jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

253
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam tataran lingkungan global sekarang ini,dituntut sebuah strategi yang baik serta inovasi-inovasi baru dari setiap perusahaan agar mampu bersaing dengan perusahan-perusahaan lainnya yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.Penetapan strategi di dalam perusahaan merupakan hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan berakibat fatal apabila salah dalam penerapannya. Dalam mencapai keberhasilan,manajemen perusahaan pada saat ini bertanggung jawab tidak hanya pada kegiatan yang terjadi didalam perusahaan, tetapi meliputi juga kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan luar perusahaan.Segala faktor internal dan eksternal yang 1

description

skrip

Transcript of jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

Page 1: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam tataran lingkungan global sekarang ini,dituntut sebuah strategi

yang baik serta inovasi-inovasi baru dari setiap perusahaan agar mampu

bersaing dengan perusahan-perusahaan lainnya yang datang dari dalam

maupun dari luar negeri.Penetapan strategi di dalam perusahaan merupakan

hal yang sangat penting dalam pencapaian tujuan dan berakibat fatal apabila

salah dalam penerapannya.

Dalam mencapai keberhasilan,manajemen perusahaan pada saat ini

bertanggung jawab tidak hanya pada kegiatan yang terjadi didalam

perusahaan, tetapi meliputi juga kegiatan yang berhubungan dengan

lingkungan luar perusahaan.Segala faktor internal dan eksternal yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan tingkat keuntungan perusahan

menjadi perhatian manajemen.

Supaya perusahaan efektif menghadapi persaingan yang ketat tersebut

dan untuk mengantisipasi kekacauan internal perusahaan,diperlukan strategi

untuk mengarahkan kegiatan tersebut.Strategi merupakan perencanaan dan

pencapaian kearah kegiatan yang efektif dan integrative untuk dapat mencapai

tujuan perusahaan secara keseluruhan.Agar pemeilihan strategi dan

pengambilan kebijaksanaan tidak salah,perlu adanya dukungan data yang ak-

urat dan cepat sesuai dengan keadaan yang ada.

1

Page 2: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

2

Untuk mendapatkan data yang akurat tersebut diperlukan sebuah

sistem informasi dalam hal ini sistem informasi akuntansi yang terintegritas

dari seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.tidak terintegritasnya data

membuat dibutuhkannya waktu yang lama dalam memenuhi akan data yang

biasa datangnya mendadak sehingga menghambat keputusan yang akan diam-

bil, padahal data dan informasi adalah suatu sumberdaya dengann baik seperti

sumberdaya lainnya.

Banyak perusahaan Indonesia,pemanfaatan sistem informasi akuntansi

juga sudah menjadi kebutuhan mutlak.Hampir diseluruh bidang industri, peran

sistem informasi sudah demikian yang padat karya.Dari sekian banyak sektor

industri, perbankan tercatat paling gencar dalam investasi dibidang sistem

informasi akuntansi.Wajar, produk yang mereka jual adalah jasa yang ber-

hubungan dengan angka-angka, dimana keakurasian,kecepatan,mutu lay-

anan,serta keamanan,menjadi sisi paling penting yang harus secara cermat

dikelola.Jadi, jangan heran jika investasi dalam.

Fenomena pengimplementasikan ERP sudah mulai menyebar ke In-

donesia,baik pada perusahaan manufaktur maupun sektor jasa, karena

dengan menggunakan ERP manejemen dapat mengetahui akibat dan yang

ditimbulkan keterlambatan bahan baku terhadap keseluruhan proses dalam

perusahaan dalam manajemen dapat mengintifikasinya sejak dini (mulia

hartono:7 langkah mudah membangun sistem informasi,ERP 2004:4).Dengan

menerapkan ERP diharapkan terintegrasinya data online untuk seluruh fungsi

dalam perusahaan, strandarisasi dan keakuratan data, mempermudah

Page 3: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

3

tugas-tugas manajemen sehari-hari,meningkatkan efiesiensi dan efektivitas

organisasi melalui alokasi sumber daya perusahaan secara

optimal.meningkatkan kualitas informasi akuntansi untuk pengambilan

keputusan serta menghasilkan analisa dan laporan untuk perencanaan jangka

panjang.

Saat ini fenomena keuntungan penerapan sistem ERP mulai dirasakan

perusahaan didalam maupun diluar negri.Perusahaan yang merasakan

keuntungan dari penerapan sistem ERP oleh perusahaan.Masalah kualitas

informasi selama ini masih belum memuaskan pengguna dan kurang efektif

karena beberapa faktor,salah satunya penerapan teknologi informasi yang

belum terpenuhi.Sehingga jalannya sistem terganggu dan kurang optimal.

Didalam perusahaan pihak manajemen membutuhkan informasi dan

data yang dapat mendukung mereka dalam pengambilan keputusan salah sat-

unya mengenai informasi akuntansi.Dengan berkembangnya teknologi ilmu

pengetahuan dan teknologi,maka semua konsep mengenai sistem informasi

mulai dihubungkan dengan sistem yang bebrbasis komputer.Salah satunya

bentuk sistem informasi yang digunakan untuk memfasilitasi fungsi-fungsi op-

erasional dalam suatu perusahaan yaitu sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang memiliki tugas

dalam hal pengolahan data keuangan menjadi informasi berupa laporan keuan-

gan yang mana informsi keuangan tersebut dibutuhkan untuk memenuhi kebu-

tuhan pihak internal maupun eksternal yang nantinya digunakan sebagai pem-

buatan keputusan finansial.

Page 4: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

4

Agar implementasi ERP bisa berjalan dengan lancar perusahaan harus

menyiapkan antara lain bagaimana memilih ERP yang sesuai dengan

kebutuhan.membangun bisnis modelnya serta menyiapkan manajemen

perubahan yang harus dilakukan akibat penerapan ERP, mulai dari proses

bisnis, restruktrurisasi organisasi, sumber daya manusia, budaya perusahaan,

dan berbagai hal lain yang justru bersifat nonteknis dan nonkeuangan.

Kemampuan suatu perusahan dalam menghasilkan data yang terkini

merupakan masalah tersendiri bagi perusahaan,sehingga dibutuhkan sistem

yang terintegrasi dengan baik agar data yang tampil adalah data real time.-

Selain menampilkan data real time,syarat lain dari sistem informasi yang ada

ini adalah dapat menampilkan data tersebut dengan mudah,cepat,dan akurat.S-

istem informasi yang saat ini sedang berkembang dan relevan dalam hal terse-

but adalah ERP.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan replikasi dari pene-

litian yang telah dilakukan oleh Ani Oktaviani,tentang ”Implementasi Enter-

prise Resource Planning sebagai pendorong kinerja perusa-

haan”.Beberapa perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul : pengaruh

implementasi Enterprise Resource Planning terhadap kualitas

informasi akuntansi.

2. Indikator penelitian untuk variable ERP

Page 5: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

5

Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian pada PT.INTI persero bandung dan

menuliskan hasil penelitian ini dalam sebuah skripsi yang berjudul

“PENGARUH IMPLEMENTASI ENTERPRISE RESOURCE

PLANNING TERHADAP KUALITAS INFORMASI AKUNTANNSI”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis membuat identifikasi

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada

PT.INTI Bandung

2. Bagaimana Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh PT.

INTI Bandung

3. Seberapa besar pengaruh Enterprise Resource Planning (ERP) ter-

hadap Kualitas Informasi Akuntansi pada PT.INTI Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data sebagai

bahan penelitian skripsi dan untuk mempelajari serta mengetahui Pengaruh

Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi.

Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan latar belakang serta identifikasi masalah

tersebut diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mencoba mempelajari

Page 6: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

6

dan menilai Pengaruh Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap

Kualitas Informasi Akuntansi.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP) pada PT INTI Bandung

2. Untuk mengetahui Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh

PT INTI Bandung

3. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Enterprise Resource Planning

(ERP) Terhadap kualitas Informasi Akuntansi pada PT INTI

Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat secara

langsung maupun tidak langsung bagi perusahaan dimana penulis melaku

kan penelitian, bagi masyarakat terutama pihak-pihak lain yang memerlu

kan termasuk penulis sendiri.

1. Bagi perusahan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran

dalam hal mengembangkan teknologi informasi supaya lebih bermanfaat.

2. Bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam menambah pengetahuan

terapan dari pengetahuan yang telah dipelajari di bangku kuliah.

3. Bagi penulis

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan dalam menambah pengetahuan

mengenai implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap

Page 7: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

7

kualitas informasi akuntansi dalam perusahan serta memperluas wawasan

serta turut berkembang seiring dengan perkembangan zaman.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada PT INTI (persero) JL.Moch.toha

no.77 Bandung, yang akan dilaksanakan sejak pengesahan judul ini sam

pai dengan sekarang.

Page 8: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia, begitu pula dalam setiap organisasi, akan senantiasa memerlukan in-

formasi terutama sistem informasi akuntansi. Karena hampir semua bidang

kegiatan dalam organisasi tidak terlepas dari dukungan informasi yang

menunjang kelancaran setiap program yang telah ditetapkan dalam organisasi.

Menurut Robert A.Laitch dan K.Roscoe Bavis dalam kusrini dan andri

koniyo (2007;82) mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi adalah :

“Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”

Sedangkan menurut Azhar Susanto (2008) mengemukakan pengertian

sistem informasi akuntansi adalah :

“Komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahan.”

Page 9: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

9

Menurut James A.Hall yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan

Deny Arnos Wary (2007), mengemukakan pengertian Sistem Informasi Akuntansi

adalah :

“Serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi

informasi dan didistribusikan ke para pengguna.”

Dengan memperhatikan definisi-definisi di atas, maka dapat penulis sim-

pulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan dari manusia serta

pengumpulan dan pengelolaan data untuk menyajikan informasi yang relevan,

tepat waktu, dapat dipercaya, yang berguna bagi para pemakai informasi dan

berguna dalam pengambilan keputusan manajemen.

Jadi pada dasarnya sistem informasi akuntansi merupakan suatu usaha un-

tuk menyediakan informasi akuntansi atau keuangan dimana dalam

menghasilkan informasi tersebut diperlukan suatu proses pengelolan data.

2.1.2. Perbedaan Sistem Akuntansi dan Sistem Informasi AKuntansi

Menurut Sugiarto (2007) pengertian Sistem akuntansi adalah:

“Metode dan prosedur untuk mencatat dan melaporkan informasi

keuangan yang disediakan bagi perusahaan atau suatu organisasi bisnis.”

Menurut Susilawati (2007) perbedaan antara sistem akuntansi dengan sistem

informasi akuntansi sebagai berikut:

Sistem informasi akuntasi mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, men-

ganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedangakan sistem akun-

tansi itu sendiri mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, men-

ganalisa semua tipe informasi.

Page 10: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

10

2.1.3 Fungsi dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility)

didalam suatu usaha ditunjukan dengan struktur organisasi. Distribusi wewenang

dan tanggung jawab adalah sesuai bagi penetapan kebutuhan informasi

menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan

didalam sistem informasi akuntansi. Problem yang paling utama dari perusahaan

modern yang mempunyai hubungan dengan sistem informasi akuntansi adalah

kekakuan, kegagalan dan motivasi individu.Adapun masalah kekakuan merupakan

kecenderungan didalam organisasi perusahaan untuk menahan perubahan.

Masalah kegagalan merupakan ketidakberhasilan dalam komunikasi antara

unit-unit organisasi perusahaan sebagai akibat pemisahan fisik dan spesifikasi

fungsi.

Menurut Azhar Susanto (2004;9-12) dalam buku sistem informasi akun-

tansi tujuan dari sistem informasi akuntansi sebagai berikut :

“1.Mendukung aktivitas perusahaan sehari-hari.2.Mendukung proses pengambilan keputusan.3.Membantu pengelolaan perusahaan dalam memenuhi

tanggungjawabnya kepada pihak eksternal.4.Mengumpulkan dan memasukan data transaksi kedalam sistem informasi akuntansi5.Mengolah data transaksi berikut.6.Menyimpan data untuk tujuan dimasa mendatang.7.Memberi pemakai atau pemberi keputusan (manajemen) informasi

yang mereka perlukan.8.Mengontrol semua proses yang terjadi.”

Page 11: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

11

Adapun fungsi utama Sistem Informasi Akuntansi yang dikemukakan La

midjan dan Azhar Susanto (2001;37) adalah sebagai berikut :

“ 1. Untuk meningkatkan kualitas informasi Yaitu informasi yang tepat guna (relevance), lengkap dan terpercaya (akurat). Dengan kata lain sistem akuntansi harus dengan cepat dan tepat dapat memberikan informasi yang diperlukan secara lengkap

2. Untuk meningkatkan kualitas internal cek atau sistem pengendalian internYaitu sistem pengendalian yang diperlukan untuk mengamankan kekayaan perusahaan. Ini berarti bahwa sistem akuntansi yang disusun harus juga mengandung kegiatan sistem pengendalian intern (internal check).

3. Untuk dapat menekan biaya-biaya tata usahaIni berarti bahwa biaya tata usaha untuk sistem akuntansi harus seefisien mungkin dan harus jauh lebih murah dari manfaat yang akan diperoleh dari penyusunan sistem akuntansi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari sistem informasi

akuntansi cukup penting bagi manajemen untuk memperoleh informasi khususnya

informasi keuangan yang diperlukan baik bagi perencanaan dan pengendalian

kegiatan maupun untuk melaksanakan pertanggung jawabanya.

2.1.4.Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi

Agar informasi yang dihasilkan oleh pengolahan data akuntansi

benar-benar menghasilkan informasi keuangan yang berguna dan dapat

dipercaya sesuai dengan tujuan sistem informasi akuntansi maka tidak lepas

dari unsur-unsur sistem informasi akuntansi. Adapun unsur-unsur sistem

informasi akuntansi yang dikemukakan oleh Azhar Susanto dalam buku

sistem informasi akuntansi (2008) adalah sebagai berikut;

“Sistem informasi akuntansi merupakan seperangkat sumber daya

manusia dan modal dalam suatu organisasi yang dibangun untuk

menyajikan informasi keuangan yang diperoleh dari pengumpulan

dan pemprosesan data keuangan.”

Page 12: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

12

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi

memiliki unsur-unsur sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia merupakan potensi manusia atas peraanya dalam

pelaksanaan suatu sistem.

2. Alat

Merupakan samua sarana dan prasarana yang digunakan dalam

menjalankan pelaksanaan suatu sistem informasi didalam suatu

perusahaan.

3. Metode

Metode terdiri atas :

a) Organisasi, merupakan pertanggung jawaban dari bagian-bagian yang

terlibat dalam pelaksanaan sistem informasi akuntansi dalam suatu

perusahaan.

b) Prosedur, merupakan suatu urutan-urutan akuntansi dari suatu pekerjaan

tata usaha yang biasanya melibatkan beberapa petugas yang diadakan

untuk menjamin pelaksanaan yang seragam dari transaksi yang

berulang-ulang didalam suatu perusahaan.

c) Formulir, merupakan alat bantu berupa daftar isian yang berfungsi

d) sebagai alat bantu atas terjadinya transaksi. Didalam merancang suatu

formulir, prinsip-prinsip ini perlu diperhatikan :

Menggunakan tembusan

Untuk memenuhi babarapa tujuan sekaligus untuk mengurangi

Page 13: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

13

pekerjaan klerikal, maka dengan adanya tembusan beberapa tujuan

dapat tercapai dengan sekilas pekerjaan saja.

Pencantuman nomor urut cetak

Nomor urut cetak digunakan untuk mengaawasi pemakaian dan

untuk mengidentifikasikan transaksi bisnis. Nomor urut cetak ini

akan dicantumkan didalam catatan akuntansi, sehingga

memudahkan pencarian kembali dokumen yang mengandung

informasi yang dicatat dalam catatan tersebut.

Rancangan formulir yang sederhana dan ringkas

Formulir yang dirancang sederhana dan ringkas akan

menghindarkan perekaan data yang tidak perlu sehingga akan

membantu pencatatanya kedalam buku jurnal dan buku pembantu.

Cantumkan nama dan alamat perusahaan

Formulir untuk antar bagian didalam perusahan tidak perlu memuat

nama dan alamat perusahaan. Namun, untuk formulir yang dikirim

keluar perusahaan, nama, alamat perlu dicantumkan unuk

memudahkan pengidentifikasian asal formulir tersebut bagi

perusahaan peneriman.

4. Pencatatan

Merupakan pengumulan dan pengelompokan data akuntansi yang biasanya

dicatat didalam suatu buku catatan untuk memudahkan proses pengolahan

data selanjutnya. Buku catatan tersebut adalah :

1. Jurnal merupakan buku catatan pertama (book of original entry).

Page 14: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

14

2. Buku besar merupakan buku catatan akhir (book of final entry).

5. Pelaporan

Merupakan output dari suatu sistem pengolahan data akuntansi yang telah

melibatkan koordinasi manusia, alat dan metode dalam suatu perusahaan.

2.1.5 Organisasi Sistem Informasi Akuntansi

Pemberian wewenang (authority) dan tanggung jawab (responsibility)

didalam suatu usaha ditujukan dengan struktur organisasi. Suatu penambahan

pola-pola distribusi wewenang adalah essential bagi penetapan kebutuhan in-

formasi, menentukan struktur kegiatan pengumpulan dan pengolahan data yang

diperlukan didalam sistem informasi akuntansi. Struktur kegiatan pengumpulan,

pengolahan dan pelaporan didalam data suatu sistem informasi akuntansi harus se-

cara pararel erat dengan struktur organisasi satuan usaha yang dilayaninnya.

James D Mooney mengemukakan pengertian organisasi (2006)sebagai

berikut :

“Suatu pola hubungan-hubungan yang melalui orang-orang dbawah

pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.”

Chester L Bernard (2006) mengemukakan pengertian organisasi adalah:

“Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerjasama yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih.”

Sistem informasi akuntansi yang kegiatanya terdiri dari pengumpulan data,

mengelolanya dan menghasilkan informasi harus selalu berkaitan erat dengan or-

ganisasi perusahaan yang dilayani.

Page 15: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

15

Dari uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa suatu organisasi

harus dapat menampung dan menangani seluruh aktivitas perusahaan dengan

didukung oleh uraian tugas (job description) berikut adanya sistem dan prosedur

yang baik dan personil yang memadai, sehingga akan terjamin tujuan perusahan

dan tujuan akuntansi. Suatu organisasi dapat diuraikan juga sesuai dengan tingkat

sentralisasi dan desentralisasi yang mempunyai dampak terhadap pola

pengambilan keputusan dan pada giliranya juga terhadap metode pengumpulan

dan pengolahan data berikut dengan penciptaan informasi akuntansi pada waktu

metode pengumpulan dan pengolahan data secara manual, kecenderungan struktur

organisasi adalah desentralisasi. Dengan struktur organisasi secara desentralisasi

pengumpulan dan pengolahan data berikut wewenang pengambilan keputusan

telah didelegasikan oleh pimpinan puncak kepada pimpinan bawahan. Setelah di-

gunakanya sistem komputerisasi kecenderungan pengumpulan dan pengolahan

data berikut wewenang pengambilan keputusan telah desentralisasi.

2.1.6.Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan dari sistem akuntansi tidak akan tercapai jika sistem pengendalian

terganggu, suatu sistem merupakan subjek dari miss-manajemen,

kesalahan-kesalahan, kecurangan-kecurangan dan penyelewengan-penyelewengan

umum lainya sehingga sistem informasi harus mempunyai pertahanan terhadap

gangguan-gangguan tersebut, dan pertahanan ini harus dilakukan secara terus

menerus. Pertahanan dari sistem informasi sering disebut dengan pengendalian

keamanan sistem informasi (Information System Controll and Security).

Page 16: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

16

Gangguan-gangguan yang terjadi biasanya dilakukan secara sengaja

ataupun tidak sengaja. Gangguan tidak sengaja dapat terjadi karena

kesalahan-kesalahan teknis (technical error), gangguan-gangguan lingkungan (en-

vironment hazards) dan karena kesalahan-kesalahan manusia itu sendiri

(human errors). Kesalahan-kesalahan manusia (human errors) yang terjadi

karena misalnya memasukan data yang salah, menghapus data secara tidak sen-

gaja dan sebagainya.

Kesalahan-kesalahan yang sengaja dilakukan oleh manusia untuk tujuan

tertentu misalnya untuk mencuri data, merusak data atau hanya sekedar iseng. Jika

tujuanya untuk merusak dan merugikan sistem informasi, orang yang melakukan

ini disebut dengan cracker, sedangkan tujuanya untuk iseng tanpa merusak atau

mencuri data hanya ingin menunjukan bahwa dia dapat masuk ke sistem tanpa

otorisasi, orang yang melakukan ini disebut hacker.

Kegagalan-kegagalan yang sengaja untuk menggangu sistem informasi ini

termasuk dalam kategori computer abuse atau computer crime atau computer

fraud atau computer related crime. Computer crime merupakan kegiatan yang

melanggar hukum atau illegal, misalnya pencurian uang dengan mengubah catatan

komputer, perusakan software atau data secara tidak syah. Computer related

crime merupakn kegiatan menggunakn teknologi komputer untuk melakukan ke-

jahatan, misalnya dengan menggunakan internet untuk membeli barang dengan

menggunakan kartu kredit curian. Setiap perusahaan harus melakukan tindakan

pencegahan untuk melindungi sistem informasi mereka. Pengendalian yang

Page 17: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

17

diterapkan pada komputer berguna dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di-

inginkan.

Pengendalian operasi komputer merupakan pekerjaan bagian komputer un-

tuk meyakinkan bahwa sistem informasi telah dijalankan dengan benar dan kon-

sisten dalam menyimpan dan memproses data. Sedangakan pengendalian secara

sistem informasi akuntansi merupakan.

Jogiyanto Hartono (2003;544) mengelompokan pengendalian terhadap

komputer sebagai berikut :

“Pengendalian-pengendalian di sistem informasi adalah pengendalian

secara umum (general controls) dan pengendalian aplikasi (applications

controls).”

James A. Hall (2002;352) mengelompokan pengendalian sistem

informasi berbantuan komputer sebagai berikut:

“Pengendalian atau control internal adalah sistem informasi berbantuan

komputer dibagi dalam dua kategori utama yaitu pengendalian umum dan

pengendalian aplikasi”.

Azhar Susanto (2004;119) mengelompokan pengendalian sistem informasi

berbantuan komputer sebagai berikut:

“Sistem informasi berbasis komputer dikendalikan oleh kombinasi dari

pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (applica

tions control).”

Page 18: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

18

2.1.6.1 Pengendalian Umum (General Control)

Azhar Susanto (2008;119) mendefinisikan pengendalian umum

sebagai berikut :

“Pengendalian umum mengontrol rancangan, keamanan dan

penggunaan komputer serta keamanan dari file-file data

organisasi secara umum”.

Pengendalian umum merupakan pengendalian yang menyeluruh yang

bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa prosedur yang di program

(software) telah berjalan secara efektif dan seluruh aktifitas bisnis.

Pengendalian ini meliputi:

1. Pengendalian atas Implementasi Sistem

Pengendalian terhadap implementasi merupakan pemeriksaan terhadap

proses pengembangan di berbagai bagian untuk meyakinkan bahwa proses

benar-benar terkendali dan dikelola dengan baik.Pemeriksaan terhadap

pengembangan sistem harus ditujukan untuk menyajikan suatu review for-

mal terhadap seluruh tahap pengembangan sistem informasi manajemen

disemua bagian sehingga manajemen memiliki informasi untuk

menyetujui atau menolak implementasi sistem informasi yang tengah dis-

usun.

2. Pengendalian atas Perangkat Lunak (Software)

Pengendalian penting dilakukan bagi setiap kategori software yang di-

gunakan dalam sistem informasi manajemen berbasis komputer. Pen-

gendalian software sistem informasi dan melindunginya dari akses yang

dilakukan oleh pihak yang berwenang. Software sistem merupakan bagian

Page 19: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

19

pengendalian yang sangat penting karena mengontrol seluruh fungsi pro-

gram yang memproses data. Pengendalian keamanan program dirancang

untuk melindungi program dari perubahan yang tidak semestinya

yang dilakukan oleh orang yang tidak berhak sebelum program tersebut di-

operasikan.

3. Pengendalian atas Perangkat Keras (Hardware)

Pengendalain perangkat keras dikendalikan untuk menjamin bahwa hard-

ware yang digunakan secara fisik benar-benar aman sehingga dapat diak-

ses hanya oleh orang-orang yang berwewenang. Bagi organisasi yang

menggunakan sistem informasi berbasis komputer dalam seluruh

aktifitasnya harus memiliki pengamanan yang ekstra bagi peralatan

komputernya.

4. Pengendalian Komputer

Pengendalian operasi komputer merupakan pekerjaan bagian komputer

untuk meyakinkan bahwa sistem informasi telah dijalankan dengan benar

dan konsisten dalam menyimpan dan memproses data. Pengendalian ini

meliputi pengawasan terhadap seluruh pemrosesan, pengoperasian

hardware /software, pembuatan backup dan prosedur perbaikan yang

diterapkan.

5. Pengendalian Keamanan Data dan Jaringan

Pengendalian keamanan data diyakinkan untuk meyakinkan bahwa file-file

data baik pada disket maupun pada pita tidak ditujukan untuk akses bagi

yang tidak berwenang, perubahan dan perusakan. Pengendalian sangat mu-

Page 20: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

20

dah dilakukan pada file yang disimpan secara batch. Pengendalian yang

sulit dilakukan yaitu untuk sistem online atau real-time, karena sistem

tersebut dapat diakses melalui terminal dimana saja pada saat sistem ini di-

operasikan.

