Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

download Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

of 11

Transcript of Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    1/11

    [Jawaban Terhadap Penghujat Al-Qur’an

    Oleh: Adnin Armas, M.A.

    Menghujat Otentisitas Mushaf Utsmani Akhir-akhir ini, pemikir muda Indonesia dengan latar-belakang pendidikan

    agama telah melontarkan gugatan dan hujatan terhadap al-Qur’an. Fenomena iniadalah kasus baru karena ketika penjajah Belanda, Inggris dan Jepang berada diIndonesia, kasus-kasus seperti ini tidak terjadi. Makalah di bawah ini akanmemaparkan dan menelusuri pemikiran beberapa pemikir muda Indonesia yang

    mengugat otentisitas al-Qur’an. Makalah ini menyimpulkan pemikiran paraorientalis Yahudi dan Kristen yang memang tidak meyakini akan kesahihan al-Qur’an tampak nyata berada di balik pemikir muda Indonesia.

    Salah seorang yang termasuk pengkritik awal terhadap al-Qur’an diIndonesia adalah Taufik Adnan Amal, seorang dosen ulumul Qur’an di UniversitasIslam Negeri Alauddin, Makasar. Pada tahun 2002, ia menulis  Edisi Kritis al-Qur’an . Tulisan tersebut diterbitkan dalam buku  Wajah Liberal Islam Indonesia  (Jakarta: JIL, Utan Kayu, 2002). Tujuannya menulis artikel tersebut sebagaiberikut: “Uraian dalam paragraf-paragraf berikut mencoba mengungkapkansecara ringkas proses pemantapan teks dan bacaan Alqur’an, sembarimenegaskan bahwa proses tersebut masih meninggalkan sejumlah masalah

    mendasar, baik dalam ortografi teks maupun pemilihan bacaanya, yang kitawarisi dalam mushaf tercetak dewasa ini. Karena itu, tulisan ini juga akanmenggagas bagaimana menyelesaikan permasalahan itu lewat suatu upayapenyuntingan edisi kritis al-Qur’an.1

    Senada dengan pemikiran Taufik Adnan Amal yang meragukan MushafUtsmani, Luthfi Assyaukanie, salah seorang Pendiri Jaringan Islam Liberal yangtulisannya banyak dimuat dalam website Islam Liberal www.islamlib.commenyatakan:

     “Sebagian besar kaum Muslim meyakini bahwa al-Qur’an darihalaman pertama hingga terakhir merupakan kata-kata Allah yang

    diturunkan kepada Nabi Muhammad secara  verbatim , baik kata-katanya (lafdhan ) maupun maknanya (ma‘nan ). Kaum Muslim jugameyakini bahwa al-Qur’an yang mereka lihat dan baca hari iniadalah persis seperti yang ada pada masa Nabi lebih dari seribuempat ratus tahun silam. Keyakinan semacam itu sesungguhnya 

    1 Taufik Adnan Amal, “ Edisi Kritis Alquran,”  dalam  Wajah Liberal Islam Indonesia, penyunting Luthfi

    Assyaukanie (Jakarta: JIL, Utan Kayu, 2002), 78-101, selanjutnya diringkas  Edisi Kritis Alquran.

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    2/11

    2

    2

    lebih merupakan formulasi dan angan-angan teologis (al-khayal al-dini ) yang dibuat oleh para ulama sebagai bagian dari formalisasidoktrin-doktrin Islam. Hakikat dan sejarah penulisan al-Qur’ansendiri sesungguhnya penuh dengan berbagai nuansa yang  delicate  (rumit), dan tidak sunyi dari perdebatan, pertentangan, intrik dan

    rekayasa.”2

    Sebenarnya, pernyataan-pernyataan pemikir Muda Indonesia tersebutbukanlah hal baru. Pernyataan-pernyataan yang mengkritik Mushaf Utsmanitelah dilakukan oleh para orientalis.

