorang
pegawai memasukan transaksi pengiriman pada modul sales and distribution,
maka transaksi tersebut segera dapat dilihat pada aakun utang dagang dalam
modul financial accounting dan dapat dilihat juga pada pengaturan persediaan
yang
terdapat dalam modul material manajemen.
2.3.7.2 Pemilihan Vendor
Pemilihan vendor (penjual) ERP sangat penting dalam mengimplemen-
tasikan software ERP. Konsep yang mendasari proses bisnis dalam software yang
dimiliki oleh vendor menjadi faktor penting dalam pemilihan vendor. Semakin be-
44
sar pebedaan-perbedaan yang terjadi antara proses yang ada pada perusahaan,
akan menghasilkan kesulitan yang besar pula dalam penerapan ERP. Proses yang
baru, harus dapat diterima oleh para pengguna dan hampir sama dengan proses
yang sudah ada, supaya penerapan berlangsung tanpa adanya masalah yang
signifikan.Beberapa vendor ERP yaitu SAP (dengan nama paket sistem SAP R/3),
baan (dengan nama paket sistem SSA), Oracle, Peoplesoft, J.D Edwards.
2.3.7.3 Pemberian Pelatihan
Kompleksnya didalam penerapan sistem ERP, menjadikan pelatihan
merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam implementasi sistem ERP.
Pelatihan dilaksanakan sebelum, pada saat, dan sesudah penerapan sistem.
Pelatihan yang berhubungan dengan penerapan software ERP dapat dilihat pada
table berikut :
Pelatihan Yang Berhubungan Dengan Penerapan Software ERP
Tipe Pelatihan Waktu Pelaksanan Pelatihan
Mempelajari vendor software Sebelum sistem ERP direncanakan
Pelatihan oleh vendor ERP (atau oleh
perusahaan yang berspesialisasi dalam
pemberian pelatihan ERP)
Pada saat perancangan dan pengimple-
mentasian sistem. Dan sesudah penera-
pan sistem.
Pelatihan peer-to-peer atau saling mem-
bandingkan, seperti seminar.
Akan sangat membantu setelah
penerapan sistem ERP
Sumber : Raymond McLeod dan George Schell yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh (2001 ; 311)
Menurut Intacs Business Solution Official Site (IBSOS) (2008;1)
dijelaskan bahwa banyak perusahaan yang ingin mengimplementasikan ERP
45
hanya mendengar hal-hal positif dari vendor, tetapi tidak memahami
kesulitan-kesulitan yang terjadi serta biaya yang dibutuhkan untuk implementasi
selain biaya software sehingga sering underestimated. Organisasi perlu
mengetahui perubahan-perubahan yang akan terjadi jika implementasi ERP akan
dilakukan, diantaranya :
1. Banyak pekerjaan yang akan diotomasi sesudah implementasi sehingga
mengurangi fleksibilitas dalam mengoperasikan sebuah bisnis.
2. Kata ”Enterprise” dalam ERP mengandung makna apa yang terjadi di
satu area akan memiliki efek beriak pada area lain.
3. Sistem ERP cenderung menggantikan sistem lama baik pada level taktis
maupun manajemen. Segala sesuatu harus dijalankan secara konsisten
yang berarti cara yang diterapkan dalam menjalankan sesuatu harus
sama untuk semua area. Disamping itu perlakuan khusus yang akan
dilakukan pada satu area tidak akan terwujud tanpa merubah konfigurasi
sistem.
Hal-hal inilah yang sering tidak dimengerti oleh sebuah perusahaan dan
selanjutnya terjebak pada saat mengimplementasikan.
Menurut Intacs Business Solution Official Site (IBSOS) (2008;1)
terdapat 4 faktor kunci kesuksesan implementasi ERP yaitu :
1. bisnis proses yang matang, 2. manajemen perubahan yang baik, 3. komitmen manajemen mulai dari level manajemen sampai user sistem 4. perubahan budaya organisasi.”
46
Beberapa penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :
Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dalih bahasakan oleh
Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra almahdi dalam buku Operations man-
agement (2006) memngemukakan bahwa ada beberapa penyebab kegagalan im-
plementasi ERP diantaranya:
1. Manajemen perubahan dan training. Biasanya kesulitan terbesar terletak pada
perubahan praktek pekerjaan yang harus dilakukan. Disamping itu training
yang melibatkan banyak modul seharusnya dilaksanakan seawal mungkin.
2. To BPR or not to BPR. Perusahaan harus memilih antara merubah bisnis
proses untuk menyesuaikan sistem atau sebaliknya, dengan implikasi berupa
biaya dan waktu untuk merubah sistem.
3. Perencanaan yang buruk. Perencanaan harus mencakup beberapa area seperti
hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk membuat keputusan pada
konfigurasi sistem.
4. Meremehkan keahlian IT. Implementasi ERP membutuhkan keahlian staff
ditingkatkan dengan baik.
5. Manajemen proyek yang buruk. Hanya sedikit organisasi yang
mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan. Namun sering kali
konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak
membagi tanggung jawab.
6. Percobaan-percobaan teknologi. Usaha-usaha untuk membangun interface,
merubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan merubah data biasanya
diremehkan.
47
7. Rendahnya keterlibatan Eksekutif. Implementasi membutuhkan keterlibatan
eksekutif senior untuk memastikan adaya partisipasi yang terdiri dari bisnis
dan IT dan membantu penyelesaian konflik-konflik.
8. Meremehkan sumber daya. Sebagian besar budget melebihi target terutama
untuk manajemen perubahan dan training user, pengujian integrasi,
proses-proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan dan biaya konsultan.
9. Evaluasi software yang tidak mencukupi. Organisasi biasanya tidak cukup
memahami apa dan bagaimana software ERP bekerja sampai mereka sepakat
untuk membeli.
Untuk mengatasi tersebut ada dua cara yang disarankan oleh Turbit
(2005;2) yaitu melakukan perubahan budaya dan manajemen perubahan yang
baik. Beberapa perubahan budaya yang harus dilakukan organisasi diantaranya :
1. Karyawan / user harus merubah fokus dari pekerjaan milik saya menjadi
pekerjaan keseluruhan organisasi.
2. Perubahan budaya biasanya memerlukan waktu beberapa hari
3. Perubahan dari sistem lama yang mempunyai fleksibilitas tinggi (misal
dalam pengambilan keputusan) dan tidak menaruh perhatian pada
konsistensi menjadi sistem baru yang menaruh perhatian pada konsistensi.
Kendala-Kendala dalam Implementasi ERP
Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh
Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdi dalam buku Operations
Manangement (2006) mengemukakan bahwa kendala yang dihadapi dalam
implementasi dikategorikan menjadi 3 aspek :
48
1. Teknis, Diantaranya masalah bahasa dan perubahan dari model hard copy
menjadi model display.
Penggunaan Software ERP menuntut terminologi istilah yang sama
sehingga istilah-istilah dalam produksi, penjualan, dll yang digunakan
harus diubah sesuai istilah-istilah dalam ERP yang berbahasa Inggris.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen secara
tradisional dilakukan dengan menggunakan model hard copy dimana
Manajer menandatangani tumpukan kertas yang dimejanya dipaksa
untuk membuka komputer karena proses Approval dilakukan melalui
media tersebut (model display).
2. Budaya, Implementasi ERP yang berbasis penggunaan teknologi
menuntut perubahan-perubahan yang harus dilakukan karyawan
diantaranya harus aware terhadap penggunaan software tersebut (sebagai
contoh selalu update data).
3. Politik, Kendala yang menghambat implementasi berasal dari dalam tubuh
departemen IT sendiri dan dari luar departemen.
Sebagian besar karyawan IT merasa pekerjaannya akan hilang karena
digantikan oleh sistem tersebut. Hal ini dikarenakan sebelum
penerapan sistem ERP, bagian IT inilah yang bertanggung jawab
untuk membuat aplikasi-aplikasi sesuai dengan kebutuhan user
disemua departemen. Beberapa karyawan di luar departemen IT juga
merasa terancam dengan berkurangnya kekuasaan karena sebagian
pekerjaan akan dilakukan oleh software ERP.
49
Dengan alasan politis tertentu, beberapa unit kerja yang sebenarnya
bisa dihapus tidak dapat dilakukan.
Keengganan user atau karyawan departemen lain pada saat
diimplementasikan software karena adanya unsur ”ketidakpercayaan”
terhadap departemen IT. Ketidakpercayaan tersebut timbul karena
ketakutan bahwa data-data atau laporan-laporan rahasia mereka akan
diketahui oleh bagian IT selaku administrator.
Usaha-Usaha Mengatasi Kendala Implementasi
Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh
Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Alhmadi dalam buku Operations
Management (2006) mengemukakan bahwa ada beberapa usaha untuk
mengatasi kendala dalam implementasi diantaranya:
1. Implementasi Change Acceleration Project (CAP) untuk mengelola
perubahan-perubahan yang terjadi dalam implementasi ERP.
2. Pendekatan dengan user sebelum penerapan sistem ERP melalui
presentasi-presentasi untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan
implementasi sistem tersebut.
3. Pengembangan Sistem Recovery dalam Implementasi ERP.
Hasil-Hasil Setelah Implementasi ERP
Dengan implementasi yang telah dilaksanakan ada beberapa perbaikan
yang diperoleh diantaranya :
Mempercepat proses order dari distributor sehingga membantu
meningkatkan penjualan
50
Mempercepat waktu pembuatan laporan keuangan, dari sebelumnya
per tanggal lima belas menjadi tanggal lima sudah tercetak semua laporan.
Meningkatkan keakuratan informasi.
Faktor-faktor Kesukesan dalam ERP
Menurut Zeplin Jiwa Husada dalam journal Enterprise Resource Planning
(2003;2) ada bebrapa hal yang menjadi faktor kesuksesan dalam ERP di
dalam perusahaan, yaitu:
1. Organisasi (management)
Organisas adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara
formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan,adapun unsure-unsur dalam organisasi adalah:
a.Perhatian
Sikap karyawan untuk berada dalam organisasi dan terlibat dalam upaya
upaya mencapai misi,nilai-nilai dan tujuan organisasi.Lebih lanjut
dijelaskan,bahwa komitmen merupakan suatu bentuk loyalitas yang lebih
konkret yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan
perhatian,gagasan, dan tanggung jawab dalam upaya mencapai tujuan
organisasi.
b.Gagasan
Proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau sekelompok orang
dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Dalam hal ini organisasi di tuntut untuk bias lebih baik atau
lebih cekatan dalam menolala organisasi dalam perusahaan.
51
c.Tanggung jawab
Derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif
didalamnya, menganggap perstasinya penting untuk harga diri.
d.Pendidikan
Setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang seang menjadi tanggung jawabnya.Dalam hal ini
organisasi dituntut untuk bias mengkoordinasikan seluruh bagian yang
ada di dalam perusahaan.
e.Peran dan tanggung jawab
Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen puncak untuk
mengukur dan menilai prestasi kinerja manajer di bawahnya.
2.Proses
Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami
atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,keahlian atau
sumber daya lainnya, yang terjadi menghasilkan suatu hasil,Suatu proses
mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat
dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.Unsur-unsur dari proses
dalam ERP adalah:
a.Penilaian
Penjajaran strategi dimulai dengan kebutuhan penafsiran IT dan
diagnose masalah yang menizinkan eksekutif untuk menyediakan
pengertian pada kebutuhan kritis, dan priritas yang mereka hadapi.
52
b.Perencanaan
Berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa element yang terpisah ke dalam kesatuan yang
utuh dan berfungsi sebagai konfigurasi dari komponen-komponen
perangkat lunak dan perngkat keras dari suatu sistem.
3.Teknologi
Teknologi adalah satu cirri yang mendefinisikan kakikat manusia yaitu
bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan serjarah. Beberapa aspek
penting yang ada didalam teknologi diantaranya adalah:
a.Perangkat keras
Perangkat computer yang terdiri atas susunan komponen-komponen
elektronik berbentuk fisik (berupa benda). Jenis-jenis hardware pada
personal computer (PC), antar lain motherboard, hard disk,CD room,
memory, dan lain-lain.
b.Sistem Management
Untuk meminimalkan penggunan yang lebih dari suatu sistem, seperti
redundasi perangkat atau resource, permintaan yang tumpang tindih dari
penyimpanan performance, network management, menekan pengeluaran,
biaya maintance, diagnose dan perbaikan, serta migrasi dari suatu sistem
lama ke sistem baru.
53
4.Data
Fakta berupa angka, karakter, symbol, tanda-tanda, tulisan, suara,
bunyi, yang mempersentasikan keadaan sebenarnya yang selanjutnya
digunakan sebagai masukan suatu sistem informasi.Ada beberapa jenis
data,diantaranya adalah:
a.Kerangka keja
Kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen atau
bagian, secara keselurahan saling berkaitan dan organisir sedemikian
rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
b.Transaksi data
Bertambah setiap terjadi baru files tersebut berfungsi untuk
menyimpan secara detail transaksi yang terjadi.
c.Menyimpan data
Cara menyimpan atau mempresentasikan data di dalam Komputer
agar bias dipakai secara efisien.Sedangkan data alah representasi
dari fakta dunia nyata.Fakta atau keterangan tentang kekayaan yang
disimpan, direkam, atau direpresentasikan dalam bentuk tulisan,
suara, gambar, simbol.
5.People/manusia
Dalam sistem ERP, selain teknologi maka ada factor lain yang sangat
berpengaruh,yaitu faktor manusia.Manusia merupakan pelaku atau objek
aktif untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan tersebut ada beberapa unsur
yang ada dalam manusia yang harus dikembangkan atau dilatih, yaitu:
54
a.Pengajaran
Proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau sekelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Dalam hal ini organisasi di tuntut untuk bias lebih baik
atau lebih cekatan dalam mengolala organisasi dalam perusahan, agar
tidak terjadi human error di dalam perusahaan yang dapat merugikan
perusahaan.
b.Pelatihan
Setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan
tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya.Dalam hal ini
organisasi dituntut untuk bias mengkoordinasikan seluruh bagian yang
ada didalam perusahaan.
c.Keterampilan
Proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju. Pertumbu
han sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal
jumlah, ukuran, dan arti pentingnya pertumbuhan juga dapat berarti
sebuah tahapan perkembangan.
d. pengetahuan
Sebuah prose yang mengkoordinasikan pengguna informasi,
pengetahuan, dan pengalaman. Dengan konsep tersebut, berarti
perbedaan untuk data informasi dan pengetahuan.Berdasarkan
hierarkinya informasi berasal dari data yang telah diproses sehingga
dapat diinterpretasikan.
55
2.4. Kerangka pemikiran
Seiring dengan perubahan bisnis global, kebutuhan untuk meningkatkan
daya saing juga semakin tinggi. Dengan tuntutan dan tekanan tersebut, para ek-
sekutif perusahan memusatkan penelitiannya untuk dapat memenangkan per-
saingan, meningkatkan pengawasan operasional, menyederhanakan proses ad-
ministrasi untuk menekan biaya overhead, meningkatkan pelayanan kepada
pelanggan, mengembangkan produk dan layanan baru.
Kemampuan pegambilan keputusan yang akurat dan tepat waktu, untuk
mengahdapi pesaing memang selalu menjadi impian para eksekutif. Untuk itu
bukan hanya dibutuhkan informasi yang relevan, seperti target pasar, kebutuhan
akan produk atau jasa dan tingkat kepuasan pelanggan. Tetapi yang lebih penting
adalah tingkat akurasi informasi dapat dihasilkan, serta pada waktu yang tepat.
Beberapa perusahan sekarang ini merasakan bahwa informasi keuangan
yang disediakan tidak lagi memenuhi kebutuhan manajemen. Ketersediaan in-
formasi yang mencakup semua aspek konsumen merencanakan dan melakukan
transaksi pembelian, proses pengadaan, lokasi penyimpanan, pengiriman barang
sampai proses pembayaran dan kondisi keuangan, menjadi prasyarat untuk
meningkatkan kinerja fungsi manjemen perusahaan secara keseluruhan.
Dengan perkembangan teknologi sedemikian pesat, Kini tersedia pilihan
yang cukup banyak untuk aplikasi komputer terpadu yang mengintegrasikan
proses-proses bisnis. Aplikasi-aplikasi tersebut dikembangakan berdasarkan
konsep Enterprise Resource Planning (ERP)
56
Marshall B. Romney dan Paul Jhon Steinbart yang dialihbahasakan
oleh Dewi Fitriasari dan Denny Arnos Kwari (2004;442) mengemukakan
pengertian Enterprise Resource Planning adalah :
“Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu sistem yang
mengintegrasikan seluruh aspek aktivitas organisasi kedalam suatu
sistem informasi akuntansi.
Namun perlu diingat pengimplementasian ERP bukan hanya semata-mata
peningkatan dan pengembangan teknologi saja. Yang harus diingat dengan
peningkatan dan pengembangan teknologi disini adalah untuk mendukung
manajemen perusahaan dalam menghasilkaan informasi yang berkualitas
khususnya informasi dalam pengambilan keputusan.
Menurut Sulistyoningsih (2006;4), yang dikutip melalui
www.google.com mengemukakan pengertian kualitas Informasi Akuntansi adalah
sebagai berikut :
“Informasi akuntansi dikatakan berkualitas apabila telah dapat
mengungkapkan informasi yang materil secara lengkap dan akurat
mencakup dimensi penting yang relevan dari kejadian esensial.”
