Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

10
GEOLOGI DAN ENDAPAN BATUBARA DAERAH ASAM-ASAM, KECAMATAN JORONG, KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN TUGAS AKHIR A Diajukan Sebagai Syarat Dalam Mencapai Kelulusan Strata Satu (S-1) Di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung Diajukan oleh : SEPTIANO GANDHI 12007002 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

Transcript of Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

Page 1: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

GEOLOGI DAN ENDAPAN BATUBARA

DAERAH ASAM-ASAM, KECAMATAN JORONG,

KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN

TUGAS AKHIR A

Diajukan Sebagai Syarat Dalam Mencapai Kelulusan Strata Satu (S-1)

Di Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian,

Institut Teknologi Bandung

Diajukan oleh :

SEPTIANO GANDHI

12007002

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2011

Page 2: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

iii

SARI

Daerah penelitian secara administratif berada di Daerah Asam-asam,

Kecamatan Jorong, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan dan secara geografis

terletak pada koordinat 3°50’35” – 3°53’18” Lintang Selatan dan 115°06’48” –

115°09’47” Bujur Timur. Luas wilayah penelitian adalah 28,3km².

Fisiografi daerah penelitian termasuk pada daerah perbukitan dengan

morfologi rendah. Daerah penelitian yang merupakan perbukitan dan dataran telah

terkena aktivitas manusia yang tinggi baik oleh pertambangan dan perkebunan.

Terdapat empat satuan batuan tidak resmi pada daerah penelitian, yaitu dari tua ke

muda saling selaras : Satuan Batulempung yang disetarakan dengan Formasi

Warukin bagian atas berumur Miosen Awal – Miosen Tengah; Satuan Batupasir A

yang disetarakan dengan Formasi Warukin bagian atas berumur Miosen Awal –

Miosen Tengah; Satuan Batubara yang disetarakan dengan Formasi Warukin bagian

atas berumur Miosen Tengah; dan Satuan Batupasir B yang yang disetarakan dengan

Formasi Dahor berumur Miosen Akhir – Pliosen Awal. Kemiringan lapisan yang

ditemukan di daerah penelitian memiliki arah umum baratdaya-timurlaut,

diperkirakan pembentukan struktur ini terjadi pada Kala Pliosen-Plistosen dengan

arah tegasan utama baratlaut-tenggara.

Terdapat 15 lapisan batubara di daerah penelitian yang dibagi menjadi tiga

kelompok lapisan, yaitu Kelompok A, Kelompok B, dan Kelompok C. Batubara

Kelompok A termasuk dalam rank sub-bituminus C, sedangkan batubara di

Kelompok B dan C diperkirakan berdasarkan kenampakan fisik dan posisi

stratigrafinya memiliki rank yang lebih tinggi. Potensi sumberdaya batubara terukur

dan tertunjuk dari gabungan Kelompok Batubara B dan C berturut – turut sebesar

3,3 juta ton dan 32,6 juta ton, sedangkan cadangan batubara terukur dan tertunjuk

dari Kelompok Batubara A berturut-turut sebesar 83,1 juta ton dan 175,5 juta ton.

Kata kunci : Asam-asam, Kalimantan Selatan, Formasi Warukin, Formasi Dahor,

Miosen Akhir, Batubara.

Page 3: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

iv

ABSTRACT

The research area is located in Asam-Asam, Jorong area, Tanah Laut region,

South Borneo Province and is geographically at 3°50’35” – 3°53’18” South

Latitude and 115°06’48” – 115°09’47” East Longitude. The area is about 28,3 m².

ThenPhysiography of the research area is categorized as hills with low

morphology. Research areas on hills and plains have weathered high volume of

human activities, be they in the form of mining or agriculture. There are four

unofficial stratigraphic units on the research area, they are deposited on conformoties

from the oldest to the latest as follow : The Claystone Unit that is interpreted as part

of Upper Warukin Formation was formed during Early – Middle Miocene, deposited

in Middle Neritic to Deltaic environment; The Sandtone A Unit that is interpreted as

part of Upper Warukin Formation was formed during Early – Middle Miocene,

deposited in middle neritic to deltaic environment; The Coal Unit that interpreted as

part of Upper Warukin Formation was formed during Middle Miocene, deposited in

delta – fluvial environment; and The Sandstone B Unit that is interpreted as part of

Dahor Formation was formed during Late Miocene – Pliocene, deposited in fluvial

environment. The dip of the units in the research area are majorly southwet –

northeast, the structure that formed this is interpreted happened in Pliocene –

Pleistocene.