     Arthur Jeffery (m. 1959), seorang orientalis yang berasal dari Australiamisalnya berpendapat tidak ada yang istimewa mengenai sejarah al-Qur’an.Sejarah al-Qur’an sama saja dengan sejarah kitab-kitab suci yang lain. Al-Qur’anmenjadi teks standart dan dianggap suci, padahal sebenarnya ia telah melaluibeberapa tahap.3 Dalam pandangan Jeffery, sebuah kitab itu dianggap suci

    karena tindakan masyarakat (the action of community ). Tindakan komunitasmasing-masing agama.yang menjadikan sebuah kitab itu suci.4 Menurut Jeffery,fenomena seperti itu umum terjadi dalam komunitas lintas agama. KomunitasKristen (Christian community ) misalnya, memilih 4 dari sekian banyak   Gospel ,menghimpun sebuah korpus yang terdiri dari 21  Surat   (Epistles ),  Perbuatan-Perbuatan   ( Acts ) dan  Apokalips   ( Apocalypse ) yang kesemua itu membentuk  Perjanjian Baru   (New Testament ). Sama halnya dengan komunitas Islam.Penduduk Kufah, misalnya, menganggap Mushaf ‘Abdullah bin Mas‘ud sebagai al-Qur’an edisi mereka (their Recension of the Qur’an ). Penduduk Basramenganggap Mushaf Abu Musa, penduduk Damaskus dengan Mushaf Miqdad binal-Aswad, dan penduduk Syiria dengan Mushaf Ubayy.5

    Dalam pandangan Jeffery, sikap-sikap awal kaum Muslimin tersebutseperti itu sejajar dengan sikap masing-masing pusat-pusat utama gerejaterdahulu yang menetapkan sendiri beragam variasi teks untuk Perjanjian Baru.6

    Pendapat yang menyamakan al-Qur’an dengan teks-teks lain tidaklahtepat. Sebabnya, al-Qur’an bukanlah kata-kata Muhammad tetapi bersumber dari

     Allah. Allah berfirman yang artinya:  “Seandainya dia (Muhammad) mengadakansebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya Kami pegang dia pada tangan

    kanannya, kemudia benar-benar Kami potong urat tali jantungnya”   .7  Allah juga 

    2 http://www.islamlib.com/id/page.php?page=article&id=4473 Arthur Jeffery, “The Qur’ an as Scripture,” The Muslim World  40 (1950), 41.4 Arthur Jeffery, “The Qur’ an as Scripture,”  The Muslim World   40 (1950), 43, selanjutnya diringkas 

    Scripture.5 Arthur Jeffery,  The Qur’an as Scripture  (New York: Russell F. Moore Company, 1952), 94-95.6

    Teks Perjanjian Baru yang memiliki berbagai versi seperti teks Alexandria ( Alexandrian text ), teks Netral

    ( Neutral text ), teks Barat (Western text ), dan teks Kaisarea (Caesarean text ). Masing-masing teks tersebutmemiliki varian bacaan tersendiri. Lihat Bruce M. Metzger,  The Text of the New Testament , 133.7 Surah al-Haqqah (69: 44-46).

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    3/11

    3

    3

    berfirman yang artinya:  “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Qur’an)menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu

    yang diwahyukan (kepadanya) . 8  

     Al-Qur’an pada Zaman Abu Bakr ra dan ‘Umar ra

    Taufik Adnan Amal menyatakan bahwa mushaf yang dihimpun padazaman Abu Bakr dan ‘Umar bukanlah mushaf resmi. Selain itu, motivasi yangmendorong dihimpunnya mushaf tersebut bukanlah disebabkan banyaknya paraQurra’ yang meninggal dalam perang Yamamah.9

    Dengan irama yang berbeda, seorang pemikir Muslim berasal dari Mesir,yaitu Mustafa Mandur berpendapat motivasi yang mendorong Abu Bakr dan

     ‘Umar adalah perasaan rendah diri (murakkab naqs ), dan karena ‘Umarmemberikan Mushaf tersebut kepada anaknya, maka Mushaf tersebut adalahharta pribadi (maliyah shaksiyyah ).10

    Keraguan otentisitas mushaf yang dihimpun oleh Abu Bakr ra. juga sudahdiutarakan sebelumnya oleh para orientalis. Salah seorang orientalis yangtermasuk paling awal menolak hadits yang menyatakan al-Qur’an pertama kalidihimpun pada zaman Abu Bakr adalah Leone Caentani (m. 1935). Iamemandang hadits tersebut dikarang untuk menjustifikasi tindakan ‘Uthmanmenghimpun al-Qur’an.11 Pendapat Caentani selanjutnya diulangi dandimodifikasi oleh para orientalis lainnya seperti Friedrich Schwally (m. 1919),12

     Arthur Jeffery13 Regis Blachere dan lain-lain. Mengulangi kembali serayamenambahkan lagi kritikan kepada isu kompilasi al-Qur’an pada zaman AbuBakr, Richard Bell menunjukkan memang teks yang dikumpulkan atas perintah

     Abu Bakr itu adalah teks pribadi bukan teks revisi resmi. Argumentasinyasebagai berikut:14

