Jazz Music Center Semarangeprints.undip.ac.id/44971/6/Yoga_Giovantri_21020110141108_BAB_V… ·...
Transcript of Jazz Music Center Semarangeprints.undip.ac.id/44971/6/Yoga_Giovantri_21020110141108_BAB_V… ·...
JAZZ MUSIC CENTER
76
BAB V
LAPORAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
5.1 KONSEP DASAR PERENCANAAN
Konsep dasar perencanaan Jazz Music Center di Semarang sebagai salah satu upaya
meningkatkan kualitas kegiatan musik jazz di Kota Semarang.
5.1.1 Program Ruang
Berikut merupakan tabel program ruang yang telah direncanakan untuk menjadi acuan
dalam perancangan Jazz Music Center di Semarang.
No Kelompok
Ruang
Ruang
Unit Standar Sumber
Kapasitas
(Org) Luas(m²)
1 Kelompok Kursus Musik
Contemporary
Piano 1 5m²/orang DA 1 5 m²
Gitar 1 5m²/orang DA 1 5 m²
Biola 1 1,8m²/orang DA 1 1,8 m²
Keyboard 2 5,3m²/orang DA 1 10,6 m²
Vokal 1 1,8m²/orang DA 3 5,4 m²
Drum 1 5,3m²/orang DA 1 5,3 m²
Saxophone 1 1,8m²/orang DA 1 1,8 m²
KMA 1 1,8m²/orang DA 4 7,2 m²
CEC 1 5,3m²/orang DA 5 26,5 m²
Flute 1 1,8m²/orang DA 1 1,8 m²
Electone 1 5,3m²/orang DA 3 15,9 m²
Ruang Resital
Panggung 1 2m²/orang SB 10 20 m²
Audience 1 1m²/orang SB 50 50 m²
Coaching Clinic
1 2m²/orang SB 10 20 m²
Ruang Pengelola
1 4m²/orang SB 10 40 m²
Ruang Pengajar
3 4m²/orang DA 10 120 m²
Ruang Teori 2 2m²/orang DA 40 160 m² Lobby 1 1,5m²/orang A 45 67,5 m²
KM/WC 4 3m²/orang DA 12 m²
Jumlah 575,8 m²
Sirkulasi 30%
172,74 m²
Total 748,54 m²
No Kelompok Ruang
Ruang Unit Standard Sumber Kapasitas Luas (m²)
2 Kelompok Ruang Publik
R. Informasi 1 2m²/orang DM 5 10 m²
Wifi Area 1 2m²/orang A 40 80 m²
Hall 1 1,5m²/orang DA 50 75 m²
Main Lobby 1 1,5m²/orang A 30 45 m²
Open Theater 1 1m²/orang DA 150 150 m²
JAZZ MUSIC CENTER
77
Studio Musik 4 2m²/orang A 15 120 m²
Recorder 2 10m²/unit A 20 m²
KM/WC 2 3m²/unit DA 6 m²
Jumlah 506 m²
Sirkulasi 30%
151,8 m²
Total 657,8 m²
No Kelompok Ruang
Ruang Unit Standard Sumber Kapasitas Luas (m²)
3 Perfomance Jazz Music Center
R. Lobby 1 1m²/orang DM 250 250 m²
Ruang Panggung
1 3m²/orang DA 15 45 m²
R. Audience 1 1,2m²/orang DA 1000 1200 m²
R. Rehearsal 1 2m²/orang SB 55 110 m²
R. Rias 1 1,5m²/orang A 10 15 m²
R. Persiapan Panitia
1 1,5m²/orang SB 30 45 m²
R. Artis 2 2m²/orang SB 20 80 m²
R. Konfrensi 1 1,2m²/orang SB 30 36 m²
R. Pameran 1 1,2m²/orang SB 75 90 m²
R. Rekaman 1 2m²/orang A 5 10 m²
Studio 2 2m²/orang A 10 40 m²
R. Set Property 1 2m²/orang A 10 20 m²
R. Lampu 1 20m²/orang A 5 100 m²
Op. Lighting 1 10m²/orang A 5 50 m²
R. Kantor Pengelola
1 8,3m²/orang DA 10 83 m²
R.Kontrol 1 4m²/Org DA 10 40 m²
R. Gudang 1 2 m²/Org DA 25 50 m²
R. AHU 1 25 m²/unit A 25 m²
R. Genset 1 25 m²/unit DA 25 m²