Menutut Sofyan Sapri (2004;14-15) kualitas informasi akuntansi dilihat
secara umum memiliki empat dimensi kualitas informasi yaitu :
a. Akurat
Merupakan informasi akuntansi harus tepat artinya tidak
terdapat kesalahan yang bisa menyesatkan pemakainya, kualitas
keputusan yang dihasilkan juga ditentukan oleh kualitas informasi.
57
b. Relevan
Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.Informasi
memiliki keputusan relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu,masa kini atau masa depan,menegaskan,atau
mengoreksi ,hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Tepat waktu
Informasi dikatakan tepat waktu bila informasi tersedia pada waktu
para pengambil keputusan menggunakannya untuk membuat
keputusan.Informasi yang disajikan haruslah cepat dan akurat pada
saat yang dibutuhkan atau tepat waktu.Untuk menyediakan
informasi tepat waktu,sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh
aspek transaksi atau peristiwa diketahui mengurangi keandalan
informasi.Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh
andal,tetapi kurang bermanfaa bagi pengambil keputusan.
d. Lengkap
Agar dapat diandalkan,informasi dalam laporan keuangan harus
lengkap dalam batasan materlitas dan biaya.Kesengajaan untuk tidak
mengunkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau
menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan tidak
sempurna dari segi relevansi.
58
Menurut Azhar Susanto (2008;20) adalah sebagai berikut :
“Sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang Dengan berbagai alat Bantu salah satunya adalah ERP. ERP merupakan paket software terintegrasi yang dirancang untuk memberikan integrasi yang menyeluruhterhadap seluruh data yang terkait dengan sistem informa si perusahaan.”
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan implementasi
Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai solusi bisnis yang mengintegrasikan
seluruh fungsi yang ada di perusahaan sesuai terapan terbaik akan menunjang
kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan.
Penelitian yang penulis lakukan didukung oleh para peneliti terdahulu
seperti :
1. Joseph F. Brazel (2005) dalam jurnal “The Effect of ERP system
implementations on the usefulness of accounting information”. Dapat
disimpulkan bahwa informasi ERP dapat meningkatkan kualitas relevan
dari informasi akuntansi yang dihasilkan dan menurunkan reliabilitas
informasi akuntansi bagi pihak eksternal pemakai laporan keuangan.
2. Anansa Ratna Indah (2003) dalam penelitianya “Pengaruh Efektifitas Sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap pelaksanaan fungsi
manajemen “(penelitian pada PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk).
Effektifitas sistem ERP memiliki pengaruh yang sangat positif dan signifikan
terhadap pelaksanan fungsi manajemen.
3. Yustin Angraeni (2002) dalam penelitiannya “Analisis Perbandingan Return
On Investment sebelum dan sesudah penerapan sistem ERP (penelitian pada
PT. Astra Internasional. Tbk). Dapat disimpulkan menurut analisis deskriptif
59
bahwa sistem ERP di Astra telah memberikan manfaat peningkatan
produktifitas perusahan, dengan komponen-komponen return on investment
yang dipengaruhinya yaitu, perbaikan dan percepatan proses produksi yang
menyebabkan siklus produksi lebih cepat, dan peningkatan costumer
deliveries on time. Menurut analisis statistik inferensial bahwa rata-rata
return on investment pada PT. Astra mengalami kenaikan yang signifikan
sebesar 1,3%.
4. Yenti Afrita (2006) dalam penelitiannya “Pengaruh Implementasi Enterprise
Resurce Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi” (penelitian
pada PT.LEN). Dari hasil penelitian sebelumnya dapat dibuktikan bahwa jika
pengimplementasian ERP dilakukan dengan baik maka akan dapat
menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas. Yang membedakan dari
penelitian ani oktaviani yaitu objek penelitiannya. Penelitian yang dilakukan
penulis saat ini yaitu pada PT.INTI Bandung.
Bertitik tolak dari kerangka pemikiran yang telah penulis uraikan diatas maka
penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut :
“Jika implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dilakukan
dengan baik maka informasi akuntansi akan berkualitas.”
Berdasarkan uraian-uraian diatas yang telah dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya, terlihat bahwa Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
berpengaruh dalam menghasilkan informasi akuntansi yang ada di dalam
perusahaan.
60
ERP merupakan sistem yang mempunyai kaitan erat dengan sistem
informasi akuntansi, karea ERP merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan
seluruh aspek aktivitas organisasi ke dalam suatu sistem informasi akuntansi.
Dengan mengimplementasi ERP diharapkan dapat menghasilkan informasi
akuntansi yang berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan,akurat (dapat
dipercaya), dan lengkap secara keseluruhan informasi akuntansi tersebut
mengandung arti dan berguna untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.
61
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini yang dijadikan objek penelitian adalah im-
plementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap dan Informasi
Akuntansi di PT.INTI Jl.Moch.Toha no 77 Bandung.
Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh
Implementasi Enterprise Resource Plaanning (ERP) terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi pada PT.INTI Jl.Moch.Toha no 77 Bandung.
3.1.1 Unit Penelitian
Sesuai dengan topik penelitian yaitu Pengaruh Implementasi Enterprise
Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi, maka penulisan
skripsi ini berfokus pada masalah implementasi Enterprise Resource Planning
(ERP) dan Kualitas Informasi Akuntansi pada PT. INTI Jl. Moch Toha no 77Ban-
dung.
3.1.2 Populasi Penelitian
Dari kegiatan yang berhubungan dengan judul skripsi, maka penulis
menentukan populasi sasaran.
Populasi menurut Sugiyono (2008;115) adalah sebagai berikut :
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.”
62
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa populasi bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut sedangkan
yang dimaksud dengan populasi sasaran adalah populasi yang digunakan untuk
penelitian.
Sesuai dengan topik penelitian ini maka jumlah populasi sebanyak 25
orang. Populasi penelitiannya adalah subjek yang berhubungan dengan Enterprise
Resource Planning(ERP) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi
Adapun Divisi Akuntansi manajemen yang memiliki pusat
pertanggungjawaban diantaranya:
1. Revenue Center, yaitu bagian penjualan terdiri dari 3 orang
2. Investment Center, yaitu bagian pengembangan proyek yang terdiri dari 6
orang
3. Cost Center, yaitu bagian pengembangan produksi yang terdiri dari 7 orang
4. Profit Center, yaitu bagian administrasi dan keuangan yang terdiri dari 9 orang
3.1.3 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2008;116) pengertian teknik sampling adalah sebagai
berikut :
“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.”
Menurut Sugiyono terdapat dua teknik sampling yang dapat digunakan
oleh para peneliti, yaitu :
1. Probability Sampling
2. Non-Probability Sampling.
63
Menurut Sugiyono (2008;117) penjelasan kedua teknik sampling adalah
sebagai berikut :
1. Probability Sampling
Probability Sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel)
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi sampel. Teknik meliputi, sampel random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified ran-
dom sampling, area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
2. Non-Probability Sampling
Non-Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk diplih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,
sampling sistematis, kuota, artikulasi, purposive, jenuh, snowball.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yaitu mengambil sampel didasarkan pertimbangan peneliti, jadi peneliti
yang menentukan siapa saja yang jadi responden. Hanya mereka yang dianggap
ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang
diperlukan Oleh karena itu penulis memilih teknik purposive sampling dengan
menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus
dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Adapun kriteria-kriteria yang penulis tentukan untuk mendapatkan sampel
dalam skripsi ini, diantaranya:
1. Responden merupakan pegawai PT INTI yang berumur tidak lebih dari 40
64
tahun,dikarenakan daya ingat responden dan kesehatan responden tersebut.
2. Sudah bekerja di PT INTI minimal 5 tahun, dikarenakan responden dianggap
menguasai sistem dan keadaan perusahaan yang akan diteliti.
4 Responden merupakan pegawai PT INTI yang memiliki sertifikasi dibidang
keuangan dan pajak brevet A atau B, dikarenakan responden dianggap teruji
berdasarkan keahliannya dan dapat dipercaya.
5 Responden merupakan pegawai PT INTI yang memiliki keahlian
mengoperasikan beberapa aplikasi di antaranya MYOB, dikarenakan
informasi yang dibutuhkan penulis bersangkutan dengan pengolahan data
elektronik diperusahaan tersebut.
3.1.4 Sampel Penelitian
Menurut Sogiyono (2008;116) yang dimaksud dengan sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Pengukuran sample merupakan langkah untuk menentukan sampel yang diambil
untuk melaksanakan penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah orang-orang
yang terlibat dalam Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap
Kualitas Informasi Akuntansi yaitu bagian sistem akuntansi dan akuntansi
(keuangan). Alasan penulis melakukan sampel pada bagian-bagian tersebut adalah
dapat memberikan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini.
Dengan berpedoman pada pendapat dari Surakhmad (2004) dalam Riduwan
(2006;250) menyatakan :
“Apabila subjeknya kurang dari 100 maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 100 maka ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15 % dari ukuran populasi.”
65
Tabel 1.1
Tabel Responden
No.Kriteria Kriteria Jumlah
1
2
3
4
Jumlah Populasi
Pegawai yang melebihi dari usia 40 tahun
Masa Jabatan minimal 5 tahun
Tidak memiliki sertifikat di bidang keuangan
dan pajak brevet A dan B
Tidak memiliki keahlian mengoperasikan ap-
likasi MYOB
25
(2)
23
(1)
22
(1)
21
1
JUMLAH SAMPEL 20
3.1.5 Prosedur Penelitian
Untuk menentukan objek yang akan diteliti, maka tahapan-tahapan
prosedur yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :
1. Penulis mengajukan surat survey penelitian pada perusahaan mengenai
kemungkinaan diaadakan penelitian pada perusahaan tersebut. Selanjutnya
penulis mengajukan objek-objek yang akan diteliti yaitu bagian akuntansi
66
(keuangan) dan sistem akuntansi mengenai sistem Enterprise Resource
Planning (ERP) dan Kualitas Informasi Akuntansi.
2. Penulis melakukan studi pustaka untuk mendapatkan pemahaman mengenai
objek yang akan penulis teliti.
3. Penulis datang ke program studi akuntansi fakultas ekonomi Universitas
Pasundan untuk mengajukan proposal tentang objek yang penulis teliti.
4. Penulis mengadakan penelitian di perusahaan sesuai dengan objek yang
diteliti.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian pendekatan Asosiatif dengan
melakukan survey kelapangan dan responden.Metode deskriftif adalah metode
penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan secara sistematis fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentuu secara faktual dan cer -
mat.Didalam penelitian ini metode deskriftif menjelaskan tentang Enterprise Re-
source Planning dan Kualitas Informasi Akuntansi,Sedangkan pedekatan
Asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu
menayakan hubungan antara dua variable atau lebih.Dalam penelitian ini
deskriftif asosiatif dijelaskan hubungan Enterprise Resource Planning dan
Kualitas Informasi Akuntansi.
3.2.2 Variabel Penelitian
Dalam penelitian kuntitatif, penelitian umumnya melakukan pengukuran
terhadap kebenaran suatu variabel dengan menggunakan instrument penelitian,
67
kemudian peneliti melakukan analisis untuk mencari hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya.
Menurut Sugiyono (2008;58) variabel penelitian pada dasarnya adalah :
“Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”
Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2008;58) variabel
merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati, variabel ini sebagai
atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan
lainya atau satu objek dengan yang lainya.
Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh
Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi, maka terdapat dua variabel, yaitu :
1. Variabel Bebas atau Independen Variable (X)
Variabel bebas atau independent variable (X) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah Enterprise Resource Planning (ERP).
2. Variabel Terikat atau Dependen Variable (Y)
Variable terikat atau dependen variable (Y) merupakan variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kualitas Informasi
Akuntansi.
68
3.2.3 Operasionalisasi Variabel
Terdapat dua operasional variabel, yaitu variabel X (Enterprise Resource
Planning) sebagai variabel bebas atau independen variable dan variabelY
(Kualitas Informasi Akuntansi) sebagai variabel terikat atau dependen variable.
1. Variabel Bebas atau Independen Variabel (X)
Variable bebas atau independent variable (X) merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variable dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah Enterprise Resource Planning (ERP)
69
Tabel 3.1Enterprise Resource Planning (ERP)
Variable XVariabel Subvariabel Indikator Skala
Variabel
Independent:
Implementasi
Enterprise Re-
source Planning
Unsur-unsur ERP:1. Physical Component
(Komponen Fisik)
2. People ( Sumber daya manusia)
3. Organizational Proses ( Proses Organisasi)
Server (pusat informasi) Network (unit komunikasi) Storage (unit penyimpanan)
Busines Staff (Staf bisnis) Operation Staff(Staf organ-
isasi) Development Staff (staf
pengembangan)
Program and project manage-ment(program dan proyek pengembangan)
Change management (pe-rubahaan proses kerja)
Support Service (dukungan layanan IT departemen)
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Sumber:Micheal Uram dalam “journal Enterprise Solution”(2008)
2. Variabel Terikat atau Dependen Variable
Variabel terikat atau dependen variable (Y) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kualitas Informasi
Akuntansi.
Table 3.2Kualitas Informasi Akuntansi
70
Variabel YVariabel Subvariabel Indikator Skala
Kualitas In-
formasi
Akuntansi
Relevan
Reliabilitas
Konsistensi
Komparabilitas
Nilai prediksi Nilai umpan balik Tepat waktu
Dapat diperiksa Netral Menyajikan yang se-
harusnya
Standar/metode akun-tansi tetap tiap periode
Perbandingan dengan tahun sebelumnyaPerbandingan dengan perusahaan lain
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Sumber : Konseptual SFAC Qualitatif of accounting information
(Suwarjono 2005;164-179)
Indikator-indikator ini selanjutnya akan diuraikan dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan dengan ukuran tertentu yang telah ditetapkan pada
alternatif jawaban.
Menurut Sugiyono (2008;132) mengemukakan bahwa :
“Macam-macam skala pengukuran dapat berupa : Skala nominal, skala
ordinal, skala interval, dan skala rasio, dari skala pengukuran itu akan
diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan ratio.”
Penelitian ini menggunakan ukuran ordinal, menurut Mohammad Nasir
(2008;158) ukuran ordinal yaitu :
“Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka
tersebut mengandung pengertian tingkatan-tingkatan.”
71
Dalam operasional variabel ini untuk setiap variabel baik variabel bebas
maupun variabel terikat akan diukur oleh suatu instrument penelitian dalam
bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert.
Tiap-tiap jawaban akan diberi skor, dimana hasil skor akan menghasilkan
skala pengukuran ordinal. Untuk variabel X (Enterprise Resource Planning
(ERP)) dan variabel Y (Kualitas Informasi Akuntansi), kuesioner tersebut
merupakan pertanyaan positif yang memiliki 5 (lima) jawaban dengan
masing-masing nilai yang berbeda.
Nilai = 5, diberikan jika responden memberikan jawaban “Sangat Setuju” dari
pernyataan yang tersedia.
Nilai = 4, diberikan jika responden memberikan jawaban “Setuju” dari
pernyataan yang tersedia.
Nilai = 3, diberikan jika responden memberikan jawaban “Ragu-ragu” dari
pernyataan yang tersedia.
Nilai = 2, diberikan jika responden memberikan jawaban “Tidak setuju” dari
pernyataan yang tersedia.
Nilai = 1, diberikan jika responden memberikan jawaban “Sangat tidak setuju”
dari pernyataan yang tersedia.
3.2.4 Sumber Data Penelitian
Sumber data yang di peroleh dari penelitian ini adalah dari Data Primer
72
Pengumpulan data primer dilakukan melalui penelitian secara
langsung ke organisasi, yaitu hasil observasi dan wawancara serta jawaban
kuesioner dengan pihak yang berwenang.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan
mampu memberikan data yang akurat dan lebih spesifik, adapun teknik yang
digunakan adalah :
Penelitian Lapangan (Field Research)
Untuk melihat kegiatan yang sebenarnya dari masalah yang ada, maka
diperlukan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer secara langsung
dari perusahaan. Adapun langkah-langkah dala pengelompokan data primer
dengan cara sebagai berikut:
a.Wawancara (interview)
Menurut Sugiyono (2008;194) menyatakan bahwa :
“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.”
b.Pengamatan Langsung (observation)
Pengamatan langsung yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data yang
diperlukan.
c.Kuesioner (angket)
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar
73
pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3.2.6.Instrumen Penelitian
Instrument penelitian menurut Sugiyono (2008) adalah sebagai berikut :
“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang tepat dan relevan yang dapat digunakan
untuk analisis.”
Instrument penelitian ini penting perannya sebab tanpa instrument
penelitian yang baik, tidak akan memperoleh data yang relevan dan benar-benar
dapat dipercaya sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan
keputusan.Instrument penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :
1.Wawancara
Wawancara dengan para responden untuk melengkapi data yang diperoleh
dimana penulis melakukan wawancara dengan bagian Sistem Akuntansi
dan bagian-bagian yang dianggap dapat memberikan gambaran mengenai
Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dan Kualitas Informasi
Akuntansi di perusahaan itu.
2.Observasi Langsung
Pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada sumber data
yang dipilih.
3. Kuesioner
Enterprise Resource Planning (ERP)
(X)
Kualitas Informasi Akuntansi
(Y)
Y = f (X)
74
Pengumpulan data dengan menggunakan alat Bantu berupa daftar yang
berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai Implementasi Enterprise Resource
Planning (ERP) dan Kualitas Informasi Akuntansi.