6. Pengendalian Administratif

Pengendalian administratif merupakan pembuatan standar formal,

ketentuan-ketentuan, prosedur dan pengendalian disiplin untuk menjamin

bahwa pengendalian organsasi telah dilaksanakan dan diterapkan secara

tepat. Hal utama dalam pengendalian administratif adalah : 1) Pemisahan

fungsi, yaitu merupakan prinsip dasar dari pengendalian intern yang

berarti fungsi-fungsi harus dirancang untuk meminimumkan resiko

kesalahan atau kecurangan terhadap harta perusahaan. 2) Kebijakan dan

prosedur tertulis, yaitu sarana untuk menetapkan standar formal yang men-

gendalikan pengoperasian sistem informasi manajemen. 3) Supervisi,

merupakan menjamin bahwa pengendalian untuk sistem informasi

akuntansi telah dilaksanakan secara tepat.

2.1.6.2 Pengendalian Aplikasi (Aplication Control)

Azhar Susanto (2008;119) mendefinisikan pengendalian aplikasi

sebagai berkut :

“Pengendalian aplikasi merupakan pengendalian khusus bagi

setiap aplikasi komputer.”

Page 21: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

21

Pengendalian bagi setiap aplikasi harus melibatkan semua rangkaian

proses, baik secara manual maupun komputer, mulai dari langkah awal persiapan

transaksi, pelaksanaan transaksi hingga dihasilkan output dari tansaksi yang di-

laksanakan.

Pengendalian aplikasi dititik beratkan pada tujuan sebagai berikut :

1. Kelengkapan input dan pemutahiran data.

2. Ketetapan input dan pemutahiran data.

3. Keabsahan atau Validitas.

4. Pemeliharaan.

Pengendalian aplikasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahapan adalah

sebagai berikut:

1. Pengendalian Input atau Masukan

Pengendalian input merupakan pemeriksaan data dengan tujuan untuk

menguji dengan ketetapan dan kelengkapanya ketika data tersebut di-

masukan kedalam sistem ada beberapa pengendalian input yaitu : 1)

Otorisasi input, harus diotorisasi pencatatan dan monitoring yang tepat ter-

hadap sumber dokumen pada saat dimasukan pada sistem komputer. 2)

Konversi data, proses untuk mengubah data dari suatu bentuk ke bentuk

lain pada transaksi komputer. 3) Pemeriksaan atau editing, kegiatan rutin

dapat dilaksanakan untuk memeriksa input data dan memperbaikinya

sebelum diproses. 4) Penangan masalah, kelebihan dari sistem online bagi

pemeriksaan yaitu dapat dilakukan segera. Jika terjadi kesalahan yang

Page 22: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

22

tidak disengaja, kesalahan tersebut dapat diketahui dan diperbaiki oleh

operator yang lainya.

2. Pengendalian Pemrosesan

Pengendalian pemrosesan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

bahwa data benar-benar lengkap dan akurat pada saat dimutakhiran.

Pengendalian atas pelaksanaan pemrosesan yang utama adalah dengan

menjalankan pengendalian penjumlahan, kesesuaian komputer dan pe-

meriksaan pemrograman.

3. Pengendalian Output

Pengendalian output dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil pemrosesan

komputer betul-betul tepat, lengkap dan didistribusikan dengan baik.

Umumnya pengendalian output terdiri dari :

Menyesuaikan antara seluruh output dengan seluruh in-out dan

pemrosesan yang dilakukan.

Pengujian atau review terhadap pelaksanaan proses komputerisasi

perhitungan dilakukan untuk menetapkan bahwa seluruh aktifitas

komputer benar-benar dijalankan untuk melaksanakan pemrosesan.

Pemeriksaan terhadap laporan output dilakukan untuk meyakinkan

bahwa jumlah, format dan rincianya benar dan sesuai dengan

inputnya.

Laporan output, pengujian dan dokumen penting lainya telah

didokumentasikan dan diotorisasi sesuai prosedur.

Page 23: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

23

Fungsi utama sistem informasi akuntansi adalah mendorong seoptimal

mungkin agar akuntansi dapat menghasilkan berbagai informasi akuntansi yang

berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan, akurat (dapat dipercaya)

dan lengkap. Sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila di-

tunjang dengan berbagai alat Bantu. Salah satunya adalah Enterprise Resource

Planning (ERP).

2.2. Kualitas Informasi Akuntansi

2.2.1. Pengertian Informasi Akuntansi

Akuntansi menyajikan teknik pengumpulan data serta bahasa komunikasi

ekonomi bagi perorangan maupun lembaga. Para penanam modal pada suatu pe-

rusahaan memerlukan informasi mengenai status keuangan dan prospek pe-

rusahaan dimasa yang akan datang. Bank dan pemasok perlu menilai sehat

tidaknya keuangan suatu perusahaan dan menaksir besarnya resiko, sebelum

mereka memberikan pinjaman atau memberikan kredit barang. Lembaga pe-

merintah berkepentingan dengan kegiatan keuangan suatu badan usaha untuk tu-

juan perpajakan dan pengendalian lainya. Karyawan dan serikat kerja sangat

berkepentingan pada stabilitas dan profitabilitas perusahan tempat mereka bekerja.

Para individu yang sangat tergantung dan terlibat dengan hasil akhir

akuntansi adalah mereka yang diserahi tanggung jawab untuk mengelola operasi

perusahaan. Secara keseluruhan mereka dinamakan “manajemen”. Banyak jenis

data diperlukan oleh manajemen, misalnya : dalam pengelolaan sehari-hari,

manajemen membutuhkan akuntansi untuk menyediakan data hutang kepada

kreditor dan jumlah tagihan dari masing-masing pelanggan serta kapan pem-

Page 24: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

24

bayaranya. Para manajer mengandalkan informasi akuntansi untuk membantu

mereka dalam mengevaluasi operasi yang sedang berjalan dan merencanakan op-

erasi mendatang. Misalnya, dengan membandingkan hasil kegiatan yang lalu den-

gan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, akan ditentukan cara memacu

kearah yang menguntungkan dan meniadakan hal-hal yang merugikan.

Proses penggunan akuntansi dalam menyajikan informasi kepada para

pemakainya. Pertama, kelompok pemakai ditentukan dan informasi apa yang

diperlukan ditetapkan. Jenis informasi ini menentukan data ekonomi mana yang

akan dikumpulkan dan diproses oleh sistem akuntansi. Akhirnya, sistem akuntansi

akan mengeluarkan laporan yang menyajikan informasi-informasi pokok kepada

pemakainya. Misalnya, para investor membutuhkan informasi mengenai kondisi

keuangan dan hasil operasi perusahaan untuk menilai profitabilitas dan resiko in-

vestasinya pada perusahan tersebut. Sistem akuntansi akan memenuhi kebutuhn

ini dengan mencatat informasi pokok dan secara berkala membuat ikhtisar in-

formasi tersebut berupa laporan keuangan. Meskipun informasi untuk

sekelompok pemakai mungkin saja sangat berbeda dengan yang dibutuhkan oleh

golongan lainya, namun akuntansi mampu menyajikan informasi akonomi bagi

setiap golongan guna membantu mengambil keputusan mengenai tindakan dimasa

yang akan datang.

Page 25: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

25

2.2.2. Kualitas Informasi Akuntansi

Menurut Sulistyoningsih dalam (2006;1) mengemukakan pengertian

kualitas Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut :

“Informasi akuntansi dikatakan berkualitas apabila telah dapat mengungkapkan informasi yang materiil secara lengkap dan akurat mencakup dimensi penting yang relevan dari kejadian esensial.”

Menurut Sofyan Sapri Harahap (2006;97) kualitas informasi akuntansi

dilihat secara umum memiliki empat dimensi kualitas informasi yaitu :

a. Akurat

Merupakan informasi akuntansi harus tepat artinya tidak terdapat

kesalahan yang bisa menyesatkan pemakainya, kualitas keputusan yang di-

hasilkan juga ditentukan oleh kualitas informasi.

b. Relevan

Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi ke-

butuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.Informasi memi-

liki keputusan relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi

pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa

lalu,masa kini atau masa depan,menegaskan,atau mengoreksi ,hasil eval-

uasi mereka di masa lalu.Peran informasi dalam peramalan (predic-

tive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain.Dengan kata

lain,agar informasi relevan,informasi itu harus memiliki predivtive value

(meramalkan nilai masa yang akan dating),feedback value (menguatkan

atau mengoreksi pengharapan yang sudah lalu) pada saat yang sama dis-

ampaikan pada waktu yang tepat.

Page 26: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

26

c. Tepat waktu

Informasi dikatakan tepat waktu bila informasi tersedia pada waktu

para pengambil keputusan menggunakannya untuk membuat

keputusan.Informasi yang disajikan haruslah cepat dan akurat pada saat

yang dibutuhkan atau tepat waktu.Untuk menyediakan informasi tepat

waktu,sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau

peristiwa diketahui mengurangi keandalan informasi.Sebaliknya jika

pelaporan ditunda sampai seluruh andal,tetapi kurang bermanfaat bagi

pengambil keputusan.Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk

pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.

d. Lengkap

Agar dapat diandalkan,informasi dalam laporan keuangan harus

lengkap dalam batasan materlitas dan biaya.Kesengajaan untuk tidak

mengunkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna

dari segi relevansi.Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup

semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

Dimensi tersebut diatas dapat diperluas menjadi :

1. Efektifitas, berkaitan dengan relevansi suatu informasi dalam mendukung

suatu proses bisnis, termasuk didalamnya harus disajikan dalam waktu

yang tepat, akurat, konsisten, dapat digunakan dan lengkap.

2. Efisiensi, berkaitan dengan provisi informasi melalui penggunaan sumber

daya yang optimal (jadi harus produktif dan ekonomis)

Page 27: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

27

3. Confidensial, berkaitan dengan proteksi yang berkaitan terhadap informasi

yang sensitive

4. Integritas, berkaitan dengan akurasi dan kelengkapan informasi juga

validitasnya berdasarkan aturan-aturan dan harapan-harapan yang berlaku

5. Ketersediaan, berkaitan dengan informasi yang selalu harus tersedia saat

diperlukan oleh pemakai karena itu berkaitan dengan pengamanan sumber

daya.

6. Kepatuhan, berkaitan dengan kepatuhan tehadap undang-undang peraturan

pemerintah serta tanggung jawab terhadap pihak eksternal.

7. Kebenaran Informasi, berkaitan dengan sistem informasi yang menyajkan

informasi bagi manajemen yang cocok digunakan untuk mengoperasikan

perusahaan dan memberikan pemakai laporan keuangan yang diperlukan

oleh pemakai dan badan pemerintah.

2.2.3. Krakteristik Kualitas Informasi Akuntansi

Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.2 Qualitatif of

Accounting Information (Suwarjono 2005;164-179), yang menjelaskan

karakterisik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat atau berkualitas

adalah sebagai berikut :

1. Relevansi

2.Reliabilitas

3.Konsistensi

4.Komparabilitas

Page 28: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

28

Penjelasannya diantaranya sebagai berikut:

1.Relevansi,

agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam

sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruh keputusan, maka informasi

tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Dan

informasi yang relevan mencakup :

Nilai Prediksi, informasi yang diihasilkan akan membantu pemakai

membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian mamsa lalu, masa

kini, dan masa depan.

Nilai Umpan Balik, yaitu informasi yang relevan juga membantu pe-

makai menjustifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu.

Tepat Waktu, agar relevan informasi juga harus tersedia kepada

pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas

untuk mempengaruhi keputusan yang diambil.

2.Reliabilitas,

informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan se-

cara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Reliabilitas sangat diperlukan

oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk

mengevaluaasi isi factual dari informasi. Reliabilitas mencakup :

Dapat Diperiksa/Daya Uji, ditujukan ketika pengukuran-pengukuran in-

dependent, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, men-

dapatkan hasil yang serupa.

Page 29: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

29

Netral, berarti informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan

sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus factual, be-

nar, dan tidak bias.

Menyajikan Yang Seharusnya, berarti bahwa angka-angka dan

penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada

dan terjadi. Yaitu, angka-angka dan penjelasan akuntansi sesuai dengan

sumber daya atau kejadian yang diklaim oleh angka-angka serta

penjelasan tersebut.

3.Konsistensi

Apabila sebuah entitas mengaplikasi perlakuan akuntansi yang sama

untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka entitas

tersebut dianggap konsisten dalam menggunakan standar akuntansi. Itu tidak

berarti bahwa perusahaan tidak boleh dari suatu metode akuntansi ke metode

akuntansi lainnya. Perusahaan dapat mengganti satu metode ke metode

lainnya, tetapi pergantiaan tersebut dibatasi oleh situasi dimana perusahaan

harus dapat menunjukkan bahwa metode yang baru harus lebih baik daripada

metode sebelumnya. Kemudian sifat dan perubahan akuntansi, serta

alasannya, harus diungkapkan dalam laporan keuangan pada periode

terjadinya perubahan..

4.Komparabilitas

Pada hakikatnya komparabilitas atau daya banding adalah bahwa

informasi akan semakin lebih bermanfaat jika dapat dikaitkan dengan ukuran

tertentu atau dengan suatu standar. Perbandingannya mungkin saja dilakukan

Page 30: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

30

terhadap data perusahaan lain atau dengan informasi sejenis dalam perusahaan

yang sama, tetapi untuk periode lain dalam informasi sejenis dalam jangka

waktu yang sama.

2.3. Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

ERP sistem adalah tulang punggung teknologi dari e-buisness, yang

merupakan sebuah kerangka kerja transaksi perusahaan dengan berbagai

hubungan pemprosesan seperti pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian

persediaan, perencanaan produksi dan distribusi, juga keuangan. Semua jenis

bisnis kini mengimplementasikan sistem Enterprice Rosouce Planning (ERP).

Sistem ERP juga berfungsi sebagai mesin software penting yang dibutuhkan un-

tuk mengintegrasikan dan mengotomasisasi banyak proses internal dan sistem in-

formasi dalam fungsi produksi, logistik, distribusi, akuntansi, keuangan dan sum-

ber daya manusia. Kini, ERP dianggap sebagai sistem penting yang dibu-

tuhkan perusahaan untuk mencapai keberhasilan lingkungan bisnis yang di-

namis saat ini.

2.3.1 Pengertian Sistem Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart yang

dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary (2008;442)

mengemukakan pengertian Enterprise Resource Planning adalah :

“Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu sistem yang

mengintegrasikan seluruh aspek aktivitas organisasi kedalam suatu

sistem informasi akuntansi.”

Page 31: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

31

Menurut Azhar Susanto (200820) mengemukakan pengertian Enterprise

Resource Planning adalah :

“ERP adalah paket software terintegrasi yang dirancang untuk mem

berikan integrasi yang menyeluruh terhadap seluruh data yang

terkait dengan sistem informasi perusahaan.”

Menurut James A. Hall (2002;114) mengemukakan pengertian Enterprise

Resource Planning adalah :

“ERP sistem adalah paket perangkat lunak modul berganda yang

berkembang terutama dari sistem perencanaan manufaktur tradisional

(manufacturing resource planning-MRP II).”

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh Dwia-

noegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdi (2008;186) mengemukakan penger-

tian Enterprise Resource Planning adalah :

“ERP adalah Software yang memungkinkan perusahaan untuk: mengotomasi dan mengintegrasikan banyak proses bisnis mereka, berbagi database dan praktik bisnis yang umum diseluruh perusahaan, dan menghasilkan informasi dalam waktu terkini.”

Menurut James A. O’brien yang dialihbahasakan oleh Dewi Fitriasary dan

Deny Arnos Kwary (2005;320) mengemukakan pengertian Enterprise Resource

Planning adalah :

“ERP adalah tulang pungggung teknologi dari e-business, sebuah kerangka kerja transaksi keseluruhan perusahaan dengan berbagai hubun-gan ke pemrosesan pesanan penjualan, manajemen dan pengendalian persediaan, perencanaan produksi dan distribusi, serta keuangan.”

Menurut Ronald L. Thompson dan William L. Cats-Baril (2008;354)

mengemukakan pengertian Enterprise Resource Planning adalah :

Page 32: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

32

“Enterprise Resource Planning (ERP) system were designed to replace a

compani’s older, legacy information system with a group of highly

integrated software modules.”

Menurut definisi diatas ERP adalah sistem yang didesain untuk

menggantikan perangkat perusahaan terdahulu, dengan kumpulan modul-modul

software canggih yang terintegrasi dalam menghasilkan sistem informasi .

Menurut Philp Smith dalam ERP Software Solution (2008) yang dikutip

melalui www.google.com mengemukakan pengertian Enterprise Resource

Planning adalah :

“ERP adalah software aplikasi berskala perusahaan yang dapat menyediakan penyimpaanan informasi yang tersentralisasi bagi detail transaksi dalam jumlah besar yang terjadi setiap harinya. ERP mengintegrasikan inti proses bisnis dari perencanaan sampai produksi, distribusi dan penjualan.”

Software ERP yang berupa kumpulan modul-modul diterapkan di seluruh

perusahaan dan menghubungkan seluruh bagian perusahaan melalui tranmisi

logikal dan berbagai data yang sama. Karena cakupanya yang luas, sistem ERP

dibagi atas beberapa modul dan setiap modul dibagi lagi menjadi sub-sub modul

yang lebih kecil. Semua modul dalam sistem ERP saling melengkapi dan

merupakan satu kesatuan. Setiap modul bisa terdiri dari ribuan proses bisnis, di-

mana masing-masing proses bisnis ini didapatkan dari praktek-praktek bisnis ter-

baik (best Practices). Pengelompokan modul biasanya dilakukan berdasarkan per-

timbangan fungsional. Konfigurasi ERP memungkinkan 8000 tabel yang men-

gatur jenjang-jenjang dalam perusahaan merangkum semuanya dalam struktur or-

ganisasi sampai diskon harga. Bahkan menajer dapat memperoleh informasi

keuangan perusahaan hanya dengan beberapa ketukan di keyboard komputer

Page 33: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

33

(dikenal dengan istilah Informaton in your Fingertips). Software ini mengubah

data transaksi menjadi informasi yang berguna dan menyusunnya supaya dapat di-

analisa lebih lanjut. Dengan cara ini, semua data transaksi yang terkumpul

berubah menjadi informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan

2.3.2 Ciri-ciri Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Mulia Hartono dalam 7 langkah mudah membangun sistem in-

formasi ERP (2008;4) yang dikutip melalui www.intacsindo.com sebuah ERP

sistem memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Sistem Tunggal

Sistem ERP dibangun dalam sistem tunggal sehingga informasi dapat

diperoleh dengan mudah dan cepat karena memiliki data yang terintegrasi.

Sistem lain yang non-ERP umumnya dibangun tidak dalam mesin tunggal

misal ada data dalam SQL server, sementara data lainya dalam FozPro, hal ini

menyebabkan sulitnya memperoleh informasi dengan cepat.

2. Modul Lengkap

Sistem ERP memiliki modul yang lengkap dan saling terintegrasi yang

menjangkau semua bagian dan fungsi perusahaan karena mempunyai konsep

yang jelas.

3. Fleksibel

Sistem ERP sangat fleksibel dan dapat diimplementasikan di semua anak

perusahaan atau pabrik manapun dalam suatu perusahan karena dapat dis-

esuaikan (dikonfigurasi) sesuai dengan kebutuhan.

Page 34: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

34

4. Laporan

sistem ERP memiliki data seluruh sumber daya perusahaan dan dapat

memberikan laporan apa saja yang diperlukan termasuk fungsi-fungsi statistik

untuk menganalisis laporan.

2.3.3 Unsur-unsur Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Michael Uram dalam Journal Enterprise Solution (2008;2)

mengemukakan bahwa ada seperangkat komputer atau disebut infrastruktur ERP

yang diperlukan untuk proses ERP terdiri dari :

“1. Physical Component (server, network, storage, client)2. People ( Business staff, operation staff, development staff)3.Organizational Process (program and project management, change management, support service).”

Dibawah ini akan dijelaskan lebih rinci mengenai 3 komponen penting

didalam proses sistem Enterprise Resource Planning (ERP) :

1. Physical Component (Komponen Fisik)

a. Server-Client yang terdiri dari komputer server dan beberapa komputer

client. Server menjadi pusat sistem informasi, sedangkan client

merupakan komputer yang digunakan untuk melakukan tugas-tugas

penanganan data.

b. Network (Jaringan), merupakan suatu unit komunikasi yang membantu

didalam penyebaran informasi.

c. Storage (Penyimpanan), merupakan tempat penyimpanan yang

digunakan untuk menyimpan data yang diolah oleh komputer.

Page 35: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

35

2. People (Sumber Daya Manusia)

Sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting untuk

pengembangan dan implementasi sistem adalah :

a. Staf Bisnis (Business Staff)

Staf bisnis merupakan orang yang bertugas menganalisa workflow

(urutan proses) sistem manajemen yang sedang berjalan (workflow

as-is) dan mendesain workflow baru yang lebih efisien (Workflow

should-be).Staf bisnis haruslah orang yang menguasai ilmu yang

berhubungan dengan proses bisnis yang dianalisa, misalnya membuat

analisa di departemen accounting maka staf bisnis harus menguasai

siklus akuntansi.

b. Staf Operasi (Operation Staff)

Staf operasi merupakan staf yang bertanggung jawab pada kegiatan

operasional sehari-hari, misalnya backup data.

c. Staf Pengembangan (Development Staff)

Staf pengembangan bertugas untuk mengembangkan sistem dengan

mendisain program-program yang diperlukan.

3. Organization Process (Proses Organisasi)

a. Program dan proyek manajemen (Program and Project Management)

Penerapan sistem ERP biasanya merupakan bagian dari program dan

proyekmanajemen, yang dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertim-

bangan manajemen.

Page 36: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

36

Berikut ini alasan mengapa perusahaan melakukan perubahan :

1. Perubahan kebutuhan pemakai atau bisnis

Peningkatan pesaing, pertumbuhan bisnis atau konsolidasi, merger

dan divestasi, peraturan baru, atau perubahan dalam hubungan

regional serta global dapat mengubah struktur dan tujuan or-

ganisasi. Agar tetap responsif atas kebutuhan perusahaan, maka

sistem juga harus berubah.

2. Perubahan Teknologi

Sejalan dengan makin maju dan murahnya teknologi, perusahaan

dapat memanfaatkan berbagai kemampuan baru atau lama.

3. Peningkatan Proses Bisnis

Banyaknya perusahaan memiliki proses bisnis yang tidak efisien

sehingga membutuhkan pembaruan untuk memuaskan pelanggan.

4. Keunggulan Kompetitif

Peningkatan kualitas, kuantias dan kecepatan informasi dapat

meningkatkan produk atau layanan serta dapat membantu mengu-

rangi biaya.

5. Perolehan Produktivitas

Komputer akan mengotomatisasi pekerjaan administrasi secara

rutin serta signfikan didalam mengurangi waktu untuk melakukan

tugas-tugas lainya.

Page 37: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

37

6. Pertumbuhan

Perusahan berkembang lebih basar dari sistemnya sehingga harus

meningkatkan atau melakukan perubahan terhadap sistemnya

secara keseluruhan.

7. Penciutan

Perusahaan seringkali berpindah dari mainframe terpusat

ke jaringan PC atau sistem berbasis internet untuk mamanfaatkan

rasio harga/kinerja mereka. Hal ini menempatkan pengambilan

keputusan dan informasi yang terkait sampai ke bagan organisasi.

b. Perubahan Proses Kerja (Change Manajement)

Penerapan sistem ERP berpengaruh terhadap budaya perusahaan,

sehingga diperlukan perubahan proses kerja (Change Manajement)

pada masa penyesuaian atau yang sering disebut proses implementasi.

Jika pada proses implementasi tersebut diperlukan perubahan proses

kerja yang cukup mendasar, maka perusahan harus melakukan

rekayasa ulang proses bisnis atau Business Process Reengineering

(BPR) yaitu analisis menyeluruh dan mendesain ulang yang lengkap

atau proses bisnis dan sistem informasi untuk mencapai peningkatan

kualitas yang dramatis. Walaupun memerlukan waktu yang cukup

lama beberapa keuntungan dari proses BPR yaitu :

Untuk menyederhanakan sistem

Untuk membuatnya lebih efektif

Untuk meningkatkan kualitas serta layanan perusahaan

Page 38: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

38

c. Layanan dan Dukungan dari IT Departemen (Support Service)

Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada sistem dan mendukung

pelaksanaan dari sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan men-

capai tujuan, diperlukan adanya layanan dan dukungan dari IT de-

partemen atau vendor software. Dengan begitu para pengguna

(Users) akan mampu memahami sistem secara cepat, dan user akan

puas dengan sistem yang ada karena sistem tersebut dapat membantu

kerja mereka dan tidak merumitkan.

Pengimplementasian sistem ERP bukan merupakan kejadian yang

muncul kemudian berakhir. Skala sistem yang sangat luas menyebabkan manajer

menyadari yang terjadi tidak akan pernah lengkap terselesaikan.

Organisasi-organisasi akan terus berubah dan berkembang dan sistem yang ada

harus ikut berubah dan berkembang bersama.

2.3.4 Modul-Modul Enterprise Resource Planning (ERP)

ERP memiliki cakupan fungsi yang sangat luas, di dalam fungsi-fungsi

tersebut terdapat komponen-komponen yang sering disebut dengan istilah modul.

Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi

serta modul pendukung yakni Finansial dan Akuntansi serta Sumber Daya

Manusia.

Menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber Daya

Perusahaan (2009) dijelaskan modul-modul ERP adalah sebagai berikut :

Modul Operasi adalah : Modul yang berhubungan dengan pengontrolan

produksi. Sub Modulnya terdiri dari: General Logistics, Sales and

Page 39: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

39

Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality Man-

agement, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and

Control, Project System, Environment Management

Modul Finansial dan Akuntansi adalah : Modul yang berhubungan den-

gan masalah keuangan dan akuntansi. Sub Modulnya terdiri dari : General

Accounting, Financial Accounting, Controlling, Investment Management,

Treasury, Enterprise Controlling.

Modul Sumber Daya Manusia adalah : Modul yang berhubungan

dengan sumber daya manusia. Sub Modulnya terdiri dari : Personnel

Management, Personnel Time Management, Payroll, Training and Event

Management, Organizational Management, Travel Management

2.3.5 Fungsi Enterprise Resource Planning (ERP) atau Enterprise System

Menurut Gelinas, Hunton and Sutton (2005 ; 52) dijelaskan mengenai

fungsi atau kegunaan dari Enterprise System secara umum diantaranya :

1. Enterprise Support for Organizational Process Capturing data during, business process Enterprise System facilitate functioning of of the organization’s

business Enterprise System record that business events have accured Enterprise System store data for decision making

2. Enterprise System Support for Major Business Events Process Order to cash Purchase to pay

Dibawah ini akan dijelaskan mengenai definisi fungsi atau kegunaan

dari enterprise system menurut ani dalam Gelinas, Hunton and Sutton (2005 ; 52)

adalah sebagai berikut:

Page 40: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

40

1. Dapat mendukung proses organisasi

Pengolahan data, proses bisnis

Menjadi fasilitas bagi fungsi organisasi bisnis

Merekam proses bisnis dengan lebih teliti

Menyimpan data untuk pengambilan keputusan.

2. Dapat mendukung dalam proses bisnis yang utama.

Pembayaran pesanan

Pembayaran pembelian

Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber

Daya Perusahaan (2009) dijelaskan mengenai fungsi atau kegunaan dari sistem

Enterprise resource Planning (ERP) adalah sebagai berikut :

1. Integrasi data keuangan, yaitu : Untuk mengintegrasikan data keuangan se-

hingga Top Management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan pe-

rusahaan dengan lebih baik.

2. Standarisasi proses operasi berfungsi menstandarkan proses operasi melalui

Implementasi Best Practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas.

Penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk.

3. Standarisasi data dan Informasi berfungsi menstandarkan data dan

informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahan besar

yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bis-

nis yang berbeda-beda.

Page 41: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

41

2.3.6 Keuntungan dan Kerugian Enterprise Resource Planning (ERP)

Menurut Wikipedia Indonesia dalam Perencanaan Sumber Daya

Perusahaan (2009) yang dikutip melalui www.wikipedia.com dijelaskan

mengenai keuntungan yang bisa diukur dengan menggunakan sistem Enterprise

Resource Planning (ERP) :

Penurunan inventori Penurunan tenaga kerja secara total Peningkatan service level Peningkatan kontrol keuangan Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi

Sedangkan Kelemahan Enterprise Resource Planning (ERP) :

Disamping banyak keuntungan yang diperoleh dari sistem ERP, beberapa

kelemahan ERP perlu diperhatikan. Kelemahan ERP adalah sebagai berikut :

1. Implementasi ERP sangat sulit karena penerapanya yang terintegrasi

dan organisasi harus merubah cara mereka berbisnis. Kesulitan

penerapan ERP ditambah dengan adanya resistance to change dari

personil yang terkena imbasnya akibat perubahan proses dari bisnis.

2. Biaya implementasi ERP yang sangat mahal

3. Organisasi hanya memikirkan manfaat yang besar di penerapan ERP

tetapi tidak mempersiapkan personilnya untuk berubah

4. Permasalahan lainya dalah pada personil yang tiba-tiba dibebani

dengan tanggung jawab yang lebih besar dengan kesiapan yang kurang

baik mental maupun keahlianya

Page 42: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

42

2.3.7 Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

2.2.7.1.Sekilas Mengenai Vendor dan Produk SAP R/3

SAP AG atau yang sering disebut SAP merupakan perusahaan Jerman

yang didirikan sejak tahun 1972 dan telah berkembang menjadi salah satu

perusahaan perangkat lunak terdepan di dunia. SAP beroperasi di seluruh dunia

dengan 28 anak perusahaan dan 6 rekanan perusahaan di lebih dari 40 negara.

SAP merupakan nama dari perusahaan juga merupakan nama paket sistem ERP.

Sistem SAP terdiri dari berbagai modul yang secara penuh telah terintegrasi dan

tercakup didalamnya keseluruhan aspek manajemen bisnis. Sistem ini telah

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat dari

organisasi-organisasi komersil yang selalu berusaha meraih efisiensi dan

efektifitas. Sistem ini menawarkn sistem yang unik yang mendukung sebagian be-

sar area bisnis dalam skala global.

Sistem tersebut telah terintegrasi dan menawarkan kesesuaian pada

keseluruhan fungsi bisnis. Sistem SAP yang terbaru dikenal dengan nama SAP

R/3, dimana sistem ini dirancang untuk dioperasikan dalam konfigurasi 3

tingkatan server/client, yang dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini :

R/3 Fornt End Server

R/3 Application Server

R/3 Database Server

Page 43: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

43

Gambar 4.1 Triple Client Server Configuration(Sumber : Jonathan Blaint, Using SAP R/3. (Indiana Polis, IN:Que,1996))

Pusat atau inti sistem ini merupakan kumpulan server-server jaringan

database berkecepatan tinggi. server-server database ini merupakan kumpulan

komputer-komputer dengan spesifikasi tertentu yang dirancang untuk secara

efisien menangani berbagai kumpulan informasi. Kemudian diluarnya terdapat ap-

likasi-aplikasi yang terdiri dari modul-modul yang dapat dioperasikan melalui

komputer yang terpisah.

Aplikasi-aplikasi tersebut dihubungkan melalui jaringan di sekeliling

kumpulan database dan mempunyai akses terhadap database tersebut secara in-

dependent. Sedangkan para pengguna mengoperasikan aplikasi-aplikasi tersebut

melaalui front-end-server, yang merupakan personal komputer yang dijalankan

dengan Microsoft Windows NT.

Sistem SAP R/3 ini telah seutuhnya terintegrasi sehingga data yang ada

dapat digunakan bersama pada seluruh aplikasi yang ada. Contohnya bila seorang

pegawai memasukan transaksi pengiriman pada modul sales and distribution,

maka transaksi tersebut segera dapat dilihat pada aakun utang dagang dalam

modul financial accounting dan dapat dilihat juga pada pengaturan persediaan

yang

terdapat dalam modul material manajemen.

2.3.7.2 Pemilihan Vendor

Pemilihan vendor (penjual) ERP sangat penting dalam mengimplemen-

tasikan software ERP. Konsep yang mendasari proses bisnis dalam software yang

dimiliki oleh vendor menjadi faktor penting dalam pemilihan vendor. Semakin be-

Page 44: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

44

sar pebedaan-perbedaan yang terjadi antara proses yang ada pada perusahaan,

akan menghasilkan kesulitan yang besar pula dalam penerapan ERP. Proses yang

baru, harus dapat diterima oleh para pengguna dan hampir sama dengan proses

yang sudah ada, supaya penerapan berlangsung tanpa adanya masalah yang

signifikan.Beberapa vendor ERP yaitu SAP (dengan nama paket sistem SAP R/3),

baan (dengan nama paket sistem SSA), Oracle, Peoplesoft, J.D Edwards.

2.3.7.3 Pemberian Pelatihan

Kompleksnya didalam penerapan sistem ERP, menjadikan pelatihan

merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya dalam implementasi sistem ERP.

Pelatihan dilaksanakan sebelum, pada saat, dan sesudah penerapan sistem.

Pelatihan yang berhubungan dengan penerapan software ERP dapat dilihat pada

table berikut :

Pelatihan Yang Berhubungan Dengan Penerapan Software ERP

Tipe Pelatihan Waktu Pelaksanan Pelatihan

Mempelajari vendor software Sebelum sistem ERP direncanakan

Pelatihan oleh vendor ERP (atau oleh

perusahaan yang berspesialisasi dalam

pemberian pelatihan ERP)

Pada saat perancangan dan pengimple-

mentasian sistem. Dan sesudah penera-

pan sistem.

Pelatihan peer-to-peer atau saling mem-

bandingkan, seperti seminar.

Akan sangat membantu setelah

penerapan sistem ERP

Sumber : Raymond McLeod dan George Schell yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh (2001 ; 311)

Menurut Intacs Business Solution Official Site (IBSOS) (2008;1)

dijelaskan bahwa banyak perusahaan yang ingin mengimplementasikan ERP

Page 45: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

45

hanya mendengar hal-hal positif dari vendor, tetapi tidak memahami

kesulitan-kesulitan yang terjadi serta biaya yang dibutuhkan untuk implementasi

selain biaya software sehingga sering underestimated. Organisasi perlu

mengetahui perubahan-perubahan yang akan terjadi jika implementasi ERP akan

dilakukan, diantaranya :

1.      Banyak pekerjaan yang akan diotomasi sesudah implementasi sehingga

mengurangi fleksibilitas dalam mengoperasikan sebuah bisnis.

2.      Kata ”Enterprise” dalam ERP mengandung makna apa yang terjadi di

satu area akan memiliki efek beriak pada area lain.

3.      Sistem ERP cenderung menggantikan sistem lama baik pada level taktis

maupun manajemen. Segala sesuatu harus dijalankan secara konsisten

yang berarti cara yang diterapkan dalam menjalankan sesuatu harus

sama untuk semua area. Disamping itu perlakuan khusus yang akan

dilakukan pada satu area tidak akan terwujud tanpa merubah konfigurasi

sistem.

Hal-hal inilah yang sering tidak dimengerti oleh sebuah perusahaan dan

selanjutnya terjebak pada saat mengimplementasikan.

Menurut Intacs Business Solution Official Site (IBSOS) (2008;1)

terdapat 4 faktor kunci kesuksesan implementasi ERP yaitu :

1.      bisnis proses yang matang, 2.      manajemen perubahan yang baik, 3.      komitmen manajemen mulai dari level manajemen sampai user sistem 4.      perubahan budaya organisasi.”

Page 46: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

46

Beberapa penyebab kegagalan implementasi ERP adalah :  

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dalih bahasakan oleh

Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra almahdi dalam buku Operations man-

agement (2006) memngemukakan bahwa ada beberapa penyebab kegagalan im-

plementasi ERP diantaranya:

1.   Manajemen perubahan dan training. Biasanya kesulitan terbesar terletak pada

perubahan praktek pekerjaan yang harus dilakukan. Disamping itu training

yang melibatkan banyak modul seharusnya dilaksanakan seawal mungkin.

2.   To BPR or not to BPR. Perusahaan harus memilih antara merubah bisnis

proses untuk menyesuaikan sistem atau sebaliknya, dengan implikasi berupa

biaya dan waktu untuk merubah sistem.

3.   Perencanaan yang buruk. Perencanaan harus mencakup beberapa area seperti

hal-hal bisnis dan ketersediaan user untuk membuat keputusan pada

konfigurasi sistem.

4.   Meremehkan keahlian IT. Implementasi ERP membutuhkan keahlian staff

ditingkatkan dengan baik.

5.   Manajemen proyek yang buruk. Hanya sedikit organisasi yang

mengimplementasi ERP tanpa melibatkan konsultan. Namun sering kali

konsultan melakukan perbuatan yang merugikan kliennya dengan tidak

membagi tanggung jawab.

6.   Percobaan-percobaan teknologi. Usaha-usaha untuk membangun interface,

merubah laporan-laporan, menyesuaikan software dan merubah data biasanya

diremehkan.

Page 47: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

47

7.   Rendahnya keterlibatan Eksekutif. Implementasi membutuhkan keterlibatan

eksekutif senior untuk memastikan adaya partisipasi yang terdiri dari bisnis

dan IT dan membantu penyelesaian konflik-konflik.

8.   Meremehkan sumber daya. Sebagian besar budget melebihi target terutama

untuk manajemen perubahan dan training user, pengujian integrasi,

proses-proses pengerjaan ulang, kustomisasi laporan dan biaya konsultan.

9.   Evaluasi software yang tidak mencukupi. Organisasi biasanya tidak cukup

memahami apa dan bagaimana software ERP bekerja sampai mereka sepakat

untuk membeli.

Untuk mengatasi tersebut ada dua cara yang disarankan oleh Turbit

(2005;2) yaitu melakukan perubahan budaya dan manajemen perubahan yang

baik. Beberapa perubahan budaya yang harus dilakukan organisasi diantaranya :  

1.      Karyawan / user harus merubah fokus dari pekerjaan milik saya menjadi

pekerjaan keseluruhan organisasi.

2.      Perubahan budaya biasanya memerlukan waktu beberapa hari

3.      Perubahan dari sistem lama yang mempunyai fleksibilitas tinggi (misal

dalam pengambilan keputusan) dan tidak menaruh perhatian pada

konsistensi menjadi sistem baru yang menaruh perhatian pada konsistensi.

Kendala-Kendala dalam Implementasi ERP

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh

Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdi dalam buku Operations

Manangement (2006) mengemukakan bahwa kendala yang dihadapi dalam

implementasi dikategorikan menjadi 3 aspek :

Page 48: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

48

1.   Teknis, Diantaranya masalah bahasa dan perubahan dari model hard copy

menjadi model display.

Penggunaan Software ERP menuntut terminologi istilah yang sama

sehingga istilah-istilah dalam produksi, penjualan, dll yang digunakan

harus diubah sesuai istilah-istilah dalam ERP yang berbahasa Inggris.

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pihak manajemen secara

tradisional dilakukan dengan menggunakan model hard copy dimana

Manajer menandatangani tumpukan kertas yang dimejanya dipaksa

untuk membuka komputer karena proses Approval dilakukan melalui

media tersebut (model display).  

2.   Budaya, Implementasi ERP yang berbasis penggunaan teknologi

menuntut perubahan-perubahan yang harus dilakukan karyawan

diantaranya harus aware terhadap penggunaan software tersebut (sebagai

contoh selalu update data).  

3.   Politik, Kendala yang menghambat implementasi berasal dari dalam tubuh

departemen IT sendiri dan dari luar departemen.

Sebagian besar karyawan IT merasa pekerjaannya akan hilang karena

digantikan oleh sistem tersebut. Hal ini dikarenakan sebelum

penerapan sistem ERP, bagian IT inilah yang bertanggung jawab

untuk membuat aplikasi-aplikasi sesuai dengan kebutuhan user

disemua departemen. Beberapa karyawan di luar departemen IT juga

merasa terancam dengan berkurangnya kekuasaan karena sebagian

pekerjaan akan dilakukan oleh software ERP.

Page 49: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

49

Dengan alasan politis tertentu, beberapa unit kerja yang sebenarnya

bisa dihapus tidak dapat dilakukan.

Keengganan user atau karyawan departemen lain pada saat

diimplementasikan software karena adanya unsur ”ketidakpercayaan”

terhadap departemen IT. Ketidakpercayaan tersebut timbul karena

ketakutan bahwa data-data atau laporan-laporan rahasia mereka akan

diketahui oleh bagian IT selaku administrator.

Usaha-Usaha Mengatasi Kendala Implementasi

Menurut Jay Heizer dan Barry Rander yang dialih bahasakan oleh

Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Alhmadi dalam buku Operations

Management (2006) mengemukakan bahwa ada beberapa usaha untuk

mengatasi kendala dalam implementasi diantaranya:

1.     Implementasi Change Acceleration Project (CAP) untuk mengelola

perubahan-perubahan yang terjadi dalam implementasi ERP.

2.     Pendekatan dengan user sebelum penerapan sistem ERP melalui

presentasi-presentasi untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan

implementasi sistem tersebut.

3.      Pengembangan Sistem Recovery dalam Implementasi ERP.  

Hasil-Hasil Setelah Implementasi ERP

Dengan implementasi yang telah dilaksanakan ada beberapa perbaikan

yang diperoleh diantaranya :

Mempercepat proses order dari distributor sehingga membantu

meningkatkan penjualan

Page 50: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

50

Mempercepat waktu pembuatan laporan keuangan, dari sebelumnya

per tanggal lima belas menjadi tanggal lima sudah tercetak semua laporan.

Meningkatkan keakuratan informasi.

Faktor-faktor Kesukesan dalam ERP

Menurut Zeplin Jiwa Husada dalam journal Enterprise Resource Planning

(2003;2) ada bebrapa hal yang menjadi faktor kesuksesan dalam ERP di

dalam perusahaan, yaitu:

1. Organisasi (management)

Organisas adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara

formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan,adapun unsure-unsur dalam organisasi adalah:

a.Perhatian

Sikap karyawan untuk berada dalam organisasi dan terlibat dalam upaya

upaya mencapai misi,nilai-nilai dan tujuan organisasi.Lebih lanjut

dijelaskan,bahwa komitmen merupakan suatu bentuk loyalitas yang lebih

konkret yang dapat dilihat dari sejauh mana karyawan mencurahkan

perhatian,gagasan, dan tanggung jawab dalam upaya mencapai tujuan

organisasi.

b.Gagasan

Proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau sekelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Dalam hal ini organisasi di tuntut untuk bias lebih baik atau

lebih cekatan dalam menolala organisasi dalam perusahaan.

Page 51: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

51

c.Tanggung jawab

Derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif

didalamnya, menganggap perstasinya penting untuk harga diri.

d.Pendidikan

Setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan

tertentu yang seang menjadi tanggung jawabnya.Dalam hal ini

organisasi dituntut untuk bias mengkoordinasikan seluruh bagian yang

ada di dalam perusahaan.

e.Peran dan tanggung jawab

Merupakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen puncak untuk

mengukur dan menilai prestasi kinerja manajer di bawahnya.

2.Proses

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami

atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,keahlian atau

sumber daya lainnya, yang terjadi menghasilkan suatu hasil,Suatu proses

mungkin dikenali oleh perubahan yang diciptakan terhadap sifat-sifat

dari satu atau lebih objek di bawah pengaruhnya.Unsur-unsur dari proses

dalam ERP adalah:

a.Penilaian

Penjajaran strategi dimulai dengan kebutuhan penafsiran IT dan

diagnose masalah yang menizinkan eksekutif untuk menyediakan

pengertian pada kebutuhan kritis, dan priritas yang mereka hadapi.

Page 52: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

52

b.Perencanaan

Berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau

pengaturan dari beberapa element yang terpisah ke dalam kesatuan yang

utuh dan berfungsi sebagai konfigurasi dari komponen-komponen

perangkat lunak dan perngkat keras dari suatu sistem.

3.Teknologi

Teknologi adalah satu cirri yang mendefinisikan kakikat manusia yaitu

bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan serjarah. Beberapa aspek

penting yang ada didalam teknologi diantaranya adalah:

a.Perangkat keras

Perangkat computer yang terdiri atas susunan komponen-komponen

elektronik berbentuk fisik (berupa benda). Jenis-jenis hardware pada

personal computer (PC), antar lain motherboard, hard disk,CD room,

memory, dan lain-lain.

b.Sistem Management

Untuk meminimalkan penggunan yang lebih dari suatu sistem, seperti

redundasi perangkat atau resource, permintaan yang tumpang tindih dari

penyimpanan performance, network management, menekan pengeluaran,

biaya maintance, diagnose dan perbaikan, serta migrasi dari suatu sistem

lama ke sistem baru.

Page 53: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

53

4.Data

Fakta berupa angka, karakter, symbol, tanda-tanda, tulisan, suara,

bunyi, yang mempersentasikan keadaan sebenarnya yang selanjutnya

digunakan sebagai masukan suatu sistem informasi.Ada beberapa jenis

data,diantaranya adalah:

a.Kerangka keja

Kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen atau

bagian, secara keselurahan saling berkaitan dan organisir sedemikian

rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

b.Transaksi data

Bertambah setiap terjadi baru files tersebut berfungsi untuk

menyimpan secara detail transaksi yang terjadi.

c.Menyimpan data

Cara menyimpan atau mempresentasikan data di dalam Komputer

agar bias dipakai secara efisien.Sedangkan data alah representasi

dari fakta dunia nyata.Fakta atau keterangan tentang kekayaan yang

disimpan, direkam, atau direpresentasikan dalam bentuk tulisan,

suara, gambar, simbol.

5.People/manusia

Dalam sistem ERP, selain teknologi maka ada factor lain yang sangat

berpengaruh,yaitu faktor manusia.Manusia merupakan pelaku atau objek

aktif untuk mencapai kesuksesan-kesuksesan tersebut ada beberapa unsur

yang ada dalam manusia yang harus dikembangkan atau dilatih, yaitu:

Page 54: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

54

a.Pengajaran

Proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau sekelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran

dan pelatihan. Dalam hal ini organisasi di tuntut untuk bias lebih baik

atau lebih cekatan dalam mengolala organisasi dalam perusahan, agar

tidak terjadi human error di dalam perusahaan yang dapat merugikan

perusahaan.

b.Pelatihan

Setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan

tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya.Dalam hal ini

organisasi dituntut untuk bias mengkoordinasikan seluruh bagian yang

ada didalam perusahaan.

c.Keterampilan

Proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih maju. Pertumbu

han sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal

jumlah, ukuran, dan arti pentingnya pertumbuhan juga dapat berarti

sebuah tahapan perkembangan.

d. pengetahuan

Sebuah prose yang mengkoordinasikan pengguna informasi,

pengetahuan, dan pengalaman. Dengan konsep tersebut, berarti

perbedaan untuk data informasi dan pengetahuan.Berdasarkan

hierarkinya informasi berasal dari data yang telah diproses sehingga

dapat diinterpretasikan.

Page 55: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

55

2.4. Kerangka pemikiran

Seiring dengan perubahan bisnis global, kebutuhan untuk meningkatkan

daya saing juga semakin tinggi. Dengan tuntutan dan tekanan tersebut, para ek-

sekutif perusahan memusatkan penelitiannya untuk dapat memenangkan per-

saingan, meningkatkan pengawasan operasional, menyederhanakan proses ad-

ministrasi untuk menekan biaya overhead, meningkatkan pelayanan kepada

pelanggan, mengembangkan produk dan layanan baru.

Kemampuan pegambilan keputusan yang akurat dan tepat waktu, untuk

mengahdapi pesaing memang selalu menjadi impian para eksekutif. Untuk itu

bukan hanya dibutuhkan informasi yang relevan, seperti target pasar, kebutuhan

akan produk atau jasa dan tingkat kepuasan pelanggan. Tetapi yang lebih penting

adalah tingkat akurasi informasi dapat dihasilkan, serta pada waktu yang tepat.

Beberapa perusahan sekarang ini merasakan bahwa informasi keuangan

yang disediakan tidak lagi memenuhi kebutuhan manajemen. Ketersediaan in-

formasi yang mencakup semua aspek konsumen merencanakan dan melakukan

transaksi pembelian, proses pengadaan, lokasi penyimpanan, pengiriman barang

sampai proses pembayaran dan kondisi keuangan, menjadi prasyarat untuk

meningkatkan kinerja fungsi manjemen perusahaan secara keseluruhan.

Dengan perkembangan teknologi sedemikian pesat, Kini tersedia pilihan

yang cukup banyak untuk aplikasi komputer terpadu yang mengintegrasikan

proses-proses bisnis. Aplikasi-aplikasi tersebut dikembangakan berdasarkan

konsep Enterprise Resource Planning (ERP)

Page 56: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

56

Marshall B. Romney dan Paul Jhon Steinbart yang dialihbahasakan

oleh Dewi Fitriasari dan Denny Arnos Kwari (2004;442) mengemukakan

pengertian Enterprise Resource Planning adalah :

“Enterprise Resource Planning (ERP) adalah suatu sistem yang

mengintegrasikan seluruh aspek aktivitas organisasi kedalam suatu

sistem informasi akuntansi.

Namun perlu diingat pengimplementasian ERP bukan hanya semata-mata

peningkatan dan pengembangan teknologi saja. Yang harus diingat dengan

peningkatan dan pengembangan teknologi disini adalah untuk mendukung

manajemen perusahaan dalam menghasilkaan informasi yang berkualitas

khususnya informasi dalam pengambilan keputusan.

Menurut Sulistyoningsih (2006;4), yang dikutip melalui

www.google.com mengemukakan pengertian kualitas Informasi Akuntansi adalah

sebagai berikut :

“Informasi akuntansi dikatakan berkualitas apabila telah dapat

mengungkapkan informasi yang materil secara lengkap dan akurat

mencakup dimensi penting yang relevan dari kejadian esensial.”

Menutut Sofyan Sapri (2004;14-15) kualitas informasi akuntansi dilihat

secara umum memiliki empat dimensi kualitas informasi yaitu :

a. Akurat

Merupakan informasi akuntansi harus tepat artinya tidak

terdapat kesalahan yang bisa menyesatkan pemakainya, kualitas

keputusan yang dihasilkan juga ditentukan oleh kualitas informasi.

Page 57: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

57

b. Relevan

Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi

kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan.Informasi

memiliki keputusan relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan

ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi

peristiwa masa lalu,masa kini atau masa depan,menegaskan,atau

mengoreksi ,hasil evaluasi mereka di masa lalu.

c. Tepat waktu

Informasi dikatakan tepat waktu bila informasi tersedia pada waktu

para pengambil keputusan menggunakannya untuk membuat

keputusan.Informasi yang disajikan haruslah cepat dan akurat pada

saat yang dibutuhkan atau tepat waktu.Untuk menyediakan

informasi tepat waktu,sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh

aspek transaksi atau peristiwa diketahui mengurangi keandalan

informasi.Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh

andal,tetapi kurang bermanfaa bagi pengambil keputusan.

d. Lengkap

Agar dapat diandalkan,informasi dalam laporan keuangan harus

lengkap dalam batasan materlitas dan biaya.Kesengajaan untuk tidak

mengunkapkan mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau

menyesatkan dank arena itu tidak dapat diandalkan dan tidak

sempurna dari segi relevansi.