KM/WC 10 3 m²/unit DA 30 m²
Jumlah 2344 m²
Sirkulasi 30%
703,2 m²
Total 3047,2 m²
No Kelompok Ruang
Ruang Unit Standard Sumber Kapasitas Luas (m²)
4 Jazz Club R. Panggung 1 3 m²/orang DA 10 30 m²
R. Audience 1 1,2 m²/orang DA 150 180 m²
Lounge 1 1 m²/orang SB 50 50 m²
Ruang Artis 1 2 m²/orang SB 10 20 m²
R. Lightning 1 20m²/unit A 5 20 m²
R. Kontrol 1 4m²/orang A 5 20 m²
R. Gudang 1 2 m²/orang A 20 40 m²
Kafetaria
Bar 1 2 m²/orang A 8 16 m²
Dapur 1 2 m²/orang A 25 50 m²
KM/WC 4 3 m²/unit DA 12 m²
JAZZ MUSIC CENTER
78
Jumlah 438 m²
Sirkulasi 30%
131,4 m²
Total 569,4 m²
No Kelompok Ruang
Ruang Unit Standard Sumber Kapasitas Luas (m²)
5 Kelompok Ruang Pengelola Utama
Ruang general manager
1 9 m²/orang SB 3 27 m²
Ruang sekretaris
3 6 m²/orang SB 3 54 m²
Ruang sekretariat
5 7,5 m²/orang SB 5 187,5 m²
R. divisi 3 7,5 m²/orang SB 1 22,5 m²
R. Rapat 1 2 m²/orang DA 15 30 m²
R. Arsip 2 1,5 m²/unit A 3 m²
R. Tamu 1 2 m²/orang A 5 10 m²
R. Kariawan 1 4 m²/orang DA 10 40 m²
R. wartawan dan pers
1 2 m²/orang A 20 40 m²
R. Photocopy 1 A 3 3 m²
R. Gudang 1 3 m²/unit A 3 m²
KM/WC 2 3 m²/unit DA 6 m²
Jumlah 426 m²
Sirkulasi 30%
127,8 m²
Total 553,8 m²
No Kelompok Ruang
Ruang Unit Standard Sumber Kapasitas Luas (m²)
6 Kelompok Perpustakaan
R. Informasi 1 2 m²/Orang DA 5 10 m²
Hall 1 1,5 m²/Orang
A 30 45 m²
Main Lobby 1 5 m²/Orang A 5 25 m²
R. Administrasi 1 5 m²/Orang
A
5
25 m²
R. Kepala Perpustakaan
1
4 m²/Orang
DA
1
4 m²
R. Sekretaris 1 4 m²/Orang
A
2
8 m²
R. Baca Umum 2 2 m²/Orang DA 100 400 m²
R. Penitipan 1 4 m²/orang A 4 m²
R. Buku 2700 buku
R. Katalog 1 2,1 m²/Orang
A 5 10,5 m²
R. Photocopy 1 A 3 m²
Gudang 1 3 m²/Orang A 3 m²
Jumlah 537,5 m²
Sirkulasi 30%
161,25 m²
JAZZ MUSIC CENTER
79
Total 698,75 m²
No Kelompok Ruang
Ruang Unit Standard Sumber Kapasitas Luas (m²)
7 Kamar Ruang tamu 1 0,75 m²/orang
DA 5 3,75 m²
Ruang makan 1 1 m²/orang SB 4 4 m²
Ruang bersama
1 1,2 m²/orang SB 5 6 m²
KM/WC 1 3 m²/unit DA 3 m²
House Keeping
2 30/unit DA 60 m²
Jumlah 76,75 m²
Sirkulasi 20%
15,35 m²
Total 92,1 m²
Jumlah 19 unit 1749,9 m²
No Kelompok Ruang
Ruang Unit Standard Sumber Kapasitas Luas (m²)
8 Mushola R. Sholat 1 0,75 m²/orang
SB 100 75 m²
Tempat wudhu
2 0,48 m²/orang
SB 10 9,6 m²
9 Kafetaria R.Makan 1 225 m²/unit A 225 m²
R.pengelola 1 3 m²/orang SB 5 15 m²
R.Saji 1 1 m²/Orang A 30 30 m²
R.Cuci 1 1 m²/Orang A 20 20 m²
Dapur 1 2 m²/Orang DA 20 40 m²
10 Toilet - Pria 2 1,2 m²/orang DM 10 24 m²
- Wanita 2 1,2 m²/orang DM 10 24 m²
Jumlah 462,6 m²
Sirkulasi 20%
92,52 m²
Total 555,12 m²
No Kelompok Ruang
Kendaraan Unit Perhitungan Sumber Kapasitas
(m²) Luas (m²)
11 Parkir Parkir pengunjung
Motor (standar 2 orang)
