Jawaban Metopen Part 1

15
Metodologi penelitian (selasa, 10 april 2012)/ Prof. Dr. Ir. Sri Anggrahini (PART 1) 1. Ilmu bukanlah sesuatu yang bersifat statis. Jelaskan apa yang dimaksud dan jelaskaan pula apa perbedaan antara Ilmu dan Pengetahuan ? Ilmu sebagai rangkaian kegiatan manusia atau proses sebagai tindakan pikiran atau prosedur dan sebagai keseluruhan hasil yang dicapai. Berdasarkan ketiga kategori proses, prosedur, dan produk yang semuanya bersifat dinamis (tidak ada yang statis), ilmu dapat dipahami sebagai aktivitas penelitian, metode kerja, dan hasil pengetahuan sistematis. Ilmu selalu berkembang dengan adanya penemuan-penemuan baru, teknologi baru serta metode baru oleh sebab itu ilmu bersifat dinamis, bukan suatu ketentuan yang mutlak. Ilmu : 1. Ilmu sebagai aktivitas adalah suatu proses yaitu serangkaian aktivitas yang dilakukan manusia 2. Ilmu sebagai metode , untuk aktivitasnya manusia harus menggunakan metode tertentu (metode penelitian) 3. Ilmu sebagai pengetahuan : Oleh karena aktivitasnya manusia menggunakan metode tertentu , maka akan dihasilkan pengetahuan. Pengetahuan Diperoleh begitu saja tanpa dilakukan penelitian, hasil pengamatan yang bersifat tetap karena tidak memberikan tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain dengan demikian tidak bersifat sistematik dan tidak objektif. Perbedaan antara ilmu dan pengetahuan : Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi , tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Pengetahuan merupakan hal yang belum tersususn , baik mengenai fisik atau metafisik

description

jawaban soal uts metopen s2 teknologi pertanian ugm

Transcript of Jawaban Metopen Part 1

Page 1: Jawaban Metopen Part 1

Metodologi penelitian (selasa, 10 april 2012)/ Prof. Dr. Ir. Sri Anggrahini (PART 1)

1. Ilmu bukanlah sesuatu yang bersifat statis. Jelaskan apa yang dimaksud dan jelaskaan pula apa perbedaan antara Ilmu dan Pengetahuan ?

Ilmu sebagai rangkaian kegiatan manusia atau proses sebagai tindakan pikiran atau prosedur dan sebagai keseluruhan hasil yang dicapai. Berdasarkan ketiga kategori proses, prosedur, dan produk yang semuanya bersifat dinamis (tidak ada yang statis), ilmu dapat dipahami sebagai aktivitas penelitian, metode kerja, dan hasil pengetahuan sistematis. Ilmu selalu berkembang dengan adanya penemuan-penemuan baru, teknologi baru serta metode baru oleh sebab itu ilmu bersifat dinamis, bukan suatu ketentuan yang mutlak.

Ilmu : 1. Ilmu sebagai aktivitas adalah suatu proses yaitu serangkaian aktivitas yang

dilakukan manusia2. Ilmu sebagai metode , untuk aktivitasnya manusia harus menggunakan metode

tertentu (metode penelitian)3. Ilmu sebagai pengetahuan : Oleh karena aktivitasnya manusia menggunakan

metode tertentu , maka akan dihasilkan pengetahuan.

PengetahuanDiperoleh begitu saja tanpa dilakukan penelitian, hasil pengamatan yang bersifat tetap karena tidak memberikan tempat bagi pengkajian dan pengujian secara kritis oleh orang lain dengan demikian tidak bersifat sistematik dan tidak objektif.

Perbedaan antara ilmu dan pengetahuan :Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi , tersistem dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris.Pengetahuan merupakan hal yang belum tersususn , baik mengenai fisik atau metafisikPengetahuan adalah informasi yang bersifat common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki metode dan mekanisme tertentu.Ilmu memiliki kebenaran yang bersifat obyektif sedangkan pengetahuan bersifat subyektif.

