Jawaban Permohonan Talak ARQ

20
Kepada YTH. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Nomor : 0362/Pdt.G/2009/PA.YK di Pengadilan Agama Yogyakarta PERIHAL : JAWABAN TERMOHON Assalamualaikum Wr.Wb Dengan hormat, Bertandatangan di bawah ini, Dony Hendro Cahyono, S.H., dan Zahru Arqom, S.H., advokat pada Kantor Advokat Arqom, Dony & Co., berkantor di Jl. Nyi Tjondro Lukito No. 149 A, Sinduadi, Mlati, Sleman; yang dalam hal ini berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 5 Oktober 2009 sebagaimana yang aslinya tersimpan pada berkas perkara ini in casu; bertindak untuk dan atas nama .................. Binti ..........................; umur 27 Tahun, beragama Islam, pekerjaan swasta, menurut KTP beralamat di Tuntungan Baru UH 3/1188.A, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta; Selanjutnya mohon disebut sebagai Termohon; Melawan, RM. ............. Bin RM. .................... beragama Islam, pekerjaan swasta, beralamat di Tuntungan Baru UH 3/1188.A, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta; 1

description

talak

Transcript of Jawaban Permohonan Talak ARQ

Page 1: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Kepada

YTH. Majelis Hakim Pemeriksa Perkara

Nomor : 0362/Pdt.G/2009/PA.YK

di Pengadilan Agama Yogyakarta

PERIHAL : JAWABAN TERMOHON

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan hormat,

Bertandatangan di bawah ini, Dony Hendro Cahyono, S.H., dan Zahru Arqom,

S.H., advokat pada Kantor Advokat Arqom, Dony & Co., berkantor di Jl. Nyi Tjondro

Lukito No. 149 A, Sinduadi, Mlati, Sleman; yang dalam hal ini berdasarkan surat

kuasa khusus tanggal 5 Oktober 2009 sebagaimana yang aslinya tersimpan pada

berkas perkara ini in casu; bertindak untuk dan atas nama ..................

Binti ..........................; umur 27 Tahun, beragama Islam, pekerjaan swasta,

menurut KTP beralamat di Tuntungan Baru UH 3/1188.A, Kecamatan Umbulharjo,

Kota Yogyakarta;

Selanjutnya mohon disebut sebagai Termohon;

Melawan,

RM. ............. Bin RM. .................... beragama Islam, pekerjaan swasta,

beralamat di Tuntungan Baru UH 3/1188.A, Kecamatan Umbulharjo, Kota

Yogyakarta;

Selanjutnya mohon disebut sebagai Pemohon;

Dalam Perkara No. 0362/Pdt.G/2009/PA.YK. di di Pengadilan Agama Yogyakarta

Menunjuk kepada Surat Permohonan Cerai Talak Pemohon tanggal 8 September

2009 dalam Perkara a quo, maka perkenankanlah kami kuasa hukum Termohon

1

Page 2: Jawaban Permohonan Talak ARQ

menyampaikan Jawaban Termohon, yang terdiri atas Nota Keberatan atau Eksepsi,

Jawaban Konpensi serta Rekonpensi, dengan sistematika sebagai berikut :

I. NOTA KEBERATAN/EKSEPSI

Eksepsi Permohonan Kabur ( Exceptio obscuur libeli )

A. Tentang Ketidaksingkronan antara bagian Judul, Posita dan Petitum

Pada Surat Permohonan Cerai Talak Pemohon

Bahwa antara title atau judul dalam Surat Permohonan Cerai Talak Pemohon

tidak singkron serta bertentangan dengan bagian Petitumnya. Pada halaman

1 Surat Permohonan Cerai Talak Pemohon jelas tertera “Perihal :

Permohonan Cerai Talak”, namun apabila dicermati secara seksama pada

bagian positanya Pemohon hanya menceritakan peristiwa yang terjadi dalam

biduk rumah tangga Pemohon dan Termohon dan sama sekali tidak

mencantumkan dasar hukum apa yang mendasari permohonan cerai talak

tersebut diajukan. Sedangkan Petitumnya tiba-tiba meminta kepada

Pengadilan Agama Yogyakarta untuk memutuskan hubungan hukum

perkawinan antara Pemohon dengan Termohon.

Jadi antara Judul dengan Posita dan antara Posita dengan Petitum dalam

Surat Permohonan Pemohon tidak connect atau match antara satu dengan

lainnya sehingga Surat Permohonan Pemohon menjadi kabur (obscuur libel).