Page 58: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

58

Menurut Azhar Susanto (2008;20) adalah sebagai berikut :

“Sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang Dengan berbagai alat Bantu salah satunya adalah ERP. ERP merupakan paket software terintegrasi yang dirancang untuk memberikan integrasi yang menyeluruhterhadap seluruh data yang terkait dengan sistem informa si perusahaan.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan implementasi

Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai solusi bisnis yang mengintegrasikan

seluruh fungsi yang ada di perusahaan sesuai terapan terbaik akan menunjang

kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan.

Penelitian yang penulis lakukan didukung oleh para peneliti terdahulu

seperti :

1. Joseph F. Brazel (2005) dalam jurnal “The Effect of ERP system

implementations on the usefulness of accounting information”. Dapat

disimpulkan bahwa informasi ERP dapat meningkatkan kualitas relevan

dari informasi akuntansi yang dihasilkan dan menurunkan reliabilitas

informasi akuntansi bagi pihak eksternal pemakai laporan keuangan.

2. Anansa Ratna Indah (2003) dalam penelitianya “Pengaruh Efektifitas Sistem

Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap pelaksanaan fungsi

manajemen “(penelitian pada PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk).

Effektifitas sistem ERP memiliki pengaruh yang sangat positif dan signifikan

terhadap pelaksanan fungsi manajemen.

3. Yustin Angraeni (2002) dalam penelitiannya “Analisis Perbandingan Return

On Investment sebelum dan sesudah penerapan sistem ERP (penelitian pada

PT. Astra Internasional. Tbk). Dapat disimpulkan menurut analisis deskriptif

Page 59: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

59

bahwa sistem ERP di Astra telah memberikan manfaat peningkatan

produktifitas perusahan, dengan komponen-komponen return on investment

yang dipengaruhinya yaitu, perbaikan dan percepatan proses produksi yang

menyebabkan siklus produksi lebih cepat, dan peningkatan costumer

deliveries on time. Menurut analisis statistik inferensial bahwa rata-rata

return on investment pada PT. Astra mengalami kenaikan yang signifikan

sebesar 1,3%.

4. Yenti Afrita (2006) dalam penelitiannya “Pengaruh Implementasi Enterprise

Resurce Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi” (penelitian

pada PT.LEN). Dari hasil penelitian sebelumnya dapat dibuktikan bahwa jika

pengimplementasian ERP dilakukan dengan baik maka akan dapat

menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas. Yang membedakan dari

penelitian ani oktaviani yaitu objek penelitiannya. Penelitian yang dilakukan

penulis saat ini yaitu pada PT.INTI Bandung.

Bertitik tolak dari kerangka pemikiran yang telah penulis uraikan diatas maka

penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

“Jika implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dilakukan

dengan baik maka informasi akuntansi akan berkualitas.”

Berdasarkan uraian-uraian diatas yang telah dijelaskan pada pembahasan

sebelumnya, terlihat bahwa Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

berpengaruh dalam menghasilkan informasi akuntansi yang ada di dalam

perusahaan.

Page 60: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

60

ERP merupakan sistem yang mempunyai kaitan erat dengan sistem

informasi akuntansi, karea ERP merupakan suatu sistem yang mengintegrasikan

seluruh aspek aktivitas organisasi ke dalam suatu sistem informasi akuntansi.

Dengan mengimplementasi ERP diharapkan dapat menghasilkan informasi

akuntansi yang berkualitas yaitu informasi yang tepat waktu, relevan,akurat (dapat

dipercaya), dan lengkap secara keseluruhan informasi akuntansi tersebut

mengandung arti dan berguna untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

Page 61: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

61

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini yang dijadikan objek penelitian adalah im-

plementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap dan Informasi

Akuntansi di PT.INTI Jl.Moch.Toha no 77 Bandung.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh

Implementasi Enterprise Resource Plaanning (ERP) terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi pada PT.INTI Jl.Moch.Toha no 77 Bandung.

3.1.1 Unit Penelitian

Sesuai dengan topik penelitian yaitu Pengaruh Implementasi Enterprise

Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi, maka penulisan

skripsi ini berfokus pada masalah implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP) dan Kualitas Informasi Akuntansi pada PT. INTI Jl. Moch Toha no 77Ban-

dung.

3.1.2 Populasi Penelitian

Dari kegiatan yang berhubungan dengan judul skripsi, maka penulis

menentukan populasi sasaran.

Populasi menurut Sugiyono (2008;115) adalah sebagai berikut :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.”

Page 62: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

62

Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa populasi bukan sekedar

jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi

karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut sedangkan

yang dimaksud dengan populasi sasaran adalah populasi yang digunakan untuk

penelitian.

Sesuai dengan topik penelitian ini maka jumlah populasi sebanyak 25

orang. Populasi penelitiannya adalah subjek yang berhubungan dengan Enterprise

Resource Planning(ERP) terhadap Kualitas Informasi Akuntansi

Adapun Divisi Akuntansi manajemen yang memiliki pusat

pertanggungjawaban diantaranya:

1. Revenue Center, yaitu bagian penjualan terdiri dari 3 orang

2. Investment Center, yaitu bagian pengembangan proyek yang terdiri dari 6

orang

3. Cost Center, yaitu bagian pengembangan produksi yang terdiri dari 7 orang

4. Profit Center, yaitu bagian administrasi dan keuangan yang terdiri dari 9 orang

3.1.3 Teknik Sampling

Menurut Sugiyono (2008;116) pengertian teknik sampling adalah sebagai

berikut :

“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.”

Menurut Sugiyono terdapat dua teknik sampling yang dapat digunakan

oleh para peneliti, yaitu :

1. Probability Sampling

2. Non-Probability Sampling.

Page 63: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

63

Menurut Sugiyono (2008;117) penjelasan kedua teknik sampling adalah

sebagai berikut :

1. Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel)

yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Teknik meliputi, sampel random sampling,

proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified ran-

dom sampling, area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).

2. Non-Probability Sampling

Non-Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak

memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk diplih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi,

sampling sistematis, kuota, artikulasi, purposive, jenuh, snowball.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu mengambil sampel didasarkan pertimbangan peneliti, jadi peneliti

yang menentukan siapa saja yang jadi responden. Hanya mereka yang dianggap

ahli yang patut memberikan pertimbangan untuk pengambilan sampel yang

diperlukan Oleh karena itu penulis memilih teknik purposive sampling dengan

menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu yang harus

dipenuhi oleh sampel-sampel yang digunakan dalam penelitian ini.

Adapun kriteria-kriteria yang penulis tentukan untuk mendapatkan sampel

dalam skripsi ini, diantaranya:

1. Responden merupakan pegawai PT INTI yang berumur tidak lebih dari 40

Page 64: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

64

tahun,dikarenakan daya ingat responden dan kesehatan responden tersebut.

2. Sudah bekerja di PT INTI minimal 5 tahun, dikarenakan responden dianggap

menguasai sistem dan keadaan perusahaan yang akan diteliti.

4 Responden merupakan pegawai PT INTI yang memiliki sertifikasi dibidang

keuangan dan pajak brevet A atau B, dikarenakan responden dianggap teruji

berdasarkan keahliannya dan dapat dipercaya.

5 Responden merupakan pegawai PT INTI yang memiliki keahlian

mengoperasikan beberapa aplikasi di antaranya MYOB, dikarenakan

informasi yang dibutuhkan penulis bersangkutan dengan pengolahan data

elektronik diperusahaan tersebut.

3.1.4 Sampel Penelitian

Menurut Sogiyono (2008;116) yang dimaksud dengan sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Pengukuran sample merupakan langkah untuk menentukan sampel yang diambil

untuk melaksanakan penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah orang-orang

yang terlibat dalam Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap

Kualitas Informasi Akuntansi yaitu bagian sistem akuntansi dan akuntansi

(keuangan). Alasan penulis melakukan sampel pada bagian-bagian tersebut adalah

dapat memberikan data-data dan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian ini.

Dengan berpedoman pada pendapat dari Surakhmad (2004) dalam Riduwan

(2006;250) menyatakan :

“Apabila subjeknya kurang dari 100 maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 100 maka ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15 % dari ukuran populasi.”

Page 65: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

65

Tabel 1.1

Tabel Responden

No.Kriteria Kriteria Jumlah

1

2

3

4

Jumlah Populasi

Pegawai yang melebihi dari usia 40 tahun

Masa Jabatan minimal 5 tahun

Tidak memiliki sertifikat di bidang keuangan

dan pajak brevet A dan B

Tidak memiliki keahlian mengoperasikan ap-

likasi MYOB

25

(2)

23

(1)

22

(1)

21

1

JUMLAH SAMPEL 20

3.1.5 Prosedur Penelitian

Untuk menentukan objek yang akan diteliti, maka tahapan-tahapan

prosedur yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Penulis mengajukan surat survey penelitian pada perusahaan mengenai

kemungkinaan diaadakan penelitian pada perusahaan tersebut. Selanjutnya

penulis mengajukan objek-objek yang akan diteliti yaitu bagian akuntansi

Page 66: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

66

(keuangan) dan sistem akuntansi mengenai sistem Enterprise Resource

Planning (ERP) dan Kualitas Informasi Akuntansi.

2. Penulis melakukan studi pustaka untuk mendapatkan pemahaman mengenai

objek yang akan penulis teliti.

3. Penulis datang ke program studi akuntansi fakultas ekonomi Universitas

Pasundan untuk mengajukan proposal tentang objek yang penulis teliti.

4. Penulis mengadakan penelitian di perusahaan sesuai dengan objek yang

diteliti.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian pendekatan Asosiatif dengan

melakukan survey kelapangan dan responden.Metode deskriftif adalah metode

penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan secara sistematis fakta atau

karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentuu secara faktual dan cer -

mat.Didalam penelitian ini metode deskriftif menjelaskan tentang Enterprise Re-

source Planning dan Kualitas Informasi Akuntansi,Sedangkan pedekatan

Asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu

menayakan hubungan antara dua variable atau lebih.Dalam penelitian ini

deskriftif asosiatif dijelaskan hubungan Enterprise Resource Planning dan

Kualitas Informasi Akuntansi.

3.2.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian kuntitatif, penelitian umumnya melakukan pengukuran

terhadap kebenaran suatu variabel dengan menggunakan instrument penelitian,

Page 67: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

67

kemudian peneliti melakukan analisis untuk mencari hubungan antara satu

variabel dengan variabel lainnya.

Menurut Sugiyono (2008;58) variabel penelitian pada dasarnya adalah :

“Variabel penelitian adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Menurut Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono (2008;58) variabel

merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati, variabel ini sebagai

atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan

lainya atau satu objek dengan yang lainya.

Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh

Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi, maka terdapat dua variabel, yaitu :

1. Variabel Bebas atau Independen Variable (X)

Variabel bebas atau independent variable (X) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

adalah Enterprise Resource Planning (ERP).

2. Variabel Terikat atau Dependen Variable (Y)

Variable terikat atau dependen variable (Y) merupakan variable yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kualitas Informasi

Akuntansi.

Page 68: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

68

3.2.3 Operasionalisasi Variabel

Terdapat dua operasional variabel, yaitu variabel X (Enterprise Resource

Planning) sebagai variabel bebas atau independen variable dan variabelY

(Kualitas Informasi Akuntansi) sebagai variabel terikat atau dependen variable.

1. Variabel Bebas atau Independen Variabel (X)

Variable bebas atau independent variable (X) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variable dependen (terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas

adalah Enterprise Resource Planning (ERP)

Page 69: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

69

Tabel 3.1Enterprise Resource Planning (ERP)

Variable XVariabel Subvariabel Indikator Skala

Variabel

Independent:

Implementasi

Enterprise Re-

source Planning

Unsur-unsur ERP:1. Physical Component

(Komponen Fisik)

2. People ( Sumber daya manusia)

3. Organizational Proses ( Proses Organisasi)

Server (pusat informasi) Network (unit komunikasi) Storage (unit penyimpanan)

Busines Staff (Staf bisnis) Operation Staff(Staf organ-

isasi) Development Staff (staf

pengembangan)

Program and project manage-ment(program dan proyek pengembangan)

Change management (pe-rubahaan proses kerja)

Support Service (dukungan layanan IT departemen)

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Sumber:Micheal Uram dalam “journal Enterprise Solution”(2008)

2. Variabel Terikat atau Dependen Variable

Variabel terikat atau dependen variable (Y) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah Kualitas Informasi

Akuntansi.

Table 3.2Kualitas Informasi Akuntansi

Page 70: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

70

Variabel YVariabel Subvariabel Indikator Skala

Kualitas In-

formasi

Akuntansi

Relevan

Reliabilitas

Konsistensi

Komparabilitas

Nilai prediksi Nilai umpan balik Tepat waktu

Dapat diperiksa Netral Menyajikan yang se-

harusnya

Standar/metode akun-tansi tetap tiap periode

Perbandingan dengan tahun sebelumnyaPerbandingan dengan perusahaan lain

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Sumber : Konseptual SFAC Qualitatif of accounting information

(Suwarjono 2005;164-179)

Indikator-indikator ini selanjutnya akan diuraikan dalam bentuk

pertanyaan-pertanyaan dengan ukuran tertentu yang telah ditetapkan pada

alternatif jawaban.

Menurut Sugiyono (2008;132) mengemukakan bahwa :

“Macam-macam skala pengukuran dapat berupa : Skala nominal, skala

ordinal, skala interval, dan skala rasio, dari skala pengukuran itu akan

diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan ratio.”

Penelitian ini menggunakan ukuran ordinal, menurut Mohammad Nasir

(2008;158) ukuran ordinal yaitu :

“Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka

tersebut mengandung pengertian tingkatan-tingkatan.”

Page 71: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

71

Dalam operasional variabel ini untuk setiap variabel baik variabel bebas

maupun variabel terikat akan diukur oleh suatu instrument penelitian dalam

bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert.

Tiap-tiap jawaban akan diberi skor, dimana hasil skor akan menghasilkan

skala pengukuran ordinal. Untuk variabel X (Enterprise Resource Planning

(ERP)) dan variabel Y (Kualitas Informasi Akuntansi), kuesioner tersebut

merupakan pertanyaan positif yang memiliki 5 (lima) jawaban dengan

masing-masing nilai yang berbeda.

Nilai = 5, diberikan jika responden memberikan jawaban “Sangat Setuju” dari

pernyataan yang tersedia.

Nilai = 4, diberikan jika responden memberikan jawaban “Setuju” dari

pernyataan yang tersedia.

Nilai = 3, diberikan jika responden memberikan jawaban “Ragu-ragu” dari

pernyataan yang tersedia.

Nilai = 2, diberikan jika responden memberikan jawaban “Tidak setuju” dari

pernyataan yang tersedia.

Nilai = 1, diberikan jika responden memberikan jawaban “Sangat tidak setuju”

dari pernyataan yang tersedia.

3.2.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data yang di peroleh dari penelitian ini adalah dari Data Primer

Page 72: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

72

Pengumpulan data primer dilakukan melalui penelitian secara

langsung ke organisasi, yaitu hasil observasi dan wawancara serta jawaban

kuesioner dengan pihak yang berwenang.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan

mampu memberikan data yang akurat dan lebih spesifik, adapun teknik yang

digunakan adalah :

Penelitian Lapangan (Field Research)

Untuk melihat kegiatan yang sebenarnya dari masalah yang ada, maka

diperlukan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer secara langsung

dari perusahaan. Adapun langkah-langkah dala pengelompokan data primer

dengan cara sebagai berikut:

a.Wawancara (interview)

Menurut Sugiyono (2008;194) menyatakan bahwa :

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil.”

b.Pengamatan Langsung (observation)

Pengamatan langsung yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung pada objek penelitian untuk memperoleh data yang

diperlukan.

c.Kuesioner (angket)

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar

Page 73: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

73

pertanyaan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.2.6.Instrumen Penelitian

Instrument penelitian menurut Sugiyono (2008) adalah sebagai berikut :

“Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang tepat dan relevan yang dapat digunakan

untuk analisis.”

Instrument penelitian ini penting perannya sebab tanpa instrument

penelitian yang baik, tidak akan memperoleh data yang relevan dan benar-benar

dapat dipercaya sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan

keputusan.Instrument penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1.Wawancara

Wawancara dengan para responden untuk melengkapi data yang diperoleh

dimana penulis melakukan wawancara dengan bagian Sistem Akuntansi

dan bagian-bagian yang dianggap dapat memberikan gambaran mengenai

Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) dan Kualitas Informasi

Akuntansi di perusahaan itu.

2.Observasi Langsung

Pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada sumber data

yang dipilih.

3. Kuesioner

Page 74: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

Enterprise Resource Planning (ERP)

(X)

Kualitas Informasi Akuntansi

(Y)

Y = f (X)

74

Pengumpulan data dengan menggunakan alat Bantu berupa daftar yang

berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai Implementasi Enterprise Resource

Planning (ERP) dan Kualitas Informasi Akuntansi.

3.2.6 Model Penelitian

Untuk mempersempit masalah yang akan diteliti, maka penulis membuat

suatu model penelitian dengn tujuan agar mudah menggambarkan masalah yang

akan diteliti antara variabel bebas dan variabel terikat.

Dalam hal ini sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Implementasi

Enterprise Resource Planning (ERP) dan Kualitas Informasi Akuntansi. Maka da-

pat digambarkan model penelitian sebagai berikut :

Gambar 3.1 Model Penelitian

Bila dijabarkan secara matematis, hubungan dari variable tersebut adalah

sebagai berikut :

Dimana : f = Fungsi

X =Enterprise Resource Planning (ERP)

Y = Kualitas Informasi Akuntansi

Hal ini berarti Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

berpengaruh terhadap Kualitas Informasi Aakuntansi.

3.2.7 Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis

Page 75: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

75

3.2.7.1 Analisis Data

Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini berkaitan dengan hubungan

antara variabel-variabel. Menurut Sugiyono (2008:142) menyatakan:

“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, menstabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Dalam menentukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat

dipercaya yang nantinya dapat dipergunakan dalam penelitian yang dilakukan

oleh penulis. Analisis data merupakan proses penyederhanaan data kedalam

bentuk yang lebih mudah dibaca, dipahami dan diinterpretasikan. Data yang akan

dianalisis merupakan data hasil pendekatan survey penelitian lapangan dan

penelitian kepustakaan.

Analisis data diperlukan agar penulis dapat memperoleh hasil yang dapat

dipercaya. Pengumpulan data diperoleh melalui data statistik yang diperoleh dari

data kualitatif dan kuantitatif, adapun data yang akan dilakukan dalam penelitian

ini sebagai berikut :

1. Menganalisis Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada

PT Inti Bandung.

2. Menganalisis Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh PT Inti

Bandung.

3. Menganalisis Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP)

Page 76: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

76

terhadap Kualitas Informasi Akuntansi.

Selanjutnya berdasarkan indikator-indikator dari masing-masing variabel

(variabel X dan variabel Y), maka dibuatlah daftar pertanyaan (kuesioner) yang

berhubungan dengan daftar pertanyaan tersebut. Kuesioner tersebut kemudian

ditunjukan bagi para responden di perusahaan. Data yang dihimpun dari hasil

kuesioner tersebut penulis akan membandingkanya dengan landasan teori yang

relevan atau yang dituangkan kedalam indikator-indikator penelitian.

Setiap item dari kuesioner memiliki 5(lima) jawaban dengan

masing-masing nilai yang berbeda. Metode skala pengukuran yang digunakan

penulis dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan dalam

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang

fenomena sosial.Untuk menilai variabel X dan variabel Y, maka analisis yang

akan digunakan berdasarkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai

rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap

variabel kemudian dibagi dengan jumlah responden.

Rumus rata-rata (mean) menurut Sugiyono (2008)

Untuk variabel X

Me = Σxi n Untuk variabel Y

Me = Σxi n

Dimana : Me = Mean (rata-rata)

Σ = Jumlah (sigma)

Xi = Nilai X ke 1 sampai ke N

Page 77: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

77

Yi = Nilai Y ke 1 sampai ke N

N = Jumlah atau responden

Setelah mendapatkan rata-rata (mean) dari masing-masing variabel,

kemudian dibandingkan dengan kriteria yang penulis tentukan berdasarkan nilai

yang terendah dan nilai yang tertinggi dari hasil kuesioner.

Nilai tersebut masing-masing diambil dari banyaknya responden dalam

kuesioner dikalikan dengan skor terendah (1) untuk nilai terendah dan dikalikan

dengan skor tertinggi (5) untuk nilai tertinggi (Sugiyono 2008)

Untuk variabel X terdapat pertanyaan sebanyak 16 pertanyaan :

Nilai terendahnya sebanyak :1x16 = 16

Nilai tertingginya sebanyak : 5x16= 80

Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk

menilai Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) (variabel X)

penulis tentukan sebagai berikut :

1. Nilai 13-25, untuk kriteria “Tidak Baik”

2. Nilai 26-38, untuk kriteria “Kurang Baik”

3. Nilai 39-51, untuk kriteria “Cukup Baik”

4. Nilai 52-64, untuk kriteria “Baik”

5. Nilai 65-80, untuk kriteria “Sangat Baik”

Selanjutnya untuk menilai Kualitas Informasi Akuntansi (variabel Y),

caranya sama dengan penilaian untuk variabel X, untuk variabel Y terdapat

pertanyaan sebanyak 12 pertanyaan:

Nilai terendahnya sebanyak 1 x 12 = 12

Page 78: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

78

Nilai tertingginya sebanyak 5 x 12 = 60

Atas dasar nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut, maka kriteria untuk

menilai Kualitas Informasi Akuntansi (Y), penulis tentukan sebagai berikut :

1. nilai 10-19, untuk kriteria “Tidak Baik”

2. Nilai 20-29, untuk kriteriaa “Kurang Baik”

3. Nilai 30-39, untuk kriteria “Cukup Baik”

4. Nilai 40-49 untuk kriteria “Baik”

5. Nilai 50-60 untuk kriteria “Sangat Baik”

Perhitungan dari hasil kuesioner dilakukan setelah adanya analisis data

lapangan dengan kepustakaan agar hasil akhir analisis dapat diuji dan dapat

diandalkan.

3.2.7.2 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis

1. Pengujian Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari

kedua variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini adalah korelasi antara Pengaruh

Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi.

Tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis ini dimulai dengan

penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), pemilihan tes statistik,

perhitungan nilai statistik dan penetapan tingkat signifikasi serta penetapan

kriteria pengujian. Adapun uraian dari langkah-langkah tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Penetapan Hipotesis Nol (Ho) dan Hipotesis Alternatif (Ha)

Page 79: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

79

Penetapan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara variabel independent dengan

variabel dependen. Hipotesis (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan bahwa tidak

terdapat pengaruh antara variable X dan variable Y dan dalam hal ini

diinformasikan untuk ditolak. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis

yang menyatakan terdapat hubungan positif antara variabel X dan variabel Y dan

dalam hal ini diinformasikan untuk diterima.

Hipotesis penelitian yang diajukan adalah hipotesis alternatif (Ha)

sedangkan untuk keperluan analitis statistiknya secara berpasangan antara

hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut :

Ho = 0 artinya bahwa Implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP) tidak mempengaruhi Kualitas Informasi Akuntansi

Ha ≠ 0 artinya bahwa Implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP) mempengaruhi Kualitas Informasi Akuntansi.

2. Penetapan Tes Statistik dan Perhitungan Nilai Tes Statistik

Data yang digunakan dalam pengujian hipotesis ini berasal dari variabel X

dan variabel Y, yang pengukurannya menggunakan skala ordinal yaitu tingkat

ukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat

yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Berdasarkan ukuran

variabel yang dirangking, hipotesis akan diuji dengan menggunakan rumus

korelasi Rank Sperman adalah sebagai berikut:

r s=1−6∑ di2

n3−n

Page 80: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

80

Sumber : Sudjana (2004:253)

Keterangan:

rs = koefisien korelasi rank spearman

di = selisih mutlak antara ranking data variabel X dengan variabel Y

n = jumlah responden atau subjek yang yang diteliti

2. Penetapan tingkat signifikasi (α)

Sebelum pengujian dilakukan, maka terlebih dahulu harus menentukan

taraf signifikasi atau taraf nyata. Hal ini dilakukan untuk membuat suatu rencana

pengujian agar dapat diketahui batas-batas untuk menunjukan pilihan antara Ho

dan Ha. Taraf nyata yang dipilih dengan α = 5% (0.05).

Angka ini dipilih karena dapat mewakili hubungan antara variabel yang

dteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang sudah sering digunakan dalam

bidang penelitian ilmu-ilmu sosial. Jadi tingkat kebenaran yang dikemukakan oleh

penulis adalah 0.95.

3. Pengujian Hipotesis

Nilai rs yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai rs menurut

tabel spearman (tabel p), begitu juga dengan nilai t yang diperoleh dari hasil

perhitungan dibandingkan dengan nilai t yang ada di tabel.

4. Pengambilan Keputusan

Setelah dilakukan analisis dan pengolahan data korelasi rank spearmen

dengan software SPSS 17.0 (Statistical Product & Service Solution), dilakukan

pengujian dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan yaitu dengan

Page 81: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

81

membandingkan nilai rshitung dengan rstabel untuk korelasi rank spearmen yang

peneliti rumuskan sebagai berikut:

- rshitung < rstabel: Tidak ada pengaruh Implementasi Enterprise Resource

Planning (ERP) Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi. Jika Ho diterima

maka Ha ditolak.