There are 15 coal seams in the research area which are classified into three

seam groups, namely Group A, Group B, and Group C. Group A coal is within rank

sub-bituminus C, while coal in Group B and C is estimated based on its physical

appearance and its stratigafic position have higher rank. The measured and indicated

coal resources are 3,3 million tons and 32,6 million tons respectively within the

Group B and C coal seams. The measured and indicated coal reserves are 83,1

million tons and 175,5 million tons respectively within the Group A coal seams.

Keywords : Asam-asam, South Borneo, Warukin Formation, Dahor Formation, Late

Miocene, Coal.

Page 4: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat

dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul

“Geologi dan Endapan Batubara Daerah Asam-asam, Kecamatan Jorong, Kabupaten

Tanah Laut, Kalimantan Selatan”. Terima kasih sebesar-besarnya kepada PT

Arutmin Indonesia, yang telah memberikan kesempatan dan sarana kepada penulis

untuk menyelesaikan kegiatan ini.

Selama proses penulisan hingga selesainya laporan ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dan dukungan dari banyak pihak, karena itu dari segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Bambang Priadi dan Bapak Kristian N. Tabri yang senantiasa

memberikan masukan, arahan, dan juga kunjungan selama di lapangan.

2. Bapak Elino Febriadi, Bapak Iyus Sumarsono, dan Bapak Uki Cipta Alam

yang telah membimbing penulis selama di lapangan dan segenap karyawan

PT Arutmin Indonesia Balikpapan yang telah mendukung dan membantu

penulis di lapangan.

3. Kedua orang tua beserta keluarga dan Lidia Natania Liman yang selalu

mendukung dan memberi semangat kepada penulis.

4. Seluruh teman-teman geologi angkatan 2007 yang telah banyak membantu

penulis, terutama Hansen Wijaya, Albert Julian, Adi Firmandi, dan Dwi

Rachmawati diskusi dan sharing yang menarik.

5. Segenap karyawan Program Studi Teknik Geologi yang telah membantu

penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan pada tulisan ini, oleh

karena itu penulis berbesar hati menerima saran dan masukan dari semua pihak yang

sifatnya membangun demi hasil yang lebih baik sehingga di dalam pembuatan

laporan yang akan datang akan jauh lebih sempurna. Semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan ke depan.

Bandung, Juni 2011

Page 5: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

vi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN ii

SARI iii

ABSTRACT iv

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian 1

1.3 Akses dan Kondisi Daerah Penelitian

1.3.1 Kesampaian Daerah 2

1.3.2 Penduduk 2

1.3.3 Iklim 2

1.3.4 Flora, dan Fauna 2

1.4 Permasalahan 3

1.5 Tahapan Penelitian 4

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

2.1 Fisiografi 6

2.2 Stratigrafi Regional 7

2.3 Tektonik dan Struktur Regional 9

BAB 3 GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian 12

3.2 Stratigrafi Daerah Penelitian 14

3.2.1 Satuan Batulempung 14

3.2.2 Satuan Batupasir A 18

3.2.3 Satuan Batubara 21

Page 6: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

vii

3.2.4 Satuan Batupasir B 26

3.3 Struktur Geologi Daerah Penelitian 28

3.4 Sejarah Geologi Daerah Penelitian 29

BAB 4 ENDAPAN BATUBARA DAERAH PENELITIAN

4.1 Tinjauan Umum 31

4.1.1 Pembentukan Batubara 31

4.1.2 Lingkungan Pengendapan Batubara 33

4.1.3 Analisis Kualitas dan Klasifikasi Batubara 35

4.1.4 Metode Perhitungan Sumberdaya / Cadangan Batubara 37

4.2 Batubara Daerah Penelitian 40

4.2.1 Keberadaan dan Penyebaran Batubara 40

4.2.2 Kualitas Batubara 43

4.2.3 Sumberdaya / Cadangan Batubara 44

BAB 5 KESIMPULAN 45

DAFTAR PUSTAKA 46

LAMPIRAN 48

Page 7: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Setting Regional dari Bagian Timur Pulau Kalimantan 6