    Pertama, sampai wafatnya Muhammad, tidak ada rekaman wahyu yangotoritatif dan tersusun. Padahal, Muhammad sendiri telah mengumpulkan danmenyusun banyak lembaran-lembaran dan susunan tersebut diketahui oleh parasahabat (…Muhammad himself had brought together many revealed passages  

    8 Surah al-Najm (53: 3-4).9

    Taufik Adnan Amal,  Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an  (Yogyakarta: Forum kajian Budaya dan Agama,2001), 141-51.10  ‘Abdu  Sabur Shahin,  Tarikh al-Qur’an  (Kairo: Dar al-Qalam, 1966), 109, selanjutnya diringkas  Tarikhal-Qur’an.11

    Harald Motzki, “The Collection of the Qur ’an: A Reconstruction of Western Views in Light of RecentMethodological Developments,” Der Islam 78 (2001), 7.12

    Ibid., 8; Lihat juga Metodologi Bibel , 87-88.13

    Arthur Jeffery, Scripture, 94;  Metodologi Bibel , 88-89.14 W. M. Watt & R. Bell, Introduction to the Quran (Edinburgh: Edinburgh University Press, 1970), 40-42,

    selanjutnya diringkas Introduction.

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    4/11

    4

    4

    and given them a definite order, and that this order was known and adhered toby his Companions ).15

    Kedua, Berdasarkan kepada sejumlah hadits yang berbeda, tidak adakesepakatan mengenai siapa sebenarnya yang menggagas untuk menghimpun

    al-Qur’an; ‘Umar atau Abu Bakr.

    Ketiga, motif menghimpun al-Qur’an disebabkan banyaknya para Qurra’yang meninggal dalam perang Yamamah tidaklah tepat. Hanya sedikit dari Qurra’yang meninggal. Schwally menyebutkannya hanya dua orang saja.16 Kebanyakanyang meninggal adalah para muallaf. Selain itu, berdasarkan kepada riwayathadits, banyak materi wahyu telah ditulis. Jadi, jika para penghafal al-Qur’anmeninggal, maka ini tidak akan menimbulkan kekhawatiran bahwa bagian darial-Qur’an akan hilang.

    Keempat, seandainya koleksi itu adalah resmi, niscaya koleksi tersebut

    akan disebarkan karena memiliki otoritas. Namun bukti seperti itu tidak ada.Mushaf yang lain juga dianggap otoritatif di berbagai daerah. Perdebatan yangmendorong versi al-Qur’andi bawah kekhalifahan ‘Utsman tidak akan muncul jikaMushaf resmi di dalam kekhalifahan Abu Bakr ada. Mushaf resmi tersebut pastiakan menjadi rujukan. Selain itu, pendapat ‘Umar yang menyatakan bahwa ayat al-rajm   ada di dalam al-Qur’an adalah tidak konsisten jika ‘Umar memiliki mushafresmi.

    Kelima, dan ini alasan yang paling penting menurut Bell, seandainya Zaydmenghimpun Mushaf yang resmi, maka ‘Umar tidak akan menyerahkan tekstersebut kepada Hafsah, anaknya. Ini menunjukkan bahwa mushaf yang ada

    pada Hafsah bukanlah mushaf resmi.

    Jadi, Bell menyimpulkan ‘himpunan’ lengkap al-Qur’an yang resmi padakekhalifahan Abu Bakr tidak ada. Bell yakin hadits mengenai al-Qur’an dihimpunpada masa kekhalifahan Abu Bakr dielaborasi hanya untuk menghindari supaya

     ‘himpunan’ al-Qur’an yang pertama kali bukanlah fakta yang munculbelakangan.17 Bagi Régis Blachère, Abu Bakr dan ‘Umar menyuruh Zaydmenghimpun al-Qur’an karena perasaan inferior dibanding para sahabat lainyang telah terlebih dahulu memiliki Mushaf.18

    Dibawah ini jawaban terhadap pendapat para orientalis. 

    15 Ibid., 38.16 Kedua orang itu adalah  ‘Abdullah bin Hafs  bin Ghanim dan Salim. Lihat Theodore Nöldeke, FriedrichSchwally, Gotthelf Bergstraesser, Otto Pretzl,  Geschichte des Qorans, 3 jilid (Leipzig: Dieterich’sche

    Verlagsbuchhandlung, 1909-1938), 2: 20.17 W. M. Watt & R. Bell, Introduction, 42.18  ‘Abdu Sabur Shahin, Tarikh al-Qur’an, 108-09.