Sedemikian adalah adil dan sesuai hukum apabila permohonan Pemohon

dinyatakan niet ontvankelijke verklaard atau tidak diterima.

B. Formulasi Permohonan Pemohon Keliru

Tegas bahwa formulasi permohonan cerai talak antara lain harus memuat :

a. Identitas pemohon (suami) dan termohon (istri);

b. Posita gugat, yakni alasan-alasan yang menjadi dasar cerai talak yang

secara limitatif dalam Pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 jo. Penjelasan Pasal

39 UU No. 1 tahun 1974;

2

Page 3: Jawaban Permohonan Talak ARQ

c. Petitum gugat, yang meminta izin untuk mengucapkan ikrar talak di

sidang pengadilan. 1

Nyata dan terang bahwa permohonan Pemohon dalam perkara a quo adalah

tidak cermat dan keliru, sedemikian mengakibatkan formulasi permohonan

menjadi obscuur libel!

Pertama, bahwa posita permohonan cerai talak Pemohon tidak menyebutkan

secara jelas dan tegas atas dasar hukum apa yang mendasari permohonan

cerai talak tersebut diajukan.

Kedua, Petitum permohonan cerai talak Pemohon nyata-nyata tidak meminta

kepada Pengadilan Agama Yogyakarta untuk memberi izin untuk

mengucapkan ikrar talak kepada Termohon, namun jutru meminta

Pengadilan Agama Yogyakarta untuk memutuskan hubungan hukum

perkawinan antara Pemohon dengan Termohon. Hopo tumon!

Pemohon dengan gagah menyampaikan Petitum dalam lembar ke-4 Surat

Permohonan Cerai Talaknya, yang berbunyi sebagai berikut :

“ …

Primair :

1. Menerima dan mengabulkan cerai talak pemohon untuk seluruhnya

2. Memutuskan perkawinan antara pemohon dan termohon

berdasarkan perceraian

3. Menetapkan seluruh biaya perkara dibebankan kepada termohon …”

(Penebalan oleh Termohon)

Sedemikian tegas bahwa kontruksi permohonan Pemohon dalam perkara a

quo adalah meminta kepada Pengadilan Agama untuk memutus hubungan

hukum perkawinan antara pemohon dengan termohon berdasarkan

perceraian.

Menunjuk kepada syariat Islam bahwa seorang suami telah memiliki lembaga

khusus atau tersendiri dalam memutuskan hubungan hukum perkawinan

dengan istrinya yakni dengan mengucapkan “ikrar talak”.

1 M. Yahya Harahap, Kedudukan Kewenangan dan Acara Peradilan Agama, Sinar Grafika, Cet ke-3, Jakarta, 2005, hlm 217 -218.

3

Page 4: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Berlakunya UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan jo. Pasal 14 Peraturan

Pemerintah No. 9 Tahun 1975 jo. Pasal 66 UU No. 7 Tahun 1989 Tentang

Peradilan Agama jo. Pasal 129 KHI, maka talak suami untuk menceraikan istri

harus dilakukan di Pengadilan Agama setempat.

(vide, Putusan MA RI No. 04 K/AG/1979 tanggal 22 Oktober 1979).

Oleh karenanya Pengadilan Agama memiliki kewenangan untuk memberikan

“izin” atau “tidak memberi izin” kepada suami untuk mengucapkan “ikrar

talak” kepada istrinya.2

Sedemikain formulasi permohonan cerai talak secara definitif adalah

berbentuk suatu permintaan “izin” dari Pemohon yang ditujukan kepada

Pengadilan Agama untuk mengucapkan ikrar talak terhadap istri dihadapan

sidang Pengadilan Agama.

Nyata dalam petitum Permohonan Pemohon dalam perkara a quo, didasarkan

pada suatu bentuk permintaan kepada Pengadilan Agama cq. Majelis Hakim

pemeriksa perkara untuk memutuskan perkawinan antara Pemohon dan

Termohon berdasarkan perceraian.

(Mohon periksa Petitum butir ke-2 Surat Permohonan)

Sedemikian karena Permohonan Pemohon ternyata tanpa memuat

permohonan pememberian izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar

talak, maka permohonan tersebut tidak memenuhi formulasi permohonan

cerai talak. Menjadi adil apabila Surat Permohonan Cerai Talak Pemohon

dalam perkara in casu dinyatakan tidak diterima.