3.2.6 Model Penelitian
Untuk mempersempit masalah yang akan diteliti, maka penulis membuat
suatu model penelitian dengn tujuan agar mudah menggambarkan masalah yang
akan diteliti antara variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam hal ini sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Implementasi
Enterprise Resource Planning (ERP) dan Kualitas Informasi Akuntansi. Maka da-
pat digambarkan model penelitian sebagai berikut :
Gambar 3.1 Model Penelitian
Bila dijabarkan secara matematis, hubungan dari variable tersebut adalah
sebagai berikut :
Dimana : f = Fungsi
X =Enterprise Resource Planning (ERP)
Y = Kualitas Informasi Akuntansi
Hal ini berarti Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
berpengaruh terhadap Kualitas Informasi Aakuntansi.
3.2.7 Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis
75
3.2.7.1 Analisis Data
Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan
antara variabel-variabel. Menurut Sugiyono (2008:142) menyatakan:
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.
Dalam menentukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat
dipercaya yang nantinya dapat dipergunakan dalam penelitian yang dilakukan
oleh penulis. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam
bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Data yang akan
dianalisis merupakan data hasil pendekatan survey penelitian lapangan dan
penelitian kepustakaan.
Analisis data diperlukan agar penulis dapat memperoleh hasil yang dapat
dipercaya. Pengumpulan data diperoleh melalui data statistik yang diperoleh dari
data kualitatif dan kuantitatif, adapun data yang akan dilakukan dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1. Menganalisis Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada
PT Inti Bandung.
2. Menganalisis Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh PT Inti
Bandung.
3. Menganalisis Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning
(ERP)
76
terhadap Kualitas Informasi Akuntansi.
Selanjutnya berdasarkan indikator-indikator dari masing-masing variabel
(variabel X dan variabel Y), maka dibuatlah daftar pertanyaan (kuesioner) yang
berhubungan dengan daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner tersebut kemudian
ditunjukan bagi para responden di perusahaan. Data yang dihimpun dari hasil
kuesioner tersebut penulis akan membandingkanya dengan landasan teori yang
relevan atau yang dituangkan kedalam indikator-indikator penelitian.
Setiap item dari kuesioner memiliki 5(lima) jawaban dengan
masing-masing nilai yang berbeda. Metode skala pengukuran yang digunakan
penulis dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan dalam
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial.Untuk menilai variabel X dan variabel Y, maka analisis yang
akan digunakan berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai
rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap
variabel kemudian dibagi dengan jumlah responden.
Rumus rata-rata (mean) menurut Sugiyono (2008)
Untuk variabel X
Me = Σxi n Untuk variabel Y
Me = Σxi n
Dimana : Me = Mean (rata-rata)
Σ = Jumlah (sigma)
Xi = Nilai X ke 1 sampai ke N
77
Yi = Nilai Y ke 1 sampai ke N
N = Jumlah atau responden
Setelah mendapatkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel,
kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai
yang terendah dan nilai yang tertinggi dari hasil kuesioner.
Nilai tersebut masing-masing diambil dari banyaknya responden dalam
kuesioner dikalikan dengan skor terendah (1) untuk nilai terendah dan dikalikan
dengan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi (Sugiyono 2008)
Untuk variabel X terdapat pertanyaan sebanyak 16 pertanyaan :
Nilai terendahnya sebanyak :1x16 = 16
Nilai tertingginya sebanyak : 5x16= 80
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk
menilai Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) (variabel X)
penulis tentukan sebagai berikut :
1. Nilai 13-25, untuk kriteria “Tidak Baik”
2. Nilai 26-38, untuk kriteria “Kurang Baik”
3. Nilai 39-51, untuk kriteria “Cukup Baik”
4. Nilai 52-64, untuk kriteria “Baik”
5. Nilai 65-80, untuk kriteria “Sangat Baik”
Selanjutnya untuk menilai Kualitas Informasi Akuntansi (variabel Y),
caranya sama dengan penilaian untuk variabel X, untuk variabel Y terdapat
pertanyaan sebanyak 12 pertanyaan:
Nilai terendahnya sebanyak 1 x 12 = 12
78
Nilai tertingginya sebanyak 5 x 12 = 60
Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk
menilai Kualitas Informasi Akuntansi (Y), penulis tentukan sebagai berikut :
1. nilai 10-19, untuk kriteria “Tidak Baik”
2. Nilai 20-29, untuk kriteriaa “Kurang Baik”
3. Nilai 30-39, untuk kriteria “Cukup Baik”
4. Nilai 40-49 untuk kriteria “Baik”
5. Nilai 50-60 untuk kriteria “Sangat Baik”
Perhitungan dari hasil kuesioner dilakukan setelah adanya analisis data
lapangan dengan kepustakaan agar hasil akhir analisis dapat diuji dan dapat
diandalkan.
3.2.7.2 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis
Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari
kedua variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini adalah korelasi antara Pengaruh
Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi.
Tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis ini dimulai dengan
penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), pemilihan tes statistik,
perhitungan nilai statistik dan penetapan tingkat signifikasi serta penetapan
kriteria pengujian. Adapun uraian dari langkah-langkah tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha)
79
Penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara variabel independent dengan
variabel dependen. Hipotesis (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak
terdapat pengaruh antara variable X dan variable Y dan dalam hal ini
diinformasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis
yang menyatakan terdapat hubungan positif antara variabel X dan variabel Y dan
dalam hal ini diinformasikan untuk diterima.
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah hipotesis alternatif (Ha)
sedangkan untuk keperluan analitis statistiknya secara berpasangan antara
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut :
Ho = 0 artinya bahwa Implementasi Enterprise Resource Planning
(ERP) tidak mempengaruhi Kualitas Informasi Akuntansi
Ha ≠ 0 artinya bahwa Implementasi Enterprise Resource Planning
(ERP) mempengaruhi Kualitas Informasi Akuntansi.
2. Penetapan Tes Statistik dan Perhitungan Nilai Tes Statistik
Data yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini berasal dari variabel X
dan variabel Y, yang pengukurannya menggunakan skala ordinal yaitu tingkat
ukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat
yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Berdasarkan ukuran
variabel yang dirangking, hipotesis akan diuji dengan menggunakan rumus
korelasi Rank Sperman adalah sebagai berikut:
r s=1−6∑ di2
n3−n
80
Sumber : Sudjana (2004:253)
Keterangan:
rs = koefisien korelasi rank spearman
di = selisih mutlak antara ranking data variabel X dengan variabel Y
n = jumlah responden atau subjek yang yang diteliti
2. Penetapan tingkat signifikasi (α)
Sebelum pengujian dilakukan, maka terlebih dahulu harus menentukan
taraf signifikasi atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana
pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menunjukan pilihan antara Ho
dan Ha. Taraf nyata yang dipilih dengan α = 5% (0.05).
Angka ini dipilih karena dapat mewakili hubungan antara variabel yang
dteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang sudah sering digunakan dalam
bidang penelitian ilmu-ilmu sosial. Jadi tingkat kebenaran yang dikemukakan oleh
penulis adalah 0.95.
3. Pengujian Hipotesis
Nilai rs yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai rs menurut
tabel spearman (tabel p), begitu juga dengan nilai t yang diperoleh dari hasil
perhitungan dibandingkan dengan nilai t yang ada di tabel.
4. Pengambilan Keputusan
Setelah dilakukan analisis dan pengolahan data korelasi rank spearmen
dengan software SPSS 17.0 (Statistical Product & Service Solution), dilakukan
pengujian dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan yaitu dengan
81
membandingkan nilai rshitung dengan rstabel untuk korelasi rank spearmen yang
peneliti rumuskan sebagai berikut:
- rshitung < rstabel: Tidak ada pengaruh Implementasi Enterprise Resource
Planning (ERP) Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi. Jika Ho diterima
maka Ha ditolak.
- rshitung ≥ rstabel: Terdapat Pengaruh Implementasi Enterprise Resource
Planning (ERP) Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi. Jika Ho ditolak maka
Ha diterima.
2.Uji Validitas data
Menurut Sevilla dalam Husein Umar (2000:58) Validitas adalah:
“Validitas merupakan suatu derajat ketepatan dan kecermatan alat ukur penelitian tentang isi dan arti sebenarnya yang diukur dalam pengujian validitas, tiap butir digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.”
Dalam hal ini Masrun dalam Sugiyono (2002: 124) menyatakan sebagai
berikut:
“Teknik Korelasi untuk menentukan validitas item sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Dan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.”
”Syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah kalau koefisien
korelasi r = 0,3, jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang
dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak “valid”.
Metode yang digunakan adalah korelasi product moment, adapun rumus
untuk mencari nilai korelasi tersebut menurut Sugiyono (2008:248) adalah:
82
Dimana : r = Koefisien korelasi product moment
X = Jumlah skor untuk indikator X
Y = Jumlah skor untuk indikator Y
N = Jumlah responden
3.Uji Reliabilitas Data
Menurut Sugiyono (2008:172) mengemukakan:
“Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu”.
Menurut Ety Rochaety (2007:50) mengemukakan:
“Tinggi rendahanya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00”
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:171) Untuk menguji reliabilitas
maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut:
2
2
1111
t
b
k
kr
Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrumenk = banyaknya butir pertanyaan b
2 = jumlah varians butirt
2 = varians totalSyarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah kalau koefisien
alpha cronbach’s yang didapat 0,6. jika koefisienyang didapat kurang dari 0,6
maka instrument penelitian tersebut dinyatakan tidak reliabel.
83
Apabila dalam uji coba instrument ini sudah valid dan reliable, maka dapat
digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.
Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari variabel X
dan variabel Y yang pengukuranya menggunakan skala ordinal, yaitu tingkat
ukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat
paling rendah samapai tingkat paling tinggi. Melalui pengukuran ini, peneliti
dapat membagi respondennya kedalam urutn ranking atas dasar sikapnya pada ob-
jek atau tingkat tertentu. Oleh karena itu, dalam pengujian hipotesis ini
digunakan teknik statistik non parametik. Data tersebut diperoleh melalui
kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup dan setiap item memiliki skor sendiri.
Dalam pengujian hipitesis, peneliti menggunakan Rank Spearman, dengan rumus
sebagai berikut :
n 6 di 2
i = 1rs = 1 –
n3- nKeterangan :
rs = Koefesien Rank Spearman
di = Selisih rangking data variabel X dan variabel Y (Xi – Yi)
n = Banyaknya sampel
Untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan antara
variabel X dengan variabel Y, maka dapat digunakan pedoman interpretasi data
menurut Sugiyono (2002:183) dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis. Dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini:
84
Tabel 3.2Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval KoefisienTingkat Hubungan
0,00 – 0,1990,20 – 0,3990,40 – 0.5990.60 – 0.7990.80 – 1,000
Sangat rendahRendahSedangKuat
Sangat kuat
(Sumber : Sugiyono, 2008:250)
Apabila dalam penelitian tersebut terdapar ranking yang berjangka sama
digunakan faktor koreksi sebagai berikut :
T = t³ - t
12
Dimana : T = Faktor koreksi
t = Banyaknya angka yang sama pada satu rank
sesuai dengan faktor koreksi diatas maka rumusan r s dihitung sebagai berikut:
r s = ∑x² + ∑y – ∑di²
2√(∑x²∑y²)
∑x² = n³ – n _ ∑Tx
12
∑y² = n³ – n _ ∑Ty
12
Dimana : Tx = Jumlah ranking yang sama dalam variabel X
Ty = Jumlah ranking yang sama dalam variabel Y
85
Selanjutnya Sugiyono (2002;292) menyatakan bahwa untuk menguji
signifikasi dari koefisien korelasi rank sperman yang diperoleh, maka digunakan
uji t sebagai berikut :
t = r s n - 2
1 – r 2
Untuk melihat berapa besar hubungan antara variabel X (Implementasi
Enterprise Resource Planning) terhadap variabel Y (Kualitas Informasi
Akuntansi).
4.Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh sistem pengolahan data elektronik terhadap relevansi informasi
akuntansi. Rumus yang digunakan yaitu :
Kd = r2 x 100%
Dimana :
Kd : Koefisien determinasi
r2 : Koefisien Korelasi
5.Transformasi Data dari Skala Ordinal Menjadi Skala Interval
Untuk data yang mempunyai skala ordinal dengan menggunakan Skala
Likert, dengan bobot nilai 5,4,3,2,1 atau pengukuran sikap dengan kisaran positif
sampai dengan negatif. (Sugiyono, 2000:86). Maka data tersebut perlu
ditingkatkan menjadi skala interval dengan metode “method of successive interval
(MSI)”. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Ambil data ordinal hasil kuesioner
86
b. Setiap pertanyaan dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori
jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya
c. Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan
menggunakan tabel normal
d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan
memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal
e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval
(MSI):
f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan
menggunakan rumus :
Nilai Transformasi = Nilai Skala - | Nilai Skala Minimal | + 1
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan program komputer Method
Successive Interval (MSI).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
87
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. INTI (persero) Bandung adalah Badan Usaha Milik Negara yang
terbentuk perseroan dan digolongkan kedalam Badan Usaha Milik Negara Industri
Strategis (BUMNIS), yang beraada dibawah Badan Pengelola Industri Strategis
atau BPIS yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi. Sejak didirikan
pada tahun 1926 sampai sekarang kantor pusat PT. INTI (persero) berkedudukan
di komplek laboratorium Pos, Telepon, Telegraf (PTT) di Jl. Moch. Toha No. 77
Bandung, dan pada saat ini telah memiliki 2 kantor cabang yaitu di Jl. Tanah
Abang No. 11/121 Jakarta dan Jl. Prapanca No.15 Surabaya.
Pada awal-awal tahun pendirianya PT. INTI (persero) merupakan
laboratorium Pos Telepon, dan Telegraf (PTT) serta laboratorium radio dan pusat
perlengkapan radio yang bernaung dibawah perusahaan jawatan Pos, Telepon, dan
Telegraf (PTT) yang berdasarkan PP No.240 tahun 1961 diubah status hukumnya
menjadi Perusahaan Pos dan Telekomunikaaasi (PN Postel). Dari PN Postel ini,
dengan PP No. 300 tahun 1965 didirikan PN Telekomunikasi. Bagian penelitian
dan bagian perlengkapan yang semula terdapat pada PN Postel, digabungkan dan
berganti nama menjadi Lembaga Administrasi. Bagian penelitian dan Bagian
Industri. Pada tanggal 25 mei 1966, PN Telekomunikasi mulai mengadakan
kerjasama dengan perusahaaan asing yaitu Stemens AG dan pelaksanaannya
dibebankan pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pos dan
Telekomunikasi (LPP Postel). Untuk merealisasikan kerjasama tersebut maka
pada tanggal 17 februari 1968 dibentuk suatu unit begian pabrik telepon didalam
88
organisasi LPP Postel yang kemudian diubaah menjadi Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Industri Pos dan Telekomunikasi (LPPI Postel) yang diresmikan
oleh presiden Soehaarto diwakili oleh Menteri Ekuin Sultan Hamengku Buwono
IX pada tanggal 22 mei 1968.
Sejalan dengan perkembangan perusahaan terutama pada bidanga
penelitian di bidang industri, maka pada tahun 1971 dilakukan pemisahan tugas
pokok yaitu :
1. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Postel yang mempunyai tugas pokok
dalam bidang pengujian, penelitian serta pengembangan sarana pos dan
elekomunikasi baik dari segi teknologi maupun segi opersional.
2. Lembaga Industri, sebagai badan hukum yang berdiri sendiri dengan ugas
pokok memproduksi sarana-sarana dan alat-alat telekomunikasi.
Berdasarkan PP RI No. 43 tahun 1974 dan Keputusan Menteri Keuangan
RI No. Kep. 1771/MK/IV/1974 tertanggal 28 Desember 1971, Akta Notaris
Abdul Latief No. 322 di Jakarta, PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (persero)
resmi didirikan 30 desember 1974 dengan modal awal 3.200.000.000,00.
Pada tanggal 19 oktober 1989, PT. INTI (persero) yang sebelumnya
berada di bawah Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi diserahkan
epada Badan Pengelola Industri Straategi (BPIS), peralihan pengelolaan
berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 mengenai BPIS.
Pada tanggal 7 agustus 1998, PT. INTI (persero) berada dibawah
pengawasan Menteri Negara Pemberdayaan BUMN dengan SK No. 036/MP/
BUMN/998 yang dikeluarkan oleh kantor Mentri Pendayagunaan BUMN.
89
Berdasarkan Akte Pendirian Perusahaan, maksud dan tujuan pendirian
PT INTI (persero) ialah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanan dan
program pemerintah dibidang industri infocom dengan memperhatikan
prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan.
Selanjutnya disamping maksud dan tujuan tersebut diatas, secara
komersial perusahaan bertujuan untuk menjadi perusahaan yang menguntungkan
(Profitable), makmur (Prosperous) dan berkelanjutan (Sustainable). Dengan
situasi yang belum kembali normal sejak krisis yang melanda Indonesia beberapa
tahun yang lalu, daalam jangka waktu yang telah ditentukan, PT. Inti (persero)
akan melakukan usaha untuk meningkatkan kondisi perusahaan dari tahapan
bertahan hidup (Survival) menjadi yang tumbuh (Growth).
Sejalan dengan strategi pengembangan telekomunikasi nasional maka
PT INTI (persero) selalu merumuskan visi dan misi perusahaan guna menghadapi
perkembangan telekomunikasi dimasa depan pada tahun 2005 ini PT. INTI
(persero) telah merumuskan visi, misi, strategi tersebut adalah sebagai berikut :
Visi Perusahaan
Menjadikan PT. INTI (persero) sebagai pilihan utama dalam
mentranformasikan impian menjadi kenyataan (Transforming Dream to
Reality)
Misi Perusahaan
90
1. PT. INTI (persero) akan memfokuskan sepenuhnya pada kegiatan jasa
engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen.