60% 1500 x 60%= 900/2= 450
DA 2 m²/motor 900 m²
Mobil (standar 5 orang)
40% 1500 x 40%= 600/5 = 120
DA 10,35 m²/mobil
1242 m²
Parkir Pengelola
Motor (standar 2 orang)
60% 50 x 60% = 30/2=15
DA 2 m²/motor 30 m²
Mobil (standar 5 orang)
40% 50 x 40% = 20/5 = 4
DA 10,35 m²/mobil
41,4 m²
JAZZ MUSIC CENTER
80
Jumlah 2213,4 m²
Sirkulasi 100%
2213,4 m²
Total 4426,8 m²
Dengan begitu hasil penjumlahan kelompok ruang tersebut sebagai berikut
5.1.2 Aspek Kontekstual
Dari hasil perhitungan bobot alternatif tapak, maka didapatkan lah alternatif tapak
pertama yang paling mencukupi.
No Kriteria Tapak Bobot (b) Nilai (n) Skor (b.n)
1 Pencapaian ke tapak 25 3 75
2 Kemudahan Ekspansi 20 1 20
3 Kontur,perletakan dan bentuk 10 2 20
4 Lingkungan sekitar tapak 20 3 60
5 Utilitas kota 25 3 75
Jumlah 100 12 250
Peruntukan lahan sesuai RDTRK adalah untuk pusat pendidikan tinggi, Kawasan
olahraga, pelayanan umum dan permukiman. Sedangkan ketentuan bangunannya
adalah KDB Maksimal 60%, KLB 1,8 GSB 29 m. Terletak di Jalan Sisingamangaraja. Luas
total tapak ini sekitar 14016 m².
No Kelompok Ruang Luas (m²)
1 Sekolah musik 748,54 m²
2 Ruang Publik 657,8 m²
3 Perfomance Hall Farabi Music Center
3047,2 m²
4 Jazz club 569,4 m²
5 Ruang pengelola utama 553,8 m²
6 Perpustakaan 698,75 m²
7 Penginapan 1749,9 m²
8 Fasilitas pelengkap 555,12 m²
9 Area parkir 4426,8 m²
Luas keseluruhan 13.007,31 m² dibulatkan menjadi 13.007 m²
Tabel 5.2 Jumlah Keseluruhan Luas Ruang
Sumber : Analisis penulis
Tabel 5.1 Besaran Luas Ruang Jazz Music Center Sumber: analisa penulis
Tabel 5.3 Penilaian Alternatif Tapak 1
Sumber : Analisis penulis
JAZZ MUSIC CENTER
81
Dengan batas-batas sebagai berikut :
Batas tapak
Sebelah Utara : Jalan Sisingamangaraja
Sebelah Selatan : Tanah kosong
Sebelah Barat : Grand Candi Resident
Sebelah Timur : Jalan Klabat
Berdasarkan peraturan bangunan setempat maka luas lahan yang boleh dibangun
adalah = KDB X Luas Tapak
= 60% x 14016 m2
= 8409,6 m2
Luas ruang total 13007 m2
Persyaratan ketinggian bangunan
= Luas program ruang total/ luas lahan yang boleh dibangun
= 13007 m2 / 8409,6 m2
= 1,5 Lt = 2 ≤ 3 lantai (memenuhi persyaratan)
Persyaratan KLB
= luas total bangunan < KLB x Luas Tapak
= 13007 m2 < (1,8 x 14016) m2
= 13007 m2 < 25228,8 m2 (memenuhi persyaratan)
5.2 PENDEKATAN ASPEK KINERJA
5.2.1 Persayaratan Bangunan
5.2.1.1 Sistem Pencahayaan
a. Pencahayaan Alami
Pemakaian sumber pencahayaan alami (cahaya matahari) untuk memenuhi kebutuhan
pencahayaan pada ruang–ruang dalam bangunan khususnya pada area dengan kebutuhan
intensitas cahaya yang tinggi seperti pada ruang kelas, penginapan, dan perpustakaan.