C. Petitum Pemohon Melawan / Bertentangan dengan Hukum

Tegas bahwa hukum positif menetapkan kontruksi hukum Islam di Indonesia

bagi seorang suami yang ingin menceraikan istrinya harus mengajukan

permohonan izin mengucapkan ikrar talak di pengadilan Agama.

2 Loc. cit, hlm 215 -216.

4

Page 5: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Sedemikian karena Permohonan Pemohon ternyata tanpa memuat

permohonan pemberian izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar

talak, maka jelas-jelas Permohonan Pemohon tersebut melawan atau

bertentangan dengan hukum.

Secara awam, akan timbul pertanyaan bagaimana mungkin Pemohon dapat

menceraikan Termohon tanpa mengucapkan ikrar talak dihadapan sidang

Pengadilan Agama Yogyakarta? Atau bagaimana mungkin PA Yogyakarta

memberikan izin bagi Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak, tanpa ada

permintaan untuk itu.

Hukum positif nyata-nyata telah menegaskan konsep permohonan izin cerai

talak tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Pasal 66 ayat (1) UU No. 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, yang

berbunyi :

(1) Seorang suami yang beragama Islam yang akan menceraikan istrinya mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak.

b. Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan UU

No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, yang berbunyi :

Seorang suami yang telah melangsungkan perkawinan menurut Agama Islam, yang akan menceraikan isterinya, mengajukan surat kepada Pengadilan di tempat tinggalnya, yang berisi pemberitahuan bahwa ia bermaksud menceraikan isterinya disertai dengan alasan-alasannya serta meminta kepada Pengadilan agar diadakan sidang untuk keperluan itu.

c. Pasal 129 Kompilasi Hukum Islam, yang berbunyi :

Seorang suami yang akan menjatuhkan talak kepada istrinya mengajukan permohonan baik lisan maupun tertulis kepada Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal istri disertai dengan alasan serta meminta agar diadakan sidang untuk keperluan itu.

Bahwa permohonan Pemohon sebagaimana kutipan petitum butir ke-2

tersebut di atas adalah salah bin keliru dan tidak sesuai dengan formulasi

yang ditetapkan hukum positif dan hukum acara peradilan agama,

sedemikian Petitum Pemohon adalah melawan/bertentangan dengan hukum

5

Page 6: Jawaban Permohonan Talak ARQ

dan bukan merupakan kewenangan dari dan oleh karenanya tidak dapat dan

tidak mungkin diputuskan oleh Pengadilan Agama Yogyakarta.

Satu dan lain karena bukan merupakan kewenangan PA Yogyakarta untuk

memutuskan petitum di atas dan hakim harus tunduk pada peraturan

perundangan yang berlaku, mak menjadi adil dan wajar serta sesuai dengan

hukum apabila permohonan Pemohon dinyatakan tidak diterima.

Sistem hukum perdata kita menganut sistem “rule of law” sebagai “warisan”

dari Kerajaan Belanda yang bercorak hukum Eropa Kontinental, sedemikian

hakim harus tunduk pada peraturan perundangan yang berlaku. Tak dapat

lain bahwa Permohonan Pemohon dinyatakan tidak diterima. Namun apabila

ternyata PA Yogyakarta tetap memeriksa dan memutus perkara a quo dan

memutuskan memberikan izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar

talak kepada Termohon, maka menjadi nyata bahwa putusan PA Yogyakarta

memiliki cacad hukum karena melanggar asas “ultra petita” atau

memutuskan suatu hal yang lebih dari atau tidak diminta oleh pemohonnya.

Selain itu, menunjuk kepada asas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya

yang murah adalah tepat apabila Majelis Hakim berkenan untuk menjatuhkan

putusan sela terlebih dahulu.

Sedemikian amat nyata dan terang benderang berdasarkan argumentasi di atas

bahwa Permohonan Pemohon adalah kabur alias obscuur libel dan oleh karenanya

patut dan menjadi adil apabila Permohonan Pemohon dinyatakan tidak diterima.

II. JAWABAN DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa segala hal yang termuat dalam Eksepsi di atas secara proporsional,

mutatis mutandis dianggap termuat lagi dalam Jawaban dalam pokok perkara in

casu.

2. Bahwa Termohon menolak dan menyangkal semua dalil-dalil dalam posita yang

termaktub dalam Surat Permohonan Pemohon kecuali yang secara tegas diakui

kebenarannya oleh Termohon.