2. dalam menjalankan bisnis akan diupayakan agar kepentingan para
stakeholders mendapat perhatian utama.
Strategi
Fokus pada bidang jasa pelayanan infocom dengan penekanan pada
Infocom System and Technologi Integrator (ISTI).
Fokus utama PT. INTI (persero) adalah mengintensifkan usaha untuk
meningkatkan penjualan pada bidang komunikasi yang masih merupakan pendap-
atan utama perusahaan periode ini. Usaha percepatan akan dilakukan dibidang IT
(Information Technology) dan perkuatan bisnis kompetensi di bidang IT yang di-
lakukan di periode ini diharapkan dapat menjadi andalan pada periode
berikutnya.
Pada bidang bisnis yang menjadi tekanan persaingan global yang keras,
PT. INTI (persero) akan memposisikan sebagai bagian dari perputaran nilai
(value chain) perusahaan Multi National Company (MNC). PT. Inti (persero) akan
membangun kemitraan dengan para MNC mendasar pada kekuatan jasa
engineering yang dimiliki. Sedangkan pada bisnis yang tekanan persaingan
globalnya tidak keras, PT. INTI (persero) tetap bertahan, baik sebagai Total
Solution Provider maupun pemasok produk dan jasa engineering yang sesuai den-
gan kebutuhan spesifik dari masing-masing pengguna.
Pada tahun 2005, PT. INTI (persero) akan melakukan perubahan mendasar
pada orientasi bisnisnya dengan program kerja strategis yang disebut Catur
91
Program 2005 untuk menunjang RKAP dan RJPP. Program strategis tersebut
antara lain :
1. program kemandirian secara langsung yang dilaksanakan oleh SBU yang
sudah dibentuk untuk proyek-proyek.
a. KITNAS
b. Forum Pesona
c. TBCA SAGEM
d. TBCA ASB
e. Network Management Tools
f. Produk CPE
g. Produk CME
Sedangkan program kemandirian secara tidak langsung adalah menjaga
kelangsungan kompetensi dalam bidang lainya melalui kerjasama dengan
pihak ketiga yaitu : PT. PINDAD (persero). PT. IPMS (JV INTI-PINDAD),
JV INTI PISMA dan JV INTI-OPTIMA.
2. Transformasi SDM menjadi Knowledgeworkers, hal ini dilakuan melalui
reposisi SDM berdasarkan hasil assasment yang dilanjutkan dengan pelatihan
baik teknial maupun manajerial.
3. Peningkatan kemampuan dan dukungan kesisteman, hal ini dilakukan melalui
implementasi sebagai berikut :
a. GOC (Good Corporate Governance)
b. Manajemen Resiko
c. Merit/Jasa Sistem
92
d. Manajemen Kualitas ISO
e. Balance Scored
f. Malcome Boldrige
4. Optimalkan sumber daya, dalam bentuk pendayagunaan SDM, komersialisasi
property, pelepasan asst non-produktif dan optimalisasi persediaan.
Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada PT.ITI (persero ) Bandung
sebagai berikut:
1. Adanya pemberian Reward perlu dipertahankan agar sasaran dapat tercapai
2. Adanya peningkatan terhadap pengendalian pencatatan dan dokumen.Hal
ini dapat dilakukan dengan persiapan terutama di kepustakaan dengan
pengarsipan ganda baik secara manual maupun terkomputerisasi.
3. Informasi akuntansi diperbaruhi dengan sistem online yang terintegrasi
sehingga semua informasi akuntansi lebih fleksibel dan dapat mudah
dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
4. Promosi jabatan perlu ditingkatkan untuk menciptakan semangat kerja para
karyawan.
4.1.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
Perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia mengalami banyak
perubahan baik dari segi kebijakan bisnis maupun tenologi, yang pada giliranya
membawa pengaruh bagi organisasi perusahaan. Untuk mengantisipasi hal
tersebut maka PT. INTI (persero) secara bertahap melakukan evaluasi atas
93
struktur organisasi yang telah dijalankan sehingga hamper setiap tahun terdapat
restrukturisasi organisasi. Maksud dari restrukturisasi organisasi yang dilakukan
oleh PT. INTI (persero) adalah untuk mengubah organisasi yang ada agar
perusahaan mampu memasuki era kompetisi melalui struktur organisasi yang
lebih ramping, fleksibel, dan terkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang secara
langsung menunjang bisnis perusahaan, dengan demikian dapat tercapai tingkat
efisiensi dan efektifitas yang optimal dari segi kualitas pelayanan produk,
peningkatan peraihan laba serta perluasan usaha.
Struktur organisasi PT. INTI (persero) adalah berbentuk garis dan staf ,
yang melimpahkan wewenang dan pimpinan pada satuan organisasi dibawahnya
untuk semua bidang pekerjaan pokok maupun pekerjaan bantuan. Saat ini Struktur
organisasi PT. INTI (persero) terdiri dari dua bagian utama yaitu : Direksi dan
Divisi. Adapun penjelasan dari struktur organisasi diatas adalah :
A. Direksi
1. Direksi adalah suatu dewan yang memimpin seluruh usaha korporasi dan
menjalankan misi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan
kinerja usaha yang menguntungkan, kepuasan pelanggan yang maksimal,
serta peningkatan pencapaian kinerja usaha yang maksimal.
2. Direksi pada PT. Inti (persero) terdiri :
a. Direktur Utama
b. Direktur Umum
c. Direktur Integrasi Jaringan
d. Direktur Rekayasa dan Produk
94
3. Direksi dapat dibantu oleh tenaga fungsional sesuai dengan bidang
keahlian yang dibutuhkan. Direksi mempunyai tugas pokok yaitu :
a. Menentukan strategi dan kebijakan umum perusahaan dalam jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
b. Menjalankan perusahaan sesuai dengan wewenang yang ditentukan
dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan Negara atau
pemerintah.
c. Membina dan mengawasi performa unit kerja
d. Mengintegrasi strstegi perusahaan dengan sasaran dan performa divisi
B. Divisi
1. Pembentukan divisi ditujukan untuk mendukung kelancaran kegiatan
bisnis dengan menyusun kebijakan-kebijakan strategis sesuai dengan
fungsinga yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan operasional unit kerja
lain.
2. Divisi terdiri dari :
A. Internal Audit, yang mempunyai tugas membantu Direktur Utama
dalam mengadakan penilaian dan terhadap pelaksanaan manajemen
dari sistem pengendalian pada setiap unit serta menberikan
perbaikanya. Divisi Internal Audit ini dipimpin oleh seorang Kepala
Internal Audit yang bertanggung jawab langsung pada Direktur Utama
PT. INTI (persero). Divisi Internal Audit ini terdiri dari 3 bagian
yaitu :
95
1. Bagian Rendal Bang Audit (Perencanaan, Pengendalian, dan
Pengendalian Audit). Orang-orang yang terlibat pada Bagian
Rendal Bang Audit ini antara lain :
a. Manajer Rendal Bang Audit
b. Asisten Manajer Administrasi Bang Audit
c. Pelaksana Pratama Administerasi Audit
d. Pelaksana Madya Administerasi audit
e. Pelaksana Madya Sekretaris Divisi
f. Ahli Madya Tindak Lanjut
g. Ahli Muda Tindak Lanjut
2 Bagian Audit Keuangan, dan orang-orang yang terlibat pada
Bagian Audit Keuangan ini antara lain :
a. Manajer Audit Keuangan
b. Ahli Madya Audit Keuangan
c. Ahli Muda Audit Keuangan
b. Sekretaris Perusahaan, mempunyai tugas :
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
kegiatan-kegiatan untuk memberikan dukungan umum dalam
kaitanya dengan bidang hukum, kehumasan, sistem informasi,
perencanaan perusahaan, penyelenggaraan ketatausahaaan sesuai
dengan kebijakan strategis perusahaan.
Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan serta
mengembangkan serta mengembangkan sumber daya manusia dan
96
organisasi berdasarkan kebijakan strategis perusahaan dan
pengelolaan fasilitas sumber daya manusia dan fasilitas kerumah
tanggaan kantor pusat.
Sekertariat Perusahaan ini terdiri dari beberapa bagian, antara lain :
1. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Bagian Hukum
3. Bagian Administerasi Perusahaan
4. Bagian Akuntansi dan Anggaran
5. Bagian Pendanaan.
c. Divisi Jaringan Telekomunikasi (JTS) yang mempunyai fungsi dan
tugas pokok sebagai berikut :
1. Fungsi :merencaanakan, melaksanakan dan mengendalikan
pedoman kegiatan perusahaan dan produksi produk-produk JTS.
Pengadaan barang dan jasa serta lain-lain yang berkaitan dengan
fungsi organisasi bisnis pada umumnya, untuk meningkatkan
kontribusi usaha pada perusahaan dalam meraih keuntungan sesuai
dengan kebijakan stategis perusahaan.
2. Tugas Pokok :
Melakukan kegiatan pemasaran melalui rekayasa penjualan,
operasi penjualan, promosi penjualan jasa purna jual serta
mencari pasar baru yang dapat dipasarkan.
97
Melakukan kegiatab\n perencannaan dan pengendalian
produksi, rekaaayasa produksi dan peningkatan produktifitas.
Melakukan kegiatan produksi dan pengendalian serta kegiatan
purna jual.
Melakukan kegiatan pengelolaan material produksi barang atau
jasa operasional melalui kegiataan perencanaaaaaan dan
pengendalian material dan fasilitas, serta pengelolaan barang.
d. Divisi Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT), yang mempunyai fungsi
dan tugas pokok sebagai berikut :
1. Fungsi : Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
pengelolaan produksi sentral, aktifitas perusahaan, pendapatan
perusahaan, pemaasaran produk, dan rekayasa produksi untuk
meninggalkan kontribusi usaha pada perusahaan dalam meraih
keuntungan sesuai dengan kebijakan starategis perusahaan.
2. Tugas Pokok :
Melaksanakan pengadaan barang, penyimpanan, pengendalian,
pengukuran produktivitas, dan penjualan produk JTT.
Melakukan kegiatan operasi penjualan, rekayasa penjualan, dan
usaha-usaha promosi untuk memasarkan produk-produk lain
yang terintegrasi.
Melakukan kegiatan pengelolaan persediaan barang jadi untuk
lebih meningkatkan fleksibilitas dalam melayani pelanggan.
98
e. Divisi Jasa Integrasi Teknologi (JIT), yang mempunyai fungsi :
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pedoman kegiatan
perusahaan produksi-produksi JIT, pengadaan barang dan jasa, serta
kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan fungsi organisasi bisnis
pada umumnya untuk meningkatkan kontribusi usaha pada perusahan
dalam meraih keuntungan sesuai dengan kebijakan strategis
perusahaan.
Divisi Jasa Integrasi Teknologi terdiri dari 5 bagian yaitu :
1. Bagian Pemasaran
2. Bagian Manajemen Proyek dan Logistik
3. Bagian Pengembangan Produksi
4. Bagian Maintenance dan Repair
5. Bagian Administrasi dan Keuangan
Aktifitas dan uraian tugas Divisi Jasa Integrasi Teknologi (JIT) aantara
lain adalah :
a. Menyusun rencana usaha
b. Menyusun strategi pemasaran dan penye-
diaan produk
c. Melakukan usaha-usaha pengembangan
pasar dan usaha
d. Membuat rekayasa dan invasi produk
e. Melakukan usaha-usaha peningkatan kua-
litas produk
99
f. Membuat perikatan sesuai dengan wewe-
nangnya
g. Melakukan pengadaan barang dan jasa
h. Melakukan penyerahan dan pemfungsian
produk
i. Melakukan usaha-usaha pemeliharaan dan
perbaikan
produk
j. Membina SDM sesuai dengan kompe-
tensinya
k. Melakukan penagihan
l. Membuat laporan posisi kas/bank
m. Menyusun neraca
n. Melaksanakan pertanggungjaawaban kin-
erja
o. Melakun upaya-upaya efisiensi dan pro-
duktivitas.
Fungsi dan tugas pokok Bagian Pemasaraan :
A. Fungsi : Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
pemasaran produk terminal melalui kegiatan rekayasa
penjualan, operasi penjualan, dan pelayanan purna jual.
B. Tugas Pokok :
100
a. Merencanakan strategi penjualan dan menetapkan target
penjualan produk terminal.
b. Mengkoordinasi fungsi-fungsi rekayasa penjualan, perancangan
produk, operasi penjualan dan pelayanan purna jual untuk men-
ghasilkan produk yang berdaya saing tinggi.
c. Melaksanakan operasi penjualan produk sesuai dengan
spesifikasi dan jadwal pengiriman yang disepakati.
d. Melaksanakan pelayanan purna jual baik untuk memelihara
produk yang sudah diserahkan kepada pelanggan maupun untuk
meningkatkan kinerja produk yang dihasilkan perusahaan.
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan penjualan produk secara
menyeluruh untuk dilaporkan sebagai umpan balik kepada
kepaaala SBU terminal dalam penentuan strategi bisnis produk
terminal.
f. Divisi Probis IT, merupakan satu diantara tiga divisi baru yang
terbentuk setelah rekonstruksi organisasi awal rahun 2005.
g. Divisi Probis Rice, merupakan divisi baru yang terbentuk setelah
rekonstruksi organiisasi awal tahun 2005.
h. Divisi Probis Properti, merupakan divisi baru yang terbentuk
setelah rekonstruksi organisasi awal tahun 2005.
3. Dalam menjalankan kegiatan Divisi dilengkapi dengan unit organisasi
pendukung yang merupakan penjabaran dari fungsi utama yang dimiliki
oleh divisi yang bersangkutan, yang terdiri dari :
101
a. Bagian yang terdiri dari jumlah maksimal lima bagian.
b. Urusan dengan jumlah maksimal empat urusan.
4. Divisi dapat dibantu oleh tenaga fungsional sesuai dengan keahlian yang di-
butuhkan
4.1.1.3 Aktifitas Usaha Perusahaan
PT. INTI (persero) yang bergerak di bidang industri perakitan
barang-barang elektronika dan pelayanan jasa instalasi telekomunikasi. Sebagian
besar komponen elektroniknya masih didatangkan dari luar negeri baik dalam
bentuk CKD (Completely Knocked Down) yang 100% komponennya diimpor,
maupun SKD (Semi Knocked Down) yang sebagian komponennya diimpor dan
sebagian lagi diproduksi sendiri.
Dalam melaksanakan kegiatannya PT. INTI (persero) mengadakan
kerjasama dengan perusahaan di luar negeri, diantaranya :
1. Siemens AG (Jerman Barat).
2. Bell Telephone Manufacturing Ltd (Belgia).
3. Japan Radio Company Ltd. (Jepang).
4. Nippon Electric Corporation (Jepang).
5. VTZ Manufacturing Ltd. (Philadelphia-Amerika serikat).
Dalam tahun 2005-2007 PT. INTI (persero) menangani penjualan produk
dan jasa untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi, yang dikelompokkan
kedalam 4 (empat) bidang usaha, yaitu :
1. Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT).
102
2. Jaringan Telekomunikasi seluler (JTS).
3. Jasa Integrasi Teknologi (JIT).
4. Jaringan Telekomunikasi Privat (JTP).
Dalam masa tiga tahun mendatang, dimana tekanan persaingan global
semakin kuat, PT INTI (persero) akan lebih memfokuskan pada kompetensi
bidang jasa engineering-nya dengan produk perangkat keras yang di-out source ke
vendor global yang kompetitif. Jasa engineering yang akan ditekuni oleh
PT INTI (persero), meliputi :
1. Sistem Infokom (Infocom System)
a. Manajemen jaringan.
b. Pengembangan piranti lunak dan piranti keras.
c. Optimalisasi jaringan.
d. Solusi teknologi informasi.
2. Integrasi Teknologi (Teknology Integrator)
a. Manajemen proyek pembangunan.
b. Desain jaringan (tetap dan nirkabel)
c. Integrasi logistik berbasis pengetahuan.
d. Integrasi sistem komunikasi.
e. Penyedia jasa aplikasi.
Selain itu sesuai dengan kebutuhan pengguna, PT. INTI (persero) juga
menyiapkan diri untuk menjadi Penyedia Solusi Total Infokom, termasuk
mencarikan penyelesaian permasalahan-permasalahan pendanaan yang dihadapi
konsumen.
103
4.1.2 Pelaksanaan Enterprise Resource Planning (ERP) di PT. Inti (persero)
Implementasi ERP di PT. INTI (persero) dimulai sejak tahun 2002 dengan
visi menjadikan sistem informasi manajemen Inti (persero) yang terintegrasi guna
mendukung kebijakan strategi manajemen Inti (persero) yaitu Infokom Business
Area Policy, Human Resource Policy, Prime Service Policy, CAPEX Policy, Good
Corporate Governance Policy, Good Corporate Citizenship Policy.
PT. INTI (persero) memilih produk SAP R/3 dari SAP AG (System
Aplication and Product In Data Processing) yaitu sebuah provider ERP yang
berpusat di Waldrorf Jerman. Pada dasarnya paket SAP R/3 memiliki modul yang
dapat diaplikasikan baik secara bertahap (Incremental Installation) maupun
keseluruhan dan konversi simultan atas semua sistem. Aplikasi ini akan
melengkapi proyek Business to Business (B2B) dan System Activity Based
Costing.
Penerapan sistem SAP R/3 fungsional oleh PT. INTI (persero), dibagi
dalam tiga fase. Dimulai dengan kategori aplikasi keuangan Financial dan
Controlling System, kemudian Human Resource Management System dan terakhir
implementasi secara penuh.
Rencana utama proyek SIM-INTI SAP R/3 fase pertama bertujuan
mempertinggi System Financial, Controlling and Budgeting PT. INTI (persero).