- rshitung ≥ rstabel: Terdapat Pengaruh Implementasi Enterprise Resource

Planning (ERP) Terhadap Kualitas Informasi Akuntansi. Jika Ho ditolak maka

Ha diterima.

2.Uji Validitas data

Menurut Sevilla dalam Husein Umar (2000:58) Validitas adalah:

“Validitas merupakan suatu derajat ketepatan dan kecermatan alat ukur penelitian tentang isi dan arti sebenarnya yang diukur dalam pengujian validitas, tiap butir digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.”

Dalam hal ini Masrun dalam Sugiyono (2002: 124) menyatakan sebagai

berikut:

“Teknik Korelasi untuk menentukan validitas item sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Dan item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula.”

”Syarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah kalau koefisien

korelasi r = 0,3, jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang

dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak “valid”.

Metode yang digunakan adalah korelasi product moment, adapun rumus

untuk mencari nilai korelasi tersebut menurut Sugiyono (2008:248) adalah:

Page 82: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

82

Dimana : r = Koefisien korelasi product moment

X = Jumlah skor untuk indikator X

Y = Jumlah skor untuk indikator Y

N = Jumlah responden

3.Uji Reliabilitas Data

Menurut Sugiyono (2008:172) mengemukakan:

“Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukkan tingkat ketepatan, tingkat keakuratan, kestabilan atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu”.

Menurut Ety Rochaety (2007:50) mengemukakan:

“Tinggi rendahanya reliabilitas, secara empiris ditunjukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00-1,00”

Menurut Suharsimi Arikunto (2000:171) Untuk menguji reliabilitas

maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

2

2

1111

t

b

k

kr

Keterangan: r11 = Reliabilitas Instrumenk = banyaknya butir pertanyaan b

2 = jumlah varians butirt

2 = varians totalSyarat minimum yang dianggap memenuhi syarat adalah kalau koefisien

alpha cronbach’s yang didapat 0,6. jika koefisienyang didapat kurang dari 0,6

maka instrument penelitian tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Page 83: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

83

Apabila dalam uji coba instrument ini sudah valid dan reliable, maka dapat

digunakan untuk pengukuran dalam rangka pengumpulan data.

Data yang digunakan untuk pengujian hipotesis ini berasal dari variabel X

dan variabel Y yang pengukuranya menggunakan skala ordinal, yaitu tingkat

ukuran yang memungkinkan peneliti mengurutkan respondennya dari tingkat

paling rendah samapai tingkat paling tinggi. Melalui pengukuran ini, peneliti

dapat membagi respondennya kedalam urutn ranking atas dasar sikapnya pada ob-

jek atau tingkat tertentu. Oleh karena itu, dalam pengujian hipotesis ini

digunakan teknik statistik non parametik. Data tersebut diperoleh melalui

kuesioner dengan jenis pertanyaan tertutup dan setiap item memiliki skor sendiri.

Dalam pengujian hipitesis, peneliti menggunakan Rank Spearman, dengan rumus

sebagai berikut :

n 6 di 2

i = 1rs = 1 –

n3- nKeterangan :

rs = Koefesien Rank Spearman

di = Selisih rangking data variabel X dan variabel Y (Xi – Yi)

n = Banyaknya sampel

Untuk dapat memberikan interpretasi seberapa kuat hubungan antara

variabel X dengan variabel Y, maka dapat digunakan pedoman interpretasi data

menurut Sugiyono (2002:183) dalam bukunya Metode Penelitian Bisnis. Dapat

dilihat dalam tabel di bawah ini:

Page 84: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

84

Tabel 3.2Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval KoefisienTingkat Hubungan

0,00 – 0,1990,20 – 0,3990,40 – 0.5990.60 – 0.7990.80 – 1,000

Sangat rendahRendahSedangKuat

Sangat kuat

(Sumber : Sugiyono, 2008:250)

Apabila dalam penelitian tersebut terdapar ranking yang berjangka sama

digunakan faktor koreksi sebagai berikut :

T = t³ - t

12

Dimana : T = Faktor koreksi

t = Banyaknya angka yang sama pada satu rank

sesuai dengan faktor koreksi diatas maka rumusan r s dihitung sebagai berikut:

r s = ∑x² + ∑y – ∑di²

2√(∑x²∑y²)

∑x² = n³ – n _ ∑Tx

12

∑y² = n³ – n _ ∑Ty

12

Dimana : Tx = Jumlah ranking yang sama dalam variabel X

Ty = Jumlah ranking yang sama dalam variabel Y

Page 85: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

85

Selanjutnya Sugiyono (2002;292) menyatakan bahwa untuk menguji

signifikasi dari koefisien korelasi rank sperman yang diperoleh, maka digunakan

uji t sebagai berikut :

t = r s n - 2

1 – r 2

Untuk melihat berapa besar hubungan antara variabel X (Implementasi

Enterprise Resource Planning) terhadap variabel Y (Kualitas Informasi

Akuntansi).

4.Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh sistem pengolahan data elektronik terhadap relevansi informasi

akuntansi. Rumus yang digunakan yaitu :

Kd = r2 x 100%

Dimana :

Kd : Koefisien determinasi

r2 : Koefisien Korelasi

5.Transformasi Data dari Skala Ordinal Menjadi Skala Interval

Untuk data yang mempunyai skala ordinal dengan menggunakan Skala

Likert, dengan bobot nilai 5,4,3,2,1 atau pengukuran sikap dengan kisaran positif

sampai dengan negatif. (Sugiyono, 2000:86). Maka data tersebut perlu

ditingkatkan menjadi skala interval dengan metode “method of successive interval

(MSI)”. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

Page 86: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

86

b. Setiap pertanyaan dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori

jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh dengan

menggunakan tabel normal

d. Menghitung nilai densitas untuk setiap proporsi kumulatif dengan

memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval

(MSI):

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan

menggunakan rumus :

Nilai Transformasi = Nilai Skala - | Nilai Skala Minimal | + 1

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan program komputer Method

Successive Interval (MSI).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Page 87: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

87

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT. INTI (persero) Bandung adalah Badan Usaha Milik Negara yang

terbentuk perseroan dan digolongkan kedalam Badan Usaha Milik Negara Industri

Strategis (BUMNIS), yang beraada dibawah Badan Pengelola Industri Strategis

atau BPIS yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi. Sejak didirikan

pada tahun 1926 sampai sekarang kantor pusat PT. INTI (persero) berkedudukan

di komplek laboratorium Pos, Telepon, Telegraf (PTT) di Jl. Moch. Toha No. 77

Bandung, dan pada saat ini telah memiliki 2 kantor cabang yaitu di Jl. Tanah

Abang No. 11/121 Jakarta dan Jl. Prapanca No.15 Surabaya.

Pada awal-awal tahun pendirianya PT. INTI (persero) merupakan

laboratorium Pos Telepon, dan Telegraf (PTT) serta laboratorium radio dan pusat

perlengkapan radio yang bernaung dibawah perusahaan jawatan Pos, Telepon, dan

Telegraf (PTT) yang berdasarkan PP No.240 tahun 1961 diubah status hukumnya

menjadi Perusahaan Pos dan Telekomunikaaasi (PN Postel). Dari PN Postel ini,

dengan PP No. 300 tahun 1965 didirikan PN Telekomunikasi. Bagian penelitian

dan bagian perlengkapan yang semula terdapat pada PN Postel, digabungkan dan

berganti nama menjadi Lembaga Administrasi. Bagian penelitian dan Bagian

Industri. Pada tanggal 25 mei 1966, PN Telekomunikasi mulai mengadakan

kerjasama dengan perusahaaan asing yaitu Stemens AG dan pelaksanaannya

dibebankan pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pos dan

Telekomunikasi (LPP Postel). Untuk merealisasikan kerjasama tersebut maka

pada tanggal 17 februari 1968 dibentuk suatu unit begian pabrik telepon didalam

Page 88: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

88

organisasi LPP Postel yang kemudian diubaah menjadi Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Industri Pos dan Telekomunikasi (LPPI Postel) yang diresmikan

oleh presiden Soehaarto diwakili oleh Menteri Ekuin Sultan Hamengku Buwono

IX pada tanggal 22 mei 1968.

Sejalan dengan perkembangan perusahaan terutama pada bidanga

penelitian di bidang industri, maka pada tahun 1971 dilakukan pemisahan tugas

pokok yaitu :

1. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Postel yang mempunyai tugas pokok

dalam bidang pengujian, penelitian serta pengembangan sarana pos dan

elekomunikasi baik dari segi teknologi maupun segi opersional.

2. Lembaga Industri, sebagai badan hukum yang berdiri sendiri dengan ugas

pokok memproduksi sarana-sarana dan alat-alat telekomunikasi.

Berdasarkan PP RI No. 43 tahun 1974 dan Keputusan Menteri Keuangan

RI No. Kep. 1771/MK/IV/1974 tertanggal 28 Desember 1971, Akta Notaris

Abdul Latief No. 322 di Jakarta, PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (persero)

resmi didirikan 30 desember 1974 dengan modal awal 3.200.000.000,00.

Pada tanggal 19 oktober 1989, PT. INTI (persero) yang sebelumnya

berada di bawah Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi diserahkan

epada Badan Pengelola Industri Straategi (BPIS), peralihan pengelolaan

berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 mengenai BPIS.

Pada tanggal 7 agustus 1998, PT. INTI (persero) berada dibawah

pengawasan Menteri Negara Pemberdayaan BUMN dengan SK No. 036/MP/

BUMN/998 yang dikeluarkan oleh kantor Mentri Pendayagunaan BUMN.

Page 89: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

89

Berdasarkan Akte Pendirian Perusahaan, maksud dan tujuan pendirian

PT INTI (persero) ialah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanan dan

program pemerintah dibidang industri infocom dengan memperhatikan

prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan.

Selanjutnya disamping maksud dan tujuan tersebut diatas, secara

komersial perusahaan bertujuan untuk menjadi perusahaan yang menguntungkan

(Profitable), makmur (Prosperous) dan berkelanjutan (Sustainable). Dengan

situasi yang belum kembali normal sejak krisis yang melanda Indonesia beberapa

tahun yang lalu, daalam jangka waktu yang telah ditentukan, PT. Inti (persero)

akan melakukan usaha untuk meningkatkan kondisi perusahaan dari tahapan

bertahan hidup (Survival) menjadi yang tumbuh (Growth).

Sejalan dengan strategi pengembangan telekomunikasi nasional maka

PT INTI (persero) selalu merumuskan visi dan misi perusahaan guna menghadapi

perkembangan telekomunikasi dimasa depan pada tahun 2005 ini PT. INTI

(persero) telah merumuskan visi, misi, strategi tersebut adalah sebagai berikut :

Visi Perusahaan

Menjadikan PT. INTI (persero) sebagai pilihan utama dalam

mentranformasikan impian menjadi kenyataan (Transforming Dream to

Reality)

Misi Perusahaan

Page 90: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

90

1. PT. INTI (persero) akan memfokuskan sepenuhnya pada kegiatan jasa

engineering yang sesuai dengan spesifikasi dan permintaan konsumen.

2. dalam menjalankan bisnis akan diupayakan agar kepentingan para

stakeholders mendapat perhatian utama.

Strategi

Fokus pada bidang jasa pelayanan infocom dengan penekanan pada

Infocom System and Technologi Integrator (ISTI).

Fokus utama PT. INTI (persero) adalah mengintensifkan usaha untuk

meningkatkan penjualan pada bidang komunikasi yang masih merupakan pendap-

atan utama perusahaan periode ini. Usaha percepatan akan dilakukan dibidang IT

(Information Technology) dan perkuatan bisnis kompetensi di bidang IT yang di-

lakukan di periode ini diharapkan dapat menjadi andalan pada periode

berikutnya.

Pada bidang bisnis yang menjadi tekanan persaingan global yang keras,

PT. INTI (persero) akan memposisikan sebagai bagian dari perputaran nilai

(value chain) perusahaan Multi National Company (MNC). PT. Inti (persero) akan

membangun kemitraan dengan para MNC mendasar pada kekuatan jasa

engineering yang dimiliki. Sedangkan pada bisnis yang tekanan persaingan

globalnya tidak keras, PT. INTI (persero) tetap bertahan, baik sebagai Total

Solution Provider maupun pemasok produk dan jasa engineering yang sesuai den-

gan kebutuhan spesifik dari masing-masing pengguna.

Pada tahun 2005, PT. INTI (persero) akan melakukan perubahan mendasar

pada orientasi bisnisnya dengan program kerja strategis yang disebut Catur

Page 91: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

91

Program 2005 untuk menunjang RKAP dan RJPP. Program strategis tersebut

antara lain :

1. program kemandirian secara langsung yang dilaksanakan oleh SBU yang

sudah dibentuk untuk proyek-proyek.

a. KITNAS

b. Forum Pesona

c. TBCA SAGEM

d. TBCA ASB

e. Network Management Tools

f. Produk CPE

g. Produk CME

Sedangkan program kemandirian secara tidak langsung adalah menjaga

kelangsungan kompetensi dalam bidang lainya melalui kerjasama dengan

pihak ketiga yaitu : PT. PINDAD (persero). PT. IPMS (JV INTI-PINDAD),

JV INTI PISMA dan JV INTI-OPTIMA.

2. Transformasi SDM menjadi Knowledgeworkers, hal ini dilakuan melalui

reposisi SDM berdasarkan hasil assasment yang dilanjutkan dengan pelatihan

baik teknial maupun manajerial.

3. Peningkatan kemampuan dan dukungan kesisteman, hal ini dilakukan melalui

implementasi sebagai berikut :

a. GOC (Good Corporate Governance)

b. Manajemen Resiko

c. Merit/Jasa Sistem

Page 92: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

92

d. Manajemen Kualitas ISO

e. Balance Scored

f. Malcome Boldrige

4. Optimalkan sumber daya, dalam bentuk pendayagunaan SDM, komersialisasi

property, pelepasan asst non-produktif dan optimalisasi persediaan.

Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada PT.ITI (persero ) Bandung

sebagai berikut:

1. Adanya pemberian Reward perlu dipertahankan agar sasaran dapat tercapai

2. Adanya peningkatan terhadap pengendalian pencatatan dan dokumen.Hal

ini dapat dilakukan dengan persiapan terutama di kepustakaan dengan

pengarsipan ganda baik secara manual maupun terkomputerisasi.

3. Informasi akuntansi diperbaruhi dengan sistem online yang terintegrasi

sehingga semua informasi akuntansi lebih fleksibel dan dapat mudah

dikoreksi apabila terjadi kesalahan.

4. Promosi jabatan perlu ditingkatkan untuk menciptakan semangat kerja para

karyawan.

4.1.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Perkembangan pertelekomunikasian di Indonesia mengalami banyak

perubahan baik dari segi kebijakan bisnis maupun tenologi, yang pada giliranya

membawa pengaruh bagi organisasi perusahaan. Untuk mengantisipasi hal

tersebut maka PT. INTI (persero) secara bertahap melakukan evaluasi atas

Page 93: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

93

struktur organisasi yang telah dijalankan sehingga hamper setiap tahun terdapat

restrukturisasi organisasi. Maksud dari restrukturisasi organisasi yang dilakukan

oleh PT. INTI (persero) adalah untuk mengubah organisasi yang ada agar

perusahaan mampu memasuki era kompetisi melalui struktur organisasi yang

lebih ramping, fleksibel, dan terkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang secara

langsung menunjang bisnis perusahaan, dengan demikian dapat tercapai tingkat

efisiensi dan efektifitas yang optimal dari segi kualitas pelayanan produk,

peningkatan peraihan laba serta perluasan usaha.

Struktur organisasi PT. INTI (persero) adalah berbentuk garis dan staf ,

yang melimpahkan wewenang dan pimpinan pada satuan organisasi dibawahnya

untuk semua bidang pekerjaan pokok maupun pekerjaan bantuan. Saat ini Struktur

organisasi PT. INTI (persero) terdiri dari dua bagian utama yaitu : Direksi dan

Divisi. Adapun penjelasan dari struktur organisasi diatas adalah :

A. Direksi

1. Direksi adalah suatu dewan yang memimpin seluruh usaha korporasi dan

menjalankan misi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, dengan

kinerja usaha yang menguntungkan, kepuasan pelanggan yang maksimal,

serta peningkatan pencapaian kinerja usaha yang maksimal.

2. Direksi pada PT. Inti (persero) terdiri :

a. Direktur Utama

b. Direktur Umum

c. Direktur Integrasi Jaringan

d. Direktur Rekayasa dan Produk

Page 94: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

94

3. Direksi dapat dibantu oleh tenaga fungsional sesuai dengan bidang

keahlian yang dibutuhkan. Direksi mempunyai tugas pokok yaitu :

a. Menentukan strategi dan kebijakan umum perusahaan dalam jangka

pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

b. Menjalankan perusahaan sesuai dengan wewenang yang ditentukan

dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan Negara atau

pemerintah.

c. Membina dan mengawasi performa unit kerja

d. Mengintegrasi strstegi perusahaan dengan sasaran dan performa divisi

B. Divisi

1. Pembentukan divisi ditujukan untuk mendukung kelancaran kegiatan

bisnis dengan menyusun kebijakan-kebijakan strategis sesuai dengan

fungsinga yang menjadi acuan pelaksanaan kegiatan operasional unit kerja

lain.

2. Divisi terdiri dari :

A. Internal Audit, yang mempunyai tugas membantu Direktur Utama

dalam mengadakan penilaian dan terhadap pelaksanaan manajemen

dari sistem pengendalian pada setiap unit serta menberikan

perbaikanya. Divisi Internal Audit ini dipimpin oleh seorang Kepala

Internal Audit yang bertanggung jawab langsung pada Direktur Utama

PT. INTI (persero). Divisi Internal Audit ini terdiri dari 3 bagian

yaitu :

Page 95: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

95

1. Bagian Rendal Bang Audit (Perencanaan, Pengendalian, dan

Pengendalian Audit). Orang-orang yang terlibat pada Bagian

Rendal Bang Audit ini antara lain :

a. Manajer Rendal Bang Audit

b. Asisten Manajer Administrasi Bang Audit

c. Pelaksana Pratama Administerasi Audit

d. Pelaksana Madya Administerasi audit

e. Pelaksana Madya Sekretaris Divisi

f. Ahli Madya Tindak Lanjut

g. Ahli Muda Tindak Lanjut

2 Bagian Audit Keuangan, dan orang-orang yang terlibat pada

Bagian Audit Keuangan ini antara lain :

a. Manajer Audit Keuangan

b. Ahli Madya Audit Keuangan

c. Ahli Muda Audit Keuangan

b. Sekretaris Perusahaan, mempunyai tugas :

Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan

kegiatan-kegiatan untuk memberikan dukungan umum dalam

kaitanya dengan bidang hukum, kehumasan, sistem informasi,

perencanaan perusahaan, penyelenggaraan ketatausahaaan sesuai

dengan kebijakan strategis perusahaan.

Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan serta

mengembangkan serta mengembangkan sumber daya manusia dan

Page 96: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

96

organisasi berdasarkan kebijakan strategis perusahaan dan

pengelolaan fasilitas sumber daya manusia dan fasilitas kerumah

tanggaan kantor pusat.

Sekertariat Perusahaan ini terdiri dari beberapa bagian, antara lain :

1. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

2. Bagian Hukum

3. Bagian Administerasi Perusahaan

4. Bagian Akuntansi dan Anggaran

5. Bagian Pendanaan.

c. Divisi Jaringan Telekomunikasi (JTS) yang mempunyai fungsi dan

tugas pokok sebagai berikut :

1. Fungsi :merencaanakan, melaksanakan dan mengendalikan

pedoman kegiatan perusahaan dan produksi produk-produk JTS.

Pengadaan barang dan jasa serta lain-lain yang berkaitan dengan

fungsi organisasi bisnis pada umumnya, untuk meningkatkan

kontribusi usaha pada perusahaan dalam meraih keuntungan sesuai

dengan kebijakan stategis perusahaan.

2. Tugas Pokok :

Melakukan kegiatan pemasaran melalui rekayasa penjualan,

operasi penjualan, promosi penjualan jasa purna jual serta

mencari pasar baru yang dapat dipasarkan.

Page 97: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

97

Melakukan kegiatab\n perencannaan dan pengendalian

produksi, rekaaayasa produksi dan peningkatan produktifitas.

Melakukan kegiatan produksi dan pengendalian serta kegiatan

purna jual.

Melakukan kegiatan pengelolaan material produksi barang atau

jasa operasional melalui kegiataan perencanaaaaaan dan

pengendalian material dan fasilitas, serta pengelolaan barang.

d. Divisi Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT), yang mempunyai fungsi

dan tugas pokok sebagai berikut :

1. Fungsi : Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan

pengelolaan produksi sentral, aktifitas perusahaan, pendapatan

perusahaan, pemaasaran produk, dan rekayasa produksi untuk

meninggalkan kontribusi usaha pada perusahaan dalam meraih

keuntungan sesuai dengan kebijakan starategis perusahaan.

2. Tugas Pokok :

Melaksanakan pengadaan barang, penyimpanan, pengendalian,

pengukuran produktivitas, dan penjualan produk JTT.

Melakukan kegiatan operasi penjualan, rekayasa penjualan, dan

usaha-usaha promosi untuk memasarkan produk-produk lain

yang terintegrasi.

Melakukan kegiatan pengelolaan persediaan barang jadi untuk

lebih meningkatkan fleksibilitas dalam melayani pelanggan.

Page 98: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

98

e. Divisi Jasa Integrasi Teknologi (JIT), yang mempunyai fungsi :

merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan pedoman kegiatan

perusahaan produksi-produksi JIT, pengadaan barang dan jasa, serta

kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan fungsi organisasi bisnis

pada umumnya untuk meningkatkan kontribusi usaha pada perusahan

dalam meraih keuntungan sesuai dengan kebijakan strategis

perusahaan.

Divisi Jasa Integrasi Teknologi terdiri dari 5 bagian yaitu :

1. Bagian Pemasaran

2. Bagian Manajemen Proyek dan Logistik

3. Bagian Pengembangan Produksi

4. Bagian Maintenance dan Repair

5. Bagian Administrasi dan Keuangan

Aktifitas dan uraian tugas Divisi Jasa Integrasi Teknologi (JIT) aantara

lain adalah :

a. Menyusun rencana usaha

b. Menyusun strategi pemasaran dan penye-

diaan produk

c. Melakukan usaha-usaha pengembangan

pasar dan usaha

d. Membuat rekayasa dan invasi produk

e. Melakukan usaha-usaha peningkatan kua-

litas produk

Page 99: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

99

f. Membuat perikatan sesuai dengan wewe-

nangnya

g. Melakukan pengadaan barang dan jasa

h. Melakukan penyerahan dan pemfungsian

produk

i. Melakukan usaha-usaha pemeliharaan dan

perbaikan

produk

j. Membina SDM sesuai dengan kompe-

tensinya

k. Melakukan penagihan

l. Membuat laporan posisi kas/bank

m. Menyusun neraca

n. Melaksanakan pertanggungjaawaban kin-

erja

o. Melakun upaya-upaya efisiensi dan pro-

duktivitas.

Fungsi dan tugas pokok Bagian Pemasaraan :

A. Fungsi : Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan

pemasaran produk terminal melalui kegiatan rekayasa

penjualan, operasi penjualan, dan pelayanan purna jual.

B. Tugas Pokok :

Page 100: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

100

a. Merencanakan strategi penjualan dan menetapkan target

penjualan produk terminal.

b. Mengkoordinasi fungsi-fungsi rekayasa penjualan, perancangan

produk, operasi penjualan dan pelayanan purna jual untuk men-

ghasilkan produk yang berdaya saing tinggi.

c. Melaksanakan operasi penjualan produk sesuai dengan

spesifikasi dan jadwal pengiriman yang disepakati.

d. Melaksanakan pelayanan purna jual baik untuk memelihara

produk yang sudah diserahkan kepada pelanggan maupun untuk

meningkatkan kinerja produk yang dihasilkan perusahaan.

e. Melakukan evaluasi pelaksanaan penjualan produk secara

menyeluruh untuk dilaporkan sebagai umpan balik kepada

kepaaala SBU terminal dalam penentuan strategi bisnis produk

terminal.

f. Divisi Probis IT, merupakan satu diantara tiga divisi baru yang

terbentuk setelah rekonstruksi organisasi awal rahun 2005.

g. Divisi Probis Rice, merupakan divisi baru yang terbentuk setelah

rekonstruksi organiisasi awal tahun 2005.

h. Divisi Probis Properti, merupakan divisi baru yang terbentuk

setelah rekonstruksi organisasi awal tahun 2005.

3. Dalam menjalankan kegiatan Divisi dilengkapi dengan unit organisasi

pendukung yang merupakan penjabaran dari fungsi utama yang dimiliki

oleh divisi yang bersangkutan, yang terdiri dari :

Page 101: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

101

a. Bagian yang terdiri dari jumlah maksimal lima bagian.

b. Urusan dengan jumlah maksimal empat urusan.

4. Divisi dapat dibantu oleh tenaga fungsional sesuai dengan keahlian yang di-

butuhkan

4.1.1.3 Aktifitas Usaha Perusahaan

PT. INTI (persero) yang bergerak di bidang industri perakitan

barang-barang elektronika dan pelayanan jasa instalasi telekomunikasi. Sebagian

besar komponen elektroniknya masih didatangkan dari luar negeri baik dalam

bentuk CKD (Completely Knocked Down) yang 100% komponennya diimpor,

maupun SKD (Semi Knocked Down) yang sebagian komponennya diimpor dan

sebagian lagi diproduksi sendiri.

