Jbptunikompp Gdl s1 2005 Adekusnadi 1417 Teoridfbsdfhdbdfbdsfbskdfj Fkvds

44
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Secara teoritis pengukuan yang berkaitan dengan produktivitas pada tingkat perusahaan masih berada dalam tahap pengembangan. Para ilmuwan dan praktisi telah memberikan perhatian yang besar terhadap hal ini beberapa tahun terakhir. Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas dimana ia beroperasi agar dapat membandingkannya dengan produktivitas baku (standar) yang telah ditetapkan manajemen atau membandingkannya dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini penting agar perusahaan dapat meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di pasar, baik di pasar domestik atau pasar internasional. Sumanth (1985) mengemukakan beberapa mamfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, diantaranya; 1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya agar dapat menghasilkan lebih bayak barang-barang atau jasa untuk sejumlah penggunaan sumber daya tertentu.

description

Jbptunikompp Gdl s1 2005 Adekusnadi 1417 Teoridfbsdfhdbdfbdsfbskdfj Fkvds

Transcript of Jbptunikompp Gdl s1 2005 Adekusnadi 1417 Teoridfbsdfhdbdfbdsfbskdfj Fkvds

  • 7

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pengantar

    Secara teoritis pengukuan yang berkaitan dengan

    produktivitas pada tingkat perusahaan masih berada dalam

    tahap pengembangan. Para ilmuwan dan praktisi telah

    memberikan perhatian yang besar terhadap hal ini beberapa

    tahun terakhir.

    Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat

    produktivitas dimana ia beroperasi agar dapat

    membandingkannya dengan produktivitas baku (standar)

    yang telah ditetapkan manajemen atau membandingkannya

    dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan

    produk serupa. Hal ini penting agar perusahaan dapat

    meningkatkan daya saing produk yang dihasilkan di pasar,

    baik di pasar domestik atau pasar internasional.

    Sumanth (1985) mengemukakan beberapa mamfaat

    pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan,

    diantaranya;

    1. Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber

    dayanya agar dapat menghasilkan lebih bayak

    barang-barang atau jasa untuk sejumlah penggunaan

    sumber daya tertentu.

  • 8

    2. Perencanaan sumber daya akan lebih mudah melalui

    pengukuran produktivitas, baik berupa perencanaan

    jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang.

    3. Tujuan ekonomi dan nonoekonomi dari perusahaan

    dapat diorganisasikan kembali dengan memberikan

    prioritas tertentu yang dipandang dari sudut

    produktivitas.

    4. Target tingkat produksi yang direncanakan untuk

    masa mendatang dapat dimodifikasi kembali

    berdasarkan tingkat produktivitas sekarang.

    5. Strategi untuk meningkatkan produktivitas dapat

    ditetapkan berdasarkan tingkat perbedaan (gap)

    yang ada pada tingkat produktivitas yang

    direncanakan dengan tingkat produktivitas yang

    diukur.

    6. Pengukuran produktivitas dapat membantu dalam

    membandingkan tingkat produktivitas di antara

    organisasi dalam katagori tertentu.

    7. Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu

    pengukuran dapat berguna dalam merencanakan

    tingakat keuntungan dari suatu organisasi.

    8. Pengukuran produktivitas akan menciptakan

    tindakan kompetitif

  • 9

    Dalam study-study tentang produktivitas dipergunakan

    beberapa pendekatan seperti ahli ekonomi menggunakan

    pendekatan angka indeks, pendekatan fungsi produksi,

    pendekatan analisisi input-output. Insinyur menggunakan

    pendekatan angka indeks, pendekatan utility. Manajer

    menggunakan pendekatan ratio-ratio keuangan (financial),

    akuntan menggunakan pendekatan penganggaran modal

    (capital budgeting approach).

    2.2 Definisi Produktivitas

    Apabila ukuran produksi haya dipandang dari sisi output,

    maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yakni

    sisi output dan sisi input. Dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan

    input dalam memproduksi output berupa barang atau jasa.

    Mali 1978 menyatakan bahwa produktivitas tidak sama

    dengan produksi, tetapi produksi, performansi kualitas, hasil-

    hasil, merupakan komponen dari usaha produktivitas. Dengan

    demikian produktivitas merupakan suatu kombinasi dari

    efektifitas dan efisiensi, sehingga produktivitas dapat diukur

    berdasarkan pengukuran berikut;

  • 10

    efisiensi

    sefektivita=

    dayasumber sumber penggunaan efisiensi

    n tugaspelaksanaa sefektivita=tasProduktivi

    dayasumber sumberpenggunan

    tujuanpencapaian=

    digunakan yanginput

    dihasilkan yangoutput = tasProduktivi

    berdasarkan definisi produktivitas diatas, sistem produksi

    dalam industri dapat digambarkan sebagai berikut;

    * Tenaga kerja

    * Modal

    * Material

    * Energi

    * Tanah

    * Informasi

    * Manajerial

    PROSES

    TRANSFORMASI

    NILAI TAMBAH

    PRODUK

    (barang/jasa)

    PRODUKTIVITAS

    SISTEM

    PRODUKSI

    (OUTPUT/INPUT)

    INPUT OUTPUTPROSES PRODUKTIVI

    TAS

    Unpan balik untuk pengendalian

    sistem produksi agar meningkatkan

    produktivitas terus-menerus

    LINGKUNGAN

    GAMBAR 2.1 Skema sistem produksi

    Sumanth 1985 memperkenalkan suatu konsep formal yang

    disebut sebagai siklus produktivitas (productivity cycle)

    untuk dipergunakan dalam produktivitas terus-menerus. Pada

    dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap

    utama yaitu;

    1. Tahap pengukuran produktivitas

    2. Evaluasi produktivitas

  • 11

    3. Perencanaan produktivitas

    4. Peningkatan produktivitas

    konsep produktivitas ini seperti yang ditunjukan apad gambar

    dibawah ini;

    TAHAP 1

    PENGUKURAN

    PRODUKTIVITAS

    TAHAP 2

    EVALUASI

    PRODUKTIVITAS

    TAHAP 3

    PERENCANAAN

    PRODUKTIVITAS

    TAHAP 4

    PENINGKATAN

    PRODUKTIVITAS

    Gambar 2.2 Siklus produktivitas

    dari gambar diatas tampak bahwa siklus produktivitas

    merupakan suatu proses yang kontinu, yang melibatkan

    aspek-aspek; pengukuan, evaluasi, perencanaan, dan

    pengendalian produktivitas. Berdasarkan konsep siklus

    produktivitas, secara formal program peningkatan

    produktivitas harus dimulai melalui pengukuran produktivitas

    dari sistem industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai

    teknik pengukuran dapat dipergunakan dan dikembangkan

    dari memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai

    yang lebih kompleks dan komperhensif.

    Apabila dari sistem industri itu telah dapat diukur langkah

    selanjutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual

    untuk diperbandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan.