Modul yang diterapkan meliputi :
1. Financial Accounting
2. Managerial Accounting
3. Treasury
104
4. Investment Management
5. Material Management
6. Human Resource Management
4.1.2.1 Sekilas Mengenai Vendor dan Produk SAP R/3
SAP AG atau yang sering disebut SAP merupakan perusahaan jerman
yang didirikan sejak tahun 1972 dan telah berkembang menjadi salah satu
perusahaan perangkat lunak terdepan di dunia. SAP beroperasi di seluruh dunia
dengan 28 anak perusahaan dan 6 rekanan perusahaan di lebih dari 40 negara.
SAP merupakan nama dari perusahaan juga merupakan nama paket sistem
ERP. Sistem SAP terdiri dari berbagai modul yang secara penuh telah terintegrasi
dan tercakup didalamnya keseluruhan aspek manajemen bisnis. Sistem ini telah
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat dari
organisasi-organisasi komersil yang selalu berusaha meraih efisiensi dan
efektifitas. Sistem ini menawarkn sistem yang unik yang mendukung sebagian be-
sar area bisnis dalam skala global.
Sistem tersebut telah terintegrasi dan menawarkan kesesuaian pada
keseluruhan fungsi bisnis. Sistem SAP yang terbaru dikenal dengan nama SAP
R/3, dimana sistem ini dirancang untuk dioperasikan dalam konfigurasi
3 tingkatan server/client, yang dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini:
R/3 Fornt End Server
R/3 Application Server
R/3 Database Server
105
Gambar 4.1 Triple Client Server Configuration
(Sumber : Jonathan Blaint, Using SAP R/3. (Indiana Polis, IN:Que,1996))
Pusat atau inti sistem ini merupakan kumpulan server-server jaringan
database berkecepatan tinggi. server-server database ini merupakan kumpulan
komputer-komputer dengan spesifikasi tertentu yang dirancang untuk secara
efisien menangani berbagai kumpulan informasi. Kemudian diluarnya terdapat ap-
likasi-aplikasi yang terdiri dari modul-modul yang dapat dioperasikan melalui
komputer yang terpisah.
Aplikasi-aplikasi tersebut dihunbungkan melalui jaringan disekeliling
kumpulan database dan mempunyai akses terhadap database tersebut secara
independent. Sedangkan para pengguna mengoperasikan aplikasi-aplikasi tersebut
melaalui front-end-server, yang merupakan personal komputer yang dijalankan
dengan Microsoft Windows NT.
Sistem SAP R/3 ini telah seutuhnya terintegrasi sehingga data yang ada
dapat digunakan bersama pada seluruh aplikasi yang ada. Contohnya bila seorang
pegawai memasukan transaksi pengiriman pada modul sales and distribution,
maaka transaksi tersebut segera dapat dilihat pada aakun utang dagang dalam
modul financial accounting dan dapat dilihat juga pada pengaturan persediaan
yang terdapat dalam modul material manajemen.
106
4.1.2.2 Unsur-unsur Enterprise Resource Planning (ERP) di PT. INTI
(persero)
Pengimplementasian sistem Enterprise Resource Planning (ERP) tidak
lepas dari beberapa komponen yang memegang peranan penting dalam ke -
suksesan ERP :
A. Komponen Fisik
Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) terdiri dari serangkaian
komponen fisik yang saling menunjang seperti server-client, network, dan
storage, dibawah ini keterangan SAP R/3 yang diterapkan di PT. INTI (persero)
1. Pusat Informasi dan Komputer (Server-Client)
Pusat informasi pada PT. INTI (persero) yaitu berupa Processor (PC) yang
terdiri dari 9 server dengan average processor 1.5 GHz dan untuk aplikasi
sebesar 1.9 GHz. Kapasitas RAM sebesar 32 GHz untuk server sebanyak 2
server dan 4 GHz untuk server aplikasi sebanyak 7 server. Perangkat
hardware/software berasal dari IBM.
2. Unit Komunikasi (Network)
Unit komunikasi (network) yang membantu penyebaran informasi pada
PT INTI (persero) yaitu internet server terdiri dari Processor (PC) dari 3
server dengan average processor (PC) 1.5 GHz dan memory yang digunakan
107
512 KB, Hardisk 40 GB. Internet server ini digunakan PT. INTI (persero)
untuk mempermudah akses keseluruh divisi-divisi sehingga penyebaran
informasinya merata.
3. Unit Penyimpanaan (Storage)
Unit penyimpanan (Storage) yang dimiliki PT. INTI (persero) memiliki
kapasitas storage sebesar 2 Tera Bits, dimana dalam storage ini PT. INTI
(persero) menyimpan seluruh data transaksi yang telah dilaksanakan oleh
perusahaan, sehingga apabila manajemen membutuhkan data-data, sudah
tersedia dalam suatu database yang terintegrasi keseluruh server yang ada di .
PT. INTI (persero).
SAP R/3 menggunakan bahasa pemrograman ABAP/4 (Advance Business
Aplication Programming) sehingga pemakai dapat membuat program tambahan
jika diperlukan untuk melengkapi program-program yang sudah ada karena sistem
SAP R/3 bersifat fleksibel sehingga dapat terus menerus beradaptasi secara
real-time dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks, dan secara dinamis
berubah-ubah, berkembang sesuai jaman.
Apabila terjadi kerusakan atau ganggguan pada sistem ERP, untuk
hardware dilakukan vendor hardware, dan untuk aplikasi dilakukan in house
(PT INTI) namun bila belum tersolusikan maka SAP yang akan menangani
gangguan yang terjadi pada sistem.
B. Sumber Daya Manusia
108
Sumber daya manusia yang dimaksud disini adalah sejumlah orang yang
dengan keahlian tertentu mempunyai tanggungjawab dan tugas masing-masing di-
dalam membangun sistem ERP pada PT INTI (persero).
PT INTI (persero) mempunyai serangkaian Staf yang berhubungan dalam
menjalankan sistem ERP, yaitu :
1. Staf Bisnis (Business Staff)
PT. INTI (persero) mempunyai staf bisnis yang handal dalam membangun
system ERP dalam perusahaan, staf bisnis di PT. INTI (persero) diberinama
SIM Level 0 adapun tersebut adalah sebagai berikut :
Mendefinisikan kebutuhan Sistem Informasi bagi Top Manajemen guna
keperluan pengambilan keputusan strategis yang berupa EIS (Executive
Information System) atau DSS (Decision Support System)
Merancang Master Plan SIM INTI
Mengkoordinir dan memonitor implementasi Master Plan SIM INTI
Mengkoordinir Forum Komunikasi Lola SIM (Arah Pengembangan)
Melakukan dukungan integrasi implementasi proyek pengembangan SIM
antar unit.
2. Staf Operasi (Operation Staff)
Staf operasi di PT. INTI (persero) yang menjalankan seluruh kegiatan dari staf
bisnis yang dirancang oleh SIM Level 0. staf operasi PT. INTI (persero)
di berinama SIM Level 1, dimana kegiatan yang dilakukan SIM Level 1
adalah sebagai berikut :
109
Menterjemahkan Master Plan SIM INTI (dari SIM level 0) kedalam
dokumen master design (Integrated Design) dan Action Plan pengemban-
gan SIM.
Melakukan integrasi implementasi proyek pengembangan SIM antar unit.
Melakukan dukungan pengembangan SIM di unit/ unit bisnis.
Melaksanakan standarisasi dan kompilasi dokumen pengembangan SIM
unit / unit bisnis.
3. Staf Pengembangan (Development Staff)
Staf pengembangan di PT. INTI (persero) yang bertugas mengembangkan
sistem yang telah dilaksanakan oleh staf operasi di PT. INTI (persero)
sehingga sistem ERP yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Staf
pengembangan di PT. INTI (persero) diberi nama SIM level 2, dimana
kegiatan SIM Level 2 adalah sebagai berikut :
Mengembangkan sistem informasi sesuai dengan kebutuhan unit bisnis
dengan tetap sinkron dengan “Master Design” dari SIM Level 1.
Melaksanakan koordinasi pengembangan SIM dengan unit SIM Level 1
dan forum komunikasi pengembangan sistem informasi.
Dari seluruh kegiatan staf SIM-INTI diatas maka perlu diadakanya
kerjasama dengan Magnus Consulting dalam membangun Enterprise Resource
Planning (ERP), agar dalam membangun Enterprise Resource Planning (ERP)
tidak terjadi kegagalan yang sangat berarti bagi SIM-INTI.
C. Proses Organisasi
110
di PT. INTI (persero) proses organisasi yang terjadi dalam membangun
sistem ERP adalah sebagai berikut :
1. Program dan Proyek Manajemen (Program and Project Management)
Menggunakan sistem ERP merupakan program dan proyek manajemen
PT. INTI (persero) dengan alasan sebagai berikut :
Dengan adanya perubahan kebutuhan bisnis dalam perusahaan maka PT.
INTI (persero) memutuskan menggunakan sistem ERP supaya tetap
responsive atas kebutuhan perusahaan.
Perubahan teknologi yang terjadi dalam persaingan usaha membuat PT.
INTI (persero) merasa perlu memperbaharui sistem yang telah ada dengan
perusahaan.
Peningkatan proses bisnis diharapkan memuaskan para pelanggan
PT INTI (persero), sehingga PT. INTI (persero) memutuskan
menggunakan sistem ERP untuk mengefektivitaskan kinerja.
Keunggulan kompetitif merupakan salah satu alas an untuk menggunakan
sistem ERP di PT. INTI (persero), guna meningkatkan produk yang
berkualitas dan mengurangi biaya.
Perolehan produktivitas yang diinginkan oleh PT. INTI (persero)
mendorong PT. INTI (persero) menggunakan sistem ERP untuk
mengotomatisasi pekerjaan yang ada di PT. INTI (persero).
Pertumbuhan perusahaan mengakibatkan PT. INTI (persero) harus
merubah sistem secara keseluruhan oleh karena itu PT. INTI (persero)
memutuskan menggunakan sistem ERP.
111
2. Perubahan Proses Kerja (Change Management)
Penerapan sistem ERP merubah proses kerja di PT. INTI (persero) yang
semula menggunakan sistem yang dibuat oleh perusahaan sendiri dan tidak
terintegrasi, dengan pengimplementasian Enterprise Resource Planning (ERP)
maka perusahaan melakukan rekayasa ulang proses bisnis atau Business
Process Reenginering (BPR) sehingga PT. INTI (persero) dapat
menyederhanakan sistem sehingga lebih efektif dan dapat meningkatkan kual-
itas serta layanan di PT. INTI (persero), perubahan proses kerja yang dialami
oleh PT. INTI (persero) memakan waktu 1 (satu) tahun untuk menyesuaikan
dengan cara kerja sistem ERP.
Meskipun demikian di PT. INTI (persero) pengontrolan akan perubahan
sistem yang digunakan masih kurang perencanaanya sehingga perusahaan
harus dengan ekstra memerhatikan perubahan yang ada supaya tidak
menghambat jalanya bisnis.Perusahaan seharusnya mencatat semua perubahan
yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah penerapan sistem Enterprise
Resource Planning (ERP) pada perusahaan, sehingga perusahaan dapat
mengetahui atau mengontrol apa saja perubahan yang mempengaruhi dalam
perusahaan.
3. Layanan dan Dukungan dari IT Departemenn (Support System)
PT. INTI (persero) memiliki layanan dan dukungan dari IT department dan
vendor yang memasarkan Software ERP sehingga PT. INTI (persero) dapat
diberikan pelatihan untuk memahami tentang cara kerja sistem ERP yang akan
112
digunakan dalam melaksanakan sistem ERP ini dapat mengerti dan paham
bagaimana cara penggunaanya.
Tetapi pelatihan yang dilaksanakan di PT. INTI (persero) masih terbatas
hanya kepala bagian yang bersangkutan yang diikutsertakan dalam pelatihan
sehingga harus memberikan pelatihan kembali pada para karyawanya.
PT. INTI (persero) dalam melakukan konsultasi terhadap vendor-vendor yang
ada masih jarang dilakukan karena mengingat biayanya yang masih relative
mahal.
4.1.2.3 Modul-modul SAP R/3 yang diterapkan di PT. INTI (persero).
1. Financial Accounting
Terdiri dari :
a) FI-GL General Ledger
b) FI-AP Account Payable
c) FI-AR Account Receivable
d) FI-AM Asset Management
Keuntungan yang diraih dalam modul ini adalah :
1. Terintegrasi data secara on-line dan real-time dengan logistik, sumber
daya manusia, dan transaksi dalam modul financial, berdasar pada
setiap pemasukan data akuntansi yang terjadi.
2. Tidak adanya duplikasi dalam memperbaharui item-item dalam hutang
dan piutang melalui adanya tanda terima kas dan transaksi pengeluaran
kas.
113
3. Kemampuan dituangkannya alur dokumen dari setiap jenis dokumen
akuntansi kepada setiap jenis dokumen aslinya, yang akan
memudahkan pengawasan dan pengecekan data.
2. Managerial Accounting (Controlling)
Terdiri dari :
a) CO-CCA Cost Center Accounting Including Planning and Budgeting
b) CO-PCA Profit Center Accounting
c) CO-PA Profitability Accounting
d) CO-ABC Activity Based Costing
sistem pengendalian merupakan kebutuhan bagi akuntansi, biaya
internal yang efektif susunan lengkap dari instrument perencanaan dan
pengendalian perusahaan, dengan system pelaporan yang seragam untuk
koordinasi prosedur, dan proses internal perusahaan.
Keistimewaan Modul Controlling ini adalah :
1. Cost and Revenue Elemen Accounting, menyediakan informasi tentang
overview mengenai biaya dan pendapatan yang terjadi dalam
perusahaan. Nilai-nilainya dipindahkan secara otomaatis dari modul
keuangan.
2. Cost Center Accounting, yang sangat berguna dalam sumber daya yang
berhubungan dengan pembiayaan untuk setiap lokasi. Pembiayaan ini
terus dimonitor oleh system supaya tidak melebihi kapasitas.
3. Product Cost Controlling, yang melakukan perhitungan biaya yang
terjadi seiring pembuatan suatu produk atau jasa. Hal ini membantu
114
dalam menentukan harga minimum dimana produk akan tetap
menguntungkan dijual dipasaraan.
4. Profitability Analysis, yang menyediakan dasar atau alas an dalam pen-
gembalian keputusan, seperti penentuan harga, pemilihan
konsumen dan pemilihan agen distributor.
5. Profit Center Accounting, yang mengevaluasi untung atau rugi untuk
setiap area yang bersifat independent dalam perusahaan.
3. Treasury
Terdiri dari :
a) TR-TM Treasury Management
b) TR-MRM Market Risk Management
c) TR-CM Cash Management
Solusi menyeluruh untuk efisiensi manajemen keuangan yang
dapat meningkatkan likuiditas perusahaan, profitabilias, struktur asset
financial serta meminimalisasi resiko.
4. Investment Management
Merupakan sistem manaajemen terintegraasi dan pemrosesan
pengukuran investasi serta proyek mulai dari perencanaan, hingga
penyelesaian. Termasuk analisis pra-investasi dan simulasi depresiasi.
5. Material Management (that only to financial and controlling business
process)
Terdiri dari :
a) MM-PUR Purchasing
115
b) MM-IM Inventory Verivication
Memberikan optimalisasi, proses semuaa pembelian dengan fungsi
proses pemicu arus kerja, evaluasi, supplier, terotomatisasi biaya
perolehan dan penyimpanan lebih rendah dengan manajemen persediaan
dan manajemen gudang yang akurat, serta verifikasi faktur yang
terintegrasi.
6. Human Resource Management
Terdiri dari :
a) HR-PA Personel Administration
b) HR-PD Personel Planning and Development
Keuntungan yang diraih dari Modul Sumber Daya Manusia adalah :
1. Meningkatkan fungsionel divisi sumber daya manusia, tidak hanya
pada penggajian tetapi juga administrasi pegawai, manajemen
organisasi dan manajemen waktu.
2. Tersedianya informasi yang bersifat real-time dan dapat diakses secara
online bagi para pegawainya, seperti status para pegawainya, dan
kelompok pegawai.
3. Memungkinkan berbagai macam pembayaran gaji untuk secara
otomatis dilakukan menurut tanggal pembayaran gaji.
4. Modul ini terintagrasi dengan fungsi-fungsi bisnis yang berhubungan,
seperti jadwal kerja pegawai, pembayaran gaji dan lain-lain.
116
5. Tersedianya beragam bentuk laporan yang bersifat fleksibel dan dapat
digabungkan dengan aplikasi excel untuk analisis dan laporan lebih
lanjut.
4.1.3 Kualitas Informasi Akuntansi Yang dihasilkan oleh PT. INTI
(persero).
1. Relevan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di PT. INTI (persero) informasi
akuntansi yang dihasilkan mampu membuat perbedaan dalam membuat
keputusan bagi manajemen PT. INTI (persero) adapun indikator yang
menunjang relavannya kualitas informasi akuntansi di PT. INTI (persero)
yaitu memiliki:
a. Nilai Prediksi
Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) telah relevan
karena dalam laporan informasi akuntansi tersebut mempunyai nilai
prediksi yang memungkinkan manajemen untuk dapat melakukan perkira-
aan dengan tepat atas kondisi di masa yang akan dating dan mengantisipasi
masalah-masalah yang mungkin timbul serta tindakan perbaikan yang
dikeluarkan oleh PT. INTI (persero). Hal ini dapat dilihat dari hasil
laporan informasi akuntansi di PT. INTI (persero) yang disajikan dari
periode sebelumnya dan periode berjalan. Laporan yang dihasilkan di PT.