Gambar 5.1 Alternatif tapak 1
Sumber : wikimapia.com
JAZZ MUSIC CENTER
82
Pencahayaan buatan, hanya sebagai pencahayaan tambahan dan pencahayaan pada malam
hari, pencahayaan buatan juga dipakai pada ruang-ruang khusus yang memerlukan
pencahayaan 24 jam secara aktif, ruang–ruang dengan intensitas cahaya tertentu, serta
ruang-ruang tertentu yang tidak terjangkau oleh cahaya matahari karena posisi ruang yang
tidak dimungkinkan. Pada area yang terkena silau matahari dapat di dikurangai dengan sun
shading atau dengan penggunaan material peredam sinar, seperti keberadaan lembar
insulasi thermal dibawah atap.
Pencahayaaan alami, adalah sistem pencahayaan yang memanfaatkan cahaya
matahari seoptimal mungkin dengan penciptaan bukaan-bukaan dan atau penempatan
bahan-bahan transparan atau tembus cahaya.
Pencahayaan buatan yang digunakan adalah sistem pencahayaan dengan
menggunakan sumber cahaya di luar cahaya alami (matahari) seperti cahaya lampu dan
energi listrik baik listrik PLN maupun generator.
b. Pencahayaan Buatan
Digunakan untuk penerangan malam hari dengan menggunakan lampu atau pada saat
intensitas matahari menurun. Disamping itu, pencahayaan ruangan digunakan untuk
memberi kesan ruang sehingga dapat menciptakan suasana yang diinginkan.
Pencahayaan buatan ini menggunakan 2 macam sistem, yaitu :
Pencahayaan umum
Pencahayaan umum digunakan untuk ruangan dengan kegiatan relatif sama dan
Gambar 5.2 Sistem pencahayaan buatan Sumber : Neufert, Architects’Data, 3rd Edition, 2000
Gambar 5.3 Sistem pencahayaan alami Sumber : Neufert, Architects’Data, 3rd Edition, 2000
JAZZ MUSIC CENTER
83
tingkat privacy relatif kecil, serta ruang-ruang yang tidak memerlukan karakter
tertentu seperti hall / lobby, ruang pengelola, dan ruang operasional.
Pencahayaan khusus
Pencahayaan khusus untuk memberikan kesan tertentu, sehingga karakter
ruangan akan mempengaruhi faktor psikis penggunanya. Pencahayaan ini terutama
untuk menciptakan suasana yang ramah dan bersahabat. Pencahayaan khusus
banyak digunakan pada ruang performance hall, resital, ruang kelas, studio musik,
restaurant , ruang meting, ruang tidur dan ruang-ruang yang berkarakterisrik lainnya.
Kekuatan cahaya disesuaikan dengan eksistensi ruangan itu sendiri, artinya seberapa
jauh / banyak karakteristik ruangan yang ditampilkan.
Untuk menghemat energi untuk pencahayaan menggunakan energy saver yang
akan mematikan lampu lampu tertentu tanpa harus dimatikan manual. Sebagai
contoh penerapannya bisa dilakukan di kamar tidur. Apabila kamar tidur dikunci dari
luar otomatis lampu akan mati sendiri.
5.2.1.2 Sistem Penghawaan 1. Penghawaan alami
Sistem penghawaan alami dengan menggunakan system silang (cross ventilation).
Berbagai cara dapat digunakan untuk memungkinkan ventilasi silang antara lain
dengan memberikan bukaan pada dinding bangunan yang berlawanan atau
berhadapan untuk sirkulasi udara bersih dan kotor. Digunakan pada ruang-ruang
selain unit kantor maupun hunian hotel seperti lavatory, gudang, dan dapur.