  • 12

    Kesenjangan yang tejadi antara tingkat produktivitas aktual

    dengan rencana (productivity gap) merupakan masalah

    produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab

    yang dapat menimbulkan kesenjangan produktivitas itu.

    Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan

    kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam

    jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Untuk

    mencapai tingkat prodiktivitas yang telah direncanakan,

    berbagai program formal dapat dilakukan untuk

    meningkatkan produktivitas secara terus-menerus. Siklus

    produktivitas tersebut diulang kembali secaraa kontinu untuk

    mencapai peningkatan produktivitas terus-menerus dalam

    sistem industri.

    Apabila konsep produktivitas ini diakaitkan secara langsung

    dengan profitabilitas perusahaan, kita dapat membangun

    suatu strategi peningkatan produktivitas dan profitabilitas

    perusahaan secara terus-menerus melalui suatu diagram yang

    lebih komperhensif seperti diagram dibawah ini,

  • 13

    PENINGKATAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

    MELALUI ATRAKSI & LOYALITAS PELANGGAN

    PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI

    SIKLUS PRODUKTIVITAS (EFEKTIVITAS/

    EFISIENSI)

    MEMBANGUN SISTEN INDUSTRI YANG

    MEMPERHATIKAN ASPEEK-ASPEK

    * KUALITAS

    * EFEKTIVITAS

    * EFISIENSI

    PEBA

    IKAN T

    ERUS-

    MEN

    ERUS

    GAMBAR 2.3 Strategi peningkatan produktivitas dan profitabilitas perusahaan

    dari gambar diatas tampak bahwa landasan untuk

    meningkatkan produktivitas dan profitabilitas perusahaan

    adalah membangun suatu sistem industri yang memperhatikan

    secara fokus dan bersama sekaligus pada aspek-aspek

    kualitas, efektivitaas pencapaian tujuan, dan efisiensi

    penggunaan sumner-sumber daya. Selanjutnya indikator

    keberhasilan sistem industri dipantau melalui pengukuran

    produktivitas dan profitabilitas secara terus-menerus, dimana

    pengukuran profitabilitas menberikan informasi tentang

    masalah-masalah eksternal dari sistem industri.

    Produktivitas yang menyatakan bagai mana keluaran akan

    berubah apabila masukan berubah, pertama kalinya dicetukan

    oleh david Ricardo pada tahun 1810.

    Adapun definisi-definissi produktivitas yang berkembang

    pada saat ini yang telah dibentuk oleh para pakar di negara-

    negara dan badan internasional, yaitu antara lain;

  • 14

    1. Peter F Drucker mengemukakan definisi bahwa

    Produktivitas adalah keseimbangan antara seluruh

    faktor-faktor produksi yang akan memberikan

    keluaran yang bayak melalui penggunaan sumber

    yang lebih hemat.

    2. Paul Mali mengemukakan defenisi sebagai berikut;

    Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan

    seberapa irit sumber daya yang digunakan

    3. Organization for Economic Cooperation pada tahun

    1950 mengajukan definisi produktivitass sebagai

    berikut; Produktivitas adalah rasio antara keluaran

    dengan salah satu dari faktor-faktor produksi, yaitu;

    modal, investasi, atau bahan baku.

    4. Webster mengemukakan definisi bahwa;

    Produktivitas adalah keluaran per unit dari usaha

    produktif, tingkat efektivitas adalah dari manajemen

    industri dalam penggunaan pasilitas-pasilitas untuk

    poduksi, serta tingkat efektivitas dari tingkat

    penggunaan tenaga kerja dan peralatan.

    5. John Kendrick mengemukakan definisi bahwa;

    Produktivitas adalah hubungan antara keluaran dari

    barang-barang dan jasa dengan masukan dari sumber

    daya manusia yang digunakan dalam proses

    produksi.

  • 15

    6. Dewan Produktivitas Nasional Mendefinisikan

    bahwa, Produktivitas mengandung pengertian

    perbandingan antara hasil yang dicapai dengan

    keseluruhan sumber daya yang digunakan untuk itu.

    Atau dapat diformulasikan secara sederhana;

    masukanJumlah

    keluaranJumlah asPoduktivit

    2.3 Pengertian Produktivitas

    Dari definisi-definisi diatas dapat dipisahkan dua pengertian.

    Pertama adalah menyatakan bahwa produktivitas

    berhubungan dengan suatu kumpulan hasil-hasil. Di dalam

    pengertian ini menunjukan efektivitas dalam mencapai suatu

    tujuan. Sedangkan pengertian kedua, menyatakan bahwa

    Produktivitas berhubungan dengan penggunaan sumber daya.

    Pengertian ini menunjukan jumlah, tipe, dan tingkat dari

    sumber daya yang dibutuhkan. Atau menunjukan efesiensi

    dalam menggunakan sumber daya yang dibutuhkan.

    Secara umum produktivitas adalah perbandingan dari

    beberapa keluaran dengan masukan. Yang dimaksud dengan

    keluaran adalah hasil yang bermamfaat bagi manusia yang

    diperoleh dari proses produksi, baik yang berupa barang

    ataupun jasa. Sedangkan yang dimaksud dengan masukan

    adalah sumber-sumber yang digunakan untuk memperoleh

  • 16

    hasil-hasil tersebut. Adapun masukan-masukan utama berupa

    tenaga kerja, modal, material, dan energi.

    Sehingga dengan demikian produktivitas total dapat

    diformulasikan sebagai berikut;

    Energi+Material+Modal+Kerja Tenaga

    keluaran-Keluaran= Total tasProduktivi

    Dalam masalah produktivitas yang diperhatikan tidak hanya

    produksi, tetapi juga bagai mana menggunakan sumber-

    sumber daya sehemat mungkin (efisien). Oleh karena itu

    peningkatan produktivitas tidak selalu diakibatkan oleh

    peningkatan produksi. Bahkan pada kasus tertentu bisa jadi

    dimana produksinya meningkat tetapi produktivitasnya

    menurun.

    Produktivitas merupakan kombinasi dari efektivitas dan

    efisiensi. Efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil optimal

    yang direncanakan, sedangkan efisiensi adalah tingka

    penggunaan sumber daya yang seminimal mungkin. Sehingga

    produktivitas merupaka gabungan dari efektivitas dan

    efisiensi. Dalam bentuk formulasi matematis dapat

    dinyatakan sebagai berikut;

    Efisiensi

    sEfektivita=tasProduktivi

    Namun demikian kombinasi diatas kenyataannya tidak selalu

    benar, karena dari persamaan diatas seolah-olah menunjukan

  • 17

    bahwa produktivitas dapat ditingkatkan dengan menurunkan

    efisiensi. Hal ini dapat dihindarkan dengan menyatakan

    indeks produktivitas sebagai berikut;

    )(efisiensi F

    as)(efektivit f= tasProduktiviIndek

    Dimana f dan F adalah fungsi-fungsi tertentu.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan secara umum bahwa

    produktivitas adalah perbandingan antara keluaran dengan

    masukan. Oleh karena itu untuk meningkatkan produktivitas

    berarti sama dengan memperbesar rasio antara keluaran dan

    masukan, diman hal ini dapat dicapai dengan cara;

    1. Penggunaan sumber daya lebih sedikit untuk

    memperoleh jumlah produksi yang sama. Dalam

    perusahaan tidak memperbesar keluaran

    produksinya, tetapi sumber-sumber yang ada untuk

    menghasilkan keluaran digunakan sehemat mungkin

    dengan cara menghilangkan segala jenis

    pemborosan.