117
INTI (persero) menunjukan hasil analisis di masa yang akan datang.
Laporan yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) menyajikan faktor-faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan
manajemen PT. INTI (persero).
b. Nilai Umpan Balik.
Informasi akuntansi di PT. INTI (persero) mempunyai nilai umpan balik
karena laporan yang dihasilkan memberikaan sasaran untuk memutuskan
kapan tindakan koreksi diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari laporan yang
dihasilkan oleh PT. INTI (persero) memuat informasi yang dapat
diperbandingkan dan menunjukan adanya selisih yang menguntungkan
atau merugikan. Laporan yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero)
memberikan informasi mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya selisih
yang menguntungkan atau merugikan untuk diambil tindakan perbaikan.
c. Tepat Waktu
Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) telah
disajikan tepat waktu informasi tersebut dibutuhkan oleh manajemen
untuk melakukan pengambilan keputusan yang efektif. Meskipun dalam
penyajian laporan informasi akuntansi di PT. INTI (persero) terkadang
tidak tepat pada waktunya dikarenakan sesuatu hal yang diluar dugaan
terjadi, sehingga dalam pencatatan akuntansi terjaadi kesalahan sehingga
laporan informasi akuntansi tersebut harus dioleh kembali sehingga
118
memaakan waktu yang telah ditentukan oleh manajemen PT. INTI
(persero).
2. Reliabilitas
Informasi akuntansi yang dihasilkan PT. INTI (persero) dapat diverifikasi,
disajikan secara tepaat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Adapun indikator
yang mendukung reliabilitas kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan oleh
PT. INTI (persero) adalah :
a. Dapat Diperiksa
Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) dapat
diperiksaa dengan pengukuran independent, dengan menggunakan metode
pengukuran yang sama, sehingga mendapatkan hasil yang serupa.
Sehingga pihak luar dari PT. INTI (persero) dapat menilai sama terhadap
laporan yang dihasilkan.
b. Netral
Laporan informaasi akuntansi yang disaajikan oleh PT. INTI (persero)
diarahkan pada kebutuhan umum dan pemekainya dan tidak bergantung
pada kebutuhan pihak tertentu serta tidak ada usaha untuk menyajikan
informasi yang menguntungkan beberapa pihak saja. Dan terbukti PT
INTI (persero) memberikan informasi akuntansi untuk penelitian ini.
c. Menyajikan yang seharusnya
Laporan informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero)
disajikan dengan seharusnya sesuai dengan bukti-bukti akurat yang ada
dalam perusahaan, dalam penyajianya angka-angka dan penjelasanya
119
benar-benar mewakili apa yang terjadi sebenarnya dalam perusahaan. Hal
ini dapat dilihat dari laporan informasi akuntansi di PT. INTI (persero)
seperti laporan neraca dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas pada
PT. INTI (persero) sudah memenuhi kriteria pengakuan. Misalnya dalam
menetukan perolehan atau pertukaran aktiva tetaap sudah sesuai dengan
prosedur akuntansi yang didukung dengan bukti yang akurat, sehingga
akun yang disajikan tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.
3.Konsistensi
Standar atau metode akuntansi tetap tiap periode
Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) telah
menunjukan konsistensinya. Dengan menggunakan standar atau metode
akuntansi yang sama setiap periodenya. Apabila terjadi perubahan standar atau
metode akuntansi maka perusahaan harus menunjukan bahwa metode yang
baru lebih baik daripada metode sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari metode
yang digunakan dalam perhitungan laporan laba-rugi di PT. INTI (persero)
menggunakan metode multistep sampai sekarang metode tersebut masih
digunakan.
4.Komparabilitas
Perbandingan dengan tahun sebelumnya dan perbandingan dengan perusahaan
lain. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) dapat
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya. Hal ini
dapat dilihat dari adanya nilai prediksi atas laporan yang dihasilkan. Juga
120
informasi yang dihasilkan PT. INTI (persero) dapat dibandingkan dengan
perusahaan lainnya yang sejenis, sehingga dapat dilihat perkembangan yang
terjadi pada perusahaan.
4.2 Pembahasan Penelitian
Pembahasan yang penulis lakukan dalam bagian ini adalah sesuai dengan
tujuan penelitian yang penulis ajukan sebelumnya, yaitu :
4. Untuk mengetahui Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada
PT. INTI Bandung
5. Untuk mengetahui Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh PT.
INTI Bandung
6. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Enterprise Resource Planning (ERP)
terhadap kualitas Informasi Akuntansi pada PT. INTI Bandung.
4.2.1 Analisis Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada PT.
INTI (persero) di Bandung.
ERP merupakan software aplikasi berskala perusahaan yang dapat
menyediakan penyimpanan informasi yang tersentralisasi bagi detail transaksi
dalam jumlah besar yang terjadi setiap harinya. ERP mengintegrasikan inti proses
bisnis dari perencanaan sampai produksi, distribusi dan penjualan.
Software ERP yang berupa kumpulan modul-modul diterapkan diseluruh
perusahaan dan menghubungkan seluruh bagian perusahaan melalui tranmisi
121
logikal dan berbagai data yang sama. Karena cakupanya yang luas, sistem ERP
dibagi atas beberapa modul dan setiap modul dibagi lagi menjadi sub-sub modul
yang lebih kecil. Semua modul dalam sistem ERP saling melengkapi dan
merupakan satu kesatuan. Setiap modul bisa terdiri dari ribuan proses bisnis,
dimana masing-masing proses bisnis ini didapatkan dari praktek-praktek bisnis
terbaik (best Practices).
Untuk mengetahui Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada
PT. INTI (persero), peneliti mengedarkan kuesioner sesuai dengan indikator dari
unsur-unsur ERP yang terdiri dari 3 komponen penting didalam proses sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) yaitu :
4. Komponen Fisik (Physical Component).
Server (pusat informasi)
Network (unit komuniasi)
Storage (unit penyimpanan)
Computer (komputer)
5. Sumber Daya Manusia (People)
Business staff (staf bisnis)
Operation staff (staf operasi)
Development staff (staf pengembangan)
6. Proses Organisasi (Organization Process)
Program and Project Management (program dan proyek manaje-
men)
Change Management (perubahan proses kerja)
122
Support Service (dukungan layanan IT department)
1. Server (pusat informasi)
Tabel 4.2Skor Jawaban Server (Pusat Informsi) Dengan Sub Variabel Physical Com-
ponent (Komponen Fisik)
Peringkat (Skor)Frekuensi
jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 1 pertanyaan 2
Sangat setuju 12 13 25 62,5% setuju 7 7 14 35%
Ragu-ragu 0 0 0 0%Tidak Setuju 1 0 1 2,5%
Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%
Tabel 4.2 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai
Server (Pusat Informsi) Dengan Sub Variabel Physical Component (Komponen
Fisik) yaitu : tidak pernah memerlukan pusat sistem informasi (server) dalam pen-
golahan data dan tidak pernah menggunakan client (komputer) dalam
melakukan tugas-tugas penanganan data dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang
memerlukan pusat sistem informasi (server) dalam pengolahan data dan jarang
menggunakan client (komputer) dalam melakukan tugas-tugas penanganan data
dengan frekuensi 1 atau 2,5%, kadang-kadang memerlukan pusat sistem informasi
123
(server) dalam pengolahan data dan kadang-kadang menggunakan client
(komputer) dalam melakukan tugas-tugas penanganan data dengan frekuensi 0
atau 0%, sering memerlukan pusat sistem informasi (server) dalam pengolahan
data dan sering menggunakan client (komputer) dalam melakukan tugas-tugas
penanganan data dengan frekuensi 14 atau 35%, selalu.memerlukan pusat sistem
informasi (server) dalam pengolahan data dengan frekuensi 25 atau 62,5%,. Maka
dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) selalu memerlukan pusat
sistem informasi (server) dalam pengolahan data dan menggunakan client
(komputer) dalam melakukan tugas-tugas penanganan data, dengan frekuensi
terbanyak sebesar 25 jawaban dan presentasi 62,5%
2. Network (unit komuniasi)
Tabel 4.3Skor Jawaban Network (unit komuniasi) Dengan Sub Variabel Physical Compo-
nent (Komponen Fisik)
Peringkat (Skor)
Frekuensijumla
h
Persen-tase
Jawabanpertanyaa
n 3pertanyaa
n 4per-
tanyaan 5Sangat setuju 8 6 8 22 37%
setuju 10 10 10 30 50%Ragu-ragu 2 3 2 7 12%
Tidak Setuju 0 1 0 1 1%Sangat tidak setuju 0 0 0 0 0%
Total 20 20 20 60 100%Tabel 4.3 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 3 pertanyaan mengenai
Network (unit komuniasi) Dengan Sub Variabel Physical Component (Komponen
Fisik) yaitu : tidak pernah akurat, tidak pernah membantu mempercepat dalam
pengolahan data dan tidak pernah membantu dalam penyebaran setiap informasi
dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang akurat, jarang membantu mempercepat dalam
124
pengolahan data dan jarang membantu dalam penyebaran setiap informasi
Network dengan frekuensi 1 atau 1%, kadang-kadang akurat, kadang-kadang
membantu mempercepat dalam pengolahan data, dan kadang-kadang membantu
dalam penyebaran setiap informasi Network dengan frekuensi 7 atau 12%, sering
akurat, sering membantu mempercepat dalam pengolahan data dan sering
membantu dalam penyebaran setiap informasi dengan frekuensi 30 atau 50%,
selalu akurat, selalu membantu mempercepat dalam pengolahan data dan selalu
membantu dalam penyebaran setiap informasi dengan frekuensi 22 atau 37%.
Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) sering memerlukan
Network (unit komuniasi) dalam pengolahan data dan sering membantu dalam
penyebaran setiap informasi, dengan frekuensi terbanyak sebesar 30 jawaban dan
presentasi 50%.
3. Storage (Unit Penyimpanan)
Tabel 4.4Skor Jawaban Storage (Unit Penyimpanan) Dengan Sub Variabel Physical Component
(Komponen Fisik)Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase Jawaban
Sangat setuju 11 55% Setuju 9 45%
Ragu-ragu 0 0%Tidak Setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%Total 20 100%
Tabel 4.4 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Storage (Unit Penyimpanan) Dengan Sub Variabel Physical Component
(Komponen Fisik): semua data input atau output tidak pernah disimpan dalam unit
penyimpanan (Storage) yang aman dengan frekuensi 0 atau 0 %, semua data input
125
atau output jarang disimpan dalam unit penyimpanan (Storage) yang aman dengan
frekuensi 0 atau 0%, semua data input atau output kadang-kadang disimpan dalam
unit penyimpanan (Storage) yang aman dengan frekuensi 0 atau 0 %, semua data
input atau output sering disimpan dalam unit penyimpanan (Storage) yang aman
dengan frekuensi 9 atau 45 %, semua data input atau output selalu disimpan dalam
unit penyimpanan (Storage) yang aman dengan frekuensi 11 atau 55 %. Maka
dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) selalu menyimpan semua
data input atau output dalam unit penyimpanan (Storage), dengan frekuensi ter-
banyak sebesar 11 jawaban dan presentasi 55%.
7. Staf Bisnis (Business Staff)
Tabel 4.5Skor Jawaban Staf Bisnis (Business Staff) Dengan Sub Variabel People
(Sumber Daya Manusia)
Peringkat (Skor)Frekuensi
jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 7 pertanyaan 8
Sangat setuju 4 12 16 40% setuju 14 7 21 52,5%
Ragu-ragu 2 1 3 7,5%Tidak Setuju 0 0 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%
Tabel 4.5 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai
Staf Bisnis (Business Staff) Dengan Sub Variabel People (Sumber Daya Manusia)
yaitu : tidak pernah menganalisa Workflow sistem manajemen yang sedang
berjalan dan tidak pernah menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses bisnis
yang akan dianalisis dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang menganalisa Workflow
sistem manajemen yang sedang berjalan dan jarang menguasai ilmu yang
126
berhubunga dengan proses bisnis yang akan dianalisis dengan frekuensi 0 atau
0%, kadang-kadang menganalisa Workflow sistem manajemen yang sedang
berjalan dan kadang-kadang menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses
bisnis yang akan dianalisis dengan frekuensi 3 atau 7,5%, sering menganalisa
Workflow sistem manajemen yang sedang berjalan dan sering menguasai ilmu
yang berhubungan dengan proses bisnis yang akan dianalisis dengan frekuensi 21
atau 52,5%, selalu menganalisa Workflow sistem manajemen yang sedang
berjalan dan selalu menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses bisnis yang
akan dianalisis dengan frekuensi 16 atau 40%. Maka dengan demikian responden
dari PT. INTI (persero) sering menganalisa Workflow sistem manajemen yang
sedang berjalan dan sering menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses
bisnis yang akan dianalisis dengan frekuensi terbanyak sebesar 21 jawaban dan
presentasi 52,5%.
5. Staf Operasi (Operation Staff)
Tabel 4.6Skor Jawaban Staf Operasi (Operation Staff) Dengan Sub Variabel People (Sum-
ber Daya Manusia)Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase Jawaban
Sangat setuju 10 50% setuju 9 45%
Ragu-ragu 1 5%Tidak Setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%Total 20 100%
Tabel 4.6 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Staf Operasi (Operation Staff) Dengan Sub Variabel People
(Sumber Daya Manusia) yaitu : tidak pernah bertanggung jawab dalam kegiatan
operasional sehari-hari dalam perusahaan dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang
127
bertanggung jawab dalam kegiatan operasional sehari-hari dalam perusahaan
dengan frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang bertanggung jawab dalam kegiatan
operasional sehari-hari dalam perusahaan dengan frekuensi 1 atau 5%, sering
bertanggung jawab dalam kegiatan operasional sehari-hari dalam perusahaan
dengan frekuensi 9 atau 45%, selalu bertanggung jawab dalam kegiatan
operasional sehari-hari dalam perusahaan dengan frekuensi 10 atau 50%. Maka
dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) selalu bertanggung jawab
dalam kegiatan operasional sehari-hari dalam perusahaan dengan frekuensi
terbanyak sebesar 10 jawaban dan presentasi 50%.
6. Staf Pengembangan (Development Staff)
Tabel 4.7Skor Jawaban Staf Pengembangan (Development Staff) Dengan Sub Vari-
abel People (Sumber Daya Manusia)
Peringkat (Skor)Frekuensi
jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 10 pertanyaan 11
Sangat setuju 10 12 22 55% setuju 10 7 17 42,5%
Ragu-ragu 0 0 0 0%Tidak Setuju 0 1 1 2,5%
Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%
Tabel 4.7 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai
Staf Pengembangan (Development Staff) Dengan Sub Variabel People (Sumber
Daya Manusia) yaitu : tidak pernah membantu dalam mendesain pro-
gram-program yang diperlukan oleh perusahaan dan memerlukan dalam
mengembangkan system informasi yang ada di perusahaan dengan frekuensi 0
atau 0%, jarang membantu dalam mendesain program-program yang diperlukan
oleh perusahaan dan memerlukan dalam mengembangkan sistem informasi yang
128
ada di perusahaan dengan frekuensi 1 atau 2,5%, kadang-kadang membantu dalam
mendesain program-program yang diperlukan oleh perusahaan dan memerlukan
dalam mengembangkan sistem informasi yang ada di perusahaan dengan
frekuensi 0 atau 0%, sering membantu dalam mendesain program-program yang
diperlukan oleh perusahaan dan memerlukan dalam mengembangkan sistem
informasi yang ada di perusahaan dengan frekuensi 17 atau 42,5%, selalu
membantu dalam mendesain program-program yang diperlukan oleh perusahaan
dan memerlukan dalam mengembangkan sistem informasi yang ada di perusahaan
dengan frekuensi 22 atau 55%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI
(persero) selalu membantu dalam mendesain program-program yang diperlukan
oleh perusahaan dan memerlukan dalam mengembangkan sistem informasi yang
ada di perusahaan dengan frekuensi terbanyak sebesar 22 jawaban dan presentasi
55%.