2. Penghawaan Buatan
Penghawaan buatan dengan menggunakan AC (Air Conditioner). Terdapat dua
jenis AC yaitu :
AC Split
Sesuai namanya, split, konsep utama AC jenis ini adalah memisahkan
antara bagian siklus yang bisa ditoleransi untuk penempatan di dalam
ruangan, dengan bagian yang relatif tidak tepat untuk berada di dalam
ruangan (karena bising atau menjadi sumber panas). Pada sistem AC ini
dikenal bagian AC yang ditempatkan di dalam ruangan (indoor unit), dan
bagian yang diletakkan di luar ruangan (outdoor unit).
Bagian indoor unit, hanya berisikan komponen evaporator. Sedangkan
bagian outdoor unit, berisikan kompressor, kondenser dan expantion valve.
Antara indoor dan outdoor unit, dihubungkan oleh pipa tembaga (copper
pipe).
Jenis AC split yang paling cocok untuk rumah tinggal sementara (residential)
seperti hotel ialah AC split wall-mounted yang peletakan unitnya menempel
di dinding (wall).
AC Central
Sistem ini memerlukan menara pendingin (cooling tower) dan chiller yang
ditempatkan di luar bangunan. Pada hotel, AC central diletakkan di ruang-
ruang publik, seperti koridor, hall, dan lobby serta pada kantor pengelola. Di
JAZZ MUSIC CENTER
84
setiap lantai yang menggunakan penghawaan dengan AC central
membutuhkan sebuah ruang untuk Air Handling Unit (AHU).
5.2.2 Persayaratan Utilitas 5.2.2.1 Sistem Jaringan Air Bersih
Instalasi pipa pada bangunan digunakan untuk mengalirkan air bersih, air es (air
dingin) untuk keperluan tata udara, air untuk pencegahan dan penanggulangan bahaya
kebakaran, pembuangan air kotor, air buangan, air hujan, dan air limbh. Selain itu, ada
pula jaringan pipa untuk ventilasi dan saluran gas. Jaringan pipa diatur menurut arah
vertikal yang disembunyikan dalam saluran khusus didalam tembok (shaft), sedangkan
untuk arah horisontal, biasanya ditempatkan pada langit-langit atau lantai instalasi
yang tidak dapat langsung terlihat. Untuk membedakan pipa satu dengan yang lain,
pipa diberi warna dan diberi arah aliran sesuai dengan muatan dan fungsinya.
Terdapat dua sistem distribusi air bersih pada bangunan, yaitu :
1) Up Feed Riser System
Pada sistem ini, air bersih langsung dipompa ke atas pada ruang-ruang yang
membutuhkan. Apabila tekanan air memenuhi syarat, air yang ditampung pada ground
reservoir dapat langsung didistribusikan ke tiap-tiap lantai bangunan dengan bantuan
pompa. Keuntungannya tidak membutuhkan tangki penyimpanan di atas bangunan.
Namun, kerugiannya aliran air bersih tidak dapat mengalir bila aliran listrik padam,
dibutuhkan beberapa pompa tekan otomatis kekuatan tinggi dan umumnya pada
daerah teratas kekuatan air menjadi relatif kecil, terutama untuk bangunan bertingkat
tinggi.
2) Down Feed Riser System
Sistem ini bekerja dengan memompakan air bersih ke atas, ditampung dalam
water reservoir, baru kemudian disalurkan ke ruang-ruang yang membutuhkan.
Apabila tekanan air tidak memenuhi syarat, maka air yang ditampung di ground
reservoir dipompa naik untuk ditampung pada water reservoir. Dari sana baru dialirkan
ke tiap-tiap lantai melalui sistem gravitasi. Keuntungannya, sistem ini masih lebih
dapat menjamin kelangsungan aliran air bersih walaupun aliran listrik padam dan
umumnya kekuatan air di setiap lantai relatif sama (tidak tergantung pada ketinggian
bangunan).
Namun sistem ini membutuhkan ruangan untuk tangki di atas bangunan sehingga
menambah beban yang dipikul oleh bangunan.
Distribusi air bersih dengan sistem down feed distribution lebih efisien dan hemat
dimana energi listrik untuk memompa ke roof tank lebih terpantau serta distribusi air
kebawah dengan sistem gravitasi.