Persamaan antara ilmu dan pengetahuan :

Keduanya mencari rumusa yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya artinya ilmu dan pengetahuan sama-sama menyelidiki nilai kebenaran mengenai suatu hal yang dikaji.

Keduanya sama-sama mencoba menjelaskan suatu fenomena melalui pendekatan rasionalitas

Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya Keduanya mempunyai metode dan sistem

Page 2: Jawaban Metopen Part 1

2. Untuk mendapatkan pengetahuan orang dapat mencari dengan pendekatan ilmiah dan non ilmiah. Jelaskan ? Pendekatan Ilmiah : Cara pendekatan ilmiah yang dapat diterima oleh akal

dengan berpikir ilmiah, dituntut dilakukan dengan cara dan tata urutan tertentu sehingga diperoleh pengetahuan yang benar atau logis

Pendekatan non ilmiah : Pengetahuan dengan pendekatan non ilmiah contohnya adalah wahyu. Disini manusia bersifat pasif, maka dengan wahyu manusia mendapatkan pengetahuan lewat keyakinan (kepercayaan) bahwa yang diwahyukan itu benar dan diperoleh secara langsung tanpa urutan tertentu.

3. Dalam mencari sumber pustaka harus selektif, prinsip-prinsip apa yang digunakan , mengapa demikian? Jelaskan !Menurut Spiller (1991), dalam melakukan seleksi ada 5 pendekatan,, yaitu : Pendekatan menurut subyek

Dengan memilih pustaka harus dipertimbangkan mengenai subyek dan siapa yang menjadi pengguna sehingga dapat diketahui mutunya

Pendekatan menurut tingkat dan mutu koleksiDalam melakukan seleksi bahan pustaka harus mengetahui dengan baik siapa yang menjadi pengguna perpustakaan sehingga dapat diketahui tingkat dan mutunya.

Harga buku; standar kualitas isi buku; dapat dibaca dan menarikDaya (Readibility) atau derajat keterbacaan, cara penyajian, serta sistematika penulisan dan unsur kemutakhiran.

Selain yang tertera diatas, dalam mencari pustaka hendaknya ;a. Judul disesuaikan dengan program lembaga yang ada atau penelitian yang

terkaitb. Judul disesuaikan dengan tingkatan penggunac. Pengarang sudah sangat terkenal di bidangnya (ahli atau pakar)d. Isi buku harus tahan lama, berbobot dan tidak cepat berubahe. Penerbit cukup dikenal pada bidangnyaf. Harga buku atau referensi cukup pantas.

4. Data hasil suatu penelitian dapat akurat dan validitasnya tinggi atau validitasnya tinggi tapi tidak akurat ataupun tidak akurat dan tidak valid. Jelaskan apa yang dimaksud dan mengapa hal tersebut bisa terjadi serta beri contoh ! Agar data penelitian mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka alat pengambil data harus memenuhi syarat-syarat sebagai alat pengukur yang baik, yaitu:

a. Realibilitas atau keterandalannya artinya reliabilitas suatu alat menunjukkan keajegan hasil pengukuran apabila alat tersebut diguanakan oleh orang yang sama dalam waktu berlainan atau digunakan orang lain dalam waktu bersamaan

b. Validitas atau kesahihan menunjuk pada sejauh mana alat pengukur itu mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur, keputusan alat pengambil data mana yang akan digunakan terutama ditentukan oleh variabel yang akan diamati. Pertimbangan lain berdasar pada sudut praktisnya seperti besar kecilnya biaya, mudah tidaknya menggunakan alat tersebut, dll

c. Keterulangan (replication):

Page 3: Jawaban Metopen Part 1

Penelitian dapat diulang di tempat dan waktu berbeda dan menghasilkan kesimpulan yang konsisten.

Maka data suatu hasil penelitian dapat akurat dan validitasnya tinggi jika alat pengambil data reabilitasnya dapat dipertanggung jawabkan, telah teruji dengan berbagai pihak dengan hasil yang akurat, tingkat kesalahan yang kecil . Rancangan dan variabl penelitianyang diujikan memiliki derajat keterulangan yang makin banyak makin baik, selain itu memiliki standar error/deviasi yang kecil sehingga dapat dimungkinkan hasil penelitian disebut valid dan sebaliknya.