7. Program and Project Management (program dan proyek manajemen)
Tabel 4.8Skor Jawaban Program and Project Management
(program dan proyek manajemen)Dengan Sub Variabel Organization Process (Proses Organisasi)
Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 13 65%
setuju 7 35%Ragu-ragu 0 0%
Tidak Setuju 0 0%Sangat tidak setuju 0 0%
Total 20 100%
Tabel 4.8 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Program and Project Management (program dan proyek manajemen) Dengan
129
Sub Variabel Organization Process (Proses Organisasi) yaitu : tidak pernah
menerapkan sistem ERP di perusahaan untuk menghasilkan informasi akuntansi
yang berkualitas dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang menerapkan sistem ERP di
perusahaan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas dengan
frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang menerapkan sistem ERP di perusahaan untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas dengan frekuensi 0 atau 0%,
sering menerapkan sistem ERP di perusahaan untuk menghasilkan informasi
akuntansi yang berkualitas dengan frekuensi 7 atau 35%, selalu menerapkan
sistem ERP di perusahaan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang
berkualitas dengan frekuensi 13 atau 65%. Maka dengan demikian responden dari
PT. INTI (persero) selalu menerapkan sistem ERP di perusahaan untuk
menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas dengan frekuensi terbanyak
sebesar 13 jawaban dan presentasi 65%
8. Change Management (perubahan proses kerja)Tabel 4.9
Skor Jawaban Change Management (perubahan proses kerja) Dengan Sub Variabel Organization Process (Proses Organisasi)
Peringkat (Skor)Frekuensi
jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 13 pertanyaan 14
Sangat setuju 8 6 14 35% setuju 10 10 20 50%
Ragu-ragu 2 3 5 12,5%Tidak Setuju 0 1 1 2,5%
Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%
Tabel 4.9 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai
Change Management (perubahan proses kerja) Dengan Sub Variabel Or-
130
ganization Process (Proses Organisasi) yaitu : tidak pernah melakukan pe-
rubahan proses kerja (Change Management) dan melakukan rekayasa ulang
proses bisnis (Business Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja
yang dramatis dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang melakukan perubahan proses
kerja (Change Management) dan melakukan rekayasa ulang proses bisnis
(Business Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja yang dramatis
dengan frekuensi 1 atau 2,5%, kadang-kadang melakukan perubahan proses kerja
( Change Management) dan melakukan rekayasa ulang proses bisnis (Business
Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja yang dramatis dengan
frekuensi 5 atau 12,5%, sering melakukan perubahan proses kerja
(Change Management) dan melakukan rekayasa ulang proses bisnis (Business
Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja yang dramatis dengan
frekuensi 20 atau 50%, selalu melakukan perubahan proses kerja
(Change Management) dan melakukan rekayasa ulang proses bisnis (Business
Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja yang dramatis dengan
frekuensi 14 atau 35%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero)
sering melakukan perubahan proses kerja (Change Management) dan melakukan
rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering) untuk
meningkatkatkan kinerja yang dramatis dengan frekuensi terbanyak sebesar 14
jawaban dan presentasi 35%.
9. Support Service (dukungan layanan IT department)
Tabel 4.10Skor Jawaban Support Service (dukungan layanan IT department) Dengan
Sub Variabel Organization Process (Proses Organisasi)
131
Peringkat (Skor)Frekuensi
jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 15 Pertanyaan16
Sangat setuju 8 13 21 52,5% setuju 10 7 17 42,5%
Ragu-ragu 2 0 2 5%Tidak Setuju 0 0 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%
Tabel 4.10 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai
Support Service (dukungan layanan IT department) Dengan Sub Variabel
Organization Process (Proses Organisasi) yaitu : tidak pernah membantu men-
gatasi masalah yang terjadi pada sistem di perusahaan dan mendukung dalam
pelaksanaan sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan
perusahaan dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang membantu mengatasi masalah
yang terjadi pada sistem di perusahaan dan mendukung dalam pelaksanaan sistem
ERP agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dengan
frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang membantu mengatasi masalah yang terjadi
pada sistem di perusahaan dan mendukung dalam pelaksanaan sistem ERP agar
dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dengan frekuensi 2
atau 5%, sering membantu mengatasi masalah yang terjadi pada sistem di
perusahaan dan mendukung dalam pelaksanaan sistem ERP agar dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dengan frekuensi 17 atau 42,5%, se-
lalu membantu mengatasi masalah yang terjadi pada sistem di perusahaan dan
mendukung dalam pelaksanaan sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan
mencapai tujuan perusahaan dengan frekuensi 21 atau 52,5%. Maka dengan
demikian responden dari PT. INTI (persero) selalu membantu mengatasi masalah
132
yang terjadi pada sistem di perusahaan dan mendukung dalam pelaksanaan sistem
ERP agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dengan
frekuensi terbanyak sebesar 21 jawaban dan presentasi 52.
Tabel 4.11Hasil Kuesioner X
Implementasi Enterprise Resource Planning(ERP)
Responden
X
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1314 15 16
1 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 772 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 733 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 804 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 805 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 646 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 757 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 628 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 659 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 7210 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5911 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 6612 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 7213 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 7014 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 6815 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 6616 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8017 2 5 5 4 4 5 4 4 4 5 2 5 5 4 4 5 6718 4 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 6219 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 7320 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 77
Total 1408
133
Analisis Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) berdasarkan
hasil jawaban responden dari kuesioner yang diajukan tentang Implementasi
Enterprise Resource Planning (ERP) sebanyak 16 pertanyaan kepada 20
responden di PT. INTI (persero) di Bandung, diperoleh jawaban untuk variable X
sebagai berikut :
Tabel 4.12Total Skor Variabel (X)
Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)Responden Skor Variabel
1 772 733 804 805 646 757 628 659 7210 5911 6612 7213 7014 6815 6616 8017 6718 6219 7320 77
Jumlah 1408 Sumber: (data diolah)
Sesuai dengan tabel di atas, maka didapat nilai rata-rata dengan
perhitungan sebagai berikut :
134
∑XiMe = -------- N
1408 Me = ------- = 70,4
20
Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata dari variable X (Im-
plementasi Enterprise Resouce Planning (ERP)) adalah sebesar 70,4 dan jika
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, nilai 70,4 terletak di antara
nilai 65-80 dengan kriteria “sangat baik”. Hal ini didukung oleh indikator
Implementasi Enterprise Resouce Planning (ERP).
1. Pusat sistem informasi (server-client)
Pusat sistem informasi (server) diperlukan dalam pengolahan data dan
komputer (client) digunakan dalam melakukan tugas-tugas penanganan
data.
2. Unit komunikasi (network)
Unit komunikasi (network) di perusahan membantu penyebaran setiap
informasi sehingga menunjang kelancaran aktifitas perusahaan.
3. Unit penyimpanan (storage)
Semua data input maupun output yang ada di perusaahaan telah
disimpan dalam unit penyimpanan (storage) yang aman.
7. Staf bisnis (business staff)
Staf bisnis pada perusahaan bertugas menganalisa Workflow
(urutan proses) sistem manajemen yang sedang berjalan, dan staf bisnis
135
di perusahaan menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses bisnis
yang akan dianalisis.
8. Staf operasi (operation staff)
Staf operasi di perusahaan bertanggung jawab dalam kegiatan
operasional sehari-hari perusahaan.
9. Staf pengembangan (development staff)
Perusahaan memerlukan staf pengembangan dalam mengembangkan
sistem informasi yang ada di perusahan karena staf pengembangan di
perusahaan membantu dalam mendesain program-program yang
diperlukan perusahaan.
10. Program dan proyek manajemen (program and project manajement)
Penerapan sistem ERP di perusahaan merupakan program dan proyek
manajemen untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas.
11. Perubahan proses kerja (change manajement)
Perusahan didalam mengimplementasikan sistem ERP melakukan
perubahan proses kerja (change manajement) karena sistem ERP
berpengaruh terhadap budaya perusahan. Kemudian perusahaan
melakukan rekayas ulang (business process reengineering) untu
meningkatkan kinerja yang dramatis.
12. Layanan dan dukungan dari IT Departement (support system)
Layanan dan dukungan dari IT Departement (support system)
membantu mengatasi masalah yang terjadi pada sistem di perusahaan
136
dan mendukung dalam pelaksanaan system ERP agar dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan perusahan.
4.2.2 Kualitas Informasi Akuntansi Pada PT. INTI Persero di Bandung.
Informasi akuntansi dikatakan berkualitas apabila telah dapat mengungka-
pkan informasi yang materiil secara lengkap dan akurat mencakup dimensi
penting yang relevan dari kejadian esensial. kualitas informasi akuntansi dilihat
secara umum memiliki empat dimensi kualitas informasi yaitu :
Relevan, Realiabilitas, Konsistensi, Komparabilitas.
Untuk mengetahui Kualitas Informasi Akuntansi di PT. INTI (persero)
Bandung, peneliti mengedarkan kuesioner sesuai dengan indikator Kualitas
Informasi Akuntansi yang terdiri dari :
Relevan
Nilai prediksi
Nilai umpan balik
Tepat waktu
Reliabilitas
Dapat diperiksa
Netral
Menyajikan yang seharusnya.
c. Konsistensi
Standar/metode akuntansi tetap tiap periode
d.Komparabilitas
Perbandingan dengan tahun sebelumnya
137
Perbandingan dengan perusahaan lain
1.Nilai Prediksi
Tabel 4.12Skor Jawaban Nilai Prediksi (Relevan)
Peringkat (Skor)Frekuensi
jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 1 pertanyaan 2
Sangat setuju 11 6 17 42,5% setuju 9 12 21 52,5%
Ragu-ragu 0 2 2 5%Tidak Setuju 0 0 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%
Tabel 4.12 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai
Nilai Prediksi (Relevan) yaitu : tidak pernah berguna untuk pengambilan
eputusan dan tidak pernah membantu user dalam membuat prediksi tentang
kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang
berguna untuk pengambilan keputusan dan jarang membantu user dalam membuat
prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan dengan frekuensi 0
atau 0%, kadang-kadang berguna untuk pengambilan keputusan dan
kadang-kadang membantu user dalam membuat prediksi tentang kejadian masa
lalu, masa kini dan masa depan dengan frekuensi 2 atau 5%, sering berguna untuk
138
pengambilan keputusan dan sering membantu user dalam membuat prediksi
tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan dengan frekuensi 21 atau
52,5%. Selalu berguna untuk pengambilan keputusan dan selalu membantu user
dalam membuat prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan
dengan frekuensi 17 atau 42,5%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI
(persero) sering berguna untuk pengambilan keputusan dan sering membantu user
dalam membuat prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan
dengan frekuensi terbanyak sebesar 21 jawaban dan presentasi 52,5%.
2.Nilai Umpan Balik
Tabel 4.13Skor Jawaban Nilai Umpan Balik (Relevan)
Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 3 15%
setuju 13 65%Ragu-ragu 3 15%
Tidak Setuju 1 5%Sangat tidak setuju 0 0%
Total 20 100%
Tabel 4.13 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Nilai Umpan Balik (Relevan) yaitu : tidak pernah membantu pemakai (user)
dalam menjustifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu dengan
frekuensi 0 atau 0%, jarang membantu pemakai (user) dalam menjustifikasi atau
mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu dengan frekuensi 1 atau 5%,
kadang-kadang membantu pemakai (user) dalam menjustifikasi atau mengoreksi
kesalahan-kesalahan masa lalu dengan frekuensi 3 atau 15%, sering membantu pe-
makai (user) dalam menjustifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu
dengan frekuensi 13 atau 65%, selalu membantu pemakai (user) dalam men-
139
justifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu dengan frekuensi 3 atau
15%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) sering
membantu pemakai (user) dalam menjustifikasi atau mengoreksi
kesalahan-kesalahan masa lalu dengan frekuensi terbanyak sebesar 13 jawaban
dan presentasi 65%
3. Tepat Waktu
Tabel 4.14Skor Jawaban Tepat Waktu (Relevan)
Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 14 70%
setuju 6 30%Ragu-ragu 0 0%
Tidak Setuju 0 0%Sangat tidak setuju 0 0%
Total 20 100%
Tabel 4.14 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Tepat Waktu(Relevan) yaitu : tidak pernah disajikan tepat waktu oleh manajemen
perusahaan dalam rangka pengambilan kepurtusan dengan frekuensi 0 atau 0%,
jarang disajikan tepat waktu oleh manajemen perusahaan dalam rangka
pengambilan kepurtusan dengan frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang disajikan
tepat waktu oleh manajemen perusahaan dalam rangka pengambilan kepurtusan
dengan frekuensi 0 atau 0%, sering disajikan tepat waktu oleh manajemen perusa-
haan dalam rangka pengambilan kepurtusan dengan frekuensi 6 atau 30%, selalu
disajikan tepat waktu oleh manajemen perusahaan dalam rangka pengambilan
kepurtusan dengan frekuensi 14 atau 70%. Maka dengan demikian responden dari
PT. INTI (persero) selalu disajikan tepat waktu oleh manajemen perusahaan
140
dalam rangka pengambilan kepurtusan dengan frekuensi terbanyak sebesar 14
jawaban dan presentasi 70%.
4. Dapat diperiksa
Tabel 4.15Skor Jawaban Dapat Diperiksa (Reliabilitas)
Peringkat (Skor)Frekuensi
jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 5 Pertanyaan 6
Sangat setuju 7 4 11 27,5% setuju 11 14 25 62,5%
Ragu-ragu 2 2 4 10%Tidak Setuju 0 0 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%
Tabel 4.15 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai
Dapat Diperiksa (Reliabilitas) yaitu : tidak pernah diverifikasi, disajikan secara
tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias dan tidak pernah diperiksa dengan
metode pengukuran yang sama dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang diverifikasi,
disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias dan jarang diperiksa
dengan metode pengukuran yang sama dengan frekuensi 0 atau 0%,
kadang-kadang diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan
bias dan kadang-kadang diperiksa dengan metode pengukuran yang sama dengan
frekuensi 4 atau 10%, sering diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari
141
kesalahan dan bias dan tidak pernah diperiksa dengan metode pengukuran yang
sama dengan frekuensi 25 atau 62,5%. Selalu diverifikasi, disajikan secara tepat,
serta bebas dari kesalahan dan bias dan tidak pernah diperiksa dengan metode
pengukuran yang sama dengan frekuensi 11 atau 27,5%. Maka dengan demikian
responden dari PT. INTI (persero) sering diverifikasi, disajikan secara tepat, serta
bebas dari kesalahan dan bias dan tidak pernah diperiksa dengan metode
pengukuran yang sama dengan frekuensi terbanyak sebesar 25 jawaban dan
presentasi 62,5%
5. Netral
Tabel 4.16Skor Jawaban Netral (Reliabilitas)
Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 7 35%
setuju 11 55%Ragu-ragu 2 10%
Tidak Setuju 0 0%Sangat tidak setuju 0 0%
Total 20 100%
Tabel 4.16 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Netral (Reliabilitas) yaitu : tidak pernah memihak pada kepentingan satu
kelompok saja dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang memihak pada kepentingan
satu kelompok saja dengan frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang memihak pada
kepentingan satu kelompok saja dengan frekuensi 2 atau 10%, sering memihak
pada kepentingan satu kelompok saja dengan frekuensi 11 atau 55%, selalu
memihak pada kepentingan satu kelompok saja dengan frekuensi 7 atau 35%.
Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) sering memihak pada
142
kepentingan satu kelompok saja dengan frekuensi terbanyak sebesar 11 jawaban
dan presentasi 55%.
6. Menyajikan Yang Seharusnya
Tabel 4.17Skor Jawaban Menyajikan Yang Seharusnya (Reliabilitas)
Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 8 40%
setuju 12 60%Ragu-ragu 0 0%
Tidak Setuju 0 0%Sangat tidak setuju 0 0%
Total 20 100%
Tabel 4.17 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Menyajikan Yang Seharusnya (Reliabilitas) yaitu : tidak pernah menyajikan
informasi akuntansi yang seharusnya dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang
menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya dengan frekuensi 0 atau 0%,
kadang-kadang menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya dengan
frekuensi 0 atau 0%, sering menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya
dengan frekuensi 12 atau 60%, selalu menyajikan informasi akuntansi yang
seharusnya dengan frekuensi 8 atau 40%. Maka dengan demikian responden dari
PT. INTI (persero) sering menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya
dengan frekuensi terbanyak sebesar 12 jawaban dan presentasi 60%.
143
7. Standar/Metode Akuntansi Tetap Tiap Periode
Tabel 4.18Skor Jawaban Standar/Metode Akuntansi Tetap Tiap Periode
(Konsistensi)
Peringkat (Skor)Frekuensi
jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 9 Pertanyaan 10
Sangat setuju 6 4 10 25%setuju 11 13 24 60%
Ragu-ragu 3 2 5 12,5%Tidak Setuju 0 1 1 2,5%
Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%
Tabel 4.18 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai
Standar/Metode Akuntansi Tetap Tiap Periode (Konsistensi) yaitu : tidak pernah
menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan apabila terjadi
perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan tidak pernah mengungkapkan
alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang
menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan apabila terjadi
perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan jarang mengungkapkan alasan
dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 1 atau 2,5%, kadang-
144
kadang menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan apabila
terjadi perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan kadang-kadang
mengungkapkan alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 5
atau 12,5%, sering menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan
apabila terjadi perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan sering
mengungkapkan alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 24
atau 60%. Selalu menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan
apabila terjadi perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan sering men-
gungkapkan alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 10 atau
25%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) sering menggu-
nakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan apabila terjadi pe -
rubahan standar/metode akuntansi, perusahaan selalu mengungkapkan
alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi terbanyak sebesar 10
jawaban dan presentasi 25%.
8. Perbandingan Dengan Tahun Sebelumnya
Tabel 4.19Skor Jawaban Perbandingan Dengan Tahun Sebelumnya
(Komparabilitas)Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat tidak setuju 11 55%
Tidak setuju 9 45%Ragu-ragu 0 0%
Setuju 0 0%Sangat setuju 0 0%
Total 20 100%
Tabel 4.19 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Perbandingan Dengan Tahun Sebelumnya (Komparabilitas) yaitu : tidak pernah
145
melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi yang dihasilkan oleh
perusahaan lain dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang melakukan perbandingan
mengenai informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan lain dengan
frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang melakukan perbandingan mengenai
informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan lain dengan frekuensi 0 atau
0%, sering melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi yang
dihasilkan oleh perusahaan lain dengan frekuensi 9 atau 45%, selalu melakukan
perbandingan mengenai informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan lain
dengan frekuensi 11 atau 55%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI
(persero) selalu melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi yang
dihasilkan oleh perusahaan lain dengan frekuensi terbanyak sebesar 11 jawaban
dan presentasi 55%.