6

Page 7: Jawaban Permohonan Talak ARQ

3. Bahwa sama sekali tidak pernah terjadi perkawinan antara Pemohon dengan

Termohon pada Tanggal 30 Juni 2009, sebagaimana dalil Pemohon dalam Posita

1 Surat Permohonannya. Silakan Pemohon buktikan dalil sesatnya tersebut!

Kalaupun Pemohon merasa mengawini seorang pada Tanggal 30 Juni 2009,

maka mempelai wanitanya pasti bukanlah Termohon.

4. Bahwa Termohon dengan Pemohon terikat hubungan hukum perkawinan yang

sah sejak Tanggal 30 Juni 2006, sebagaimana Kutipan Akta Nikah No.

330/42/VI/2006, yang diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan

Temanggung, Kabupaten Temanggung, Propinsi Jawa Tengah; Tanggal 30 Juni

2006.

5. Bahwa terhadap alasan-alasan Pemohon pada Posita 2 dan 3 Lembar ke-1 Surat

Permohonan Pemohon, dengan ini Termohon secara tegas menyangkal dalil

tersebut. Alasan kebelumsiapan Pemohon untuk menikahi Termohon karena

belum memiliki pekerjaan adalah sama sekali tidak benar. Faktanya telah

terjadi kesepakatan antara Pemohon dan Termohon mengenai masalah

pekerjaan, bahwa pekerjaan tersebut bukan masalah dan bisa dicari setelah

pernikahan dilangsungkan. Oleh karena itulah kemudian Orang Tua Termohon

membiayai Pemohon untuk menempuh pendidikan profesi di Magister

Kenotariatan FH UGM dan selain itu Pemohon diserahi tugas mengurus Hotel

milik keluarga Termohon sebagai Operational Manager.

Selain itu, alasan kebelumsiapan Pemohon untuk menikahi Termohon karena

belum mengenal Termohon adalah semakin mengada-ada. Pemohon dan

Termohon telah melalui proses mengenal secara dekat (pacaran), selama

kurang lebih enam (6) tahun. Bahkan Pemohon pernah tinggal di rumah orang

tua Termohon selama kurang lebih 1 (satu) tahun dan Termohon juga pernah

tinggal di rumah orangtua Pemohon selama selama kurang lebih 1 (satu) tahun

juga saat kuliah dahulu.. Jadi tidak benar sama sekali apabila Pemohon

menyatakan tidak mengenal secara dekat baik sifat maupun karakter dari

Termohon.

6. Kalau Pemohon mendalilkan Pernikahan antara Pemohon dan Termohon terjadi

dikarenakan Pemohon terus didesak oleh ayah Termohon sebagaiman posita 3

Surat Permohonan Cerai Talak adalah tidak benar.

7

Page 8: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Amatlah wajar, lumrah dan dan sesuai dengan akidah apabila seorang ayah

menanyakan kepada calon menantunya tentang rencana pernikahan dengan

putrinya untuk menghindari zina dan pandangan negatif masyarakat. Apalagi

keduanya telah 6 (tahun) berpacaran dan terlebih lagi menikah juga adalah

ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.

Pernikahan antara Pemohon dan Termohon telah disepakati bersama oleh

Pemohon, Termohon, kedua orang tua Pemohon serta kedua orang tua

Termohon tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

Selain itu tegas bahwa peristiwa yang terjadi sebelum perkawinan adalah tidak

dapat dijadikan alasan dalam perkara perceraian.

7. Bahwa Termohon membenarkan sejak awal perkawinan, kehidupan rumah

tangga Pemohon dan Termohon berjalan dengan lancar dan harmonis,

Pemohon dan termohonpun hidup dengan sangat bahagia, saling mengasihi

dan saling menyayangi satu sama lain.

Namun keharmonisan rumah tangga dan kebahagiaan inipun justru dengan

sengaja ingin dirusak oleh Pemohon karena secara tiba-tiba dan secara

mengejutkan, pada akhir bulan Agustus 2009 Pemohon menunjuk kuasa hukum

untuk mengurus permohonan cerai talak terhadap Termohon. Hal ini tentu saja

bagi Termohon bak petir di siang bolong, karena secara tiba-tiba, tanpa pernah

ada pembicaraan atau komunikasi tentang hal perceraian ini sebelumnya, dan

bahkan tanpa diketahui secara pasti apa yang menjadi alasan dan penyebab

perkara perceraian.