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    5/11

    5

    5

    (1) Menolak kompilasi Abu Bakr ra. dengan alasan terdapat perbedaanpendapat mengenai kapan sebenarnya perang Yamamah berkecamuk tidaktepat. Menurut al-Tabari, perang Yamamah terjadi pada tahun 11 H. MenurutIbnu Qani‘, pada akhir tahun 11 H. Menurut Ibnu Hazm, 7 bulan dan 6 harisetelah pelantikan Abu Bakr menjadi Khalifah.19 Sebagian yang lain seperti al-

    Waqidi menyebutkannya pada tahun 12 H. Mendamaikan kedua pendapattersebut, Ibnu Kathir berpendapat bahwa perang tersebut bermula pada tahun11 H dan berakhir pada tahun 12 H.20 Jadi, terdapat waktu paling minim terdapatbeberapa bulan untuk menghimpun al-Qur’an. Jadi, fakta al-Qur’an telahdihimpun pada zaman Abu Bakr memang telah terjadi.

    (2). Al-Qur’an sudah ditulis oleh para sahabat. Tulisan tersebut menyebardi berbagai tempat. Namun, belum dihimpun dalam sebuah Mushaf.Kekhawatiran Bell bahwa para sahabat tidak ada yang menghafal keseluruhan al-Qur’an karena tersebarnya tulisan yang berimplikasi kepada munculnya varianyang sangat banyak, tidak beralasan. Ini disebabkan al-Qur’an bukan hanya

    ditulis, namun juga dihafal. Selain itu, tulisan yang tersebar bukan bermaknaakan menyebabkan terjadi variasi yang sedemikian banyak. Ini karena Rasulullahsaw menyuruh berhati-hati untuk menulis al-Qur’an.

    (3). Hadits-hadits yang menyatakan apakah Abu Bakr ra. atau ‘Umar ra.yang menggagas pertama kali mengenai kodifikasi al-Qur’an tidaklah bisadijadikan alasan untuk menolak adanya kodifikasi al-Qur’an pada zaman AbuBakr ra. Hadits-hadits tersebut sama sekali tidak menafikan kodifikasi padazaman Abu Bakr ra.

    (4) Pendapat Schwally yang menyatakan bahwa hanya 2 orang dari  Qurra’    yang meninggal pada perang Yamamah sangat tidak logis. Diperkirakan 600sampai 700 orang Muslim meninggal pada perang tersebut. Menurut al-Tabari,300 diantara mereka adalah kalangan Muhajirun dan Ansar. Sementara menurutIbnu Kathir, 450 Muslim yang terbunuh, 50 diantaranya adalah Muhajirin dan

     Ansar. Menurut suatu pendapat, kesemua 700 adalah para  Qurra’   , sementarayang lain berpendapat 70. Yang pasti, para  Qurra’     banyak yang meninggalbanyak. Menurut Bukhari: “‘Umar mengatakan bahwa kerusakan sangat besardiantara para Qurra’ pada hari peperangan Yamamah.”21

    (5) Abu Bakr ra. menyerahkan Suhuf tersebut kepada ‘Umar ra, pengganti

    khalifah. Ini menunjukkan bahwa Mushaf tersebut bukanlah pribadi. ‘Umar ramenyerahkannya kepada Hafsah ra. karena kekhalifahan pada saat itu belum lagiterbentuk. ‘Umar terlebih dahulu meninggal karena dibunuh. Mungkin ‘Umar ra.menyerahkannya kepada Hafsah ra. berbanding ‘Abdullah bin ‘Umar ra. besar 

    19Ahmad ‘Ali Imam, Variant Readings, 36-37.

    20Ibn Kathir,  Al-Bid a yah wa al-Nihayah, editor Ahmad  ‘Abd al-Waha b Fatih, 14 jilid (Kairo: DÉr al- 

    Hadits, 2002), 6: 319.21 Ahmad ‘Ali Imam, Variant Readings, 37.

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    6/11

    6

    6

    kemungkinan karena Hafsah adalah istri Rasulullah saw. Dan fakta ini justru lebihtepat untuk ditafsirkan bahwa Mushaf tersebut bukanlah kepunyaan keluarga

     ‘Umar ra.

    (6) Para sahabat lain banyak yang membantu Zayd bin Thabit ra.22

    (7) Mushaf yang dihimpun oleh Abu Bakr ra. memang belum mengikat. Inidisebabkan motivasi menghimpun Mushaf tersebut karena para Qurra’ banyakyang meninggal, bukan tajamnya perbedaan  qira’ah   sebagaimana kelak terjadipada zaman ‘Utsman ra.