    2. Penggunaan sumber daya yang lebih sedikit untuk

    memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.

    Dalam hal ini perusahaan meningkatkan produksinya

    dengan cara mengerahkan seluruh kemampuan yang

    dimilikinya dengan bekerja lebih efektif dalam

  • 18

    menghasilkan keluaran, sementara itu biaya-biaya

    yang dikelurkan ditekan serendah mungkin.

    3. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar

    untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar

    lagi. Dalam hal ini perusahaaan dapat dikatakan

    dalam kondisi tumbuh dan berkembang yang

    diperlihatkan dengan tingkat hasil penjualan dan

    produksi yang lebih besar dibanding dengan

    penambahan nilai investasi yang ditanam serta

    biaya-biaya yang dikeluarkan.

    4. Pengurangan jumlah produksi dengan konsekuensi

    pengurangan jumlah sumber daya yang lebih besar

    lagi. Dalam hal ini perusahaan mengalami penuruna

    jumalah volume penjualan atau produksi yang

    diikuti dengan penggunaan sumber-sumber dan

    pengeluaran biaya-biaya secara lebih hemat lagi.

    5. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk

    memperoleh jumlah produksi yang lebih besar.

    Dalah hal ini perusahaan untuk meningkatkan

    produktivitasnya dengan cara memamfaatkan faktor-

    faktor produksi semaksimal mungkin melaluai

    usaha-usaha yang cerdik,cerdas dan kreatif.

  • 19

    Sementara itu menurut dewan produksi nasianal,

    peningkatan produktivitas dapat tercapai hanya dengan

    cara;

    1. Jumlah produksi yang meningkat dengan

    mengunakan sumber daya yang sama

    2. Jumlah produksi yang jauh meningkat dicapai denga

    penambahan sumber daya yang relative lebih kecil.

    3. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai

    dengan menggunakan sumber daya yang lebih

    sedikit.

    2.4 Jenis-Jenis Produktivitas

    Menurut sumanth, pada dasarnya ada tiga jenis

    peroduktivitas yaitu;

    1. Produktivitas total

    Produktivitas total adalah rasio keluaran total

    terhadap semua faktor masukan. Jadi pengukuran

    produktivitas total mencerminkan pengaruh dari

    semua masukan dalam menghasilkan keluaran.

    2. Produktivitas Faktor total

    Produktivitas faktor total adalah rasio keluaran

    bersih terhadap jumlah masukan faktor tenaga kerja

    dan faktor modal. Keluaran bersih adalah keluaran

    total dikurangi dengan jumlah barang dan jasa yang

    dibeli.

  • 20

    3. Produktivitas Parsial

    Produktivitas parsial adalah rasio keluaran terhadap

    salah satu faktor masukan. Sebagai contoh,

    produktivitas modal ( rasio dari keluaran dengan

    masukan modal ) adalah ukuran produktivitas

    parsial.

    Dari ketiga produktivitas diatas, baik keluaran ataupun

    masukan harus dinyatakan dalam bentuk ukuran nyata atau

    secara fisik yang direduksi berdasarkan harga konstan pada

    periode dasar. Hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan

    pengaruh perubahan harga, sehingga haya jumlah dari

    masukan dan keluaran saja yang dipertimbangkan.

    2.5 Ruang Lingkup Produktivitas

    Menurut David J. Sumanth , ada empat ruang lingkup

    produktivitas. Yaitu dianyaranya;

    1. Ruang Lingkup Internasional

    Dengan semakin saling tergantungnya Negara-negara di

    dunia yang ditandai dengan mengalirnya arus barang,

    teknologi, dan jasa antar Negara, serta dengan

    meningkatnya persaingan, maka perbandingan

    produktivitas ditingkat internasional dapat digunakan

    sebagai alat untuk memahami dan mengevaluasi

    pengaruh produktivitas dari negar-ngara yang saling

  • 21

    bersaing. Ukuran yang digunakan untuk mengukur

    produktivitas internasional ini adalah GNP (gross

    National Product) dan GDP (gross domestic product).

    2. Ruang Lingkup Nasioanal

    Pengukuran produktivitas nasioanal memiliki beberapa

    keuntungan, antara lain;

    Dapat digunakan untuk meramalkan tingkat

    produktivitas nasional.

    Merupakan indeks pertumbuhan, terutama

    produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja

    yang meningkat memiliki arti bahwa tiap tenaga

    kerja menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang

    lebih besar, sehingga pendapatan nyata untuk tiap

    tenaga kerja juga meningkat.

    Dapat digunakan untuk mengukur efisiensi, dimana

    dapat dilihat aliran sumber daya dalam suatu Negara.

    3. Ruang Lingkup Industri

    Yang diperhitungkan disini adalah faktor-faktor yang

    mempengaruhi dan berhungan dengan satu jenis industri

    yang sama. Keuntungan pengukuran produktivitas dalam

    ruang lingkup industri ini dalah;

    Dapat digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi

    suatu Negara, diman pengukuran produktivitas dapat

    mengidentifikasikan industri-industri yang

  • 22

    berkembang dan tertinggal disuatu Negara, sehingga

    dapat diketahui sektor-sektor industri yang

    memerlukan perhatian khusus.

    Dapat digunakan untuk meramalkan trend

    petumbuhan industri di masa yang akan datang.

    Dapat digunakan sebagai analisis kinerja perusahaan,

    dengan membandingkan kinerja masing-masing

    perusahaan dengan kinerja industri yang

    bersangkutan dalan suatu Negara.

    Dapat digunakan untuk analisis tenaga kerja, yang

    meliputi perubahan tenaga kerja, proyeksi tenaga

    kerja dimasa yang akan datang, kecenderungan

    ongkos tenaga kerja dan pengaruh penggunaan

    teknologi tinggi terhadap ketersediaan kesempatan

    kerja.

    4. Ruang Lingkup Perusahaan atau Organisai

    Adapun manfaat dari pengkuran produktivitas dalam

    ruang lingkup perusahaan/organisasi adalah;

    Dapat digunakan untuk perencanaan sumber daya

    perusahaan /organisasi

    Dapat mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya

    perusahaan/organisasi

  • 23

    Dapat digunakan untuk menentukan target tingkat

    produktivitas pada masa yang akan datang secara

    realistis.