Data yang kurang memiliki validitas dan reliabilitas, akan menghasilkan sebuah kesimpulan yang bias, kurang sesuai dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan kelaziman. Untuk membuat alat ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta pengalaman-pengalaman yang kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya tidak kita temukan dalam teori. Alat ukur atau instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus memiliki validitas dan reliabilitas, agar data yang diperoleh dari alat ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut dengan validitas dan reliabilitas alat ukur atau validitas dan reliabilitas instrumen. Replikasi atau keterulangan berupa keterulangan terhadap perlakuan dan pengujian agar didapat hasil yang semakin mendekati tingkat keakuratan, semakin banyak keterulangan maka data hasil penelitian semakin baik.

Pembahasan

Validitas dan Reliabilitas Penelitian

        Sebelum aksi penelitian dilakukan, mahasiswa perlu membedakan kriteria tentang validitas dan reliabilitas hasil penelitian dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Hasil penelitian yang valid dan reliabel dengan instrumen yang valid dan reliabel, Sugiono, 2005, merupakan hasil penelitian yang memiliki kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Misalnya saja warna dalam objek yang berwarna merah, akan tetapi data yang terkumpul memberikan data berwarna lain, maka hasil penelitiannya tidak valid. Sedangkan hasil penelitian yang reliabel, diperoleh bila terdapat kesamaan data yang terkumpul dalam kurun waktu yang berbeda, ataupun pengukuran yang dilakukan secara berulang. Misalnya warna dalam obyek beberapa waktu lalu berwarna merah, maka pada saat ini dan besok tetap berwarna merah. Jika kita memperoleh data tentang jumlah mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian dua hari yang lalu adalah 50 mahasiswa, maka jumlah mahasiswa pada hari ini dan besok adalah sebanyak 50 mahasiswa, demikian seterusnya.

Reliabilitas Instrumen

           Pengertian Reliabilitas, Sugiono 2005, adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Kondisi itu ditengarai dengan konsistensi hasil dari penggunaan alat ukur yang sama yang dilakukan secara berulang

Page 4: Jawaban Metopen Part 1

dan memberikan hasil yang relatif sama dan tidak melanggar kelaziman. Untuk pengukuran subjektif, penilaian yang dilakukan oleh minimal dua orang bisa memberikan hasil yang relatif sama (reliabilitas antar penilai). Pengertian Reliabilitas tidak sama dengan pengertian validitas. Artinya pengukuran yang memiliki reliabilitas dapat mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengukuran Reliabilitas

         Sifat reliabilitas dari sebuah instrumen berhubungan dengan sejauh mana kemampuan alat ukur itu memberikan hasil yang konsisten dari satu even percobaan ke even percobaan lainnya. Jika konsistensi pengukuran itu tidak kita peroleh dalam setiap pengukuran, dapat dibayangkan bila pengukuran yang dilakukan dengan instrumen itu memberikan hasil yang berbeda dari pengukuran satu ke pengukuran berikutnya. Saat ini kita memperoleh hasil pengukuran berat badan seseorang adalah 70 kg. Beberapa saat kemudian, meskipun dengan alat ukur yang sama kita memperoleh hasil 73 kg. Demikian seterusnya, hasilnya tidak pernah konsisten. Data yang kita peroleh tidak pernah konsisten dari waktu ke waktu. Pertanyaan yanag akan muncul dari benak kita adalah hasil pengukuran mana yang kita gunakan?

           Dalam kajian teoritis, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu uji coba yang dilakukan tetap memiliki hasil yang sama meskipun dilakukan secara berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Instrumen alat ukur dianggap bisa diandalkan apabila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama dan tidak bisa diandalkan bila pengukuran yang dilakukan secara berulang-ulang itu memberikan hasil yang relatif tidak sama. Pengujian reliabilitas instrumen untuk memperoleh hasil yang reliabel bisa dilakukan dengan berbagai metode statistik.