    (8) Ketika ‘Utsman ra. menyuruh menghimpun al-Qur’an, ‘Utsman ra.menggunakan mushaf yang di tangan Hafsah. Ini menunjukkan Abu Bakr ra.memang mengkompilasi al-Qur’an. Adapun, bahwa Mushaf yang di tanganHafsah tidak sepenuhnya mewakili al-Qur’an bukanlah isu penting bagi kaumMuslimin. Sebabnya, kaum Muslimin meyakini kebenaran yang ada pada Mushaf

     ‘Utsmani, bukan Mushaf Abu Bakr. 

    Mushaf -Mushaf Pra-‘Utsmani

    Luthfi Assyaukanie, editor Jaringan Islam Liberal, menyatakan:

     “Ibnu Mas‘ud bukanlah seorang diri yang tidak menyertakan al-Fatihah sebagai bagian dari al-Qur’an. Sahabat lain yangmenganggap surah “penting” itu bukan bagian dari al-Qur’an adalah

     Ali bin Abi Talib yang juga tidak memasukkan surah 13, 34, 66, dan96. Hal ini memancing perdebatan di kalangan para ulama apakah

    al-Fatihah merupakan bagian dari al-Qur’an atau ia hanyamerupakan “kata pengantar” saja yang esensinya bukanlah bagiandari kitab suci. Salah seorang ulama besar yang menganggap al-Fatihah bukan sebagai bagian dari al-Qur’an adalah Abu Bakr al-

     Asamm (w. 313 H). Dia dan ulama lainnya yang mendukungpandangan ini berargumen bahwa al-Fatihah hanyalah “ungkapanliturgis” untuk memulai bacaan al-Qur’an. Ini merupakan tradisipopular masyarakat Mediterania pada masa awal-awal Islam. Sebuahhadis Nabi mendukung fakta ini: “Siapa saja yang tidak memulaisesuatu dengan bacaan  alhamdulilla h [dalam hadis lain  bismillah ]maka pekerjaannya menjadi sia-sia.”23

    Pendapat Luthfi mengulangi pendapat Arthur Jeffery. Menurut Jeffery , al-Fatihah   baginya bukanlah bagian daripada al-Qur’an. Ia adalah do’a yangdiletakkan di depan dan dibaca sebelum membaca al-Qur’an, sebagaimana kitab-kitab suci yang lain. Jeffery menyatakan: “Tentu saja terdapat kemungkinan  al-  

    22 Ibid., 36.23 http://www.islamlib.com/id/page.php?page=article&id=447.

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    7/11

    7

    7

    Fatihah   sebagai sebuah doa dikonstruksi oleh Nabi sendiri, tetapipenggunaannya dan posisinya di dalam al-Qur’an kita saat ini dikarenakan parapenyusunnya, yang menempatkannya, mungkin di halaman awal MushafStandar.”24

    Untuk menguatkan argumentasinya, Jeffery berpendapat bukan hanyadari kalangan para sarjana Barat saja yang menyatakan  al-Fatihah   bukan bagiandari al-Qur’an. Dari kalangan Muslim juga ada yang berpendapat demikian,seperti Abu Bakr al-Asamm (m. 313), sebagaimana yang disebutkan oleh Fakhral-Din al-Razi.25

    Jeffery mengutip pendapat aneh untuk menjustifikasi pendapatnya.Padahal al-Razi sendiri mengakui  al-Fatihah   sebagai bagian dari al-Qur’an. Namalain dari  al-Fatihah , sebut al-Razi adalah  al-Asas   karena salah satu alasannya, iamerupakan surat pertama dari al-Qur’an (annaha awwal surah min al-Qur’an) .26

    Bahkan al-Razi sendiri menolak pendapat yang mengatakan bahwa ‘Abdullah bin

    Mas‘ud mengingkari  al-Fatihah  sebagai bagian dari al-Qur’an.27 

     Al-Fatihah   adalah surah di dalam al-Qur’an yang paling sering dibaca danbagian yang integral dari setiap rakaah. Di dalam sholat yang dapat diidengar, al-Fatihah   dibaca 6 kali dalam satu hari dan 8 kali pada hari Jum’at. Oleh sebabitu, al-Baqillani menyimpulkan Ibnu Mas‘ud tidak pernah menyangkal bahwa  al-Fatihah   dan juga surah  al-mu‘awwidhatain   adalah bagian dari al-Qur’an atauorang lain yang salah dengan mengatasnamakan pendapat ‘Abdullah binMas‘ud.28

    Luthfi Assyaukanie juga menyatakan: “Bahkan menurut Ibnu Nadiem (w.