    Dapat digunakan untuk membandingkat tingkat

    produktivitas antar perusahaan /organisasi dalam

    katagori tertentu.

    Dapat membantu dalam menentukan strategi

    perbaikan produktivitas, berdasarkan kesenjangan

    antara produktivitas nyata yang dicapai

    Dapat digunakan untuk merencanakan tingkat

    keuntungan dalam perusahaan /organisasi.

    2.6 Siklus Produktivitas

    Pada dasarnya program produktivitas adalah merupakan

    program yang berkesinambungan. Dalam kaitan ini David J.

    Sumanth mengemukakan tentang konsep produktivitas yang

    dikenal dengan siklus MEPI.

    Konsep ini terdiri dari empat konsep yang saling

    berkesinambungan, yaitu;

    1. Pengukuran Produktivitas (Productivity Measurement)

    2. Evaluasi Produktivitas (Productivity Evaluation)

    3. Perencanaan Produktivitas (Productivity Planning)

    4. Perbaikan Produktivitas (Productivity Improvement)

  • 24

    Adapun ke-empat tahap siklus produktivita diatas dapat

    dilihat pada Gambar 2.2 di atas dalam bentuk skema siklus

    produktivitas.

    Semua perusahaan yang ingin menjalankan program

    produktivitasnya, maka pertama-tama yang harus dilakukan

    adalah pengukuran produktivitasnya. Dengan melukukan

    pengukuran produktivitas tersebut kita dapat mengetahui

    situasi yang sedang dihadapi atau yang sedang berjalan.

    Tanpa melakukan pengukuran produktivitas kita sulit

    mengevaluasi kinerja yang telah dicapai selama ini. Apakah

    kita telah bekerja dengan lebih baik atau lebih buruk atau juga

    untuk mengetahui beberapa besar perbaikan atau kemunduran

    yang telah kita lakukan. Jika pengukuran produktivitas telah

    dilakukan, maka hasil yang diperoleh dievaluasi atau

    dibandingkan dengan rencana sebelumnya. Berdasarkan

    evaluasi tersebut kita dapat menetepkan sasaran produktivitas

    yang akan dicapai pada masa yang akan datang. Untuk

    mencapai sasaran yang telah diperoleh dari hasil evaluasi

    tersebut maka dibuatlah perencanaan, yaitu rencana untuk

    melakukan perbaikan atau untuk mencapai sasaran baik

    jangka pendek maupun jangka panjang. Kemudian setelah itu,

    dilakukan tahap terakhir dari siklus produktivitas, yaitu

    melakukan perbaikan produktivitas itu sendiri.

  • 25

    Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk

    melakukan perbaikan produktivitas harus didahului dengan

    melakukan pengukuran produktivitas, evaluasi produktivitas,

    dan perencanaan produktivitas yang selanjutnya pada tahap

    perbaikan produktivitas. Siklus ini akan terus berlangsung

    selama program produktivitas dijalankan oleh perusahaan.

    2.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

    Menurut David J. Sumanth, secara garis besar terdapat dua

    belas faktor yang mempengaruhi naik turunnya produktivitas,

    diantaranya;

    1. Investasi

    Besar kecilnya investasi, akan berpengaruh terhadap

    modal usaha yang berdampak terhadap promosi produk,

    market share atau penggunaan kapasitas.

    2. Rasio Kapital-Buruh

    Rasio kapital buruh yang tinggi berarti perusahaan

    menggunakan teknologi tinggi, sehingga jumlah produksi

    per unit meningkat.

    3. Penelitian dan Pengembangan

    Penetitian dan pengembangan dapat meningkatkan

    produktivitas dengan menghasilkan inovasi-inovasi yang

    dapat memperbaiki keadaan produksi dipabrik.

    4. Pemakaian Kapasitas

  • 26

    Besar kecilnya keluaran per unit per jam ditentukan oleh

    persentase pemakaian kapasitas

    5. Peraturan Pemerintah

    Dalam hal ini peraturan pemerintah berperan dalam

    pengaturan pencapaian sasaran baik jangka panjang atau

    pun jangka pendek

    6. Umur Pabrik dan Peralatan

    Umur pabrik dan peralatan dapat mempengaruhi kinerja

    perusahaan, sehingga juga berpengaruh terhadap

    produktivitasnya.

    7. Ongkos Energi

    Ketersediaan dan kemudahan memperoleh energi

    berpengaruh secara langsung terhadap biaya produksi

    dan biaya pabrik.

    8. Komposisi Tenaga Kerja

    Dengan adanya pergeseran komposisi kerja, dari pekerja

    pabrik kepekerja yang mengandalkan pengetahuan, maka

    akan semakin dibutukan adanya kerja sama, keterampilan

    dan keahlian.

    9. Etika kerja

    Seiring dengan meningkatnya penghargaan orang

    terhadap waktu maka pemaanfaatan waktu harus

    seproduktif mungkin.

    10. Ketakutan Pekerja Akan Kehilangan Pekerjaan

  • 27

    Program peningkatan produktivitas di perusahaan tanpa

    diimbangai dengan adanya komunikasi antara

    manajemen dengan pekerja maka akan menimbulkan

    perasaan takut pada pekerja, bahwasannya usaha-usaha

    peningkatan produktivitas yang dilakukan itu akan

    mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan mereka.

    Misalnya dengan mekanisasi atau otomatisasi.

    11. Pengarruh Serikat Pekerja

    Pengaruh serikat pekerja ini sangat kuat sehingga

    diperlukan adanya pengetian dari pihak manajamen.

    Terutama yang berhubungan dengan kompensasi dan

    kenaikan gaji.

    12. Manajemen

    Manajemen adalah merupakan faktor dominan, terutama

    dalam proses perencanaan dan pengendalian,

    pengetahuan beban kerja, kejelasan intruksi pada para

    pekerja, evaluasi serta upaya menumbuhkan motivasi dan

    loyalitas kepada para pekerja.

    2.8 Pengukuran Produktivitas

    Pengukuran produktivitas dapat dilakukan pada berbagai

    skala unit pekerjaan. Dimulai dari skala yang terkecil hingga

    yang terbesar, yaitu;

    1. Statsiun kerja

    2. Seksi atau unit pekerjaan

  • 28

    3. Industri

    4. Nasional

    5. Internasioanal

    Masing-masing tingkat unit tersebut membentuk lingkup

    pengukuran produktivitas yang mempunyai manfaat sendiri-

    sendiri.

    Pendekatan dalam membandingkan tingakat hasil pengukuran

    produktivitas dapat dibedakan dengan beberapa cara, yaitu;

    1. Membandingkan kinerja pada periode yang diukur

    dengan kinerja pada periode darsar.

    2. Membandingkan kinerja suatu unit organisasi dengan

    unit organisasi lain.

    3. Membandingkan kinerja yang sebenarnya dengan target

    yang telah ditetapkan.