Dalam melaksanakan kegiatannya PT. INTI (persero) mengadakan

kerjasama dengan perusahaan di luar negeri, diantaranya :

1. Siemens AG (Jerman Barat).

2. Bell Telephone Manufacturing Ltd (Belgia).

3. Japan Radio Company Ltd. (Jepang).

4. Nippon Electric Corporation (Jepang).

5. VTZ Manufacturing Ltd. (Philadelphia-Amerika serikat).

Dalam tahun 2005-2007 PT. INTI (persero) menangani penjualan produk

dan jasa untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi, yang dikelompokkan

kedalam 4 (empat) bidang usaha, yaitu :

1. Jaringan Telekomunikasi Tetap (JTT).

Page 102: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

102

2. Jaringan Telekomunikasi seluler (JTS).

3. Jasa Integrasi Teknologi (JIT).

4. Jaringan Telekomunikasi Privat (JTP).

Dalam masa tiga tahun mendatang, dimana tekanan persaingan global

semakin kuat, PT INTI (persero) akan lebih memfokuskan pada kompetensi

bidang jasa engineering-nya dengan produk perangkat keras yang di-out source ke

vendor global yang kompetitif. Jasa engineering yang akan ditekuni oleh

PT INTI (persero), meliputi :

1. Sistem Infokom (Infocom System)

a. Manajemen jaringan.

b. Pengembangan piranti lunak dan piranti keras.

c. Optimalisasi jaringan.

d. Solusi teknologi informasi.

2. Integrasi Teknologi (Teknology Integrator)

a. Manajemen proyek pembangunan.

b. Desain jaringan (tetap dan nirkabel)

c. Integrasi logistik berbasis pengetahuan.

d. Integrasi sistem komunikasi.

e. Penyedia jasa aplikasi.

Selain itu sesuai dengan kebutuhan pengguna, PT. INTI (persero) juga

menyiapkan diri untuk menjadi Penyedia Solusi Total Infokom, termasuk

mencarikan penyelesaian permasalahan-permasalahan pendanaan yang dihadapi

konsumen.

Page 103: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

103

4.1.2 Pelaksanaan Enterprise Resource Planning (ERP) di PT. Inti (persero)

Implementasi ERP di PT. INTI (persero) dimulai sejak tahun 2002 dengan

visi menjadikan sistem informasi manajemen Inti (persero) yang terintegrasi guna

mendukung kebijakan strategi manajemen Inti (persero) yaitu Infokom Business

Area Policy, Human Resource Policy, Prime Service Policy, CAPEX Policy, Good

Corporate Governance Policy, Good Corporate Citizenship Policy.

PT. INTI (persero) memilih produk SAP R/3 dari SAP AG (System

Aplication and Product In Data Processing) yaitu sebuah provider ERP yang

berpusat di Waldrorf Jerman. Pada dasarnya paket SAP R/3 memiliki modul yang

dapat diaplikasikan baik secara bertahap (Incremental Installation) maupun

keseluruhan dan konversi simultan atas semua sistem. Aplikasi ini akan

melengkapi proyek Business to Business (B2B) dan System Activity Based

Costing.

Penerapan sistem SAP R/3 fungsional oleh PT. INTI (persero), dibagi

dalam tiga fase. Dimulai dengan kategori aplikasi keuangan Financial dan

Controlling System, kemudian Human Resource Management System dan terakhir

implementasi secara penuh.

Rencana utama proyek SIM-INTI SAP R/3 fase pertama bertujuan

mempertinggi System Financial, Controlling and Budgeting PT. INTI (persero).

Modul yang diterapkan meliputi :

1. Financial Accounting

2. Managerial Accounting

3. Treasury

Page 104: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

104

4. Investment Management

5. Material Management

6. Human Resource Management

4.1.2.1 Sekilas Mengenai Vendor dan Produk SAP R/3

SAP AG atau yang sering disebut SAP merupakan perusahaan jerman

yang didirikan sejak tahun 1972 dan telah berkembang menjadi salah satu

perusahaan perangkat lunak terdepan di dunia. SAP beroperasi di seluruh dunia

dengan 28 anak perusahaan dan 6 rekanan perusahaan di lebih dari 40 negara.

SAP merupakan nama dari perusahaan juga merupakan nama paket sistem

ERP. Sistem SAP terdiri dari berbagai modul yang secara penuh telah terintegrasi

dan tercakup didalamnya keseluruhan aspek manajemen bisnis. Sistem ini telah

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat dari

organisasi-organisasi komersil yang selalu berusaha meraih efisiensi dan

efektifitas. Sistem ini menawarkn sistem yang unik yang mendukung sebagian be-

sar area bisnis dalam skala global.

Sistem tersebut telah terintegrasi dan menawarkan kesesuaian pada

keseluruhan fungsi bisnis. Sistem SAP yang terbaru dikenal dengan nama SAP

R/3, dimana sistem ini dirancang untuk dioperasikan dalam konfigurasi

3 tingkatan server/client, yang dapat dilihat pada gambar berikut dibawah ini:

R/3 Fornt End Server

R/3 Application Server

R/3 Database Server

Page 105: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

105

Gambar 4.1 Triple Client Server Configuration

(Sumber : Jonathan Blaint, Using SAP R/3. (Indiana Polis, IN:Que,1996))

Pusat atau inti sistem ini merupakan kumpulan server-server jaringan

database berkecepatan tinggi. server-server database ini merupakan kumpulan

komputer-komputer dengan spesifikasi tertentu yang dirancang untuk secara

efisien menangani berbagai kumpulan informasi. Kemudian diluarnya terdapat ap-

likasi-aplikasi yang terdiri dari modul-modul yang dapat dioperasikan melalui

komputer yang terpisah.

Aplikasi-aplikasi tersebut dihunbungkan melalui jaringan disekeliling

kumpulan database dan mempunyai akses terhadap database tersebut secara

independent. Sedangkan para pengguna mengoperasikan aplikasi-aplikasi tersebut

melaalui front-end-server, yang merupakan personal komputer yang dijalankan

dengan Microsoft Windows NT.

Sistem SAP R/3 ini telah seutuhnya terintegrasi sehingga data yang ada

dapat digunakan bersama pada seluruh aplikasi yang ada. Contohnya bila seorang

pegawai memasukan transaksi pengiriman pada modul sales and distribution,

maaka transaksi tersebut segera dapat dilihat pada aakun utang dagang dalam

modul financial accounting dan dapat dilihat juga pada pengaturan persediaan

yang terdapat dalam modul material manajemen.

Page 106: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

106

4.1.2.2 Unsur-unsur Enterprise Resource Planning (ERP) di PT. INTI

(persero)

Pengimplementasian sistem Enterprise Resource Planning (ERP) tidak

lepas dari beberapa komponen yang memegang peranan penting dalam ke -

suksesan ERP :

A. Komponen Fisik

Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) terdiri dari serangkaian

komponen fisik yang saling menunjang seperti server-client, network, dan

storage, dibawah ini keterangan SAP R/3 yang diterapkan di PT. INTI (persero)

1. Pusat Informasi dan Komputer (Server-Client)

Pusat informasi pada PT. INTI (persero) yaitu berupa Processor (PC) yang

terdiri dari 9 server dengan average processor 1.5 GHz dan untuk aplikasi

sebesar 1.9 GHz. Kapasitas RAM sebesar 32 GHz untuk server sebanyak 2

server dan 4 GHz untuk server aplikasi sebanyak 7 server. Perangkat

hardware/software berasal dari IBM.

2. Unit Komunikasi (Network)

Unit komunikasi (network) yang membantu penyebaran informasi pada

PT INTI (persero) yaitu internet server terdiri dari Processor (PC) dari 3

server dengan average processor (PC) 1.5 GHz dan memory yang digunakan

Page 107: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

107

512 KB, Hardisk 40 GB. Internet server ini digunakan PT. INTI (persero)

untuk mempermudah akses keseluruh divisi-divisi sehingga penyebaran

informasinya merata.

3. Unit Penyimpanaan (Storage)

Unit penyimpanan (Storage) yang dimiliki PT. INTI (persero) memiliki

kapasitas storage sebesar 2 Tera Bits, dimana dalam storage ini PT. INTI

(persero) menyimpan seluruh data transaksi yang telah dilaksanakan oleh

perusahaan, sehingga apabila manajemen membutuhkan data-data, sudah

tersedia dalam suatu database yang terintegrasi keseluruh server yang ada di .

PT. INTI (persero).

SAP R/3 menggunakan bahasa pemrograman ABAP/4 (Advance Business

Aplication Programming) sehingga pemakai dapat membuat program tambahan

jika diperlukan untuk melengkapi program-program yang sudah ada karena sistem

SAP R/3 bersifat fleksibel sehingga dapat terus menerus beradaptasi secara

real-time dalam lingkungan bisnis yang semakin kompleks, dan secara dinamis

berubah-ubah, berkembang sesuai jaman.

Apabila terjadi kerusakan atau ganggguan pada sistem ERP, untuk

hardware dilakukan vendor hardware, dan untuk aplikasi dilakukan in house

(PT INTI) namun bila belum tersolusikan maka SAP yang akan menangani

gangguan yang terjadi pada sistem.

B. Sumber Daya Manusia

Page 108: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

108

Sumber daya manusia yang dimaksud disini adalah sejumlah orang yang

dengan keahlian tertentu mempunyai tanggungjawab dan tugas masing-masing di-

dalam membangun sistem ERP pada PT INTI (persero).

PT INTI (persero) mempunyai serangkaian Staf yang berhubungan dalam

menjalankan sistem ERP, yaitu :

1. Staf Bisnis (Business Staff)

PT. INTI (persero) mempunyai staf bisnis yang handal dalam membangun

system ERP dalam perusahaan, staf bisnis di PT. INTI (persero) diberinama

SIM Level 0 adapun tersebut adalah sebagai berikut :

Mendefinisikan kebutuhan Sistem Informasi bagi Top Manajemen guna

keperluan pengambilan keputusan strategis yang berupa EIS (Executive

Information System) atau DSS (Decision Support System)

Merancang Master Plan SIM INTI

Mengkoordinir dan memonitor implementasi Master Plan SIM INTI

Mengkoordinir Forum Komunikasi Lola SIM (Arah Pengembangan)

Melakukan dukungan integrasi implementasi proyek pengembangan SIM

antar unit.

2. Staf Operasi (Operation Staff)

Staf operasi di PT. INTI (persero) yang menjalankan seluruh kegiatan dari staf

bisnis yang dirancang oleh SIM Level 0. staf operasi PT. INTI (persero)

di berinama SIM Level 1, dimana kegiatan yang dilakukan SIM Level 1

adalah sebagai berikut :

Page 109: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

109

Menterjemahkan Master Plan SIM INTI (dari SIM level 0) kedalam

dokumen master design (Integrated Design) dan Action Plan pengemban-

gan SIM.

Melakukan integrasi implementasi proyek pengembangan SIM antar unit.

Melakukan dukungan pengembangan SIM di unit/ unit bisnis.

Melaksanakan standarisasi dan kompilasi dokumen pengembangan SIM

unit / unit bisnis.

3. Staf Pengembangan (Development Staff)

Staf pengembangan di PT. INTI (persero) yang bertugas mengembangkan

sistem yang telah dilaksanakan oleh staf operasi di PT. INTI (persero)

sehingga sistem ERP yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Staf

pengembangan di PT. INTI (persero) diberi nama SIM level 2, dimana

kegiatan SIM Level 2 adalah sebagai berikut :

Mengembangkan sistem informasi sesuai dengan kebutuhan unit bisnis

dengan tetap sinkron dengan “Master Design” dari SIM Level 1.

Melaksanakan koordinasi pengembangan SIM dengan unit SIM Level 1

dan forum komunikasi pengembangan sistem informasi.

Dari seluruh kegiatan staf SIM-INTI diatas maka perlu diadakanya

kerjasama dengan Magnus Consulting dalam membangun Enterprise Resource

Planning (ERP), agar dalam membangun Enterprise Resource Planning (ERP)

tidak terjadi kegagalan yang sangat berarti bagi SIM-INTI.

C. Proses Organisasi

Page 110: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

110

di PT. INTI (persero) proses organisasi yang terjadi dalam membangun

sistem ERP adalah sebagai berikut :

1. Program dan Proyek Manajemen (Program and Project Management)

Menggunakan sistem ERP merupakan program dan proyek manajemen

PT. INTI (persero) dengan alasan sebagai berikut :

Dengan adanya perubahan kebutuhan bisnis dalam perusahaan maka PT.

INTI (persero) memutuskan menggunakan sistem ERP supaya tetap

responsive atas kebutuhan perusahaan.

Perubahan teknologi yang terjadi dalam persaingan usaha membuat PT.

INTI (persero) merasa perlu memperbaharui sistem yang telah ada dengan

perusahaan.

Peningkatan proses bisnis diharapkan memuaskan para pelanggan

PT INTI (persero), sehingga PT. INTI (persero) memutuskan

menggunakan sistem ERP untuk mengefektivitaskan kinerja.

Keunggulan kompetitif merupakan salah satu alas an untuk menggunakan

sistem ERP di PT. INTI (persero), guna meningkatkan produk yang

berkualitas dan mengurangi biaya.

Perolehan produktivitas yang diinginkan oleh PT. INTI (persero)

mendorong PT. INTI (persero) menggunakan sistem ERP untuk

mengotomatisasi pekerjaan yang ada di PT. INTI (persero).

Pertumbuhan perusahaan mengakibatkan PT. INTI (persero) harus

merubah sistem secara keseluruhan oleh karena itu PT. INTI (persero)

memutuskan menggunakan sistem ERP.

Page 111: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

111

2. Perubahan Proses Kerja (Change Management)

Penerapan sistem ERP merubah proses kerja di PT. INTI (persero) yang

semula menggunakan sistem yang dibuat oleh perusahaan sendiri dan tidak

terintegrasi, dengan pengimplementasian Enterprise Resource Planning (ERP)

maka perusahaan melakukan rekayasa ulang proses bisnis atau Business

Process Reenginering (BPR) sehingga PT. INTI (persero) dapat

menyederhanakan sistem sehingga lebih efektif dan dapat meningkatkan kual-

itas serta layanan di PT. INTI (persero), perubahan proses kerja yang dialami

oleh PT. INTI (persero) memakan waktu 1 (satu) tahun untuk menyesuaikan

dengan cara kerja sistem ERP.

Meskipun demikian di PT. INTI (persero) pengontrolan akan perubahan

sistem yang digunakan masih kurang perencanaanya sehingga perusahaan

harus dengan ekstra memerhatikan perubahan yang ada supaya tidak

menghambat jalanya bisnis.Perusahaan seharusnya mencatat semua perubahan

yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah penerapan sistem Enterprise

Resource Planning (ERP) pada perusahaan, sehingga perusahaan dapat

mengetahui atau mengontrol apa saja perubahan yang mempengaruhi dalam

perusahaan.

3. Layanan dan Dukungan dari IT Departemenn (Support System)

PT. INTI (persero) memiliki layanan dan dukungan dari IT department dan

vendor yang memasarkan Software ERP sehingga PT. INTI (persero) dapat

diberikan pelatihan untuk memahami tentang cara kerja sistem ERP yang akan

Page 112: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

112

digunakan dalam melaksanakan sistem ERP ini dapat mengerti dan paham

bagaimana cara penggunaanya.

Tetapi pelatihan yang dilaksanakan di PT. INTI (persero) masih terbatas

hanya kepala bagian yang bersangkutan yang diikutsertakan dalam pelatihan

sehingga harus memberikan pelatihan kembali pada para karyawanya.

PT. INTI (persero) dalam melakukan konsultasi terhadap vendor-vendor yang

ada masih jarang dilakukan karena mengingat biayanya yang masih relative

mahal.

4.1.2.3 Modul-modul SAP R/3 yang diterapkan di PT. INTI (persero).

1. Financial Accounting

Terdiri dari :

a) FI-GL General Ledger

b) FI-AP Account Payable

c) FI-AR Account Receivable

d) FI-AM Asset Management

Keuntungan yang diraih dalam modul ini adalah :

1. Terintegrasi data secara on-line dan real-time dengan logistik, sumber

daya manusia, dan transaksi dalam modul financial, berdasar pada

setiap pemasukan data akuntansi yang terjadi.

2. Tidak adanya duplikasi dalam memperbaharui item-item dalam hutang

dan piutang melalui adanya tanda terima kas dan transaksi pengeluaran

kas.

Page 113: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

113

3. Kemampuan dituangkannya alur dokumen dari setiap jenis dokumen

akuntansi kepada setiap jenis dokumen aslinya, yang akan

memudahkan pengawasan dan pengecekan data.

2. Managerial Accounting (Controlling)

Terdiri dari :

a) CO-CCA Cost Center Accounting Including Planning and Budgeting

b) CO-PCA Profit Center Accounting

c) CO-PA Profitability Accounting

d) CO-ABC Activity Based Costing

sistem pengendalian merupakan kebutuhan bagi akuntansi, biaya

internal yang efektif susunan lengkap dari instrument perencanaan dan

pengendalian perusahaan, dengan system pelaporan yang seragam untuk

koordinasi prosedur, dan proses internal perusahaan.

Keistimewaan Modul Controlling ini adalah :

1. Cost and Revenue Elemen Accounting, menyediakan informasi tentang

overview mengenai biaya dan pendapatan yang terjadi dalam

perusahaan. Nilai-nilainya dipindahkan secara otomaatis dari modul

keuangan.

2. Cost Center Accounting, yang sangat berguna dalam sumber daya yang

berhubungan dengan pembiayaan untuk setiap lokasi. Pembiayaan ini

terus dimonitor oleh system supaya tidak melebihi kapasitas.

3. Product Cost Controlling, yang melakukan perhitungan biaya yang

terjadi seiring pembuatan suatu produk atau jasa. Hal ini membantu

Page 114: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

114

dalam menentukan harga minimum dimana produk akan tetap

menguntungkan dijual dipasaraan.

4. Profitability Analysis, yang menyediakan dasar atau alas an dalam pen-

gembalian keputusan, seperti penentuan harga, pemilihan

konsumen dan pemilihan agen distributor.

5. Profit Center Accounting, yang mengevaluasi untung atau rugi untuk

setiap area yang bersifat independent dalam perusahaan.

3. Treasury

Terdiri dari :

a) TR-TM Treasury Management

b) TR-MRM Market Risk Management

c) TR-CM Cash Management

Solusi menyeluruh untuk efisiensi manajemen keuangan yang

dapat meningkatkan likuiditas perusahaan, profitabilias, struktur asset

financial serta meminimalisasi resiko.

4. Investment Management

Merupakan sistem manaajemen terintegraasi dan pemrosesan

pengukuran investasi serta proyek mulai dari perencanaan, hingga

penyelesaian. Termasuk analisis pra-investasi dan simulasi depresiasi.

5. Material Management (that only to financial and controlling business

process)

Terdiri dari :

a) MM-PUR Purchasing

Page 115: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

115

b) MM-IM Inventory Verivication

Memberikan optimalisasi, proses semuaa pembelian dengan fungsi

proses pemicu arus kerja, evaluasi, supplier, terotomatisasi biaya

perolehan dan penyimpanan lebih rendah dengan manajemen persediaan

dan manajemen gudang yang akurat, serta verifikasi faktur yang

terintegrasi.

6. Human Resource Management

Terdiri dari :

a) HR-PA Personel Administration

b) HR-PD Personel Planning and Development

Keuntungan yang diraih dari Modul Sumber Daya Manusia adalah :

1. Meningkatkan fungsionel divisi sumber daya manusia, tidak hanya

pada penggajian tetapi juga administrasi pegawai, manajemen

organisasi dan manajemen waktu.

2. Tersedianya informasi yang bersifat real-time dan dapat diakses secara

online bagi para pegawainya, seperti status para pegawainya, dan

kelompok pegawai.

3. Memungkinkan berbagai macam pembayaran gaji untuk secara

otomatis dilakukan menurut tanggal pembayaran gaji.

4. Modul ini terintagrasi dengan fungsi-fungsi bisnis yang berhubungan,

seperti jadwal kerja pegawai, pembayaran gaji dan lain-lain.

Page 116: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

116

5. Tersedianya beragam bentuk laporan yang bersifat fleksibel dan dapat

digabungkan dengan aplikasi excel untuk analisis dan laporan lebih

lanjut.

4.1.3 Kualitas Informasi Akuntansi Yang dihasilkan oleh PT. INTI

(persero).

1. Relevan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di PT. INTI (persero) informasi

akuntansi yang dihasilkan mampu membuat perbedaan dalam membuat

keputusan bagi manajemen PT. INTI (persero) adapun indikator yang

menunjang relavannya kualitas informasi akuntansi di PT. INTI (persero)

yaitu memiliki:

a. Nilai Prediksi

Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) telah relevan

karena dalam laporan informasi akuntansi tersebut mempunyai nilai

prediksi yang memungkinkan manajemen untuk dapat melakukan perkira-

aan dengan tepat atas kondisi di masa yang akan dating dan mengantisipasi

masalah-masalah yang mungkin timbul serta tindakan perbaikan yang

dikeluarkan oleh PT. INTI (persero). Hal ini dapat dilihat dari hasil

laporan informasi akuntansi di PT. INTI (persero) yang disajikan dari

periode sebelumnya dan periode berjalan. Laporan yang dihasilkan di PT.

Page 117: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

117

INTI (persero) menunjukan hasil analisis di masa yang akan datang.

Laporan yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) menyajikan faktor-faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi pengambilan keputusan

manajemen PT. INTI (persero).

b. Nilai Umpan Balik.

Informasi akuntansi di PT. INTI (persero) mempunyai nilai umpan balik

karena laporan yang dihasilkan memberikaan sasaran untuk memutuskan

kapan tindakan koreksi diperlukan. Hal ini dapat dilihat dari laporan yang

dihasilkan oleh PT. INTI (persero) memuat informasi yang dapat

diperbandingkan dan menunjukan adanya selisih yang menguntungkan

atau merugikan. Laporan yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero)

memberikan informasi mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya selisih

yang menguntungkan atau merugikan untuk diambil tindakan perbaikan.

c. Tepat Waktu

Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) telah

disajikan tepat waktu informasi tersebut dibutuhkan oleh manajemen

untuk melakukan pengambilan keputusan yang efektif. Meskipun dalam

penyajian laporan informasi akuntansi di PT. INTI (persero) terkadang

tidak tepat pada waktunya dikarenakan sesuatu hal yang diluar dugaan

terjadi, sehingga dalam pencatatan akuntansi terjaadi kesalahan sehingga

laporan informasi akuntansi tersebut harus dioleh kembali sehingga

Page 118: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

118

memaakan waktu yang telah ditentukan oleh manajemen PT. INTI

(persero).

2. Reliabilitas

Informasi akuntansi yang dihasilkan PT. INTI (persero) dapat diverifikasi,

disajikan secara tepaat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Adapun indikator

yang mendukung reliabilitas kualitas informasi akuntansi yang dihasilkan oleh

PT. INTI (persero) adalah :

a. Dapat Diperiksa

Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) dapat

diperiksaa dengan pengukuran independent, dengan menggunakan metode

pengukuran yang sama, sehingga mendapatkan hasil yang serupa.

Sehingga pihak luar dari PT. INTI (persero) dapat menilai sama terhadap

laporan yang dihasilkan.

b. Netral

Laporan informaasi akuntansi yang disaajikan oleh PT. INTI (persero)

diarahkan pada kebutuhan umum dan pemekainya dan tidak bergantung

pada kebutuhan pihak tertentu serta tidak ada usaha untuk menyajikan

informasi yang menguntungkan beberapa pihak saja. Dan terbukti PT

INTI (persero) memberikan informasi akuntansi untuk penelitian ini.

c. Menyajikan yang seharusnya

Laporan informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero)

disajikan dengan seharusnya sesuai dengan bukti-bukti akurat yang ada

dalam perusahaan, dalam penyajianya angka-angka dan penjelasanya

Page 119: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

119

benar-benar mewakili apa yang terjadi sebenarnya dalam perusahaan. Hal

ini dapat dilihat dari laporan informasi akuntansi di PT. INTI (persero)

seperti laporan neraca dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas pada

PT. INTI (persero) sudah memenuhi kriteria pengakuan. Misalnya dalam

menetukan perolehan atau pertukaran aktiva tetaap sudah sesuai dengan

prosedur akuntansi yang didukung dengan bukti yang akurat, sehingga

akun yang disajikan tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi.

3.Konsistensi

Standar atau metode akuntansi tetap tiap periode

Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) telah

menunjukan konsistensinya. Dengan menggunakan standar atau metode

akuntansi yang sama setiap periodenya. Apabila terjadi perubahan standar atau

metode akuntansi maka perusahaan harus menunjukan bahwa metode yang

baru lebih baik daripada metode sebelumnya. Hal ini bisa dilihat dari metode

yang digunakan dalam perhitungan laporan laba-rugi di PT. INTI (persero)

menggunakan metode multistep sampai sekarang metode tersebut masih

digunakan.

4.Komparabilitas

Perbandingan dengan tahun sebelumnya dan perbandingan dengan perusahaan

lain. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI (persero) dapat

dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada periode sebelumnya. Hal ini

dapat dilihat dari adanya nilai prediksi atas laporan yang dihasilkan. Juga

Page 120: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

120

informasi yang dihasilkan PT. INTI (persero) dapat dibandingkan dengan

perusahaan lainnya yang sejenis, sehingga dapat dilihat perkembangan yang

terjadi pada perusahaan.