5.2.2.2 Sistem Jaringan Air Kotor
Sistem Jaringan air kotor berkaitan permasalahan pembuangan limbah bangunan
yang berupa. Buangan pada bangunan ada tiga jenis, yaitu :
a. Air kotor yang berasal dari kamar mandi, wastafel, dan kantin.
b. Air hujan yang jatuh keatap bangunan atau tapak bangunan dapat dibuang ke
saluran kota.
JAZZ MUSIC CENTER
85
c. Air kotor yang berasal dari buangan WC, urinoir dan air buangan tanaman (yang
mengandung tanah) diairkan dulu ke septictank kemudian ke sumur peresapan.
Air kotor yang berasal dari KM, wastafel dan kantin disalurkan ke peresapan, air
kotor yang berasal dari buangan WC, urinoir dan air buangan tanaman (yang
mengandung tanah) diairkan dulu ke septictank kemudian ke sumur peresapan.
Sedangkan air hujan yang jatuh keatap bangunan atau tapak bangunan dapat dibuang
ke saluran kota.
5.2.2.3 Jaringan Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui
transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke tiap-tiap unit kantor pengelola
dan unit hunian, melalui meteran yang letaknya menjadi satu ruang dengan ruang
panel (hal ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring). Untuk keadaan darurat
disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch system yang secara
otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik
dari sumber utama PLN yang terputus.
Generator set mempunyai kekuatan 70% dari keadaan normal. Perlu diperhatikan
bahwa generator set ini membutuhkan persyaratan ruang tersendiri, untuk meredam
suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk mereduksi getaran dan suara ini
digunakan double slab, pada ruang ini juga bisa dilapisi dengan rockwall.
5.2.2.4 Jaringan Sampah Sistem jaringan sampah yaitu dengan menyediakan tempat sampah pada ruang-
ruang yang menghasilkan sampah basah seperti kantin, kafetaria, dan penginapan.
Sedangkan untuk kantor pengelola dan area aktif lainnya yang banyak menghasilkan
sampah kering dikumpulkan di tempat sampah biasa. Sampah-sampah tersebut
kemudian akan dikumpulkan dalam tempat penampungan sampah sementara dengan
troli dan selanjutnya diangkut untuk dibuang ke TPA kota dengan truk dari Dinas
Kebersihan Kota.
5.2.2.5 Jaringan Pemadam Kebakaran Instalasi pemadam api pada bangunan tinggi menggunakan peralatan pemadam
api instalasi tetap. Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang
secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat
pemadam. Terbagi atas dua bagian, yaitu system otomatis dan system semi otomatis.
Pada system otomatis, manusia hanya diperlukan untuk menjada kemungkinan
lain yang terjadi. Sistem deteksi awal terdiri dari :
a. Alat deteksi asap (smoke detector)
Air Kotor Peresapan
Air Hujan
Saluran
Pembuangan Kota
Bak Kontrol
JAZZ MUSIC CENTER
86
Mempunyai kepekaan yang tinggi dan akan memberikan alarm bila terjadi asap di
ruang tempat alat tersebut dipasang
b. Alat deteksi nyala api (flame detector)
Dapat mendeteksi adanya nyala api yang tidak terkendali dengan cara menangkap
sinar ultraviolet yang dipancarkan nyala api tersebut.
c. Hydrant kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah
terjadi dengan menggunakan alat baku air. Jumlah pemakaian hidran 1 (satu)
buah per 800m². Hidran ini dibagi menjadi :
Hidran kebakaran dalam gedung
Selang kebakaran dengan diameter antara 1,5”-2” harus terbuat dari bahan
yang tahan panas, dengan panjang 20-30 meter.