            Contoh lain adalah misalnya saja dalam sebuah kesempatan kita ingin mengukur panjang dan lebar tiga (3) buah lapangan bola volley. Alat yang digunakan dalam pengukuran itu adalah meteran dan jangkauan langkah. Setelah dilakukan pengukuran, bisa dipastikan bahwa pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan meteran memperoleh hasil panjang dan lebar yang relatif sama terhadap ketiga lapangan bola volley itu. Sedangkan pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan jangkauan langkah terhadap ketiga lapangan bola volley itu, menghasilkan satuan ukur, yakni panjang dan lebar yang berbeda.

Validitas Instrumen

       Fenomena kedua setelah mahasiswa menguji reliabilitas alat ukur, pekerjaan berikutnya adalah bagaimana memperoleh instrumen yang memiliki validitas, agar data yang diperoleh dari penyebaran instrumen itu benar-benar valid. Dikatakan memiliki validitas adalah bila instrumen atau alat ukur yang dibuat bisa dengan tepat mengukur objek yang akan diukur. Misalnya saja untuk mengukur, panjang dan lebar lapangan bola volley agar sama dengan luas standar lapangan internasional, maka sebaiknya kita

Page 5: Jawaban Metopen Part 1

menggunakan meteran. Karena meteran adalah merupakan alat ukur yang valid dan sudah memiliki validitas. Selain meteran, alat ukur untuk mengukur panjang dan lebar benda tidak lazim digunakan

5. Di dalam suatu penelitian yang dihasilkan adalah suatu kebenaran dan kebenaran tersebut sifatnya tidak mutlak. Jelaskan apa yang dimaksud !

Penelitian tak lain adalah sebuah proses yang komprehensif dan sistematis untuk menghasilkan sebuah ilmu pengetahuan. Dalam kerangka yang lebih luas, ilmu bukan merupakan hasil akhir. Ilmu pengetahuan justru adalah sebuah proses untuk menghasilkan suatu hasil akhir yang disebut dengan “kebenaran”. Jadi, hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah metode penelitian adalah kebenaran.

Kebenaran yang dihasilkan dari sebuah metode penelitian yang absah adalah sebuah kebenaran ilmu yang teruji dan terukur. Namun meskipun demikian, dalam perspektif ilmu pengetahuan diterima secara umum bahwa makna dari kebenaran tersebut tidak bersifat mutlak tetapi relative. Kebenaran yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dengan demikian adalah kebenaran relative atau umum disebut dengan kebenaran yang “mendekati kebenaran”. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan sebuah kebenaran diuji kembali dengan menggunakan metode penelitian yang sudah ada. Dalam siklus ini kebenaran adalah feed back atau umpan balik untuk menemukan kebenaran lainnya. Secara sederhana siklus ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1Hubungan Penelitian, Ilmu dan Kebenaran

Kebenaran yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan bersifat tidak absolute. Pada dasarnya kebenaran ilmu pengetahuan adalah hasil kesepakatan masyarakat ilmu pengetahuan itu sendiri dalam suatu masa tertentu. Dengan demikian kebenaran ilmu pengetahuan dapat ditumbangkan oleh hasil penelitian ilmiah lebih lanjut yang didukung oleh fakta-fakta empiris dapat membuktikan sebaliknya. Disinilah pentingnya kegiatan penelitian. Apabila kegiatan penelitian berhenti maka konsekuensinya kebenaran yang tidak absolute tersebut makin lama semakin kabur maknanya atau sebaliknya kebenaran tersebut pada suatu saat tertentu ternyata sudah tidak valid tanpa disadari oleh komunitas ilmu pengetahuan.