4.2 Pembahasan Penelitian

Pembahasan yang penulis lakukan dalam bagian ini adalah sesuai dengan

tujuan penelitian yang penulis ajukan sebelumnya, yaitu :

4. Untuk mengetahui Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada

PT. INTI Bandung

5. Untuk mengetahui Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh PT.

INTI Bandung

6. Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Enterprise Resource Planning (ERP)

terhadap kualitas Informasi Akuntansi pada PT. INTI Bandung.

4.2.1 Analisis Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada PT.

INTI (persero) di Bandung.

ERP merupakan software aplikasi berskala perusahaan yang dapat

menyediakan penyimpanan informasi yang tersentralisasi bagi detail transaksi

dalam jumlah besar yang terjadi setiap harinya. ERP mengintegrasikan inti proses

bisnis dari perencanaan sampai produksi, distribusi dan penjualan.

Software ERP yang berupa kumpulan modul-modul diterapkan diseluruh

perusahaan dan menghubungkan seluruh bagian perusahaan melalui tranmisi

Page 121: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

121

logikal dan berbagai data yang sama. Karena cakupanya yang luas, sistem ERP

dibagi atas beberapa modul dan setiap modul dibagi lagi menjadi sub-sub modul

yang lebih kecil. Semua modul dalam sistem ERP saling melengkapi dan

merupakan satu kesatuan. Setiap modul bisa terdiri dari ribuan proses bisnis,

dimana masing-masing proses bisnis ini didapatkan dari praktek-praktek bisnis

terbaik (best Practices).

Untuk mengetahui Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) pada

PT. INTI (persero), peneliti mengedarkan kuesioner sesuai dengan indikator dari

unsur-unsur ERP yang terdiri dari 3 komponen penting didalam proses sistem

Enterprise Resource Planning (ERP) yaitu :

4. Komponen Fisik (Physical Component).

Server (pusat informasi)

Network (unit komuniasi)

Storage (unit penyimpanan)

Computer (komputer)

5. Sumber Daya Manusia (People)

Business staff (staf bisnis)

Operation staff (staf operasi)

Development staff (staf pengembangan)

6. Proses Organisasi (Organization Process)

Program and Project Management (program dan proyek manaje-

men)

Change Management (perubahan proses kerja)

Page 122: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

122

Support Service (dukungan layanan IT department)

1. Server (pusat informasi)

Tabel 4.2Skor Jawaban Server (Pusat Informsi) Dengan Sub Variabel Physical Com-

ponent (Komponen Fisik) 

Peringkat (Skor)Frekuensi

jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 1 pertanyaan 2

Sangat setuju 12 13 25 62,5% setuju 7 7 14 35%

Ragu-ragu 0 0 0 0%Tidak Setuju 1 0 1 2,5%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%

Tabel 4.2 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai

Server (Pusat Informsi) Dengan Sub Variabel Physical Component (Komponen

Fisik) yaitu : tidak pernah memerlukan pusat sistem informasi (server) dalam pen-

golahan data dan tidak pernah menggunakan client (komputer) dalam

melakukan tugas-tugas penanganan data dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang

memerlukan pusat sistem informasi (server) dalam pengolahan data dan jarang

menggunakan client (komputer) dalam melakukan tugas-tugas penanganan data

dengan frekuensi 1 atau 2,5%, kadang-kadang memerlukan pusat sistem informasi

Page 123: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

123

(server) dalam pengolahan data dan kadang-kadang menggunakan client

(komputer) dalam melakukan tugas-tugas penanganan data dengan frekuensi 0

atau 0%, sering memerlukan pusat sistem informasi (server) dalam pengolahan

data dan sering menggunakan client (komputer) dalam melakukan tugas-tugas

penanganan data dengan frekuensi 14 atau 35%, selalu.memerlukan pusat sistem

informasi (server) dalam pengolahan data dengan frekuensi 25 atau 62,5%,. Maka

dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) selalu memerlukan pusat

sistem informasi (server) dalam pengolahan data dan menggunakan client

(komputer) dalam melakukan tugas-tugas penanganan data, dengan frekuensi

terbanyak sebesar 25 jawaban dan presentasi 62,5%

2. Network (unit komuniasi)

Tabel 4.3Skor Jawaban Network (unit komuniasi) Dengan Sub Variabel Physical Compo-

nent (Komponen Fisik)

Peringkat (Skor)

Frekuensijumla

h

Persen-tase

Jawabanpertanyaa

n 3pertanyaa

n 4per-

tanyaan 5Sangat setuju 8 6 8 22 37%

setuju 10 10 10 30 50%Ragu-ragu 2 3 2 7 12%

Tidak Setuju 0 1 0 1 1%Sangat tidak setuju 0 0 0 0 0%

Total 20 20 20 60 100%Tabel 4.3 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 3 pertanyaan mengenai

Network (unit komuniasi) Dengan Sub Variabel Physical Component (Komponen

Fisik) yaitu : tidak pernah akurat, tidak pernah membantu mempercepat dalam

pengolahan data dan tidak pernah membantu dalam penyebaran setiap informasi

dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang akurat, jarang membantu mempercepat dalam

Page 124: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

124

pengolahan data dan jarang membantu dalam penyebaran setiap informasi

Network dengan frekuensi 1 atau 1%, kadang-kadang akurat, kadang-kadang

membantu mempercepat dalam pengolahan data, dan kadang-kadang membantu

dalam penyebaran setiap informasi Network dengan frekuensi 7 atau 12%, sering

akurat, sering membantu mempercepat dalam pengolahan data dan sering

membantu dalam penyebaran setiap informasi dengan frekuensi 30 atau 50%,

selalu akurat, selalu membantu mempercepat dalam pengolahan data dan selalu

membantu dalam penyebaran setiap informasi dengan frekuensi 22 atau 37%.

Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) sering memerlukan

Network (unit komuniasi) dalam pengolahan data dan sering membantu dalam

penyebaran setiap informasi, dengan frekuensi terbanyak sebesar 30 jawaban dan

presentasi 50%.

3. Storage (Unit Penyimpanan)

Tabel 4.4Skor Jawaban Storage (Unit Penyimpanan) Dengan Sub Variabel Physical Component

(Komponen Fisik)Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase Jawaban

Sangat setuju 11 55% Setuju 9 45%

Ragu-ragu 0 0%Tidak Setuju 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0%Total 20 100%

Tabel 4.4 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Storage (Unit Penyimpanan) Dengan Sub Variabel Physical Component

(Komponen Fisik): semua data input atau output tidak pernah disimpan dalam unit

penyimpanan (Storage) yang aman dengan frekuensi 0 atau 0 %, semua data input

Page 125: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

125

atau output jarang disimpan dalam unit penyimpanan (Storage) yang aman dengan

frekuensi 0 atau 0%, semua data input atau output kadang-kadang disimpan dalam

unit penyimpanan (Storage) yang aman dengan frekuensi 0 atau 0 %, semua data

input atau output sering disimpan dalam unit penyimpanan (Storage) yang aman

dengan frekuensi 9 atau 45 %, semua data input atau output selalu disimpan dalam

unit penyimpanan (Storage) yang aman dengan frekuensi 11 atau 55 %. Maka

dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) selalu menyimpan semua

data input atau output dalam unit penyimpanan (Storage), dengan frekuensi ter-

banyak sebesar 11 jawaban dan presentasi 55%.

7. Staf Bisnis (Business Staff)

Tabel 4.5Skor Jawaban Staf Bisnis (Business Staff) Dengan Sub Variabel People

(Sumber Daya Manusia) 

Peringkat (Skor)Frekuensi

jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 7 pertanyaan 8

Sangat setuju 4 12 16 40% setuju 14 7 21 52,5%

Ragu-ragu 2 1 3 7,5%Tidak Setuju 0 0 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%

Tabel 4.5 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai

Staf Bisnis (Business Staff) Dengan Sub Variabel People (Sumber Daya Manusia)

yaitu : tidak pernah menganalisa Workflow sistem manajemen yang sedang

berjalan dan tidak pernah menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses bisnis

yang akan dianalisis dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang menganalisa Workflow

sistem manajemen yang sedang berjalan dan jarang menguasai ilmu yang

Page 126: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

126

berhubunga dengan proses bisnis yang akan dianalisis dengan frekuensi 0 atau

0%, kadang-kadang menganalisa Workflow sistem manajemen yang sedang

berjalan dan kadang-kadang menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses

bisnis yang akan dianalisis dengan frekuensi 3 atau 7,5%, sering menganalisa

Workflow sistem manajemen yang sedang berjalan dan sering menguasai ilmu

yang berhubungan dengan proses bisnis yang akan dianalisis dengan frekuensi 21

atau 52,5%, selalu menganalisa Workflow sistem manajemen yang sedang

berjalan dan selalu menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses bisnis yang

akan dianalisis dengan frekuensi 16 atau 40%. Maka dengan demikian responden

dari PT. INTI (persero) sering menganalisa Workflow sistem manajemen yang

sedang berjalan dan sering menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses

bisnis yang akan dianalisis dengan frekuensi terbanyak sebesar 21 jawaban dan

presentasi 52,5%.

5. Staf Operasi (Operation Staff)

Tabel 4.6Skor Jawaban Staf Operasi (Operation Staff) Dengan Sub Variabel People (Sum-

ber Daya Manusia)Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase Jawaban

Sangat setuju 10 50% setuju 9 45%

Ragu-ragu 1 5%Tidak Setuju 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0%Total 20 100%

Tabel 4.6 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Staf Operasi (Operation Staff) Dengan Sub Variabel People

(Sumber Daya Manusia) yaitu : tidak pernah bertanggung jawab dalam kegiatan

operasional sehari-hari dalam perusahaan dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang

Page 127: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

127

bertanggung jawab dalam kegiatan operasional sehari-hari dalam perusahaan

dengan frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang bertanggung jawab dalam kegiatan

operasional sehari-hari dalam perusahaan dengan frekuensi 1 atau 5%, sering

bertanggung jawab dalam kegiatan operasional sehari-hari dalam perusahaan

dengan frekuensi 9 atau 45%, selalu bertanggung jawab dalam kegiatan

operasional sehari-hari dalam perusahaan dengan frekuensi 10 atau 50%. Maka

dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) selalu bertanggung jawab

dalam kegiatan operasional sehari-hari dalam perusahaan dengan frekuensi

terbanyak sebesar 10 jawaban dan presentasi 50%.

6. Staf Pengembangan (Development Staff)

Tabel 4.7Skor Jawaban Staf Pengembangan (Development Staff) Dengan Sub Vari-

abel People (Sumber Daya Manusia) 

Peringkat (Skor)Frekuensi

jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 10 pertanyaan 11

Sangat setuju 10 12 22 55% setuju 10 7 17 42,5%

Ragu-ragu 0 0 0 0%Tidak Setuju 0 1 1 2,5%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%

Tabel 4.7 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai

Staf Pengembangan (Development Staff) Dengan Sub Variabel People (Sumber

Daya Manusia) yaitu : tidak pernah membantu dalam mendesain pro-

gram-program yang diperlukan oleh perusahaan dan memerlukan dalam

mengembangkan system informasi yang ada di perusahaan dengan frekuensi 0

atau 0%, jarang membantu dalam mendesain program-program yang diperlukan

oleh perusahaan dan memerlukan dalam mengembangkan sistem informasi yang

Page 128: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

128

ada di perusahaan dengan frekuensi 1 atau 2,5%, kadang-kadang membantu dalam

mendesain program-program yang diperlukan oleh perusahaan dan memerlukan

dalam mengembangkan sistem informasi yang ada di perusahaan dengan

frekuensi 0 atau 0%, sering membantu dalam mendesain program-program yang

diperlukan oleh perusahaan dan memerlukan dalam mengembangkan sistem

informasi yang ada di perusahaan dengan frekuensi 17 atau 42,5%, selalu

membantu dalam mendesain program-program yang diperlukan oleh perusahaan

dan memerlukan dalam mengembangkan sistem informasi yang ada di perusahaan

dengan frekuensi 22 atau 55%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI

(persero) selalu membantu dalam mendesain program-program yang diperlukan

oleh perusahaan dan memerlukan dalam mengembangkan sistem informasi yang

ada di perusahaan dengan frekuensi terbanyak sebesar 22 jawaban dan presentasi

55%.

7. Program and Project Management (program dan proyek manajemen)

Tabel 4.8Skor Jawaban Program and Project Management

(program dan proyek manajemen)Dengan Sub Variabel Organization Process (Proses Organisasi)

Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 13 65%

setuju 7 35%Ragu-ragu 0 0%

Tidak Setuju 0 0%Sangat tidak setuju 0 0%

Total 20 100%

Tabel 4.8 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Program and Project Management (program dan proyek manajemen) Dengan

Page 129: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

129

Sub Variabel Organization Process (Proses Organisasi) yaitu : tidak pernah

menerapkan sistem ERP di perusahaan untuk menghasilkan informasi akuntansi

yang berkualitas dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang menerapkan sistem ERP di

perusahaan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas dengan

frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang menerapkan sistem ERP di perusahaan untuk

menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas dengan frekuensi 0 atau 0%,

sering menerapkan sistem ERP di perusahaan untuk menghasilkan informasi

akuntansi yang berkualitas dengan frekuensi 7 atau 35%, selalu menerapkan

sistem ERP di perusahaan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang

berkualitas dengan frekuensi 13 atau 65%. Maka dengan demikian responden dari

PT. INTI (persero) selalu menerapkan sistem ERP di perusahaan untuk

menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas dengan frekuensi terbanyak

sebesar 13 jawaban dan presentasi 65%

8. Change Management (perubahan proses kerja)Tabel 4.9

Skor Jawaban Change Management (perubahan proses kerja) Dengan Sub Variabel Organization Process (Proses Organisasi)

 

Peringkat (Skor)Frekuensi

jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 13 pertanyaan 14

Sangat setuju 8 6 14 35% setuju 10 10 20 50%

Ragu-ragu 2 3 5 12,5%Tidak Setuju 0 1 1 2,5%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%

Tabel 4.9 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai

Change Management (perubahan proses kerja) Dengan Sub Variabel Or-

Page 130: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

130

ganization Process (Proses Organisasi) yaitu : tidak pernah melakukan pe-

rubahan proses kerja (Change Management) dan melakukan rekayasa ulang

proses bisnis (Business Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja

yang dramatis dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang melakukan perubahan proses

kerja (Change Management) dan melakukan rekayasa ulang proses bisnis

(Business Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja yang dramatis

dengan frekuensi 1 atau 2,5%, kadang-kadang melakukan perubahan proses kerja

( Change Management) dan melakukan rekayasa ulang proses bisnis (Business

Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja yang dramatis dengan

frekuensi 5 atau 12,5%, sering melakukan perubahan proses kerja

(Change Management) dan melakukan rekayasa ulang proses bisnis (Business

Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja yang dramatis dengan

frekuensi 20 atau 50%, selalu melakukan perubahan proses kerja

(Change Management) dan melakukan rekayasa ulang proses bisnis (Business

Process Reengineering) untuk meningkatkatkan kinerja yang dramatis dengan

frekuensi 14 atau 35%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero)

sering melakukan perubahan proses kerja (Change Management) dan melakukan

rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering) untuk

meningkatkatkan kinerja yang dramatis dengan frekuensi terbanyak sebesar 14

jawaban dan presentasi 35%.

9. Support Service (dukungan layanan IT department)

Tabel 4.10Skor Jawaban Support Service (dukungan layanan IT department) Dengan

Sub Variabel Organization Process (Proses Organisasi) 

Page 131: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

131

Peringkat (Skor)Frekuensi

jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 15 Pertanyaan16

Sangat setuju 8 13 21 52,5% setuju 10 7 17 42,5%

Ragu-ragu 2 0 2 5%Tidak Setuju 0 0 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%

Tabel 4.10 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai

Support Service (dukungan layanan IT department) Dengan Sub Variabel

Organization Process (Proses Organisasi) yaitu : tidak pernah membantu men-

gatasi masalah yang terjadi pada sistem di perusahaan dan mendukung dalam

pelaksanaan sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan

perusahaan dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang membantu mengatasi masalah

yang terjadi pada sistem di perusahaan dan mendukung dalam pelaksanaan sistem

ERP agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dengan

frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang membantu mengatasi masalah yang terjadi

pada sistem di perusahaan dan mendukung dalam pelaksanaan sistem ERP agar

dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dengan frekuensi 2

atau 5%, sering membantu mengatasi masalah yang terjadi pada sistem di

perusahaan dan mendukung dalam pelaksanaan sistem ERP agar dapat berjalan

dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dengan frekuensi 17 atau 42,5%, se-

lalu membantu mengatasi masalah yang terjadi pada sistem di perusahaan dan

mendukung dalam pelaksanaan sistem ERP agar dapat berjalan dengan baik dan

mencapai tujuan perusahaan dengan frekuensi 21 atau 52,5%. Maka dengan

demikian responden dari PT. INTI (persero) selalu membantu mengatasi masalah

Page 132: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

132

yang terjadi pada sistem di perusahaan dan mendukung dalam pelaksanaan sistem

ERP agar dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dengan

frekuensi terbanyak sebesar 21 jawaban dan presentasi 52.

Tabel 4.11Hasil Kuesioner X

Implementasi Enterprise Resource Planning(ERP)

Responden

X

Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1314 15 16

1 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 772 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 733 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 804 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 805 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 646 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 757 4 4 3 5 3 5 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 628 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 659 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 7210 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5911 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 6612 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 7213 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 7014 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 6815 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 5 6616 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8017 2 5 5 4 4 5 4 4 4 5 2 5 5 4 4 5 6718 4 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 2 4 4 6219 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 7320 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 77

Total 1408

Page 133: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

133

Analisis Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) berdasarkan

hasil jawaban responden dari kuesioner yang diajukan tentang Implementasi

Enterprise Resource Planning (ERP) sebanyak 16 pertanyaan kepada 20

responden di PT. INTI (persero) di Bandung, diperoleh jawaban untuk variable X

sebagai berikut :

Tabel 4.12Total Skor Variabel (X)

Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)Responden Skor Variabel

1 772 733 804 805 646 757 628 659 7210 5911 6612 7213 7014 6815 6616 8017 6718 6219 7320 77

Jumlah 1408 Sumber: (data diolah)

Sesuai dengan tabel di atas, maka didapat nilai rata-rata dengan

perhitungan sebagai berikut :

Page 134: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

134

∑XiMe = -------- N

1408 Me = ------- = 70,4

20

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata dari variable X (Im-

plementasi Enterprise Resouce Planning (ERP)) adalah sebesar 70,4 dan jika

dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan, nilai 70,4 terletak di antara

nilai 65-80 dengan kriteria “sangat baik”. Hal ini didukung oleh indikator

Implementasi Enterprise Resouce Planning (ERP).

1. Pusat sistem informasi (server-client)

Pusat sistem informasi (server) diperlukan dalam pengolahan data dan

komputer (client) digunakan dalam melakukan tugas-tugas penanganan

data.

2. Unit komunikasi (network)

Unit komunikasi (network) di perusahan membantu penyebaran setiap

informasi sehingga menunjang kelancaran aktifitas perusahaan.

3. Unit penyimpanan (storage)

Semua data input maupun output yang ada di perusaahaan telah

disimpan dalam unit penyimpanan (storage) yang aman.

7. Staf bisnis (business staff)

Staf bisnis pada perusahaan bertugas menganalisa Workflow

(urutan proses) sistem manajemen yang sedang berjalan, dan staf bisnis

Page 135: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

135

di perusahaan menguasai ilmu yang berhubungan dengan proses bisnis

yang akan dianalisis.

8. Staf operasi (operation staff)

Staf operasi di perusahaan bertanggung jawab dalam kegiatan

operasional sehari-hari perusahaan.

9. Staf pengembangan (development staff)

Perusahaan memerlukan staf pengembangan dalam mengembangkan

sistem informasi yang ada di perusahan karena staf pengembangan di

perusahaan membantu dalam mendesain program-program yang

diperlukan perusahaan.

10. Program dan proyek manajemen (program and project manajement)

Penerapan sistem ERP di perusahaan merupakan program dan proyek

manajemen untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas.

11. Perubahan proses kerja (change manajement)

Perusahan didalam mengimplementasikan sistem ERP melakukan

perubahan proses kerja (change manajement) karena sistem ERP

berpengaruh terhadap budaya perusahan. Kemudian perusahaan

melakukan rekayas ulang (business process reengineering) untu

meningkatkan kinerja yang dramatis.

12. Layanan dan dukungan dari IT Departement (support system)

Layanan dan dukungan dari IT Departement (support system)

membantu mengatasi masalah yang terjadi pada sistem di perusahaan

Page 136: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

136

dan mendukung dalam pelaksanaan system ERP agar dapat berjalan

dengan baik dan mencapai tujuan perusahan.

4.2.2 Kualitas Informasi Akuntansi Pada PT. INTI Persero di Bandung.

Informasi akuntansi dikatakan berkualitas apabila telah dapat mengungka-

pkan informasi yang materiil secara lengkap dan akurat mencakup dimensi

penting yang relevan dari kejadian esensial. kualitas informasi akuntansi dilihat

secara umum memiliki empat dimensi kualitas informasi yaitu :

Relevan, Realiabilitas, Konsistensi, Komparabilitas.

Untuk mengetahui Kualitas Informasi Akuntansi di PT. INTI (persero)

Bandung, peneliti mengedarkan kuesioner sesuai dengan indikator Kualitas

Informasi Akuntansi yang terdiri dari :

Relevan

Nilai prediksi

Nilai umpan balik

Tepat waktu

Reliabilitas

Dapat diperiksa

Netral

Menyajikan yang seharusnya.

c. Konsistensi

Standar/metode akuntansi tetap tiap periode

d.Komparabilitas

Perbandingan dengan tahun sebelumnya

Page 137: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

137

Perbandingan dengan perusahaan lain

1.Nilai Prediksi

Tabel 4.12Skor Jawaban Nilai Prediksi (Relevan)

 

Peringkat (Skor)Frekuensi

jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 1 pertanyaan 2

Sangat setuju 11 6 17 42,5% setuju 9 12 21 52,5%

Ragu-ragu 0 2 2 5%Tidak Setuju 0 0 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%

Tabel 4.12 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai

Nilai Prediksi (Relevan) yaitu : tidak pernah berguna untuk pengambilan

eputusan dan tidak pernah membantu user dalam membuat prediksi tentang

kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang

berguna untuk pengambilan keputusan dan jarang membantu user dalam membuat

prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan dengan frekuensi 0

atau 0%, kadang-kadang berguna untuk pengambilan keputusan dan

kadang-kadang membantu user dalam membuat prediksi tentang kejadian masa

lalu, masa kini dan masa depan dengan frekuensi 2 atau 5%, sering berguna untuk

Page 138: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

138

pengambilan keputusan dan sering membantu user dalam membuat prediksi

tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan dengan frekuensi 21 atau

52,5%. Selalu berguna untuk pengambilan keputusan dan selalu membantu user

dalam membuat prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan

dengan frekuensi 17 atau 42,5%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI

(persero) sering berguna untuk pengambilan keputusan dan sering membantu user

dalam membuat prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan

dengan frekuensi terbanyak sebesar 21 jawaban dan presentasi 52,5%.

2.Nilai Umpan Balik

Tabel 4.13Skor Jawaban Nilai Umpan Balik (Relevan)

Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 3 15%

setuju 13 65%Ragu-ragu 3 15%

Tidak Setuju 1 5%Sangat tidak setuju 0 0%

Total 20 100%

Tabel 4.13 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Nilai Umpan Balik (Relevan) yaitu : tidak pernah membantu pemakai (user)

dalam menjustifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu dengan

frekuensi 0 atau 0%, jarang membantu pemakai (user) dalam menjustifikasi atau

mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu dengan frekuensi 1 atau 5%,

kadang-kadang membantu pemakai (user) dalam menjustifikasi atau mengoreksi

kesalahan-kesalahan masa lalu dengan frekuensi 3 atau 15%, sering membantu pe-

makai (user) dalam menjustifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu

dengan frekuensi 13 atau 65%, selalu membantu pemakai (user) dalam men-

Page 139: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

139

justifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesalahan masa lalu dengan frekuensi 3 atau

15%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) sering

membantu pemakai (user) dalam menjustifikasi atau mengoreksi

kesalahan-kesalahan masa lalu dengan frekuensi terbanyak sebesar 13 jawaban

dan presentasi 65%

3. Tepat Waktu

Tabel 4.14Skor Jawaban Tepat Waktu (Relevan)

Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 14 70%

setuju 6 30%Ragu-ragu 0 0%

Tidak Setuju 0 0%Sangat tidak setuju 0 0%

Total 20 100%

Tabel 4.14 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Tepat Waktu(Relevan) yaitu : tidak pernah disajikan tepat waktu oleh manajemen

perusahaan dalam rangka pengambilan kepurtusan dengan frekuensi 0 atau 0%,

jarang disajikan tepat waktu oleh manajemen perusahaan dalam rangka

pengambilan kepurtusan dengan frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang disajikan

tepat waktu oleh manajemen perusahaan dalam rangka pengambilan kepurtusan

dengan frekuensi 0 atau 0%, sering disajikan tepat waktu oleh manajemen perusa-

haan dalam rangka pengambilan kepurtusan dengan frekuensi 6 atau 30%, selalu

disajikan tepat waktu oleh manajemen perusahaan dalam rangka pengambilan

kepurtusan dengan frekuensi 14 atau 70%. Maka dengan demikian responden dari

PT. INTI (persero) selalu disajikan tepat waktu oleh manajemen perusahaan

Page 140: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

140

dalam rangka pengambilan kepurtusan dengan frekuensi terbanyak sebesar 14

jawaban dan presentasi 70%.

