Jawaban Pertanyaan karbohidrat

3
Jawaban Pertanyaan 1. A. Reagen Molisch Tersusun atas alfa-naftol dan H 2 SO 4 B. Reagen Seliwanoff Tersusun atas 0,5% resorsinol dan 5 N HCl C. Reagen Barfoed Tersusun atas tembaga asetat D. Reagen Benedict Tersusun atas CuSO 4 , Na-sitrat, dan Na 2 CO 3 E. Reagen Tollens Tersusun atas 1 ml AgNO 3 1% , 1 ml NaOH 2 M, dan NH 4 OH encer F. Reagen Fehling Tersusun atas fehling A (CuSO 4 ) dan fehling B (NaOH dan Kalium Natrium Tartarat) 2. A. Percobaan Molisch Menggunakan prinsip kondensasi dari hidroksi metal furfural (heksosa) atau furfural (pentosa) dengan alfa-naftol membentuk suatu cincin berwarna ungu. B. Percobaan Seliwanof Reaksi selliwanof adalah suatu reaksi untuk mengidentifikasi adanya gugus keton pada suatu sakarida. Reaksi positif apabila terbentuk warna merah. HCl akan mengubah heksosa menjadi hidroksi metal furfural yang kemudian akan bereaksi dengan resorsinol membentuk kompleks yang berwarna merah. C. Percobaan Barfoed Uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Pemanasan yang lama akan menghidrolisa disakarida menghasilkan reaksi positif palsu. D. Percobaan Benedict Prinsip reaksi ini didasarkan pada terbentuknya endapan merah bata, maka cuplikan mengandung gula pereduksi. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi Cu + yang mengendap sebagai Cu 2 O berwarna merah bata.

Transcript of Jawaban Pertanyaan karbohidrat

Page 1: Jawaban Pertanyaan karbohidrat

Jawaban Pertanyaan

1. A. Reagen MolischTersusun atas alfa-naftol dan H2SO4

B. Reagen SeliwanoffTersusun atas 0,5% resorsinol dan 5 N HCl

C. Reagen BarfoedTersusun atas tembaga asetat

D. Reagen BenedictTersusun atas CuSO4, Na-sitrat, dan Na2CO3

E. Reagen TollensTersusun atas 1 ml AgNO3 1% , 1 ml NaOH 2 M, dan NH4OH encer

F. Reagen FehlingTersusun atas fehling A (CuSO4) dan fehling B (NaOH dan Kalium Natrium Tartarat)

2. A. Percobaan MolischMenggunakan prinsip kondensasi dari hidroksi metal furfural (heksosa) atau furfural (pentosa) dengan alfa-naftol membentuk suatu cincin berwarna ungu.

B. Percobaan SeliwanofReaksi selliwanof adalah suatu reaksi untuk mengidentifikasi adanya gugus keton pada suatu sakarida. Reaksi positif apabila terbentuk warna merah. HCl akan mengubah heksosa menjadi hidroksi metal furfural yang kemudian akan bereaksi dengan resorsinol membentuk kompleks yang berwarna merah.

C. Percobaan BarfoedUji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Pemanasan yang lama akan menghidrolisa disakarida menghasilkan reaksi positif palsu.

D. Percobaan BenedictPrinsip reaksi ini didasarkan pada terbentuknya endapan merah bata, maka cuplikan mengandung gula pereduksi. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata.

E. Percobaan TollensPrinsip reaksi ini didasarkan pada terbentuknya cermin perak (Ag) dan mengoksidasi gugus aldehid menjadi gugus karboksilat. Akan tetapi, pada fruktosa yang mengandung gugus ketosa dapat teroksidasi karena dalam larutan basa fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan dua aldehida diasteromik serta penggunaan suatu zat antara tautomerik enadiol.

F. Percobaan FehlingPinsip reaksi ini didasarkan pada ion Cu2+ yang dapat mengoksidasi gugus aldehid,tetapi tidak dapat mereduksi gugus keton.

Page 2: Jawaban Pertanyaan karbohidrat

3. Glukosa dapat teroksidasi dengan pereaksi Tollens yaitu membentuk cermin perak dan dengan Fehling membentuk endapan merah bata karena glukosa terhidrolisis dengan adanya pemanasan sahingga rantai siklik dari glukosa (struktur Haworth) yang tidak mengandung gugus aldosa terurai (desiklikisasi) menjadi struktur Fischer (rantai terbuka) yang mengandung gugus aldosa. Olehkarena itu, glukosa menghasilkan uji positif terhadap reagen Tollens dan Fehling.

4.A. Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict , maka sukrosa tidak

mempunyai sifat dapat mereduksi ion-ion Cu2+ jika struktur Haworth terurai (membentuk rantai terbuka), Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Pada sukrosa, walaupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Sehingga sukrosa juga tidak bersifat pereduksi. Sedangkan pada laktosa, terdapat gugus aldehid bebas pada monomer penyusunnya yaitu galaktosa dan glukosa sehingga ketika berada dalam keadaan terbuka, laktosa dapat mereduksi reagen benedict.

B. Karena disakarida seperti sukrosa mempunyai sifat yang lemah dalam mereduksi ion-ion Cu2+ dalam larutan tembaga (II) asetat, sehingga dalam uji barfoed sukrosa (disakarida) mengalami perubahan yang lambat dibandingkan monosakarida seperti glukosa.