PENELITIANPENELITIAN ILMUILMU

KEBENARANKEBENARAN

Page 6: Jawaban Metopen Part 1

Setidaknya ada tiga cara orang menerima sesuatu itu benar, yakni : kebenaran berdasarkan teori koherensi

Dalam hal ini suatu pernyataan dikatakan benar apabila pernyataan tersebut koheren atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan benar yang sudah ditemukan sebelumnya. Dalam praktek penelitian hal ini tercermin dari penyusunan kerangka berfikir atau landasan teoritis atau studi pustaka. Studi pustaka adalah kumpulan argumentasi teoritis yang dikemukakan sejumlah ahli terdahulu yang sudah diuji kebenarannya dan selanjutnya dijadikan sebagai kerangka analisis penelitian yang dilakukan saat itu.

Sebuah hasil penelitian berdasarkan kerangka berfikir koheren dapat diterima jika argumentasi teoritis yang dipergunakan sebagai dasar analisis adalah argumentasi yang benar dan relevan dengan objek penelitian. Kesalahan dalam memilih landasan teoritis menyebabkan jawaban permasalahan dipandang tidak tepat. Atau lazim didengar bahwa penelitian yang demikian adalah penelitian yang mengambang karena tidak jelas dasar berpijaknya secara teoritis.

Logika penalaran yang dipergunakan dalam teori kebenaran koheren adalah logika deduktif, dimana proses penalaran dimulai dari sebuah kebenaran umum menuju kebenaran yang lebih khusus. Logika ini banyak dipergunakan dalam penelitian-penelitian ilmu pasti seperti ilmu matematika. Dimana dasar berfikir dilandaskan pada rumus-rumus umum yang sudah ada ditemukan oleh pakar-pakar terdahulu dan sudah diterima kebenarannya.

Kebenaran berdasarkan teori korespondensiDalam teori ini suatu pernyataan dikatakan benar apalagi isi pernyataan

tersebut berkoresponden dengan objek factual yang terkandung pernyataan tersebut. Dengan bahasa yang sederhana sebuah pernyataan baru dianggap benar apabila didukung oleh fakta-fakta empiris (kenyataan). Misalnya pernyataan bahwa saat ini hujan dipandang benar jika secara kenyataan bahwa hujan memang sudah turun. Jika hari mendung, awan hitam disertai angin yang bertiup kencang belum dianggap fakta yang mendukung kebenaran pernyataan tersebut. Fakta empiris turunnya hujan adalah satu-satunya fakta yang berkoresponden dengan pernyataan tadi.

Logika penalaran yang dipergunakan dalam teori kebenaran ini adalah logika indukti, dimana kebenaran dimulai dari satu atau beberapa kebenaran yang bersifat khusus untuk kemudian merumuskan sebuah pernyataan benar yang bersifat umum. Jadi, logika induktif menarik kesimpulan melalui proses generalisasi fakta-fakta empiris.

Kebenaran berdasarkan teori kebenaran pragmatisDalam teori ini sesuatu dipandang benar jika pernyataan tersebut mempunyai

manfaat praktis yang dapat diterapkan atau dipergunakan manusia. Fokus kebenaran adalah manfaat praktis dari suatu temuan penelitian, tanpa terlalu mempersoalkan landasan teoritis ataupun korespondensinya dengan fakta-fakta empiris.

Page 7: Jawaban Metopen Part 1

Uraian-uraian diatas dapat membantu menyadarkan kita bahwa kebenaran yang dihasilkan pemikiran manusia tidak bersifat absolute, karena cara pandang yang berbeda dalam menerima kebenaran bisa menyebabkan suatu pernyataan dipandang benar oleh sekelompok oranng, akan tetapi dipandang sebaliknya oleh kelompok lain. Inilah hakikat dasar kebenaran yang bisa dicapai oleh pemikiran manusia.

Ilmu pengetahuan melalui metode penelitian ilmiah mencoba mempertinggi tingkat kebenaran yang tidak absolute tersebut dengan memadukan logika deduktif dan logika induktif. Sebuah penelitian ilmiah terlebih dahulu disusun berdasarkan kerangka penalaran deduktif dengan merumuskan landasaran teoritis (kajian pustaka, landasan teori), kemudian mengumpulkan fakta-fakta empiris yang mendukung landasan teoritis tersebut. Data empiris kemudian diverifikasi dengan menjadikan landasan teoritis/ kajian pustaka sebagai kerangka acuan. Dalam tahap ini logika yang dipergunakan adalah logika induktif. Sehingga diharapkan kebenaran penelitian ilmiah dapat diterima berdasarkan sudut pandang teori kebenaran koheren maupun koresponden.