    Dalam tugaas akhir ini, pendekata yang digunakan adalah

    membendingkan antara kinerja pada periode yang diukur

    dengan kinerja pada perode dasar.

    2.9 Kriteria Pengukuran Produktivitas

    David Bain dalam bukunya yang berjudul the production

    Prescription mengemukakan bahwa pengukuran

    produktivitas harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini;

    1. Keabsahan (validity)

  • 29

    Adalah merupakan ukuran yang secara tepat

    menggambarkan perubahan dari masukan menjadi

    keluaran dalam satu proses produksi yang sebenarnya

    2. Kelengkapan (completeness)

    Kelengkapan disini berhubungan dengan ketelitian, yang

    mana seluruh keluaran atau hasil yang diperoleh dan

    masukan atau sumber yang digunakan, dapat diukur dan

    termasuk didalamnya perbandingan produktivitas

    tersebut

    3. Dapat dibandingkan (comparability)

    Pentingnya pengukuran produktivitas terletak pada

    kemampuan untuk dapat dibandingkan antara periode

    dengan periode, periode dengan standar, atau periode

    dengan target, sehingga dapat dilihat apabila penggunaan

    sumber tersebut lebih efisien atau tidak mencapai hasil

    4. Ketermasukan (inclusiveness)

    Pengukuran produktivitas seharusnya meliputi juga

    aspek-aspek yang lain diluar kegiatan produksi yang

    selama ini sering menjadi pusat perhatian, misalnya

    kualitas, peralatan dan fasilitas

    5. Tepat waktu (timeliness)

    Pengukuran produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang

    efektif bagi manajemen, sehingga harus dikomunikasikan

    pada setiap manejer yang bertanggung jawab pada

  • 30

    bidangnya masing-masing dalam waktu yang secepat-

    cepatnya, tetapi dalam batas-batas yang praktis untuk

    dilakukan

    6. Keefektifan ongkos (cost effectiveness)

    Pengukuran produktivitas dilakukan dengan cara

    memperhatikan semua ongkos yang dikeluarkan untuk

    keperluan pengukuran tersebut

    2.10 Periode Dasar Pengukuran

    Pengukuan baru memiliki arti bila hasilnya dapat

    dibandingkan, baik antar periode waktu, atau dengan suatu

    standar. Untuk mengetahui perkembangan produktivitas

    perusahaan diperlukan perode dasar yang digunakan sebagai

    bahan perbandingan.

    Menurut Marvin E. Mundel dalam bukunya improving

    productivity and effectiveness, depenisi periode dasar adalah

    periode yang mendahului tahun ini (current year), biasanya

    secara spesifik ditentukan oleh pihak yang berwenang (higher

    authority).

    Sementara itu David J. Sumanth mengemukakan beberapa hal

    yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan periode

    dasar, diantaranya;

    a) Dimulai satu program produktivitas untuk pertama kali

  • 31

    b) Status produk yang dihasilkan, apakah produk lama atau

    produk yang baru diperkenalkan

    c) Frekuensi terjadi pengenalan produk baru

    d) Lamanya satu periode pengukuran, apakah dinyatakan

    dalam bulan, kuartal, semester, tahun.

    e) Pola permintaan produk, misalnya pola permintaan

    produk bersifat musiman atau juga yang lainnya

    f) Ketersediaan sistem pengumpulan dan updating data

    yang memadai

    g) Adanya kejadian luar biasa dalam perusahaan, misalnya

    kegiatan produksi atau pemogokan

    2.11 Model-Model Pengukuran Produktivitas

    Ada berbagai macam metode atau model pengukuran

    produktivitas pada tingkat perusahaan, diantaranya;

    1) Model David J. Sumanth

    2) Model POSPAC

    3) Model Marvin E. Mundel

    4) Model Craig-Harris

    5) Model Pendekatan Angka indeks

    6) Model APC ( the American production center)

    7) Model Kendrick-Creamer

    Model pengukuran produktivitas yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah model pengukuran produktivitas total

  • 32

    David J. Sumanth dan model pengukuran parial POSPAC,

    maka penjelasan mengenai model-model pengukuran

    produktivitas diatas akan lebih bayak ditekankan pada kedua

    model pengukuran produktivitas tersebut.

    2.11.1 Model Produktivitas Total David J. Sumanth

    Model peroduktivitas total ini dikembangkan oleh David J.

    Sumanth untuk lingkup perusahaan dengan

    mempertimbangkan seluruh faktor masukan dalam

    menghasilkan keluaran. Model ini disamping dapat

    diterapkan pada perusahaan manufaktur juga dapat diterapkan

    pada perusahaan jasa.

    Sehingga dalam hal ini yang dimaksud dengan produk

    meliputi produk secara fisik pada perusahaan manufaktur

    maupun produk non fisik pada perusahaan yang bergerak

    pada bidang jasa.

    Model produktivitas total David J. sumanth dinyatakan

    sebagai berikut;

    (tangible)Masukan Total

    (tangible)Keluaran Total=Total tasProduktivi atau

    iProduk Masukan Total

    iProduk Keluaran Total=Total tasProduktivi

    dimana;

  • 33

    Total keluaran meliputi;

    Nilai unit produk jadi

    Nilai unit produk setengan jadi

    Deviden

    Bunga

    Pendapatan lainya

    Total masukan meliputi

    Nilai tenaga kerja

    Nilai bahan

    Nilai energi

    Nilai modal

    Biaya lainnya

    Yang dimaksud dengan tangible disini ialah besaran yang

    dapat diukur, baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Jumlah mobil yang dirakit, jumlah cek yang diproses, ton baja

    yang dihasikan adalah beberapa contoh dari keluaran yang

    bersifat tangible. Sedangkan beberapa contoh dari

    pengeluaran yang bersifat intangible adalah bayaknya

    goodwill yang dihasilkan oleh suatu organosasi dan bayaknya

    polusi yang tercipta.

    Perlu ditekankan disini, bahwa yang dimaksud dengan

    keluaran adalah seluruh keluaran yang diproduksi, sedangkan

    yang dimaksud dengan masukan adalah seluruh sumber daya

    yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran tersebut.

  • 34

    Dalam hal ini baik keluaran taupun masukan dinyatakan

    dalam nilai uang yang bersifat konstan dari periode ataupun

    masukan dinyatakan dalam nilai uang yang bersipat konstan

    dari periode dasar pengukuran. Misalnya masukan manusia

    dan energi dapat dinyatakan dalam jam orang dan kilo watt

    jam. Lebih jauh lagi, jika perusahaan memperoduksi lebih

    dari satu jenis produk misalnya, baja (dalam ton) dan sandal

    (dalam jumlah pasang), keluaranya bukan dinyatakan sebagai

    ton baja + pasang sandal. Tetapi, nilai-nilai produk itu

    dinyatakan dalam satuan nilai mata uang yang dapat

    dijumlahkan.