Hidran kebakaran di halaman
Hidran di halaman harus menggunakan katup pembuka dengan diameter 4”
untuk 2 kopling, diameter 6” untuk 3 kopling dan mampu mengalirkan air
250 galon/menit atau 950 liter/menit untuk setiap kopling.
d. Sprinkler
Alat ini akan bekerja bila suhu udara di ruangan mencapai 60oC-70oC. Penutup
kaca pada sprinkler akan pecah dan menyemburkan air. Setiap sprinkler head
dapat melayani luas area 10-20m2 dengan ketinggian ruangan 3 meter.Jarak
antara dua sprinkler head biasanya 4 meter di dalam ruangan dan 6 meter di
koridor.Sprinkler biasanya diletakkan di dalam maupun unit hunian apartemen,
dan koridor.
e. Fire Extenghuiser
Berupa tabung yang berisi zat kimia, penempatan setiap 20-25 meter dengan
jarak jangkauan seluas 200-250 cm.
5.2.2.6 Jaringan Komunikasi Sistem telekomunikasi digunakan untuk menunjang sistem komunikasi/informasi
internal dan eksternal bangunan. Penggunaan telepon secara otomatis dengan sistem
PABX (Private Automatic Branch Exchange) untuk kemudahan pelayanan
telekomunikasi dengan back up sistem manual dengan bantuan operator.
WiFi (jaringan komunikasi tanpa kabel) dan LAN (Local Area Network) yaitu sistem
Api Alat
Deteksi Panel Alarm
Manusia Sistem Start
Alat Pemadam
Aktif
Api Alat
Deteksi Panel Alarm
Sistem Start
Alat Pemadam
Aktif
Sistem Otomatis
Sistem Semi Otomatis
Gambar 5.4 Sistem Semi Otomatis dan Otomatis Sumber: Utilitas Bangunan
JAZZ MUSIC CENTER
87
komunikasi data, berupa pertukaran informasi dan data antar komputer dalam satu
bangunan untuk kepentingan intern pengelola, pengunjung dan juga penyewa.
Untuk menghubungkan sistem telekomunikasi ke jaringan internet Global dapat
digunakan jaringan telepon umum (Telkom) atau dengan satelit dan wireless system.
Sistem telekomunikasi via satelit memiliki kecepatan akses yang besar namun rentan
terhadap gangguan terkait kondisi cuaca.
5.2.2.7 Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang direncanakan harus mampu melindungi area yang
cukup luas dan tidak membahayakan bangunan yang ada di sekitarnya serta
direncanakan sebaik mungkin untuk menghidari hubungan pendek yang dapat
mengakibatkan kebakaran pada bangunan.
Sistem penangkal petir yang dapat digunakan sebagai sistem pengamanan bangunan
adalah:
1) Sistem Faraday
Berupa tiang-tiang kecil setinggi 30 cm, dengan jarak 3,5 m yang saling
dihubungkan dengan seutas kawat dan disalurkan ke tanah. Sistem ini cocok untuk
bangunan memanjang dengan atap datar.
2) Sistem Franklin
Perlindungan bangunan dengan daerah perlindungan berupa gelombang berbentu
kerucut yang melindungi bangunan dibawahnya. Cocok digunakan pada bangunan
menara dan cerobong asap
Pengamanan bangunan terhadap petir yang digunakan pada Kampus Sekolah
Tinggi Musik yang direncanakan adalah sistem Faraday karena bangunan memiliki
bentang yang lebar. Untuk bangunan dengan lebar lebih dari 12 m, diperlukan paling
sedikit 4 buah penghantar penyalur petir.
Sedangkan sistem franklin tidak efektif jika digunakan pada bangunan yang
memiliki bentang lebar, karena jangkauannya kurang fleksibel.
Gambar 5.5 Komponen sistem penangkal petir dan pemasangannya Sumber: Neufert,Architect’s Data 3
rd Editon, 2000
JAZZ MUSIC CENTER
88
5.2.2.8 Sistem Keamanan Sistem pengamanan dengan penerapan teknologi seperti pemakaian kamera
monitor (CCTV) memudahkan pemantauan keamanan secara menyeluruh pada
bangunan tanpa kehadiran petugas keamanan. Security checking digunakan untuk
mengecek kendaran yang masuk ke pada area Jazz Music Center. Juga dengan
digunakannya alarm pada pintu-pintu menuju ruang utama. Jaringan sistem keamanan
diaplikasikan sepenuhnya dalam bangunan secara menyeluruh dan saling mendukung,
seperti contoh kasus berikut :
5.3 PENDEKATAN ASPEK TEKNIS
Sistem struktur pada Jazz Music Center terbagi dalam 3 bagian yaitu struktur atas,
struktur tengah, dan struktur bawah. Penggunaan struktur disesuaikan dengan bangunan
Farabi Music Center yang direncanakan sebagai bangunan bertingkat sehingga menggunakan
beberapa bagian struktur dalam untuk kontruksi bangunannya. Berikut adalah penjelasan
mengenai struktur yang digunakan:
1. Untuk struktur bawahnya, pondasi yang digunakan yaitu pondasi pile cap dan tiang
pancang.