Namun baru terkuak kemudian bahwa keinginan Pemohon untuk bercerai

dengan Termohon adalah karena Pemohon ingin bersanding dan hidup dengan

wanita lain. Pada gilirannya nanti akan Termohon buktikan tentang rekayasa

dan konspirasi apa dibalik permohonan cerai talak Pemohon ini.

8. Benar bahwa karena belum memiliki rumah sendiri, Pemohon dan Termohon

tinggal secara berpindah bergantian di rumah orang tuanya, kadang di rumah

orang tua Pemohon maupun kadang di rumah orang tua Termohon, hal

tersebut sama sekali tidak menjadi masalah bagi Termohon. Bahkan pada

tahun 2007 telah disiapkan rumah kediaman di Puluhdadi, Condongcatur,

8

Page 9: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Depok, Sleman; dimana Termohon dan Pemohon hidup serumah dan Termohon

melaksanakan kewajibannya sebagai istri yang baik sambil kuliah, namun

Pemohon senantiasa pulang dan tidur ke rumah orangtuanya. Selain itu pada

saat ini telah ada rencana dari orang tua Termohon untuk menyediakan rumah

di tempat lain bagi tempat tinggal Pemohon dan Termohon, agar Pemohon dan

Termohon lebih mandiri dan memiliki tempat tinggal sendiri.

9. Bahwa tidak benar sama sekali apabila sikap dan perilaku Termohon mulai

berubah menginjak pertengahan tahun pertama perkawinan, sebagaimana

didalilkan oleh Pemohon dalam posita 7 Surat Permohonan Cerai Talak. Justru

yang sebenarnya terjadi adalah Pemohon tidak pernah mau jujur, terbuka dan

berterus terang tentang apa yang menjadi keinginannya dan apa yang menjadi

ganjalan hatinya kepada Termohon sebagai istrinya. Pemohon lebih sering

menceritakan mengenai permasalahan yang dihadapinya (curhat) kepada

kedua orang tuanya, sehingga campurtangan orang tua Pemohon amat

berpengaruh pada Pemohon, sehinga seringkali hal ini tentu saja menyebabkan

sering ada kesalahpahaman dan perbedaan persepsi antara Termohon dan

Pemohon berikut orang tuanya, tetapi kesemuanya hanya masalah-masalah

sepele dan bukan hal yang prinsipil.

10. Bahwa Termohon menolak dengan tegas dalil Pemohon dalam posita butir ke-

12 Lembar ke-2 Surat Permohonan Cerai Talak yang mendalilkan bahwa antara

Pemohon dan Termohon telah pisah ranjang selama kurang lebih tiga bulan

yaitu sejak bulan November 2007).

Yang sebenarnya terjadi adalah Termohon meminta kepada dan diberi ijin oleh

Pemohon untuk pulang ke rumah orang tua Termohon di Temanggung untuk

menjalani kerja magang sebagai salah satu syarat untuk dapat diangkat

menjadi Notaris, yang dilaksanakan di Kantor Notaris / PPAT milik Ibu Termohon

sendiri. Walaupun tidak tinggal dalam satu kota namun keduanya saling

berkunjung. Pemohon sering datang ke Temanggung untuk sekedar melepas

rindu dengan Termohon, begitupun sebaliknya Termohon sering mengunjungi

Pemohon ke Yogyakarta. Jadi bukan dan sama sekali amat jauh dari konsep

pisah ranjang!

Selanjutnya, masih dalam posita yang sama Pemohon mendalilkan pada acara

pertunangan saudara Pemohon, Termohon merasa dicuekin dan tidak dihargai.

9

Page 10: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Hal itu jelas salah besar, karena peristiwa itu bukan pada pertunangan saudara

Pemohon (di ndalem Ngasem) tetapi pada resepsi perkawinan adik ipar dari

saudara sepupu pemohon dan bukan merupakan masalah yang besar karena

Termohon hanya kesal dan menggerutu saja. Termohon kesal karena ternyata

sebagian besar dari kerabat dan keluarga besar Pemohon tidak tahu bahwa

Pemohon telah menikah dengan Pemohon dan saat itu tidak ada upaya yang

layak untuk memperkenalkan Termohon sebagai istri Pemohon.

11. Termohon lagi-lagi menolak tegas atas pemutarbalikan fakta sebagaimana

posita butir ke-15 Lembar ke-3 Surat Permohonan Cerai Talak. Faktanya tidak

ada pernah sama sekali Termohon mencaci-maki Ayah Pemohon apalagi

“naudzubillah” di hadapan banyak orang dan saudara-saudara pemohon.