6. Ada 4 parameter untuk menentukan representativeness suatu sampel dan jelaskan !Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness sampel (sampel yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:

Variabilitas populasi Variabilitas populasi merupakan hal yang sudah “given”, artinya peneliti harus menerima sebagaimana adanya, dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya. Selain variabilitas populasi biasnya disebut juga derajat keseragaman (degree of homogeneity) dari populasi. Makin seregaman populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil. Apabila populasi seragam sempurna (completely homogeneous), maka satu satuan elemen saja dari sepuluh populasi itu sudah cukup representative untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu amat tidak sempurna (completely heterogeous), maka hanya elemen lengkaplah yang dapat memberikan gambaran representative.

Besar sampel dan Presisi Makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogen secara sempurna, besarnya sampel tidak mempengaruhi taraf representativeness sampel. Presisi (Precision) yang dikehendaki dari peneliti. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar sampel yang harus diambil.

Teknik penentuan sampel Makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel, akan makin tinggi pula tingkat representativeness sampel.

Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel. Makin lengkap ciri-ciri populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi tingkat representativeness sampel. Selain itu dalam penentuan sampel juga harus diperhatikan tenaga, biaya , dan waktu.

Page 8: Jawaban Metopen Part 1

7. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan teknologi sebagai barang buatan manusia dan teknologi sebagai kegiatan manusia !

Teknologi sebagai Barang Buatan

Pengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan yang paling umum dikenal orang ialah barang buatan manusia. Barang buatan itu biasanya dilawankan dengan benda alam. Misalnya sebatang kayu dari pohon yangtumbang adalah suatu benda alam. Jika kemudian batang kayu dari pohon itu dipotong, dipahat, dibentuk, dan dilakukan penggarapan lainnya oleh manusia sehingga menjadi sebuah perahu yang digunakan untuk menyeberangi sungai,maka batang kayu itu berubah menjadi barang buatan yang disebut teknologi. Manusia pada dasarnya lemah, sehingga ia menciptakan alat untuk memperpanjang organ tubuh sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan. Barang-barang buatan itu, selain untuk keperluan mempertahankan hidup sehari-hari, jugas ebagai sarana untuk maksud keagamaan dan mengungkapkan seni.

Teknologi sebagai Kegiatan Manusia

Kegiatan manusia yang termasuk pengertian teknologi dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu membuat dan menggunakan. Membuat adalah kegiatan merancang dan menciptakan suatu barang buatan, sedangkan menggunakan adalah melakukan suatu kegiatan sesuai dengan fungsi suatu barang buatan yang telah dibuat. Jadi, yang dimaksud teknologi merupakan kegiatan manusia. Namun, tidak setiap kegiatan manusia adalah teknologi, melainkan hanya kegiatan yang mempunyai dua ciri pokok, yaitu efisien dan bertujuan tertentu. Dengan demikian,  yang  dimaksud  dengan  teknologi  sebagai  kegiatan  manusia. Tetapi  tidak  setiap  kegiatan  manusia  adalah  teknologi, melainkan  hanyalah  kegiatan  yang mempunyai dua ciri pokok, yaitu efisien dan memiliki tujuan tertentu. 

8. Gambarkan dan jelaskan bagaimana hubungan antara ilmu dan teknologi saat ini !Jawaban sama dengan part 2 nomor 3

9. Jelaskan langkah-langkah apa yang perlu dilakukan agar anda tidak dianggap sebagai plagiat dalam penelitian?

Cara memperkecil kemungkinan terjadinya plagiarisme adalah dengan antara lain mencegah jangan sampai plagiarisme terjadi :

Pencegahan secara umum :

Menghargai atau memberikan apresiasi terhadap karya orang lain Mengambil atau memaknai karya orang lain seyogyanya dilakukan dengan baik

dan benar. Setiap tulisan dalam bentuk kalimat, paragraf yang dikutip harus senantiasa menulis sumber informasi dari penulisnya.