    2.11.1.a Elemen-Elemen Keluaran (Tangible)

    Elemen-elemen keluaran tangible tediri atas;

    1. Unit produk jadi

    Unit-unit dinyatakan baik dalam bentuk fisik maupaun

    dalam nilai uang. Sebagai contoh kita bisa kataka bahwa

    keluaran produk dalam satu periode tertentu adalah 5000

    ton atau Rp. 5.000.000,00 yang berarti harga jual perton

    adalah Rp. 1.000,00 atau dapat dinyatakan sebagai

    berikut;

    = X

    Nilai produk jadi

    Yang dihasilkan pada

    Periode tetentu

    Jumlah unit produk

    Jadi yang dihasilkan

    Pada periode sekarang

    Harga jual

    unit pada

    periode dasar

  • 35

    periode dasar adalah periode normal dimana produksi

    tidak bayak berbeda dari rata-rata. Jadi kalau tedapat satu

    periode tertentu dimana pada periode itu, misalnya

    perusahaan memecat sejumlah pekerja karen

    kekeurangan bahan mentah, hal ini tidak dapat dianggap

    sebagai periode dasar.

    Apabila suatu perusahaan membuat produk yang

    dinyatakan dalam lebih dari satu ukuran tertentu, dalam

    hal ini perusahaan memiliki produk yang heterogen.

    Sehingga nilai produk jadi adalah jumlah terbobot yang

    sesuai dengan produk masing-masing.

    Perlu ditegaskan disini bahwa yang dihitung adalah unit

    yang diproduksi bukan unit yang terjual. Hal ini

    dilakukan agar tidak terjadi overstated output (ada unit

    yang terjual berasal dari persediaan barang jadi) ataupun

    understated output (ada unit yang diproduksi dan tidak

    terjual tapi tidak dihitung).

    2. Produk Setengah Jadi

    Dasar Periode Pada

    Per Unit Jual Hargax

    aanPenyelesai

    Persentasex

    JadiSetengah

    ProdukJumlah =

    JadiSetengah

    Produk Nilai

    3. Dividen

    Faktor keluaran ini, meskipun biasanya diabaikan, tetapi

    tetap harus dimasukan karena diproduksi dengan

  • 36

    menggunakan sebagai masukan baik masukan manusia

    maupun masukan modal

    4. Bunga

    Faktor keluaran ini pun harus tetap dimasukan karena

    diproduksi dengan menggunakan sebagai masukan baik

    masukan manusia maupun masukan modal

    5. Pendapatan Lain-Lain

    Pendapatan lain-lain dimasukan sebagai faktor keluaran

    karena satu atau lebih masukan dikonsumsi untuk

    mengasilkan dan atau memelihara pendapatan lain-lain

    tersebut.

    Untuk lebih jelasnya elemen-elemen keluaran diatas dapat

    digambarkan pada sekema sebagai berikut ini;

    Output tangible

    BungaDividenProduk

    Setengah jadiProduk Jadi

    Pendaptan

    Lain-lain

    Dijual Digunakan

    Sendiri Dijual Digunakan

    Sendiri

    Gambar 2.4 Elemen-Elemen Keluan Dalam model Pengukuran Produktivitas Total David J. Sumanth

  • 37

    2.11.1.b Elemen-Elemen Masukan (Tangible)

    1. Masukan Tenaga Kerja

    Sering kali pada kenyataannya haya buruh langsung yang

    dipertimbangkan dalam menentukan masukan tenaga

    kerja ini, padahal kita juga harus mempertimbangkan

    seluruh sumber daya manusia yang dipekerjakan untuk

    menghasilkan keluaran.

    Menurut becer dan gordan, terdapat empat katagori

    pekerja dalam setiap organisasi, yang ditandai dengan

    bayaknya koordinasi dan kebijakan yang digunakan serta

    sejauh mana mereka melakukan fungsi produksi,

    diantaranya;

    1. Manajer, yaitu yang tugas utamanya menangani

    proses koordinasi dan memiliki kekuasaan untuk

    membuat kebijakan contoh; menejer produksi

    2. Birokrat, yaitu mereka yang terlibat dalam proses

    koordinasi tetapi hanya memiliki kekuasaan yang

    sedikit atau bahkan tidak memiliki kekuasaan untuk

    membuat kebijakan dalam menjalankan tugasnya

    karena prosedur kerjanya ditentukan oleh manajer.

    Contoh petugas pembukuan

    3. Profesional, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan

    untuk menentukan kebijakan dalam kegiatannya

    sendiri. Contoh Insinyur

  • 38

    4. Buruh, yaitu mereka yang secara langsung bekerja

    dipabrik yang mana pekerjaannya ditentukan oleh

    pihak lain

    Kita menggunakan klasifikasi masukan tenaga kerja ini dalam

    setiap kajian produktivitas total. Jam orang dan besarnya gaji

    rata-rata dari ke-empat jenis masukan pekerja ini disusun

    untuk masing-masing produk dalam setiap periode analisis.

    2. Masukan Bahan

    Masukan bahan ini terdiri dari bahan baku dan kompone

    yang dibeli.

    Dasar Periode

    PadaBaku

    Bahan Beli Harga

    X

    Berjalan Periode

    Selama Terpakai Yang

    BakuBahan Jumlah

    =

    Berjalan Waktu Selama

    Dikonsumsi Yang

    BakuBahan Nilai

    yang dimaksud dengan nilai total bahan baku selama

    periode berjalan adalah penjumlahan nilai total bahan

    baku yang terpakai dengan nilai total komponen yang

    dibeli selama periode berjalan. Jika lebih dari satu produk

    yang dibuat oleh perusahaan, maka nilai masukan bahan

    total diperoleh dengan menjumlahkan nilai produk

    masing-masing. Sedangkan jika ada produk baru yang

    tidak diproduksi pada periode dasar tetapi diproduksi

    pada periode berjalan maka perhitungan untuk masing-

    masing bahan baku adalah sebagai berikut;

  • 39

    itubaku bahan untuk komoditas harga Indeks

    berjalan

    periode selamabaku

    bahan beli Harga

    X

    berjalan periode

    selama ini periode

    untuk terpakaiyang

    baku banaJumlah

    =

    dasar

    periode padadibuat

    tidakyangproduk

    untukberjalan periode

    pada terpakaiyang

    bakubahan nilai

    3. Masukan Energi

    Masukan energi adalah merupakan ongkos-ongkos untuk

    membayar sumber-sumber energi , seperti listrik,

    minyak, gas, batubara, dan air. Bila perusahaan

    menggunakan energi matahari maka ongkos panel-

    panelnya dianggap sebagaian dari modal tetap

    4. Masukan Modal

    Modal ini terdiri dari modal lancar dan modal tetap.

    Yang termasuk modal lancar diantaranya uang kas,

    tagihan piutang, uang yang diperlukan untuk persediaan

    dan uang yang akan dibayarkan. Adapun yang termasuk

    modal tetap adalah tanah, bangunan, mesin, peralatan,

    dan lain-lain.