Fakta yang benar adalah saat itu Termohon berada di Jakarta bersama

Pemohon dan orang tuanya untuk menghadiri perkawinan keluarga Pemohon.

Waktu untuk acara di Jakarta tersebut direncanakan berangkat dari Yogyakarta

hari Selasa dan pulang hari Minggu. Namun ternyata pada hari Minggu rencana

pulang tiba-tiba diubah oleh Orang Tua Pemohon, padahal Termohon harus

pulang ke Yogyakarta karena pada hari Seninnya adalah hari terakhir

pendaftaran ujian PPAT, urusan yang amat penting dibanding ikut jalan-jalan di

Jakarta dan mengantar cucu ke Bandara. Secara baik-baik Termohon mengajak

Pemohon pulang, namun hal itu malah dicampuri orang tua Pemohon dengan

mengatakan kok tidak kompak dan dengan enteng menyampaikan saran untuk

menunda kepulangan dan urusan ujian PPAT masih bisa tahun depan. Akhirnya

Pemohon mengatakan “Rama ndak usah ikut-ikut” dan saat itu hanya ada

Pemohon, Ayah Pemohon dan Termohon, jadi sama sekali tidak dihadapan

orang banyak. Pengaruh orang tua Pemohon terhadap Pemohon amatlah besar,

sehingga Pemohon pun tanpa rasa tanggungjawab hanya mengantar Termohon

ke Bandara dan akhirnya Termohon pulang sendiri Yogyakarta.

Selebihnya atas kesalahpahaman tersebut antara Termohon dengan orang tua

pemohon sudah saling memafkan, dan setelah itu segalanya telah berjalan

dengan normal lagi.

12. Bahwa terhadap dalil Pemohon dalam Posita 16 dan 17, sekali lagi hal itu

sangat mengada-ada dan amat tidak logis, sejak kapan Pemohon disiksa dan

dibuat menderita oleh Termohon?

10

Page 11: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Teganya Pemohon menyebut perkawinan dengan Termohon adalah “neraka”

ataukah karena ada surga baru di Pulau Dewata? Wallahua‘lam.

Naudzubillahimindalik! Bukankah justru Termohonlah yang pihak yang

teraniaya. Jawab saja pertanyaan ini, siapa diantara Pemohon dan Termohon

yang mengaku bujang dan punya pacar lagi dan tidak mengaku sampai

keluarganya didatangkan? Siapa yang dibelakang pihak selebihnya mengaku

hanya hubungan bisnis tapi ternyata malah berpacaran dan merencanakan

hidup bersama. Betapa sakit dan terlukanya hati Termohon, tapi tetap saja

Termohon masih mau memaafkan dan membina kembali hubungannya dengan

Pemohon.

Termohon senantiasa berusaha menjadi istri yang baik, mau memaafkan

Pemohon dan sampai saat inipun masih mencintai Pemohon dan masih

bersedia memaafkan Pemohon. Perkawinan adalah janji suci dihadapan Allah

SWT, suatu hal yang amat tinggi nilainya sehingga patut untuk dipertahankan.

Meski halal atau diperbolehkan, perceraian adalah perbuatan yang dibenci

Allah SWT.

Termohon percaya bahwa ini semua adalah ujian dan cobaan untuk lebih

menguatkan bahtera rumah tangga, oleh karenanya dengan ikhlas dan

tawakkal Termohon akan berusaha menghadapinya dengan tidak bersedia

bercerai dengan Pemohon karena alasan yang tidak jelas dan penuh rekayasa

ini.

Tegas bahwa Majelis Hakim harus secara seksama dan penuh kehati-hatian

dalam memeriksa perkara ini, dan kami percaya bahwa Majelis Hakim yang

mulia akan bijaksana dalam menentukan lebih besar mana antara manfaat

atau mudharat terhadap masa depan rumah tangga antara Pemohon dengan

Termohon.

13. Bahwa Termohon menyangkal dengan keras tatkala Pemohon dalam Posita

butir 18 Surat Permohonan Cerai Talak yang mendalilkan bahwa Pemohon telah

4 (empat) bulan pisah ranjang dengan Termohon.

11

Page 12: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Karena pada kenyataannya sampai Tanggal 21 Agustus 2009 Pemohon masih

tinggal di rumah orang tua Pemohon, dan sampai minggu ketiga Bulan Juli

2009, Pemohon dan Termohon masih melakukan hubungan suami istri seperti

biasanya. Jadi dihitung dari mana pisah ranjang selama 4 (empat) bulan itu?