    380 H), pengarang kitab al-Fihrist, Mushaf Ibnu Mas‘ud tidak menyertakan surah113 dan 114.”29

    Jeffery juga telah mengemukakan pendapat ini. Jeffery menyatakan ‘Abdullah bin Mas‘ud menganggap surah  al-Nas dan al-Falaq   tidak termasuk didalam al-Qur’an. Pendapat Jeffery keliru karena yang dari murid-murid IbnuMas‘ud seperti ‘Alqama, al-Aswad, Masruq, al-Sulami, Abu Wa’il, al-Shaibani, al- 

    24 Lihat Arthur Jeffery, “A Variant Text of the Fatiha,” The Moslem World 29 (1939), 158.25 Ibid.26 Fakhr al‐Din al‐Razi, al‐Tafsir al‐Kabir , 11 jilid (Beirut: Dar Ihya al‐Turath al‐Arabiyy, cetakan ketiga1999), 1:158.27 Ibid.,1: 190.28 Muhammad Mustafa al‐A‘zami,  The History of the Qur’anic Text , from Revelation to Compilation: AComparative Study with the Old and New Testaments (Leicester: UK Islamic Academy, 2003), 199‐00,selanjutnya disingkat The History of the Qur’anic Text . 29 http://www.islamlib.com/id/page.php?page=article&id=447.

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    8/11

    8

    8

    Hamadani dan Zirr meriwayatkan al-Qur’an dari Ibnu Mas‘ud secara keseluruhan114 surat. Hanya seorang murid ‘Asim, yang meriwayatkannya berbeda.30

    Selain itu, seandainya Surah  al-Nas   dan  al-Falaq   bukan bagian dari al-Qur’an, niscaya banyak riwayat akan muncul yang membenarkan fakta tersebut.

    Namun riwayat tersebut tidak ada. Oleh sebab itu, maka Mushaf Ibnu Mas‘udtidak bisa dijadikan tolak ukur untuk menolak kesahihan Mushaf ‘Utsman.

    Pemikir muda Indonesia yang lain yang mengadu Mushaf Utsmani denganMushaf Abdullah bin Mas’ud adalah Ahmad Baso, direktur Yayasan Desantara,sebuah LSM yang bergerak dalam liberalisasi pemikiran Islam. Baso menyatakanMushaf Utsmani adalah konstruk Quraisy terhadap al-Qur’an denganmengabaikan sumber-sumber mushaf lainnya. Misalnya, Mushaf Abdullah binMas‘ud yang sempat diabaikan oleh Utsman, menyebutkan bacaan, “Inna al-dina

     ‘inda Allah al-hanifiyyah,” bukan “al-Islam.” Versi ini disingkirkan oleh Utsmandalam mushafnya karena Ibnu Mas‘ud tidak merepresentasikan kekuasaan

    Quraisy. Abdullah bin Mas‘ud berasal dari kalangan suku marjinal Hudzail. Danyang perlu diketahui, kekuasaaan Utsman adalah representasi dari kekuasaanhegemoni Quraisy yang memonopoli segenap produk-produk   cultural   dankeagamaan dalam sejarah awal… mana yang mewakili kalamullah, MushafUtsmani atau Mushaf Abdullah bin Mas‘ud?31

    Pendapat Baso terhadap ‘Utsman ra. sangat keliru. Ibnu Mas‘ud tidakmenjadi anggota tim kodifikasi karena pada saat pembentukan tim kodifikasi,Ibnu Mas‘ud berada di Kufah. Padahal, ketika itu ‘Utsman ra. sangat terdesakuntuk membentuk tim kodifikasi di Medinah.32 Selain itu, Zayd bin Thabit sendiri,sebagai sebuah ketua tim kodifikasi Mushaf “Utsmani, seorang Ansar, dan bukanseorang dari suku Quraish.

    Memang pada awalnya Ibnu Mas‘ud menolak menyerahkan mushafnyaketika ‘Utsman ra. mengirim teks standart ke Kufah dan memerintahkan supayateks-teks yang lain dibakar. Ibnu Mas‘ud marah karena teks standart tersebutdiprioritaskan. Padahal teks tersebut disusun oleh Zayd bin Thabit yang jauhlebih muda. Ketika Ibnu Mas‘ud sudah menjadi Muslim, Zayd masih beradadalam pelukan orang-orang kafir.33Bagaimanapun, Ibnu Mas‘ud menimbangkembali pendapatnya yang awal dan akhirnya kembali lagi kepada pendapat

     ‘Utsman dan para Sahabat lainnya. Ibnu Mas‘ud menyesali dan malu dengan apa

    yang telah dikatakannya.