9. Perbandingan Dengan Perusahaan lain
Tabel 4.20Skor Jawaban Perbandingan Dengan Perusahaan lain
(Komparabilitas)Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase Jawaban
Sangat setuju 6 30% setuju 12 60%
Ragu-ragu 2 10%Tidak Setuju 0 0%
Sangat tidak setuju 0 0%Total 20 100%
Tabel 4.20 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai
Perbandingan Dengan Perusahaan lain (Komparabilitas) yaitu : tidak pernah
melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari period ke periode
dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang melakukan perbandingan mengenai informasi
146
akuntansi dari period ke periode dengan frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang
melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari period ke periode
dengan frekuensi 2 atau 10%, sering melakukan perbandingan mengenai in-
formasi akuntansi dari period ke periode dengan frekuensi 12 atau 60%, selalu
melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari period ke periode
dengan frekuensi 6 atau 30%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI
(persero) sering melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari
period ke periode dengan frekuensi terbanyak sebesar 12 jawaban dan
presentasi 60%
Tabel 4.24Hasil Kuesioner Y
Kualitas Informasi Akuntansi
RespondenPertanyaan
Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 542 5 4 3 4 5 5 4 5 3 3 5 4 503 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 604 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 605 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 486 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 527 4 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 5 518 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 479 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 52
10 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4811 5 3 3 4 4 4 5 4 3 3 5 3 4612 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5113 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4814 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5215 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4516 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5617 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5218 4 4 2 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4619 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5520 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 52
147
Total 1025
Analisis kualitas informasi akuntansi dilakukan berdasarkan jawaban
responden dari kuesioner yang diajukan tentang kualitas informasi akuntansi
sebanyak 12 pertanyaan kepada 20 responden di PT. INTI (persero) Bandung,
diperoleh jawaban dengan skor variabel Y sebagai berikut :
Tabel 4.22Total Skor Variabel (Y)
Kualitas Informasi Akuntansi
Responden Skor variabel1 542 503 604 605 486 527 518 479 5210 4811 4612 5113 4814 5215 4516 5617 5218 4619 5520 52
Jumlah 1025
148
Sumber : (data diolah)
Sesuai dengan tabel di atas, maka didapat nilai rata-rata dengan
penghitungan sebagai berikut:
∑XiMe = ------ N
1025Me = -------- = 51,25
20
Berdasarkan perhitungan nilai-nilai di atas dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata variabel (Y) adalah sebesar 51,25. Apabila nilai tersebut dibandingkan
dengan kriteria yang telah penulis tentukan dalam Bab III, maka nilai rata-rata
variabel Y tersebut termasuk dalam kriteria “Sangat Berkualitas” yaitu antara
50-60.
Hal ini berarti Kualitas Informasi Akuntansi pada PT. INTI (persero) di
Bandung “Sangat Berkualitas”. Hal ini didukung oleh indikator Kualitas
Informasi Akuntansi sebagai berikut :
1. Nilai prediksi
Nilai prediksi atas informasi yang dihasilkan akan membantu user dalam
membuat prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan
sehingga informasi yang dihasilkan relevan dan berguna untuk
pengambilan keputusan.
2. Nilai umpan balik
149
Nilai umpan balik menghasilkan informasi yang relevan sehingga
membantu user dalam menjaustifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesala-
han masa lalu.
3. Tepat waktu
Informasi yang diperlukan oleh perusahaan disajikan tepat waktu oleh
manajemen perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan.
4. Dapat diperiksa
Informasi akuntansi di dalam perusahaan diperiksa dengan metode
pengukuran yang sama, sehingga Informasi akuntansi yang dihasilkan
oleh perusahaan dapat diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari
kesalahan dan bias.
5. Netral
Informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan bersifat netral, tidak
memihak pada kepentingan satu kelompok saja. Dan perusahaan
menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya.
6. Standar/metode akuntansi tetap tiap periode
Perusahaan menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode
dan bila terjadi perubahan standar/metode akuntansi, perusahan
mengungkapkan alas an dan pengaruh dalam hasil laporanya.
7. Perbandingan dengan tahun sebelumnya
150
Perusahaan melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi yang
dihasilkan oleh perusahaan lain.
8. Perbandingan dengan perusahan lain
perusahaan melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari
periode ke periode. perbandinganya mungkin saja dilakukan terhadap
data perusahan lain atau informasi sejenis dalam perusahan yang sama.
4.2.3.Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
4.2.3.1 Uji Validitas
Sebelum penelitian dilakukan, suatu instrumen penelitian yang dalam hal
ini adalah menggunakan kuesioner harus terlebih dahulu diuji tingkat validitasnya,
valid atau tidak validnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data yang dibutuhkan (mengukur) itu valid. Dikatakan valid
artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur, dengan kata lain uji validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana
alat pengukur tersebut mampu mengukur objek yang sudah ditentukan sehingga
mampu memperoleh data yang dibutuhkan dengan baik.
Uji validitas dilakukan terhadap 28 pernyataan yang terdiri dari 16
pernyataan untuk variabel Implementasi Enterprise Resource Planning (X) dan
12 pernyataan untuk variabel Kualitas Informasi Akuntansi (Y). Untuk
mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen yang digunakan valid atau tidak,
dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total
yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jadi dalam keperluan ini ada 16
koefisien korelasi yang perlu dihitung.
151
Untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, ini dilakukan
dengan merujuk pada syarat minimum yang dalam penelitian ini penulis ambil
dari teori yang telah diungkapkan dalam bab 3 yaitu 0,3 dengan ketentuan jika
harga korelasi di bawah 0,3, dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut
tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Sedangkan sebaliknya, jika
harga korelasi di atas 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tesebut
valid. Dalam perhitungan uji validitas, penelitian ini menggunakan bantuan alat
statistik yang ada dalam program SPSS for Windows Versi 12 dan hasil
perhitungan disajikan dalam lampiran. Adapun hasil uji validitas untuk
masing-masing variabel dijelaskan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 4.22Hasil Uji Validitas Variabel X
Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)korelasi antara nilai korelasi Keterangan kesimpulan
Pertanyaan 1 0.629
Nilai korelasi > 0,3
valid
Pertanyaan 2 0.775 valid
Pertanyaan 3 0.773 valid
Pertanyaan 4 0.625 valid
Pertanyaan 5 0.699 valid
Pertanyaan 6 0.661 valid
Pertanyaan 7 0.384 valid
Pertanyaan 8 0.625 valid
Pertanyaan 9 0.421 valid
Pertanyaan 10 0.489 valid
Pertanyaan 11 0.628 valid
Pertanyaan 12 0.775 valid
Pertanyaan 13 0.772 valid
Pertanyaan 14 0.624 valid
Pertanyaan 15 0.698 valid
Pertanyaan 16 0.775 valid
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis)
Kesimpulan:
152
Dengan berdasarkan pada hasil pengolahan data yang ditampilkan dalam
bentuk tabel di atas, terlihat jelas bahwa semua item yang terdapat pada kolom ko-
relasi melebihi atau lebih besar dari angka kritis yaitu 0,3, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa semua pernyataan untuk variabel Implementasi
Enterprise Resource Planning (ERP) (X) telah memenuhi syarat untuk digunakan
sebagai alat untuk memperoleh data yang dibutuhkan, atau dengan kata lain
dinyatakan valid.
Tabel 4.23Hasil Uji Validitas Variabel YKualitas Informasi Akuntansi
korelasi antara nilai korelasi Keterangan kesimpulan
Pertanyaan 1 0.586
Nilai korelasi > 0,3
valid
Pertanyaan 2 0.742 valid
Pertanyaan 3 0.576 valid
Pertanyaan 4 0.328 valid
Pertanyaan 5 0.420 valid
Pertanyaan 6 0.346 validPertanyaan 7 0.575 validPertanyaan 8 0.712 validPertanyaan 9 0.704 validPertanyaan 10 0.731 validPertanyaan 11 0.586 validPertanyaan 12 0.742 valid
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis)
Kesimpulan:
Dengan berdasarkan pada hasil pengolahan data yang ditampilkan dalam
bentuk tabel di atas, terlihat jelas bahwa semua item yang terdapat pada kolom
korelasi melebihi atau lebih besar dari angka kritis yaitu 0,3, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa semua pernyataan untuk variabel Kualitas Informasi
Akuntansi (Y) telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat untuk
memperoleh data yang dibutuhkan, atau dengan kata lain dinyatakan valid.
153
4.2.3.2 Uji reliabilitas
Dalam suatu penelitian tidak hanya membutuhkan uji validitas saja, tetapi
juga perlu dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk
menunjukan sampai sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila
pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini, untuk melakukan
uji reliabilitas penulis juga menggunakan bantuan alat statistik yang terdapat
dalam program SPSS for Windows versi 12 dengan menggunakan rumus
Cronbach’s alpha.
Seperti halnya uji validitas item, dalam uji reliabilitas juga terdapat
ketentuan yang harus di penuhi, yaitu adanya nilai minimal. Nilai minimal yang
dalam penelitian ini penulis ambil dari teori yang telah penulis ungkapkan pada
bab 3. Nilai minimal tersebut adalah 0,7 dengan ketentuan jika koefisien
korelasinya kurang dari 0,7, maka instrument yang digunakan tidak reliabel, dan
sebaliknya jika lebih dari 0,7 maka instrument tersebut reliabel dan dapat
digunakan. Dibawah ini disajikan hasil perhitungan uji reliabilitas dalam bentuk
tabel dari masing-masing variabel variabel X dan Y.
Tabel 4.3Hasil Uji Reliabilitas
Variabel r Hitung r Kritis KeteranganX 0.7612 0.7 ReliabelY 0.8237 0.7 Reliabel
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Jawaban Responden
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa semua variabel
dengan berbagai item pertanyaan dikatakan reliabel, karena memiliki nilai r hitung
lebih besar daripada r kritis, yaitu 0,7.
154
4.2.4 Analisis Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
terhadap Kualitas Informasi Akuntansi.
4.2.4.1 Korelasi
Dalam hal ini analisis rank spearmen digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variable X dan variable Y. Berikut ini adalah hasil
analisis rank spearmen:
Tabel 4.28Correlations
Kualitas Infor-masi Akuntansi ERP
Spearman’s rho Kualitas Informasi Akuntansi 1.000 .802
ERP .802 1.000
Sig. (1-tailed) Kualitas Informasi Akuntansi . .000
ERP .000 .
N Kualitas Informasi Akuntansi 20 20
ERP 20 20
(Sumber: Hasil Olah Data Penulis)
Berdasarkan tabel di atas hasil koefisien korelasi adalah 0,802 jika diband-
ingkan dengan kriteria koefisien korelasi yang di ambil dari teori yang penulis
ungkapkan di bab 3. 0,802 berada pada kriteria 0,80-1.000 yang artinya terdapat
hubungan yang sangat kuat dan positif antara Enterprise Resource Planning
dengan Kualitas Informasi Akuntansi.Arti dari positif itu sendiri apabila hubungan
yang searah dan apabila ERP semakin bagus maka makin berkualitas.
155
4.2.4.2.Uji Hipotesis
Kriteria uji koefisien korelasi dari variabel pengaruh implementasi
Enterprise Rresource Planning (ERP) terhadap kualitas informasi akuntansi
sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning
(ERP) terhadap kualitas informasi akuntansi
Ha : Terdapat pengaruh implementasi Enterprise ResourcePlanning (ERP)
terhadap kualitas informasi akuntansi
Terlihat pada kolom Sig (signifikan) coefficients sig. 0,000 atau lebih kecil
dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya koefisien korelasi adalah signifikan.
Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan oleh penulis maka akan
dilakukan pengujian melalui hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh antara
Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) (X) terhadap Kualitas Infor-
masi Akuntansi (Y).
Untuk menguji apakah variabel-variabel korelasi signifikan atau tidak, maka
terlebih dahulu harus dicari nilai t hitung dengan kriteria interval keyakinan (level of
significant) 95%, α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = n-2-1.
156
Hasil dari uji hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut: Taraf signifikansi
α = 5%.
dk = n-2-1 = 20 – 2 - 1 = 17
t tabel (0,05) = 2,11
Tabel 4.8Hasil Perhitungan Uji T
Implementasi ERP terhadap Kualitas Informasi AkuntansiMenggunakan SPSS 17.0 for windows
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 14.151 6.539 2.164 .044
ERP .527 .093 .802 5.696 .000
a. Dependent Variable: Kualitas Informasi Akuntansi
Kriteria uji : Tolak H0 jika │hitung │≥ ttabel, terima dalam hal lainya.
Dengan Degree Of Freedom, yaitu df = n – k – 1= 20 – 2 – 1 = 17 maka
diperoleh ttabel yaitu t 0,05(17) sebesar 2,11.
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas, dengan dilihat bahwa t hitung >
ttabel yaitu 5,696 > 2,11, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) secara sig-
nifikan terhadap Kualitas Informasi Akuntansi. Sedangkan jika dilihat dari proba-
bilitas tingkat signifikansi menunjukkan nilai 0,000 yang berarti bahwa Ho ditolak
karena nilainya lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan den-
gan penerapan Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) yang baik,
maka akan menghasilkan Kualitas Informasi Akuntansi yang berkualitas sesuai
dengan kebutuhan para pengguna.
157
Berdasarkan uraian diatas, maka berdasarkan hipotesis penelitian “Adanya
Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas
Informasi Akuntansi” dapat diterima.
4.2.4.3. Koefisien Determinasi
Untuk koefisien determinasi (Kd) = (R²) x 100%. Kd= 0,802² x 100% =
64,3%. Hal ini menujukan bahwa implementasi enterprise resource planning
(ERP) 64,3%%. Sedangkan sisanya sebesar 35,7% oleh faktor lain. Banyak
kemungkinan faktor lain yang juga dapat menentukan kualitas informasi
akuntansi, seperti faktor perencanaan kebutuhan bahan baku (material re-
quirement planning-MRP), faktor manajemen rantai pasokan (supply chain
management-SCM) dan faktor keterlibatan user dalam pengembangan SIA.
hal tersebut sesuai dengan teori hubungan yang telah dikemukakan
sebelumnya yaitu Menurut Azhar Susanto (2004;20) adalah sebagai berikut :
“Sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan berbagai alat Bantu salah satunya adalah ERP. ERP merupakan paket software terintegrasi yang dirancang untuk memberikan integrasi yang menyeluruh terhadap seluruh data yang terkait dengan sistem informasi perusahaan.”
158
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh
Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi
Akuntansi yang diterapkan di PT. INTI (persero), penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengimplementasian Enterprise Resource Planning (ERP) di PT INTI
(persero) Bandung sudah dinyatakan sangat baik. hal ini didukung oleh
adanya pencapaian indikator-indikator penelitian yaitu menggunakan
unsur-unsur sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang terdiri dari
Komponen Fisik (Physical Component), Sumber Daya Manusia (People)
dan Proses Proses Organisasi (Organizations Process). Meskipun
demikian, penulis masih menemukan kelemahan mengenai unsur-unsur
dalam ERP khususnya pada komponen fisik dan sumber daya manusia.
Seharusnya perusahaan tersebut lebih melengkapi sarana dan prasarana
dalam penerapan sistem ERP, dan dari segi sumber daya manusia tersebut
perusahaan harus melakukan pelatihan-pelatihan agar penerapan sistem
159
ERP dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dan dari
segi proses organisasi perusahaan masih melakukan penyesuaian dalam
penerapan sistem ERP untuk melakukan perubahan proses kerja dan
meningkatkan kinerja perusahaan.
2. Kualitas Informasi yang dihasilkan oleh PT. INTI (Persero) Bandung
dinyatakan sudah sangat berkualitas. karena informasi akuntansi yang
dihasilkan telah memenuhi kriteria kualitas informasi akuntansi yaitu
memiliki kualitas primer yang terdiri dari dua kriteria yaitu : Relevan,
Reliabilitas. Dan kualitas sekunder yang terdiri dari dua kriteria yaitu :
Konsistensi, Komparabilitas. Meskipun demikian, penulis masih
menemukan kelemahan mengenai kualitas informasi akuntansi dalam
kualitas primer informasi akuntansi yang dihasilkan sebaiknya melalui
nilai prediksi terlebih dahulu karena hal tersebut akan membantu user
dalam membuat prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa
depan.
3. Terdapat pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) ter-
hadap Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI
(Persero) Bandung, Hal ini dapat terlihat dari hasil koefisien korelasi thitung
5,696 > ttabel 2,11 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dan hasil uji
hipotesis untuk Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)
berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi akuntansi, koefisien
signifikasi yaitu 0,05 > 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
artinya koefisien korelasi adalah signifikan. Koefisien determinasinya
160
adalah 64,3% dan sisanya sebesar 35,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti oleh penulis. Banyak kemungkinan faktor lain yang juga
dapat menentukan kualitas informasi akuntansi, seperti faktor
pengintegrasian aplikasi perusahaan (enterprise application
integration-EAI), faktor manajemen rantai pasokan (supply chain
management-SCM) dan faktor keterlibatan user dalam pengembangan SIA
5.2 Saran
Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis , maka
penulis memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai bahan
pertimbangan dan masukan bagi perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Adanya pemberian reward perlu dipertahankan agar sasaran perusahan da-
pat tercapai.
2. Adanya peningkatan terhadap pengendalian pencatatan dan dokumen. Hal
ini dapat dilakukan dengan pengarsipan terutama di kepustakaan dengan
pengarsipan ganda baik secara manual maupun terkomputerisasi.
3. Informasi akuntansi diperbaharui dengan sistem online yang terintegrasi
sehingga semua informasi akuntansi lebih fleksibel dan dapat mudah
dikoreksi apabila terjadi kesalahan.
4. Promosi jabatan perlu ditingkatkan untuk menciptakan semangat kerja
para karyawan
161