Bahwa pada akhir Bulan Agustus 2009, karena menyambut Bulan Suci

Ramadhan, Termohon meminta ijin kepada Pemohon untuk Nyantri di Pondok

Pesantren, dan Pemohonpun mengijinkan. Keberangkatan Termohon untuk

Nyantri di Pondok Pesantren itupun diantar oleh orang tua Termohon. Tapi

ternyata saat kepergian Termohon untuk nyantri itu dimanfaatkan Pemohon

untuk mengajukan perkara cerai talak in casu.

Selanjutnya, alasan bahwa Pemohon sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan

biologis Termohon akibat tertekan juga amat tidak logis dan mengada-ada.

Kalau tertekan maka tertekan oleh siapa ? Ataukah ketidakmampuan itu

karena keengganan Pemohon karena sudah ada wanita lain selain Termohon?

14. Selanjutnya Termohon menyangkal dan menolak alasan-alasan/dalil Pemohon

dalam segenap posita Surat Permohonan Cerai Talak untuk selain dan

selebihnya.

Selain itu Petitum butir ke-3 Surat Permohonan Cerai Talak oleh Pemohon juga

amat tidak patut dan merendahkan martabat sebagai seorang laki-laki.

Termohon tak habis pikir selain jarang memberi nafkah kepada Termohon

meski usaha batiknya menghasilkan keuntungan, amit-amit kenapa Pemohon

masih juga meminta biaya perkara ini ditanggung oleh Termohon.

15. Bahwa berdasarkan hal-hal di atas maka sama sekali tidak terdapat cukup

alasan menurut hukum untuk menjadi dasar permohonan cerai talak

sebagaimana diatur secara limitatif dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah

Nomor 9 Tahun 1975 jo. Penjelasan Pasal 39, Undang-Undang No. 1 Tahun

1974.

16. Bahwa selain karena segenap alasan-alasan Pemohon yang diajukan dalam

Surat Permohonan Cerai Talak ini tidak sah serta penyebab dari adanya

sengketa ini adalah terdapat pada diri Pemohon oleh karenanya tidak ada “hak

gugat” atau hak Pemohon untuk mengajukan permohonan cerai talak pada

perkara in casu.

12

Page 13: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Khusus terhadap alasan syiqaq, maka pihak yang menjadi penyebab tidak

dapat menjadi pihak yang menuntut perceraian. Hal tersebut sebagaimana

Yurisprudensi MA RI No. 2571 K/Pdt./1988.3

Bahwa putusan MA tersebut sesuai dengan yang digariskan Angka 2 SEMA No.

3 tahun 1981, yang memberi amnat kepada hakim untuk menyelidiki siapa

penyebab perselisihan, sebagai hal yang merupakan dasar bagi hakim untuk

mengambil keputusan. Mengingat penyebab perselisihan tidak mungkin dapat

meminta cerai. 4

Sedemikian berdasarkan segala hal di atas adalah adil, wajar dan sesuai

dengan hukum apabila Permohonan Cerai Talak perkara a quo, dinyatakan

ditolak.

III. DALAM REKON P ENSI

Bagian dalam Rekonpensi berikut permohonan dalam petitumnya ini adalah

bersifat aksesoria apabila majelis hakim memutuskan memeriksa pokok perkara

dan memberikan izin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap

Termohon. Rekonpensi ini disusun berdasarkan fakta-fakta sebagai berikut :

1. Segala hal yang termuat di dalam Butir II Dalam KONPENSI di atas, secara

proporsional, mutatis-mutandis, dengan ini dinyatakan termuat lagi pada bagian

REKONPENSI ini;

2. Bahwa pada bagian REKONPENSI ini mohon Termohon KONPENSI disebut

sebagai PENGGUGAT REKONPENSI, sedangkan Pemohon KONPENSI disebut

sebagai TERGUGAT REKONPENSI.

3. Bahwa sebagaimana akan diupayakan pembuktiannya nanti oleh Penggugat

Rekonpensi, penyebab utama dari diajukannya permohonan cerai talak oleh

Tergugat Rekonpensi adalah disebabkan karena Termohon Rekonpensi memiliki

Wanita Idaman Lain (WIL). Namun karena rasa cinta yang besar dari Penggugat

3 Varia Peradilan, Edisi no. 53 Tahun V, Jakarta, Februari 1990, hlm 52. 4 M Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Cetakan ke-3, Jakarta, 2005, hlm

129.