    34 

    30 Muhammad Mustafa al‐A‘zami, The History of the Qur’anic Text , 200‐01. 31 Lihat dialognya dengan penulis di dalam buku penulis,   Pengaruh Kristen-Orientalis Terhadap Islam

     Liberal: Dialog Interaktif dengan Aktivis Jaringan Islam Liberal  (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), 85.32

    Dikutip dari Ahmad ‘Ali Imam, Variant Readings, 29.33

    Ibid., 20-21.34  Kitab al-Mabani, yang diedit oleh Jeffery pada tahun 1954 menyebutkan Ibn Mas‘ud menyesali sikapnyadan menyetujui Mushaf  ‘Uthmani. Lihat Muqaddimat ani fi ‘Ulum al-Qur’ an wa Huma Muqaddimah Kitab

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    9/11

    9

    9

    Kritik yang paling keras terhadap Mushaf Utsmani dilontarkan dalamJurnal Justisia Fakultas Syariah IAIN Semarang, edisi 23 Th XI (2003). Dalamkata pengantar redaksi, ditulis sebagai berikut:

     “Dalam studi kritik Qur’an, pertama kali yang perlu dilakukan adalah

    kritik historisitas Qur’an. Bahwa Qur’an kini sudah berupa teks yangketika hadir bukan bebas nilai dan tanpa konteks. Justru konteks Arab 14 abad silam telah mengkonstruk Qur’an. Adalah Muhammadsaw, seorang figur yang saleh dan berhasil mentransformasikannalar kritisnya dalam berdialektika dengan realitas Arab. Namun,setelah Muhammad wafat, generasi pasca Muhammad terlihat tidakkreatif. Jangankan meniru kritisisme dan kreativitas Muhammaddalam memperjuangkan perubahan realitas zamannya, generasipasca-Muhammad tampak kerdil dan hanya membebek pada apasaja yang asalkan itu dikonstruk Muhammad. Dari sekian banyakdaftar ketidakkreatifan generasi pasca-Muhammad, yang paling

    mencelakakan adalah pembukuan Qur’an dengan dialek Quraisy,oleh Khalifah Usman bin Affan yang diikuti dengan klaim otoritasmushafnya sebagai mushaf terabsah dan membakar (menghilangkanpengaruh) mushaf-mushaf milik sahabat lain. Imbas dari sikapUsman yang tidak kreatif ini adalah terjadinya militerisme nalar Islamuntuk tunduk/mensakralkan Quran produk Quraisy. Karenanya,wajar jika muncul asumsi bahwa pembukuan Qur’an hanya siasatbangsa Quraisy, melalui Usman, untuk mempertahankanhegemoninya atas masyarakat Arab [dan Islam]. Hegemoni itutamppak jelas terpusat pada ranah kekuasaaan, agama dan budaya.

    Dan hanya orang yang mensakralkan Qur’anlah yang berhasilterperangkap siasat bangsa Quraisy tersebut.35

    Komentar sinis terhadap Usman ra. seperti yang dimuat Jurnal Justisiatersebut hanya mengulangi pendapat umum para orientalis yang menyalahkantindakan ‘Utsman karena menutup perbedaan. Menurut Arthur Jeffery,sebenarnya terdapat beragam Mushaf yang beredar di berbagai wilayahkekuasaan Islam. Mushaf-Mushaf tersebut berbeda dengan Mushaf ‘Utsman.Jadi, ketika Mushaf ‘Utsmani dijadikan satu teks standart yang resmi dan 

    al-Mabani wa Muqaddimah Ibn ‘At iyyah, editor Arthur Jeffery, (Kairo: Maktabah al-Khanji, 1954), 95,selanjutnya disingkat  Kit ab al-Mabani. Bandingkan juga dengan Bandingkan juga dengan karya Abu Bakr‘Abdullah bin Abi Daud Sulayman Ibn al‐Ash’ath al‐Sijistani, Kitab al‐Masahif , editor Muhibbuddin ‘AbdSubhan Wa‘iz, 2 jilid (Beirut: Dar al‐Basha’ir al‐Islamiyyah, cetakan kedua, 2002), 1: 193-195, selanjutnyadiringkas sebagai Kitab al‐Masahif . 35 Dikutip dari buku Adian Husaini,  Hegemoni Kristen-Barat dalam Studi Islam di Perguruan Tinggi 

    (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), 156.