    5. Masukan Biaya Lain-Lain

    Yang termasuk katagori masukan biaya lain-lain adalah

    semua jenis biaya-biya atau pengeluaran yang tidak

    termasuk pada ke-empat katagori masukan diatas.

    Misalnya; biaya tranportasi, pajak, biaya profesional,

  • 40

    biaya pemasaran, biaya pemrosesan informasi, dan lain-

    lain.

    Untuk lebih jelasnya elemen-elemen masukan ditas dapat

    digambarkan dalam skema dibawah ini;

    Input tangible

    ModalTenaga kerja

    - Manajer

    - Birokrat

    - Profesional

    - Buruh

    Bahan

    - Bahan baku

    - Bahan yang dibeli Tetap

    - Tanah

    - Bangunan

    - Mesin

    - Peralatan

    - Dll

    Biaya lain-lain

    - Biaya

    transportasi

    - Pajak

    - Biaya profesional

    - Biaya pemasaran

    - Biaya

    pemrosesan

    informasi

    Lancar

    - Kas

    - Persediaan

    - Piutang

    - Dll

    Egergi

    - Listrik

    - Miyak

    - Gas

    - Batubara

    - Air

    - Dll

    Gambar 2.5 Elemen-Elemen Masukan Dalam model Pengukuran

    Produktivitas Total David J. Sumanth

    2.11.2 Model Produktivitas Parsial POSPAC

    Model produktivitas parsial POSPAC pertama kali dicetuskan

    pada saat berlangsungnya kongres produktivitas dunia ke-4,

    pada bulan mei 1984 di olso, norwegia. Sehingga model

    pengukuran produktivitas ini diberi nama model pengukuran

    skandinavia atau habberstad.

    Pada dasarnya model ini, merupakan gabungan dari beberapa

    ukuran produktivitas parsial yang masing-masing akan

    menggambarkan produktivitas sebagai kelompaok aktivitas

    yang dikalsifikasikan kedalam enam kelompok, yang masing-

  • 41

    masing kelompok menunjang kepada perbaikan suatu jenis

    produktivitas di dalam perusahaan.

    Adapun ke-enam bidang yang dapat memungkinkan adanya

    peningkatan nilai tambah atau pengunaan sumber-sumber

    yang lebih efektif adalah;

    1. Produktivitas produksi (Production productivity)

    2. Produktivitas organisasi (Organization productivity)

    3. Produktivitas penjualan (Sales prodduktivity)

    4. Produktivitas produk (Produc productivity)

    5. Produktivitas tenaga kerja (Arbieter productivity)

    6. Produktivitas modal (Capital productivity)

    Untuk memberikan gambaran yang lebih lanjut tentang

    tindakan perbaikan produktivitas dari ke-enam jenis

    produktivitas parsial POSPAC. Dibawah ini akan disajikan

    table yang memperlihatkan contoh tindakan untuk perbaikan

    produktivitas tersebut;

    PRODUKTIVITAS

    JENIS

    TINDAKAN UNTUK PERBAIKAN

    PRODUKTIVITAS

    Produktivitas produksi perencanaan produksi

    penyusunan pabrik

    pengendalian ongkos dan kualitas

    analisis metode pengolahan produk

    penjadwalan pemeliharaan

    Produktivitas starategi perusahaan

  • 42

    organisasi pengembangan organisasi perusahaan

    peningkatan manajemen perusahaan

    rasionalisasi administrasi

    analisa personil

    Produktivitas

    penjualan

    analisis permintaan

    strategi tarip

    analisis distribusi/logistic

    organisasi fungsi pemasaran

    Produktivitas produk perencanaan produk

    pengembangan produk

    keuntungan produk

    analisis kebutuhan

    tanggapan pelanggan

    Produktivitas tenaga

    kerja

    pendidikan dan latihaan

    perbaikan metode-metode

    gaji sesuai prestasi

    motivasi

    lingkungan kerja

    Produktivitas modal pengendalian persediaan perusahaan

    manajemen keuangan

    analisis investasi

    perencanaan pengendaliaan ekonomi

    perusahaan

    Table 2.1 beberapa contoh tindakan untuk perbaikan produktivitass

  • 43

    Adapun formulasi matematis dari masing-masaing jenis

    produktivitas parsial POSPAC ini adalah;

    Tetap Aktiva

    Penjualan=Produksi tasProduktivi

    siAdministra Biaya Total

    Tambah Nilai=Organisasi tasProduktivi Nilai

    Tambah = Penjualan Biaya Bahan

    Penjualan Biaya Total

    Kotor Laba=Penjualan tasProduktivi

    Poduksi Biaya Total

    Kotor Laba=Produk tasProduktivi

    Kerja Tenaga Biaya

    Kotor Laba=Kerja tasTenagaProduktivi

    Modal

    Penjualan=Modal tasProduktivi

    2.11.3 Model Marvin E. Mundel

    Mervin E. Mundel mengemukakan tentang pengukuran

    indeks produktivitas (IP), dalam hal ini terdiri atas dua

    bentuk, yaiu;

    1. 100 X AOBP/RIBP

    OAMP/RIMP=IP

    2. 100 X RIMP/RIBP

    OAMP/OABP=IP

    dimana:

    IP = indeks produktivitas

    AOMP = keluaran agregat untuk periode dasar

  • 44

    RIMP = masukan untuk periode yang diukur

    RIBP = masukan untuk periode dasar

    Dari kedua bentuk pengukuran indeks produktivitas Marvin

    E. mundel di atas, tampak bahwa keduanya serupa, sehingga

    dalam penerapan produktivitas pada perusahaan, kita dapat

    menggunakan salah satunya. Bentuk formula yang pertama

    merupakan perbandingan antara indeks kinerja pada periode

    terukur dengan indeks kinerja dasarnya. Sedangkan bentuk

    formula yang kedua merupakan perbandingan antara indeks

    keluaran dengan indeks masukan.

    2.11.4 Model Craig-Harris Menurut Craig-Harris pengukuran produktivitas total

    dinyatakan dalam formulasi matematis sebagai berikut;

    Q+R+C+L

    Ot=Pt

    dimana;

    Pt = produktivitas total

    Ot = keluaran total

    L = factor masukan tenaga kerja

    C = factor masukan modal

    R = factor masukan bahan baku dan alat

    Q = paktor masukan lain pada barang dan jasa

  • 45

    Adapun penjelasan dari model craig-harris diatas adalah

    sebagai berikut;

    1. Keluaran = (jumlah unit yan g diproduksi

    X harga jual) + dividen +

    bunga + sumber-umber

    pendapatan lainnya

    2. Masukan tenaga kerja =

    Jumlah jam kerja tiap

    klasifikasi pekerja X upah rata-

    rata pada periode dasar para

    pekerja

    3. Masukan modal = Modal lancar + modal tetap

    4. Masukan bahan baku

    dan alat

    =

    Jumlah unit bahan baku dan

    komponen yang dibeli X harga

    bahan baku dan komponen

    pada periode dasar

    2.11.5 Pendekatan Angka Indeks

    Pada dasarnya angka indeks suatu besaran yang menunjukan

    variasi perubahan dalam waktu dan ruang mengenai suatu hal

    tertentu. Pengukuran angka indeks yang telah umum

    dilakukan terutama dalam bidang ekonomi adalah indeks

    harga dan indeks produksi yang biasanya dipergunakan untuk

    mengukur perubahan harga atau perubahan produksi

    sepanjang waktu tertentu. Dengan demikian angka indeks

    yang diperoleh dapat diperbandingkan dengan keadaan

  • 46

    periode dasar itu. Dari sini akan dapat terlihat perubahan

    apakah perubahan bersifat naik, tetap, atau juga turun.