13

Page 14: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Rekonpensi terhadap Termohon Rekonpensi maka Penggugat Rekonpensi telah

memaafkan semua kesalahan yang dilakukan oleh Tergugat Rekonpensi, dan

Penggugat Rekonpensi ingin tetap mempertahankan keutuhan rumah

tangganya karena ingin membina sebuah rumah tangga yang Sakinah,

Mawadah, Warahmah. Amiin ya rabbalalamin.

4. Peristiwa yang terjadi dan disampaikan oleh Tergugat Rekonpensi adalah hal

kecil, sepele dan amat wajar terjadi dalam perjalanan bahtera rumah tangga.

Tergugat Rekonpensi seperti tidak pernah menghitung jasa keluarga Penggugat

Rekonpensi yang telah membantu dan membiayai sekolah S-2 (Magister

Kenotariatan), menyediakan tempat magang dan saat ini mengusahakan rumah

kediaman untuk Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi. Jadi

ibarat pepatah “habis manis sepah dibuang” atau “air susu dibalas air tuba”.

Bahkan tanpa diberi nafkah lahir oleh Tergugat Rekonpensi pun Penggugat

Rekonpensi yakin bahwa rumah tangga masih tetap bisa berjalan baik dan

harmonis, meski saat ini usaha batik Tergugat Rekonpensi sudang berkembang

baik dan mendapat keuntungan besar.

Permasalahan ini sebenarnya tidak perlu terjadi apabila Tergugat Rekonpensi

punya prinsip, mandiri dan tidak mau urusan rumahtangganya senantiasa

dicampuri dan diatur orang tuanya.

5. Karena permohonan cerai talak tidak mencantumkan hak-hak Penggugat

Rekonpensi, maka adalah wajar apabila dalam petitum bagian rekonpensinya

nanti Penggugat Rekonpensi mengajukan hak-haknya. Dengan dasar

pengeluaran rumah tangga kurang lebih sebesar Rp. 1.000.000,- maka hak-hak

Penggugat Rekonpensi diperhitungkan sebagai berikut :

a. Nafkah Madyah (terhutang)

36 bulan x Rp. 1.000.000,- = Rp. 36.000.000,-

b. Nafkah iddah

3 bulan x Rp. 1.000.000,- = Rp. 3.000.000,-

c. Nafkah Mut’ah

Sebesar Rp. 30.000.000,-

14

Page 15: Jawaban Permohonan Talak ARQ

Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka dengan ini Termohon Konpensi/Penggugat

Rekonpensi, bermohon kepada Majelis Hakim Pemeriksa Perkara a quo untuk

menjatuhkan putusan sebagai berikut :

I. PRIMAIR

A. DALAM EKSEPSI

1. Menerima Eksepsi Termohon untuk seluruhnya;

2. Menyatakan Permohonan Pemohon tidak dapat diterima.

B. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Menghukum Pemohon untuk menanggung biaya perkara yang timbul;

Atau, apabila majelis berpendapat lain,

I . PRIMAIR

A. DALAM EKSEPSI

1. Menolak Eksepsi Termohon untuk seluruhnya;

B. DALAM KONPENSI

1. Menerima Jawaban Termohon untuk seluruhnya;

2. Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya.

C. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Menghukum Pemohon untuk menanggung biaya perkara yang timbul;

Atau, apabila majelis berpendapat lain,

I . PRIMAIR

A. DALAM EKSEPSI

1. Menolak Eksepsi Termohon untuk seluruhnya;

B. DALAM KONPENSI

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon untuk sebagian.

2. Memberi izin kepada Pemohon untukmengucapkan Ikrar Talak.

C. DALAM REKONPENSI

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat Rekonpensi untuk

seluruhnya;

2. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar : Nafkah

Terutang sebesar Rp. 36.000.000,-, nafkah Iddah sebesar Rp.

15

Page 16: Jawaban Permohonan Talak ARQ

3.000.000,- dan Nafkah Mut’ah sebesar Rp. 30.000.000,- kepada

Penggugat Rekonpensi

D. DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Menghukum Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk

menanggung biaya perkara yang timbul;

II. SUBSIDAIR

Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono)

Demikian atas budi baik dan jerih-payah Pengadilan Agama Yogyakarta, kami

menyampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sleman, 19 Oktober 2009.

Hormat takzim

Termohon/Penggugat Rekonpensi berikut Kuasanya,

Zahru Arqom, S.H., Dony Hendrocahyono, S.H.

16