2. untuk struktur tengah bangunan menonjolkan perpaduan kaca dan tembok masif
sehingga menggunakan curtain wall dan tembok bata
3. sedangkan untuk struktur atas memakai advance structure.
Penggunaan sistem struktur tersebut disesuaikan dengan penekanan desain bangunan
yang memakai penekanan desain arsitektur modern karena image bangunan Jazz Music
Center berhubungan dengan pendidikan dan teknologi menuntut tampilan bangunan yang
representatif terhadap IT dan lebih modern. Seperti salah satu ciri arsitektur modern yaitu
bentuk yang masif dan tidak terlalu banyak aksen di bagian fasad.
5.4 PENDEKATAN ASPEK ARSITEKTURAL a. Penekanan Disain
Tampilan bangunan Jazz Music Center lebih menyeimbangkan terhadap :
Karakter bangunan yang ingin ditampilakan yaitu yang mendukung kegiatan musik untuk
memberikan semangat bermusik bagi setiap pengunjung.
Mengutamakan ruangan yang nyaman.
Gambar 5.6 Sistem keamanan yang menyeluruh dan kompleks Sumber: Neufert,Architect’s Data 3
rd Editon, 2000
JAZZ MUSIC CENTER
89
Memperhatikan unsur-unsur estetis diluar dan didalam ruangan antara lain dengan
menciptakan interior yang berbeda baik dalam bentuk, warna, maupun material.
Menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Pendekatan arsitektur yang dipilih dalam perancangan bangunan Jazz Music Center ini
adalah arsitektur modern. Arsitektur Modern memiliki ketentuan tersendiri untuk
menentukan corak bangunan yang mereka ciptakan.
b. Dinding
Untuk dinding/kulit bangunan yang digunakan pada beberapa sisi bangunan
adalah dinding jenis non bearing wall (curtain wall). Kemungkinan menggunakan bukaan
yang lebar dan berbahan menyerap panas. Pada dinding terluar, dapat digunakan konsep
fasade kaca berlapis (kaca rayben) yang merupakan salah satu cara mengatasi radiasi
panas dari sinar matahari yang dapat masuk ke dalam bangunan dan menyebabkan
kenaikan thermal ruang.
Sedangkan untuk ruang-ruang yang membutuhkan sistem akustik yang baik,
digunakan bahan-bahan khusus yang secara spesifik untuk akustik. Bahan-bahan tersebut
dapat berupa Unit Akustik Siap Pakai, Plesteran Akustik, Selimut (isolasi bunyi) Akustik,
Karpet/Kain. (akustik lingkungan,1986)
c. Lantai
Dasar pendekatan untuk bahan lantai adalah kuat dan pengerjaannya mudah.
Beberapa bahan material yang dipakai berupa : lantai keramik 60x60, parquet kayu.
Seperti halnya dengan dinding, untuk ruang untuk ruang-ruang yang membutuhkan
sistem akustik yang baik, digunakan bahan-bahan khusus yang secara spesifik untuk
akustik.
d. Plafon
Secara umum, bangunan ini hampir keseluruhan menggunakan plafond, hanya
pada sebagian ruang sistem utilitas sengaja diekspose untuk menghindarkan kesan
monoton pada ruang dan juga menggunakan skylight untuk memaksimalkan cahaya
matahari untuk pencahayaan alami. Jarak plafond ke lantai di atasnya ditentukan dengan
dimensi saluran-saluran ducting dan ruang gerak untuk service yang ada diatasnya,
seperti: ducting AC, pipa-pipa plumbing, kabel-kabel listrik, kabel telepon, sound system
dan lain-lain. Plafon pada bagian performance hall membentuk sebuah tatanan yang baik
sehingga memantulkan suara keseluruh bagian kursi penonton.