Page 9: Jawaban Metopen Part 1

Bila mencari bahan untuk penyusunan karya ilmiah dianjurkan untuk mengembangkan kebiasaan mencatat nama penulis dan sumber karya ilmiah dari setiap pustaka yang dicatat.

Sitasi sering menempatkan bagian-bagian yang disitasi diantara tanda kutip atau dengan ditulis miring.

Bila memakai ide orang lain cantumkan sumber ide tersebut dan pakailah ide yang memang benar-benar sesuai dan relevan dengan karya ilmiah yang sedang disusun. Hal ini juga memudahkan pembaca untuk mengkaitkan nalar penulis dengan sumber ide yang dikutipnya tersebut.

Melakukan parafrase Pendekatan terbaik dalam menghindari plagiarisme adalah dengan melakukan

parafrase, yang diartikan secara bebas sebagai suatu upaya mengangkat intisari dari bacaan dan menuliskannya kembali dengan kata-kata sendiri.

CONTOH :1. Pengutipan

1. Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu kalimat, dengan menyebutkan sumbernya.

2. Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik dan benar. Yang dimaksud adalah sesuai panduan yang ditetapkan masing-masing institusi dalam penulisan daftar pustaka.

2. Paraphrase (parafrase) Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya. Parafrase adalah mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri, tanpa merubah maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan sumbernya.

Selain dua hal di atas, untuk menghindari plagiarisme, kita dapat menggunakan beberapa aplikasi pendukung antiplagiarisme baik yang berbayar maupun gratis. Misalnya: Menggunakan alat/aplikasi pendeteksi plagiarisme. Misalnya: Turnitin,

Wcopyfind, dan sebagainya. Penggunaan aplikasi Zotero, Endnote dan aplikasi sejenis untuk pengelolaan

sitiran dan daftar referensi. Tips menulis, agar terhindar dari plagiarisme

Tentukan buku yang hendak anda baca Sediakan beberapa kertas kecil (seukuran saku) dan satukan dengan

penjepit. Tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, jumlah

halaman pada kertas kecil paling depan Sembari membaca buku, salin ide utama yang anda dapatkan pada kertas-

kertas kecil tersebut. Setelah selesai membaca buku, anda fokus pada catatan anda Ketika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari buku yang telah anda

baca, fokuslah pada kertas catatan. Kembangkan kalimat anda sendiri dari catatan yang anda buat

Salah satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam menghindari plagiarisme adalah dengan membuat sitasi, atau penulisan sumber yang digunakan dalam

Page 10: Jawaban Metopen Part 1

karya tulis kita. Sitasi tersebut dibagi menjadi dua macam, yang keduanya saling berkaitan satu sama lainnya.

Sitasi dalam Teks Mencantumkan nama pemilik ide, teori, pendapat orang lain langsung dalam teks yang kita tulis dimana buah pikiran berupa ide, pendapat, ataupun teori orang lain tersebut kita gunakan. Pencantuman dilakukan dengan berbagai macam cara seprti menuliskan nama lengkap, tahun dari sumber tersebut, serta halamannya, ataupun dengan metode lain seperti hanya mencantumkan nama belakang serta halamannya saja. Apabila sitasi yang yang kita lakukan berasal dari sumber di dunia maya (website ataupun blog), dapat dilakukan dengan mencantumkan nama pencipta jika ada, disertai dengan alamt lengkap (link) dari sumber tersebut.

Daftar Pustaka Pencantuman sumber dari karya cipta yang kita gunakan dapat dilakukan di akhir karya tulis berupa daftar pustaka, dengan menuliskan secara detail sumber yang kita gunakan dalam sitasi. Untuk teknisnya kurang lebih hampir sama dengan sitasi langsung dalam teks, hanya saja sumber dituliskan lebih detail, meliputi nama pengarang, tahun penulisan, judul karya tulis, penerbit serta lokasi penerbitannya jika karya tulis tersebut berupa cetakan (print out)