Jbptitbpp Gdl Rosiannani 31554 7 2008ta 6
-
Upload
chandra-boangmanalu -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of Jbptitbpp Gdl Rosiannani 31554 7 2008ta 6
VI - 1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Insiden tumpahan minyak yang kerap terjadi di wilayah Pulau Pramuka mengakibatkan
minyak terkonsentrasi di wilayah pesisir dan pantai pulau ini. Berdasarkan hasil
pengukuran laboratorium, konsentrasi sisa minyak di Pulau Pramuka berkisar antara 0%-
1.172%. Sebagian besar dari konsentrasi tersebut telah memenuhi baku mutu bagi
kesehatan manusia, yakni 1%, namun berdasarkan zona kosentrasinya perlu adanya upaya
pemulihan terhadap ekosistem. Sisa minyak dengan konsentrasi rendah berada dekat
dengan wilayah pemukiman, sementara. wilayah terumbu karang dan hutan bakau
mengandung sisa minyak dengan konsentrasi tinggi. Wilayah dengan sensitivitas tinggi
seperti terumbu karang dan hutan bakau lebih sulit untuk melakukan pembersihan alami
terhadap tumpahan minyak.
Temperatur permukaan laut pada wilayah studi tidak memiliki perbedaan yang signifikan
antar musim, yakni pada musim timur berkisar antara 28.88 – 30.340C dan pada musim
timur berkisar antara 28.73 – 30.700C. Temperatur tidak memberikan perbedaan tingkat
kerentanan wilayah terhadap tumpahan minyak. Rentang temperatur ini akan
menyebabkan tingginya laju proses evaporasi dan proses biodegradasi. Akibatnya
sebagian besar minyak yang tumpah di sekitar wilayah studi akan terevaporasi dan
memiliki kecenderungan rendah untuk bergerak secara vertikal. Faktor temperatur
menjadi faktor pendukung proses biodegradasi karena temperatur di wilayah ini berada
dalam rentang temperatur optimum proses biodegradasi.
Nilai konsentrasi klorofil-a di Pulau Pramuka memiliki pola musiman, yakni pada musim
timur lebih rendah daripada musim barat. Pada musim timur, klorofil-a berkisar antara
0.421 – 23.964 mg/m3, sementara pada musim barat berkisar antara 0.605 – 25.499
mg/m3. Wilayah Pramuka sebelah timur mengandung konsentrasi klorofil-a lebih rendah
daripada wilayah Pramuka sebelah barat. Nilai konsentrasi klorofil perolehan
mengindikasikan kehadiran plankton yang cukup dan mempengaruhi sebaran nutrien di
VI - 2
wilayah Pulau Pramuka. Sebaran nutrien lebih tinggi berada di barat Pramuka. Perbedaan
sebaran ini menyebabkan laju biodegradasi di wilayah barat akan lebih cepat daripada di
wilayah timur. Selain itu pada musim barat laju biodegradasi di wilayah studi akan lebih
tinggi dibanding wilayah dan musim lainnya.
CDOM di wilayah Pulau Pramuka berkisar antara 0.028 0 0.053 m-1. Nilai CDOM
memiliki korelasi positif terhadap nilai salinitas. Perkiraan nilai salinitas dari hasil regresi
CDOM dan nilai salinitas pengukuran lapangan yang dilakukan LAPAN adalah sebesar
30.90-31.94%. Nilai salinitas ini berada pada rentang salinitas optimum yakni nilai
salinitas yang dapat mendukung kehidupan organisme perairan laut. Oleh karena itu,
salinitas tidak menjadi faktor pembatas dalam proses penguraian minyak secara biologi di
wilayah Pulau Pramuka.
Proses pada minyak terjadi dalam tingkat dan laju yang berbeda-beda dipengaruhi oleh
kondisi musim dan kondisi wilayah. Wilayah Pulau Pramuka sebelah barat mengalami
proses pembersihan minyak lebih baik daripada Pulau Pramuka timur. Proses penyisihan
juga berlangsung lebih baik pada musim barat dibandingkan pada musim timur. Proses
penyebaran berlangsung lebih cepat pada musim barat dibandingkan dengan musim
timur. Proses pembersihan minyak oleh gelombang juga terjadi lebih baik pada musim
barat.
VI.2 Saran
Sisa tumpahan minyak masih terdapat di wilayah pesisir pantai Pulau Pramuka, baik di
area dengan tutupan lahan vegetasi maupun pemukiman penduduk. Untuk mengetahui
dampak tumpahan minyak terhadap kesehatan masyarakat di Pulau Pramuka, studi
mengenai tingkat kontaminasi minyak di dalam air tanah perlu untuk diteliti. Studi
mengenai hubungan klorofil-a terhadap sebaran nutrien perlu untuk diketahui lebih lanjut.
Penelitian ini menggunakan studi pustaka sebagai referensi korelasi tidak langsung antara
klorofil-a dan sebaran nutrien. Studi lebih jauh mengenai korelasi langsung antara
klorofil-a dan nutrien dapat dilakukan untuk mengetahui pengaruh sebaran klorofil
terhadap sebaran biomassa dan laju biodegradasi minyak. Konsentrasi klorofil-a di
wilayah barat Pulau Pramuka yang cukup tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi.
Eutrofikasi merupakan salah satu bentuk pencemaran perairan laut selain tumpahan
VI - 3
minyak. Olah karena itu keberadaannya perlu dipantau agar kualitas airlaut di wilayah ini
tidak mengalami penurunan.
Konsentrasi CDOM juga akan mempengaruhi sebaran senyawa organik di perairan
pesisir. Senyawa organik bermanfaat bagi mikroorganisme sebagai substrat. Oleh karena
itu CDOM selain memiliki korelasi terhadap salinitas juga dapat mempengaruhi laju
biodegradasi secara langsung. Studi lebih jauh dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat
korelasi antara CDOM dan laju biodegradasi.
Upaya pembersihan lanjutan terhadap sisa minyak tidak perlu dilakukan pada daerah
dengan konsentrasi sisa minyak rendah. Pada area spesifik seperti terumbu karang dan
hutan bakau, proses pembersihan perlu dilakukan karena dapat memberikan dampak
negarif pada kehidupan ekosistem ini. Upaya pembersihan juga dapat disertai dengan
upaya penanaman ekosistem bakau dan terumbu karang kembali sehingga
keseimbangannya tetap terjaga. Upaya manajemen penanggulangan tumpahan minyak
dapat dilakukan baik oleh pihak perusahaan pengeboran minyak maupun penduduk dan
pemerintah setempat.