4. Dapat diperiksa

Tabel 4.15Skor Jawaban Dapat Diperiksa (Reliabilitas)

 

Peringkat (Skor)Frekuensi

jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 5 Pertanyaan 6

Sangat setuju 7 4 11 27,5% setuju 11 14 25 62,5%

Ragu-ragu 2 2 4 10%Tidak Setuju 0 0 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%

Tabel 4.15 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai

Dapat Diperiksa (Reliabilitas) yaitu : tidak pernah diverifikasi, disajikan secara

tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias dan tidak pernah diperiksa dengan

metode pengukuran yang sama dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang diverifikasi,

disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias dan jarang diperiksa

dengan metode pengukuran yang sama dengan frekuensi 0 atau 0%,

kadang-kadang diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan

bias dan kadang-kadang diperiksa dengan metode pengukuran yang sama dengan

frekuensi 4 atau 10%, sering diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari

Page 141: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

141

kesalahan dan bias dan tidak pernah diperiksa dengan metode pengukuran yang

sama dengan frekuensi 25 atau 62,5%. Selalu diverifikasi, disajikan secara tepat,

serta bebas dari kesalahan dan bias dan tidak pernah diperiksa dengan metode

pengukuran yang sama dengan frekuensi 11 atau 27,5%. Maka dengan demikian

responden dari PT. INTI (persero) sering diverifikasi, disajikan secara tepat, serta

bebas dari kesalahan dan bias dan tidak pernah diperiksa dengan metode

pengukuran yang sama dengan frekuensi terbanyak sebesar 25 jawaban dan

presentasi 62,5%

5. Netral

Tabel 4.16Skor Jawaban Netral (Reliabilitas)

Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 7 35%

setuju 11 55%Ragu-ragu 2 10%

Tidak Setuju 0 0%Sangat tidak setuju 0 0%

Total 20 100%

Tabel 4.16 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Netral (Reliabilitas) yaitu : tidak pernah memihak pada kepentingan satu

kelompok saja dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang memihak pada kepentingan

satu kelompok saja dengan frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang memihak pada

kepentingan satu kelompok saja dengan frekuensi 2 atau 10%, sering memihak

pada kepentingan satu kelompok saja dengan frekuensi 11 atau 55%, selalu

memihak pada kepentingan satu kelompok saja dengan frekuensi 7 atau 35%.

Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) sering memihak pada

Page 142: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

142

kepentingan satu kelompok saja dengan frekuensi terbanyak sebesar 11 jawaban

dan presentasi 55%.

6. Menyajikan Yang Seharusnya

Tabel 4.17Skor Jawaban Menyajikan Yang Seharusnya (Reliabilitas)

Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat setuju 8 40%

setuju 12 60%Ragu-ragu 0 0%

Tidak Setuju 0 0%Sangat tidak setuju 0 0%

Total 20 100%

Tabel 4.17 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Menyajikan Yang Seharusnya (Reliabilitas) yaitu : tidak pernah menyajikan

informasi akuntansi yang seharusnya dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang

menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya dengan frekuensi 0 atau 0%,

kadang-kadang menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya dengan

frekuensi 0 atau 0%, sering menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya

dengan frekuensi 12 atau 60%, selalu menyajikan informasi akuntansi yang

seharusnya dengan frekuensi 8 atau 40%. Maka dengan demikian responden dari

PT. INTI (persero) sering menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya

dengan frekuensi terbanyak sebesar 12 jawaban dan presentasi 60%.

Page 143: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

143

7. Standar/Metode Akuntansi Tetap Tiap Periode

Tabel 4.18Skor Jawaban Standar/Metode Akuntansi Tetap Tiap Periode

(Konsistensi) 

Peringkat (Skor)Frekuensi

jumlahPersentase Jawabanpertanyaan 9 Pertanyaan 10

Sangat setuju 6 4 10 25%setuju 11 13 24 60%

Ragu-ragu 3 2 5 12,5%Tidak Setuju 0 1 1 2,5%

Sangat tidak setuju 0 0 0 0%Total 20 20 40 100%

Tabel 4.18 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 2 pertanyaan mengenai

Standar/Metode Akuntansi Tetap Tiap Periode (Konsistensi) yaitu : tidak pernah

menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan apabila terjadi

perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan tidak pernah mengungkapkan

alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang

menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan apabila terjadi

perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan jarang mengungkapkan alasan

dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 1 atau 2,5%, kadang-

Page 144: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

144

kadang menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan apabila

terjadi perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan kadang-kadang

mengungkapkan alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 5

atau 12,5%, sering menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan

apabila terjadi perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan sering

mengungkapkan alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 24

atau 60%. Selalu menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan

apabila terjadi perubahan standar/metode akuntansi, perusahaan sering men-

gungkapkan alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi 10 atau

25%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI (persero) sering menggu-

nakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode dan apabila terjadi pe -

rubahan standar/metode akuntansi, perusahaan selalu mengungkapkan

alasan dan pengaruh dalam hasil laporanya dengan frekuensi terbanyak sebesar 10

jawaban dan presentasi 25%.

8. Perbandingan Dengan Tahun Sebelumnya

Tabel 4.19Skor Jawaban Perbandingan Dengan Tahun Sebelumnya

(Komparabilitas)Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase JawabanSangat tidak setuju 11 55%

Tidak setuju 9 45%Ragu-ragu 0 0%

Setuju 0 0%Sangat setuju 0 0%

Total 20 100%

Tabel 4.19 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Perbandingan Dengan Tahun Sebelumnya (Komparabilitas) yaitu : tidak pernah

Page 145: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

145

melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi yang dihasilkan oleh

perusahaan lain dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang melakukan perbandingan

mengenai informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan lain dengan

frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang melakukan perbandingan mengenai

informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan lain dengan frekuensi 0 atau

0%, sering melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi yang

dihasilkan oleh perusahaan lain dengan frekuensi 9 atau 45%, selalu melakukan

perbandingan mengenai informasi akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan lain

dengan frekuensi 11 atau 55%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI

(persero) selalu melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi yang

dihasilkan oleh perusahaan lain dengan frekuensi terbanyak sebesar 11 jawaban

dan presentasi 55%.

9. Perbandingan Dengan Perusahaan lain

Tabel 4.20Skor Jawaban Perbandingan Dengan Perusahaan lain

(Komparabilitas)Peringkat (Skor) Frekuensi Persentase Jawaban

Sangat setuju 6 30% setuju 12 60%

Ragu-ragu 2 10%Tidak Setuju 0 0%

Sangat tidak setuju 0 0%Total 20 100%

Tabel 4.20 merupakan jawaban dari 20 responden untuk 1 pertanyaan mengenai

Perbandingan Dengan Perusahaan lain (Komparabilitas) yaitu : tidak pernah

melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari period ke periode

dengan frekuensi 0 atau 0%, jarang melakukan perbandingan mengenai informasi

Page 146: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

146

akuntansi dari period ke periode dengan frekuensi 0 atau 0%, kadang-kadang

melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari period ke periode

dengan frekuensi 2 atau 10%, sering melakukan perbandingan mengenai in-

formasi akuntansi dari period ke periode dengan frekuensi 12 atau 60%, selalu

melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari period ke periode

dengan frekuensi 6 atau 30%. Maka dengan demikian responden dari PT. INTI

(persero) sering melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari

period ke periode dengan frekuensi terbanyak sebesar 12 jawaban dan

presentasi 60%

Tabel 4.24Hasil Kuesioner Y

Kualitas Informasi Akuntansi

RespondenPertanyaan

Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 542 5 4 3 4 5 5 4 5 3 3 5 4 503 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 604 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 605 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 486 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 527 4 5 4 5 3 4 4 4 5 4 4 5 518 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 479 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 52

10 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4811 5 3 3 4 4 4 5 4 3 3 5 3 4612 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5113 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4814 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5215 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4516 5 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5617 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5218 4 4 2 5 5 4 4 4 4 2 4 4 4619 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5520 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 52

Page 147: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

147

Total 1025

Analisis kualitas informasi akuntansi dilakukan berdasarkan jawaban

responden dari kuesioner yang diajukan tentang kualitas informasi akuntansi

sebanyak 12 pertanyaan kepada 20 responden di PT. INTI (persero) Bandung,

diperoleh jawaban dengan skor variabel Y sebagai berikut :

Tabel 4.22Total Skor Variabel (Y)

Kualitas Informasi Akuntansi

Responden Skor variabel1 542 503 604 605 486 527 518 479 5210 4811 4612 5113 4814 5215 4516 5617 5218 4619 5520 52

Jumlah 1025

Page 148: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

148

Sumber : (data diolah)

Sesuai dengan tabel di atas, maka didapat nilai rata-rata dengan

penghitungan sebagai berikut:

∑XiMe = ------ N

1025Me = -------- = 51,25

20

Berdasarkan perhitungan nilai-nilai di atas dapat diketahui bahwa nilai

rata-rata variabel (Y) adalah sebesar 51,25. Apabila nilai tersebut dibandingkan

dengan kriteria yang telah penulis tentukan dalam Bab III, maka nilai rata-rata

variabel Y tersebut termasuk dalam kriteria “Sangat Berkualitas” yaitu antara

50-60.

Hal ini berarti Kualitas Informasi Akuntansi pada PT. INTI (persero) di

Bandung “Sangat Berkualitas”. Hal ini didukung oleh indikator Kualitas

Informasi Akuntansi sebagai berikut :

1. Nilai prediksi

Nilai prediksi atas informasi yang dihasilkan akan membantu user dalam

membuat prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan

sehingga informasi yang dihasilkan relevan dan berguna untuk

pengambilan keputusan.

2. Nilai umpan balik

Page 149: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

149

Nilai umpan balik menghasilkan informasi yang relevan sehingga

membantu user dalam menjaustifikasi atau mengoreksi kesalahan-kesala-

han masa lalu.

3. Tepat waktu

Informasi yang diperlukan oleh perusahaan disajikan tepat waktu oleh

manajemen perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan.

4. Dapat diperiksa

Informasi akuntansi di dalam perusahaan diperiksa dengan metode

pengukuran yang sama, sehingga Informasi akuntansi yang dihasilkan

oleh perusahaan dapat diverifikasi, disajikan secara tepat, serta bebas dari

kesalahan dan bias.

5. Netral

Informasi akuntansi yang dihasilkan perusahaan bersifat netral, tidak

memihak pada kepentingan satu kelompok saja. Dan perusahaan

menyajikan informasi akuntansi yang seharusnya.

6. Standar/metode akuntansi tetap tiap periode

Perusahaan menggunakan standar/metode akuntansi tetap tiap periode

dan bila terjadi perubahan standar/metode akuntansi, perusahan

mengungkapkan alas an dan pengaruh dalam hasil laporanya.

7. Perbandingan dengan tahun sebelumnya

Page 150: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

150

Perusahaan melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi yang

dihasilkan oleh perusahaan lain.

8. Perbandingan dengan perusahan lain

perusahaan melakukan perbandingan mengenai informasi akuntansi dari

periode ke periode. perbandinganya mungkin saja dilakukan terhadap

data perusahan lain atau informasi sejenis dalam perusahan yang sama.

4.2.3.Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

4.2.3.1 Uji Validitas

Sebelum penelitian dilakukan, suatu instrumen penelitian yang dalam hal

ini adalah menggunakan kuesioner harus terlebih dahulu diuji tingkat validitasnya,

valid atau tidak validnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data yang dibutuhkan (mengukur) itu valid. Dikatakan valid

artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur, dengan kata lain uji validitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana

alat pengukur tersebut mampu mengukur objek yang sudah ditentukan sehingga

mampu memperoleh data yang dibutuhkan dengan baik.

Uji validitas dilakukan terhadap 28 pernyataan yang terdiri dari 16

pernyataan untuk variabel Implementasi Enterprise Resource Planning (X) dan

12 pernyataan untuk variabel Kualitas Informasi Akuntansi (Y). Untuk

mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen yang digunakan valid atau tidak,

dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir dengan skor total

yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jadi dalam keperluan ini ada 16

koefisien korelasi yang perlu dihitung.

Page 151: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

151

Untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi, ini dilakukan

dengan merujuk pada syarat minimum yang dalam penelitian ini penulis ambil

dari teori yang telah diungkapkan dalam bab 3 yaitu 0,3 dengan ketentuan jika

harga korelasi di bawah 0,3, dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut

tidak valid sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Sedangkan sebaliknya, jika

harga korelasi di atas 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tesebut

valid. Dalam perhitungan uji validitas, penelitian ini menggunakan bantuan alat

statistik yang ada dalam program SPSS for Windows Versi 12 dan hasil

perhitungan disajikan dalam lampiran. Adapun hasil uji validitas untuk

masing-masing variabel dijelaskan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.22Hasil Uji Validitas Variabel X

Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)korelasi antara nilai korelasi Keterangan kesimpulan

Pertanyaan 1 0.629

Nilai korelasi > 0,3

valid

Pertanyaan 2 0.775 valid

Pertanyaan 3 0.773 valid

Pertanyaan 4 0.625 valid

Pertanyaan 5 0.699 valid

Pertanyaan 6 0.661 valid

Pertanyaan 7 0.384 valid

Pertanyaan 8 0.625 valid

Pertanyaan 9 0.421 valid

Pertanyaan 10 0.489 valid

Pertanyaan 11 0.628 valid

Pertanyaan 12 0.775 valid

Pertanyaan 13 0.772 valid

Pertanyaan 14 0.624 valid

Pertanyaan 15 0.698 valid

Pertanyaan 16 0.775 valid

(Sumber: Hasil Olah Data Penulis)

Kesimpulan:

Page 152: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

152

Dengan berdasarkan pada hasil pengolahan data yang ditampilkan dalam

bentuk tabel di atas, terlihat jelas bahwa semua item yang terdapat pada kolom ko-

relasi melebihi atau lebih besar dari angka kritis yaitu 0,3, sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa semua pernyataan untuk variabel Implementasi

Enterprise Resource Planning (ERP) (X) telah memenuhi syarat untuk digunakan

sebagai alat untuk memperoleh data yang dibutuhkan, atau dengan kata lain

dinyatakan valid.

Tabel 4.23Hasil Uji Validitas Variabel YKualitas Informasi Akuntansi

korelasi antara nilai korelasi Keterangan kesimpulan

Pertanyaan 1 0.586

Nilai korelasi > 0,3

valid

Pertanyaan 2 0.742 valid

Pertanyaan 3 0.576 valid

Pertanyaan 4 0.328 valid

Pertanyaan 5 0.420 valid

Pertanyaan 6 0.346 validPertanyaan 7 0.575 validPertanyaan 8 0.712 validPertanyaan 9 0.704 validPertanyaan 10 0.731 validPertanyaan 11 0.586 validPertanyaan 12 0.742 valid

(Sumber: Hasil Olah Data Penulis)

Kesimpulan:

Dengan berdasarkan pada hasil pengolahan data yang ditampilkan dalam

bentuk tabel di atas, terlihat jelas bahwa semua item yang terdapat pada kolom

korelasi melebihi atau lebih besar dari angka kritis yaitu 0,3, sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa semua pernyataan untuk variabel Kualitas Informasi

Akuntansi (Y) telah memenuhi syarat untuk digunakan sebagai alat untuk

memperoleh data yang dibutuhkan, atau dengan kata lain dinyatakan valid.

Page 153: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

153

4.2.3.2 Uji reliabilitas

Dalam suatu penelitian tidak hanya membutuhkan uji validitas saja, tetapi

juga perlu dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas instrumen digunakan untuk

menunjukan sampai sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila

pengukuran dilakukan dua kali atau lebih. Dalam penelitian ini, untuk melakukan

uji reliabilitas penulis juga menggunakan bantuan alat statistik yang terdapat

dalam program SPSS for Windows versi 12 dengan menggunakan rumus

Cronbach’s alpha.

Seperti halnya uji validitas item, dalam uji reliabilitas juga terdapat

ketentuan yang harus di penuhi, yaitu adanya nilai minimal. Nilai minimal yang

dalam penelitian ini penulis ambil dari teori yang telah penulis ungkapkan pada

bab 3. Nilai minimal tersebut adalah 0,7 dengan ketentuan jika koefisien

korelasinya kurang dari 0,7, maka instrument yang digunakan tidak reliabel, dan

sebaliknya jika lebih dari 0,7 maka instrument tersebut reliabel dan dapat

digunakan. Dibawah ini disajikan hasil perhitungan uji reliabilitas dalam bentuk

tabel dari masing-masing variabel variabel X dan Y.

Tabel 4.3Hasil Uji Reliabilitas

Variabel r Hitung r Kritis KeteranganX 0.7612 0.7 ReliabelY 0.8237 0.7 Reliabel

Sumber: Data Diolah Dari Hasil Jawaban Responden

Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui bahwa semua variabel

dengan berbagai item pertanyaan dikatakan reliabel, karena memiliki nilai r hitung

lebih besar daripada r kritis, yaitu 0,7.

Page 154: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

154

4.2.4 Analisis Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

terhadap Kualitas Informasi Akuntansi.

4.2.4.1 Korelasi

Dalam hal ini analisis rank spearmen digunakan untuk mengetahui ada

tidaknya hubungan antara variable X dan variable Y. Berikut ini adalah hasil

analisis rank spearmen:

Tabel 4.28Correlations

Kualitas Infor-masi Akuntansi ERP

Spearman’s rho Kualitas Informasi Akuntansi 1.000 .802

ERP .802 1.000

Sig. (1-tailed) Kualitas Informasi Akuntansi . .000

ERP .000 .

N Kualitas Informasi Akuntansi 20 20

ERP 20 20

(Sumber: Hasil Olah Data Penulis)

Berdasarkan tabel di atas hasil koefisien korelasi adalah 0,802 jika diband-

ingkan dengan kriteria koefisien korelasi yang di ambil dari teori yang penulis

ungkapkan di bab 3. 0,802 berada pada kriteria 0,80-1.000 yang artinya terdapat

hubungan yang sangat kuat dan positif antara Enterprise Resource Planning

dengan Kualitas Informasi Akuntansi.Arti dari positif itu sendiri apabila hubungan

yang searah dan apabila ERP semakin bagus maka makin berkualitas.

Page 155: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

155

4.2.4.2.Uji Hipotesis

Kriteria uji koefisien korelasi dari variabel pengaruh implementasi

Enterprise Rresource Planning (ERP) terhadap kualitas informasi akuntansi

sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning

(ERP) terhadap kualitas informasi akuntansi

Ha : Terdapat pengaruh implementasi Enterprise ResourcePlanning (ERP)

terhadap kualitas informasi akuntansi

Terlihat pada kolom Sig (signifikan) coefficients sig. 0,000 atau lebih kecil

dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,05 > 0,000, maka Ho ditolak dan Ha

diterima artinya koefisien korelasi adalah signifikan.

Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan oleh penulis maka akan

dilakukan pengujian melalui hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Pengujian ini

dimaksudkan untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh antara

Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) (X) terhadap Kualitas Infor-

masi Akuntansi (Y).

Untuk menguji apakah variabel-variabel korelasi signifikan atau tidak, maka

terlebih dahulu harus dicari nilai t hitung dengan kriteria interval keyakinan (level of

significant) 95%, α = 5% dan derajat kebebasan (dk) = n-2-1.

Page 156: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

156

Hasil dari uji hipotesis dari penelitian ini sebagai berikut:  Taraf signifikansi

α = 5%. 

dk = n-2-1 = 20 – 2 - 1 = 17

t tabel (0,05) = 2,11

Tabel 4.8Hasil Perhitungan Uji T

Implementasi ERP terhadap Kualitas Informasi AkuntansiMenggunakan SPSS 17.0 for windows

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 14.151 6.539 2.164 .044

ERP .527 .093 .802 5.696 .000

a. Dependent Variable: Kualitas Informasi Akuntansi

Kriteria uji : Tolak H0 jika │hitung │≥ ttabel, terima dalam hal lainya.

Dengan Degree Of Freedom, yaitu df = n – k – 1= 20 – 2 – 1 = 17 maka

diperoleh ttabel yaitu t 0,05(17) sebesar 2,11.

Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas, dengan dilihat bahwa t hitung >

ttabel yaitu 5,696 > 2,11, berarti  Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) secara sig-

nifikan terhadap Kualitas Informasi Akuntansi. Sedangkan jika dilihat dari proba-

bilitas tingkat signifikansi menunjukkan nilai 0,000 yang berarti bahwa Ho ditolak

karena nilainya lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan den-

gan penerapan Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) yang baik,

maka akan menghasilkan Kualitas Informasi Akuntansi yang berkualitas sesuai

dengan kebutuhan para pengguna.

Page 157: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

157

Berdasarkan uraian diatas, maka berdasarkan hipotesis penelitian “Adanya

Pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas

Informasi Akuntansi” dapat diterima.

4.2.4.3. Koefisien Determinasi

Untuk koefisien determinasi (Kd) = (R²) x 100%. Kd= 0,802² x 100% =

64,3%. Hal ini menujukan bahwa implementasi enterprise resource planning

(ERP) 64,3%%. Sedangkan sisanya sebesar 35,7% oleh faktor lain. Banyak

kemungkinan faktor lain yang juga dapat menentukan kualitas informasi

akuntansi, seperti faktor perencanaan kebutuhan bahan baku (material re-

quirement planning-MRP), faktor manajemen rantai pasokan (supply chain

management-SCM) dan faktor keterlibatan user dalam pengembangan SIA.

hal tersebut sesuai dengan teori hubungan yang telah dikemukakan

sebelumnya yaitu Menurut Azhar Susanto (2004;20) adalah sebagai berikut :

“Sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan baik apabila ditunjang dengan berbagai alat Bantu salah satunya adalah ERP. ERP merupakan paket software terintegrasi yang dirancang untuk memberikan integrasi yang menyeluruh terhadap seluruh data yang terkait dengan sistem informasi perusahaan.”

Page 158: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

158

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pengaruh

Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) terhadap Kualitas Informasi

Akuntansi yang diterapkan di PT. INTI (persero), penulis dapat menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengimplementasian Enterprise Resource Planning (ERP) di PT INTI

(persero) Bandung sudah dinyatakan sangat baik. hal ini didukung oleh

adanya pencapaian indikator-indikator penelitian yaitu menggunakan

unsur-unsur sistem Enterprise Resource Planning (ERP) yang terdiri dari

Komponen Fisik (Physical Component), Sumber Daya Manusia (People)

dan Proses Proses Organisasi (Organizations Process). Meskipun

demikian, penulis masih menemukan kelemahan mengenai unsur-unsur

dalam ERP khususnya pada komponen fisik dan sumber daya manusia.

Seharusnya perusahaan tersebut lebih melengkapi sarana dan prasarana

dalam penerapan sistem ERP, dan dari segi sumber daya manusia tersebut

perusahaan harus melakukan pelatihan-pelatihan agar penerapan sistem

Page 159: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

159

ERP dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan perusahaan dan dari

segi proses organisasi perusahaan masih melakukan penyesuaian dalam

penerapan sistem ERP untuk melakukan perubahan proses kerja dan

meningkatkan kinerja perusahaan.

2. Kualitas Informasi yang dihasilkan oleh PT. INTI (Persero) Bandung

dinyatakan sudah sangat berkualitas. karena informasi akuntansi yang

dihasilkan telah memenuhi kriteria kualitas informasi akuntansi yaitu

memiliki kualitas primer yang terdiri dari dua kriteria yaitu : Relevan,

Reliabilitas. Dan kualitas sekunder yang terdiri dari dua kriteria yaitu :

Konsistensi, Komparabilitas. Meskipun demikian, penulis masih

menemukan kelemahan mengenai kualitas informasi akuntansi dalam

kualitas primer informasi akuntansi yang dihasilkan sebaiknya melalui

nilai prediksi terlebih dahulu karena hal tersebut akan membantu user

dalam membuat prediksi tentang kejadian masa lalu, masa kini dan masa

depan.

3. Terdapat pengaruh Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP) ter-

hadap Kualitas Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh PT. INTI

(Persero) Bandung, Hal ini dapat terlihat dari hasil koefisien korelasi thitung

5,696 > ttabel 2,11 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, dan hasil uji

hipotesis untuk Implementasi Enterprise Resource Planning (ERP)

berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi akuntansi, koefisien

signifikasi yaitu 0,05 > 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya koefisien korelasi adalah signifikan. Koefisien determinasinya

Page 160: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

160

adalah 64,3% dan sisanya sebesar 35,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti oleh penulis. Banyak kemungkinan faktor lain yang juga

dapat menentukan kualitas informasi akuntansi, seperti faktor

pengintegrasian aplikasi perusahaan (enterprise application

integration-EAI), faktor manajemen rantai pasokan (supply chain

management-SCM) dan faktor keterlibatan user dalam pengembangan SIA

5.2 Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis , maka

penulis memberikan saran yang diharapkan dapat berguna sebagai bahan

pertimbangan dan masukan bagi perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Adanya pemberian reward perlu dipertahankan agar sasaran perusahan da-

pat tercapai.

2. Adanya peningkatan terhadap pengendalian pencatatan dan dokumen. Hal

ini dapat dilakukan dengan pengarsipan terutama di kepustakaan dengan

pengarsipan ganda baik secara manual maupun terkomputerisasi.

3. Informasi akuntansi diperbaharui dengan sistem online yang terintegrasi

sehingga semua informasi akuntansi lebih fleksibel dan dapat mudah

dikoreksi apabila terjadi kesalahan.

4. Promosi jabatan perlu ditingkatkan untuk menciptakan semangat kerja

para karyawan

Page 161: jbptunpaspp-gdl-yaniherlia-577-1-bab1_2_-

161