    Sebagai contoh; misalnya harga suatu produk sebear 40 ribu

    rupiah dalam tahun dasar, katakanlah pada tahun 1989.

    kemudian diketahuai harga produk itu telah meningkat

    sebesar 60 ribu rupiah pada tahun 1990 dan 68 ribu rupiah

    pada tahun 1991. dengan memperlakukan harga 40 ribu

    rupiah sebagai seratus dalan tahun 1989 (tahun dasar). Maka

    indeks untuk tahun 1990 dan 1991, akan menjadi

    indeks harga 1990 = 15010040000

    60000x

    indeks harga 1991= 17010040000

    68000x

    berdasarkan angka indeks harga yang dihitung, kita

    mengetahuai bahwa harga produksi itu telah meningkat

    sebesar 50% dalam tahun 1990 dibandingkan terhadap harga

    tahun dasar 1989, serta harga telah meningkat sebesar 70%

    pada tahun 1991 dibandingkan pada harga tahun dasar 1989.

    kita dapat membuktikan secara mudah besar poersentase

    keniakan itu dengan rumus sebagai beruikut;

    %50%10040000

    4000060000

    x dan

    %70%10040000

    4000068000

    x

  • 47

    dengan menggunakan angka indeks kita dapat menyatakan

    produktivitas pada titik waktu yang berbeda. Beberapa

    pendekatan angka indeks akan dibahas berikut ini;

    2.10.6 Model Kendrick dan D. Creamer

    J.W. Kendrick dan D. Creamer pada tahun 1965

    memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas

    pada tingkat perusahaan. Angka indeks yang diperkenalkan

    Kendrick dan Creamer terdiri dari tiga jenis yaitu;

    produktivitas total, produktivitas faktor total, dan

    produktivitas parsial.

    Indeks prodduktivitas total untuk periode tertentu diukur

    sebagai berikut:

    Output periode tertentu dalam harga-harga periode dasar

    Input periode tertentu dalam harga-harga periode dasar

    Selisih antara output periode tertentu dalam harga-harga

    periode dasar dan input dalam harga-harga periode dasar

    menunjukan peningkatan ( atau penurunan ) produktivitas

    dalam periode itu.

    Indeks produktivitas faktor total diukur berdasarkan:

    Output bersih

    Infut faktor total

    Dimana;

    Output bersih = output total barang dan jasa antara

    Input faktor total = ( input jam kerja dari periode waktu

    tertentu yang diboboti berdasarkan

  • 48

    rata-rata penghasilan per jam dalam

    periode dasar) + (input modal dari

    periode tertentu yang dinyatakan dalam

    harga-harga periode dasar dan diboboti

    berdasarkan rate of return periode

    dasar, dengan penyusustan

    diperlakukan sebagai jasa antara)

    Peningkatan atau penurunan produktivitas dapat dilihat

    berdasarkan selisih antara output bersih dan input faktor total.

    Berdasarkan depenisi pengukuran diatas, tampak bahwa

    indeks produktivitas faktor total ditentukan dengan jalan

    mengeluarkan pengaruh dari barang-barang dan jasa antara

    yang ada pada sisi input dan output.

    Indek produktivitas parsial dapat ditentukan sebagai berikut;

    Produktivitas parsial dari tenaga kerja

    Output dalam hargaharga periode dasar Input tenaga kerja dalam harga-harga periode dasar

    Produktivitas parsial dari material

    Output dalam harga-harga periode dasar

    Input material dalam harga-harga periode dasar

    Catatan: Angka indeks pada periode dasar harus ditentukan

    sedemikian rupa agar bernilai 100 (seratus).

  • 49

    2.10.7 Model APC

    Pusat produktivitas amerika ( the American productivity

    center = APC ) telah mengemukanan ukuran produktivitas

    yang didefinisikan sebagai berikut:

    Frofitabilitas = biayabiaya

    penjualanhasil

    = unitperhargaxinputbayaknya

    unitperhargaxoutputbayaknya

    =biaya

    hargax

    inputbayaknya

    outputbayaknya

    = IP X indeks perbaikan harga

    Dari ukuran produktivitas yang dikemukakan APC tampak

    adanya hubungan frofitabilitas dengan produktivitas dan

    faktor perbaikan harga. Rasio produktivitas memberikan

    suatu indikasi penggunaan sumber-sumber dalam penghasilan

    output perusahaan.

    Model APC untuk pengukuran produktivitas pada tingkat

    perusahaan dapat ditunjukan pada gambar dibawah ini.

    Gambar 2.6 model APC untuk pengukuran produktivitas prusahaan

    OutputProses

    konverssi

    Finansial

    Fisik

    OutputInput

    Harga-harga input Harga-harga output

    Penjualan (Rp)

    LingkunganBisnis

    Pembelian (Rp)

  • 50

    Dalam model APC, kuantitas output dan input setiap tahun

    digandakan dengan harga-harga dan biaya per unit setiap

    tahun digandakan dengan kuantitas output dan input pada

    tahun tertentu akan menghasilkan indeks perbaikan harga

    pada tahun itu. Dengan diketahui indeks produktivitas dan

    indeks perbaikan harga. Maka indeks profitabilitas dapat

    ditentukan dengan jalan :

    Indeks frofitabilitas = indeks produktivitas X indeks perbaikan harga

    Atau

    Indeks produktivitas = indeks profitabilitas / indeks perbaikan harga

    Indeks perbaikan haga menunjukan perubahan dalam input

    terhadap biaya output perusahaan.

    Dalam model APC, biaya-biaya per unit tenaga kerja,

    material, dan energi dihitung atau ditentukan secara langsung,

    sedangkan perhitungan input modal ditentukan berdasarkan

    depresiasi total ditambah keuntungan relative terhadap harta

    total ( harta tetap + modal kerja) yang dipergunakan. Dengan

    demikian, input modal untuk satu periode tertentu =

    depresiasi untuk (periode itu + (ROA periode dasar) X (harta

    sekarang yang dipergunakan).

    Catatan ROA = return of asset