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    10/11

    10

    10

    digunakan di seluruh wilayah kekuasaan Islam, maka kanonisasi tersebut tidakterlepas dari alasan-alasan politis ( political reasons ).36

    Padahal, ‘Utsman ra. melakukan standartisasi teks karena menghindariberbagai kesalahan yang akan terjadi pada al-Qur’an. Faktor utama yang

    mendorong ‘Utsman untuk melakukan kompilasi bermula ketika Hudhaifah binal-Yaman menyaksikan perbedaan  qira’ah   yang sangat tajam di kalangan paratentara yang sedang bertempur di Armenia dan Azerbaijan. Menyaksikan haltersebut, ×udhaifah bin al-Yaman bergegas ke Medinah untuk menyampaikanmasalah tersebut kepada ‘Utsman bin al-‘Affan. Jadi, motivasi utama adalahmeluruskan kesalahan yang terjadi dan akan terjadi kepada kitab Allah, samasekali bukan politis. Kompilasi ini dilakukan supaya tidak terjadi kesalahansebagaimana yang telah terjadi pada sejarah kitab suci agama Yahudi danKristen.37

    Para sahabat saat itu menerima dengan senang hati keputusan ‘Utsman

    untuk melakukan standardisasi. Menurut Mus‘ab bin Sa‘d, tak seorangpun dariMuhajirin, Ansar dan orang-orang yang berilmu mengingkari perbuatan

     ‘Utsmanra (adrakat al-nas hina fa‘ala ‘Utsman ma fa‘ala, fama raitu ahadanankara dhalika, ya‘ni min al-muhajirin wa al-ansar wa ahl al-‘ilm ).38 Senadadengan pendapat Mus‘ab bin Sa‘d, ‘Ali ra. menyatakan ketika ‘Utsman membakarmushaf-mushaf: “Seandainya Ia belum melakukannya, maka aku yangmembakarnya (law lam yasna’hu ‘Utsman lasana‘tuhu ).39  ‘Ali ra. jugamenegaskan: “Seandainya aku yang berkuasa, niscaya aku akan berbuatmengenai Mushaf sebagaimana yang ‘Utsman buat (law walitu, lafa‘altu fi al-Masahif alladhi fa‘ala ‘Utsman ).40 Thabit bin ‘imarah al-Hanafi mengatakan: Akutelah mendengar Ghanim bin Qis al-Mazni mengatakan: “Seandainya ‘Utsmanbelum menulis mushaf, maka manusia akan mulai membaca puisi.” (law lamyaktub ‘Utsman al-mushaf, latafiqa al-nas yaqra’una al-shi‘r ).41  Abu Majlazmengatakan: “Seandainya ‘Utsman tidak menulis al-Qur’an, maka manusia akanterbiasa membaca puisi.”(law la anna ‘Utsman kataba al-Qur’an laulfiyat al-nasyaqra’una al-shi‘r ).42 

    Kesimpulan

    Pemikiran yang mengkritik al-Qur’an bersumber dari Yahudi-Kristen.Dengan menggunakan tafsiran-tafsiran baru kepada sumber-sumber dari dalam 

    36 Arthur Jeffery, Materials, 7-8.37 Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Fat h al-Bar i, 9: 20-21. 38 Abu‘Ubayd al‐Qasim bin Sallam, Fada’il al‐Qur’an, editor Wahbi Sulayman Ghawaji (Beirut: Dar al‐Kutub al‐‘Ilmiyyah, 1991), 194; 157, selanjutnya disingkat Fada’il al‐Qur’an. Bandingkan juga denganIbnu Abi Daud Sulayman Ibn al‐Ash’ath al‐Sijistani, Kitab al‐Masahif , I: 178. 39

    Ibnu Abi Da’ud al-Sijistani, Kitab al-Ma sahif  , 1:177.40

    Abu ‘Ubayd, Fad a’ il al-Qur ’an, hlm. 157.41 Lebih detilnya lihat Ibnu Abi Daud al-Sijistani, Kit ab al-Masahif  , 1: 178.42 Ibid., 1: 179.

  • 8/18/2019 Jawaban Terhadap Penghujat Alquran

    11/11

    11

    11

    (internal source ) tradisi Islam, para orientalis telah membangun teori baru yangbertentangan dengan pendapat para ulama. Sayangnya, pemikir-pemikir Muslimbanyak yang terpengaruh dengan pemikiran para orientalis. Akhirnya, gugatandemi gugatan dilontarkan oleh pemikir Muslim kepada al-Qur’an. Mengatasipersoalan tersebut, sudah masanya para ulama meneliti secara serius karya para

    orientalis yang telah membaratkan studi al-Qur’an dan studi Islam.