Gambar 2.2 Stratigrafi Regional daerah PKP2B PT Arutmin Indonesia 8

Gambar 2.3 Pola Struktur di timur Kalimantan pada Paleogen dan Neogene 10

Gambar 3.1 Area Tambang Terbuka 13

Gambar 3.2 Lokasi Tambang Galian / Tambang Liar 13

Gambar 3.3 Area Bekas Tambang 13

Gambar 3.4 Singkapan batulempung putih kemerahan di lokasi pengamatan Pt45. 15

Gambar 3.5 Singkapan batulempung kelabu gelap di lokasi pengamatan Pt20. 16

Gambar 3.6 Kontak batulanau – batupasir di lokasi pengamatan Pt32. 16

Gambar 3.7 Singkapan batupasir di lokasi pengamatan Pt47. 16

Gambar 3.8 Singkapan batubara di lokasi pengamatan Pt44. 17

Gambar 3.9 Singkapan batupasir di lokasi pengamatan Pt57. 19

Gambar 3.10 Kontak batubara - batulempung di lokasi pengamatan Pt59. 19

Gambar 3.11 Singkapan batulanau di lokasi pengamatan Pt56. 20

Gambar 3.12 Sisipan batupasir, konglomerat, dan batulempung diantara dua lapisan

batubara masif di lokasi pengamatan Pp23. 22

Gambar 3.13 Singkapan batubara dengan sisipan batupasir dan batulanau di

sebelah selatan lokasi pengamatan Pp23. 23

Gambar 3.14 Lokasi sumur bor dari kiri ke kanan A012, A064, dan A015. 24

Gambar 3.15 Log sinar gamma dari sumur bor pengamatan di Satuan Batubara. 25

Gambar 3.16 Respon log yang menghalus ke atas atau bell shaped pada

Oyster Creek Meander Belt (Cant, 1982). 25

Gambar 3.17. Batupasir pada lokasi pengamatan Rr07 27

Gambar 3.18 Konglomerat yang dijumpai pada lokasi pengamatan Rr07. 27

Gambar 3.19 Diagram bunga yang menunjukkan arah utama jurus baratdaya

– timurlaut. 29

Gambar 4.1 Proses Pembentukan Batubara (Anggayana, 2002). 31

Gambar 4.2 Lingkungan pengendapan batubara berdasarkan model lingkungan

batubara (Horne dkk.,1979; dalam Thomas, 2002). 35

Gambar 4.3 Pembagian daerah sumberdaya/ cadangan dengan metode circular

Page 8: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

ix

USGS (Wood dkk, 1983). 38

Gambar 4.4 Pengaruh kemiringan lapisan batubara pada perhitungan sumberdaya/

cadangan (Wood dkk, 1983). 39

Gambar 4.5 Batubara A6 dari singkapan batubara di lokasi pengamatan Pp23. 40

Gambar 4.6 Batubara C3 dari singkapan batubara di lokasi pengamatan Pt44. 42

Page 9: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

x

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 4.1 Klasifikasi Rank Batubara (ASTM, 1981). 37

Tabel 4.2 Data Singkapan Batubara di Kelompok A. 41

Tabel 4.3 Data Singkapan Batubara di Kelompok B. 42

Tabel 4.4 Data Singkapan Batubara di Kelompok C. 43

Page 10: Jbptitbpp Gdl Septianoga 22514 1 2011ta r

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Analisis Profil

LAMPIRAN B Analisis Petrografi

LAMPIRAN C Analisis Granulometri

LAMPIRAN D Analisis Kualitas Batubara

LAMPIRAN E Analisis Sumberdaya Batubara

LAMPIRAN F Peta dan Penampang (Dalam Kantung)

Peta Geomorfologi

Peta Lintasan

Peta Geologi

Peta Penyebaran Batubara